EVALUASI RPJMD 2016-2021

36
EVALUASI RPJMD 2016-2021 TELAAHAN DAMPAK PANDEMI COVID-19

Transcript of EVALUASI RPJMD 2016-2021

Page 1: EVALUASI RPJMD 2016-2021

EVALUASI RPJMD 2016-2021

TELAAHAN DAMPAK PANDEMI COVID-19

Page 2: EVALUASI RPJMD 2016-2021

GAMBARAN PANDEMI • Kasus pertama COVID-19 di Indonesia dikonfirmasi

secara resmi oleh Presiden Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020.

• Per tanggal 19 Mei 2021, jumlah kasus terkonfirmasipositif sekitar 1,75 juta, sembuh sekitar 1,62 juta dan meninggal sebanyak 48.669 (https://kawalcovid19.id)

• Sebaran total kasus positif COVID-19 >20.000, didominasi kabupaten/ kota di Pulau Jawa sepertiJakarta, Bekasi, Semarang dan Surabaya.

• Sejak kasus pertama COVID-19 dengan lokasi di Depok, COVID-19 dengan cepat menyebar ke kabupaten/Kota lainnya di Jawa Barat dengan kasus tertinggi terjadi di Kota Depok, Kota Bekasi, Kab. Bekasi, Kota Bandung, Kab. Karawang dan Kab. Bogor

• Per tanggal 24 Mei 2021, jumlah kasus terkonfirmasi di Jabar sebanyak 306.807, sembuh sekitar 273.637 dan meninggal sebanyak 4.102 (https://pikobar.jabarprov.go.id/data)

• Sebaran total kasus positif – aktif COVID-19> 2.000, didominasi kabupaten/kota di pinggiran metropolitan: Kab. Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kab. Bandung

Page 3: EVALUASI RPJMD 2016-2021

• Kasus pertama positif COVID-19 terkonfirmasi di Kabupaten Cianjur pada tanggal 17 April 2020.

• Per tanggal 1 Juni 2021, jumlah kasus terkonfirmasipositif sekitar 5.254, sembuh sekitar 4.505 orang, dan meninggal sebanyak 137 orang (https://covid19.cianjurkab.go.id/)

• Sebaran total kasus positif aktif COVID-19 sedangdalam perawatan/isolasi terbanyak di Kec. Karangtengah sebanyak 145 kasus, diikuti Kec. Cianjur 130 kasus, dan Kec. Cibinong 108 kasus.

• Diantara kabupaten/kota di Indonesia, CianjurJawa Barat masuk pada kategori Risiko KenaikanKasus Sedang.

• Pada level kecamatan, beberapa wilayah di Kabupaten Cianjur pernah ditetapkan sebagaizona merah oleh Satgas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Kabupaten Cianjur yaituKecamatan Cijati, Cugenang, Karangtengah, Cianjur, Cibeber, Cilaku, Pacet, dan Cipanas.

Page 4: EVALUASI RPJMD 2016-2021

RINGKASAN KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN TAHUN 2020

Indikator Satuan Cianjur2020

Jabar2020

Indonesia 2020

Better/ Worse Target Cianjur

Ketercapaian

LajuPertumbuhan

Ekonomi

Persen -0,78 -2,44 -2,07 0,30 – 2,10

Tingkat Pengangguran

Terbuka

Persen 11,05 10,46 7,07 10,12

Tingkat Kemiskinan

Persen 10,36 7,88 10,19 9,90

IndeksPembangunan

Manusia

Poin 65,36 72,09 71, 94 65,40

Gini Ratio Poin 0,350 0,403 0,385 0,350

Page 5: EVALUASI RPJMD 2016-2021

Dampak Pandemi COVID-19 pada Indikator Makro PembangunanTerjadi disrupsi pada sebagian besar kehidupan masyarakat dan pembangunan pada Tahun 2020

Pembatasan SosialMobilitas Penduduk hingga akhir tahun2020 mesih lebih rendah dibandingkansebelum pandemi sehingga berdampakpada menurunnya aktivitasperekonomian

Pengangguran meningkatTPT Indonesia meningkat dari 5,23% (2019) ke 7,07% (2020), TPT Jabarmeningkat dari 8,04% (2019) ke 10,46% (2020), TPT Cianjur meningkat dari9,81% (2019) ke 11,05% (2020),

Daya Beli MelemahMenyebabkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tumbuh lebih lambatdari tahun sebelumnya karenakomponen Pengeluarah per Kapitamenurun

Pertumbuhan ekonomi Terkontraksi10 dari 17 Lapangan Usaha (LU)) mengalamikontraksi di Indonesia; 11 dari 17 LU terkontraksi di Jabar; 9 dari 17 LU terkontraksidi Cianjur termasuk 3 sektor dengankontribusi besar (Perdagangan, Transportasidan Konstruksi akibat pembatasan sosial

Ketimpangan Melebar/MenyempitGini ratio Jabar meningkat dari 0,402 pada tahun 2019 menjadi 0,403 pada tahun 2020. Gini ratio Indonesia menurun dari 0,382 pada tahun 2019 menjadi 0,381 pada tahun 2020. Gini ratio Cianjur menurun dari 0,363 pada tahun 2019 menjadi 0,350 pada tahun 2020

Kemiskinan meningkatPersentase penduduk miskin di Indonesia meningkat dari 9,41% (2019) menjadi 9,78% (2020), di Jabar meningkat dari 6,91% (2019) menjadi 7,88% (2020), di Cianjur meningkatdari 9,41% (2019) menjadi 10,36% (2020)

Page 6: EVALUASI RPJMD 2016-2021

Mobilitas Penduduk Cianjur di Masa Pandemi dan kasus COVID-19 Tahun 2020(Analisis Facebook Movement Range)

Intensitas pergerakan masyarakat Cianjur yang diproksi dari pengguna Facebook di Kabupaten Cianjur terlihatmasih lebih rendah dari kondisi sebelum mewabahnya COVID-19 di Indonesia, terutama di pertengahan Marethingga Mei karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Akibatnya terjadi penurunan aktivitasekonomi masyarakat yang umumnya masih konvensional/belum berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

