Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

20
FAKTOR RISIKO KERACUNAN MERKURI PADA MASYARAKAT DISEKITAR TAMBANG EMAS TRADISIONAL DI DESA KALIREJO KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2008 Tesis Untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat sarjana S-2 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Magister Epidemiologi Lapangan (Field Epidemiology Training Program – FETP) Diajukan oleh IRAWADI NIM. 18967/PS/IKM/06 Kepada PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2008

Transcript of Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

Page 1: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

FAKTOR RISIKO KERACUNAN MERKURI PADA MASYARAKAT DISEKITAR TAMBANG EMAS TRADISIONAL

DI DESA KALIREJO KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO

TAHUN 2008

Tesis Untuk memenuhi sebagai persyaratan

mencapai derajat sarjana S-2

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Magister Epidemiologi Lapangan

(Field Epidemiology Training Program – FETP)

Diajukan oleh

IRAWADI NIM. 18967/PS/IKM/06

Kepada PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA 2008

Page 2: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat
Page 3: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain kecuali yang diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Mei 2008

Penulis

I r a w a d i

Page 4: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

INTISARI

Latar Belakang : Hampir 90% dari bahan beracun dan logam berat (merkuri) masuk kedalam tubuh melalui makanan. Sisanya akan masuk secara difusi atau perembesan lewat jaringan dan melalui peristiwa pernapasan. Di Kabupaten Kulon Progo terdapat penambangan emas tradisional yang merupakan usaha sampingan penduduk setempat yang telah berlangsung sejak ±15 tahun yang lalu. Penanganan tailing dilakukan secara sederhana dengan kolam penampungan yang sangat terbatas dan limbahnya langsung dibuang ke badan sungai. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutomo, et al., (2004) di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kabupaten Kulon Progo secara mengejutkan telah ditemukan kasus penyakit Minamata. Penelitian lainnya di lokasi yang sama bahwa telah terjadi pencemaran tanah dengan kosentrasi merkuri yang sangat tinggi dan telah terjadi pencemaran sumur penduduk di sekitar tambang di atas ambang baku mutu yang dipersyaratkan. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kontaminasi merkuri (Hg) dan mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan keracunan merkuri pada masyarakat di sekitar lokasi tambang emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik (observasional) dengan rancangan cross sectional yaitu mengetahui faktor yang berhubungan dengan keracunan merkuri pada masyarakat sekitar lokasi tambang. Subjek penelitian adalah seluruh masyarakat di sekitar tambang dan pengukuran kadar Hg dalam urin dengan menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) di Laboratorium Kesehatan Daerah Jogyakarta. Hasil : Hasil penelitian ditemukan 31 orang (43,7%) mengalami keracunan merkuri dan 40 orang (56,3%) tidak mengalami keracunan. Analisis multivariat variabel konsumsi ikan/kerang/hewan lainnya dari sungai tempat lokasi pengolahan tambang yang secara statistik bermakna dengan nilai p = 0,022, odds rasio 4,382. Kesimpulan : Berdasarkan kadar merkuri dalam urin masyarakat di sekitar lokasi tambang emas terbukti telah terjadi paparan terhadap merkuri (Hg) dan konsumsi ikan/kerang/hewan lain yang berasal dari sungai merupakan faktor secara statistik bermakna sebagai faktor risiko keracunan merkuri pada masyakarat di sekitar lokasi tambang emas. Kata Kunci : mercuri, keracunan, tambang emas tradisional.

Page 5: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

ABSTRACT

Nearly as much as 90% of toxic substance and heavy metal (mercury) enters the body through foods. The rest will enter through diffusion or tissue infiltration and respiration. At District of Kulon Progo there is a traditional gold mining which has become a part time bussiness of the local people for over 15 years. Tailing is done in a very simple way using a reservoir and waste are directly disposed to the river. The result of a study of Sutomo et al (2004) around gold mining area of Kalirejo village surprisingly shows there is a case of Minamata disease. Other studies in the same location show there has been soil pollution of very high mercury concentration and water pollution of wells around the mining location.

The research objective of the study aimed to identify contamination of mercury (Hg) and risk factors related to mercury poisoned of the community living nearby the gold mining at Kalirejo, Subdistrict of Kokap, District of Kulon Progo.

