FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI ...
Transcript of FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI ...
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI KABUPATEN SITUBONDO
TAHUN 2013
Irma Lonita Damayanti & Kusharisupeni Djokosujono
KEBIDANAN KOMUNITAS FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi persalinan di Kabupaten Situbondo pada tahun 2012. Desain penelitian adalah cross-sectional pada 156 sampel register kohort di puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden tidak mengalami komplikasi persalinan (62,8%), 52,6% berusia 20-35 tahun, 31,2% memiliki paritas <4 orang, 32% memiliki status gizi yang baik, 29,8% memiliki jarak kehamilan ≥2 tahun, 30,9% tidak memiliki riwayat penyakit, 38,9% pemeriksaan kehamilan sebanyak ≥4 kali, 38,1% persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan 38,1% di fasilitas kesehatan, 31,6% tidak memiliki riwayat komplikasi sebelumnya, 39% memiliki riwayat persalinan sebelumnya yang normal, dan 34,4% mendapatkan tindakan rujukan saat proses persalinan. Hasil uji statistik membuktikan terdapat hubungan bermakna antara usia (OR=2,3), paritas (OR=2,3), dan status gizi (OR=2,7) dengan komplikasi persalinan. Begitu juga jarak kehamilan (OR=2,2), riwayat penyakit (OR=2,4), dan riwayat komplikasi (OR=2,4) terbukti memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian komplikasi persalinan. Kata Kunci : komplikasi persalinan, kematian ibu, Situbondo, Register kohort. Abstrak: This research aims to know the factors associated with complications of childbirth in Situbondo in 2012. Design research is a cross-sectional with 156 samples register cohort in the primary health care. The results showed most respondents did not have complications of childbirth(62,8%), 52,6% aged 20-35 years, 31,2% parity <4 people, 32% a good nutritional status, 29,8% a distance of pregnancy ≥2 years, 30,9% do not have a history of illness, 38,9% pregnancy checks ≥4 times, 38,1% childbirth rescued by health workers and health facilities, 31,6% does not have a history of complications before, 39% have a history of previous normal delivery, and 34,4% get a referral when the labor action. Results of statistical tests prove that is a significant relationship between age (OR=2.3), parity (OR=2.3), nutritional status (OR=2.7), distance of pregnancy (OR =2.2), a history of the disease (OR = 2.4), and a history of complications (OR = 2,4) have a meaningful relationship with birth complications. Key words: birth complications, death of mother, Situbondo, Cohort register.
Faktor-faktor..., Rr.Irma Lonita Damayanti, FKM, 2013
Faktor-faktor..., Rr.Irma Lonita Damayanti, FKM, 2013
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Komplikasi persalinan dapat menyebabkan kematian ibu, Angka Kematian Ibu
(AKI) selain dijadikansuatu indikator kesehatan wanita, AKI juga menggambarkan
tingkat akses, integritas dan efektivitas sektor kesehatan. Oleh karena itu, AKI juga
sering digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan dari suatu negara.
Komplikasi persalinan sangat berpengaruh dengan kematian ibu dan kebutuhan
akan pelayanan kesehatan bagi seorang ibu hamil akan mencapai puncaknya pada saat
menjelang persalinan. Komplikasi obstetricyang berkaitan dengan nasib ibu dan bayi
yang menggambarkan sebuah kesatuan yang dimulai dari masa kehamilan, persalinan,
sampai dengan awal kehidupan bayi dimana terdapat 20% dari seluruh kehamilan dan
yang tertangani masih kurang 10%. Kenyataan menunjukkan bahwa lebih dari 90%
kematian ibu disebabkan komplikasi obstetri yang sering tidak dapat diramalkan pada
saat kehamilan. Penanganan kasus obstetri baru mencapai 10% dari perkiraan seluruh
kasus komplikasi obstetri sehingga masih banyak kematian ibu yang tidak tertangani
oleh petugas kesehatan.
Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Indonesia masih sangat tinggi. Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan angka kematian ibu di
Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu di
Indonesia yaitu , perdarahan 27%, eklamsia 23% dan infeksi 11%. Salah satu penyebab
tidak langsung tingginya AKI di Indonesia adalah disebabkan karena masih rendahnya
kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 dan masih rendahnya cakupan pertolongan
oleh tenaga kesehatan. (Depkes RI, 2009) .
AKI di Jawa Timur tahun 2008 sebesar 83,14/100.000 kelahiran hidup dengan
penyebab kematian: perdarahan 33%, eklamsia/pre eklamsia 25%, penyakit jantung
12%, infeksi 8%, lain-lain 22%. (Renstra Jatim,2009).
Faktor-faktor..., Rr.Irma Lonita Damayanti, FKM, 2013
Kematian ibu di Situbondo tahun 2012 merupakan salah satu yang tertinggi di
Jawa Timur dimana penyebab tertinggi dari kematian ibu adalah komplikasi persalinan
(84,6%). Terdapat banyak data yang dapat menjelaskan mengenai penyebab komplikasi
persalinan, diantaranya adalah Register Kohort Ibu. Register kohort ibu merupakan
sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta keadaan/resiko yang dipunyai ibu
yang di organisir sedemikian rupa yang pengkoleksiaannya melibatkan kader dan dukun
bayi diwilayahnya setiap bulan yang mana informasi pada saat ini lebih difokuskan pada
kesehatan ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya duplikasi informasi(Depkes,2009).
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dalam penelitian ini akan melihat faktor-faktor
yang berhubungan dengan komplikasi persalinan di Kabupaten Situbondo Propinsi Jawa
Timur dengan menggunakan data yang didapat dari Register Kohort Ibu.
PERUMUSAN MASALAH
Kabupaten Situbondo merupakan salah satu Kabupaten yang mempunyai
Kematian Ibu tertinggi di Jawa Timur, penyebab langsung dari kesakitan dan kematian
ibu tersebut adalah komplikasi obstetri terutama komplikasi persalinan.Berdasarkan data
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo komplikasi pada persalinan tahun 2012
sebanyak 84,6% dimana terdiri dari perdarahan 38,5% dan eklamsi 46,1%.Berdasarkan
hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian komplikasi persalinan di Kabupaten Situbondo.
TINJAUAN TEORITIS
Komplikasi persalinan adalah keadaan yang mengancam jiwa ibu ataupun janin
karena gangguan sebagai akibat langsung dari kehamilan atau persalinan misalnya
perdarahan, infeksi, preeklampsi/eklampsi, partus lama/macet, abortus, ruptura uteri
yang membutuhkan manajemen obstetri tanpa ada perencanaan sebelumnya (Depkes,
1997).
Jenis komplikasi persalinan diantaranya yaitu perdarahan, infeksi, eklamsia,
persalinan macet/ partus lama, ruptura uteri. Beberapa diantaranya yang merupakan
faktor yang berhubungan dengan komplikasi persalinan adalah status gizi, pelayanan
Faktor-faktor..., Rr.Irma Lonita Damayanti, FKM, 2013
antenatal, penolong persalinan, termpat persalinan, pendidikan ibu, pekerjaan ibu,
tingkat ekonomi atau pendapatan, usia ibu, paritas, pendidikan.
Perdarahan
Perdarahan adalah penyebab kematian ibu yang paling sering terjadi. Tanda-
tandanya adalah keluarnya darah dari jalan lahir dalam jumlah banyak (lebih dari 500 ml
dalam 1-2 jam pertama setelah kelahiran bayi.
