HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

27
HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG 1 Disampaikan oleh : Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Jakarta, 16 Februari 2016

Transcript of HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

Page 1: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI

BERBASIS MINERAL TAMBANG

1

Disampaikan oleh : Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

Jakarta, 16 Februari 2016

Page 2: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

TOPIK BAHASAN

PENDAHULUAN

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN INDUSTRI

PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI LOGAM

ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI

EXECUTIVE SUMMARY ROADMAP INDUSTRI LOGAM

2

A

B

C

D

E

Page 3: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

3

• Dari perspektif ekonomi, besi baja merupakan logam dasar paling utama,

dengan nilai penjualan global sebesar USD 225 Miliar per tahun. Produsen

utama besi baja adalah Tiongkok yang memberikan kontribusi sebesar 50%

produksi dunia, yang kemudian diikuti Jepang, USA dan India.

• Industri logam tembaga (copper) berada di peringkat 2 sebagai logam dasar

utama, dengan nilai penjualan global mencapai USD 130 miliar per tahun.

Produsen tembaga terbesar berasal dari Chili, yang diikuti Tiongkok dan Peru.

• Aluminium berada di peringkat ke 3 sebagai logam dasar utama, dengan nilai

penjualan global USD 90 miliar per tahun. Produsen utama berasal dari

Tiongkok, diikuti Rusia, Kanada, dan Uni Emirat Arab.

• Nikel berada di peringkat ke 4, dengan nilai penjualan global USD 40 miliar per

tahun. Nikel digunakan sebagai paduan untuk membuat Stainless steel.

Produsen utama berasal dari Brazil diikuti oleh Rusia. Sumber: World Economy Outlook , IMF (Oct ’15)

No Jenis Logam Produksi tahun 2015

(dalam Juta)

1 Iron Ore 3,000

2 Aluminium 49.3

3 Copper 18.7

4 Nickel 2.40

Share Persentase Produksi Logam Dunia Share Persentase Konsumsi Logam Dunia

PERKEMBANGAN INDUSTRI LOGAM DASAR DUNIA

PENDAHULUAN A

Page 4: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

PENDAHULUAN (Lanjutan..) A

Potensi Mineral Logam Indonesia

Pasir Besi : 2,05 Miliar ton

Bijih Besi: 935 Juta Ton

Bijih Bauksit: 918 Juta Ton

Bijih Tembaga : 23,8 Miliar ton

Bijih Nikel : 1,5 Miliar ton

Sumber: Kajian Roadmap Industri Logam

Page 5: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

5

PENDAHULUAN (Lanjutan..) A

12.36

6.02

2.17

9.01

6.53

6.17 6.03

5.58

5.02 4.86

7.46 6.98

5.45

5.61 5.25

0

2

4

6

8

10

12

14

2011 2012 2013 2014 2015 (Prognosa)

Industri Logam Ekonomi Nasional Industri Non Migas

No. Uraian Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 Trend (%)

(2010-14)

2015

Smt. 1

2015

Prognosa

1 Jumlah Perusahaan Unit 988 1,005 1,036 1,131 1,369 8.01 - -

2 Jumlah Tenaga Kerja Orang 226,206 229,232 230,797 280,791 342,718 10.89 366,396 430,529

3 Utilisasi * % 63.10 66.92 67.60 69.54 65.39 66.51 67.46 67.46

4 Ekspor Juta USD 10,736.5 12,508.3 9,998.5 9,168.0 9,748.6 -4.91 4,445.2 8,865.5

5 Impor Juta USD 13,555.8 17,243.9 20,417.0 19,345.0 17,436.9 6.38 7,612.0 14,643.7

6

Total Investasi

(1 US$ : Rp 9.000-Rp.

