FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

94
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM KUNJUNGAN POSYANDU BALITA DI POSYANDU CAMAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIDA DARAT KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2019 Oleh SISKA RISMA 17.13201.90.18 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG 2019

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PERILAKU IBU DALAM KUNJUNGAN POSYANDU

BALITA DI POSYANDU CAMAR WILAYAH

KERJA PUSKESMAS BELIDA DARAT

KABUPATEN MUARA ENIM

TAHUN 2019

Oleh

SISKA RISMA

17.13201.90.18

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA HUSADA PALEMBANG

2019

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

ii

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PERILAKU IBU DALAM KUNJUNGAN POSYANDU

BALITA DI POSYANDU CAMAR WILAYAH

KERJA PUSKESMAS BELIDA DARAT

KABUPATEN MUARA ENIM

TAHUN 2019

Skripsi ini diajukan sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh

SISKA RISMA

17.13201.90.18

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA HUSADA PALEMBANG

2019

ii

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

iii

ABSTRAK SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)

BINA HUSADA PALEMBANG

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, 18 Juni 2019

SISKA RISMA

Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam kunjungan

posyandu balita di posyandu camar wilayah kerja Puskesmas Belida Darat

Kabupaten Muara Enim tahun 2019.

(xv + 66 halaman + 7 tabel + 2 bagan + 4 lampiran)

Menurut SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2017 angka

kematian Neonatus (AKN) di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 15 per 1000

kelahiran hidup. Angka Kematian Balita (AKABA) sebesar 32 per 1000 kelahiran

hidup. Dan angka kematian bayi mencapai 24 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu

upaya tidak langsung yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian balita

melalui kunjungan posyandu. Dari hasil survei di 10 Posyandu wilayah kerja

Puskesmas Belida Darat, cakupan terendah kunjungan Posyandu dari tahun 2016-

2018 yakni Posyandu Camar sebesar 37%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam kunjungan posyandu

balita di posyandu Camar di wilayah kerja Puskesmas Belida Darat. Jenis deskriptif

menggunakan pendekatan cross sectional, dilakukan tanggal 10-18 Juni 2019. Yang

menjadi populasi adalah semua ibu yan memiliki balita di posyandu camar berjumlah

93 orang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan total sampling, pengumpulan

data dengan cara membagikan kuesioner, dan tehnik analisis yang digunakan adalah

uji chi-square.

Hasil penelitian ada hubungan pendidikan (p Value 0,002 ≤ 0,05), pengetahuan

(p Value 0,000 ≤ 0,05), pekerjaan (p Value 0,001 ≤0,05) dan sikap (p Value 0,000 ≤

0,05) dengan perilaku ibu dalam kunjungan posyandu balita di Posyandu Camar

wilayah kerja Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim tahun 2019.

Diharapkan petugas kesehatan di Posyandu Camar agar lebih aktif lagi

melakukan penyuluhan tentangg manfaat kunjungan posyandu, menambah beberapa

kegiatan seperti pemberian MP ASI, bubur kacang hijau (PMT), yang dapat menarik

minat ibu unntuk membawa anaknya ke posyandu.

Kata Kunci : Pendidikan, Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Kunjungan

Posyandu

Daftar Pustaka : 31 (2003-2018)

iii

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

iv

ABSTRACT BINA HUSADA COLLEGE OF HEALTH SCIENCE

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

Student Thesis, 18 June 2019

SISKA RISMA

Factors related to maternal behavior during visits toddler posyandu at the

camar posyandu in the working area of Belida Darat Health Center in Muara

Enim Regency in 2019.

(xv + 66 pages + 7 tables + 2 charts + 4 attachments)

According to the SDKI ( Indonesia Demographic and Health Survey) in 2017

the Neonatal mortality rate (AKN) in Indonesia 2017 reaches 15 per 1000 live births.

Under-five mortality rate (AKABA) is 32 per 1000 live births. And the infant

mortality rate reaches 24 per 1000 live births. One indirect effort was made to reduce

under-five mortality through a posyandu visit. From the results of the Posyandu 10

survey, the working area of Belida Darat Community Health Center, the lowest

coverage of Posyandu visits from 2016-2018 was Posyandu Gull at 37%. This study

aims to determine the factors related to the behavior of mothers in the visit of toddlers

posyandu at Camar posyandu in the working area of Belida Darat Health Center.

Type descriptive using cross sectional approach. conducted on 10 to18 June 2019.

The population is all mothers who have children at the gull posyandu totaling 93

people. T sampling technique uses total sampling. data collection by distributing

questionnaires. and the analysis technique used is the chi-square test.

The results of the study were the relationship of education (p Value 0,002 ≤

0,05), knowledge (p Value 0,000 ≤ 0,05), occupation (p Value 0,001 ≤ 0,05) and

attitudes (p Value 0,000 ≤ 0,05) to the behavior of mothers in the posyandu visit of

toddlers at the Camar Posyandu in the working area of Belida Darat Health Center in

Muara Enim Regency in 2019,

It is expected that health workers at the Camar Posyandu to be more active in

conducting counseling on the benefits of visiting the posyandu, adding several

activities such as the ptovision of MP ASI, green bean porridge (PMT), which can

attacht mothers to bring their children to the posyandu.

Keywords : Education, Knowledge, Attitude, Behavior, Visit of Posyandu

Bibliography : 31 (2003-2018)

iv

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

v

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

vi

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

vii

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Siska Risma

Tempat/Tanggal Lahir : Sialingan, 09 Juni 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Dusun III Desa Sialingan Kecamatan Belida Darat

Kabupaten Muara Enim

Orang Tua

a. Ayah : Ahmad Padili

b. Ibu : Nur Hemi

Handphone : 085380860073

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD N 6 Belida Darat 2001-2007

2. SMP N 1 Belida Darat 2007-2010

3. SMA Yayasan Bakti Prabumulih 2010-2013

4. DIII Keperawatan STIKES Mitra Adiguna Palembang 2013-2016

5. STIK Bina Husada Palembang 2017-2019

vii

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

viii

PERSEMBAHAN DAN MOTTO

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini penulis persembahan untuk :

Kedua Orang Tuaku Tercinta Ayah (Ahmad Padili) dan Ibu (Nur Hemi),

Terima kasih atas segala dukungan kalian, baik dalam bentuk materi maupun

moril. Terima kasih karna senantiasa selalu mendo’akan, Terima kasih atas

segala pengorbanan dan jerih payah kalian demi tercapainya cita-cita ku.

Kedua Adikku tercinta Berlian Hidayat (Iyan) dan Mutiara Nur Fadhila (Rara)

yang selalu mendo’akan, memberikan dukungan untuk ayuk.

MOTTO :

“Tidak ada manusia yang diciptakan gagal, yang ada hanyalah mereka gagal

memahami diri dan gagal merancang kesuksesannya. Tiada yang lebih berat

timbangan Allah pada hari akhirat nanti, selain Taqwa dan akhlaq mulia

wajah dipenuhi senyum untuk kebaikan dan tidak menyakiti sesama” (HR

Tirmidzi)

viii

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

ix

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu

syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi Kesehatan Masyarakat

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Bina Husada.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada Ibu Yusnilasari, SKM, M.Kes, sebagai pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan selama penulisan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. dr. Chairil Zaman,

M.Sc selaku Ketua STIK Bina Husada, Ibu Dian Eka Anggreny, SKM, M.Kes selaku

Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan kemudahan

dalam pengurusan administrasi penulisan skripsi ini. Selain itu penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Atma Deviliawati, SKM, M.Kes dan Ibu

Sulhawa, SKM, M.Kes selaku penguji dalam penyusunan skripsi ini dan Ibu

Maryance, S.PdI, M.PdI selaku pembimbing akademik selama mengikuti pendidikan

di Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina

Husada.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan

dan kesempurnaan.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan dan

bagi siapa saja yang membacanya.

Palembang, 18 Juli 2019

Penulis

ix

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ............................................ ii

ABSTRAK ......................................................................................................... iii

ABSRACT ......................................................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. v

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ............................................................. vi

RIWAYAT HIDUP PENULIS ......................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ............................................. viii

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 6

1.3 Pertanyaan Penelitian ....................................................................... 6

1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

1.4.1 Tujuan umum ......................................................................... 6

1.4.2 Tujuan khusus ........................................................................ 7

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................ 7

1.5.1 Bagi peneliti ........................................................................... 7

1.5.2 Bagi STIK Bina Husada ......................................................... 7

1.5.3 Bagi Posyandu Camar ............................................................ 8

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Posyandu ................................................................... 9

2.1.1 Pengertian posyandu .............................................................. 9

2.1.2 Tujuan penyelengaraan posyandu .......................................... 9

2.1.3 Fungsi posyandu ..................................................................... 10

2.1.4 Sasaran posyandu ................................................................... 10

2.1.5 Kegiatan pokok posyandu ...................................................... 10

2.1.6 Manfaat posyandu .................................................................. 12

2.1.7 Penyelenggaraan posyandu ..................................................... 16

2.2 Konsep Perilaku ................................................................................ 16

2.2.1 Pengertian perilaku ................................................................. 16

2.2.2 Bentuk perilaku ...................................................................... 17

2.2.3 Perilaku kesehatan .................................................................. 18

2.2.4 Domain perilaku ..................................................................... 18

x

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

xi

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Dalam Kunjungan

Posyandu Balita ............................................................................... 22

2.3.1 Pengetahuan ........................................................................... 22

2.3.2 Pekerjaan ................................................................................ 23

2.3.3 Pendidikan .............................................................................. 24

2.3.4 Sikap ....................................................................................... 26

2.4 Penelitian Terkait ............................................................................ 32

2.5 Kerangka Teori ................................................................................. 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 35

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 35

3.2.1 Lokasi penelitian .................................................................... 35

3.2.2 Waktu penelitian .................................................................... 35

3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................ 35

3.3.1 Populasi .................................................................................. 35

3.3.2 Sampel .................................................................................... 36

3.4 Kerangka Konsep ............................................................................. 36

3.5 Definisi Operasional ......................................................................... 37

3.6 Hipotesis ........................................................................................... 38

3.7 Pengumpulan Data ........................................................................... 38

3.7.1 Data primer ............................................................................. 38

3.7.2 Data sekunder ......................................................................... 39

3.7.3 Instrumen pengumpulan data .................................................. 39

3.8 Pengolahan Data ............................................................................... 39

3.8.1 Editing data ............................................................................ 39

3.8.2 Coding data ............................................................................ 39

3.8.3 Entry data ............................................................................... 40

3.8.4 Cleaning data ......................................................................... 40

3.9 Analisis Data .................................................................................... 40

3.9.1 Analisa univariat .................................................................... 40

3.9.2 Analisa bivariat ...................................................................... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Puskesmas........................................................... 43

4.1.1 Sejarah singkat Puskesmas Belida Darat Kabupaten

Muara Enim ............................................................................ 43

4.1.2 Visi Misi .................................................................................. 44

4.1.3 Motto dan tata nilai ................................................................. 44

4.1.4 Keadaan fasilitas kesehatan ..................................................... 45

4.1.5 Jenis pelayanan Puskesmas Belida Darat Kabupaten

Muara Enim ............................................................................ 46

4.2 Hasil Penelitian ............................................................................... 52

xi

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

xii

4.2.1 Distribusi Frekuensi Responden ............................................. 52

4.2.2 Hubungan pendidikan ibu terhadap perilaku ibu dalam

kunjungan posyandu balita di posyandu ................................. 53

4.2.3 Hubungan pengetahuan terhadap perilaku ibu dalam

Kunjungan posyandu balita di posyandu ................................ 54

4.2.4 Hubungan pekerjaan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan

Posyandu balita di posyandu .................................................. 56

