FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA...
-
Upload
stikesblcimahi -
Category
Documents
-
view
1.372 -
download
0
description
Transcript of FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM
KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COMPRENG
KABUPATEN SUBANG
*Meilati Suryani, Ciptaningsih
ABSTRAK
Krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan menurunnya partisipasi kader pada
kegiatan posyandu. Banyak kader yang menjadi tidak aktif pada kegiatan posyandu. Jumlah
kader yang tidak aktif di kabupaten subang pada tahun 2010 sebanyak 1053 orang dari
jumlah 7863 orang. Di Puskesmas Compreng Kecamatan Kecamatan Compreng pada
tahun 2009 jumlah kader posyandu yang tidak aktif sebanyak 35 orang dari 95 kader.
Akibatnya cakupan jumlah balita yang datang ke Posyandu di Puskesmas Compreng tidak
mencapai target, yaitu sebesar 70,2% dari target yang ditetapkan sebesar 80%.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Compreng
Kecamatan Compreng Kabupaten Subang. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh kader yang ada di wilayah kerja Puskesmas Compreng baik yang aktif
maupun tidak aktif dengan jumlah sampel sebanyak 95 kader.
Hasil penelitian menunjukan: ada hubungan antara pengetahuan dengan partisipasi kader
dalam kegiatan posyandu (p-value : 0,000), ada hubungan antara pekerjaan dengan
partisipasi kader dalam kegiatan posyandu (p-value : 0,000), ada hubungan antara
pendapatan dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu (p-value : 0,040), ada
hubungan antara keikutsertaan kader pada organisasi lain dengan partisipasi kader dalam
kegiatan posyandu (p-value : 0,000).
Saran bagi petugas kesehatan untuk melakukan penyegaran bagi kader dalam bentuk
pelatihan-pelatihan serta pemberian reward bagi kader yang berprestasi dan aktif dalam
kegiatan posyandu.
Kata Kunci : Partsipasi Kader
Daftar Pustaka : 19 Buku (2001-2009)
PENDAHULUAN
Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaanya. Posyandu juga sebagai
perpanjangan tangan Puskesmas yang memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan
yang dilaksanakan secara terpadu. Kegiatan-kegiatanya dilaksanakan oleh kader kesehatan
yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan
kesehatan dasar (Depkes RI, 2005)..
Posyandu sangat tergantung pada peran kader, kader-kader Posyandu ini pada
umumnya adalah relawan yang berasal dari masyarakat yang dipandang memiliki
kemampuan lebih dibanding anggota masyarakat lainnya. Mereka inilah yang memiliki andil
besar dalam memperlancar proses pelayanan kesehatan. Namun keberadaan kader relatif
labil karena partisipasinya bersifat sukarela sehingga tidak ada jaminan bahwa para kader
akan tetap menjalankan fungsinya dengan baik seperti yang diharapkan. Jika ada
kepentingan keluarga atau kepentingan lainnya maka Posyandu akan ditinggalkan
(Yudiansyah, 2000).
Kabupaten Subang terdiri dari 30 kecamatan dengan jumlah Puskesmas sebanyak
40 Puskesmas, sedangkan jumlah Posyandu sebanyak 1781 dengan jumlah kader 7863
orang, jumlah kader yang aktif 6810 orang dan jumlah kader yang tidak aktif 1053 orang.
Kader yang telah mengikuti pelatihan sebanyak 2876 orang (Profil Dinas Kesehatan
Kab.Subang, 2010).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan rancangan cross sectional dengan
jumlah sampel sebanyak 95 orang kader. Lokasi penelitian dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas Compreng Kabupaten Subang. Waktu Penelitian pada bulan Januari-Juli 2011.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1
Faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader dalam posyandu
Puskesmas Compreng kabupaten Subang
Variabel Jumlah Persentase
Pengetahuan Kader
Baik
Cukup
Kurang
26
33
36
27,4
34,7
37,9
Jumlah 95 100
Bekerja
Tidak bekerja
39
56
41,1
58,9
Jumlah 95 100
Pendapatan
Rendah
Tinggi
51
44
53,7
46,3
Jumlah 95 100
Keikutsertaan dalam organisasi
Ya
Tidak
33
62
34,7
65,3
Jumlah 95 100
Tabel 2
Keaktifan kader dalam Posyandu
Variabel Jumlah Persentase
Keaktifan Kader
Pasif
Aktif
58
37
61,1
38,9
Tabel 3
Faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader dalam posyandu
Pengetahuan Keaktifan kader Total P value
Pasif Aktif
Kurang
Cukup
Baik
33
15
10
3
18
16
36
33
26
0,000
Jumlah 58 37 95
Keadaan Bekerja Pasif Aktif Total P value
Bekerja
Tidak bekerja
11
47
28
9
39
56
0,000
Jumlah 58 37 95
Pendapatan Pasif Aktif Total P value
Rendah
Tinggi
36
22
15
22
51
44
0,04
Jumlah 58 37 95
Keikutsertaan dalam
organisasi lain
Pasif Aktif Total P value
Ya
Tidak
8
50
25
12
33
62
0,000
Jumlah 58 37 95
PEMBAHASAN
Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari oleh masyarakat setempat, disetujui
dan dibina oleh LKMD, mau dan mampu bekerja secara sukarela, dapat membaca dan
menulis huruf latin serta mempunyai waktu untuk bekerja bagi masyarakat disamping
usahanya mencari nafkah (Depkes RI, 2005). Keberadaan kader merupakan bentuk peran
serta masyarakat dan merupakan indikator bagi partisipasi masyarakat khususnya dalam
pembangunan dalam bidang kesehatan. Keberadaan kader dalam pencapaian tujuan
posyandu sangat penting. Dinas kesehatan Kabupaten Subang menetapkan bahwa kader
dikatakan aktif apabila mengikuti kegiatan posyandu minimal 6 kali dalam satu tahun dan
tidak aktif apabila kader tidak mengikuti kegiatan posyandu kurang dari 6 kali dalam satu
tahun.