-0,5000

-0,4000

-0,3000

-0,2000

-0,1000

0,0000

0,1000

0,2000

0,30002

02

0-0

3-0

1

20

20

-03

-07

20

20

-03

-13

20

20

-03

-19

20

20

-03

-25

20

20

-03

-31

20

20

-04

-06

20

20

-04

-12

20

20

-04

-18

20

20

-04

-24

20

20

-04

-30

20

20

-05

-06

20

20

-05

-12

20

20

-05

-18

20

20

-05

-24

20

20

-05

-30

20

20

-06

-05

20

20

-06

-11

20

20

-06

-17

20

20

-06

-23

20

20

-06

-29

20

20

-07

-05

20

20

-07

-11

20

20

-07

-17

20

20

-07

-23

20

20

-07

-29

20

20

-08

-04

20

20

-08

-10

20

20

-08

-16

20

20

-08

-22

20

20

-08

-28

20

20

-09

-03

20

20

-09

-09

20

20

-09

-15

20

20

-09

-21

20

20

-09

-27

20

20

-10

-03

20

20

-10

-09

20

20

-10

-15

20

20

-10

-21

20

20

-10

-27

20

20

-11

-02

20

20

-11

-08

20

20

-11

-14

20

20

-11

-20

20

20

-11

-26

20

20

-12

-02

20

20

-12

-08

20

20

-12

-14

20

20

-12

-20

20

20

-12

-26

Positive or negative change in movement relative to baseline

Mobilitas Pengguna FB dibandingkan baseline Baseline mobilitas pengguna FB (Feb 2020)

Page 7: EVALUASI RPJMD 2016-2021

Indeks Pergerakan Cianjur Maret 2020-Agustus 2021

Grafik di atas memperlihatkan Indeks Mobilitas yang berasal dari pengguna Facebook di Kabupaten Cianjur, terlihat bahwa PSBB Maret-Mei 2020 telah menyebabkan pergerakan penduduk mengalami penurunan hingga30 persen dibandingkan pada masa normal sedangkan selama PPKM Mikro efektif menurunkan pergerakanpenduduk hingga 20 persen dibandingkan sebelum pandemi.

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

20

20

-03

-01

20

20

-03

-15

20

20

-03

-29

20

20

-04

-12

20

20

-04

-26

20

20

-05

-10

20

20

-05

-24

20

20

-06

-07

20

20

-06

-21

20

20

-07

-05

20

20

-07

-19

20

20

-08

-02

20

20

-08

-16

20

20

-08

-30

20

20

-09

-13

20

20

-09

-27

20

20

-10

-11

20

20

-10

-25

20

20

-11

-08

20

20

-11

-22

20

20

-12

-06

20

20

-12

-20

20

21

-01

-03

20

21

-01

-17

20

21

-01

-31

20

21

-02

-14

20

21

-02

-28

20

21

-03

-14

20

21

-03

-28

20

21

-04

-11

20

21

-04

-25

20

21

-05

-09

20

21

-05

-23

20

21

-06

-06

20

21

-06

-20

20

21

-07

-04

20

21

-07

-18

20

21

-08

-01

20

21

-08

-15

20

21

-08

-29

Page 8: EVALUASI RPJMD 2016-2021

Mobilitas Penduduk dan Penambahan Kasus Terkonfirmasi COVID-19 Harian(1 Agustus 2020 – 30 Agustus 2021)

Di Tahun 2020, Penyebaran COVID-19 masih relatif terkendali (total kasus terkonfirmasi 197 orang dan yang meninggal2 orang). Mulai menunjukkan peningkatan setelah akhir tahun 2020, khususnya pada Bulan Januari 2021. Karena itu belumterlihat dampak signifikan pada capaian indikator kesehatan Tahun 2020 dimana Usia Harapan Hidup masih tumbuh positifdari 69,91 pada Tahun 2019 menjadi 70,13 pada tahun 2020

0

100

200

300

400

500

600

700

800

-0,400

-0,300

-0,200

-0,100

0,000

0,100

0,200

0,300

20

20

-08

-01

20

20

-08

-10

20

20

-08

-19

20

20

-08

-28

20

20

-09

-06

20

20

-09

-15

20

20

-09

-24

20

20

-10

-03

20

20

-10

-12

20

20

-10

-21

20

20

-10

-30

20

20

-11

-08

20

20

-11

-17

20

20

-11

-26

20

20

-12

-05

20

20

-12

-14

20

20

-12

-23

20

21

-01

-01

20

21

-01

-10

20

21

-01

-19

20

21

-01

-28

20

21

-02

-06

20

21

-02

-15

20

21

-02

-24

20

21

-03

-05

20

21

-03

-14

20

21

-03

-23

20

21

-04

-01

20

21

-04

-10

20

21

-04

-19

20

21

-04

-28

20

21

-05

-07

20

21

-05

-16

20

21

-05

-25

20

21

-06

-03

20

21

-06

-12

20

21

-06

-21

20

21

-06

-30

20

21

-07

-09

20

21

-07

-18

20

21

-07

-27

20

21

-08

-05

20

21

-08

-14

20

21

-08

-23

Pe

nam

bah

anK

asu

sC

OV

ID

Mo

bili

tas

Pe

nd

ud

uk

Positive or negative change in movement relative to baseline

Mobilitas Pengguna FB dibandingkan baseline Kasus terkonfirmasi COVID-19

2020 2021

Baseline Feb 2020

Page 9: EVALUASI RPJMD 2016-2021

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT)

10,23 9,8111,05

8,23 8,04

10,46

5,30 5,23

7,07

103,0 109,6

131,0

-

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

0

2

4

6

8

10

12

2018 2019 2020

Jum

lah

Pen

gan

ggu

r (r

ibu

jiw

a)

TPT

(Per

sen

)TPT (Persen) dan Jumlah Penganggur (Ribu Jiwa)

TPT Cianjur (%) TPT Jawa Barat (%)

TPT Indonesia (%) Jumlah Penganggur Cianjur (Ribu Jiwa)

• Pandemi Covid-19 telah menyebabkan TPT di Cianjur meningkat dari 9,81% (Peringkat 2 tertinggidari 27 Kab/Kota) di 2019 menjadi 11,05% di 2020 (Peringkat 12 tertinggi dari 27 Kab/Kota)

