EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

113
EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN SKRIPSI OLEH INDAH NURSYIFA ASDI NIM 105731120216 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

Page 1: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG

PRIBADI DALAM PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN

TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN

SKRIPSI

OLEH

INDAH NURSYIFA ASDI

NIM 105731120216

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2020

Page 2: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

i

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua Orangtua tersayang, ibu saya Sumiyati dan ayah saya Asdi

Mustamin. Terimakasih atas segala perjuangannya untuk membesarkan

saya sampai detik ini dan terimakasih atas cinta, kasih sayang serta

dukungan dan yang telah diberikan.

2. Dosen-dosen saya, terutama bagi dosen pembimbing yang telah

membimbing dan merngarahkan sehingga karya ilmiah ini dapat

terselesaikan.

MOTTO HIDUP

“Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia” (HR.

Ahmad)

Page 3: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

ii

Page 4: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

iii

Page 5: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

iv

Page 6: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

v

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat

dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta

para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada

ternilai manakala penulisan skripsi ini berjudul Evaluasi tingkat Kepatuhan Wajib

Pajak Orang Pribadi Dalam Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak

Penghasilan 2016-2019 (Studi Kasus Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil Menengah

Yang Berada di Wilayah Kerja KP2KP SUNGGUMINASA)”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

kedua orang tua penulis bapak Asdi Mustamin dan ibu Sumiyati Amd, Ft yang

senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus

tanpa pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan

memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas

segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi

keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka

berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia

dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim,SE,MM, Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 7: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

vi

2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.si. Ak.CA. CSP, selaku Ketua Jurusan

akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Amril Arifin, SE., M.Si.Ak.CA, selaku Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

skripsi dapat diselesaikan.

5. Bapak Faidhul Adzim,SE., M.Si, selaku Pembimbing II yang telah berkenan

membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak meluangkan ilmunya

kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar

8. Terima kasih kepada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan Sungguminasa berserta seluruh pegawai yang memberikan izin

untuk meneliti dan membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

9. Terima kasih kepada saudara dan teman dekat lama saya Muh Adnan

Ramsih yang tak hentinya memberikan dukungan dan semangat untuk

menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada teman-teman Nurannisa H. Syam, Musfira dan Nur Ekawati. Yang

tak henti-hentinya memberikan bantuan, semangat, dan dukungan untuk

menyelesaikan skripsi ini.

11. Terima kasih kepada teman seperjuangan Nurlinda, Syerli, Lya Mustika dan

Indah Mustika Hati tak henti hentinya memberikan semangat dan dukungan

untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya

sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak

utamanya para pembaca budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran

dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Page 8: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

vii

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi fisabil Haq fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr. Wb

Makassar, 15 Juli 2020

Penulis

Page 9: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

viii

Abstrak

Indah Nursyifa Asdi, 2020. Evaluasi tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi Dalam Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan,

Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas

Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Amril Arifin dan

Pembimbing II Faidhul Adzim.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Tingkat kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi yang melakukan kegiatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

dalam pelaporan SPT Tahunan PPh tahun pajak 2016-2019 di Kantor Pelayanan

Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Sungguminasa, (2) Upaya yang

dilakukan Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)

Sungguminasa dalam meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

UMKM dalam melaporkan SPT Tahunan PPh. Jenis penelitian ini bersifat

deskriptif serta menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik

wawancara dan teknik dokumentasi. Penelitian ini menggunakan Teknik analisis

data yaitu analisis deskriptif kuantitatif, dengan cara membandingkan jumlah

Wajib Pajak UMKM yang melaporkan SPT Tahunan PPh secara tepat waktu

dengan jumlah Wajib Pajak UMKM yang terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh,

kemudian dikonsultasikan dengan memasukkan data pada interpretasi koefisien

korelasi dan metode bersifat penjelasan dan keterangan pelengkap mengenai

upaya untuk meningkatkan Kepatuhan mereka dalam melaporkan SPT Tahunan

PPh.

Kata Kunci: Kepatuhan, Pelaporan dan Surat Pemberitahuan Tahunan.

Page 10: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

ix

ABSTRACT

Indah Nursyifa Asdi, 2020. Evaluation of the Compliance of Individual

Taxpayers in Reporting the Annual Income Tax Return, Thesis of the Faculty

of Economics and Business, Department of Accounting, Muhammadiyah

University Makassar. Supervised by Supervisor I Amril Arifin and Advisor II

Faidhul Adzim.

The purpose of this study is to find out: (1) The level of compliance of

Individual Taxpayers conducting Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs)

in reporting Annual Tax Returns for the 2016-2019 tax year at the Tax

Information and Counseling Services (KP2KP) Office in Sungguminasa, ( 2)

Efforts made by the Sungguminasa Tax Counseling and Consultation Service

Office (KP2KP) to improve UMKM Individual Taxpayer Compliance in reporting

Annual Income Tax Returns. This research is descriptive in nature and uses data

collection techniques with interview techniques and documentation techniques.

The data analysis technique used in this study is a qualitative descriptive

analysis, by comparing the number of UMKM Individual Taxpayers who report the

Annual Income Tax Return on time with the number of UMKM Individual

Taxpayers registered with the Annual Income Tax Return Obligation, then

consulted with the Absolute Norm Scale of Five and methods that are

explanatory as well as supplementary information regarding efforts to increase

the compliance of the UMKM Individual Taxpayer in the Annual Income Tax

Return.

Keywords: Compliance, Reporting and Annual Notification Letter.

Page 11: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

x

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ....................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian..................................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 9

1. Manfaat Teoritis ................................................................................................ 9

2. Manfaat Praktis ................................................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 10

A. Kajian Teori ......................................................................................................... 10

B. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 40

C. Kerangka Konsep ............................................................................................... 44

BAB III METODE PENELITIAN................................................................................47

A. Jenis Penelitian ................................................................................................... 47

B. Fokus Penelitian ................................................................................................. 47

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 48

1. Lokasi ............................................................................................................... 48

2. Waktu Penelitian ............................................................................................. 48

D. Sumber Data ................................................................................................... 48

a. Data Primer ..................................................................................................... 48

b. Data Sekunder ................................................................................................ 48

E. Teknik Pengumpulan Data................................................................................ 49

1. Teknik Wawancara (Interview) ..................................................................... 49

2. Teknik Dokumentasi ...................................................................................... 50

F. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 50

Page 12: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

xi

G. Metode Analisis Data ......................................................................................... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 54

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .............................................................. 54

B. Hasil dan Pembahasan ..................................................................................... 62

1. Hasil Penelitian ............................................................................................... 62

2. Pembahasan ................................................................................................... 66

BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 78

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 78

B. Saran..................................................................................................................94

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 81

Page 13: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................. ............. 40

3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi ................................................... ..............53

4.3 Data Jumlah Penduduk serta Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi ....... 58

4.4 Jumlah Wajib Pajak Orang pribadi yang melakukan kegiatan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Terdaftar Wajib SPT

Tahunan Pajak penghasilan Tahun 2016-2019 .......................... ..............62

4.5 Jumlah Wajib Pajak Orang pribadi yang melakukan kegiatan Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang melaporkan SPT Tahunan

Pajak penghasilan Tahun 2016-2019 ......................................... ..............63

4.6 Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM Terdaftar Wajib SPT Tahunan

Pajak Penghasilan dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melaporkan

SPT Tahunan Pajak Penghasilan Tepat Waktu ......................... ..............66

4.7 Presentase Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM

dalam pelapran SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2016 – 2019 .. ..............69

4.8 Interpretasi Koefisien Korelasi.................................................... ..............70

4.9 Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM dalam

Pelaporan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2016-2019 ............. ..............70

Page 14: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 Kerangka Pikir..........................................................................................46

4.2 Logo KP2KP Sungguminasa....................................................................56

4.3 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan Sungguminasa......................................................................60

Page 15: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup....................................................................................85

2. Daftar Hasil Wawancara ........................... ................................... ..............86

3. Surat Pemberian Izin Penelitian Kanwil DJP Sulawesi Selatan,

Barat dan Tenggara.............. .......... ............................................. ..............88

4. Surat Telah melakukan Penelitian.................................................................89

5. Petunjuk Umum Pengisian Formulir Digital SPT Tahunan ............ ..............90

6. Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi 1770 ....... ..............91

7. Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi 1770- I Hal 1.........92

8. Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi 1770- I Hal 2.........93

9. Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi 1770- II..................94

10. Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi 1770- III...............95

11. Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi 1770- IV..............96

12. Foto Peneliti melakukan Wawancara secara langsung ................. ..............97

Page 16: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah Indonesia untuk melaksanakan perekonomian yang telah

diatur pada Undang-Undang Dasar 1945, agar dapat menciptakan rakyatnya

secara adil dan makmur untuk itu, pemerintah Indonesia diharapkan dapat

memenuhi segala kebutuhan rakyatnya dari sektor apapun. Dalam menggapai

tujuannya pemerintah Indonesia memerlukan sarana serta prasarana yang

membutuhkan biaya untuk melaksanakan pembangunannya. Pembangunan

Nasional tentu akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit dalam menjalankan

kegiatan pelaksanaannya sehingga harus didukung dengan adanya penerima an

negara. Terdapat dua sumber penghasilan dalam menjalankan pelaksanaan

pembangunan nasional yaitu sumber pendanaan yang berasal dari pajak dan

non pajak. Tetapi, sektor pendanaan pajak adalah sumber penghasilan negara

utama dan sekaligus menjadi penghasilan utama dalam menopang

pembangunan negara Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa “Pajak merupakan surat

penerimaan negara yang sangat penting dalam menopang pembiayaan

pembangunan. Sumber APBN kurang lebih 75% penerimaan yang diperoleh dari

pajak, demikian pula pajak berorientasi pada sustainable develoment”

(Kemenkeu, 2018). Penerimaan pajak diharapkan dapat selalu mengalami

Page 17: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

2

peningkatan agar pembangunan negara dapat berjalan dengan lancar. Begitu

besarnya peran pajak dalam APBN, maka usaha untuk meningkatkan

penerimaan pajak terus dilakukan oleh pemerintah. Merupakan tugas Direktorat

Jendral Pajak (DJP) agar selalu memaksimalkan penerimaan pajak (Prihastanti,

2015).

Pajak bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui perbaikan dan

peningkatan sarana publik. Alokasi pajak tidak hanya diberikan kepada rakyat

yang membayar pajak tetapi juga untuk kepentingan rakyat yang tidak membayar

pajak. Dengan demikian, peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi

sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan. Target

penerimaan pajak senantiasa mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Adanya tuntutan akan peningkatan penerimaan pajak mendorong Direktorat

Jendral Pajak untuk terus melakukan reformasi perpajakan berupa

penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan dan sistem administrasi

perpajakan sehingga potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut

secara optimal dengan menjunjung asas keadilan sosial serta memberikan

pelayanan prima kepada wajib pajak (Ita Salsalina, 2012).

Peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Self

Assessment System. Dengan sistem ini, wajib pajak diberikan wewenang,

kepercayaan serta tanggung jawab Wajib Pajak untuk menyetorkan serta

melaporkan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perpajakan yang

ada dengan cara menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT). Petugas pajak

dipercayai hanya mengawasi Wajib Pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Surat Pemberitahuan (SPT) sangat penting karena berfungsi sebagai sarana

untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak

Page 18: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

3

yang terutang. Selain itu SPT berperan sebagai sarana pelaporan dalam

membayar serta melunasi utang pajak. Jika Wajib Pajak tidak memenuhi

ketentuan yang telah ditetapkan aturannya dalam Undang-undang yang

mengatur peraturan perpajakan yang berlaku akan dikenakan sanksi atau denda

seperti yang tercantum di dalam pasal 39 ayat 1a Undang-undang No.6 Tahun

1983. Menyampaikan Surat Pemberitahuan sebagaimana mestinya merupakan

hal mudah, namun faktanya masih banyak Wajib Pajak yang belum atau tidak

melaksanakan kewajibannya yaitu dengan melaporkan SPT Pajak Penghasilan

Tahunannya secara tepat waktu. Pihak Direktorat Jendral Pajak Kantor

Pelayanan Pajak yang menangani Wajib Pajak secara langsung harus kreatif dan

bekerja keras dalam memberikan pelayanan yang prima agar jumlah Wajib Pajak

dalam memenuhi kewajiban perpajakannya semakin meningkat setiap tahunnya.

Pelaporan Surat Pemberitahuan menjadi indikator tingkat kepatuhan wajib pajak

dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dalam pembayaran pajaknya.

Semakin tinggi jumlah Wajib Pajak yang melaporkan SPT maka semakin tinggi

tingkat kepatuhan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Wajib pajak orang pribadi yang taat adalah wajib pajak yang melaksanakan

kewajiban perpajakannya sesuai dengan peratauran yang berlaku. Terdapat dua

jenis kepatuahan yaitu kepatuhan formal adalah wajib pajak memenuhi

kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku

seperti melaporkan Surat Pemberitahuannya secara tepat waktu yaitu tidak lewat

dari waktu yang ditetapkan dan kepatuhan material adalah Wajib Pajak yang

mengisi dan melaporkan Surat Pemberitahuannya secara jujur dan lengkap

sebelum waktu yang telah ditetapkan (Ditjen Pajak,2019).

Page 19: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

4

Wajib pajak Orang Pribadi (WP OP) yang melakukan kegiatan usaha

(UMKM) adalah salah satu wajib pajak yang memiliki kewajiban untuk

melaksanakan Self Assessment System dan melaporkan SPT (SPT Tahunan

Pajak Penghasilan). Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan

salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak

terkecuali di Indonesia. Dalam pengembangan ekonomi nasional di Indonesia

yang menjadi prioritas yaitu UMKM. UMKM menjadi tulang punggung sistem

ekonomi kerakyatan untuk mengurangi masalah kemiskinan dan

pengembangannya mampu memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan

kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan perekonomian daerah dan

ketahanan ekonomi nasional (Kurniawan:2011).

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sekarang mulai berkembang

dengan baik dan mampu menghasilkan keuntungan. UMKM merupakan sektor

ekonomi yang mempunyai peran cukup besar dalam perekonomian nasional.

