FAKTOR -...

101
FAKTOR - FAKTOR DI BALIK KEKALAHAN CAGUB/CAWAGUB PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) PADA PILGUB DKI JAKARTA TAHUN 2012 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh : FARHAN SALIMAN NIM : 108045200002 KONSENTRASI SIYASAH SYAR’IYYAH PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1436 H

Transcript of FAKTOR -...

Page 1: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

FAKTOR - FAKTOR DI BALIK KEKALAHAN CAGUB/CAWAGUB

PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS)

PADA PILGUB DKI JAKARTA TAHUN 2012

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh :

FARHAN SALIMAN

NIM : 108045200002

KONSENTRASI SIYASAH SYAR’IYYAH

PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H

Page 2: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur
Page 3: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur
Page 4: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur
Page 5: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

iv

ABSTRAK

FARHAN SALIMAN. NIM: 10804520002. Faktor-faktor di Balik

Kekalahan Cagub/Cawagub Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Pada Pilgub DKI

Jakarta Tahun 2012. Strata Satu (S1) Prodi Jinayah Siyasah Konsentrasi Siyasah

Syar’iyyah ( Ketatanegaraan Islam ) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Juli 2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor di balik

kekalahan Cagub/Cawagub Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Pilgub DKI

Jakarta 2012 dengan waktu penelitian Mei s/d Juli 2015. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan teknik penelitian deskriptif dengan

data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur yang

ada.

Penelitian dilakukan di Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan

Sejahtera ( DPW PKS ) DKI Jakarta dan telah melakukan wawancara dengan

Bapak Arif Priambodo, S.Psi. MM. ( Sekretaris Biro Perencanaan DPW PKS ).

Selain itu untuk melengkapi data hasil wawancara data diperoleh dari literatur

yang berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kekalahan PKS dalam

pilgub DKI Jakarta seperti studi pustaka, jurnal-jurnal dari intenet dan lain-lain.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, strategi DPW PKS DKI untuk

memenangkan pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada 2012

adalah capacity building, institution building dan social building, kedua, gerakan

politik Dewan Pengurus Wilayah Partai Keadilan Sejahtera DKI Jakarta yaitu

memadukan antara politik dan dakwah. Berdasarkan gerakan tersebut terjadi

hubungan politik dan dakwah yang kolaboratif dan menjadikan politik tidak saja

berdimensi kekuasaan dan ketiga faktor-faktor kekalahan Partai Keadilan

Sejahtera pada Pilgub DKI tahun 2012 yaitu diajukannya cagub/cawagub dari internal

PKS yang dianggap belum merepresentasikan semua kalangan.

Saran yang dapat diberikan adalah, dengan adanya sekularisasi politik yang

terlihat menguat dengan makin merosotnya dukungan pada partai Islam di DKI

hendaknya PKS dapat menata ulang strategi dakwah dan gerakan politiknya,

sehingga PKS menjadi partai yang terbuka dapat diterima oleh masyarakat luas.

Page 6: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas

segala rahmat, hidayah dan Inayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta

salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Rosul yang

berjasa besar kepada kita semua dalam membuka gerbang ilmu pengetahuan.

Skripsi yang berjudul “Faktor-faktor Di Balik Kekalahan

Cagub/Cawagub Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Pada Pilgub DKI Tahun

2012” Penulis susun dalam rangka memenuhi dan melengkapi persyaratan

mencapai gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi Jinayah Siyasah

Konsentrasi Siyasah Syar’iyyah (Ketatanegaraan Islam) Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Setulus hati, penulis sadari bahwa tidak akan sanggup menghadapi dan

mengatasi berbagai macam hambatan dan rintangan yang mengganggu lancarnya

penulisan skripsi ini, tanpa adanya bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dalam kesempatan yang berharga ini perkenankan penulis untuk

menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan mendalam kepada yang

terhormat:

1. Bapak. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. Selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

vi

2. Ibu Dra. Hj. Maskufa, MA Selaku Ketua Program Studi Jinayah Siyasah

dan Ibu. Sri Hidayati,M.Ag Selaku Sekretaris Program Studi Jinayah

Siyasah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas waktu, bimbingan dan solusinya

selama ini.

3. Bapak Dr. Iding Rosyidin, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing I penulis

yang senantiasa membimbing dan meluangkan waktunya untuk membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Atep Abdurrofiq, M.Si,. sebagai Dosen Pembimbing II yang

senantiasa membimbing dan memberikan motivasinya, waktunya untuk

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Segenap Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum yang memberikan berbagai

macam disiplin ilmu pengetahuan selama proses studi yang sangat berarti

bagi perkembangan pemikiran dan wawasan yang luas bagi penulis.

6. Segenap Pengelola Perpustakaan Utama serta Perpustakaan Fakultas

Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

atas pelayanan referensi buku-bukunya.

7. Orang tua penulis Ibunda Maemunah S.Pd.I, Alm. Kakak Tercintaku

Nanang Sufriyadi, Adikku Helmi Ma’arif dan segenap keluarga Besarku

H. Nisan Jafat (Kakek), Ustd. Drs. Muhammad Rifai’e, Munawaroh, Siti

Rohmah, S.Pd., Nunung Suhaya, S.Pd. yang telah merawat dengan penuh

kesabaran dan keikhlasan dengan selalu memberikan motivasi, dukungan,

saran dan do’a kepada penulis

Page 8: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

vii

8. Keluarga Besar Jinayah Siyasah, Konsentrasi Siyasah Syar’iyyah Tahun

2008, Iham Marullah, S.Sy., Ahmad Mahfudin, S,Sy., Ahmad Syarif, SE..

Keluarga IKPA BBPP (Ikatan Peneriman dan Alumni Bantuan Biaya

Penunjang Pendidikan) Bazis Provinsi DKI Jakarta, Keluarga KKN Tahun

2011 Garut.

9. Serta seluruh pihak yang telah berjasa namun tidak penulis sebutkan satu

per satu.

Semoga Allah SWT dengan ridha-Nya membalas segala kebaikan

dengan pahala yang berlipat ganda. Dengan segala kekurangan, besar

harapan penulis agar skripsi ini mampu memberikan manfaat serta

pengetahuan bagi penulis pribadi dan para pembaca lainnya.

Jakarta, 08 Juli 2015

Penulis

Page 9: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERESETUJUAN PEMBIMBING………………………… ... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8

D. Kerangka Pemikiran ................................................................ 10

E. Kerangka Konseptual ............................................................... 11

F. Langkah-langkah Penelitian ..................................................... 13

G. Sistematika Penulisan ............................................................. 16

BAB II : TINJAUAN TEORITIS TENTANG GERAKAN POLITIK DAN

SIYASAH DUSTURIYAH

A. Pengertian dan Model-model Gerakan Politik ........................ 17

1. Pengertian Gerakan Politik ................................................. 17

2. Model-model Gerakan Politik ............................................. 23

B. Pengertian dan Ruang Lingkup Siyasah Dusturiyah ............... 27

1. Pengertian Siyasah Dusturiyah .......................................... 27

Page 10: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

ix

2. Ruang Lingkup Siyasah Dusturiyah................................... 32

BAB III : SEJARAH PARTAI KEADILAN SEJAKTERA (PKS)

A. Sejarah Berdirinya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ............... 42

1. Munculnya Fenomena Gerakan Dakwah ............................. 43

2. Tahapan Strategi Gerakan Dakwah ...................................... 45

3. Gerakan Dakwah dalam Pentas Seni ................................... 45

B. Karakteristik Gerakan Politik Partai Keadilan Sejahtera ........ 47

C. Prinsip-prinsip Kebijakan dalam Gerakan Politik

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ............................................. 78

D. Profil Dewan Pimpinan Wilayah PKS DKI Jakarta ................ 50

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Strategi Pemenangan PKS dalam Pemilihan Cagub

dan Cawagub DKI Jakarta Tahun 2012 ................................ 60

2. Gerakan Politik DPW PKS DKI Jakarta dalam

Pemenangan Pilgub ............................................................. 66

3. Faktor-faktor Kekalahan PKS dalam Pemilihan Cagub dan

Cawagub DKI Jakarta Tahun 2012 ..................................... 68

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 77

B. Saran ......................................................................................... 79

Page 11: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

x

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 81

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan kelanjutan dari Partai

Keadilan (PK) yang didirikan di Jakarta 9 Jumadil Ula 1423 H yang

bertepatan pada tanggal 20 April 2002 lahir dari sekumpulan anak-anak muda

terdidik yang senantiasa melakukan aktivitas pengajian di kampus-kampus.

Aktivitas mengkaji itu kemudian diikuti dengan keinginan menerapkan atau

mengimplementasikan dalam realitas kehidupan. Dan tampil sebagai sebuah

kekuatan sosial politik di Indonesia adalah sebagai bukti nyata implementasi

gerakannya. Dengan kata lain, eksistensi gerakan sosial politik kelompok ini

merupakan konsekuensi logis dari sebuah eksistensi ideologis yang teruji

ketangguhannya dalam kurang lebih 20 tahun kehadirannya di Indonesia.

Sebelum mewujud ke dalam sebuah partai, orang-orang PKS adalah

orang-orang yang lebih bergelut di seputar kegiatan dakwah. Sesuai dengan

kondisi Orde Baru yang sangat represif dan "anti Islam", gerakan mereka

bersifat bawah tanah karena kegiatan mereka relatif tertutup dan terbentuk

dalam kelompok-kelompok kecil (gerakan usroh atau tarbiyyah). Mereka

relatif mengisolasi diri untuk bersentuhan dengan kegiatan politik karena jika

mereka tampil dalam wacana ini maka yang akan terjadi adalah kegagalan

dengan ditangkap, diintimidasi, dimatisosialkan, dan akhirnya lebur ke dalam

suasana mayoritas yang diam terhadap represi dan ketidakadilan Orde Baru.

Walau mengisolasi diri, bukan berarti mereka adalah sekumpulan orang-orang

yang asing dan berjarak dengan negara Indonesia. Mereka mengisolasi diri

untuk membentuk masyarakat yang solid untuk melawan kediktatoran.

Terbukti ketika Orde Baru mulai melemah, mereka segera ambil

posisi, meskipun pada awalnya aktivitas mereka hanra mengambil tema-tema

Dunia Islam Internasional seperti soal Palestina ataupun Bosnia. Walau demo-

demo yang mereka gelar diikuti massa yang sangat besar, namun mereka

Page 13: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

2

aman dari represi pemerintah pada saat itu. Hal itu sebenarnya dijadikan ajang

pelatihan karena massa mereka merupakan yang paling efektif, berdisiplin,

dan damai. Saat gerakan reformasi Mei 1998, saat itulah mereka benar-benar

menghadapkan diri ke publik, sehingga publik pun menyadari ada kekuatan

yang besar yang terorganisasi dengan rapi yang sebelumnya berada di bawah

permukaan.1

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lahir sebagai gerakan sosial

keagamaan, karena dari awal pertumbuhan gerakan ini di kampus-kampus,

agama Islam lebih tepatnya esensi atau nilai dari lslam itu sendiri menjadi

nilai utama yang selalu dikedepankan, bukan hanya sekedar wacana belaka,

tetapi juga implementasi praksisnya. Islam adalah agama yang sempurna"

mencakup seluruh urusan kehidupan manusia yang terdiri dari kehidupan

individu, keluarga, masyarakat, dan negara" serta segala aktivitas yang

meliputinya, seperti ekonomi (al-Iqtishadiyah), politik (as-Siyasiyah),

pendidikan (at-Tarbawiyah), hukum (al-hukniah) dan sebagainya. Islam tidak

memilah antara kehidupan dunia dan akhirat, karenanya dalam setiap aktivitas

mengandung unsur dunia dan akhirat sekaligus.

Politik termasuk di dalamnya karena politik adalah bagian dari

keuniversalan Islam, maka setiap muslim harus meyakini bahwa Islam

memiliki sistem politik yang bersumber dari Allah, dicontohkan oleh

Rasulullah SAW, dan dikembangkan oleh para sahabat dan salafusshalih,

sesuai dengan dinamika perkembangan hidup manusia setiap masa.

Karenanya, merupakan sebuah kewajiban bagi setiap Muslim untuk siap

menjalankan sistem itu, dan tidak akan menjalankan sistem lain. 2

Hal serupa diungkapkan pula oleh Hasan Al-Banna bahwa Islam

adalah sistem yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah Negara dan

tanah air, pemerintah dan umat, akhlaq dan kekuatan, kasih sayang dan

keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan

1 Sekjen PKS Bid. Arsip dan Sejarah, Dari Kader untuk Bangsa, (Bandung: Fitrah

Rabbani, 2007), hlm. x 2 Nasir Fahmi, Menegakkan Syari‟at Islam Ala PKS, (Solo: Era Intermedia, 2008), hlm.

24

Page 14: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

3

sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan

pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar,

tidak kurang dan tidak lebih. Karenanya, Dia mengkritik pemisahan antara

agama dan politik. Dia menjelaskan bahwa setiap gerakan Islam yang

menjauhkan politik tidak tepat untuk dikatakan sebagai gerakan lslam dengan

pemahaman yang universal terhadap ajaran agama ini.

Penyatuan agama dan politik untuk menghadirkan kesejatian ajaran

Islam bagi perbaikan kualitas kehidupan manusia selalu saja menarik untuk

diwacanakan, dikaji, diteliti, bahkan diwaspadai. Terlebih ketika hal ini

menyangkut wilayah publik dan kekuasaan. Bentuk perhatian orang

dikemukakan sesuai dengan posisi dan kepentingan masing-masing.

Karenanya, hubungan antara agama dengan politik sejak dahulu kala selalu

difahamkan sebagai dua karakter yang terpisah. Agama adalah sesuatu yang

diyakini suci, oleh karena itu harus dijauhkan dari aktivitas politik yang penuh

intrik licik dan kotor. Sehingga jelas, posisi pengdikotomian ini telah menjadi

mind set atau cara berfikir banyak kalangan.

Di Indonesia yang merupakan negara dunia ketiga sekaligus negeri

dengan penganut Islam terbesar, proses modernisasi dalam berbagai lapangan

kehidupan khususnya politik dilakukan dengan sangat efektif oleh kekuasaan

Orde Baru. Orientasi pembangunan politik Orde Baru menghendaki

terciptanya tatanan yang dapat mendukung terciptanya sistem yang kuat, stabil

dan demokratis pasca kegagalan Orde Lama. Dalam batasan tersebut,

modernisasi politik kemudian dilirik sebagai acuan untuk mewujudkan

suasana politik yang sehat dan berguna bagi proses demokratisasi.

Pendapat Hutington yang dikutip oleh Ali Said Damanik,3 berkenaan

dengan modernisasi politik yang dimaksud di atas memiliki tiga pengertian,

yaitu:

(l) Melibatkan Rasionalitas Otoritas. dengan mengganti sejumlah

sumber otoritas politik tradisional, keagamaan, kekeluargaan dan etnik

dengan otoritas politik yang benar-benar sekuler dengan bendera

kebangsaan. (2) Diferensiasi fungsi-fungsi politik baru dan

3 Ali Said Damanik, Fenomena Partai Keadilan, (Jakarta: Teraju, 2002), hlm. 11

Page 15: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

4

pembangunan struktur yang menekankan aspek-aspek pengkhususan

agar lebih berfungsi. (3) Peningkatan partisipasi politik bagi kelompok

sosial seluruh masyarakat.

Dalam kasus orde Baru ini, para pengamat umumnya sepakat bahwa

proses modernisasi yang berlangsung di bawah naungan politik Orde Baru

telah mendorong dilakukannya upaya-upaya penafsiran ulang dan

penyesuaian-penyesuaian diri dalam tubuh umat Islam, sehingga mereka

setidaknya tetap dapat eksis dalam gejolak perubahan yang berlangsung. Ini

terutama dirasakan dalam wacana dan kiprah politik yang sejak dini

mengagendakan dan melancarkan restrukturisasi mendasar yang kemudian

dipergunakan untuk menopang proses akselerasi modernisasi dan

pembangunan ekonomi.

Ada sebagian pengamat yang mencatat bahwa restrukturisasi politik

yang dilakukan oleh Orde Baru telah menghasilkan sebuah format politik baru

yang ciri-ciri umumnya adalah: 4

(l) Munculnya negara sebagai aktor atau agen otonom yang posisinya

"mengatasi" masyarakat yang sebetulnya merupakan asal-usul

eksistensinya. (2) Menonjolnya peran dan fungsi birokrasi serta

teknokrasi dalam proses rekayasa sosial, ekonomi dan politik. (3)

Semakin terpinggirkannya sektor-sektor popular dalam masyarakat

termasuk kaum inteleklual. (4) Diterapkannya model politik

eksklusioner melalui jaringan korporatis untuk menangani berbagai

kepentingan politik. (5) Penggunaan secara efektif hegemoni ideologi

untuk memperkokoh dan melestarikan legitimasi sistem politik yang

ada.

Dengan format politik seperti itu, pemerintah Orde Baru berhasil

melakukan konsolidasi ke dalam yang hasilnya adalah tersingkirkannya

kekuatan-kekuatan politik yang cenderung bersikap oposisi dalam ruang

politik resmi versi Orde Baru. Termasuk dalam hal ini adalah keberhasilan

Orde Baru dalam menjinakkan kiprah politik kelompok umat Islam yang

dinilai akan menghambat proses stabilisasi politik seperti penyederhanaan

partai-partai politik dan kebijakan masa mengambang (floating mass),

marginalisasi tokoh-tokoh Islam yang dianggap menganut garis keras, represi

4 Damanik, Fenomena……………., hlm. 11

Page 16: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

5

terhadap gerakan-gerakan Islam, kooptasi para pemimpin Islam yang dianggap

berpengaruh dan popular, kontrol birokrasi terhadap lembaga-lembaga Islam

baik milik negara maupun swasta.

Merupakan sejarah yang tertunda karena pasca tumbangnya kekuasaan

yang pongah tepatnya pada tanggal 2l Mei 1998, kembali memberikan banyak

harapan menuju pintu pentas politik Indonesia yang baru. Salah satunya

adalah partai-partai politik yang pada saat itu hanya terpusat pada tiga partai

politik saja karena mengalami penyederhanaan, kini dibiarkan untuk

menyelenggarakan kampanye dan berorganisasi secara bebas. Ini memberikan

banyak peluang kepada partai-partai politik termasuk partai politik Islam

untuk berkiprah kembali, di mana sebelumnya pada era itu, rezim Soeharto

sangat represif dengan kebijakan deideologisasi dan depolitisasinya.

Jangankan untuk menyuarakan gagasan Islam sebagai dasar negara,

menjadikan Islam sebagai asas dan simbol partai pun tidak diperbolehkan.

Oleh karena itu, pada rezim ini wacana tentang ideologi politik lslam relatif

sepi di permukaan. Siapapun yang ingin menyuarakan gagasan mengenai

politik Islam atau Islam ideologi yang berbeda dengan arus utama pandangan

politik keislaman versi Orde Baru, harus melakukannya secara sembunyi-

sembunyi. Kenyataan seperti ini telah mendorong banyak orang untuk menilai

bahwa pemerintahan Orde Baru memberlakukan kebijakan depolitisasi Islam.

Namun terbatasnya ruang untuk mengembangkan wacana politik keislaman

khususnya, dan politik secara keseluruhan pada umumnya telah mendorong

para pemikir dan aktivis lslam untuk mencari alternatif-altematif yang

memungkinkan. Salah satunya ada yang mengembangkan gagasan mengenai

diversifikasi makna politik Islam dan ada pula yang merancang agenda dalam

jangka panjang yaitu dengan meningkatkan kajian-kajian terhadap Islam

dalam spektrum yang lebih dalam dan luas. 5

Kajian-kajian ini dilakukan dengan cara melakukan pembinaan

(tarbiyyah) secara intensif kepada umat secara keseluruhan dengan

5 Sekjen DPP PKS, Mereka Bicara PKS: Sebuah Bunga Rampai, (Jakarta: Fitrah

Rabbani, 2006), hlm. 32

Page 17: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

6

memberikan kesadaran dan pencerahan tentang hakikat kesempurnaan lslam.

Dilakukan dengan berupaya untuk membangun ruh keislaman melalui tabligh,

seminar, aktivitas sosial, ekonomi, dan juga pendidikan. Sementara dalam

bidang politik mereka mencoba menyadarkan masyarakat muslim khususnya,

serta pemuda dan mahasiswa akan tanggungjawabnya terhadap masa depan

bangsa Indonesia.

Dalam konteks ini, kampus, masjid, forum-forum studi menjadi

alternatif yang dinilai strategis. Di situlah kajian demi kajian dilakukan. Lebih

dari sekedar keinginan untuk menambah wawasan tentang Islam semata, tetapi

pendalaman aqidah dan praktik keagamaan yang menyeluruh. Alhasil, Islam

menjadi buku atau text yang terbuka di negeri ini, yang mencakup seluruh

aspek kehidupan manusia termasuk politik, yang siapa pun bisa membacanya.

Di awal telah dibahas bahwa agama adalah suatu hal yang diyakini

sakral atau suci, karenanya harus dijauhkan dari politik yang cenderung kotor.

Sangatlah jelas, dalam pernyataan ini posisi pemisahan antara agama dan

politik telah menjadi cara berfikir banyak kalangan. Demikian pula apa yang

disampaikan oleh Presiden Cheko, Vaclav Havel, politik itu kotor, dan puisi

yang membersihkannya. Selain itu, banyak pula orang yang mencibir kepada

hal yang bernama politik, karena dandanan politikus yang meriah, saling sikut

menyikut yang gentar dan pengkhianatan. Seperti itulah anomali dunia

politikus, setiap celah akan dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan,

maksimal bagi kepentingan kekuasaan dan penguasa.

Tetapi tidak dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai yang

merupakan transformasi gerakan tarbiyyah atau gerakan dakwah kampus yang

sebagian menjadikan dirinya sebagai Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim

Indonesia (KAMMI), kemudian pasca momentum reformasi, tepatnya pada

tanggal 09 Agustus 1998, gerakan dakwah tarbiyyah ini justru melakukan

langkah yang lebih berani untuk memunculkan dirinya ke hadapan publik

dengan mengumumkan secara legal formal sebagai gerakan yang berkekuatan

politik pula.

Page 18: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

7

Transformasi dari gerakan tarbiyyah menjadi partai politik dilakukan

karena seperti apa yang dikatakan oleh Hasan Al-Banna dalam sebuah

Konfrensi pelajar Ikhwanul Muslimin pada bulan Muharram 1357 H, yaitu:

"Dapat aku sampaikan dengan tegas bahwa seorang Muslim tidak akan

sempurna agamanya kecuali jika ia menjadi politisi, memiliki

pandangan yang jauh tentang problemotika umatnya, memperhatikan

urusan-urusan mereka dan bersedia untuk membantu mencari jalan

keluarnya. Karenanya pembatasan dan pembuangan terhadap agama ini

adalah sikap yang tidak diakui oleh agama Islam. Maka kepada setiap

organisasi Islam agar menjadikan prioritas programnya adalah

memperhatikan urusan politik umat Islam, kalau tidak maka ia sendiri

perlu untuk memahami kembali makna Islam." 6

Dengan mentransformasi dari gerakan tarbiyah menjadi gerakan politik

tersebut, ternyata menjelaskan bahwa PKS dalam gerak politiknya memainkan

dua peran, yaitu legal formalis dan subtansialis. Formalis berarti gerakannya

terpusat pada usaha menjadikan salah satu aspek hukum Islam dalam hukum

positif lndonesia.

Islam di Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah agama yang dianut

oleh mayoritas penduduk provinsi ini. Sensus BPS tahun 2010 menyebutkan

85,36% atau sebanyak 8.200.796 jiwa penduduk Jakarta menganut agama

Islam.7

Islam berkembang di Jakarta sekitar awal abad ke-15, yaitu saat

wilayah ini masih bernama Sunda Kelapa dan berada di bawah kekuasaan

Kerajaan Sunda Pajajaran. Menurut budayawan Betawi Ridwan Saidi,

penyebar agama Islam pertama di wilayah ini adalah Syekh Hasanuddin

(Syekh Quro) yang datang dari Champa. Ia menikah dengan penduduk

setempat dan mendirikan pondok pesantren Quro pada tahun 1428 di

Tanjungpura, Karawang.8 Selanjutnya penyebaran juga dilakukan oleh para

menak Pajajaran yang telah memeluk Islam, serta para pendatang baik dari

6 M. Abd. Qadir Abu Faris, Fiqh Politik Hasan Al-Banna, (Solo: Media Insani Press,

2003), hlm. 27 7 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Agama yang Dianut: Provinsi DKI Jakarta,

Sensus Penduduk 2010, www.bps.go.id. Diakses 10 Nopember 2012 8 Kiki, Rakhmad Zailani, Genealogi Intelektual Ulama Betawi, © 2006 Hak Cipta oleh

Republika Online, Jumat, 13 April 2007. Diakses 21 Nopember 2012

Page 19: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

8

wilayah Nusantara lainnya maupun para pedagang muslim asal Cina, Gujarat,

atau Arab.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dikenal sebagai partai dakwah

ini memiliki basis terbesar di Ibu Kota. Pada Pemilu legislatif 2004 PKS

behasil medapat 24 % suara sekaligus menjadi partai terbesar di DKI Jakarta.

