FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU …

8
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIH 7 7 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONED X Gita Sekar P. 1 , Lista D. A. 2 , Habibi R 2 , Arsinta I. I. 2 , Hanggara S. P. 2 , Galih R. P. 2 Sinta F. 3 1 Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UMM 2 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran UMM Email : [email protected] ABSTRAK Latar Belakang: PHBS merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan kesehaatan. Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku hidup sehat yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan Faktor penguat. Laporan tahunan pada tahun 2015 di puskesmas X, didapatkan data cakupan rumah tangga yang melakukan kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di wilayah kerja puskesmas poned X sekitar 48,2% masih belum mencapai target nasional pada tahun 2014 sebesar 70%Metode: Desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel 380 orang. Pelaksanaan penelitian dilakukan di 5 kelurahan di wilayah kerja puskesmas X. Hasil Penelitian:Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan jumlah responden yang tidak berprilaku PHBS rumah tangga sebanyak 227 orang (59.7%), sedangkan jumlah berprilaku PHBS rumah tangga sebanyak 153 orang (40.3%). Hasil analisis multivariate regresi logistik didapatkan hubungan yang signifikan antara usia dengan tingkat perilaku PHBS rumah tangga (p =0,003) serta tingkat pengetahuan dengan tingkat perilaku PHBS rumah tangga (p =0,000), dan tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara pendidikandengan tingkat perilaku PHBS rumah tangga(p = 0,206). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara usia dan tingkat pengetahuan dengan perilaku PHBS rumah tangga, sedangkan tidak terdapat hubungan antara pendidikandengan perilaku PHBS rumah tangga. Kata Kunci: PHBS rumah tangga, usia, pengetahuan, pendidikan ABSTRACT Background: Clean and healthy behaviors is one of the government’s strategy of the Ministry of Health to achieve Millennium development goal in 2015. Factors that influence health behavior is divided into 3 parts there are predisposing factors, enabling factors and reinforcing factors. Annual report 2015 in the public health centerof X, the data obtained domestic coverage conducting Clean and Healthy Behavior (PHBS) in the working area of the public health centerof X about 48.2% has yet to reach the national target by 2014 by 70%. Methods:Cross sectional study design. Sampling with purposive sampling technique. The total sample of 380 people. The research was carried in five villages in the region of puskesmas XResults: Based on the results of the questionnaire obtained the number of respondents who do not behave PHBS households by 227 people (59.7%), while the number of PHBs behave households by 153 people (40.3%). The results of the analysis of multivariate logistic regression found a significant correlation between age and the level of behavior PHBS household (p = 0.003) as well as the level of knowledge at the behavioral level PHBS household (p = 0.000), and there is no significant relationship between education and behavioral level PHBS home stairs (p = 0.206). Conclusion:There is a relationship between age and level of knowledge with PHBS behavior of households, while there is no relationship between education and household behavior PHBS Key words: clean and healthy behaviors at the household, age, knowledge, education

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU …

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU …

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIH 7

7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIHDAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PONED X

Gita Sekar P.1, Lista D. A.2, Habibi R2, Arsinta I. I.2, Hanggara S. P.2, Galih R. P.2Sinta F.3

1Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UMM2Mahasiswa Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran UMM

Email : [email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang: PHBS merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan kesehaatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup sehat yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan Faktor penguat. Laporantahunan pada tahun 2015 di puskesmas X, didapatkan data cakupan rumah tangga yang melakukan kegiatan Perilaku HidupBersih dan Sehat (PHBS) di wilayah kerja puskesmas poned X sekitar 48,2% masih belum mencapai target nasional padatahun 2014 sebesar 70%Metode: Desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling.Jumlah sampel 380 orang. Pelaksanaan penelitian dilakukan di 5 kelurahan di wilayah kerja puskesmas X. HasilPenelitian:Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan jumlah responden yang tidak berprilaku PHBS rumah tangga sebanyak227 orang (59.7%), sedangkan jumlah berprilaku PHBS rumah tangga sebanyak 153 orang (40.3%). Hasil analisis multivariateregresi logistik didapatkan hubungan yang signifikan antara usia dengan tingkat perilaku PHBS rumah tangga (p =0,003)serta tingkat pengetahuan dengan tingkat perilaku PHBS rumah tangga (p =0,000), dan tidak didapatkan hubungan yangsignifikan antara pendidikandengan tingkat perilaku PHBS rumah tangga(p = 0,206). Kesimpulan: Terdapat hubunganantara usia dan tingkat pengetahuan dengan perilaku PHBS rumah tangga, sedangkan tidak terdapat hubungan antarapendidikandengan perilaku PHBS rumah tangga.Kata Kunci: PHBS rumah tangga, usia, pengetahuan, pendidikan

