FAKTOR -...

135
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATANWAKTU PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Sella Rachmawati NIM: 1111082000088 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Transcript of FAKTOR -...

Page 1: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATANWAKTU

PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi

Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Sella Rachmawati

NIM: 1111082000088

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 2: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

2

2015 M / 1436 H

Page 3: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

3

Page 4: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

4

Page 5: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang
Page 6: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Sella Rachmawati

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 26 April 1994

3. Alamat : Jl. Nurul Huda RT. 001/009 No. 50,

Kelurahan Jatipulo, Kecamatan

Palmerah, Jakarta Barat 11430

4. Telepon : 08978375787

5. Email : [email protected] /

[email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri Jatipulo 01 Pagi Tahun 1999-2005

2. SMP Negeri 111 Jakarta Barat Tahun 2005-2008

3. SMA Negeri 4 Jakarta Tahun 2008-2011

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2015

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Pengurus Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai

Kepala Divisi Administrasi periode 2014

2. Pengurus Pojok Bursa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sebagai Sekretaris periode 2014

3. Pengurus Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai

Pengawas Bidang Administrasi Umum periode 2015

Page 7: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

vii

ABSTRACT

Factors Affecting Financial Reporting Timeliness of Local Government in Indonesia

This study aims to examine the factors that affect the timeliness of financial reporting of local government in Indonesia. These factors are divided into two major lines: factors relating to local government and politics, also the content of financial statements and managerial competence factor. Factors associated with local government and politics proxied by local independence, regional location and the election of regional heads back. Factors associated with the content of financial statements and managerial competence proxied by position and financial performance areas, audit opinion and audit findings.

Samples of this study used the whole autonomous region which issued local government financial reports and audited by the Audit Board of the Republic of Indonesia as much as 524 of the total 542 local governments. They were obtained from the Audit Board of the Republic of Indonesia. Testing the hypothesis in this study used binary logistic regression.

Results of this research reveals that local government and political factors that proxied by self-reliance, the regional location statistically affect the timeliness of financial reporting area in fiscal year 2013. Based on the results of logistic regression (logistic regression) showed that the factor content of the financial statements and managerial competence of government area proxied by the audit opinion and auditor's findings are statistically affect the timeliness of financial reporting area in fiscal year 2013.

Keywords: Timeliness, independence, regional location, the election of return, financial position, financial performance, opinions, findings, local government financial reports.

Page 8: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

viii

ABSTRAK

Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor- faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia. Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi dua garis besar yaitu faktor yang berkaitan dengan pemerintah daerah dan politik, serta faktor kandungan laporan keuangan dan kompetensi manajerial. Faktor yang berkaitan dengan pemerintah daerah dan politik diproksikan dengan kemandirian daerah, lokasi daerah dan keterpilihan kembali kepala daerah. Faktor yang terkait dengan kompetensi manajerial diproksikan dengan posisi dan performa keuangan daerah, opini audit serta temuan audit.

Sampel penelitian ini menggunakan seluruh daerah otonom yang mengeluarkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan diaudit oleh BPK sebanyak 524 pemerintah daerah dari total 542 pemerintah daerah. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari BPK. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi logistik biner.

Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik yang diproksikan oleh kemandirian, lokasi daerah secara statistik berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah pada tahun anggaran 2013. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa faktor kandungan laporan keuangan dan kompetensi manajerial pemerintah daerah yang diproksikan oleh opini audit serta temuan auditor secara statistik berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah pada tahun anggaran 2013.

Kata kunci: ketepatanwaktu, kemandirian, lokasi daerah, keterpilihan kembali,

posisi keuangan, performa keuangan, opini, temuan, LKPD.

Page 9: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia”

dengan baik. Tak lupa Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan

kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata

sempurna, baik dari segi penulisan, cara penguraian, maupun pada pembahasan

secara ilmiah. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dan kekurangan yang

dimiliki oleh penulis. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih

atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun

tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:

1. Kedua orangtua penulis, Bapak Siswanto dan Ibu Dedeh, yang selalu

mencurahkan perhatian, cinta dan sayang, dukungan serta doa yang tertuju

untukku.

2. Kakak (Wahyu dan Indah) serta adikku (Fajar dan Agung) yang selalu

mendoakan dan memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri SE., MSi., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak. CA., selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

selaku Dosen Pembimbing II serta Dosen Pembimbing Akademik yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan

Page 10: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

x

bimbingan baik dalam penulisan skripsi ini maupun dalam 4 tahun terakhir.

Terima kasih atas ilmu dan arahan yang telah Bapak berikan selama ini.

6. Bapak Dr. Rini, Ak., CA selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan

dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas saran yang diberikan selama

proses penulisan skripsi.

7. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia yang telah membantu penulis

dalam memperoleh data penelitian.

8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada

penulis.

9. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan dalam tim DEMILULUS

2015 atas segala dukungan dan motivasinya untuk menyelesaikan tugas akhir

ditahun 2015 ini.

10. Keluarga besar Akukece (Akuntansi C UIN 2011) terima kasih atas kenangan

dalam 4 tahun masa perkuliahan. See You On Top, Guys.

11. Keluarga besar Kopma UIN Syahid Jakarta yang telah memberikan

pengalaman dari sisi lain dunia perkuliahan. Semoga ilmu dan pengalaman

yang telah didapat tak lekang oleh waktu.

12. Seluruh teman-temanku UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2011,

terima kasih atas doa, semangat dan dukungan yang diberikan kepada penulis

selama ini.

13. Berbagai pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Agustus 2015

Sella Rachmawati

Page 11: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................ i

Lembar Pengesahan Skripsi ...................................................................................... ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .............................................................. iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .......................................................................... iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ........................................................... v

Daftar Riwayat Hidup .............................................................................................. vi

Abstract ..................................................................................................................... vii

Abstrak ..................................................................................................................... viii

Kata Pengantar ......................................................................................................... ix

Daftar Isi .................................................................................................................... xi

Daftar Tabel ............................................................................................................. xiii

Daftar Gambar ........................................................................................................ xiv

Daftar Grafik ............................................................................................................ xv

Daftar Lampiran ..................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 11

1. Tujuan Penelitian............................................................................... p11

2. Manfaat Penelitian............................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 13

A. Landasan Teori ........................................................................................... 13

1. Teori Keagenan (Agency Theory) ....................................................... 13

2. Teori Lokasi ........................................................................................ 15

3. Teori Kurva Belajar ............................................................................. 17

4. Teori Kepatuhan .................................................................................. 18

5. Keuangan Daerah ................................................................................ 19

6. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah............................................... 23

Page 12: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

xii

7. Ketepatan Waktu ................................................................................. 25

8. Audit Sektor Publik ............................................................................. 26

B. Keterkaitan Antar Variabel ......................................................................... 29

C. Penelitian Sebelumnya ............................................................................... 36

D. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 44

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 44

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 44

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 45

D. Metode Analisis Data ................................................................................. 45

1. Definisi Regresi Logistik .................................................................... 46

2. Tahapan Regresi Logistik.................................................................... 46

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .......................................................... 51

1. Variabel Terikat................................................................................... 51

2. Variabel Bebas .................................................................................... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 56

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 56

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian .............................................................. 58

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 70

A. Kesimpulan ................................................................................................. 70

B. Saran ........................................................................................................... 72

Daftar Pustaka ........................................................................................................... 73

Lampiran ................................................................................................................... 78

Page 13: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

xiii

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman 1.1 Hasil Pemeriksaan pada Pemerintah Daerah dan BUMD ......................... 4

2.1 Penelitian Sebelumnya .............................................................................. 37

3.1 Operasionalisasi Variabel ......................................................................... 55

4.1 Jumlah Pemerintah Daerah Otonom (Provinsi, Kabupaten/Kota) ............ 57

4.2 Statistik Deskriptif ..................................................................................... 58

4.3 Menilai Keseluruhan Model ...................................................................... 60

4.4 Koefisien Determinasi ............................................................................... 61

4.5 Kelayakan Model Regresi ......................................................................... 61

4.6 Matriks Klasifikasi .................................................................................... 62

4.7 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik ........................................................ 63

Page 14: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

xiv

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman 2.1 Skema Kerangka Penelitian ........................................................................ 43

Page 15: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

xv

DAFTAR GRAFIK

No Keterangan Halaman 1.1 Waktu Penyelesaian Pemeriksaan LKPD ................................................. 7

1.2 Perkembangan Opini LKPD Tahun 2009 s.d. Tahun 2013 ...................... 29

Page 16: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman 1. Surat Penelitian ......................................................................................... 79

2. Data Sampel .............................................................................................. 83

3. Hasil Output SPSS .................................................................................... 112

Page 17: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyatakan bahwa laporan keuangan

merupakan suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai

posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi

sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas

penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Laporan keuangan merupakan salah satu sarana komunikasi bisnis antara

manajemen dan pengguna eksternal mengenai posisi keuangan, perubahan posisi

keuangan, dan arus kas perusahaan (Suharli, 2009:4). Hal ini mengindikasikan

bahwa laporan keuangan menyimpan segala informasi yang dapat digunakan oleh

para pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan. Scott (2012:76)

memaparkan bahwa informasi sebagai bukti yang mempunyai potensi untuk

mempengaruhi keputusan individual. Informasi harus memiliki tujuh karakteristik

utama yaitu : relevan, andal, lengkap, tepat waktu, dapat dipahami, dapat

diverifikasi dan dapat diakses (Romney dan Steinbart, 2009:28)

Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) laporan keuangan pada

sektor pemerintah berperan dalam menyediakan informasi yang relevan mengenai

posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan

Page 18: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

2

selama satu periode. Laporan keuangan digunakan untuk melaksanakan kegiatan

operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektifitas dan

efisiensi suatu entitas pelaporan, serta membantu menentukan ketaatannya pada

perundang-undangan.

Tujuan pelaporan keuangan pemerintah yang tercantum dalam SAP

menjelaskan bahwa seharusnya laporan keuangan menyajikan informasi yang

bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat

keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:

a. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber

daya keuangan;

b. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan

untuk membiayai seluruh pengeluaran;

c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang

digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah

dicapai;

d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai

seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;

e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas

pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka

pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak

dan pinjaman;

Page 19: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

3

f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas

pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat

kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Laporan keuangan sebagai sebuah informasi akan bermanfaat bila informasi

yang dikandungnya disediakan tepat waktu bagi para pembuat keputusan sebelum

informasi tersebut kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi pengambilan

keputusan (Hanafi dan Halim, 2005:35). SAP memaparkan bahwa laporan

keuangan dikatakan relevan apabila infomasi yang termuat didalamnya dapat

mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi

peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta

menegaskan atau mengoreksi hasil mereka di masa lalu. Hal ini berarti bahwa

bahwa informasi yang relevan harus memenuhi kriteria :

a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi

ekspektasi mereka di masa lalu.

b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan

datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

c. Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna

dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap

Page 20: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

4

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin,

mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada. Informasi

yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam

laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam

penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.

Seperti hal pelaporan keuangan pada perusahaan publik, pelaporan

keuangan pemerintah juga harus dipublikasikan secara tepat waktu. Penyampaian

dikatakan tepat waktu adalah ketika pelaporan tersebut disampaikan atau

dipublikasikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan para pengambil

keputusan menggunakannya dalam membuat keputusan (Romney dan Steinbart,

2009:28).

Tabel 1.1 Hasil Pemeriksaan pada Pemerintah Daerah dan BUMD

Sumber : IHPS BPK 2014 Semester II

Page 21: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

5

Tabel diatas menunjukkan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan

pemerintah daerah dan BUMD pada tahun anggaran 2013. IHPS 2014 semester II

menyebutkan bahwa BPK berhasil mengungkapkan 5.746 temuan yang

didalamnya terdapat 7.329 permasalahan senilai Rp. 4,52 triliun. Permasalahan

tersebut meliputi 1.810 kelemahan sistem pengendalian intern (SPI) dan 5.519

permasalahan ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan senilai Rp.

4,52 triliun. Temuan tersebut ditemukan setelah BPK melakukan pemeriksaan

terhadap 479 objek pemeriksaan di pemerintah dan BUMD yang meliputi 69

objek pemeriksaan keuangan, 181 objek pemeriksaan kinerja dan 229 objek

pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT).

Hasil temuan pada tabel hanya untuk pemeriksaan yang dilakukan pada

semester II tahun pemeriksaan. Hal ini berarti potensi kerugian-kerugian tersebut

diakibatkan oleh laporan-laporan pemerintah daerah dan BUMD yang terlambat

menyerahkan laporan keuangaannya. Potensi-potensi tersebut dapat diketahui

ataupun diminimalisir jika pemeriksaan dijalankan tepat waktu.

Untuk memenuhi ketepatan waktu laporan keuangan, manajer dan auditor

diharapkan meminimalisasi audit delay (Johnson, 1998). Audit delay merujuk

pada rentang waktu antara tanggal akhir tahun finansial entitas sampai dengan

tanggal laporan audit (Subekti & Widyanti, 2004).

Dalam sektor pemerintahan, ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan

diatur dalam peraturan perundang-undangan Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Page 22: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

6

Negara serta Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Selain peraturan perundang-undangan, ketepatan waktu penyerahan laporan

keuangan pemerintah daerah (LKPD) diatur juga dalam Peraturan Menteri Dalam

Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah.

Berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan (IHPS) yang dikeluarkan oleh

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) tahun 2011 sampai

dengan 2014 (Semester I), masih terdapat beberapa LKPD yang terlambat

disampaikan kepada BPK sehingga menyebabkan mundurnya masa penyelesaian

pemeriksaan LKPD.

Carslaw dan Kaplan (1991) menjelaskan bahwa audit delay dapat

dipengaruhi oleh dua hal yaitu kapan audit dimulai dan berapa lama waktu yang

dibutuhkan untuk melaksanakan audit tersebut. Kapan dimulainya audit

tergantung kapan laporan keuangan diserahkan kepada auditor. Sehingga lamanya

waktu perusahaan menyampaikan laporan keuangan kepada auditor dapat

mempengaruhi lamanya audit delay.

Penyelesaian pemeriksaan LKPD tertunda akibat dari pemerintah daerah

yang terlambat melaporkan LKPD ke BPK. Merujuk pada Ikhtisar Hasil

Pemeriksaan (IHPS) pada tahun 2011 sebanyak 158 LKPD (Provinsi,

Kabupaten/Kota) yang diselesaikan pemeriksaan oleh BPK pada semester II. Pada

tahun berikutnya mengalami penurunan menjadi 94 LKPD dan pada tahun 2013

Page 23: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

7

ada sekitar 108 LKPD yang diselesaikan pemeriksaannya pada semester II. Pada

2014 terdapat 68 jumlah LKPD yang diperiksa BPK pada semester II.

Grafik 1.1 Waktu Penyelesaian Pemeriksaan LKPD

Sumber : IHPS BPK, data diolah

Berdasarkan pada peraturan yang telah disebutkan sebelumnya

menerangkan bahwa paling lambat tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir,

kepala daerah wajib menyampaikan LKPD kepada BPK untuk dilakukan

pemeriksaan dan selambat-lambatnya dua bulan setelah laporan tersebut diterima

dari pemerintah daerah, BPK wajib menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan

(LHP) atas LKPD tersebut kepada DPRD sehingga waktu maksimum untuk

menghasilkan LKPD audited adalah lima bulan sejak tahun anggaran berakhir.

Sehingga LKPD yang diselesaikan oleh BPK terselesaikan pada Semester II (Juni

s.d Desember) berarti LKPD tersebut telah mengalami keterlambatan (Lase dan

Sutaryo:2014).

Page 24: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

8

Seperti yang dilansir dalam finansialbisnis.com bahwa pada tahun anggaran

2012 terdapat 5 daerah yang terkena penundaan penyaluran Dana Alokasi Umum

(DAU) akibat terlambat melaporkan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (LPP APBD) Tahun Anggaran 2012.

Kementerian keuangan akan menunda penyaluran DAU sebesar 25% dari DAU

daerah tersebut.

Menurut catatan Kementerian Keuangan, sebelumnya terdapat 28 daerah

yang terkena sanksi penundaan penyaluran DAU sebesar 25% karena alasan yang

sama, tetapi pada akhir 2013 sebanyak 23 daerah telah menyampaikan LPP APBD

sehingga sanksi dicabut. Pemberian sanksi ini merupakan salah satu cara untuk

mendorong pemerintah agar mempercepat penyelesaian pertanggungjawaban

penggunaan anggaran sehingga tata kelola keuangan daerah dapat diwujudkan

secara transparan dan akuntabilitas.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 56 tahun 2005 tentang

Sistem Informasi Keuangan Daerah menyebutkan bahwa daerah harus

menyampaikan informasi yang berkaitan dengan keuangan Daerah kepada

Pemerintah. Informasi yang disampaikan mencakup:

a. APBD dan realisasi APBD

b. Neraca daerah

c. Laporan arus kas

d. Catatan atas laporan keuangan

e. Dana dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan

f. Laporan Keuangan Perusahaan Daerah

Page 25: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

9

g. Data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah

Informasi keuangan daerah disampaikan kepada Menteri Keuangan dan

Menteri Dalam Negeri paling lambat 31 Agustus tahun berjalan. Dalam hal

Pemerintah Daerah tidak menyampaikan Informasi Keuangan Daerah, maka akan

diterbitkan peringatan tertulis oleh Menteri Keuangan. Jika Pemerintah Daerah

dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterbitkannya peringatan tertulis

tidak menyampaikan informasi maka Menteri Keuangan menetapkan sanksi

berupa penundaan penyaluran Dana Perimbangan setelah berkoordinasi dengan

Menteri Dalam Negeri. Penjelasan ini sesuai dengan PP Nomor 65 tahun 2010

tentang Perubahan atas PP Nomor 56 tahun 2005.

Hingga saat ini, terutama di Indonesia mayoritas pembahasan seputar

ketepatan waktu pelaporan keuangan (timeliness) sebagian besar dilaksanakan

pada sektor perusahaan go public. Pembahasan topic timeliness ataupun audit

delay untuk laporan pemerintah lokal mayoritas berasal dari peneliti luar negeri

seperti Corey S. Cagle, Dale L. Flesher dan Annette B. Pridgen (2014) yang

meneliti audit report timeliness of united states local governments: an

investigation of entities exceeding reporting deadlines di Mississipi Amerika

Serikat mengungkapkan bahwa temuan audit dan opini audit sebelumnya

berpengaruh pada keterlambatan audit. Selanjutnya jarak antara kantor auditor dan

klien juga mengambil peran dalam hal yang menyebabkan timeliness.