Perolehan tersebut tentu tergolong fenomenal mengingat PKS sebagai partai

baru yang berlaga dalam belantara politik Indonesia. Bahkan pada pilgub DKI

2007, Kandidat yang diusung sendiri oleh PKS berhasil meraih lebih dari 44%

suara sah, bersaing ketat dengan “partai sekutu” yang mengusung Foke.

Walaupun kalah dalam pilkada, namun opini publik justru menganggap PKS

sebagai partai yang fenomenal dengan melihat perolehan suara yang sangat

fantastis walau “dikeroyok” oleh partai-partai lain.

Bercermin dari Pilkada DKI 2007, para pembesar PKS menjadi sangat

percaya diri dengan menargetkan 50% suara di DKI pada pemilu legislatif

2009. Rasa percaya diri itu di perkuat dengan kemenangan PKS di beberapa

Pilkada seperti Jabar, Sumut, dan NTB menjadikan para elit PKS semakin

optimis untuk dapat meraih 20% suara nasional dan 50% suara di Ibu Kota.

Namun kenyataan berkata lain. PKS gagal total untuk mencapai targetnya,

baik di Jakarta ataupun di tingkat nasional. PKS hanya berhasil memperoleh

18% suara di Ibu Kota dan menjadi partai kedua terbesar di Jakarta setelah

Partai Demokrat. Ini adalah untuk kali pertama trafik PKS turun dalam sejarah

politik PKS di Ibu Kota.

Pada Pilkada DKI 2012 PKS masih sangat percaya diri untuk maju

sendiri. Tidak tanggung-tanggung, kandidat yang diusung adalah kader terbaik

PKS sekaligus mantan Presidennya, Hidayat Nurwahid. Kemunculan Hidayat

Nurwahid dalam bursa Pilkada DKI 2012 mengejutkan banyak pihak,

pasalnya nama Hidayat justru muncul pada detik-detik terakhir. Para

pengamat politik bahkan menganalisa Hidayat akan menjadi kuda hitam dan

menjadi ancaman serius bagi pasangan incumbent. Apalagi dikuatkan dengan

mesin politik PKS yang sudah sangat mengakar hingga tingkat RT/RW dan

militansi kader PKS yang dianggap paling loyal tentu akan semakin berapi-api

Page 20: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

9

karena yang diusung adalah tokoh sekaligus kader terbaiknya. Melihat dari

modal politik itu, para elit PKS yakin akan dapat memenangkan Pilkada DKI,

atau setidaknya, memperoleh angka yang signifikan.

Namun sekali lagi, ternyata kenyataan berkata lain. Hasil perhitung

perolehan suara calon gubernur, menunjukan PKS hanya berada di posisi

ketiga. Perolehan suara calon yang diusung PKS hanya sekitar 11%

merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji. Padahal PKS sudah

mengerahkan kekuatan penuh dan segenap tenaganya dengan sangat maksimal

pada Pilkada DKI. Setidaknya kekuatan penuh itu terlihat dari dua hal:

Pertama, karena DKI adalah basis masa PKS terbesar di Indonesia, dan kedua

karena kandidat yang diusung PKS adalah public figur sekaligus kader

terbaiknya. Jika dengan kekuatan penuh PKS hanya mendapat 11% di

kandang sendiri, hal ini menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji, meneliti

dan mengetahui lebih jauh mengenai gerakan politik PKS. Dengan demikian

penulis menentukan judul skripsi ini adalah "FAKTOR-FAKTOR DI BALIK

KEKALAHAN CAGUB/CAWAGUB PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

(PKS) PADA PILGUB DKI JAKARTA TAHUN 2012.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis mengemukakan

bahwa fokus masalah dalam penelitian ini akan berkisar pada hal-hal berikut:

1. Bagaimana strategi pemenangan pemilu yang dilakukan oleh PKS di DKI

Jakarta ?

2. Bagaimana gerakan politik Dewan Pengurus Wilayah Partai Keadilan

Sejahtera DKI Jakarta?

3. Apa saja faktor-faktor kekalahan Partai keadilan Sejahtera pada Pilgub

DKI tahun 2012?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian penulis dari rumusan masalah

di atas yaitu:

Page 21: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

10

1. Untuk mengetahui strategi pemenangan pemilu yang dilakukan oleh PKS

di DKI Jakarta.

2. Untuk menggambarkan gerakan politik Dewan Pengurus Wilayah Partai

Keadilan Sejahtera DKI Jakarta.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor kekalahan Partai keadilan Sejahtera pada

Pilgub DKI tahun 2012.

D. Kerangka Pemikiran

Dalam pemikiran politik Islam modern, hubungan agama (Islam)

dengan politik telah menjadi bahan perdebatan yang sebelumnya tidak pernah

terjadi. Perdebatan itu muncul setelah kolonialisme Barat berhasil

menancapkan penjajahan fisik dan perang pemikirannya di dunia Islam dalam

waktu yang cukup lama.

Akibatnya terjadi pengubahan pola pemikiran pada sebagian umat

Muslim. Sebagian dari mereka mulai meragukan keabsahan hubungan agama

dan politik dan sebagiannya lagi bahkan mengalami pergeseran ke arah

pemikiran politik yang telah lama berkembang di Barat, yaitu sekulerisme

dalam arti memisahkan antara agama dan negara (politik).

Paham sekulerisme dalam dunia siyasah yang umumnya lahir dari

kajian-kajian dan pengalaman manusia yang bersiyasah secara pragmatis itu

telah memasuki kalangan cendekiawan dan para pemimpin di dunia Islam.

Secara umum, kelompok yang mempertahankan sekulerisme adalah orang-

orang yang jahil tentang Islam, atau dikarenakan belum adanya negara Islam

modern yang dapat dijadikan contoh, atau dikarenakan pula sisi-sisi positif

siyasah Islam sengaja tidak dimunculkan baik dalam tataran wacana atau

dalam aplikasi siyasah kontemporer. Sehingga dalam praktiknya, faham

sekuler secara tidak langsung menjadi sebuah paksaan untuk dianut oleh umat

Muslim sebagai model gerakan politiknya.

Aqidah dan syari'ah telah menetapkan dasar siyasah dan kedudukannya

dalam agama. Islam juga telah memastikan bahwa setiap muslim harus

bersiyasah dengan cara yang Islami, yaitu bagaimana memperjuangkan

implementasi tuntutan Islam itu melalui cara yang demokratis, yang kita kenal

Page 22: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

11

sebagai produk Barat. Dan bagaimana pula sebuah ketentuan Allah harus

dikonsultasikan dengan berbagai kalangan manusia yang notabene sebagai

makhluk Allah, tetapi memiliki cara pandang yang berbeda.

Demokrasi memang bukan sistem Islam, tapi inilah sistem politik

modern yang lebih dekat kepada Islam karena dalam sistem demokrasi

terdapat unsur-unsur implementatif yang mempunyai kesesuaian dengan

Islam. Dalam hal ini, tentu dapat menjadi sarana untuk merealisasikan

gagasan, wacana serta implementasi penegakkan syari' at Islam.

Berkaitan dengan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa

sesungguhnya Islam adalah suatu agama yang komprehensif. bersifat integral

yang tidak mengenal pemisahan, yang menyatukan berbagai persoalan moril

dan materil, serta mencakup berbagai kegiatan manusia dalam kehidupan

dunia dan akhiratnya9, termasuk kehidupan politik.

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam

masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan,

khususnya dalam negara untuk mewujudkan kebaikan bersama, sehingga

dalam pelaksanaan program atau gerakan politiknya, kemaslahatan bersama

yang menjadi prioritas gerakan politiknya. 10

Dalam buku Miriam Budiarjo, 11

secara teori, politik dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu (l) Teori-teori yang mempunyai dasar moril dan

yang menentukan norma-norma politik (norms for political behavior), (2)

Teori-teori yang menggambarkan dan membahas fenomena dan fakta-fakta

politik dengan tidak mempersoalkan norma-norma atau nilai.

E. Kerangkan Konseptual

1. Partai Politik dan Kekuasaan

Partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi

tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah

kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai

orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah

9 Yusuf Qordhawi, Fiqh Negara, (Jakarta: Rabbani Press, 1999), hlm. 23

10 http://id.wikipedia.org

11 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 2000), hlm. 30-32

Page 23: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

12

untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik -

(biasanya) dengan cara konstitusionil -untuk melaksanakan kebijakan-

kebijakan mereka. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), partai

politik berarti perkumpulan yang didirikan untuk mewujudkan ideologi

politik tertentu.

Sedangkan kekuasaan adalah adalah kemampuan yang mungkin

untuk memaksa orang lain. Kekuasaan sangat berkaitan erat dengan

wewenang. Perbedaan antara kekuasaan dengan wewenang adalah bahwa

setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain dapat dinamakan

kekuasaan. Sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang ada pada

seseorang atau sekelompok orang, yang mempunyai dukungan atau

mendapat pengakuan dari masyarakat. Oleh karena itu, kekuasaan sangat

menarik perhatian para ahli ilmu pengetahuan kemasyarakatan.Kekuasaan

dapat menciptakan kelas-kelas sosial di masyarakat, adapun yang

menciptakan kelas-kelas sosial dan ketimpangan kekuasaan adalah

pembagian kerja dalam kegiatan produksi dan hubungan sosial dalam

produksi. Kekuasaan senantiasa ada di dalam setiap masyarakat, baik yang

masih bersahaja, maupun yang sudah besar atau rumit susunannya.

Kekuasaan adalah kemampuan untuk bertindak atau memerintah

sehingga dapat menyebabkan orang lain bertindak, pengertian disini harus

meliputi kemampuan untuk membuat keputusan mempengaruhi orang lain

dan mengatasi pelaksanaan keputusan itu. Biasanya dibedakan antara

kekuasaan yang berarti dalam kemampuan untuk mempengaruhi orang

lain sehingga dapat menyebabkan orang lain tersebut bertindak dan

wewenang yang berarti hak untuk memerintah orang lain. Kekuasaan

dapat didefinisikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang

pemimpin. Keberhasilan seorang pemimpin banyak ditentukan oleh

kemampuannya dalam memahami situasi serta ketrampilan dalam

menentukan macam kekuasaan yang tepat untuk merespon tuntutan

situasi.

Page 24: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

13

2. Pemilihan Kepala Daerah Langsung

Pilkada langsung merupakan perwujudan konstitusi dan UUD

1945. Seperti telah diamanatkan Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945, Gubernur,

Bupati dan Wali Kota, masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah

provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. Hal ini telah

diatur dalam UU No 32 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan,

Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah.

Pilkada langsung sebagai sarana pembelajaran demokrasi (politik)

bagi rakyat (civic education). Ia menjadi media pembelajaran praktik

berdemokrasi bagi rakyat yang diharapkan dapat membentuk kesadaran

kolektif segenap unsur bangsa tentang pentingnya memilih pemimpin yang

benar sesuai nuraninya.

Pilkada langsung sebagai sarana untuk memperkuat otonomi

daerah. Keberhasilan otonomi daerah salah satunya juga ditentukan oleh

pemimpin lokal. Semakin baik pemimpin lokal yang dihasilkan dalam

pilkada langsung 2005, maka komitmen pemimpin lokal dalam

mewujudkan tujuan otonomi daerah, antara lain untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dengan selalu memerhatikan kepentingan dan

aspirasi masyarakat agar dapat diwujudkan.

F. Langkah-langkah penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa langkah penelitian, yaitu:

1. Penentuan Lokasi penelitian

Penelitian dilaksanakan di Dewan Pengurus Wilayah Partai Keadilan

Sejahtera DKI Jakarta. Alasan penulis menjadikan lokasi tersebut sebagai

lokasi penelitian adalah, di lokasi tersebut terdapat data-data langsung

berkaitan dengan judul skripsi penulis.

2. Penentuan Metode penelitian

Penelitian ini diarahkan pada salah satu partai politik yaitu Partai

Keadilan Sejahtera dengan menggunakan metode penelitian studi kasus

dengan teknik penelitian deskriptif. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

Page 25: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

14

untuk mendeskripsikan suatu satuan analisis secara utuh sebagai suatu

kasatuan yang terintegrasi.12

Yaitu menggambarkan kembali faktor-faktor

kekalahan Partai Keadilan Sejahtera dalam Pilgub DKI Jakarta tahun 2012.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu sumber data primer dan

sekunder.

a. Sumber data primer ialah data yang diperoleh langsung yang berhubungan

dengan penelitian yang berfungsi dapat dijadikan rujukan pokok tentang

variabel-variabel dalam penelitian studi kasus.13

b. Sumber data sekunder ialah data pendukung dan pelengkap dari data

primer, 14

yaitu data yang diperoleh dari literatur yang berkenaan dengan

factor-faktor yang mempengaruhi kekalahan PKS dalam pilgub DKI

Jakarta seperti studi pustaka jurnal-jurnal dari intenet dan lain-lain.

4. Jenis Data

Jenis data adalah jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan

terhadap masalah yang dirumuskan dan pada tujuan yang telah ditetapkan. 15

Jenis data yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah kualitatif

yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur yang ada.

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah penentuan metode pengumpulan data-data

yang tergantung pada jenis dan sumber data yang diperlukan. 16

Tehnik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Studi lapangan: yaitu mengumpulkan, meneliti dan menyeleksi data yang

tersedia di lokasi penelitian yang sesuai dengan pembahasan penelitian

dengan cara:

1) Observasi, yaitu suatu studi sengaja dan sistematis tentang fenomena

sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan, sehingga

12

Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada), 2001, hlm. 62 13

Hasan Basri, Penuntun……………….., hlm. 64 14

Hasan Basri, Penuntun……………….., hlm. 64 15

Hasan Basri, Penuntun……………….. hlm. 63 16

Hasan Basri, Penuntun………………… hlm. 65

Page 26: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

15

dapat diamati dan dapat diukur sampai informasi yang didapat

menjadi sangat abstrak. 17

Tehnik penelitian ini dilakukan dengan

mengadakan penelitian langsung ke sekretariat Dewan Pengurus

Wilayah Partai Keadilan Sejahtera DKI Jakarta.

2) Interview, yaitu dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari yang diwawancara. Ini digunakan untuk

memperoleh informasi dari pengurus Dewan Pengurus Wilayah Partai

Keadilan Sejahtera DKI Jakarta mengenai faktor-faktor kekalahan

Partai Keadilan Sejahtera dalam Pilgub DKI Jakarta.

3) Studi Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan mencari data

mengenai hal-hal atau veriabel yang berkaitan dengan faktor-faktor

kekalahan Partai Keadilan Sejahtera pada Pilgub di DKI Jakarta.

b. Studi Pustaka: yaitu mempelajari teori-teori atau informasi lain dari buku,

surat kabar, dan literatur lain, terutama untuk mendapatkan data tentang

Gerakan Politik.

6. Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data "mengorganisasikan data memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskannya mencari dan menemukan pola, menemukan

apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.18

Atau penguraian data melalui tahapan-tahapan

seperti kategorisasi, dan klasifikasi, serta pencarian hubungan antar data yang

secara spesifik tentang hubungan antar peubah. 19

Dalam penelitian yang dilakukan di DPW PKS DKI Jakarta, maka

analisa-analisa data dilakukan dengan:

a. Membuat daftar pertanyaan

b. Mengumpulkan data melalui wawancara

c. Mengumpulkan data melalui studi dokumentasi

17

Hasan Basri, Penuntun……………….., hlm. 66 18

Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2005), hlm. 248. 19

Hasan Basri, Penuntu……………….. h. 63

Page 27: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

16

d. Setelah data terkumpul kemudian dikelompokkan untuk mengetahui mana

data yang dibutuhkan dan mana data yang tidak dibutuhkan

e. Setelah mengetahui data yang dibutuhkan, maka penulis menghubungkan

atau mencari hubungan antara data yang satu dengan data yang lain,

kemudian diolah menggunakan kerangka berfikir yang sudah ditulis

f. Menafsirkan data-data yang dianalisis dengan memperhatikan rumusan

masalah

g. Setelah menafsirkan data-data yang dianalisis, kemudian ditarik menjadi

sebuah kesimpulan.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai materi yang menjadi pokok

penulisan skripsi ini agar memudahkan para pembaca dalam mempelajari tata

urutan penulisan ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai

berikut.

Bab Pertama, Pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran, kerangka konseptual,

langkah-langkah penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab Kedua, menggambarkan secara umum tentang Gerakan Politik dan

Siyasah Dusturiyah.

Bab Ketiga, Menjelaskan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang

mencakup Sejarah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Karekteristik Gerakan Politik

Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Prinsip-prinsip Kebijakan dalam Gerakan Politik

Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Profil Dewan Pimpinan Wilayah PKS DKI

Jakarta.

Bab Keempat, Hasil Penelitian dan pembahasan yang mengenai strategi

pemenangan PKS dalam Pemilihan Cagub dan Cawagub DKI Jakarta tahun 2012,

Gerakan politik DPW PKS DKI Jakarta dalam pemilihan Pilgub dan faktor-faktor

kekalahan PKS dalam pemilihan Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Tahun 2012.

Bab Kelima merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam

penulisan skripsi ini yang berisikan kesimpulan dan saran-saran.

Page 28: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

17

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG

GERAKAN POLITIK DAN SIYASAH DUSTURIYAH

A. Pengertian dan Model-model Gerakan Politik

1. Pengertian Gerakan Politik

Secara teori, politik adalah bahasan dan generalisasi dari berbagai

fenomena yang bersifat politik. Dengan kata lain teori politik adalah bahasan

dan renungan atas tujuan dari kegiatan politik, cara-cara mencapai tujuan,

kemungkinan-kemungkinan dan kebutuhan-kebutuhan yang ditimbulkan oleh

situasi politik yang tertentu dan kewajiban-kewajiban (obligations) yang

diakibatkan oleh tujuan politik tersebut. Adapun konsep-konsep yang dibahas

dalam teori politik mencakup antara lain masyarakat, kelas sosial, negara,

kekuasaan, kedaulatan, hak dan kewajiban, kemerdekaan, lembaga-lembaga

negara, perubahan sosial, pembangunan politik (political development),

modernisasi dan lain-lain.

Menurut pendapat Thomas P. Jenkin yang dikutip oleh Miriam

Budiarjo,20

teori-teori politik dapat dibedakan menjadi dua macam, meskipun

perbedaan diantara keduanya bersifat mutlak. Adapun perbedaan tersebut

adalah:

a. Teori-teori yang mempunyai dasar moril dan yang menentukan norma-

norma politik (norms for political behavior). Teori ini disebut juga dengan

valuational (mengandung nilai) karena memiliki unsur norma-norma dan

nilai.

b. Teori-teori yang menggambarkan dan membahas fenomena dan fakta-

fakta politik dengan tidak mempersoalkan norma-norma atau nilai. Teori-

teori ini dapat dinamakan dengan non-valuational (value free).

Teori-teori politik yang mempunyai dasar moril fungsinya menentukan

pedoman dan patokan yang bersifat moral dan sesuai dengan norma-norma

moral. Semua fenomena politik ditafsirkan dalam rangka tujuan dan pedoman

moral ini. Dianggap bahwa dalam kehidupan politik yang sehat diperlukan

pedoman dan patokan ini. Teori-teori semacam ini mencoba mengatur

20

Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT. Gramedia, 2000), hlm. 30

Page 29: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

18

hubungan-hubungan antara anggota masyarakat sedemikian rupa sehingga di

satu pihak memberi kepuasan perorangan, dan dipihak lain dapat

membimbingnya menuju ke suatu struktur masyarakat politik yang dinamis

dan stabil. Untuk keperluan itu, teori-teori politik semacam ini

memperjuangkan suatu tujuan yang bersifat moral dan atas dasar itu

menetapkan suatu kode etik atau tata cara yang harus dijadikan pegangan

dalam kehidupan berpolitik. Fungsi utama dari teori-teori politik ini adalah

untuk mendidik warga masyarakat mengenai norma-norma dan nilai-nilai itu.

Dalam teori politik moral, terdapat beberapa golongan yaitu golongan

filsafat politik, golongan teori politik sistematis dan golongan ideologi politik.

Golongan ideologi politik merupakan himpunan nilai-nilai, ide, norma-norma,

kepercayaan dan keyakinan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang

atas dasar mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema

politik yang dihadapinya dan yang menentukan tingkah laku politiknya.

Karena nilai-nilai dan ide-ide tersebut merupakan suatu sistem yang saling

berpautan. Dan yang menjadi dasar dari ideologi politik adalah keyakinan

adanya suatu pola tata tertib sosial politik yang ideal.

Ideologi politik mencakup pembahasan dan diagnosa, serta saran-saran

mengenai bagaimana mencapai tujuan yang ideal tersebut. Ideologi yang

berkembang luas mau tidak mau dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dan

pengalaman-pengalaman dalam masyarakat di mana dia berada dan harus

sering mengadakan kompromi dan perubahan-perubahan secara luas.21

Berdasarkan penjelasan tentang teori politik di atas, cara untuk

mencapai tujuan politik yang diinginkan tidak terlepas dari bagaimana dia

sebagai pelaku yang melakukan kegiatan politik baik secara personal atau

komunal melakukan gerakan politiknya dengan dipengaruhi oleh kejadian atau

pengalaman-pengalaman dalam masyarakat di mana dia berada. Oleh karena

itu, secara sederhana, gerakan dapat difahami sebagai suatu tindakan terencana

21

Mariam, Dasar-dasar……………….., hlm. 32

Page 30: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

19

yang dilakukan oleh kelompok masyarakat disertai program terencana yang

ditujukan untuk suatu perubahan ke arah yang lebih baik.22

Dalam buku Fiqh Responsibilitas, gerakan atau pergerakan lebih

cenderung ke dalam masalah amal atau perbuatan, baik dalam bidang akhlak,

hukum, nilai-nilai dan etika bagi seluruh manusia. Karenanya, pergerakan ini

memiliki beberapa ciri khas dan asas-asas yang masyhur. Adapun ciri khas

tersebut antara lain sebagai berikut: 23

(1) Senang bergaul dengan manusia, hidup bersama dan bergabung

dengan mereka pada saat kesusahan dan sabar terhadap hal-hal yang

meletuhkan, (2) Cinta dan kasih sayang terhadap sesama manusia,

menghormatinya, dan cinta kepada Allah serta agama Islam dengan

mengikuti petunjuk Nabi SAW, (3) Cinta kebenaran kepada manusia

dan menolongnya semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah,

(4) Memiliki kemampuan gerak untuk mempengaruhi orang lain untuk

beramal baik dan konsisten pada Islam, (5) Memiliki kemampuan gerak

untuk mengumpulkan manusia dan memiliki kemampuan untuk

mengatur mereka sesuai dengan kebutuhan amal gerakannya.

Sedangkan politik, ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

(1) Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk

mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles), (2) Politik

adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan

negara, (3) Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk

mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat, (4)

Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan

kebijakan publik.24

Dari pengertian dua variabel di atas, dapat dipahami bahwa gerakan

politik baik itu gerakan yang dilakukan oleh pergerakan Islam ataupun bukan

adalah suatu tindakan terencana yang dilakukan oleh kelompok masyarakat

disertai program terencana yang ditujukan untuk suatu perubahan ke arah yang

lebih baik dalam hal yang berkaitan dengan kekuasaan ataupun yang berkaitan

dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara.

22

“Gerakan Politik Islam” tersedia online di http://hidayatulloh.com diakses tgl. 12

Januari 2013 23

Ali A. Halim Mahmud, Fiqh Responsibilitas: Tanggung Jawab Muslim dalam Islam,

(Jakarta: Gema Insasi Press, 1998), hlm. 315 24

“Pengertian Politik” tersedia online http:///id.wikipedia.org diakses, Tanggal 12 Januari

2013

Page 31: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

20

Pada dasarnya politik adalah suci, yaitu untuk kesejahteraan,

kemakmuran dan keamanan umat manusia (social welfare). Kotoran politik

muncul ketika proses bagaimana memperoleh kekuasaan, menjalankan

kekuasaan, dan mempertahankan kekuasaan tersebut dilaksanakan dengan

cara atau metode yang salah, kotor, penuh kecurangan dan pengkhianatan,

sehingga kekuatan nilai atau moral dalam beraktivitas politik tidak menjadi

patokan utama.