4,37

4,52

5,16

5,51

6,12

6,16

6,31

6,78

7,35

7,70

8,04

8,05

8,09

8,18

8,24

8,30

8,35

8,49

8,68

9,00

9,04

9,11

9,16

9,68

9,68

9,73

9,81

10,35

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00

Majalengka

Pangandaran

Ciamis

Bandung

Kota Depok

Kota Banjar

Tasikmalaya

Kota Tasikmalaya

Garut

Sumedang

Provinsi Jawa Barat

Sukabumi

Kota Cimahi

Kota Bandung

Bandung Barat

Kota Bekasi

Indramayu

Kota Sukabumi

Subang

Bekasi

Kota Cirebon

Bogor

Kota Bogor

Karawang

Kuningan

Purwakarta

Cianjur

Cirebon

5,08

5,66

5,84

6,73

7,12

7,99

8,58

8,96

9,21

9,48

9,60

9,87

9,89

10,68

10,97

11,05

11,07

11,19

11,22

11,52

11,52

11,54

12,17

12,25

12,68

13,30

14,29

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00

Pangandaran

Ciamis

Majalengka

Kota Banjar

Tasikmalaya

Kota Tasikmalaya

Bandung

Garut

Indramayu

Subang

Sukabumi

Kota Depok

Sumedang

Kota Bekasi

Kota Cirebon

Cianjur

Purwakarta

Kota Bandung

Kuningan

Karawang

Cirebon

Bekasi

Kota Sukabumi

Bandung Barat

Kota Bogor

Kota Cimahi

Bogor

TPT Kabupaten Kota di Jabar Tahun 2019 dan 2020

TPT Kabupaten Cianjur berada di atas TPT Provinsi Jawa Barat dan Indonesia. Penambahan tingkat pengangguran selamapandemi di Kabupaten Cianjur sebesar 1,24 persen. Nilai inilebih rendah dibanding penambahan tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Barat (2,42 persen) dan Indonesia (1,77 persen).

Page 10: EVALUASI RPJMD 2016-2021

136086

53039

49460

46030

38573

37168

28523

24787

21442

18073

17514

17218

16527

15284

11081

11018

10991

10813

9209

6361

5723

4847

4202

3850

3385

1747

610

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000

Bogor

Bekasi

Bandung

Kota Depok

Kota Bandung

Kota Bekasi

Bandung Barat

Karawang

Cianjur

Sumedang

Garut

Sukabumi

Kota Bogor

Kota Cimahi

Cirebon

Indramayu

Tasikmalaya

Majalengka

Kuningan

Subang

Ciamis

Kota Tasikmalaya

Purwakarta

Kota Sukabumi

Kota Cirebon

Pangandaran

Kota Banjar

Perubahan Jumlah Pengangguran Tahun 2020-2019

Selama pandemi COVID-19, BPS Cianjur mencatat peningkatanpengangguran di Kabupaten Cianjur sebanyak 21.442 orang dariawalnya 109.574 (2019) menjadi total 131.016 (2019).

Proporsi Serapan dan Perubahan Proporsi Tenaga Kerja Per Sektor Tahun 2019-2020

3,9%

10,6%

14,1%

19,5%

28,5%

3,1%

7,3%

11,4%

19,7%

38,9%

Listrik Gas

Real Estate

Air

Jasa Perusahaan

Infokom

Pertambangan

Jasa Keuangan

Jasa Kesehatan

Administrasi…

Transportasi

Jasa Lainnya

Jasa Pendidikan

Akomodasi

Konstruksi

Industri

Perdagangan

Pertanian

2020 2019

-3,28%

-2,66%

-1,50%

-0,82%

-0,82%

-0,70%

-0,39%

-0,37%

-0,37%

-0,10%

-0,09%

-0,04%

0,17%

0,26%

0,32%

10,41%

Konstruksi

Industri

Akomodasi

Transportasi

Jasa Perusahaan

Jasa Lainnya

Infokom

Air

Jasa Keuangan

Jasa Kesehatan

Jasa Pendidikan

Listrik Gas

Real Estate

Administrasi Pemerintahan

Perdagangan

Pertambangan

Pertanian

• Serapan tenaga kerja di empat Sektor Utama (Pertanian, Perdagangan, Industri, dan Konstruksi) lebih tinggi dari sektorlainnya.

• Sektor Pertanian mampu berperan mengurangi jumlahpengangguran akibat PHK, tidak terserapnya tenaga kerja pada LU yang tersedia, atau berhenti berusaha di masa pandemi

• Penambahan jumlah orang yang bekerja antara tahun 2020 (1.054.579) dan 2019 (1.013.846) yaitu 40,7 ribu orang.

Page 11: EVALUASI RPJMD 2016-2021

39.645

107.146

142.749

197.442

289.279

32.608

76.900

120.416

208.123

410.638

Listrik Gas

Real Estate

Air

Jasa Perusahaan

Infokom

Pertambangan

Jasa Keuangan

Jasa Kesehatan

Administrasi Pemerintahan

Transportasi

Jasa Lainnya

Jasa Pendidikan

Akomodasi

Konstruksi

Industri

Perdagangan

Pertanian

2020 2019

Serapan Tenaga Kerja di 17 Sektor Lapangan Usaha Tahun 2019 dan 2020

Page 12: EVALUASI RPJMD 2016-2021

Dampak Pandemi COVID-19 pada Penduduk Bekerja(Analisis Data Sakernas, Agustus 2020)

Angkatan Kerja Tahun 2020 (1.185.595)

Pengangguran (131.016)

Penduduk Bekerja (1.054.579)

Pengurangan jam kerja merupakan dampakpandemi COVID-19 paling banyak dialamipenduduk bekerja di Kabupaten Cianjur di tahun2020 terutama di Sektor pertanian (34 persen) dan Industri pengolahan (18 persen), diikuti oleh banyaknya yang berhenti bekerja.

107.301

18.333

96.999

147.460

13.236

78.261

Pengurangan Jam Kerja

Sementara Tidak Bekerja

Berhenti Bekerja

Akibat COVID-19 Bukan Karena COVID-19

Page 13: EVALUASI RPJMD 2016-2021

175 ribu Orang Berhenti Bekerja (Analisis Data Sakernas, Agustus 2020)

• Pada tahun 2020, sebanyak 175.260 penduduk Kabupaten Cianjur berhenti bekerja: Yang terpaksa berhentibekerja akibat COVID-19 sebanyak 96.999 orang dan bukan karena COVID-19 sebanyak 78.261 orang. Hal in terjadi terutama karena adanya kebijakan PSBB (41.978 orang) dan usaha terhenti/bangkrut (26.91) orang).

