F6 Pengobatan Dasar

9
Laporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) F6. Upaya Pengobatan Dasar URTIKARIA No. ID dan Nama Peserta: dr. Dewi Aryanti No. ID dan Nama Wahana: Puskesmas Cimanggu I Topik: Urtikaria / Hives Tanggal (kasus): 23 Januari 2013 Nama Pasien: Tn M No. RM: - Tanggal presentasi: 2013 Nama pendamping: dr. Yani Amaroh Tempat presentasi: Puskesmas Cimanggu I Objektif presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi □ Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi: Autoanamnesis: laki-laki, 35 tahun, datang ke Puskesmas Cimanggu I dengan keluhan muncul bentol berwarna kemerahan yang terasa sangat gatal di seluruh tubuh, pasca mengkonsumsi kepiting 1 jam sebelumnya. Gatal bermula dari bibir, kelopak mata, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Keluhan tidak disertai dengan sesak 1

description

F6

Transcript of F6 Pengobatan Dasar

Laporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)F6. Upaya Pengobatan DasarURTIKARIA

No.IDdanNamaPeserta:dr. Dewi Aryanti

No.IDdanNamaWahana:Puskesmas Cimanggu I

Topik: Urtikaria / Hives

Tanggal (kasus): 23 Januari 2013

Nama Pasien: Tn MNo. RM: -

Tanggal presentasi: 2013Nama pendamping: dr. Yani Amaroh

Tempat presentasi: Puskesmas Cimanggu I

Objektif presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran TinjauanPustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi:Autoanamnesis: laki-laki, 35 tahun, datang ke Puskesmas Cimanggu I dengan keluhan muncul bentol berwarna kemerahan yang terasa sangat gatal di seluruh tubuh, pasca mengkonsumsi kepiting 1 jam sebelumnya. Gatal bermula dari bibir, kelopak mata, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Keluhan tidak disertai dengan sesak napas maupun penurunan kesadaran. Px Fisik: Vital Sign: TD: 130/80mmHg; N: 76x/menit, rr: 20x/menit, T: 36,5C. UKK: tampak urtika pada seluruh tubuh

Tujuan: Menentukan diagnosis urtikaria sebagai penyebab gejala dan tanda yang timbul pada pasien Memberikan pengobatan yang sesuai dengan etiologi dan patogenesis Memberikan pemahaman kepada pasien mengenai penyakit yang dideritanya agar kelak dapat melakukan pencegahan sendiri

Bahanbahasan: TinjauanPustaka Riset Kasus Audit

Caramembahas: Diskusi Presentasidandiskusi Email Pos

Datapasien: Nama:Tn MNomorRegistrasi: -

Namaklinik:Puskesmas Cimanggu ITelp:-Terdaftarsejak:23 Januari 2013

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis / gambaran klinis: Urtikaria/Hives. Pasien mengeluh timbul bentol-bentol berwarna kemerahan yang terasa sangat gatal di seluruh tubuh, pasca mengkonsumsi kepiting 1 jam sebelumnya. Gatal bermula dari bibir, kelopak mata, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Keluhan tidak disertai dengan sesak napas maupun penurunan kesadaran. KU: baik; vital sign dalam batas normal; UKK: tampak indurasi eritem multipel yang tersebar di seluruh tubuh.

2. Riwayat pengobatan: pasien pernah berobat karena keluhan serupa beberapa bulan sebelumnya

3. Riwayat kesehatan/penyakit: Riwayat keluhan serupa beberapa bulan yang lalu pasca mengkonsumsi udang, gejala dirasakan tidak seberat ini. Riwayat alergi obat disangkal Riwayat sering bersin-bersin saat pagi (rhinitis allergica) disangkal Riwayat asma disangkal

4. Riwayat keluarga: tidak ada anggota keluarga dengan keluhan serupa, tidak ada anggota keluarga dengan riwayat atopik

5. Riwayat pekerjaan: pasien merupakan pegawai di suatu kantor pemerintahan

6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (rumah, lingkungan,aktivitas):Kebersihan dan kesehatan lingkungan rumah serta lingkungan tempat kerja baik. Aktivitas pasien di baik di rumah maupun tempat kerja tidak memerlukan mobilitas tinggi.

