Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA....

72
LAPORAN KASUS “HNP DENGAN KOINSIDENSI TUMOR SPINAL” Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Saraf Diajukan Kepada: Pembimbing: dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, MSc Disusun Oleh: Fatimah Nur Janah 1610221007 KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

Transcript of Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA....

Page 1: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

LAPORAN KASUS

“HNP DENGAN KOINSIDENSI TUMOR SPINAL”

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Bagian Saraf

Diajukan Kepada:

Pembimbing: dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, MSc

Disusun Oleh:

Fatimah Nur Janah 1610221007

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

2018

Page 2: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

1. Nama : Ny. T

2. Umur : 51 tahun

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat : Kalibendo 4/1 Candi, Bandungan

6. Pekerjaan : Ibu rumah tangga dengan aktivitas ringan

7. Pendidikan : SMA

8. Status : Menikah

9. No CM : 148xxx-20xx

10. Tanggal pemeriksaan:23 September 200018 di poli saraf RSUD Ambarawa

B. DATA DASAR

Dilakukan autoanamnesis, 30 September 2018 di rumah pasien.

1. Keluhan Utama : kedua kaki tidak terasa

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Kira-kira 6 tahun sebelum pemeriksaan, Ny. T usia 51 tahun mengeluh nyeri

pada pinggang kanan. Bila diberi skala nyeri, pasien memberikan skala 5 pada nyeri

yang dirasakannya. Nyeri muncul diperberat saat pasien kelelahan dan terasa

dingin. Keluhan nyeri menjalar sampai ke tungkai atas dan tungkai bawah kaki

kanan bagian luar pasien. Pasien berobat ke DKT dan dikatakan mengalami syaraf

kejepit. Pasien berobat selama 2 tahun tetapi tidak ada perubahan. Kedua kaki dapat

bergerak. Keluhan tidak disertai rasa baal/kurang terasa, pegal-pegal pada

punggung bagian bawah (-), sesak napas (-), sulit BAK (-), tidak ada gangguan

BAB, kesemutan (-). Pasien kooperatif dan tidak ditemukan adanya disorientasi,

penurunan kesadaran, kejang dan bicara pelo.

Setelah itu 3 tahun yang lalu, pasien merasakan nyeri pada kedua kaki, kaki

terasa kesemutan dan pasien merasa kakinya melemah. Keluhan dirasakan hilang

timbul, berlangsung selama beberapa menit kemudian hilang, membaik saat pasien

beristirahat dan memburuk ketika pasien beraktivitas berat dan kelelahan. Pasien

mengaku mengkonsumsi jamu dan madu sebanyak 2 kali sehari selama 3 bulan

untuk mengurangi rasa sakit. Pasien tidak dapat melakukan pekerjaannya dan

keluhan ini sangat mengganggu aktivitas dan kualitas tidurnya. Akhirnya pasien

1

Page 3: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

memutuskan untuk berobat ke dokter ahli syaraf di daerah Ungaran dan dikatakan

pasien mengalami syaraf kejepit. Pasien juga merasa tidak mengalami perubahan.

Keluhan tidak disertai rasa baal/kurang terasa, pegal-pegal pada punggung bagian

bawah (-), sesak napas (-), sulit BAK (-), tidak ada gangguan BAB. Pasien

kooperatif dan tidak ditemukan adanya disorientasi, penurunan kesadaran dan

bicara pelo.

Sekitar 3 bulan yang lalu, pasien berobat ke poli syaraf RSUD Ambarawa

dengan keluhan nyeri pada pinggang yang menjalar ke kedua kaki dan terasa

kesemutan pada kedua kaki, pasien merasa sulit untuk berjalan, pasien juga

mengeluhkan penurunan berat badan dari berat badan awal sekitar 56 kg sekarang

berat badan sekitar 45 kg. Pasien merasakan nafsu makan berkurang. Saat di Poli

Syaraf RSUD Ambarawa dilakukan rontgen vertebra lumbosacral dan pasien

didiagnosis paraparese inferior, akhirnya diputuskan untuk di rujuk ke RS

dr.Kariadi untuk menjalani pengobatan lebih lanjut dan MRI. Di RS dr. Kariadi di

diagnosis dengan tumor spinal, Pengobatan yang sudah dilakukan adalah operasi

untuk pengangkatan tumor spinal serta obat pasca operasi yang diberikan adalah

Gabapentin, natrium diklofenak, Vit B1,B6,B12, fisioterapi.

Pasien kontrol kembali ke poli syaraf RSUD Ambarawa (23 September

2018) dengan keluhan kedua kaki pasien mulai dari paha sampai telapak kaki tidak

terasa dan nyeri, pasien tidak bisa berjalan post operasi. Nyeri dirasakan hilang

timbul dan biasanya timbul saat malam hari. Pasien merasa BAK dan BAB tidak

dapat terkontrol. Pasien masih menjalani fisioterapi rutin sampai saat ini. Pasien

kooperatif dan tidak ditemukan adanya disorientasi, penurunan kesadaran, kejang

dan bicara pelo.

3. Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat keluhan serupa : disangkal

Riwayat Hipertensi : disangkal

Riwayat tumor, kanker : disangkal

Riwayat trauma : diakui 6 tahun yang lalu, pasien terpeleset dan jatuh

terduduk

4. Riwayat Penyakit Keluarga       :

Riwayat keluhan serupa : disangkal

Riwayat tumor, kanker : disangkal

2

Page 4: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

5. Riwayat Pribadi :

Riwayat merokok : disangkal

Riwayat minum alkohol : Disangkal

Riwayat konsumsi obat : disangkal

6. Sosial Ekonomi     :

Sebelumnya pasien bekerja sebagai tukang sayur dengan jam kerja kurang lebih 8

jam dalam sehari. Pasien mengaku sering mengangkat beban berat, sejak timbul keluhan

pasien tidak bekerja lagi Pasien terdaftar sebagai peserta BPJS PBI. Pasien tinggal

bersama dengan suami dan dua anaknya. Biaya hidup ditanggung oleh suami dan anak

pertamanya. Kesan ekonomi kurang.

7. Anamnesis Sistem           :

- Sistem Serebrospinal : nyeri kepala (-), muntah (-), pingsan (-),  kelemahan

anggota gerak (+) di kedua kaki, perubahan tingkah laku (-), wajah merot (-),

bicara pelo (-), kesemutan (+), baal (+)

- Sistem Kardiovaskuler : Riwayat hipertensi (-),  riwayat sakit jantung (-), nyeri

dada (-)

- Sistem Respirasi :  Sesak napas (-), batuk (-), riwayat sesak napas (-)

- Sistem Gastrointestinal : Mual (-), muntah (-), BAB tidak terkontrol

- Sistem Muskuloskeletal :  Kelemahan anggota gerak (+) pada ekstremitas

bawah

- Sistem Integumen :  Ruam merah (-)

- Sistem Urogenital : BAK tidak terkontrol

C. RESUME ANAMNESIS

Kira-kira 6 tahun sebelum pemeriksaan, Ny. T usia 51 tahun mengeluh nyeri

pada pinggang kanan. Bila diberi skala nyeri, pasien memberikan skala 5 pada nyeri

yang dirasakannya. Nyeri muncul diperberat saat pasien kelelahan dan terasa dingin.

Keluhan nyeri menjalar sampai ke tungkai atas dan tungkai bawah kaki kanan

bagian luar pasien. Pasien berobat ke DKT dan dikatakan mengalami syaraf kejepit.

Pasien berobat selama 2 tahun tetapi tidak ada perubahan. Kedua kaki dapat

3

Page 5: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

bergerak. Keluhan tidak disertai rasa baal/kurang terasa, pegal-pegal pada punggung

bagian bawah (-), sesak napas (-), sulit BAK (-), tidak ada gangguan BAB,

kesemutan (-). Pasien kooperatif dan tidak ditemukan adanya disorientasi,

penurunan kesadaran, kejang dan bicara pelo.

Setelah itu 3 tahun yang lalu, pasien merasakan nyeri pada kedua kaki, kaki

terasa kesemutan dan pasien merasa kakinya melemah. Keluhan dirasakan hilang

timbul, berlangsung selama beberapa menit kemudian hilang, membaik saat pasien

beristirahat dan memburuk ketika pasien beraktivitas berat dan kelelahan. Pasien

mengaku mengkonsumsi jamu dan madu sebanyak 2 kali sehari selama 3 bulan

untuk mengurangi rasa sakit. Pasien tidak dapat melakukan pekerjaannya dan

keluhan ini sangat mengganggu aktivitas dan kualitas tidurnya. Akhirnya pasien

memutuskan untuk berobat ke dokter ahli syaraf di daerah Ungaran dan dikatakan

pasien mengalami syaraf kejepit. Pasien juga merasa tidak mengalami perubahan.

Keluhan tidak disertai rasa baal/kurang terasa, pegal-pegal pada punggung bagian

bawah (-), sesak napas (-), sulit BAK (-), tidak ada gangguan BAB. Pasien

kooperatif dan tidak ditemukan adanya disorientasi, penurunan kesadaran dan bicara

pelo.

Sekitar 3 bulan yang lalu, pasien berobat ke poli syaraf RSUD Ambarawa

dengan keluhan nyeri pada pinggang yang menjalar ke kedua kaki dan terasa

kesemutan pada kedua kaki, pasien merasa sulit untuk berjalan, pasien juga

mengeluhkan penurunan berat badan dari berat badan awal sekitar 56 kg sekarang

berat badan sekitar 45 kg. Pasien merasakan nafsu makan berkurang. Saat di Poli

Syaraf RSUD Ambarawa dilakukan rontgen vertebra lumbosacral dan pasien

didiagnosis paraparese inferior, akhirnya diputuskan untuk di rujuk ke RS dr.Kariadi

untuk menjalani pengobatan lebih lanjut dan MRI. Di RS dr. Kariadi di diagnosis

dengan tumor spinal, Pengobatan yang sudah dilakukan adalah operasi untuk

pengangkatan tumor spinal serta obat pasca operasi yang diberikan adalah

Gabapentin, natrium diklofenak, Vit B1,B6,B12, fisioterapi.