513

920

2.802

3.034

8.722

9.513

13.785

15.732

41.978

Mengurus rumah tangga

Tidak cocok dengan lingkungankerja

Habis masa kerja/kontrak

Pendapatan kurang memuaskan

Lainnya

Takut terinfeksi Corona/Covid-19

Usaha terhenti/bangkrut

PHK

PSBB

Alasan utama Pekerja berhenti bekerja (±175.260 org)

7%

13%

28%

14%

29%

100%

51%

77%

100%

93%

87%

72%

86%

71%

49%

23%

Mengurus rumah tangga

Tidak cocok dengan lingkungan kerja

Habis masa kerja/kontrak

Pendapatan kurang memuaskan

Lainnya

Takut terinfeksi Corona/Covid-19

Usaha terhenti/bangkrut

PHK

PSBB

Akibat COVID Bukan karena COVID

Page 14: EVALUASI RPJMD 2016-2021

-

1.116

1.220

2.587

3.551

4.282

6.031

6.193

11.028

-

-

-

604

1.596

3.413

434

1.158

1.597

-

920

393

-

2.089

-

-

1.760

2.657

473

1.397

698

2.638

1.332

1.226

481

2.085

5.658

-

-

-

1.983

513

1.258

-

706

-

-

606

-

1.493

1.320

652

-

2.044

3.496

Mengurus rumah tangga

Tidak cocok dengan lingkungan kerja

Habis masa kerja/kontrak

PHK

Usaha terhenti/bangkrut

Pendapatan kurang memuaskan

Takut terinfeksi Corona/Covid-19

Lainnya

PSBBPertanian

Pertambangan

Industri

Listrik Gas

Air

Konstruksi

Perdagangan

Transportasi

Akomodasi

Infokom

Jasa Keuangan

Real Estate

Jasa Perusahaan

Administrasi Pemerintahan

Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan

Jasa Lainnya

Page 15: EVALUASI RPJMD 2016-2021

0%

28%

53%

30%

43%

87%

29%

24%

43%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

7%

7%

2%

0%

0%

0%

24%

8%

6%

13%

6%

6%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

23%

17%

0%

12%

0%

17%

0%

10%

100%

35%

30%

8%

14%

7%

11%

24%

22%

0%

0%

0%

9%

5%

0%

4%

18%

0%

0%

15%

0%

5%

14%

0%

11%

14%

14%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

7%

0%

0%

0%

0%

0%

4%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

15%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

10%

0%

0%

7%

0%

2%

MENGURUS RUMAH TANGGA

TIDAK COCOK DENGAN LINGKUNGAN KERJA

HABIS MASA KERJA/KONTRAK

PENDAPATAN KURANG MEMUASKAN

LAINNYA

TAKUT TERINFEKSI CORONA/COVID -19

USAHA TERHENTI/BANGKRUT

PHK

PSBB

Pertanian Pertambangan Industri Listrik Gas Air Konstruksi

Perdagangan Transportasi Akomodasi Infokom Jasa Keuangan Real Estate

Jasa Perusahaan Adm. Pemerintahan Pendidikan Kesehatan Jasa Lainnya

Page 16: EVALUASI RPJMD 2016-2021

3,1%

0,0%

0,0%

0%

0%

12%

8,7%

0,0%

6,3%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0,0%

7,2%

35,4%

6,9%

0%

16,5%

44,5%

15,5%

100%

9,9%

38,2%

18,1%

27%

8,3%

11,5%

13,7%

30,4%

11,9%

0,0%

38,8%

0%

0%

0%

7,7%

28,2%

6,8%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

100%

52,8%

16,7%

0,0%

4,9%

0%

0%

0%

3,0%

0,0%

0,0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0,0%

17,2%

0,0%

13,2%

0%

0%

23%

13,0%

15,8%

21,3%

0%

0%

0%

0%

0%

100%

0%

0,0%

30,6%

26,3%

18,1%

34%

35,4%

36,4%

16,8%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Pertanian

Pertambangan

Industri

Listrik Gas

Air

Konstruksi

Perdagangan

Transportasi

Akomodasi

Infokom

Jasa Keuangan

Real Estate

Jasa Perusahaan

Administrasi Pemerintahan

Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan

Jasa Lainnya

Mengurus rumah tangga Tidak cocok dengan lingkungan kerja Habis masa kerja/kontrak

PHK Usaha terhenti/bangkrut Pendapatan kurang memuaskan

Takut terinfeksi Corona/Covid-19 Lainnya PSBB

Page 17: EVALUASI RPJMD 2016-2021

31 Ribu Orang sementara Tidak Bekerja(Analisis Data Sakernas, Agustus 2020)

2.000

2.083

4.604

4.761

5.074

13.047

Penangguhan kerja

Cuti

Sakit

PSBB

Lainnya

Penurunan aktivitas ekonomi

Alasan Pekerja sementara tidak bekerja(±31.569 org)

64%

7%

29%

JAMINAN BISA KEMBALI BEKERJA DI TEMPAT KERJA SEMULA

Ya

Tidak yakinkembali

Tidak tahu

Page 18: EVALUASI RPJMD 2016-2021

100,0%

75,4%

18,5%

80,1%

48,4%

11,3%

13,9%

40,9%

28,3%

19,9%

41,9%

51,6%

13,3%

26,5%

11,2%

12,8%

6,0%

Penangguhan kerja

Cuti

Sakit

PSBB

Lainnya

Penurunan aktivitas ekonomi

Pertanian

Industri

Perdagangan

Transportasi

Akomodasi

Pendidikan

Jasa Lainnya

Page 19: EVALUASI RPJMD 2016-2021

268 Ribu Orang mengalami Pengurangan Jam Kerja(Analisis Data Sakernas, Agustus 2020)

0,0%

0,0%

0,4%

0,5%

0,5%

0,5%

0,6%

0,7%

0,7%

4,0%

5,1%

5,3%

6,0%

6,8%

16,4%

18,1%

34,5%

Pengadaan Listrik dan Gas

Real Estate

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,…

Pertambangan dan Penggalian

Informasi dan Komunikasi

Jasa Keuangan dan Asuransi

Jasa Perusahaan

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan…

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Konstruksi

Jasa Lainnya

Transportasi dan Pergudangan

Penyediaan Akomodasi dan Makan…

Jasa Pendidikan

Perdagangan Besar dan Eceran;…

Industri Pengolahan

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Persentase Pekerja yang Mengalami Pengurangan Jam Kerjaberdasarkan lapangan usaha (±268.020)

