Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

18
Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Metode IVA di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Maria Vandelina Wea* dan Sandra Fikawati** * Kelompok Studi Kesehatan Reproduksi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. ** Depertemen Gizi, Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. ABSTRAK Kanker serviks adalah satu jenis keganasan atau neoplasma yang lokasinya terletak didaerah serviks, daerah leher rahim atau mulut rahim, Di Indonesia kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua setela kanker payudara. Salah satu cara untuk deteksi dini kanker serviks adalah dengan metode IVA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA dengan variabel independen umur, pendidikan, pekerjaan, Pengetahuan, Sikap, informasi ketersediaan sarana dan prasarana, keterpaparan informasi tentang kanker serviks, dukungan suami/keluarga, dan dukungan petugas kesehatanan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Penelitian ini dianalisis dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen berhubungan dengan perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks kecuali variabel umur dengan (p value= 0,495OR= 1,490 CI 95%= 0,615-3,613). Uji regresi logistik menunjukkan bahwa , pendidikan, Pengetahuan, keterpaparan informasi tentang kanker serviks, dukungan suami/keluarga, dan dukungan petugas kesehatanan sebagai confounder setelah di lakuakan analisis multivariat. Kata kunci: Kanker Serviks, IVA. Deteksi Dini ABSTRACT Cervical cancer is a type of malignancy or neoplasm located in the cervical area, the area of the cervix or cervix, In Indonesia cervical cancer is the second most cancer after breast cancer. One way to early detection of cervical cancer is by IVA method. This study aims to determine the factors associated with the behavior of WUS in early detection of cervical cancer with IVA method, with independent variables are age, education, occupation, knowledge, attitude, availability information of facilities and infrastructure, exposure information about cervical cancer, support of husband/family, and Support of health workers. This study uses cross-sectional study design. This research uses Primary data that is through direct interview with WUS in Pasar Minggu districts community Health centers, South Jakarta, then analyzed with univariate, bivariate and multivariate analysis. The results showed that all independent variables were associated with WUS behavior in early detection of cervical cancer except age variable with (p value= 0,495OR = 1,490 CI 95% = 0,615- 3,613). Logistic regression analysis showed that education, knowledge, exposure of information about cervical cancer, husband/family support, and support personnel as a confounder after multivariate analysis. Keywords : Cervical Cancer, IVA. Early detection Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Transcript of Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

Page 1: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi Dini Kanker

Serviks Dengan Metode IVA di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Maria Vandelina Wea* dan Sandra Fikawati**

* Kelompok Studi Kesehatan Reproduksi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

** Depertemen Gizi, Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

ABSTRAK

Kanker serviks adalah satu jenis keganasan atau neoplasma yang lokasinya terletak didaerah serviks, daerah leher rahim atau mulut rahim, Di Indonesia kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua setela kanker payudara. Salah satu cara untuk deteksi dini kanker serviks adalah dengan metode IVA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA dengan variabel independen umur, pendidikan, pekerjaan, Pengetahuan, Sikap, informasi ketersediaan sarana dan prasarana, keterpaparan informasi tentang kanker serviks, dukungan suami/keluarga, dan dukungan petugas kesehatanan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Penelitian ini dianalisis dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen berhubungan dengan perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks kecuali variabel umur dengan (p value= 0,495OR= 1,490 CI 95%= 0,615-3,613). Uji regresi logistik menunjukkan bahwa , pendidikan, Pengetahuan, keterpaparan informasi tentang kanker serviks, dukungan suami/keluarga, dan dukungan petugas kesehatanan sebagai confounder setelah di lakuakan analisis multivariat. Kata kunci: Kanker Serviks, IVA. Deteksi Dini

ABSTRACT

Cervical cancer is a type of malignancy or neoplasm located in the cervical area, the area of the cervix or cervix, In Indonesia cervical cancer is the second most cancer after breast cancer. One way to early detection of cervical cancer is by IVA method. This study aims to determine the factors associated with the behavior of WUS in early detection of cervical cancer with IVA method, with independent variables are age, education, occupation, knowledge, attitude, availability information of facilities and infrastructure, exposure information about cervical cancer, support of husband/family, and Support of health workers. This study uses cross-sectional study design. This research uses Primary data that is through direct interview with WUS in Pasar Minggu districts community Health centers, South Jakarta, then analyzed with univariate, bivariate and multivariate analysis. The results showed that all independent variables were associated with WUS behavior in early detection of cervical cancer except age variable with (p value= 0,495OR = 1,490 CI 95% = 0,615-3,613). Logistic regression analysis showed that education, knowledge, exposure of information about cervical cancer, husband/family support, and support personnel as a confounder after multivariate analysis.

Keywords : Cervical Cancer, IVA. Early detection

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Page 2: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

Pendahuluan

Kanker serviks adalah satu jenis keganasan atau neoplasma yang lokasinya

terletak di daerah serviks, daerah leher rahim atau mulut rahim (Rasjidi, 2010).

Kanker serviks termasuk dalam kategori tumor ganas yang timbul di leher Rahim

wanita, kanker ini dapat meluas ke vagina, rahim hingga indung telur (Shadine,

2012).