7. Lain-lainPx Fisik: Vital Sign: TD: 130/80mmHg; N: 76x/menit, rr: 20x/menit, T: 36,5C. Px Status Lokalis: Pada kulit di seluruh tubuh, tampak banyak indurasi dengan berbagai ukuran, berwarna kemerahan dan terasa gatalKesan: urtikaria

Daftar Pustaka:

1. ACAAI. 2012. Urticaria. Diakses 05 Februari 2013 dari http://www.acaai.org/allergist/allergies/Types/skin-allergies/hives/Pages/default.aspx

2. Papadakis, M et.al. 2012. Current Medical Diagnosis and Treatment 2013. McGraw Hill: New York.

3. PubMed Health. 2011. Hives. Diakses 05 Februari 2013 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001848/

Hasil Pembelajaran:

1. Diagnosis Urtikaria/Hives

2. Perlunya keterampilan klinis dalam mendiagnosis urtikaria akibat alergi komponen makanan

3. Perlunya melakukan pemeriksaan klinis sederhana untuk memastikan bahwa penyakit tersebut adalah urtikaria dan bukan penyakit kulit lain

4. Perlunya memahami etiologi dan patogenesis urtikaria agar pengobatan yang rasional dan tepat dapat dilakukan

5. Perlunya memberikan penjelasan dan pemahaman kepada pasien mengenai penyakitnya, agar pasien dapat melakukan pencegahan sendiri terhadap kemungkinan kekambuhan.

SOAP 1. SUBJEKTIF: Seorang laki-laki, 35 tahun, mengeluh muncul bentol berwarna kemerahan yang terasa sangat gatal di seluruh tubuh, pasca mengkonsumsi kepiting 1 jam sebelumnya. Gatal bermula dari bibir, kelopak mata, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Keluhan tidak disertai dengan sesak napas maupun penurunan kesadaran. Riwayat keluhan serupa beberapa bulan sebelumnya pasca mengkonsumsi udang, tetapi gejala tidak seberat saat ini. Riwayat atopik disangkal. Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat keluhan serupa. Riwayat atopik pada keluarga disangkal. Sanitasi dan kebersihan lingkungan tempat kerja dan tempat tinggal baik.

2. OBJEKTIF: KU: baik ; Kesadaran: compos mentisVital Sign: TD: 130/80mmHg; N: 76x/menit, rr: 20x/menit, T: 36,5C. Px Status Lokalis: - Kepala: mesocephal, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra superior (+/+), discharge hidung (-/-)- Thorax: simetris (+/+), retraksi (-/-) Cor: S1,2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo: SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)- Abdomen: supel, nyeri tekan (-), BU (+) normal- Extremitas: akral dingin (-)- Integumentum : tampak banyak indurasi dengan berbagai ukuran, berwarna kemerahan dan terasa gatal