13.866)

Triliun Rp. 75.6 77.8 79.6 105.4 143.6 17.19 163.1 211.4

a. Investasi dalam USD Juta USD 5,729.8 5,871.2 5,927.6 7,735.4 9,147.2 12.88 9,680.1 12,097.6

b. Investasi dalam Rp. Miliar Rp. 24,036.2 24,983.2 26,253.7 31,907.9 36,199.4 11.22 36,602.0 43,634.4

Catatan : *) Angka Utilisasi pada kolom Trend (%) (2010-2014) adalah angka rata-rata (2010-2014)

Kinerja Industri Logam

Page 6: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

Industri Pangan

Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan

Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka

Industri Alat Transportasi

Industri Elektronika dan Telematika / ICT

Industri Pembangkit Energi

Industri Barang Modal, Komponen, Bahan

Penolong dan Jasa Industri

Industri Hulu Agro

Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam

Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan

Batubara

INDUSTRI PRIORITAS TAHUN 2015-2035

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN INDUSTRI B

6

Page 7: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

Industri Hulu Agro Industri Hulu

Mineral Tambang Industri Hulu Migas dan Batubara

Industri Barang Modal

Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat

Kesehatan

Industri Alat Transportasi

Industri Elektronika &

Telematika

Prasyarat

Industri Pendukung

Industri Andalan

Modal Dasar

Industri Tekstil dan Alas Kaki & Aneka

Industri Komponen

VISI & MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL

Industri Bahan Penolong & Aksesoris

Industri Pangan

Pembiayaan Infrastruktur Kebijakan & Regulasi

Teknologi, Inovasi & Kreativitas Sumber Daya Alam Sumber Daya Manusia

Industri Pembangkit

Energi

Industri Hulu

BANGUN INDUSTRI NASIONAL

7

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

INDUSTRI B

7

Page 8: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

INDUSTRI BESI BAJA

INDUSTRI ALUMINIUM

INDUSTRI TEMBAGA

INDUSTRI NIKEL

8

PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI LOGAM C

Komoditas Utama dalam Program hilirisasi industr

Page 9: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

9 9 9

POHON INDUSTRI BESI BAJA

Pig Iron

C PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI LOGAM (Lanjutan)

Page 10: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

10 10

Al Round Bar

Al Square Bar

Al Flat Bar

Al Tube

Al Sheet

Al Rod

Ladders

High Pressure Gas Cylinder

Sporting Goods

Machined Components

Road Barriers & Signs

Furniture

Lithographic Printing Plates

Bauxite Bayer

Process

Hall-Heroult Process

Al Ingot Alumina

Al Scrap

Mining Ore Smelting Forming Application

Available in Indonesia

Not Available in Indonesia

10

POHON INDUSTRI ALUMINIUM

C PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI LOGAM (Lanjutan)

Page 11: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

11 11

Available in Indonesia

Not Available in Indonesia

Mining & Smelting Ore Forming Application

11

POHON INDUSTRI TEMBAGA

C PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI LOGAM (Lanjutan)

Page 12: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

12 12

Available in Indonesia

Not Available in Indonesia

Mining & Smelting Ore Forming Application

12

POHON INDUSTRI NIKEL

C PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI LOGAM (Lanjutan)

Page 13: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

13 13

10,84 Juta Ton

14,84 Juta Ton

20,84 Juta Ton

10,29 Juta Ton

14,57 Juta Ton

19,12 Juta Ton

– 0, 55 Juta Ton – 0, 26 Juta Ton

– 1, 71 Juta Ton

-5

0

5

10

15

20

25

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

Juta

Ton

KEBUTUHAN DAN PASOKAN BAJA (CRUDE STEEL)

Produksi Demand Impor

Penambahan kapasitas produksi 4 juta ton dan tambahan energi 374

MW

Penambahan kapasitas produksi 4 juta ton dan

tambahan energi 320 MW

Taget penambahan kapasitas produksi 6 juta ton dan

tambahan energi 480 MW

ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI D

*)Dengan adanya penambahan investasi baru 13

Page 14: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

14 14

ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI

1. Pada tahun 2015, KS Posco mulai berproduksi dengan kapasitas 3 juta ton crude steel dan peningkatan kapasitas produksi KS sebesar 1 juta ton crude steel, sehingga menambah kapasitas produksi domestik menjadi 10,84 Juta Ton.