The study was analytic observational with cross sectional design to identify factors which were related to mercury poisoned among the people living close to the mining area. Subject of the study were all the people living close to the mining. Measurement of Hg level in the urine was done using Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) at Local Health laboratory of Yogyakarta.

The research result of the study as many as 31 subjects (43.7%) had poisoned mercury and 40 subjects (56.3%) had not poisoned. The result of multivariable analysis of fish/shellfish/animal consumption taken from the river of mine processing location showed statistical significance with p=0.022, OR 4.382.

Based on mercury level of the urine of people living close to the gold mining, there had been exposure to mercury (Hg) and fish/shellfish/animal consumption taken from the river and this had become statistically significant risk factor of mercury poisoned among the people living close to gold mining area. Keywords: mercury, poisoned, traditional gold mining

Page 6: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat,

Karunia dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul : FAKTOR RISIKO KERACUNAN MERKURI PADA MASYARAKAT DI SEKITAR TAMBANG EMAS TRADISIONAL DI DESA KALIREJO KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2008.

Penelitan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

dalam penulisan tesis untuk mencapai gelar S2 Program Magister

Epidemiologi Lapangan Universitas Gadjah mada.

Terlaksananya penelitian ini mulai perencanaan sampai dengan

penulis hasil penelitian adalah berkat dukungan dari berbagai pihak baik

lembaga maupun invididual. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih

kepada :

1. dr. Haripurnomo Kushadiwijaya, MPH, Dr.PH, selaku Ketua minat

Utama Epidemiologi Lapangan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

2. drg. Dibyo Pramono, SU., MDSc, selaku direktur bidang akademik

Program Magister Epidemiologi Lapangan Universitas Gadjah Mada dan

sekaligus sebagai penguji tesis.

3. Prof. Dr. dr. Adi Heru Sutomo, M.Sc. D.Comm.Nutr.DLSHTM selaku

pembimbing utama dan Trisno Agung Wibowo, SKM.,M.Kes, selaku

pembimbing pendamping, yang telah banyak mengorbankan waktu dan

tenaga, memberikan sumbangan pemikiran dan dorongan moril kepada

penulis.

4. Prof. Dr. M. Hakimi, SpOG, Ph.D selaku ketua dewan penguji dan Drs.

Wiranto, M.Kes., selaku penguji tesis.

5. Para dosen, dan pengelola beserta staf Minat Utama Epidemiologi

Lapangan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

i

Page 7: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

6. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang

telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis sehingga

penyusunan dan penulisan proposal ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang

sehat dan sifatnya membangun.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi orang lain dan untuk diri

sendiri serta semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan

karuniaNya kepada kita semua, Amin

Yogyakarta, Mei 2008 Penulis

ii

Page 8: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN INTISARI ABSTRACT

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii

DAFTAR SINGKATAN............................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................ 1

B. Perumusan Masalah ...................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ......................................................... 7

E. Keaslian Penelitian ......................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka ................................................................ 9

1. Logam Berat................................................................ 9

2. Merkuri......................................................................... 9

3. Sifat Toksisitas Merkuri................................................ 10

4. Dampak Pencemaran Merkuri di Lingkungan.............. 12

5. Risiko Terpapar Merkuri............................................... 16

6. Pengaruh Merkuri Terhadap Kesehatan...................... 16

7. Pemeriksaan dan Test Laboratorium........................... 26

B. Landasan Teori................................................................ 28

C. Kerangka Teori ................................................................ 30

D. Kerangka Konsep ............................................................ 31

E. Hipotesis .......................................................................... 31

iii

Page 9: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ..................................................... 33

B. Subjek Penelitian ............................................................. 33

C. Identifikasi Variabel Penelitian ......................................... 34

D. Definisi Operasional Variabel .......................................... 34

E. Instrumen Penelitian ........................................................ 35

F. Cara Analisis Data ........................................................... 36

G. Jalannya Penelitian .......................................................... 36

H. Keterbatasan Penelitian.................................................... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................. 40

1. Deskripsi Lokasi Penelitian.......................................... 40

2. Deskripsi Subjek Penelitian.......................................... 42

3. Faktor Risiko Keracunan Merkuri................................ 47

4. Rangkuman Hasil Analisis Bivariat............................... 50

5. Analisis Multivariat........................................................ 51

B. Pembahasan........ ............................................................. 52

1. Subjek Penelitian.......................................................... 52

2. Analisis bivariat faktor risiko keracunan merkuri........... 55

3. Analisis multivariat faktor risiko keracunan merkuri...... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan......................................................................... 66

B. Saran.................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

iv

Page 10: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11.