12.409

13.709

14.568

17.942

20.306

38.373

77.869

116.854

Takut terinfeksi Corona/Covid-19

Sakit

Pengurangan pekerja di tempat kerja

Cuti/alasan pribadi

Meningkatnya beban pekerjaan

Berkurangnya bahan baku

Social/physical distancing, karantina…

Lainnya

Alasan terjadinya perubahan jam kerja selama pandemi

100%

0%

73%

32%

10%

59%

100%

52%

100%

27%

68%

90%

41%

48%

Takut terinfeksi Corona/Covid-19

Sakit

Pengurangan pekerja di tempat kerja

Cuti/alasan pribadi

Meningkatnya beban pekerjaan

Berkurangnya bahan baku

Social/physical distancing, karantina…

Lainnya

Akibat COVID Bukan karena COVID

Page 20: EVALUASI RPJMD 2016-2021

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM Kabupaten Cianjur pada tahun 2020 yaitu mencapai65,36 atau menurun 0,02 poin dibandingkan dengan tahun2019. Pertumbuhan IPM pada tahun 2020 tersebut lebihlambat dari rata-rata pertumbuhan IPM sepanjang 2016-2019 yang mengalami rata-rata 1,29%. Komponen IPM yang terdampak dari pandemi COVID-19 terutamaPendapatan per Kapita yang merupakan indikator standarhidup layak. PPP Cianjur Tahun 2020, peringkat 3 terendahdiantara 27 Kab/Kota di Jabar setelah Kab. Tasikmalaya dan Kab. Garut

IPM Jabar tumbuh 0,08% sedangkan IPM Nasional tumbuh0,03%. Kebalikannya, IPM Kabupaten Cianjur Tahun 2020 menjadi 65,36, turun sebesar -0,03% dari tahun 2019 (65,38)

62,92

63,70

64,62

65,38 65,36

0,80

1,241,44 1,18

-0,03

-0,20

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

61,50

62,00

62,50

63,00

63,50

64,00

64,50

65,00

65,50

66,00

2016 2017 2018 2019 2020

Per

tum

bu

han

IP

M (

%)

IPM

Tahun

IPM Kabupaten Cianjur Pertumbuhan

70,18 70,8171,39 71,92 71,94

70,0570,69 71,30

72,03 72,09

62,9263,70

64,62 65,38 65,36

2016 2017 2018 2019 2020

IPM Indonesia IPM Jawa Barat IPM Kabupaten Cianjur

Page 21: EVALUASI RPJMD 2016-2021

72,66 72,85 73,04

69,7 69,91 70,13

2018 2019 2020

Angka Harapan Hidup

Provinsi Jawa Barat Cianjur

8,15 8,37 8,556,93 6,97 7,18

2018 2019 2020

Rata-Rata Lama Sekolah

Provinsi Jawa Barat Cianjur

12,45 12,48 12,5

11,9 11,98 11,99

2018 2019 2020

Harapan Lama Sekolah

Provinsi Jawa Barat Cianjur

10.790,00 11.152,00 10.845,00

7.874,00 8.290,00 7.980,00

2018 2019 2020

Pengeluaran Per Kapita (Ribu Rupiah)

Provinsi Jawa Barat Cianjur

Perbandingan Komponen IPM Cianjur dengan Provinsi Jabar, 2018-2020

• Pada tahun 2020, setiap bayi yang baru lahir di Cianjur memiliki peluang untuk hidup hingga 70,13 tahun, lebih lama 0,22 tahun daritahun sebelumnya (69,91 tahun).

• Anak-anak yang berusia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 11,99 tahun (hampir setara dengan masa Pendidikan untukmenamatkan jenjang SMA), lebih lama 0,01 tahun dibandingkan tahun sebelumnya (11,98 tahun).

• Penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh Pendidikan selama 7,18 tahun (hampir setara dengan masa Pendidikan untuk menamatkan jenjang kelas VII SMP), lebih lama 0,21 tahun dibandingkan tahun sebelumnya (6,97).

• Rata-rata pengeluaran per kapita yang disesuaikan (PPP) tahun 2020 sebesar 7,980 juta rupiah per tahun, mengalami penurunan 310 riburupiah dibandingkan tahun sebelumnya (8,290 juta rupiah per tahun).

• Jadi selama tahun 2020, kecuali pengeluaran per kapita, indikator Kesehatan dan Pendidikan masih tumbuh positif.

Page 22: EVALUASI RPJMD 2016-2021

Bogor

SukabumiCianjur Bandung

Garut

Tasikmalaya

Ciamis

Kuningan

CirebonMajalengka

Sumedang

Indramayu

Subang

Purwakarta

Karawang

Bekasi

Bandung Barat

Pangandaran

Kota Bogor

Kota Sukabumi

Kota Bandung

Kota Cirebon

Kota Bekasi

Kota Depok

Kota Cimahi

Kota Tasikmalaya

Kota Banjar

-0,48%

-0,40%

-0,32%

-0,24%

-0,16%

-0,08%

0,00%

0,08%

0,16%

0,24%

0,32%

0,40%

0,48%

0,56%

60,00 72,09 84,18

Pe

rtu

mb

uh

anIP

M 2

01

9-2

02

0

IPM Tahun 2020

BEST

WORST

Pada Tahun 2019, IPM Cianjur di bawah IPM Jawa Barat namun pertumbuhan IPM nya di atas Jawa Barat. Pada Tahun 2020, hampir 50% Kabupaten Kota di Jawa Barat mengalami penurunan IPM termasuk Kabupaten Cianjur. Yang paling terdampak dengan penurunan IPM di atas 0,20% yaitu Kabupaten Bandung Barat (-0,28%), Bogor (-0,35%), Karawang (-0,28%), Pangandaran (-0,22%) serta Kota Cimahi(-0,36%). Komponen IPM yang mengalami penurunan karena Pandemi COVID-19 yaitu Pengeluaran Per Kapita. Hal yang sama terjadi juga di Provinsi Jawa Barat dan sejalan dengan meningkatnya pengangguran dan kemiskinan sehingga menyebabkan daya beli masyarakatberkurang.