ABSTRACT

Background: Clean and healthy behaviors is one of the government’s strategy of the Ministry of Health to achieve Millenniumdevelopment goal in 2015. Factors that influence health behavior is divided into 3 parts there are predisposing factors, enabling factors andreinforcing factors. Annual report 2015 in the public health centerof X, the data obtained domestic coverage conducting Clean and HealthyBehavior (PHBS) in the working area of the public health centerof X about 48.2% has yet to reach the national target by 2014 by70%. Methods:Cross sectional study design. Sampling with purposive sampling technique. The total sample of 380 people. The researchwas carried in five villages in the region of puskesmas XResults: Based on the results of the questionnaire obtained the number ofrespondents who do not behave PHBS households by 227 people (59.7%), while the number of PHBs behave households by 153 people(40.3%). The results of the analysis of multivariate logistic regression found a significant correlation between age and the level of behaviorPHBS household (p = 0.003) as well as the level of knowledge at the behavioral level PHBS household (p = 0.000), and there is nosignificant relationship between education and behavioral level PHBS home stairs (p = 0.206).Conclusion:There is a relationship betweenage and level of knowledge with PHBS behavior of households, while there is no relationship between education and household behaviorPHBSKey words: clean and healthy behaviors at the household, age, knowledge, education

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU …

8 VOLUME 14 NOMOR 1 JUNI 2018

PENDAHULUANMasalah kesehatan yang ada di masyarakat

sangatlah banyak dan beragam macamnya.Penelusuran dari rumah ke rumah merupakan carapaling efektif untuk mengetahui secara nyata masalahkesehatan yang sebenarnya dihadapi olehmasyarakat.Sebagian masyarakat ada yang menyadaribahwa ada masalah kesehatan yang sedang dialamidan sebagian masyarakat juga ada yang tidakmenyadari bahwa terdapat masalah kesehatan yangdialami (Nurhajati, 2014).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan atasdasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yangmenjadikan seseorang, keluarga, kelompok ataumasyarakat mampu menolong dirinya sendiri(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktifdalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBSmerupakan salah satu strategi pemerintahDepartemen Kesehatan untuk mencapai tujuanpembangunan Millenium 2015 melalui rumusanvisi dan misi Indonesia Sehat (Depkes, 2007).

Menurut Lawrence Green, faktor-faktor yangmempengaruhi perilaku hidup sehat dibagi menjadi3 bagian yaitu faktor predisposisi (Umur, TingkatPengetahuan masyarakat dan tingkat pendidikanmasyarakat), faktor pemungkin (fasilitas dan sarana)dan Faktor penguat (Dukungan Tokoh masyarakat,perilaku petugas kesehatan, dan tersamapaikan atautidaknya promosi kesehatan PHBS terhadapmasyarakat tersebut) (Green, 2005).

Sedangkan menurut Notoadmojo, TingkatPengetahuan dan Sikap Masyarakat ternyata sangatberpengaruh dengan Perilaku Hidup Bersih danSehat. Hal ini sudah dibuktikan melalui penelitianoleh Desi. Selain itu, pada penelitian Desi jugadibuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikanantara pekerjaan dengan Perilaku Hidup Bersih danSehat. (Notoadmojo, 2007).

Berdasarkan hasil Riskedas (Riset kesehatandasar) tahun 2007 dapat diketahui, bahwa rumahtangga yang telah mempraktikan Perilaku HidupBersih dan Sehat (PHBS) baru mencapai angka38.7 %, sedangkan target yang harus dicapai olehKementrian Kesehatan yaitu sebesar 70% rumahtangga sudah mempraktikkan PHBS pada tahun2014 (Kemekes, 2011).

Menurut laporan tahunan pada tahun 2015di puskesmas X, didapatkan data cakupan rumah

tangga yang melakukan kegiatan Perilaku HidupBersih dan Sehat (PHBS) di wilayah kerja puskesmasponed X sekitar 48,2% masih belum mencapaitarget nasional pada tahun 2014 sebesar 70% (DataPuskesmas X, 2015).

