sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”...

65
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN PADA LANSIA” Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Pembimbing: dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, Msc Disusun Oleh: Septiaji Wito Hartono 1910221045 1

Transcript of sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”...

Page 1: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

LAPORAN KASUS

“LOW BACK PAIN PADA LANSIA”

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Departemen Saraf

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Pembimbing:

dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, Msc

Disusun Oleh:

Septiaji Wito Hartono

1910221045

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU SARAF

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

2020

1

Page 2: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

Low Back Pain (LBP) Pada Lansia

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Departemen Saraf

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Disusun Oleh:

Septiaji Wito hartono

1910221045

Telah Disetujui Oleh Pembimbing:

dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, Msc

Tanggal: Februari 2020

2

Page 3: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

BAB I

LAPORAN DAN DISKUSI KASUS

A. Identitas Pasien

Nama : Ny. W

Umur : 90 thn

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Menikah

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tidak bekerja

Alamat : Sawur 7/3 terban pabelan Kab. Semarang

No. CM : 18xxxx-20xx

Tanggal masuk RS : 29 Januari 2020 pukul 20.45 pasien rawat inap Bangsal Anyelir

Tanggal keluar RS : 04 Februari 2020

B. Data Dasar

Diperoleh dari pasien (autoanamnesis) dan keluarga pasien (autoaloanamnesa),

dilakukan pada tanggal 03 Februari 2020 pukul 10.45 WIB di bangsal Anyelir.

C. Keluhan Utama

Nyeri punggung bawah

D. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD Ambarawa dengan keluhan nyeri pinggang sejak 1

tahun yang lalu, keluhan semakin memberat sejak ±2 minggu. Awalnya keluarga pasien

mengatakan nyeri pinggang tersebut timbul akibat pasien mengangkat jemuran 1

keranjang. Dalam 1 tahun itu, keluarga pasien mengatakan, selama 8 bulan terakhir

pasien hanya rutin untuk meminum jamu jamuan (kunci mas) untuk meredakan rasa

3

Page 4: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

nyerinya, 3 bulan terakhir ini pasien juga sempat di bawa ke dokter spesialis saraf di

daerah salatiga sebanyak 2 kali dan di berikan obat suntik dan obat pulang untuk

mengobati rasa nyerinya. Dalam pengobatan keduanya, keluarga pasien mengatakan

merasa tidak cocok karena obat yang di berikan tidak memperbaiki gejala nyeri

punggungnya, keluarga pasien juga mengatakan tidak terjadi efek samping dari

pemberian obat tersebut.

Keluhan dirasakan terutama pada pinggang kiri dan nyeri menjalar ke

ekstremitas kiri bawah sampai pada telapak kaki kiri. Nyeri dirasakan hilang timbul,

nyeri punggung bawah dirasakan seperti sensasi diremas dan berdenyut. Keluhan

timbul ±3 kali dalam satu minggu. Biasanya nyeri timbul saat pasien melakukan

aktivitas sehari-hari, seperti memasak, beribadah, mengasuh dan bermain dengan cucu

nya. Bila nyeri mulai terasa, biasanya pasien berbaring untuk beristirahat ataupun

meminta salah satu anggota keluarga untuk meminta memijatnya dan rasa nyeri pun

berkurang. Skala nyeri punggung bawah pasien berada di angka 7 dari 10.

Nyeri dari leher dan punggung atas disangkal. Tidak ada nyeri ketika batuk atau

mengejan. Pasein juga menyangkal adanya pusing, mual ataupun muntah. Rasa

kesemutan dan kelemahan di ekstremitas bawah disangkal. BAB dan BAK lancar.

Keluhan pipis berpasir, mengedan saat ingin mengeluarkan air pipis, dan anyang-

anyangan disangkal.

E. Riwayat Pengobatan

Pasien sempat meminum jamu (kunci mas) dan di bawa ke dokter spesialis saraf untuk

mengatasi nyerinya, tetapi tidak membaik

F. Riwayat Penyakit Dahulu

Keluarga pasien mengatakan 5 tahun yang lalu pasien pernah sempat mengalami

terjatuh saat bekerja mengangkut batu menggunakan keranjang panggul, dan

menyebabkan kaki bagian sebelah kiri terluka sehingga membuat pasien memutuskan

untuk berhenti bekerja, pasien juga sempat menjalani operasi untuk menyembuhkan

lukanya.

4

Page 5: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Keluarga mengakui bahwa pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan

riwayat DM. keluarga mengatakan bahwa hipertensi terjadi ketika pasien sedang dalam

keadaan banyak pikiran, saat hipertensi dan gula darahnya tinggi, pasien melakukan

pengobatan di bidan desa.

Riwayat sakit serupa sebelumnya : diakui

Riwayat hipertensi : diakui

Riwayat DM : diakui

Riwayat penyakit paru : disangkal

Riwayat penyakit gastrointestinal : disangkal

Riwayat penyakit ginjal : disangkal

Riwayat penyakit jantung : disangkal

Riwayat patah tulang yang menyebabkan disabilitas : disangkal

G. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit serupa : disangkal

Riwayat hipertensi, DM : disangkal

H. Riwayat Pribadi dan Sosial Ekonomi

Sebelumnya pasien sempat bekerja sebagai pengangkat batu dan penjual pisang

di pasar menggunakan keranjang panggul, pasien mulai melakukan aktivitasnya pada

pukul 06:00 sampai pukul 14:00. setelah selesai bekerja, pasien pulang dan melajutkan

aktivitas di rumah seperti memasak, mencuci, dan beribadah. Sampai pada akhirnya, ±5

tahun yang lalu pasien memutuskan untuk berhenti bekerja dikarenakan pasien

mengalami kecelakaan saat bekerja yaitu terjatuh dan membuat kaki bagian kiri

mengalami luka. Saat sudah mulai tidak aktif bekerja, pasien lebih banyak melakukan

aktifitas di rumah, dan pada saat ±1 tahun terakhir ini pasien sering mengeluh nyeri

pinggang yang menjalar ke kaki, nyeri pinggang tersebut semakin memburuk ±2

minggu SMRS.

Sehari-harinya frekuensi makan pasien 3x/hari. Menu makanan pasien seperti

nasi, tempe/tahu, telur dan sayur-sayuran. Pasien jarang makan ayam atau daging.

5

Page 6: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Setiap harinya pasien minum air putih sebanyak ±8 gelas. Pasien tidak mempunyai

kebiasaan merokok diakui. Pasien mengaku jarang berolahraga.

I. Anamnesis Sistem

Sistem serebrospinal : cephalgia (-)

Sistem kardiovaskuler : tidak ada keluhan

Sistem respiratorius : sesak napas (-)

Sistem gastrointestinal : tidak ada keluhan

Sistem neurologis : rasa kesemutan di ektstremitas (-), nyeri menjalar ke

ekstremitas bawah (+)

Sistem integument : tidak ada keluhan

Sistem muskuloskeletal : nyeri di punggung bawah (+), nyeri di paha sampai ke telapak

kaki (+)

Sistem urogenital : nyeri saat BAK (-), kencing berpasir (-), harus mengejan saat

ingin BAK (-)

J. Resume Anamnesis

Pasien datang ke IGD RSUD Ambarawa dengan keluhan nyeri pinggang sejak 1

tahun yang lalu, keluhan semakin memberat sejak ±2 minggu. Nyeri dirasakan di

punggung bawah dan di bokong. Keluhan dirasakan terutama pada pinggang kiri dan

nyeri menjalar ke ekstremitas kiri bawah sampai pada telapak kaki kiri. Nyeri dirasakan

hilang timbul, nyeri punggung bawah dirasakan seperti sensasi diremas dan berdenyut.

Keluhan timbul ±3 kali dalam satu minggu. Biasanya nyeri timbul saat pasien

melakukan aktivitas sehari-hari, seperti memasak, beribadah, mengasuh dan bermain

dengan cucu nya.

Bila nyeri mulai terasa, biasanya pasien berbaring untuk beristirahat ataupun

meminta salah satu anggota keluarga untuk meminta memijatnya dan rasa nyeri pun

berkurang. Skala nyeri punggung bawah pasien berada di angka 7 dari 10. Nyeri dari

leher dan punggung atas disangkal. Tidak ada nyeri ketika batuk atau mengejan. Pasein

juga menyangkal adanya pusing, mual ataupun muntah. Rasa kesemutan dan kelemahan

di ekstremitas bawah disangkal. BAB dan BAK lancar. Keluhan pipis berpasir,

mengedan saat ingin mengeluarkan air pipis, dan anyang-anyangan disangkal.6

Page 7: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Keluarga pasien mengatakan 5 tahun yang lalu pasien pernah sempat mengalami

terjatuh saat bekerja mengangkut batu menggunakan keranjang panggul, dan

menyebabkan kaki bagian sebelah kiri terluka sehingga membuat pasien memutuskan

untuk berhenti bekerja, pasien juga sempat menjalani operasi untuk menyembuhkan

lukanya.

Keluarga pasien juga mengatakan, bahwa pasien pernah mengalami nyeri

punggung sejak 1 tahun yang lalu, selama 8 bulan terakhir pasien hanya rutin untuk

meminum jamu jamuan (kunci mas) untuk meredakan rasa nyerinya, 3 bulan terakhir

ini pasien juga sempat di bawa ke dokter spesialis saraf sebanyak 2 kali dan di berikan

obat suntik dan obat pulang untuk mengobati rasa nyerinya.