Politik lahir akibat proses sosial yang dialami sekelompok manusia,

sehingga patronase kehidupan politik masyarakat akan sangat khas dan

heterogen antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Begitu pula

dalam hal ini, gerakan politik yang dilakukan antara kelompok gerakan politik

yang satu akan berbeda pula dengan kelompok gerakan politik yang lain, baik

itu dari segi karakter, cara, ideologi, dan tujuannya.

Gerakan politik biasanya merupakan upaya kolektif untuk membangun

tatanan kehidupan yang baru, upaya kolektif untuk mengubah tatanan politik,

upaya kolektif untuk mengubah norma dan nilai, tindakan kolektif yang

berkelanjutan untuk mendorong atau menghambat perubahan dalam

masyarakat atau dalam kelompok politik yang menjadi bagian dalam

masyarakat itu, dan upaya kolektif untuk mengendalikan perubahan atau untuk

mengubah arah perubahan.25

Dari penjelasan tentang gerakan politik di atas, bisa diambil kesimpulan

bahwa gerakan politik yang dimaksud adalah upaya-upaya atau tindakan-

tindakan yang dilakukan oleh kelompok gerakan politik yang bertindak

bersama dan memiliki tujuan bersama dalam tindakannya.

Kelompok gerakan politik yang dimaksud, salah satunya bisa

diidentikkan dengan partai politik. Partai politik disefinisikan sebagai suatu

kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-

nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan partai politik adalah memperoleh

25

Piotr Sztomka, Sosiologi Perubahan Sosial, (Jakarta: Prenada, 2007), hlm. 325

Page 32: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

21

kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik yang biasanya dengan cara

konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan partai.26

Adapun fungsi partai politik, menurut Sigmund Neumann (1981),27

ada

4 (empat) yaitu:

a. Fungsi agregasi, yaitu Partai menggabungkan dan mengarahkan kehendak

umum masyarakat yang kacau.

b. Fungsi edukasi. Partai mendidik masyarakat agar memahami politik dan

mempunyai kesadaran politik berdasarkan ideologi partai.

c. Fungsi artikulasi. Partai merumuskan dan menyuarakan

(mengartikulasikan) berbagai kepentingan masyarakat menjadi suatu

usulan kebijakan yang disampaikan kepada pemerintah agar dijadikan

suatu kebijakan yang disampaikan kepada pemerintah agar dijadikan suatu

kebijakan umum (public policy).

d. Fungsi rekrutmen. Ini berarti partai melakukan upaya rekrutmen, baik

rekrutmen politik dalam arti mendudukan kader partai ke dalam parlemen

yang menjalankan peran legislasi dan koreksi maupun ke dalam lembaga-

lembaga pemerintahan, maupun rekrutmen partai dalam arti menarik

individu masyarakat untuk menjadi kader baru ke dalam partai. Rekrutmen

politik dilakukan dengan jalan pemilihan umum dalam segala tahapannya

hingga proses pembentukan kekuasaan.

Dilihat dari fungsi di atas, maka upaya-upaya yang dilakukan haruslah

bertujuan untuk kemaslahatan masyarakat umum. Memberikan pendidikan

politik merupakan upaya yang wajib untuk dilakukan sehingga masyarakat

pun memiliki kesadaran, kepribadian dan identitas politik untuk berpartisipasi

dalam kehidupan politik. Hal ini sesuai dengan apa yang telah dijelaskan

sebelumnya, bahwa dalam kehidupan bernegara ada yang harus mengurus

masyarakat yaitu pemerintah yang memang dipilih sebagai wakilnya, dan ada

26

Miriam Budianrdjo, Dasar-Dasar…………………..hlm. 161 27

Miriam Budianrdjo, Dasar-Dasar…………………..hlm. 163

Page 33: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

22

yang harus diurus oleh pemerintah yaitu masyarakat, yang keduanya sama-

sama memiliki hak dan kewajiban terhadap keduanya.

Kesadaran politik berarti sesuatu yang dimiliki oleh individu yang

meliputi wawasan politik tentang berbagai persoalan, lembaga, dan

kepemimpinan politik baik dalam skala regional, nasional maupun

internasional. Kesadaran politik ini bisa dicapai dengan arahan politik

langsung baik secara formal ataupun nonformal, pengalaman politik yang

didapatkan melalui partisipasi politik, kesadaran yang muncul dari belajar

secara mandiri atau yang lahir melalui dialog-dialog kritis.

Kesadaran politik yang baik akan melahirkan partisipasi politik yang

baik pula. Partisipasi politik bisa diartikan sebgagai keikutsertaan warga

negara dalam bentuk yang terorganisir dalam membuat keputusan-keputusan

politik, dengan keikutsertaan yang bersifat sukarela dan atas kemauannya

sendiri, didasari oleh rasa tanggung jawab terhadap tujuan-tujuan sosial secara

umum dan dalam koridor kebebasan berfikir, bertindak dan kebebasan

mengemukakan pendapat.

Partisipasi politik memiliki peranan yang penting dalam kehidupan

politik, diantaranya adalah ia menyebabkan terbentuknya oposisi yang kuat

dan kokoh dalam melawan autokrasi, merupakan media yang fundamental

untuk memperdalam rasa tanggung jawab pada diri penguasa maupun rakyat,

dan merupakan sarana untuk memperkokoh pemerintahan kolektif. Selain itu,

partisipasi politik merupakan media yang efektif agar para partisipan merasa

dihormati dan dihargai, karena ia menyadarkan para partisipan akan hak dan

kewajiban mereka, serta memperluas koridor kesadaran politik melalui

berbagai pengalaman dan wawasan politik yang lahir darinya.

Hal ini pun dipengaruhi pula oleh faktor keyakinan agama atau ideologi

yang dimilikinya, jenis kultur politik, karakter lingkungan politik, dan faktor-

faktor personal. Pengaruh ini akan memberikan jawaban terhadap partisipasi

politik yang dilakukan baik itu akan aktif berpolitik atau tidak, kemana arah

atau orientasi aktifitas politiknya, dan bagaimana tingkat keikutsertaan dalam

Page 34: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

23

aktivitas politiknya, apakah temporal, terus menerus, moderat ataukah

revolusioner.28

Dari bahasan di atas, biasanya untuk memiliki kesadaran agar

berpartisipasi dalam politik, masyarakat dipengaruhi pula oleh lingkungan

atau kelompok yang melakukan berbagai gerakan politik. Sehingga sedikit

banyaknya masyarakat tertarik atas apa yang telah dilakukan oleh kelompok

pergerakan tersebut, terlebih apabila gerakan politiknya berorientasi untuk

perubahan ke arah yang lebih baik dan bertujuan untuk kemaslahatan bersama.

Gerakan politik adalah gerakan sosial kemasyarakatan di bidang politik.

Gerakan politik dapat bekisar disekitar satu masalah atau dari rerangkaian isu

permasalahan atau sekitar timbunan keprihatinan bersama dari sekelompok

sosial. Berbeda dengan partai politik, gerakan politik tidak terorganisir dan

memiliki keanggotaan, bukan pula gerakan pada saat pemilu atas jabatan

politik pada kantor-kantor pemerintah akan tetapi lebih merupakan gerakan

politik yang berdasarkan kesamaan dalam kesatuan pandangan politik untuk

tujuan tertentu antara lain untuk meyakinkan atau menyadarkan publik atau

masyarakat termasuk pula para pejabat pemerintahan untuk mengambil

tindakan pada persoalan dan masalah yang merupakan fokus penyebab dari

gerakan tersebut.

2. Model-model Gerakan Politik

Untuk memahami gerakan politik, maka secara karakteristik gerakan

hal ini dapat dikategorisasikan dalam tiga varian, yaitu:

a. Model Konservatif.

Ciri yang menonjol dari model ini adalah adanya aksioma

ideologis yang dibangun berdasarkan ajaran-ajaran Islam bahwa Islam

adalah agama yang sempurna, lengkap, komprehensif, dan berlaku

universal untuk seluruh umat manusia di semua tempat dan waktu. Asumsi

ini membawa implikasi pada keharusan untuk menerima superioritas

28

Usman A. Muiz Ruslan, Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin, (Solo: Era Intermedia,

2001), hlm. 94

Page 35: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

24

bahwa Islam sebagai satu-satunya ideologi guna mengkonstruksi sistem

politik dan kenegaraan.

Dengan kata lain, model berfikir gerakan kelompok ini adalah

integralistis (unified paradigm), yaitu bahwa agama dan negara menyatu.

Tokoh-tokoh utama dari kelompok ini antara lain Hasan Al-Banna dengan

Al-Ikhwanul Muslimunnya, Sayyid Qutub, Hasan Ath-Thurabi dan Abul

A‟la Al-Maududi dengan Jami‟at Al-Islaminya.

Hal ini seperti apa yang dikatakan oleh Hasan Al-Banna, yaitu:

Islam adalah sistem yang menyeluruh, yang menyentuh seluruh segi

kehidupan. Ia adalah Negara dan Tanah air, pemerintah dan umat, akhlaq

dan kekuatan, kasih sayang dan sumber daya alam, penghasilan dan

kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia

adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak

lebih.

b. Model Modernis.

Pemikir yang menonjol dari kelompok gerakan ini adalah

Jamaluddin Al-Agghani dan Muhammad Abduh. Model gerakan ini

mengajukan upaya reformasi dalam rangka menemukan kembali

rasionalisme, saintisme, dan progresivisme dalam islam. Artinya,

kelompok ini berpandangan bahwa agama dan nehagar berhubungan

secara simbiotis, yakni bersifat timbal balik dan saling mememrlukan.

Model gerakan ini memerlukan reformasi politik melalui

sosialisasi ajaran-ajaran Islam tentang musyawarah (syura) dalam dewan-

dewan konstitusi dan badan-badan perwakilan rakyat, pembatasan

kekuasaan dan kewenangan pemerintahan dengan konstitusi dan undang-

undang, serta pengerahan kekuatan dan potensi rakyat untuk mendukung

reformasi politik sekaligus membebaskan Dunia Islam dari penjajahan dan

dominasi Barat.

Keyakinan kelompok gerakan modernis bahwa Islam merupakan

agama yang selaras dengan humanisme dan rasionalisme modern

merangsang mereka untuk melakukan dua hal sekaligus, yaitu keharusan

Page 36: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

25

untuk berijtihad dan menganggap pintu ijtihad tetap terbuka untuk

selamanya. Selain itu, menguji kembali validitas politik Sunni periode

klasik dan abad pertengahan dengan tetap mengambil beberapa

subtansinya yang dianggap relevan dengan tuntutan dan semangat dunia

modern.

Dengan paradigma tersebut, modernisme sebagai gerakan politik

sangat menentang dominasi dan hegemoni Barat atas Dunia Islam, karena

kolonialisme Barat sesungguhnya merupakan eksploitasi terhadap harkat

dan martabat manusia yang paling keji. Namun, sebagai gerakan

pemikiran yang humanistis-rasiona, yang dikategorisasikan sebagai

kondusif bagi upaya pencerahan dan penguatan basis politik, ekonomi, dan

kultural umat Islam termasuk gagasan demokrasi Barat.

c. Model Liberal.

Pada intinya, kelompok ini ingin melihat perubahan radikal-

fundamental dalam pola pikir umat Islam yang mereka anggap stagnan,

dengan mengedepankan semangat dekonstruksi pemikiran Islam yang

telah mapan. Paradigma dekonstruksi ini diimplementasikan sebagai

kerangka pemikiran untuk menginterprestasikan nilai-nilai Islam agar

selaras dengan perubahan masyarakat dunia yang berlangsung sangat

cepat.

Islam dalam kerangka paradigma dekonstruksi dilihat sebagai

agama yang hanya berurusan pada persoalan individu, mencakup

hubungan manusia dengan Tuhannya semata, sedangkan persoalan

keduniaan adalah hak penuh manusia untuk mengurusnya dengan segala

kemampuan yang dimiliki secara proporsional tanpa harus membuat

justifikasi dan diintervensi oleh doktrin-doktrin keagamaan. Model berfikir

seperti ini biasanya disebut sebagai model paradigma sekularistis

(secularistic paradigm).

Tokoh dari aliran ini adalah Ali Abdurraziq dan Thaha Husein.

Menurut Taha Husein, kejayaan dan kemakmuran Islam dapat terwujud

kembali bukan dengan kembali kepada ajaran Islam yang lama, juga bukan

Page 37: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

26

dengan mengadakan reformasi dan perubahan pemikiran Islam, tetapi

dengan perubahan-perubahan total yang bernafas liberal dan sekuler

dengan berkiblat pada Barat.

Sementara Ali Abdurraziq, menolak bahwa Nabi Muhammad

pernah berusaha melaksanakan misi politik, dan dia menegaskan bahwa

misi Nabi Muhammad hanya sebatas spiritual. Menurutnya, sebagai bukti

bahwa nabi pernah mendirikan misi negara Islam adalah kenyataan bahwa

nabi tidak menentukan pemerintahan permanen setelah meninggal.

Khalifah pertama Abu Bakar dilantik dengan tugas di mana pada dasarnya

merupakan kekuatan politik dan kerajaan atas dasar kekuatan negaranya

(Arab) yang dibangun atas dasar dakwah Islam. Tidak disangsikan bahwa

negara itu membantu penyebaran Islam. Baginya, agama tidak

menentukan bentuk pemerintahan tertentu, dan dalam Islam tidak ada

larangan bagi umat untuk meninggalkan sistem politik lama dan

membangun sistem politik baru atas dasar konsepsi terbaru dan spirit

kemanusiaan dan pengalaman bangsa-bangsa di dunia.29

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa

gerakan dan strategi politik adalah suatu gerakan merupakan kelompok

atau golongan yang ingin mengadakan perubahan-perubahan pada

lembaga-lembaga politik atau kadang-kadang malahan ingin menciptakan

suatu tata masyarakat yang baru sama sekali, dengan memakai cara-cara

politik. Dibanding dengan partai politik, gerakan mempunyai tujuan yang

lebih terbatas dan fundamentil sifatnya dan kadang-kadang malahan

bersifat ideologi. Orientasi ini merupakan ikatan yang kuat di antara

anggota-anggotanya dan dapat menumbuhkan suatu identitas kelompok

(group identity) yang kuat. Organisasinya kurang ketat dibanding dengan

partai politik. Berbeda dengan partai politik, gerakan sering tidak

mengadukan nasib dalam pemilihan umum.

29

Nashir Fahmi, Menegakkan Syari‟at Islam ala Partai Keadilan Sejahtera (PKS), (Solo:

Era Intermedia, 2006), hlm. 98

Page 38: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

27

B. Pengertian dan Ruang Lingkup Siyasah Dusturiyah

1. Pengertian Siyasah Dusturiyah

Secara harfiyah, siyasah yang berasal dari kata “ sasa-yasusu-siyaasah”

dapat diartikan sebagai mengatur, mengendalikan, mengurus atau membuat

keputusan. Oleh karena itu, berdasarkan pengertian harfiyah kata as-siyasah

berarti pemerintahan, pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan,

pengurusan, pengawasan, perekayasaan.30

Secara tersirat, dalam pengertian as-siyasah terkandung dua dimensi

yang berkaitan satu sama lain, yaitu: (1) Tujuan, yang hendak dicapai melalui

proses pengendalian, (2) Cara, pengendalian menuju tujuan tersebut. Oleh

karena itu as-siyasah dapat diartikan pula memimpin sesuatu dengan cara yang

membawa kemaslahtan.31

Menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah, siyasah adalah suatu perbuatan yang

membawa manusia dekat kepada kemaslahatan dan terhindar dari kebinasaan,

meskipun perbuatan tersebut tidak ditetapkan oleh Rasulullah SAW atau

diwahyukan oleh Allah SWT. Pendapat lain diungkapkan oleh Abdul Wahhab

Khallaf bahwa siyasah adalah pengaturan perundang-undangan yang

diciptakan untuk memelihara ketertiban dan kemaslahatan serta mengatur

keadaan. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, fiqh siyasah merupakan

salah satu aspek hukum Islam yang membicarakan pengaturan dan pengurusan

kehidupan manusia dalam bernegara demi mencapai kemaslahatan bagi

manusia itu sendiri.32

Sedangkan siyasah syar‟iyyah secara istilah bisa diartikan sebagai

pengelolan masalah-masalah umum bagi pemerintahan Islam yang menjamin

terciptanya kemaslahatan dan terhindarnya kemadharatan dari masyarakat

Islam dengan tidak bertentangan dengan ketentuan syari‟at Islam dan prinsip-

prinsip pada umumnya. Pendapat serupa telah dikemukakan oleh Bahansi,

30

A. Djazuli, Fiqh Siyasah: Implementasi Kemaslahatan Umat dalam RAmbu-rambu

Syari‟ah, (Bandung: Sunan Gunung Djati Press, 2003), hlm. 40 31

A. Djazuli, Fiqh Siyasah……………… hlm. 41 32

M. Iqbal, Fiqh Siyasah: Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam, (Jakarta: Gaya Media

Pratama, 2001), hlm. 4

Page 39: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

28

bahwa siyasah syar‟iyyah adalah batasan pengaturan kemaslahatan umat

manusia sesuai dengan tuntutan syara.

Dari definisi-definisi di atas, dapat ditemukan bahwa hakikat dari

siyasah syar‟iyyah adalah (a) Bahwa siyasah syar‟iyyah berhubungan dengan

pengurusan dan pengaturan kehidupan manusia; (b) Bahwa pengurusan dan

pengaturan ini dilakukan oleh pemegang kekuasaan (ulil amri); (c) Bahwa

tujuan pengaturan tersebut adalah untuk menciptakan kemaslahatan dan

menolak kemadharatan; (d) Bahwa pengaturan tersebut tidak boleh

bertentangan dengan ruh atau semangat syari‟at Islam yang universal.33

Berdasarkan hakikat tersebut disimpulkan bahwa sumber-sumber pokok

siyasah syar‟iyyah adalah Al-Qur‟an dan sunnah, dan kedua sumber inilah

yang menjadi acuan bagi pemegang pemerintahan untuk menciptakan

peraturan perundang-undangan dalam mengatur kehidupan bernegara. Selain

dua sumber tadi, dikarenakan perkembangan masyarakat yang selalu dinamis,

maka sumber atau acuan untuk menciptakan perundang-undangan juga

berlaku pada manusia dan lingkungannya sendiri selama tidak bertentangan

dengan syari‟at Islam (siyasah syar‟iyyah).

Dalam hal ini, untuk mengukur bahwa suatu kebijakan politik yang

dikeluarkan oleh manusia atau tepetnya oleh pemegang kekuasaan haruslah

sesuai dengan semangat syari‟at. Dengan kata lain, bagaimana sumber hukum

yang berasal dari manusia dan lingkungannya itu menjadi bagian dari siyasah

syar‟iyyah. Untuk mengukurnya, setidaknya perlu diperhatikan prosedur dan

substansi dari kebijakan tersebut. Dari segi prosedur, pembuatan peraturan

perundang-undangan tersebut haruslah dilakukan dengan musyawarah,

sebagaimana diperintah Allah dalam QS. Ali Imron 159.

33

M. Iqbal, Fiqh Siyasah………………….,hlm. 6

Page 40: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

29

“Maka berkat rahmat Allh engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut

terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar,

tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah

mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah

dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila engkau telah

membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah

mencintai orang yang bertawakkal”. (QS. Ali Imron: 159)34

Sedangkan dari segi subtansinya harus memenuhi kriteria-kriteria

sebagai berikut, yaitu (a) Sesuai dan tidak bertentangan dengan syari‟at Islam;

(b) Meletakkan persamaan kedudukan manusia di depan hukum dan

pemerintahan (al-musawah); (c) Tidak memberatkan masyarakat yang akan

melaksanakannya („adam al-haraj); (d) Menciptakan rasa keadilan dalam

masyarakat (tahqiq al-„adalah); (e) Menciptakan kemaslahatan dan menolak

kemadharatan (jalb al-masalih wa daf al-mafasis).35

Seperti apa yang telah dibahas sebelumnya, begitu pula dengan hakikat

dan siyasah syar‟iyyah bahwa pengaturan dan pengurusan manusia untuk

menciptakan kemaslahatan dan menolak kemudharatan dilakukan oleh

pemegang kekuasaan (ulil amri), sehingga dalam praktiknya, fiqh siyasah akan

membicarakan tentang siapa sumber kekuasaan, siapa pelaksana kekuasaan,

apa dasar dan bagaimana cara-cara melaksanakan kekuasaan yang telah

diberikan kepadanya, dan kepada siapa pelaksana kekuasaan yang telah

diberikan kepadanya, dan kepada siapa pelaksana kekuasaan mempertanggung

kekuasaannya.

34

Departemen Agama RI. Al-Qur‟an dan Terjemahnya 35

M. Iqbal, Fiqih Syiyayah……………………. hlm. 9

Page 41: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

30

Secara global hukum Islam dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu

hukum yang mengatur hubungan manusia kepada Tuhannya (ibadah) dan

hukum yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dalam masalah-

masalah keduniaan secara umum (muamalah). Hasbi ash-Shiddieqy membagi

hukum Islam secara sistematis menjadi enam utama. Pertama, yang berkaitan

dengan masalah ibadah kepada Allah seperti sholat, zakat dan haji; kedua,

yang berkaitan dengan keluarga seperti nikah, thalaq dan rujuk; ketiga, yang

berkaitan dengan perbuatan manusia dalam hubungannya dengan sesama

dalam bidang kebendaan seperti jual beli dan sewa menyewa; keempat, yang

berkaitan dengan perang damai dan jihad (syiar); kelima, yang berkaitan

dengan hukum acara di peradilan (murafa‟ah); keenam, yang berkaitan

dengan akhlak (adab).36

Dalam buku fiqh siyasah karangan Muhammad Iqbal, enam kelompok

ini sebenarnya masih bersifat global. Masih ada lagi beberapa bidang

kehidupan manusia yang diatur oleh hukum Islam, yang diantaranya adalah

Fiqh Ibadah, Fiqh Muamalah, Fiqh Jinayah, Fiqh Murafa‟ah atau hukum

acara, Fiqh Munakahat, Fiqh Mawaris, Fiqh Siayasah.37

Seperti penjelasan sebelumnya, dari sistematika ini dapat ditarik benang

merah kedudukan fiqh siyasah dalam sistematika hukum Islam memegang

peranan dan kedudukan penting dalam penerapan dan aktualisasi hukum Islam

secara keseluruhan. Dalam fiqh siyasah-lah diatur bagaimana sebuah

ketentuan hukum Islam bisa berlaku secara efektif dalam masyarakat Islam.

Tanpa keberadaan Negara dan pemerintahan, ketentuan-ketentuan hukum

Islam akan sulit terjamin keberlakuannya.

Bila dilihat dari pengertian secara etimologis maupun terminologis,

objek kajian fiqh siyasah meliputi aspek pengaturan hubungan antara warga

Negara dengan warga Negara, hubungan antara warga negara dengan lembaga

negara, dan hubungan antara lembaga negara dengan lembaga negara, baik

hubungan yang bersifat intern suatu negara maupun hubungan yang bersifat

36

M. Iqbal, Fiqih Syiyayah……………………., hlm. 9 37

M. Iqbal, Fiqih Syiyayah……………………., hlm. 9-12

Page 42: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

31

ekstern antar negara, dalam berbagai bidang kehidupan.38

Dan dari sumber

lain dikatakan bahwa objek kajian fiqh siayasah adalah tentang hubungan

antara pemerintah dan rakyatnya dalam upaya menciptakan kesejahteraan dan

kemaslahatan bersama.39

Dari pemahaman tersebut, tampak bahwa kajian fiqh siyasah

memusatkan perhatian pada aspek pengaturan. Adapun untuk lebih

mengetahui tentang siyasah dusturiyah yang menjadi salah satu topik dalam

pembahasan bab ini, tidak akan terlepas dari penjelasan berkenaan dengan

luasnya objek kajian fiqh siyasah.

Menurut Al-Mawardi, objek kajian fiqh siyasah mencakup

kebijaksanaan pemerintah tentang peraturan perundang-undangan (siyasah

dusturiyah), ekonomi dan moneter (siyasah maliyah), peradilan (siyasah

qadhaiyyah), hukum perang (siyasah harbiyah) dan administrasi negara

(siyasah idariyah). Sedangkan Ibn Taimiyah meringkasnya menjadi empat

bidang kajian, yaitu peradilan, administrasi negara, moneter serta hubungan

internasional. Sementara Abdul Wahhab Khallaf lebih mempersempitnya

menjadi tiga bidang kajian saja, yaitu peradilan, hubungan internasional dan

keuangan negara.40

Berkenaan dengan pola hubungan antar manusia menuntut pengaturan

siyasah, pembagian fiqh siyasah dapat disederhanakan menjadi tiga bagian

pokok, yaitu (1) politik perundang-undangan (siyasah dusturiyah) yaitu yang

mengatur hubungan antara warga negara dengan lembaga negara yang satu

dengan warga negara dan lembaga negara yang lain dalam batas-batas

administrasi suatu negara; (2) politik luar negeri (siyasah

kharijiyyah/dauliyah) yaitu yang mengatur antara warga negara dengan

lembaga negara dari negara yang satu dengan warga negara dan lembaga

negara dari negara lain; (3) politik keuangan dan moneter (siyasah maliyah)

yaitu yang mengatur tentang pemasukan, pengelolaan, dan pengeluaran uang

milik negara.