Menurut Undang-undang No.20 Tahun 2008 UMKM adalah usaha yang

dilakukan perorangan atau badan usaha dengan peredaran tertentu. Usaha

Mikro yakni usaha yang mempunyai peredaran bruto maksimal Rp.300.000.000

setahun, Usaha Kecil yakni usaha yang mempunyai peredaran bruto >

Rp.300.000.000 sampai dengan Rp. 2.500.000.000 setahun dan Usaha

Menengah yakni usaha yang mempunyai peredaran bruto > Rp.2.500.000.000

sampai dengan RP.50.000.000.000 setahun. UMKM Tahun 2019 terbukti

memberikan kontribusi sebesar 65% atau sekitar Rp. 2.394.500.000.000

terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Data yang diperoleh dari Kementrian

Koperasi dan UKM menyatakan jumlah UMKM di Indonesia kini mencapai 59,2

juta unit usaha. Bahkan sektor ini telah menyerap 101,72 juta orang tenaga kerja

Page 20: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

5

atau 97,3% dari total tenaga kerja Indonesia. Oleh karena itu sudah selayaknya

UMKM berpartisipasi dalam menambah penerimaan negara diantaranya melalui

pembayaran pajak penghasilan.

Kurangnya kesadaran kepatuhan Wajib Pajak secara formal untuk

melaksanakan pelaporan SPT Tahunan PPh masih rendah khususnya bagi

Wajib Pajak yang menjalankan kegiatan usaha. Dari data yang telah didapatkan

kepatuhan formal Wajib Pajak hingga Juli 2019 baru sebesar 12.3 juta atau

67.3% dari jumlah Wajib Pajak yang menyampaikan SPT sebanyak 18.3 juta

(Dirjen Pajak,2019). Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian Ditjen mengatakan “

Data otoritas pajak sampai dengan Juli 2019 menunjukkan dari jenis Wajib

Pajaknya, Wajib Pajak karyawan termasuk yang paling patuh di antara Wajib

Pajak lainnya dengan rasio kepatuhan pada angka 73.6%, sedangkan kelompok

korporasi hanya 57.28% dan Wajib Pajak kategori berada atau memiliki harta di

atas rata-rata dan non karyawan masih di bawah 50 atau 42.75%. pemerintah

telah memiliki banyak limpahan data, data-data hasil pertukuran informasi

keuangan secara otomatis misalnya akan segera mendorong kepatuhan Wajib

Pajak yang masih minim. Berbagai fasilitas fiskal yang diberikan kepada para

pelaku usaha memang belum bertolerasi langsung dengan kepatuhan Wajib

Pajak. Bahkan ada beberapa kebijakan seperti tentang Insentif bagi Usaha Kecil

Mikro Menengah (UMKM), yang masih jauh dari ekspektasi otoritas pajak.

Seperti diketahui, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No.23

tentang tarif pajak penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib

Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu, yang intinya memangkas tarif

Pajak bagi UMKM dari 1% menjadi 0.5%. Ternyata dengan adanya penurunan

Page 21: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

6

tarif untuk UMKM belum bisa meningkatkan kepatuhan perpajakannya untuk

membayar dan melaporkan SPT Tahunan” (Bisnis Tempo,07 Agustus 2019).

Penelitian-penelitian terdahulu telah banyak membahas tentang tingkat

kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam melaporkan SPT Tahunan, seperti

penelitian yang dilakukan oleh Regina dan Jenny (2015) menyimpulkan bahwa

terdapat perbandingan yang cukup jauh antara jumlah Wajib Pajak yang terdaftar

di KPP Pratama Bitung dengan Jumlah Wajib Pajak yang melaporkan SPT

Tahunan Pajak penghasilannya, dimana tingkat efektivitas Wajib Pajak

menyampaikan SPT Tahunan semakin menurun atau sudah tidak efektif karena

banyaknya Wajib Pajak yang tidak seluruhnya melaporkan SPT.

DirektoratJendral Pajak juga mengemukakan bahwa tingkat kepatuhan Wajib

Pajak dalam hal melaporkan pajaknya masih rendah, kisaran 60%-70% dan

itupun masih didominasi oleh Wajib Pajak orang pribadi karyawan bukan wajib

pajak pengusaha.

Hambatan yang ada adalah terdapat hambatan Wajib Pajak untuk

melaporkan Surat Pemberitahuannya secara tepat waktu dan tidak melewati

batas waktu yang telah ditetapkan. Hampir keseluruhan jumlah Wajib Pajak yang

belum mengerti tentang prosedur untuk melaporkan SPT Pajak Penghasilannya

secara baik dan benar. Sebagian Wajib Pajak juga yang mengerti untuk mengisi

SPT Tahunannya tetapi kurang teliti dalam menghitung besarnya jumlah pajak

yang terutang atau mengisi SPT tidak lengkap dan sesuai. (Ditjen Pajak, 2019).

Kurangnya Sumber Daya Manusia di Kantor Pelayanan Pajak menjadi salah

satu alasan yang berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Fiskus

Pajak tidak sebanding dengan jumlah Wajib Pajak yang tiap tahunnya selalu

meningkat. Terbatasnya fiskus pajak di Kantor Pelayanan Pajak mengakibatkan

Page 22: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

7

Wajib Pajak kurang puas dengan pelayanan yang diberikan. Serta kurangnya

fiskus pajak menyebabkan pengawasan terhadap wajib pajak belum maksimal

karena tidak dikontrol dengan baik (Ditjen Pajak Sungguminasa,2020).

Upaya dalam peningkatan jumlah kepatuahan Wajib pajak masih kurang,

dikarenakan masih terdapat Wajib Pajak yang tidak melaksanakan kewajiban

perpajakannya. Oleh karena itu, kepatuhan wajib pajak dalam pelaporan SPT

harus ditingkatkan agar pengawasan penerimaan pajak menjadi efektif.

Pelaporan Surat Pemberitahuan merupakan indikator untuk mengukur tingkat

kepatuhan Wajib Pajak dalam membayarakan pajak terutangnya. Semakin besar

tingkat pelaporan SPT maka semakin besar juga tingkat kepatuhan wajib pajak

dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Ditjen Pajak KP2KP Sungguminasa mengatakan “ Wajib Pajak orang pribadi

yang patuh dalam melaporkan SPT Tahunan PPh di KP2KP Sungguminasa

khususnya bagi Wajib Pajak yang menjalankan kegiatan usaha (UMKM) masih

ditemukan masalah yaitu wajib pajak terlambat ataupun enggan melaporkan

Surat Pemberitahuannya, pengisian Surat pemberitahuan kurang lengkap, tidak

teliti dalam hal pajak terutang dan upaya dalam peningkatan kepatuhan wajib

pajak yang belum berhasil.

Untuk itu, dari latar belakang yang ada maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan Sungguminasa dengan judul “EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM PELAPORAN SURAT

PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN pada tahun pajak 2016-

2019 dan difokuskan pada Wajib Pajak yang meakukan kegiatan Usaha Mikro

Kecil Menengah yang berada di wilayah kerja KP2KP Sungguminasa.

Page 23: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi Usaha Mikro

Kecil Menengah (UMKM) dalam pelaporan SPT Tahunan PPh tahun

pajak 2016-2019 di KP2KP Sungguminasa?

2. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib

Pajak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam pelaporan SPT

Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi tahun pajak 2016-2019 di KP2KP

Sungguminasa?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan KP2KP Sungguminasa untuk

meningkatkan kepatuahan Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM dalam

pelaporan SPT Tahunan PPh?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) dalam pelaporan SPT Tahunan PPh tahun pajak

2016-2019 di KP2KP Sungguminasa.

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak Usaha

Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam pelaporan SPT Tahunan Wajib

Pajak Orang Pribadi tahun pajak 2016-2019 di KP2KP Sungguminasa?

Page 24: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

9

3. Upaya yang dilakukan KP2KP Sungguminasa untuk meningkatkan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM) dalam pelaporan SPT Tahunan PPh.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak

dalam pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak penghasilan,

serta juga diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan

yang secara teoritis dipelajari di bangku perkuliahan.

2. Manfaat Praktis

Sebagai saran bagi pemimpin Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan Sungguminasa serta menjadi bahan pertimbangan

untuk meningkatan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT

Tahunan Pajak Penghasilannya.

Page 25: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pajak

a. Pengertian Pajak

Pajak adalah iuran rakyat untuk negara sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku bersifat dipaksakan dan tidak

mendapatkan hasil secara langsung yang dimanfaatkan untuk membiayai

pengeluaran negara (Mardiasmo,2011:1). Menurut Rachmat Soemitro

“Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang

(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal

(kontraprestasi), yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan

untuk membayar pengeluaran umum”.

Soeparman Soemahamidjaja beranggapan (Waluyo dan

Wirawan,2010:5) “Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang

yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna

menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam

mencapai kesejahteraan umum”.

Menurut Andriani, guru besar “Hukum Pajak” Universitas

Amsterdam Belanda (Liberti Pandiangan,2014:3) mengemukakan “Pajak

adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh

Page 26: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

11

yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak

mendapat prestasi-kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang

gunanya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum terkait

dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.

b. Fungsi Pajak

Sedangkan fungsi pajak menurut (Nurdin Hidayat 2017:3) yaitu:

1. Anggaran (Budgetair). Fungsi ini berkaitan dengan pembiayaan dalam

rangka penyelenggaran negara. Pembiayaan ini dapat dilihat dalam

Anggaran Pendapatan dan Biaya Negara (APBN) dan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN), baik yang bersifat

pembiayaan rutin seperti gaji maupun pembiayaan tidak rutin.

2. Mengatur (Regulator). Fungsi ini menitikberatkan kepada pengeluaran

yang diperuntukan pada kebijakan-kebijakan baik dibidang ekonomi

maupun sosial yang dibuat pemerintah untuk kepentingan

masyarakat. Beberapa contoh fungsi mengatur yang telah dibuat oleh

pemerintah seperti :

(a) Menarik minat pengusaha agar melakukan ekspor ke luar negeri

melalui pengenaan Pajak Ekspor Rendah dan mengimpor barang

ke Indonesia melalui oengenaan Pajak Impor Rendah.

(b) Menarik minat pengusaha agar mau memproduksi suatu barang di

Indonesia melalui pengenaan Pajak Impor Tinggi dan pemberian

subsidi Pajak PPN dan PPnBM.

Page 27: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

12

(c) Menarik investor untuk menanamkan modal di Indonesia melalui

kebijakan pajak yang menguntungkan investor khususnya

pemberian fasilitas pajak dan pajak usaha yang rendah.

(d) PPh yang membuat kebijakan bahwa koperasi dikenakan pajak

penghasilan hanya atas transaksi dengan pihak luar anggota

koperasi yang bersangkutan. Ini dibuat untuk memberikan

dorongan sehingga koperasi dapat berkembang terutama sebagai

akibat bahwa koperasi memiliki asas gotong royong. Hal ini

tertuang dalam UU No.7/1983 dan diperbarui oleh UU Perpajakan

N0.10/1994, UU Perpajakan No.17/2000 dan terakhir melalui UU

Perpajakan No.36/2008.

(e) Adanya fasilitas perpajakan terhadap PMA dan PMDN sehingga

ada penanaman modal dari luar negeri dan dalam negeri. Hal ini

tertuang dalam UU No.11 dan 12 tahun 1970.

(f) PPnBM yang cukup tinggi. Ini dibuktikan dengan tujuan agar dapat

mengurangi gaya hidup tinggi dan seseorang yang memiliki

barang mewah dapat dikenakan PPnBM. Hal ini tertuang dalam

UU No.8/1983 Jo UU No.11/1994, UU No.18/2000, dan terakhir

melalui UU No.46/2009.

(g) Pajak yang tinggi terhadap minuman keras dan cukai rokok untuk

mengurangi konsumsi masyarakat atas produk tersebut.

3. Pendistribusian pendapatan (redistribusi). Fungsi ini menekankan

pada tujuan untuk membuat masyarakat sejahtera. Fungsi ini

dilakukan dengan membuat berbagai kegiatan yang dapat membuat

masyarakat memiliki penghasilan sendiri atas pekerjaannya. Secara

Page 28: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

13

ekonomi, pendistribusian pendapatan dapat membuat inflasi maupun

deflasi menjadi rendah maupun tinggi.

4. Stabilitas. Fungsi ini lebih menitikberatkan pada upaya untuk

membuat kestabilan suatu negara. Kestabilan ini berkaitan dengan

mengurangi keresahan yang dialami masyarakat. Salah satu cara

untuk kestabilan negara dapat dilakukan dengan pengalokasian

pembiayaan kepada daerah melalui alokasi khusus daerah. Adapun

pendapatan negara yang diterima oleh pemerintah pusat maupun

daerah selain pajak, pemerintah dapat melakukan pungutan lain

seperti distribusi dan sumbangan. Beberapa pengertian ini dapat

dijabarkan yaitu :

(a) Retribusi adalah iuran kepada pemerintah yang dapat dipaksakan

dan mendapat jasa timbal secara langsung. Pemaksaan ini

bersifat kontrapretasi dari pemerintah, maka tidak dapat

dikenakan retribusi seperti retribusi pasar, parkir, uang kuliah,

uang ujian, tol dan seterusnya.

(b) Sumbangan adalah iuran kepada pemerintah yang dapat

dipaksakan yang ditujukan kepada golongan tertentu.

c. Ciri- ciri Pajak

Ciri-ciri pajak menurut (Mardiasmo 2011:1) yaitu:

1) Iuran dari rakyat kepada negara

Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut

berupa uang (bukan barang).

2) Berdasarkan Undang-undang

Page 29: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

14

Pajak dipungut berdasarkan atas dengan kekuatan undang-undang

serta aturan pelaksanaannya.

3) Tanpa jasa timbul atau kontraprestasi dari negara secara langsung

dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan

adanya kontraprestasi secara individual oleh pemerintah.

4) Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni

pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat lain.

Sedangkan menurut (Waluyo 2013:3) ciri-ciri sebagai berikut:

1) Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan

pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.

2) Dalam pembayarannya pajak tidak dapat ditunjukkan adanya

kontraprestasi individual oleh pemerintah.

3) Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah.

4) Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang

bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk

membiayai public invesment.

5) Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur.

Menurut (Suandy 2014:10) ciri-ciri pajak adalah sebagai berikut:

1) Pajak peralihan kekayaan dari orang atau badan ke pemerintah.

2) Pajak dipungut berdasarkan dengan kekuatan undang-undang serta

aturan pelaksanaannya, sehingga dapat dipaksakan.

Page 30: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

15

3) Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya

kontraprestasi langsung secara individual yang diberikan oleh

pemerintah.

4) Pajak dipungut oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah.

5) Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang

bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk

membiayai public invesment.

6) Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu

dari pemerintah.