Berbagai bentuk merkuri, sumber, penyerapannya ke dalam tubuh dan efeknya terhadap tubuh............................................................... Hubungan kadar merkuri dan efek yang ditimbulkannya.................... Distribusi frekwensi tingkat pendidikan masyarakat Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Tahun 2008.................................................................................................... Distribusi frekwensi pekerjaan masyarakat Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Tahun 2008................... Distribusi frekwensi subjek penelitian menurut jenis kelamin masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008..................................... Distribusi frekwensi subjek penelitian menurut golongan umur masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008..................................... Distribusi frekwensi subjek penelitian menurut tingkat pendidikan masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008..................................... Distribusi frekwensi subjek penelitian menurut jenis pekerjaan masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008..................................... Distribusi frekwensi subjek penelitian menurut status kependudukan masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008..................................... Distribusi frekwensi subjek penelitian menurut jarak rumah dengan pusat pengolahan tambang masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008.................................................................................................... Distribusi frekwensi subjek penelitian menurut lama menetap disekitar lokasi tambang masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Tahun 2008........................................................................................

25

27

41

42

43

43

44

44

45

45

46

v

Page 11: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

Tabel 12. Tabel 13. Tabel 14. Tabel 15. Tabel 16.

Variabel sumber air minum, memasak dan mandi masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008..................................... Variabel konsumsi ikan/kerang/hewan lain dari sungai di lokasi tambang masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008.................................................................................................... Variabel mengkonsumsi sayuran/buahan dari pinggir sungai di lokasi tambang masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008.................................................................................................... Rangkuman hasil analisis bivariat variabel-variabel penelitian faktor risiko keracunan merkuri masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008.............................................................................. Hasil analisis multivariat regresi logistik variabel-variabel penelitian faktor risiko keracunan merkuri masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008..............................................................................

47

48

49

50

51

vi

Page 12: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Siklus merkuri di biospir (modifikasi dari Fardiaz, 2001)........ 13 Gambar 2 Aliran Rantai Makanan (modifikasi dari Fardiaz, 2001)........ 15 Gambar 3 Kerangka Teori Penelitian...................................................... 30 Gambar 4 Kerangka Konsep Penelitian ................................................. 31

vii

Page 13: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

DAFTAR SINGKATAN

Hg : Merkuri

BTKL : Badan Teknik Kesehatan Lingkungan

μg/L : Mikrogram/Liter

AMDL : Analisis Dampak Lingkungan

ADKL : Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan

MeHg : Methyl Mercury

Pb : Timbal

As : Arsenik

Cd : Kadmium

Depkes : Departemen Kesehatan

FDA : Food and drug administration

UNEP : United Nations Enviromental Programme

WHO : Word Health Organization

CV-AAS : Cold vapor atomic absorption spectrophotometry

viii

Page 14: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bumi Indonesia mengandung kekayaan alam yang cukup melimpah

dengan hasil alamnya seperti dari kayu, ikan dan dari tanah yang kaya

dengan berbagai jenis pertambangan, merupakan sumber potensial untuk

diolah dalam usaha mengatasi masalah sosial ekonomi yang sedang

dihadapi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Usaha pertambangan, oleh sebagian masyarakat sering dianggap

sebagai penyebab kerusakan dan pencemaran lingkungan. Sebagai contoh,

pada kegiatan usaha pertambangan emas skala kecil, pengolahan bijih

dilakukan dengan proses amalgamisasi dengan menggunakan merkuri (Hg)

sebagai media untuk mengikat emas. Mengingat sifat Merkuri yang

berbahaya, maka penyebaran logam ini perlu diawasi agar

penanggulangannya dapat dilakukan sedini mungkin secara terarah.