Kanker serviks merupakan kanker terbanyak keempat yang diderita kaum

perempuan diseluruh dunia, terdapat 528.000 kasus baru dan sekitar 266.000

perempuan di dunia meninggal karena kanker seviks. Proporsi kanker seviks sebesar

12% dari seluruh jenis kanker yang diderita perempuan (Globocan, 2012). Di

Indonesia kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker

payudara. Insiden kanker serviks mencapai 17,3 per 100.000 perempuan dan

kematian akibat kanker serviks di Indonesia sebesar 8,1 per 100,000 perempuan

(Globocan, 2012).

Deteksi dini (Skrining) merupakan upaya untuk mengidentifikasi penyakit atau

kelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau

prosedur tertentu. Upaya ini dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-

orang yang kelihatannya sehat tetapi sesungguhnya menderita suatu kelainan.

Skrining kanker payudara di Puskesmas penyelenggara deteksi dini dilakukan dengan

Clinical Breast Examination (CBE) dan skrining kanker serviks dilakukan dengan tes

IVA (Kemenkes RI, 2015).

Di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu kegiatan pemeriksaan IVA masuk dalam

program penyakit tidak menular (PTM) terintegrasi yang ditangani oleh P2P

(Pencegahan dan Pengobatan Penyakit) bersama dengan Papsmear, SADANIS dan

program PTM lainnya. Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu juga merupakan salah

satu Puskesmas yang menjadi rujukan untuk pemeriksaan IVA. Walaupun demikian

pada tahun 2016 jumlah WUS yang melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu hanya sebanyak 2.688 (2,92%) WUS dari jumlah populasi

WUS di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu yang adalah sebanyak 91.941 WUS.

Jumlah tersebut menunjukan bahwa masih rendahnya WUS yang melakukan

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Page 3: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

pemeriksaan IVA, padahal sudah ada program dari Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu untuk skrining IVA, maka dari itu peneliti ingin melihat apa saja faktor yang

berhubungan dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks

dengan metode IVA di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu.

Tinjauan Teoritis

Kanker serviks termasuk dalam kategori tumor ganas yang timbul dileher

rahim wanita, kanker ini dapat meluas ke vagina, rahim hingga indung telur (Shadine,

2012). Penyebab langsung kanker serviks belum diketahui. Faktor ektrinsik yang

diduga berhubungan dengan insiden kanker serviks adalah smegma, infeksi human

papilloma virus (HPV) dan spermatozoa. Kanker serviks timbul disambungan

skuamukolumer serviks (Mansjoer, dkk. 2001).

Metode IVA adalah pemeriksaan serviks secara visual menggunakan asam

cuka (IVA) berarti melihat serviks dengan mata telanjang untuk mendeteksi

abnormalitas setelah pengolesan asam asetat atau cuka (3–5%). Daerah yang tidak

normal akan berubah warna dengan batas yang tegas menjadi putih (acetowhite),

yang mengindikasikan bahwa serviks mungkin memiliki lesi pra-kanker (Depkes,

2007b).

Wanita usia subur adalah wanita yang masih dalam usia reproduktif, yaitu

antara usia 15 – 49 tahun, dengan status belum menikah, menikah, atau janda. Wanita

usia subur ini mempunyai organ reproduksi yang masih berfungsi dengan baik,

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan, yaitu antara umur 20 sampai

dengan 45 tahun (Depkes RI, 2004).

Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.

Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri (Notoadmodjo, 2003).

Sedangkan perilaku deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA adalah

berupa bentuk tindakan yang dilakukan oleh WUS untuk melakukan pemeriksaan

deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA (Depkes RI. 2007).

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Page 4: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

Kerangka Teori Perilaku

Kerangka Konsep

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Page 5: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

Metode

Desain penelitian dalam penelitian ini dengan pendekatan kuantitatif, dengan

rancangan penelitian cross-sectional (potong lintang), Penelitian ini dilaksanakan di

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan, pada tanggal 7 sampai dengan

tanggal 12 bulan Juni 2017. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah seluruh

wanita usia subur (WUS) yang sudah menikah yang berumur 15 sampai dengan 49

tahun dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan. Jumlah sampelnya 90 responden WUS menggunakan kuesioner.

yang diperoleh kemudian diolah dengan cara komputerisasi, dengan tahap

pengolahan data melalui proses editing, coding, Entry, cleaning.

Hasil

1. Analisis Univariat

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Metode IVA di Wilayah Puskesmas Kecamatan

Pasar Minggu Tahun 2017

Perilaku Periksa IVA Jumlah Presentase (%) Periksa 35 38,9

Tidak Periksa 55 61,1 Total 90 100,0

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terlihat pada tabel 6. bahwa dari 90

responden WUS yang diwawancarai lebih banyak yang tidak melakukan pemeriksaan

IVA dibandingkan dengan yang melakukan pemeriksaan IVA. Terlihat sebanyak 55

(61,1%) WUS yang tidak melakukan pemeriksaan IVA dan 35 (38,0%) WUS yang

melakukan pemeriksaan IVA.