Bogor

Sukabumi

Cianjur

Bandung

Garut

Tasikmalaya

Ciamis

Kuningan

Cirebon

Majalengka

Sumedang

Indramayu

Subang

Purwakarta

Karawang

Bekasi

Bandung Barat

Pangandaran

Kota Bogor

Kota Sukabumi

Kota BandungKota Cirebon

Kota BekasiKota Depok

Kota Cimahi

Kota Tasikmalaya

Kota Banjar

0,50%

1,02%

1,54%

60 72,03 84,06

PP

ert

um

bu

han

IPM

20

18

-20

19

IPM Tahun 2019

WORST

BEST

Page 23: EVALUASI RPJMD 2016-2021

Bogor

Sukabumi

Cianjur

Bandung

Garut

Tasikmalaya

CiamisKuningan

CirebonMajalengka

Sumedang

Indramayu

SubangPurwakarta

Karawang

Bekasi

Bandung Barat

Pangandaran

Kota BogorKota Sukabumi

Kota Bandung

Kota Cirebon

Kota BekasiKota Depok

Kota Cimahi

Kota Tasikmalaya

Kota Banjar

50,00

68,04

86,08

60,00 76,23

IPM

Pe

rem

pu

an 2

01

9

IPM Laki-Laki 2019

WORST

BEST

Bogor

Sukabumi

Cianjur

Bandung

Garut

Tasikmalaya

CiamisKuningan

CirebonMajalengka

Sumedang

Indramayu

Subang

Purwakarta

Karawang

Bekasi

Bandung Barat

Pangandaran

Kota BogorKota Sukabumi

Kota Bandung

Kota Cirebon

Kota BekasiKota Depok

Kota Cimahi

Kota Tasikmalaya

Kota Banjar

50,00

68,07

86,14

60,00 76,31

IPM

Pe

rem

pu

an 2

02

0

IPM Laki-Laki 2020

WORST

BEST

Dalam tiga tahun terakhir, komposisi IPM Kabupaten/Kota di Jawa Barat dilihat dari perbedaan jenis kelamin relatif tidakbanyak berubah. IPM Perempuan dan IPM Laki-LakiKabupaten Cianjur masih berada di bawah IPM Perempuan dan IPM Laki-Laki Provinsi Jawa Barat

Page 24: EVALUASI RPJMD 2016-2021

TINGKAT KEMISKINAN (P0)• Tingkat Kemiskinan (P0) merupakan proporsi

penduduk yang memiliki pengeluaran per kapita di bawah garis kemiskinan.

11,62 11,41

9,81

9,15

10,36

8,95 8,71

7,456,91

7,88

10,86 10,64

9,829,41

9,78

7,79 7,72

7,026,69

7,38

14,11 13,93

13,212,85 12,82

2016 2017 2018 2019 2020

Tin

gkat

Kem

iski

nan

(P0

)

Cianjur

Provinsi Jawa Barat

Nasional

Nasional Perkotaan

Nasional Perdesaan

P0 Cianjur mengalami penurunan yang progresif dari 2016 ke2019 sebesar rata-rata 0,8 persen. Namun akibat pandemiCOVID-19 kemiskinan secara nasional dan regional Kembali meningkat. P0 konsisten selalu di bawah rata-rata Nasional Perdesaan namun juga masih konsisten selalu di atas rata-rata Provinsi dan Nasional Perkotaan. Pada tahun 2019, KabupatenCianjur berhasil menurunkan tingkat kemiskinan di bawahrata-rata nasional namun kondisi pandemi telah menyebabkanTingkat Kemiskinan Kabupaten Cianjur pada tahun 2020 kembali di atas rata-rata nasional.

Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020

Garis Kemiskinan

Rupiah 304.255 320.390 340.882 350.760 371.699

JumlahPendudukMiskin

RibuJiwa

261,4 257,4 221,6 207,1 234,5

Wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi didominasipenduduk yang bekerja pada sektor pertanian sepertiKabupaten Kuningan, Indramayu, Majalengka dan Cianjur.

Page 25: EVALUASI RPJMD 2016-2021

Tipologi Progress Tingkat KemiskinanKabupaten Kota di Jawa Barat Tahun 2019-2020

Bogor

Sukabumi

Cianjur

Bandung

Garut

Tasikmalaya

Ciamis

Kuningan

Cirebon

MajalengkaSumedang

IndramayuSubang

Purwakarta

Karawang

Bekasi

Bandung Barat

Pangandaran

Kota BogorKota Sukabumi

Kota Bandung

Kota Cirebon

Kota Bekasi

Kota Depok

Kota Cimahi

Kota TasikmalayaKota Banjar

10,00

14,04

18,08

22,12

0,3 0,97 1,64

Pe

rtu

mb

uh

an T

ingk

at K

em

iski

nan

(P

ers

en

)

Selisih Tingkat Kemiskinan (Persen)

Worst

CianjurGap: 1,21Growth: 13,22Best

Peningkatan Kemiskinan yang dialamiKabupaten Cianjur melebihi rata-rata peningkatan di Jawa Barat namun dilihatdari pertumbuhan tingkat kemiskinanmasih berada di bawah rata-rata Jawa Barat

Secara spasial, antara tahun 2019 dan 2020 peningkatan angka kemiskinanterjadi di seluruh kabupaten/kota JawaBarat dengan peningkatan tertinggi di Kabupaten Kota yang terdampakpandemi di sektor industri dan pariwisata(akomodasi dan makan minum) sepertiKabupaten Bekasi, Kota Depok, Kota Bandung dan Kabupaten Pengandaran

Page 26: EVALUASI RPJMD 2016-2021

KEDALAMAN KEMISKINAN (P1)• Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan ukuran seberapa

jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan.

• Semakin Tinggi P1 menunjukkan semakin miskinnyapenduduk miskin akibat semakin jauhnya pengeluaran per kapita mereka dari garis kemiskinan

• Pada Tahun 2020, rata-rata pengeluaran penduduk miskin di Kabupaten Cianjur semakin menjauh dari garis kemiskinan. Hal didapat karena kenaikan P1 dari 0,74 pada 2019 lalu menjadi 1,38 pada 2020.

Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020

Tingkat Kemiskinan(P0)

Persen 11,62 11,41 9,81 9,15 10,36

KedalamanKemiskinan(P1)

(Indeks) 1,93 1,50 1,34 0,74 1,38

Dengan ukuran Indeks Kedalaman Kemiskinan, peningkatan kemiskinan terjadi di 19 kabupaten kotaatau 70% wilayah Jawa Barat. Tetapi daerah yang paling terdampak adalah Kuningan (2,41) dan lima kabupatenkota lainnya yang terkoreksi Indeks KedalamanKemiskinannya yaitu Kabupaten Indramayu (2,18), Sumedang (1,72), Kota Cirebon (1,68), Cianjur (1,38) dan Kabupaten Cirebon (1,30).