Pasien sekarang sudah tidak bekerja, dan hanya melakukan aktifitas di dalam

rumah yaitu seperti memasak, beribadah dan memomong cucu. Setiap hari pasien

makan 3x/hari. Menu makan pasien berupa nasi, protein nabati, dan sayur. Pasien cukup

mendapatkan asupan cairan, yaitu ± 8 gelas/hari

K. Diagnosis Sementara

Diagnosis Klinis : Nyeri pinggang kiri yang menjalar ke telapak kaki kiri

Diagnosis topis : Radiks n ischiadicus

Diagnosis etiologis : Ischialgia ;dd Non Spesifik LBP

L. Diskusi

Didapatkan pasien perempuan usia 90 tahun merasa nyeri punggung bawah dan

menjalar ke sampai telapak kaki. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP)

adalah nyeri dan rasa tidak nyaman di daerah punggung atara sudut bawah kosta (tulang

rusuk) sampa lumbosacral (tulang ekor). Nyeri dirasakan sejak ±1 tahun yang dirasakan

memberat pada ± 2 minggu SMRS. Nyeri yang dirasakan pasien bersifat kronik.

Menurut IASP, dikatakan nyeri kronik apabila terjadi selama lebih dari 3 bulan. Nyeri

lebih dirasakan pada punggung bawah sebelah kiri. Nyeri timbul setelah pasien

melakukan aktivitas di rumah seperti memasak, memomong cucu dan beribadah.

Sebelumnya (5 tahun yang lalu) pasien aktif bekerja sebagai pengangkut batu dan

menjual pisang menggunakan pikulan. Aktivitas saat bekerja yang dilakukan pasien 7

Page 8: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

termasuk dalam aktivitas berat yang membebankan tulang belakang. Kebanyakan kasus

LBP terjadi dengan adanya pemicu seperti kerja berlebihan, penggunaan kekuatan otot

berlebihan, ketegangan otot, cedera otot, ligament, maupun diskus yang menyokong

tulang belakang. Bila rasa nyeri timbul, pasien memilih untuk beristirahat dan tidur. Hal

ini menunjukan bahwa kontraksi dari otot dapat mempengaruhi rasa nyeri tersebut

sehingga pasien lebih nyaman tiduran saja.

Jika ditinjau dari jenisnya, nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri nosiseptif,

neurogenik, dan psikogenik. Nyeri nosiseptif timbul karena adanya kerusakan pada

jaringan somatik atau viseral sedangan nyeri neurogenik disebabkan oleh cedera pada

jalur serat saraf perifer. Keluhan nyeri pinggang yang menjalar sampai tungkai bawah,

hal ini menujukan adanya suatu kerusakan pada sistem saraf yang dapat menyebakan

fungsi motorik terganggu. Kemudian keluhan kaki kesemutan disangkal sehingga nyeri

yang terjadi tidak menimbulkan gangguan pada sistem sensorik.

Low back pain dibagi menjadi dua yaitu spesifik dan non spesifik, low back pain

spesifik terjadi bila nyeri punggung melibatkan kerusakan tulang belakang dan saraf,

sedangkan low back pain non spesifik jika nyeri punggung yang terjadi tidak melibatkan

saraf atau sumber nyeri berasal dari organ viseral.

Riwayat BAB dan BAK normal, menandakan keluhan yang dialami tidak

mengganggu fungsi vegetatif pasien. Setiap hari pasien makan 3x/hari. Menu makan

pasien berupa nasi, protein nabati, dan sayur. Dalam sehari rata-rata pasien minum air

putih sebanyak ±8 gelas/ hari. Menurut pedoman gizi seimbang Kemenkes, anjuran

minum air putih setiap hari sebanyak 8 gelas/hari atau setara dengan 2 liter/hari.

Low Back Pain (LBP)a. Definisi

LBP adalah suatu sindroma klinis dengan manifestasi berupa nyeri dan rasa

tidak nyaman di daerah belakang tubuh dengan batas tulang costae 12 hingga lipatan

glutea dengan atau tanpa disertai penjalaran ke tungkai.

Nyeri juga bisa menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan

pangkal paha. LBP atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan

muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik. LBP 8

Page 9: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

merupakan gangguan musculoskeletal terkait kerja yang biasa ditemukan dan secara

ekonomi menghabiskan biaya tinggi, perlu investigasi yang mendetail. Nyeri yang

dirasakan bisa tumpul atau tajam, tersebar atau terlokalisir. Bila nyeri bersifat akut

dan berat disebut lumbago. Bila nyeri menjalar ke pantat sampai paha belakang dan

kaki disebut sciatica.

b. Klasifikasi Low Back Pain (LBP)

Banyak klasifikasi nyeri punggung bawah ditemukan dalam literatur, tetapi

tidak ada yang benar benar memuaskan. Masing- masing mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Ada yang berdasarkan struktur anatomis (nyeri pinggang primer,

sekunder, referal dan psikosomatik), ada yang berdasarkan sumber rasa nyeri

(viserogenik, neurogenik, vaskulogenik, spondilogenik dan psikogenik),

berdasarkan lama penyakitnya (akut, sub akut, kronis), berdasarkan etiologinya

(spesifik dan non spesifik).

Klasifikasi Berdasarkan Sumber Rasa Nyeri

Sementara klasifikasi sumber nyeri pinggang bawah dapat dibagi atas

beberapa jenis yaitu:

a) Viserogenik

Merupakan nyeri punggung bawah yang bersumber oleh adanya kelainan pada 

organ dalam (viseral) seperti gangguan ginjal, usus, dan lain-lain.

b) Neurogenik

Merupakan nyeri punggung bawah yang bersumber dari adanya penekanan pada

saraf punggung bawah.

c) Vaskulogenik

Merupakan nyeri punggung bawah yang bersumber dari adanya gangguan

vaskuler disekitar punggung bawah.

d) Spondilogenik

Merupakan nyeri punggung bawah yang bersumber dari adanya gangguan pada

struktur tulang maupun persendian tulang punggung bawah.

e) Psikogenik

9

Page 10: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Merupakan nyeri punggung bawah yang bersumber dari adanya gangguan 

psikologis pasien.

Klasifikasi menurut Onset

a) Akut low back pain

Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba

dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa

minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat

disebabkan karena luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa

nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak

jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang

lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh

sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri pinggang akut terfokus pada

istirahat dan pemakaian analgesik.

b) Chronic Low Back Pain

Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang lebih dari 3 bulan. Rasa

nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki

onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back

pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi

discus intervertebralis dan tumor.

c. Penyebab Low Back Pain (LBP)

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya LBP, antara lain:

1. Kelainan Tulang Punggung (Spine) Sejak Lahir

Keadaan ini lebih dikenal dengan istilah Hemi Vertebrae. Kelainan-kelainan

kondisi tulang vertebra tersebut dapat berupa tulang vertebra hanya setengah

bagian karena tidak lengkap pada saat lahir. Hal ini dapat menyebabkan

timbulnya low back pain yang disertai dengan scoliosis ringan.

Selain  itu  ditandai  pula  adanya  dua  buah  vertebra  yang  melekat

menjadi satu, namun keadaan ini tidak menimbulkan nyeri. Terdapat lubang di

tulang vertebra dibagian bawah karena tidak melekatnya lamina dan keadaan ini 10

Page 11: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

dikenal dengan Spina Bifida. Penyakit spina bifida dapat menyebabkan gejala

gejala  berat  sepert  club  foot,  rudi mentair  foof,  kelayuan  pada  kaki,  dan

sebagainya. namun jika lubang tersebut kecil, tidak akan menimbulkan keluhan.

Beberapa jenis kelainan tulang punggung (spine) sejak lahir adalah:

a) Penyakit Spondylisthesis

Pada spondylisthesis merupakan kelainan pembentukan korpus vertebrae,

dimana arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebrae (Bimariotejo,

2009). Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi, namun ketika berumur

35 tahun baru menimbulkan nyeri akibat kelinan-kelainan degeneratif. Nyeri

pinggang ini berkurang atau hilang bila penderita duduk atau tidur dan akan

bertambah, bila penderita itu berdiri atau berjalan.

b) Penyakit Kissing Spine

Penyakit ini disebabkan karena dua tau lebih processus spinosus

bersentuhan.  Keadan ini bisa  menimbulkan gejala dan tidak. Gejala  yang

ditimbulkan adalah low back pain. Penyakit ini hanya bisa diketahui dengan

pemeriksaan X-ray dengan posisi lateral.

c) Sacralisasi Vertebrae Lumbal Ke V

Penyakit  ini  disebabkan  karena  processus  transversus  dari vertebra

lumbal ke V melekat atau menyentuh os sacrum dan/atau os ileum.

2. Low Back Pain karena Trauma

Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama LBP. Pada

orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan menggunakan otot

atau melakukan aktivitas dengan beban yang berat dapat menderita nyeri

pinggang bawah yang akut.

Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat

menyebabkan kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung,

mengakibatkan terjadinya trauma punggung sehingga menimbulkan nyeri.