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Page 6: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Independen di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Tahun 2017

Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku deteksi dini

metode IVA N 90

Presentase (%)

Kelompok Umur < 31 Tahun ≥ 31 Tahun

59 31

65,6 34,4

Pendidikan Tinggi Rendah

72 18

80,0 20,0

Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja

39 51

43,3 56,7

Pengetahuan Baik Kurang

46 44

51,1 48,9

Sikap Positif Negatif

47 43

47,8 52,2

Informasi Ketersediaan Sarana dan Prasarana Tahu Tidak Tahu

25 65

27,8 72,2

Keterpaparan Informasi Baik Kurang Baik

62 28

68,9 31,1

Dukungan Suami / Keluarga Baik Kurang Baik

30 60

33,3 66,7

Dukungan Tenaga Kesehatan Baik Kurang Baik

43 47

47,8 52,2

Pada Tabel 2. dapat dilihat dari 90 responden WUS yang diwawancarai lebih

banyak WUS yang berusia < 31 tahun dibandingkan dengan WUS yang berumur ≥

31 tahun. Jumlah WUS yang berumur <31 tahun sebanyak 59 (65,6%) dan WUS

berumur <31 tahun sebanyak 31 (34,4 %).

Tingkat pendidikan dikategorikan menjadi dua yaitu berpendidikan tinggi

(SMA, Akademik / PT), dan berpendidikan rendah (Tidak Sekolah, SD, SMP). Hasil

penelitian terhadap 90 WUS menunjukkan bahwa lebih banyak WUS yang

berpendidikan tinggi daripada yang berpendidikan rendah. Terdapat 72 (80,0%) WUS

berpendidikan tinggi dan 18 (20,0 %) WUS yang berpendidikan rendah.

Pekerjaan responden dikategorikan menjadi dua yaitu bekerja (PNS, Pegawai

Swasta, Wiraswasta, Buruh, dll) dan tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga/IRT). Hasil

penelitian menunjukkan lebih banyak WUS yang tidak bekerja daripada yang bekerja,

terdapat 39 (43,3%) WUS yang bekerja dan sebanyak 51 orang (56,7 %) WUS yang

tidak bekerja.

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Page 7: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

Pengetahuan WUS dikategorikan menjadi dua yaitu baik dan kurang baik.

Terdapat 15 butir pertanyaan pengetahuan, dinyatakan berpengetahuan baik apabila

menjawab lebih dari mean yaitu menjawab benar ≥10 butir pertanyaan dan yang

menjawab benar <10 butir pertanyaan dinyatakan berpengetahuan kurang baik. Hasil

penelitian frekuensi tingkat pengetahuan menunjukkan tidak terlalu banyak

perbedaan antara WUS yang berpengetahuan baik dan kurang baik. dari 90 responden

yang diteliti sebanyak 46 (51,1%) WUS berpengetahuan baik, dan 44 (48,9%) WUS

berpengetahuan kurang.

Penilain sikap dikategorikan menjadi dua yaitu sikap positif dan sikap negatif,

dinyatakan mempunyai sikap positif apabila mendapatkan poin lebih dari mean yaitu

≥25 dan dinyatakan negatif apabila mendapatkan poin <25. Hasil penelitian

menunjukkan sikap dari 90 WUS tentang perilaku pemeriksaan IVA adalah lebih

banyak pada WUS yang mempunyai sikap positif yaitu sebanyak 47 (52,2 %) WUS

dan yang bersikap negatif adalah sebanyak 43 (47,8 %) WUS.

Informasi ketersediaan sarana dan prasarana dikategorikan menjadi dua yaitu

tahu dan tidak tahu. Pada hasil penelitian menunjukan bahwa lebih banyak WUS

yang tidak tahu tentang tersedianya sarana dan prasarana dibandingkan dengan yang

tahu adanya informasi ketersediaan sarana dan prasarana. Hasil penelitian terhadap 90

responden sebanyak 25 (27,8%) WUS tahu bahwa ada layanan pemeriksaan IVA di

Puskesmas, dan sebanyak 65 (72,2%) WUS tidak mengetahui bahwa ada layanan

pemeriksaan di Puskesmas.

Keterpaparan informasi/media massa dikategorikan menjadi dua yaitu baik

dan kurang. Baik adalah WUS yang sudah pernah mendapatkan informasi tentang

kanker serviks dan IVA sedangkan kurang baik adalah WUS yang tidak pernah

terpapar informasi tentang kanker serviks dan IVA. Pada penelitian ini lebih banyak

WUS yang sudah terpapar informasi kesehatan baik dari media massa (televisi, radio,

surat kabar dll) maupun dari tenaga kesehatan. Hasil penelitian terhadap 90

responden, terdapat sebanyak 62 responden (68,9%) mendapatkan informasi yang

baik tentang kanker serviks dan IVA, dan sebanyak 28 responden (31,1%)

mendapatkan informasi yang kurang tentang kanker serviks dan IVA.

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Page 8: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

Dukungan suami/keluarga dikategorikan menjadi dua yaitu dukungan baik dan

dukungan kurang baik. Pada penelitian ini lebih banyak WUS yang tidak

mendapatkan dukungan dari keluarga untuk melakukan pemeriksaan IVA

dibandingkan dengan yang mendapatkan dukungan dari suami/keluarga. Terdapat

hanya sebanyak 30 (33,3%) WUS mendapatkan dukungan dari keluarga/suami, dan

60 (66,7%) WUS yang tidak mendapatkan dukungan dari keluarga/suami.