Logam merkuri termasuk dalam kelompok merkuri an-organik. Dalam

bentuk logamnya merkuri berbentuk cair dengan titik didih yang tidak begitu

tinggi, sehingga sangat mudah menguap. Uap merkuri dapat menimbulkan

efek samping yang sangat merugikan bagi kesehatan. Masuknya merkuri ke

dalam tubuh manusia, terutama melalui makanan, karena hampir 90% dari

bahan beracun dan logam berat (merkuri) masuk ke dalam tubuh melalui

makanan. Sisanya akan masuk secara difusi atau perembesan lewat jaringan

dan melalui peristiwa pernapasan (Palar, 2000).

Merkuri merupakan racun sistemik dan diakumulasi di hati, ginjal,

limpa dan tulang kemudian diekskresikan lewat feses, urin, keringat, saliva

dan air susu. Keracunan Hg akan menimbulkan gejala seperti kelainan

Page 15: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

2

kepribadian dan tremor, konvulsi, pikun, insomnia, kehilangan kepercayaan

diri, iritasi, depresi dan rasa ketakutan. (Slamet, 2000)

Keracunan merkuri mulai diketahui dari pekerja emas yang dikenal

dengan sebutan mad as hatter yang merupakan penjelmaan gangguan saraf

penderita. Pada tambang emas tersebut air raksa digunakan untuk

mendulang emas. Keracunan merkuri dapat terjadi pula secara tidak sengaja

sebagaimana terjadi pada kasus penyakit minamata yang terjadi di Jepang

tahun 1953. Pada kasus tersebut keracunan disebabkan oleh konsumsi ikan

maupun kerang yang tercemar oleh merkuri dari hasil tangkapan di teluk

Minamata (Pawiroharsono, 1991).

Kabupaten Kulon Progo merupakan wilayah dari Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta merupakan dataran pantai pada bagian selatan,

perbukitan bergelombang di bagian tengah dan timur, serta perbukitan terjal

dan pergunungan di bagian barat dan utara (dikenal sebagai Perbukitan

Menoreh). Di wilayah ini terdapat Waduk Sermo yang berfungsi untuk

menyimpan air dan mengairi wilayah sekitarnya. Selain itu juga terdapat

Pemandian Clereng yang mendapatkan air dari mata air alami dan juga

terdapat penambangan emas tradisional di Desa Kalirejo. Daerah aliran

sungai di daerah Sangon Kecamatan Kokap di Desa Kalirejo wilayah ini

dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mencari emas. Masyarakat yang

menambang emas ini tidak memiliki ijin dan menambang secara tradisional.

Dalam eksplorasi emas tersebut penambang menggunakan merkuri sebagai

bahan untuk mengikat emas.

Pertambangan emas rakyat ini merupakan usaha sampingan

penduduk setempat yang telah berlangsung sejak ±15 tahun yang lalu.

Penanganan tailing dilakukan secara sederhana dengan kolam

penampungan yang sangat terbatas, tanpa disertai dengan pengelolaan yang

baik, seperti misalnya tidak dilakukannya proses detoksifikasi, degradasi,

Page 16: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

3

maupun penjernihan, sehingga material halus merkuri, arsen dan logam

dasar masih bercampur dalam tailing.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutomo, et al., (2004) yang

dilakukan pada 26 pekerja tambang emas dan 89 penduduk desa yang

bertempat tinggal di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kabupaten

Kulon Progo secara mengejutkan telah ditemukan kasus penyakit Minamata.

Hasil pemeriksaan sampel darah bahwa sebanyak 20 orang (30,76%) dari 26

pekerja tambang dan sebanyak 50 orang (16,85%) dari 89 penduduk

darahnya mengandung merkuri. Sedangkan hasil pemeriksaan terhadap

lingkungan fisik (sedimen sungai) maupun lingkungan biotik (keong dan yuyu)

memperlihatkan adanya indikator tercemar.