Kekakuan otot cenderung dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu

tertentu. Namun pada kasus-kasus yang berat memerlukan pertolongan medis

11

Page 12: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

agar tidak mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut. Secara patologis

anatomis, pada low back pain yang disebabkan karena trauma, dapat ditemukan

beberapa keadaan, seperti:

a) Perubahan pada sendi Sacro-Iliaca

Gejala yang timbul akibat perubahan sendi sacro-iliaca adalah rasa nyeri

pada os sacrum akibat adanya penekanan. Nyeri dapat bertambah saat batuk

dan saat posisi supine. Pada pemerikasaan, lassague symptom positif dan

pergerakan kaki pada hip joint terbatas.

b) Perubahan pada sendi Lumba Sacral

Trauma dapat menyebabkan perubahan antara vertebra lumbal V dan

sacrum, dan dapat menyebabkan robekan ligamen atau fascia. Keadaan ini

dapat menimbulkan nyeri yang hebat di atas vertebra lumbal V atau sacral I

dan dapat menyebabkan keterbatasan gerak.

3. Low Back Pain karena Perubahan Jaringan

Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan jaringan

pada tempat yang mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya

pada daerah punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga disepanjang punggung

dan anggota bagian tubuh lain.

Beberapa jenis penyakit dengan keluhan LBP yang disebabkan oleh perubahan

jaringan antara lain:

a) Osteoartritis (Spondylosis Deformans)

Dengan bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot-

ototnya juga menjadi berkurang sehingga sangat memudahkan terjadi

nya kekakuan pada otot atau sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari

ruang antar tulang vetebra yang menyebabkan tulang belakang menjadi tidak

fleksibel seperti saat usia muda. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada

tulang belakang hingga ke pinggang.

b) Penyakit Fibrositis

12

Page 13: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini ditandai

dengan nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri

memberat saat beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan.

c) Penyakit Infeksi

Infeksi pada sendi terbagi atas dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan

oleh bakteri dan infesi kronis, disebabkan oleh bakteri tuberculosis. Infeksi

kronis ditandai dengan pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut, demam

serta kelelahan.

4. Low Back Pain karena Pengaruh Gaya Berat

Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan

dapat mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan

komplikasi pada bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum,

coxa valgum dan sebagainya. Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri

dan duduk dalam waktu yang lama juga dapat mengakibatkan terjadinya LBP.

Kehamilan dan obesitas merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan terjadinya LBP akibat pengaruh gaya berat. Hal ini disebabkan

terjadinya penekanan pada tulang belakang akibat penumpukan lemak, kelainan

postur tubuh dan kelemahan otot.

d. Faktor Resiko Low Back Pain (LBP)

1) Usia

Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua

dan insiden tertinggi dijumpai pada dekade kelima. Bahkan keluhan nyeri

pinggang ini semakin lama semakin meningkat hingga umur sekitar 55 tahun.

2) Jenis Kelamin

Laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama terhadap keluhan nyeri

pinggang sampai umur 60 tahun, namun pada kenyataannya jenis kelamin

seseorang dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri pinggang, karena pada

wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus

menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan 13

Page 14: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

tulang berkurang akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan

terjadinya nyeri pinggang.

3) Status Antropometri

Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih resiko timbulnya nyeri

pinggang lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan

meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.

4) Pekerjaan

Faktor resiko di tempat kerja yang banyak menyebabkan gangguan otot rangka

terutama adalah kerja fisik berat, penanganan dan cara pengangkatan barang,

gerakan berulang, posisi atau sikap tubuh selama bekerja, getaran, dan kerja

statis.

5) Aktivitas / olahraga

Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada

posisi yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada pekerja

kantoran yang terbiasa duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada

kursi, atau seorang mahasiswa yang seringkali membungkukkan punggungnya

pada waktu menulis. Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri dengan membungkuk

atau menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah seperti tidur pada kasur yang

tidak menopang tulang belakang. Kasur yang diletakkan di atas lantai lebih baik

daripada tempat tidur yang bagian tengahnya lentur. Posisi mengangkat beban

dari posisi berdiri langsung membungkuk mengambil beban merupakan posisi

yang salah, seharusnya beban tersebut diangkat setelah jongkok terlebih dahulu.

Selain sikap tubuh yang salah yang seringkali menjadi kebiasaan, beberapa

aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan posisi berdiri lebih dari 1 jam

dalam sehari, melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang monoton lebih dari

2 jam dalam sehari, naik turun anak tangga lebih dari 10 anak tangga dalam

sehari, berjalan lebih dari 3,2 km dalam sehari dapat pula meningkatkan resiko

timbulnya nyeri pinggang.

6) Kebiasaan merokok 14

Page 15: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Kebiasaan merokok, diduga karena perokok memiliki kecenderungan untuk

mengalami gangguan pada peredaran darahnya, termasuk ke tulang belakang.

7) Abnormalitas struktur

Ketidaknormalan struktur tulang belakang seperti pada skoliosis, lordosis,

maupun kifosis, merupakan faktor resiko untuk terjadinya LBP.

e. Patofisiologi nyeri pada nyeri punggung bawah

Bangunan peka nyeri

Berbagai struktur yang peka terhadap nyeri terdapat di punggung bawah.

Strukturtersebut adalah periosteum, 1/3 bangunan luar anulus fibrosus, ligamentum,

kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua strukturtersebut mengandung nosiseptor

yang peka terhadap berbagai stimulus (mekanikal, termal, kimiawi). Bila reseptor

dirangsang oleh berbagai stimulus lokal, akan dijawab dengan pengeluaran berbagai

mediator inflamasi dan substansi lainnya, yang menyebabkan timbulnya persepsi

nyeri, hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan untuk

memungkinkan perlangsungan proses penyembuhan

Mekanisme nyeri

Aktivasi nosiseptor menyebabkan nyeri dan sensitisasi nosiseptor menyebabkan

hiperalgesia. Terdapat dua jenis hiperalgesia yaitu primer yang terjadi di daerah lesi

dan sekunder di jaringan sehat. Hiperalgesia primer dapat dibangkitkan dengan

stimulasi termal maupun mekanikal dan hiperalgesia sekunder hanya dapat

dibangkitkan mekanikal. Hiperalgesia sekunder disebabkan kemampuan neuron di

kornu dorsalis medulla spinalis memodulasi transmisi impuls neuronal. Proses

modulasi ini terjadi karena impuls yang terus-menerus menstimulasi medulla

spinalis yang berasal dari daerah lesi sehingga neuron di kornu dorsal menjadi lebih

sensitive.

Dalam fenomena sensitisasi sentral ada dua fenomena yang terjadi, yaitu :

1. wind up : sensitisasi neuron kornu dorsalis terutama wide dynamic range

neuron (WDR). Proses ini sangat bergantung pada glutamate dan reseptor

NMDA

15

Page 16: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

2. long term potentiation (LTP) merupakan peningkatan kepekaan neuron kornu

dorsalis (sensitisasi) berlangsung lebih lama dan masih terjadi walaupun input

sudah tidak ada.

Nyeri otot sangat berperan dalam terjadinya unspesific low back pain. Beberapa

nosiseptor terdapat di jaringan lunak yang sangat peka terhadap mediator inflamasi.

Pada jaringan somatic banyak yang peka terhadap ATP terutama pada saat lesi otot.

Impuls dari otot sebagian dibawa oleh serabut otot tanpa myelin yang umumnya

mempunyai tetrodotoxine resistence (TTXr)-Na channel (kanal Na yang resisten

terhadap tetrodotoxine) sehingga diperlukan obat yang dapat memblok reseptor

tersebut pada pasien penderita nyeri punggung bawah.

Timbulnya nyeri spontan di neuron kornu dorsalis ditentukan oleh Nitric oxide

(NO). Jika konsentrasinya menurun dapat menyebabkan nyeri spontan yang sejalan

dengan lesi otot.

Sebagian pasien dengan lesi saraf pusat maupun tei di samping memiliki gejala

negative yang berupaparesis atau paralisis, hipestesi, atau anastesi, juga menderita

gejala positif yaitu nyeri neuropatik. Nyeri neuropatik yang ditemukan pada pasien

nyeri punggung bawah berupa penekakan radiks sarafoleh hernia nuklesus

pulposus,penyempitan kanal spinalis, pembengkakan artikulasio, fraktur mikro,

penekanan tumor dan sebagainya.

Iritasi pada serabut saraf dapat menyebabkan 2 kemungkinan. Kemungkinan

pertama penekanan terjadi pada selaput pembungkus syaraf yang kaya akan

nosiseptor dari nervi nervorum yang menimbulkan nyeri inflamasi yang dirasakan di

sepanjang dermatom serabut saraf tersebut. Kemungkinan kedua penekanan sampai

serabut saraf maka ada kemungkinan terjadi gangguan keseimbangan neuron

sensorik melalui perubahan molekuler yang dapat menyebabkan aktivitas sistem

saraf aferen menjadi abnormal dengan timbulnya aktivitas ektofik yang terjadi di

luar reseptor, akumulasi saluran ion natrium di daerah lesi menyebabkan timbulnya

mechano-hot-spot yang sangat peka terhadap rangsangan mekanikal maupun termal.