Dukungan petugas dikategorikan menjadi dua yaitu baik dan kurang. Hasil

penelitian terhadap 90 responden terdapat sebanyak 43 dari (47,8 %) WUS

mendapatkan dukungan baik, dan 47 (52,2 %) WUS mendapatkan dukungan yang

kurang baik dari tenaga kesehatan.

2. Analisis Bivariat

Tabel 3. Hubungan Variabel Independent Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA Di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Tahun 2017

Variabel Independen

Kategori

Perilaku Periksa IVA Total

OR

(95%CI)

P

Value Periksa Tidak Periksa N 35

% 38,9

N 55

% 61,1

N 90

% 100

Umur < 31 Tahun ≥ 31 Tahun

21 14

22,9 12,1

38 17

36,1 18,9

59 31

100 100

1,490 (0,615-3,613)

0,495

Pendidikan Tinggi Rendah

33 2

45,8 11,1

39 16

54,2 88,9

72 18

100 100

6,769 (1,449-31,618)

0,007

Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja

23 12

59,0 23,5

16 39

41,0 76,5

39 51

100 100

4,672 (1,883-11,591

0,001

Pengetahuan Baik Kurang

32 3

69,6 6,8

14 41

30,4 90,32

46 44

100 100

31,238 (8,263-118,10)

0,000

Sikap Positif Negatif

29 6

61,7 14,0

18 37

38,3 86,0

47 43

100 100

9,935 (3,498-28,222)

0,000

Informasi Ketersediaan Sarana

Tahu Tidak Tahu

20 15

80,0 23,1

5 50

20,0 76,9

25 65

100 100

13,333 (4,276-41,575)

0,000

Keterpaparan Informasi Baik Kurang Baik

34 1

54,8 3,6

28 27

45,2 96,4

62 28

100 100

32,786 (4,189-256,63)

0,000

Dukungan Suami / Keluarga

Baik Kurang Baik

22 13

73,3 21,7

8 47

26,7 78,3

30 60

100 100

9,942 (3,600-27,459)

0,000

Dukungan Tenaga Kesehatan

Baik Kurang Baik

31 4

66,0 9,3

16 39

34,0 90,7

43 47

100 100

18,891 (5,731-62,272)

0,000

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Page 9: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

Hasil analisis hubungan antara umur dengan perilaku WUS dalam

pemeriksaan IVA diperoleh proporsi WUS yang melakukan pemeriksaan IVA lebih

banyak pada usia <31 tahun yaitu sebanyak 21 (22,9%) WUS, dan yang berumur ≥

31 tahun hanya sebanyak 14 (12,1%) WUS. Berdasarkan uji statistik diperoleh p

value 0,495 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan

perilaku WUS dalam melakukan periksa IVA.

Dari hasil analisis hubungan antara pendidikan dengan perilaku periksa IVA

bahwa lebih banyak WUS yang berpendidikan tinggi yang melakukan pemeriksaan

IVA dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah. proporsi WUS yang

melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 33 (45,8%) WUS yang berpendidikan tinggi

dan hanya sebanyak 2 (11,1%) WUS yang berpendidikan rendah. Berdasarkan uji

statistik diperoleh p value 0,007 artinya ada hubungan yang signifikan antara

pendidikan dengan perilaku WUS dalam melakukan periksa IVA. Diperoleh nilai OR

6,769 (95% CI : 1,449-31,618) artinya WUS yang berpendidikan tinggi berpeluang

6,769 kali lebih besar untuk berperilaku periksa IVA daripada yang berpendidikan

rendah.

Pada variabel pekerjaan dapat dilihat bahwa lebih banyak WUS bekerja yang

melakukan pemeriksaan IVA dibandingkan dengan WUS yang tidak bekerja. Dari

hasil analisis hubungan antara pekerjaan dengan perilaku periksa IVA diperoleh

proporsi WUS yang melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 35 orang diantaranya 23

(59,0%) bekerja, dan 12 (23,5%) yang tidak bekerja. Berdasarkan uji statistik

diperoleh p value 0,001 artinya ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan

dengan perilaku WUS dalam melakukan periksa IVA. Diperoleh nilai OR 4,672

(95% CI : 1,883-11,591) artinya WUS yang Bekerja berpeluang 4,672 kali lebih

besar untuk berperilaku periksa IVA daripada yang tidak bekerja.

hubungan antara pengetahuan dengan perilaku periksa IVA diperoleh proporsi

WUS yang berperilaku periksa IVA lebih banyak pada WUS yang berpengetahuan

baik daripada WUS yang berpengetahuan rendah. terdapat sebanyak 32 (69,6%)

WUS yang berpengetahuan baik, dan hanya 3 (6,8%) WUS berpengetahuan kurang

yang melakukan pemeriksaan IVA. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p value

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Page 10: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

0,000 artinya ada hubungan secara signifikan antara pengetahuan dengan perilaku

WUS dalam melakukan periksa IVA. Diperoleh nilai OR 31,238 (95% CI : 8,263-

118,10) artinya WUS yang berpengetahuan baik berpeluang 31,238 kali lebih besar

untuk berperilaku periksa IVA daripada yang berpengetahuan kurang.

Hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku periksa IVA diperoleh

proporsi WUS yang berperilaku periksa IVA sebanyak 29 (61,7%) mempunyai sikap

positif, dan sebanyak 6 (14,0%) yang mempunyai sikap negatif. dari hasil tersebut

dapat dilihat bahwa lebih banyak WUS yang mempunyai sikap positif terhadap

deteksi dini kanker serviks yang melakukan pemeriksaan IVA dibandingkan dengan

WUS yang mempunyai sikap negatif terhadap deteksi dini kanker serviks. Dilihat

dari hasil uji statistik diperoleh p value 0,000 artinya ada hubungan secara signifikan

antara sikap dengan perilaku WUS dalam melakukan periksa IVA. Diperoleh nilai

OR 9,935 (95% CI : 3,498-28,222) yang artinya WUS yang mempunyai sikap yang

positif terhadap deteksi dini kanker leher rahim berpeluang 9,935 kali lebih besar

untuk berperilaku periksa IVA daripada yang mempunyai sikap negatif terhadap

deteksi dini kanker serviks.

Hasil analisis hubungan antara informasi ketersediaan sarana dan prasarana

dengan perilaku periksa IVA terdapat 25 orang yang tahu ada tersedianya sarana dan

prasarana deteksi dini kanker serviks di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu, 20

(80,0%) orang diantaranya melakukan pemeriksaan IVA dan 5 (20,00%) orang yang

tidak melakukan pemeriksaan IVA. Sedangkan dari 65 orang yang tidak tahu adanya

sarana dan prasarana di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu terdapat 15 (23,1%)

melakukan pemeriksaan IVA dan 50 (76,9%) orang yang tidak melakukan

pemeriksaan IVA. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa bebih banyak WUS yang

tahu adanya sarana dan prasarana yang melakuna pemeriksaan IVA dibandingkan

dengan yang tidak tahu adanya informasi ketersediaan sarana dan prasarana.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p value 0,000 artinya ada hubungan secara

signifikan antara informasi ketersediaan sarana dan prasarana dengan perilaku WUS

dalam melakukan periksa IVA. Diperoleh nilai OR 13,333 (95% CI : 4,276-41,575)

artinya WUS yang tahu adanya informasi ketersediaan sarana dan prasarana

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Page 11: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

berpeluang 13,333 kali lebih besar untuk berperilaku periksa IVA daripada yang

tidak tahu adanya informasi ketersediaan sarana dan prasarana.

Hasil analisis hubungan antara keterpaparan informasi tentang kanker serviks

dan IVA dengan perilaku periksa IVA, lebih banyak WUS yang terpapar informasi

yang melakukan pemeriksaan IVA dibandingkan dengan WUS yang tidak terpapar

informasi. Diperoleh proporsi WUS yang melakuakan pemeriksaan IVA sebanyak 34

(54,8%) WUS yang terpaparan informasi tentang kanker serviks baik, dan sebanyak 1

(3,6%)WUS yang terpaparan informasi tentang kanker serviks tidak baik.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p value 0,000 artinya ada hubungan secara

signifikan antara keterpaparan informasi tentang kanker serviks dengan perilaku

WUS dalam melakukan periksa IVA. Diperoleh nilai OR 32,786 (95% CI : 4,189-

256,63) artinya WUS yang terpaparan informasi tentang kanker serviks berpeluang

32,786 kali lebih besar untuk berperilaku periksa IVA daripada yang tidak terpaparan

informasi tentang kanker serviks.

Hasil analisis hubungan antara Dukungan Suami / Keluarga dengan perilaku

periksa IVA lebih banyak WUS yang mendapat dukungan baik dari suami atau

keluarga yang melakukan pemeriksaan IVA dibandingkan dengan WUS yang

mendapatkan dukungan kurang dari keluarga. Diperoleh proporsi WUS yang

berperilaku periksa IVA sebanyak 22 (66,0%) WUS yang mendapat dukungan Suami

/keluarga baik, dan sebanyak 13 (21,7%) WUS yang melakukan pemeriksaan

mendapatkan dukungan suami / keluarga kurang baik. Berdasarkan hasil uji statistik

diperoleh p value 0,000 artinya ada hubungan secara signifikan antara dukungan

suami/keluarga dengan perilaku WUS dalam melakukan periksa IVA. Diperoleh nilai

OR 9,942 (95% CI : (3,600-27,459) artinya WUS yang ada dukungan suami/

keluarga berpeluang 9,942 kali lebih besar untuk berperilaku periksa IVA daripada

yang tidak ada dukungan suami / keluarga.

Hasil analisis hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan perilaku

periksa IVA, lebih banyak WUS yang mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan

yang melakukan pemeriksaan IVA dari pada WUS yang tidak mendapatkan

dukungan dari tenaga kesehatan untuk melakukan pemeriksaan IVA. Diperoleh

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Page 12: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

proporsi WUS yang berperilaku periksa IVA sebanyak 32 (69,6%)WUS yang

mendapat dukungan tenaga kesehatan baik, dan hanya 3 (6,8%) WUS yang

melakukan pemeriksaan IVA yang tidak mendapatkan dukungan tenaga kesehatan.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p value 0,000 artinya ada hubungan secara

signifikan antara dukungan tenaga kesehatan dengan perilaku WUS dalam melakukan

periksa IVA. Diperoleh nilai OR 18,891 (95% CI : 5,731-62,272) artinya WUS yang

ada dukungan tenaga kesehatan berpeluang 18,891 kali lebih besar untuk berperilaku

periksa IVA daripada yang tidak ada dukungan tenaga kesehatan.