7) Pajak dapat dipungut secara langsung atau tidak langsung.

d. Subjek pajak

Menurut (Mardiasmo 2011:136) subjek pajak dapat dibedakan menjadi:

1) Subjek Pajak Dalam Negeri

a) Subjek Pajak Orang Pribadi, yaitu:

(1) Orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia lebih

dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari (tidak harus berturut-turut)

dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau

(2) Orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan

mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia.

b) Subjek Pajak Badan, yaitu:

Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali

unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:

Page 31: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

16

(1) Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

(2) Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

(3) Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau

Pemerintah Daerah; dan

(4) Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara.

a. Subjek Pajak Warisan, yaitu:

Warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan, menggantikan

yang berhak.

2) Subjek Pajak Luar Negeri yang terdiri dari:

a) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi

yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga)

hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak

didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan

usaha tetap di Indonesia; dan

b) Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang

berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan tiga puluh) hari

dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan

dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau

memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha

atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

Page 32: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

17

e. Objek Pajak

Menurut (Mardiasmo 2011:139) yang menjadi objek pajak adalah

penghasilan, yaitu setiap kemampuan ekonomis yang diterima atau

diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar

Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah

kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam

bentuk apapun, termasuk:

1) Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang

diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,

komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun atau imbalan dalam bentuk

lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini.

2) Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan pengharhaan.

3) Laba usaha

4) Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:

(a) Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan

dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal.

(b) Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham,

sekutu atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan dan

badan lainnya.

(c) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,

pemecahan, pengambil alihan usaha, atau reorganisasi dengan nama

dan bentuk apapun.

(d) Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, atau sumbangan

kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis

keturunan lurus derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan,

Page 33: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

18

badan sosial termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi yang

menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih

lanjut dengan peraturan menteri keuangan, sepanjang tidak ada

hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau pengusaha

diantara pihak-pihak yang bersangkutan.

(e) Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh

hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau

permodalan dalam perusahaan pertambangan.

5) Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai

biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak.

6) Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan

pengembalian utang.

7) Deviden dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk deviden dari

perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil

usaha koperasi.

8) Royalty atau imbalan atas pemegang hak.

9) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.

10) Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.

11) Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah

tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

12) Keuntungan kurs mata uang asing.

13) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.

14) Premi asuransi.

15) Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang

terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.

Page 34: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

19

16) Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum

dikenakan pajak.

17) Penghasilan dari usaha yang berbasis syariah.

18) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang

mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

19) Surplus Bank Indonesia.

f. Pengelompokkan Pajak

Menurut (Siti Resmi 2009:7) mengemukakan bahwa terdapat

berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

1) Menurut Golongan

Pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

(a) Pajak Langsung yaitu pajak yang harus dipikul atau ditanggung

sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau

dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. Pajak harus

menjadi beban wajib pajak yang bersangkutan.

Contoh: Pajak Penghasilan (PPh). PPh dibayar atau ditanggung

oleh pihak-pihak tertentu yang memperoleh penghasilan tersebut.

(b) Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga.

Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa,

atau perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya

terjadi penyerahan barang atau jasa.

Page 35: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

20

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN). PPN terjadi karena

terdapat pertambahan nilai terhadap barang atau jasa. Pajak ini

dibayarkan ileh produsen atau pihak yang menjual barang tetapi

dapat dibebankan kepada konsumen baik secara eksplisit maupun

implisit (dimasukkan dalam harga jual barang atau jasa).

Untuk menentukan apakah sesuatu termasuk pajak langsung

atau pajak tidak langsung dalam arti ekonomis, yaitu dengan cara

melihat ketiga unsur yang terdapat dalam kewajiban pemenuhan

perpajakannya, ketiga unsur tersebut terdiri atas :

(1) Penanggung jawab pajak, adalah orang yang secara formal

yudiris diharuskan melunasi pajak.

(2) Penanggung pajak, adalah orang yang dalam faktanya

memikul terlebih dahulu beban pajaknya.

(3) Pemikul pajak, adalah orang yang menurut undang-undang

harus dibebani pajak.

Jika ketiga unsur tersebut ditemukan pada seseorang maka

pajaknya disebut Pajak Langsung, sedangkan jika ketiga unsur

tersebut terpisah atau terdapat pada lebih dari satu orang maka

pajaknya disebut Pajak Tidak Langsung.

2) Menurut Sifat

Pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

Page 36: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

21

(a) Pajak Subjektif: pajak yang pengenaannya memperhatikan keadaan

pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan

keadaan subjeknya.

Contoh: Pajak Penghasilan (PPh). Dalam PPh terdapat subjek pajak

(Wajib Pajak) orang pribadi. Pengenaan PPh untuk orang pribadi

tersebut dapat memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak (status

perkawinan, banyaknya anak dan tanggungan lainnya). Keadaan

pribadi wajib pajak tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan

besarnya penghasilan tidak kena pajak.

(b) Pajak Objektif: pajak yang pengenaannya memperhatikan objeknya

baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang

mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa

memperhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak (Wajib Pajak) maupun

tempat tinggal.

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Nilai PPN dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), serta Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB).

3) Menurut Lembaga Pemungutnya

Pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

(a) Pajak Negara (Pajak Pusat): pajak yang dipungut oleh pemerintah

pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada

umumnya.

Contoh: PPh, PPN, PPnBm, PBB serta Bea Perolehan Hak atas

Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Page 37: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

22

(b) Pajak Daerah: pajak yang dibebankan dari pemerintahan daerah yaitu

pajak provinsi dan pajak kabupaten atau kota yang dipakai untuk

membiayai pengeluaran daerah untuk kepentingan bersama.

g. Tata Cara Pemungutan Pajak

Menurut (Jamaluddin 2011:27-29) mengatakan jika tata cara

pemungutan pajak terbagi menjadi tiga, yaitu:

a. Stelsel Pajak

1. Stelsel Nyata (rill stelsel). Sumber pengenaan pajaknya didasarkan dari

objek atau penghasilan yang sebenarnya didapatkan atau diterima.

2. Stelsel Anggapan (fictive stelsel). Pajak yang dikenakan dari penghasilan

terutang dalam satu tahun pajak berjalan.

3. Stelsel Campuran. Stelsel ini merupakan penggabungan dari stelsel nyata

telsel anggapan maka kelebihan dapat diminta kembali dalam kasuk yang

biasanya disebut lebih bayar.

b. Asas Pemungutan Pajak

1. Asas Domisili, yaitu dimana Wajib Pajak bertempat tinggal di suatu

negara dimana pengahsilan yang diperoleh di Indonesia maupun diluar

Indonesia.

2. Asas Sumber, dimana pajak yang dikenakan berasal dimana penghasilan

didapatkan sehingga warga negara asing membayar pajak penghasilan di

Indonesia baik Wajib Pajak itu berkedudukan di Indonesia maupun di luar

negeri.

Page 38: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

23

3. Asas Kebangsaan, yaitu pajak yang dikenakan dengan menghubungkan

kebangsaan suatu negara, berkebangsaan negara X walaupun orang

tersebut tidak berkedudukan di negara X.

c. Sistem Pemungutan Pajak

1. Official Assessment System, yaitu sistem pemungutan pajak yang

dilakukan oleh fiskus pajak atau petugas pajak.

2. Self Assessment System, yaitu sistem pemungutan pajak yang dilakukan

sendiri oleh Wajib Pajaknya mulai dari menghitung, membayar dan

melaporkan kewajiban perpajakannya.

3. With Holding System, yaitu sistem pemungutan dimana besar pajak

terutang ditentukan oleh pihak wajib pajak.

h. Pengertian Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan (Anastasia dan Lilis 2010:163), “Pajak yang

dikenakan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang

diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajak yang

menerima atau memperoleh penghasilan tersebut disebut sebagai wajib

pajak”.

Dapat disimpulkan bahwa Pajak Penghasilan merupakan pajak yang

dipungut oleh pemerintah pusat yang dikenakan dan ditanggung oleh

subjek pajak atas penghasilan yang diperolehnya dalam satu tahun pajak.

i. Tarif Pajak

Menurut (Erly Suandy 2011:7), tarif pajak ada empat macam yaitu :

Page 39: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

24

a. Tarif sebanding atau prposional adalah tarif pajak yang merupakan

presentase yang tetapi jumlah pajak yang terutang akan berubah

secara proposional atau sebanding pengenaan pajaknya.

b. Tarif progresif adalah tarif pajak yang presentasenya akan semakin

besar jika dasar pengenaan pajaknya meningkat, jumlah pajak yang

terutang akan berubah sesuai dengan perubahan tarif dan perubahan

dasar pengenaannya.

c. Tarif degresif adalah tarif pajak yang presentasenya akan semakin

kecil jika dasar pengenaan pajaknya meningkat, jumlah pajak yang

terutang akan berubah sesuai dengan perubahan tarif dan perubahan

dasar pengenaannya.

d. Tarif tetap adalah tarif pajak yang jumlah nominalnya tetap walaupun

dasar pengenaan pajaknya berbeda atau berubah, sehingga jumlah

pajak yang terutang selalu tetap.

Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2018

Pajak penghasilan dari peredaran bruto tertentu (PP No.46 Tahun

2018) adalah sebagai berikut:

a. Menurut ketentuan PPh UMKM PP Nomor 46 Tahun 2018 ada

batasan tertentu untuk wajib pajak yang mempunyai omset hingga

jumlah tertentu untuk dikenakan PPh secara final yaitu sebesar

0.5% dari peredaran bruto setiap bulan.

Wajib pajak tersebut adalah yang memenuhi beberapa kriteria

yaitu wajib pajak yang tidak mempunyai usaha tetap dan wajib

pajak tidak mendapat penghasilan dari usaha, baik itu jasa

Page 40: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

25

maupun pekerjaan bebas yang memiliki peredaran bruto <

Rp.4.800.000.000 dalam satu periode.

b. Wajib pajak orang pribadi yang melakukan usaha atau pekerjaan

bebas dengan peredaran bruto kurang dari Rp.4.800.000.000

setahun, diberikan pilihan untuk menghitung penghasilan nettonya

dengan norma perhitungan penghasilan neto. Dengan terbitnya

PP Nomor 46 Tahun 2018, pilihan untuk menggunakan norma

perhitungan penghasilan neto menjadi tidak ada, karena wajib

pajak orang pribadi yang peredaran brutonya kurang dari

Rp.4.800.000.000 dikenakan PPh dengan tarif 0.5% dari

peredaran bruto dan bersifat final.

c. Peredaran bruto dalam PPh UMKM, setiap pengusaha harus tahu

jumlah peredaran bruto per bulan dari usahanya. Beberapa ini

adalah penentuan peredaran bruto yaitu untuk menentukan

pengusaha yang akan dikenakan PPh final untuk prngusaha

UMKM yang dikenakan PPh final yaitu untuk wajib pajak yang

memiliki omset dalam satu periode pajak < Rp.4.800.000.000.

untuk menetukan pengenaan pajak yang sesuai dengan PP

Nomor 46 Tahun 2018 yang mana menyebutkan dasar

pengenaan pajak dipakai sebagai bahan perhitungan PPh final

adalah setiap bulan dari peredaran bruto.

Page 41: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

26

2. Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

a. Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak

Wajib Pajak yang patuh adalah wajib pajak yang patuh dalam

melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang ada. Kepatuhan wajib pajak dapat dilihat dari

ketaatannya dalam membayar dan melaporkan pajaknya sesuai peraturan

perpajakan yang ada.

Pasal 17 C KUP Jis KMK Nomor 544/KMK.04/2000 Direktorat Jendral

Pajak telah mengeluarkan kriteria wajib pajak patuh. Wajib pajak yang patuh

yaitu wajib pajak yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pajak yang

telah memenuhi kriteria tertentu.

Kriteria wajib pajak yang patuh antara lain yaitu:

(1) Tepat waktu dalam hal penyampaian SPT dalam dua tahun terakhir.

(2) Tidak memiliki tunggakan hutang pajak terutang untuk semua jenis pajak.

(3) Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana dibidang

perpajakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir.

(4) Dalam 2 (dua) tahun terakhir membuat dan memiliki pembukuan

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan dan tata cara perpajakan dan

dalam hal wajib pajak telah dilakukan pemeriksaan, koreksi pada

pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang

terutang paling banyak 5%.

(5) Wajib pajak yang laporan keuangannya dalam 2 (dua) tahun terakhir telah

diaudit oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian

Page 42: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

27

atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba

rugi fiskal.

b. Jenis-jenis Kepatuhan Wajib Pajak

Adapun jenis-jenis kepatuhan wajib pajak menurut (Rahayu 2010:138)

adalah:

1) Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi

kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang

perpajakan. Misalnya menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) PPh

sebelum tanggal 31 Maret ke Kantor Pelayanan Pajak, dengan

mengabaikan apakah isi Surat Pemberitahuan (SPT) PPh tersebut sudah

benar atau belum. Yang penting Surat Pemberitahuan (SPT) PPh sudah

disampaikan sebelum tanggal 31 Maret.

2) Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara

substantif atau hakikatnya memenuhi semua ketentuan material

perpajakan yaitu sesuai isi dan jiwa undang-undang pajak kepatuhan

matelial juga dapat meliputi kepatuhan formal. Di sini Wajib Pajak yang

bersangkutan, selain memperhatikan kebenaran yang sesungguhnya dari

isi dan hakekat Surat Pemberitahuan (SPT) PPh tersebut.

Untuk kepatuhan Wajib Pajak secara formal menurut Undang-undang KUP

dalam (Suandy 2011:119) adalah sebagai berikut:

1) Kewajiban mendaftarkan diri

Pasal 2 Undang-undang KUP menegaskan bahwa setiap Wajib Pajak w

ajib mendaftarkan diri pada Direktorat Jendral Pajak yang wilayah

Page 43: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

28

kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan

kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Khusus

terhadap pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan undang-undang

PPN, wajib pajak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai

Pengusaha Kena Pajak (PKP).

2) Kewajiban mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan

Pasal 3 ayat (1) Undang-undang KUP menegaskan bahwa setiap Wajib

Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) dalam bahasa Indonesia

serta menyampaikan ke kantor pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.

3) Kewajiban membayar atau menyetor pajak

Kewajiban membayar atau menyetor pajak dilakukan di kas negara

melalui kantor pos atau bank BUMN atau BUMD atau tempat

pembayaran lainnya yang ditetapkan Menteri Keuangan.