Pasien kontrol kembali ke poli syaraf RSUD Ambarawa (23 September

2018) dengan keluhan kedua kaki pasien mulai dari paha sampai telapak kaki tidak

terasa dan nyeri, pasien tidak bisa berjalan post operasi. Nyeri dirasakan hilang

timbul dan biasanya timbul saat malam hari. Pasien merasa BAK dan BAB tidak

dapat terkontrol. Pasien masih menjalani fisioterapi rutin sampai saat ini. Pasien

kooperatif dan tidak ditemukan adanya disorientasi, penurunan kesadaran, kejang

4

Page 6: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

dan bicara pelo..

Riwayat trauma diaku sekitar 6 tahun lalu. Sebelumnya pasien bekerja

sebagai tukang sayur dengan jam kerja kurang lebih 8 jam dalam sehari. sejak

timbul keluhan pasidn tidak bekerja lagi Pasien terdaftar sebagai peserta BPJS PBI.

Pasien tinggal bersama dengan suami dan dua anaknya. Biaya hidup ditanggung

oleh suami dan anak pertamanya. Kesan ekonomi kurang.

D. DIAGNOSIS SEMENTARA

Diagnosis Klinis    : Paraplegia inferior, gangguan miksi, gangguan defekasi, nyeri,

paraparestesia, parahipestesia

Diagnosis Topis     : Medulla spinalis

Diagnosis Etiologi :

o Degeneratif dd HNP

o Neoplasma dd tumor spinal

o Infeksi dd tuberkuloma spinal

E. DISKUSI 1

Hasil anamnesis pasien didapatkan adanya kedua kaki pasien sulit

digerakkan sama sekali sejak 3 bulan post operasi, sebelum keluhan tersebut muncul

pasien merasakan punggung nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum diikuti dengan kaki

kesemutan tetapi hilang timbul. keluhan tersebut juga disertai penurunan sensibilitas

saat diberikan rangsangan. Kelemahan yang terjadi pada pasien dapat disebut plegia

karena anggota gerak bawah pasien sama sekali tidak dapat digerakkan. Pada pasien

ini terjadi plegia di kedua sisi anggota gerak bawah sehingga disebut paraplegia

inferior. Pasien juga mengeluh kurang terasa rabaan pada kedua kaki, sehingga

disebut parahipestesia inferior.

Pada pasien ini tidak mengarah ke lesi di otak, melainkan cenderung lesi di

medula spinalis. Lesi di otak akan mengakibatkan kelainan di salah satu sisi tubuh

dan seringkali disertai gangguan fungsi luhur, sedangkan pada pasien ini tidak

ditemukan hal-hal tersebut. Kelainan pada pasien berupa kelemahan di kedua

anggota gerak bawah yang sering terjadi pada lesi di medula spinalis. Dapat juga

menyebabkan tanda dan gejala disfungsi neurologis pada saraf motorik, sensorik dan

otonom dan traktus saraf di medula spinalis.

F. Hernia Nukleus Pulposus

1. Definisi

5

Page 7: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

Hernia adalah protrusi atau penonjolan dari sebuah organ atau jaringan

melalui lubang yang abnormal.Nukleus pulposus adalah massa setengah cair yang

terbuat dari serat elastis putih yang membentuk bagian tengah dari diskus

intervertebralis.

Hernia Nukleus Pulposus(HNP) merupakan suatu gangguan yang

melibatkan ruptur annulus fibrosus sehingga nukleus pulposis menonjol (bulging)

dan menekan kearah kanalis spinalis.

HNP mempunyai banyak sinonim antara lain : Hernia Diskus Intervertebralis,

Ruptur Disc, Slipped Disc, Prolapsed Disc dan sebagainya.

Gambar 1. Penampang korpus vertebra.

2. Epidemiologi

Prevalensi HNP berkisar antara 1 – 2 % dari populasi. Usia yang paling

sering adalah usia 30 – 50 tahun. Pada penelitian HNP paling sering dijumpai

pada tingkat L4-L5; titik tumpuan tubuh di L4-L5-S1. Penelitian Dammers dan

Koehler pada 1431 pasien dengan herniasi diskus lumbalis, memperlihatkan

bahwa pasien HNP L3-L4 secara bermakna dari usia tua dibandingkan dengan

pasien HNP L4-L5.

HNP merupakan salah satu penyebab dari nyeri punggung bawah yang

penting. dan merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama. Inside HNP di

Amerika Serikat adalah sekitar 5% orang dewasa. Kurang lebih 60-80% individu

pernah mengalami nyeri punggung dalam hidupnya. Nyeri punggung bawah

merupakan 1 dari 10 penyakit terbanyak di Amerika Serikat dengan angka

6

Page 8: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

prevalensi berkisar antara 7,6-37% insidens tertinggi dijumpai pada usia 45-60

tahun. Pada penderita dewasa tua, nyeri punggung bawah mengganggu aktivitas

sehari-hari pada 40% penderita dan menyebabkan gangguan tidur pada 20%

penderita akan mencari pertolongan medis, dan 25% diataranya perlu rawat inap

untuk evaluasi lebih lanjut.

3. Anatomi dan Fisiologi

Kolumna vertebralis tersusun atas seperangkat sendi antara korpus

vertebra yang berdekatan, sendi antara arkus vertebra, sendi kostovertebralis dan

sendi sakroiliaka. Ligamentum longitudinal dan diskus intervertebralis

menghubungkan vertebra yang berdekatan. Ligamentum longitudinal anterior,

suatu pita tebal dan lebar, berjalan memanjang pada bagian depan korpus vertebra

dan diskus intervertebralis, dan bersatu dengan periosteum dan annulus fibrosus.

Ligamentum longitudinalis anterior berfungsi untuk menahan gaya

ekstensi, sedangkan dalam kanalis vertebralis pada bagian posterior korpus

vertebra dan diskus intervertebralis terletak ligamentum longitudinal posterior,

ligamentum longitudinalis posterior berperan dalam menahan gaya fleksi.

Ligamentum anterior lebih kuat dari pada posterior, sehingga prolaps diskus lebih

sering kearah posterior. Pada bagian posterior terdapat struktur saraf yang sangat

sensitif terhadap penekanan yaitu radiks saraf spinalis, ganglion radiks dorsalis.

Diantara korpus vertebra mulai dari vertebra servikalis kedua sampai vertebra

sakralis terdapat diskus intervertebralis. Diskus ini membentuk sendi

fibrokartilago yang lentur antara korpus vertebra.

Nukleus pulposus adalah bagian tengah diskus yang bersifat semigelatin,

nukleus ini mengandung berkas-berkas serat kolagen, sel-sel jaringan

penyambung dan sel-sel tulang rawan. Zat ini berfungsi sebagai peredam benturan

antara korpus vertebra yang berdekatan. Selain itu. juga memainkan peranan

penting dalam pertukaran cairan antara diskus dan pembuluh-pembuluh darah

kapiler.

Anulus fibrosus terdiri atas cincin-cincin fibrosa konsentris yang

mengelilingi nukleus pulposus. Anulus fibrosus berfungsi untuk

memungkinkan gerakan antara korpus vertebra (disebabkan oleh struktur spiral

dari serabut-serabut); untuk menopang nukleus pulposus; dan meredam benturan.

Jadi anulus berfungsi mirip dengan simpail di sekeliling tong air atau seperti

gulungan pegas, yang menarik korpus vertebra bersatu melawan resistensi elastis

7

Page 9: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

nukleus pulposus, sedangkan nukleus pulposus bertindak sebagai bola penunjang

antara korpus vertebra.

8

Page 10: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

Diskus intervertebralis berukuran kira-kira seperempat panjang kolumna

vertebralis. Diskus paling tipis terdapat pada daerah torakal sedangkan yang paling

tebal tedapat di daerah lumbal. Bersamaan dengan bertambahnya usia, kandungan

air diskus berkurang dan menjadi lebih tipis.

a. Patomekanisme

1. Proses Degenaratif

Diskus intervertebralis tersusun atas jaringan fibrokartilago yang berfungsi

sebagai shock absorber, menyebarkan gaya pada kolumna vertebralis dan juga

memungkinkan gerakan antar vertebra. Kandungan air diskus berkurang dengan

bertambahnya usia (dari 90% pada bayi sampai menjadi 70% pada orang usia lanjut).

Selain itu serabut-serabut menjadi kasar dan mengalami hialinisasi yang ikut membantu

terjadinya perubahan ke arah herniasi nukleus pulposus melalui anulus dan menekan

radiks saraf spinal. Pada umumnya hernia paling mungkin terjadi pada bagian kolumna

vertebralis dimana terjadi peralihan dari segmen yang lebih mobil ke yang kurang

mobil (perbatasan lumbosakral dan servikotolarak).

2. Proses Traumatik

Dimulainya degenerasi diskus mempengaruhi mekanika sendi intervertebral,

yang dapat menyebabkan degenerasi lebih jauh. Selain degenerasi, gerakan

repetitive, seperti fleksi, ekstensi, lateral fleksi, rotasi, dan mengangkat beban dapat

memberi tekanan abnormal pada nukleus. Jika tekanan ini cukup besar sampai bisa

melukai annulus, nucleus pulposus ini berujung pada herniasi. Trauma akut dapat

pula menyebabkan herniasi, seperti mengangkat benda dengan cara yang salah dan

jatuh.

9

Page 11: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

Hernia Nukleus Pulposus terbagi dalam 4 grade berdasarkan keadaan

herniasinya, dimana ekstrusi dan sequestrasi merupakan hernia yang sesungguhnya,

yaitu:

1. Protrusi diskus intervertebralis : nukleus terlihat menonjol ke satu arah tanpa

kerusakan annulus fibrosus.

2. Prolaps diskus intervertebral : nukleus berpindah, tetapi masih dalam lingkaran

anulus fibrosus.

3. Extrusi diskus intervertebral : nukleus keluar dan anulus fibrosus dan berada di

bawah ligamentum, longitudinalis posterior.

Sequestrasi diskus intervertebral : nukleus telah menembus

ligamentum longitudinalis posterior

Gambar 4. Grading dari Hernia Nucleus Pulposus Berdasarkan

MRI, klasifikasi HNP dibedakan berdasarkan 5 stadium :

Tabel 1. Klasifikasi Degenerasi diskus berdasarkan gambaran MRI.