Komplikasi ini paling cepat menimbulkan kematian yaitu dalam 2 jam setelah
mengalami perdarahan bila pertolongan tepat tidak segera diberikan. Disamping
perdarahan setelah melahirkan, dikenal pula perdarahan sebelum persalinan yang
mungkin terjadi kapan saja pada triwulan ketiga kehamilan. Keadaan inipun berbahaya
dan ibu memerlukan pertolongan segera di rumah sakit. Kemungkinan terjadinya
perdarahan tidak dapat diduga sebelumnya. Perdarahan melalui jalan lahir pada
kehamilan, persalinan dan nifas sering merupakan tanda bahaya yang dapat berakibat
kematian ibu atau janin (Depkes, 2001).
Infeksi
Infeksi melalui jalan lahir dapat terjadi pada saat ibu bersalin yang pertolongan
persalinannya tidak bersih, atau pada perempuan yang menggugurkan kandungannya
dengan cara berbahaya. Tanda-tandanya adalah panas tinggi lebih dari 2 hari setelah
melahirkan atau setelah mengalami keguguran. Keadaan ini berbahaya dan ibu perlu
mendapat perawatan intensif (Manuaba, 2002).
Eklampsia
Eklampsia timbul pada saat hamil atau dalam keadaan persalinan dan nifas dengan
tanda-tanda preeklampsi. Eklampsia merupakan kelanjutan preeklampsi berat ditambah
dengan kejang dan koma yang berlangsung mendadak. Dalam keadaan eklampsia sudah
agak sulit mendapatkan perawatan dan pengobatan sehingga sering menyebabkan
kematian ibu serta janin. Dalam perawatan dan pengobatannya ibu diisolasi ketat,
dihindari kejang-kejang yang dapat menimbulkan penyulit yang lebih berat. Dilakukan
induksi persalinan atau persalinan dilakukan dengan tindakan seksio sesarea. Setelah
persalinan masih diperlukan perawatan intensif untuk mencegah terjadinya kejang.
Faktor-faktor..., Rr.Irma Lonita Damayanti, FKM, 2013
Angka kematian ibu maupun janin pada eklampsia sulit diturunkan sehingga untuk
menurunkan angka kematian tersebut diharapkan dapat menetapkan penyakit pada
keadaan preeklampsi ringan yang penyembuhannya lebih mudah dan berhasil baik
(Manuaba, 1998).
Persalinan Macet / Partus Lama
Partus lama adalah persalinan yang lebih dari 24 jam, yang biasanya memberikan
risiko/ penyulit baik bagi ibunya maupun janin yang dikandungnya. Kontraksi rahim
selama 24 jam tersebut dapat mengganggu aliran darah menuju janin sehingga janin
dalam rahim menjadi dalam situasi berbahaya. Ada beberapa hal yang menyebabkan
kepala bayi cukup lama tertahan di dasar panggul, antara lain terjadinya lilitan tali pusat,
terdapat kesempitan panggul sehingga kepala bayi tidak dapat melewati pintu bawah
panggul (Manuaba, 1998).
Ruptura Uteri
Robekan rahim (ruptura uteri) adalah pecahnya dinding rahim sehingga sebagian
besar janin terdorong ke dalam ruangan abdomen bersama dengan plasentanya. Dalam
keadaan demikian janin pasti telah meninggal namun masih berada di ruang abdomen.
Ruptura uteri yang mendadak masih dapat menyelamatkan bayi hanya dalam waktu 10
menit. Bila pecahnya rahim tidak merobek pembuluh darah besar ibunya dan langsung
ditangani di rumah sakit, sebagian besar masih dapat menolong jiwa ibu. Gejala ruptura
uteri adalah ibu tampak sakit, anemia/pucat, nafas sesak dan dehidrasi, tekanan darah
rendah, nadi meningkat, dan suhu tinggi karena infeksi dan hilangnya darah yang masuk
ke dalam rongga abdomen. Pada pemeriksaan dijumpai tampak sakit, tekanan darah
rendah, nadi dan suhu tubuh meningkat. Pada pemeriksaan abdomen akan dijumpai janin
sudah berada dalam ruangan abdomen dan janin telah meninggal, terdapat darah dalam
ruangan abdomen. Pada pemeriksaan dalam rahim telah mengadakan pengerutan karena
janin berada di luar rahim (Manuaba, 1998).