Lase dan Sutaryo (2014) meneliti tentang pengaruh karakteristik auditor

terhadap audit delay laporan keuangan daerah di Indonesia, penelitian ini

menyimpulkan bahwa kecakapan profesional auditor dan latar belakang

Page 26: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

10

pendidikan auditor mempengaruhi audit delay laporan keuangan pemerintah

daerah. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa interaksi antara kecakapan

profesional auditor dan penugasan berulang auditor dan interaksi antara

kecakapan profesional auditor dengan latar belakang pendidikan auditor

mempengaruhi audit delay. Penelitian ini selanjutnya menunjukkan bahwa

kecakapan profesional auditor adalah karakteristik paling penting yang diperlukan

untuk meminimalkan audit delay.

Cohen dan Leventis (2012) yang menyebutkan bahwa audit delay pada

pemerintah kota di Yunani dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor politik

(kekuatan oposisi dan keterpilihan kembali kepala daerah) keberadaan tim

akuntan internal, jumlah temuan audit, ukuran pemerintah daerah, dan populasi

penduduk.

Payne dan Jensen (2002) melakukan penelitian terhadap audit delay di

pemerintah daerah di Amerika bagian tenggara untuk tahun fiskal 1992 dan

menemukan bahwa insentif manajemen berpengaruh terhadap ketepatwaktuan

pelaporan, keberadaan sistem pelaporan berkualitas tinggi, keterikatan hutang,

pengalaman dan reputasi auditor cenderung mengurangi audit delay.

Berdasarkan atas pemaparan diatas serta minimnya penelitian yang meneliti

ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan pada sektor pemerintahan di

Indonesia membuat penulis tertarik untuk menelitinya. Penelitian ini merupakan

pengembangan dari penelitian Corey S. Cagle dkk (2014), Sandra Cohen dan

Sergio Laventis (2013).

Page 27: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan permasalahan dalam

penelitian adalah:

1. Apakah faktor kemandirian daerah berpengaruh terhadap ketepatanwaktu

pelaporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia?

2. Apakah faktor lokasi daerah berpengaruh terhadap ketepatanwaktu

pelaporan keuangan di Indonesia?

3. Apakah faktor keterpilihan kembali kepala daerah berpengaruh terhadap

ketepatanwaktu pelaporan keuangan di Indonesia?

4. Apakah faktor posisi keuangan daerah berpengaruh terhadap

ketepatanwaktu pelaporan keuangan di Indonesia?

5. Apakah faktor performa keuangan daerah berpengaruh terhadap

ketepatanwaktu pelaporan keuangan di Indonesia?

6. Apakah faktor opini daerah berpengaruh terhadap ketepatanwaktu pelaporan

keuangan di Indonesia?

7. Apakah faktor jumlah temuan daerah berpengaruh terhadap ketepatanwaktu

pelaporan keuangan di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini

adalah untuk memperoleh bukti empiris terkait dengan :

a. Pengaruh faktor kemandirian daerah terhadap ketepatanwaktu

pelaporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia

Page 28: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

12

b. Pengaruh faktor lokasi daerah terhadap ketepatanwaktu pelaporan

keuangan pemerintah daerah di Indonesia

c. Pengaruh faktor keterpilihan kembali kepala daerah terhadap

ketepatanwaktu pelaporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia

d. Pengaruh faktor posisi keuangan daerah terhadap ketepatanwaktu

pelaporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia

e. Pengaruh faktor performa keuangan daerah terhadap ketepatanwaktu

pelaporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia

f. Pengaruh faktor opini daerah terhadap ketepatanwaktu pelaporan

keuangan pemerintah daerah di Indonesia

g. Pengaruh faktor jumlah temuan daerah terhadap ketepatanwaktu

pelaporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi ilmu pengetahuan dan akademisi, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi berupa bukti empiris mengenai faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan LKPD

b. Untuk pemerintah daerah, penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pihak

pemerintah daerah untuk meningkatkan kinerjanya sehingga dapat

melaporkan LKPD secara tepat waktu

c. Untuk auditor, penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan untuk

mengidentifikasi faktor-faktor yang berkaitan dengan ketepatan waktu

pelaporan LKPD

Page 29: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Asimetri informasi merupakan kesenjangan informasi yang tercipta

karena adanya perbedaan kepentingan antara principal dan agen. Prinsipal

adalah pemilik atau pihak yang melakukan evaluasi terhadap informasi,

sedangkan agen adalah pihak yang menjalankan kegiatan dan mengambil

keputusan. Hubungan keagenan yang melibatkan kedua pihak (prinsipal dan

agen) didefinisikan oleh Jensen dan Meckling (1976) sebagai hubungan

kontrak dimana satu orang atau lebih (pemilik/prinsipal) melibatkan orang

lain (agen) untuk melakukan layanan tertentu demi kepentingan prinsipal

yang melibatkan pendelegasian beberapa kewenangan pengambilan

keputusan.

Adanya asimetri informasi ini menimbulkan dua permasalahan yang

disebabkan oleh kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan

pengendalian terhadap tindakan-tindakan agen. Jensen dan Meckling (1976)

menyatakan permasalahan tersebut adalah:

1. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak

melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak

kerja.

Page 30: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

14

2. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana prinsipal tidak dapat

mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen benar

benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi

sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.

Teori keagenan ditekankan untuk mengatasi dua permasalahan yang

dapat terjadi dalam hubungan keagenan (Eisenhardt, 1989). Pertama adalah

masalah keagenan yang timbul pada saat (a) keinginan-keinginan atau

tujuan-tujuan dari prinsipal dan agen berlawanan dan (b) merupakan suatu

hal yang sulit atau mahal bagi prinsipal untuk melakukan verifikasi tentang

apa yang benar-benar dilakukan oleh agen. Permasalahannya adalah bahwa

prinsipal tidak dapat memverifikasi apakah agen telah melakukan sesuatu

secara tepat. Kedua adalah masalah pembagian resiko yang timbul pada saat

prinsipal dan agen memiliki sikap yang berbeda terhadap resiko. Dengan

demikian, prinsipal dan agen mungkin memiliki preferensi tindakan yang

berbeda dikarenakan adanya perbedaan preferensi resiko.

Manajemen sebagai agen mempunyai tanggung jawab dalam

operasional perusahaan sehari-hari dalam hal pengambilan keputusan

berdasarkan informasi yang diperoleh manajemen. Dengan demikian, agen

lebih banyak mempunyai informasi dibandingkan pemilik.

Menurut Lane (2003a) dalam Syukriy Abdullah (2006) teori keagenan

dapat diterapkan dalam organisasi publik. Ia menyatakan bahwa negara

demokrasi modern didasarkan pada serangkaian hubungan prinsipal-agen

(Lane,2000:12-13). Hal senada dikemukakan oleh Moe (1984) yang

Page 31: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

15

menjelaskan konsep ekonomika organisasi sektor publik dengan

menggunakan teori keagenan. Bergman & Lane (1990) menyatakan bahwa

hubungan prinsipal agen merupakan suatu pendekatan yang sangat penting

untuk menganalisis komitmen-komitmen kebijakan publik. Pembuatan dan

penerapan kebijakan publik berkaitan dengan masalah-masalah kontraktual,

yakni informasi yang tidak simetris (asymmetric information), moral hazard,

dan adverse selection (Abdullah:2006).

Menurut Moe (1984), di pemerintahan terdapat suatu keterkaitan

dalam kesepakatan-kesepakatan principal-agent yang dapat ditelusuri

melalui proses anggaran: pemilih-legislatur, legislatur-pemerintah, menteri

keuangan-pengguna anggaran, perdana menteri-birokrat, dan pejabat-

pemberi pelayanan. Hal yang sama dikemukakan juga oleh Gilardi (2001)

dan Strom (2000), yang melihat hubungan keagenan sebagai hubungan

pendelegasian (chains of delegation), yakni pendelegasian dari masyarakat

kepada wakilnya di parlemen, dari parlemen kepada pemerintah, dari

pemerintah sebagai satu kesatuan kepada seorang menteri, dan dari

pemerintah kepada birokrasi.

2. Teori Lokasi

Teori tempat pusat disebutkan oleh Wlater Christaller (1933) dan

August Losch (1936), beliau mengembangkan satu teori yang dapat

dipergunakan sebagai kerangka analisis untuk membahas hal tersebut. Teori

pusat merupakan suatu permukiman yang menyediakan barang dan jasa-jasa

bagi penduduk lokal dan daerah belakangnya. Pada teori tempat pusat juga

Page 32: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

16

menjelaskan tentang hubungan keterkaitan antara sosial-ekonomi dan fisik

yang saling mempengaruhi.

Sebuah kota atau pusat merupakan inti dari berbagai kegiatan

pelayanan, sedangkan wilayah di luar kota atau pusat tersebut adalah daerah

yang harus dilayaninya, atau daerah belakangnya (hinterland). Sebuah

pusat yang kecil akan memberikan penawaran pelayanan yang lebih terbatas

jika dibandingkan dengan pusat yang lebih besar. Jarak wilayah yang

dilayani relatif lebih dekat dengan luasan yang kecil (Knox, 1994). Guna

mengetahui kekuatan dan keterbatasan hubungan ekonomi dan fisik suatu

kota atau pusat dengan wilayah sekelilingnya, seorang ahli geografi, Walter

Christaller, melakukan sebuah penelitian. Penelitian ini dilakukan di

Jerman bagian selatan, di daerah perdesaan (Hartshorn, 1980). Dan teori

tersebut dinyatakan sebagai teori tempat pusat (Central Place Theory) oleh

Christaller.

Menurut Christaller, tidak semua kota dapat menjadi pusat

pelayanan. Dan pusat pelayanan harus mampu menyediakan barang dan

jasa bagi penduduk di daerah dan kawasan sekitarnya. Christaller

menyatakan bahwa dua buah pusat permukiman yang memiliki jumlah

penduduk sama tidak selalu menjadi pusat pelayanan yang sama

penting. Istilah kepusatan (centrality) digunakan untuk menggambarkan

bahwa besarnya jumlah penduduk dan pentingnya peran sebagai tempat

terpusat (central place).

Page 33: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

17

Pada teori Christaller menyebutkan sistem keruangan yang optimum

berbentuk heksagonal dengan pusat kegiatan terdapat di tengah pola. Namun

Christaller juga menyebutkan bahwa dalam struktur keruangan kota terdapat

hirarki, dimana tempat dengan hirarki yang teratas mampu memenuhi

kebutuhan tempat di hirarki bawahnya. Semakin tinggi jumlah hirarki kota

maka jumlah kota semakin tinggi, begitupun sebaliknya.

Berdasarkan penjelasan mengenai teori lokasi industri dan teori pusat

pertumbuhan dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki peranan

terhadap pertumbuhan ekonomi. Dimana penempatan lokasi industri yang

tepat dapat memberikan banyak jalan, diantaranya industri yang didirikan

dilokasi yang tepat, mampu menyerap tenaga kerja yang ada disekitar lokasi

industri khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Selain itu daerah

yang menjadi lokasi industri secara otomatis akan mengalami kenaikan

pendapatan daerah. Sehingga memungkinkan perekonomian didaerah lokasi

industri mengalami peningkatan.

3. Teori Kurva Belajar

T.P. Wright memperkenalkan teori kurva belajar (learning curve

theory) pada saat meneliti perusahaan pesawat terbang. Wright menyatakan

bahwa setiap kali kuantitas output kumulatif menjadi dua kali lipat, maka

rata-rata waktu kumulatif per unit berkurang sebesar persentase tertentu

(Barber, 2011). Ketika suatu proses atas produk baru dimulai, kinerja

seorang pekerja tidak pada tingkat terbaiknya dan fenomena pembelajaran

Page 34: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

18

atau proses dimana seorang memperoleh keahlian, pengetahuan dan

kemampuan pun dimulai.

Pekerja akan membutuhkan waktu yang lebih lama pada saat pertama

kali bekerja daripada pekerjaan yang dilakukan kedua atau ketiga kalinya.

Dengan pengulangan tersebut maka waktu yang dibutuhkan akan lebih

singkat dan akan menuju ke arah perbaikan. Fenomena inilah yang disebut

dengan kurva pembelajaran (learning curve).

4. Teori Kepatuhan

Menurut Tyler (dalam Fachrurozi, 2014) terdapat dua perspektif

dalam literatur sosiologi mengenai kepatuhan kepada hukum, yang disebut

instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu

secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap

perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif

normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan

berlawanan dengan kepentingan pribadi. Seorang individu cenderung

mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-

norma internal mereka. Komitmen normatif melalui moralitas personal

(normative commitment through morality) berarti mematuhi hukum karena

hukum tersebut dianggap sebagai suatu keharusan, sedangkan komitmen

normatif melalui legitimasi (normative commitment through legitimaty)

berarti mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut

memiliki hak untuk mendikte perilaku.

Page 35: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

19

Dalam hal ini, pemerintah sebagai pihak yang mengelola dan

menjalankan amanah rakyat memiliki keharusan untuk melaporkan

pertanggung jawabannya atas keuangan dan operasional daerah tersebut

selama satu tahun buku. Hal ini berarti pemerintah mempunyai keterikatan

untuk patuh pada peraturan perundang-undangan Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara serta Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004

tentang Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

5. Keuangan Daerah

Ketergantungan keuangan daerah pada bantuan pemerintah pusat

(ratio grants to total operating revenue) seiring dengan cita-cita demokrasi

nasional dan proses percepatan pembangunan maka muncul suatu yang

dinamakan dengan otonomi daerah. Ini berarti bahwa suatu daerah memiliki

sifat yang otonom. Menurut Encyclopedia of Social Science, otonomi

adalah “the legal self suffiency of social body and its actual

independence.” Lebih jauh, berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan

kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Jadi, otonomi dapat diartikan sebagai hak

untuk mengurus rumah tangga sendiri bagi suatu daerah.

Otonomi diberikan sebagai upaya percepatan pembangunan dan

peningkatan pelayanan sesuai tuntutan dan prakarsa masyarakat di daerah

Page 36: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

20

bersangkutan. Otonomi mengandung nilai-nilai kepercayaan yang dapat

mengakomodasi kepentingan masyarakat daerah, sehingga akan meredam

potensi terjadinya disintegrasi bangsa.

Dalam menjalankan pemerintahannya, terutama hubungan antara

pemerintah pusat dan daerah, Indonesia menganut asas desentralisasi, yang

di samping itu terdapat pula asas dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

Desentralisasi berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 adalah

penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan demikian, hal ini berarti

semua urusan, tugas, dan wewenang pelaksanaan pemerintahan diserahkan

sepenuhnya kepada daerah.

Dengan terselenggaranya otonomi seluas-luasnya maka diperlukan

suatu pengaturan secara adil dan selaras mengenai hubungan keuangan,

pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya

antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan antar pemerintah

daerah. Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah melalui

penyediaan sumber-sumber pendanaan perlu diatur perimbangan keuangan

antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang merupakan subsistem

keuangan negara sebagai konsekuensi pembagian tugas atau sejalan dengan

pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Pendanaan atas penyerahan urusan kepada pemerintahan daerah menganut

prinsip money follow function, yang bermakna bahwa pendanaan mengikuti

Page 37: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

21

fungsi pemerintahan yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab masing-

masing tingkat pemerintahan.

Penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri atas

pendapatan daerah dan pembiayaan. Sumber pendapatan daerah dapat

diuraikan sebagai berikut.

1. Pendapatan asli daerah, yang bertujuan memberikan kewenangan

kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi

daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan

desentralisasi;

2. Dana perimbangan, yang bertujuan mengurangi kesenjangan fiskal

antara pemerintah dan pemerintahan daerah dan antarpemerintah

daerah;

3. Pendapatan lain-lain yang memberi peluang kepada daerah untuk

memperoleh pendapatan selain yang berasal pendapatan asli daerah,

dana perimbangan dan pinjaman daerah.

Dana perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari

APBN yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum

(DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Menurut sejumlah literatur, dana

perimbangan memiliki makna yang sama dengan pendapatan transfer. Salah

satu bentuk pendapatan transfer adalah bantuan (grants).

Bantuan (grants) menjadi sumber pendapatan yang utama bagi

pemerintah daerah di banyak negara (Bird, 2000; Humes IV, 1991; Wilson

dan Game, 1994; Shah, 1994). Istilah lain dari grants yang juga seringkali

Page 38: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

22

dipergunakan adalah subsidies atau subventions. Terdapat tiga alasan utama

dari penggunaan jenis bantuan ini (Humes IV, 1991: 239) yakni: menambah

sumber pendapatan daerah, memenuhi kebutuhan yang berlebihan

pendapatan yang terbatas dari area tertentu, dan meningkatkan program

tertentu serta menyelipkan kontrol terhadapnya.

Realita menunjukkan yang terjadi selama ini adalah masih terdapatnya

kesenjangan fiskal vertikal dan kesenjangan fiskal horizontal bagi sejumlah

daerah di Indonesia. Kesenjangan fiskal vertikal timbul karena adanya

keterbatasan sumber dan kewenangan penerimaan daerah, baik dalam

bentuk pajak maupun bukan pajak, serta adanya kebutuhan pengeluaran

daerah yang jauh lebih besar. Sedangkan, kesenjangan fiskal horizontal

terjadi karena perbedaan kapasitas antardaerah untuk menghasilkan

pendapatan sendiri yang tergantung dari distribusi luas dan besarnya

kewenangan atas objek dan basis pajak serta kewenangan sumber-sumber

nonpajak. Kesenjangan ini dapat pula terjadi karena adanya perbedaan biaya

dan tekanan permintaan atas pelaksanaan fungsi-fungsi yang menjadi

tanggung jawab daerah bersangkutan.