10

Page 12: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

Nukleus pulposus yang mengalami herniasi ini dapat menekan nervus di

dalam medulla spinalis jika menembus dinding diskus (annulus fibrosus); hal ini

dapat menyebabkan nyeri, rasa tebal, rasa keram, atau kelemahan. Rasa nyeri dari

herniasi ini dapat berupa nyeri mekanik, yang berasal dari diskus dan ligamen;

inflamasi, nyeri yang berasal dari nucleus pulposus yang ekstrusi menembus

annulus dan kontak dengan suplai darah; dan nyeri neurogenik, yang berasal dari

penekanan pada nervus.

3. Faktor Resiko

Berikut ini adalah faktor risiko yang meningkatkan seseorang mengalami HNP

a. Usia

Usia merupakan faktor utama terjadinya HNP karena annulus fibrosus lama

kelamaan akan hilang elastisitasnya sehingga menjadi kering dan keras,

menyebabkan annulus fibrosus mudah berubah bentuk dan ruptur.

b. Trauma

Terutama trauma yang memberikan stress terhadap columna vertebralis, seperti

jatuh.

c. Pekerjaan

Pekerjaan terutama yang sering mengangkat barang berat dan cara mengangkat

barang yang salah, meningkatkan risiko terjadinya HNP

d. Gender

Pria lebih sering terkena HNP dibandingkan wanita (2:1), hal ini terkait

pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan pada pria cenderung ke aktifitas fisik

yang melibatkan columna vertebralis.

4. Gambaran Klinis

Gejala klinik bervariasi tergantung pada derajatnya dan radiks yang

terkena. Pada stadium awal, gejala asimtomatik. Gejala klinis muncul ketika

nucleus pulposus menekan saraf. Gejala klinis yang paling sering adalah

iskialgia (nyeri radikuler). Nyeri biasanya bersifat tajam, seperti terbakar dan

berdenyut menjalar sampai bawah lutut. Bila saraf sensoris kena maka akan

memberikan gejala kesemutan atau rasa baal sesuai dermatomnya. Bila

mengenai conus atau cauda ekuina dapat terjadi gangguan miksi, defekasi dan

11

Page 13: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

disfungsi seksual. Nyeri yang timbul sesuai dengan distribusi dermatom (nyeri

radikuler) dan kelemahan otot sesuai dengan miotom yang terkena.

5. Penegakan Diagnosis

a. Anamnesis

Anamnesis dapat ditanyakan hal yang berhubungan dengan

nyerinya. Pertanyaan itu berupa kapan nyeri terjadi, frekuensi, dan

intervalnya; lokasi nyeri; kualitas dan sifat nyeri; penjalaran nyeri; apa aktivitas

yang memprovokasi nyeri; memperberat nyeri; dan meringankan nyeri. Selain

nyerinya, tanyakan pula pekerjaan, riwayat trauma.

b. Pemeriksaan Neurologi

Untuk memastikan bahwa nyeri yang timbul termasuk dalam

gangguan saraf. Meliputi pemeriksaan sensoris, motorik, reflex.

Pemeriksaan sensoris, pada pemeriksaan sensoris ini apakah ada

gangguan sensoris, dengan mengetahui dermatom mana yang terkena

akan dapat diketahui radiks mana yang terganggu.

Pemeriksaan motorik, apakah ada tanda paresis, atropi otot.

Pemeriksaan reflex, bila ada penurunan atau refleks tendon menghilang,

misal APR menurun atau menghilang berarti menunjukkan segmen S1 terganggu.

Gambar 5. Level neurologis yang terganggua sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik.

12

Page 14: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

Adapun tes yang dapat dilakukan untuk diagnosis HNP adalah :

a. Pemeriksaan range of movement (ROM)

Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara aktif oleh penderita sendiri maupun secara

pasif oleh pemeriksa. Pemeriksaan ROM ini memperkirakan derajat nyeri, function

laesa, atau untuk memeriksa ada/ tidaknya penyebaran rasa nyeri.

b. Straight Leg Raise (Laseque) Test:

Tes untuk mengetaui adanya jebakan nervus ischiadicus. Pasien tidur dalam

posisi supinasi dan pemeriksa memfleksikan panggul secara pasif, dengan lutut

dari tungkai terekstensi maksimal. Tes ini positif bila timbul rasa nyeri pada

saat mengangkat kaki dengan lurus, menandakan ada kompresi dari akar saraf

lumbar.

c. Lasegue Menyilang

Caranya sama dengan percobaan lasegue, tetapi disini secara otomatis timbul

pula rasa nyeri ditungkai yang tidak diangkat. Hal ini menunjukkan bahwa

radiks yang kontralateral juga turut tersangkut.

d. Tanda Kerning

Pada pemeriksaan ini penderita yang sedang berbaring difleksikan pahanya

pada persendian panggung sampai membuat sudut 90 derajat. Selain itu tungkai

bawah diekstensikan pada persendian lutut. Biasanya kita dapat melakukan

ekstensi ini sampai sudut 135 derajat, antara tungkai bawah dan tungkai atas,

bila terdapat tahanan dan rasa nyeri sebelum tercapai sudut ini, maka dikatakan

tanda kerning positif.

e. Ankle Jerk Reflex

Dilakukan pengetukan pada tendon Achilles. Jika tidak terjadi dorsofleksi pada

kaki, hal ini mengindikasikan adanya jebakan nervus di tingkat kolumna

vertebra L5-S1.

f. Knee-Jerk Reflex

Dilakukan pengetukan pada tendon lutut. Jika tidak terjadi ekstensi pada lutut,

hal ini mengindikasikan adanya jebakan nervus di tingkat kolumna vertebra

L2-L3-L4.

13

Page 15: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

6. Diagnosis Penunjang

a. X-RayX-Ray tidak dapat menggambarkan struktur jaringan lunak secara

akurat. Nucleus pulposus tidak dapat ditangkap di X-Ray dan tidak dapat

mengkonfirmasikan herniasi diskus maupun jebakan akar saraf. Namun, X-

Ray dapat memperlihatkan kelainan pada diskus dengan gambaran

penyempitan celah atau perubahan alignment dari vertebra.

b. Mylogram

Pada myelogram dilakukan injeksi kontras bersifat radio-opaque dalam

columna spinalis. Kontras masuk dalam columna spinalis sehingga pada X-

ray dapat nampak adanya penyumbatan atau hambatan kanalis spinalis

c. MRMerupakan gold standard diagnosis HNP karena dapat melihat struktur

columna vertebra dengan jelas dan mengidentifikasi letak herniasi

Gambar 6. MRI dari columna vertebralis normal (kiri) dan

mengalami herniasi (kanan)

d. Elektromyografi

Untuk melihat konduksi dari nervus, dilakukan untuk mengidentifikasi kerusakan

nervus

14

Page 16: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

15

Page 17: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

16

Page 18: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

17

Page 19: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

18

Page 20: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

19

Page 21: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

7. Penatalaksanaan

• terapi konservatif, terdiri atas :

• Terapi Non Farmakologis

20

Page 22: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

a. Terapi fisik pasif

Terapi fisik pasif biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri

punggung bawah akut, misalnya:

Kompres hangat/dingin

Kompres hangat/dingin ini merupakan modalitas yang mudah

dilakukan. Untuk mengurangi spasme otot dan inflamasi. Beberapa

pasien merasakan nyeri hilang pada pengkompresan hangat, sedangkan

yang lain pada pengkompresan dingin.

Iontophoresis

Merupakan metode pemberian steroid melalui kulit. Steroid tersebut

menimbulkan efek anti inflamasi pada daerah yang menyebabkan nyeri.

Modalitas ini terutama efektif dalam mengurangi serangan nyeri akut.

Unit TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulator)

Sebuah unit transcutaneous electrical nerve stimulator (TENS)

menggunakan stimulasi listrik untuk mengurangi sensasi nyeri

punggung bawah dengan mengganggu impuls nyeri yang dikirimkan ke

otak

Ultrasound

Ultrasound merupakan suatu bentuk penghangatan di lapisan dalam

dengan menggunakan gelombang suara pada kulit yang menembus

sampai jaringan lunak dibawahnya. Ultrasound terutama berguna dalam

menghilangkan serangan nyeri akut dan dapat mendorong terjadinya

penyembuhan jaringan.

b. Latihan dan modifikasi gaya hidup

Berat badan yang berlebihan harus diturunkan karena akan

memperberat tekanan ke punggung bawah. Program diet dan latihan

penting untuk mengurangi NPB pada pasein yang mempunyai berat badan

berlebihan. Direkomendasikan untuk memulai latihan ringan tanpa stres

secepat

21

Page 23: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

mungkin. Endurance exercisi latihan aerobit yang memberi stres minimal

pada punggung seperti jalan, naik sepeda atau berenang dimulai pada

minggu kedua setelah awaitan NPB.

Conditional execise yang bertujuan memperkuat otot punggung

dimulai sesudah dua minggu karena bila dimulai pada awal mungkin akan

memperberat keluhan pasien. Latihan memperkuat otot punggung dengan

memakai alat tidak terbukti lebih efektif daripada latihan tanpa alat.

c. Terapi Farmakologis

Analgetik dan NSAID ( Non Steroid Anti Inflamation Drug)

Obat ini diberikan dengan tujuan untuk mengurangi nyeri dan inflamasi

sehingga mempercepat kesembuhan. Contoh analgetik : paracetamol,

Aspirin Tramadol. NSAID : Ibuprofen, Natrium diklofenak, Etodolak,

Selekoksib.

Obat pelemas otot (muscle relaxant)

Bermanfaat bila penyebab NPB adalah spasme otot. Efek terapinya

tidak sekuat NSAID, seringkali di kombinasi denganNSAID. Sekitar

30% memberikan efek samping mengantuk. Contoh Tinazidin,

Esperidone dan Carisoprodol.

Opioid

Obat ini terbukti tidak lebih efektif daripada analgetik biasa yang jauh

lebih aman. Pemakaian jangka panjang bisa menimbulkan toleransi dan

ketergantungan obat.

kortikosteroid oral

Pemakaian kortikosteroid oral masih kontroversi. Dipakai pada kasus

HNP yang berat dan mengurangi inflamasi jaringan.