Faktor-faktor..., Rr.Irma Lonita Damayanti, FKM, 2013
Faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi persalinan
Status gizi
Diperkirakan bahwa seorang wanita dengan kondisi kesehatan yang baik
dan dengan aktivitas kerja yang sedang selama kehamilannya memerlukan
tambahan sekitar 300 kalori sehari. Disamping itu juga diperlukan peningkatan
pasokan vitamin, asam folat, zat besi dan mineral lainnya. Selanjutnya selama
trimester terakhir kehamilan, seorang wanita membutuhkan tambahan kalori sekitar
550 kalori sehingga mampu menyimpan cadangan untuk menyusui terutama selama
enam bulan pertama (Royston dan Amstrong, 1994). Ibu hamil yang beresiko
kurang energi kronik adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran lingkar lengan atas
(LILA) <23,5cm (Depkes,2012).
Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan. Pelayanan
antenatal merupakan upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan,
sekaligus upaya menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu. Pelayanan
antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan
kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi, serta intervensi dasar dan
khusus (Depkes RI, 2009). Antenatal merupakan perawatan atau asuhan yang
diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi
hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan jalan
menegakkan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat
mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan
(Depkes RI, 2009).
Faktor-faktor..., Rr.Irma Lonita Damayanti, FKM, 2013
Penolong Persalinan
Persalinan akan berlangsung lancar dan aman bila dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan terdidik dan terlatih khususnya dalam bidang pelayanan obstetri.
Tenaga ini mempunyai pengetahuan dan keterampilan baik secara fisiologis maupun
secara patologis mengenai kehamilan dan persalinan. Apabila persalinan dilakukan
oleh bukan tenaga yang terdidik dan terlatih akan dapat timbul penanganan yang
salah khususnya dalam proses persalinan yang akan mengakibatkan komplikasi
persalinan (Depkes, 1997).
Tempat Persalinan
Persalinan di tempat yang bukan fasilitas kesehatan dapat menghambat
akses untuk mendapatkan pelayanan rujukan secara cepat bila terjadi komplikasi
persalinan, yang secara langsung dapat meningkatkan kematian ibu. Faktor waktu
dan transportasi merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan rujukan kasus
risiko tinggi. Penempatan bidan di desa memungkinkan penanganan dan rujukan ibu
hamil berisiko sejak dini, dengan mengidentifikasi tempat persalinan yang tepat
bagi ibu hamil sesuai dengan risiko kehamilan yang dialaminya. Persalinan
sebaiknya dilakukan di rumah sakit, puskesmas dengan ruang rawat inap, pustu atau
polindes yang tersedia ruangan untuk persalinan, dan rumah bersalin (Depkes,
1996).
Pendidikan ibu
Wanita yang buta huruf akan kurang memahami fisiologi reproduksi dan
menerima kehamilan hanya sebagai takdir. Keadaan tersebut sangat berpengaruh
terhadap kehamilan dan persalinan karena tidak mendapat penjelasan yang rasional
mengenai hal tersebut. UNESCO melaporkan pada tahun 1994 dalam Royston dan
armstrong bahwa buta huruf ini sebagai masalah endemik wanita di tiga per empat
dunia.
Faktor-faktor..., Rr.Irma Lonita Damayanti, FKM, 2013
Pekerjaan ibu
Ibu yang bekerja memiliki beban ganda, yaitu selain harus mengurus
keluarganya dia juga harus menghidupi keluarga. Pada umunya ibu yang bekerja di
sektor formal lebih memeiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai sumber
informasi termasuk informasi tentang kesehatan. Status ibu yang bekerja ataupun
tidak bekerja jelas berpengaruh terhadap kesehatan (DepKes/WHO,1998).