Penelitian yang dilakukan Damiyanti (2014)mendapatkan 17 respondenyang memilikipengetahuan tinggi didapatkan 16 responden(94,1%) Ibu Rumah Tangga menerapkan PHBSdan 1 responden (5,9%) Ibu Rumah Tangga yangtidak menerapkan PHBS, sedangkan dari 28responden yang memiliki pengetahuan rendahdidapatkan 4 responden (14,3%) Ibu RumahTangga menerapkan PHBS dan 24 responden(85,7%) Ibu Rumah Tangga tidak menerapkanPHBS. Penelitian ini secara statistik didapatkan adahubungan yangbermakna antara pengetahuan denganPerilaku HidupBersih dan Sehat (PHBS) diKelurahan Laing Wilayah Kerja Puskesmas NanBalimo Kecamatan Tanjung Harapan Kota SolokTahun 2014 (Damiyanti, 2014).

Dari latar belakang di atas, menyatakan betapapentingnya perilaku untuk hidup bersih dan sehatterutama pada tatanan ruah tangga di wilayahkerrja puskesmas poned X , maka penulis tertarikuntuk mengadakan penelitian tentang faktor-faktoryang mempengaruhi tingkat perilaku hidup bersihdan sehat pada tatanan rumah tangga di wilayahpuskesmas X.

METODEPenelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja

Puskesmas Poned X , yang terdiri dari 5 kelurahanyaitu X, dandangan, ngadirejo, semampir danpocanan. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan metode purposive sampling, yangdilakukan pada bulan Agustus 2016.

Sampel penelitian ini berjumlah 360 ibu rmahtangga. Kriteria inklusi adalah setiap ibu rumahtangga yang bertempat tinggal tetap di wilayahkerja puskesmas poned X dan bersedia mengisikuisioner penelitian, ibu rumah tangga yang sudahmenikah dan mempunyai anak, setiap rumah tanggadiwakilkan oleh salah satu anggota keluarga yaituibu rumah tangga untuk pengisian kuesioner. Kriteriaeksklusinya yaitu responden yang menolak mengisiangket.

Subjek penelitian adalah setiap keluarga yangdiwakili oleh ibu rumah tangga pada tiap keluarga

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU …

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIH 9

yang bertempat tinggal di 5 kelurahan di wilayahkerja puskesmas poned X.

Pengambilan data kepada responden melaluikuesioner penelitian yang diberikan kepadaresponden. Responden diambil secara acak padakelima kelurahan tersebut. Responden diberikankuesioner untuk menentukan usia, tingkat pendidikanserta tingkat pengetahuan serta tingkat perilakuPHBS yang telah dilakukan selama ini.

Usia dari ibu rumah tangga dihitung daritanggal lahir sampai tanggal saat dilakukan penelitianini. Usia dikelompokkan berdasarkan 21 – 30tahun,31 – 40tahun dan > 40tahun(Suryani, 2009).

Pendidikan terakhir yang ditempuh olehresponden yang nantinya dibagi dalam kelompokdasar, menengah dan tinggi. SD-SMPdikelompokkan pada pendidikan dasar, SMA padapendidikan menengah dan Diploma/Sarjana padapendidikan tinggi (Roni,2013).

Pengetahuan masyarakat dalam memahamikonsep PHBS dalam rumah tangga yang dinyatakandalam 10 poin pertanyaan pilihan ganda. Setelahdidapatkan hasil akan dinilai secara statistik dandikelompokkan ke dalam 3 kelompok yaitupengetahuan kurang, cukup dan baik.

baik; ila skor > mean +standardeviasi, pengetahuan cukup;bila skor > mean –standar deviasi dan <Mean+standar

kurang;bila skor <mean–standar (Haniek, 2011).

Tingkat perilaku PHBS merupakanterlaksananya program PHBS di rumah tangga ditiap keluarga dengan mengedepankan terlaksananya10 indikator PHBS rumah tangga yang dinyatakandalam 10 poin pertanyaan yang mempunyai jawabanya dan tidak. Keluarga yang dianggap melakukanperilaku PHBS jika menjawab ya kesepuluh indikatorPHBS rumah tangga jika salah satu saja ada yangmenjawab tidak maka dianggap tidak berperilakuPHBS rumah tangga (Kemenkes, 2011).

Hasil penelitian akan dilakukan uji denganmenggunakan analisis bivariat (uji chi square) danmultivariat (regresi logistik) menggunakan SPSS 21for windows.