4) Kewajiban membuat pembukuan atau pencatatan

Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau

pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia diwajibkan

membuat pembukuan (pasal 28 ayat (1)). Sedangkan pencatatan

dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan

usahanya atau pekerjaan bebas yang diperbolehkan menghitung

penghasilan neto dengan menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan

Neto dan Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha

atau pekerjaan bebas.

5) Kewajiban menaati pemeriksaan pajak

Terhad ap wajib pajak yang diperiksa, harus menaati ketentuan dalam

rangka pemeriksaan pajak, misalnya wajib pajak memperlihatkan atau

Page 44: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

29

meminjamkan buku atau catatan dan dokumen lain yang berhubungan

dengan penghasilan yang diperoleh, memberi kesempatan untuk

memasuki tempat ruangan yang dipandang perlu dan memberi bantuan

guna kelancaran pemeriksaan, serta memberikan keterangan yang

dilakukan oleh pemeriksa pajak.

6) Kewajiban melakukan pemotongan atau pemungutan pajak

Wajib Pajak yang bertindak sebagai pemberi kerja atau penyelenggara

kegiatan wajib memungut pajak atas pembayaran yang dilakukan dan

menyetorkan ke kas negara. Hal ini sesuai dengan prinsip Witholding

System.

Adapun kepatuhan material menurut Undang-undang KUP dalam (Suandy

2011:120) disebutkan bahwa:

“Setiap Wajib Pajak membayar pajak terutang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan dengan tidak menggantungkan pada

adanya surat ketetapan pajak dan jumlah pajak terutang menurut Surat

Pemberitahuan yang disampaikan oleh Wajib Pajak adalah jumlah pajak yang

terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.”

c. Manfaat dan Pentingnya Kepatuhan Perpajakan

Adapun pentingnya kepatuhan perpajakan menurut (Rahayu 2010:140)

disebutkan bahwa:

“Masalah kepatuhan wajib pajak adalah masalah penting di seluruh dunia

baik bagi negara maju maupun negara berkembang. Karena jika Wajib Pajak

tidak patuh maka akan menumbulkan keinginan untuk melakukan tindakan

penghindaran, pengelakan, penyeludupan dan pelalaian pajak. Yang pada

Page 45: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

30

akhirnya tindakan tersebut akan menyebabkan penerimaan negara pajak

akan berkurang”.

Kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Kondisi sistem administrasi perpajakn suatu negara

2. Pelayanan pada Wajib Pajak

3. Penegakkan hukum perpajakan

4. Pemeriksaan pajak

5. Tarif pajak

Kepatuhan pajak akan menghasilkan banyak keuntungan, baik bagi

fiskus maupun bagi Wajib Pajak sendiri selaku pemegang peranan penting

tersebut. Bagi fiskus, kepatuhan pajak dapat meringankan tugas aparat

pajak, petugas tidak terlalu banyak melakukan pemeriksaan pajak dan

tentunya penerimaan pajak akan mendapatkan pencapaian normal.

Sedangkan bagi Wajib Pajak, manfaat yang diperoleh dari kepatuhan

pajak seperti dikemukakan (Rahayu 2010:143) adalah sebagai berikut:

1. Pemberian batas waktu penerbitan Surat Keputusan Pengambilan

Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) paling lambat tiga bulan sejak

permohonan kelebihan pembayaran pajak yang diajukan Wajib Pajak

diterima untuk PPh dan satu bulan untuk PPN, tanpa melalui penelitian

dan pemeriksaan oleh Direktur Jendral Pajak (DJP).

2. Adanya kebijakan percepatan penerbitan Surat Keputusan Pengambilan

Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) menjadi paling lambat dua

bulan untuk PPh dan tujuh hari untuk PPN.

Page 46: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

31

d. Pengertian Wajib Pajak Orang Pribadi

Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan dalam hal melakukan

pembayaran pajak, pemotongan pajak serta memungut pajak dan

mempunyai hak serta kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan

peraturan perpajakan yang berlaku. Dari pengertian yang ada maka dapat

disimpulkan bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi adalah orang yang memiliki

penghasilan di atas pendapatan tidak kena pajak (PKP) dan diwajibkan untuk

memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) (Anastasia dan Lilis 2010:1).

Sedangkan menurut (Suandy 2011:105) Wajib Pajak adalah orang

pribadi atau badan meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut

pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Wajib pajak orang pribadi meliputi :

1) WP orang Pribadi Karyawan adalah WP Orang Pribadi yang memperoleh

penghasilan dari pekerjaan bebas atau usaha. Contohnya: PNS dan non

PNS.

2) WP Orang Pribadi Non Karyawan yaitu WP Orang Pribadi yang menerima

pendapatan dari kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yaitu: dokter,

pengacara, konsultan, arsitek, dll.

e. Pengertian Evaluasi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Evaluasi tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yaitu mengukur

tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dengan ketentuan perundang-

Page 47: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

32

undangan perpajakan yang ada dan telah melakukan atau melaksanakan hak

dan kewajiban perpajakannya.

3. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi

a) Pengertian Surat Pemberitahuan

Surat Pemberitahuan (SPT) menurut Undang-undang No.16 Tahun 2009

mengenai KUP Pasal 1 angka 11 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

152/PMK.03/2009 adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk

melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau

bukan objek pajak, atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

“Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak

digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak, objek

pajak atau bukan objek pajak, atau harta dan kewajiban sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan” (Mardiasmo 2011:31).

Pengertian surat pemberitahuan menurut (Anastasia dan Lilis

2010:121), “Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang digunakan oleh

wajib pajak untuk melaporkan perhitungan atau pembayaran pajak, objek

pajak atau bukan objek pajak, atau harta dan kewajiban sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”.

b) Pengertian Surat Pemberitahuan Tahunan

Surat Pemberirahuan Tahunan yaitu surat pemberitahuan dalam satu tahun

pajak atau bagian tahun pajak yang diperoleh dari pendapatan pajak

penghasilannya. Surat pemberitahuan tahunan pada pasal 1 UU No.28 Tahun

Page 48: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

33

2007 “SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk satu tahun pajak atau

bagian tahun pajak”.

c) Fungsi Surat Pemberitahuan

Dalam penjelasan pasal 3 ayat (1) UU No. 16 Tahun 2009, fungsi SPT

dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu sebagai berikut:

1) Wajib Pajak Penghasilan

(a) Sarana untuk melapor dan mempertanggungjawabkan perhitungan

pajak yang sebenarnya terutang.

(b) Melapor pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan

sendiri atau melalui pemotong atau pemungutan pihak lain dalam satu

tahun pajak atau bagian pajak.

(c) Melaporkan pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang

pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak,

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Pengusaha Kena Pajak

(a) Sarana untuk melapor dan mempertanggungjawabkan perhitungan

jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah (PPnBM) yang sebenarnya terutang.

(b) Melaporkan tentang pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak

Keluaran.

(c) Melaporkan tentang pembayaran atau pelunasan pajak yang telah

dilaksanakan sendiri oleh PKP atau melalui pihak lain dalam satu

masa pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan.

Page 49: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

34

3) Pemotong atau Pemungut Pajak

Sebagai sarana melapor dan mempertanggungjawabkan pajak yang

dipotong atau dipungut dan disetorkannya.

d) Jenis Surat Pemberitahuan (SPT)

Menurut (Mardiasmo 2011:34) jenis SPT saat dilihat dari klasifikasi, yaitu:

1) Berdasarkan bentuk dibagi dalam dua jenis

(a) SPT berbentuk formulir kertas, dan

(b) e-SPT

2) berdasarkan waktu pelaporan dibagi dalam dua jenis

(a) SPT Masa adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk

melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang dalam

suatu masa pajak.

(b) SPT Tahunan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk

melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang dalam

suatu tahunan pajak.

e) Pembetulan Surat Pemberitahuan

Menurut (Mardiamo 2011:33) jika pengisian SPT ternyata terdapat

kesalahan, maka wajib pajak atas kemauan sendiri dapat membetulkan

dengan menyampaikan pernyataan tertulis dalam jangka waktu 2 (dua) tahun

setelah saat terutang atau berakhirnya masa pajak, dengan syarat:

1) DJP belum melakukan tindakan pemeriksaan. Pembetulan SPT berakibat

pajak yang terutang menjadi lebih besar, maka dikenakan sanksi administrasi

berupa bunga 2% (dua persen) sebulan atau jumlah pajak yang kurang

Page 50: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

35

biaya, dihitung sejak penyampaian SPT berakhir sampai dengan tanggal

pembayaran pembetulan SPT.

2) Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan tetapi belum dilakukan

tindakan penyidikan. Selanjutnya wajib pajak dengan kemauan sendiri

mengungkapkan ketidakbenaran perbuatan dengan disertai pelunasan

kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta

sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 (kali) jumlah pajak yang kurang

bayar.

Sekalipun jangka waktu pembetulan SPT telah berakhir, dengan syarat DJP

belum menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP), wajib pajak dengan kesadaran

dapat mengungkap dalam suatu laporan tersendiri atau ketidakbenaran

pengisian SPT oleh Wajib Pajak, yang menimbulkan akibat sebagai berikut:

1) Pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar/lebih kecil;

2) Rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih

besar;

3) Jumlah harta menjadi lebih kecil atau lebih besar;

4) Jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil.

Pajak yang kurang bayar timbul akibat pengungkapan serta sanksi

administrasi sebesar 50% (lima puluh persen) dari pajak kurang bayar, harus

dilunasi sebelum laporan disampaikan.

Sedangkan menurut (Pohan 2014:77) Pembetulan SPT adalah sebagai

berikut:

Page 51: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

36

1) Wajib pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat

Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan

tertulis, dengan syarat Sirektur Jendral Pajak belum melakukan tidakan

pemeriksaan

a. Dalam hal pembetulan Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud

pada butir 1 menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan Surat

Pemberitahuan harus disampaikan paling lama 2 (dua) tahun sebelum

kadaluarsa penetapan.

b. Kadaluarsa penetapan adalah jangka waktu 5 (lima) tahun setelah

terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau

tahun pajak.

2) Dalam hal wajib pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan

yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenal

sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan atas jumlah pajak

yang kurang bayar, dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuan

berakhir sampai dengan tanggal pembayaran dan bagian dari bulan dihitung

satu bulan.

3) Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan

tindakan penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran yang dilakukan Wajib

Pajak, terhadap ketidakbenaran perbuatan wajib pajak tersebut tidak akan

dilakukan penyidikan, apabila wajib pajak dengan kemauan sendiri

mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan disertai

pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang

beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 150% (seratus lima puluh

persen) dari jumlah pajak yang kurang bayar.

Page 52: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

37

Namun apabila telah dilakukan tindakan penyidikan dan mulainya penyidikan

tersebut diberitahukan kepada penuntut umum, kesempatan untuk

membetulkan sendiri sudah tertutup bagi Wajib Pajak yang bersangkutan.

4) Walaupun Direktur Jendral Pajak telah melakukan pemeriksaan dengan

syarat Direktur Jendral Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak,

Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan

tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yang telah

disampaikan sesuai keadaan yang sebenarnya, yang dapat mengakibatkan:

a. Pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih

kecil.

b. Rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih

besar.

c. Jumlah harta menjadi lebih kecil atau lebih besar.

d. Jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil dan proses

pemeriksaan tetap dilanjutkan.

5) Atas kekurangan pajak sebagai akibat adanya pengungkapan sebagaimana

dimaksud butir 4 dikenal sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50%

(lima puluh persen) dari pajak yang kurang bayar dan harus dilunasi oleh

Wajib Pajak sebelum laporan pengungkapan tersendiri disampaikan. Namun,

pemeriksaan tetap dilanjutkan. Apabila dari hasil pemeriksaan terbukti bahwa

laporan pengungkapan ternyata tidak sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya, atas ketidakbenaran pengungkapan tersebut dapat diterbitkan

sesuai ketetapan pajak.

6) Wajib pajak dapat menimbulkan Surat Pemberitahuan Tahunan yang telah

disampaikan dalam hal Wajib Pajak menerima surat ketetapan pajak, surat

Page 53: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

38

keputusan keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding atau

Putusan Peninjauan Kembali Tahun Pajak sebelumnya atau beberapa tahun

pajak sebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal yang berada dengan rugi

fiskal yang telah direkomendasikan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan

yang dibetulkan tersebut, dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah

menerima surat ketetapan pajak, surat keputusan keberatan, surat keputusan

pembetulan, putusan banding atau putusan peninjauan kembali dengan

syarat Direktur Jendral Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan.

f) Jenis Formulir SPT Tahunan PPH

Formulir pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi terbagi

menjadi tiga antara lain:

1) Formulir SPT jenis 1770 S, formulir jenis ini adalah jenis SPT uang

digunakan untuk orang pribadi yang memiliki pendapatan tahunan lebih

dari Rp. 60.000.000,-

2) Formulir SPT jenis 1770 SS adalah jenis SPT Tahunan yang digunakan

untuk wajib pajak dengan memiliki pendapatan tahunan kurang dari Rp.

60.000.000,-.

3) Formulir SPT Jenis 1770 adalah formulir yang digunakan bagi wajib pajak

sebagai pemilik bisnis atau memiliki pekerjaan tertentu yang tidak

memiliki ikatan kerja (pekerja bebas).

g) Batas Waktu Pelaporan SPT

Batas waktu pengumpulan Surat Pemberitahuan Tahunan pajak

penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi menurut (Mardiasmo 2011:35), “Surat

Page 54: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

39

Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi

paling labat 3 bulan setelah akhir tahun pajak”.

Sedangkan batas waktu penyampaian SPT dalam pasal 3 ayat 3 UU No.16

Tahun 2009 tentang KUP adalah:

1) SPT Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir masa pajak.

2) SPT Tahunan PPh wajib pajak orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan

setelah berakhirnya tahun pajak.

3) SPT Tahunan PPh wajib pajak badan, paling lama 4 (empat) bulan

setelah akhir tahun pajak.

Walaupun batas waktu penyampaian SPT telah ditetapkan, namun wajib

pajak dapat memperpanjang waktu penyampaian SPT Tahunan paling lama

2 (dua) bulan dengan cara mengajukan surat permohonan perpanjangan

batas waktu penyampaian SPT Tahunan kepada DJP disertai:

1) Alasan penundaan

2) Surat pernyataan perhitungan sementara pajak terutang dalam satu tahun

pajak.

3) Bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang terutang menurut

perhitungan sementara.

h) Sanksi Keterlambatan atau Tidak Melaporkan SPT Tahunan

1) Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu

yang telah ditentukan atau batas waktu perpanjangan penyampaian Surat

Pemberitahuan, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp

Page 55: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

40

100.000,00 untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang

Pribadi.