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keaktifan kader adalah tingkat pengetahuan.
Dalam domain kognitif atau pengetahuan, pengertian dari sebuah pengetahuan merupakan
bagian yang pertama dari tingkatan pengetahuan. Pengertian atau tahu merupakan awal
untuk mengetahui segala sesuatu. Hal ini menyebabkan pengertian atau tahu merupakan
bagian yang utama dalam tingkatan pengetahuan walaupun tingkatan paling rendah dalam
Pekerjaan mempengaruhi seseorang terhadap peran serta masyarakat meliputi keadaan
waktu yang tersedia untuk kegiatan sosial. Semakin sedikitnya waktu seseorang untuk
bersosial akibat karena banyaknya pekerjaan menyebabkan menurunnya tingkat kesadaran
dan tanggung jawab mereka terhadap kegiatan sosial yang salah satunya peranan aktif
menjadi kader kesehatan di lingkungan.
Hasil penelitian tentang hubungan pekerjaan dengan keaktifan kader menunjukan terdapat
hubungan pekerjaan kader dengan Keaktifan Kader dalam kegiatan posyandu di Wilayah
kerja Puskesmas Compreng Kabupaten Subang (p- value : 0,000 < α : 0,050). Hasil
penelitian ini tidak selaras dengan teori Nursalam (2003) yang menyatakan bahwa orang
yang bekerja kesempatan untuk mengikuti kegiatan sosial rendah atas dasar kesibukannya.
Kaitannya dengan penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar tidak bekerja akan
tetapi tidak aktif dalam kegiatan posyandu, hal ini disebabkan bahwa bahwa pengkategorian
ibu rumah tangga termasuk kedalam tidak bekerja. Dalam tatanan kehidupan masyarakat
yang sebagian besar mata pencahariannya sebagai petani, ibu-ibu cenderung sebagai ibu
rumah tangga akan tetapi disibukan dengan kegiatan pertanian. Dalam kenyataanya ibu
rumah tangga ditambah dengan kesibukan untuk bertani menunjukan lebih sibuk
dibandingkan dengan orang bekerja secara formal dimana batasan waktu kerjanya jelas.
Sedangkan yang di maksud pendapatan pada penelitian ini adalah jumlah penghasilan yang
dimiliki seorang kader posyandu yang di gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarganya sehari-hari. Kader yang mempunyai pendapatan yang tinggi cenderung lebih
aktif dalam kegiatan posyandu, hal ini disebabkan bahwa kader yang berpendapatan tinggi
maka kebutuhan utamanya sudah terpenuhi. Setelah kebutuhan pokok terpenuhi maka
tinggal melengkapi dengan kebutuhan sosial salah satunya adalah mengikuti kegiatan
posyandu.
Keikutsertaan kader dalam organisasi lain maksudnya adalah selain menjadi kader mereka
juga aktif dalam kegiatan organisasi lain, sehingga dapat mempengaruhi partisipasinya
dalam kegiatan posyandu, apalagi kegiatan dalam organisasi lain tersebut mendatangkan
nilai ekonomi yang cukup besar bagi kader. Kader yang mengikuti organisasi cenderung
lebih bertanggung jawab dalam kegitan organisasi termasuk dalam kegiatan posyandu.
KESIMPULAN
1. Terdapat hubungan antara pengetahuan kader tentang posyandu dengan
keikutsertaan kader dalam posyandu
2. Terdapat hubungan antara keadaan bekerja kader dengan keikutsertaan kader
dalam posyandu
3. Terdapat hubungan antara jumlah pendapatan dengan keikutsertaan kader dalam
posyandu
4. Terdapat hubungan antara keikutsertaan dalam organisasi lain dengan keikutsertaan
dalam posyandu
SARAN
1. Meningkatkan pengetahuan kader tentang posyandu dengan cara melakuan
refreshing kader yang berkesinambungan melalui pelatihan dan seminar.
2. Memberikan reward bagi kader yang berprestasi dan aktif seperti pemberian piagam
penghargaan untuk meningkatkan motivasi kader dalam kegiatan posyandu, reward
dalam bentuk keuangan yang dikumpulkan dari warga atau sumber pendapatan
desa
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.2005. Pedoman Kader Posyandu. Jakarta
Dinas Kesehatan Kabupaten Subang. 2009. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Subang
Notoatmodjo.2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Rineka Cipta,Jakarta
Nursalam.2000. Metode Penelitian Kesehatan. Sagung Seto:Jakarta
Puskesmas Kecamatan Compreng.2010.Profil Kecamatan Compreng. Subang