38

A. Jazuli, Fiqih Siyasah…………………..., hlm. 46 39

M. Iqbal., Fiqih Siyasah………………….,. hlm. 15 40

M. Iqbal., Fiqih Siyasah…………………., hlm. 13

Page 43: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

32

Berdasarkan pengertian siyasah dusturiyah di atas, di mana pengaturan

hubungan antara warga negara dengan lembaga negara yang satu dengan

warga negara dan lembaga negara yang lain diatur dalam batas-batas

administrasi suatu negara. Karenanya, permasalahan di dalam fiqh siyasah

dusturiyah adalah hubungan antara pemimpin di satu pihak dan rakyatnya di

pihak lain serta kelembagaan-kelembagaan yang ada di dalam masyarakatnya.

Oleh karena itu, di dalamnya biasanya dibatasi hanya membahas pengaturan

dan perundang-undangan yang dituntut oleh hal ihwal kenegaraan dari segi

persesuaian dengan prinsip-prinsip agama dan merupakan realisasi

kemaslahatan manusia serta memenuhi kebutuhannya.

2. Ruang Lingkup Siyasah Dusturiyah

Fiqh siyasah dusturiyah mencakup bidang kehidupan yang sangat luas

dan kompleks. Sekalipun demikian, secara umum, disiplin ini meliputi hal-hal

sebagai berikut: (1) Persoalan imamah, hak dan kewajibannya; (2) Persoalan

rakyat, status dan hak-haknya; (3) Persoalan bai‟at; (4) Persoalan waliyul ahdi,

sumber kekusaan dan kriteria imam; (5) Persoalan perwakilan; (6) Persoalan

ahlul halli wal aqdi; (7) Persoalan wuzaroh dan perbandingannya.41

Berkenaan dengan konsep siyasah dusturiyah kaitannya dengan

pelaksanaan pemilihan umum kepala Daerah (pilkada) di DKI Jakarta, dibatasi

pada konsep imamah, hak dan Persoalan Waliy Al-Ahdi, Sumber Kekuasaan

dan kriteria Imam. Lebih lanjut dua konsep tersebut dijelaskan sebagai

berikut:

a. Imamah, Hak dan Kewajibannya

Al-Mawardi menta‟rifkan bahwa Imamah adalah suatu kedudukan atau

jabatan yang diadakan untuk mengganti tugas kenabian di dalam memelihara

agama dan mengendalikan dunia. Pendapat lain dikemukakan oleh Yusuf

Musa dengan mensitir pendapat Ibn Kholdun menjelaskan bahwa khalifah

atau imamah adalah yang membawa atau memimpin masyarakat sesuai

dengan kehendak agama dalam memenuhi kemaslahatan akhirat dan dunianya

yang kembali kepada keakhiratan itu, karenanya hal ihwal keduniaan kembali

41

A. Djazuli, Fiqih Siyasah………………….., hlm. 74

Page 44: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

33

seluruhnya menurut Allah untuk kemaslahatan akhirat. Dari penjelasan

tersebut dapat disimpulkan bahwa nabi Muhammad SAW mempunyai dua

fungsi sekaligus dalam menjalankan misi dakwahnya, yaitu menyampaikan

risalah dari Allah dan menegakkan peraturan-peraturan duniawi berdasarkan

risalah yang dibawanya.

Sedangkan imam yang menjalankan tugas kepemimpinan atau

kekhilafan tersebut. Kata-kata imam menunjukkan kepada bimbingan yang

menuju ke arah kebaikan. Oleh karena itu, seperti yang dikenal Islam, imam

adalah seorang khalifah yang mengatur umat, sebagai pengganti dari

Rasulullah SAW dalam menegakkan agama dan mengatur dunia dengan

agama itu. Dia adalah pemimpin tertinggi daulah Islam yang bersatu.42

Berbicara tentang hak imam, Al-Mawardi menyebutkan dua hak imam,

yaitu hak untuk ditaati dan hak untuk dibantu. Akan tetapi, bila mempelajari

sejarah, layaknya seperti apa yang terjadi pada Abu Bakar, ternyata ada hak

lain yang diperuntukkan untuk imam yaitu hak untuk mendapat imbalan dari

harta baitul mal untuk keperluan hidupnya dan keluarganya secara patut,

sesuai dengan kedudukannya sebagai imam. Hak-hak imam ini sangat erat

sekali kaitannya dengan kewajiban rakyat. Hak untuk ditaati dan dibantu

adalah kewajiban rakyat untuk mentaati dan membantu, seperti tersurat dalam

QS. An-Nisa 59, yaitu:

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul

(Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu.

Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah

kepada Allah (Al-Quran), dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada

42

Yusuf al-Qardhawy, Pedoman Bernegara dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Pustaka al-

Kautsra, 2003), hlm. 50

Page 45: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

34

Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih

baik akibatnya.”43

Islam sebagai agama amal adalah sangat wajar apabila meletakkan

kewajiban sebagai focus interest-nya, karena hak itu datang apabila kewajiban

telah dilaksanakan dengan baik. Adapun kewajiban-kewajiban seorang imam

meski dalam hal ini tidak ada kesepakatan yang pasti dari para ulama dalam

hal perinciannya, sebagai contoh akan dikemukakan kewajiban-kewajiban

imam menurut Al-Mawardi, yaitu:44

1) Memelihara agama, dasar-dasarnya yang telah ditetapkan dan apa-apa

yang telah disepakati oleh ulama salaf.

2) Mentahfidzkan hukum-hukum di antara orang-orang yang bersengketa,

dan menyelesaikan perselisihan, sehingga keadilan terlaksana secara

umum.

3) Memelihara dan menjaga keamanan agar manusia dapat dengan tenteram

dan tenang berusaha mencari kehidupan, serta dapat bepergian dengan

aman, tanpa ada gangguan terhadap jiwa dan hartanya.

4) Menegakkan hukum-hukum Allah, agar orang tidak berani melanggar

hukum dan memelihara hak-hak hamba dari kebinasaan dan kerusakan.

5) Menjaga tapal batas dengan kekuatan yang cukup, agar musuh tidak berani

menyerang dan menumpahkan darah muslim atau nonmuslim yang

mengadakan perjanjian damai dengan muslim (mu‟ahid).

6) Memerangi orang yang menentang Islam setelah dilakukan dakwah

dengan baik-baik tetapi mereka tidak mau masuk Islam dan tidak pula jadi

kafir dzimmi.

7) Memungut zakat dan shadaqah-shadaqah sesuai dengan ketentuan syara

atas dasar nash atau ijtihad tanpa ragu-ragu.

8) Menetapkan kadar-kadar tertentu pemberian untuk orang-orang yang

berhak menerimanya dari baitul mal dengan wajar serta membayarkannya

pada waktunya.

9) Menggunakan orang-orang yang dapat dipercaya dan jujur di dalam

menyelesaikan tugas-tugas serta menyerahkan kepengurusan kekayaan

negara kepada mereka. Agar pekerjaan dapat dilaksanakan oleh orang-

orang yang ahli, dan harta negara diurus oleh orang yang jujur.

10) Melaksanakan sendiri tugas-tugasnya yang langsung di dalam membina

umat dan menjaga agama.

43

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya 44

Al-Mawardi, Hukum Tata Negara dan Kepemimpinan dalam Takaran Islam, (Jakarta:

Gema Insani Press, 2000), hlm. 37

Page 46: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

35

Apabila kewajiban-kewajiban ini dikaitkan dengan maqoshidu asy-

syari‟ah, maka tugas dan kewajiban imam tidak terlepas dari hal-hal sebagai

berikut: 45

1) Yang dharuri, yaitu yang meliputi hifdzu al-din, hifdzu al-nafs, hifdzu al-

„aql, hifdzu al-nasl/iridl, dan hifdzu al-maal serta hifdzu al-ummah, dalam

arti seluas-luasnya, seperti dalam hifdzu al-maal termasuk di dalam

mengusahakan kecukupan sandang, pangan dan papan, disamping menjaga

agar jangan terjadi gangguan terhadap kekayaan.

2) Hal-hal yang bersifat haaji, yang mengarah kepada kemudahan-

kemudahan di dalam melaksanakan tugas.

3) Hal-hal yang taksini, yang mengarah kepada terpeliharanya rasa keindahan

dan seni dalam batas-batas ajaran Islam.

Dengan kata lain, yang terpenting ulil amri harus menjaga dan

melindungi hak-hak rakyat dan mewujudkan hak asasi manusia, seperti hak

milik, hak hidup, hak mengemukakan pendapat dengan baik dan benar, hak

mendapatkan penghasilan yang layak melalui kasb al-halal, hak beragama dan

lain-lain.

b. Persoalan Waliy Al-Ahdi, Sumber Kekuasaan dan kriteria Imam.

Imamah atau pemerintahan dapat terjadi dengan dua cara, yaitu dengan

cara pemilihan ahl al-hall wa al-„aqd dan cara lain adalah dengan janji

(penyerahan kekuasaan) imam yang sebelumnya.46

Dalam buku Fiqh Siyasah A. Djazuli, cara yang kedua adalah cara yang

dimaksud dengan waliyul ahdi. Cara ini bisa dilakukan atas dasar:

1) Abu Bakar menunjuk Umar yang kemudian kaum muslimin menetapkan

keimanan atau pemerintahan Umar atas penunjukkan Abu Bakar tersebut.

2) Umar menunjuk menyerahkan pengangkatan khalifah kepada ahlu syura

(imam orang sahabat) yang kemudian disetujui atau dibenarkan oleh

sahabat yang lain.

Jadi, di dalam kasus ini bukan menunjuk seseorang tetapi menyerahkan

pengangkatan khalifah kepada sekelompok orang (ahlu syura yang

45

Al-Mawardi, Hukum Tata Negara………………………. hlm. 37 46

Al-Mawardi, Hukum Tata Negara……………..., hlm. 19

Page 47: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

36

berwenang). Sedangkan pendapat Qadli Abu Ya‟la yang dikutip oleh A.

Djazuli menjelaskan bahwa wilayah al-ahd dapat pula dilaksanakan kepada

orang yang mempunyai hubungan nasab, baik garis lurus ke atas atau garis

lurus ke bawah dengan syarat orang yang ditunjuk itu memenuhi persyaratan

imam, karena imamah tidaklah terjadi karena semata penunjukkan akan tetapi

imamah terjadi karena persetujuan kaum muslimin.

Dari keterangan di atas, bahwa anak seorang khalifah bisa saja jadi

khalifah dengan syarat memenuhi persyaratan sebagai seorang khalifah serta

pengangkatannya disetujui oleh setidak-tidaknya mayoritas ahl al-hall wa al-

„aqd. Tetapi seseorang yang tidak memiliki hubungan nasab pun dapat

menjadi khalifah, apabila dia yang paling memenuhi syarat serta disetujui oleh

ahl al-hall wa al-„aqd.

Berdasarkan pemenuhan syarat dan mendapatkan persetujuan, maka

wilayah al-ahdi ini kembali kepada dua masalah poko yaitu siapa yang harus

memiliki atau memegang kekuasaan dan apa syarat-syarat yang harus dimiliki

iamam yang memegang kekuasaan tersebut.

Perbedaan pendapat para ulama baik ulama terdahulu atau ulama

sekarang tidak hanya dalam masalah siapa yang akan memegang kekuasaan

saja, untuk masalah syarat-syarat bagi si pemegang kekuasaan ternyata ada

para ulama yang memberikan persyaratan yang sangat ketat dan ada pula yang

memberi persyaratan yang longgar. Sebagai contoh, Al-Mawardi memberikan

tujuh persyaratan sebagai berikut:47

1) Adil dengan segala persyaratannya, yaitu (a) benar tutur katanya, (b) dapat

dipercaya, (c) terpelihara dari segala yang haram, (d) menjauhi segala

yang dosa dan hal-hal yang meragukan, (e) memegang muru‟ah; yang

mengurangi keadilan itu adalah al-fasqu, yang terdiri dari dua hal, yaitu (1)

mengikuti syahwat, yang berhubungan dengan anggota badan yaitu

melakukan yang haram dan kemungkaran, (2) yang berhubungan dengan

syubhat.

2) Memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk ijtihad di dalam hukum dan

kasus-kasus hukum yang harus dipecahkan.

3) Sehat panca inderanya baik pendengaran, penglihatan, dan lisannya agar

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

47

Mawardi, Hukum Tata Negara……………., hlm. 18

Page 48: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

37

4) Sehat anggota badannya dari kekurangan-kekurangan yang dapat

mengganggu geraknya.

5) Kecerdasan dan kemampuan di dalam mengatur rakyat dan kemaslahatan.

6) Kebenaran dan punya tanggung jawab, serta tabah di dalam

mempertahankan negara dan memerangi musuh.

7) Nasab imam itu orang Quraisy atas dasar nash dan ijma.

Sedangkan Abu Ya‟la al-Hanbali menyabut empat syarat bagi si

pemegang kekuasaan, yaitu:

1) Haruslah orang Quraisy (keturunan Nadlar bin Kinanah bin Huzaimah bin

Mudzrikah bin Ilyas bin Mudlar bin Nasar bin Zaad bin adnan).

2) Memiliki syarat-syarat sseorang hakim, yaitu merdeka, baligh, berakal,

berilmu dan adil.

3) Mampu memegang kendali di dalam masalah-masalah peperangan,

siyasah dan pelaksanaan hukuman.

4) Orang yang paling baik atau utama dalam ilmu dan agama.

Namun demikian, Ibn Taimiyah tidak mengharuskan seseorang

penguasa memiliki kualitas yang lebih banyak dari seorang saksi yang dapat

dipercayai. Tetapi meskipun demikian, Ibn Taimiyah memberikan syarat

tambahan yaitu amanah dan memiliki kekuatan. Amanah itu antara lain takut

kepada Allah, tidak menjual ayat-ayat Allah dan tidak takut kepada manusia.

Sedangkan kekuatan itu sesuai dengan tugas yang disandangnya. Untuk

seorang panglima, kekuatan itu berarti memiliki keberanian, pengalaman

berperang, tahu taktik dan strategi perang. Kekuatan dalam memutuskan

perkaraadalah memiliki ilmu tentang keadilan yang ditunjukkan oleh al-Kitab

dan sunnah, serta mampu melaksanakan hukum.

Dalam literatur lain48

dijelaskan bahwa Menurut Islam, tugas pemimpin

itu mengatur urusan dunia dan memelihara Agama. Bagaimana mungkin kita

bisa mengharapkan seorang pemimpin yang tidak beragama dapat memelihara

Agama. Karena itu, kriteria pertama menjadi pemimpin haruslah orang yang

beriman. Hal inilah yang disebutkan dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 144,

yaitu.

48

Tersedia online di http://www.waspada.co.id , diakses, tgl. 12 Januari 2013

Page 49: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

38

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang

kafir menjadi pemimpinmu dengan meninggalkan orang Mukmin. Apakah

kamu ingin memberi alasan yang jelas bagi Allah (untuk menghukummu)?”49

Kriteria kedua bahwa pemimpin haruslah seorang yang mempunyai visi

dan program kerja untuk kemaslahatan umat, bukan untuk kepentingan diri

sendiri atau kelompok tertentu. Dalam hadits sahih riwayat Bukhari dan

Muslim disebutkan sabda Rasul SAW yang artinya, “Barang siapa yang tidak

mementingkan urusan kaum Muslim maka ia bukan dari golongan mereka.”

Kriteria ketiga bahwa pemimpin harus seorang yang mampu dalam

menjalankan tugasnya. Dalam sebuah hadis sahih riwayat Bukhari dan

Muslim Nabi bersabda yang artinya, “Apabila suatu perkara kepada orang

yang bukan ahlinya, tunggulah kehancuran.”

Kriteria keempat bahwa pemimpin haruslah seorang yang diterima di

tengah-tengah warganya. Dalam sebuah hadis sahih riwayat Muslim

disebutkan yang artinya, “Sebaik-baik pemimpinmu adalah orang yang kamu

cintai dan yang mencintaimu, yang mendoakan kamu dan yang kamu

doakan.”

Kriteria kelima pemimpin tidak diktator dan takabbur. Dalam Al-Quran

banyak disebutkan kisah Firaun dan raja Namrud sebagai pebguasa diktator

dan zalim. Mereka memerintah sekehendak hatinya semata-mata untuk

kenikmatan sendiri. Perintah mereka tidak boleh dibantah. Siapa yang

membantahnya dibunuh atau dihukum berat. Kisah-kisah ini dikemukakan

dalam A-Quran sebagai celaan terhadap pemimpin yang zalim.

Berdasarkan istilah tersebut, Hasan Al-Banna membaginya dalam tiga

kelompok, yaitu: 50

49

Departemen Agama RI., al-Qur‟an dan Terjemahnya. 50

Al-Mawardi, Hukum Tata Negara…………….., hlm. 17

Page 50: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

39

1) Para ahli fiqh dan para mujtahid yang pendapat-pendapat mereka dijadikan

sebagai pegangan dalam mengeluarkan fatwa maupun mengambil suatu

keputusan hukum.

2) Orang-orang yang memiliki keahlian dalam urusan-urusan yang bersifat

umum.

3) Orang-orang yang memiliki sifat kepemimpinan dan kepeloporan di

tengah-tengah masyarakat seperti para pemimpin rumah tangga dan

keluarga, pemimpin kabilah atau ketua-ketua kelompok masyarakat.

Masih menurutnya, mereka dapat dipilih melalui sistem pemilihan yang

terencana dengan dibuat syarat-syarat atau kualifikasi-kualifikasi yang jelas,

sehingga orang-orang yang memenuhi persyaratan tersebut bisa dicalonkan

dan orang-orang yang tidak memenuhi syarat tersebut tidak bisa dicalonkan

dan dipilih.

Al-Mawardi menyebut orang-orang yang memilih khalifah ini dengan

ahl al-ikhtiyar harus memenuhi tiga syarat, yaitu: pertama, keadilan yang

memenuhi segala persyaratannya; kedua, memiliki ilmu pengetahuan tentang

orang yang berhak menjadi imam dan persyaratan-persyaratannya ketiga,

memiliki kecerdasan dan kearifan yang menyebabkan dia mampu memilih

imam yang paling maslahat dan paling mampu serta tahu tentang kebijakan-

kebijakan yang membawa kemaslahatan bagi umat.51

Dari uraian para ulama tentang ahl al-hall wa al-„aqd tampak hal-hal

sebagai berikut: 52

1) Ahl al-hall wa al-„aqd adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang

mempunyai wewenang untuk memilih dan membai‟at imam.

2) Ahl al-hall wa al-„aqd mempunyai wewenang mengarahkan kehidupan

masyarakat kepada yang maslahat.

3) Ahl al-hall wa al-„aqd mempunyai wewenang membuat undang-undang

yang mengikat kepada seluruh umat di dalam hal-hal yang diatur secara

tegas oleh Al-Quran dan Hadits.

4) Ahl al-hall wa al-„aqd adalah tempat konsultasi imam di dalam

menentukan kebijakannya.

5) Ahl al-hall wa al-„aqd mengawasi jalannya pemerintahan. Wewenang

nomor 1 dan 2 mirip dengan wewenang MPR, wewenang nomor 3 dan 5

adalah wewenang DPR, dan Wewenang nomor 4 adalah wewenang DPA

di Indonesia.

51

Al-Mawardi, Hukum Tata Negara…………….., hlm. 17 52

Al-Mawardi, Hukum Tata Negara…………….., hlm. 17

Page 51: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

40

Berdasarkan penjelasan di atas, fiqh siayasah dusturiyah berarti

pengaturan hubungan antara warga negara dengan lembaga negara yang satu

dengan warga negara dan lembaga negara yang dalam batas-batas administrasi

suatu negara, atau dengan kata lain yaitu pengaturan tentang hubungan antara

pemerintah dengan rakyatnya dalam upaya untuk menciptakan kesejahteraan

dan kemaslahatan. Karenanya, permasalahan di dalam fiqh siayasah

dusturiyah adalah hubungan antara pemimpin di satu pihak dan rakyatnya di

pihak lain serta kelembagaan-kelembagaan yang ada di dalam masyarakatnya.

Oleh karena itu, di dalamnya biasanya dibatasi hanya membahas pengaturan

dan perundang-undangan yang dituntut oleh hal ihwal kenegaraan dari segi

persesuaian dengan prinsip-prinsip agama dan merupakan realisasi

kemaslahatan manusia serta memenuhi kebutuhannya.

Sama halnya dengan gerakan-gerakan politik yang dilakukan oleh

partai-partai politik, termasuk PKS, kajiannya termasuk dalam kajian siyasah

dusturiyah. Karena secara perundang-undangan, partai politik adalah

organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik

Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk

memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa dan negara

melalui pemilihan umum.53

Dalam hal ini, partai politik melalui fungsi pendidikan politik,

sosialisasi politik, perumusan dan penyaluran kepentingan serta komunikasi

politik yang secara riil akan meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik

masyarakat, merekatkan berbagai kelompok dan golongan dalam masyarakat,

mendukung integrasi dan persatuan nasional, mewujudkan keadilan,

menegakkan hukum, menghormati hak asasi manusia, serta dapat menjamin

terciptanya stabilitas keamanan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan ada empat bagian

konsep-konsep dalam siayasah dusturiyah, yaitu konsep-konsep konstitusi

(undang-undang dasar negara dan sejarah lahirnya perundang-undangan dalam

53

Undang-undang RI, No. 31 Tahun 2002, tentang Partai Politik, hlm. 3

Page 52: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

41

suatu negara), legislasi yaitu mengenai proses perumusan undang-undang),

dan demokrasi dan syura yang merupakan pilar penting dalam perundang-

undangan negara serta ummah yang menjadi pelaksana undang-undang

tersebut.

Page 53: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

42

BAB III

SEJARAH PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS)

A. Sejarah Berdirinya Partai Keadilan Sejahtera (PKS)54

Secara historis peranan kaum Muslimin dalam perjuangan Indonesia

begitu besar dan menentukan, tetapi tidak dapat dipungkiri adanya kenyataan

bahwa Islam sering dikesankan sebagai sebuah momok yang kerap

membangkitan kecurigaan para penguasa di Indonesia.

Dalam pentas politik Orde Lama, Presiden Soeharto telah membuka

peluang demokrasi bagi perjuangan Islam di Indonesia. Namun, pada tahun

1959, dengan dekritnya, Soekarno menutup kembali peluang tersebut dengan

diterapkannya Demokrasi Terpimpin yang pada hakikatnya adalah sebuah

bentuk diktatorisme. Akibatnya, setahun kemudian, Masyumi sebagai partai

umat Islam terbesar pada saat itu secara inkonstitusional dibubarkan.

Lebih dari itu, dalam pentas politik Orde baru, Soeharto justru

mengembangkan sikap apriori terhadap umat Islam. Pemerintah Orde baru

selalu menebar semangat kecurigaan dan kebencian dengan apa yang disebut

sebagai „ekstern kanan‟ dan kemudian memunculkan isu SARA (Suku,

Agama, Ras, dan Antargolongan). Upaya-upaya untuk mengeliminasi peran

umat Islam pun dilakukan dengan sistematis melalui penyederhanaan partai

dan penetapan asas tunggal. Sementara itu, permohonan untuk merehabilitasi

Masyumi tidak pernah berhasil dilakukan.

Selanjutnya, tekanan-tekanan umat Islam, khususnya kebebasan

berpendapat dan berekspresi keyakinan secara sempurna selalu dibungkam.

Apalagi setelah dunia perguruan tinggi terkena pula oleh imbas

otoritarianisme pemerintah dengan diterapkannya konsep NKK/BKK, para

aktivis intelektual Muslim semakin merasakan sempitnya ruang gerak

kebebasan bagi dakwah dalam menebar kebenaran dan kebaikan di Indonesia.

Namun demikian, justru dengan adanya kebijakan seperti itu, para aktivis

54

Nashir Fahmi, Menegakkan Syari‟at Islam ala Partai Keadilan Sejahtera (PKS),( Solo:

Era Intermedia, 2006), hlm. 103

Page 54: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

43

pergerakan yang pada awalnya bergerak dari kampus ke kampus, pada

perkembangan berikutnya melebarkan sayap pergerakannya di luar kampus.