Anelgetik ajuvan

Terutama dipakai pada HNP kronis karena ada anggapan mekanisme

nyeri pada HNP sesuai dengan neuropatik. Contohnya : amitriptilin,

Karbamasepin, Gabapentin.

suntikan pada titik picu

22

Page 24: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

Cara pengobatan ini dengan memberikan suntikan campuran anastesi lokal

dan kortikosteroid ke dalam jaringan lunak/otot pada titik picu disekitar

tulang punggung. Cara ini masih kontroversi. Obat yang dipakai antara lain

lidokain, lignokain, deksametason, metilprednisolon dan triamsinolon.

d. Terapi operatif pada pasien dilakukan jika:

a. Pasien mengalami HNP grade 3 atau 4.

b. Tidak ada perbaikan lebih baik, masih ada gejala nyeri yang tersisa, atau

ada gangguan fungsional setelah terapi konservatif diberikan selama 6

sampai 12 minggu.

c. Terjadinya rekurensi yang sering dari gejala yang dialami pasien

menyebabkan keterbatasan fungsional kepada pasien, meskipun terapi

konservatif yang diberikan tiap terjadinya rekurensi dapat menurunkan

gejala dan memperbaiki fungsi dari pasien.

d. Terapi yang diberikan kurang terarah dan berjalan dalam waktu lama.

Pilihan terapi operatif yang dapat diberikan adalah:

Distectomy

Pengambilan sebagian diskus intervertabralis.

Percutaneous distectomy

Pengambilan sebagian diskus intervertabralis dengan menggunakan jarum

secara aspirasi.

Laminotomy/laminectomy/foraminotomy/facetectomy

Melakukan dekompresi neuronal dengan mengambil beberapa bagian dari

vertebra baik parsial maupun total.

Spinal fusion dan sacroiliac joint fusion:

Penggunaan graft pada vertebra sehingga terbentuk koneksi yang rigid

diantara vertebra sehingga terjadi stabilitas

8. Pencegahan

Hernia nukleus pulposus dapat dicegah terutama dalam aktivitas fisik dan pola

hidup. Hal-hal berikut ini dapat mengurangi risiko terjadinya HNP :

a.Olahraga secara teratur untuk mempertahankan kemampuan otot seperti berlari

dan berenang.

b. Hindari mengangkat barang yang berat, edukasi cara mengangkat yang benar.

23

Page 25: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

c.Tidur di tempat yang datar dan keras.

d. Hindari olahraga/kegiatan yang dapat menimbulkan trauma

e.Kurangi berat badan

Tumor Medula Spinalis

1. Definisi

Tumor medula spinalis adalah tumor yang berkembang dalam

tulang belakang atau isinya dan biasanya menimbulkan gejala - gejala karena

keterlibatan medula spinalis atau akar-akar saraf. Tumor Medulla spinalis adalah

tumor di daerah spinal yang dapat terjadi pada daerah cervical pertama hingga

sacral, yang dapat dibedakan atas :

Tumor primer :

o jinak yang berasal dari

tulang;osteoma dan kondroma

serabut saraf disebut neurinoma (Schwannoma)

berasal dari selaput otak disebut Meningioma;

jaringan otak; Glioma, Ependinoma.

o ganas yang berasal dari

jaringan saraf seperti; Astrocytoma, Neuroblastoma, 

sel muda seperti Kordoma.

Tumor sekunder: merupakan anak sebar (metastase) dari tumor ganas di

daerah rongga dada, perut, pelvis dan tumor payudara.

 

2. Etiologi

Pada sejumlah kecil individu, tumor SSP dapat disebabkan penyakit

genetik tertentu, seperti neurofibromatosis dan tuberous sclerosis, atau paparan

radiasi. Sebagian kecil tumor medulla spinalis terjadi di saraf medulla spinalis itu

sendiri. Kebanyakan adalah ependyoma dan glioma lainnya. Tumor

dapat berawal di jaringan spinalis yang disebut tumor spinalis primer. Tumor dap

at menyebar ke spinalis dari tempat lain (metastasis) yang disebut tumor spinalis

sekunder.Penyebab tumor spinalis primer tidak diketahui. Beberapa tumor

spinalis primer terjadi karena defek genetic. Tumor spinalis umumnya lebih

sedikit di banding tumor otak primer. Tumor medulla spinalis dapat terjadi :

Di dalam medulla (intramedularis)

24

Page 26: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

Dalam membrane (mening) menutupi medulla spinalis (exramedularis-

intradural)

Di antara meninges dan tulang spinalis (extradural)

Atau tumor merupakan perluasan dari tempat lain. Kebanyakan

tumorspinalis adalah extradural.

Patogenesis dari neoplasma medula spinalis belum diketahui, tetapi

kebanyakan muncul dari pertumbuhan sel normal pada tempat tersebut. Riwayat

genetik terlihat sangat berperan dalam peningkatan insiden pada keluarga tertentu

atau syndromic group (neurofibromatosis). Astrositoma dan neuro ependymoma

merupakan jenis yang tersering pada pasien dengan neurofibromatosis tipe 2,

yang merupakan kelainan pada kromosom 22. Spinal hemangioblastoma dapat

terjadi pada 30% pasien dengan von hippel-lindousyndrome sebelumnya,yang

merupakan abnormalitas dari kromosom 3.

Faktor risiko lainnya yang menyebabkan tumor SSP primer termasuk ras

(Kaukasian lebih sering didapatkan tumor SSP dari ras lain) dan penduduk.

Pekerja di tempat yang berhubungan dengan kontak radiasi pengion atau bahan

kimia tertentu, termasuk yang digunakan untuk memproduksi bahan bangunan

atau plastik dan tekstil, memiliki kesempatan lebih besar mengidap tumor otak.

 

3. Klasifikasi

Tumor pada medulla spinalis dapat dibagi menjadi tumor primer dantumor

metastasis. Kelompok yang dominan dari tumor medula spinalis adalah

25

Page 27: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

metastasis dari proses keganasan di tempat lain. Tumor medula spinalis dapat

dibagi menjadi tiga kelompok, berdasarkan letak anatomi dari massa tumor.

Pertama, kelompok ini dibagi dari hubungannya dengan selaput menings spinal,

diklasifikasikan menjadi tumor intradural dan tumor ekstradural. Selanjutnya,

tumor intradural sendiri dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu tumor yang

tumbuh pada substansi dari medula spinalis itu sendiri – intramedullary tumours-

serta tumor yang tumbuh padaruangsubarachnoid (extramedullary).

Tumor Intradural

Berbeda dengan tumor ekstradural tumor intradural pada umumnya jinak

o Tumor Ekstramedular

Terletak diantara durameter dan medula spinalis, sebagian besar

tumor didaerah ini merupakan neurofibroma atau meningioma jinak

o Tumor Intramedular

Berasal dari dalam medula spinalis itu sendiri.

Tumor Ekstradural

o Tumor ekstradural terutama merupakan metastase dari lesi primer

di payudara, prostat, tiroid, paru-paru, ginjal, dan lambung

o Tumor ekstradural pada umumnya berasal dari kolumna vertebralis

ataudari dalam ruangan ekstradural. Neoplasma ekstradural dalam

ruanganekstradural biasanya karsinoma dan limfoma metastase.

26

Page 28: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

4. Patofisiologi

Tumor intramedulla menyusup dan menghancurkan parenkim medula,dapat

meluas lebih dari beberapa segmen medulla spinalis atau menyebabkan suatu syrinx.

Medula spinalis terdiri dari banyak berkas saraf yang naik dari dan turun ke otak.

Impuls listrik yang dibawa dan dikirim untuk memfasilitasi gerakan dan sensasi.

Dengan tumor medulla spinalis intramedulla, kompresi, dan peregangan dari system

serabut menyebabkan hilangnya fungsi motorik dan sensorik. Sejalan pertumbuhan

tumor, fungsi neurologi pasien lebih memburuk.

Patofisiologi tumor medulla spinalis intrameduler bervariasi sesuai dengan jenis

tumor. Ependymoma biasanya lambat, tumor berkapsul yang secara histologis jinak.

Nyeri dan defisit neurologis timbul sebagai akibat dari peregangan progresif dan

distorsi serat  saraf. Biasanya gambaran  anatomi

yang jelas terdapat saat operasi, dan hasil reseksi visual anatomis yangbesar dalam pe

ngobatan. Subtipe anaplastik yang langka dapat invasif, bagaimanapun, dan lebih

cenderung kambuh atau menyebar melalui ruang CSF. Bahkan secara histologi jinak

muncul ependymomas medulla spinalis dapat bermetastasis dengan cara ini.

5. Insidensi

Insidensi tumor medulla spinalis terjadi 1,1 kasus per 100.000 orang. Tumor

medulla spinalis umumnya lebih sedikit dibanding tumor otak. Meskipun semuanya

mengenai orang-orang dari segala usia, tumor medulla spinalis paling sering terjadi

pada usia dewasa muda dan paruh baya. Hampir 3.200 tumor sistem saraf pusat

didiagnosis setiap tahun pada anak di bawah usia 20.

Jumlah tumor medula spinalis mencakup kira-kira 15 % dari seluruh neoplasma

susunan saraf. Sebagian besar tumor-tumor intradural tumbuh dari konstituen seluler

medula spinalis dan filum terminale, akar saraf atau meningens. Metastasis ke dalam

27

Page 29: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

kompartemen intradural kanalis

spinalis jarang terjadi (paraganglioma, neoplasma melanositik). Sebagian besar tumor 

primer medula spinalis tumbuh pada intradural. Lokasi tumor medula spinalis:Thorak

(50%), lumbal (30%), servikal (20%).Tumor medula spinalis yang paling sering pada

intrameduler adalah glioma. Tipe lainnya yang sering adalah astrositoma,

ependimoma, dan ganglioglioma, lebih jarang hemangioblastoma dan tumor

neuroektodermal primitif.

Tumor intradural intramedular yang tersering adalah ependymoma,astrositoma

dan hemangioblastoma. Ependymoma merupakan tumor intramedular yang paling

sering pada orang dewasa. Tumor ini lebih sering didapatkan pada orang dewasa pada

usia pertengahan (30-39 tahun) dan lebih jarang terjadi pada usia anak-

anak. Insidensi ependidoma kira-kira sama dengan astrositoma. Dua per tiga dari

ependydoma muncul pada daerah lumbosakral.