2) Wajib Pajak karena kealpaan tidak menyampaikan SPT Tahunan atau

menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap atau

melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga dapat menimbulkan

kerugian pada pendapatan negara tidak dikenakan sanksi pidana apabila

dilakukan pertama kali oleh Wajib Pajak dan Wajib Pajak tersebut

melunasi jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi berupa

kenaikan 200% dari jumlah pajak yang kurang bayar.

3) Wajib Pajak dengan sengaja tidak menyampaikan SPT sehingga

menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana paling singkat 6

(enam) bulan penjara dan paling lama 6 (enam) tahun penjara dan denda

paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang

bayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak yang terutang yang

tidak atau kurang bayar.

B. Penelitian Terdahulu

NO. Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Agung Dwi

Prabowo

(2015)

Efektivitas Sosialisasi

Perpajakan Wajib Pajak

Orang Pribadi Pada Kantor

Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan

(KP2KP) Tondano

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

adanya kegiatan sosialisasi

di KP2KP Tondano berupa

penyuluhan, dialog

interaktif dan reklame pada

wajib pajak belum dapat

meningkatkan kepatuhan

Page 56: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

41

Wajib Pajak, dimana Wajib

Pajak menunjukkan masih

kurangnya kesadaran dan

penolakan dalam

memahami perpajakan dan

memenuhi kegiatan

perpajakan.

2. Jounica

Zsezsa, Julie

J. Sondakh

dan Stanly K.

Walandouw

(2015)

Pengaruh Sosialisasi

Perpajakan dan Sanksi

Perpajakan Terhadap

Kepatuhan Pelaporan SPT

Tahunan Wajib Pajak

Badan

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

adanya sanksi dan

sosialisasi perpajakan di

KPP Pratama Manado

memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap

kepatuhan Wajib Pajak

dalam Pelaporan SPT

Tahunan sedangkan

Sosialisasi perpajakan

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

kepatuhan Wajib Pajak

dalam pelaporan SPT

Tahunan.

3. Endang

(2015)

Pelaksanaan e-SPT

Tahunan Bagi Wajib Pajak

Orang Pribadi Pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama

Sekayu

Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa

penyampaian e-SPT masih

belum berjalan dengan

lancar dikarenakan e-Filling

tergolong masih baru

sehingga sebagian besar

Wajib Pajak belum

mengenal sistem ini dan

kurangnya memadai akses

Page 57: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

42

jaringan internet yang

dapat menghambat proses

pelaporan melalui e-Filling.

4. Maria

Magdalena

Bate’e

(2018)

Analisis Pelaporan SPT

Tahunan PPh Pasal 21

Sebelum dan Sesudah

Penerapan Sistem e-Filling

Bagi PNS

Sinassosnakertrans

Kabupatem Nias

Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa

pelaporan SPT Tahunan

menggunakan e-SPT

sudah diterapkan dari

tahun 2016 dan

memberikan kemudahan

kepada Wajib Pajak karena

sistem e-Filling efektif dan

efisien.

5. Regina

Agriany dan

Jenny

Morasa

(2015)

Analisis Penyampaian SPT

Tahunan dan

Perkembangan Pengusaha

Kena Pajak Pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama

Bitung

Hasil dari penelitian ini

menunkukkan bahwa

adanya peningkatan jumlah

Wajib Pajak khususnya

kategori Pengusaha Kena

pajak tetapi dalam

pelaporan SPT Tahunan

semakin menurun

dikarenakan Wajib Pajak

yang terdaftar di KPP

Pratama Bitung tidak

melaporkan SPT

Tahunannya.

6. Adil

Setiawan,

Alimuddin

dan Darwis

Said

(2017)

Perilaku Wajib Pajak Orang

Pribadi Dalam Penggunaan

Sistem Informasi e-Filling:

Sebuah pendekatan

Fenomenologi

Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa

banyak Wajib Pajak yang

enggan melaporkan SPT

menggunakan sistem e-

Filling dikarenakan Wajib

Pajak masih banyak belum

Page 58: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

43

memahami sistem tersebut

dan Wajib Pajak acuh tak

acuh dikarenakan adanya

faktor kesibukan.

7. Yuli

Nawangsasi,

Inayati

Nasrudin dan

Hilda

Purnamawati

(2017)

Analisis Pelaporan E-Filling

terhadap Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak

Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang

signifikan jumlah pelaporan

SPT Tahunan PPh Orang

Pribadi sebelum dan

sesudah penerapan SPT

online (e-Filling) terhadap

tingkat kepatuhan Wajib

Pajak di KPP Pratama Kota

Bandung.

8. Andi

(2018)

Kemampuan Wajib Pajak

Orang Pribadi Dalam

Menggunakan E-Filling

Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa

adanya presepsi

penggunaan, kemudahan,

kepuasan, keamanan dan

kerahasiaan serta kesiapan

teknologi informasi Wajib

Pajak berpengaruh positif

terhadap minat Wajib Pajak

Orang Pribadi dalam

menggunakan e-filling.

9. Sabil,

Dwiyatmoko

dan Amin

Setio

(2018)

Pengaruh E-SPT Pajak

Penghasilan dan

Pemahaman Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak

Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa

penerapan e-SPT sangat

memudahkan dalam

penyampaian SPT Pajak

Penghasilan mereka dan

Wajib Pajak setuju mereka

Page 59: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

44

sudah patuh akan

penyampaian, pembayaran

dan perhitungan terhadap

pajak.

10. Marisa

Setawati

Muhamad

(2019)

Pengaruh Sosialisasi

Perpajakan, Tarif Pajak,

Sanksi Perpajakan dan

Kesadaran Perpajakan

Terhadap Kepatuhan

Pelaporan SPT Tahunan

Wajib Pajak Orang Pribadi

(Studi Empiris Pada KPP

Pratama Jayapura)

Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa

adanya sosialisasi

perpajakan, tarif pajak dan

kesadaran perpajakan

berpengaruh terhadap

kepatuhan pelaporan SPT

Tahunan Wajib Pajak.

Tetapi, adanya sanksi

pajak tidak berpengaruh

terhadap kepatuhan

pelaporan SPT Tahunan

Wajib Pajak.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

C. Kerangka Konsep

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan ketsadaran

mengenai kewajiban perpajakan yang harus dilaksanakan secara tepat sasaran

agar meraih target penerimaan yang diinginkan. Untuk meningkatkan kepatuhan

Wajib Pajak dengan melakukan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan

dan bersosialisasi kepada Wajib Pajak dan meningkatkan pemeriksaan pajak

dan tarif pajak baik dari fasilitas yang diberikan dan pengendalian menjadi hal

yang penting untuk menghindari adanya agar penyalahgunaan uang pajak

sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Jika faktor Kepatuhan Wajib

Pajak lebih diperhatikan lagi maka Wajib Pajak diharapkan lebih termotivasi

Page 60: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

45

dalam memenihi kewajiban perpajakannya. Pelaporan Surat Pemberitahuan

Tahunan Wajib Pajak bisa melaporkan dengan cara mengisi SPT secara manual

dalam bentuk formulir atau dengan cara elektronik dengan menggunakan E-

filling. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) dalam pelaporan SPT Tahunan peneliti mengumpulkan data

atau jumlah Wajib Pajak yang melaporkan SPT secara manual dan pelaporan

secara online (e-filling)

Page 61: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

46

PELAPORAN SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG

PRIBADI Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

GAMBAR 2.1. KERANGKA KONSEP

ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN

DALAM PELAPORAN SPT

TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK

ORANG PRIBADI Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM)

HASIL

E-SPT SPT MANUAL

KANTOR PELAYANAN

PENYULUHAN dan

KONSULTASI PERPAJAKAN

SUNGGUMINASA

Page 62: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah deskriptif, yaitu salah satu jenis metode penelitian

yang dilakukan dengan memusatkan pehatian kepada aspek-aspek tertentu

dan sering menunjukkan hubungan antar variabel. Menurut Punaji (2010)

penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan suatu peristiwa, keadaan, objek apakah orang ataupun

segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan

baik menggunakan angka-angka maupun kata-kata.

B. Fokus Penelitian

Penentuan fokus penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat

kebaruan informasi yang diperoleh dari situasi sosial (lapangan). Adapun

fokus pada penelitian ini yaitu dengan mengukur tingkat kepatuhan wajib

pajak dalam pelaporan SPT Tahunan serta faktor-faktor yang mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT Tahunan di KP2KP

Sungguminasa.

Page 63: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

48

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Kantor Pelayanan

Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa yang terletak di

Jalan Masjid Raya No.24 Sungguminasa.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dimulai dari bulan Mei sampai dengan Juli

2020.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari data sebagai berikut:

a. Data Primer, merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti dan

diperoleh secara langsung dari informan atau narasumber yaitu data hasil

wawancara dan observasi dari para staf yang berwenang memberikan

informasi yaitu:

(1) Kepala Kantor

(2) Staf Seksi Pelayanan

(3) Staf Seksi Pengolah Data dan Informasi

(4) Serta Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan Kegiatan usaha

(UMKM) yang memiliki kendala atau hambatan dalam pelaporan SPT

Tahunan yaitu berjumlah 30 orang.

b. Data Sekunder, adalah data yang digunakan untuk memahami instansi

yang diteliti. Data yang dibutuhkan meliputi:

Page 64: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

49

(1) Gambaran umum Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan Sungguminasa.

(2) Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan Sungguminasa.

(3) Tugas pokok dan fungsi Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan Sungguminasa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang akan

dibahas, peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Teknik Wawancara (Interview)

Teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab kepada pegawai

Seksi Pelayanan dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan

Kegiatan usaha (UMKM) di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan Sungguminasa. Dalam metode ini peneliti memperoleh data

berupa:

(a) Hambatan yang mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi UMKM dalam Pelaporan SPT Tahunan di Kantor

Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa..

(b) Upaya yang dilakukan pihak Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan Sungguminasa untuk meningkatkan kepatuhan

Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM dalam pelaporan SPT Tahunan

PPh.

Page 65: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

50

2. Teknik Dokumentasi

Metode yang digunakan untuk mencari data serta informasi yang

tertulis dengan permasalahan penelitian yang dilakukan dengan cara

mencatat, membaca dan mempelajari dokumen atau arsip yang diperoleh

dari Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

Sungguminasa. Data yang didapatkan berupa:

(a) Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM terdaftar Wajib SPT

Tahunan PPh tahun 2016 sampai dengan 2019 pada Kantor

Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa.

(b) Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM yang melaporkan SPT

Tahunan PPh tepat waktu tahun pajak 2016 sampai dengan 2019

pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

Sungguminasa.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah kegiatan yang digunakan oleh peneliti untuk

mendapatkan informasi dari narasumber yang berwujud wawancara. Berikut

adalah pertanyaan yang telah disiapkan peneliti.

1. Berapa jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM terdaftar Wajib SPT

Tahunan PPh tahun 2016 sampai dengan 2019 pada Kantor Pelayanan

Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa?

2. Berapa jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM yang melaporkan SPT

Tahunan PPh tepat waktu tahun pajak 2016 sampai dengan 2019 pada

Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

Sungguminasa?

Page 66: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

51

3. Apa saja hambatan yang mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi UMKM dalam Pelaporan SPT Tahunan PPh di Kantor

Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa?

4. Apa saja upaya yang dilakukan pihak Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan Sungguminasa untuk meningkatkan kepatuhan

Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM dalam pelaporan SPT Tahunan PPh?

5. Apa saja hambatan yang dirasakan Wajib Pajak UMKM dalam pelaporan

SPT Tahunan Pajak penghasilan di KP2KP Sungguminasa? (Pertanyaan

di berikan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan Kegiatan

usaha (UMKM)).

Alat-alat yang diperlukan peneliti dalam penelitian ini adalah Buku

Catatan, Pulpen dan Alat Rekam

G. Teknik Analisis Data

Rancangan analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Metode analisis deskriptif

kuantitatif yaitu metode yang berhubungan secara langsung dengan

jumlah ataupun angka-angka yang diteliti mengenai jumlah Wajib Pajak

Orang Pribadi terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh dan jumlah Wajib Pajak

Orang Pribadi yang melaporkan SPT Tahunan PPh tepat waktu, dan

Deskriptif Kualitatif adalah metode yang sifatnya berupa penjelasan dan

keterangan pelengkap mengenai hambatan apa saja yang dapat

mempengaruhi tingkat kepatuhan serta upaya apa saja yang dilakukan

KP2KP Sungguminasa untuk meningkatkan pkepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi dalam melaporkan SPT Tahunan PPh. Dalam

Page 67: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

52

menganalisis tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam

pelaporan SPT Tahunan PPh tahun pajak 2016 sampai dengan 2019

dapat dihitung menggunakan rumus:

(Sumber: Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

Sungguminasa)

Keterangan:

(a) Jumlah WP OP Lapor SPT Tahunan PPh Tepat Waktu: Jumlah Wajib

Pajak Orang Pribadi yang melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan

Pajak Penghasilan tepat waktu.

(b) Jumlah WP OP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh: Jumlah Wajib

Pajak Orang Pribadi Terdaftar Wajib melaporkan Surat

Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.

Tingkat kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi dalam pelaporan

SPT Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2016-2019 dapat di

identifikasikan dengan pedoman konversi dari Sugiyono (2017:92).

Pedoman konversi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

Page 68: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

53

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

90-100% Sangat Tinggi

80-89% Tinggi

65-79% Cukup

55-64% Kurang

0-54% Rendah

Sumber: Sugiyono (2017:92)

Tabel 3.2. Interpretasi Koefisien Korelasi

Page 69: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

54

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Sejarah Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

Sungguminasa

Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

Sungguminasa (KP2KP) bertempat di jalan Masjid Raya No. 24

Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa di bawah wilayah

kerja KPP Pratama Bantaeng sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan

RI Nomor: 94/KMK.01/1994 Tanggal 29 Maret 1994 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Direktorat Jendral Pajak sebagai pelaksanaan Keputusan Menteri

Keuangan RI Nomor: 162/KMK.01/1997 tanggal 10 April 1997.