Hal ini menjadi dasar pemeriksaan Laseque.

f. Diagnosis16

Page 17: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Anamnesis

a) Letak atau lokasi nyeri, penderita diminta menunjukkan nyeri dengan setepat –

tepatnya, atau keterangan yang rinci sehingga letaknya dapat diketahui dengan

tepat.

b) Penyebaran nyeri, untuk dibedakan apakah nyeri bersifat radikular atau nyeri

acuan.

c) Sifat nyeri, misalnya seperti ditusuk – tusuk, disayat, mendeyut, terbakar,

kemeng yang terus – menerus, dan sebagainya.

d) Pengaruh aktivitas terhadap nyeri, apa saja kegiatan oleh penderita yang dapat

menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa sehingga penderita mempunyai sikap

tertentu untuk meredakan rasa nyeri tersebut.

e) Pengaruh posisi tubuh atau anggota tubuh, erat kaitannya dengan aktivitas

tubuh, perlu ditanyakan posisi yang bagaimana dapat memperberat dan

meredakan rasa nyeri.

f) Riwayat Trauma, perlu dijelaskan trauma yang tak langsung kepada penderita

misalnya mendorong mobil mogok, memindahkan almari yang cukup berat,

mencabut singkong, dan sebagainya.

g) Proses terjadinya nyeri dan perkembangannya, bersifat akut, perlahan,

menyelinap sehingga penderita tidak tahu pasti kapan rasa sakit mulai timbul,

hilang timbul, makin lama makin nyeri, dan sebagainya.

h) Obat – obat analgetik yang diminum, menelusuri jenis analgetik apa saja yang

pernah diminum.

i) Kemungkinan adanya proses keganasan.

j) Riwayat menstruasi, beberapa wanita saat menstruasi akan mengalami LBP

yang cukup mengganggu pekerjaan sehari – hari. Hamil muda, dalam trimester

pertama, khususnya bagi wanita yang dapat mengalami LBP berat.

k) Kondisi mental/emosional, meskipun pada umumnya penderita akan menolak

bila kita langsung menanyakan tentang “banyak pikiran” atau “pikiran sedang

ruwet” dan sebagainya. Lebih bijaksana apabila kita menanyakan kemungkinan

adanya ketidakseimbangan mental tadi secara tidak langsung, dengan cara

17

Page 18: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

penderita secara tidak sadar mau berbicara mengenai faktor stress yang

menimpanya.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada pasien dengan nyeri punggung

meliputi evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeltal. Pemeriksaan neurologi

meliputi evaluasi sensasi tubuh bawah, kekuatan dan refleks-refleks.

a) Inspeksi :

Pemeriksaan fisik dimulai dengan inspeksi dan bila pasien tetap berdiri dan

menolak untuk duduk, maka sudah harus dicurigai adanya suatu herniasi

diskus. Gerakan aktif pasien harus dinilai, diperhatikan gerakan mana yang

membuat nyeri dan juga bentuk kolumna vertebralis, berkurangnya lordosis

serta adanya skoliosis. Berkurang sampai hilangnya lordosis lumbal dapat

disebabkan oleh spasme otot paravertebral.

Gerakan-gerakan yang perlu diperhatikan pada penderita:

- Keterbatasan gerak pada salah satu sisi atau arah.

- Ekstensi ke belakang (back extension) seringkali menyebabkan nyeri pada

tungkai bila ada stenosis foramen intervertebralis di lumbal dan artritis

lumbal, karena gerakan ini akan menyebabkan penyempitan foramen

sehingga menyebabkan suatu kompresi pada saraf spinal.

- Fleksi ke depan (forward flexion) secara khas akan menyebabkan nyeri pada

tungkai bila ada HNP, karena adanya ketegangan pada saraf yang

terinflamasi diatas suatu diskus protusio sehingga meninggikan tekanan pada

saraf spinal tersebut dengan jalan meningkatkan tekanan pada fragmen yang

tertekan di sebelahnya (jackhammer effect).

b) Palpasi :

- Adanya nyeri (tenderness) pada kulit bisa menunjukkan adanya

kemungkinan suatu keadaan psikologis di bawahnya (psychological

overlay).

- Kadang-kadang bisa ditentukan letak segmen yang menyebabkan nyeri

dengan menekan pada ruangan intervertebralis.18

Page 19: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

- Pada spondilolistesis yang berat dapat diraba adanya ketidak-rataan (stepoff)

pada palpasi di tempat/level yang terkena.

- Penekanan dengan jari jempol pada prosesus spinalis dilakukan untuk

mencari adanya fraktur pada vertebra.

- Pemeriksaan fisik yang lain memfokuskan pada kelainan neurologis.

- Harus dicari pula refleks patologis seperti babinski, terutama bila ada

hiperefleksia yang menunjukkan adanya suatu gangguan upper motor neuron

(UMN). Dari pemeriksaan refleks ini dapat membedakan akan kelainan yang

berupa UMN atau LMN.

Pemeriksaaan Motorik

Harus dilakukan dengan seksama dan harus dibandingkan kedua sisi untuk

menemukan abnormalitas motoris. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :

- Berjalan dengan menggunakan tumit.

- Berjalan dengan menggunakan jari atau berjinjit.

- Jongkok dan gerakan bertahan ( seperti mendorong tembok )

Pemeriksaan Sensorik

Pemeriksaan sensorik akan sangat subjektif karena membutuhkan perhatian dari

penderita dan tak jarang keliru.

Refleks

Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan Patella,

respon dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui lokasi terjadinya

lesi pada saraf spinal.

Special Test

- Tes Lasegue:

Mengangkat tungkai dalam keadaan

ekstensi. Positif bila pasien tidak

dapat mengangkat tungkai kurang

dari 60° dan nyeri sepanjang nervus

ischiadicus. Rasa nyeri dan

terbatasnya gerakan sering menyertai radikulopati, terutama pada

herniasi discus lumbalis/ lumbo-sacralis.19

Page 20: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

- Tes Patrick dan anti-patrick:

Fleksi-abduksi-eksternal rotation-ekstensi sendi panggul. Positif jika

gerakan diluar kemauan terbatas, sering disertai dengan rasa nyeri.

Positif pada penyakit sendi panggul, negative pada ischialgia.

- Tes kernig:

Pasien terlentang, paha difleksikan, kemudian meluruskan tungkai

bawah sejauh mungkin anpa timbul rasa nyeri yang berarti. Positif jika

terdapat spasme involunter otot semimembraneus, semitensinous, biceps

femoris yang membatasi ekstensi lutut dan timbul nyeri.

- Tes Naffziger:

Dengan menekan kedua vena jugularis, maka tekanan LCS akan

meningkat, akan menyebabkan tekanan pada radiks bertambah, timbul

nyeri radikuler. Positif pada spondilitis.

- Tes valsava:

Penderita disuruh mengejan kuat maka tekanan LCS akan meningkat,

hasilnya sama dengan percobaan Naffziger.

- Spasme m. psoas:

Diperiksa pada pasien yang berbaring terlentang dan pelvis ditekan kuat

– kuat pada meja oleh sebelah tangan pemeriksa, sementara tangan lain

menggerakkan tungkai ke posisi vertical dengan lutut dalam keadaan

fleksi tegak lurus. Panggulsecara pasif mengadakan hiperekstensi ketika

pergelangan kaki diangkat. Terbatasnya gerakan ditimbulkan oleh

spasme involunter m.psoas.

- Tes Gaenselen:20

Page 21: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Terbatasnya fleksi lumbal secara pasif dan rasa nyeri yang diakibatkan

sering menyertai penyakit pada art. Lumbal / lumbosacral. Dengan

pasien berbaring terlentang, pemeriksa memegang salah satu ekstremitas

bawah dengan kedua belah tangan dan menggerakkan paha sampai pada

posisi fleksi maksimal. Kemudian pemeriksa menekan kuat – kuat ke

bawah kearah meja dan ke atas kearah kepala pasien, yang secara pasif

menimbulkan fleksi columna spinalis lumbalis.