Diperkirakan 3% dari frekuensi astrositoma pada susunan saraf pusat tumbuh

pada medula spinalis. Tumor ini dapat muncul pada semua umur, tetapi yang tersering

pada tiga dekade pertama. Astrositoma juga merupakan tumor spinal intramedular

yang tersering pada usia anak-anak, tercatat sekitar 90% dari tumor intramedular pada

anak-anak dibawah umur 10 tahun, dan sekitar 60% pada remaja. Diperkirakan 60%

dari astrositoma spinalis berlokasi disegmen servikal dan servikotorakal. Tumor ini

jarang ditemukan pada segmentorakal, lumbosakral atau pada conus medialis. 

Hemangioblastoma merupakan tumor vaskular yang tumbuh lambat dengan

prevalensi 3% sampai 13% dari semua tumor intramedular medula spinalis. Rata-rata

terdapat pada usia 36 tahun, namun pada pasien dengan von Hippel-Lindau syndrome

(VHLS) biasanya muncul pada dekade awal dan mempunyai tumor yang multipel.

28

Page 30: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

Rasio laki-laki dengan perempuan 1,8 : 1. Tumor intradural ekstramedular yang

tersering adalah schwanoma, dan meningioma. Berdasarkan table 2, schwanoma

merupakan jenis yang tersering (53,7%) dengan insidensi laki-laki lebih sering dari

pada perempuan, pada usia 40-60 tahun dan tersering pada daerah lumbal.

Meningioma merupakan tumor kedua tersering pada kelompok intradural-

ekstramedullar tumor. Meningioma menempati kira-kira 25% dari semua tumor

spinal. Sekitar 80% dari spinal meningioma terlokasi pada segmen thorakal, 25% pada

daerah servikal, 3% pada daerah lumbal, dan 2% pada foramen magnum.

6. Gejala Klinis

Gejala klinis bergantung pada tempat, tipe tumor, dan keadaan umum. Tumor

dapat menyebar ke spinalis dari bagian lain (metastasis)

seringnya progresif cepat. Tumor primer seringnya progresif lambat lebih dari minggu

sampai tahun. Umumnya gejala berkembang perlahan dan memburuk sesuai

dengan pertumbuhan tumor.

Tumor medulla spinalis (intrameduler) biasanya memberikan gejala, kadang-

kadang melebihi besar bagian tubuh. Tumor diluar medulla spinalis (extramedular)

dapat tumbuh lama sebelum menyebabkan kerusakan saraf. Gejala umum dari tumor

medulla spinalis termasuk rasa sakit, mati rasaatau perubahan sensorik, dan masalah

motorik dan hilangnya kontrol otot. Nyeri dapat merasa seolah-

olah berasal dari berbagai bagian tubuh. 

Nyeri tulang belakang dapat meluas ke pinggul, tungkai, kaki, dan lengan. Nyeri

ini sering menetap dan bisa memberat. Hal ini sering progresif dan dapat terasa

terbakar atau sakit. Mati rasa atau perubahan sensorik dapat

mencakup penurunan sensitivitas kulit, suhu dan progresif mati rasa atau kehilangan

sensasi, terutama pada kaki. masalah motorik dan hilangnya kontrol otot termasuk

kelemahan otot, spastik (dimana otot-otot berkontraksi tetap kaku),dan gangguan

kandung kemih dan atau kontrol buang air besar.

Jika tidak diobati, gejala dapat memperburuk termasuk disfungsi

otot, penurunan kekuatan otot, ritme jalan normal yang disebut ataksia, dan

kelumpuhan. Gejala dapat menyebar di berbagai bagian tubuh ketika tumor satu atau

lebih meluas ke beberapa bagian dari medulla spinalis. Gambaran klinik pada tumor

medulla spinalis sangat ditentukan olehlokasi serta posisi pertumbuhan tumor dalam

kanalis spinalis.

Gejala klinik berdasarkan lokasi tumor

29

Page 31: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

o Tumor foramen magnum

Gejala awal dan tersering adalah nyeri servikalis posterior yang

disertai dengan hiperestesi dermatom daerah vertebra servikalis 2 (C2).

Setiap aktivitas yang meningkatkan tekanan intrakranial (misal,

batuk,mengedan, mengangkat barang atau bersin) dapat memperburuk

nyeri. Gejala tambahan adalah gangguan sensorik dan motorik pada tangan

dengan pasien yang melaporkan kesulitan menulis atau memasang

kancing. Perluasan tumor menyebabkan kuadraplegia spastik dan

hilangnya sensasi secara bermakna. Gejala lainnya adalah pusing, disatria,

disfagia, nistagmus, kesulitan bernafas, mual dan muntah, serta atrofi otot

sternokleidomastiodeus dan trapezius. Temuan neurologik tidak selalu

timbul tetapi dapat mencakup hiperrefleksia, rigiditas nuchal, gaya

berjalan spastic, palsy N.IX sampai XI, dan kelemahan ekstremitas.

o Tumor daerah servikal

Lesi daerah servikal menimbulkan gejala sensorik dan motorik mirip

lesi radikular yang melibatkan bahu dan lengan dan mungkin juga

melibatkan tangan. Keterlibatan tangan pada lesi servikalis bagian atas

diduga disebabkan oleh kompresi suplai darah ke kornu anterior melaui

arteria spinalis anterior. Pada umumnya terdapat kelemahan dan artrofi

gelang bahu dan lengan. Tumor servikalis yang lebih rendah (C5, C6,C7)

dapat menyebabkan hilangnya refleks tendon ekstremitas atas

(biseps,brakhioradialis, triseps). Defisit sensorik membentang sepanjang

tepi radial lengan bawah dan ibu jari pada kompresi C6, melibatkan jari

tengah dan jari telunjuk pada lesi C7; dan lesi C7 menyebabkan hilangnya

sensorik jari telunjuk dan jari tengah. 

o Tumor daerah thorakal

Penderita lesi daerah thorakal seringkali datang dengan kelemahan

spastik yang timbul perlahan pada ekstremitas bagian bawah dan

kemudian mengalami parastesia. Pasien dapat mengeluh nyeri

dan perasaan terjepit dan tertekan pada dada dan abdomen, yang mungkin

dikacaukan dengan nyeri akibat intrathorakal dan intraabdominal. Pada

lesi thorakal bagian bawah, refleks perut bagian bawah dan tanda beevor

dapat menghilan.

30

Page 32: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

o Tumor daerah lumbosakral

Kompresi segmen lumbal bagian atas tidak mempengaruhi refleks

perut, namun menghilangkan refleks kremaster dan mungkin

menyebabkan kelemahan fleksi panggul dan spastisitas tungkai bawah.

Juga terjadi kehilangan refleks lutut dan refleks pergelangan kaki dan

tanda

babynski bilateral. Nyeri umumnya dialihkan ke selangkangan. Lesi yang

melibatkan lumbal bagian bawah dan segmen-segmen sakral bagian atas

menyebabkan kelemahan dan atrofi otot-otot perineum, betis dan kaki.

Hilangnya sensasi daerah perianal dan genitalia yang disertai gangguan

kontrol usus dan kandung kemih merupakan tanda khas lesi yang

mengenai daerah sakral bagian bawah.

o Tumor kauda ekuina

Lesi dapat menyebabkan nyeri radikular yang dalam, kelemahan dan

atrofi dari otot-otot termasuk gluteus, otot perut, gastrocnemius, dan otot

anterior tibialis. Refleks APR mungkin menghilang, muncul gejala-gejala

sfingter dini dan impotensi. Tanda-tanda khas lainnya adalah nyeri tumpul

pada sakrum dan perineum yang kadang-kadang menjalar ketungkai.

Paralisis flaksid terjadi sesuai dengan radiks saraf yang terkena dan

terkadang asimetris.

Perjalanan klinis tumor berdasarkan letak tumor dalam kanalis spinalis

o Lesi Ekstradural

Perjalanan klinis yang lazim dari tumor ektradural adalah kompresi

cepat akibat invasi tumor pada medula spinalis, kolaps kolumna

vertebralis, atau perdarahan dari dalam metastasis. Begitu timbul gejala

kompresi medula spinalis, maka dengan cepat fungsi medula spinalis akan

hilang sama sekali. Kelemahan spastik dan hilangnya sensasi getar dan

posisi sendi di bawah tingkat lesi merupakan tanda awal kompresi medula

spinalis.

o Lesi Intradural

Intradural Ekstramedular

Lesi medula spinalis ekstramedular menyebabkan

kompresi medula spinalis dan radiks saraf pada segmen yang

31

Page 33: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

terkena. Sindrom Brown-Sequard mungkin disebabkan oleh

kompresi lateral medula spinalis. Sindrom akibat kerusakan

separuh medula spenalis ini ditandai dengan tanda-tanda disfungsi

traktus kortiko spinalis dan kolumna posterior ipsilateral di bawah

tingkat lesi. Pasien mengeluh nyeri, mula-mula

di punggung dan kemudian di sepanjang radiks spinal. Seperti pada

tumor ekstradural, nyeri diperberat oleh traksi oleh gerakan,

batuk, bersin atau mengedan, dan paling berat terjadi pada

malam hari. Nyeri yang menghebat pada malam hari disebabkan

oleh traksi pada radiks saraf yang sakit, yaitu sewaktu tulang

belakang memanjang setelah hilangnya efek pemendekan dari

gravitasi. Defisit sensorik mula-mula tidak jelas dan terjadi di

bawah tingkat lesi (karena tumpah tindihdermatom). Defisit ini

berangsur-angsur naik hingga di bawah tingkat segmen medula

spinalis. Tumor pada sisi posterior

dapat bermanifestasi sebagai parestesia dan selanjutnya defisit sens

orik proprioseptif, yang menambahkan ataksia pada kelemahan. Tu

mor yang terletak anterior dapat menyebabkan defisit sensorik

ringan tetapi dapat menyebabkan gangguan motorik yang hebat.

Intradural Intramedular

Tumor-tumor intramedular tumbuh ke bagian tengah dari

medula spinalis dan merusak serabut-serabut yang menyilang serta

neuron-neuron substansia grisea. Kerusakan serabut-serabut yang

menyilang ini mengakibatkan hilangnya sensasi nyeri dan suhu

bilateral yang meluas ke seluruh segmen yang terkena, yang pada

gilirannya akan menyebabkan kerusakan pada kulit perifer. Sensasi

raba, gerak, posisi dan getar umumnya utuh kecuali lesinya besar.

