EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati...

86
ii EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN BANTUL SKRIPSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA 2018 Nama : Melisa Yuniawati Nomor Mahasiswa : 131214187 Jurusan : Akuntansi STIE Widya Wiwaha Jangan Plagiat

Transcript of EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati...

Page 1: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

ii

EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL TERHADAP

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI

KABUPATEN BANTUL

SKRIPSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

2018

Nama : Melisa Yuniawati

Nomor Mahasiswa : 131214187

Jurusan : Akuntansi STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 2: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Melisa Yuniawati

NIM : 131214187

Jurusan/Program studi : Akuntansi

dengan ini menyatakan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul

ANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BANTUL

adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya didalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernan diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ternyata didalam naskah skripsi ini membuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70)

Yogyakarta, Februari 2018

Yang Membuat Pernyataan

Melisa Yuniawati

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 3: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

iv

Lembar Pengesahan Skripsi

ANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BANTUL

Yogyakarta, Februari 2018

Telah di setujui dan disahkan oleh

Dosen Pembimbing

Dra.Sulastiningsih,M.SI

Nama: : Melisa Yuniawati

Nomor Mahasiswa : 131214187

Jurusan: : Akuntansi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 4: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

vi

ABSTRAK

Analisis Kontribusi Retribusi Pasar Bantul Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bantul

Analysis on the Contribution of Bantul Market Contribution to Regional Original Revenue of Bantul Regency

Melisa Yuniawati

Penelitian ini bertujuan mengetahui kontribusi retribusi pasar Bantul terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bantul. Penelitian ini bersifat deskriptif. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data skunder. Pengumpulan data menggunakan teknik pengamatan, wawancara, dan kepustakaan. Data dianalisis secara kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem penerimaan retribusi pasar menggunakan sistem official assesment, yaitu pemungutan langsung menggunakan benda berharga atau karcis yang merupakan wewenang dan tanggung jawab Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bantul dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Subdinas Pasar. kontribusi retribusi pasar Bantul pada empat tahun terakhir mengalami fluktuatif, Sedangkan kontribusi retribusi pasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata dalam empat tahun terakhir sebesar 0,0272%

Kata kunci: kontribusi retribusi pasar, pertumbuhan, potensi, pendapatan asli daerah.

The aim ofthe research was to find out of contribution Bantul market retribution to Regional Original Revenue in Bantul Regency.The research was a descriptive study. The data consisted of primary and secondary data. The techniques of obtaining the data were observation, interview, and library study. The data were analyzed qualitatively. The results of the research indicate that the revenue system of market retribution used official assessment system, i.e. direct collection using valuable objects or tickets as the authority and responsibility of Regional Revenue Department of Bantul Regency and fully implemented by Market Sub Department, and contribution of market retribution in the last four years has run well, while on average the contribution of Bantul market retribution to regional orginal revenue in Bantul Regency is 0,0272%

Keywords:Contribusi market retribution, growth, potential,revenue.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 5: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

vii

KATA PENGANTAR

Pujisyukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah serta

ridho-Nya sehingga penulisan skripsi dengan judul “Evaluasi Kontribusi Retribusi

Pasar Bantul Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di KabupatenBantul”

dapatterselesaikan.

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari

bantuan serta bimbingan, pengarahan, petunjuk, dan motivasi kemudian andil dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan

hati diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs Muhammad Subkhan,MM selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi STIE Widya Wiwaha.

2. Bapak Drs. Achmad Tjahjono, MM, AK. selaku wakil ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi STIE Widya Wiwaha

3. Ibu Dra Sulastiningsih,M.SI selaku Ketua jurusan Akuntansi di Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi STIE Widya Wiwaha dan juga sebagai Pembimbing dalam

menyusun skripsi ini. Terima kasih atas waktu, dukungan, dan nasehat-nasehat

yang membangun demi terselesainya Penelitian skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE Widya Wiwaha

yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu dalam skripsi ini. Terima kasih

atas Perhatian dan ilmu pengetahuan yang telah diberikan selama ini.

5. Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bantul beserta staf dan

jajarannya.Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya sehingga peneliti dapat

memperoleh data dan informasi-informasi yang di butuhkan demi terselesainya

skripsi ini.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 6: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

viii

6. Kepada Lurah Pasar Bantul beserta staf dan jajarannya. Terima kasih atas

bantuan dan kerjasamanya sehingga peneliti mampu membuat skripsi dengan

data yang di berikan.

7. Buat teman sekaligus saudara bagi Peneliti yang tidak sempat peneliti sebut

satu-persatu, terima kasih atas bantuan, motivasi, dan tenaga yang telah

diberikan kepada peneliti.

8 Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

memberikan motivasi, dukungan, sumbangan pemikiran, bantuan materi dan

non materi, peneliti haturkan terima kasih.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat imbalan yang

melimpah dari Allah SWT. Sangat disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan diterima

dengan senang hati untuk perbaikan lebih baik ke depannya.