2. Pada Tahun 2020 ditargetkan penambahan kapasitas sebesar 4 Juta Ton dari perluasan PT. Krakatau Posco tahap II (3 Juta Ton) dan pengolahan produk yang dihasilkan PT. Jogja Magasa Iron (1 juta Ton), sehingga menambah kapasitas produksi domestik menjadi

3. Pada Tahun 2025 ditargetkan tambahan produksi 6 Juta Ton untuk memenuhi kebutuhan crude steel pada tahun 2025 yang diperkirakan mencapai 20 Juta Ton.

4. Total Investasi yang dibutuhkan s.d tahun 2025 guna membangun fasilitas smelter industri besi baja dengan total kapasitas 14 Juta Ton adalah USD ± 14 miliar atau setara Rp 140 Triliun.

5. Total Kebutuhan Energi s.d tahun 2025 guna membangun fasilitas smelter industri besi baja dengan total kapasitas 14 Juta Ton adalah sebesar 1.174 MW.

6. Untuk memenuhi demand produk besi/baja dari tahun 2013 s/d tahun 2025 dengan mengoptimalkan bahan baku dari dalam negeri, diperkirakan setidaknya harus membutuhkan bahan baku bijih besi sebesar 250 juta ton dan pasir besi sebesar 110 juta ton.

PENJELASAN KEBUTUHAN DAN PASOKAN BAJA

D

14

Page 15: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

15

Sumber daya : bijih besi (712 juta ton); Pasir besi ( 2 milyar ton)

Cadangan : Bijih besi (65 juta ton) ; Pasir besi (173 juta ton)

Produksi: No. 16 di dunia (2011)

LOGAM

PRODUK ANTARA DAN HILIR

Produksi Baja : 6 Juta Ton Konsumsi Domestik : 8,6

Juta Ton (2012)

KONSUMSI PER KAPITA

Saat ini: 29.6 kg (2012) Target : 70 kg (2025)

BIJIH BESI/PASIR BESI

POTRET INDUSTRI SEKTOR INDUSTRI PENGGERAK

KONSTRUKSI BANGUNAN

INFRASTRUKTUR ENERGI

TRANSPORTASI

Didominasi oleh kebutuhan untuk pembangunan infrastruktur dan konstruksi bangunan

Utamanya digunakan pada pipa industri Minyak, Gas, Geothermal

Pertumbuhan 10% per tahun Ekspor produk 200 ribu ton

Impor produk 2,02 juta ton (2012)

Terutama untuk industri pembuatan mobil dan perkapalan Pertumbuhan 12% per tahun

GAMBARAN INDUSTRI BESI BAJA

ENGINEERING PROCUREMENT CONSTRUCTION Utamanya digunakan untuk produk – produk engineering Pertumbuhan 10% per tahun

15

Page 16: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

16 16

0,32 Juta Ton

1,5 Juta Ton

2,5 Juta Ton

3,5 Juta Ton

0,99 Juta Ton

1,48 Juta Ton

2,19 Juta Ton

2,73 Juta Ton

0,67 Juta Ton

– 0,011 Juta Ton – 0,31 Juta Ton

– 0,76 Juta Ton

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

Juta

To

n

KEBUTUHAN DAN PASOKAN ALUMINIUM

Produksi Demand Impor

Penambahan kapasitas produksi 1,1 juta ton dan tambahan energi 224 MW

Penambahan kapasitas produksi 1 juta ton dan tambahan energi 3776

MW

Target penambahan kapasitas 1 juta ton dan tambahan energi 6.400 MW

ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI D

*)Dengan adanya penambahan investasi baru 16

Page 17: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

17 17

ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI

1. Demand sampai tahun 2025 diperkirakan sebesar 2,73 Juta Ton, dengan produksi dalam negeri sebesar 0,25 Juta Ton pada tahun 2013 maka dibutuhkan minimal 2,5 Juta Tambahan produksi dalam jangka waktu 12 tahun

2. Sampai tahun 2017 terdapat tambahan kapasitas produksi 0,15 Juta Ton dari PT. Inalum.

3. Pada tahun 2016, terdapat penambahan fasilitas pengolahan bauksit menjadi alumina (PT. Harvest sebesar 1 juta ton dan PT. Antam sebesar 1,2 juta ton), ditargetkan pada tahun 2018 sudah mendirikan smelter untuk mengolah alumina tersebut untuk menghasilkan aluminium ingot sebesar 1,1 juta ton.