3. Analisis Multivariat

Tabel 3. Model Akhir Regresi Logistik

Variabel P value OR 95%CI

Pendidikan 0.328 3.088 0.323-29.500

Pengetahuan 0.001 12.001 2.651-54.331

Keterpaparan Informasi 0.114 7.650 0.612-95.553

Dukungan Suami / Keluarga 0.040 4.733 1.073-20.879

Dukungan Tenaga Kesehatan 0.083 3.261 0.857-12.403

Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa terdapat 5 variabel dari 8

variabel independen yang paling berhubungan dengan perilaku WUS dalam deteksi

dini kanker serviks setelah dilakukan uji confounding yaitu variabel pendidikan,

pengetahuan, keterpaparan informasi, dukungan suami atau keluarga dan dukungan

tenaga kesehatan.

Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, lebih banyak WUS yang tidak

melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA

dibandingkan dengan yang melakukan pemeriksaan. Terdapat 38,9% WUS yang

melakukan pemeriksaan dan 61,1% WUS yang tidak melakukan pemeriksaan. Hal ini

berarti sebagian besar WUS di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Page 13: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

mempunyai perilaku yang kurang dalam deteksi dini kanker serviks dengan metode

IVA.

Dari hasi penelitian menunjukan bahwa yang melakukan pemeriksaan IVA

lebih banyak pada yang berumur <31 tahun yaitu 65,6% dibandingkan dengan yang

berumur ≥31 tahun yang hanya sebanyak 34,4%. Hasil penelitian ini tidak sesuai

dengan teori Green (1980) dan Anderson (1974) dalam Notoatmodjo (2005; 2010)

bahwa faktor sosiodemografi dalam hal ini umur berpengaruh terhadap perbedaan

dalam perilaku kesehatan.

Hasil penelitian menunjukkan menunjukan bahwa WUS yang berpendidikan

tinggi lebih banyak yang melakukan pemeriksaan IVA dibandingkan dengan yang

berpendidikan rendah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Purba (2011) bahwa

wanita yang mempunyai pendidikan tinggi lebih banyak yang melakukan

pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

secara statistik ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku WUS

dalam melakukan periksa IVA terlihat lebih banyak WUS yang bekerja yang

melakukan pemerilksaan IVA yaitu sebanyak 59,0%. Selain itu wanita yang bekerja

berpeluang 4,672 kali lebih besar untuk melakukan pemeriksaan IVA. Penelitian ini

sejalan dengan penelitian Sutanti (2010) bahwa risiko wanita yang bekerja terhadap

kejadian lesi pra-kanker cenderung lebih kecil 0,431 kali dibanding wanita yang tidak

bekerja.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan dengan perilaku WUS dalam periksa IVA. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Yuliawati (2012) di Puskesmas Prembun

bahwa kurangnya pengetahuan akan mempengaruhi ibu untuk tidak melakukan

pemeriksaan IVA, yang dimungkinkan karena kurang mendapatkan informasi.

Pengetahuan tentang kanker leher rahim dan pemeriksaan IVA dapat diperoleh

melalui TV, radio, brosur, leaflet, teman, saudara, keluarga bahkan petugas kesehatan

termasuk kader kesehatan.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara

sikap dengan perilaku pemeriksaan IVA karena hasil uji statistik p value 0,000 maka

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Page 14: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

Ho ditolak yang artinya data sampel mendukung adanya perbedaan bermakna

(signifikan). Menurut Notoatmodjo (2007) jika individu memiliki presepsi yang baik

maka kemungkinan besar perilaku mereka berubah menjadi positif hasi penelitian ini

sejalan dengan penelitian Sakanti (2007) yang menyatakan bahwa seluruh wanita

yang melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim memiliki sikap yang

positif terhadap deteksi dini kanker leher rahim. Penelitian ini juga sejalan dengan

penelitian Sarini (2011) yang mengatakan bahwa tidak semua wanita yang bersikap

positif melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks.

Dari hasil penelitian berdasarkan uji statistik diperoleh p value 0,000 yang

artinya ada hubungan yang signifikan antara informasi ketersediaan sarana dan

prasarana dengan perilaku WUS dalam melakukan pemeriksaan IVA Penelitian ini

sejalan dengan penelitian Rohmawati (2010) yang menyatakan WUS yang

mendapatkan informasi cenderung untuk melakukan pemeriksaan IVA.