4.2.5 Hubungan sikap terhadap perilaku ibu dalam kunjungan

Posyandu balita di posyandu .................................................. 57

4.3 Pembahasan ....................................................................................... 58

4.3.1 Hubungan pendidikan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan

posyandu balita di posyandu camar wilayah kerja Puskesmas

Belida Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019 ................ 58

4.3.2 Hubungan pengetahuan terhadap perilaku ibu dalam

kunjungan posyandu balita di posyandu camar wilayah

kerja Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim

Tahun 2019 ............................................................................. 59

4.3.3 Hubungan pekerjaan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan

Posyandu balita di posyandu camar wilayah kerja Puskesmas

Belida Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019 ................ 61

4.3.4 Hubungan sikap terhadap perilaku ibu dalam kunjungan

Posyandu Balita di posyandu camar wilayah kerja

Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim

Tahun 2019 ............................................................................. 62

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ............................................................................................ 65

5.2 Saran .................................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terkait .............................................................................. 32

Tabel 3.2 Definisi Operasional ......................................................................... 37

Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan Variabel yang diteliti .................. 52

Tabel 4.2 Hubungan Pendidikan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan

Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas

Belida Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019 ........................... 53

Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan

Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas

Belida Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019 ........................... 55

Tabel 4.4 Hubungan Pekerjaan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan

Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas

Belida Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019 ........................... 56

Tabel 4.5 Hubungan Sikap Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan

Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas

Belida Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019 ........................... 58

xiii

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

xiv

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Teori ................................................................................. 34

Bagan 3.1 Kerangka Konsep .............................................................................. 36

xiv

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Hasil SPSS

Lampiran 3 : Surat Selesai Penelitian

Lampiran 4 : Dokumentasi

xv

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …
Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut UU No.36 tahun 2009 Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan

dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan

berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan

penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan /atau masyarakat.

Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan generasi

akan dating yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka

kematian anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih

dalam kandungan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 tahun. Indikator angka

kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal (AKN),

Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Angka

Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai

usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup. Angka ini

terkait langsung dengan target kelangsungan hidup dan merefleksikan kondisi sosial,

ekonomi, dan lingkungan anak-anak yang bertempat tinggal termasuk pemeliharaan

kesehatannya (Kemenkes RI,2017:127).

1

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

2

Beberapa negara maju misalnya Nigeria angka kematian bayi dan balita

mencapai 90 per 1000 kelahiran. Namun di Indonesia angka kematian bayi dan balita

adalah mencapai 15 per 1000 kelahiran hidup. Dengan demikian tingkat Human

Depelopment Index (HDI) di Indonesia menduduki urutan ke 113 dari 182 negara atas

tiga kategori yaitu pendidikan, kesehatan, dan ekonomi(Laporan peringkat HDI, 2016).

Menurut SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2017 angka

kematian Neonatus (AKN) di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 15 per 1000

kelahiran hidup. Angka kematian balita (AKABA) sebesar 32 per 1000 kelahiran

hidup. Dan angka kematian bayi mencapai 24 per 1000 kelahiran hidup. Data tersebut

menunjukan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir, rendahnya

akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta perilaku ibu dan keluarga

serta masyarakat (SDKI, 2017).

Berdasarkan profil kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016, Angka

kematian bayi (AKB) pada tahun 2016 sebanyak 776 kasus, dimana jumlah kematian

bayi tertinggi terjadi di Kabupaten Musi Rawas yaitu (118) kasus, sedangkan jumlah

kematian bayi terendah terjadi di kabupaten PALI yaitu (3 orang). Sedangkan jumlah

kematian ibu terendah terjadi di Pagar Alam yaitu (1 orang). Angka kematian balita

(AKABA) pada tahun 2016 sebanyak 55 kasus, dimana jumlah kematian balita

tertinggi terjadi di kabupaten Musi Rawas yaitu (12 orang), sedangkan jumlah

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

3

kematian balita terendah terjadi di Pagar Alam dan Ogan Ilir ( Profil dinkes sumsel,

2016).

Berdasarkan profil kesehatan Kabupaten Muara Enim tahun 2016-2018, bahwa

Angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2016 sebanyak 39 kasus kematian bayi,

Sebanyak 80% dari kasus di atas, jumlah kematian bayi tahun 2016 terjadi pada usia

neonatal. Penyebab kematian bayi pada usia tersebut mayoritas karena asfiksia

sebanyak 11 kasus, BBLR 10 kasus, prematur 6 kasus serta12 kasus kelainan bawaan

dan lain-lainnya. Tahun 2017 sebanyak 65 kasus kematian bayi, sebanyak 78%

jumlah kematian bayi pada tahun 2017 terjadi pada usia neonatal Penyebab kematian

bayi pada usia tersebut mayoritas karena asfiksia 18 kasus, BBLR 16 kasus, Prematur

12 kasus, serta 19 kasus kelainan bawaan lain-lain, pada tahun 2018 sebanyak 7 kasus

kematian bayi. AKABA adalah jumlah kematian anak berusia < 5 tahun selama satu

tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk

kematian bayi). Pada tahun 2016 tercatat 47 kematian balita, pada tahun 2017 tercatat

14 kematian balita, pada tahun 2018 tercatat 9 kematian balita.

Menurut Riskesdas (2018) tidak berubahnya prevelensi status gizi, dikarenakan

belum meratanya pemantauan, pertumbuhan dan kecenderungan frekuensi

penimbangan balita ≥ 8 kali dalam 12 bulan sebesar 54,6 %, sedangkan frekuensi

penimbangan balita < 8 kali dalam 12 bulan sebesar 40%.

Salah satu upaya tidak langsung yang dilakukan untuk menurunkan angka

kematian balita melalui kunjungan posyandu. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

4

yang dilaksanakan oleh, dari, dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan

memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan

bagi ibu, bayi dan anak balita (Kemenkes RI, 2012).

Cakupan penimbangan(D/S) balita di posyandu merupakan indikator yang

berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pad balita, Semangkin tinggi cakupan D/S

maka akan semangkin tinggi pula cakupan vitami A, cakupan imunisasi dan semakin

renndahya prevalensi gizi kurang. Cakupan D/S tahun 2016 belum mencapai target

85%, yaitu baru mencapai 73,45% dengan rincian 77,65% pada balita usia 0-23 bulan

dan 69,62% pada balita usia 24-59 bulan (Dinkes Sumsel, 2016).

Indikator Keberhasilan Pencapaian D/S tingkat Kabupaten Muara Enim dengan

target 85%. Cakupan penimbangan balita di posyandu dalam Kabupaten Muara Enim

pada tahun 2016-2018 dari 22 puskesmas yang ada di kabupaten Muara Enim,

Cakupan tertinggi pada tahun 2016 terjadi di puskesmas Ujan Mas yaitu 90,18%,

pada tahun 2017 terjadi di puskesmas Ujan Mas yaitu 91,0%, pada tahun 2018 terjadi

di puskesmas Sumaja Makmur yaitu 100%. Sedangkan cakupan terendah pada tahun

2016 terjadi di puskesmas Sukarami yaitu 62,58%, pada tahun 2017 cakupan terendah

terjadi di puskesmas Sumber Mulia yaitu 45,2%, pada tahun 2018 cakupan terendah

terjadi di puskesmas Lembak yaitu 59,5%. Akan tetapi walaupun Puskesmas Belida

Darat tidak termasuk cakupan terendah,masih ada posyandu yang masih rendah

cakupan penimbangannya di puskesmas belida daratyaitu pada tahun 2016 (66,71%),

tahun 2017 (59,3%), dan pada tahun 2018 sesesar 59,5% (Dinkes Muara Enim, 2016,

2017, 2018).

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

5

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang peneliti lakukandi wilayah kerja

Puskesmas Belida Darat didapatkan 10 Posyandu yaitu posyandu nuri, posyandu

merpati, posyandu punai, posyandu murai, posyandu melati, posyandu kutilang,

posyandu gelatik, posyandu camar, posyandu pipit, dan posyandu cendrawasih. Dari

hasil survei di 10 posyandu tersebut bahwa cakupan tertinggi pada tahun 2016 terjadi

posyandu punai yaitu 69% sedangkan cakupan terendah yaitu posyandu camar yaitu

35%, pada tahun 2017 cakupan tertinggi terjadi di posyandu merpati yaitu 69%

sedangkan cakupan terendah yaitu posyandu camar yaitu 39%, pada tahun 2018

cakupan tertinggi terjadi di posyandu punai yaitu 69% sedangkan cakupan terendah

yaitu di posyandu camar sebesar 37%.

Kehadiran ibu di posyandu dengan membawa balitanya sangat mendukung

tercapainya tujuan posyandu yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan balita, beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi perilaku ibu balita menimbang anaknya ke

posyandu diantaranya pengetahuan ibu, pengetahuan yang dimiliki seseorang akan

membentuk suatu sikap dan menimbulkan suatu perilaku dalam kehidupan sehari-hari

seperti hadir di posyandu. Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya

menyerap dan memahami pengetahuan, pendidikan dalam keluarga sangat

diperlukan, hal ini terkait dengan informasi tentang kunjungan ibu balita ke posyandu

dan rendahnya tingkat pendidikan erat kaitannya dengan perilaku ibu dalam

memanfaatkan sarana kesehatan (Aswadi, 2018).

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat diajukan

sebuah penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku ibu

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

6

dalam Kunjungan Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas

Belida Darat Tahun 2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Rendahnya kunjungan Balita ke posyandu camar tiga tahun terakhir, sehingga

peneliti tertarik meneliti tentang “Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku

ibu dalam kunjungan posyandu Balita di Posyandu Camar Wilayah kerja Puskesmas

Belida Darat tahun 2019”

1.3 Pertanyaan Penelitian

Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam kunjungan

Posyandu balita di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskemas Belida Darattahun

2019?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan perilakuibu dalam

kunjunganPosyandu balita di posyandu Camar di Wilayah Kerja Puskemas Belida

Darat.

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

7

1.4.2 Tujuan khusus

a. Diketahuinya hubunganfaktor pengetahuan ibu dengan perilaku ibu dalam

kunjunganPosyandu balitadi posyandu Camar di Wilayah Kerja Puskemas Belida

Darat 2019.

b. Diketahuinyahubungan antara faktor tingkatpendidikan dengan perilaku ibu

dalam kunjungan kunjungan posyandu balita di posyandu Camar di Wilayah

Kerja Puskemas Belida Darat tahun 2019.

c. Diketahuinya hubunganantara faktor pekerjaandenganperilaku ibu dalam

kunjungan posyandu balita di posyandu Camar di Wilayah Kerja Puskemas

Belida Darat tahun 2019.

d. Diketahuinya hubungan antarafaktor sikap dengan perilaku ibu dalam kunjungan

balita diPosyandu Camar di Wilayah Kerja Puskemas Belida Darat tahun 2019.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi peneliti

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti

perkuliahan di PSKM STIK Bina Husada di Palembang, menambah wawasan,

pengetahuan serta keterampilan dalam menganalisa masalah kesehatan khususnya

dalam bidang kesehatan masyarakat.

1.5.2 Bagi STIK Bina Husada.

Hasil penelitian ini dapat diharapkan sebagai sumber referensi perpustakaan

yang dapat menambah wawasan peneliti yang akan datangdan meningkatkan kualitas

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

8

pemahaman bagi mahasiswa STIK pada khususnya dan mahasiswa kesehatan pada

umumnya.