Pemeriksaan Penunjang

a) Laboratorium:

Pada pemeriksaan laboratorium rutin penting untuk melihat; laju endap darah

(LED), kadar Hb, jumlah leukosit dengan hitung jenis, dan fungsi ginjal.

b) Pungsi Lumbal (LP) :

LP akan normal pada fase permulaan prolaps diskus, namun belakangan akan terjadi

transudasi dari low molecular weight albumin sehingga terlihat albumin yang sedikit

meninggi sampai dua kali level normal.

c) Pemeriksaan Radiologis :

a. Foto rontgen biasa (plain photos) sering terlihat normal atau kadang-kadang

dijumpai penyempitan ruangan intervertebral, spondilolistesis, perubahan

degeneratif, dan tumor spinal. Penyempitan ruangan intervertebral kadang-

kadang terlihat bersamaan dengan suatu posisi yang tegang dan melurus dan

suatu skoliosis akibat spasme otot paravertebral.

b. CT scan adalah sarana diagnostik yang efektif bila vertebra dan level

neurologis telah jelas dan kemungkinan karena kelainan tulang.

c. Mielografi berguna untuk melihat kelainan radiks spinal, terutama pada

pasien yang sebelumnya dilakukan operasi vertebra atau dengan alat fiksasi

metal. CT mielografi dilakukan dengan suatu zat kontras berguna untuk

melihat dengan lebih jelas ada atau tidaknya kompresi nervus atau 21

Page 22: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

araknoiditis pada pasien yang menjalani operasi vertebra multipel dan bila

akan direncanakan tindakan operasi terhadap stenosis foraminal dan kanal

vertebralis.

d. MRI (akurasi 73-80%) biasanya sangat sensitif pada HNP dan akan

menunjukkan berbagai prolaps. Namun para ahli bedah saraf dan ahli bedah

ortopedi tetap memerlukan suatu EMG untuk menentukan diskus mana yang

paling terkena. MRI sangat berguna bila:

- vertebra dan level neurologis belum jelas

- kecurigaan kelainan patologis pada medula spinal atau jaringan lunak

- untuk menentukan kemungkinan herniasi diskus post operasi

- kecurigaan karena infeksi atau neoplasma

Mielografi atau CT mielografi dan atau MRI adalah alat diagnostik yang

sangat berharga pada diagnosis LBP dan diperlukan oleh ahli bedah saraf

atau ortopedi untuk menentukan lokalisasi lesi pre-operatif dan menentukan

adakah adanya sekwester diskus yang lepas dan mengeksklusi adanya suatu

tumor. Mumenthaler (1983) menyebutkan adanya 25% false negative diskus

prolaps pada mielografi dan 10% false positive dengan akurasi 67%.

a) Elektromiografi (EMG) :

Dalam bidang neurologi, maka pemeriksaan elektrofisiologis/neurofisiologis sangat

berguna pada diagnosis sindroma radiks. Pemeriksaan EMG dilakukan untuk :

- Menentukan level dari iritasi atau kompresi radiks

- Membedakan antara lesi radiks dengan lesi saraf perifer

- Membedakan adanya iritasi atau kompresi radiks

b) Elektroneurografi (ENG)

Pada elektroneurografi dilakukan stimulasi listrik pada suatu saraf perifer tertentu

sehingga kecepatan hantar saraf (KHS) motorik dan sensorik (Nerve Conduction

Velocity/NCV) dapat diukur, juga dapat dilakukan pengukuran dari refleks dengan

masa laten panjang seperti F-wave dan H-reflex. Pada gangguan radiks, biasanya

NCV normal, namun kadang-kadang bisa menurun bila telah ada kerusakan akson

dan juga bila ada neuropati secara bersamaan.

22

Page 23: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

g. Diagnosis Banding Nyeri Punggung Bawah

1. Penyebab Sistemik

- aneurisme aorta abdominalis

- nephrolitiasis

- infeksi ginjal

- kelainan metabolic

- tumor

- Ankilosing spondilosis

- Sindroma Reiter

- arthritis colitis ulseravitf

- psoriasis arthritis

- rheumatoid arthritis

- miopati radikulopati

2. Penyebab lokal yang berbahaya

- Tumor

- infeksi ruang diskus

- abses epidural

- fraktur

- hernia diskus

- stenosis spinal

- spondilolistesis

3. Patologi lokal yang menjalar menyerupai nyeri punggung bawah

- osteoarthritis pinggang

- nekrosis aseptis kaput femoral

- trauma nervus ischiadicus

- cyclic radiating low back pain

Berdasarkan etilogi :

1. NPB mekanikal (97%) :

- lumbar strain, sprain (70%)

- proses degenerative

- stenosis spinal23

Page 24: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

- fraktur kompresi osteoporotic

- spondilolistesis

- fraktur traumatic

- spondilolisis

2. NPB nonmekanikal (1%) :

- neoplasma (multiple myeloma, dll)

- infeksi

- arthritis inflamasi

- Scheurman sisease (Osteokondrosis)

- Paget disease

3. Penyakit visceral (2%)

- prostatitis

- nefrolitiasis

- aneurisma aorta

h. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Low Back Pain Akut

Sebagian besar pasien dapat diatasi secara efektif dengan kombinasi dari

pemberian saran dan analgesia yang tepat. Kronisitas low back pain dapat dihindari

dengan: memperhatikan aspek psikologis gejala yang ada, menghindari pemeriksaan

yang tidak perlu dan berlebihan, menghindari penatalaksanaan yang tidak konsisten,

serta memberikan saran untuk mencegah rekurensi (seperti: menghindari

pengangkatan beban yang berat). Faktor yang berhubungan dengan hasil dan

kronisitas low back pain :

- Distress: reaksi depresif, ketidakberdayaan.

- Pemahaman tentang nyeri dan disabilitas: rasa takut dan kesalahpahaman

tentang nyeri.

- Faktor perilaku: menghindari gerakan-gerakan yang memperberat.

Penatalaksanaan Low Back Pain Kronik yang menyebabkan Disabilitas24

Page 25: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Penelitian telah menunjukkan bahwa pengaruh terpenting dalam perkembangan

kronisitas adalah psikologikal dibandingkan dengan biomekanikal. Faktor-faktor

psikologis yang dimaksud adalah distress berat, kesalahpahaman tentang nyeri dan

implikasinya, serta penghindaran aktivitas karena takut membuat rasa nyeri

bertambah parah. Terhadap pasien-pasien yang membutuhkan penanganan rujukan

spesialis, pilihan terapinya adalah interdisciplinary pain management programme

(IPMP). Dimana difokuskan pada fungsi dibandingkan penyakit, tatalaksana

dibandingkan penyembuhan, integrasi beberapa terapi spesifik, penatalaksanaan

multidisiplin, menekankan pada metode aktif daripada pasif, dan self care daripada

hanya menerima terapi.

Penatalaksanaan Low Back Pain Non Spesifik

- Aktivitas: lakukan aktivitas normal. Penting untuk melanjutkan kerja seperti

biasanya.

- Tirah baring: tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada beberapa kasus dapat

dilakukan. Tirah baring 2-3 hari pertama untuk mengurangi nyeri.

- Medikasi: obat anti-nyeri diberikan dengan interval biasa dan digunakan hanya

jika diperlukan. Mulai dengan parasetamol atau NSAID. Jika tidak ada

perbaikan, coba campuran parasetamol dengan opioid. Pertimbangkan tambahan

muscle relaxant tetapi hanya untuk jangka pendek, mengingat bahaya

ketergantungan.

- Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika pasien tidak kembali ke aktivitas

sehari-harinya dalam 4-6 minggu.

- Manipulasi: dipertimbangkan untuk kasuskasus yang membutuhkan obat

penghilang nyeri ekstra dan belum dapat kembali bekerja dalam 1-2 minggu.

- Terapi dan intervensi lain: belum ada penelitian mengenai terapi dengan traksi,

termis ultrasound, akupuntur, sabuk penyangga, ataupun pijatan.

Nyeri Visceral Urogenital

Nyeri viseral biasanya menjalar dan mengarah ke daerah permukaan tubuh jauh dari

tempat asal nyerinya, namun berasal dari dermatom yang sama dengan asal nyeri. Sering kali,

nyeri visceral terjadi seperti kontraksi ritmis otot polos.

25

Page 26: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Ada dua jenis nyeri yang berasal organ genito-urinarius :

1. Nyeri lokal dirasakan di atau dekat organ yang terlibat. Dengan demikian, rasa sakit

dari sakit ginjal (T10-12, L1) dirasakan di sudut costovertebral dan pinggang, di

bawah tulang rusuk ke-12.

2. Nyeri alih/ penjalaran nyeri: dimaksud berasal dari suatu organ yang sakit tetapi

merasa agak jauh dari organ tersebut.

Khas pada sakit ginjal dirasakan sebagai rasa nyeri tumpul dan konstan pada

sudut costovertebral sedikit ke lateral otot sacrospinalis dan tepat di bawah tulang rusuk

ke-12. Nyeri ini sering menyebar sepanjang daerah subkostal menuju umbilicus atau

kuadran perut bagian bawah. Ini dapat dijumpai pada penyakit ginjal menyebabkan

distensi tiba-tiba kapsul ginjal. Pielonefritis akut (dengan edema mendadak) dan

obstruksi saluran kemih akut (dengan tekanan balik ginjal mendadak) keduanya

menyebabkan rasa sakit yang khas.

Nyeri saluran kemih biasanya dirangsang oleh obstruksi akut (bagian dari batu

atau klot). Rangsang nyeri oleh karena distensi dari kapsul ginjal yang dibarengi dengan

nyeri kolik (akibat spasme dari ginjal, otot pelvis dan ureter) yang menjalar dari sudut

costovertebral ke arah kuadran anterior abdomen, sepanjang perjalanan ureter. Posisi

sumbatan atau sumbatan dapat diperkirakan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan

fisik. Jika batu berada di ureter bagian atas maka sifat penjalaran nyeri ke arah testis,

dikarenakan asal dari inervasinya sama dengann ginjal dan ureter proksimal (T11-12).

Pada ureter medial nyeri alih/ penjalaran dapat dirasakan pada titik Mc burney dan

dapat disangkakan dengan appendicitis, pada sisi kiri, dapat disangkakan dengan

divertikulitis pada kolon desenden atau kolon sigmoid (T12-L1). Saat batu mencapai

buli, gejala yang muncul adalah iritatif, seperti urgensi dan frekuensi, karena mulai

terjadi peradangan dan edema.