4. Untuk memenuhi demand yang ada :

• pada tahun 2022 ditargetkan sudah membangun tambahan smelter dengan kapasitas 1 juta ton.

• Pada Tahun 2025 ditargetkan juga menambah kapasitas smelter sebesar 1 juta ton.

Sehingga bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri dan terdapat kelebihan supply yang dapat diekspor.

5. Guna memenuhi kebutuhan energi atas pembangunan smelter dengan kapasitas total 3,5 juta ton pada tahun 2025 maka dibutuhkan kepastian supply energi listrik sebesar 11.200 Mega Watt (asumsi : untuk menghasilkan 1000 ton Al ingot membutuhkan 3 MW dan 1000 ton Alumina membutuhkan 0,32 MW).

6. Untuk memenuhi kebutuhan demand produk Aluminium (Al Ingot) dari tahun 2013 s/d tahun 2025 dengan mengoptimalkan bahan baku dari dalam negeri, diperkirakan setidaknya harus membutuhkan bahan baku bauksit sebesar 74,4 Juta Ton.

PENJELASAN KEBUTUHAN DAN PASOKAN ALUMINIUM

D

17

Page 18: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

18

Cadangan: No. 15 di dunia (2010).

Sumber daya : 971 juta ton

Cadangan : 432 juta ton Produksi: No. 3 di dunia

(2011). LOGAM

PRODUK ANTARA DAN HILIR

Produksi Aluminium Primer : 250.000 Ton

Konsumsi Domestik :700.000 Ton (2012)

Ekspor produk 17.000 ton Impor produk 20.000 ton

(2012)

KONSUMSI PER KAPITA

Saat ini: 2.9 kg (2012) Target :10 kg (2025)

BIJIH BAUKSIT

POTRET INDUSTRI

KONSTRUKSI

LISTRIK

TELEKOMUNIKASI

TRANSPORTASI

Didominasi industri mobil dan sepeda motor Konsumsi :400,000 ton per tahun Pertumbuhan 10% Per Tahun

Aplikasi fasad untuk perumahan dan bangunan tinggi Konsumsi billet Aluminium sebesar 150.000 ton per tahun Pertumbuhan 12 - 15% per tahun

Digunakan terutama dalam Transmisi Listrik Konsumsi : 150.000 ton per tahun Pertumbuhan 10% per tahun

Kabel aluminium untuk telekomunikasi Saat ini jumlahnya belum signifikan, namun terus tumbuh

SEKTOR INDUSTRI PENGGERAK

GAMBARAN INDUSTRI ALUMINIUM

18

Page 19: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

19 19

0,78 Juta Ton

1,18 Juta Ton

1,58 Juta Ton

0,52 Juta Ton

0,94 Juta Ton

1,37 Juta Ton

– 0,26 Juta Ton – 0,24 Juta Ton

– 0,21 Juta Ton

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

Juta

Ton

KEBUTUHAN DAN PASOKAN TEMBAGA

Produksi Demand Impor

Target penambahan kapasitas produksi 400 ribu ton dan tambahan energi 120 MW

Penambahan kapasitas produksi 400 ribu ton dan tambahan energi 120 MW

Penambahan kapasitas produksi 600 ribu ton dan tambahan

energi 180 MW

D ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI

*)Dengan adanya penambahan investasi baru 19

Page 20: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

20 20

ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI

1. Demand sampai tahun 2025 diperkirakan sebesar 1,37 Juta Ton, dengan produksi dalam negeri sebesar 0,18 Juta Ton pada tahun 2013 maka dibutuhkan minimal 1,19 Juta Tambahan produksi dalam jangka waktu 12 tahun.