Hal tersebut tentu berimplikasi pada terjadinya peningkatan

kesenjangan pertumbuhan ekonomi antardaerah, kurangnya kemandirian

daerah, dan munculnya ketidakpuasan masyarakat di daerah. Oleh karena

itu, pemerintah pusat memberikan dana perimbangan dalam rangka

menciptakan keadilan dalam pembagian sumber daya bagi kepentingan

nasional dan bagi kepentingan daerah. Melalui dana alokasi, pemerintah

Page 39: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

23

bertujuan untuk menciptakan pemerataan kemampuan keuangan antar

daerah yang berdasarkan pertimbangan kebutuhan dan potensi daerah,

sehingga daerah dapat membelanjakan dana tersebut untuk kebutuhan-

kebutuhan daerahnya. Dalam dana alokasi ini tidak terdapat batasan

mengenai bagaimana dana tersebut dibelanjakan, sehingga daerah dapat

dengan leluasa memanfaatkan dana tersebut untuk kebutuhan yang

diinginkan. Namun, masalah yang muncul adalah kemampuan daerah dalam

mengelola dana alokasi. Apabila daerah kurang mampu mengelola dana

tersebut, maka tidak menutup kemungkinan yang terjadi adalah semakin

meningkatnya ketergantungan daerah pada dana perimbangan ini.

6. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) menyatakan bahwa laporan

keuangan pada sektor pemerintah berperan dalam menyediakan informasi

yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang

dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode. Laporan

keuangan digunakan untuk melaksanakan kegiatan operasional

pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektifitas dan

efisiensi suatu entitas pelaporan, serta membantu menentukan ketaatannya

pada perundang-undangan.

Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola

anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan

menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya.

Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau

Page 40: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

24

lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-

undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban, berupa laporan

keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri dari:

a. Pemerintah pusat;

b. Pemerintah daerah;

c. Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan

pemerintah pusat;

d. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau

organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan

satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.

Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat

pengelolaan, pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap

aset, yurisdiksi, tugas dan misi tertentu, dengan bentuk pertanggungjawaban

dan wewenang yang terpisah dari entitas pelaporan lainnya.

Terdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan

pemerintah, namun tidak terbatas pada:

a. Masyarakat;

b. Wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;

c. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan

pinjaman; dan

d. Pemerintah.

Laporan keuangan pokok terdiri dari:

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

Page 41: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

25

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);

c. Neraca;

d. Laporan Operasional (LO);

e. Laporan Arus Kas (LAK);

f. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);

g. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

7. Ketepatan Waktu

Ketepatan waktu pelaporan keuangan adalah rentang waktu

mengumumkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada publik

sejak tanggal tutup buku perusahaan (31 Desember) sampai tanggal

penyerahan ke Bapepam-LK (Rachmawati, 2008:5). Laporan keuangan

yang tepat waktu akan lebih berguna dari pada yang tidak tepat waktu.

Setelah informasi yang relevan tersedia lebih cepat, mampu meningkatkan

kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan, dan kurangnya ketepatan

waktu dapat mengurangi informasi dari kegunaannya (Kieso et.al, 2011:47).

Terdapat tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu

dalam penelitiannya (Dyer dan Mc Hugh, 1975:4):

a. Preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan

sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.

b. Auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan

keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.

c. Total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan

sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

Page 42: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

26

Ketepatan waktu penyerahan laporan keuangan pemerintah daerah

(LKPD) diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No.

13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan UU

No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara. Berdasarkan kedua peraturan tersebut, paling lambat tiga

bulan setelah tahun anggaran berakhir, kepala daerah wajib menyampaikan

LKPD kepada BPK untuk dilakukan pemeriksaan dan selambat-lambatnya

dua bulan setelah laporan tersebut diterima dari pemerintah daerah, BPK

wajib menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas LKPD

tersebut kepada DPRD sehingga waktu maksimum untuk menghasilkan

LKPD audited adalah lima bulan sejak tahun anggaran berakhir.

Ketepatanwaktu laporan keuangan tergantung pada jangka waktu

audit karena laporan keuangan tidak dapat diterbitkan sebelum audit selesai

dilaksanakan (Johnson,1998). Oleh karena itu, auditor diharapkan untuk

melakukan jasa assurance tanpa penundaan (delay), dalam batasan yang

diperbolehkan oleh kode profesional dan etika (Carcello et al, 1992;

DeAngelo, 1981).

8. Audit Sektor Publik

Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi

untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi

tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan (Arens, 2008). Undang-

undang No 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan atas pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan Negara menjelaskan yang dimaksud dengan

Page 43: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

27

pemeriksaan (audit) adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan

evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan professional

berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan,

kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan Negara.

Pengelolaan keuangan negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat

pengelola keuangan daerah sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya,

yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan

pertanggungjawaban. Sedangkan tanggung jawab keuangan negara adalah

kewajiban Pemerintah untuk melaksanakan pengelolaan keuangan Negara

secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,

efektif, dan transparan, dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Audit atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Untuk menunjang

tugasnya, BPK RI didukung dengan seperangkat Undang- Undang di bidang

Keuangan Negara yaitu: Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang

Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang

Perbendaharaan Negara, Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dan Undang-Undang

Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

Seperti halnya pada auditor swasta, BPK RI juga bekerja berdasarkan

standar audit Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). SPKN

ditetapkan dengan Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2007 yang berlaku sejak

Page 44: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

28

7 Maret 2007. Pengertian standar auditing adalah suatu ukuran pelaksanaan

tindakan yang merupakan pedoman umum bagi auditor dalam melaksanakan

audit. Standar auditing mengandung pula pengertian sebagai suatu ukuran

baku atas mutu jasa auditing.

Audit yang dilaksanakan oleh BPK terdiri atas audit keuangan, audit

kinerja, dan audit dengan tujuan tertentu. Pemeriksaan atas LKPD bertujuan

untuk memberikan pendapat/opini atas kewajaran informasi keuangan yang

disajikan dalam LKPD berdasarkan pada kriteria:

a. Kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP)

b. Kecukupan pengungkapan (adequate disclosures)

c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

d. Efektivitas sistem pengendalian intern

Terdapat 4 (empat) jenis opini yang dapat diberikan oleh pemeriksa,

yakni opini Wajar Tanpa Pengecualian (unqualified opinion), opini Wajar

Dengan Pengecualian (qualified opinion), opini Tidak Wajar (adversed

opinion), dan pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (disclaimer of

opinion). Selanjutnya BPK RI memberikan opini atas kewajaran laporan

keuangan tersebut.

Page 45: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

29

Grafik 2.1 Perkembangan Opini LKPD Tahun 2009 s.d. Tahun 2013

Sumber : IHPS BPK (2014)

Opini yang diberikan atas suatu LKPD merupakan cermin bagi

kualitas akuntabilitas keuangan atas pelaksanaan APBD. Adanya kenaikan

persentase opini wajar tanpa pengecualian (WTP) secara umum

menggambarkan adanya perbaikan akuntabilitas keuangan oleh pemerintah

daerah dalam menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip

yang berlaku (BPK:2014).

B. Keterkaitan Antar Variabel

Pada penelitian ini, faktor-faktor ketepatan waktu pelaporan LKPD dibagi

menjadi dua kelompok model. Kelompok model ini terdiri dari: (1) pemerintahan

daerah dan politik - faktor yang berkaitan, (2) kandungan laporan keuangan dan

kompetensi manajerial.

Page 46: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

30

a. Pemerintah Daerah dan Politik

a. Kemandirian daerah terhadap bantuan pemerintah

Ketergantungan keuangan daerah pada bantuan pemerintah

pusat (ratio grants to total operating revenue) seiring dengan cita-cita

demokrasi nasional dan proses percepatan pembangunan maka

muncul suatu yang dinamakan dengan otonomi daerah. Ini berarti

bahwa suatu daerah itu memiliki sifat yang otonom. Dana

perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari

APBN yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum

(DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

Menurut sejumlah literatur, dana perimbangan memiliki makna

yang sama dengan pendapatan transfer. Salah satu bentuk pendapatan

transfer adalah bantuan (grants). Bantuan (grants) menjadi sumber

pendapatan yang utama bagi pemerintah daerah di banyak negara

(Bird, 2000; Humes IV, 1991; Wilson dan Game, 1994; Shah, 1994).

Terdapat tiga alasan utama dari penggunaan jenis bantuan ini (Humes

IV, 1991: 239) yakni: menambah sumber pendapatan daerah,

memenuhi kebutuhan yang berlebihan pendapatan yang terbatas dari

area tertentu, dan meningkatkan program tertentu serta menyelipkan

kontrol terhadapnya.

Pemerintah masih sangat mengandalkan pada dana berimbang

yang diberikan oleh pemerintah pusat. Hal ini sesuai dengan yang

telah dikabarkan oleh BPK bahwa 90% pemerintah daerah baik

Page 47: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

31

provinsi ataupun kabupaten/kota masih bergantung pada dana

perimbangan ini. Pemerintah daerah mengalokasikan dana

perimbangan ini untuk tujuan operasional dan investasi. Cohen dan

Laventis (2012) mengungkapkan bahwa pemerintah daerah dengan

tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap bantuan pemerintah pusat

akan semakin tunduk untuk mematuhi peraturan pemerintah pusat

termasuk untuk melaporkan keuangan daerah secara tepat waku. Hal

ini dikarenakan terdapat sanksi akan keterlambatan pelaporan

keuangan daerah kepada pemerintah pusat yaitu berupa penundaan

pencairan dana tahun anggaran berikutnya. Hal ini mengindikasikan

bahwa semakin tingginya tingkat ketergantungan daerah dengan dana

perimbangan yang diberikan pemerintah maka pemerintah daerah

akan lebih tepat waktu dalam melaporkan LKPD.

H1: Ketergantungan Pemerintah Daerah terhadap dana perimbangan

berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan.

b. Lokasi daerah

Indonesia merupakan salah satu Negara terbesar didunia. Negara

yang terdiri dari ratusan ribu pulau yang tersebar dari Sabang sampai

Merauke menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi pemerintah

dalam rangka pemerataan pembangunan nasional. Belum meratanya

pembangunan ini disebabkan karena letak geografis daerah-daerah di

Indonesia, hal ini menyebabkan sulitnya akses bagi pemerintah

Page 48: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

32

ataupun investor untuk melakukan eksplorasi kekayaan daerah

tersebut. Selain itu, belum meratanya pembangunan ditandai dengan

belum terpenuhinya kebutuhan yang seharusnya dinikmati rakyat

Indonesia.

Menurut Nurhadi (2007), minimnya pembangunan pada suatu

daerah akan berdampak pada rendahnya aksesibilitas daerah tersebut.

Ketika suatu daerah memiliki aksesibilitas yang rendah sebagai

akibatnya daerah tersebut akan sulit untuk memperoleh faktor

produksi, akses transportasi dan telekomunikasi, serta fasilitas

pendidikan berupa universitas-universitas yang mempunyai reputasi

salah satunya dalam menghasilkan tenaga akuntan yang cakap dalam

pengelolaan keuangan. Pemerataan pembangunan daerah yang belum

sempurna tersebut juga tentu menjadi salah satu faktor terhambatnya

pelaporan keuangan daerah terutama dari daerah-daerah terpencil

dimana mereka kesulitan mengakses informasi ataupun karena faktor

minimnya sumber daya manusia yang ada.

H2: Jarak lokasi pemerintah daerah dengan pemerintah pusat

berpengaruh negative terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan daerah

c. Keterpilihan kembali kepala daerah (incumbent)

Kepala daerah bertahan (incumbent) yang terpilih kembali

diharapkan memiliki pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan

dengan kepala daerah yang baru terpilih. Menurut Cohen dan Leventis

Page 49: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

33

(2013), kepala pemerintah daerah yang telah berpengalaman

memimpin suatu daerah selama lebih dari empat tahun, maka dia akan

cukup akrab dengan standar dan prosedur akuntansi serta langkah-

langkah persiapan yang diperlukan untuk memfasilitasi prosedur audit.

Dengan pengalaman dan pengetahuan tersebut, kepala daerah bertahan

diharapkan dapat membuat kebijakan yang mengarah pada perbaikan

dalam prosedur akuntansi. Sedangkan jika terpilihnya pemimpin

daerah yang baru, ia cenderung akan menginvestigasi masalah

keuangan daerah dalam rangka mengungkapkan isu-isu tersembunyi

dalam laporan keuangan, dan akan merekrut auditor untuk

menyelesaikannya. Antisipasi ini dikhawatirkan akan memperpanjang

masa persiapan pelaporan keuangan daerah.

H3: keterpilihan kembali kepala daerah berpengaruh negatif terhadap

ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah.

2. Kandungan Laporan Keuangan dan Kompetensi Manajerial

a. Posisi dan Performa Keuangan

Dwyer & Wilson (1989) mengembangkan hipotesis bahwa

ketepatan waktu pelaporan adalah perangkat yang digunakan oleh

pemerintah kota untuk memberikan sinyal bagi kompetensi keuangan

yang dilakukan oleh manajemen. Hal tersebut disampaikan oleh

pemerintah dan pejabat terpilih untuk memberikan sinyal kompetensi

dan pelayanan kepada masyarakat, investor, dan pengguna lainnya

(McLelland & Giroux : 2000). Salah satu keadaan yang memberikan

Page 50: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

34

keuntungan bagi manajemen dalam memberikan sinyal kompetensi

adalah ketika terdapat pesan baik yang harus disampaikan. Salah satu

bagian dari kabar baik adalah performa keuangan yang meningkat.

Givoy & Palmon (1982) menjelaskan bahwa keterlambatan pelaporan

keuangan sering menjadi pelopor atau pendahulu dari kabar buruk

yang akan diterima.

Pridgen & Wilder dalam Cagle dkk (2014) mengukur posisi

serta performa keuangan dengan menghitung rasio berupa :

1) Total asset : total revenue, perbandingan antara total aset dan

total pendapatan digunakan untuk mengukur posisi keuangan

2) Change in net assets : total net assets, perbandingan dari

perubahan aset bersih dan total aset bersih digunakan untuk

mengukur performa keuangan pemerintah daerah.

Rasio-rasio keuangan ini menghasilkan ukuran kebaikan

ataupun keburukan dari konten laporan keuangan tersebut. Hal ini

mengindikasikan konten laporan yang baik (kabar baik) akan

dilaporkan secara tepat waktu. Hal ini disebabkan oleh dua alasan.

Pertama, manajemen memberikan sinyal positif secepatnya ataupun

secara tepat waktu, jika pelaporan mengalami keterlambatan makan

dapat diindikasikan bahwa hal tersebut mengandung sinyal yang

buruk. Selain itu, ketepatan waktu pelaporan keuangan juga

mengindikasikan kompetensi manajerial yang baik. Staff manajerial

Page 51: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

35

yang kompeten di perkirakan mempunyai pengendalian internal yang

baik dan memiliki catatan dan fungsi yang lebih baik.

H4: Posisi laporan keuangan yang baik berhubungan positif dengan

ketepatan waktu pelaporan keuangan.

H5: Performa laporan keuangan yang baik berhubungan positif

dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan.

b. Temuan

Temuan audit diterbitkan ketika auditee gagal dalam

menerapkan hukum dan regulasi serta ketika auditor menemukan

masalah dengan internal controll. Temuan ini merupakan

permasalahan-permasalahan yang ditemukan oleh auditor di lapangan.

Temuan ini akan meningkatkan risiko pengendalian, prosedur audit

serta waktu pelaksanaan audit sehingga berpengaruh terhadap lamanya

penyelesaian laporan audit (Cagle dkk, 2014:82).

Komunikasi antara auditee dan auditor menjadi lebih intens

ketika terdapat permasalahan akuntansi yang bersiat material (Cohen

dan Leventis, 2013). Hal ini berarti semakin banyaknya temuan audit

akan menambah waktu diskusi antara tim audit pemerintah (BPK)

dengan pihak penanggung jawab audit pemerintah daerah sebelum

temuan tersebut dilaporkan dalam laporan hasil audit.

H6: Temuan audit berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan

Page 52: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

36

c. Opini

Beberapa penelitian sebelumnya seperti Dwyer & Wilson (1989),

McLelland & Giroux (2000) menemukan tidak ada hubungan

signifikan antara tipe opini audit dan ketepatan waktu laporan audit.

Payne & Jenson (2002) menemukan bahwa opini wajar tanpa

pengecualian mempunyai hubungan signifikan dalam memangkas

waktu audit. Laitinen (1989) menemukan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

dengan ketepatan waktu pada perusahaan komersial. Menurut

McLelland & Giroux, opini wajar dengan pengecualian (qualified

opinion) merupakan sebuah pertanda buruk bagi pengguna laporan

keuangan. Opini yang diberikan BPK berupa opini selain wajar tanpa

pengecualian (WTP) seperti wajar dengan pengecualian (WDP), tidak

wajar ataupun tidak mengemukakan pendapat dapat dianggap sebuah

catatan buruk kinerja keuangan pemerintah daerah yang bersangkutan.

H7: Opini WTP laporan keuangan daerah berpengaruh positif

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah

C. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini

dapat dilihat di dalam tabel 2.1 pada halaman selanjutnya.

Page 53: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

37

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya

No. Nama Judul Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan 1 Corey S. Cagle,

Dale L Flesher, Annette B Pridgen (2014)

Audit Report Timeliness Of United States Local Governments: An Investigation Of Entities Exceeding Reporting Deadlines

Variabel yang sama : Ketepatanwaktu pelaporan audit, Posisi Keuangan, Performa Keuangan, Opini Keuangan, Temuan Audit

Variabel yang berbeda : akuntabilitas, pembiayaan, jarak kantor auditor dan klien, keahlian auditor. Sampel yang digunakan pemerintah daerah di Mississipi, Amerika Serikat. Analisis menggunakan Ordinary Least Square (OLS)

Jumlah temuan audit dan penerbitan opini selain WTP memperpanjang waktu penerbitan laporan keuangan

Berlanjut ke halaman berikutnya

Page 54: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

38

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Nama Judul Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan 2 Yediel Lase dan

Sutaryo (2014) Pengaruh Karakteristik Auditor terhadap Audit Delay Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Variabel yang sama: Ketepatanwaktu pelaporan keuangan daerah

Variabel yang berbeda: karakteristik auditor (latar belakang pendidikan, penugasan berulang, kecakapan profesional auditor) Sampel yang digunakan 127 pemerintah daerah di Indonesia Analisis menggunakan model regresi dengan uji univariat dan multivariate

Interaksi antara kecakapan profesional auditor dan penugasan berulang auditor dan interaksi antara kecakapan profesional auditor dengan latar belakang pendidikan auditor mempengaruhi audit delay

Berlanjut ke halaman berikutnya

Page 55: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

39

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Nama Judul Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan 3 Sandra Cohen dan

Sergio Laventis (2013)

Effects of Municipal, auditing and political factors on audit delay

Variabel yang sama : Kemanidrian daerah, Lokasi daerah, Keterpilihan kembali kepala daerah

Variabel yang berbeda: Pengalaman penggunaan akuntansi berbasis akrual, kekuatan oposisi, eksternal akuntan, tim akuntan internal Populasi yang digunakan pemerintah daerah di Yunani Analisis menggunakan Multiple Regression Model

Kekuatan oposisi, ukuran pemerintah daerah, re-election, populasi, keberadaan tim akuntansi internal, remarks berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan

Berlanjut ke halaman berikutnya

Page 56: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

40

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Nama Judul Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan 4 Andrew J.