Dari 90 responden yang diteliti terdapat sebanyak 62 WUS yang sudah

pernah terpapar oleh informasi tentang kanker serviks dan IVA, 54,8% diantaranya

melakukan pemeriksaan IVA. dan informasi terbanyak yang responden dapatkan

adalah dari petugas kesehatan dan juga media elektronik (televisi, radio). yang

menyatakan bahwa keterpaparan individu terhadap informasi kesehatan akan

mendorong terjadinya perilaku kesehatan.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Sarini (2011), yang menyatakan

bahwa sebagian besar responden yang menerima informasi dari petugas kesehatan,

maka akan melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim. Penyampaian

informasi yang baik antara petugas kesehatan dengan masyarakat dan antara

masyarakat itu sendiri berkontribusi positif terhadap perilaku pemeriksaan deteksi

dini kanker leher rahim.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang mendapatkan dukungan suami

atau keluarga berpeluang 9,942 kali lebih besar untuk melakukan deteksi dini kanker

leher rahim metode IVA. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Purba (2011) yang

menyatakan bahwa faktor penting dalam memberikan dorongan bagi ibu untuk

melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim adalah orang-orang terdekat

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Page 15: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

yaitu suami dan keluarga. Peran suami dan keluarga sangat kuat dalam memberikan

dukungan bagi ibu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sehingga sangat

mempengaruhi status kesehatannya. Suami dan keluarga merupakan orang terdekat

dengan WUS dalam

Tenaga kesehatan adalah sumber informasi yang sangat bisa dipercaya

sehingga dorongan dari petugas kepada WUS untuk melakukan pemeriksaan IVA

akan sangat membantu mengarahkan perilaku IVA (Rohamawati, 2010). Penelitian

ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan petugas

kesehatan dengan perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yuliawati (2012) Untuk meningkatkan

cakupan pelayanan IVA juga bisa dilaksanakan dengan mengajak ibu-ibu mengikuti

pemeriksaan IVA yang dilaksanakan. Karena berdasarkan pengalaman bahwa

mayoritas WUS bersedia mengikuti pemeriksaan IVA apabila diajak oleh petugas

atau kader kesehatan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam bab sebelumnya, maka peneliti

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar WUS di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

mempunyai perilaku yang kurang dalam deteksi dini kanker serviks dengan

metode IVA yaitu sebesar 61,1 %.

2. Faktor predisposisi (umur, pekerjaan, pendidikan) variabel umur berdasarkan uji

stastistik menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan dengan perilaku

deteksi dini kanker serviks, sedangkan variabel Pekerjaan dan pendidikan

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan perilaku WUS dalam

deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA .

3. Faktor Pemudah (pengetahuan, sikap) kedua variabel ini menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan dengan perilaku WUS dalam deteksi dini kanker

serviks dengan metode IVA.

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Page 16: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

4. Faktor Pemungkin (informasi ketersediaan sarana dan prasarana, keterpaparan

informasi tentang kanker serviks) menunjukkan adanya hubungan yang

signifikan dengan perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks dengan

metode IVA.

5. Faktor penguat (dukungan suami dan keluarga, dukungan petugas kesehatanan)

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan perilaku WUS dalam

deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA.

Saran 1. Bagi Pemerintah: Memberikan penyegaran pada puskesmas percontohan IVA

dan memberikan reward pada puskesmas yang cakupan pelayanannya

menunjukkan peningkatan dan mampu mencapai target yang telah ditentukan

serta membuat iklan di media electronic (televisi, radio), media cetak (surat

kabar, majalah/tabloid) tentang kanker serviks dan IVA.

2. Bagi Puskesmas: Diharapkan dapat meningkatkan kegiatan pendidikan kesehatan

tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA oleh tenaga kesehatan

kepada wanita usia subur melalui penyuluhan di acara ataupun kegiatan-kegiatan

di Puskesmas melalui penyuluhan, konseling atau mengajak untuk melakukan

pemeriksaan IVA dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker

leher Rahim dan pemeriksaan IVA dengan cara memperluas sasaran promosi

kesehatan, tidak hanya pada ibu saja, tetapi juga pada suami atau keluarga

lainnya agar nantinya juga mendukung istri atau anak wanita untuk melakukan

pemeriksan IVA.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya: Peneliti berikutnya dapat merevisi dan menambah

pertanyaan pada instrumen penelitian guna menggali persepsi yang lebih dalam

mengenai kanker serviks dan dapat meneliti lebih lanjut terkait faktor lain yang

mempengaruhi perilaku seseorang tentang deteksi dini IVA.

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Page 17: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

Daftar Refrensi

Anonim, 2008b, What Are The Risk Factor for Cervical Cancer, Diakses pada tanggal 31-05-2017 jam 18.30 WIB dari http://www.cancer.org.

Anonim, 2003, Bahaya Kanker Rahim Bagi Wanita, Diakses pada tanggal 2-06-2017 jam 19.00 WIB dari http://situs.kesrepro.info/aging /mar/2003/ag03.htm.

Anonim, 2003c, it develops, Diakses pada tanggal 31-06-2017 jam 18.40 WIB dari http://www.cancerbacup.org.uk/Cancertype/Cervix/General/How.