2. Untuk memenuhi demand yang ada :

• pada tahun 2020 ditargetkan sudah membangun tambahan smelter dengan kapasitas 400 ribu ton.

• Pada Tahun 2025 ditargetkan juga menambah kapasitas smelter dengan kapasitas 400 ribu ton.

Sehingga bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri dan terdapat kelebihan supply yang dapat diekspor.

4. Guna memenuhi kebutuhan energi atas pembangunan smelter tembaga dengan kapasitas total 1,5 juta ton pada tahun 2025 maka dibutuhkan kepastian supply energi setara energi listrik sebesar 475 Mega Watt.

5. Untuk memenuhi kebutuhan demand produk Tembaga (Katoda Tembaga) dari tahun 2013 s/d tahun 2025 dengan mengoptimalkan bahan baku dari dalam negeri, diperkirakan setidaknya harus membutuhkan bahan baku bijih tembaga sebesar 202 Juta Ton.

Penjelasan Kebutuhan dan PasokanTembaga [Dengan adanya penambahan investasi baru]

D

20

Page 21: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

21

Cadangan: No. 9 di dunia (2011).

Sumber daya : 17 milyar Cadangan : 3 milyar ton Produksi: No. 8 di dunia

(2011).

LOGAM Produksi Copper Cathode

: 280,000 Ton Konsumsi Domestik :

350,000 Ton

KONSUMSI PER KAPITA

Saat ini: 1.2 kg (2012) Target : 5 kg (2025)

BIJIH TEMBAGA

POTRET INDUSTRI

ALAT – ALAT ELEKTRONIKA

LISTRIK & ENERGI

SANITARY

TRANSPORTASI

Terutama untuk pembuatan mobil Pertumbuhan 12% per tahun

Terutama digunakan untuk heat exchanger (penghantar panas) Pertumbuhan : 12 – 15% per tahun

Utamanya digunakan untuk Distribusi Listrik Pertumbuhan: 10% per tahun

Penggunaan untuk Pipa dan Keran Perumahan Saat ini belum signifikan

Ekspor produk 180,000 ton

Impor produk 4,000 ton (2012)

SEKTOR INDUSTRI PENGGERAK

PRODUK ANTARA DAN HILIR

GAMBARAN INDUSTRI TEMBAGA

21

Page 22: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

22 22

ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI

Penambahan kapasitas produksi ferronickel 300 ribu ton dan tambahan energi 300 MW

Penambahan kapasitas produksi ferronickel 400 ribu ton; 600 ribu ton stainless steel dan tambahan

energi 520 MW

Penambahan kapasitas produksi ferronickel 200 ribu ton dan tambahan energi 200 MW

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

Ton

Tahun

KEBUTUHAN DAN PASOKAN STAINLESS STEEL

Produksi (nickel) Demand Produksi stainless steel

D

22

Page 23: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

23 23

ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI

1. Demand stainless steel sampai tahun 2025 diperkirakan sebesar 410 Ribu Ton, dengan produksi ferronickel dalam negeri sebesar 180 Ribu Ton pada tahun 2013 maka dibutuhkan minimal 720 Ribu Ton tambahan produksi dalam jangka waktu 12 tahun.

2. Untuk memenuhi demand yang ada pada tahun 2025 ditargetkan sudah membangun tambahan smelter dengan tambahan kapasitas 1,68 juta ton, dengan rincian

• Pada tahun 2014, terdapat tambahan kapasitas poduksi ferronickel PT. Feni Haltim sebesar 300 Ribu Ton dan PT. Bumi Selaras sebesar 600 Ribu Ton

• Pada tahun 2015, terdapat tambahan kapasitas poduksi ferronickel PT. Weda Bay Nickel sebesar 600 Ribu Ton.

