faal respi 1

7
UJI TAHAN NAPAS Proses pernapasan pada manusia dapat terjadi secara sadar maupun tidak secara sadar. Pernapasan secara sadar terjadi jika kita melakukan pengaturan-pengaturan saat bernafasan, misalnya pada saat latihan pernapasan dengan cara menarik nafas panjang, kemudian menahannya beberapa saat, serta mengeluarkannya. Pernapasan secara tidak sadar, yaitu pernapasan yang dilakukan tanpa perintah otak, misalnya pada saat kita tidur nyenyak pun lita tetap bernafas. Pada saat bernafas selalu terjadi 2 peristiwa, yaitu inspirasi (menghirup udara) dan ekspirasi (menghembuskan udara). Cepat lambatnya manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut : umur, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh. Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria. Kalau bernafas secara normal, ekspirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar. Inspirasi-ekspirasi-istirahat. Inspirasi atau menarik nafas adalah proses aktif yang diselenggarakan kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai kebawah, yaitu vertikal. Penaikan iga-iga dan sternum, yang ditimbulkan kontraksi otot interkostalis, meluaskan rongga dada kedua sisi dan dari belakang kedepan. Paru-paru yang bersifat elastis mengembang untuk mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik masuk ke dalam saluran udara.

description

Ok

Transcript of faal respi 1

UJI TAHAN NAPAS

Proses pernapasan pada manusia dapat terjadi secara sadar maupun tidak secara sadar. Pernapasan secara sadar terjadi jika kita melakukan pengaturan-pengaturan saat bernafasan, misalnya pada saat latihan pernapasan dengan cara menarik nafas panjang, kemudian menahannya beberapa saat, serta mengeluarkannya. Pernapasan secara tidak sadar, yaitu pernapasan yang dilakukan tanpa perintah otak, misalnya pada saat kita tidur nyenyak pun lita tetap bernafas.Pada saat bernafas selalu terjadi 2 peristiwa, yaitu inspirasi (menghirup udara) dan ekspirasi (menghembuskan udara). Cepat lambatnya manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut : umur, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh. Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria. Kalau bernafas secara normal, ekspirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar. Inspirasi-ekspirasi-istirahat.Inspirasi atau menarik nafas adalah proses aktif yang diselenggarakan kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai kebawah, yaitu vertikal. Penaikan iga-iga dan sternum, yang ditimbulkan kontraksi otot interkostalis, meluaskan rongga dada kedua sisi dan dari belakang kedepan. Paru-paru yang bersifat elastis mengembang untuk mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik masuk ke dalam saluran udara.Otot interkostalis eksterna diberi peran sebagai otot tambahan, hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar. Pada ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengenduran otot dan karena paru-paru kempis kembali yang disebabkan sifat elastis paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif. Ketika pernapasan sangat kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher dan bahu membantu menarik iga-iga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen juga dibawa bergerak, dan alae nasi dapat kembang kempis.fungsi pernpasan adalah untuk mengambil oksigen dari atmosfer kedalam sel-sel tubuh dan untuk mentransf karbon dioksida yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratorik juga berfungsi dalam produksi wicara dan berperan penting dalam keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.Pernapasan merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau pernapasan dalam dan didalam paru-paru atau pernapasan luar. Udara di tarik ke dalam paru-paru pada waktu mengeluarkan nafas. Udara masuk melalui jalan pernapasan.Respirasi itu sendiri di kendalikan oleh 2 mekanisme saraf yang terpisah sistem volunter yang berasal dari korteks serebral dan pengendalian pernapasan saat melakukan aktivitas seperti berbicara dan makan,serta sistem involunter yang terletak dibagian medula dan batang otak serta mengatur respirasi sesuai kebutuhan metabolik tubuh.

Pearce, Evelyn .2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Sloane, Ethel .2003.Anatomi Dan Fisiologi. Jakarta: EGC.