1.5.3 Bagi Posyandu Camar

Sebagai bahan masukan bagi posyandu-posyandu wilayah kerja Puskemas

Belida Darat Kabupaten Muara Enim untuk meningkatkan Sumber daya manusia

yang sehat dan berkualitas.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini masuk dalam area peminatan AKK (Administrasi Kebijakan

Kesehatan) yang bertujuan untuk diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan

dengan Perilaku ibu dalam Kunjungan Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah

Kerja Puskesmas Belida Darat Tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian

Kuantitatif dengan desain studi cross-sectional, Instrumen yang digunakan adalah

kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita

berumur 12-59 bulan pada saat dilakukan penelitian dengan jumlah sampel sebanyak

93 orang, Analisis data secara Univariat dan Bivariat dengan uji Chi-Square ( α =

0,05). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 – 18 Juni 2019.

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

2.1.1 Pengertian

Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga dan kesehatan yang dikelola dan

diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas

kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS / Norma Keluarga Kecil Bahagia

Sejahtera(Maternity, 2017).

Menurut Shakira (2009) dalam (Prasetyawati, 2012) Posyandu adalah suatu

forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang

mempunyai nilai strategis untuk mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.

2.1.2 Tujuan Penyelenggaraan Posyandu

a. Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak

b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR (Infant

Mortality Rate)

c. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan menunjang peningkatan hidup sehat

d. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga

tercapai peningkatan cakupan pelayanan kesehatan

9

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

10

e. Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi

untuk usaha kesehatan masyarakat (Prasetyawati,2012).

2.1.3 Fungsi Posyandu

a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan

dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama.

b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama

berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB (Materni, 2017).

2.1.4 Sasaran Posyandu

a. Bayi Usia < 1 tahun

b. Anak Balita 1-5 tahun

c. Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas

d. Wanita Usia Subur ( WUS)

(Prasetyawati,2012)

2.1.5 Kegiatan Pokok Posyandu

Beberapa kegiatan posyandu yang ada pada pada masyarakat sebagai berikut:

a. Kegiatan Ibu dan Anak

1) Ibu hamil

Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil mencangkup :

a) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader

posyandu

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

11

b) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan kelompok

ibu hamil pada setiap hari buka atau sesuai dengan kesepakatan.

2) Ibu nifas dan menyusui

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:

a) Penyuluhan kesehatan KB, ASI, dan Gizi ibu nifas

b) Pemberian vitamin A dan tablet besi

c) Perawatan payudara

d) Senam nifas

e) Pemeriksaan kesehatan

3) Bayi dan Anak Balita

Adapun pelayanan yang dilakukan mencakup:

a) Penimbangan berat badan

b) Penentuan status petumbuhan

c) Penyuluhan

b. Keluarga Berencana

Pelayanan KB yang dapat dilaksanakan oleh kader dalam posyandu adalah

pemberian kondom dan pil ulangan, jika ada tenaga puskesmas dilakukan suntikan

Kb dan Konseling Kb, bila tersedia ruangan dan peralatan menunjang bisa dilakukan

pemasangan UID.

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

12

c. Imunisasi

Pelayanan imunisasi dalam posyandu hanya dilakukan bila ada petugas

puskesmas, jenis imunisasi disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi, balita,

maupun ibu hamil.

d. Gizi

Pelayanan gizi dalam posyandu dilakukan oleh kader, sasarannya adalah bayi,

balita, ibu hamil dan wanita usia subur (WUS). Jenis pelayanan meliputi

penimbangan berat badan (BB), penyuluhan gizi, pemberian mkana tambahan (PMT),

vitamin A dan Fe, khusus ibu hamil dan nifas ditambah tablet besi dan kapsul yodium

untuk yang tinggal di daerah gondok endemic.

e. Pencegahan dan penanggulangan Diare

Pencegahan diare pada posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan

PHBS, dengan pemberian LGG, yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau

pemberian oralit.(Prasetyawati, 2012)

2.1.6 Manfaat Posyandu

Manfaat Posyandu dalam (Maternity, 2017) yaitu :

a. Bagi Masyarakat

1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan

dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

13

2) Memperoleh bantuam secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan,

terutama berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.

3) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan sektor lain.

b. Bagi Kader

1) Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya-upaya kesehatan yang terkait

dengan penurunan AKI dan AKB.

2) Dapat diwujudkannya aktualisasi diri dalam membantu masyarakat menyelesaikan

masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan AKB.

c. Bagi Puskesmas

1) Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunanan

berawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan

kesehatan strata pertama.

2) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan

sesuia dengan kondisi setempat.

3) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga, dan dana melalui pemberian pelayanan

secara terpadu.

d. Bagi sektor lain

1) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor

terkait, utamanya yang terkait dengan upyaa AKI dan AKB sesuai dengan kondisi

setempat.

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

14

2) Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan

tugas pokok dan fungsi masing-masing sektor.

Sistem yang digunakan pada pelaksanaan posyandu biasanya menggunakan sistem

lima meja yang meliputi :

a) Meja I, melayani :

1) Pendaftaran

2) Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur

b) Meja II, melayani :

Penimbangan berat badan

c) Meja III, melayani :

Pengisian KMS (kartu menuju sehat) berdasarkan hasil penimbangan berat badan.

d) Meja IV, melayani :

1) Informasi berat badan naik atau tidak, ibu hamil dengan resiko tinggi, pasangan

usia subur yang belum menjadi aseptor KB.

2) Penyuluhan kesehatan

3) Pelayanan pemberian makanan tambahan, oralit, vitamin A, tablet zat besi,

kondom, pil KB untuk kunjungan ulang.

e) Meja V, melayani :

1) Pemberian imunisasi

2) Pemeriksaan kehamilan

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

15

3) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan

4) Pelayanan KB IUD/suntik

Untuk meja I sampai meja IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V

dilaksanakan oleh petugas kesehatan.

2.1.7 Penyelenggaraan Posyandu

Menurut Kemenkes RI, 2012 penyelengaraan posyandu terbagi atas :

a. Pengelola Posyandu

Dalam penyelenggaraannya, pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat

pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-

kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara.

Berikut ini beberapa kriteria pengelola Posyandu.

1) Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat.

2) Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan mampu memotivasi

masyarakat.

3) Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.

b. Waktu dan Lokasi Posyandu

Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam sebulan. Jika

diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu (1) kali dalam sebulan. Hari dan

waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan masyarakat. Posyandu berlokasi di setiap

desa/kelurahan/RT/RW atau desa, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

16

perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun oleh swadaya masyarakat. Tempat

penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada di lokasi yang mudah

dijangkau oleh masyarakat.

2.2 Konsep Perilaku

2.2.1 Pengertian Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

yang bersangkutan, Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari

manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang

sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya.

Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi, dan emosi juga merupakan

perilaku manusia. Pengertian perilaku secara umum adalah perbuatan atau tindakan

yang dilakukan makhluk hidup. (Priyoto, 2015)

Perilaku itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas.

Seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan resposns atau reaksi

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku ini

terjadi memalui proses adanya stimulus terhadap organsme dan kemudian organisme

tersebut merespons, maka teori skiner ini desebut teori “S-O-R” atau Stimulus

Organisme Respons. Skiner membedakan adanya dua respon yaitu :

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

17

a. Respondent response atau reflexive, yakni respons yang diitmbulkan olh

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut

eliciting stimulations, karena menimbulkan rspons-respons yang relatif tetap.

b. Operant response atau instrumental response, yakni respons yang timbul dan

berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan tertentu.

Perangsang ini disebut reinforcing stimulations atau reinforcer.

Notoatmodjo (2014)

2.2.2 Bentuk Perilaku

Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus maka perilaku dibedakan menjadi

dua: Notoatmodjo (2014)

a. Perilaku tertutup atau cover behavior

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup

(covert). Respos atau reaksi terhadap stimulus ini masih berbatas pada perhatian,

persepsi pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima

stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Misalnya :

seorang ibu hamil tahu pentingya pemeriksaan kehamilan. (pengetahan)

b. Perilaku terbuka atau overt behavior

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.

Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik

(practice). Misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya.

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

18

2.2.3 Perilaku Kesehatan

Pada dasarnya perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme)

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan serta lingkungan (Priyoto, 2015)

2.2.4 Domain Perilaku

Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat

tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain daro orang yang bersangkutan.

Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni :

a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan,

yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tinkat emosional,

jenis kelamin, dan sebagainya.

b. Deteminan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial,

budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Fakor lingkungan ini sering

merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

Seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusi itu kedalam tiga

domain, sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu Kognitif (cognitive), afektif

(affective), dan psikomotor (psychomotor). Dalam perkemangannya, teori ini untuk

mengukur hasil pendidikan kesehatan yakni :

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

19

1) Pengetahuan ( Knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukun

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melaui pancaindra

manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behavior)

Dalam Domain Kognitif, tingkat pengetahuan mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

a). Tahu (know)

Tahu diartikan sebagi mengingat suatu materiyang telah dipelajari sebelumnya.

b). Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai mengingat suatu kemampuan untk menjelaskan

denganbenar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

c). Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menjabarkan materi yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

d). Analisis (analysis)

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

20

Analisis dapat diartikan suatu kemampuan menjabarkan materi atau objek ke

dalam komponen, tetapi masih didalam suat struktur organisasi, dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

e). Sintesis (synthesis)

Sintasis adalah suatu kemampuan untuk menyususn formulasi baru di formulasi-

formulasi yang sudah ada.

f). Evaluasi (evaluasi)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

objek atau materi tertentu.

Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku tidak di dasari oleh pengetahun.

Penelitian Rongers mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi peilaku

baru (berperilaku baru) didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,

yaitu :

(1) Kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus (objek)

(2) Merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut.

(3) Menimbang-nimbang terhadap baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

(4) Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang

dikehendaki oleh stimulus

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

21

(5) Adopsi, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Priyoto, 2015).

2) Sikap (atttude)

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap

itu mempunyai tiga komponen pokok (Notoatmodjo, 2014).

a) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

b) Kehidupan emosional atau elevasi terhadap suatu objek.

c) Kecenderungan untuk bertindak (tend to bhave)

New comb, salah seorang ahli psiklogis sosial menyatakan bahwa sikpa itu

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,

akan tetapi merupakan perdisposisi tindakan suau perilaku. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka ata tingkah laku yang

terbuka.

3) Tindakan atau Praktik (Practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).

Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Antara lain adalah fasilitas.

Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan yaitu : (Notoatmodjo. 2014)

a) Respons Terpimpin (guided response)

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

22

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan

contohmerupakan indikator praktik tingkat pertama.

b) Mekanisme (mecanisme)

Apabila seseorang tlah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,

atau sesuat itu sudah merupakan kebiasaan, maka it sudah mencapak praktik

tingkat kedua.

c) Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran

tindakan tersebut.

2.3 Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam Kunjungan

Posyandu Balita

2.3.1 Pengetahuan

2.3.1.1 Pengertian Pengetahuan

Dikutip dari Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

(Budiman dan Riyanto, 2013).

2.3.1.2 Cara mengukur pengetahuan

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

23

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan ini materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden

(Notoatmodjo, 2012).

Dalam membuat kategori tingkat pengetahuan bisa juga dikelompokkan

menjadi dua kelompok jika yang diteliti masyarakat umum, yaitu sebagai berikut

(Budiman dan Riyanto, 2013).

1) Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 50%.

2) Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤ 50%.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ester (2017) dengan judul Hubungan

pengetahuan dan sikap ibu dengan kunjungan ke posyandu balita di kelurahan

mangga wilayah kerja Puskesmas Simalingkar Medan. Hasil penelitian menunjukkan

ada hubungan pengetahua dan sikap dengan kunjungan ke posyandu balita di

Kelurahan Mangga wilayh kerja Puskesmas Simalingkar Medan dengan nilai p-value

= 0,000 (p<α=0,05) .

2.3.2 Pekerjaan

Status pekerjaa ibu sangat mempengaruhi waktu untuk mengasuh anak, karena

ibu yang bekerja otomatis akan kehilangan sebagian waktu untuk mengasuh anak dan

perhatian terhadap anak, tremasuk waktu untuk membawa anak balitanya untuk

menimbang rutin setiap bulannya.

Menurut Thomas yang dikutip Nursalam (2016) pekerjaan adalah keburukan

yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan

keluarg. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

24

mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan

bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu

akan mempunyai pengaruh terhadap keluarga.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sri oktaria (2015), dengan judul Faktor-

faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu oleh ibu balita di Kelurahan

Kurao wilayah kerja Puskesmas Nanggalo kota Padang. Hasil penelitian terdapat

hubungan bermakna pengetahuan (p-value=0,011), Sikap (p-value=0,020), pekerjaan

(p-value=0,020), dukungan keluarga (p-value=0,001) dengan pemanfaatan posyandu

oleh ibu balita di Kelurahan Kurao wilayah kerja Puskesmas Naggalo kota Padang

tahun 2019.

2.3.3 Pendidikan

2.3.3.1 Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembeiajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia. serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat

(UU SISDIKNAS, 2013).

2.3.3.2 Jenis Pendidikan

Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2013, Satuan pendidikan adalah

kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal,

nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

25

a. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang

terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

b. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang

dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

c. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan

Menurut Undang-Undang No.20 (2003), tingkat dan sistem persekolahandi Indonesia

pendidikan dikelompokkan menjadi :

a. Tingkat sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah yang berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah

Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama

(SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

b. Tingkat sekolah menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar, yang

terdiri atas pendiidkan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan,

pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah

Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah

Kejuruan (MAK), atau berbentuk lain yang sederajat.

c. Tingkat perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencangkup pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis,

dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sri Hertati (2015), dengan judul Hubungan

tingkat pendidikan, tingkat pengetahan, dan sikap ibu balita dengan kujungan

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Selawang. Hasil penelitian menunjukkan uji

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

26

statistik pada hubungan tingkat pendidikan ibu balita, tingkat pengetahuan ibu balita,

dan sikap ibu balita dengan kunjungan ke posyandu didapatkan nilai (p< 0,05).

Kesimpulan ada hubungan tingkat pendidikan(p-value=0,016), tingkat pengetahuan

(p-value=0,019), dan sikap (p-value=0,0001) ibu balita dengan kunjungan ke

posyandu)

2.3.4 Sikap

2.3.4.1 Pengertian sikap

Sikap adalah derajat efek positif atau efek negative yang dikaitkan dengan suatu

obyek psikologis. Sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur

melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap

respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya.

La Pierre yang dikuti dalam Azwar (2013),mengemukakan pendapat bahwa sikap

adalah suatu pola atau perilaku tendensi ataupun kesiapan untuk seseorang agar bisa

menyesuaikan diri atau mungkin disebut sebagai adaptasi. Dimana adaptasi itu bisa

dilakukan dengan cara rumit ataupun sederhana. Sikap juga bentuk respon dari

stimulan sosial yang sudah terkondisikan.

Dari sini sikap dapat digambarkan sebagai kecenderungan subyek merespon suka

atau tidak suka terhadap suatu obyek. Sikap pada hakekatnya adalah tingkah laku

yang tersembunyi yang terjadi secara disadari atau tidak disadari (Priyoto, 2015)

Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau obyek. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

27

tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku

(Umar, 2016)

2.3.4.2 Komponen Sikap

Menurut Priyoto (2015) Struktur sikap terdiri dari 3 komponen pokok yang

saling menunjang, yaitu:

a. Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan

dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan

dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.

b. Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang berhubungan

dengan rasa senang atau tidak senang terhadap obyek sikap. Rasa senang

merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang adalah hal negative.

c. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak atau berperilaku

terhadap obyek sikap.

Menurut (Umar, 2016)menjelaskan sikap itu mempunyai 3 komponen pokok

yaitu

a. Komponen kepercayaan (keyakinan) yaitu komponen yang berkaitan dengan ide,

pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan

bagaimana orang mempersepsi terhadap suatu objek.

b. Komponen kehidupan emosional atau evaluasi merupakan komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

28

senang merupakan hal positif dan rasa tidak senang merupakan hal negatif.

Komponen ini menunjukkan arah sikap yaitu positif dan negative

c. Komponen kecenderuangan untuk bertindak (tend yo behave) merupakan aspek

kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh

seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi

terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.

2.3.4.3 Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (2014) sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu:

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek)

b. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah

adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga (kecenderungan untuk bertindak).

d. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

29

2.3.4.4 Ciri-ciri sikap

Menurut Priyoto (2015) ada beberapa ciri sikap yaitu sebagai berikut :

a. Sikap tidak dibawa sejak lahir

b. Sikap selalu berhubungan dengan objek sikap

c. Sikap dapat tertuju pada satu objek saja maupun tertuju pada sekumpulan obyek-

obyek

d. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar

e. Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi

2.3.4.5 Faktor yang menyebabkan perubahan sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap, antara lain:

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam pribadu manusia itu sendiri.

Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan

mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia. Faktor ini

berupa interaksi social diluar kelompok.

2.3.4.6 Fungsi sikap

Sikap memiliki fungsi sebagai berikut yaitu :

a. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri

b. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku

c. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

30

d. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian (Priyoto, 2015).

2.3.4.7 Pengukuran Sikap

Skala Like merupakan skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu gejala atau fenomena tertentu.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai urutan nilai-nilai atau pointpada skala likert

didalam penelitian ini:

a. Sangat Setuju (SS) : 5

b. Setuju (S) : 4

c. Netral (N) : 3

d. Tidak Setuju (TS) : 2

e. Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

(sumber: Fatir M.N. 2013. Cara menghitung Skala Likert)

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Achmad (2017), dengan judul Faktor-faktor

yang berhubungan dengan perilaku ibu balita menimbang anaknya ke posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Way Panji Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung

Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan (p-

value=0,027) ada hubungan sikap (p-value=0,027), tidak ada hubungan jarak

posyandu (p-value=0,027), ada hubungan tenaga kesehatam (p-value=0,009), ada

hubugan dukungan keluarga (p-value=0,067), tidak ada hubungan dukungan teman

(p-value=0,067), ada hubungan dukungan tokoh masyarakat (p-value=0,013), dan ada

hubungan dukungan kader (p-value=0,010), dengan perilaku ibu menimbang anaknya

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

31

ke posyandu. Ada hubungan pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga, tokoh

masyarakat serta dukungan kader denga perilaku ibu menimbang anaknya ke

posyandu.

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

32

2.4 Penelitian Terkait

Tabel 2.1

Penelitian-Penelitian Yang Relevan Dengan Penelitian Ini

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Hasil penelitian PenelitianIni

1 Retno Sugiyarti,

(2018)

Kepatuhan Kunjungan

Posyandu dan status Gizi

Balita di Posyandu

Karangbendo Banguntapan,

Bantul, Yogyakarta

Adanya hubungan antara tingkat

kepatuhan kunjungan posyandu

dengan status gizi balita di

Posyandu karangbendo

Banguntapan Bantul,

Yogyakarta

Persamaan : Variabel

Dependen Tingkat

Kepatuhan Kunjungan

Posyandu

Perbedaan : Variabel

Independen Status Gizi

Balita

2 Lely Toad,

(2013)

Faktor-faktor yang

berhubungan dengan

kunjungan balita di

posyandu .

Ada hubungan yang bermakna

antara Pengetahuan dan

kunjungan balita di posyandu

Kelurahan karondoran

kecamatan Ranowulu Kota

Betung

Persamaan : Variabel

Dependen Kepatuhan

Kunjungan Posyandu

3 Rina Dwi

Aryani (2012)

Faktor yang berhubungan

dengan frekuensi

penimbangan balita di

posyandu

Ada hubungan pengetahuan ibu

dengan frekuensi penimbangan

balita di posyandu.

Perbedaan : Variabel

Dependen Frekuensi

Penimbangan balita di

Posyandu

4 Ester mei frida

(2012)

Hubungan pengetahuan dan

sikap ibu dengan kunjungan

ke posyandu balita di

kelurahan mangga wilayah

kerja puskesmas

Simakingkar Medan

Ada hubungan pengetahuan dan

sikap dengan kunjungan ke

posyandu balita di kelurahan

Mangga wilayah kerja

puskesmas simalingkar Medan

dengan nilai p-value=0,000

(p<α=0,05)

Persamaan : Variabel

Dependen Kepatuhan

Kunjungan Posyandu

5 Reihana (2016) Faktor-faktor yang

berhubungan dengan

tingkat partisipasi ibu balita

untuk menimbang balita ke

posyandu wilayah kerja

Puskesmas Panjang Bandar

lampung tahun 2016

Diperoleh faktor-faktor yang

paling dominan pengaruhnya

terhadap partisifasi ibu

menimbang balita ke posyandu

adalah interaksi antara

pengetahuan ibu dengan

pendidikan ibu.

Perbedaan : Variabel

Dependen Partisipasi Ibu

Balita menimbang ke

Posyandu

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

33

2.5 Kerangka Teori

2.5.1 Model Lawrence W. Green

Menurut Teori Lawrence Green (1980) dalam Priyoto (2015), Green membagi

faktor perilaku menjadi 3 faktor, yaitu :

2.5.1.1 Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

Yaitu faktor yang memotivasi suatu perilaku atau mempermudah terjadinya

perilaku seseorang. Perilaku ibu dalam kunjungan ke posyandu dapat dihubungkan

dengan faktor predisposisi seperti umur, pendidikan, pendapatan keluarga,

pengetahuan, sikap dan riwayat penyakit keluarga.

2.5.1.2 Faktor yang mendukung atau faktor pemungkin (Enabling Factors)

Yaitu faktor lanjutan dari faktor predisposisi, dimana motivasi untuk

terjadinya perubahan perilaku tersebut dapat terwujud. Biaya, informasi kesehatan,

pelayanan kesehatan, dan media informasi menjadi faktor pemungkin bagi setiap

individu untuk berperilaku. Hal ini disebabkan karena seseorang akan mendapat dan

mencari informasi kesehatan maupun mendapat atau mencari informasi mengenai

pencegahan dan pengobatan apabila adanya akses ke informasi dan pelayanan

kesehatan tersebut. Selain informasi kesehatan dan media informasi, faktor

lingkungan juga memiliki andil untuk mempengaruhi perilaku karena faktor

lingkungan dapat memfasilitasi perilaku atau tindakan tersebut seperti biaya akses

informasi dan biaya ke fasilitas kesehatan sehingga individu dapat mencari informasi

mengenai perkembangan tren kesehatan, pencegahan penyakit dan pengobatan yang

dibutuhkan.