• Ditargetkan hingga tahun 2025, terdapat penambahan investasi pada industri ferronickel 300 Ribu Ton diantaranya dari perluasan kapasitas produksi PT. Antam Unit Pomalaa sebesar 100.000 Ton, investasi baru PT. Multi Baja sebesar 100 Ribu Ton dan investor lainnya sebesar 190 Ribu Ton

• Direncanakan PT. Antam akan membangun pabrik stainless steel pada tahun 2020 dengan kapasitas produksi sebesar 600 Ribu Ton

3. Guna memenuhi kebutuhan energi atas pembangunan smelter ferronickel dan pabrik stainless steel pada tahun 2025 maka dibutuhkan kepastian supply energi setara energi listrik sebesar 1.020 MW.

4. Untuk memenuhi kebutuhan demand produk Stainless Steel dari tahun 2013 s/d tahun 2025 dengan mengoptimalkan bahan baku dari dalam negeri, diperkirakan setidaknya harus membutuhkan bahan baku bijih nikel sebesar 80 Juta Ton

PENJELASAN KEBUTUHAN DAN PASOKAN STAINLESS STEEL

D

23

Page 24: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

24

Cadangan No. 6 di dunia

Sumber daya : 3 milyar ton

Cadangan : 1 milyar ton Produksi No. 2 di dunia

(2011). LOGAM Produksi Ferro Nickel :

180,000 Ton Konsumsi Domestik (stainless

steel) : 150,000 Ton 98% Produksi Ferro Nickel

digunakan dalam industri stainless steel

KONSUMSI PER KAPITA

BIJIH NIKEL

POTRET INDUSTRI

HOME APPLIANCES

ALAT – ALAT KESEHATAN

TRANSPORTASI

Ekspor produk 7.200 ton Impor produk 1.200 ton

(2012)

Stainless Steel: 0.6 kg Target : 1.5 kg (2025)

SEKTOR INDUSTRI PENGGERAK

Terutama untuk industri pembuatan mobil Konsumsi: 100.000 ton per tahun Pertumbuhan 12% per tahun

Terutama digunakan untuk peralatan yang memprioritaskan sterilisasi

Pertumbuhan 10% per tahun

Terutama digunakan untuk alat – alat rumah tangga Pertumbuhan : 10% per tahun

PRODUK ANTARA DAN HILIR

GAMBARAN INDUSTRI NIKEL

24

Page 25: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

25 25

INDUSTRI BESI BAJA Proyeksi konsumsi baja (crude steel) pada tahun 2025 sebesar 70 kg perkapita, meningkat hampir dua kali lipat

dibandingkan konsumsi saat ini sebesar 36 kg perkapita.

Faktor penggerak cabang industri baja adalah sektor transportasi, konstruksi bangunan, permesinan, infrastruktur,

kemasan dan energi.

Tahun 2013 ini produksi crude steel dalam negeri sekitar 6,8 juta ton, sehingga dengan target konsumsi 70 kg

perkapita kebutuhan baja kasar yang akan mencapai 20 juta ton, memerlukan tambahan produksi sebesar 14 juta

ton.

Pada tahun 2015 akan terdapat tambahan kapasitas sekitar 4 juta ton crude steel yang diperoleh dari PT. Krakatau

Posco, PT. Indoferro dan PT. Meratus Jaya Iron & Steel.

Target tambahan kapasitas produksi berikutnya sebesar 10 juta ton. Sehingga sampai tahun 2025 akan

memerlukan bijih besi sebesar 250 juta ton dan pasir besi sebesar 110 juta ton.

Untuk mencapai target kebutuhan di tahun 2025 diperlukan tambahan energi sebesar 1.120 MW dan investasi

sebesar Rp. 140 triliun. MW dan investasi sebesar Rp. 186 triliun

INDUSTRI ALUMINIUM Proyeksi konsumsi (ingot) pada tahun 2025 sebesar 10 kg perkapita, meningkat lebih dari tiga kali lipat

dibandingkan konsumsi saat ini sebesar 2,9 kg perkapita.