HASILPenelitian dilakukan di wilayah kerja

puskesmas poned X . Kelurahan yang dibawahwilayah kerja puskesmas poned X ada 5 kelurahandiantaranya dandangan, ngadirejo, semampir, Xdan pocanan. Jumlah keseluruhan keluarga yangtercatat adalah 7.788 keluarga. Sampel pada penelitiankali ini 380 keluarga yang diwakilkan oleh tiap iburumah tangga.Tabel 1 karakteristik responden berdasarkan perilakuPHBS rumah tangga

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa jumlahresponden yang tidak berprilaku PHBS rumahtangga sebanyak 227 orang (59.7%), sedangkanjumlah berprilaku PHBS rumah tangga sebanyak153 orang (40.3%).Tabel 2 karakteristik responden berdasarkan usia

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwajumlah responden kelompok tidak ber-PHBS rumahtangga yang berusia 21 - 30 tahun sebanyak 45orang (19.8%), yang berusia 31 - 40 tahun sebanyak60 orang (26.4%) dan yang berusia > 40 tahunsebanyak 122 orang (53.7%). Sedangkan padakeluarga yang berprilaku PHBS rumah tangga yang21 - 30 tahun sebanyak 39 orang (25.5), yangberusia 31 - 40 tahun sebanyak 68 orang (44.4%)dan yang berusia > 40 tahun sebanyak 46 orang(30.1%).

KarakteristikIndividu

PerilakuPHBS

Presentase(%)

Tidak 227 59.7 %

Ya 153 40.3 %

Total 380 100

KarakteristikIndividu

Tidak PHBS RT Ber-PHBS RTJumla

hProsentase (%) Jumlah Prosenta

se (%)Umur21 - 30 tahun 45 19.8 39 25.531 - 40 tahun 60 26.4 68 44.4>40 tahun 122 53.7 46 30.1Total 227 100 153 100

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU …

10 VOLUME 14 NOMOR 1 JUNI 2018

Tabel 3 karakteristik responden berdasarkanpendidikan

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlahresponden kelompok tidak ber-PHBS rumah tanggayang berpendidikan dasar sebanyak 110 orang(48.5%), yang berpendidikan menengahsebanyak94 orang (41.4%) dan yang berpendidikan tinggisebanyak 23 orang (10.1%). Sedangkan padakeluarga yang berprilaku PHBS rumah tanggayang berpendidikan dasar sebanyak 40 orang(26.1%), yang berpendidikan menengahsebanyak78 orang (51%) dan yang berpendidikan tinggisebanyak 35 orang (22.9%).

Tabel 4 karakteristik responden berdasarkanpengetahuan

Berdasarkan tabel 5.1.5 dapat diketahui bahwajumlah responden kelompok tidak ber-PHBSrumah tangga yang berpengerahuan kurangsebanyak 58 orang (25.6%), yang berpengerahuancukup sebanyak 147 orang (64.8%) dan yangberpengerahuan baik sebanyak 22 orang (9.7%).Sedangkan pada keluarga yang berprilaku PHBSrumah tangga yang berpengerahuan kurangsebanyak 8 orang (5.2%), yang berpengerahuancukup sebanyak 96 orang (62.7%) dan yangberpengerahuan baik sebanyak 49 orang (32%).

Analisis BivariatBerikut ini akan dijelaskan mengenai analisis

hubungan antar dua variabel. Pengujian analisisdilakukan dengan menggunakan uji chi square.

KarakteristikIndividu

Tidak PHBS RT Ber-PHBS RTJumlah

Prosentase (%)

Jumlah

Prosentase (%)

Kurang 58 25.6 8 5.2Cukup 147 64.8 96 62.7Baik 22 9.7 49 32Total 227 100.0 153 100.0

Variabel KategoriPerilaku PHBS Rumah

Tangga Total ProbabilitasTidak Ya

Usia 21 - 30 tahun 45 (11.8%) 39 (10.3%) 84 (22.1%)(p) sebesar

0,00031 - 40 tahun 60 (15.8%) 68 (17.9%) 128 (33.7%)

>40 tahun 122 (32.1%) 46 (12.1%) 168 (44.2%)

Pendidikan Dasar 110 (28.9%) 40 (10.5%) 150 (39.5%)(p) sebesar

0,000 Menengah 94 (24.7%) 78 (20.5%) 172 (45.3%)