Sejak bulan Juni 2008 Menteri Keuangan Republik Indonesia bersama

dengan Direktur Jendral Pajak meresmikan dua Kantor Wilayah Direktorat

Jendral Pajak (Kanwil DJP) Modern yaitu Kanwil DJP Naggroe Aceh

Darussalam dan Kanwil DJP Sumatera Utara II, serta 40 Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama dan 37 Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan (KP2KP) di lingkungan Kanwil-Kanwil DJP. Sumatera Utara I,

Riau dan Kepulauan Riau, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan, Barat

dan Tenggara (Sultanbatara). Pembentukan dua Kanwil DJP modern dan

Pembentukan KPP Pratama dan KP2Kp di wilayah di 4 Kantor Wilayah DJP

ini merupakan tahapan proses modernisasi di Direktorat Jendral Pajak. Sejak

Page 70: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

55

diresmikannya sejumlah KPP Pratama dan KP2KP di wilayah Sulawesi

Selatan, Barat dan Tenggara oleh Menteri Keuangan, maka KP4

Sungguminasa mengalami perubahan menjadi KP2Kp Sungguminasa. Ini

juga berarti bahwa Kode Nomor Pokok Wajib Pajak yang digunakan juga

mengalami perubahan yang semula 805 menjadi 807 untuk wilayah Gowa

dan juga karena wilayah KP2Kp Sungguminasa tidak lagi dinaungi oleh KPP

Pratama Makassar Selatan tetapi di bawah naungan KPP Pratama Bantaeng.

KP2KP Sungguminasa bertanggung jawab untuk melaksanakan

pelayanan perpajakan di Kabupaten Gowa. Secara geografis terletak pada

12o38 6- 13o15 17 BT dan antara 5o5- 5o347 LS. Luas wilayah Kabupaten

Gowa adalah 1.883,33 Km2 atau sama dengan 3.01% dari luas wilayah

Provinsi Sulawesi Selatan, yang mencakup 18 Kecamatan, 167 desa atau

kelurahan dan 726 dusun atau lingkungan. Tahun 2018 jumlah penduduk

Kabupaten Gowa berdasarkan data BPS adalah 740.292 jiwa.

2. Visi dan Misi Organisasi

a. Visi

“Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem

administrasi Perpajakan modern yang efektif, efisien dan dipercaya

masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.”

b. Misi

“Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-

undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemadirian pembiayaan

Page 71: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

56

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi

perpajakan yang efektif dan efisien.”

3. Motto Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

Sungguminasa.

Melayani dengan PASTI (Provesional, Integritas, Teamwork dan

Inovasi), menunjukkan pada nilai-nilai organisasi DJP yang

diimplementasikan oleh para pegawai KP2KP Sungguminasa.

4. Logo Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

Sungguminasa

Gambar 4.2. Logo Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

Sungguminasa.

Makna Logo:

a. Tulisan berbunyi “Negara Dana Rakca” memiliki arti untuk

penghimpun dana.

b. Bentuk padi melambangkan kemakmuran.

c. Bentuk kipas melambangkan bersih.

d. Bentuk sayap melambangkan hakekat dari struktur yang kuat dan

tangguh serta terkoordinir.

Page 72: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

57

5. Wilayah kerja Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan Sungguminasa

a. Kondisi Geografis

Kabupaten Gowa secara geografis terletak pada 12o38 6- 13o15 17

BT dan antara 5o5- 5o347 LS. Luas wilayah Kabupaten Gowa adalah

1.883,33 Km2 atau sama dengan 3.01% dari luas wilayah Provinsi

Sulawesi Selatan. Kontur bumi Kabupaten Gowa terdiri dari dataran tinggi

seluas 80.17% dan dataran rendah seluas 19.83%. kabupaten Gowa

terdiri dari 18 kecamatan, 167 desa atau kelurahan dan 726 dusun atau

lingkungan, beribukota di Kota sungguminasa yang terletak di Kecamatan

Somba Opu dan berjarak 10 km dari Kota Makassar sebagai ibukota

Provinsi Sulawesi Selatan.

b. Data penduduk

Kabupaten Gowa terbagi menjadi 18 Kecamatan, 46 Kelurahan dan

121 Desa. Data jumlah penduduk serta jumlah penduduk yang memiliki

NPWP atau disebut juga dengan Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi

disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Kecamatan

Jumlah Penduduk

Jumlah Wajib Pajak

Orang Pribadi

Bajeng 69.973 6.021

Bajeng Barat 25.338 1.674

Barombong 40.630 2.351

Biringbulu 31.695 992

Page 73: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

58

Bontolempangan 12.335 541

Bontomarannu 35.831 3.608

Bontonompo 42.337 3.277

Bontonompo Selatan 29.958 1.737

Bungaya 16.477 765

Manuju 15.145 653

Palangga 124.542 10.337

Parangloe 18.787 1.110

Parigi 12.743 762

Patalassang 24.490 1.451

Somba Opu 169.118 19.614

Tinggimoncong 24.203 1.210

Tombolopao 29.609 977

Tompobulu 28.720 1.224

Jumlah 751.981 58.304

Sumber: Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa

Tabel 4.3. Data Jumlah Penduduk serta Jumlah Wajib Pajak Orang

Pribadi

6. Tugas dan fungsi Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan Sungguminasa

KP2KP Sungguminasa menyelenggarakan kegiatan pelayanan,

penyuluhan dan pemberian konsultasi perpajakan kepada wajib pajak

dengan rincian sebagai berikut:

Page 74: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

59

a. Pengadministrasian berkas dan dokumen perpajakan, penerimaan Surat

Pemberitahuan (SPT), serta surat lainnya.

b. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak baru (Pendaftaran NPWP).

c. Pemberian layanan konsultasi perpajakan.

d. Penyuluhan perpajakan pada Wajib Pajak di wilayah kerja KP2KP

Sungguminasa.

e. Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan.

7. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan Sungguminasa

KP2KP Sungguminasa membentuk suatu struktur organisasi agar

lebih mempermudah pelayanan kepada Wajib Pajak, sehingga dalam

pelaksanaan tugas pokoknya dapat terorganisir dengan baik. Hal ini

sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 535/KM.01/2001 tentang Susunan dan Tugas Koordinator

Pelaksanan di Lingkungan Dirjen Pajak, dan Surat Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 443/KMK.01/2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Dirjen Pajak, Kantor

Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor

Pemeriksaan serta Penyidikan Pajak dan Kantor Pelayanan Penyuluhan

dan Konsultasi Perpajakan.

Tata kerja semua unit struktur organisasi dalam melaksanakan

tugasnya menerapkan prinsip koordinasi, integritas dan singkronisasi,

Page 75: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

60

sedangkan mekanisme hubungan antar unit diatur berdasarkan azas

organisasi dan staf.

Gambar 4.3. Struktur Organisasi KP2KP Sungguminasa

KEPALA KANTOR

Seksi Konsultasi Seksi Penyuluhan Seksi Pelayanan

KP2KP

SUNGGUMINASA

Page 76: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

61

Masing masing organisasi di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan Sungguminasa mempunyai tugas yang sesuai

dengan bidangnya. Tugas-tugas tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Kepala Kantor mempunyai tugas menilai dan mengawasi staff

atau anggota kantor dalam memberikan pelayanannya kepada

wajib pajak.

b) Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan

penertiban produk hukum perpajakan, penerimaan dan

pengolahan Surat Pemberitahuan, Penerimaan Surat lainnya,

serta pelaksanaan Pendaftaran Wajib Pajak.

c) Seksi Konsultasi mempunyai tugas melakukan proses

penyelesaian permohonan wajib pajak, usulan pembetulan

ketetapan pajak, bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan

kepada Wajib Pajak.

d) Seksi Penyuluhan mempunyai tugas melakukan pengamatan

potensi perpajakan,pendataan objek dan subjek pajak,

pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak

dalam menunjang ekstensifikasi, bimbingan pengawasan Wajib

Pajak baru, serta penyuluhan perpajakan.

Page 77: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

62

B. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh dari Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan Sungguminasa yaitu berupa sebagai berikut:

a. Jumlah WPOP yang melakukan Kegiatan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) terdaftar Wajib SPT Tahunan Pajak

Penghasilan Tahun 2016-2019 pada KP2KP Sungguminasa.

No. Tahun Jumlah WP OP UMKM

Terdaftar Wajib SPT Tahunan

PPh

1. 2016 2.952

2. 2017 5.042

3. 2018 7.876

4. 2019 12.286

Sumber: Staf Pengolah Data (2020)

Tabel 4.4. Jumlah Wajib Pajak Orang pribadi yang melakukan kegiatan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Terdaftar Wajib SPT

Tahunan Pajak penghasilan Tahun 2016-2019

Sumber data yang didapatkan pada Tabel 4.4 di atas dapat diketahui

jumlah Wajib Pajak UMKM yang terdaftar untuk wajib SPT Tahunan Pajak

Penghasilan tahun 2016 berjumlah 2.952 Wajib Pajak, tahun 2017

meningkat sebanyak 5.042 Wajib Pajak tahun 2018 meningkat sebanyak

7.876 Wajib Pajak dan tahun 2019 naik menjadi 12.286 Wajib Pajak.

Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM terdaftar Wajib SPT Tahunan

Pajak Penghasilan pada tahun 2016 ke tahun 2017 mengalami

peningkatan sebanyak 2.090 Wajib Pajak atau 70.8% dari jumlah Wajib

Page 78: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

63

Pajak Orang Pribadi UMKM terdaftar Wajib SPT Tahunan Pajak

Penghasilan tahun 2016, pada tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami

peningkatan sebanyak 2.774 Wajib Pajak atau 55.01% dari jumlah Wajib

Pajak Orang Pribadi UMKM terdaftar Wajib SPT Tahunan Pajak

Penghasilan tahun 2017, sedangkan tahun 2018 ke tahun 2019

mengalami kenaikan sejumlah 4.410 Wajib Pajak atau 55.99% dari

jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM terdaftar Wajib SPT Tahunan

Pajak Penghasilan tahun 2018.

b. Jumlah WPOP yang melakukan Kegiatan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) yang melaporkan SPT Tahunan Pajak

Penghasilan Tahun 2016-2019 tepat waktu pada KP2KP

Sungguminasa.

No. Tahun Jumlah WP OP UMKM Lapor

SPT Tahunan PPh Tepat Waktu

1. 2016 1.317

2. 2017 2.359

3. 2018 4.744

4. 2019 2.909

Sumber: Staf Pengolah Data (2020)

Tabel 4.5. Jumlah Wajib Pajak Orang pribadi yang melakukan kegiatan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang melaporkan SPT

Tahunan Pajak penghasilan Tahun 2016-2019

Dari tabel 1.4 maka dapat disimpulkan bahwa jumlah Wajib Pajak

Orang Pribadi yang melaporkan SPT Tahunan SPT Tahunan Pajak

Page 79: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

64

Penghasilan tepat waktu mengalami penurunan jika dilihat dari

pertambahan jumlah wajib pajak setiap tahunnya. Pada tahun pajak

2016, sebanyak 1.317 Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM, tahun pajak

2017 2.359 Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM, tahun pajak 2018

terdapat 4.744 Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM dan tahun pajak

2019 terdapat 2.909 Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM.

Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM yang telah melakukan

pelaporan SPT Tahunannya secara tepat waktu pada tahun 2016 ke

tahun 2017 mengalami kenaikan 1.042 Wajib Pajak Orang Pribadi

UMKM atau 79% dari 1.317 Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM tahun

pajak 2016, sedangkan tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami

kenaikan sebesar 2.385 Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM atau

101.1% dari 2.359 Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM tahun pajak

2017 dan pada tahun pajak 2018 ke tahun pajak 2019 mengalami

penurunan sebesar 1.835 Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM atau

38.68% dari 4.744 Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM tahun pajak

2018.

c. Hambatan yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi UMKM dalam Pelaporan SPT Tahunan Pajak

Penghasilan di KP2KP Sungguminasa.

Berdasarkan hasil wawancara responden dengan bapak Zulfikar

selaku Kepala Kantor KP2KP Sunggminasa dan bapak Imam selaku Staf

Seksi Pelayanan kami menanyakan tentang hambatan dalam pelaporan

Page 80: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

65

SPT Tahunan Wajib Pajak UMKM bahwa ada beberapa hambatan yang

dialami oleh Wajib Pajak khususnya UMKM adalah Kesadaran Wajib

Pajak dalam melaporkan SPT masih rendah. Ada Wajib Pajak yang

kurang teliti atau kurang paham mengenai prosedur dan tata cara

pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi.Turunnya

tingkat kepercayaan masyarakat mengenai pajak. Adanya keterbatasan

Sumber Daya Manusia (SDM) di KP2KP Sungguminasa. Terutupnya

Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Pepajakan Sungguminasa

untuk melakukan pelayanan secara tatap muka. Jarak wilayah Wajib

Pajak untuk ke KP2KP cukup jauh serta Terbatasnya Teknologi dan

Jaringan Internet.

d. Upaya KP2KP Sungguminasa agar dapat Meningkatkan

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM dalam pelaporan

SPT Tahunan PPh.

Upaya KP2KP Sungguminasa untuk dapat meningkatkan

kepatuhan Wajib Pajak UMKM dalam melaporkan SPT Tahunannya

dengan melakakan penyuluhan perpajakan baik secara langsung

maupun tidak langsung serta dengan melakukan himbauan kepada

Wajib Pajak dan adanya Sanksi Perpajakan yang dikeluaran Ditjend

Pajak, Petugas pajak berusaha memberikan dan meningkatkan

kepercayaan bagimasyarakat dengan cara melakukan peningkatan

pelayanan secara transparan, sosialisasi, berkomunikasi dengan jujur

kepada masyarakat mengenai segala hal kecuali seperti rahasia

jabatan.

Page 81: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

66

Seluruh petugas KP2KP Sungguminasa ikut berperan secara

aktif menjadi seksi pelayanan dalam melakukan penanganan

khususnya pelaporan SPT. Tetapi adanya keterbatasan Sumber Daya

Manusia maka pelajar PKL membantu petugas pajak untuk

melakukan pelayanan pelaporan SPT adanya pelajar PKL ini

dimaksudkan untuk dapat memperlancar, efektif dan efisien, serta

adanya Prioritas untuk Wajib Pajak Baru dan Lama di KP2KP

Sungguminasa, adanya prioritas yang dilakukan bertujuan untuk

menambah wawasan bagi Wajib Pajak Baru agar dapat memenuhi

dan taat terhadap kewajiban perpajakannya.. KP2KP Sunggminasa

juga menerbitkan Surat Tagihan Pajak kepada Wajib Pajak Lama

agar taat dan menyampaikan SPT sesuai dengan keadaan

sebenarnya, serta dalam mengatasi Jarak Wilayah, Teknologi dan

Jaringan Internet Wajib Pajak Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan Sungguminasa membuka pos-pos pajak di

wilayah terpencil di Kabupaten Gowa yang diperuntukan bagi Wajib

Pajak yang mengalami masalah pajaknya dan bisa langsung

mendatangi pos pajak yang sudah disiapkan.

