Ewing’s Hearing Test

21
EWING’S HEARING TEST (EWING’S DISTRACTION TEST)

description

tht

Transcript of Ewing’s Hearing Test

Page 1: Ewing’s Hearing Test

EWING’S HEARING TEST(EWING’S DISTRACTION TEST)

Page 2: Ewing’s Hearing Test

DEFINISI

Tes pendengaran Ewing atau tes Distraksi Ewing adalah tes yang berfungsi untuk menilai sensitivitas pendengaran pada anak.

Tes ini tidak bertujuan untuk menentukan secara pasti suatu kehilangan pendengaran baik tipe konduktif maupun sensorineural

Page 3: Ewing’s Hearing Test

Tes ini sesuai apabila digunakan pada anak yang telah mampu duduk mandiri tanpa dibantu atau dengan bantuan minimal dan memiliki kontol gerak gepala yang baik, seperti bayi dalam usia pertumbuhan antara 6-18 bulan.

Page 4: Ewing’s Hearing Test

Ruangan periksa harus cukup tenang, agar anak tidak mengalihkan perhatian ke suara atau benda lain.

Pemeriksa terdiri dari 2 orang. Satu sebagai distraktor, yang lain sebagai asisten.

Apabila ditengah pemeriksaan anak tidak kooperatif, maka pemeriksaan dapat dihentikan sementara sambil menunggu anak kooperatif.

Apabila saat pemberian stimulus, bayi tak melirik atau menoleh, maka pemeriksaan dapat diulangi. Bila masih sama, pemeriksaan ke 3 dilakukan setelah 3 minggu.

Page 5: Ewing’s Hearing Test

Ilustrasi posisi pemeriksa, pasien, dan orang tua pasien serta instrumen

Page 6: Ewing’s Hearing Test

Ada 6 jenis stimulus : Bunyi mendesis “ssss” untuk

menggambarkan suara frekuensi tinggi

Suara “uuh-uuh” untuk frekuensi rendah

Suara sendok dan cangkir Suara remasan kertas Suara bel Mainan “giring-giring”

Page 7: Ewing’s Hearing Test
Page 8: Ewing’s Hearing Test

PROSEDUR

1. Informed consent pada orang tua bayi serta menjelaskan perannya dalam pemeriksaan.

2. Bayi duduk dipangku oleh orang tua berhadapan dengan pemeriksa 1 (distraktor)

Page 9: Ewing’s Hearing Test

3. Pemeriksa 2 (asisten) berada di belakang orang tua sambil memegang sumber suara yang akan dibunyikan.

4. Distraktor membangun perhatian sang bayi dengan benda berwarna yang menarik perhatian di atas meja.

5. Distraktor memberikan instruksi pada asisten kapan dan dimana sumber bunyi akan dibunyikan.

Page 10: Ewing’s Hearing Test

6. Distraktor menyembunyikan benda tersebut dan dengan segera, asisten membunyikan sumber suara di telinga kanan bayi selama 5 detik dengan jarak 18 inch (43 cm) dan arah suara sesuai usia bayi.

7. Catat adanya pergerakan bola mata atau bayi menoleh ke arah sumber bunyi.

8. Distraktor kembali mengeluarkan benda untuk membangun kembali perhatian si bayi pada benda di atas meja.

9. Lakukan stimulus selanjutnya pada telinga kontra lateral, dan ulangi prosedur 4 hingga 8 dengan stimulus berfrekuensi lebih tinggi.

Page 11: Ewing’s Hearing Test

POLITZER’S MANUVER

Page 12: Ewing’s Hearing Test

DEFINISI

Manuver Politzer adalah manuver untuk menilai patensi dari tuba auditiva Eustachii dengan menyemprotkan udara ke dalam cavum nasi dengan suatu atomizer.

Kemudian pemeriksa menginspeksi membrana tympani melalui otoskop dan meminta pasien untuk menelan.

Page 13: Ewing’s Hearing Test

Sebelum pasien menelan, membrana tympani tampak cembung karena tekanan di cavum tympani positif.

Saat pasien menelan, membrana tympani akan berangsur cekung kembali karena tekanan di cavum tympani berkurang. Hal ini menandakan tuba auditiva Eustachii paten.

Page 14: Ewing’s Hearing Test

PROSEDUR1. Informed consent pada pasien.

2. Siapkan atomizer

3. Masukkan ujung atomizer ke salah satu lubang hidung dan tutuplah lubang hidung kontralateral pasien. Mintalah pasien untuk menutup mulutnya.

4. Tekan atomizer dengan dengan lembut.

5. Tanyakan pada pasien apakah merasa pusing berputar (vertigo) dan telinga terasa penuh.

6. Dengan menggunakan otoskop, inspeksi membrana tympani. Normalnya, akan tampak cembung.

7. Mintalah pasien untuk menelan. Amati apakah membrana tympani berubah cekung atau tidak. Tanyakan pula pada pasien, apakah telinganya sudah lega atau belum.

Page 15: Ewing’s Hearing Test

NASOFARINGOSKOPI

Page 16: Ewing’s Hearing Test

1. Gunakan lampu kepala, posisi berhadapan2. Buka mulut selebar mungkin, bernapas

melalui mulut perlahan3. Usapkan permukaan cermin nasofaring/laring

pada punggung lidah/buccal untuk menghindari pengembunan

4. Tangan kanan memegang kasa steril, tangan kiri memegang kaca laring

5. Pegang ujung lidah dengan kasa steril kemudian semprotkan xylocain sprai pada posterior lidah untuk menghindari reflek muntah

Page 17: Ewing’s Hearing Test

6. Masukkan cermin sedalam mungkin sampai belakang uvula dengan permukaan menghadap superior

7. Arahkan cahaya lampu ke permukaan cermin8. Evaluasi

Pada cermin tampak koana dan rongga nasofaring

Nilai: adakah choanae (utk kasus atresia choanae), warna mukosa, adakah massa?

Page 18: Ewing’s Hearing Test

Perhatikan bagian belakang septum dan choanae

Putar kaca ke lateral, amati concha superior,media,et inferior serta meatus superior et media, apakah tampak tanda peradangan (hipertrofi, eritem), tampak post nasal drip, dan massa.

Amati torus tubarius, fossa Rossenmulleri, tonsila pharyngea (pada anak),dan ostium tuba auditiva, apakah terdapat tanda peradangan (mukosa eritem, jaringan granular), membran/pseudo membran,dan massa.

Page 19: Ewing’s Hearing Test

PARASENTESIS MEMBRANA TYMPANI

Page 20: Ewing’s Hearing Test

1. Siapkan semua peralatan.2. Informed consent pada pasien.3. Cuci tangan.4. Pakai sarung tangan bersih5. Berikan pasien posisi duduk secara nyaman6. Anestesikan liang telinga pasien dengan

menyemprotkan xylocain spray pada CAE yg akan dilakukan parasentesis

7. Disinfeksikan telinga dengan betadine

Page 21: Ewing’s Hearing Test

8. Arahkan lampu kepala ke arah CAE hingga tampak membrana tympani

9. Atur ketepatan syringe pada kuadran postero-inferior yang akan ditusukkan lalu diaspirasi hingga terdapat cairan secret.

10. Proses terakhir setelah ciran teraspirasi sepenuhnya, oleskan cairan betadine pada liang telinga yang baru saja dilakukan tindakan parasentesis