Tinggi 23 (6.1%) 35 (9.2%) 58 (15.3%)

Pengetahuan Kurang 58 (15.3%) 8 (2.1%) 66 (17.4%)(p) sebesar

0,000Cukup 147 (38.7%) 96 (25.3%) 243 (63.9%)Baik 22 (5.8%) 49 (12.9%) 71 (15.3%)

Adjusted R square value 0,076%Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa diperoleh nilai probabilitas (sig) sebesar 0,000. Karena nilaiprobabilitas (sig) < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa H0ditolak yang berarti bahwa terdapat hubungan yangsignifikan antara usia dengan Tingkat perilaku PHBS rumah tangga.

KarakteristikIndividu

Tidak PHBS RT Ber-PHBS RTJumlah Prosenta

se (%)Jumlah

Prosentase (%)

Dasar 110 48.5 40 26.1Menengah 94 41.4 78 51Tinggi 23 10.1 35 22.9Total 227 100.0 153 100.0

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU …

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIH 11

Tabel 6 Hasil Analisis Data Multivariat

Variabel Β p OR CI 95%Lower Upper

Usia (1) 0.691 0.020 1.997 1.115 3.576Usia (2) 0.869 0.001 2.384 1.416 4.013Pengetahuan (1) -2.538 0.000 0.079 .032 .196Pengetahuan (2) -1.264 0.000 0.282 .159 .503Constant 0.323

Pada table 6 terlihat bahwa faktor usia danpengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhitingkat perilaku PHBS rumah tangga setelahdilakukan analisis regresi logistik yang manapendidikan akhirnya tidak dimasukkan menjadifaktor yang paling berpengaruh dibandingkan usiadan tingkat pengetahuan.

Pada tabel 6 didapatkan hasil analisismultivariat dengan regresi logistik. Usia (1) adalahusia 20-31 tahun, usia (2) adalah 31-40 tahunsedangkan usia > 40 tahun sebagai pembanding.Pengetahuan (1) adalah pengetahuan kurang,pengetahuan (2) adalah pengetahuan cukupsedangkan pengetahuan baik digunakan sebagaipembanding.

Secara statistik menunjukkan bahwa faktorusia 31-40 tahun yang dibandingkan dengan usia>40 tahun merupakan salah satu faktor resiko yangmempengaruhi tingkat perilaku PHBS rumah tangga(OR:2.384, CI 95%: 1.416-4.013, P: 0.001). Faktorselanjutnya yang berpengaruh adalah faktor usia 21-30 tahun yang dibandingkan dengan usia >40 tahun(OR: 1.997, CI 95%: 1.115-3.576, P: 0.020). faktorberikutnya adalah faktor pengetahuan kurangdibandingkan faktor pengetahuan baik (OR: 0.079,CI 95%: 0.032-0.196, P: 0.000).

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwadiperoleh nilai probabilitas (sig) sebesar 0,000.Karena nilai probabilitas (sig) < 0,05 maka dapatdinyatakan bahwa H0ditolak yang berarti bahwaterdapat hubungan yang signifikan antara tingkatpendidikan dengan tingkat perilaku PHBS rumahtangga

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwadiperoleh nilai probabilitas (sig) sebesar 0,000.Karena nilai probabilitas (sig) < 0,05 maka dapatdinyatakan bahwa H0ditolak yang berarti bahwaterdapat hubungan yang signifikan antara tingkatpengetahuan dan perilaku PHBS rumah tangga.

Berdasarkan nilai adjusted R square yaitu 0,076(7,6%) maka menunjukkan bahwa faktor yangmempengaruhi tingkat PHBS rumah tangga sebesar7,6 % dapat dijelaskan oleh tiga variabel yangberhubungan tersebut sisanya ditentukan oleh faktorlain yang tidak diteliti.

Crude odds ratio atau OR adalah besarnyaresiko variabel bebas terhadap variabel terikat, danbesaran nilai OR didapat dengan melakukan analisisbivariat, sedangkan untuk mengetaui tingkatkemaknaannya dengan melakukan uji chi-square.Hasil analisis bivariat dengan nilai crude OR masing-masing faktor resiko dijelaskan pada table 5 dan 6(Dahlan, 2011).