2. Pembahasan

a. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM dalam

Pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2016-2019

di KP2KP Sungguminasa.

No. Tahun Jumlah WP OP UMKM

Terdaftar Wajib SPT

Jumlah WPOP

UMKM Lapor SPT

Page 82: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

67

Tahunan PPh Tahunan PPh Tepat

Waktu

1. 2016 2.952 1.317

2. 2017 5.042 2.359

3. 2018 7.876 4.744

4. 2019 12.286 2.909

Sumber: Staf Pengolaha Data (2020).

Tabel 4.6. Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM Terdaftar Wajib SPT Tahunan

Pajak Penghasilan dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melaporkan

SPT Tahunan Pajak Penghasilan Tepat Waktu

Untuk dapat mengukur tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

UMKM dalam pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan maka

digunakan rasio sebagai berikut:

1) Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM dalam

Pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2016.

44.61%

Page 83: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

68

2) Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM dalam

Pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2017.

3) Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM dalam

Pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2018.

4) Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM dalam

Pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2019.

Page 84: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

69

No.

Tahun

Pajak

Jumlah WP OP

UMKM Terdaftar

Wajib SPT

Tahunan PPh

Jumlah WP OP

UMKM Lapor

SPT Tahunan

PPh Tepat

Waktu

Presentase

1. 2016 2.952 1.317 44.61%

2. 2017 5.042 2.359 46.79%

3. 2018 7.876 4.744 60.23%

4. 2019 12.286 2.909 23.67%

Rata-rata tingkat kepatuhan 43.82%

Tabel 4.7. Presentase Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM

dalam pelaporan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2016 - 2019

Berdasarkan tabel 4.7, dapat dilihat bahwa tingkat kepatuhan Wajib

Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) dalam melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan

nya di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

Sungguminasa setiap tahunnya masih kurang serta belum terealisasi

dengan baik. Keadaannya masih terjadi peningkatan serta penurunan

atau fluktuatif. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM

dalam melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan tahun 2016 sampai

dengan tahun 2019 yaitu 44.61%, 46.79%, 60.23% dan 23.67%. Adanya

kenaikan yang tejadi di tahun pajak 2016 ke tahun 2017 sebesar 2.18%

Page 85: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

70

serta peningkatan pada tahun pajak 2017 ke tahun 2018 sebesar 13.44%,

dan penurunan terjadi pada tahun pajak 2018 ke tahun 2019 sebesar

36.56%.

Agar meraih hasil tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

UMKM yang melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilannya pada

tahun 2016-2019 dengan menggunakan pedoman konversi. Pedoman

yang digunakan adalah:

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

90-100% Sangat Tinggi

80-89% Tinggi

65-79% Cukup

55-64% Kurang

0-54% Rendah

Sumber: Sugiyono (2017:92)

Tabel 4.8. Interpretasi Koefisien Korelasi

No.

Tahun Pajak

Jumlah WP

OP UMKM

Terdaftar

Wajib SPT

Tahunan

PPh

Jumlah

WP OP

UMKM

Lapor SPT

Tahunan

PPh Tepat

Waktu

Presentase

Kriteria

1. 2016 2.952 1.317 44.61% Rendah

2. 2017 5.042 2.359 46.79% Rendah

3. 2018 7.876 4.744 60.23% Kurang

4. 2019 12.286 2.909 23.67% Rendah

Page 86: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

71

Tabel 4.9. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM dalam

Pelaporan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2016-2019

Pada tabel di atas dapat diliahat jumlah Wajib Pajak UMKM yang

melaporkan SPT tahunan pajak penghasilannya tahun pajak 2016

sebanyak 44.61%, sedangkan tahun pajak 2017 sebesar 46.79%, tahun

pajak 2018 sebesar 60.23% dan tahun pajak 2019 sebesar 23.67%.

Berdasarkan pedoman di atas tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam

melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak 2016 sampai

tahun 2019 berada diantara 0-54% dengan skor standar rendah dan 55-

64% dengan skor kurang.

b. Hambatan yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi UMKM dalam Pelaporan SPT Tahunan PPh di KP2KP

Sungguminasa

Masih banyak Hambatan yang dialami oleh KP2KP Sungguminasa

dalam pelaporan SPT Tahunan di KP2KP Sungguminasa dilihat dari hasil

penelitian yang didapatkan yaitu tingkat kesadaran Wajib Pajak dalam hal

melaporkan SPT Tahunannya masih belum terealisasikan dengan baik

atau masih rendah, masih banyak masyarakat yang enggan enggan

melakukan pelaporkan SPT Tahunannya sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan diakibatkan karena lupa dan adanya kegiatan yang dilakukan..

Bahkan ada masyarakat yang enggan untuk melaporkan SPT

Tahunannya. Hal lain diakibatkan ada sebagian Wajib Pajak baru yang

masih belum paham mengenai tata cara perpajakan baik itu dalam

Page 87: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

72

membayar atau melaporkan pajaknya. Sebagian Wajib Pajak yang

mengerti tentang pengisian dan pelaporan SPT tetapi pada saat

pengisian SPT mereka kurang teliti pada menghitung jumlah pajak

terutangnya dan pengisian SPTnya pun tidak diisi secara lengkap. Wajib

Pajak menganggap pengisian SPT Tahunan terlalu rumit terutama bagi

mereka yang kurang mengetahui kewajiban perpajakannya yang sudah

ditetapkan pada undang-undang perpajakan. Penuruna juga terjadi

terhadap tingkat kepercayaan Wajib Pajak terhadap fiskus pajak

diakibatkan karena banyaknya kasus korupsi di Indonesia. Kasus tersebut

mengakibatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Ditjen Pajak

atau fiskus pajak menurun. Wajib Pajak beranggapan manfaat apa yang

saya dapatkan jika membayar pajak jika uang pajak yang mereka

bayarkan disalahgunakan dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Salah

satu alasan itulah, sehingga banyak masyarakat yang menghindari

kewajiban perpajakannya. Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) di

KP2KP Sungguminasa, petugas pajak atau karyawan tidak sebanding

dengan jumlah Wajib Pajak yang ada. Terbatasnya pegawai pajak yang

ada untuk melayani Wajib Pajak menyebabkan Wajib Pajak merasa

bosan dikarenakan harus menunggu antrian yang lama dan

mengakibatkan mereka tidak mau melaporkan SPT Tahunannya. Selain

itu, terbatasnya fiskus pajak di KP2KP Sungguminasa menyebabkan

pengawasan terhadap Wajib Pajak kurang maksimal karena jumlah Wajib

Pajak yang ada setiap tahunnya meningkat. Terutupnya Kantor

Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Pepajakan Sungguminasa untuk

melakukan pelayanan secara tatap muka, pemberhentian pelayanan

Page 88: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

73

pajak tatap muka secara langsung di KP2KP Sungguminasa pada

tanggal 16 Maret sampai dengan 14 Juni 2019 dikarenakan adanya

Pandemi Covid-19. Ditutupnya KP2KP ini mengakibatkan banyak Wajib

Pajak Orang Pribadi khususnya UMKM tidak melaporkan SPT

Tahunannya secara tepat waktu diakibatkan karena masih banyak Wajib

Pajak yang belum mengetahui tata cara pelaporan SPT Tahunannya

secara online menggunakan aplikasi E-SPT. Wajib Pajak Orang Pribadi

UMKM masih banyak melaporkan SPT Tahunannya dengan datang

langsung di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

Sungguminasa. Jarak wilayah Wajib Pajak untuk ke KP2KP cukup jauh.

karena banyak Wajib Pajak yang berdomisili di daerah pegunungan dan

membutuhkan waktu yang lama ke Kantor Pajak untuk melaporkan SPT

Tahunannya. Terbatasnya Teknologi dan Jaringan Internet, KP2KP

sudah membuka fasilitas pelaporan SPT Tahunan secara online tetapi

masih banyak Wajib Pajak yang tidak memiliki akses Internet yang

memadai sehingga Wajib Pajak terlambat melaporkan SPT Tahunannya.

Penelitian yang dilakukan Edy dan Riyanti di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Penjaringan memiliki hambatan yang sama dengan KP2KP

Sungguminasa dalam pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib

Pajak Orang Pribadi (UMKM), yaitu ketidakpuasan masyarakat terhadap

pelayanan publik, pembangunan infrastruktur yang tidak merata dan

banyaknya kasus korupsi yang dilakukan pejabat tinggi yang

mengakibatkan masyarakat (Wajib Pajak) sudah tidak percaya dengan

pajak yang mengakibatkan mereka enggan membayar pajak dan

melaporkan SPT Tahunannya.

Page 89: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

74

c. Upaya KP2KP Sungguminasa untuk Meningkatkan Kepatuhan Wajib

Pajak Orang Pribadi dalam Pelaporan SPT Tahunan Pajak

Penghasilan.

1) Agar Pemahaman Wajib Pajak untuk melaporkan SPT Tahunannya

meningkat, dilakukan upaya untuk melakukan penyuluhan mengenai tata

cara perpajakan dengan baik dan benar bagi Wajib Pajak yang statusnya

masih Baru dengan melakukan menambah pemahaman mengenai pajak

sehingga Wajib Pajak dapat memenuhi kewajiban perpajakan sesuai

aturan yang ada. Melakukan penyuluhan bagi Wajib Pajak yang bertujuan

agar Wajib Pajak mengetahui apa saja kewajiban perpajakannya yang

mereka harus laksanakan sehingga mereka akan sadar dan peduli

mengenai pajak. Penyuluhan ini dilakukan secara langsung dan secara

massal dengan cara petugas pajak atau fiskus pajak mendatangi Wajib

Pajak di dinas atau pada lembaga tertentu. Sebelum melakukan

penyuluhan petugas pajak mengirimkan surat penawaran untuk

melakukan sosialisasi terlebih dahulu. Penyuluhan pajak ini dilakukan

dengan cara Petugas pajak memberikan arahan secara detail bagi Wajib

Pajak dengan menyajikan materi tentang perpajakan. Selain itu, KP2KP

Sungguminasa juga menyiapkan arahan petunjuk dalam bentuk buku

yang telah disiapak untuk mempermudah pengisian SPT dan Wajib Pajak

dapat datang langsung ke Kantor Pajak jika belum mengetahui mengenai

pengisian SPT Tahunan. Tugas ini dilakukan oleh Staf Konsultasi

perpajakan dengan cara memberikan arahan sesuai permasalahan yang

dikonsultasikan oleh Wajib Pajak. Staf Konsultasi Perpajakan memiliki

Page 90: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

75

berkewajiban untuk memberikan bimbingan atau konsultasi dan

melakukan pengawasan terhadap kewajiban perpajakan.

Bukan hanya penyuluhan secara langsung yang diberikan tetapi

KP2KP Sungguminasa juga melakuakan Penyuluhan secara tidak

langsung yang dilakukan dengan cara membuat iklan mengenai

perpajakan pada media cetak ataupun elektronik baik secara online

maupun offline seperti pemasangan baliho, spanduk, dsb. Dengan cara

ini diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan lebih mudah

mendapatkan informasi mengenai perpajakan, salah satunya seperti

dapat melakukan pelaporan SPT Tahunannya sesuai dengan waktu yang

telah ditetapkan. Melakukan sosialisasi perpajakan diharapkan dapat

menambah wawasan Wajib Pajak untuk mengetahui kewajiban

perpajakannya dan tidak memandang negatif lagi mengenai pajak

ataupun fiskus pajak.

KP2KP juga memberikan teguran bagi Wajib Pajak, jika

mendapatkan ketidakbenaran atau Wajib Pajak tidak sesuai dalam hal

mengisi dan melaporkan SPT Tahunannya dengan melihat data yang

falid di kantor pajak, maka KP2KP Sungguminasa akan membuat surat

teguran bagi Wajib Pajak untuk menunjukkan serta meminta penjelasan

karena adanya dugaan belum terpenuhinya kewajiban perpajakan sesuai

denganperaturat perpajakan yang ada. Setelah itu, memberitahu kepada

Wajib Pajak untuk segera melakukan Pelaporan dan melakukan

pembetulan SPT Tahunannya.. Serta diberlakukannya sanksi perpajakan

KP2KP Sungguminasa menerbitkan surat himbauan kepada Wajib Pajak

yang tidak melakukan pelaporan SPT Tahuanan sesuai waktu yang telah

Page 91: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

76

ditentukan. Jika surat yang telah dikirim belum dilpenuhi maka Wajib

Pajak akan dikenakan hukuman berupa sanksi perpajakan berupa denda.

2) Memberikan serta melakukan peningkatan kepercayaan kepada

masyarakat terhadap fiskus pajak

Petugas pajak memberikan arahan berupa penjelasan mengenai

uang yang disetor Wajib Pajak dan dibayarkan melalui bank atau pos

dengan menggunakan kode e-billing terlebih dahulu yang diambil dari

Kantor Pajak dan tidak diterima langsung oleh petugas pajak tetapi

langsung masuk ke dalam kas negara sehingga masyarakat mengetahui

jika uang pajak yang dibayarkan tidak disalahgunakan oleh petugas

pajak. Dengan memberikan arahan seperti ini dimaksudkan untuk

meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pajak.

3) Untuk mengatasi terbatasnya Sumber Daya Manusia maka KP2KP

Sungguminasa maka dilakuakan adanya kontribusi dari pelajar yang

melakukan Praktik Lapangan Kerja untuk membantu menangani Wajib

Pajak yang ingin melakukan pelaporan SPT Tahunan dan seluruh

petugas pajak ikut berperan menjadi seksi pelayanan bagi Wajib Pajak

yang ingin melaporkan SPT Tahunannya. Cara ini dilakukan untuk

mewujudkan pelayanan secara cepat, efektif serta efisien sehingga Wajib

Pajak tidak membutuhkan waktu yang lama untuk antri dan kegiatan

dapat berjalan dengan lancar. Petugas pajak KP2KP Sungguminasa juga

menjelaskan secara detail bagi Wajib Pajak Baru untuk menambah

wawasan mengenai perpajakan sehingga Wajib Pajak ini mampu

Page 92: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

77

memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perpajakan

yang berlaku.