Page 27: EVALUASI RPJMD 2016-2021

KEPARAHAN KEMISKINAN (P2)• Keparahan Kemiskinan (P2) merupakan ukuran untuk

menggambarkan ketimpangan pengeluaran antarpenduduk miskin.

• Semakin tinggi P2 menunjukkan semakin miskinnyapenduduk paling miskin dan semakin tingginyaketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin

• Tahun 2016-2019, turunnya Tingkat Kemiskinan (P0) disertai dengan penurunan Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Keparahan Kemiskinan (P2) yang menunjukkanbahwa turunnya kemiskinan disertai dengan semakinsejahteranya penduduk yang masih miskin

• Pada Tahun 2020, ketimpangan pengeluaran pendudukmiskin di Kabupaten Cianjur relatif melebar. Gambaran inisesuai dengan kenaikan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Kabupaten Cianjur pada 2020 menjadi 0,27 darisebelumnya 0,11 pada 2019 lalu.

• Berdasarkan Indeks Keparahan Kemiskinan, peningkatankemiskinan terjadi di 16 kabupaten kota atau 59% wilayah Jawa Barat yang terdampak pandemi. Tetapi 7 daerah yang paling terdampak terkoreksi signifikan IndeksKeparahan Kemiskinannya yaitu Kuningan (0,62), Indramayu (0,56), Sumedang (0,42), Kota Tasikmalaya(0,39), Pangandaran (0,28) dan Cianjur (0,27)

Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020

Tingkat Kemiskinan(P0)

Persen 11,62 11,41 9,81 9,15 10,36

KedalamanKemiskinan(P1)

(Indeks) 1,93 1,50 1,34 0,74 1,38

KeparahanKemiskinan(P2)

(Indeks) 0,49 0,32 0,27 0,11 0,27

Page 28: EVALUASI RPJMD 2016-2021

Kedalaman dan KeparahanKemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2020

BogorSukabumi

Cianjur

BandungGarut

Tasikmalaya

Ciamis

Kuningan

CirebonMajalengka

Sumedang

Indramayu

Subang

Purwakarta

Karawang

Bekasi

Bandung Barat

PangandaranKota Bogor

Kota Sukabumi

Kota Bandung

Kota Cirebon

Kota Bekasi

Kota Depok

Kota Cimahi

Kota Tasikmalaya

Kota Banjar

0

0,23

0,46

0,69

0 1,13 2,26 3,39

Ind

eks

Kep

arah

an K

emis

kin

an J

abar

(P

2)

Indeks Kedalaman Kemiskinan Jabar (P1)

BEST

WORST

Kemiskinan Kabupaten Cianjurtermasuk dalam wilayah terdampak cukup dalam dan parah dibandingkan kabupatenkota lainnya di Jawa Barat karena Indeks KedalamanKemiskinan dan IndeksKeparahan Kemiskinan beradadi atas Jawa Barat. Tetapirelatif lebih baik dibanding Kab. Kuningan, Kab. Indramayu, Kab. Sumedang, Kota Cirebon dan Kota Tasikmalaya

Page 29: EVALUASI RPJMD 2016-2021

GINI RATIO• Koefisien Gini merupakan indikator yang menunjukkan ketimpangan pendapatan/ pengeluaran per kapita penduduk suatu daerah.

• Nilai 0 menunjukkan kesetaraan sempurnasedangkan Nilai 1 menunjukkan ketimpangansempurna. Semakin tinggi Koefisien Gini , semakintinggi tingkat ketimpangan suatu daerah.

• Kabupaten Cianjur telah berhasil menurunkan ketimpangan dariketimpangan sedang antara 0,36 - 0,49 menjadi ketimpanganrendah antara 0,20 – 0,350

• Pada Tahun 2020, pertumbuhan ekonomi menurun, tingkatkemiskinan meningkat, namun ketimpangan antara orang kaya dan miskin di Kabupaten Cianjur semakin rendah.

• Hal ini diperkirakan bukan karena masyarakat bawah mengalamipeningkatan kesejahteraan tetapi karena masyarakatberpenghasilan tinggi dan menengah berkurang penghasilannya.

Meskipun ketimpangan Cianjur selalu beradadibawah Provinsi Jawa Barat dengan kondisimembaik, peringkat ketimpangannyaberfluktuasi dibandingkan Kabupaten Kota lainnya. Pada tahun 2018, diantara 27 KabupatenKota, gini ratio Cianjur menduduki peringkat ke-15 terkecil kemudian turun peringkat ke-19 pada tahun 2019 dan naik peringkat ke-11 pada tahun2020.

0,361

0,348

0,3700,363

0,350

0,413

0,4030,407

0,402 0,4030,397

0,3930,389

0,382 0,381

0,340

0,350

0,360

0,370

0,380

0,390

0,400

0,410

0,420

2016 2017 2018 2019 2020

CIANJUR JABAR INDONESIA

Page 30: EVALUASI RPJMD 2016-2021

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Cianjur periode tahun2016-2019 selalu di atas LPE JawaBarat dan Nasional dengan rata-rata pertumbuhan yaitu 6,03 persen. Sedangkan rata-rata LPE Jawa Barat pada kurun waktu yang sama yaitu5,43 persen dan LPE rata-rata nasional yaitu 5,07 persen. Pada tahun 2020, sama halnya denganpertumbuhan ekonomi nasional dan Jawa Barat yang terkontraksi, pertumbuhan ekonomi Cianjur pun mengalami penurunan, tumbuhminus 0,78 persen.