McLelland dan Gary Giroux (2000)

An Empirical Analysis of Auditor Report Timing by Large Municipalities

Variabel yang sama: Opini daerah, Temuan audit

Variabel yang berbeda: Ukuran dan kompleksitas klien, karakteristik audit, kendala peraturan

Pengungkapan dalam laporan audit dan keberadaan auditor independen berhubungan negative dengan audit delay. Adanya hubungan positif yang signifikan antara audit delay dengan populasi dan keberadaan lembaga audit tambahan

Berlanjut ke halaman berikutnya

Page 57: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

41

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Nama Judul Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan 5 Dwyer, P. D., &

Wilson, E. R. (1989)

An empirical investigation of factors affecting the timeliness of reporting by municipalities

Variabel yang sama: Posisi Keuangan, Performa Keuangan, Ketepatanwaktu

Variabel yang berbeda: insentif pemerintah, kendala peraturan, Sampel yang digunakan 142 pemerintah daerah di Amerika

Ketepatan waktu pelaporan keuangan berhubungan pada kandungan laporan keuangan, kompetensi manajerial pemerintah daerah, penggunaan auditor independen.

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Page 58: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

42

D. Kerangka Pemikiran

Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011 : 60) mengemukakan bahwa

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang

penting jadi dengan demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman

yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang

paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk

proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.

Kerangka berpikir ini merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam

penelitian ini adalah kemandirian daerah, jarak lokasi daerah dengan pemerintah

pusat, keterpilihan kembali kepala daerah, posisi keuangan dan performa

keuangan daerah, temuan audit, opini audit. Berdasarkan uraian di atas gambaran

menyeluruh penelitian ini yang mengangkat penelitian mengenai pengaruh yang

terjadi pada ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah disajikan dalam gambar

2.1.

Page 59: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

43

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan LKPD

Adanya keterlambatan pelaporan keuangan daerah di Indonesia

Kemandirian daerah (X1)

Posisi Keuangan (X4)

Jarak lokasi daerah dengan Pusat (X2)

Ketepatan waktu pelaporan keuangan (Y)

Temuan Audit (X6)

Opini Audit (X7)

Keterpilihan kembali kepala daerah (X3)

Performa Keuangan (X5)

Hipotesis

Analisis dan Pembahasan

Pengujian Menggunakan Regresi Logistik

Page 60: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau

lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen yaitu ketepatan pelaporan keuangan daerah. Variabel

independen dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu (1) faktor

pemerintah daerah dan politik yang diukur melalui tingkat kemandirian daerah,

jarak lokasi pemerintah daerah dan pemerintah pusat, serta keterpilihan kembali

kepala daerah tahun sebelumnya. (2) faktor kompetensi manajerial yang diukur

melalui posisi dan performa keuangan daerah, temuan audit, opini audit. Populasi

dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota) sampai

dengan 2013 yaitu sejumlah 548 pemerintah daerah.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pemerintah Daerah

Provinsi, Kabupaten/Kota tahun 2013. Sampel yang diambil adalah seluruh

pemerintah daerah (provinsi, kabupaten & kota) yang menyerahkan LKPD

audited tahun anggaran 2013 baik yang mengalami keterlambatan ataupun tepat

waktu. Pemilihan tersebut dikaitkan dengan kebutuhan sampel yang cukup besar

Page 61: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

45

pada penelitian ini. Satu tahun anggaran dipilih karena untuk memfokuskan

faktor-faktor ketepatan waktu pelaporan keuangan pada tahun anggaran 2013.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder berupa data catatan atau yang telah ada yang merupakan hasil rekap

laporan keuangan dan dibuat oleh instansi terkait. Data yang digunakan bersumber

dari :

1. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan (IHPS) BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah Tahun Anggaran 2013.

2. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah Tahun Anggaran 2013.

3. Daftar daerah otonom di Indonesia yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal

Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.

4. Daftar kepala daerah di Indonesia yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal

Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan

cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dalam bentuk angka. Alat

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik

dengan bantuan software SPSS 22 yang selanjutnya dianalisis menggunakan

Regresi Logistik.

Page 62: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

46

Alasan penggunaan alat analisis regresi logistik (logistic regression) adalah

karena variabel dependen bersifat dummy. Sedangkan pendekatan keilmuan yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan ilmu statistik dengan uji statistik

non parametrik. Statistik non parametrik adalah statistik yang dapat digunakan

dengan mengabaikan segala asumsi yang melandasi metode statistik parametrik,

terutama yang berkaitan dengan distribusi normal (Gibbons & Chakraborti: 2003).

1. Definisi Regresi Logistik

Regresi logistik adalah bentuk khusus dimana variabel dependennya

terbagi menjadi dua bagian atau kelompok (biner). Walaupun formulanya

dapat saja lebih dari dua kelompok. Regresi logistik adalah regresi yang

digunakan untuk mencari persamaan regresi jika variabel dependennya

merupakan variabel yang berbentuk skala. Regresi logistik binari digunakan

untuk menemukan persamaan regresi dimana variabel dependennya bertipe

kategorial dua pilihan seperti: ya atau tidak, atau lebih dari dua pilihan

seperti: tidak setuju, setuju, sangat setuju.

2. Tahapan Regresi Logistik

Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik

(logistic regression) adalah statistik deskriptif dan pengujian hipotesis

penelitian, adapun penjelasannya diuraikan dalam paragraf dibawah ini

(Ghozali, 2013):

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu

data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard

Page 63: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

47

deviation), dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk

memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari

sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata

dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai

minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk

melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan

dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.

b. Pengujian Hipotesis Penelitian

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood

Estimation (MLE).

Ho = b1 = b2 = b3 = ... = bi = 0

Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ... ≠ bi ≠ 0

Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan

(dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan

menggunakan ɑ = 5%. Nilai ɑ dinyatakan sebagai besarnya tingkat

kesalahan yang dapat ditolerir. Umumnya, untuk ilmu sosial, termasuk

ekonomi dan keuangan, besarnya a adalah 5%. Kaidah pengambilan

keputusan adalah:

a. Jika nilai probabilitas (sig.) < a = 5% maka hipotesis alternatif

didukung.

b. Jika nilai probabilitas (sig.) > a = 5% maka hipotesis alternatif

tidak didukung.

Page 64: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

48

1) Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Langkah pertama adalah menilai overall model fit terhadap data.

Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk

menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit

dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood.

Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang

dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan

alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-

2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain

model yang dihipotesiskan fit dengan data.

2) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru

ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi

likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit

diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari

koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0

(nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan

Snell’s R dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R dapat

diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang kecil

Page 65: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

49

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3) Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of

Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan

model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat

dikatakan fit). Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit

Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang

berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya

sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat

memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat

ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat

dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

4) Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi

untuk memprediksi kemungkinan terjadinya ketepatan waktu pelaporan

keuangan pemerintah daerah.

Page 66: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

50

5) Model Regresi Logistik yang Terbentuk

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh kemandirian

daerah, lokasi daerah, keterpilihan kembali kepala daerah, posisi dan

performa keuangan daerah, temuan audit, serta opini auditor yang

diterbitkan oleh BPK terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah

di Indonesia. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

TIMELINESS = a + ß1 GRANTS + ß2 LOCATE + ß3 INCUMBNT +

ß4 POSITION + ß5 PERFORM + ß6 FINDINGS + ß7 OPINION

+ є

dimana:

TIMELINESS = Ketepatan waktu pelaporan keuangan pemerintah

daerah

a = konstanta

ß1,2 = koefisien variabel

GRANTS = kemandirian daerah

LOCATE = lokasi pemerintah daerah

INCUMBNT = keterpilihan kembali kepala daerah pada tahun

selanjutnya

POSITION = posisi keuangan daerah

PERFORM = performa keuangan daerah

Page 67: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

51

FINDINGS = banyaknya temuan audit

OPINION = opini yang diberikan oleh BPK atas LKPD

є = error

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasional variable penelitian adalah sebuah konsep yang memiliki

penjabaran dari variable yang ditetapkan dalam suatu penelitian dan

dimaksudkan untuk memastikan agar variable yang diteliti secara jelas dapat

ditetapkan indikatornya (Rukmini,2008).

Analisis data pada penelitian ini menggunakan variabel-variabel yang

terdiri dari variabel terikat (dependent variable) variabel bebas (independent

variabel). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Timeliness atau

ketepatan waktu pelapora keuangan daerah. Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah tingkat kemandirian daerah, jarak lokasi pemerintah daerah

dangan pemerintah pusat, keterpilihan kembali kepala daerah periode

sebelumnya, posisi keuangan, performa keuangan, temuan audit, opini audit.

1. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang terikat

dan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Melalui analisis

terhadap variabel terikat adalah mungkin untuk menemukan jawaban atas

suatu masalah (Sekaran, 2006). Variabel dependen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Berdasarkan peraturan paling lambat tiga bulan setelah tahun anggaran

Page 68: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

52

berakhir, kepala daerah wajib menyampaikan LKPD kepada BPK untuk

dilakukan pemeriksaan dan selambat-lambatnya dua bulan setelah laporan

tersebut diterima dari pemerintah daerah, BPK wajib menyampaikan

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas LKPD tersebut kepada DPRD

sehingga waktu maksimum untuk menghasilkan LKPD audited adalah lima

bulan sejak tahun anggaran berakhir. Ketepatan waktu diukur dengan

metode dummy dengan acuan jumlah hari antara tanggal tutup buku LKPD

dengan tanggal penerbitan LHP atas LKPD tersebut (Lase dan Sutaryo

:2014), dengan kategorinya adalah bagi pemerintah daerah yang tidak tepat

waktu (terlambat) masuk kategori 1 dan pemerintah daerah yang tepat waktu

masuk kategori 0.

2. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel

terikat secara positif atau negatif (Sekaran, 2006). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah tingkat kemandirian daerah, jarak lokasi pemerintah

daerah dan pemerintah pusat, keterpilihan kembali pemerintah daerah

periode sebelumnya, posisi keuangan pemerintah daerah, performa

keuangan pemerintah daerah, temuan audit, dan opini audit.

a. Tingkat kemandirian pemerintah daerah

Tingkat kemandirian pemerintah daerah diukur dengan melihat

perbandingan antara jumlah realisasi pendapatan transfer dari

pemerintah pusat dengan total realisasi pendapatan daerah. Data ini

Page 69: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

53

didapatkan dari laporan realisasi pendapatan daerah yang

dipublikasikan oleh pemerintah daerah.

b. Jarak lokasi pemerintah daerah dengan pemerintah pusat

Jarak lokasi ini didasarkan dengan pola pemerataan ekonomi

dan pembangunan di Indonesia, dimana pembangunan dan

perekonomian Indonesia saat ini berpusat di wilayah Indonesia bagian

barat. Data untuk variable ini diukur menggunakan dummy, angka 1

diberikan untuk pemerintah daerah yang berlokasi di wilayah

Indonesia bagian barat dan 0 jika di wilayah selain Indonesia bagian

barat.

c. Keterpilihan kembali kepala daerah periode sebelumnya

Keterpilihan kembali kepala daerah periode sebelumnya dilihat

menggunakan data kepala daerah yang terdapat dalam daftar kepala

daerah di Indonesia yang diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri.

Data untuk variable ini diukur menggunakan dummy, angka 1

diberikan untuk daerah yang dipimpin oleh kepala daerah minimal dua

tahun berturut-turut atau tahun sebelum dan pada saat penelitian

dipimpin oleh kepala daerah yang sama dan 0 diberikan kepada daerah

yang memiliki perubahan kepemimpinan satu tahun sebelum

penelitian dan pada tahun penelitian.

Page 70: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

54

d. Posisi keuangan daerah

Posisi keuangan daerah diperoleh dari total aset dibandingkan

dengan total pendapatan daerah. Data ini diambil dari laporan

keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit.

e. Performa keuangan daerah

Performa keuangan daerah tahun berjalan diukur dengan

perubahan aset bersih periode berjalan dengan periode sebelumnya

dengan total asset dalam periode berjalan. Data untuk variable ini

diambil dari laporan keuangan pemerintah daerah yang telah di audit.

f. Temuan audit

Temuan audit diukur dengan menggunakan jumlah temuan yang

diungkapkan BPK melalui Ikhstisar Hasil Pemeriksaan (IHPS) yang

diterbitkan per semester setiap tahunnya.

g. Opini audit

Opini audit pemerintah daerah diperoleh dari IHPS BPK. Data

untuk variable ini diukur menggunakan dummy, angka 1 diberikan

kepada daerah yang menerima opini wajar tanpa pengecualian (WTP)

ataupun WTP dengan paragraph penjelas dan angka 0 diberikan

kepada daerah yang menerima opini selain WTP dan WTP dengan

paragraf penjelas.

Page 71: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

55

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variable Indikator Skala

Variabel Dependen

TIMELINESS 1 jika LKPD dilaporkan tepat waktu sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan sebelumnya ; 0 jika lainnya

Dummy

Variabel Independen :

Faktor pemerintah daerah dan politik yang terkait

GRANT (+) Jumlah realisasi pendapatan transfer dari pemerintah pusat : total realisasi pendapatan daerah

Rasio

LOCATE (-) 1 jika lokasi pemerintahan daerah berada di wilayah Indonesia bagian barat ; 0 jika lainnya

Dummy

INCUMBT (-) 1 jika kepala daerah menjabat selama 2 tahun atau lebih ; 0 jika kurang dari 2 tahun Dummy

Kandungan Laporan keuangan dan Kompetensi manajerial

POSITION (+) Total Aset : Total Pendapatan Rasio

PERFORM (-) Perubahan aset bersih : Total Aset Rasio

FINDINGS (-) Total temuan yang dikeluarkan auditor Rasio

OPINION (+) 1 jika entitas menerima opini WTP atau WTP-DPP ; 0 jika lainnya Dummy

Page 72: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

56

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1) Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah seluruh Indonesia

baik itu Provinsi, Kabupaten ataupun Kota tahun anggaran 2013. Seluruh

pemerintah daerah dipilih agar penelitian ini dapat mencakup semua tatanan

pemerintah yang mengeluarkan laporann keuangan daerah dan dilakukan

pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Penelitian ini berfokus

pada faktor – faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan

daerah yang mencakup faktor daerah serta kompetensi manajerial. Faktor daerah

dilihat dari kemandirian daerah, lokasi daerah, dan keterpilihan kembali kepala

daerah. Kompetensi manajerial dilihat dari posisi dan performa keuangan daerah,

temuan audit serta opini yang diterbitkan BPK terhadap laporan keuangan

pemerintah daerah.

Penggunaan data pada tahun anggaran 2013 adalah karena laporan keuangan

daerah terbaru yang telah diperiksa oleh BPK adalah tahun anggaran 2013. Alasan

penggunaan data hanya satu tahun anggaran adalah karena penelitian ini akan

difokuskan pada tahun anggaran tersebut dengan melibatkan sampel data yang

cukup mempresentasikan seluruh populasi pemerintah daerah.

Page 73: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

57

Total jumlah seluruh daerah otonom mengacu pada data yang dikeluarkan

Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Republik

Indonesia. Selanjutnya sampel yang dipilih mengacu pada pemerintah daerah

yang mengeluarkan laporan keuangan didasarkan pada Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) yang diterbitkan oleh BPK.

Tabel 4.1 Jumlah Pemerintah Daerah Otonom (Provinsi, Kabupaten/Kota) di

Indonesia

Provinsi Kabupaten Kota Total

Ditjen Otda Kemendagri 34 415 93 542

IHPS BPK 33 399 92 524 Perbedaan 1 16 1 18

Sumber : Data diolah

Jumlah pemerintah daerah berdasarkan data yang dikeluarkan Direktorat

Jenderal Otonomi Daerah sebanyak 415 kabupaten, 93 kota dan 34 provinsi atau

setara dengan total 542 daerah. Sedangkan laporan keuangan audit daerah tahun

anggaran 2013 berdasarkan IHPS BPK menyebutkan jumlah kabupaten sebanyak

399, kota sebanyak 92 dan provinsi sebanyak 33. Sehingga total daerah yang

mengumpulkan laporan keuangan daerah tahun anggaran 2013 sebanyak 524

daerah. Timbulnya perbedaan ini dikarenakan hanya 524 daerah yang telah

menyusun LKPD Tahun 2013.

Jumlah sampel yang digunakan adalah 524 laporan keuangan daerah yang

telah diudit oleh BPK. Sampel ini hampir memenuhi jumlah populasi dari

pemerintah daerah karena pada penelitian ini akan difokuskan pada satu tahun

Page 74: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

58

anggaran, sehingga membutuhkan sampel yang tepat untuk mempresentasikan

jumlah kesuluruhan pemerintah daerah.

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi

logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran

yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (kemandirian daerah,

lokasi daerah, keterpilihan kembali kepala daerah, performa keuangan daerah,

posisi keuangan daerah, temuan audit serta opini audit) terhadap variabel

dependen yaitu ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah.

1) Hasil Uji Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 525 data yang

berasal dari tahun anggaran 2013.

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation Grants 524 ,28 266,82 21,5358 27,24456 Position 524 ,01 76,56 2,8679 4,89986 Perform 524 -1,47 1,00 ,1354 ,18371 Findings 524 ,0 48,0 2,277 6,4868 Valid N (listwise)

524

Sumber : Output SPSS

Tabel 4.2 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel

penelitian. Berdasarkan Tabel diatas, hasil analisis dengan menggunakan

Page 75: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

59

statistik deskriptif terhadap kemandirian daerah (GRANTS) menunjukkan

nilai minimum 0,28 nilai maksimum sebesar 266,82 dengan rata- rata sebesar

21,5358 dan standar deviasi sebesar 27,24456.

Analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap ukuran posisi

keuangan daerah (POSITION) menghasilkan nilai minimum sebesar 0,01

nilai maksimum sebesar 76,56 dengan rata-rata sebesar 2,8679 dan standar

deviasi sebesar 4,89986.

Selanjutnya ukuran performa keuangan (PERFORM) juga dianalisis

dengan menggunakan statistik deskriptif menunjukkan nilai minimum sebesar

-1,47 nilai maksimum sebesar 1,00 dengan rata-rata sebesar 0,1354 dan

standar deviasi 0,18371. Hasil analisis dengan menggunakan statistik

deskriptif terhadap temuan audit (FINDINGS) menunjukkan nilai minimum

sebesar 0, nilai maksimum sebesar 48 dengan rata-rata sebesar 2,28 dan

standar deviasi 6,487.

2) Hasil Uji Statistik Regresi Logistik

Karena variabel dependen bersifat dummy (pelaporan tepat waktu dan tidak

tepat waktu), maka pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan

uji regresi logistik. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi

logistik dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2013):

a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log

Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number=0) dengan nilai -2 Log

Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number=1). Nilai -2LL awal adalah

Page 76: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

60

sebesar 668,900. Setelah dimasukkan ketujuh variabel independen, maka

nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi 520,689. Penurunan

Likelihood (-2LL) sebesar 114,211 ini menunjukkan model regresi yang

lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

Tabel 4.3

Menilai Keseluruhan Model

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Const

ant GRANTS LOCATE

INCUM

BNT

POSI

TION

PER

FORM

FINDI

NGS

OPINI

ON

Step

1

1 532,473 ,335 -,012 ,680 ,270 -,026 -,223 -,074 ,786

2 521,140 ,381 -,018 ,843 ,373 -,030 -,390 -,098 1,160

3 520,690 ,413 -,020 ,859 ,392 -,030 -,440 -,103 1,252

4 520,689 ,417 -,020 ,859 ,393 -,030 -,442 -,103 1,256

5 520,689 ,417 -,020 ,859 ,393 -,030 -,442 -,103 1,256

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 668,900

d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001. Sumber : Output SPSS

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square)

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik

ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square

adalah sebesar 0,342 yang berarti variabilitas variabel dependen yang

dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 34,2%

sedangkan sisanya sebesar 65,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di

luar model penelitian.

Page 77: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

61

Tabel 4.4 Koefisien Determinasi

Sumber: output SPSS

c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian menunjukkan nilai Chi-

square sebesar 11,591 dengan signifikansi (p) sebesar 0,170. Berdasarkan

hasil tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model

dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya.

Tabel 4.5 Kelayakan Model Regresi

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 11,591 8 ,170

Sumber: output SPSS

d. Hasil Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi

untuk memprediksi ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 520,689a ,246 ,342

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter

estimates changed by less than ,001.

Page 78: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

62

Tabel 4.6 Matriks Klasifikasi

Sumber: output SPSS

Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan

ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah adalah sebesar 91,1%. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan,

terdapat sebanyak 477 pemerintah daerah yang diprediksi akan melakukan

pelaporan keuangan secara tepat waktu dari total 524 pemerintah daerah di

Indonesia. Kekuatan prediksi model pemerintah daerah yang melaporkan

keuangan daerah tidak tepat waktu adalah sebesar 48,3% yang berarti

bahwa dengan model regresi yang digunakan ada sebanyak 253

pemerintah daerah yang diprediksi tidak tepat waktu dalam melaporkan

keuangan daerah dari total 524 pemerintah daerah di Indonesia.

e. Hasil Uji Regresi Logistik

Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel dibawah ini:

Classification Tablea

Observed

Predicted TIMELINESS Percentage

Correct 0 1 Step 1 TIMELINE

SS 0 85 91 48,3 1 31 317 91,1

Overall Percentage 76,7 a. The cut value is ,500

Page 79: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

63

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

Sumber: output SPSS

Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model berikut

ini:

Timeliness = 0,417 – 0,20 GRANTS + 0,859 LOCATE + 0,393

INCUMBNT - 0,30 POSITION – 0,442 PERFORM – 1,03

FINDINGS +1,256 OPINION

Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression)

sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi hasil

disajikan dalam tiga bagian. Bagian pertama membahas pengaruh

kemandirian daerah terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah

(H1). Kedua membahas tentang pengaruh lokasi pemerintah daerah

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah.(H2). Ketiga

membahas pengaruh keterpilihan kembali kepala daerah pada tahun

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a GRANTS -,020 ,006 10,220 1 ,001 ,980

LOCATE ,859 ,235 13,324 1 ,000 2,361

INCUMBNT

,393 ,237 2,759 1 ,097 1,482

POSITION -,030 ,024 1,621 1 ,203 ,970

PERFORM -,442 ,707 ,391 1 ,532 ,643

FINDINGS -,103 ,021 24,850 1 ,000 ,902

OPINION 1,256 ,284 19,618 1 ,000 3,511

Constant ,417 ,320 1,694 1 ,193 1,517

a. Variable(s) entered on step 1: GRANTS, LOCATE, INCUMBNT, POSITION, PERFORM, FINDINGS, OPINION.

Page 80: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

64

selanjutnya terhadap ketepatan waktu pelaporan daerah (H3). Keempat

membahas pengaruh posisi keuangan daerah terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan (H4). Kelima membahas pengaruh performa keuangan

daerah terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah (H5).

Keenam membahas banyaknya temuan audit yang ditemukan auditor BPK

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah (H6). Ketujuh

membahas pengaruh opini yang diberikan oleh BPK terhadap ketepatan

waktu pelaporan keuangan daerah (H7). Adapun penjelasannya adalah

sebagai berikut:

1. Pengaruh kemandirian daerah terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan daerah

Variabel GRANTS menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar

0,20 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,001 lebih kecil dari a =

5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari a = 5% maka

hipotesis ke-1 berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan

bahwa kemandirian daerah berpengaruh terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan daerah.

Pemerintah sebagai pihak yang mengelola dan menjalankan

amanah rakyat memiliki keharusan untuk melaporkan pertanggung

jawabannya atas keuangan dan operasional daerah tersebut selama

satu tahun buku. Hal ini berarti pemerintah mempunyai keterikatan

untuk patuh pada peraturan perundang-undangan Nomor 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun

Page 81: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

65

2004 tentang Perbendaharaan Negara serta Undang-undang Nomor 15

Tahun 2004 tentang Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara.

Pemerintah daerah yang tingkat ketergantungan yang tinggi

terhadap bantuan pemerintah pusat akan semakin tunduk untuk

mematuhi peraturan pemerintah pusat termasuk peraturan terkait

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal tersebut

dimotivasi adanya sanksi kepada pemerintah daerah berupa

penundaan pemberian bantuan apabila pemerintah daerah terlambat

menyampaikan laporan keuangan kepada pemerintah pusat. Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang telah

dilakukan oleh Cohen dan Laventis (2013).

2. Pengaruh lokasi pemerintah daerah terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan daerah

Variabel LOCATE menunjukkan koefisien regresi positif sebesar

0,839 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,000 lebih kecil dari a =

5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari a = 5% maka

hipotesis ke-2 berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan

bahwa lokasi pemerintah daerah berpengaruh terhadap ketepatan

waktu pelaporan keuangan daerah.

Pemerintah daerah yang mempunyai jarak lebih dekat dengan

pemerintah pusat cenderung menjadi pusat dari ekonomi Negara dan

mengalami pembangunan serta memiliki sumber daya manusia yang

Page 82: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

66

memadai dan berkompeten untuk melakukan proses akuntansi

sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang tepat waktu

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya

yang telah dilakukan oleh Cohen dan Laventis (2013).

3. Pengaruh keterpilihan kembali kepala daerah terhadap ketepatan

waktu pelaporan keuangan daerah.

Variabel INCUMBNT menunjukkan koefisien regresi positif

sebesar 0,356 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,130 lebih besar

dari a = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari a = 5%

maka hipotesis ke-3 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak

berhasil membuktikan bahwa keterpilihan kembali kepala daerah

berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah.

Kepala pemerintah daerah yang telah memimpin lebih dari satu

periode maka dia akan cukup akrab dengan standard dan prosedur

akuntansi serta langkah-langkah persiapan yang diperlukan untuk

memfasilitasi prosedur audit. Kepala daerah yang terpilih kembali

diharapkan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak

dibandingkan dengan kepala daerah yang baru terpilih. Dengan

pengetahuan dan pengalaman tersebut, kepala daerah diharapkan dapat

membuat kebijakan yang mengarah pada perbaikan dalam prosedur

akuntansi yang nantinya akan mempercepat proses penyelesaian

penyusunan laporan keuangan sehingga laporan keuangan akan terbit

Page 83: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

67

tepat waktu. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian

sebelumnya yang telah dilakukan oleh Cohen dan Laventis (2013).

4. Pengaruh posisi keuangan daerah terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan daerah

Variabel POSITION menunjukkan koefisien regresi negatif

sebesar 0,030 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,206 lebih besar

dari a = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari a = 5%

maka hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak

berhasil membuktikan bahwa posisi keuangan daerah berpengaruh

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah. Hasil penelitian

ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh

Cagle & Fisher (2014) yang tidak menemukan bukti kuat bahwa posisi

keuangan daerah mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.

5. Pengaruh performa keuangan daerah terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan daerah.

Variabel PERFORM menunjukkan koefisien regresi negatif

sebesar 0,458 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,517 lebih besar

dari a = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari a = 5%

maka hipotesis ke-3 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak

berhasil membuktikan bahwa performa keuangan daerah berpengaruh

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah. Hasil penelitian

ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh

Cagle & Fisher (2014) yang tidak menemukan bukti kuat bahwa

Page 84: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

68

performa keuangan daerah mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan

keuangan.

6. Pengaruh opini audit terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan daerah.

Variabel OPINION menunjukkan koefisien regresi positif sebesar

1,248 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,000 lebih kecil dari a =

5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari a = 5% maka

hipotesis ke- berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan

bahwa opini yang diterima oleh pemerintah daerah berpengaruh

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya

yang telah dilakukan oleh McLelland dan Giroux (2000) bahwa opini

unqualified (Wajar Tanpa Pengecualian) merupakan sebuah kabar

bagus yang harus dikabarkan secepat mungkin. Payne dan Jensen

(2002) mengindikasikan bahwa opini selain WTP mengindikasikan

adanya tambahan prosedur yang dibutuhkan selama pelaksanaan audit

yang akan meningkatkan audit delay yang berarti menyebabkan

pelaporan keuangan tidak tepat waktu.

7. Pengaruh temuan audit terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan daerah

Variabel FINDINGS menunjukkan koefisien regresi negatif

sebesar -0,104 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,000 lebih kecil

dari a = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari a = 5%

Page 85: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

69

maka hipotesis ke-4 berhasil didukung. Penelitian ini berhasil

membuktikan bahwa opini yang diterima oleh pemerintah daerah

berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah.

Menurut Cohen dan Laventis (2013), komunikasi antara auditan

dengan auditor akan lebih intens ketika terdapat permasalahan

akuntansi yang bersifat material. Banyaknya temuan audit akan

menambah waktu diskusi temuan baik di intern tim auditor maupun

antara auditor dan klien. Cagle et al. (2014) menyatakan bahwa

banyaknya temuan audit sebagai salah satu ukuran dari kabar yang

akan dilaporkan secara tepat waktu. Temuan audit mengindikasikan

tentang kompetensi manajerial. Semakin besar temuan audit yang

menunjukkan lemahnya kompetensi manajerial maka akan memakan

waktu yang banyak dalam pelaporan keuangan.

Whittered (1980) menemukan bahwa waktu akan meningkat jika

kualifikasi semakin besar. Hal ini dikarenakan auditor akan melakukan

prosedur audit tambahan ketika mereka menemukan dugaan

ketidakwajaran.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya

yang telah dilakukan oleh Cohen dan Laventis (2013) Cagle et

al.(2014).

Page 86: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan

waktu pada pelaporan keuangan pemeriintah daerah di Indonesia. Faktor-faktor

tersebut meliputi faktor pemerintah daerah dan politik serta faktor kompetensi

manajerial pemerintah daerah. Faktor pemerintah daerah dan politik diproksikan

dengan kemandirian daerah, lokasi daerah dan keterpilihan kembali kepala daerah.

Faktor yang terkait dengan kompetensi manajerial diproksikan dengan posisi dan

performa keuangan daerah, opini audit serta temuan audit yang dilakukan oleh

BPK. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik dengan

program Statistical Package for Social Science (SPSS) Ver. 22. Data sampel

perusahaan sebanyak 524 pemerintah daerah yang telah mempunyai laporan

keuangan yang telah di audit oleh BPK mencakup pemerintah daerah provinsi,

kabupaten dan kota pada tahun anggaran 2013.

Hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat diringkas

sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

bahwa faktor kemandirian daerah berpengaruh terhadap ketepatanwaktu

pelaporan keuangan daerah di Indonesia dengan nilai signifikansi sebesar

0,001

Page 87: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

71

2. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

bahwa faktor lokasi daerah berpengaruh terhadap ketepatanwaktu

pelaporan keuangan daerah di Indonesia dengan nilai signifikansi sebesar

0,000.

3. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

bahwa faktor keterpilihan kembali kepala daerah tidak berpengaruh

terhadap ketepatanwaktu pelaporan keuangan daerah di Indonesia dengan

nilai signifikansi sebesar 0,097.

4. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

bahwa faktor posisi keuangan daerah tidak berpengaruh terhadap

ketepatanwaktu pelaporan keuangan daerah di Indonesia dengan nilai

signifikansi sebesar 0,203.

5. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

bahwa faktor posisi keuangan daerah tidak berpengaruh terhadap

ketepatanwaktu pelaporan keuangan daerah di Indonesia dengan nilai

signifikansi sebesar 0,532.

6. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

bahwa faktor opini audit daerah berpengaruh terhadap ketepatanwaktu

pelaporan keuangan daerah di Indonesia dengan nilai signifikansi sebesar

0,000.

7. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

bahwa faktor jumlah temuan audit daerah berpengaruh terhadap

Page 88: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

72

ketepatanwaktu pelaporan keuangan daerah di Indonesia dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000.

B. Saran

Penelitian terkait dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah dimasa

yang akan datang diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang lebih

berkualitas dengan mempertimbangkan saran dibawah ini:

1. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan penggunaan variabel

kontrol seperti ukuran pemerintah yang diproksikan melalui banyaknya

kabupaten/kota dalam suatu provinsi untuk mengukur besarnya ukuran

pemerintah provinsi. Begitu pula untuk mengukur ukuran pemerintah

ditingkat kabupaten/kota menggunakan banyaknya kecamatan/desa di

daerah tersebut. Hal ini karena keberagaman ukuran daerah di Indonesia.

2. Pengukuran terhadap variabel ketepatan waktu pada penelitian selanjutnya

diukur dengan menghitung lamanya waktu audit delay laporan keuangan

daerah dengan laporan auditor. Sehingga dapat diketahui berapa rata-rata

waktu yang dibutuhkan oleh pemerintah daerah untuk menyampaikan

LKPD.

3. Penggunaan variabel dari sudut pandang auditor eksternal dalam penelitian

selanjutnya sehingga dapat diketahui pula faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan daerah.

4. Memperluas tahun penelitian sehingga dapat digambarkan faktor-faktor

yang mempengaruhi ketepatan waktu secara umum untuk jangka panjang.

Page 89: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

73

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachmat, Idris dan Maryani, E.1997. Geografi Ekonomi. Institut Kerguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung.

Adi, P. H. (2006). Hubungan antara pertumbuhan ekonomi daerah, belanja pembangunan dan pendapatan asli daerah. Dalam Simposium Nasional Akuntansi IX Padang.

Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Manajemen.

Antara Jatim.2014. Ketergantungan Pemda atas dana Perimbagan Sangat Tinggi. http://www.antarajatim.com/lihat/berita/134898/ketergantungan-pemda- atas- dana-perimbangan-sangat-tinggi. diakses tanggal 20 Maret 2015.

Belkaoui, Ahmed Riahi.2007.Accounting Theory 5th Edition, Jakarta: Salemba Empat.

Badan Pemeriksa Keuangan .2014.Ihtisar Hasil Pemeriksaan Semester I

_______________________.2014.Ihtisar Hasil Pemeriksaan Semester II

_______________________.2007. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

Cagle, C. S., Flesher, D. L., & Pridgen, A. B. 2014. Audit Report Timeliness Of United States Local Governments: An Investigation Of Entities Exceeding Reporting Deadlines. Working Paper

Cagle, C., Pridgen, A., 2012. Audit Quality in County Governments: Evidence from Audit Findings. Working Paper. Carslaw, C., Mason, R., Mills, J., 2007. Audit Timeliness of School District Audits.Journal of Public Budgeting, Accounting & Financial Management19 Cohen, S., & Leventis, S. 2013. Effects of municipal, auditing and political factors on audit delay. In Accounting Forum Vol. 37. Elsevier.

Page 90: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

74

Dinas Pendapatan provinsi Jawa Barat.2014. Melepas Ketergantungan Dana Pusat.http://dispenda.jabarprov.go.id/2014/08/07/melepas-ketergantungan- dana-pusat/. diakses tanggal 20 Maret 2015

Djojodipuro, Marsudi. 1992. Teori Lokasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Dwyer, P. D., & Wilson, E. R. 1989. An empirical investigation of factors affecting the timeliness of reporting by municipalities. Journal of Accounting and Public Policy.

Dyer, J. C. And McHugh, A. J. 1975. The Timeliness of The Australian Annual Report”. Journal of Accounting Research 13.

Evans, J., Patton, J., 1987. Signaling and Monitoring in Public Sector Accounting. Journal of Accounting Research 25 (Supplement), 130-158. Finansial Bisnis.2013.Telat Laporkan LPP APBD 5 Daerah Kena Sanksi dari Kemenkeu.http://finansial.bisnis.com/read/20131230/9/194798/tel at laporkan-lpp-apbd-5-daerah-kena-sanksi-dari-kemenkeu. Tanggal akses 4 Agustus 2015

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenegoro.

Halim, A., & Abdullah, S. 2006. Hubungan Dan Masalah Keagenan Di Pemerintah Daerah.

Hamid Abdul. 2012.Buku Panduan Penulisan Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta: UIN.

Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Halim, Abdul dan Syukriy Abdullah. 2006. Hubungan dan Masalah Keagenan di Pemerintah Daerah.

Johnson, L. E., 1998. Further evidence on the determinants of local government audit delay. Journal of Public Budgeting, Accounting and Financial Management..

Johnson, L., Davies, S., Freeman, R., 2002. The Effect of Seasonal Variations in Auditor Workload on Local Government Audit Fees and Audit Delay. Journal of Accounting and Public Policy.

Page 91: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

75

Jensen, M. C. dan Meckling, W. H. 1976. Theory of Firm: Managerial Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics.3.

Kemendagri.2013.17 Daerah Kena Sanksi DAU. http://www.kemendagri.go.id/news/2013/03/22/17-daerah-kena-sanksi- DAU. Tanggal akses 4 Agustus 2015

Lane, Jan-Erik. 2003b. Relevance of the principal-agent framework to public policy and implementation. University of Geneva and National University of Singapore. Working paper. Lase, Yediel dan Sutaryo. 2014.Pengaruh Karakteristik Auditor terhadap Audit Delay Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”. Simposium Nasional Akuntansi XVII

Kuncoro, H. 2007.Fenomena Flypaper Effect pada kinerja keuangan pemerintah daerah kota dan Kabupaten di Indonesia.Simposium Nasional AkuntansiX.

Maarif, M.S, Tanjung, H. 2003. Teknik-Teknik Kuantitatif Untuk Manajemen. Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta

Masli, L. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat. Jakarta: STIE STAN IM.

McLelland, A., Giroux, G., 2000. An Empirical Analysis of Auditor Report Timing by Large Municipalities. Journal of Accounting and Public Policy19.

Mead, D.2011. GASB Research Brief: The Timeliness of Financial Reporting by State and Local Governments Compared with the Needs of Users. Norwalk, CT:Governmental Accounting Standards Board. Moe, T. M. 1984. The new economics of organization. American Journal of Political Science 28.

Mohamad, Marziana, Wan Mohammad Taufik, Mohmad Sakarnor Deris. 2012. Audit Delay in Local Authorities: An Exploratory Study in Kedah, Perak and Kelantan. International Conference on Economics, Business Innovation vol 32. Singapore : IACSIT Press

Muluk, Khairul. 2009. Peta Konsep Desentralisasi dan Pemerintahan Daerah. Surabaya: ITS Press.

Page 92: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

76

Nuryadin, D., Sodik, J., & Iskandar, D. 2000. Aglomerasi dan Pertumbuhan Ekonomi: Peran Karakteristik Regional Di Indonesia.

Payne, J., Jensen, K., 2002. An Examination of Municipal Audit Delay. Journal of Accounting and Public Policy 21.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2010 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 Sistem Informasi Keuangan Daerah

Pramusinto, Agus (ed). 2009. Reformasi Birokrasi, Kepemimpinan, dan Pelayanan Publik. Yogyakarta: GAVA MEDIA.

Romney, Marshall B dan Paul Jhon Steinbart. 2009.Accounting Information Systems: International Edition, 11th Edition, USA: PearsonPrentice Hall.

Respati, Novita Weningtyas. 2004. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Jurnal Maksi No 4.

Scott William. R. 2012. Financial Accounting Theory 6th Edition, Canada: Prentice Hall Canada Inc.

Suharli, Michell. 2009. Pelaporan Keuangan, Sesuai Dengan Prinsip Akuntansi. Jakarta: Grasindo.

Sekaran, Uma. 2007. Research Methods For Business.Jakarta: Salemba Empat.

Solo Data Service. 2008. Melepas Ketergantungan Dana Pusat.http://dispenda.jabarprov.go.id/2014/08/07/melepas-ketergantungan- dana-pusat/.diakses 20 Maret 2015

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah.

Page 93: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

77

Wahyuningsih, Menik. 2012. Pola dan Faktor Penentu Nilai Lahan Perkotaan di Kota Surakarta dalam eprintsundip. http://eprints.undip.ac.id/4088/1/Naskah_TA.pdf. Diakses 3 Juni 2015.

Yani, Ahmad. 2009. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers

Page 94: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

78

LAMPIRAN

Page 95: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

79

LAMPIRAN SURAT PENELITIAN

Page 96: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

80

Page 97: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

81

Page 98: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

82

Page 99: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

83

LAMPIRAN 1

DATA SAMPEL

Page 100: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

84

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 1 Prov. Aceh 1 7,04 1 1 1,89 0,06 0 0 2 Kab. Aceh Barat 0 14,12 1 1 4,68 -0,05 0 0 3 Kab. Aceh Barat Daya 1 15,48 1 1 2,05 0,11 0 0 4 Kab Aceh Besar 1 11,19 1 1 2,76 0,42 0 1 5 Kab Aceh Jaya 1 22,07 1 1 2,77 0,20 0 0 6 Kab. Aceh Selatan 0 19,44 1 0 2,03 0,08 0 0 7 Kab. Aceh Singkil 0 24,80 1 1 2,19 0,23 8 0 8 Kab. Aceh Tamiang 1 14,73 1 1 2,10 0,11 0 0 9 Kab. Aceh Tengah 1 8,46 1 1 2,85 0,09 0 0

10 Kab. Aceh Tenggara 1 23,09 1 1 3,31 0,08 0 0 11 Kab. Aceh Timur 0 19,92 1 1 2,69 0,10 0 0 12 Kab. Aceh Utara 0 13,80 1 1 3,19 0,14 0 0 13 Kab. Bener Meriah 1 24,67 1 1 2,49 0,11 0 0 14 Kab. Bireuen 0 10,10 1 1 1,97 0,09 0 0 15 Kab. Gayo Lues 1 24,04 1 1 2,29 0,24 0 0 16 Kab. Nagan Raya 0 15,84 1 1 2,13 0,13 0 1 17 Kab. Pidie 0 12,21 1 1 1,80 0,06 0 0 18 Kab. Pidie Jaya 0 34,21 1 0 1,34 0,18 0 0 19 Kab. Simeulue 0 30,47 1 1 2,63 0,12 14 0

Page 101: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

85

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 20 Kota Banda Aceh 1 5,73 1 1 4,88 0,23 0 1 21 Kota Langsa 1 8,78 1 1 2,09 0,13 0 1 22 Kota Lhokseumawe 1 16,77 1 1 1,65 0,13 0 0 23 Kota Sabang 1 13,87 1 1 0,49 0,07 0 1 24 Kota Subulussalam 0 39,36 1 0 2,11 0,13 0 1 25 Prov. Sumatera Utara 1 0,79 1 0 1,97 0,10 0 0 26 Kab. Asahan 1 21,12 1 1 2,27 0,39 0 0 27 Kab. Batubara 1 24,14 1 0 1,50 0,19 0 0 28 Kab. Dairi 0 22,66 1 0 2,42 0,10 0 0 29 Kab. Deli Serdang 1 5,35 1 0 2,03 0,05 0 0 30 Kab. Humbang Hasundutan 1 33,01 1 1 2,18 0,18 0 1 31 Kab. Karo 1 17,18 1 1 2,34 0,11 0 0 32 Kab. Labuhanbatu 0 14,39 1 1 2,26 0,10 0 0 33 Kab. Labuhanbatu Selatan 1 20,62 1 1 2,34 0,28 0 0 34 Kab. Labuhanbatu Utara 1 23,07 1 1 2,06 0,25 0 0 35 Kab. Langkat 1 21,67 1 0 1,94 0,15 0 0 36 Kab. Mandailing Natal 1 17,27 1 1 2,49 0,09 0 0 37 Kab. Nias 1 9,36 1 1 3,68 0,34 0 0 38 Kab. Nias Barat 0 43,65 1 1 1,60 0,30 9 0

Page 102: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

86

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 39 Kab. Nias Selatan 0 18,53 1 1 1,94 0,13 21 0 40 Kab. Nias Utara 0 43,27 1 1 14,03 0,95 14 0 41 Kab. Padang Lawas 0 20,54 1 0 1,43 0,22 18 0 42 Kab. Padang Lawas Utara 0 30,53 1 0 1,84 0,18 12 0 43 Kab. Pakpak Bharat 1 40,20 1 1 2,75 0,17 0 0 44 Kab. Samosir 0 16,72 1 1 58,81 0,12 0 0 45 Kab. Serdang Bedagai 1 17,16 1 1 1,31 0,23 0 0 46 Kab. Simalungun 1 13,50 1 1 1,30 0,09 0 0 47 Kab. Tapanuli Selatan 1 10,70 1 1 2,21 0,14 0 0 48 Kab. Tapanuli Tengah 0 29,98 1 1 1,67 0,20 0 0 49 Kab. Tapanuli Utara 0 20,07 1 0 1,83 0,14 0 0 50 Kab. Toba Samosir 0 29,11 1 1 76,56 0,10 14 0 51 Kota Binjai 1 12,45 1 1 3,38 0,30 0 0 52 Kota Gunung Sitoli 0 42,38 1 1 1,31 0,30 17 0 53 Kota Medan 1 1,71 1 1 7,57 0,03 0 1 54 Kota Padangsidimpuan 1 16,07 1 0 1,22 0,08 0 0 55 Kota Pematangsiantar 1 10,65 1 1 3,22 0,05 0 0 56 Kota Sibolga 1 14,36 1 1 3,00 0,09 0 0 57 Kota Tanjungbalai 0 14,20 1 1 2,97 0,16 0 0

Page 103: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

87

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 58 Kota Tebing Tinggi 1 9,07 1 1 1,01 -0,86 0 0 59 Prov. Sumatera Barat 1 1,30 1 1 2,79 0,08 0 1 60 Kab. Agam 1 18,99 1 1 2,78 0,12 0 0 61 Kab. Dharmasraya 1 16,82 1 1 2,22 0,14 0 0 62 Kab. Kep. Mentawai 1 17,55 1 1 2,38 0,13 0 0 63 Kab. Lima Puluh Kota 1 25,85 1 1 1,95 0,11 0 0 64 Ka. Padang Pariaman 1 21,21 1 1 0,89 -1,47 0 1 65 Kab. Pasaman 1 13,90 1 1 2,99 0,06 0 1 66 Kab. Pasaman Barat 1 19,16 1 1 2,60 0,13 0 0 67 Kab. Pesisir Selatan 1 20,52 1 1 1,39 0,05 0 1 68 Kab. Sijunjung 1 16,30 1 1 2,57 0,11 0 0 69 Kab. Solok 1 26,22 1 1 1,85 0,11 0 0 70 Kab. Solok Selatan 1 22,01 1 1 2,58 0,41 0 0 71 Kab. Tanah Datar 1 12,97 1 1 1,07 0,29 0 0 72 Kota Bukittinggi 1 8,56 1 1 3,49 0,04 0 1 73 Kota Padang 1 6,15 1 0 3,05 0,26 0 0 74 Kota Padang Panjang 1 9,02 1 0 2,02 0,08 0 1 75 Kota Pariaman 1 21,82 1 0 2,27 0,14 0 0 76 Kota Payakumbuh 1 9,00 1 1 2,02 0,01 0 0

Page 104: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

88

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 77 Kota Sawahlunto 1 10,48 1 0 2,15 0,10 0 0 78 Kota Solok 1 16,98 1 1 3,11 0,12 0 0 79 Prov. Riau 1 1,56 1 1 3,76 0,08 0 1 80 Kab. Bengkalis 1 15,99 1 1 3,63 -0,13 33 1 81 Kab. Indragiri Hilir 0 18,20 1 0 2,81 0,08 17 0 82 Kab. Indragiri Hulu 0 18,33 1 1 3,34 0,44 24 0 83 Kab. Kampar 1 13,37 1 1 2,72 0,12 0 0 84 Kab. Kepulauan Meranti 1 24,19 1 1 2,89 0,68 0 1 85 Kab. Kuantan Singingi 1 24,92 1 1 2,85 0,08 0 0 86 Kab. Pelalawan 1 17,68 1 1 2,79 0,06 0 1 87 Kab. Rokan Hilir 0 22,50 1 1 4,02 0,10 16 0 88 Kab. Rokan Hulu 1 21,62 1 1 2,44 0,12 0 1 89 Kab. Siak 1 5,52 1 1 4,65 0,05 0 1 90 Kota Dumai 1 5,91 1 1 3,14 0,09 0 0 91 Kota Pekanbaru 0 4,35 1 1 3,30 0,12 0 0 92 Prov. Jambi 1 1,74 1 1 2,58 0,12 0 1 93 Kab. Batang Hari 1 0,74 1 0 2,11 0,17 0 1 94 Kab. Bungo 1 10,68 1 1 2,07 0,10 0 0 95 Kab. Kerinci 1 20,65 1 0 2,10 0,05 0 0

Page 105: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

89

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 96 Kab. Merangin 1 19,35 1 0 2,17 0,24 0 0 97 Kab. Muaro Jambi 1 18,53 1 1 2,09 -0,03 0 1 98 Kab. Sarolangun 1 25,29 1 1 2,88 0,11 0 0 99 Kab. Tanjung Jabung Barat 1 19,00 1 1 3,06 0,05 0 0

100 Kab. Tanjung Jabung Timur 1 29,48 1 1 2,84 0,13 0 1 101 Kab. Tebo 1 22,10 1 1 3,16 0,12 0 0 102 Kota Jambi 1 6,74 1 0 2,43 0,12 0 0 103 Kota Sungai Penuh 1 21,44 1 1 1,63 0,54 0 0 104 Prov. Sumatera Selatan 0 1,69 1 0 3,06 0,05 0 0 105 Kab. Banyuasin 1 18,07 1 0 2,09 0,17 0 1 106 Kab. Empat Lawang 1 26,41 1 0 1,79 0,25 0 0 107 Kab. Lahat 0 13,99 1 0 2,11 0,11 0 0 108 Kab. Muara Enim 1 13,34 1 0 2,52 0,16 0 1 109 Kab. Musi Banyuasin 1 25,99 1 1 2,99 0,14 0 1 110 Kab. Musi Rawas 1 18,76 1 1 2,95 0,13 0 0 111 Kab. Ogan Ilir 0 42,11 1 1 2,21 0,23 0 0 112 Kab. Ogan Komering Ilir 1 17,71 1 0 2,43 0,15 0 1 113 Kab. Ogan Komering Ulu 1 17,48 1 1 3,70 0,10 0 0 114 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan 1 33,13 1 1 2,90 0,15 0 0

Page 106: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

90

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 115 Kab. Ogan Komering Ulu Timur 1 19,67 1 1 1,71 0,14 0 1 116 Kota Lubuklinggau 1 16,22 1 0 2,34 0,15 0 1 117 Kota Pagar alam 0 19,65 1 0 2,86 0,13 0 0 118 Kota Palembang 0 3,35 1 0 2,46 0,21 0 1 119 Kota Prabumulih 1 13,11 1 0 2,79 0,14 0 1 120 Prov. Bengkulu 1 2,23 1 1 1,72 0,05 0 1 121 Kab. Bengkulu Selatan 1 22,74 1 1 1,93 0,09 0 0 122 Kab. Bengkulu Tengah 1 53,08 1 1 1,77 0,14 0 1 123 Kab. Bengkulu Utara 1 21,90 1 1 2,98 0,06 0 1 124 Kab. Kaur 1 43,47 1 1 2,14 0,11 0 1 125 Kab. Kepahiang 1 24,29 1 1 3,14 -0,05 0 0 126 Kab. Lebong 1 35,12 1 1 3,28 0,11 0 1 127 Kab. Mukomuko 1 1,03 1 1 2,38 0,12 0 1 128 Kab. Rejang Lebong 1 16,07 1 1 2,34 0,11 0 0 129 Kab. Seluma 0 32,30 1 0 2,46 0,14 0 0 130 Kota Bengkulu 1 13,08 1 0 2,36 0,08 0 0 131 Prov. Lampung 0 0,78 1 1 1,79 0,10 0 0 132 Kab. Lampung Barat 1 23,12 1 1 2,62 0,13 0 1 133 Kab. Lampung Selatan 1 10,68 1 1 1,99 0,12 0 0

Page 107: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

91

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 134 Kab. Lampung Tengah 1 18,73 1 1 1,79 0,15 0 0 135 Kab. Lampung Timur 1 32,76 1 1 1,63 0,05 0 0 136 Kab. Lampung Utara 1 22,90 1 0 2,30 0,11 0 0 137 Kab. Mesuji 0 36,04 1 2 1,38 0,26 0 0 138 Kab. Pesawaran 0 29,42 1 1 1,22 0,22 0 0 139 Kab. Pringsewu 0 20,91 1 1 1,51 0,19 0 0 140 Kab. Tanggamus 1 33,53 1 0 20,11 0,91 0 0 141 Kab. Tulang Bawang 1 17,85 1 1 4,04 0,07 0 0 142 Kab. Tulang Bawang Barat 1 50,86 1 0 1,26 0,31 0 1 143 Kab. Way Kanan 1 30,35 1 1 2,93 0,11 0 1 144 Kota Bandar Lampung 1 3,52 1 1 1,87 0,10 0 1 145 Kota Metro 1 7,45 1 1 3,35 0,06 0 1 146 Prov. Kepulauan Bangka Belitung 0 2,08 1 0 2,60 0,19 0 0 147 Kab. Bangka 1 11,82 1 0 2,34 0,09 0 1 148 Kab. Bangka Barat 0 11,80 1 1 2,82 0,10 0 1 149 Kab. Bangka Selatan 0 266,82 1 1 2,80 0,11 0 0 150 Kab. Bangka Tengah 1 11,70 1 1 2,32 0,09 0 1 151 Kab. Belitung 1 5,84 1 0 2,89 0,10 0 0 152 Kab. Belitung Timur 1 8,66 1 1 2,48 0,11 0 0