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

34

2.5.1.3 Faktor yang mendorong atau faktor penguat (Reinforcing Factors)

Merupakan faktor yang diperoleh dari orang terdekat dari adanaya dukungan

social yang diberikan ke individu tersebut seperti keluarga, teman, guru maupun

petugas kesehatan yang dapat diberikan dari orang-orang terdekat diharapkan

dapat mendorong terjadinya perubahan perilaku.

Green (1980) dalam Priyoto (2015) menggambarkan secara ringkas seperti

terlihat pada bagan 2.1 berikut ini:

Bagan 2.1

Faktor yang mempengaruhi perilaku menurut Lawrence W. Green (1980)

Sumber: Priyoto (2015)

Faktor Predisposisi

- Demografi

- Pengetahuan

- Sikap

- Pekerjaan

- Nilai-nilai persepsi, dll

Faktor Pendukung

- Lingkungan Fisik

- Ketersediaan Fasilitas

- Ketersediaan sarana

Faktor Pendorong

- Sikap Petugas Kesehatan

- Perilaku Petugas Kesehatan

Perilaku

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian

survey analitik dan rancangan cross sectional (Studipotonglintang), dimana untuk

mengetahui hubungan variabel independen dan dependen yang pengukurannya

dilaksanakan pada waktu yang sama (serentak) (Notoatmodjo,2018).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Camar di Wilayah kerja Puskesmas

Belida Darat

3.2.2 Waktu penelitian

Penelitian inidilaksanakanpadatanggal 10-18 Juni 2019.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013). Populasi dalam

penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita di Posyandu camar berjumlah 93

orang.

35

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

36

3.3.2 Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini

(Notoatmodjo, 2018). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.

Total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel.

Berdasarkan kriteria Inklusi sebagai berikut :

a. Ibu bersedia untuk menjadi responden

b. Bertempat tinggal tetap di wilayah kerja Puskesmas Belida Darat

c. Ibu mempunyai Balita usia 12-59 bulan

3.4 Kerangka Konsep

Notoatmodjo (2018) Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh

generalisasi dari hal-hal yang khusus.

Independen Dependen

Pengetahuan

Perilaku kunjungan ke

posyandu pada ibu balita

Pendidikan

Pekerjaan

Sikap

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

37

3.5 Definisi Operasinal

No Variable Definisi Operasional Cara ukur Alat

Ukur Hasil Ukur

Skala

Ukur

1 Perilaku

Kunjungan

balita ke

posyandu

Peran serta ibu dalam

membawa anak

balitanya secara teratur

setiap bulan ke

posyandu untuk

mendapatkan

pelayanan kesehatan

selama 1 tahun

Wawancara

& Observasi

KMS

Kuisioner

0 = Kurang baik, jika

berkunjung < 8

kali

1 = Baik, jika

berkunjung ≥ 8

kali

(Kemenkes RI,

2017)

Ordinal

2 Pengetahuan

ibu tentang

posyandu

Tingkat pemahaman

yang dimiliki seorang

ibu tentang posyandu

Wawancara Kuisioner

0 = Kurang, jika skor

≤ 50%

1 = Baik, jika skor

>50%

(Budiman & Riyanto,

2013)

Ordinal

3 Pendidikan

Tingkat pendidikan

terakhir responden

bedasarkan ijaza

terakhir

Wawancara

Kuisioner 0 = Rendah, jika

<SMA

1 = Tinggi, jika ≥

SMA

(UU no 20 tahun

2003)

Ordinal

4 Pekerjaan Mata pencaharian ibu

yang bertujuan

mendapat penghasilan

dalam rangka

memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari

Wawancara Kuisioner

0 =Tidak bekerja

(Ibu rumah

tangga)

1 = Bekerja

(PNS,Wiraswast

a,Petani)

(BPS, 2018)

Nominal

5 Sikap Respon ibu terhadap

pernyataan yang

diberikan tentang

kegiatan posyandu

Wawancara

Kuisioner

0 = Kurang baik bila

skor<mean

(31,41)

1 = Baik, bila Skor≥

mean(31,41)

Ordinal

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

38

3.6 Hipotesis

Arikunto (2013) Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Pada

penelitian ini hipotesis Ha sebagai berikut:

e. Ada hubunganantara pengetahuan ibu denganperilaku ibu

dalamkunjunganposyandubalita diPosyandu camar Wilayah Kerja Puskemas

Belida Darat Kabupaten Muara Enim tahun 2019.

f. Ada hubunganantarapendidikandengan perilaku ibu dalam kunjungan

Posyandubalita di posyandu camar Wilayah Kerja Puskemas Belida Darat

Kabupaten Muara Enim tahun 2019.

g. Ada hubunganantara pekerjaandenganperilaku ibu dalamkunjungan posyandu

balita diPosyanducamar Wilayah Kerja Puskemas Belida Darat Kabupaten

Muara Enim tahun 2019.

h. Ada hubunganantara Sikap dengan perilaku kunjungan ibu dalam kunjungan

posyandu balita di Posyandu camar Wilayah Kerja Puskemas Belida Darat

Kabupaten Muara Enim tahun 2019.

3.7 Pengumpulan Data

3.7.1 Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti.

Pengambilan data primer dilaksanakan dengan bantuan enumerator sebanyak

1 orang yang telah mendapat penjelasan tentang cara pengisian kuesioner oleh

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

39

peneliti. Pengambilan data ini ditujukan kepadaibu yang mempunyai Balita di

Posyandu camar Tahun 2019.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data laporan dan gambaran umum tempat

penelitian serta gambaran umum posyandu Camar tahun 2019.

3.7.3 Instrumen Pengumpulan Data

Dalam melakukan wawancara pada responden, peneliti melakukan wawancara

dengan menggunakan instrument berupa kuesioner. Kuesioner dalam

penelitian ini menggunakan kuesioner penelitian Meiyenta (2014).

3.8 Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2018) Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi

dengan melalui proses tahapan sebagai berikut :

3.8.1 Editing data

Editing wawancara, angket atau pengamatan lapangan harus dilakukan

penyuntingan (Editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah kegiatan yang

dilakukan untuk pemecahan dan perbaikan isi kuesioner tersebut.

3.8.2 Coding data

Setelah semua kuesioner di edit atau disunting, selanjutnya dilakukan

pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

40

data angka atau bilangan. Coding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam

memasukkan data (data entry).

3.8.3 Entry data

Data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk

kode (angka) yang dimasukkan kedalam program atau software computer.

3.8.4 Cleaning data

Apabila semua data dari sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu

di cek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-

kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan

pembentukan atau koreksi.

3.9 Analisa Data

Untuk menunjang kearah pembuktian hipotesis yang diajukan, maka teknik

analisis statistik yang digunakan adalah :

3.9.1 Analisa univariat

Analisis Univariat bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan

karakteristik setiap variable penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis

datanya. Untuk data numeric digunakan nilai mean atau rata-rata, median, dan standar

deviasi. Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi

persentase dari setiap variable (Notoatmodjo, 2018).

Sedangkan di dalam penelitian ini analisis ini digunakan untuk melihat

distribusi frekuensi dari variable bebas yaitu : Pengetahuan, tingkat pendidikan,

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

41

pekerjaan, dan Sikap ibu, serta variable terkaitnya yaitu Perilaku ibu dalam

kunjungan posyandu balita.

3.9.2 Analisa bivariat

Analisis biavariat adalah dilakukan terhadap dua variable untuk mengetahui

apakah terdapat hubungan antara variable dependen (perilaku ibu dalam kunjungan

posyandu balita) dengan variable independen (pendidikan, sikap, pengetahuan,

pekerjaan) (Notoatmodjo, 2018). Dalam analisis ini penelitian menggunakan Chi-

Square yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variable independen

dan variable dependen.

Batas keyakinan yang digunakan adalah 0,05 pengambilan keputusan statistic

dilakukan dengan membandingkan nilai p (p value) dengan nilai (0,05) dengan

ketentuan:

a. Bila p value ≤ 0,05 maka Ho ditolak, berarti ada hubungan bermakna antara

variable dependen dan variable independen

b. Bila p value > 0,05 maka Ha diterima maka tidak ada hubungan antara variable

dependen dan variable independen.

c. Analisis keeratan hubungan antara dua variable tersebut, dengan melihat Odd

Ratia (RO) besar kecilnya nilai OR menunjukan besarnya keeratan hubungan

antara dua variabel yang diuji.

Dalam penelitian ini derajad kepercayaan yang digunakan adalah 95% dengan α

sebesar 5%. Sehingga bisa diasumsikan jika Pvalue ≤ 0,05 disimpulkan bahwa terdapat

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

42

hubungan yang bermakna (signifikan) atau menunjukan data hubungan antara

variabel yang diteliti sedangkan, jika Pvalue ≥ 0,05 berarti hasil perhitungan statistic

tidak bermakna atau tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel yang

diteliti.

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Puskesmas Belida DaratKabupaten Muara Enim

Puskesmas Belida Darat berdiri pada tahun 2017 dan mulai beroperasi pada

Bulan januari Tahun 2018, yang di Pimpin oleh Junius, SKM , Puskesmas Belida

Darat adalah pecahan dari Puskesmas Lembak, Puskesmas Belida Darat Terletak di

Desa Tanjung Bunut Kec. Belida Darat Kab. Muara Enim.

Kecamatan Belida Darat merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

Kabupaten Muara Enim, dengan luas wilayah 13,961 Ha. Batas wilayah Kecamatan

Belida Darat sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lembak

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Ogan Ilir

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelekar

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Prabumulih

Kecamatan Belida Darat adalah kecamatan baru yang berdiri pada tahun 2013,

merupakan kecamatan yang baru berkembang dan merupakan kecamatan pecahan/

pemisahan dari kecamatan lembak yang ibukota kecamatan terletak di desa Tanjung

Bunut Kabupaten Muara Enim.

Pada tahun 2018, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Belida Darat

adalah 13.720 jiwa, yang tersebar di sepuluhdesa. Lebih dari separuh (6815 jiwa)

43

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

44

penduduk berjenis kelamin Laki-Laki. Distribusi penduduk menurut kelompok umur

yang terbanyak adalah penduduk berumur 20-24 tahun, yaitu berjumlah 1114 jiwa.

Penduduk kelompok umur terbanyak kedua adalah penduduk kelompok umur 25-29

tahun berjumlah 1080 jiwa, dan umur 10-14 tahun yang berjumlah 1438 jiwa. Hal ini

merupakan potensi di wilayah kerja Puskesmas Belida Darat yang harus

diperdayakan demi mendukung berbagai upaya kesehatan yang dilakukan oleh

Puskesmas Belida Darat.

4.1.2 Visi Misi

VISI :

”Tercapainya pelayanan kesehatan yang prima dengan mendorong

masyarakat untuk hidup sehat”.