Defisit sensasi nyeri dan suhu dengan utuhnya modalitas sensasi

yang lain dikenal sebagai defisit sensorik yang terdisosiasi.

Perubahan fungsi refleks renggangan otot terjadi kerusakan pada

sel-sel kornu anterior. Kelemahan yang disertai atrofi dan

fasikulasi disebabkan oleh keterlibatan neuron-neuron motorik

bagian bawah. Gejala dan tanda lainnya adalah nyeri tumpul sesuai

dengan tinggi lesi, impotensi pada pria dan gangguan sfingter.

32

Page 34: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

7. Pemeriksaan Penunjang

Modalitas utama dalam pemeriksaan radiologis untuk mendiagnosa semua tipe

tumor medulla spinalis adalah MRI. Alat ini dapat menunjukkan gambaran ruang dan

kontras pada struktur medula spinalis dimana gambaran ini tidak dapat dilihat dengan

pemeriksaan yang lain.

Tumor pada pembungkus saraf dapat menyebabkan pembesaran foramen

interverebralis. Lesi intramedular yang memanjang dapat menyebabkan erosi atau

tampak berlekuk lekuk (scalloping) pada bagian posterior korpus vertebra serta

pelebaran jarak interpendilkular. Mielograf selalu digabungkan dengan pemeriksaan

CT. Tumorintradural – ekstramedular memberikan gambaran filling defect yang

berbentuk bulat pada pemeriksaan myelogram. Lesi intramedular menyebabkan

pelebaran fokal pada bayangan medula spinalis.

Pada pasien dengan tumor spinal, pemeriksaan CSS dapat bermanfaat untuk

differensial diagnosa ataupun untuk memonitor terapi. Apabila terjadi obstruksi dari

aliran CSS sebagai akibat dari ekspansi tumor, pasien dapat menderita hidrosefalus.

Punksi lumbal harus dipertimbangkan secara hati-

hati pada pasien tumor medulla spinalis dengan sakit kepala (terjadi peningkatan

tekanan intracranial) Pemeriksaan CSS meliputi pemeriksaan sel-sel malignan

(sitologi), protein dan glukosa. Konsentrasi protein yang tinggi serta kadar glukosa da

n sitologi yang normal didapatkan pada tumor apabila telah menyebar ke selaput

otak, kadar glukosa didapatkan rendah dan sitologi menunjukkan malignansi.

8. Diagnosa

Diagnosis tumor medula spinalis diambil berdasarkan hasil anamnesis dan

pemeriksaan fisis serta penunjang. Tumor ekstradural mempunyai perjalanan klinis

berupa fungsi medula spinalis akan hilang sama sekali disertai kelemahan spastik dan

hilangnya sensasi getar dan posisi sendi dibawah tingkat lesi yang berlangsung cepat.

Pada pemeriksaan radiogram tulang belakang, sebagian besar penderita tumor akan

memperlihatkan gejala osteoporosis atau kerusakan nyata pada pedikulus dan korpus

vertebra. Myelogram dapatmemastikan letak tumor.

33

Page 35: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

Pada tumor ekstramedular, gejala yang mendominasi adalah kompresi serabut

saraf spinalis, sehingga yang paling awal tampak adalah nyeri, mula-mula di

punggung dan kemudian di sepanjang radiks spinal. Seperti pada tumor ekstradural,

nyeri diperberat oleh traksi oleh gerakan, batuk, bersin atau mengedan, dan paling

berat terjadi pada malam hari. Nyeri yang

menghebat pada malam hari disebabkan oleh traksi pada radiks saraf yang sakit, yaitu

sewaktu tulang belakang memanjang setelah hilangnya efek pemendekan dari

gravitasi. Defisit sensorik berangsur-angsur naik hingga di bawah tingkat segmen

medulla spinalis. Pada tumor ekstramedular, kadar protein CSS hampir selalu

meningkat. Radiografi spinal dapat memperlihatkan pembesaran foramen dan

penipisan pedikulus yang berdekatan. Seperti pada tumor ekstradural, myelogram, CT

scan, dan MRI sangat penting untuk menentukan letak yang tepat.

Pada tumor intramedular, kerusakan serabut-serabut yang

menyilang pada substansia grisea mengakibatkan hilangnya sensasi nyeri dan suhu bil

ateral yang meluas ke seluruh segmen yang terkena, yang pada gilirannya akan

menyebabkan kerusakan pada kulit perifer. Sensasi raba, gerak, posisi dan medulla

spinalis. Walaupun getar umumnya utuh kecuali lesinya besar. Defisit sensasi nyeri

dan suhu dengan utuhnya modalitas senssi yang lain dikenal sebagai defisit sensorik

yang terdisosiasi. Radiogram akan memperlihatkan pelebaran kanalis vertebralis dan

erosi pedikulus. Pada myelogram, CT scan, dan MRI, tampak pembesaran medulla

spinalis.

9. Diagnosa banding

Tumor medula spinalis harus dibedakan dari kelainan-kelainan

lainnya pada medula spinalis. Beberapa diferensial diagnosis meliputi: transversemyel

itis, multiple sklerosis, syringomielia, syphilis, amyotropik lateralsklerosis (ALS),

anomali pada vertebra servikal dan dasar tengkorak,spondilosis, adhesive

arachnoiditis, radiculitis cauda ekuina, arthritis hipertopik, rupture diskus

intervertebralis, dan anomaly vascular.

Multiple sklerosis dapat dibedakan dari tumor medula spinalis dari sifatnya

yang mempunyai masa remisi dan relaps. Gejala klinis yang disebabkan oleh lesi

yang multiple serta adanya oligoklonal CSS merujuk pada multiple sklerosis.

Transverse myelitis akut dapat menyebabkan pembesaran korda spinalis yang

mungkin hampir sama dengan tumor intramedular. Diferensial diagnosis antara

syringomielia dan tumor intramedular sangat rumit, karena kista intramedular pada

34

Page 36: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

umumnya berhubungan dengan tumor tersebut. Kombinasi antara atrofi otot-otot

lengan dan kelemahan

spastic pada kaki pada ALS mungkin dapat membingungkan kita dengan tumor

servikal. Tumor dapat disingkirkan apabila didapatkan fungsi sensorik yang normal,

adanya fasikulasi, dan atrofi pada otot-otot kaki. Spondilosis servikal,dengan atau

tanpa ruptur diskus intervertebralis dapat menyebabkan gejala iritasi serabut saraf dan

kompresi medulla spinalis. Osteoarthritis dapat didiagnosis melalui pemeriksaan

radiologi.

Anomali pada daerah servikal atau pada dasar tengkorak,

seperti platybasia atau klippelfeil syndrome dapat didiagnosis melalui pemeriksaan

radiologi. Kadang kadang arakhnoiditis dapat memasuki sirkulasi dalam medulla

spinalis yang dapat menunjukkan gejala seperti lesi langsung pada medulla spinalis.

Pada arakhnoiditis, terdapat peningkatan protein CSS yang sangat berarti.

Tumor jinak pada medulla spinalis mempunyai ciri khas

berupa pertumbuhan yang lambat namun progresif selama bertahun tahun. Apabila

sebuah neurofibroma tumbuh pada radiks dorsalis, akan terasa nyeri yang menjalar

selama bertahun-tahun sebelum tumor ini menunjukkan gejala-gejala lainnya yang

dikenali dan didiagnosis sebagai tumor. Sebaliknya, onset yang tiba-tiba dengan

defisit neurologis yang berat, dengan atau tanpa nyeri, hampir selalu mengindikasikan

suatu tumor ekstradural malignan, seperti karsinomametastasis atau limfoma.

10. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun

ekstramedular adalah dengan pembedahan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan

tumor secara total dengan menyelamatkan fungsi neurologis secara maksimal.

Kebanyakan tumor intradural-ekstramedular dapat direseksi secara total dengan

gangguan neurologis yang minimal atau bahkan tidak ada post operatif. Tumor-tumor

yang mempunyai pola pertumbuhan yang cepat dan agresif secara histologist dan

tidak secara total di hilangkan melalui operasi dapat diterapi dengan terapi radiasi post

operasi. Terapi yang dapat dilakukan pada tumor medulla spinalis adalah :

Dexametason (DMZ) (decadron) Dosis 100 mg (mengurangi rasa nyeri pada 85%

kasus, mungkin juga menghasilkan perbaikan neurologis) 

Evaluasi radiografi

o Foto polos seluruh tulang belakang: 67-85% abnormal;

kemungkinantemuan: erosi pedikel (defek pada “mata burung hantu” pada

35

Page 37: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

tulang belakang LS AP) atau pelebaran, fraktur kompresi patologis, ada

vertebra scalloping, sclerosis, perubahan osteoblastik (mungkin terjadi

mieloma, Ca prostat, Hodgkin, dan biasanya Ca payudara)

o Bila tersedia dan pasien bersedia, MRI dilakukan secepat mungkin.

Penatalaksanaan berdasar evaluasi radiografik :

Bila tidak ada massa epidural: rawat tumor primer (misalnya

sistemikkemoterapi); terapi radiasi local (XRT) pada lesi

bertulang ; analgesikuntuk nyeri.

Bila lesi epidural, lakukan pembedahan atau radiasi (biasanya

3000-4000cGy pada 10 kali perawatan dengan perluasan dua level

diatasdan dibawah lesi); radiasi biasanya seefektif seperti

leminektomidengan komplikasi yang lebih sedikit. Penatalaksanaan

darurat(pembedahan/ radiasi) berdasarkan derajat blok dan

kecepatandeteriosasi.

Bila >80% blok komplit atau perburukan yang

cepat

; penatalaksanaan sesegera mungkin (bila merawat dengan radiasi,

teruskan DMZ keesok harinya dengan 24 mg IVP setiap 6 jam

selama 2 hari, lalu diturunkan (tappering) selama radiasi, Selama

2minggu.

Bila < 80% blok ; perawatan rutin (untuk radiasi lanjutkan DMZ

4mg selam 6 jam, diturunkan (tapering) selam perawatan sesuai

toleransi.

Terapi radiasi

Tujuan dari terapi radiasi pada penatalaksanaan tumor medulla spinalis

adalah untuk memperbaiki kontrol lokal, serta dapat menyelamatkan dan

memperbaiki fungsi neurologik. Tarapi radiasi juga digunakan pada reseksi tumor

yang inkomplit yang dilakukan pada daerah yang terkena.