Page 108: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

92

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 153 Kota Pangkalpinang 0 6,19 1 0 2,93 0,11 0 0 154 Prov. Kepulauan Riau 1 2,13 1 1 1,57 0,09 0 1 155 Kab. Bintan 1 5,42 1 1 3,01 0,09 0 1 156 Kab. Karimun 1 2,60 1 1 2,10 0,09 0 1 157 Kab. Kepulauan Anambas 1 28,54 1 1 1,46 0,35 0 0 158 Kab. Lingga 1 22,59 1 1 2,10 0,08 0 0 159 Kab. Natuna 1 29,77 1 1 2,56 0,01 0 1 160 Kota Batam 1 1,73 1 1 2,03 0,17 0 1 161 Kota Tanjungpinang 1 7,24 1 0 1,80 0,15 0 0 162 Prov. DKI Jakarta 0 0,43 1 1 10,27 0,05 0 0 163 Prov. Jawa Barat 1 0,55 1 0 1,33 0,12 0 1 164 Kab. Bandung 0 5,37 1 1 2,24 0,11 0 0 165 Kab. Bandung Barat 1 7,30 1 0 1,49 0,27 0 0 166 Kab. Bekasi 1 1,79 1 0 2,47 0,21 0 0 167 Kab. Bogor 1 2,40 1 0 3,28 0,10 0 0 168 Kab. Ciamis 1 16,35 1 0 2,03 0,01 0 1 169 Kab. Cianjur 1 7,18 1 1 1,94 0,21 0 0 170 Kab. Cirebon 1 7,63 1 0 1,38 0,05 0 0 171 Kab. Garut 1 9,94 1 0 1,30 0,25 0 0

Page 109: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

93

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 172 Kab. Indramayu 1 10,21 1 1 1,95 0,05 0 0 173 Kab. Karawang 1 3,01 1 1 0,01 -0,66 0 0 174 Kab. Kuningan 1 12,57 1 0 2,10 0,27 0 0 175 Kab. Majalengka 1 10,32 1 0 2,06 0,19 0 1 176 Kab. Purwakarta 1 6,58 1 0 1,32 0,15 0 0 177 Kab. Subang 1 11,64 1 0 2,13 0,09 0 0 178 Kab. Sukabumi 1 7,31 1 1 1,76 0,08 0 0 179 Kab. Sumedang 1 7,87 1 0 1,51 0,12 0 0 180 Kab. Tasikmalaya 0 5,68 1 1 2,46 0,27 0 0 181 Kota Bandung 1 1,95 1 0 5,32 0,06 0 0 182 Kota Banjar 1 7,79 1 0 2,48 0,14 0 1 183 Kota Bekasi 1 1,79 1 0 2,47 0,21 0 0 184 Kota Bogor 1 2,33 1 0 3,45 0,18 0 0 185 Kota Cimahi 1 3,99 1 1 20,23 0,91 0 1 186 Kota Cirebon 1 3,75 1 0 2,79 0,08 0 0 187 Kota Depok 1 2,27 1 1 3,63 0,13 0 1 188 Kota Sukabumi 1 3,67 1 0 1,84 0,10 0 0 189 Kota Tasikmalaya 0 5,57 1 1 2,46 0,27 0 0 190 Prov. Jawa Tengah 1 0,62 1 0 1,33 0,07 0 1

Page 110: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

94

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 191 Kab. Banjarnegara 1 11,25 1 1 2,32 -0,42 0 1 192 Kab. Banyumas 1 5,46 1 0 2,81 0,08 0 1 193 Kab. Batang 1 6,32 1 1 2,32 0,07 0 0 194 Kab. Blora 1 11,97 1 1 1,78 0,21 0 0 195 Kab. Boyolali 1 7,89 1 1 1,76 0,13 0 1 196 Kab. Brebes 1 11,75 1 1 1,49 0,18 0 0 197 Kab. Cilacap 1 6,62 1 1 1,75 -0,66 0 0 198 Kab. Demak 1 9,12 1 1 1,90 0,18 0 0 199 Kab. Grobogan 1 9,52 1 1 1,52 0,12 0 0 200 Kab. Jepara 1 9,36 1 1 3,14 0,03 0 1 201 Kab. Karanganyar 1 7,34 1 0 1,84 0,11 0 0 202 Kab. Kebumen 1 11,37 1 1 2,01 0,06 0 0 203 Kab. Kendal 1 8,60 1 1 2,18 0,03 0 0 204 Kab. Klaten 1 13,70 1 1 3,62 0,06 0 0 205 Kab. Kudus 1 8,11 1 0 2,47 0,24 0 1 206 Kab. Magelang 1 7,10 1 0 1,85 0,11 0 0 207 Kab. Pati 1 8,47 1 1 1,19 0,16 0 0 208 Kab. Pekalongan 1 7,33 1 1 2,01 0,20 0 0 209 Kab. Pemalang 1 9,60 1 1 1,82 0,09 0 0

Page 111: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

95

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 210 Kab. Purbalingga 1 8,61 1 1 1,79 0,10 0 0 211 Kab. Purworejo 1 91,05 1 1 1,71 0,12 0 1 212 Kab. Rembang 1 7,27 1 1 1,48 0,15 0 0 213 Kab. Semarang 1 5,28 1 1 1,60 0,10 0 1 214 Kab. Sragen 1 8,77 1 1 1,61 0,10 0 0 215 Kab. Sukoharjo 1 5,76 1 1 1,38 0,15 0 0 216 Kab. Tegal 1 8,66 1 0 1,61 0,10 0 0 217 Kab. Temanggung 1 9,04 1 0 2,61 0,07 0 1 218 Kab. Wonogiri 1 12,05 1 1 1,97 0,70 0 0 219 Kab. Wonosobo 1 8,71 1 1 2,16 0,11 0 0 220 Kota Magelang 1 4,89 1 1 3,35 0,05 0 0 221 Kota Pekalongan 1 4,76 1 1 3,32 0,12 0 0 222 Kota Salatiga 1 1,23 1 1 2,68 0,91 0 0 223 Kota Semarang 1 1,93 1 1 2,66 0,11 0 1 224 Kota Surakarta 1 3,57 1 1 5,12 0,03 0 1 225 Kota Tegal 1 3,02 1 0 2,77 0,10 0 0 226 Prov.D.I. Yogyakarta 1 1,12 1 1 2,44 0,08 0 1 227 Kab. Bantul 1 5,63 1 1 2,11 0,10 0 1 228 Kab. Gunungn Kidul 1 13,45 1 1 1,47 0,11 0 0

Page 112: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

96

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 229 Kab. Kulon Progo 1 9,23 1 1 1,48 0,14 0 1 230 Kab. Sleman 1 3,21 1 1 1,98 0,16 0 1 231 Kota Yogyakarta 1 2,39 1 1 3,27 0,15 0 1 232 Prov. Jawa Timur 1 0,50 1 1 2,13 0,06 0 1 233 Kab. Bangkalan 1 12,91 1 0 1,70 0,06 0 1 234 Kab. Banyuwangi 1 9,29 1 1 1,36 0,02 0 1 235 Kab. Blitar 1 12,42 1 1 1,79 0,10 0 0 236 Kab. Bojonegoro 1 8,27 1 0 2,07 0,05 0 0 237 Kab. Bondowoso 1 14,00 1 0 1,75 0,07 0 0 238 Kab. Gresik 1 2,63 1 1 2,98 0,31 0 0 239 Kab. Jember 1 3,36 1 1 2,16 0,15 0 0 240 Kab. Jombang 1 7,36 1 0 2,59 0,08 0 1 241 Kab. Kediri 1 7,62 1 1 1,84 0,25 0 0 242 Kab. Lamongan 1 9,08 1 1 2,17 0,09 0 0 243 Kab. Lumajang 1 10,44 1 0 1,76 0,13 0 0 244 Kab. Madiun 1 12,83 1 1 4,44 0,05 0 1 245 Kab. Magetan 1 12,95 1 0 2,16 0,12 0 0 246 Kab. Malang 1 8,38 1 1 2,35 0,13 0 0 247 Kab. Mojokerto 1 5,75 1 1 2,39 0,15 0 0

Page 113: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

97

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 248 Kab. Nganjuk 1 9,18 1 0 1,23 -0,42 0 1 249 Kab. Ngawi 1 15,06 1 1 1,57 0,10 0 1 250 Kab. Pacitan 1 15,30 1 1 1,46 -0,06 0 1 251 Kab. Pamekasan 0 12,10 1 0 2,07 0,21 0 0 252 Kab. Pasuruan 1 5,46 1 0 1,66 0,12 0 1 253 Kab. Ponorogo 1 9,75 1 1 1,87 0,05 0 1 254 Kab. Probolinggo 1 11,52 1 0 1,85 0,11 0 1 255 Kab. Sampang 0 15,12 1 0 3,34 0,09 0 0 256 Kab. Sidoarjo 1 2,11 1 1 3,23 0,12 0 1 257 Kab. Situbondo 1 13,00 1 1 1,86 0,13 0 0 258 Kab. Sumenep 1 14,15 1 1 2,00 0,11 0 0 259 Kab. Trenggalek 1 14,19 1 1 1,60 0,14 0 0 260 Kab. Tuban 1 5,66 1 1 2,44 0,09 0 0 261 Kab. Tulungagung 1 8,82 1 0 1,20 0,11 0 1 262 Kota Batu 1 8,70 1 1 2,04 0,13 0 0 263 Kota Blitar 1 7,41 1 1 3,10 -0,22 0 1 264 Kota Kediri 1 5,75 1 0 2,83 0,09 0 0 265 Kota Madiun 1 7,43 1 1 4,82 0,27 0 0 266 Kota Malang 1 3,66 1 0 3,44 0,09 0 1

Page 114: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

98

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 267 Kota Mojokerto 1 6,56 1 0 2,59 0,06 0 0 268 Kota Pasuruan 1 7,72 1 1 2,40 0,08 0 0 269 Kota Probolinggo 1 7,62 1 0 2,36 0,07 0 1 270 Kota Surabaya 1 0,88 1 1 7,15 0,06 0 1 271 Prov. Banten 1 0,51 1 1 2,05 0,16 0 0 272 Kab. Lebak 1 9,91 1 0 3,37 0,08 0 0 273 Kab. Pandeglang 1 18,13 1 1 1,58 0,20 0 0 274 Kab. Serang 1 3,13 1 1 2,16 0,14 0 1 275 Kab. Tangerang 1 1,67 1 0 2,45 0,18 0 1 276 Kota Cilegon 1 2,74 1 1 2,59 0,12 0 1 277 Kota Serang 1 12,09 1 0 1,83 0,45 0 0 278 Kota Tangerang 1 2,13 1 0 2,46 0,12 0 1 279 Kota Tangerang Selatan 1 1,69 1 1 2,13 0,18 0 0 280 Prov. Bali 1 0,61 1 0 1,48 0,11 0 1 281 Kab. Badung 1 0,28 1 1 2,32 0,21 0 0 282 Kab. Bangli 1 11,39 1 1 1,02 0,05 0 0 283 Kab. Buleleng 1 7,67 1 1 0,99 -0,03 0 0 284 Kab. Gianyar 1 2,90 1 0 1,20 0,11 0 0 285 Kab. Jembrana 1 9,86 1 1 2,08 0,14 0 0

Page 115: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

99

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 286 Kab. Karangasem 1 5,16 1 1 1,15 0,18 0 0 287 Kab. Klungkung 1 9,54 1 0 1,04 0,09 0 0 288 Kab. Tabanan 1 3,88 1 1 1,98 0,10 0 0 289 Kota Denpasar 1 1,35 1 1 2,14 0,13 0 1 290 Prov. Nusa Tenggara Barat 1 1,77 1 0 4,69 0,54 0 1 291 Kab. Bima 0 16,48 1 1 2,06 0,11 0 0 292 Kab. Dompu 1 23,05 1 1 0,16 0,10 0 0 293 Kab. Lombok Barat 0 7,76 1 1 1,29 0,11 0 0 294 Kab. Lombok Tengah 1 9,00 1 1 2,00 0,14 0 1 295 Kab. Lombok Timur 1 13,67 1 0 1,73 0,12 0 0 296 Kab. Lombok Utara 0 8,96 1 1 1,63 0,39 0 0 297 Kab. Sumbawa 1 13,05 1 1 2,38 0,07 0 1 298 Kab. Sumbawa Barat 0 15,90 1 1 3,06 0,21 0 0 299 Kota Bima 1 33,24 1 0 1,89 -0,01 0 0 300 Kota Mataram 1 5,11 1 1 3,01 0,08 0 0 301 Prov. Nusa Tenggara Timur 0 3,55 1 0 2,39 0,07 0 0 302 Kab. Alor 0 19,31 1 0 1,74 0,12 13 0 303 Kab. Belu 0 12,17 1 0 1,71 0,12 12 0 304 Kab. Ende 0 15,31 1 0 33,88 0,09 0 0

Page 116: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

100

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 305 Kab. Flores timur 0 20,48 1 1 2,11 0,08 0 0 306 Kab. Kupang 0 16,68 1 0 2,36 0,10 20 0 307 Kab. Lembata 0 19,81 1 1 1,81 0,12 12 0 308 Kab. Manggarai 0 13,17 1 1 2,37 0,15 18 0 309 Kab. Manggarai Barat 0 13,41 1 1 3,05 0,09 0 0 310 Kab. Manggarai Timur 0 27,02 1 0 1,51 0,21 14 0 311 Kab. Nagekeo 0 26,87 1 0 1,89 0,21 12 0 312 Kab. Ngada 0 15,14 1 1 2,65 0,10 0 0 313 Kab. Rote Ndao 0 26,84 1 1 2,43 0,10 0 0 314 Kab. Sabu Raijua 0 24,96 1 1 1,52 0,27 0 0 315 Kab. Sikka 0 11,39 1 0 1,94 0,09 0 0 316 Kab. Sumba Barat 0 16,77 1 1 2,76 0,12 0 0 317 Kab. Sumba Barat Daya 0 28,71 1 1 2,09 0,13 13 0 318 Kab. Sumba Tengah 0 24,43 1 0 2,71 0,11 28 0 319 Kab. Sumba Timur 0 16,31 1 1 2,74 0,09 0 0 320 Kab. Timor Tengah Selatan 0 0,96 1 0 1,75 0,10 18 0 321 Kab. Timor Tengah Utara 0 32,82 1 1 2,69 0,08 0 0 322 Kota Kupang 0 9,08 1 1 2,37 0,07 0 0 323 Prov. Kalimantan Barat 0 1,42 1 0 1,49 0,20 14 1

Page 117: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

101

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 324 Kab. Bengkayang 1 27,64 1 1 2,54 0,13 0 0 325 Kab. Kapuas Hulu 1 32,98 1 1 2,64 0,11 0 0 326 Kab. Kayong Utara 0 41,87 1 0 1,89 0,19 0 0 327 Kab. Ketapang 1 9,62 1 1 3,10 0,09 0 0 328 Kab. Kubu Raya 1 12,54 1 1 1,58 0,35 0 0 329 Kab. Landak 1 21,86 1 1 2,88 0,13 0 1 330 Kab. Melawi 0 31,84 1 1 2,26 0,14 0 0 331 Kab. Pontianak 1 14,97 1 1 1,88 0,00 0 0 332 Kab. Sambas 1 21,25 1 1 2,02 0,13 0 0 333 Kab. Sanggau 1 15,10 1 1 1,42 -1,43 0 0 334 Kab. Sekadau 1 15,18 1 1 2,53 0,15 0 1 335 Kab Sintang 1 15,01 1 1 0,14 -0,17 0 1 336 Kota Pontianak 1 3,65 1 0 2,96 0,12 0 1 337 Kota Singkawang 0 11,59 1 1 2,44 0,12 0 0 338 Prov. Kalimantan Tengah 0 1,55 0 1 3,34 0,09 0 0 339 Kab. Barito selatan 0 27,09 0 1 2,08 0,13 0 0 340 Kab. Barito Timur 0 38,72 0 0 1,59 0,11 0 0 341 Kab. Barito Utara 0 21,47 0 0 3,04 0,18 0 0 342 Kab. Gunung Mas 0 25,65 0 1 2,91 0,11 0 0

Page 118: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

102

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 343 Kab. Kapuas 0 23,29 0 0 2,50 0,15 0 0 344 Kab. Katingan 0 19,31 0 0 3,89 0,04 0 1 345 Kab. Kotawaringin Barat 0 8,84 0 1 3,28 0,21 13 0 346 Kab. Kotawaringin Timur 0 7,88 0 1 2,53 0,27 9 0 347 Kab. Lamandau 0 28,37 0 0 3,02 0,17 0 1 348 Kab. Murung Raya 0 32,96 0 0 3,14 0,13 0 0 349 Kab. Pulang Pisau 0 34,94 0 0 3,51 0,10 0 0 350 Kab. Seruyan 0 37,89 0 0 3,40 0,14 15 0 351 Kab. Sukamara 0 28,55 0 0 3,53 0,13 0 1 352 Kota Palangka Raya 0 12,92 0 0 2,09 0,12 18 0 353 Prov. Kalimantan Selatan 0 0,72 0 1 2,36 0,04 0 1 354 Kab. Balanga 0 21,33 0 1 2,61 0,06 0 1 355 Kab. Banjar Baru 0 5,41 0 1 2,47 0,13 0 1 356 kab. Barito Kuala 0 24,38 0 1 2,34 0,19 0 0 357 Kab. Hulu Sungai Selatan 1 14,50 0 0 2,72 0,20 0 1 358 Kab. Hulu Sungai Tengah 0 15,55 0 1 2,73 0,16 0 1 359 Kab. Hulu Sungai Utara 0 15,60 0 1 2,20 0,14 0 0 360 Kab. Kotabaru 0 10,26 0 1 2,49 0,14 0 0 361 Kab. Tabalong 0 23,68 0 1 2,51 0,18 0 0

Page 119: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

103

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 362 Kab. Tanah Bumbu 0 10,12 0 1 2,94 0,30 0 1 363 Kab. Tanah Laut 0 9,88 0 0 2,34 0,18 0 1 364 Kab. Tapin 0 20,65 0 0 2,50 0,11 0 0 365 Kota Banjarbaru 0 8,33 0 1 2,78 0,16 0 0 366 Kota Banjarmasin 0 6,67 0 1 2,67 0,24 0 1 367 Prov. Kalimantan Timur 0 0,91 0 0 2,38 0,08 14 0 368 Kab. Berau 1 9,21 0 1 3,41 -0,09 0 0 369 Kab. Bulungan 1 14,96 0 1 3,54 0,09 0 0 370 Kab. Kutai Barat 0 22,07 0 1 2,98 0,21 11 0 371 Kab. Kutai Kartanegara 1 14,30 0 1 3,54 0,13 33 1 372 Kab. Kutai Timur 0 35,56 0 1 2,70 0,19 22 0 373 Kab. Paser 1 16,93 0 1 3,05 0,13 0 1 374 Kab. Penajam Paser Utara 1 20,67 0 0 3,02 0,11 0 0 375 Kota Balikpapan 1 4,15 0 1 2,86 0,14 0 1 376 Kota Bontang 1 9,51 0 1 3,47 0,11 0 0 377 Kota Samarinda 1 4,78 0 1 4,08 0,15 0 0 378 Kota Tarakan 1 131,41 0 1 4,83 0,08 0 1 379 Kab. Malinau 1 16,46 0 1 3,25 0,10 0 0 380 Kab. Nunukan 1 14,37 0 1 3,93 0,14 0 0