MISI :

1. Meningkatkan Pelayanan kesehatan UKP dan UKM di dalam Gedung

dan di Luar Gedung

2. Meningkatkan Kemitraan bersama

3. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu

4. Mengikuti standar yang telah ditetapkan dalam pelayanan kesehatan.

4.1.3 Motto dan Tata Nilai

Motto : ”Tekadku, Masyarakat Sehat”

Tata Nilai :

Bekerja dengan semangat

Etika dijaga, senyum dan salam dalam melayani

Langkah-langkah pelayanan sesuai SOP

Ikhlas, Jujur dan bertanggung jawab

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

45

Disiplin kerja selalu diutamakan

Amanah melaksanakan tugas yang diberikan

Diutamakan kebersamaan bagi seluruh staf

Anda sehat adalah tujuan kami

Rajin dalam menambah wawasan

Aman dan ketentraman selalu diprioritaskan

Terampil dan Kreatif

4.1.4 Keadaan Fasilitas Kesehatan

Untuk menunjang peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, maka

sangat dibutuhkan fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

Belida Darat terdiri atas :

a. Puskesmas

1) Ruang Pimpinan

2) Ruang Tata Usaha

3) Ruang Laboratorium

4) Ruang Gilingan Mas

5) Ruang KIA/KB

6) Ruang BP

7) Ruang Apotik

8) Unit Pendaftaran / Kasir

9) Aula

10) Gudang

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

46

b. Puskesmas Pembantu (Pustu)

1) Pustu Gaung Asam

2) Pustu Sialingan

4.1.5 Jenis Pelayanan Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim

4.1.5.1 Upaya wajib

Upaya kesehatan wajib adalah upaya pelayanan kesehatan yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional dan global yang mempunyai daya ungkit

tinggi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Ada enam (6) Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas, yaitu :

a. Upaya Promosi Kesehatan.

Promosi Kesehatan Puskesmas adalah Upaya Puskesmas melaksanakan

pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan

kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri agar

Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Adapun kegiatan yang telah dilakukan adalah :

1) Penyuluhan kesehatan individu, kelompok khusus dan masyarakat yang

mencakup :

a) Penyuluhan PHBS,

b) Penyuluhan KIA-KB,

c) Penyuluhan Penyakit Menular dan Imunisasi,

d) Penyuluhan Gizi,

e) Penyuluhan Napza dan Kespro

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

47

f) Penyuluhan Manajemen Posyandu.

2) Memasang poster-poster di Puskesmas, Pustu, Polindes danPosyandu;

3) Melakukan Aksi Cekal Demam Berdarah pada saat wabahdengan

Menyebarkan leafet tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD);

4) Membuat jadwal penyuluhan selama setahun, pencatatan danpelaporan

setiap bulan.

b. Upaya Kesehatan Lingkungan.

Tujuannya untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin

kesehatan melalui kegiatan pencegahan penyakit dan pengawasan lingkungan.

Kegiatan yang dilakukan yaitu:

1) Pemeriksaan Tempat-tempat Umum (TTU);

2) Pemeriksaan Tempat Pengolahan Makanan (TPM);

3) Pemeriksaan kantin Sekolah;

4) Penyediaan sarana air bersih dan jamban sehat;

5) Penyehatan lingkungan pemukiman;

6) Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan;

7) Pencatatan dan pelaporan.

c. Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana.

1) Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Upaya Pelayan KIA adalah upaya pelayanan kesehatan berupa pelayanan dan

pemeriksaan kesehatan bagi: Ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, anak bayi dan balita

melalui pendekatan MTBS.

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

48

Tujuannya menurunkan angka kesakitan dan kematian bagi ibu hamil, ibu

melahirkan, ibu nifas, ibu menyusui, serta bayi dan balita.

Sasaran kegiatan KIA : bayi, anak balita, anak prasekolah, ibu hamil, ibu

melahirkan, ibu nifas/menyusui, serta pasangan usia subur dan ibu berisiko tinggi.

Upaya pelayanan yang dilakukan:

a) Pemeriksaan ibu hamil;

b) Pencatatan dan pelaporan;

c) Pemeriksaan bayi dan balita;

d) Penyuluhan kesehatan;

e) Pengobatan sederhana;

f) Melakukan imunisasi;

g) Melakukan kunjungan rumah;

h) Deteksi tumbuh kembang bayi dan balita;

i) Deteksi bumil resiko tinggi;

j) Pelayanan KB;

k) Posyandu.

2) Upaya Pelayanan KB.

Pengertian KB adalah perencanaan kehamilan sehingga kehamilan hanya terjadi

pada waktu yang di inginkan ,jarak antara kehamilan diperpanjang dan kelahiran

selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah mencapai jumlah yang

dikehendaki, untuk membina kesejahteraan seluruh keluarga dengan sebaik-baiknya

menuju norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

49

Tujuan:

a) Meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi yang efektif;

b) Menurunkan angka kelahiran bayi;

c) Menurunkan angka kematian ibu hamil;

d) Meningkatkan kesehatan masyarakat / keluarga dengan cara penjarangan

kehamilan.

Sasaran:

a) Pasangan usia subur (PUS);

b) Ibu yang mempunyai resiko tinggi.

Kegiatan KB:

a) Penyuluhan mengenai KB;

b) Pelayanan kontrasepsi;

c) Konsultasi keluarga berencana;

d) Pencatatan dan pelaporan.

d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Upaya perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi serta

konsumsi pangan, sehingga berdampak pada perbaikan keadaaan atau status gizi,

terutama status gizi kurang dan status gizi buruk, serta mempertahankan keadaan

status gizi baik.

Pelayanan gizi yang dilakukan meliputi :

1) Pembinaan Upaya Perbaikan Gizi Keluarga

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

50

Kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan sesuai jadwal Posyandu yang tersebar

diwilayah kerja Puskesmas

2) Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi

Kegiatan dilaksanakan di Puskesmas, Posyandu dan Taman Kanak-kanak (TK),

yang pelaksanaannya pada bulan Februari dan Agustus.

3) Pelayanan dan Konseling Gizi

Kegiatan ini dilaksanakan di Puskesmas yang buka setiap hari kerja sesuai

dengan jam pelayanan, baik pasien yang datang langsung ke Puskesmas maupun

pasien rujukan dari poli-poli yang ada di Puskesmas.

e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit bertujuan untuk menurunkan

angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit menular dan tidak

menular yang ditemukan di wilayah Puskesmas. Meskipun sudah terjadi transisi

epidemiologi penyakit menular, namun hingga saat ini masih banyak ditemukan

kasus-kasus penyakit menular (Comunicable Diseases) bahkan sampai menimbulkan

Out Break (kejadian luar biasa/KLB) dengan menelan korban kematian.

Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit, Puskesmas

telah melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif antara lain : Surveilans

epidemiologi, sistem kewaspadaan dini KLB, pelacakan kasus dan penyelidikan

epidemiologi, penyuluhan tentang penyakit menular.

f. Upaya Pengobatan Dasar

Upaya pengobatan dasar, terdiri dari :

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

51

1) Upaya Pengobatan

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

a) Menegakkan diagnosis, memberikan pengobatan untuk penderita yang berobat

jalan

b) Mengirim (merujuk) penderita ke Rumah Sakit sesuai dengan jenis penyakit

yang tidak mampu dilayani Puskesmas

c) Menyelenggarakan Puskesmas Keliling/Posyandu untuk menjangkau wilayah

kerja Puskesmas atau wilayah pemukiman penduduk yang masih sulit sarana

transportasinya

2) Upaya Kegawatdaruratan

Upaya untuk mengatasi keadaaan gawat darurat agar pasien tidak meninggal,

memburuk keadaannya atau mencegah / mengurangi kecacatan

3) Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut

Upaya pengobatan gigi dan mulut di Puskesmas adalah upaya pengobatan gigi

dasar yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat diwilayah kerja

Puskesmas dengan prioritas kelompok masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi

dan mulut.

Kegiatan yang dilakukan berupa kegiatan didalam dilaksanakanyaitu:

a) Pencabutan gigi sulung;

b) Pencabutan gigi tetap;

c) Pengobatan;

d) Pencatatan dan Pelaporan

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

52

e) Sterilisasi alat

f) Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

g) Rujukan ke Rumah Sakit pada kasus yang berat

4) Upaya Pelayanan Laboratorium

Pelayanan laboratorium adalah pelayanan dasar esensial dibidang

laboratorium kesehatan yang diperlukan ditingkat Puskesmas.

Pemeriksaan laboratorium diselenggarakan secara efisien dan efektif untuk

mendukung upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,diagnosa dini

maupun terapi.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Distribusi Frekuensi Resonden

Hasil distribusi frekesnsi responden pada penelitian ini dapat kita lihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Yang Diteliti

No. Variabel Kategori Frekuensi Persentase

(%)

1 Perilaku Kurang Baik 57 61,3

Baik 36 38,7

2 Pendidikan Rendah 55 59,1

Tinggi 38 40,9

3 Pengetahuan Kurang 53 57

Baik 40 43

4 Pekerjaan Tidak bekerja 39 41,9

Bekerja 54 58,1

5 Sikap Kurang Baik 51 54,8

Baik 42 45,2

Sumber : Penelitian Siska, 2019

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

53

Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 93 orang responden, sebanyak 57

orang (61,3%) berperilaku kurang baik, lebih banyak dibandingkan responden

berperilaku baik sebanyak 36 (38,7%). 55 orang (51,9%) berlatar pendidikan rendah,

lebih banyak dibandingkan responden berlatar pendidikan tinggi sebanyak 38

(40,9%). Sebanyak 53 orang (57%) berpengetahuan kurang, lebih banyak

dibandingkan responden berpengetahuan tinggi sebanyak 40 (43%). 39 orang (42,9%)

tidak bekerja, lebih sedikit dibandingkan responden berkerja sebanyak 54 orang

(58,1%). 51 orang (64,8%) memiliki sikap kurang baik, lebih banyak dibandingkan

responden yang memiliki sikap baik sebanyak 42 (45,2%).

4.2.2 Hubungan Pendidikan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan

Posyandu Balita Di Posyandu

Untuk mengetahui hubungan pendidikan terhadap perilaku ibu dalam

kunjungan posyandu balita, dapat kita lihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Hubungan Pendidikan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan Posyandu

Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida Darat

Kabupaten Muara Enim Tahun 2019

No Pendidikan

Perilaku Jumlah P

value

OR

CI 95% Kurang Baik

N % N % N %

1. Rendah 41 74,5 14 25,5 55 100

0,002 4,027 2. Tinggi 16 42,1 22 57,9 38 100

JUMLAH 57 36 93

Sumber : Penelitian Siska, 2019

Dari tabel 4.2 di atas didapatkan dari 55 responden yang memiliki pendidikan

rendah 41 orang (74,5%) memiliki perilaku yang kurang,dan 14 orang (25,5%)

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

54

diantaranya memiliki perilaku yang baik. Sementara dari 38 responden yang

berpendidikan tinggi, 16 orang (42,1,%) diantaranya berperilaku kurang dan 22 orang

(57,9%) berperilaku baik.

Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p value = 0,002< 0,05, artinya ada

hubungan yang antara pendidikan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan Posyandu

Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim. Dengan demikian

hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku ibu

dalam kunjungan Posyandu Camardi Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara

Enim terbukti secara statistik.

Dari analisis diperoleh nilai OR : 4,027, artinya responden yang mempunyai

pendidikanrendahberesiko4,027kali untuk memilikiperilaku yang kurangbaik dalam

kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim

dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan tinggi.

4.2.3 Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan

Posyandu Balita Di Posyandu

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap perilaku ibu dalam

kunjungan posyandu balita, dapat kita lihat pada tabel berikut :

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

55

Tabel 4.3

Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan Posyandu

Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida Darat

Kabupaten Muara Enim Tahun 2019

No Pengetahuan

Perilaku Jumlah P

value

OR

CI 95% Kurang Baik

N % N % N %

1. Kurang 43 81,1 10 18,9 53 100

0,000 7,986 2. Baik 14 35 26 65 40 100

JUMLAH 57 36 93

Sumber : Penelitian Siska, 2019

Dari tabel 4.3 di atas didapatkan dari 53 responden yang memiliki

pengetahuan kurang,43 orang (81,1%) memiliki perilaku yang kurang, dan 10 orang

(18,9%) memiliki perilaku baik.Sementara dari 40 responden yang pengetahuan baik,

14 orang (35%) diantaranya berperilaku kurang, dan 26 orang (65%) berperilaku

baik.

Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p value = 0,000 < 0,05, artinya ada

hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan Posyandu

Camar di Puskesmas Belida DaratKabupaten Muara Enim. Dengan demikian

hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu

dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara

Enim terbukti secara statistik.

Dari analisis diperoleh nilai OR : 7,986, artinya responden yang mempunyai

pengetahuan kurang akan beresiko7,98 kali untuk memiliki perilaku yang kurangbaik

dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara

Enim dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan baik.

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

56

4.2.4 Hubungan Pekerjaan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan

Posyandu Balita Di Posyandu

Untuk mengetahui hubungan pekerjaan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan

posyandu balita, dapat kita lihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4

Hubungan Pekerjaan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan Posyandu

Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida Darat

Kabupaten Muara Enim Tahun 2019

No Pekerjaan

Perilaku Jumlah P

value

OR

CI 95% Kurang Baik

N % N % N %

1. Tidak

Bekerja

32 82,1 7 17,9 39 100

0,001 5,303 2. Bekerja 25 46,3 29 53,7 54 100

JUMLAH 57 36 93

Sumber : Penelitian Siska, 2019

Dari tabel 4.4 di atas didapatkan dari 39 responden yang tidak bekerja, 32

orang (82,1%) memiliki perilaku yang kurang,dan 7 (17,9%) responden berperilaku

baik, sementara dari 54responden yang bekerja, 25orang (46,3%)diantaranya

berperilaku kurang, dan 29 orang (53,7,%) berperilaku baik.

Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p value = 0,001< 0,05, artinya ada

hubungan antara pekerjaan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan Posyandu Camar

di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim. Dengan demikian hipotesis yang

menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam kunjungan

Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim terbukti secara

statistik.

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

57

Dari analisis diperoleh nilai OR : 5,303, artinya responden yangtidak memiliki

pekerjaanberesiko5,303 kali untuk memiliki perilaku kurang baik dalam kunjungan

Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim yang baik

dibandingkan dengan responden yang memiliki pekerjaan.

4.2.5 Hubungan Sikap Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan Posyandu

Balita Di Posyandu

Untuk mengetahui hubungan sikap terhadap perilaku ibu dalam kunjungan

posyandu balita, dapat kita lihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5

Hubungan Sikap Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan Posyandu Balita Di

Posyandu Camar Wilayah kerja Puskesmas Belida Darat

Kabupaten Muara Enim Tahun 2019

No Sikap

Perilaku Jumlah P

value

OR

CI 95% Kurang Baik

N % N % N %

1. Kurang 41 82 9 18 50 100

0,000 7,688 2. Baik 16 37,2 27 62,8 43 100

JUMLAH 57 36 93

Sumber : Penelitian Siska, 2019

Dari tabel 4.5 di atas didapatkan dari 50 responden yang memiliki sikap

kurang baik, 41 orang (82%) memiliki perilaku yang kurang, dan 9 orang (18%)

memiliki perilaku yang baik, sementara dari 43 responden yang memiliki sikap baik,

16 orang (37,2%) diantaranya berperilaku kurang, dan 27 orang (62,8%) berperilaku

baik.

Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p value = 0,000< 0,05, artinya ada

hubungan yang bermakna antara sikap terhadap perilaku ibu dalam kunjungan

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

58

Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim. Dengan

demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara sikap dengan perilaku ibu

dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara

Enim terbukti secara statistik.

Dari analisis diperoleh nilai OR : 7,688, artinya responden yang mempunyai

sikap yang kurang akan beresiko7,68 kali untuk memiliki perilaku yang kurangbaik

dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara

Enim dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap yangbaik.

4.3 Pembahasan

Dari hasil analisa yang telah dilakukan secara univariat maupun bivariat pada

variabel independen (pendidikan,pengetahuan, pekerjaan dan sikap) dan variabel

dependen (perilaku) di jelaskan sebagai berikut :

4.3.1 Hubungan Pendidikan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan

Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida

Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019

Dari dari 55 responden yang memiliki pendidikan rendah, 41 orang (74,5%)

memiliki perilaku yang kurang dan 14 orang (25,5%) diantaranya memiliki perilaku

yang baik. Sementara dari 38 responden yang berpendidikan tinggi, 16 orang

(42,1,%) diantaranya berperilaku kurang dan 22 orang (57,9%) berperilaku baik.

Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p value = 0,002 < 0,05, artinya ada

hubungan yang bermakna antara pendidikan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan

Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim. Dengan

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

59

demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang pendidikan dengan perilaku

ibu dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara

Enim terbukti secara statistik.

Dari analisis diperoleh nilai OR: 4,027, artinya responden yang mempunyai

pendidikan rendah bereesiko 4,027 kali untuk memiliki perilaku yang kurang baik

dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara

Enim dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan tinggi.

Notoadmojo (2014), menyatakan faktor yang memotivasi suatu perilaku atau

mempermudah terjadinya perilaku seseorang salah satunya adalah pendidikan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Hertati

(2015), dengan judul Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahan, dan sikap ibu

balita dengan kujungan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Selawang. Hasil

penelitian didapatkan nilai (p-value = 0,016 ≤ 0,05). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan tingkat pendidikan ibu balita dengan kunjungan ke posyandu.

Dari uraian diatas penulis berasumsi bahwa ibu yang memiliki berpendidikan

rendah, cenderung kurang memamahi manfaat atau keuntungan dari melakukan

kunjungan ke Posyandu, sehingga akan sulit untuk mengikuti anjuran/himbauan

untuk melakukan kunjungan ke posyandu.

4.3.2 Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan

Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida

Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

60

Dari 53 responden yang memiliki pengetahuan kurang, 43 orang (81,1%)

memiliki perilaku yang kurang dan 10 orang (18,9%) memiliki perilaku baik,

Sementara dari 40 responden yang memiliki pengetahuan baik, 14 orang (35%)

diantaranya berperilaku kurang dan 26 orang (65%) berperilaku baik.

Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p value = 0,000 < 0,05, artinya ada

hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan Posyandu

Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim. Dengan demikian

hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu

dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara

Enim terbukti secara statistik.

Dari analisis diperoleh nilai OR : 7,986, artinya responden yang mempunyai

pengetahuan kurang beresiko 7,986 kali untuk memiliki perilaku yang kurang baik

dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara

Enim dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan baik.

Lawrence Green (1980) dalam Priyoto (2015), menyatakan faktor yang

mempermudah seseorang untuk mengadopsi suatu perilaku salah satunya diantaranya

adalah pengetahuan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Reihana (2016), Faktor-faktor

yang berhubungan dengan tingkat partisipasi ibu balita untuk menimbang balita ke

posyandu wilayah kerja Puskesmas Panjang Bandar lampung tahun 2016, dari hasil

penelitian menunjukkan hasil faktor-faktor yang paling dominan pengaruhnya

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

61

terhadap partisifasi ibu menimbang balita ke posyandu adalah interaksi antara

pengetahuan ibu dengan nilai p value = 0,000 ≤ 0,05.

Dari uraian diatas penulis berasumsi bahwa seseorang yang memiliki

pengetahuan rendah, memiliki kecenderungan untuk kurang memahami manfaat dari

kunjungan posyandu balita sehingga mereka kurang berminat untuk melakukan

kunjungan ke posyandu.

4.3.3 Hubungan Pekerjaan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan

Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida

Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019

Dari 39 responden yang tidak bekerja, 32 orang (82,1%) memiliki perilaku

yang kurang dan 7 (17,9%) responden berperilaku baik, sementara dari 54 responden

yang bekerja, 25 orang (46,3%) diantaranya berperilaku kurang dan 29 orang

(53,7,%) berperilaku baik.

Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p value = 0,001 < 0,05, artinya ada

hubungan antara pekerjaan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan Posyandu Camar

di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim. Dengan demikian hipotesis yang

menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam kunjungan

Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim terbukti secara

statistik.

Dari analisis diperoleh nilai OR : 5,303, artinya responden yang mempunyai

tidak memiliki pekerjaan beresiko 5,303 kali untuk memiliki perilaku yang baik

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

62

dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara

Enim dibanding responden yang memiliki pekerjaan.

Menurut Nursalam (2016), menyatakan bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai

pengaruh terhadap keluarga. Ibu yang bekerja otomatis akan kehilangan sebagian

waktu untuk mengasuh anak dan perhatian terhadap anak, termasuk waktu untuk

membawa anak balitanya untuk menimbang rutin setiap bulannya.

Hasil penelitian ini sejalan Ester Mei Frida (2012), Hubungan Pengetahuan,

Sikap dan pekerjaan dengan Kunjungan Ke Posyandu Balita Di Kelurahan Mangga

Wilayah Kerja Puskesmas Simakingkar Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

ada hubungan pekerjaan ibu dengan kunjungan ke posyandu balita di kelurahan

Mangga wilayah kerja puskesmas simalingkar Medan dengan nilai p-value=0,000

(p<α=0,05).

Dari uraian diatas penulis berasumsi bahwa ibu yang tidak bekerja akan

memiliki waktu yang cukup untuk melakukan kunjungan ke posyandu dibandingkan

dengan responden yang memiliki pekerjaan.

4.3.4 Hubungan Sikap Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan Posyandu

BalitaDi Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida Darat

Kabupaten Muara Enim Tahun 2019

Dari 50 responden yang memiliki sikap kurang baik, 41 orang (82%) memiliki

perilaku yang kurang dan 9 orang (18%) memiliki perilaku yang baik, sementara dari

43 responden yang memiliki sikap baik, 16 orang (37,2%) diantaranya berperilaku

kurang dan 27 orang (62,8%) berperilaku baik.

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

63

Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p value = 0,000 < 0,05, artinya ada

hubungan antara sikap terhadap perilaku ibu dalam kunjungan Posyandu Camar di

Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim. Dengan demikian hipotesis yang

menyatakan ada hubungan antara sikap dengan perilaku ibu dalam kunjungan

Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim terbukti secara

statistik.

Dari analisis diperoleh nilai OR : 7,688, artinya responden yang mempunyai

sikap yang kurang beresiko 7,68 kali untuk memiliki perilaku yang kurang baik

dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara

Enim dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap yang baik.

Umar (2016) menyatakan bahwa Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan

untuk bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap positif terhadap

manfaat posyandu akan mempengaruh perilaku ibu dalam kunjungan ke posyandu.

Hasil penelitian ini sejalan Ester Mei Frida (2012), Hubungan Pengetahuan

Pekerjaan Dan Sikap Ibu Dengan Kunjungan Ke Posyandu Balita Di Kelurahan

Mangga Wilayah Kerja Puskesmas Simakingkar Medan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada hubungan sikap dengan kunjungan ke posyandu balita di

kelurahan Mangga wilayah kerja puskesmas simalingkar Medan dengan nilai p-

value=0,000 (p<α=0,05).

Dari uraian diatas penulis berasumsi bahwa ibu yang memiliki sikap/terbuka

akan lebih mudah untuk menerima informasi dan mengikuti khususnya untuk

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

64

melakukan kunjungan ke posyandu dibandingkan dengan responden yang memiliki

sikap yang kurang baik/tertutup.

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

65

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

4.3 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di posyandu camar tentang

perilaku ibu dalam kunjungan posyandu balita, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Ada hubungan pendidikan dengan perilaku ibu dalam kunjungan posyandu

balitadi Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida Darat Kabupaten

Muara Enim tahun 2019. Dengan p Value = 0,002 ≤ 0,05.

2. Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam kunjungan posyandu

balitadi Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida Darat Kabupaten

Muara Enim tahun 2019. Dengan p Value = 0,000 ≤ 0,05.

3. Ada hubungan pekerjaan dengan perilaku ibu dalam kunjungan posyandu

balitadi Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida Darat Kabupaten

Muara Enim tahun 2019. Dengan pValue =0,001 ≤ 0,05.

4. Ada hubungan sikap dengan perilaku ibu dalam kunjungan posyandu balitadi

Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara

Enim tahun 2019. Dengan p Value = 0,000 ≤ 0,05.

65

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

66

4.4 Saran

1. Bagi Posyandu Camar

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi pihak

petugas kesehatan di Posyandu Camar agar dapat lebih aktif lagi melakukan

penyuluhan tentang manfaat dari posyandu khususnya bagi kesehatan dan

perkembangan balita agar kunjungan posyandu dapat meningkat.

2. Bagi STIK Bina Husada Palembang

Diharapkan dapat digunakan sebagai wadah untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan para mahasiswa dan sebagai referensi serta bahan kepustakaan

untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa khususnya

program strata 1 Kesehatan MasyarakatSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina

Husada Palembang dan mahasiswa kesehatan lain pada umumnya.

3. Peneliti

Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah peneliti

dapatkan selama mengikuti perkuliahan di STIK Bina Husada Palembang.

4. Bagi Peneliti Yang Akan Datang

Diharapkan penelitian ini sebagai bahan acuan bagi peneliti yang akan datang

yang ingin melakukan penelitian terhadap kunjungan Posyandudengan variabel

dan sampel yang berbeda seperti tentang peningkatan kinerja bidan.

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

67

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djamil, (2017)

Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita menimbang

anaknya ke posyandu.8. Retrieved from http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.

Diakses 26 April 2019,pukul 19:51 wib

Arikunto, S. (2013).

Prosedur Peneltian. Jakarta: Rineka Cipta.

Aryani, R. D., Susanti, R., & Mardianingsih, E. (2012).

Faktor Yang Berhubungan Dengan Frekuensi Penimbangan Balita Di Posyandu.

Keperawatan Soedirman, 07, 03. (jurnal)

https://jks.fikes.unsoed.ac.id/index. Diakses 26 April 2019, pukul 19:00 wib

Aswadi. (2018). Perilaku ibu terhadap pemanfaatan posyandu balita di wilayah kerja

puskesasm tarakan kecamatan wajo kota Makassar. volume 10,. (jurnal)

https://www.google.com/ur%7C?sa=t&source=web&rct=j&url=http://journal.ui

n-alauddin.ac.id/index.php/Al-Sihah/article. Diakses 22 Mei 2019, pukul 12:34

wib

Budiman, & Riyanto, A. (2013).

Kapita Selekta Kuesioner. Jakarta: Salemba Medika.

Profil Dinkes Sumatera Selatan. (2016).

Cakupan Penimbangan Balita. Sumatera Selatan.

Ester Mei Frida, (2017)

Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kunjungan ke posyandu balita di

kelurahan mangga wilayah kerja Puskesmas Simalingkar Medan, 02. (jurnal)

http://sciencemakioz.org/jurnal/index. Diakses 26 April 2019, pukul 19:56 wib

Fathir M. Natsir. (2013).

Cara menghitung skala likert.

http://www.google.com/ur|?sa=t&source=web&rct=j&ul=https://id.scribs.com/d

oc/221370762Diakses 13 Mei 2019, pukul 20:36 wib

Profil Dinkes Kabupaten Muara Enim, (2017).

Cakupan pelayanan anak balita dan jumlah balita ditimbang.Dinkes Kabupaten

Muara enim.

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

68

Kemenkes. (2012).

Buku Pegangan Kader Posyandu. Jakarta.

Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia. , (2017).

Laporan peringkat HDI Indonesia. (2016).

https://www.kompasiana.com/ronaldhutasuhut/58d20bc4519773ed0964b01c/lap

oran-peringkat-hdi-indonesia. Diakses 22 mei 2019 pukul 11:35 wib

Maternity, D., Putri, R, D, & Aulia, D, N. (2017).

Asuhan kebidanan komunitas (Putri Christian, ed.). Yogyakarta: Andi.

Meiyenta Hiswindia. (2014).

faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu dalam kegiatan

posyandu Desa tanjung agung Kabupaten lahat. STIK Bina Husada Palembang.

Notoatmodjo, S. (2018).

Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2014).

Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prasetyawati, A. E. (2012).

Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Dalam Milenium Development Goals (MDGs).

Yogyakarta: Nuha Mdika.

Priyoto. (2015).

Perubahan dalam Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Reihana, & Duarsa, A. B. S. (2016).

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Partisipasi Ibu Balita Untuk

Menimbang Balita Di Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Panjang Bandar

Lampung Tahun 2010. Kebijakan Kesehatan Indonesia, 05, 02. Retrieved from

https://jurnal.ugm.ac.id/. Diakses 3 April 2019, pukul 20:05 wib

Profil Puskesmad Belida Darat, 2018

Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar.

SDKI. Survei Demografi Dan Kesehatan. , (2017).

Sri Hertati, (2015).

Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengtahuan dan sikap ibu balita dengan

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

69

kunjungan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Belawang, 2, 2,Retrieved from

http://ppjp.ilm.ac.id/journal/index. Diakses 26 April 2019, pukul 20:31 wib

Sri Oktarina, V. M. (2015)

faktor-faktor yang berhubungan dengn pemanfaatan posyandu oleh ibu balita di

kelurahan kurao wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang.

http://ejournal.stikesyarsi.ac.id/index. Diakses 26 April 2019, pukul 10:20 wib

Sugiarti, R., Aprilia, V., & Hati, V. S. (2018). Kepatuhan Kunjungan Posyan Dan

Status Gizi Balita Di Posyadu Karangbendo Bantul Yogyakarta. Ners Dan

Kebidaan Indonesia, 02, 03. Retrieved from https://ejournal.almaata.ac.id/index

Toad, L., Solang, S., & Makalew, L. (2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan

Dengan Kunjungan Balita Di Posyandu Kelurahan Karondoran Kecamatan

Ranowulu Kota Bitung. Ilmian Bidan. Retrieved from

https://www.neliti.com/id/publications/91003.

Umar Fahmi Achmadi. (2016). Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.

Undang-undang Republik Indonesia. No 20, Sistem pendidikan Nasional. (2003).

Undang-undang Republik Indonesia. No 36, Tentang Kesehatan. (2009).

Utami, R. B., & Damayanti, D. F. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Perilaku Ibu Dalam Melakukan Kunjungan Posyandu. Jurnal Vokasi Kesehatan,

11, 01. Retrieved from ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index

Wawan.A & M. Dewi. 2011.

Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Badan

Penerbit Nuha Medika

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

70

KUISIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU

DALAM KUNJUNGAN POSYANDU BALITADI POSYANDU CAMAR

WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIDA DARAT

KABUPATEN MUARA ENIM

TAHUN 2019

No. Responden :

Tanggal Wawancara :

A. Identitas Responden

1. Nama Ibu :

2. Umur Ibu :

3. Alamat :

4. Nama Balita :

5. Umur Balita :

6. Pendidikan Terakhir Ibu 1. Tidak tamat SD

2. SD

3. SMP

4. SMA

5. Perguruan tinggi

7. Pekerjaan 1. Ibu rumah tangga

2. Wiraswasta

3. Tani

4. PNS

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

71

B. Pengetahuan

Berilah tanda silang (X) pada pilihan yang menurut ibu jawabannya paling benar.

1. Apakah Pengertian dari posyandu ?

a. Pusat pelayanan keluarga dan kesehatan yang dikelola dan

diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat

b. Wahana pemberdayaan masyarakat

c. Upaya fasilitas yang bersifat mempercepat angka kematian ibu dan

anak

d. Suatu wadah atau tempat menghkitan anak

2. Yang bukan fungsi Posyandu adalah..........

a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan

keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama.

b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama

berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

c. Sebagai tempat penimbangan

d. Sebagai tempat pemeriksaan kesehatan jantung

3. Dalam pelaksanaan kegiatan posyandu, pengisian KMS(Kartu Menuju Sehat)

dilakukan di ?

a. Meja I

b. Meja II

c. Meja III

d. Meja IV

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

72

4. Yang bukan sasaran posyandu antara lain:

a. Bayi dan Balita

b. Anak sekolah SD

c. Anak TK

d. Anak SMP

5. Posyandu dilakukan dalam berapa bulan sekali ?

a. 1 bulan sekali

b. 1 tahun sekali

c. 2 x seminggu

d. Setiap hari

6. Dalam Posyandu, pemberian imunisasi hanya boleh dilakukan oleh ?

a. Kader

b. Bu Lurah

c. Petugas kesehatan

d. Ibu sendiri

7. Pemberian vitamina A biasanya diberikan pada bulan apa saja ?

a. Januari dan Desember

b. Februari dan Agustus

c. April dan Mei

d. Februari dan Oktober

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

73

8. Berikut ini yang bukan tujuan dilaksanakan posyandu adalah .......

a. Menurunkan Angka kematian Ibu dan Anak

b. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan menunjang peningkatan hidup sehat

c. Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka alih

teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat

d. Meningkatkan angka kematian ibu dan anak

9. Sejak usia berapa bayi dibawa ke posyandu ?

a. Sejak 0 bulan

b. Sejak umur > 1 tahun

c. Setelah berumur 9 bulan

d. Setekah umur 5 tahun

10. Pelayanan apa saja yang di dapat di posyandu ?

a. Menimbang

b. Menkhitan

c. Pemasangan infus

d. Pemeriksaan jantung

C. Sikap Ibu terhadap kegiatan posyandu

Pilihlah jawaban yang anda anggap paling sesuai dengan diri anda (V)

pada kolom yang sudah tersedia.

Pada variabel sikap menggunakan kategori skala likert.

SS : Sangat Setuju (Skor 5)

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

74

S : Setuju (Skor 4)

KS : Kurang Setuju (Skor 3)

TS : Tidak Setuju ( Skor 2 )

STS : Sangat Tidak Setuju (Skor 1)

No Pertanyaan SS S KS TS STS

1 Kegiatan posyandu perlu diadakan setiap

bulan guna memantau tumbuh kembang

anak balita

2 Walaupun anak ibu sudah berumur 1

tahun, ibu tetap membawa anak ke

posyandu setiap bulannya

3 Petugas kesehatan harus ada di posyandu

4 Setiap anak balita harus memiliki Kartu

Menuju Sehat

5 Jika saya melihat ada ibu yang

mempunyai balita tidak membawa

balitanya ke posyandu, maka saya

mengajaknya ke posyandu

6 Selalu datang ke posyandu sesuai jadwal

posyandu

7 Ada atau tidaknya program pemberian

tambahan di posyandu tidak

mempengaruhi ibu untuk datang ke

posyandu

8 Bila ibu berhalangan/ tidak bisa hadir di

posyandu, ibu akan minta keluarga lain

untuk datang ke posyandu

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

75

D. Lembar Observasi Terhadap perilaku kunjungan

Petunjuk pengisian:

Berilah tanda cheklist (V) pada kolom yang tersedia menurut hasil pengamatan.

No Hasil KMS atau Buku KIA

1 >8 kali kunjungan dalam 12

bulan terakhir

2 ≤8 kali knjungan dalam 12

bulan terakhir

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

76

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

77

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU …

78