1. Munculnya Fenomena Gerakan Dakwah

Keberadaan Partai Keadilan Sejahtera yang merupakan kelanjutan dari

Partai Keadilan tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial politik era Orde Baru

dan situasi dunia Islam pada umumnya. Seperti telah difahami sebelumnya,

pada era itu, rezim Soeharto sangat represif dengan kebijakan deideologisasi

dan depolitisasinya. Umat Islam adalah kelompok besar yang mendapatkan

tekanan latrar biasa. Menghadapi kenyataan itu, umumnya, organisasi Islam

cenderung akomodatif, meski hal itu dilakukan dengan setengah hati.

Di lain pihak, pada akhir tahun 1970-an, atau bertepatan waktunya

menjelang masuknya abad 15 H, di negeri-negeri Muslim berkumandang isu

kebangkitan Islam. Revolusi Iran, terlepas dari permasalahan aliran di

dalamnya, sering dijadikan petunjuk penting kebangkitan itu. Pengaruhnya

memang cukup besar. Hal ini membuktikan bahwa negeri-negeri Islam

mampu bangkit dari keterpurukan, khususnya yang berkaitan dengan dominasi

Barat. Dan kelompok yang siap untuk menyambut isu kebangkitan Islam itu

adalah kalangan muda, khususnya yang berbasis di kampus-kampus.

Maka pada awal tahun 1980-an, gerakan-gerakan keislaman yang

mengambil masjid-masjid sebagai basis operasional dan strukturalnya,

terutama masjid kampus, mulai bersemi. Gerakan dakwah ini merebak dari

tahun ke tahun mewarnai suasana keislaman di kampus-kampus dan

masyarakat umum, bahkan menjalar pula ke kalangan pelajar dan mahasiswa

di luar negeri, baik di Eropa, Amerika maupun Timur Tengah. Gejolaknya

muncul dalam pemikiran keislaman dalam berbagai bidang dan juga praktik-

praktik pengamalan sehari-hari. Hingga akhirnya gejala dakwah semakin

membesar dan mengental terutama di kalangan pemuda mahasiswa dan

akademisi.

Di antara gerakan dakwah itu adalah munculnya aktivitas yang sering

kali dilakukan dengan cara melakukan pembinaan (tarbiyyah) secara intensif

kepada umat secara keseluruhan dengan memberikan kesadaran dan

Page 55: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

44

pencerahan pada mereka tentang hakikat kesempumaan Islam. Di kancah

masyarakat mereka berupaya membangun ruh keislaman melalui tabligh,

seminar, aktivitas sosial, ekonomi dan pendidikan. Sementara dalam bidang

politik, mereka mencoba menyadarkan masyarakat Muslim, khususnya

kalangan pemuda dan masyarakat akan tanggung jawabnya terhadap masa

depan lndonesia. Karena aktivitas pembinaan yang terus berkelanjutan secara

intensif, kelompok ini kemudian sering disebut dengan kelompok tarbiyyah.

Dalam hal ini, seorang Murabbi (Pembina) harus sadar bahwa dalam

membina para mutarabbi (anak binaan/anak didik) berurusan dengan fitrah

manusia secara keseluruhan. Sehingga tarbiyyah Islamiyah adalah proses

manpersiapkan manusia sholeh yang seimbang dalam potensi, tujuan, ucapan

dan tindakan. Dalam pendekatannya, hal yang sering kali dilakukan adalah

pendekatan pada aspek intelektual, emosional, spiritual dan fisik, di mana

setiap peserta tarbiyyah diperkenalkan dengan materi-materi dasar keislaman

seperti ma'rifatullah, ma'rifaturrasul, ma'na syahadat, al-wala wa al-bara',

ghazwul fikri, dan materi-materi lainnya.

Dari sumber akademis, tidak begitu jelas tentang siapa yang pertama

kali memunculkan gerakan ini. Tapi, kalau ditilik secara seksama, pemikiran-

pemikiran kelompok tarbiyyah tampak amat dipengaruhi oleh pemikiran

Ikhwanul Muslimin, sebuah gerakan Islam internasional yang didirikan oleh

Hasan Al-Banna pada tahun 1928 di Mesir. Hal ini terlihat dari paradigma

tokoh-tokoh sentral kelompok ini seperti Rahmat Abdullah, Ihsan Tanjung,

Abu Ridha, Hidayat Nurwahid, Anis Matta dan lain-lain. Selain itu, buku-

buku rujukan yang digunakan dalam setiap aktivitas tarbiyyahnya adalah

buku-buku yang ditulis oleh tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin, seperti Hasan

Al-Banna, Said Hawwa, Sayyid Qutub, Yusuf Qaradhawi, dan lain-lain.

Bahkan salah satu buku terpenting lkhwanul Muslimin yaitu Majmu'atur

Rasail, secara tidak langsung diterjemahkan oleh tokoh kelompok ini meski

hal tersebut bukan merupakan indikasi utama.

Page 56: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

45

2. Tahapan Strategi Gerakan Dakwah

Sebagaimana Hasan Al-Banna yang berpandangan bahwa Islam

pedoman hidup dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam bernegara

secara khusus dan politik secara umum, maka tujuan kelompok tarbiyyah

dalam proyek dakwah jangka panjangnya adalah membangun sebuah

kehidupan yang Islami. Dengan kata lain, mewujudkan Negara dan bangsa

Indonesia yang adil dan sejahtera dan diridhai Allah SWT. Itulah sebabnya,

pada perkembangan selanjutnya, isu dan gerak aktivitas yang seringkali

diusung adalah gerak dakwah amar ma'ruf nahyi munkar.

3. Gerakan Dakwah dalam Pentas Politik

Secara umum, di kalangan kaum Muslimin, terutama di kalangan

aktivis pergerakan dakwah, muncul kesadaran bahwa kehidupan kontemporer

mereka menuntut pembaharuan orientasi di bidang gerakan dakwah.

Pembaharuan orientasi itu meliputi arah dan model dakwah yang sesuai

dengan tuntutan dan problem masyarakat kontemporer, serta sesuai dengan

tantangan kontemporer yang dihadapi.

Di samping itu, gerakan dakwah tetap dituntut untuk senantiasa

melakukan perbaikan pada seluruh bidang kemasyarakatan yang semakin

mengalami pembusukan, serta memelihara kelangsungan dakwah di kalangan

masyarakat Muslim yang berwujud pada perbaikan, amar ma'ruf nahyi

munkar, dan penegakkan sistem Islam dalam seluruh bidang kehidupan. Maka

orientasi dakwah selanjutnya menuntut keberanian kaum pergerakan Muslimin

untuk memasuki wilayah politik (siyasah), yaitu sebuah wilayah publik yang

sampai saat ini kurang dijamah oleh gerakan dakwah.

Senin 26 Rabiul Awal l4l9 H bertepatan dengan 20 Juli 1998, partai

Keadilan (PK) didirikan di Jakarta Tepat pada hari Minggu, 15 Rabiuts

Tsaniyah 1419 H atau 9 Agustus 1998, para aktivis dakwah yang tergabung

dalam kelompok tarbiyyah sepakat mengukuhkan dan mendeklarasikan

sebuah partai politik yang diberi nama Partai Keadilan (PK).

Pada awal kemunculannya, keikutsertaan para aktivis dakwah dalam

politik dengan bendera PK sering dicurigai sebagai kelompok radikal yang

Page 57: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

46

kolot dan tidak kenal kompromi. Tapi seiring berjalannya waktu, kecurigaan

dan tudingan itu berangsur-angsur hilang. Hingga pada akhimya, pergerakan

dan pemikiran dakwah kelompok ini disambut oleh kalangan muda terpelajar

dan dengan cepat menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. Melalui pola

pembinaan (tarbiyyah), perlahan tapi pasti, masyarakat kembali menemukan

jati diri keislaman mereka. Artinya, kesadaran masyarakat terhadap kehidupan

Islami berdampak pada penerimaan dan dukungan mereka terhadap PK.

Sebab, dukungan dan simpati yang diberikan mereka disadari oleh alasan pada

umumnya para aktivis dakwah dikenal mempunyai kepribadian yang sholeh,

pintar, berprestasi dalam semua bidang, menunjukkan nilai yang bagus, serta

aktif dalam kegiatan sosial dan organisasi. Dengan persiapan yang cukup

singkat, tidak genap setahun untuk mensosialisasikan gerakan dakwah dalam

wujud partai Politik kepada masyarakat bersama dengan 47 Partai Politik

lainnya, akhirnya PK mengikuti ajang pemilihan umum pada tanggal 7 Juni

1999.

Dalam pemilihan umum yang pertama perolehan PK tidak memenuhi

ketentuan electoral threshold, walaupun masuk ke dalam sepuluh besar dari

48 partai Politik peserta pemilu 1999. Partai Keadilan hanya memperoleh total

suara 1.436.563 yang setara dengan 6 kursi DPR RI, 26 kursi di DPRD I, dan

l5 kursi di DPRD II, atau setara dengan 1,2 %. Sedangkan syarat untuk

mengikuti pemilu berikutnya yaitu pada tahun 2004, minimal harus

memperoleh suara 2%.

Karena minimnya perolehan suara Partai Keadilan pada pemilihan

umum 1999 yang tidak mencapai 3 %, sebagai syarat minimal agar dapat

mengikuti pemilihan umum berikutnya pada tahun 2004, para tokoh Partai

Keadilan kemudian merumuskan wadah politik baru bernama Partai Keadilan

Sejahtera yang kita kenal sekarang dengan PKS. 17 April 2003, mereka

kemudian memberikan rekomendesi berupa penggabungan Partai Keadilan

dengan Partai Keadilan Sejahtera pada Musyawarah Nasional Istimewa PK.

Akhirnya, Ahad 20 April 2003, bertempat di lapangan parkir Senayan Jakarta

dideklarasikanlah Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Page 58: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

47

B. Karakteristik Gerakan Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS)55

Terdapat perbedaan antara PKS dengan Partai Politik Islam lainnya.

Meski memiliki persamaan, yaitu Islam, untuk menghindari kamuflase politik

dalam rangka menarik simpati atau emosi massa Islam, PKS memaknai asas

Islam tersebut dalam karakteristik berikut.

1. Moralis. Artinya, PKS berupaya menampilkan sisi moralitas yang

bersumber pada nilai-nilai Islam sebagai basis serta keteladanan, tonggak

dalam program dan aktivitas yang digulirkan.

2. Profesional. Artinya, keprofesionalan sebuah partai dapat dilihat dari

akrivitasnya yang berkesinambungan. yakni tidak hanya menjelang dan

saat pemilu saja. Selain itu, juga dapat dilihat dari program kerjanya yang

strategis dan berjangka panjang, serta didukung sarana yang memadai

untuk menjalankan progam tersebut.

3. Patriotik. Artinya, PKS sadar bahwa kehidupan partai adalah kehidupan

perjuangan dan sarana untuk bekerja menuju kebaikan, bukan sebuah

badan legitimasi kebaikan itu sendiri.

4. Moderat. Artinya, sikap moderat adalah refleksi dari pandangan yang

menggambarkan jalan tengah, sehingga dalam menghadapi persoalan

penting akan tetap menonjolkan sikap adil dan seimbang.

5. Demokratis. Artinya, PKS mendukung tegaknya demokrasi. Karena

dengan demokrasi, amar ma'ruf nahyi munkar dapat lebih leluasa

dilakukan. Selain itu, dengan demokrasi, kebebasan mengemukakan

pendapat yang dijunjung tinggi dalam Islam lebih terjamin

pelaksanaannya. Disadari atau tidak, bahwa salah satu substansi demokrasi

adalah bentuk partisipasi rakyat dalam menyelenggarakan kekuasaan yang

tidak bertentangan dengan nilai-nilai syura

6. Reformis. Artinya, PKS akan selalu menempatkan posisinya sebagai partai

reformis, yaitu membawa misi penyelamatan manusia dari kehancuran dan

mengantarkannya pada keadaan yang lebih baik, serta konsisten menjauhi

segala karakter dan sifat-sifat yang menimbulkan kerusakan.

55

Fahmi, Menegakkan……………………., hlm. 121

Page 59: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

48

7. Independen. Artinya, PKS memiliki semangat kemandirian dalam

membaca persoalan dan kemudian merumuskan sikap telah menjadi

komitmen yang menandai seluruh proses pengambilan keputusan.

Kepercayaan pada Islam sebagai referensi dan kekuatan kolektif anggota

PKS merupakan modal utama dalam bersikap.

C. Prinsip-prinsip Kebijakan dalam Gerekan Politik Partai Keadilan

Sejahtera (PKS)56

Dalam menyusun pandangan dan kebijaksanaan partai untuk menyikapi

berbagai isu dan persoalan yang terus berkembang, terdapat beberapa prinsip

pokok yang menjadi pijakan utama dari keseluruhan cara pandang PKS dalam

bersikap.

1. Asy-syumuliyah (komprehensif). Yaitu, kebijakan selalu dirumuskan

dengan mempertimbangkan berbagai aspek, perspektif dan menyinkronkan

satu aspek dengan aspek yang lain. PKS tidak memilah-milah dalam

menyikapi suatu persoalan, tetapi akan berusaha menyoroti berbagai

persoalan mulai dari persoalan sosial, HAM, keamanan, politik, ekonomi,

hukum sampai masalah luar negeri.

2. Al-ishlah (reformasi). Yaitu kebijakan yang berorientasi pada perbaikan

individu, masyarakat ataupun berkaitan dengan perbaikan pemerintahan

dan Negara dalam rangka untuk menegakkan syari'at dan daulah-Nya

yang berdasarkan pada prinsip amar ma' ruf nahyi munkar.

3. Asy-syari'ah (konstitusional). Yaitu, dalam mengambil kebijakan selalu

mempertimbangkan aspek kefleksibelan dan legalitas formal yang tidak

bertentangan dengan syari'at Islam, sehingga semua peraturan yang ada

dalam al-quran menjadi dasar konstitusi bagi seluruh kebijakan, program

dan perilaku politik.

4. Al-wasath (moderat). Yaitu, bersikap adil dan seimbang dalam

menghadapi berbagai persoalan, tetapi tetap berada dalam posisi

pertengahan yang sejalan dengan watak masyarakat Muslim (ummatan

56

Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP-PKS), Sikap Kami (Kumpulan

Sikap Dakwah Politik PKS Periode 2000-2005)

Page 60: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

49

wasathan) dan selalu menyeru kepada kemudahan selama tidak

bertentangan dengan nilai kebenaran lslam.

5. Al-istiqomah (konsisten). Yaitu, kebijakan, program dan langkah-langkah

operasional partai harus taat asas, konsisten dan berkesinambungan.

6. An-numuww wal istimrar (kebijakan yang selalu berkembang dan

berkesinambungan). Yaitu, program dan langkah-langkah operasionalnya

harus tetap concern kepada pengembangan potensi SDM hingga mampu

melakukan akselerasi mobilisasi vertical dan horizontal.

7. At-tadaruj wa tawazun (bertahap dan seimbang). Yaitu, kiprah partai,

baik individu fungsionaris dan pendukungnya ataupun kolektif lekat

dengan kebertahapan dan keseimbangan sesuai dengan sunnatullah yang

berlaku.

8. Taqdimu al-awlawiyat wal mashlahah al-'ammah (mengutamakan skala

prioritas dan kepentingan umum). Yaitu, kebijakan, program dan langkah-

langkah operasionalnya didasarkan pada visi dan misi partai sehingga

dapat melahirkan efisiensi dan efektifitas gerakan. Karena, gerak politik

harus dapat mengedepankan prinsip kemaslahatan umat di mana

kepentingan umat harus diletakkan di atas kepentingan pribadi atau

kelompok.

9. Al-mustaqbaliyyah (orientasi masa depan). Yaitu, kebijakan dan program

selalu dikaitkan dengan dimensi waktu, yakni masa lalu sebagai pelajaran,

kini sebagai realitas, dan hari yang akan datang sebagai harapan, sehingga

melahirkan sikap optimis dan penuh perhitungan.

10. Al-'alamiyah (globalisasi). Yaitu, kebijakan yang diambil dan program

yang dicanangkan selaras dengan kebijakan dakwah yang bersifat

mendunia, tunduk pada sunnah ad-da'wah dengan tidak melikuidasi

persoalan khas yang dihadapi di masing-masing wilayah.

Prinsip-prinsip kebijakan dalam gerakan politik PKS tersebut senantiasa

dijadikan rujukan dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan praktis dan taktis

partai, baik dalam skala nasional maupun internasional, sehingga dengan

Page 61: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

50

prinsip-prinsip tersebut dapat difahami kearah mana pemikiran dan gerakan

PKS dibangun.

D. Profil Dewan Pimpinan Wilayah PKS DKI Jakarta

1. Pengurus DPW PKS DKI Jakarta

a. Visi

Visi Umum : "sebagai partai da‟wah penegak keadilan dan kesejahteraan

dalam bingkai persatuan ummat dan bangsa”.

Visi Khusus : ”partai berpengaruh baik secara kekuatan politik, partisipasi,

maupun opini dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang madani”.

b. Misi

Terdapat tujuh misi dari Partai Keadilan Sejahtera yakni : Pertama,

menyebarluaskan da'wah Islam dan mencetak kader-kadernya sebagai

anashir taghyir; Kedua, mengembangkan institusi-institusi kemasyarakatan

yang Islami di berbagai bidang sebagai markaz taghyir dan pusat solusi;

Ketiga, membangun opini umum yang Islami dan iklim yang mendukung

bagi penerapan ajaran Islam yang solutif dan membawa rahmat; Keempat,

membangun kesadaran politik masyarakat, melakukan pembelaan,

pelayanan dan pemberdayaan hak-hak kewarganegaraannya; Kelima,

menegakkan amar ma'ruf nahi munkar terhadap kekuasaan secara

konsisten dan kontinyu dalam bingkai hukum dan etika Islam; Keenam,

secara aktif melakukan komunikasi, silaturahim, kerjasama dan ishlah

dengan berbagai unsur atau kalangan umat Islam untuk terwujudnya

ukhuwah Islamiyah dan wihdatul-ummah, dan dengan berbagai komponen

bangsa lainnya untuk memperkokoh kebersamaan dalam merealisir agenda

reformasi; Ketujuh, ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan

keadilan dan menolak kedhaliman khususnya terhadap negeri-negeri

muslim yang tertindas.

Page 62: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

51

Dalam anggaran rumah tangga Partai Keadilan Sejahtera, bab III

pasal 8 mengenai keanggotaan dijelaskan siapa saja yang berhak menjadi

anggota Partai Keadilan Sejahtera adalah sebagai berikut :

1) Warga negara Indonesia, laki-laki maupun perempuan

2) Berusia tujuh belas tahun ke atas, atau sudah menikah

3) Berkelakuan baik

4) Setuju dengan tujuan-tujaun partai

5) Mengajukan permohonan menjadi anggota partai kepada sekretariat

pusat melalui DPD (Dewan Pimpinan Daerah)

6) Melaksanakan dan disiplin dengan kewajiban-kewajiban keanggotaan

7) Mengucapkan ikrar kesetiaan pada prinsip-prinsip dan disiplin partai

Jenjang Keanggotaan PKS

JENIS KEANGGOTAAN PENGERTIAN

Anggota Pemula Mereka yang mengajukan permohonan untuk

menjadi anggota partai dan terdaftar dalam

keanggotaan partai yang dicatat oleh Dewan

Pimpinan Cabang (DPC) setelah lulus mengikuti

training orientasi partai I (satu).

Anggota Muda Mereka yang terdaftar dalam keaggotaan partai

yang dikeluarkan oleh dewan pimpinan cabang

(DPC) dan telah lulus pelatihaan kepartaian

tingkat dasar satu.

Anggota Madya Mereka yang terdaftar dalam keaggotaan partai

yang dikeluarkan oleh dewan pimpinan cabang

(DPC) dan telah lulus pelatihaan kepartaian

tingkat dasar dua.

Anggota Dewasa Mereka yang terdaftar dalam keaggotaan partai

yang dikeluarkan oleh dewan pimpinan cabang

(DPC) dan telah lulus pelatihaan kepartaian

Page 63: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

52

tingkat lanjutan

Anggota Ahli Mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai

yang dikeluarkan oleh dewan pimpinan pusat

(DPP) dan telah lulus pelatihan kepartaian

tingkat tinggi.

Anggota Purna Mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai

yang dikeluarkan oleh dewan pimpinan pusat

(DPP) dan telah lulus pelatihan kepartaian

tingkat ahli.

Anggota Kehormatan Mereka yang berjasa dalam perjuaangan partai

dan dikukuhkan oleh Majelis Pertimbangan

Partai.

Jenjang keanggotaan ini merupakan jenjang kaderisasi para

aktivis Partai Keadilan Sejahtera. Jika telah memenuhi syarat-syarat yang

telah ditetapkan, maka jenjang keanggotaannya pun berubah.

Susunan Pengurus DPW PKS DKI Jakarta periode 2010 – 2015

ditetapkan melalui sidang paripurna musyawarah wilayah (muswil) yang

dilakukan secara musyawarah mufakat yang diadakan di Hotel Atlet

Century Park, Jakarta, Minggu 17 Oktober 2010. Adapun Susunan

lengkapnya kepengurusan DPW PKS DKI Jakarta Periode 2010-2015

adalah sebagai berikut :57

a. Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW)

Ketua : Ir. Triwisaksana, MSc.

Sekretaris : Igo Ilham, SST

Ketua Komisi Legislasi, Organisasi,

dan Kewilayahan : Wasito Al Wasith, S.Ag

Ketua Komisi Pembinaan Kader

dan Perempuan : Ir. Eko Ihsanto, MSc.

Ketua Komisi Kebijakan Publik

57

Sumber: Tim Kesekretariatan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Parta Keadilan

Sejahtera DKI Jakarta

Page 64: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

53

dan Kajian Strategis : Nurmansjah Lubis, SE, Ak, MM

b. Dewan Syariah Wilayah (DSW)

Ketua : Abdurrahman Suhaemi, MA

Sekretaris : Ahmad Yani, BA

Ketua Lajnah Hisbah dan Disiplin

Syar‟i : Abdullah Qomarudin, Lc.

Ketua Lajnah Arbitrase : Mahbub, Lc.

Ketua Lajnah Sumber Daya Insani : Ahmad Adnan, Lc.

Lajnah Kerjasama Keummatan : Syu‟aib Zainal, Lc.

c. Dewan Pengurus Wilayah (DPW)

Ketua Umum : Selamat Nurdin, S.Sos, MM

Wakil Ketua Umum : Ahmad Zairofi, Lc

Sekretaris Umum : Tubagus Arif, S.Ag

Bendahara Umum : Drs. Nasrullah HN

Sek. Biro Humas dan Media : Ikhsan Fadilla, ST, MM

Sek. Biro Perencanaan : Arif Priambodo, S.Psi, MM

Ka. Bid. Kaderisasi : Tolhah Nuhin, Lc.

Ka. Bid. Pembangunan Keummatan : Hidayat Rohim

Ka. Bid. Kebijakan Publik : Rois Hadayana, SH

Ka. Bid. Kepanduan dan Olah Raga : Zainal Hasyim

Ka. Bid. Generasi Muda dan Profesi : Fitra Arsil, SH, MH

Ka. Bid. Perempuan : Dra. Iceu Hernawati

Ka. Bid. Peng, Ekonomi dan

Kewirausahaan : Adi Susilo, MM.

Ka. Bid. Kelembagaan Sosial : Israyani, SP

Kantor DPW PKS Jakarta berada di Jalan R. Soeprapto,

Kemayoran, Jakarta Pusat. Berbeda dengan kantor sebelumnya di jalan

Kramat Kwitang Raya yang masih mengontrak, kantor baru ini sudah

menjadi milik sendiri. Hal ini merupakan cerminan pusat pemerintahan

yang harus lebih baik dari wilayah lain di Indonesia.

Page 65: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

54

2. Data perolehan suara PKS 3 kali pemilu di DKI Jakarta

Dari hasil penghituangan suara untuk DPRD DKI yang

memperebutkan 75 kursi, pada pemilu tahun 1999 Partai Keadilan

Sejahtera telah mendapatkan 24 persen dari total suara, dengan perolehan

sebanyak 18 kursi. Menyusul di tempat kedua, Partai Demokrat yang

mendapatkan 16 kursi dengan persentase 21,33 persen suara. Di tempat

ketiga, PDI Perjuangan mendapatkan 10 kursi dengan persentase 13,33

persen. Adapun Partai Golkar dan PPP, masing-masing memperoleh 7

kursi dengan persentase 9,33 persen. Sedangkan di urutan kelima, PAN

memproleh enam kursi dengan persentase suara sebesar 8

persen. Selanjutnya, Partai Damai Sejahtera memperoleh 4 kursi dengan

persentase 5,33 persen. Menyusul Partai Bintang Reformasi, yang

mendapatkan 3 kursi dengan 4 persen suara.