Tingkat ekonomi atau pendapatan
Tingkat kesejahteraan sebuah rumah tangga dapat dilihat dari besarnya
pendapatan yang dapat diperoleh. Dalam SUSENAS 2000 melaporkan bahwa
semakin tinggi tingkat pengeluaran penduduk maka semakin tinggi pula presentase
atau porsi pengeluaran untuk barang bukan makanan (semakin rendah presentase
untuk makanan).
Usia ibu
Usia dibawah 20 tahun dimana pertumbuhan rahim dan panggul
seringkali belum sempurna seperti ukuran dewasa, akibatnya ibu hamil dalam usia
tersebut kemungkinan besar akan mengalami partus lama atau partus macet atau
gangguan lainnya. Pada umur 35 tahun ke atas pada umumnya kesehatan ibu sudah
menurun dan akibatnya ibu yang hamil pada usia di atas 35 tahun kemungkinan
terjadi perdarahan, persalinan lama dan cacat janin (Depkes,2001).
Paritas
Wanita dengan paritas empat atau lebih mempunyai resiko untuk
mengalami perdarahan post partum karena otot uterus terlalu tegang dan kurang
dapat berkontraksi dengan normal (Prawiroharjo,2001).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan studi cross sectional, yaitu data
dikumpulkan secara bersamaan antara ada tidaknya kasus komplikasi persalinan dengan
data faktor-faktor yang menyebabkan komplikasi persalinan. Desain ini bersifat relative
mudah dilaksanakan, sederhana dan ekonomis dalam segi waktu. Sumber data yang
digunakan adalah data sekunder yang berasal dari Register Kohort Ibu tahun 2012 di
Faktor-faktor..., Rr.Irma Lonita Damayanti, FKM, 2013
Kabupaten Situbondo. Perhitungan sampel minimal menggunakan rumus pengujian
hipotesis dua arah didapatkan 156 sampel, kemudian cara pengambilan sampel dengan
menggunakan metode PPS ( probability proportional to size) dan di lanjutkan
menggunakan metode simple random sampling.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel Rekapitulasi Hasil Penelitian
No. Variabel P-value Keterangan
A Karakteristik Responden
1 Usia 0,038* Ada hubungan bermakna
2 Paritas 0,03* Ada hubungan bermakna
3 Status Gizi 0,019* Ada hubungan bermakna
B Riwayat Kehamilan
1 Jarak Kehamilan 0,029* Ada hubungan bermakna
2 Riwayat Penyakit 0,02* Ada hubungan bermakna
3 Pemeriksaan Kehamilan 0,58 Tidak ada hubungan bermakna
C Riwayat Persalinan
1 Penolong Persalinan 0,55 Tidak ada hubungan bermakna
2 Tempat Persalinan 0,55 Tidak ada hubungan bermakna
3 Riwayat Komplikasi 0,028* Ada hubungan bermakna
4 Riwayat Persalinan 0,61 Tidak ada hubungan bermakna
Pada penelitian ini dari 156 ibu bersalin terdapat 58 orang (37,2%) yang
mengalami komplikasi persalinan. Hasil ini sejalan dengan Renstra Jawa Timur (2009)
dimana AKI di jawa timur tahun 2008 sebesar 83,14/100.000 kelahiran hidup dengan
penyebab kematian: perdarahan 33%, eklamsia/pre eklamsia 25%, penyakit jantung
12%, infeksi 8%, lain-lain 22%. (Renstra Jatim,2009). Selain itu, diketahui kematian
ibu di Situbondo tahun 2012 merupakan salah satu yang tertinggi di Jawa Timur dimana
penyebab tertinggi dari kematian ibu adalah komplikasi persalinan yaitu 38,50%
perdarahan dan 46,10% eklamsi. Kejadian komplikasi persalinan pada ibu bersalin pada
penelitian ini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor karaketristik ibu yaitu
Faktor-faktor..., Rr.Irma Lonita Damayanti, FKM, 2013
usia, paritas, dan status gizi; faktor riwayat kehamilan yaitu jarak kehamilan dan riwayat
penyakit; dan faktor riwayat persalinan yaitu riwayat komplikasi.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa sebagian besar ibu bersalin yang berada
pada usia >35 tahun mengalami komplikasi pada persalinannya. Sedangkan sebagian
besar ibu bersalin yang berada pada usia 20-35 tahun tidak mengalami komplikasi pada
persalinannya. Hasil uji hubungan juga menunjukkan bahwa usia berhubungan dengan
kejadian komplikasi persalinan artinya ibu bersalin pada usia >35 tahun cenderung 2,3
kali lebih tinggi untuk mengalami komplikasi persalinan dibandingkan ibu bersalin yang
memiliki usia 20-35 tahun.