Aziz, M.F. (2006). Skrining dan Deteksi Dini kanker serviks. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Azwar, 2007. Perilaku dan Sikap Manusia. Bandung : ALFABETA Budiman dan Riyanto. 2013. Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian

Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Depkes RI, 2007. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta. Depkes RI, 2011. Target Tujuan Pembangunan MDGs. Direktorat Jendral Kesehatan Ibu dan

Anak. Jakarta. Dharma, Kelana Kusuma., 2011. Metodelogi Penelitian Keperawayan. Jakarta: Trans Info

Medik Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Emilia, Ova, dr, Yudha Hananta I Putu, dr. Kusumanto Dhanu dan Freitag Harry, 2010.

Bebas Ancaman Kanker Serviks. Yogyakarta : Media Pressindo. Effendy, Nasrul.1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Green, Lawrence et al, 1980. Perencanaan Pendidikan Kesehatan Sebuah Diagnostik edisi

terjemahan oleh Zulazmi Mamdy, Zarfil Tafal, Sudarti Kresno. Jakarta : FKM UI. Greeen, L W, & Kreuter, M, W, 2005. Health Program Planing, An Educational and

Ecological Approach 4 Th Ed, Boston, MC. Graw Hill Hartanto, dkk, 2005. Penyakit Serebrovaskular Jakarta: EGC. Hastono, S, 2006. Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hastono.S, dan Sabri Luknis, 2010. Statistik Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers. Hastono, Priyo Susanto. 2001. Modul Analisa Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia; Jakarta Hastono, P. S. 2011. Statistik Kesehatan. Edisi VI. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Hidayati, W.B, 2001. Kanker Serviks Displasia Dapat Disembuhkan. Jakarta: Medika N. Dayakisni, Tri & Hudaniah.(2006). Psikologi sosial, Yogyakarta. UMM Press Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015. Info DATIN .Pusat Data dan Informasi

Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Lemeshow, Stanley, et al, 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta

UGM. Mansjoer, Arif, 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: FKUI. Notoatmodjo, 2003. Promosi Kesehatan. Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Rineka Cipta. _ , 2003. Pengantar Perilaku dan Pendidikan Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta _ , 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta , 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. _, 2010. Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam & Pariani. 2000. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Surabaya :

FK. Unair, hal 133.

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017

Page 18: Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku WUS Dalam Deteksi ...

Purba, Evi Misrawaty. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemeriksaan Papsmear pada Pasangan Usia subur (PUS) di Puskesmas Belawan Kota Medan Tahun 2011. Skripsi : FKM UI

Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Bunga Rampah Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Price, SA, Wilson, LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 2 Ed/6.

Profil Puskemas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2016 Rasjidi, I., Irwanto, Y., Sulistyanto, H., 2008. Modalitas Deteksi Dini Kanker Serviks. In:

Rasjidi, I., ed. Manual Pra-kanker Serviks. Jakarta: Sagung Seto. Rasjidi, Imam. 2010. Manual Pra-kanker serviks. Jakarta : Sagung Seto .2010. 100 Questions and answer : Kanker pada Wanita. Jakarta : PT Elex

Media Komputindo. Riwidikdo, Handoko. 2007. Statistik Kesehatan Belajar, Mudah Teknik Analisa Data Dalam

Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Sofware SPSS). Yogyakarta : Mitra Cendekia Pres. Rohmawati, Ika 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Wanita Usia

Subur Dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Metode IVA (Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat) Di Wilayah Kerja Pukesmas Ngawen I Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2011. Skripsi. Jakarta : FKM UI.

Sankaranarayanan R., Budukh AM., Rajkumar R. 2001. Effective Screening programmes for cervical cancer in low and middle-income developing countries. Bull WHO; 79:954-62.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : ALFABETA Sarini, Ni Ketut Manik. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan

Papsmear Pada Wanita Usia Subur Di Desa Pacung Wilayah Kerja Puskesmas Tejakula II Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng Bali Tahun 2011. Skripsi. Jakarta: FKM UI

Sarwono P., 1996. Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Hardjo, Jakarta Sarwono, Solita. 1997. Sosiologi Kesehatan : Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya.

Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Sari, Popy Titi Purnama. 2004. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Deteksi

Dini Kanker Payudara pada Tenaga Pengajar Wanita di Sekolah Dasar (SD) Wilayah Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur. Skripsi. Jakarta : FKM UI.

Shadine, M. 2012. Penyakit Wanita. Yogyakarta: Mitra Setia. Stewart, Bernard W. dan Kleihues, Paul. 2003. Word Cancer Report. IARC Press, Lyon. Susanto, Eko. Diakses pada tanggal 18-06-2017 pukul 11.00 WIB dari

http://eko13.wordpress.com/2008/03/18/bimbingankonseling keluarga/ Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta. Sudaryono, (2014). Budaya & Perilaku Organisasi, Edisi Pertama. Jakarta: Lentera Ilmu

Cendekia. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Wahid dkk, 2007. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta. World Health Organization, 2012. GLOBOCAN (The Global Cancer Atlas) 2012 : Estimated

Cancer Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide in 2012. Diakses pada tanggal 20-05-2017 jam 19.00 WIB dari International Agency for Research on Cancer World Health Organization Website: http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_cancer.aspx

Yuliawati, 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Wus Dalam Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Metode IVA Di Wilayah Puskesmas Prembun Kabupaten Kebumen Tahun 2012. Skripsi. Jakarta : FKMUI.

Faktor yang ..., Maria Vandelina Wea, FKM UI, 2017