F1 PHBS

download F1  PHBS

of 4

description

phbs

Transcript of F1 PHBS

F1. LAPORAN KEGIATAN UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKATKEGIATAN PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)DI SD NEGERI 106 TOAWO KECAMATAN LILIRILAU

I. LATAR BELAKANGUpaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang berorientasi pada penyampaian informasi tentang kesehatan guna penanaman pengetahuan tentang kesehatan sehingga tumbuh kesadaran untuk hidup sehat. Penerapan Promosi kesehatan di lapangan biasanya melalui pendidikan kesehatan dan penyuluhan kesehatan. Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi pendidikan kesehatan merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada misalnya Pemberantasan Penyakit Menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya promosi kesehatan.

Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. Dalam hal ini organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi kesehatan :Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and improve their health. To reach a state of complete physical, mental and social, well-being an individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with environment. (Ottawa ter,1986). Jadi dapat disimpulkan dari kutipan tersebut di atas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Tingginya angka kesakitan dapat disebabkan oleh masih buruknya kondisi sanitasi dasar terutama air`bersih dan sanitasi, rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kurang hygienisnya cara pengolahan makanan serta buruknya penatalaksanaan aspek kesehatan dan keselamatan kerja.

Upaya menekan penyebaran infeksi diperlukan untuk meningkatkan kesehatan individu di dalam komunitas, untuk menunjang tercapainya kesehatan lingkungan. Maka diperlukan suatu upaya promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Pendidikan kesehatan dan pelatihan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baiknya diberikan sejak usia dini dengan hasil yang diharapkan yaitu berupa perubahan perilaku suatu komunitas. Usia dini mudah untuk dimanipulasi sehingga lebih mudah untuk mengubah perilaku masyarakat.

Masalah kebersihan diri memang banyak terjadi terutama pada anak-anak, contohnya diare dan cacingan yang dapat disebabkan oleh kuman yang masuk dalam tubuh melalui tangan akibat dari tidak mencuci tangan setelah bermain, sebelum makan, sesudah dari WC, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan anak-anak masih dalam proses belajar menjaga diri dan terpapar pada berbagai kuman penyakit saat berada di sekolah maupun di lingkungan bermain.II. PERMASALAHAN DI MASYARAKATJumlah anak sekolah yang menderita penyakit yang diakibatkan kurangnya kebersihan diri maupun kelompok semakin meningkat, seperti diare. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan anak sekolah mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). III. PEMILIHAN INTERVENSIBerdasarkan permasalahan di atas maka diperlukan suatu penyuluhan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah, terutama mengenai cara mencuci tangan yang baik. Hal ini ditujukan untuk menambah pengetahuan siswa-siswi sekolah dasar mengenai PHBS sehingga dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.

IV. PELAKSANAAN Kegiatan ini dilaksanakan di SD Negeri SDN 106 Toawo pada tanggal 15 Januari 2015, dan diikuti oleh 8 SD Negeri se Kecamatan Lilirilau, yaitu SDN. 113 Lompulle, SDN 229 Lompulle, SDN 105 Sumpangalle, SDN 106 Toawo, SDN 204 Botto, SDN 114 Kebo, SDN 255 Pancaitan, dan SDN 299 watanlompulle.

1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan PesertaAcara dibuka dengan perkenalan diri kemudian menyampaikan maksud dan tujuan dari penyuluhan. Selanjutnya memberi pertanyaan pembuka untuk menilai tingkat pengetahuan peserta (pretest) tentang materi penyuluhan yang akan disampaikan.2. Penyajian MateriMateri penyuluhan disajikan dengan bantuan LCD projector. Slide yang telah disiapkan disajikan kepada siswa-siswi pada saat menguraikan materi-materi penyuluhan. Penyuluhan dilakukan di dalam ruang kelas selama 30 menit dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan Praktikum mengenai cara mencuci tangan yang baik selama 15 menit.

V. EVALUASI1. Evaluasi StrukturPersiapan kegiatan penyuluhan dilakukan dua minggu sebelumnya. Persuratan untuk pelaksanaan peyuluhan dibuat dan dikirim langsung ke Ketua Gugus sekolah yang bersangkutan.

2. Evaluasi ProsesDokter bersama tim promkes dari Puskesmas Cabenge tiba di sekolah pada Pk. 08.00 WITA dan langsung memasuki kelas yang telah disiapkan. Peserta yang hadir kurang sebanyak 24 orang, masing-masing sekolah mengutus 3 orang siswa. Penyuluhan berjalan sebagaimana yang diharapkan.

3. Evaluasi HasilHampir sebagian besar siswa-siswi antusias dan kritis dalam berdiskusi terkait materi penyuluhan, serta aktif berpartisipasi dalam proses tanya jawab. Selain itu, beberapa sekolah yang berpartisipasi dalam kegiatan ini semakin antusias untuk mempraktekkan PHBS di sekolah, salah satu contohnya dengan menyediakan sarana untuk mencuci tangan, berupa keran air di depan koridor kelas.

PESERTA PENDAMPING

dr. Isbul dr. Hj. Markani Daharu