Hasil penelitian Setiabudi (2005) tentang penyebaran merkuri terhadap

penambangan emas di Dusun Sangon Desa Kecamatan Kokap Kabupaten

Kulon Progo dengan hasil analisis kimia contoh air menunjukkan tidak

terdeteksi adanya kontaminasi merkuri dan logam berat lainnya. Hasil analisis

contoh tanah menunjukkan kadar merkuri yang sangat tinggi antara lain ; 4

contoh tanah mengandung >50 ppm Hg dan 1 contoh tanah mengandung 7

ppm Hg. Tailing dari 9 lokasi pengolahan emas rakyat di Sangon

mengandung merkuri yang sangat tinggi, yaitu 800 – 6900 ppm. Kenaikan

konsentrasi merkuri dalam tailing yang tinggi berhubungan erat dengan

pemakaian merkuri dalam proses penggilingan bijih.

Hasil penelitian Maruapey (2006) terhadap penambang emas dengan

media pelarut merkuri terhadap kesehatan masyarakat di daerah Kalirejo

Kokap Kabupaten Kulon Progo bahwa dari 14 buah sumur masyarakat yang

berada di sekitar tambang terdapat 7 sumur telah tercemar oleh merkuri

melebihi ambang baku mutu yang dipersyaratkan yakni diatas 0,001 ppm,

Pencemaran merkuri terhadap sumur disebabkan karena jarak antara tempat

pengelolaan emas rakyat dengan sumur penduduk terlalu dekat.

Page 17: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

4

Hasil penelitian yang dilakukan Tim Analisis Dampak Kesehatan

Lingkungan oleh Balai Tehnik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Yogyakarta

(2007) terhadap uji tanaman, buah dan sayuran (salak, temulawak, buah

kelapa, nira, daun melinjo dan daun singkong) yang diambil di sekitar limbah

pembuangan hasil pengolahan emas diperoleh hasil bahwa daun melinjo

mengandung merkuri sebesar 8,07 ppm dan buah salak mengandung

merkuri sebesar 2,96 ppm.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada di lapangan

bahwa pengelolaan biji emas tradisional tanpa izin dengan menggunakan

merkuri untuk memisahkan emas dari endapan sedimen (lumpur, pasir dan

air) yang limbahnya langsung dibuang ke sungai dan mengakibatkan

lingkungan tercemar (air, ikan dan manusia) bahkan dapat menimbulkan

akibat keracunan dan membahayakan kesehatan para petambang maupun

masyarakat sekitar lokasi pertambangan. Dilihat dari aspek lingkungan di

sekitar pertambangan sebagian besar masyarakat dan petambang emas

merasa tidak peduli dengan adanya aktifitas pertambangan di permukaan air

sungai. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk

mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keracunan merkuri pada

masyarakat di sekitar lokasi tambang di Dusun Plampang II dan Dusun

Sangon II Desa Kalirejo Kec. Kokap Kulon Progo.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, permasalahan yang

ditemukan sebagai berikut :

1. Penambang emas tanpa izin menggunakan bahan merkuri sebagai bahan

untuk mencampur dan proses amalgamisasi bijih emas.

2. Limbah merkuri yang dihasilkan langsung dibuang ke sungai

mengakibatkan sungai terkontaminasi oleh merkuri.

Page 18: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

5

3. Masyarakat di sekitar lokasi pertambangan menggunakan air

sumur/sungai dilokasi pertambangan.

4. Penelitian Sutomo, et al., (2004) bahwa telah ditemukan kasus penyakit

Minamata. Hasil pemeriksaan sampel darah bahwa sebanyak 20 orang

(30,76%) dari 26 pekerja tambang dan sebanyak 50 orang (16,85%) dari

89 penduduk darahnya mengandung merkuri. Sedangkan hasil

pemeriksaan terhadap lingkungan fisik (sedimen sungai) maupun

pemeriksaan sampel ikan/keong/yuyu yang berasal dari sungai terindikasi

terkontaminasi merkuri melebihi nilai ambang batas yakni > 1 ppm.

5. Penelitian Setiabudi (2005) menunjukkan kadar merkuri tinggi pada lokasi

penduduk di sekitar pertambangan. Kenaikan konsentrasi merkuri dalam

tailing yang tinggi yaitu 800-6.900 ppm. Kenaikan kosentrasi merkuri ini

berhubungan erat dengan pemakaian merkuri dalam proses penggilingan

bijih emas.

6. Penelitian Maruapey (2006) bahwa telah terjadi pencemaran oleh merkuri

terhadap 7 sumur penduduk di sekitar tambang di atas ambang baku

mutu yang dipersyaratkan.