Faktor penggerak cabang industri aluminium adalah sektor transportasi, konstruksi bangunan, permesinan,

infrastruktur, energi, listrik, telekomunikasi, dan kemasan.

Tahun 2013 produksi aluminium dalam negeri sekitar 250 ribu ton, sehingga dengan target konsumsi 10 kg

perkapita kebutuhan aluminium akan mencapai 2,73 juta ton, memerlukan tambahan produksi sebesar 3,1 juta ton.

Pada tahun 2018 diproyeksikan akan terdapat tambahan kapasitas sebesar 1,1 juta ton yang akan menyerap

alumina produksi dari PT. Antam dan PT. Well Harvest Winning. Target tambahan kapasitas berikutnya sebesar 2

juta ton.

Sehingga sampai tahun 2025 akan memerlukan bauksit sebesar 74,4 Juta Ton. Untuk mencapai target kebutuhan

di tahun 2025 diperlukan tambahan energi sebesar 10.176 MW dan investasi sebesar Rp. 186 triliun.

EXECUTIVE SUMMARY ROADMAP INDUSTRI LOGAM E

Page 26: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

26 26

INDUSTRI NIKEL Proyeksi konsumsi pada tahun 2025 dalam bentuk stainless steel sebesar 1,5 kg perkapita, meningkat hampir tiga

kali lipat dibandingkan konsumsi saat ini 0,6 kg perkapita.

Faktor penggerak cabang industri pengolah nikel adalah sektor transportasi, alat rumah tangga, alat kesehatan,

dan konstruksi.

Tahun 2013 produksi nikel dalam ferronickel sebesar 18 ribu ton, sehingga dengan target konsumsi stainless steel

1,5 kg per kapita kebutuhan stainless steel akan mencapai 400 ribu ton. Hal ini sesuai dengan rencana PT Antam

yang akan membangun pabrik stainless steel pada tahun 2020 dengan kapasitas 600 ribu ton. Adapun rencana

investasi yang akan membangun smelter ferronickel adalah PT. Bumi Makmur Selaras, PT. Feni Haltim, PT.

Antam, PT. Weda Bay Nickel dan PT.Multi Baja Selaras dengan kapasitas total sebesar 1,3 juta ton dan

diproyeksikan akan terdapat investasi lain sebesar 200 ribu ton sampai tahun 2025.

Sehingga sampai tahun 2025 memerlukan bijih nikel sebesar 80 juta ton, dengan tambahan energi sebesar 900

MW dan investasi sebesar Rp. 72 trilliun.

INDUSTRI TEMBAGA Proyeksi konsumsi copper cathode pada tahun 2025 sebesar 5 kg perkapita, meningkat lebih dari dua kali lipat

dibandingkan konsumsi saat ini adalah 2,2 kg perkapita. Faktor penggerak cabang industri tembaga adalah sektor

transportasi, elektronik, listrik, dan energi.

Tahun 2013 produksi tembaga (copper cathode) sebesar 280 ribu ton, sehingga dengan target konsumsi 5 kg

perkapita kebutuhan tembaga akan mencapai 1,37 juta ton, memerlukan tambahan produksi sebesar 1,19 juta ton.

Rencana investasi dalam smelter tembaga adalah PT. Indovasi, PT Nusantara Smelting Corporation, dan PT

Indosmelt dengan kapasitas total sebesar 500 ribu ton dan diproyeksikan akan terdapat investasi lain 900 ribu ton

hingga tahun 2025. Sehingga sampai tahun 2025 akan memerlukan bijih tembaga sebesar 202 Juta Ton.

Untuk mencapai target kebutuhan di tahun 2025 diperlukan tambahan energi sebesar 330 MW dan investasi

sebesar Rp. 110 triliun.

EXECUTIVE SUMMARY ROADMAP (Lanjutan..) E

Page 27: HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL …

Terima Kasih