Berdasarkan nilai koefesien masing-masing variablediperoleh persamaan regresi logistic :

Logit (y) = 0.323+ 0.691 (Usia 21-30 tahun) +0.869 (usia 31-40 tahun) + (-2.538) (Pengetahuankurang) + (-1.264) (pengetahuan cukup)

Aplikasi dari persamaan yang diperoleh adalahuntuk memprediksi faktor faktor apa sajakah yangdapat mempengaruhi perilaku PHBS rumah tanggadengan menggunakan rumus:

P = 1/(1+e-y)Dari persamaan diatas akan didapatkan 4

probabilitas yang terjadi. Probabilitas pertama jikaseorang dengan usia 21-30 tahun dan pengetahuancukup maka probabilitas untuk tidak melakukanPHBS rumah tangga sebesar 56%. Probabilitaskedua jika seorang dengan usia 21-30 tahun danpengetahuan kurang maka probabilitas untuk tidakmelakukan PHBS rumah tangga sebesar 81%.Probabilitas ketiga jika seorang dengan usia 31-40

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU …

12 VOLUME 14 NOMOR 1 JUNI 2018

tahun dan pengetahuan cukup maka probabilitasuntuk tidak melakukan PHBS rumah tangga sebesar51%. Probabilitas keempat jika seorang denganusia 31-40 tahun dan pengetahuan kurang makaprobabilitas untuk melakukan PHBS rumah tanggasebesar 79%.

Berdasarkan hasil penghitungan danpersamaan regresi logistik di atas yang diolah denganmenggunakan program SPSS, maka dapatdisimpulkan bahwa pada variabel usia, dimana usia31-40 tahun(â=0,869) memiliki resiko untukmempengaruhi tingkat perilaku PHBS rumah tanggasebesar 2,384 kali lipat daripada usia selain 31-40tahun, dimana nilai CI antara 1,416 hingga 4,013.

Pada variabel peran pengetahuan, dimanapengetahuan yang kurang (â=-2.538) memilikiresiko dalam mempengaruhi tingkat perilaku PHBSrumah tangga sebesar 0,079 kali lipat dibandingkanpengetahunan yang cukup dan baik. Dimana nilaiCI antara 0,032-0,196.

PEMBAHASANDari hasil penelitian dengan 380 sampel ibu

rumah tangga yang mewakili masing-masingkeluarga di 5 kelurahan wilayah kerja puskesmasponed X didapatkan faktor yang berpengaruhterhadap tingkat perilaku PHBS adalah usai danpengetahuan sedangkan pendidikan tidakberpengaruh ketika dilakukan analisis regresi logistik.

Pengaruh usia terhadap perilaku PHBS sesuaidengan tabel 5 analisis bivariat dan analisismultivariat tabel 6 dengan nilai signifikansi sebesar0,000 (p<0,05) artinya usia memiliki pengaruh secarasignifikan dalam mempengaruhi perilaku PHBS.Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan olehSuryani (2009) yaitu dari 36 responden berusia 31-40 tahun, 44,4% atau sekitar 16 responden tidakmelakukan perilaku PHBS rumah tangga, terdapathubungan yang signifikan dengan p=0,006 dan OR0,475 dengan CI 95% 0,193-1,165. Hasil penelitiantersebut berbeda dengan yang dilakukan oleh Hapsari(2010)pada penelitiannya meneliti faktor yangmempengaruhi perilaku PHBS namun tidakmendapatkan hubungan yang signifikan dalam ujistatistik dengan p=0,406. Menurut Iskriyanti (2002),umur merupakan suatu faktor yang dapatmenggambarkan kematangan fisik, psikis ataupunsosial dan sekurang-kurangnya berpengaruh dalamproses pembelajaran.

Perubahan perilaku karena prosespendewasaan pada hakekatnya merupakangabungan atau terjadi baik secara adaptif maupunnaluriah. Melalui perjalanan umurnya yang semakindewasa, makhluk yang bersangkutan akan melakukanadaptasi perilaku hidupnya terhadap lingkungannyadisamping secara alamiah juga berkembang perilakuyang sifatnya naluriah untuk melakukan praktikhidup sehat (Budioro, 1998).

Selain semakin dewasanya umur jugadidorong oleh motivasi individu tersebut untukmelakukan perilaku hidup bersih dan sehat dalamrumah tangga. Pada umur berapapun, jika seseorangsudah mempunyai dorongan yang kuat dari dalamdiri individu tersebut maka praktik berperilakuhidup bersih dan sehat tersebut akan terwujud.Karena dorongan dalam diri individu dapatmewujudkan motivasi untuk melakukan suatuaktivitas. Atas dasar motivasi inilah maka perilakuhidup bersih dan sehat akan terbentuk (Slamet,2003).