5,03 5,07 5,17 5,02

-2,07

5,66 5,35 5,645,07

-2,44

6,43

5,776,23

5,67

-0,78

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

2016 2017 2018 2019 2020

Laju

Per

tum

bu

han

Eko

no

mi (

per

sen

)

Tahun

Indonesia Provinsi Jawa Barat Cianjur

Page 31: EVALUASI RPJMD 2016-2021

29,14%

0,25%

7,05%

0,09%

0,04%

8,37%

16,53%

9,17%

6,33%

5,40%

2,33%

2,38%

0,63%

2,40%

4,87%

0,91%

4,12%

0% 10% 20% 30% 40%

Pertanian, Kehutanan dan…

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik dan Gas

Pengadaan Air, Pengelolaan…

Konstruksi

Perdagangan Besar dan Eceran,…

Transportasi dan Pergudangan

Penyediaan Akomodasi dan…

Informasi dan Komunikasi

Jasa Keuangan dan Asuransi

Real Estate

Jasa Perusahaan

Administrasi Pemerintah,…

Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Jasa Lainnya

2020

2019

2018

1,75%

-0,04%

0,73%

-1,89%

17,47%

-6,56%

-7,23%

-2,40%

-3,00%

22,07%0,77%

0,01%

-16,22%-1,82%

4,35%

1,83%

-2,23%

-20%-15%-10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25%

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik dan Gas

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,…

Konstruksi

Perdagangan Besar dan Eceran,…

Transportasi dan Pergudangan

Penyediaan Akomodasi dan Makan…

Informasi dan Komunikasi

Jasa Keuangan dan Asuransi

Real Estate

Jasa Perusahaan

Administrasi Pemerintah,…

Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Jasa Lainnya

2020

2019

2018

Kontribusi Lapangan Usaha PDRB dan Pertumbuhan Lapangan Usaha PDRB

Page 32: EVALUASI RPJMD 2016-2021

Pada tahun 2020, PDRB Kabupaten Cianjur (Rp 47,52 Triliun) menyumbang PDRB Jawa Barat (Rp 2121,96 Triliun) hanyasebesar 2,24%. Hal ini disebabkan struktur ekonomi Cianjur masih berbasis pertanian sementara Jawa Barat didukungindustri pengolahan, terutama oleh Kabupaten Karawang, Bekasi, dan Bogor serta Kota Bandung dengan perdagangan dan jasa. Akibatnya PDRB per kapita Cianjur (Rp. 20,99 juta) masih tertinggal dari Jawa Barat (Rp 42,49 juta).

Bogor

Sukabumi

Cianjur

Bandung

GarutTasikmalaya

Ciamis

KuninganCirebonM…

Sumedang

Indramayu

Subang

Purwakarta

Karawang

Bekasi

Bandung BaratPangandaran

Kota BogorKota Sukabumi

Kota Bandung

Kota Cirebon

Kota BekasiKota Depok

Kota Cimahi

Kota Tasikmalaya

Kota Banjar

0

20

40

60

80

100

120

0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 350,00

PD

RB

Pe

r K

apit

a (J

uta

Ru

pia

h)

PDRB ADHB (Triliun Rupiah)

Page 33: EVALUASI RPJMD 2016-2021

Bogor

Sukabumi

Cianjur

Bandung

GarutTasikmalaya Ciamis

Kuningan

Cirebon

Majalengka

Sumedang

IndramayuSubangPurwakarta

Karawang

Bekasi

Bandung Barat

Pangandaran

Kota Bogor

Kota Sukabumi

Kota Bandung

Kota Cirebon

Kota Bekasi Kota Depok

Kota CimahiKota Tasikmalaya

Kota Banjar

-8,00

-6,00

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

-4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00

Pe

rtu

mb

uh

an P

DR

B p

er

Kap

ita

(pe

rse

n)

Pertumbuhan Ekonomi (Persen)

Best

Worst

Dibandingkan daerah lain di wilayah Provinsi Jawa Barat, pertumbuhan ekonomi dan PDRB per Kapita Kabupaten Cianjurtermasuk yang mengalami kontraksi namun tidak sedalam Provinsi Jawa Barat dan relatif lebih baik dari Kabupaten/Kota lain yang terdampak cukup parah akibat pandemi COVID-19.

Page 34: EVALUASI RPJMD 2016-2021

CAPAIAN HASIL RPJMD TAHUN 2016-2020 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO KABUPATEN CIANJUR

62,563

63,564

64,565

65,5

TAR

GET

REA

LISA

SI

TAR

GET

REA

LISA

SI

TAR

GET

REA

LISA

SI

TAR

GET

REA

LISA

SI

TAR

GET

2017 2018 2019 2020 2021

63,7 63,7

64,62 64,62 64,8365,38

65,0865,36 65,42

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

TAR

GET

REA

LISA

SI

TAR

GET

REA

LISA

SI

TAR

GET

REA

LISA

SI

TAR

GET

REA

LISA

SI

TAR

GET

2017 2018 2019 2020 2021

5,72 5,77 5,94 6,23 5,96 5,67 5,98

-0,78

6,00

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

99,29,49,69,810

10,210,410,610,8

1111,2

TAR

GET

REA

LISA

SI

TAR

GET

REA

LISA

SI

TAR

GET

REA

LISA

SI

TAR

GET

REA

LISA

SI

TAR

GET

2017 2018 2019 2020 2021

10,1 10,1 10,16 10,23 10,149,81

10,12

11,05

10,10

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

0

2

4

6

8

10

12

TAR

GET

REA

LISA

SI

TAR

GET

REA

LISA

SI

TAR

GET

REA

LISA

SI

TAR

GET

REA

LISA

SI

TAR

GET

2017 2018 2019 2020 2021

11,41 11,419,81 9,81 9,73 9,15 9,65 10,369,57

Persentase Penduduk Miskin

Page 35: EVALUASI RPJMD 2016-2021

0,335

0,340

0,345

0,350

0,355

0,360

0,365

0,370

TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET

2017 2018 2019 2020 2021

0,350 0,348 0,350

0,370

0,350

0,363

0,350 0,3500,350

Indeks Gini

No Indikator SatuanKondisi

Awal RPJMD

Kondisi Akhir RPJMDPerubahan2016-2021Target Proyeksi Realisasi

1 2 3 4 5 6 7

1Indeks Pembangunan Manusia(IPM)

Poin 62,92 65,42 65,36 + 2,44

2 Persentase Penduduk Miskin Persen 11,62 9,57 10,36 - 1,26

3Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Persen 10,20 10,10 11,05 +0,85

4Rata-rata Laju PertumbuhanEkonomi (LPE)

Persen 5,72 6,00 4,22* -1,5

5 Indeks Gini Poin 0,36 0,350 0,35 -0,01

Page 36: EVALUASI RPJMD 2016-2021

Titih Titisari Danielaini, S.T., M.Si., M.Sc., [email protected] Ahli MudaBappeda Kab. Cianjur

TERIMA KASIH