SPIROMETRI

Proses respirasi atau pernafasan, secara harfiah berarti pergerakan oksigen (O2) dari atmosfer menuju ke sel, dan keluarnya karbon dioksida (CO2) dari sel ke udara bebas. Respirasi terdiri dari tiga proses, yaitu:1. Pulmonary ventilation Pulmonary ventilation adalah proses pernafasan dimana gas mengalir/bergerak antara atmosfer (udara luar) dan paru. Pergerakan udara ini di sebabkan oleh perubahan tekanan udara dalam paru. Perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perubahan kapasitas paru akan memaksa udara masuk ketika inhalasi dan keluar ketika ekshalasi.Dua Proses penting dalam pulmonary ventilation :a. Inhalasi - Proses pergerakan udara masuk ke paru.Agar udara masuk ke dalam paru, tekanan di alveoli harus lebih rendah daripada tekanan di atmosfer. Maka dari itu rongga thorax (dada) mengembang untuk meningkatkan kapasitas paru dan merendahkan tekanan udara di rongga dada. Apabila kapasiti rongga thorax meningkat, kapasitas paru juga meningkat dan tekanan alveolarpun menurun. Perubahan tekanan ini menyebabkan udara bergerak dari luar ke dalam paru.b. Ekshalasi Proses pergerakan udara keluar paru.Disebabkan oleh perubahan tekanan, tekanan di dalam paru lebih tinggi daripada tekanan di atmosfer. Ekshalasi adalah hasil daripada elastic recoil yang berlaku pada dinding thorax dan paru, yaitu hal yang secara alami terjadi setelah rongga dada mengembang. Apabila otot external intercostals relax, tulang rusuk akan menurun. Oleh karena itu tekanan dalam paru akan meningkat. Maka udara akan bergerak keluar dari tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah.2. Respirasi EksternalProses resapan oksigen (O2) dalam udara di alveoli ke dalam darah di kapiler alveoli serta proses resapan karbon dioksida (CO2) dalam arah sebaliknya. Darah yang dating dari ventrikulus dextra (berasal dari sistemik tubuh) kaya akan kandungan CO2 berdifusi dan bertukar tempat dengan O2. PO2 dalam alveolar = 105 mmHg sedangkan PO2 dalam kapiler pulmonary = 40 mmHg, karena itu oksigen akan terus meresap ke dalam kapiler pulmonary sehingga PO2 dalam kapiler pulmonary meningkat.3. Respirasi InternalMerupakan pertukaran CO2 dan O2 antara kapiler sistemik dengan sel jaringan. PO2 dalam kapiler darah = 105 mmHg sedangkan PO2 dalam sel jaringan = 40 mmHg. Perbedaan tekanan ini akan menyebabkan oksigen akan meresap keluar dari kapiler darah ke dalam sel sehingga PO2 dalam kapiler darah menurun ke 40 mmHg. Saat O2 meresap ke dalam sel. CO2 akan meresap ke arah yang bertentangan.Frekuensi pernafasan rata-rata pada orang dewasa normal berkisar antara 16-24 kali per menit yang mengangkut kurang lebih 5 liter udara masuk dan keluar paru. Beberapa factor seperti peningkatan PCO2 atau konsentrasi H+ dapat mempengaruhi pusat pernafasan di pons dan di medulla untuk meningkatkan frekuensi ataupun menurunkan frekuensi pernafasan. Jika konsentrasi CO2 dalam melebihi kadar normal maka tubuh akan bereaksi dengan hiperventilasi untuk mengeluarkan CO2 tersebut dan mengambil O2 dari udara luar, begitupun sebaliknya.Volume paru yang lebih rendah daripada kisaran normal seringkali menunjukan malfungsi system paru. Untuk mengetahui volume dan kapasitas paru digunakan alat ukur berupa spirometer atau respirometer. Hasil perekamannya disebut spirogram. Pada kurva hasil spirogram digambarkan defleksi ke bawah saat ekspirasi.Udara yang keluar dan masuk saluran pernafasan saat inspirasi dan ekspirasi sebanyak 500 cc di sebut volume tidal (VT). Volume tidal setiap orang bervariasi tergantung pada saat pengukuran. Rata rata pada orang dewasa 75% (350 ml) dari volume tidal secara nyata dapat masuk ke bronkiolus, duktus alveolus, kantong alveoli dan alveoli yang aktif dalam proses pertukaran gas. Sedang sisanya 25% (150 ml) menetap di ruang rugi.Volume total udara yang diperlukan dalam satu menit disebut minute volume of respiration (MVR) atau minute ventilation. MRV didapat dari perkalian antara volume tidal dan frekuensi pernafasan total permenit. Rata rata MRV dari 500 ml volume tidak sebanyak 12 kali pernafasan permenit adalah 6000 ml/menit. Dengan mengambil nafas lebih dalam maka akan mendapatkan volume pernafasan melebihi volume tidal 500 ml. Penambahan volume ini disebut volume cadangan inspirasi sebesar 3100 ml dari volume tidal sebelumnya. Sehingga volume tidal total sebesar 3600 ml. Udara ekspirasi juga dapat lebih banyak dikeluarkan (1200 ml) dari volume tidal yang ada, udara tersebut merupakan volume cadangan ekspirasi. Meskipun paru kosong setelah ekspirasi maksimal, sesungguhnya paru tersebut masih memiliki udara sisa yang disebut dengan volume residu yang mepertahankan paru dari keadaan kolaps yang besarnya sekitar 1200 cc.FEV1 adalah volume ekspirasi paksa dalam satu detik dengan pengertian volume yang masih dapat di keluarkan oleh paru setelah ekspirasi maksimal dalam satu detik. Pada penderita emphysema didapatkan nilai FEV1 menurun.Salah satu metode untuk melakukan pengukuran volume dan kapasitas dinamis paru adalah dengan spirometri. Tujuannya adalah untuk mengukur efektivitas dan kecepatan paru dalam mengisi dan mengosongkan udara. Spirometri adalah suatu teknik pemeriksaan untuk mengetahui fungsi/faal paru, di mana pasien diminta untuk meniup sekuat-kuatnya melalui suatu alat yang dihubungkan dengan mesin spirometer yang secara otomatis akan menghitung kekuatan, kecepatan dan volume udara yang dikeluarkan, sehingga dengan demikian dapat diketahui kondisi faal paru pasien. Pemeriksaan spirometri digunakan untuk mengetahui adanya gangguan di paru dan saluran pernapasan. Alat ini sekaligus digunakan untuk mengukur fungsi paru. Pasien yang dianjutkan untuk melakuakan pemeriksaan ini antara lain: pasien yang mengeluh sesak napas, pemeriksaan berkala bagi pekerja pabrik, penderita PPOK, penyandang asma, dan perokok.

Dahlan, Zul. 2006. Pneumonia. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi IV. Jakarta: FKUI.Danusantoso, Halim. 2000. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Hipokrates