Pengaruh pendidikan terhadap perilaku PHBSsesuai dengan tabel 5 analisis bivariat dan analisismultivariat tabel 6 dengan nilai signifikansi sebesar0,000 (p<0,05) namun pada tabel analisis multivariat5.3.1 nilai signifikansinya sebesar p=0,206 (p<0,05)dimana dinyatakan tidak ada hubungan yangsignifikan antara pendidikan dengan tingkat perilakuPHBS rumah tangga.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian Roni(2013) dimana mencari hubungan antara tingkatpendidikan serta penghasilan dengan perilaku hidupbersih dan sehat. Pada penelitian tersebutmenunjukkan korelasi yang positif yang berartikenaikan pada variabel pendidikan dan penghasilandiikuti oleh peningkatan perilaku hidup bersih dansehat dengan nilai p=0.000 dan OR sebesar 0,528.Teori yang dikemukakan Talcott Parson,bahwaperilaku dipengaruhi oleh sistem sosial ,budaya, dankepribadian. Pendidikan dan penghasilanmerupakansebagian unsur struktur sosial yangmempengaruhisistem sosial. Artinya pendidikan danpenghasilanmempengaruhi perilaku (Ritzer, 2005).

Pendidikan formal yang dimiliki seseorangakan mempengaruhi kemampuan untuk mencernainformasi – informasi yang diterima sekaligusmempertimbangkan apakah informasi tersebut bisadijadikan dasar bagi perilakumereka selanjutnya.Dalam hal penerimaan pesan, seseorang yangmemiliki pendidikan dasar biasanya lebih lambatjika dibandingkan dengan responden yang memiliki

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU …

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIH 13

tingkat pendidikan menengah maupun tinggi. Olehkarena itu dalam penyampaian pesan diperlukanadanya suatu media sehingga dapat membantuseseorang dalam menerima pesan tersebut. Selainitu, dengan adanya perbedaan tingkat pendidikanmaka akan berdampak pada berbedanya individumenanggapi suatu masalah dan penerimaan pesanlebih mudah bagi yang memiliki tingkat pendidikanyang lebih tinggi (Jumali, 2008).

Pengaruh pendidikan terhadap perilaku PHBSsesuai dengan tabel 5 analisis bivariat dan analisismultivariat tabel 6 dengan nilai signifikansi sebesar0,000 (p<0,05) artinya usia memiliki pengaruh secarasignifikan dalam mempengaruhi perilaku PHBS.Sejalan dengan penelitian Mahfudah (2012) yangmemperoleh hasil yang signifikan dalam penelitianantara pengetahuan dan perilaku PHBS.danDamiyanti (2014) dengan nilai p=0,000 serta ORsebesar 96.00.

Pengetahuan dapat membentuk keyakinantertentu sehingga seseorang berperilaku sesuaidengan keyakinan tersebut dengan pengetahuankesehatan lingkungan yang baik diharapkan dapatmeningkatkan kesadaran masyarakat akanpentingnya menciptakan kondisi lingkungan yangsehat, sehingga dapat memutuskan rantai penularanpenyakit melalui lingkungan serta perilaku hidupbersih dan sehat agar tidak mudah tertular penyakit

Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo (2007),tingkat pengetahuan seseorang atau keluarga sangatmempengaruhi PHBS. Dari hasil penelitian makapeneliti berasumsi bahwa ibu yang mempunyaipengetahuan baikmengenai perilaku hidup bersihdan sehat, ternyata memiliki perilaku hidup bersihdan sehat yang baik pada tatanan rumah tangga,sedangkan ibu yang pengetahuannya kurang baikmengenai perilaku hidup bersih dan sehat, ternyatamemiliki perilaku hidup bersih dan sehat yangkurang baik pada tatanan rumah tangganya, karenaitu ibu yang pengetahuannya baik cenderung lebihmemperhatikan kebersihan rumah dan kesehatankeluarganya dibandingkan ibu yang kurang baikpengetahuannya cenderung tidak memperhatikankebersihan dan kesehatan keluarga mereka.