Pada pemilu tahun 2004, PKS merupakan partai kedua terbanyak

setelah partai Demokrat dalam meraih kursi DPRD. Dari 94 kursi DPRD

DKI, Demokrat meraih 32 kursi, PKS 18 kursi, PDIP 11 kursi, Golkar 7

kursi, PPP 7 kursi, Gerindra 6 kursi, PAN 4 kursi, PDS 4 kursi, Hanura 4

kursi, dan PKB 1 kursi. Sedangkan syarat partai bisa mengusung calon

dalam Pilkada DKI adalah memiliki minimal 15 kursi. Dengan demikian

hanya partai Demokrat dan PKS yang bisa mengusung pasangan calon

tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.

Sedangkan pada pemilu tahun 2009 di DKI Jakarta, yang menjadi

barometer politik nasional, suara PKS menurun. Hal lini bisa

dibandingkan dari hasil pemilu 2004, di mana PKS mendapatkan 18 kursi

(24 persen) dari 75 kursi DPRD DKI Jakarta. Sedangkan pada pemilu

2009, PKS mendapatkan 18 kursi dari 94 kursi DPRD. Artinya jumlah

perolehan kursi di DKI antara tahun 2004 dengan 2009, tidak berubah atau

jumlah kursi PKS tetap.

Ini hanya menggambarkan para pemilih di Jakarta, yang kritis,

sudah dapat membaca arah PKS, yang tidak seperti yang diharapkan

mereka, ketika awal berdiri. PKS perlahan-lahan mengalami transformasi

Page 66: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

55

politik, dan menuju partai terbuka dengan visi "Keindonesiaan", yang

cenderung menjadi sekuler.

Perubahan itu, mulai terjadi ketika berlangsung Munas di Bali,

yang akan menjadikan PKS menjadi sebuah partai yang terbuka. Tetapi,

waktu itu gagal, karena sebagian anggota majelis syuro, menolak gagasan

partai terbuka. Langkah-langkah yang ingin diwujudkan menjadikan PKS

sebagai partai terbuka, hanya bagian dari kecenderungan para pemimpin

elite PKS, yang sudah sangat terobsesi dengan kekuasaan.

3. Jumlah Anggota DPRD dari PKS dalam 3 kali pemilu

Sebaga sebuah partai politik yang berusaha meraih dukungan

masyarakat pemilih dan memperjuangkan aspirasinya di parlemen, tentu

saja PKS (dan di era sebelumnya melalui PK) mengalami jatuh bangun

dalam kancah perpolitikan nasional. Hal yang sama tentu juga terjadi di

Jakarta yang menjadi barometer politik nasional. Sejak Pemilu pertama

yang diikuti yaitu tahun 1999, PKS yang masih bernama PK sudah

berhasil menempatkan wakilnya di DPRD DKI Jakarta dan membentuk

fraksi sendiri dengan 4 orang anggota.

Jika dihitung dari pengalaman sebagai fraksi yang bekerja penuh

dalam satu periode, berarti sudah tiga periode Fraksi PKS menjalankan

misi memperjuangkan aspirasi warga Jakarta selama 5 tahun yaitu periode

1999-2004, periode 2004-2009 dan periode 2009-2014. Selama tiga

periode itu pula banyak hal yang sudah diperjuangkan fraksi PKS bagi

warga Jakarta dan pembangunan Jakarta yang lebih, tanpa atau dengan

posisi strategis yang dipegang anggota Fraksi PKS di DPRD DKI Jakarta.

Masyarakat juga sudah merasakan keberadaan dan manfaat dari kiprah

Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta.

Perjuangan gigih di DPRD DKI Jakarta yang didukung aksi-aksi

nyata para kadernya di masyarakat, menghantarkan PKS meraih dukungan

publik dengan meraih suara terbanyak di Jakarta pada Pemilu 2004 dengan

18 kursi. Pemilu 2009 PKS Jakarta juga meraih 18 kursi meskipun dari

persentase raihan suara mengalami penurunan. Pada Pemilu 2014, raihan

Page 67: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

56

suara PKS di Jakarta meraih 11 kursi DPRD. Selengkapnya, berikut adalah

perolehan suara Parpol di DKI Jakarta pada masing-masing Daerah

Pemilihan:

Tabel 1

Jumlah Kursi di DPRD DKI Jakarta 2004-2009

No Partai Politik Jumlah

Kursi Persentase

1 DEMOKRAT 32 34,04

2 PKS 18 19,15

3 PDIP 11 11,70

4 GOLKAR 7 7,45

5 PPP 7 7,45

6 GERINDRA 6 6,38

7 PAN 4 4,26

8 PDS 4 4,26

9 HANURA 4 4,26

10 PKB 1 1,06

TOTAL 94

Pada periode 2004-2009, sebagai partai pemenang Pemilu di

Jakarta dan peraih kursi terbanyak di DPRD, PKS semakin memperkuat

peran dan posisinya dalam memperjuangkan kepentingan warga Jakarta

dan mewujudkan Jakarta yang lebih baik. Perjuangan ini dilakukan

melalui para anggota di fraksi maupun di posisi-posisi strategis Komisi-

Komisi dan alat kelengkapan dewan lainnya. Anggota FPKS yang menjadi

Walil ketua Komisi D menginisiasi pembentukan Kaukus Lingkungan

yang melibatkan LSM dan akademisi di bidang lingkungan untuk

mendorong perbaikan lingkungan di Jakarta khususnya polusi udara.

Fraksi PKS melalui kaukus ini berhasil mendorong lahirnya Perda No. 2

Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Perda ini

kemudian terkenal denga Perda rokok karena berhasil memasukan

Page 68: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

57

pengaturan tentang kawasan bebas asap rokok di ruang publik. Perda ini

juga "memaksa" Pemda DKI melakukan upaya-upaya untuk mengurangi

polusi dari asap kendaraan bermotor diantaranya melalui Hari Bebas

Kendaraan Bermotor.

Pada pemilu 2009, PKS memperoleh suara sebanyak 8.206.955

suara atau 7,9 persen dan mendapat 57 kursi di DPR (10 persen).

Sedangkan perolehan kursi di DPRD DKI Periode 2009-2014 sebagai

berikut:

Table 2

Jumlah Kursi di DPRD DKI Jakarta 2009-2014

No Partai Politik Jumlah Kursi Persentase

1 PDIP 28 26,42

2 GERINDRA 15 14,15

3 PKS 11 10,38

4 DEMOKRAT 10 9,43

5 HANURA 10 9,43

6 PPP 10 9,43

7 GOLKAR 9 8,49

8 PKB 6 5,66

9 Nasional Demokrat 5 4,72

10 PAN 2 1,89

TOTAL 106 100

Dengan suara tersebut menjadikan PKS Salah satu partai yang

dominan di DPRD DKI Jakarta 2009-2014. Dengan berbekal suara

tersebut menjadi salah satu pertimbangan mengusung calon pada

Pemilukada DKI 2012 dengan mencalonkan Hidayat Nur Wahid menjadi

Gubernur DKI. "Kita berhasil mempertahankan suara kita saat

Pemilukada, kader-kader sudah maksimal bekerja, tapi namanya politik ya

sangat dinamis, partai yang besar bisa menurun, kami ucapkan selamat

kepada PDI Perjuangan DKI Jakarta," ujar Ketua Komisi B DPRD DKI

ini. PKS juga digempur isu korupsi dengan ditangkapnya mantan Presiden

PKS Luthfi Hasa Ishaaq. Peran PKS di DPRD DKI juga semu. Mereka

Page 69: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

58

lebih condong diam melihat karut marutnya Jakarta akibat banjir dan

macet.

4. Prolehan suara pilgub untuk PKS dua kali pilkada

Berdasarkan Pengumuman Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta

pada tanggal 20 Juli 2012 Hasil pemilukada DKI Jakarta putaran pertama

dan hasil pemilukada DKI Jakarta putaran 2 diumumkan pada Sabtu, 29

September 2012. Berikut perolehan suara Pemilihan Cagub dan Cawagub

DKI Jakarta Putaran pertama dan putaran kedua.

No Calon Gubernur-Wakil

Gubernur Partai Politik

Putaran 1 Putaran 2

Pemilih % Pemilih %

3 Joko Widodo dan Basuki

Tjahaja Purnama PDIP dan Gerindra 1.847.157 42,60% 2.472.130 53,82%

1 Fauzi Bowo dan Nachrowi

Ramli

PD, PAN, Hanura, PKB,

PBB, PMB, dan PKNU 1.476.648 34,05% 2.120.815 46,18%

4 Hidayat Nur Wahid

dan Didik J. Rachbini PKS 508.113 11,72%

5 Faisal Batubara dan Biem

Triani Benjamin Independen 215.935 4,98%

6 Alex Noerdin dan Nono

Sampono

Golkar, PPP, PDS, PP,

PKPB, PKDI, Republika,

PPIB, Partai Buruh,

PPNUI, PNI

Marhaenisme

202.643 4,67%

2 Hendardji Soepandji

dan Ahmad Riza Patria Independen 85.990 1,98%

Jumlah suara sah 4.336.486 4.592.945

Jumlah suara tidak sah 93.047

Golput 2.555.207 36,60% 2.349.657

Jumlah seluruh suara 4.429.533

Jumlah Total DPT 6.962.348 100% 6.996.951 100%

Dalam Pemilukada Gubenur dimenangkan oleh Joko Widodo-

Basuki. Pasangan ini mengalahkan pasangan incumbent dengan perolehan

suara 53.82% sedangakan Fauzi-Nara mendapatkan 46.18% suara. Dalam

Page 70: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

59

pemilukada ini bisa dilihat bahwa dukungan dari banyak partai bukan

menjadi suatu jaminan akan memenangkan pilkada tetapi dalam pilkadaa

ini sosok sangat mempengaruhi pemilih DKI Jakarta.

Page 71: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Strategi Pemenangan PKS dalam Pemilihan Cagub dan Cawagub

DKI Jakarta Tahun 2012

Membicarakan percaturan pilkada Jakarta tidak bisa lepas dari

membicarakan peta elemen kekuatan politik di Jakarta. Salah satu elemen

politik yang cukup dominan yang akan bertarung adalah Partai Keadilan

Sejahtera (PKS). PKS merupakan partai kedua terbanyak setelah partai

Demokrat dalam meraih kursi DPRD. Dari 94 kursi DPRD DKI, Demokrat

meraih 32 kursi, PKS 18 kursi, PDIP 11 kursi, Golkar 7 kursi, PPP 7 kursi,

Gerindra 6 kursi, PAN 4 kursi, PDS 4 kursi, Hanura 4 kursi, dan PKB 1 kursi.

Sedangkan syarat partai bisa mengusung calon dalam Pilkada DKI adalah

memiliki minimal 15 kursi. Dengan demikian hanya partai Demokrat dan PKS

yang bisa mengusung pasangan calon tanpa harus berkoalisi dengan partai

lain. Bagaimana sistem penentuan calon gubernur dan calon wakil gubernur

oleh PKS serta bagaimana strategi pemenangan yang dilakukan oleh PKS.

Tujuan keikutsertaan PKS dalam Pilkada adalah untuk menegakkan

prinsip ishlahunafs (perbaikan individu) dan ishlahulmujtama‟ (perbaikan

masyarakat). Dengan demikian, maka nilai-nilai Islam yang universal akan

tegak di masyarakat, bangsa dan negara.

Adapun yang melatar belakangi PKS maju pada pilkada di DKI

Jakarta pada tahun 2007 yaitu modal kemenangan PKS di Jakarta dimana PKS

menjadi partai pemenang ke-3. Disamping itu PKS menduduki DPRD

sebanyak 24 kursi dari 75 kursi, sedangkan ketentuan minimal mengusung

calon sebanyak 20%, berarti PKS telah melampaui ketentuan tersebut

sehingga PKS mengajukan calon gubernur dan calon wakil gubernur tanpa

Page 72: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

61

dukungan dari partai lain. Menurut Arif Priambodo, saat itu PKS merupakan

partai yang bergengsi.58

Berbekal pada pengalaman tersebut, maka pada tanggal 26 Maret

2007 dideklarasikan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur dari Partai

Keadilan Sejahtera (PKS) untuk maju dalam Pilgub DKI Jakarta bulan

Agustus 2007. Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur dari PKS untuk

masa jabatan 2007-2012 adalah Komisaris Jendral Pol Drs. H. Adang

Daradjatun dan H. Dani Anwar. Adang Daradjatun adalah Mantan Wakil

Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri), sedangkan Dani Anwar

saat ini menjabat Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta. Faktor lain yang

mendasari PKS maju dengan mengusung calon juga didasarkan hasil survey,

bahwa PKS bisa memperoleh suara 85% dari suara pemilih.

Sedangkan untuk pemilikada DKI Jakarta tahun 2012 adalah

pengalaman dari pemilihan-pemilihan sebelumnya. Kekalahan tipis Adang

Daradjatun pada Pilgub DKI Jakarta 2007 lalu, memotivasi PKS untuk

memenangi kontestasi tahun ini. Pada awalnya PKS mengusung Triwisaksana

alias Bang Sani, PKS yakin mendapat suara terbanyak dalam pemungutan

suara pada Pemilukada DKI Jakarta yang dilaksanakan pada bulan Juli 2012.

Keyakinan ini disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS

DKI Jakarta, Selamat Nurdin. Berkaca pada hasil tipis perolehan suara dengan

Fauzi Bowo lima tahun lalu, PKS meyakini akan menguasai Jakarta. "Kita

punya mesin politik kuat, kawan dan lawan mengakui jika ingin menang harus

berkoalisi dengan PKS. Partai dengan jaringan yang terbukti kokoh," kata

Nurdin dalam pidato sambutannya di acara 'Deklarasi Jaringan Dukung Bang

Sani' di Sport Mall Kelapa Gading, Jakarta, Minggu (4/3/2012).59

Prosedur penentuan atau penetapan Cagub/Cawagub DKI Jakarta

yang diusung PKS pada pemilukada yaitu dengan mempertimbangkan adanya

kader yang terbaik yang telah memberikan kontribusi untuk kemajuan partai.

Namun demikian, PKS juga membuka diri untuk kandidat dari luar parta

58

Wawancara pribadi dengan Arif Priambodo, S. Psi, MM tanggal 24 Mei 2015 59

http://health.detik.com/read/2012/03/04/105329/1857324/10/

Page 73: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

62

dengan pertimbangan dapat saling melengkapi dan sudah barang tentu yang

memiliki kesamaan pemikiran atau platform dengan PKS.

Kriteria yang buat sebagai penetapan Cagub/Cawagub DKI Jakarta

yang diusung PKS pada pemilukada mengacu kepada pedoman pemilihan

langsung kepala daerah propinsi, kabupaten dan kota BAB III

PERSYARATAN CALON KEPALA/WAKIL KEPALA DAERAH sebagai

berikut: 60

Pasal 1

Syarat Umum

1) Diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang

memperoleh 15% dari jumlah kursi DPRD atau 15% dari akumulasi

perolehan suara sah dalam pemilu (pasal 59 ayat 1 dan 2, UU no 32).

2) Menyerahkan surat pencalonan, kesepakatan tertulis antar parpol

pendukung, dll (pasal 59 ayat 5, UU no 32).

3) Memenuhi beberapa persyaratan (pasal 58, UU no 32), diantaranya:

a) bertaqwa kepada Tuhan YME

b) setia kepada Pancasila dan Dasar Negara

c) berpendidikan sekurang-kurangnya sekolah lanjutan tingkat atas

dan/atau sederajat

d) berusia sekurang-kurangnya 30 tahun

e) sehat jasmani dan rohani

f) tidak pernah dijatuhi pidana penjara

g) tidak sedang dicabut halk pilihnya

h) mengenal daerahnya

i) menyerahkan daftar kekayaan

j) tidak sedang memiliki utang

k) tidak sedang pailit

l) tidak melakukan perbuatan tercela

m) memiliki NPWP

n) menyerahkan daftar riwayat hidup

o) belum pernah menjabat sebagai kepala daerah selama dua kali

dalam jabatan yang sama

p) tidak sebagai pejabat kepala daerah.

60

DPP PKS, Pedoman Pemilihan Langsung Kepala Daerah Propinsi, Kabupaten dan

Kota PKS, Jakarta, 2012

Page 74: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

63

Pasal 2

Syarat Khusus

1) Memiliki akhlak mulia dalam hubungannya dengan hablumminallah

dan hablumminanas

2) Tidak sedang terkena sanksi kepartaian, selama 3 tahun terakhir

3) Pengalaman Organisasi/Kerja: memiliki kriteria minimal salah satunya

dari hal ini

a) Pernah menjabat sebagai pimpinan Partai di tingkat minimal DPD.

b) Pernah menjabat sebagai pimpinan di Organisasi

Pelajar/Mahasiswa/ LSM/Ormas

c) Pernah memiliki pengalaman kerja/jabatan karir yang relevan

dengan jabatan kepemimpinan daerah, misalnya kerja di birokrasi

dan legislatif

4) Memiliki kedudukan yang terhormat di tengah masyarakat.

5) Dikenal dan aktif dalam berbagai kegiatan kedaerahan dan masyarakat.

6) Kesehatan: kondisi baik yang memungkinkannya bekerja secara

optimal. (dibuktikan dengan general check up)

7) Dukungan rumah tangga: rukun dan kondusif baginya untuk

menjalankan tugas secara optimal dan memiliki qowam di rumah

tangganya.

8) Citra diri di lingkungan masyarakat: dikenal baik dan diakui figur

kepemimpinannya

9) Dukungan masa: memiliki basis dukungan yang memadai dan

rekomendasi dari berbagai elemen masyarakat untuk memenangkan

Pilkada.

10) Dukungan dana: memiliki ketersediaan dana yang memadai untuk

kampanye selama Pilkada berlangsung

11) Dukungan politik : memiliki dukungan salah satu parpol, dan atau

memiliki basis masa yang memungkinkannya untuk memenangkan

Pilkada.

12) Memiliki kemampuan leadership

13) Disetujui oleh Tim Optimalisasi Musyarokah (TOM) PKS.

Pasal 3

Syarat Tambahan

1) Calon Eksternal adalah bukan kader dan bersedia menandatangani

kontrak politik

2) Calon Internal adalah Kader.

Penetapan cagub dan cawagub dalam DKI Jakarta tahun 2012

diputuskan melalui Musyawarah Wilayah. Pihak-pihak yang terlibat dalam

penetapan Cagub/Cawagub dari PKS pada pemilukada di DKI Jakarta adalah

Page 75: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

64

seluruh pengurus DPW. Disamping itu proses penjaringan cagub/cawagub

juga melalui berdasarkan hasil survei. Salah satunya adalah hasil jajak

pendapat publik seputar pemilukada DKI jakarta 2012 yang dilakukan oleh

Lembaga Survey Nasional. Terjadi pergeseran Partai Pemenang di DKI

Jakarta bila Pemilu dilakukan saat ini, yaitu:

- Partai Keadilan Sejahtera 16.7%

- Partai Demokrat 15.08%

- PDIP 9.77%

- Golkar 7.11 %

- Gerindra 6.54%

- PPP 5.24%

- Nasdem 3.33%

- PAN 2.09%

- Hanura 1.37%

- PKB 0.67%

- Belum Menentukan 32%

Dengan melihat hasil survei dirilis Lembaga Survey Nasional

(Median), PKS disebut sebagai partai paling tinggi yang mempunyai

soliditas konstituen. Disusul PPP, PAN dan Hanura.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengusung slogan ”Bersih,

Peduli, dan Profesional”. Tema ”Bersih dan Peduli” pada Pemilu 2004

telah membangkitkan semangat kader pada masyarakat untuk memberikan

dukungan. PKS di Jakarta kemudian bisa menjadi partai unggulan.

Tentang tema sentral kampanye PKS, Presiden PKS Tifatul Sembiring

(saat itu) mengingatkan semua calon anggota legislatifnya untuk tetap

berpegang pada tema sentral yang sudah menjadi keputusan bersama.

Untuk itu, PKS sudah menerbitkan buku putih yang menjadi

panduan tentang elaborasi dari tema sentral itu. Meskipun PKS sadar akan

pencitraan, Tifatul dengan penuh kerendahan mengakui kekurangannya

sebagai manusia. Menurut dia, PKS bukanlah ”partai malaikat”, tetap saja

Page 76: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

65

ada kekurangannya, meskipun sudah dibuat berbagai mekanisme internal

untuk mengatasi kekurangan itu.

Di tingkat DKI, PKS yang mengusung HNW-Didik untuk

membidik posisi DKI 1 dengan jargon "Ayo Beresin Jakarta", jargon yang

secara makna sangat pas dengan kondisi Jakarta saat ini. Tetapi jargon

ideal tersebut kurang berhasil memikat rakyat DKI karena perilaku kader-

kader PKS yang "overacting" dan bahkan melawan etika dan estetika

dalam memasarkan jargon tersebut.

Poster-poster, sapnduk dan stiker-stiker gambar pasangan HNW-

Didik yang dipasang secara semerawut di seantero DKI mempertontonkan

keangkuhan para kader PKS. Alih-alih menjadikan warga DKI tertarik

untuk mendukung pasangan HNW-Didik, yang terjadi poster-poster

tersebut justru membuat warga kurang simpatik. Padahal akan sangat pas

bila jargon "Ayo Beresin Jakarta" disosialisakan dengan cara para kader

PKS mengajak warga bersama-sama membersihkan sampah yang

berserakan, merapihkan trotoar, mengecat pagar-pagar, tembok atau

jembatan yang kusam, menanam pohon di lingkungan yang gersang dan

sejenisnya. Perilaku kader PKS yang tidak mengindahkan etika sosial dan

Page 77: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

66

estetika dalam memasarkan jargon "Ayo Beresin Jakarta" di pilkada DKI

2012 menjadi bumerang karena ketidak sinkronannya di tataran realita.

2. Gerakan Politik DPW PKS DKI Jakarta dalam Pemenangan Pilkada

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI Jakarta menyiapkan tiga

strategi untuk memenangkan Pilkada pada 2012 yang diungkapkan ketua

DPW PKS DKI Jakarta Selamet Nurdin. Ketiga strategi pemenangan PKS

pada pilkada dan pemilu mendatang adalah capacity building, institution

building dan social building.61

Lebih lanjut strategi tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

Capacity building adalah mempersiapkan sumber daya manusia

melalui program-program pembinaan dan pelatihan kepemimpinan untuk

mempersiapkan kepemimpinan PKS di ranah publik. Institution building

adalah melakukan konsolidasi besar-besaran struktur PKS dari tingkat

wilayah hingga tingkat ranting, agar program-program partai dapat

langsung diserap oleh kader-kader PKS di tingkat struktur paling bawah,

sehingga pelaksanaan program tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat.

Social building adalah melakukan komunikasi sosial ke semua lapisan

masyarkat baik tokoh, organisasi massa dan LSM. Apabila ke tiga strategi

tersebut dilaksanakan dengan baik,PKS yakin akan memenangkan pilkada

dan pemilu mendatang.

Target memenangkan pemilihan Pilgub/Pilwagub DKI sangat

penting bagi PKS, oleh karena itu menurut Selamet Nurdin, PKS tidak

akan mengulangi kekalahan, seperti 2009 lalu. Karena itu, pada Pilkada

2012, PKS menargetkan untuk memimpin Ibukota dan juga kemenangan

pada pemilu 2014. Kemenangan di kedua perhelatan akbar tersebut sangat

penting bagi PKS untuk bisa menjalankan pemerintahan secara optimal.

Pemerintah akan berjalan lebih efektif jika gubernur dan legislative dapat

berjalan bersama dalam satu visi. Bila salah satunya tidak dalam satu visi,

mau tidak mau akan terjadi ketidaksinkronan. Ibarat burung sayapnya dua,

61

Tiga Strategi PKS Menangkan Pilkada 2012, http://www.beritabatavia.com/detail/

2010/10/29/4/4490/tiga.strategi.pks.menangkan.pilkada.2012#.VYe8zvmqqko

Page 78: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

67

jadi lebih efektif kalau dua-duanya berjalan, papar Nurdin yang juga

menjabat sebagai Ketua Komisi B DPRD Jakarta.

Sementara itu, cara lain yang dilakukan oleh PKS yang

mengusung pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik Rachbini dengan

menggunakan strategi teritorial. Menurut Rico Marbon Direktur Eksekutif

Media Survei Nasional (Median) PKS mendominasi dalam penggunaan

strategi teritorial. Antara lain dengan memasang spanduk, menempel

poster, membagikan stiker dan selebaran serta mensosialisasikan diri

hingga ke rukun tetangga (RT) hingga Kecamatan.