Distribusi kejadian komplikasi persalinan menurut paritas responden diketahui
bahwa komplikasi persalinan lebih banyak terdapat pada kelompok paritas ≥4 orang
(51,1%) dibandingkan pada paritas <4 orang (31,2%). Hasil uji statistik diperoleh nilai
p=0,03 (p<0,05) , Hasil uji hubungan juga menunjukkan bahwa paritas berhubungan
dengan kejadian komplikasi persalinan artinya ibu bersalin dengan paritas ≥4 orang
cenderung 2,3 kali (OR=2,3) lebih tinggi untuk mengalami komplikasi persalinan
dibandingkan ibu bersalin yang memiliki paritas <4orang.
Pada status gizi ditemukan bahwa sebagian besar ibu bersalin yang memiliki
status gizi tidak baik mengalami komplikasi pada persalinannya. Sedangkan sebagian
besar ibu bersalin yang memiliki status gizi baik tidak mengalami komplikasi pada
persalinannya. Distribusi kejadian komplikasi persalinan menurut status gizi responden
diketahui bahwa komplikasi persalinan lebih banyak terdapat pada kelompok gizi tidak
baik (55,9 %) dibandingkan responden dengan status gizi baik (32%). Hasil uji statistik
diperoleh nilai p=0,019 (p<0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara status gizi responden dengan kejadian komplikasi persalinan. Selain
itu, diketahui OR=2,7 artinya responden status gizi tidak baik mempunyai risiko 2,7 kali
mengalami komplikasi persalinan dibandingkan responden status gizi baik.
Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa kejadian komplikasi pada persalinan
paling banyak terjadi pada ibu bersalin dengan jarak kehamilan <2 tahun. Sedangkan
kejadian tidak komplikasi pada persalinan paling banyak terjadi pada ibu bersalin
Faktor-faktor..., Rr.Irma Lonita Damayanti, FKM, 2013
dengan jarak kehamilan ≥2 tahun. Hasil uji hubungan juga menunjukkan bahwa jarak
kehamilan berhubungan dengan kejadian komplikasi persalinan artinya ibu bersalin yang
memiliki jarak kehamilan <2 tahun cenderung 2,2 kali lebih tinggi untuk mengalami
komplikasi persalinan dibandingkan ibu yang memiliki jarak kehamilan ≥2 tahun.
Sebagian besar ibu bersalin yang memiliki riwayat penyakit mengalami
komplikasi pada persalinannya. Sedangkan sebagian besar ibu bersalin yang tidak
memiliki riwayat penyakit tidak mengalami komplikasi pada persalinannya. Hasil uji
hubungan juga menunjukkan bahwa riwayat penyakit ibu berhubungan dengan kejadian
komplikasi persalinan artinya ibu bersalin yang memiliki riwayat penyakit cenderung
2,4 kali lebih tinggi untuk mengalami komplikasi persalinan dibandingkan ibu yang
tidak memiliki riwayat penyakit.
Distribusi kejadian komplikasi persalinan menurut pemeriksaan kehamilan
responden diketahui bahwa komplikasi persalinan lebih banyak terdapat pada kelompok
yang periksa hamil <4 kali (32,6%) dibandingkan responden dengan pemeriksaan
kehamilan ≥4 kali (38,9%). Hasil uji hubungan juga menunjukkan bahwa pemeriksaan
kehamilan tidak berhubungan dengan kejadian komplikasi persalinan.