4) Untuk mengatasi Jarak Wilayah, Teknologi dan Jaringan Internet Wajib

Pajak

Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

Sungguminasa membuka pos-pos pajak di wilayah terpencil di Kabupaten

Gowa yang diperuntukan bagi Wajib Pajak yang mengalami masalah

pajaknya dan bisa langsung mendatangi pos pajak yang sudah disiapkan.

Upaya-upaya yang dilakukan Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan Sungguminasa dalam meningkatkan Pelaporan

SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (UMKM)

juga dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Penjaringan (Edy

dan Riyanti, 2017) yaitu dengan melakukan sosialisasi perpajakan,

meningkatkan citra kepemerintahan khususnya masalah perpajakan yaitu

dengan membangun kepercayaan masyarakat terhadap pajak serta

melakukan sistem Drop box.

Page 93: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan penelitian yang telah disajikan pada bab

bab yang tertera, maka dapat sisimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan

kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam pelaporan

Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan di Kantor

Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa

Tahun Pajak 2016 sampai dengan 2019 adalah 44.61%, 46.79%,

60.23% dan 23.67% yang menunjukkan bahwa fluktuatif, peningkatan

terjadi pada tahun pajak 2016 ke tahun pajak 2017 sebesar 2.18%

dan tahun pajak 2017 ke tahun pajak 2018 sebesar 13.44%,

sedangkan penurunan terjadi pada tahun pajak 2018 ke tahun pajak

2019 sebesar 36.56%.

2. Upaya yang dilakukan pihak Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan Sungguminasa untuk meningkatkan kepatuhan

Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiata Usaha Mikro Kecil

dan Menengah dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan

Pajak Penghasilan adalah

a. Dengan Memberikan penyuluhan perpajakan baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Page 94: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

79

b. Dengan memberikan dan meningkatkan kepercayaan kepada

masyarakat (Wajib Pajak)

Fiskus Pajak memperbaiki kualitas pelayanan, bersosialisasi atau

melakukan penyuluhan serta memperbaiki komunikasi kepada

Wajib Pajak dengan cara selalu jujur dan transparan mengenai

perpajakan kecuali rahasia jabatan.

c. Partisipasi dari pelajar Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan tingkat

prioritas bagi Wajib Pajak. Wajib Pajak dapat melaporkan SPT

Tahunannya melalui, e-filling pada website Direktorat Jendral

Pajak (www.pajak.go.id) jika tidak sempat untuk mendatangi

kantor pajak.

B. Saran

Berikut saran peneliti yang dapat ditarik dengan melihat kesimpulan di

atas, yaitu:

1. Melakukan peningkatan untuk melakukan penyuluhan ataupun

sosialisasi kepada Wajib Pajak UMKM yang masih minim atau belum

mengerti mengenai kewajiban perpajakannya. Sehingga, mereka

dapat memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan

yang ada.

2. Melakukan pengawasan secara ketat terhadap Wajib Pajak dan

Fiskus Pajak serta meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat

mengenai pajak. Sehingga, pembayaran dan pelaporan Wajib Pajak

dilakukan secara tepat waktu.

Page 95: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

80

3. Meningkatkan kinerja Fiskus pajak dengan cara menambah Sumber

Daya Manusia di KP2KP Sungguminasa. Sehingga petugas pajak

berbanding lurus dengan jumlah Wajib Pajak yang ada.

Page 96: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

81

DAFTAR PUSTAKA

Adil Setiawan, A. d. 2017. Perilaku Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam

Penggunaan Sistem E-Filling: Sebuah Fenomenologi, Online, Vol.6, No.2,

http://researchgate.net/, diakses 03 Juni 2020).

Agung Prabowo. 2015. Efektivitas Sosialisasi Perpajakan Wajib Pajak Orang

Pribadi Pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

(KP2KP) Tondano. Online, Vol.3, No.1. (http://ejournal.unsrat.ac.id/,

diakses 03 Juni 2020).

Anastasia Diana, L. S. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep,Aplikasi dan

Penuntun Praktis. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Andi. 2018. Kemampuan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menggunakan E-

Filling, Online, Vol.8, No.2, (http://jurnal.untirta.ac.id/, diakses 03 Juni

2020).

Arum, Harjanti Puspa. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan

Fiskus dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas. Tesis tidak

diterbitkan. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Dipanegoro.

Casavera. 2009. Perpajakan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Direktorat Jendral Pajak. 2019. Rencana Strategis Direktorat Jendral Pajak.

Jakarta.

Edi Suwiknyo. 2019, Agustus 07. Kepatuhan Perpajakan Wajib Pajak UMKM.

Dipetik 03 Juni 2020, dari m.bisnis.com: https://ekonomi.bisnis.com/

Edy dan Desty. 2017. Kepatuhan Pelaporan Pajak Penghasilan Tahunan Orang

Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Penjaringan Tahun 2015-

2016, online, Vol.4, No.1, (http://Ojs.Stiami.ac.id/ diakses 16 Agustus

2020

Page 97: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

82

Endang. 2015. Pelaksanaan e-SPT Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi

Pada Kantor Pelayanan Pajak Sekayu, Online, Vol.2, No.1,

(http://jurnal.polsky.ac.id/ diakses 03 Juni 2020).

Fidel. 2010. Cara Memahami Masalah-masalah Perpajakan Mulai dari Konsep

Dasar Sampai Aplikasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Herry, P. 2010. Dasar-dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta:

Erlangga.

Jounica, Julie J. Sondakh dan Stanly. 2015. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan

dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan

Wajib Pajak Badan, Online, Vol.3, No.4. (http://ejournal.unsrat.ac.id/,

diakses 03 Juni 2020).

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2018. APBN 2018. Jakarta

Kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pajak. 2011. Hak

dan Kewajiban Wajib Pajak. Jakarta.

Kementrian Koperasi dan UKM. 2005. Peran Usaha Mikro Kecil Menengah

Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional. Surabaya.

Kurniawan. 2011. Pengembangan Kompetensi Daya Manusia dan Bantuan

Modal Usaha Pengaruhnya Terhadap UMKM di Kabupaten Jepara. Tesis

tidak diterbitkan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Liberti Pandaingan. 2014. Administrasi Perpajakan. Jakarta: Erlangga.

Lingga, Ita Salsalina. 2012. Pengaruh Penerapan e-SPT PPn Terhadap

Efisiensi Pengisian SPT Menurut Prespsi Wajib Pajak: Survei Terhadap

Pengusaha Kena Pajak Pada KPP Pratama Majalaya. Tesis. Bandung:

Universitas Kristen Maranatha.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Maria. 2018. Analisis Pelaporan SPT Tahunan PPh Pasal 21 Sebelum dan

Sesudah Penerapan Sistem e-Filling Bagi PNS Sinassosnakertrans

Kabupaten Nias, Online, Vol.19, No.1, (http://jurnal.stie-aas.ac.id/,

diakses 03 Juni 2020).

Page 98: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

83

Marisa Setawati Muhamad. 2019. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Tarif Pajak,

Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan

Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada

KPP Pratama Jayapura), Online, Vol.14,

No.2(http://ejournal.akuntansiuncenac.id/, diakses 03 Juni 2020).

Nurdin Hidayat. 2017. Perpajakan. Jakarta: RajaGrafindo

Persada.

Prihastanti, Rosy dan Kiswanto. 2015. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan

Terhadap Penerimaan Pajak Dimoderasi Oleh Pemeriksaan Pajak.

UNES.

Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Regina Agriany dan Jenny Morasa. 2015. nalisis Penyampaian SPT Tahunan

dan Perkembangan Pengusaha Kena Pajak Pada Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Bitung, Online, Vol.3, No.2, (http://ejournal.unsrat.ac.id/,

diakses 03 Juni 2020)

Resmi, S. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Sabil Dwiyatmoko dan Amin Setio. 2018. Pengaruh E-SPT Pajak Penghasilan

dan Pemahaman Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, Online, Vol.2,

No.2, (http://media.neliti.com/, diakses 03 Juni 2020).

Sungguminasa, K. P. 2017. Profil KP2KP Sungguminasa. Makassar: KPP

Pratama Bantaeng.

Soemarso. S. R. 2007. Perpajakan Pendekatan Komprehensif. Jakarta: Salemba

Empat.

Suandy, E. 2008. Hukum Pajak. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta , CV

Syariska, D. 2019, Januari 09. Kontribusi UMKM. Dipetik April 29, 2020, dari

m.bisnis.com: https://ekonomi.bisnis.com/

Page 99: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

84

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga atas Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan.

Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2018 Tentang Tarif Pajak UMKM.

Universitas Muhammadiyah Makassar. 2017. Pedoman penulisan Skripsi.

Makassar.

Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia. Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat.

Wayan, Suratana. 1992. Kategori Lima Skala.( www.e-bookspdf.org/

download/kategori-lima-skala.html/, Diakses03 Juni 2020)

Yujana, M. M. 2004. Pajak Penghasilan. Edisi Revisi.Petunjuk Umum Pemajakan

Bulanan dan Tahunan Berdasarkan UU Terbaru.Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Yuli Nawangsasi, Inayati Nasrudin dan Hilda Purnamawati. 2017. Analisis

Pelaporan E-Filling terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak, Online,

Vol.9, No.2, (http://ejournal.upi.edu/index/, diakses 03 Juni 2020).

Page 100: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

85

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Indah Nursyifa Asdi

Tempat/ Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 04 November 1998

Alamat : Btn Andi Tonro Permai Blok B 11/10 Gowa

Nomor Handphone : 085340565498

Nama Orangtua

1. Ayah : Asdi Mustamin

2. Ibu : Sumiyati Amd, Ft

Pekerjaan Orangtua

1. Ayah : Wiraswasta

2. Ibu : Pegawai Negeri Sipil

Riwayat Pendidikan Formal

1. SD Inpres Pa’bangiang 2004-2010

2. SMP Negeri 4 Sungguminasa 2010-2013

3. SMA Negeri 1 Sungguminasa 2013-2016

4. Universitas Muhammadiyah Makassar 2016-2020

Page 101: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

86

Hasil Wawancara

Dalam wawancara pada bagian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

apa saja yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaporan

SPT Tahunan pajak penghasilan di Kantor Pelayanan Pe nyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan Sungguminasa.

1. Apa saja hambatan yang mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi UMKM dalam Pelaporan SPT Tahunan PPh di Kantor

Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa?

Kepala Kantor Pajak Sungguminasa bapak Zulfikar mengatakan:

“Adanya beberapa hambatan yang dialami oleh Wajib Pajak yang pertama adalah karena jarak wilayah ke kantor KP2KP lumayan jauh sedangkan banyak Wajib Pajak khususnya UMKM berdomisili di daerah pegunungan butuh waktu berjam-jam untuk sampai ke kantor, yang kedua adalah masalah teknologi dan jaringan bagi Wajib Pajak karena sekarang KP2KP bisa melaporkan SPT Tahunannya secara Online tetapi masih terkendala dengan jaringan dan kurangnya pemahaman Wajib Pajak mengisi SPT Tahunannya secara online, hambatan yang ketiga yaitu kurangnya kesadaran Wajib Pajak untuk melaporkan SPT Tahunannya dan hambatan yang terakhir adalah ketidakmauan Wajib Pajak untuk melaporkan SPT Tahunannya”

2. Apa saja upaya yang dilakukan pihak Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan Sungguminasa untuk meningkatkan kepatuhan

Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM dalam pelaporan SPT Tahunan PPh?

“Upaya yang dilakukan KP2KP Sungguminasa untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaporan SPT Tahunannya adalah kami membuat pos pajak di wilayah terpencil di daerah Gowa untuk membantu Wajib Pajak yang memiliki masalah perpajakan, kami juga berkerja sama dengan aparat pemerintahan untuk melakukan penyuluhan secara langsung maupun tidak langsung yang dilakukan minimal 24 kali dalam setahun, melakukan kegiatan tax to school dan tax to campus, serta kami menyediakan pengaduan perpajakan untuk Wajib Pajak melalui SMS Blash, Email dan media sosial lainnya dan kami juga melakukan himbauan secara tegas bagi Wajib Pajak yang terlambat melakukan Pelaporan SPT Tahunannya seperti adanya sanksi perpajakan”.

Page 102: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

87

3. Apa saja hambatan yang dirasakan Wajib Pajak UMKM dalam pelaporan

SPT Tahunan Pajak penghasilan di KP2KP Sungguminasa?

(Pertanyaan di berikan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi yang

melakukan Kegiatan usaha (UMKM)).

Hasil wawancara yang berjumlah 30 Wajib Pajak Orang Pribadi

UMKM, hasil wawancara yang ditemukan peneliti memiliki alasan yang

hampir sama.

Bapak Jamaluddin, Bahar, Zainal, Saiful , ibu Jamila, Mirnawati, Kartini

“Saya biasanya terlambat melaporkan SPT Tahunan karena tidak sempat ke Kantor Pajak untuk melaporkan SPT Tahunan saya karena faktor kesibukan saya bekerja”. Ibu Sitti, Nurhayati, Kartika dan bapak Ansyarif “Saya terlambat melaporkan SPT karena malas antri lama di KP2KP sedangkan masih banyak pekerjaan yang masih harus diselesaikan” Bapak Fuad, Imran, Agung, Iksan, Ibu Anti, Tri dan Hawaisha “Saya biasanya melaporkan SPT Tahunan tepat waktu cuma tahun 2019 ini saya terlambat karena kantor pajak tertutup karena Covid-19 jadi baru saya melaporkan SPT Tahunan di bulan Juli ini dan saya tidak tau bagaimana caranya melaporkan secara online SPT Tahunan saya” Ibu Saida, Yuliana, Sumiyati, Isra dan Farida “Tidak melaporkan SPT tahunannya karena masih belum paham mengisi SPT online dan jauh jarak rumah untuk ke KP2KP untuk melaporkan SPT Tahunan secara tatap muka” Hambatan lain dikatakan oleh bapak Muhtar dan rais “Saya tidak membayar pajak dan melaporkan SPT Tahunan karena terlalu banyak kasus korupsi di Indonesia dan saya belum paham itu uang pajak yang disetorkan apakah dipakai sudah sesuai atau tidak”. Dan ibu Halima, Eka, Ria, Nisa dan bapak Irfan

Page 103: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

88

“Karena jaringan saya tidak terlalu baik untuk lapor online SPT Tahunan sedangkan saya memiliki keterbatasan waktu karena faktor kesibukan pekerjaan”.

Page 104: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

89

Page 105: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

90

Page 106: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

91

Page 107: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

92

Page 108: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

93

Page 109: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

94

Page 110: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

95

Page 111: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

96

Page 112: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

97

Page 113: EVALUASI TING KAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG …

98