Kemoterapi

Penatalaksanaan farmakologi pada tumor intramedular hanya mempunyai

sedikit manfaat. Kortikosteroid intravena dengan dosis tinggi dapat meningkatkan

fungsi neurologis untuk sementara

tetapi pengobatan ini tidak dilakukan untuk jangka waktu yang lama.Walaupun

steroid dapat menurunkan edema vasogenik, obat-obatan ini tidak dapat

36

Page 38: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

menanggulangi gejala akibat kondisi tersebut. Penggunaan steroid dalam jangka

waktu lama dapat menyebabkan ulkus gaster, hiperglikemia dan penekanan

system imun dengan resiko cushingsymdrome di kemudian hari. Regimen

kemoterapi hanya meunjukkan angka keberhasilan yang kecil pada terapi tumor

medulla spinalis. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya sawar darah otak yang

membatasi masuknya agen kemotaksis pada CSS.

Pembedahan

Pembedahan sejak dulu merupakan terapi utama pada tumor

medullaspinalis. Pengangkatan yang lengkap dan defisit minimal post

operasi,dapat mencapai 90% pada ependymoma, 40% pada astrositoma dan100%

pada hemangioblastoma.

Pembedahanjugamerupakan penatalaksanaan terpilih untuk tumor ekstramedular. 

Pembedahan dengan tujuan mengangkat tumor seluruhnya, aman dan

merupakan pilihan yang efektif. Pada pengamatan kurang lebih 8.5 bulan,

mayoritas pasien terbebas secara keseluruhan dari gejala dan dapat beraktifitas

kembali. Indikasi pembedahan :

Tumor dan jaringan tidak dapat didiagnosis (pertimbangkan

biopsi bila lesi dapat dijangkau). lesi seperti abses episural dapat terjadi pad

a pasien dengan riwayat tumor dan dapat disalah artikan sebagai metastase.

Medula spinalis yang tidak stabil (unstable spinal)

Kegagalan radiasi (percobaan radiasi biasanya selama 48 jam,kecuali

signifikan atau terdapat deteriosasi yang cepat); biasanya terjadi dengan

tumor yang radioresisten seperti karsinoma sel ginjal atau melanoma.

Rekurensi (kekambuhan kembali) setelah radiasi maksimal

Komplikasi pembedahan :

Pasien dengan tumor yang ganas memiliki resiko defisit neurologis yang

besar selama tindakan operasi.

Deformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi pada

anak anak dibanding orang dewasa. Deformitas pada tulang belakang

tersebut dapat menyebabkan kompresi medulla spinalis.

Setelah pembedahan tumor medulla spinalis pada servikal. Dapat terjadi

obstruksi foramen luscchka sehingga menyebabkan hidrosefalus.

11. Prognosa

Tumor dengan gambaran histopatologi dan klinik yang agresif

37

Page 39: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

mempunyai prognosis yang buruk terhadap terapi. Pembedahan radikal mungkin

dilakukan pada kasus-kasus ini. Pengangkatan total dapat menyembuhkan atau

setidaknya pasien dapat terkontrol dalam waktu yang lama. Fungsi neurologis setelah 

pembedahan sangat bergantung pada status pre operatif pasien. Prognosis semakin

buruk seiring meningkatnya umur (>60 tahun).

G. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan 30 September 2018 WIB di rumah Ny.T

a. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan.

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4M6V5

Berat badan : 45 kg

Tinggi badan : 155 cm

Status Gizi : normoweight

b. Vital sign

TD : 130/80 mmHg

Nadi : 85 x/menit, irama regular, isi dan tegangan cukup

RR : 20 x/menit

Suhu : 37,0 0C

SpO2 : 98 %

c. Status Internus

o Kepala : mesocephal

o Mata : konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor

(2,5mm/2,5mm), edema pupil (-/-), reflek pupil direk (+/+), reflek pupil indirek

(+/+), reflek kornea (+/+), ptosis (-)

o Hidung : napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), septum deviasi (-/-)

o Telinga : serumen (+/+), sekret (-/-), nyeri mastoid (-/-)

o Mulut : bibir sianosis (-), karies dentis (-) atrofi papil lidah (-), lidah deviasi

(-)

o Leher : simetris, pembesaran KGB (-), tiroid (dalam batas normal),

38

Page 40: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

o Thorax :

1. Cor :

a. Inspeksi : tidak tampak ictus cordis

b. Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC IV LMCS

c. Perkusi : Batas jantung dalam batas normal

d. Auskultasi: Bunyi jantung I & II (+) normal, bising (-), gallop (-)

2. Pulmo :

Depan Dextra Sinistra

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Pergerakan simetris,

retraksi (-)

Vokal fremitus normal

kanan = kiri

Sonor seluruh lapang paru

SD paru vesikuler (+),

suara tambahan paru:

wheezing (-), ronki (-)

Pergerakan simetris,

retraksi (-)

Vokal fremitus normal

kanan = kiri

Sonor seluruh lapang paru

SD paru vesikuler (+),

suara tambahan paru:

wheezing (-), ronki (-)

Depan Belakang

o Abdomen :

- Inspeksi : dinding abdomen rata, perabaan supel, spider naevi (-), warna

kulit sama dengan warna kulit sekitar

- Auskultasi : bising usus (+) normal

- Perkusi : timpani seluruh regio abdomen, ascites (-)

- Palpasi : nyeri tekan(-), hepar & lien tak teraba

o Ekstremitas :

- Atas : Oedem (-/-), CRT (<2 dtk), Akral dingin (-/-)

- Bawah : Oedem (-/-), CRT (< 2 dtk), Akral dingin (-/-)

d. Status Neurologis

39

Page 41: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

1. Sikap tubuh : Simetris

2. Gerakan abnormal : -

3. Rangsang Meningeal :

a. Kaku kuduk : (-)

b. Kernig sign : (-)

c. Brudzinky I : (-)

d. Brudzinky II : (-)

e. Brudzinky III: (-)

f. Brudzinky IV: (-)

4. Pemeriksaan saraf kranial

NERVUS CRANIALIS Kanan KiriN.I Daya Penghidu Normal/NormalN.II

 

 

Daya Penglihatan Normal/NormalPenglihatan Warna Normal/Normal

Lapang Pandang Normal/Normal

N.III

 

 

 

 

Ptosis -/-Gerakan mata ke medial Normal/NormalGerakan mata ke atas Normal/NormalGerakan mata ke bawah Normal/NormalUkuran Pupil + (3 mm) + (3mm)Reflek cahaya Langsung + +Reflek cahaya konsensuil + +

Strabismus divergen -/-

N.IV

 

 

 

Gerakan mata ke lateral bawah +/+Strabismus konvergen -/-Menggigit Normal/Normal

Membuka mulut Normal/Normal

N.V

 

 

Sensibilitas muka Normal/NormalReflek kornea + +

Trismus -/-

N.VI

 

Gerakan mata ke lateral bawah +/+

Strabismus konvergen -/-

N.VII

 

Kedipan mata Normal/NormalLipatan nasolabial Simetris/simetrisSudut mulut Simetris/simetrisMengerutkan dahi Tidak ada kerutan/Normal

40

Page 42: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

 

 

 

Menutup mata Normal/NormalMeringis NormalMenggembungkan pipi Normal/Normal

Daya kecap lidah 2/3 depan Normal/Normal

N.VIII

Mendengar suara berbisik +/+Mendengar detik arloji +/+Tes Rinne Tidak dilakukanTes Schawabach Tidak dilakukanTes Weber Tidak dilakukan

N.IX

Arkus Faring Normal/NormalDaya kecap lidah 1/3 belakang Normal/NormalReflek muntah +Sengau –Tersedak –

N.X

Denyut nadi 85x/mnt regularArkus Faring Simetris/simetrisBersuara Normal/NormalMenelan Normal/Normal

N.XI

Memalingkan kepala Normal/NormalSikap bahu Normal/NormalMengangkat bahu Normal/NormalTrofi otot bahu Eutrofi/Eutrofi

N.XII

Sikap Lidah Normal/NormalArtikulasi Normal/NormalTremor Lidah -/-Menjulurkan Lidah Normal/NormalTrofi otot lidah Eutrofi/EutrofiFasikulasi Lidah -/-

5. Pemeriksaan fungsi sensorik

Kanan KiriEksteroseptif hipestesia (setinggi segmen

medulla spinalis T11- T12)hipestesia (setinggi segmen

medulla spinalis T11 – T12 )Propioseptif + +

- -

6. Pemeriksaan Motorik

G B B K 5 5 Tn N N Tr Eu Eu

T T 0 0 hiper hiper Eu Eu

RF + + RP - - Cl + +

41

Page 43: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

++ ++ + +

7. Pemeriksaan Fungsi Vegetatif:

1) Miksi : BAK tidak terkontrol

2) Defekasi : BAB tidak terkontrol

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium

Darah Rutin

Pemeriksaan Hasil

Hemoglobin 12,9 g/dl Kimia Klinik

Leukosit 7,56 ribu Pemeriksaan Hasil

Eritrosit 4,67 juta SGOT 18 U/L

Hematokrit 39,0 % SGPT 15 IU/L

Trombosit 324 ribu UREUM 38,5 mg/dl

MCV 79,9 fl (L) Kreatinin 0,82 mg/dl (H)

MCH 26,5 pg (L) HDL DIRECT 50 mg/dl

MCHC 33,2 g/dlLDL-

CHOLESTEROL183,2 mg/dl (H)

RDW 12,9 % ASAM URAT 5,27 mg/dl

MPV 7,50 mikro m3 Cholesterol 256 mg/dl (H)

Limfosit 0,892 103/mikro (L) Trigliserida 64 mg/dl (L)

Monosit 0,079 103/mikro (L)

Eosinofil 0,005 103/mikro (L)

Basofil 0,032 103/mikro

Neutrofil 6,56 103/mikro

Limfosit% 12 (L)

Monosit% 1,05

Eosinofil% 0,069 (L)

Basofil% 0,428

Neutrofil% 86,7 (H)

PCT 0,243%

PDQ 10,2%

42

Page 44: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

2. MRI thoracolumbal dengan kontras

43

Page 45: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

Kesan :

Massa intrameduler ekstradural (ukuran 3,4 x 1,3 cm) yang menyebabkan

pendesakan thecal sec setinggi corpus vertebra TH 11-12

→DD/ Schwanoma

Neurofibroma

Meningioma

Bulging posterocentral V.L 3-4

Bulging posterocentral V.L 4-5 dan V.L 5-S1 disertai dengan penyempitan

foramen neuralis kanan kiri setinggi level tersebut

Spondilosis lumbalis

44

Page 46: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

3. Patologi Anatomi

Sediaan dari intradura vertebrae thoracal

Tak tampak tanda ganas pada sediaan ini

Kesimpulan : meningothelial meningioma, WHO grade 1

I. DISKUSI II

Pada pemeriksaan fisik saat pasien ditemui memiliki status generalisata yang

baik, dengan tidak adanya penurunan kesadaran, didapatkan adanya kontak mata,

motorik pasien dapat menggerakan sesuai instruksi pemeriksa dan verbal pasien dapat

menjawab pertanyaan dan menjelaskan keluhannya dengan baik.