Komplikasi persalinan menurut penolong persalinan responden diketahui bahwa
komplikasi persalinan lebih banyak terdapat pada kelompok penolong persalinan oleh
non tenaga kesehatan (22,2%) dibandingkan responden dengan penolong persalinan oleh
tenaga kesehatan (38,1%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,55 (p>0,05)
menunjukkan bahwa penolong persalinan tidak berhubungan dengan kejadian
komplikasi persalinan
Variabel tempat persalinan responden diketahui bahwa komplikasi persalinan
lebih banyak terdapat pada kelompok tempat persalinan di non fasilitas kesehatan
(22,2%) dibandingkan responden dengan tempat persalinan di fasilitas kesehatan
(38,1%). Hasil uji hubungan diperoleh nilai p=0,55, dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara tempat persalinan pada responden dengan kejadian komplikasi
persalinan.
Distribusi kejadian komplikasi persalinan menurut riwayat komplikasi persalinan
sebelumnya pada responden diketahui bahwa komplikasi persalinan lebih banyak
Faktor-faktor..., Rr.Irma Lonita Damayanti, FKM, 2013
terdapat pada kelompok yang memiliki riwayat komplikasi persalinan (52,4%)
dibandingkan responden yang tidak memiliki riwayat komplikasi persalinan (30,9%).
Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,028 (p<0,05) maka dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara riwayat komplikasi persalinan pada
responden dengan kejadian komplikasi persalinan. Selain itu, diketahui OR=2,4 artinya
responden yang memiliki riwayat komplikasi persalinan mempunyai risiko 2,4 kali
mengalami komplikasi persalinan dibandingkan responden yang tidak memiliki riwayat
komplikasi persalinan.
Distribusi kejadian komplikasi persalinan menurut riwayat persalinan responden
diketahui bahwa komplikasi persalinan lebih banyak terdapat pada kelompok persalinan
normal (39%) dibandingkan pada kelompok dengan persalinan sebelumnya yang tidak
normal (33,3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,61 (p>0,05) maka dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara riwayat persalinan
responden dengan kejadian komplikasi persalinan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka
peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian besar tergolong usia 20-35 tahun, memiliki paritas <4 orang, dan status
gizi yang baik.
2. Pada usia <20 dan >35 tahun memiliki resiko 2,3 kali lebih besar untuk
mengalami komplikasi persalinan dibanding ibu dengan usia antara 20-35 tahun.
3. Sebagian besar responden memiliki jarak kehamilan ≥2 tahun, tidak memiliki
riwayat penyakit, dan pemeriksaan kehamilan sebanyak ≥4 kali.
4. Sebagian besar responden persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan dan di
fasilitas kesehatan, tidak memiliki riwayat komplikasi sebelumnya, memiliki
riwayat persalinan sebelumnya yang normal, dan mendapatkan tindakan rujukan
saat proses persalinan.
Faktor-faktor..., Rr.Irma Lonita Damayanti, FKM, 2013
5. Ibu dengan paritas lebih dari 4 memiliki risiko 2,3 kali lebih besar untuk
mengalami komplikasi persalinan dibandingkan dengan ibu yang mempunyai
paritas dibawah 4.
6. Status gizi ibu yang tidak baik terbukti memiliki risiko 2,7 kali lebih besar untuk
mengalami komplikasi persalinan dibandingkan dengan ibu yang memiliki gizi
baik.
7. Riwayat persalinan responden khususnya riwayat komplikasi terbukti memiliki
hubungan dengan kejadian komplikasi persalinan. Sedangkan penolong
persalinan, tempat persalinan, riwayat persalinan, dna tindakan rujukan tidak
terbukti memiliki hubungan dengan kejadian komplikasi persalinan.