Page 120: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

104

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 381 Kab. Tana Tidung 0 27,07 0 1 2,83 0,20 9 0 382 Prov. Sulawesi Utara 0 1,61 0 1 1,68 0,14 48 0 383 Kab. Bolaang Mongondow 0 28,25 0 1 1,66 0,20 0 0 384 Kab. Bolaang Mongondow Selatan 1 45,39 0 1 1,76 0,23 0 0 385 Kab. Bolaang Mongondow Timur 1 38,89 0 1 1,82 0,25 0 1 386 Kab. Bolaang Mongondow Utara 1 37,43 0 0 2,12 0,12 0 0 387 Kab. Kepulauan Sangihe 1 18,24 0 1 1,97 0,10 0 0 388 Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro 0 29,80 0 0 2,21 0,15 0 0 389 Kab. Kepulauan Talaud 0 44,94 0 1 2,01 0,16 0 0 390 Kab. Minahasa 0 24,16 0 0 1,55 0,13 28 0 391 Kab. Minahasa Selatan 0 35,98 0 1 1,57 0,12 25 0 392 Kab. Minahasa Tenggara 0 50,89 0 0 1,56 0,18 0 0 393 Kab. Minahasa Utara 1 13,90 0 1 1,79 0,12 0 1 394 Kota Bitung 1 10,81 0 1 1,83 0,16 0 1 395 Kota Kotamobagu 0 28,87 0 0 2,40 0,43 27 0 396 Kota Manado 0 4,58 0 1 1,94 0,14 0 1 397 Kota Tomohon 1 32,08 0 1 2,32 0,05 0 0 398 Prov. Sulawesi Tengah 1 2,20 0 1 2,26 0,07 0 1 399 Kab. Banggai 1 13,59 0 1 1,77 0,12 0 1

Page 121: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

105

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 400 Kab. Banggai Kepulauan 1 41,81 0 1 2,73 0,13 0 0 401 Kab. Buol 1 17,56 0 1 2,25 -0,02 0 1 402 Kab. Donggala 1 17,85 0 1 2,09 0,13 0 0 403 Kab. Morowali 1 21,80 0 0 2,09 0,12 0 0 404 Kab. Parigi Moutong 1 23,66 0 0 1,97 0,10 0 0 405 Kab. Poso 1 23,43 0 1 2,00 -0,04 0 0 406 Kab. Sigi 1 47,13 0 1 1,59 0,14 0 1 407 Kab. Tojo Una-Una 1 19,55 0 1 2,55 0,11 0 0 408 Kab. Tolitoli 1 27,15 0 1 3,80 0,19 0 0 409 Kota Palu 1 5,97 0 1 1,75 0,15 0 1 410 Prov. Sulawesi Selatan 1 0,90 0 0 2,33 0,01 0 0 411 Kab. Bantaeng 1 20,86 0 0 2,60 0,10 0 1 412 Kab. Barru 1 14,47 0 1 3,30 0,07 0 0 413 Kab. Bone 1 14,76 0 0 1,81 0,08 0 1 414 kab. Bulukumba 1 21,59 0 1 1,19 0,09 0 0 415 Kab. Enrekang 1 28,41 0 0 2,23 0,10 0 1 416 Kab. Gowa 1 8,57 0 1 2,07 0,09 0 0 417 Kab. Jeneponto 0 41,45 0 0 2,18 0,09 0 0 418 Kab. Kep. Selayar 1 25,71 0 1 3,04 0,09 0 0

Page 122: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

106

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 419 Kab. Luwu 0 21,60 0 1 1,84 0,01 0 0 420 Kab. Luwu Timur 1 5,55 0 1 2,82 0,12 0 1 421 Kab. Luwu Utara 1 18,39 0 1 2,13 0,07 0 1 422 Kab. Maros 1 9,84 0 1 2,01 0,14 0 1 423 Kab. Pangkajene dan Kepulauan 1 7,78 0 1 1,23 0,14 0 1 424 Kab. Pinrang 1 15,08 0 1 22,64 0,90 0 0 425 Kab. Sidenreng Reppang 1 18,10 0 0 3,06 -0,08 0 0 426 Kab. Sinjai 0 26,46 0 0 3,21 0,06 0 0 427 Kab. Soppeng 0 17,64 0 1 1,98 0,05 0 0 428 Kab. Takalar 0 16,57 0 1 2,12 0,07 0 0 429 Kab. Tana Toraja 0 15,59 0 1 2,23 0,09 0 0 430 Kab. Toraja Utara 0 30,03 0 1 1,35 0,21 0 0 431 Kab. Wajo 0 13,16 0 1 1,24 0,15 0 0 432 Kota Makassar 1 2,81 0 0 4,15 0,04 0 0 433 Kota Palopo 1 10,48 0 0 2,16 0,13 0 1 434 Kota Pare-pare 1 7,38 0 0 3,02 0,07 0 1 435 Prov. Sulawesi tenggara 1 2,82 0 0 3,46 0,41 0 1 436 kab. Bombana 1 21,77 0 1 1,50 0,25 0 0 437 kab. Buton 1 33,43 0 1 2,48 0,12 0 0

Page 123: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

107

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 438 kab. Buton utara 1 43,92 0 1 2,33 0,21 0 0 439 kab. Kolaka 1 17,90 0 0 2,76 0,08 0 0 440 kab. Kolaka utara 1 24,35 0 1 2,41 0,16 0 0 441 kab. Konawe 1 33,89 0 0 2,28 0,07 0 0 442 kab. Konawe selatan 1 29,80 0 1 1,98 0,17 0 0 443 kab. Konawe utara 1 23,46 0 1 2,00 0,16 0 0 444 kab. Muna 1 35,50 0 1 1,53 0,17 0 0 445 kab. Wakatobi 1 24,99 0 1 2,62 0,13 0 1 446 Kota Baubau 1 17,06 0 1 1,93 0,16 0 1 447 Kota kendari 1 8,62 0 1 3,93 0,62 0 1 448 Prov. Gorontalo 1 3,90 0 1 0,17 0,14 0 1 449 Kab. Boalemo 1 19,27 0 1 2,20 0,15 0 1 450 Kab. Bone Bolango 1 24,74 0 1 1,79 0,14 0 0 451 Kab. Gorontalo 1 12,30 0 1 2,39 0,08 0 1 452 Kab. Gorontalo Utara 1 36,42 0 0 2,13 0,12 0 0 453 Kab. Pohuwato 1 14,09 0 1 2,26 0,12 0 0 454 Kota Gorontalo 0 5,91 0 1 2,20 -0,05 0 0 455 Prov. Sulawesi Barat 0 5,97 0 1 1,07 -0,04 29 0 456 Kab. Majene 1 26,07 0 1 2,09 0,08 0 1

Page 124: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

108

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 457 Kab. Mamasa 0 57,83 0 0 1,59 0,19 0 0 458 Kab. Mamuju 0 23,76 0 1 1,97 0,20 0 0 459 Kab. Mamuju Utara 0 30,15 0 1 1,82 0,11 0 0 460 Kab. Polewali Mandar 1 24,52 0 1 1,34 0,17 0 0 461 Prov. Maluku 1 4,08 0 1 3,03 0,01 32 0 462 Kab. Buru 1 43,39 0 1 2,19 1,00 22 0 463 Kab. Buru Selatan 0 158,74 0 1 1,53 0,22 18 0 464 Kab. Kepulauan Aru 0 52,50 0 1 1,84 0,20 0 0 465 Kab. Maluku Barat Daya 0 46,17 0 1 1,28 0,33 0 0 466 Kab. Maluku Tengah 1 40,63 0 1 2,07 0,12 0 0 467 Kab. Maluku Tenggara 1 19,65 0 0 2,00 -0,13 35 0 468 Kab. Maluku Tenggara Barat 0 25,48 0 1 1,98 0,12 27 0 469 Kab. Seram Bagian Barat 0 122,95 0 1 1,90 0,61 16 0 470 Kab. Seram Bagian Timur 0 48,03 0 1 2,81 0,10 0 0 471 Kota Ambon 1 11,80 0 1 1,57 0,11 0 0 472 Kota TuaL 1 33,25 0 1 36,34 0,18 0 0 473 Prov. Maluku Utara 0 6,56 0 1 1,82 0,22 0 0 474 Kab. Halmahera Barat 1 46,01 0 1 1,60 0,14 0 0 475 Kab. Halmahera Selatan 1 20,48 0 1 1,63 0,09 0 0

Page 125: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

109

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 476 Kab. Halmahera Tengah 1 16,68 0 1 2,50 0,49 0 0 477 Kab. Halmahera Timur 0 5,41 0 1 2,58 0,17 0 0 478 Kab. Halmahera Utara 1 4,92 0 1 1,90 0,14 0 0 479 Kab. Kepulauan Sula 0 28,25 0 1 2,52 0,12 0 0 480 Kab. Pulau Morotai 1 71,51 0 1 1,24 0,38 0 0 481 Kota Ternate 1 14,94 0 1 2,24 0,09 0 0 482 Kota Tidore Kepulauan 1 34,52 0 1 1,85 0,16 0 1 483 Prov. Papua 0 11,74 0 0 2,02 0,01 0 0 484 Kab. Asmat 1 30,32 0 1 1,80 0,08 16 0 485 Kab. Biak Numfor 0 42,68 0 1 2,36 0,09 16 0 486 Kab. Boven Digoel 0 37,79 0 1 2,42 0,16 11 0 487 Kab. Deiyai 0 131,73 0 0 1,42 0,71 21 0 488 Kab. Dogiyai 0 106,56 0 1 1,46 0,24 0 0 489 Kab. Intan Jaya 0 114,04 0 1 1,61 0,33 0 0 490 Kab. Jayapura 1 19,55 0 1 2,51 0,07 13 0 491 Kab. Jayawijaya 1 28,48 0 0 2,22 0,15 0 0 492 Kab. Keerom 0 61,18 0 1 3,27 0,05 20 0 493 Kab. Kepulauan Yapen 1 30,88 0 1 2,29 0,14 12 0 494 Kab. Lanny Jaya 0 133,71 0 1 1,31 0,32 14 0

Page 126: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

110

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 495 Kab. Mamberamo Raya 0 185,03 0 1 2,48 0,22 0 0 496 Kab. Mamberamo Tengah 0 63,88 0 0 18,76 0,93 0 0 497 Kab. Mappi 1 50,41 0 1 2,49 0,10 0 0 498 Kab. Merauke 1 15,58 0 1 4,70 0,08 0 0 499 Kab. Mimika 0 9,30 0 1 2,45 0,11 25 0 500 Kab. Nabire 0 42,97 0 1 2,52 0,02 0 0 501 Kab. Nduga 0 185,62 0 1 1,52 0,24 0 0 502 Kab. Paniai 0 92,00 0 0 3,15 0,05 10 0 503 Kab. Pegunungan Bintang 0 73,69 0 1 2,23 0,13 0 0 504 Kab. Puncak 0 49,90 0 0 1,41 0,15 10 0 505 Kab. Puncak Jaya 1 150,78 0 1 1,51 0,11 13 0 506 Kab. Sarmi 0 121,29 0 1 1,63 0,13 13 0 507 Kab. Supiori 0 54,29 0 1 3,00 0,12 16 0 508 Kab. Tolikara 0 81,05 0 1 2,00 0,17 0 0 509 Kab. Waropen 0 108,04 0 1 2,65 0,09 0 0 510 Kab. Yahukimo 0 42,01 0 1 1,85 0,00 0 1 511 Kab. Yalimo 0 221,13 0 1 1,62 0,24 17 0 512 Kota Jayapura 0 7,77 0 1 2,09 0,14 12 0 513 Prov. Papua Barat 0 22,86 0 1 1,48 0,42 0 1

Page 127: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

111

Tabel 1 : Tabulasi Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Timeliness Grants Locate Incumbnt

Position

Perform Findings Opini 514 Kab. Fakfak 0 35,62 0 1 2,45 0,15 16 0 515 Kab. Kaimana 0 42,72 0 1 2,53 0,14 0 0 516 Kab. Manokwari 0 50,68 0 1 2,38 0,10 9 0 517 Kab. Maybrat 0 53,70 0 1 1,34 0,33 18 0 518 Kab. Raja Ampat 0 34,75 0 1 2,27 0,12 11 1 519 Kab. Sorong 0 18,90 0 1 2,22 0,17 19 0 520 Kab. Sorong Selatan 0 40,11 0 1 2,83 0,16 11 1 521 Kab. Tambrauw 0 116,39 0 1 1,69 0,33 13 0 522 Kab. Teluk Bintuni 0 46,74 0 1 2,07 0,30 15 0 523 Kab. Teluk Wondama 0 70,61 0 1 2,58 0,14 0 0 524 Kota Sorong 0 12,56 0 1 2,45 0,12 0 0

Keterangan :

Variabel Kode Dummy

1 0

Timeliness Tepat Waktu Tidak Tepat Waktu

Locate Wilayah Indonesia Barat Wilayah Indonesia Tengah & Timur

Incumbnt

Kepala daerah lama Kepala daerah baru

Opini WTP - WTP DPP Selain WTP - WTP DPP

Page 128: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

112

LAMPIRAN 1

HASIL OUPUT SPSS

Page 129: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

113

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation Grants 524 ,28 266,82 21,5358 27,24456 Position 524 ,01 76,56 2,8679 4,89986 Perform 524 -1,47 1,00 ,1354 ,18371 Findings 524 ,0 48,0 2,277 6,4868 Valid N (listwise)

524

Logistic Regression

Case Processing Summary Unweighted Casesa N Percent Selected Cases Included in

Analysis 524 100,0

Missing Cases 0 ,0 Total 524 100,0

Unselected Cases 0 ,0 Total 524 100,0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value

Internal Value

0 0 1 1

Page 130: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

114

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant Step 0 1 668,975 ,656

2 668,900 ,682 3 668,900 ,682

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 668,900 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than ,001.

Classification Tablea,b

Observed

Predicted TIMELINESS Percentage

Correct 0 1 Step 0 TIMELINE

SS 0 0 176 ,0 1 0 348 100,0

Overall Percentage 66,4 a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 0 Constant ,682 ,092 54,321 1 ,000 1,977

Page 131: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

115

Variables not in the Equation Score df Sig. Step 0 Variables GRANTS 50,719 1 ,000

LOCATE 46,163 1 ,000 INCUMBNT

,548 1 ,459

POSITION 3,197 1 ,074 PERFORM

6,873 1 ,009

FINDINGS

69,310 1 ,000

OPINION 38,651 1 ,000 Overall Statistics 135,597 7 ,000

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients Const

ant GRAN

TS LOCA

TE INCUMBNT

POSITION

PERFORM

FINDINGS

OPINION

Step 1

1 532,473 ,335 -,012 ,680 ,270 -,026 -,223 -,074 ,786 2 521,140 ,381 -,018 ,843 ,373 -,030 -,390 -,098 1,160 3 520,690 ,413 -,020 ,859 ,392 -,030 -,440 -,103 1,252 4 520,689 ,417 -,020 ,859 ,393 -,030 -,442 -,103 1,256 5 520,689 ,417 -,020 ,859 ,393 -,030 -,442 -,103 1,256

a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 668,900 d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.

Page 132: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

116

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig. Step 1 Step 148,211 7 ,000

Block 148,211 7 ,000 Model 148,211 7 ,000

Model Summary

Step -2 Log

likelihood Cox & Snell

R Square Nagelkerke R Square

1 520,689a ,246 ,342 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 11,591 8 ,170

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

TIMELINESS = 0 TIMELINESS = 1

Total Observed Expected Observed Expected Step 1 1 43 46,084 9 5,916 52

2 37 32,650 15 19,350 52 3 23 24,073 29 27,927 52 4 23 17,479 29 34,521 52 5 8 13,924 44 38,076 52 6 14 12,371 38 39,629 52 7 13 10,923 39 41,077 52 8 9 9,339 43 42,661 52 9 4 5,477 48 46,523 52 10 2 3,680 54 52,320 56

Page 133: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

117

Classification Tablea

Observed

Predicted TIMELINESS Percentage

Correct 0 1 Step 1 TIMELINE

SS 0 85 91 48,3 1 31 317 91,1

Overall Percentage 76,7 a. The cut value is ,500

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1a GRANTS -,020 ,006 10,220 1 ,001 ,980

LOCATE ,859 ,235 13,324 1 ,000 2,361 INCUMBNT

,393 ,237 2,759 1 ,097 1,482

POSITION -,030 ,024 1,621 1 ,203 ,970 PERFORM -,442 ,707 ,391 1 ,532 ,643 FINDINGS -,103 ,021 24,850 1 ,000 ,902 OPINION 1,256 ,284 19,618 1 ,000 3,511 Constant ,417 ,320 1,694 1 ,193 1,517

a. Variable(s) entered on step 1: GRANTS, LOCATE, INCUMBNT, POSITION, PERFORM, FINDINGS, OPINION.

Page 134: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

118

Correlation Matrix

Constant

GRANTS

LOCATE

INCUMBNT

POSITION

PERFORM

FINDINGS

OPINION

Step 1 Constant 1,000 -,476 -,622 -,520 -,156 -,222 -,098 -,250 GRANTS -,476 1,000 ,320 -,079 ,011 -,115 -,074 ,066 LOCATE -,622 ,320 1,000 ,087 -,018 -,016 ,030 ,082 INCUMBNT

-,520 -,079 ,087 1,000 -,009 -,001 ,012 ,024

POSITION -,156 ,011 -,018 -,009 1,000 -,170 ,003 ,021 PERFORM -,222 -,115 -,016 -,001 -,170 1,000 -,030 ,021 FINDINGS -,098 -,074 ,030 ,012 ,003 -,030 1,000 ,039 OPINION -,250 ,066 ,082 ,024 ,021 ,021 ,039 1,000

Page 135: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33235/1/SELLA... · Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa bahwa faktor daerah dan politik ... yang

119