Rasa nyeri akibat batu ginjal dan saluran kemih pada umumnya bersifat kolik

dimana pada bagian tengah dari bagian belakang tubuh. Rasa nyeri yang dihasilkan oleh

batu ginjal dan saluran kemih disebabkan oleh pelebaran atau peregangan dan kejang

otot dari ginjal dan saluran kemih yang disebabkan oleh obstruksi atau sumbatan pada

saluran ginjal dan saluran kemih. Pada ureter, peningkatan gerak peristaltik dan kejang

otot dapat berkontribusi dalam timbulnya nyeri akibat batu.26

Page 27: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Peradangan lokal, iritasi dan edema yang disebabkan oleh adanya batu di lokasi

obstruksi/sumbatan juga berkontribusi dalam timbulnya nyeri kolik melalui aktivitas

reseptor kimia dan peregangan submukosa ginjal dan saluran kemih. Nyeri kolik

tergantung pada ambang nyeri individu, persepsi, kecepatan, dan derajat perubahan

tekanan hidrostatik dalam ureter proksimal dan renal pelvic. Gerakan peristatik dari

saluran kemih dan saluran ginjal serta migrasi dari batu menyebabkan perubahan posisi

batu sehingga dapat menimbulkan kambuhna nyeri kolik dan perubahan posisi dari

nyeri kolik.

Kandung kemih yang terlalu penuh akibat obstruksi akut merangsang nyeri pada

suprapubis secara langsung oleh karena distensinya. Pada kasus obstruksi kronis, nyeri

tersebut jarang bahkan mungkin tidak dirasakan oleh pasien, walaupun sudah besar

sekali bulinya. Nyeri buli terutama diakibatkan oleh adanya infeksi pada buli itu sendiri,

dimana akan dijalarkan atau dialihkan ke distal dari uretra dan berhubungan dengan

proses miksi. Nyeri yang dirasakan paa akhir kencing menggambarkan terjadinya

sistitis berat.

M. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 13 Juli 2018

a. Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Composmentis

GCS : 15, E4 M6 V5

TD : 130/90 mmHg

HR : 83x/menit, reguler

RR : 21x/menit

Suhu : 36,4oC

Sat O2 : 98%

Kepala : Normosefal, jejas (-)

Mata : Ptosis -/-, eksoftalmus -/-, pupil bulat, Ø3 mm, refleks

cahaya +/+, reflek kornea +/+, konjungtiva anemis -/-

27

Page 28: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Mulut : Mukosa tidak hiperemis, luka di bibir (-), bibir kering (-),

gigi lengkap

Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid tidak teraba membesar,

trachea teraba di tengah, benjolan di leher (-), nyeri

tekan leher belakang (-)

Thorax :

Cor

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : kuat angkat, ictus cordis teraba 2 cm medial di ICS 5

linea midclavicula sinistra

Perkusi : Batas kiri bawah: ICS 5 mid axilaris anterior sinistra

Batas kiri atas: ICS 3 mid clavicularis sinistra

Batas kanan bawah: ICS 4 parasternal dekstra

Batas kanan atas: ICS 2 parasternal dekstra

Auskultasi : Bunyi Jantung I tunggal, intensitas normal

Bunyi jantung II splitting saat inspirasi dan tunggal saat

Ekspirasi (split tak konstan), intensitas normal,

murmur(-), gallop (-).

Pulmo

Inspeksi : Normochest, gerak dada simetris, retraksi suprasternal

dan supraclavicula (-)

Palpasi : Taktil fremitus kanan dan kiri sama

Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi : Suara nafas vesikuler+/+ normal, ronkhi-/-,wheezing-/-

Abdomen : datar, supel, BU (+) normal, timpani, hepar dan lien tidak

teraba, nyeri tekan (-), jejas (-)

Ekstremitas :

Atas : Oedem -/-, jejas -/-, CRT <2 detik, akral dingin -/-

Bawah : Oedem -/-, jejas +/-, CRT <2 detik, akral dingin -/-

28

Page 29: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Status Lokalis (Punggung) : luka lecet/robek (-), jejas (-), deformitas (-), nyeri

ketok CVA (-) di punggung bawah, kaku punggung (-)

b. Status psikiatrik

Tingkah laku : Normoaktif

Perasaan hati : Normoritmik

Orientasi : Orientasi orang, tempat, dan waktu baik

Kecerdasan : DBN

Daya ingat : DBN

c. Status Neurologis

Sikap tubuh : dalam batas normal

Gerakan abnormal : tidak ada

Cara berjalan : normal

d. Pemeriksaan saraf kranial

Nervus Pemeriksaan Kanan Kiri

N. I. Olfaktorius Daya penghidu N N

N. II. Optikus

Daya penglihatan N N

Pengenalan warna N N

Lapang pandang N N

N. III. Okulomotor

Ptosis - -

Gerakan mata ke medial + +

Gerakan mata ke atas + +

Gerakan mata ke bawah + +

Ukuran pupil 3 mm 3 mm

Bentuk pupil Bulat Bulat

Refleks cahaya langsung + +

N. IV. Troklearis

Strabismus divergen - -

Gerakan mata ke lat-bwh - -

Strabismus konvergen - -

N. V. Trigeminus

Menggigit N N

Membuka mulut N N

Sensibilitas muka N N

29

Page 30: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Refleks kornea + +Trismus - -

N. VI. AbdusenGerakan mata ke lateral - -

Strabismus konvergen - -

N. VII. Fasialis

Kedipan mata N N

Lipatan nasolabial N N

Sudut mulut N N

Mengerutkan dahi N N

Menutup mata + +

Meringis + +

Menggembungkan pipi + +

Daya kecap lidah 2/3 ant Tdk dilakukan Tdk dilakukan

Meringis + +

Menggembungkan pipi + +

Daya kecap lidah 2/3 ant Tdk dilakukan Tdk dilakukan

N. VIII. Vestibulokoklearis

Mendengar suara bisik dbn dbn

Tes Rinne Tdk dilakukan Tdk dilakukan

Tes Schwabach Tdk dilakukan Tdk dilakukan

N.IX.Glossofaringeus

Arkus Faring Simetris

Daya Kecap 1/3 Belakang Tdk dinilai

Reflek Muntah Dalam batas normal

Sengau Tidak

Tersedak Tidak

N.XVagus

Arkus faring Dalam batas normal

Reflek muntah Dalam batas normal

Bersuara Dalam batas normal

Menelan Dalam batas normal

N.XI

Aksesorius

Memalingkan Kepala Dalam batas normal

Sikap Bahu Dalam batas normal

Mengangkat Bahu Dalam batas normal

Trofi Otot Bahu Tidak

N.XII

Hipoglosus

Sikap lidah Dalam batas normal

Artikulasi Dalam batas normal

Tremor lidah -

Menjulurkan lidah Dalam batas normal

30

Page 31: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Kekuatan lidah Dalam batas normal

Trofi otot lidah Dalam batas normal

Fasikulasi lidah Dalam batas normal

e. Fungsi MotorikDextra Sinistra

Gerakan Bebas Bebas

KekuatanSuperior 5 5

Inferior 5 5

Tonus + +

Trofi Eu Eu

Refleks Fisiologis + +

Refleks patologis - -

Test Patrick : -/-

Test Contrapatrick : -/-

Test Laseigue’s : -/+

Test Crossed Laseque : -/-

Test Naffzinger’s : -/-

Test Valsava : -/-

Test Bragard Sign : -/+

Test Sicard : -/+

Test Door bell : -/-

Ketok CVA : - / -

Pemeriksaan Sensibilitas : normal

Pemeriksaan Fungsi Vegetatif

Miksi : BAK normal, inkontinensia urine (-), retensio urine (-),

anuria (-)

Defekasi : BAB cair (-), inkontinensia alvi (-), retensio alvi (-)

31

Page 32: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

f. Labora torium

13/7/2018

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

HematologiDarah RutinHemoglobin 15.4 13,2-17,3 g/dLLeukosit 7.71 3,8 – 10,6 ribuEritrosit 5.26 (H) 4.4-5.9 jutaHematokrit 45.5 40-52 %Trombosit 301 150-400 ribuMCV 86.5 82 – 98MCH 29.3 27 – 32 pgMCHC 33.9 32 – 37 g/dLEosinofil 0.475 2-4 %