7. Penelitian Tim ADKL oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL)

Yogyakarta (2007) terhadap uji tanaman, buah dan sayuran (salak,

temulawak, buah kelapa, nira, daun melinjo dan daun singkong) yang

diambil di sekitar limbah pembuangan hasil pengolahan emas diperoleh

hasil bahwa daun melinjo mengandung merkuri sebesar 8,07 ppm dan

buah salak mengandung merkuri sebesar 2,96 ppm.

Dari uraian masalah di atas, maka perumusan masalah penelitian sebagai

berikut :

1. Apakah sumber air minum, mencuci, memasak dari sumur/sungai

merupakan faktor risiko keracunan merkuri pada masyarakat di sekitar

lokasi tambang di Dusun Plampang II dan Dusun Sangon II Desa Kalirejo

Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo ?

Page 19: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

6

2. Apakah konsumsi ikan/kerang/hewan lain dari sungai tempat lokasi

pengolahan tambang merupakan faktor risiko keracunan merkuri pada

masyarakat di sekitar lokasi tambang di Dusun Plampang II dan Dusun

Sangon II Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo ?

3. Apakah konsumsi sayuran/buah-buahan yang tumbuh/ditanam di sekitar

lokasi pengolahan tambang merupakan faktor risiko keracunan merkuri

pada masyarakat di sekitar lokasi tambang di Dusun Plampang II dan

Dusun Sangon II Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon

Progo ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat keracunan merkuri (Hg) pada masyarakat di sekitar

lokasi tambang emas di Dusun Plampang dan Dusun Sangon II Desa

Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo.

2. Tujuan Khusus

1) Mengetahui kadar merkuri dalam urin masyarakat di sekitar lokasi

pengolahan tambang di Dusun Plampang dan Dusun Sangon II Desa

Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo.

2) Mengetahui hubungan antara sumber air minum, mencuci, memasak

dari sumur/sungai dengan keracunan merkuri pada masyarakat di

sekitar lokasi tambang di Dusun Plampang dan Dusun Sangon II Desa

Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo.

3) Mengetahui hubungan antara konsumsi ikan/kerang/hewan lain dari

sungai tempat lokasi tambang dengan keracunan merkuri pada

masyarakat di sekitar lokasi tambang di Dusun Plampang dan Dusun

Sangon II Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo.

Page 20: Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat

7

4) Mengetahui hubungan antara konsumsi sayuran/buah-buahan yang

tumbuh/ditanam di sekitar aliran sungai di lokasi tambang dengan

keracunan merkuri pada masyarakat di sekitar lokasi tambang di

Dusun Plampang dan Dusun Sangon II Desa Kalirejo Kecamatan

Kokap Kabupaten Kulon Progo.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat bagi masyarakat : dapat memberikan informasi kepada

masyarakat tentang bahaya merkuri serta pengaruhnya merkuri terhadap

lingkungan dan terhadap kesehatan masyarakat di sekitar pertambangan.

2. Manfaat bagi tenaga kesehatan : dapat memberikan informasi tentang

faktor risiko kekeracunanan merkuri.

3. Manfaat bagi pemerintah daerah dan pengambil keputusan : memberikan

informasi tentang faktor-faktor keracunan merkuri yang dapat digunakan

sebagai dasar pengambilan keputusan dalam penentuan tindakan upaya-

upaya pencegahan dan perencanaan pemantauan dan pengendalian

analisis dampak lingkungan (AMDAL) serta analisis dampak kesehatan

lingkungan (ADKL).

4. Manfaat bagi ilmu pengetahuan : memberikan informasi tentang variabel-

variabel yang berhubungan dengan kekeracunanan merkuri yang dapat

digunakan sebagai dasar penelitian yang akan datang.

E. Keaslian penelitian

Penelitian yang berhubungan dengan masalah merkuri telah banyak

dilakukan antara lain : (1) Penelitian Taunaumang (2002) tentang kadar

merkuri dalam urin dan kelelahan pada tenaga kerja dengan rancangan

penelitian cross sectional yang dilaksanakan di PT. Ge Lighting Indonesia

Jogyakarta, (2) Penelitian Rizal (2003) tentang kadar merkuri rambut kepala

dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan rancangan penelitian cross