"Kader PKS di Jakarta sangat banyak, inilah yang menjadi

keputusan HNW-Didik untuk memanfaatkan kadernya mempromosikan

langsung ke warga,” ujarnya. Pasangan Hidayat-Didik juga dianggap

memiliki program unik yaitu „Ketuk Sejuta Pintu‟ yang tidak dimiliki oleh

pasangan lain. "Pasangan Foke-Nara, menurut saya, berusaha untuk

menang satu putaran. Jika tidak, trauma Foke lima tahun silam akan

terulang kembali. Foke akan kembali berhadapan dengan PKS,” Rico

menambahkan. “Pokoknya Semakin dekat dengan pencoblosan, publik

akan semakin aktif mencari tahu. Kebutuhan masyarakat terhasil.62

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga menggunakan strategi lain

untuk memenangkan pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini

dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta. Hal ini seperti

diungkapkan oleh Ketua DPC PKS Pesanggrahan Mohammad Yamin,

menyatakan selain melakukan kegiatan bakti sosial, bazar sembako murah,

senam sehat, pelayanan kesehatan, PKS Pesanggrahan juga intens

menggelar sosialisasi secara internal dan direct selling. PKS, menurut

Yamin, punya trik unik untuk mengkampanyekan pasangan Hidayat-Didik

ke masyarakat, yakni direct selling.

“Dengan kegiatan ini setiap kader dan relawan PKS yang bertugas

sebagai tim relawan turun langsung ke rumah-rumah warga untuk

62

Mengintip Strategi Pemenangan Cagub & Cawagub DKI, teresedia online di

http://news.okezone.com/read/2012/05/01/505/621884/mengintip-strategi-pemenangan-cagub-

cawagub-dki

Page 79: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

68

melakukan sosialisasi dan memperkenalkan pasangan Hidayat-Didik,”

selanjutnya Yamin mengatakan, “Fokus sosialisasi pasangan Hidayat-

Didik tidak hanya di basis-basis pendukung PKS tetapi juga di basis

pasangan lainnya,”.

Kegiatan direct selling sendiri bukan hal baru bagi PKS, karena

kegiatan ini merupakan kegiatan penggerak bagi masyarakat untuk melihat

calon yang diusung PKS. Secara umum metode kampanye ini

dilaksanakan di seluruh kelurahan di Jakarta. Kegiatan sosialisasi yang

dilaksanakan PKS sejauh ini menunjukkan hasil yang signifikan.

Bentuk lain dari strategi PKS dalam memenangkan pemilukada

DKI Jakarta tahun 2012 adalah dengan gerakan sosial berupa bantuan dana

pendidikan bagi kader dan masyarakat lainnya. Melalui program ini kader

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bahu membahu memberikan solusi bagi

kader dan masyarakat yang membutuhkan dana untuk biaya sekolah anak.

Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Selamat Nurdin, "Selain itu,

program ini juga berisi pemberian modal usaha dan advokasi kesehatan

secara berkelanjutan,”. Dalam periode yang sama, PKS juga akan

melakukan survei di setiap kecamatan secara bertahap untuk merumuskan

pemenangan Pilkada Jakarta 2012 berbasis teritorial.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Majelis Pertimbangan

Wilayah (MPW) PKS DKI Jakarta Triwisaksana mengatakan, program

Takaful Kader meningkatkan semangat kader PKS untuk melayani warga

Jakarta dan menjadikan Jakarta penuh kebaikan dan menuju kesejahteraan.

“Kondisi kader yang nyaman dan solid akan melahirkan kerja-kerja nyata

untuk kebaikan Jakarta, dan dari itu kita siap memenangkan Pilkada 2012

dan Pemilu 2014,” tutupnya. Takaful Kader merupakan salah satu program

kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta.

3. Faktor-faktor Kekalahan PKS dalam Pemilihan Cagub dan Cawagub

DKI Jakarta Tahun 2012

Beberapa analisis dilakukan untuk mengetahu faktor kekalahan

PKS (parta Islam) dalam pemilihan Cagub/cawagub DKI Jakarta. Secara

Page 80: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

69

umum faktor kekalahan dapat dikatagorikan menjadi dua yaitu factor

internal dan factor ekternal.

a. Faktor Internal Partai

Faktor internal kekalahan PKS dalam pilkada di DKI Jakarta

yaitu:

1) Terpaan Badai Korupsi

Korupsi oleh pengurus partai merupakan penyebab turunnya

elektabilitas PKS yang berakibat pada kekalahan calon gubernur dan calon

wakil gubernur yang diusung pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 yaitu

kasus yang menimpa salah satu petinggi PKS (Presiden Partai), Luthfi

Hasan Ishaq (LHI) yang ditahan oleh KPK karena diduga menerima suap

kuota impor daging sapi, meskipun peristiwa penetapannya sebagai

tersangka dan penahanannya menyimpan banyak keganjilan.

Masalah korupsi ini melahirkan beberapa analisis para pengamat

politik didasarkan pada kekalahan PKS pada Pemilukada DKI Jakarta

tahun 2012 yang hanya mendapatkan 11% suara – padahal sudah

menurunkan tokoh nasional Hidayat Nur Wahid, jauh dari perolehan suara

pada Pemilukada sebelumnya tahun 2007, yaitu 44%. Tren menurunnya

perolehan suara PKS pada Pemilukada terakhir diprediksikan oleh para

pengamat bahwa PKS akan semakin terpuruk menghadapi Pemilu tahun

2014 mendatang, sebab DKI Jakarta adalah barometer eksistensi dan

elektabilitas sebuah partai politik. Bahkan sebagian pengamat

memprediksikan PKS tidak mampu mencapai batas electoral

threshold 3,5%, artinya PKS akan tidak bisa ikut Pemilu, bisa jadi bubar

dan tidak ada lagi kelanjutan sejarah partai fenomenal ini atau kembali

kepada habitat semula; menjadi gerakan sosial.

2) Kurang efektifnya Komunikasi Politik yang dibangun

Buruknya komunikasi politik PKS juga diduga memberikan

kontribusi terhadap kekalahan tersebut. Komunikasi politik memiliki peran

penting dalam proses dan gerakan politik.

Page 81: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

70

Kurang efektifnya PKS dalam komunikasi politik ini misalnya

didasarkan pada analisis salah satu Kedernya Sapto Waluyo dalam

pernyataan berikut ini:63

“Manuver dan pernyataan elite PKS yang memancing kontroversi.

PKS berperilaku bak debt collector yang main ancam demi

mencapai kepentingan politiknya. Setiap pernyataan dan manuver

elite PKS ternyata tak diukur manfaat dan mudharatnya terlebih

dulu. Karena itu, PKS mengusulkan figur nonpartai. Ini seperti

merendahkan posisi PKS sendiri, betapa manuver berkoalisi tanpa

daya tawar yang memadai. Ketiga contoh itu mencerminkan

betapa buruknya komunikasi politik sebagian elite PKS. Kapasitas

PKS sebagai learning organization mulai diragukan.

Sesungguhnya, PKS telah „dihukum‟ publik dan pemilih yang kritis

dengan „kekalahan‟ di Jakarta, Depok, Bekasi, Bandung, dan kota-

kota besar lain. „Jurus dewa mabuk‟ sebagian elite PKS dan iklan

yang warna-warni. Target nasional 20 persen suara masih terlalu

jauh dari jangkauan karena kesalahan strategi. Bahkan, prediksi

yang realistik 12-15 persen suara pun tak tercapai.

b. Faktor Ekternal Partai

Hasil analisis tersebut dilakukan abaik oleh pihak internal PKS

mapun oleh pihak ekternal PKS. Hasil analisis yang dikalukan oleh pihak

internal partai seperti dikemukakan oleh Ketua DPP PKS, Jazuli Juwaeni

yang dimuat di detik.com. "Mesin PKS sudah bekerja maksimal. Pak

Hidayat sebagai cagub juga telah bekerja dan berikhtiar secara maksimal.

Namun perolehan suara sementara lewat hitungan cepat menempati urutan

ke-3. Dibanding Pilgub sebelumnya, terkesan suara PKS menurun, tapi itu

tidak bisa serta merta kita simpulkan gembos," 64

63

Sapto Waluyo, Evaluasi untuk PKS: antara Rakus dan Kepercayaan Diri Berlebihan

http://www.itoday.co.id/politik-nasional/politik/evaluasi-untuk-pks-antara-rakus-dan-

kepercayaan-diri-berlebihan 64

Lima Analisis PKS Atas Kegagalan di Pilgub DKI, tersedia online di

http://news.detik.com/berita/1963384/5-analisis-pks-atas-kegagalan-di-pilgub-dki

Page 82: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

71

Jazuli memberikan penjelasan mengapa suara PKS kali ini

menurun dari sebelumnya. Dia memberikan 5 analisis penyebabnya:65

1) Pilgub sebelumnya hanya diikuti 2 kandidat, suara tidak terlalu pecah-

pecah.

2) Semakin sering Pilkada dilaksanakn di Indonesia, masyarakat

terpolarisasi secara pragmatis.

3) Persoalan DPT juga menjadi penyebab yang sangat signifikan. Karena

besar kemungkinan by design. Dimana potensi pemilih kandidat

tertentu tidak terdaftar di DPT. Daerah-daerah basis PKS pada Pilgub

dan Pemilu sebelumnya banyak yang tidak terdafar.

4) Netralitas PNS dan birokrasi masih sangat menyedihkan. Banyak

timses Hidayat diintimidasi. Bahkan atribut malam dipasang besoknya

sudah hilang.

5) PKS tidak melakukan money politics karena bertentangan dengan UU.

Berdasarkan lima faktor penyebab kekalahan HNW-Didik yang

dilontarkan oleh Jazuli Zuwaeni keempatnya adalah faktor eksternal,

hanya satu faktor dari internal yaitu PKS menurutnya bersih dari politik

uang. Tentunya kajian mendalam tentang kekalahan PKS tidak diungkap

semua yang sebagian dikonsumsi oleh internal, tetapi saya sendiri

memiliki beberapa analisis faktor penyebab kemerosotan PKS.

Pilkada DKI Jakarta adalah mercusuar dari demokrasi di

Indonesia, sebagai pusat pemerintahan partai secara cermat harus

menyadari bahwa menjadi kontestan di DKI Jakarta bukan dalam kapasitas

mengumpulkan logistik atau merebut basis kekuasaan daerah sebagaimana

orientasi parpol pada pilkada di daerah lain. Pilkada DKI Jakarta hadir

dalam sorot media yang begitu besar, sehingga masyarakat memperoleh

banyak informasi yang berimbang, terutama melalui jejaring sosial dan

koran online dan televisi. Semestinya kesempatan ini dimanfaatkan parpol

65

Jazuli Juwaeni, 5 Analisis PKS Atas Kegagalan di Pilgub DKI, tersedia online di

http://news.detik.com/berita/1963384/5-analisis-pks-atas-kegagalan-di-pilgub-dki

Page 83: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

72

untuk benar-benar membangun citra dan menunjukkan keberpihakannya

pada selera publik yang memasyarakat.

Ketika awal penjaringan bakal calon Gubernur langkah PKS ingin

mempersunting Fauzi Bowo sebagai gubernur dan Triwicaksana sebagai

wakil gubernur jadi titik lemahnya, pada pilkada DKI Jakarta sebelumnya

PKS menjadi anti-tesa Fauzi Bowo, sehingga memperoleh suara 42%

sendirian melawan banyak partai. Namun ketika PKS bersikap balik

mendukung Fauzi Bowo publik melihat ini sebagai bentuk ketidak

konsistenan PKS, hal inilah yang perlu dipahami betul sebelum PKS pada

putaran kedua berlabuh ke Jokowi-Ahok atau Fauzi Bowo-Nahrowi

Ramli.

Namun demikian Jazuli menyadari bahwa dalam demokrasi selalu

ada menang dan kalah. Mengomentari hasil kekalahan PKS pada Plikada

DKI Jakarta ia mengatakan.

"Setelah bekerja keras dan maksimal tanpa kita melakukan

kecurangan dan pelanggaran, apapun hasilnya kita harus bangga.

Kami yakin warga DKI masih tetap setia pada PKS pada pemilu

2014 nanti. Asal PKS terutama teman-teman DPRD DKI trus

menjaga dan menyuarakan aspirasi warga sesuai dengan

kewenanganya. Karena itu kami tetap dan terus berterimakasih

pada warga DKI yang selalu setia pada PKS,"

Sekularisasi politik ini terlihat menguat dengan makin

merosotnya dukungan pada partai Islam di DKI, dan terakhir kekalahan

Hidayat Nurwahid yang punya kridensial politisi Islam dalam Pilkada

putaran pertama yang lalu. Juga kekalahan PKS dalam Pilkada 2007.

Apakah faktor utama yang menyebabkan kekalahan tersebut.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pertarungan di Pilkada DKI Jakarta merupakan pertarungan terbuka,

artinya rakyat dengan calon gubernur memiliki arus informasi yang lancar,

bisa dibilang dalam Pilkada pemilih tidak lagi melihat calon berdasarkan

rekomendasi elit, tetapi publik memiliki pengetahuannya sendiri tentang

informasi yang bisa diakses dengan mudah. Cara berkampanye dengan gaya

elitis justru menambah „gap‟ komunikasi politik, seperti dengan deklarasi

Page 84: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

73

dukungan dari elit parpol, artis, elit-elit kelompok, ormas dan juga tokoh

masyarakat. Elitisme kampanye politik ini tidak sama sekali menunjukkan

pemilih real di lapangan, misalnya saja elit dari tokoh masyarakat yang

melakukan klaim memiliki pengikut ribuan orang, karena komunikasi antara

calon dengan pemilih sudah lancar maka tidak dibutuhkan lagi referral,

bahkan masyarakat dengan mudah menilai bahwa dukung mendukung elitnya

kepada calon tertentu ada harganya. Bisa jadi malah menghilangkan

kredibilitas partai.

Seperti pada putaran pertama, dukung-mendukung calon tertentu

berdasarkan elitisme tidak akan berpengaruh signifikan pada perolehan suara

Jokowi-Ahok atau Fauzi Bowi-Nahrowi Ramli. Tetapi tetap saja PKS

sekarang menjadi gula yang manis, Suara PKS menjadi rebutan karena dikenal

solid dan berada pada angka yang cukup berpengaruh. Akan banyak godaan

bagi PKS untuk melengkapi logistik ataupun menambah jaring kekuasaannya

di DKI Jakarta, tetapi kalau ini bisa dijadikan titik balik PKS untuk

meneguhkan citra bersih, peduli, profesional secara real bukan tidak mungkin

massa PKS akan bersimpati kembali. Pemilih PKS di Jakarta merupakan

pemilih rasional, yang perlu diingat bahwa pemilih rasional kritis dan cair.

Sehingga sekuat apapun PKS membangun citra tetapi tidak membangun

karakter yang kuat label sebagai partai pragmatis tidak akan hilang. Masalah

yang dihadapi PKS untuk masa depan adalah bagaimana mengklarifikasi

tuduhan bahwa mereka memiliki ide kelompok yang sempit. Selanjutnya

dengan ide ini PKS mencari dukungan di ceruk politik yang kecil dan harus

bersaing dengan parpol lain yang juga mencari dukungan pemilih yang sama.

Kekalahan PKS di Pilgub DKI 2012 yang mengusung Hidayat –

Didik, tentunya di luar ekspektasi para kader PKS. Pasalnya, ekspektasi ini

nampak dari kepercayaan diri PKS untuk tetap maju seorang diri mengulang

kejayaan 2007. Tidak hanya itu, tokoh yang dimajukan PKS kali ini juga

merupakan orang yang populer, sama populernya dengan ketika Adang

Daradjatun diusung pada 2007 yang lalu. Beberapa hipotesis yang dapat

Page 85: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

74

jadikan evaluasi dan diskursus untuk menyikapi fenomena “anjlok”-nya suara

PKS yaitu:

1) Euphoria Masa Lalu

Hipotesis pertama yang perlu ditelaah adalah adanya euforia masa

lalu. Pilgub DKI 2007 meskipun secara suara memberikan kekalahan pada

PKS, namun nyatanya hal itu tetap membawa kabar gembira bagi PKS.

Betapa tidak, PKS seorang diri bisa meraih hingga 42%, jika dibandingkan

dengan 20 partai lainnya yang hanya meraih 58%.Tentunya euforia masa lalu

inilah yang menjadi referensi utama PKS dalam memajukan Hidayat – Didik.

Begitu juga dengan apa yang terjadi di tataran kader grassroot. Mereka begitu

yakin bahwa suara PKS sudah sedemikian kuatnya di Jakarta.

Ada fakta bahwa pada pemilihan legislatif untuk DPRD DKI Jakarta

tahun 2009 PKS menempati juara dua (di bawah Partai Demokrat) dengan

perolehan 17%, namun hal ini nampaknya tidak banyak diingat. Memang pada

awalnya PKS sempat mendekati Fauzi Bowo untuk berkoalisi, dimana PKS

waktu itu mengajukan Triwisaksana sebagai cawagub. Namun, pada akhirnya

PKS memajukan Hidayat – Didik dengan harapan kedua tokoh nasional ini

dapat mendongkrak perolehan suara 17% ini menjadi minimal urutan kedua

agar masuk ke putaran kedua.

2) Figure Calon

Hipotesis kedua mengenai faktor figur calon. Euforia 2007 yang

memajukan tokoh juga kembali diulang dengan memajukan tokoh yang juga

populer, dengan harapan akan membuahkan hasil yang tidak jauh berbeda.

Namun, meskipun Hidayat – Didik merupakan tokoh yang sudah berkapasitas

nasional, tetap ada perbedaan dengan Adang Daradjatun. Adang Daradjatun

merupakan mantan Wakil Ketua Polri, dan sedari awal memang merupakan

tokoh yang bukan dibesarkan atau ditokohkan oleh PKS. Figur ini juga yang

membuat Adang Daradjatun lebih terasa dimiliki oleh semua kalangan, mulai

dari kaum agamis, preman, ormas, para pengusaha, hingga floating mass.

Berbeda dengan Hidayat. Walaupun merupakan tokoh yang populer, namun

masih dimiliki hanya kalangan tertentu saja, terutama dari kalangan muslim

Page 86: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

75

dan agamis. Sementara Didik juga masih dimiliki hanya oleh kalangan muslim

dan akademisi.

Melihat kondisi ini, wajar jika dengan Hidayat – Didik suara PKS

tidak dapat terdongkrak jauh. Hal ini membuktikan bahwa ternyata, fenomena

besarnya suara PKS pada 2007 lebih banyak ditopang oleh

keberadaan floating mass. Mereka tidak lagi setia dan loyal untuk memilih

PKS karena figur yang tidak seperti Adang Daradjatun.

Kunci pertarungan PKS pada hampir di semua pilkada adalah

keberadaan kelas menengah. Selama ini jika kita amati, kader PKS dan basis

sosialnya memang dari kalangan kelas menengah dan kalangan intelektual.

Namun, untuk kali ini PKS nampaknya hanya bisa merebut suara dari

kalangan intelektual. Sementara suara dari kalangan kelas menengah beralih

kepada calon-calon lainnya.

3) Dominasi Status Quo

Hipotesis terakhir yang menyebabkan suara PKS anjlok adalah kelas

menangah yang sudah jenuh akan status quo. Sudah dikatakan bahwa karakter

kelas menengah di antaranya adalah mempunyai mobilitas tinggi dan padat

aktivitas. Hal ini –disadari atau tidak– membuat kelas menengah selalu

menemukan hal-hal baru dan mengejutkan, seperti yang diungkapkan Bullock

(1990). Fenomena-fenomena yang berkelebat secara cepat dalam pikiran dan

pandangan kelas menengah membuatnya “ketagihan”, menerka-nerka sesuatu

yang baru, dan cenderung mengabaikan fenomena yang sedang berkelebat ini

kecuali hanya melihatnya sebatas permukaan. “Apa fenomena selanjutnya?”

Begitu kira-kira pertanyaan yang menyeruak di imaji kelas menengah yang

menjadi floating mass ini. Dampaknya, status quo adalah hal yang sangat

dihindari.

Hidayat – Didik memang tidak mempunyai track record buruk selama

pengalaman kepemimpinan dan karyanya, namun sekaligus juga tidak ada

sesuatu yang “mengejutkan” yang dilihat kelas menengah. Inilah poin

utamanya. Masyarakat kelas menengah tidak menemukan karakter “kejutan”

dalam diri Hidayat – Didik, melainkan akan tetap pada status quo. Bahkan hal

Page 87: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

76

ini juga mungkin terhadap PKS yang dianggap tetap pada status quo.

Meskipun sempat membawa isu “partai terbuka”, namun toh nyatanya

masyarakat lupa terhadap “kejutan” yang dibuat oleh PKS ini.

Itulah empat hipotesis yang dapat kita jadikan bahan telaah dan

diskursus. PKS memang sudah mempunyai basis massa dari kalangan agamis,

intelektual, dan pemuda. Namun, PKS harus lebih bisa memainkan peran

media dalam mengambil simpati kelas menengah, yang notabene

merupaka floating mass dan biasanya mempunyai massa dalam jumlah besar.

Caranya, dengan melakukan “kejutan-kejutan” secara berkala, dan membuat

pemantiknya pada masa-masa mendekati momentum pemilihan umum.

Mungkin hal ini bisa dilakukan untuk Pilwalkot Bekasi, Pilgub Jawa Barat,

dan Pilwalkot Bandung yang sebentar lagi akan datang.

Page 88: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kajian pustaka dan lanpangan dari uraian yang telah penulis

kemukakan. pada bagian akhir peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan

terkait dengan rumusan masalah skeipsi ini, yaitu sebagai berikut:

1. Strategi pemenangan pemilu yang dilakukan oleh PKS di DKI Jakarta.

Strategi DPW PKS DKI untuk memenangkan pemilihan gubernur dan

wakil gubernur DKI Jakarta pada 2012 dengan melakukan strategi kedalam

dan strategi keluar. Strategi ke dalam adalah penguatan internal PKS,

memaksimalkan kerja struktur PKS untuk bekerja sesuai bidangnya masing-

masing dengan semangat perbaikan. Atau bisa dikatakan strategi kedalam

yakni meningkatkan kapasitas internal. Sedangkan strategi keluar adalah PKS

memberikan kemanfaatan kepada masyarakat secara umum.

2. Gerakan politik Dewan Pengurus Wilayah Partai Keadilan Sejahtera DKI

Jakarta.

Gerakan politik DPW PKS DKI Jakarta yaitu memadukan antara politik

dan dakwah. Berdasarkan gerakan tersebut penulis menemukan bahwah

hubungan politik dan dakwah di dalam PKS dan kader PKS tidak dapat

dipiasahkan. kegiatan politik harus dikaitkan secara ketat dengan prinsip

dakwah dan Ukhuwah yakni persaudaraan di antara sesama umat manusia.

Ukhuwwah dalam arti luas melampaui batas-batas etnik, rasial, agama, latar

belakang sosial, keturunan dan lain sebagainya. Masalahnya, setiap orang

terlepas dari latar belakang manapun ia datang, jika dipukul pasti sakit, jika

tidak makan pasti lapar dan seterusnya. Oleh karena itu, perbuatan politik

yang berkualitas tinggi akan menghindari gaya politik konfrontatif yang penuh

dengan konflik dan melihat pihak lain sebagai pihak yang harus dieliminasi.

Page 89: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

78

Sebaliknya, gaya politik yang diambil adalah yang penuh dengan ukhuwwah,

mencari saling pengertian dan membangun kerjasama keduniaan seoptimal

mungkin dalam menunaikan tugas-tugas kekhilafahan.

Model baru gerakan PKS DPW DKI Jakarta adalah dengan gerakan

sosial berupa bantuan dana pendidikan bagi kader dan masyarakat lainnya.

Melalui program ini kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bahu membahu

memberikan solusi bagi kader dan masyarakat yang membutuhkan dana untuk

biaya sekolah anak dan pemberian modal usaha dan advokasi kesehatan secara

berkelanjutan. Strategi dakwah yang yang unik dengan melalui pendekan

individu maupun sacara jam‟i dalam aktivitas politiknya sebagai media

dakwah kader PKS tidak selalu mencari politik baru dalam rangka

meningkatkan perkembangan PKS untuk kekuatan politiknya. Maka PKS

melakukan terobosan dalam aktvitas sehariharinya, seperti pemberian alat

sekolah dan makanan ringan.

3. Faktor-faktor kekalahan Partai keadilan Sejahtera pada Pilgub DKI Tahun

2012.

Faktor-faktor terkait kekalahan PKS pada Pilgub DKI Jakarta dapat

dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor internal yaitu: 1) Issu korupsi yang meninpa kader partai,

dugaan korupsi yang melibatkan unsur pimpinan partai menjadikan

elektabilitas partai turun secara drastis, sehingga berakibat pada kekalahan

dalam pilkada di DKI Jakarta, 2) Adanya euforia masa lalu sehingga tidak

memperhatikan dengan kondisi yang terjadi di tataran kader grassroot.

Euphoria tersebut menjadikan PKS begitu yakin bahwa suara sudah

sedemikian kuatnya di Jakarta. 3) Calon yang diajukan PKS pada pilkada

DKI Tahun 2012 dianggap tidak merepresentasikan semua kalangan.