Saran
1. Program pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sudah dijalankan seperti
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi(P4K) dan Desa
Siaga agar lebih dioptimalkan karena hasil penelitian menunjukkan riwayat
kehamilan dan riwayat persalinan responden sudah tergolong tidak beresiko/baik.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan dengan memberikan pelayanan antenatal
sesuai standar minimal dan edukasi seperti tanda bahaya persalinan dan
komplikasi pada semua ibu hamil dan keluarga.
3. Mengaktifkan peran serta masyarakat dalam mendukung kesehatan ibu dan anak
khususnya terkait deteksi dini pada kehamilan berisiko tinggi.
4. Mengefektifkan pencatatan dan pelaporan riwayat kehamilan, persalinan, dan
nifas pada setiap ibu di wilayah kerja puskesmas karena catatan tersebut sangat
penting bagi penyedia pelayanan kesehatan ibu dan anak.
5. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan desain, metode, dan variabel
penelitian yang lebih lengkap dan berbeda untuk mendapatkan informasi lebih
detail mengenai kejadian komplikasi persalinan dan faktor-faktor determinannya.
Misalnya dengan menggunakan data primer dan/atau desain kasus kontrol.
Faktor-faktor..., Rr.Irma Lonita Damayanti, FKM, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Djaja, Sarimawar. Dan Suwandono, Agus. (2006). The determinants of Maternal Morbidity in Indonesia. Regional Health Forum WHO South-East Asia Region Volume 4, WHO
Depkes, RI. (2003). Indikator Indonesia sehat 2010 dan pedoman pendekatan indikator provinsi sehat dan kabupaten/ kota sehat. November 15,2012 .http://www.litbang.depkes.go.iddownloadis2010indikator.pdf
__________. (2009). Pedoman program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi dengan stiker : dalam rangka mempercepat penurunan AKI. Jakarta : Depkes RI.
__________. (2006). Glosarium data & informasi kesehatan. November 15,2012. http://www.depkes.go.iddownloadspublikasiGlosarium%202006.pdf
__________. (2004). Pedoman pelayanan kebidanan dasar : berbasis hak asasi manusia (HAM) & keadilan gender.Jakarta : Depkes RI
__________. (2001). Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRTI). Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
__________. (2012). Profil kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo 2012. Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo
__________. (2009). Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Jakarta
__________. (2009). Pedoman Umum Manajeman Penerapan Buku KIA. Bina Kesehatan Masyarakat Direktoran Bina Kesehatan Ibu. Jakarta
__________. (2009). Pedoman Pelayanan Antenatal Care (ANC) terintegrasi. Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik. Jakarta
Maine,Deborah. (1993). Safe Motherhood Programs:options and issues. Center for
Population and family health, School of public health, Faculty of medicine, Columbia University, New York.
Manuaba, I.B.G. (1998). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta: Arcan _____________ .(2002). Pengantar kuliah obstetri, Jakarta:EGC Notoatmojo, Soekidjo. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineke cipta Oxorn, Hary dan Forte, William. (1996). Ilmu kebidanan: Patologi dan Fisiologi
persalinan, Yayasan essentia Medica Prawirohardjo, Sarwono.et all.(1991). Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta : Yayasan bina pustaka Royston, Erica dan amstrong, Sue. (1994). Pencegahan kematian ibu hamil. Jakarta:
Binarupa aksara Saragih, Esriani. (2006). Hubungan kualitas layanan antenatal dengan kejadian
komplikasi persalinan (analisa data SKDI 2002-2003). Tesis. FKM UI Setiawaty, Reny. (2004). Faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi
persalinan di RSUD Serang tahun 2003. Skripsi. FKM UI
Faktor-faktor..., Rr.Irma Lonita Damayanti, FKM, 2013
Saifuddin, Wiknjosastro, at all. (2001). Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Yayasan bina
Yulius, Yulianti. (2002). Faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi persalinan di rumah sakit persahabatan tahun 2001. Skripsi. FKM UI
Faktor-faktor..., Rr.Irma Lonita Damayanti, FKM, 2013