3. ASSESSMENT : Urtikaria/Hives dapat dicetuskan oleh berbagai macam stimuli, baik yang bersifat imunologis maupun nonimunologis. Meskipun demikian, stimulus yang bersifat imunologis lebih sering menimbulkan gejala urtikaria, dengan IgE sebagai suatu komponen yang paling dominan di dalamnya.Berbagai macam substansi yang dapat mencetuskan urtikaria antara lain, gigitan serangga, bulu hewan (terutama bulu kucing), serbuk sari, kerang-kerangan, ikan, udang, kepiting, kacang, telur, susu, dan makanan lain. Selain itu, urtikaria juga dapat dicetuskan oleh stres emosional, paparan suhu dingin atau panas yang ekstrim, keringat berlebih, infeksi (seperti mononukleosis), dan lain-lain. Gejala dan tanda urtikaria antara lain adalah munculnya lesi berupa bentol berwarna kemerahan yang terasa gatal, dengan ukuran bervariasi mulai dari hanya beberapa mililiter hingga beberapa sentimeter. Morfologi dari lesi terkadang tidak hanya bentol bulat, melainkan dapat bervariasi, terutama berbentuk sesuai arah garukan. Pada urtikaria akut, lesi yang muncul biasanya kurang dari 24jam, umumnya 2-4 jam. Apabila timbulnya lesi melebihi 24 jam, perlu dipikirkan kemungkinan urtikaria kronik akibat penyakit autoimun, atau jenis penyakit kulit lain.Pada penderita urtikaria, terkadang disertai dengan ujud kelainan kulit lain, yaitu angioedema. Dimana pada angioedema terdapat keterlibatan jaringan subkutan yang lebih dalam, sehingga manifestasi klinis yang ditimbulkan antara lain, pembengkakan pada bibir, kelopak mata, telapak tangan dan kaki, atau organ genitalia. Diagnosis urtikaria lebih ditekankan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik, sedangkan pemeriksaan penunjang tidak banyak membantu. Beberapa literatur menyebutkan bahwa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis urtikaria adalah biopsi terhadap lesi yang muncul sebelum 24 jam, dimana hasil biopsi menunjukkan adanya urtikaria neutrofilik atau vaskulitis urtikaria. Hal tersebut tentunya selain memakan biaya, bersifat invasif dan kurang disukai oleh pasien, serta tidak adanya ketersediaan fasilitas terutama di sarana kesehatan seperti Puskesmas. Kecuali pada urtikaria kronik dengan kecurigaan adanya penyakit autoimun, pemeriksaan penunjang seperti ELISA mungkin akan membantu. Akan tetapi, hal ini pun tentunya disesuaikan dengan kondisi sarana kesehatan yang ada. Ujud kelainan kulit pada urtikaria kadang hampir mirip dengan penyakit kulit lain, misal, gigitan serangga (insect bites) dengan ujud berupa urtikaria papular. Akan tetapi, pada gigitan serangga, pada permukaan papul terdapat mata atau pungtum. Selain itu, gejala serupa juga dapat dijumpai pada dermatitis kontak alergi akibat racun tanaman, dimana urtikaria muncul sesuai arah goresan tanaman. Untuk membedakan hal ini, anamnesis yang jeli perlu dilakukan.

4. PLANDiagnosis Keluhan pada pasien ini disebabkan oleh urtikaria akibat ingesti komponen protein kepiting. Pengobatan Pada prinsipnya, pengobatan urtikaria adalah dengan menghindari alergen atau pencetus. Apabila sudah terjadi, pengobatan awal ditujukan untuk menghilangkan gejala, dalam hal ini rasa gatal dan bentol akibat reaksi alergi tipe cepat yang ditimbulkan oleh alergen. Sebenarnya, pengobatan tidak diperlukan apabila urtikaria yang timbul hanya ringan, karena reaksi alergi akan hilang dalam beberapa waktu ke depan. Akan tetapi, mengingat bahwa gejala yang muncul tentunya mengganggu aktivitas pasien, pengobatan biasanya diberikan, baik gejala yang timbul ringan, sedang, ataupun berat. Terapi sistemik yang dapat diberikan adalah dengan antihistamin-H1 seperti dengan difenhidramin. Opsi lain yang dapat diberikan adalah cetirizine atau loratadine 1x10mg. Sementara itu, tidak diperlukan terapi lokal. Apabila reaksi alergi yang ditimbulkan berat hingga mempengaruhi mukosa jalan napas dan menunjukkan tanda-tanda syok anafilaktik, maka dapat diberikan injeksi epinefrin atau steroid. PrognosisBaik

1