Meskipun dua tokoh yang diajukan merupakan tokoh yang sudah

Page 90: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

79

berkapasitas nasional, tetap ada perbedaan dengan tokoh sebelumnya yang

merupakan mantan Wakil Ketua Polri, dan sedari awal memang

merupakan tokoh yang bukan dibesarkan atau ditokohkan oleh PKS. Figur

itulah yang membuat tokoh tersebut lebih terasa dimiliki oleh semua

kalangan, mulai dari kaum agamis, preman, ormas, para pengusaha,

hingga floating mass. Berbeda dengan pilkada tahun 2012 merupakan

tokoh yang populer, namun masih dimiliki hanya kalangan tertentu saja,

terutama dari kalangan muslim dan agamis serta akademisi.

b. Faktor Eksternal

Sedangkan faktor ekternalnya adalah: Pilgub sebelumnya hanya

diikuti 2 kandidat, suara tidak terlalu pecah-pecah, b) Semakin sering

Pilkada dilaksanakn di Indonesia, masyarakat terpolarisasi secara

pragmatis, c) Persoalan DPT juga menjadi penyebab yang sangat

signifikan. Karena besar kemungkinan by design. Dimana potensi pemilih

kandidat tertentu tidak terdaftar di DPT. Daerah-daerah basis PKS pada

Pilgub dan Pemilu sebelumnya banyak yang tidak terdafar, d) Netralitas

PNS dan birokrasi masih sangat menyedihkan.

B. Saran-saran

Berlandaskan pada kesimpulan di atas, peneliti dapat memberikan

beberapa saran-sarannya terkait dengan pembahasan sebagaimana berikut:

1. Bagi segenap peneliti setelah ini, supaya melanjutkan kajian tentang Partai

Poltik Sebagai media dakwah yang telah penulis lakukan ini terutama

dalam mengkaji area-area DKI Jakarta belum bisa penulis jangkau secara

lebih mendalam. Akan tetapi penulis menemukan perbedaan aktivitas PKS

dengan aktivitas partai lainya di DKI Jakarta.

2. Bagi segenap umat Islam, supaya memberikan perhatian yang lebih

terhadap jalannya PKS di DKI Jakarta khususnya yang berhubungan

langsung dengan politik sebagai media dakwah supaya mendapatkan

Page 91: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

80

pelajaran berharga dari peristiwa-peristiwa aktivitas PKS dalam menyikapi

segala bentuk perbedaan.

3. Dengan adanya sekularisasi politik yang terlihat menguat dengan makin

merosotnya dukungan pada partai Islam di DKI hendaknya PKS dapat

menata ulang strategi dakwah dan gerakan politiknya.

Page 92: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

81

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mawardi, Hukum Tata Negara dan Kepemimpinan dalam Takaran Islam,

Jakarta: Gema Insani Press, 2000

Amal, Ichlasul, (ed). 1996. Teori-teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta: Tiara

Wacana

Bisri, Cik Hasan, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan

Skripsi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001

Budiardjo, Miriam, DAsar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia, 2000

Damanik, Ali Said, Fenomena Partai Keadilan, Jakarta: Teraju, 2002

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya

Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP-PKS), Sikap Kami

(Kumpulan Sikap Dakwah Politik PKS Periode 2000-2005)

Djazuli, A., Fiqh Siyasah: Implementasi Kemaslahatan Umat dalam RAmbu-

rambu Syari‟ah, Bandung: Sunan Gunung Djati Press, 2003

Fahmi, Nashir, Menegakkan Syari‟at Islam ala PKS, Solo: Era Intermedia, 2006

Faris, M. Abd. Qadir Abu, Fiqh Politik Hasan Al-Banna, Solo: Media Insani

Press, 2003

Iqbal, M., Fiqh Siyasah: Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam, Jakarta: Gaya

Media Pratama, 2001

Kiki, Rakhmad Zailani, Genealogi Intelektual Ulama Betawi, © 2006 Hak Cipta

oleh Republika Online, Jumat, 13 April 2007. Diakses 21 Nopember

2012

Mahmud, Ali A. Halim, Fiqh Responsibilitas: Tanggung Jawab Muslim dalam

Islam, Jakarta: Gema Insasi Press, 1998

Matta, M. Anis, 2007. Menikmati Demokrasi. Jakarta : Insan Media.

________________2010. Dari Gerakan ke Negara. Bandung : Fitrah Rabbani.

Moleong, Lexi J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005

Page 93: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

82

MPP PKS. 2008. Memperjuangkan Masyarakat Madani. Jakarta : Departemen

Litbang DPP PKS

Nasiwan. 2003. Diskursus Antara Islam dan Negara Suatu Kajian Tentang Islam

Politik Di Indonesia. Pontianak Kalimantan Barat. Yayasan Insan

Cinta Kalimantan Barat

Qordhawi, Yusuf, Fiqh Negara, Jakarta: Rabbani Press, 1999

al-Qardhawy, Yusuf, Pedoman Bernegara dalam Perspektif Islam, Jakarta:

Pustaka al-Kautsra, 2003

Rahmat, Imdadun, 2008. Ideologi Politik PKS dari Masjid Kampus ke Gedung

Parlemen. Yogyakarta: LKIS

Ruslan, Usman A. Muiz, Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin, Solo: Era

Intermedia, 2001

Sekjen DPP PKS, Mereka Bicara PKS: Sebuah Bunga Rampai, Jakarta: Fitrah

Rabbani, 2006

Sekjen PKS Bid. Arsip dan Sejarah, Dari Kader untuk Bangsa, Bandung: Fitrah

Rabbani, 2007

Sztomka, Piotr, Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta: Prenada, 2007

Undang-undang RI, No. 31 Tahun 2002, tentang Partai Politik

Sumber Internet:

Gerakan Politik Islam” tersedia online di http://hidayatulloh.com diakses tgl. 12

Januari 2013

Pengertian Politik” tersedia online http:///id.wikipedia.org diakses, Tanggal 12

Januari 2013

Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Agama yang Dianut: Provinsi DKI

Jakarta, Sensus Penduduk 2010, www.bps.go.id. Diakses 10

Nopember 2012

Tersedia online di http://www.waspada.co.id , diakses, tgl. 12 Januari 2013

Tiga Strategi PKS Menangkan Pilkada 2012,

http://www.beritabatavia.com/detail/2010/10/29/4/4490/tiga.strategi.p

ks.menangkan.pilkada.2012#.VYe8zvmqqko

Page 94: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

83

Mengintip Strategi Pemenangan Cagub & Cawagub DKI, teresedia online di

http://news.okezone.com/read/2012/05/01/505/621884/mengintip-

strategi-pemenangan-cagub-cawagub-dki

Sapto Waluyo, Evaluasi untuk PKS: antara Rakus dan Kepercayaan Diri

Berlebihan http://www.itoday.co.id/politik-nasional/politik/evaluasi-

untuk-pks-antara-rakus-dan-kepercayaan-diri-berlebihan

Lima Analisis PKS Atas Kegagalan di Pilgub DKI, tersedia online di

http://news.detik.com/berita/1963384/5-analisis-pks-atas-kegagalan-

di-pilgub-dki

Jazuli Juwaeni, 5 Analisis PKS Atas Kegagalan di Pilgub DKI, tersedia online di

http://news.detik.com/berita/1963384/5-analisis-pks-atas-kegagalan-

di-pilgub-dki

Page 95: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

Telp. (62-21) 747 11 537, 7401 925 Fax. (62-21) 7491 821 Jln. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta 15412 Indonesia Website : www.uinjkt.ac.id E-mail : syar-hukuin@yahoo,con

Nomor : UN.01IF4 /KM.01.031991/2015

Lampiran :

Hal : Permohonan DataNVawancara

Jakarta, 21 April 2015

Kepada Yth. Dewan Fimpinan Wilayah

Partai Keadilan Sejahtera DKI Jakarta

di Tempat

Assalarnrnu'alaikurn, Wr. Wb. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkan

bahwa :

Nama : FARHAN SALIMAN TempatITanggal : JAKARTA / 21 Oktober 1989 NIM ' 108045200002 Semester 1 14 Program Studi : Jinayah Siyasah (Hukum Pidana & Tata Negara Islam) Alamat : JI. H. Ahyar No. 30 Rt.007IC5 Duren Saivit Jakarta Timur

Adalah benar yang bersangkutan mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi dengan judul:

Faktor-Faktor Di Balik Kekalahan CagubKawagub Partai Keadilan Sejahtera ( P K S ) Pada Pilgub DKI Jakarta Tahun 2012

Untuk melengkapi bahan penulisan skripsi, dimohon kiranya Bapakllbu dapat menerima yang bersangkutan untuk wawancara serta memperoleh data guna penulisan skripsi dimaksud. Atas kerjssama dan bantuanfiya, kami ucapkan terima kasih.

Ternbusan : 1. Dekan F a k ~ l t a s Syariah dan Hukurn U!N Syarif ~ i d a ~ a t u i i a i i Jakarta 2. KalSekprodi Jinayah Siyasah (Hukurn Pidana 8 Tata Negaia Islam) 1 Ketatanegaraan Islam

Page 96: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

SURAT KETERANGAN PENELlTIAN

Nomor : 012/Eks-05/V/2015

Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera DKI Jakarta menerangkan bahwa:

Nama : Farhan Saliman

NIM : 108045200002

Fakultas : Syariah dan Hukum

Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Bahwa yang bersangkutan telah datang ke Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan

Sejahtera (DPW PKS) DKI Jakarta dan telah melakukan wawancara dengan Bapak Arif

Priambodo, S.Psi. MM. (Bidang Perencanaan DPW PKS), pada tanggal 27 Mei 2015 untuk

keperluan penulisan Skripsi dengan Judul :

"Faktor-Faktor di Balik Kekalahan Cagub/Cawagub Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada

Pilgub DKI Jakarta tahun 2012"

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk diketaui dan dimaklumi sebagaimana

mestinya.

Jakarta, 27 Mei 2015

Ketua DPW PKS DKI Jakarta

4 Selamat Nurdin, S.Sos, MM.

Dewan Pengurus Wilayah Partai Keadilan Sejahtera DKI Jakarta Jl. Letjen R. Soeprapto No. 17, Kelurahan Cempaka Baru, Kemayonn - Jakam Pusat 10640

Telp. (02 1) 4257030 Fax (02 1) 4259523 website : w.pkr-jakara.or.id email : [email protected]

Page 97: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

Hasil Wawancara skripsi

Nama Responden : Arif Priambodo, S. Psi, MM Jabatan : Sekr. Biro Perencanaan DPW PKS DKI Jakarta Tanggal : 15 Mei 2015 Waktu : 09.00 sld 12.00 Tempat : Kantor DPW PKS DKI Jakarta

1. Apa yang melatar belakangi PKS maju pada pilkada di DKI Jakarta tahun 2007 dan tahun 2012? Pengalaman pilgublpilwagub sebelum ikut mempengaruhi PKS dalam kontestasi pada pilkada tahun 2012. Bahkan kekalahan tipis pasangan Adang Daradjatun-Dani Anwar pada Pilgub DKI Jakarta 2007 lalu, memotivasi PKS untuk memenangi kontestasi pada pilkada tahun 2012. Partai merasa yakin memiliki mesin politik kuat, kawan dan lawan mengakui jika ingin menang harus berkoalisi dengan PKS. Partai dengan jaringan yang terbukti kokoh. Saya justru melihat pada saat itu pasangan calon dari PKS memiliki peluang yang cukup besar dalam memenangkan Pilgub DKI. Tentu saja PKS belajar dari kekalahan Pilgub sebelurnnya dan bisa meramu strategi kampanye dengan jitu agar tidak mengalami kembali kekalahan. Faktor-faktor yang mendasari PKS mengusung calon dalam pilgublpilwagub DKI Jakarta yaitu: - Modal sebagai partai pemenang pada peilu-pemilu sebelumnya - PKS merupakan partai kedua terbanyak setelah partai Demokrat dalam

meraih kursi DPRD. Dari 94 kursi DPRD DKI, Demokrat meraih 32 kursi, PKS 18 kursi, PDIP 11 kursi, GoIkar 7 kursi, PPP 7 kursi, Gerindra 6 kursi, PAN 4 kursi, PDS 4 kursi, Hanura 4 kursi, dan PKB 1 kursi. Sedangkan syarat partai bisa mengusung calon dalam Pilkada DKI adalah memiliki minimal 15 kursi. Dengan demikian hanya partai Demokrat dan PKS yang bisa mengusung pasangan calon tanpa hams berkoalisi dengan partai lain.

- Dalam konteks nasional, PKS adalah partai papan tengah. Di beberapa daerah PKS marnpu memenangkan Pilkada. PKS juga merupakan partai yang memiliki konstituen yang memiliki perilaku memilih yang unik, ha1 ini didasarkan pada pengalaman pilkada di beberapa daerah.

2. Bagaimana prosedur penentudpenetapan CagubICawagub DKI Jakarta yang diusung PKS pada dua pemilukada? Prosedur penentuan atau penetapan CagubICawagub DKI Jakarta yang diusung PKS pada pemilukada yaitu dengan mempertimbangkan adanya kader yang terbaik yang telah memberikan kontribusi untuk kemajuan partai. Namun demikian, PKS juga membuka diri untuk kandidat dari luar partai dengan pertimbangan dapat saling melengkapi dan sudah barang tentu yang memiliki kesamaan pemikiran atau platform dengan PKS. Knteria yang buat sebagai penetapan CagubICawagub DKI Jakarta yang diusung PKS pada pemilukada mengacu kepada pedoman pemilihan langsung

Page 98: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

kepala daerah propinsi, kabupaten dan kota BAB I11 tentang Persyaratan Calon KepaldWakil Kepala Daerah. Apa saja kriteria yang buat sebagai penetapan CagubICawagub DKI Jakarta yang diusung PKS pada dua pemilukada? Kriteria penetapannya adalah - Memiliki akhlak mulia dalam hubungannya dengan

hablumrninallah dan hablurnrninanas - Tidak sedang terkena sanksi kepartaian, selama 3 tahun terakhir - Perrgdaman OrganisasiKerja: memiliki kiteria minimal sdah satunya

dari ha1 ini: Pernah menjabat sebagai pimpinan Partai di tingkat minimal DPD. Pemah menjabat sebagai pimpinan di Organisasi Pelajarhfahasiswd LSMlOrmas. Pernah memiliki pengalaman kerjaljabatan karir yang relevan dengan jabatan kepemimpinan daerah, misalnya kerja di birokrasi dan legislatif

- Memiliki kedudukan yang terhormat di tengah masyarakat. - Dikenal dan aktif dalam berbagai kegiatan kedaerahan dan masyarakat. - Kesehatan: kondisi baik yang memungkinkannya bekerja secara optimal.

(dibuktikan dengan general check up) - Dukungan rumah tangga: rukun dan kondusif baginya untuk menjalankan

tugas secara optimal dan memiljkj qowarn dj rumah tangganya. - Citra diri di lingkungan masyarakat: dikenal baik dan diakui figur

kepemimpinannya - Dukungan masa: memiliki basis dukungan yang memadai dan

rekomendasi dari berbagai elemen masyarakat untuk memenangkan Pilkada.

- Dukungan dana: memiliki ketersediaan dana yang memadai untuk kampanye selama Pilkada berlangsung

- Dukungan politik : memiliki dukungan salah satu parpol, dan atau memiliki basis masa yang memungkinkannya untuk memenangkan Pilkada.

- Memiliki kemarnpuan leadership - Disetujui oleh Tim Optimalisasi Musyarokah (TOM) PKS.

4. Siapa saja yang terlibat dalam penentuanlpenetapan CagublCawagub dari PKS pada pemilukada di DKI Jakara? Penetapan cagub dan cawagub dalam DKI Jakarta tahun 2012 diputuskan melalui Musyawarah Wilayah. Pihak-pihak yang terlibat ddam penetapan CagubKawagub dari PKS pada pemilukada di DKI Jakara adalah seluruh pengurus DPW. Disamping itu proses penjaringan cagublcawagub juga melalui berdasarkan hasil survei.

5. Bagaimana langkah-langkah penetapan CagubICawagub DKI Jakarta yang diusung PKS pada dua pemilukada? Langkah-langkah penetapan melalui beberapa tahapan mulai dari menentukan dukungan kemudian meminta pendapat dari semua struktur, menyerap aspirasi dari masyarakat. Melakukan komunikasi dengan calon-calon yang muncul. Langkah berikutnya dengan melakukan ha i l uji public. Hasil uji public akan

Page 99: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

dijadikan acuan bagi partai. Kenapa kami melakukan prosedur demikian, kerna politik inikan dinamis, PKS akan hati-hati dalam menentukan calon dan atau menentukan dukungan. Selanjutnya DPW mengusulkan ke DPP, kemudian DPP yang menetapkan siapa yang diusung.

6. Bagaimana strategi yang dibuat PKS pada CagubICawagub DKI Jakarta? Strategi yang dibuat PKS dalam pernenangan pada pilkada DKI Jakarta yaitu: - Pertama, pembuatan tim sukses. Tim sukses akan mengorganisir segala

kebutuhan pencalonan kandidat, pemetaan kekuatan politik, perencanaan pencalonan, dan marketing kandidat. Tim sukses terbagi dalarn beberapa bagian yang penting 1) survei popularitas kandidat dan perencanaan kampanye, 2) penggalangan dana, 3) hukum dan pemantauan pilkada, 4) pencitraan kandidat, 5) penguatan mesin politik (training), 6) kampanye dan media massa

- Kedua, survei untuk pemetaan kekuatan politik. Tim sukses semestinya membuat survei untuk:l) memetakan posisi kandidat di mata masyarakat, 2) memetakan keinginan pemilih, 3) mendefinisikan mesin politik yang paling efektif digunakan sebagai vote getter, 4) mengetahui media yang paling efektif untuk kampanye.

- Ketiga, follow up hasil survei. Follow up hasil survei menjadi agenda kerja tim sukses yaitu: 1) Penguatan mesin politik. Riset dapat mengetahui mesin politik yang

paling dekat dengan massa, lembaga keagamaan, lembaga kemasyarakatan, Ism dll. Tugas tim sukses khususnya bagian training adalah melakukan penguatan terhadap mesin politik tersebut agar menjadi vote getter yang efektif.

2) Candidat positioning. Riset dapat menggambarkan citra kandidat yang diharapkan, dan agenda kerja yang diinginkan. Dari hasil riset ini tim sukses, khususnya bagian pencitraan, dapat merencanakan citra dan posisi kandidat agar sesuai dengan keinginan pemilih.

3) Marketing. Riset dapat mengetahui posisi kandidat di mata masyarakat, citra gubernur yang diinginkan masyarakat, agenda kerja yang diinginkan masyarakat. Tim sukses (bagian kampanye dan media massa) hams memfollow-up dengan membuat visi misi, membuat rnateri kampanye, strategi kampanye, dan merencanakan media kampanye.

Apa saja faktor-faktor yang menjadikan penyebab kekalahan PKS dalam CagubICawagub DKI Jakarta? Ada beberapa ha1 yang dapat menjadi penyebab bahwa partai berbasi pendukung umat islam ditinggalkan simpatisannya : - Adanya isu korupsi di beberapa kementerian yang menyangkut simpatisan

dari salah satu partai bahkan menyangkut Ketua Umumnya, seperti yang terjadi di Kemenakertrans yang menyerembet Ketua Umum DPP PKB, kasus dugaan korupsi pengadaan Al-Qur'an di Kementerian Agama yang dipimpina oleh Ketua Umum DPP PPP, dikasuskannya Misbakhun salah seorang kader PKS. Tentunya dengan adanya kasus-kasus tersebut yang

Page 100: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

terjadi di Kementerian yang dipirnpin oleh Ketua Umum dari partai berbasis pendukung umat Islam mempengaruhi kepercayaan umat Islam terhadap partai-partai tersebut.

- Partai berbasis pendukung umat Islam tidak mempunyai media untuk publikasi. Media disaat kampanye modern menjadi sangat penting peranannya. Kemenangan kandidat lain yang tidak diusung oleh PKS tidak terlepas dari peranan media, bahkan dapat dikatakan merupakan kemenangan media. Media pada saat ini dapat digunakan untuk pencitraan dan penggiringan opini masyarakat, apalagi media - media di Indonesia sebagian besar telah dimiliki oleh simpatisan dan kader partai. Dengan dikuasainya media oleh simpatisan dan kader partai tidak menjamin pemberitaan media akan berimbang tentunya kepentingan si pemilik media tersebut juga ikut disampaikan.

8. Bagaimana usaha PKS dalam mengurangi dampak dari kekalahan pada pemilihan CakubICawagub DKI Jakarta pada tahun 20 12? Menang dan kalah merupakan bagian dari perjalanan dakwah dari mulai para nabi hingga generasi-generasi Islam berikutnya. Meski PKS mengalami kekalahan dalam Pilkada DKI Jakarta 201 2 dan perolehan suara pemilu yang h a n g signifikan pada tahun 2009, namun ha1 tersebut merupakan pembelajaran bagi PKS agar lebih h a t dan tangguh untuk menyongsong kemenangan dakwah pada masa yang akan datang. Mungkin dawah kalah pada satu masa, tapi tidak pernah ada kata menyerah dalam kamus dakwah. Kita diingatakan pada sebuah fakta bahwa perjuangan belum selesai. Untuk itu usaha-usaha yang dilakukan oleh partai dalam mengurangi dampak dari kekalahan tersebut yaitu:

- Membangkitkan semangat kader agar lebih kuat dan lebih tangguh karena "lawan-lawan" politik juga membangun strategi yang h a t .

- Tidak terlena dengan kekalahan yang berakibat pada timbulnya rasa rendah dan bersedih dengan menanarnkan suatu keyakinan bahwa setiap muslim adalah orang yang tinggi di sisi Allah dan Insya Allah di sisi manusia.

- Melakukan konsolidasi terus menerus untuk memperkokoh struktur dan merapatkan barisan. Struktur yang h a t merupakan modal untuk meraih kemenangan.

9. Muslim DKT yang proporsinya 85% dari total penduduk, cenderung sekuler dalam politik. Apa yang menyebabkan mereka salah secara personal dan sosial tapi tidak secara politik?

Lepas dari masalah keberpihakan dan pilihan kita, fenomena PKS ini membuktikan beberapa hal:

- Sebuah partai akan menjadi kuat bila punya konsep kaderisasi yang profesional. Tidak didasarkan pada kekuatan figurnya, atau impian kenangan kejayaan masa lalu. Keduanya terbukti tidak efektif.

Page 101: FAKTOR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30378/1/FARHAN... · data kualitatif yaitu hasil dari wawancara dan observasi juga dengan literatur

- Partai yang mengusung isu keIslaman atau berbasis umat Islam bukan hanya PKS. Tetapi yang berhasil menggalang kekuatan besar pemilih adalah PKS. Setidaknya untuk ukuran DKI Jakarta dari hasil pilkada lalu.

- Ini mebuktikan bahwa sekedar mengusung isu keIslaman dan berbasis umat Islam, belum tentu bisa menangguk kemenangan. Yang lebih berperan adalah mesin karnpanye yang kuat, bisa bergerak tanpa harus mengajukan proposal dana dan anggaran. Di PKS, mesin itu adalah jutaan kader yang menjadi SDM yang tidak ada habisnya. Mereka umurnnya masih muda, berpendidikan, berpenghasilan tetap bahkan sebagiannya lurnayan, enerjik, dinamis dan punya wawasan politik yang semakin hari semakin baik.

- Kesiapan untuk menerima tokoh dari luar kader sedikit banyak telah memberi kesan bahwa partai ini terbuka dan bisa bekerja sama dengan siapa saja. Adang Daradjatun tidak pernah ikut ngaji halaqoh di DPP PKS, juga tidak pernah ikut tatsqif mingguan dan tidak diwajibkan menghafal juz 'amma atau doa rabithah. Walaupun banyak kader PKS sendiri yang semula ragu dengan sosoknya, setelah ditetapkan oleh syuro internal, maka semua kader suka atau tidak suka harus menjadi mesin 'perang' yang efektif.

- Kalau di partai lain ada kebijakan yang kurang populer seperti ini munglun partai itu sudah pecah jadi lima atau enam partai. Tapi nyatanya di PKS tidak pernah muncul PKS Perjuangan, atau PKS kubu A, kubu B dan kubu C. Hal itutidak terjadi, setidaknya tidak terlihat di hadapan publik. Mereka masih terlihat kompak, akur, rukun dan bersatu.

- Padahal para tokoh umat Islam yang menjadi pendahulu dan senior mereka di partai Islam lain jarang yang lulus dalam ujian persatuan, meski nama partainya menggunakan istilah persatuan. Tapi hobinya bikin pecahan baru. Dan fenomena inicukup menggelikan hati sekaligus menyedihkan.

Jakarta, 24 Mei 20 15

SEKRETARIS BIRO PERENCANAAN DPW PKS DIU Jakartjl