Faktor Yang Mempengaruhi Hilirisasi Karet

5
Karet merupakan komoditas utama perkebunan yang penting karena berkontribusi signifikan sebagai sumber devisa non migas. Hal ini tercermin pada Nilai Eksportasi secara kumulatif, dimana ekspor komoditas andalan pertanian Indonesia periode tahun 2010-2013 didominasi oleh kelapa sawit kemudian diikuti dengan karet yang mencapai 29,79 miliar US$ dengan volume 9,82 juta ton. Tingkat pertumbuhan ekspor karet periode 2010-2013 rata-rata mencapai 26,03% per tahun. Diungkapkan Pusat Penilitian Karet, Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara produsen utama karet di dunia. Indonesia memiliki luas area karet mencapai 3,44 juta ha dengan 85% merupakan perkebunan karet rakyat. Hal ini mengisyaratkan potensi Indonesia sebagai produsen utama dalam beberapa dekade mendatang. Tabel 1. Ekspor Komoditas Andalan Pertanian Indonesia Periode Tahun 2010-2013 Sumber: Jurnal Kemenperin Melalui pengembangan industri karet dan barang karet, tidak hanya karet mentah yang dapat dihasilkan namun juga beragam produk yg memiliki value added. Di bawah ini disajikan pohon industri karet alam, yang menggambarkan aktivitas produksi karet

description

karet

Transcript of Faktor Yang Mempengaruhi Hilirisasi Karet

Page 1: Faktor Yang Mempengaruhi Hilirisasi Karet

Karet merupakan komoditas utama perkebunan yang penting karena berkontribusi signifikan sebagai sumber devisa non migas. Hal ini tercermin pada Nilai Eksportasi secara kumulatif, dimana ekspor komoditas andalan pertanian Indonesia periode tahun 2010-2013 didominasi oleh kelapa sawit kemudian diikuti dengan karet yang mencapai 29,79 miliar US$ dengan volume 9,82 juta ton. Tingkat pertumbuhan ekspor karet periode 2010-2013 rata-rata mencapai 26,03% per tahun. Diungkapkan Pusat Penilitian Karet, Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara produsen utama karet di dunia. Indonesia memiliki luas area karet mencapai 3,44 juta ha dengan 85% merupakan perkebunan karet rakyat. Hal ini mengisyaratkan potensi Indonesia sebagai produsen utama dalam beberapa dekade mendatang.

Tabel 1. Ekspor Komoditas Andalan Pertanian Indonesia Periode Tahun 2010-2013

Sumber: Jurnal Kemenperin

Melalui pengembangan industri karet dan barang karet, tidak hanya karet mentah yang dapat dihasilkan namun juga beragam produk yg memiliki value added. Di bawah ini disajikan pohon industri karet alam, yang menggambarkan aktivitas produksi karet dari bahan baku menjadi barang jadi dan setengah jadi. Ketua Dewan Karet Indonesia, Aziz Pane, Mengatakan bahwa baru sekitar 500.000-600.000 ton yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan ban oleh pabrik-pabrik di dalam negeri. Sedangakan sisa produksi yang masih berupa bahan olah karet (bokar) di ekspor ke Amerika, Eropa dan Asia. Beliau juga menambahkan bahwa sebenarnya terdapat peluang besar untuk mendapatkan produk yang bernilai tambah pada komoditas ini, sehingga banyak industri yang dapat memanfaatkan bahan olah karet untuk produknya, misalnya industri mainan anak.

Page 2: Faktor Yang Mempengaruhi Hilirisasi Karet

Gambar 1. Pohon Industri Karet Alam

Sumber: Kemenperin

Agar produk karet tidak hanya dijual/ diekspor secara langsung,semua pihak baik pemerintah, BUMN, swasta dan masyarakat ikut berperan dan bertanggung jawab bersama, sehingga produk karet dapat diolah terlebih dahulu dan memberikan nilai tambah. Nilai tambah yang besar atas produk karet dapat berperan dalam meningkatkan pendapatan nasional. Pendapatan nasional meningkat mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang besar, yang tentu saja berdampak pada peningkatan lapangan usaha, pendatan masyarakat dan berujung pada kesejahteraan masyarakat.

Karet alam menghasilkan getah karet (lateks) yang kemudian digunakan sebagai bahan baku pabrik crumb rubber (karet remah) oleh berbagai industri hilir, seperti ban, bola, sepatu, karet, baju, sarung tangan, karet gelang, swim suite, mainan dan produk hilir lainnya.

Page 3: Faktor Yang Mempengaruhi Hilirisasi Karet

Gambar 2. Rantai Industri Karet

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan Hilirisasi karet :

1. Infrastruktur membangun jembatan, transportasi, pelabuhan, perbaikan jalan, komunikasi, sumber energi listrik dan kawasan industri terpadu

2. Investasi industri hilir tidak lagi berpusat di jawa, melainkan berkembang di Sumatera yang memiliki banyak daerah penghasil karet

3. Badan Penelitian dan Pengembangan pengembangan dan pelayanan teknologi, informasi, sertifikasi di bidang karet, termasuk inovasi, perumusan teknologi dan transfer teknologi

4. Sumber Daya Manusia berdampak pada kualitas produksi, memberikan penyuluhan, pendidikan dan keahlian

5. Kelompok Petani Produsen mendirikan koperasi di sentra-sentra perkebunan karet rakyat

6. Regulator sistem birokrasi, perijinan, peraturan. Contoh: Pembatalan sebagian Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2007 mengenai pengenaan PPN untuk produk pertanian meliputi hortikultura, produk perkebunan dan hasil hutan. Hal ini akan menghambat upaya hilirisasi. Untuk produk pertanian yang akan diekspor dikenakan tarif PPN sebesar 10%, sebaliknya untuk produksi di dalam negeri dikenakan PPN 10%.

Page 4: Faktor Yang Mempengaruhi Hilirisasi Karet