Pada pemeriksaan tanda vital tekanan darah pasien adalah 130/80 mmHg

dalam batas normal, nadi 85x/menit dengan irama regular dan isi cukup, laju nafas

20x/mnt dalam batas normal, suhu 37,0 derajat (afebris), dan saturasi dalam keadaan

baik walau tanpa oksigen.

Pada pemeriksaan fungsi motorik didapatkan adanya keterbatasan, kelemahan

kekuatan otot, peningkatan tonus, peningkatan reflex fisiologis serta clonus pada kaki

kanan dan kiri. Sehingga defisit neurologis pada pasien ini mengarahkan ke kelainan

lesi di Upper Motor Neuron (UMN) karena lesi di UMN memiliki ciri-ciri spastis

(kaku), hiperreflex, hipertonus, muncul reflex patologis, dan dapat ditemukan adanya

klonus. UMN terdiri atas otak dan medula spinalis. Hal ini disebabkan karena adanya

lesi pada medula spinalis yang mempersarafi otot-otot ekstremitas bawah.

Peningkatan refleks fisiologis juga didapatkan pada ekstremitas yang mengalami

kelemahan, hal ini terjadi karena hilangnya pengaruh inhibisi ke motor neuron.

Didapatkan adanya kelainan sensoris seperti berkurangnya kepekaan terhadap

rangsang yang diberikan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena saraf sensoris

(posterior root) ikut terlibat. Kelemahan kaki pasien membuat pasien tidak bisa

beraktivitas.

Pemeriksaan MRI sudah dilakukan dan didapatkan hasil Massa intrameduler

ekstradural (ukuran 3,4 x 1,3 cm) yang menyebabkan pendesakan thecal sec setinggi

corpus vertebra TH 11-12 dd/ Schwanoma, Neurofibroma, Meningioma. Untuk

menentukan jenis massa dilakukan pemeriksaan patologi anatomi dan didapatkan

hasil meningothelial meningioma, WHO grade 1. Meningioma merupakan tumor

jinak tersering. Berasal dari arachnoid cap cells duramater dan umumnya tumbuh

lambat. Lesi Meningioma umumnya memiliki batas yang jelas, tapi dapat saja

45

Page 47: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

memberikan gambaran lesi yang difus.

J. DIAGNOSIS AKHIR

Diagnosis Utama

Diagnosis Klinis    : Nyeri menjalar dari punggung kiri ke telapak kaki kiri

Diagnosis Topis     : Radix dan neuron L 3-5, L 4-5, L5-S1

Diagnosis Etiologi : HNP

Diagnosis Tambahan

Diagnosis Klinis    : Paraplegia inferior spastik, gangguan miksi, gangguan defekasi,

nyeri, paraparestesia, parahipestesia

Diagnosis Topis     : Medulla spinalis vertebra thorakal XI - XII

Diagnosis Etiologi : Tumor Spinal

K. PENATALAKSANAAN

1. Non Medikamentosa

Fisioterapi secara rutin

Minum obat secara teratur

Kontrol ke dokter secara teratur

2. Medikamentosa

Renadinac 50 mg 2x1

Ranitidin 2x1

Metilcobalamin 2x1

Metilprednisolon 16 mg 2x1

Fluoxetin 10 mg 1x1 (malam)

L. PROGNOSIS

Death : Dubia ad bonam

Disease : Dubia ad bonam

Dissability : Dubia ad bonam

Discomfort : Dubia ad bonam

Dissatisfaction: Dubia ad bonam

46

Page 48: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

Distutition : Dubia ad bonam

M. DISKUSI III

1. Metilprednisolon

Methylprednisolone adalah salah satu jenis obat kortikosteroid yang dapat

menekan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi reaksi peradangan serta gejalanya,

seperti pembengkakan, nyeri, atau ruam. Obat ini biasanya digunakan untuk

mengatasi peradangan (inflamasi) dalam berbagai penyakit, misalnya penyakit

Crohn, kolitis ulseratif, alergi, arthritis rheumatoid, asma, multiple sclerosis, serta

jenis-jenis kanker tertentu.

2. Ranitidin

Termasuk sebagai obat H2 reseptor bloker. Bekerja dengan Mengurangi

produksi asam lambung. Menghambat secara kompetitif histamin pada reseptor H2

sel-sel parietal lambung, yang menghambat sekresi asam lambung; volume lambung

dan konsentrasi ion hidrogen  berkurang. Tidak mempengaruhi sekresi pepsin,

sekresi faktor intrinsik yang distimulasi oleh penta-gastrin, atau serum gastrin. H2

antagonis adalah inhibitor kompetitif histamin pada reseptor H2 sel parietal. Mereka

menekan sekresi asam normal (alami) oleh sel parietal dan sekresi asam yang

dirangsang makan. Mereka melakukannya dengan dua mekanisme: histamin yang

dilepaskan oleh sel-sel ECL dalam perut diblokir dari pengikatan dengan reseptor

H2 sel parietal yang merangsang sekresi asam, dan zat lain yang meningkatkan

sekresi asam (seperti gastrin dan asetilkolin) efek yang dimiliki pada sel parietal

dikurangi ketika reseptor H2 diblokir.

3. Renadinac

Renadinac mengandung zat aktif Diclofenac, obat yang termasuk golongan

nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) dengan nama kimia 2- (2,6-

dichloranilino) asam fenilasetat. Cara kerja Diclofenac adalah menghambat kerja

enzim siklooksigenase (COX). Enzim ini berfungsi untuk membantu pembentukan

prostaglandin saat terjadinya luka dan menyebabkan rasa sakit dan peradangan.

Dengan menghalangi kerja enzim COX, prostaglandin lebih sedikit diproduksi, yang

berarti rasa sakit dan peradangan akan mereda

4. Metilcobalamin

Pada dasarnya mecobalamin sering digunakan untuk mengobati neuropati

perifer dan juga beberapa jenis anemia yang lain. Kandungan vitamin B12 di

47

Page 49: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

dalamnya berguna untuk membantu tubuh kita dalam memproduksi sel darah merah.

Seperti yang telah disebut di awal, mecobalamin adalah suplemen yang kandungan

utamanya adalah mecobalamin itu sendiri. Suplemen ini tersedia dalam bentuk

kapsul (250mg) dan injeksi (500mg). mecobalamin injeksi terdiri dari dua jenis yaitu

neuropati purifier dan anemia pernisiosa. Kandungan siproheptadin pada obat ini

bersifat antiserotonin dan antihistamin. Setelah masuk ke tubuh, kandungan ini akan

menghambat efek histamine dalam tubuh yang dapat mengurangi gejala alergi pada

tubuh. Selain itu, kandungan ini juga bersifat anestesi lokal. Adapun efek samping

yang bisa ditimbulkan dari penggunaan obat Mecobalamin ini adalah sebagai

berikut:

Parenteral: Sakit kepala, ruam, penurunan nafsu makan, gangguan pada saluran

pencernaan yang bisa timbul setelah penggunaan.

Oral: Muntah-muntah, anoreksia, mual dan gejala diare.

5. Fluoxetin

Digunakan untuk mengatasi beberapa gangguan psikologi, seperti

depresi, gangguan obsesif- kompulsif  (OCD), dan bulimia nervosa. Fluoxetine

bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas dan sirkulasi suatu zat kimia di

dalam otak yang disebut dengan serotonin. Dengan meningkatnya kadar serotonin,

maka keseimbangan kimia di dalam otak berubah dan gejala ketiga gangguan

psikologi tersebut dapat teratasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Volume ke-2. Edisi ke-7. United states: Elsevier; 2012.

2. Yeung JT, John IJ, Aftab SK. Cervical disc herniation presenting with neck pain and

contralateral symptoms: a case report. J Med Case Rep. 2012; 6:166

48

Page 50: Faktor - sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA. 201. 8. ... Ibu rumah tangga dengan aktivitas

3. Klezl Z, Coughlin TA. Focus on cervical myelopathy. British Editorial Society of Bone

and Joint Surgery; 2012.

4. Daroff, jankovic, Mazziotta, Pomeroy

5. Yeung JT, John IJ, Aftab SK. Cervical disc herniation presenting with neck pain and

contralateral symptoms: a case report. J Med Case Rep. 2012; 6:166.

6. Schmalstieg William F, Brian GW. Approach to acute or subacute myelopathy.

Department of Neurology: Mayo Clinic College of Medicine. 2010; 75:S2-S8.

7. Hassan HA. Cervical spondylosis [internet]. Suez Canal University: Center of Research

and Development in Medical Education and Health Services Suez Canal University

Hospital; 2016 [disitasi tanggal 23 Agustus 2016]. Tersedia dari:Bradley’s neurology in

clinical practice.

http://emedicine.medscape.com/article/3 06036-overview

8. Kumala, poppy. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta. Edisi Bahasa Indonesia. 1998.

hal 505

9. Company Saunder. B. W. Classification, diagnostic imaging, and imaging

characterization of a lumbar. Volume 38. 2000

10. Autio Reijo. MRI Of Herniated Nucleus Pulposus. Acta Universitatis Ouluensis D

Medica. 2006. Hal 1-31

11. Sylvia A. Price. Lorraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep-konsep prose penyakit.

Jakarta : 1995. EGC. Hal 1023-1026

49