Basofil 0.984 0-1 %

Neutrofil 3.89 50-70 %

Limfosit 26.5 25-40 %

Monosit 5,57 2-8 %

Kimia Klinik

Glukosa Sewaktu 120 (H) 74 -106 mg/dL

Ureum 39 10-50 mg/dL

Creatinin 1.00 (L) 0.45-0.75mg/dL

HDL

HDL-direct 64 28-63 mg/dL

LDL-Cholesterol 129.9 <150 mg/dL

Asam Urat 4,37 2-7 mg/dL

Cholesterol 215 <200 Dianjurkan200-230 Risiko sedang

>= 240 risiko tinggiTrigliserida 109 70-140 mg/dL

Na+K+Cl

Natrium 131 (L) 136-146 mmol/L

Kalium 3.7 3,5-5,1 mmol/L

Chlorida 108 (H) 98-106 mmol/L

HBsAg Non Reaktif Non Reaktif

32

Page 33: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

g. Pemeriksaan Rontgen

X-Foto Vertebrolumbosacral AP/Lat

- Skoliosis lumbalis konveksitas ke kiri

- Spondilosis Lumbalis

- Tak tampak kompresi maupun listesis

- Penyempitan diskus intervertebralis L1-2. L2-3, L3-4, L4-5, disertai

Vacum phenomenon Susp. HNP

- Sakralisasi VL5

- Sakroilitis kanan

N. Diskusi Kedua

Berdasarkan data-data diatas tersebut diatas, maka pada pasien ini

didapatkan keluhan nyeri pinggang, dengan lokasi nyeri lebih dirasakan pada

pinggang kiri. Nyeri pinggang kiri menjalar hingga ke ekstremitas kiri bawah

sampai telapak kaki kiri. Pada pasien ini, akan ditinjau apakah nyeri LBP tersebut

bersifat spesifik atau non spesifik, dan apakah LBP tersebut berasal dari

viserogenik, vaskulogenik, psikogenik, neurogenic atau spondilogenik. 33

Page 34: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Pada status psikiatri, tidak ditemukan adanya kelainan. Tingkah laku

normoaktif dan perasaan hati normoaktif. Hal ini dapat menyimpulkan bahwa sakit

pinggang/ nyeri pinggang yang dirasakan pasien bukan berasal dari kejiwaan atau

psikogenik. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya hasil yang positif pada

laseque crosed laseque test, Bragard test dan Sicard test pada kaki kiri pasien. Pada

pemeriksaan laseque dan crossed laseque, dilakukan elevasi kaki pasien saat

berbaring dan pasien mengaku nyeri pada saat sudut elevasi kaki mencapai < 60,

begitupun pada pemeriksaan crossed laseque, didapatkan adanya nyeri pada

ekstremitas bawah, hal ini mengindikasikan adanya kecurigaan HNP. Kemudian test

Bragard dan Sicard pada kaki kiri positif sementara pada kaki kanan negativ, hal ini

menunjukan adanya gangguan pada radiks dan mengarah kepada radikulopati.

Pemeriksaan neurologis tidak didapatkan adanya kelemahan motorik pada pasien.

Pada pemeriksaan fisik nyeri ketok CVA, dilakukan pada bagian punggung

bawah kanan dan kiri. Nyeri ketok CVA adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan

meninju permukaan ulnar kepalan tangan kanan yang beralaskan volar tangan kiri

(fish percussion) untuk melihat apakah ada nyeri yang disebabkan oleh organ

visceral pada pinggang kanan dan kiri (costovertebrae). Pada pasien ini, tidak

ditemukan adanya nyeri ketok pada CVA. Hal ini menyimpulkan bahwa penyakit

ginjal yang dialami pasien tidak menyebabkan nyeri pada pinggang / punggung

bawah pasien dan bukan penyebab dari low back pain yang dialami oleh pasien

sehingga menyingkirkan penyebab nyeri dari visceral atau LBP viserogenik.

Pemeriksaan rontgen vertebrolumbosacral dilakukan untuk melihat kelainan

pada tulang belakang pasien. Hasil rontgen pada pasien ini menunjukkan skoliosis

lumbalis, spondilosis lumbalis, tampak penyempitan diskus intervertebralis L1-2,

L2-3, L3-4, L4-5 serta adanya sakralisasi VL 5. Skoliosis adalah kondisi

melengkungnya tulang belakang ke samping secara tidak normal. Skoliosis dapat

dibedakan menurut etiologinya, yaitu sebagai berikut:

a. Scoliosis idiopatik

Kasus skoliosis yang tidak diketahui penyebab pastinya disebut idiopatik.

Skoliosis idiopatik ini tidak dapat dicegah, dan tidak dipengaruhi oleh faktor

usia, olahraga, maupun postur tubuh. Faktor genetika diduga memainkan 34

Page 35: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

peranan penting dalam terjadinya kondisi ini. Skoliosis idiopatik diderita

sebanyak 80 persen dari jumlah penderita skoliosis.

b. Skoliosis degenerative

Skoliosis degeneratif terjadi akibat kerusakan bagian tulang belakang secara

perlahan-lahan. Skoliosis tipe ini menimpa orang dewasa karena seiring

bertambahnya usia, beberapa bagian tulang belakang menjadi lemah dan

menyempit. Selain itu ada beberapa penyakit atau gangguan yang

berhubungan dengan tulang belakang yang bisa menyebabkan skoliosis

degeneratif, seperti osteoporosis, penyakit Parkinson, motor neurone disease,

sklerosis multipel, dan kerusakan tulang belakang yang terjadi akibat

operasi. Mengingat faktor usia pasien, diduga skoliosis pasien adalah

bersifat degenerative

c. Skoliosis kongenital

Skoliosis kongenital atau bawaan disebabkan oleh tulang belakang yang

tidak tumbuh dengan normal saat bayi dalam kandungan.

d. koliosis neuromuskular.

Kelainan bentuk tulang belakang yang disebabkan oleh gangguan persarafan

dan otot seperti pada penyakit lumpuh otak atau distrofi otot.

35

Page 36: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Gambar skoliosis thoracalis dan Lumbalis

Selain itu, terdapat adanya penyempitan diskus intervertebralis yang

kemungkinan terjadi akibat fraktur kompresi maupun skoliosis berat yang idalami

pasien. Berdasarkan faktor usia dari pasien, kelainan struktur tulang bisa saja terjadi

akibat adanya proses degeneratif pada tulang akibat penuaan, sehingga dapat terjadi

osteoporosis pada tulang dan menyebabkan adanya kelainan pada struktur tulang

belakang seperti fraktur kompresi tulang.

Penyempitan diskus intervertebralis dan gejala pada pasien dapat kita curigai

adanya HNP, namun untuk

memastikan, dibutuhkan pemeriksaan penunjang lebih lanjut. Hernia Nucleus

Pulposus (HNP) adalah turunnya kandungan annulus fibrosus dari diskus

intervertebralis lumbal pada spinal canal atau rupture annulus fibrosus dengan tekanan

dari nucleus pulposus yang menyebabkan kompresi pada element saraf. Pada umumnya

HNP pada lumbal sering terjadi pada L4-L5 dan L5- S1. Kompresi saraf pada level ini

melibatkan root nerve L4, L5, dan S1. Hal ini akan menyebabkan nyeri dari pantat dan

menjalar ketungkai. Kebas dan nyeri menjalar yang tajam merupakan hal yang sering

dirasakan penderita HNP.

36

Page 37: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Gambar

herniasi nucleus

pulposus

37

Page 38: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

Nyeri menjalar dari pinggang menuju ke ekstremitas bawah dapat dilihat melalui

dermatome dengan adanya gangguan jalur saraf yaitu tampak penyempitan diskus

intervertebralis L1-2, L2-3, L3-4, L4-5 sebagaimana jalur dermatom sebagai berikut

Gambar dermatome

Page 39: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

O. Diagnosis Akhir

Diagnosis Klinis : Nyeri pinggang kiri yang menjalar hingga telapak kaki kiri akut

on kronik

Diagnosis Topis : Radiks n ischiadicus

Diagnosis Etiologis : Radikulopati entrapment; suspect e.c HNP

Diagnosis planning : MRI

P. Planning

Pada pasien diberikan terapi:

a. Non Farmakologi

- Istirahat/ tirah baring

- Edukasi pasien

- Pemasangan korset

- Kontrol poliklinik syaraf

- Konsul spesialis Bedah saat rawat jalan

b. Farmakologi

- Inj. Ketorolac 2x30 mg

- Inj. Ranitidin 2x1 amp

- Inj. Mecobalamin 1x500 mg

- Per oral diazepam 2 x2 mg

- Per oral Amitripilin 2x 1/2

- Per oral gabapentin 2x300

Q. Diskusi Ketiga

Tatalaksana pada pasien ini meliputi tatalaksana non farmakologi dan farmakologi

sebagai berikut:

a. Ketorolac 2x30 mg

Ketorolac merupakan salah satu jenis obat antiinflamasi non steroid (NSAID).

Indikasi penggunaan ketorolac adalah untuk inflamasi akut dalam jangka aktu

penggunaan maksimal 5 hari, untuk meredakan nyeri sedang sampai dengan

39

Page 40: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

berat. Pada kasus ini, ketorolac digunakan untuk meredakan nyeri yang dirasakan

oleh pasien.

b. Amitripilin 2x1/2

Amitriptilin merupakan antidepresi trisiklik. Amitriptilin bekerja dengan

menghambat pengambilan kembali neurotransmiter di otak. Amitriptilin

mempunyai dua gugus metil, termasuk amin tersier sehingga lebih resposif

terhadap depresi akibat kekurangan serotonin. Senyawa ini juga mempunyai

aktivitas sedatif dan antikolinergik yang cukup kuat. Diindikasikan untuk pasien

dengan gejala utama depresi terutama bila  berkaitan dengan kecemasan, tegang,

atau kegelisahan.

c. Ranitidin 2x1amp

Ranitidin merupakan suatu antagonis histamin pada reseptor H2 yang

menghambat kerja histamine secara kompetitif pada reseptor H2 sehingga

mengurangi sekresi asam lambung. Kadar dalam serum yang diperlukan untuk

menghambat 50% perangsangan sekresi asam lambung adalah 36-94 mg/ml.

d. Mecobalamin 1x500mg

Mecobalamin merupakan salah satu vitamin B12 yang paling aktif di daam tubuh.