KESIMPULANPenelitian ini menyimpulkan bahwa ada

hubunganantara usia dan tingkat pengetahuan dengantingkat perilaku hidup bersih dan sehat dengan nilaisignifikansi sebesar 0,003 (p<0,05) untuk faktor

usia dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05)untuk tingkat pengetahuan. Sedangkan pendidikantidak ada hubungan dengan tingkat perilaku hidupbersih dan sehat.

Saran untuk penelitian selanjutnya adalahmencari faktor-faktor lain selain yang ditelitidikarenakan masih banyak faktor lain yang ikutmempengaruhi tingkat perilaku hidup bersih dansehat dalam rumah tangga selain 3 faktor yangditeliti dalam penelitian ini.

REFERENSIBudioro, 1998, PengukurPendidikan (Penyuluhan)

Kesehatan Masyarakat, Semarang: Undip Press.Dahlan, Sopiyudin., 2011. Statistik Untuk

Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5.Jakarta,Salemba Medika.

Damiyanti, S. Crisni, H. 2014. HubunganPengetahuan Ibu Rumah Tangga DanPeranKader Dengan Perilaku Hidup BersihDanSehat (Phbs) Dalam Rumah Tangga DiKelurahanLaing Wilayah Kerja PuskesmasNanBalimo Kecamatan TanjungHarapanKota SolokTahun 2014. LPMM Stikes Yarsi

Data puskesmas X. 2015. Laporan tahunan 2015.UPTD Puskesmas Poned X .

Departemen Kesehatan RI, 2007. Buku Saku RumahTangga Sehat dengan PHBS, Pusat PromosiKesehatan, Jakarta.

Green, W, Lawrence.et.al. 2005. Health EducationPlaning A Diagnostik Approach, The JohnsHapkins University. Mayfield PublishingCompany.

Haniek, Hilya. 2011. Hubungan Antara PengetahuanDan SikapDengan Perilaku Hidup BersihDan SehatPada Ibu Rumah Tangga DiKecamatanLubuk Sikaping Tahun 2011.Jakarta. UIN Jakarta.

Iskriyanti, Hari. 2002, Hubungan Karakteristik,Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah TanggaTentang PHBS Dengan Praktek KesehatanKeluarga dan Kesehatan Lingkungan diKelurahan Rejowinangun Kecamatan KotaGede Kota Yogyakarta Agustus 2002.Semarang :UNDIP

Jumali Asroh, 2008, Analisis Faktor YangBerhubungan Dengan Rendahnya CakupanImunisasi DPT Pada Bayi Usia 2 – 11 Bulan

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU …

14 VOLUME 14 NOMOR 1 JUNI 2018

Di Wilayah Kerja Puskesmas Kebumen IIIKabupaten Kebumen Tahun 2008. Semarang.Unnes

Kementrian Kesehatan. 2011.Panduan PeningkataPerilakuHidup Bersih dan Sehat dan Rumahtangga. Pusat Promosi KesehatanDepartemen Kesehatan RI. Jakarta.

Mahfudhah, Desi. 2012. Hubungan Pengetahuan,Sikap Dan Pekerjaan Ibu TerhadapPerilakuHidup Bersih Dan Sehat Pada TatananRumahTangga Di Desa Reukih DayahKecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar.Stikes Ubudiyah Banda Aceh.

Notoatmodjo, S 2007, Ilmu Kesehatan Masyarakat,Jakarta : PT. Rineka Cipto

Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilakukesehatan. Cetakan 2 jakarta: PT. RinekaCipta

Nurhajati, Nunun. 2014. Perilaku Hidup Bersih danSehat (PHBS) Masyarakat Desa Samir DalamMeningkatkan Kesehatan Masyarakat. JurnalUnita. Hal.1-18.

Ritzer, George, Douglas J. Goodman. 2007. TeoriSosiologi Modern. Jakarta: Kencana.

Roni, T. Tati, R. Denny, S. 2013. HubunganPendidikan Dan Penghasilan Dengan PerilakuHidup Bersih Dan Sehat. Jurnal KesehatanLingkungan Indonesia Vol. 12 no. 1. Hal 22-26.

Slamet, M. 2003. Membentuk Pola Perilaku ManusiaPembangunan. IPB Press. Bogor.

Suriyani, 2009. Faktor-Faktor Yang MempengaruhiPelaksanaan Program Promosi KesehatanRumah TanggaYang Sehat Di Wilayah KerjaPuskesmas Teladan Medan Kecamata MedanKota Tahun 2009. Tesis. Medan. USU