Vitamin B12 mempunyai efek antinosiseptif. Vitamin B12 atau bentuk aktif

(metilkobalamin) mampu memperbaiki keluhan-keluhan somatik nyeri dan

parestesi, serta mampu memperbaiki gejala-gejala otonom. Studi Mauro dkk,

menunjukkan suplementasi mecobalamine 1000 ug sekali sehari selama 2 minggu

memperbaiki skala nyeri (VAS) maupun indeks kualitas hidup pasien LBP (low

back pain) lebih bermakna dibandingkan plasebo.

e. Diazepam 2mg

Diazepam merupakan Digunakan dalam pengobatan untuk terapi anxiolytic,

relaksasi otot rangka (skelet), antikonvulsan, antagonis kardiotoksisitas akibat

keracunan klorokuin, dan meredakan gejala ketagihan alcohol.

f. Gabapentin 2x300

Gabapentin merupakan neurotransmiter inhibitor di korteks serebral,

neurotransmiter inhibitor berguna untuk mengeblok aktivitas otak yang

40

Page 41: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

berlebihan. Mekanisme gabapentin sebagai antikejang dan psikotropik masih

belum sepenuhnya dipahami. Mekanisme gabapentin sebagai anti nyeri

melibatkan α2δ-1 yakni sebuah subunit kanal kalsium yang sensitive voltase,

dimana target utama dan pengikatan spesifik subunit ini dapat menghasilkan aksi

yang bertanggung jawab untuk menurunkan nyeri.

R. Prognosis

- Death          : bonam- Disease       : bonam- Disability : bonam- Discomfort : dubia ad bonam- Dissatisfaction  : dubia ad bonam

S. Follow-UpTanggal S O A P30 Januari 202006.45

Pasien datang ke IGD RSUD Ambarawa pukul 20.45 WIB dengan keluhan nyeri punggung bawah sejak ±2 minggu SMRS. Nyeri menjalar ke tungkai (+), cephalgia (-), mual/muntah (-), BAB/BAK lancar

TD : 130/90 mmHgN : 92x/mntRR : 21x/mntS : 36,5oCSpO2 : 98%Nyeri tekan punggung bawah (+)Nyeri ketok CVA -/-

Hasil lab (+)

LBP Inf. RL 20 tpmInj. Ranitidin 2x1ampInj. Mecobalamin 1x1Inj. Ketorolac 2x30P.O Candesartan 1x8 mg

31 Januri 2020HP III

Nyeri punggung bawah (+), masih terasa sakit saat bangun, cephalgia (-)

GCS: 15E4 M6 V5TD : 130/80N : 90x/mntRR : 20x/mntS : 36oC

LBP Ischialgia sinistra

Inf. RL 20 tpmInj. Ranitidin 2x1ampInj. Mecobalamin 1x1Inj. Ketorolac 2x30P.O Diazepam 2 x2mgP.O Amitripilin 2x1/2

Konsul fisioterapi

01 Februari 2020HP IV

Nyeri punggung bawah (+), semalam bisa tidur, cephalgia (-), mual/muntah (-), BAB/BAK lancar

GCS: 15E4 M6 V5TD : 160/90N : 65x/mntRR : 20x/mntS : 36,4oC

LBP Ischialgia sinistra

Inf. RL 20 tpmInj. Ranitidin 2x1ampInj. Mecobalamin 1x1Inj. Ketorolac 2x30P.O Diazepam 2 x2mgP.O Amitripilin 2x1/2P.O Gabapentin 2x300

02 Februari 2020HP V

Nyeri punggung bawah (+), cephalgia (-), mual/muntah (-),

GCS: 15E4 M6 V5TD : 160/90

LBP Ischialgia sinistra

Inf. RL 20 tpmInj. Ranitidin 2x1ampInj. Mecobalamin 1x1

41

Page 42: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

BAB/BAK lancer, Chepalgia (-)

N : 80x/mntRR : 20x/mntS : 36,5oC

Inj. Ketorolac 2x30P.O Diazepam 2 x2mgP.O Amitripilin 2x1/2P.O Gabapentin 2x300

03 februari 2020HP VI

Nyeri punggung bawah (+) berkurang dari kemarin, mual/muntah (-), BAB/BAK lancar

GCS: 15E4 M6 V5TD : 150/100N : 80x/mntRR : 22x/mntS : 36oC

LBP Ischialgia sinistra

Inf. RL 20 tpmInj. Ranitidin 2x1ampInj. Ketorolac 2x30P.O Diazepam 2 x2mgP.O Amitripilin 2x1/2P.O Gabapentin 2x300P.O Vit B Komp 2x1P.O Amlodipin 2x1

Mendapatkan Korset

42

Page 43: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

DAFTAR PUSTAKA

1. Mahadewa, Tjokorda dan Sri Maliawan. 2009. Diagnosis dan Tatalaksana

Kegawat daruratan Tulang Belakang Untuk Mahasiswa, Paramedis, Dokter

Umum dan Dokter residen. CV Sagung Seto.

2. Soeharso dan Harsono.2007.Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press

3. Patrianingrum M, Oktaliansah E, Surahman E.2015.Prevalensi dan faktor risiko

nyeri punggung bawah di lingkungan kerja anestesiologi Rumah Sakit Dr.

Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Anestesi Perioperatif.: vol 3.

4. Lumbantobing SM, Tjokonegoro A, Junada A. 1983. Nyeri Pinggang

Bawah.Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

5. Nursamsu, Handono Kalim.2004.Penatalaksanaan Nyeri Pinggang. Malang.

Lab./SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Brawijaya.

6. Dorland, W.A.2002.Newman.Kamus Kedokteran Dorland.Jakarta.EGC

7. Koes BW, van Tulder MW, Thomas S.2006.Clinical review: Diagnosis and

treatment of low back pain. BMJ ;332:1430–4.

8. Suryamiharja A, Meliala L. 2000. Penuntun Penatalaksanaan Nyeri Neuropatik.

Edisi Kedua. Medikagama Press. Yogyakarta

9. Hruska K.2000.Pathophysiology of renal osteodystrophy. Washington

University School of Medicine

43

Page 44: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

PR Presus LBPPerbedaan nyeri pinggang dan pinggul

Sakit pinggang atau flank pain adalah rasa sakit pada bagian samping kanan dan kiri

tubuh, tepatnya daerah di bawah tulang rusuk dan di atas panggul.

Sensasi nyeri biasanya terasa lebih buruk di satu sisi pinggang. Ada yang lebih merasakan sakit

pinggang kanan atau nyer di pinggang kiri. Rasa nyerinya bahkan dapat menyebar ke bagian

depan tubuh sampai ke bagian bawah.

Sakit pinggang adalah keluhan yang cukup umum. Kebanyakan orang mengalami nyeri

pinggang setidaknya sekali dalam hidup yang biasanya bersifat ringan dan sementara. Biasanya,

nyeri pinggang terjadi saat otot menegang sehabis melakukan pekerjaan berat. Namun, ada

banyak organ dan otot penting di atau dekat sisi kiri dan kanan tubuh. Sakit pinggang yang

menetap atau parah dapat didasari oleh penyebab medis yang serius, seperti dehidrasi, infeksi

saluran kemih, atau sakit ginjal. Pinggang adalah daerah di kedua sisi batang tubuh (torso), tepat

di antara tulang rusuk paling bawah dan pinggul. Pinggang itu sendiri memiliki banyak organ

serta jaringan otot di sekitarnya. Maka, gejala sakit pinggang dapat saja timbul ketika ada salah

satu jaringan atau organ di sana yang terganggu atau cedera.

Nyeri pinggul adalah rasa sakit yang dirasakan pada bagian dalam pinggul atau

selangkangan. Pinggul adalah persinggungan sendi di mana panggul dan kaki (femur) bertemu.

Kondisi ini merupakan keluhan umum yang dapat disebabkan oleh banyak faktor. Nyeri pinggul

kadang-kadang dapat disebabkan oleh penyakit dan kondisi di area lain dari tubuh Anda, seperti

punggung bawah.

Pinggul adalah sendi yang menonjol antara tulang paha dan daerah panggul (pelvis).

Terdiri dari bola dan dudukannya untuk memberikan ruang yang lebih luas untuk pergerakan

pinggul bawah sehingga membuat seseorang dapat berjalan, menari, duduk, dan mengangkat

benda. Pinggul juga memiliki tulang rawan yang mencegah gesekan ketika tulang pinggul

digerakkan. Ligamen menahan sendi pinggul untuk mencegah terjadinya pemisahan sendi.

Otot, di lain sisi, juga membantu menahan ligamen dan sendi pinggul menyatu bersama.44

Page 45: sarafambarawa.files.wordpress.com€¦  · Web viewUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA. LAPORAN KASUS “LOW BACK PAIN. PADA LANSIA ” Diajukan untuk Memenuhi

45