Yogyakarta, Februari 2018

Peneliti

Melisa Yuniawati

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 7: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ............................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................xiii

BAB I ................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................... 9

1.3 Pertanyaan Penelitian .................................................................................... 10

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 10

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 10

BAB II ............................................................................................................................ 12

KAJIAN TEORI ............................................................................................................ 12

2.1 Otonomi Daerah ............................................................................................. 12

2.2 Pendapatan Asli Daerah ................................................................................ 16

2.3 Retribusi Daerah ............................................................................................ 18

2.4 Retribusi Pasar ............................................................................................... 22

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu ..................................................................... 29

BAB III ........................................................................................................................... 31

METODE PENELITIAN ............................................................................................. 31

3.1 Rancangan Penelitian .................................................................................... 31

3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................................... 33

3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 33

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 8: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

x

3.3.1 Jenis Data ........................................................................................... 33

3.3.2 Sumber Data ....................................................................................... 34

3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 35

3.5 Teknik Analisis Data ..................................................................................... 36

3.6 Pengecekan Validitas Temuan. .................................................................... 37

3.7 Tahap-tahap Penelitian .................................................................................. 39

BAB IV ........................................................................................................................... 41

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................................... 41

4.1 Sejarah Kabupaten Bantul ............................................................................ 41

4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................................ 43

4.2.1 Letak Geografis ................................................................................. 43

4.2.2 Geologi ............................................................................................... 44

4.2.3 Kependudukan ................................................................................... 44

4.2.4 Perekonomian .................................................................................... 45

4.3 Dinas Pendapatan Daerah ............................................................................. 45

4.3.1 Susunan Oerganisasi Dinas Pendapatan Kabupaten Bantul ......... 45

4.3.2 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bantul ........ 46

4.4.3 Tugas Pokok, Fungsi, uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bantul ............................................ 47

4.4.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Dinas ........................................... 47

4.4.3.2 Tugas Pokok dan Fungsi Sekertaris ................................................. 48

4.4.3.3 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sub Bagian Perencanaan .......... 49

4.4.3.4 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ...................................................................................... 51

4.4.3.5 Tugas Fungsi Kepala Bidang ............................................................ 53

4.4.3.6 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Pengendalian dan Pemeliharaan ...................................................................................... 53

4.4.3.7 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Penertiban dan Keamanan .................................................................................... 54

4.4.3.8 Tugas Pokok Dan Fungsi Kepala Bagian Retribusi ....................... 54

4.4.3.9 Tugas Pokok dam Fungsi Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan .................................................................................... 55

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 9: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

xi

4.4.3.10 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Bidang Pajak dan PBB ............. 57

4.4.3.11 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan .................................................................................... 58

4.4 Hasil Analisis Data dan Pembahasan .......................................................... 59

4.4.1 Mekanisme Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pasar Bantul ..... 59

1. Prosedur Pemungutan Retribusi Pasar Bantul ................................ 59

2. Pengurusan, Pengelolaan dan Pembinaan Pasar Bantul ................ 60

3. Alur dan Tata Cara Pemungutan Retribusi Pasar Bantul ............. 61

4.4.2 Tata Cara Penyetoran ........................................................................ 64

4.4.3 Tata Cara Penagihan ......................................................................... 64

4.4.4 Tata Cara Perhitungan dan Pengembalian Retribusi Pasar Bantul65

4.4.5 Pengukuran Efektivitas Retribusi Pasar Bantul ............................. 65

Kontribusi Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Bantul ................. 66

BAB V ............................................................................................................................ 71

KESIMPULAN ............................................................................................................. 71

4.5 Kesimpulan ..................................................................................................... 71

4.6 Saran................................................................................................................ 72

4.7 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 74

LAMPIRAN...................................................................................................................... 76

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 10: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 TabelEfektivitasPemungutanRetribusiPasarBantul 66

4.2 KontribusiRetribusiPasarBantulTerhadapPendapatanAsli Daerah (PAD) KabupatenBantulTahun 2013-2016

65

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 11: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 SistemPelaporanRetribusi di PasarBantul 61

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 12: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses desentralisasi pemerintahan yang dilakukan oleh pemerintah pusat

terhadap pemerintah daerah sebagai wujud nyata dari pelaksanaan otonomi daerah

memberikan konsekuensi terhadap pemerintah daerah untuk dapat

menyelenggarakan pemerintahannya sendiri. Proses desentralisasi tersebut

didukungdengan pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah yang memberikan keleluasaan bagi masing-masing daerah

untuk menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri, juga memberikan

ruang bagi daerah untuk menggali dan mendayagunakan potensi yang dimiliki

secara optimal.

Mengingat indonesia sebagai Negara dengan wilayah luas yang terdiri dari

ribuan pulau dengan budaya, sosial, dan kondisi perekonomian yang berbeda antar

masing-masing daerah membutuhkan suatu sistem pembangunan daerah yang

efektif. Menghadapi kondisi demikaian maka pemerintah memberikan otonomi

pada pemerintah daerah yang dimaksudkan agar daerah tersebut mengatur dan

mengurus otonomi darah itu sendri. Prinsip pembelian otonomi kepada

pemerintah daerah pada dasarnya adalah untuk memantu pemerintah pusat dalam

menjalankan pemerintahan daerah

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 13: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

2

Otonomi daerah merupakan pemberdayaan daerah dalam pengambilan

keputusan daerah yang lebih leluasa untuk mengelola sumber daya yang dimiliki

dengan potensi dan kepentingan daerah itu sendiri. Dengan otonomi daerah

yangluas, nyata, dan bertanggungjawab, setiap daerah dituntut untuk

meningkatkan kemandirian. Salah satu tolak ukur untuk melihat kesiapan daerah

dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah dengan mengukur seberapa besar

kemampuan keuangan suatudaerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah atau

pemerintahan sendiri. Sumber keuangan tersebut salah satunya berasal dari

Pendapatan Asli Daerah.

Menurut Halim (2004:2) bahwa tujuan otonomi daerah adalah untuk lebih

menigkatkan kesejeahteraan dan pelayanan kepada masyarakat, pengembangan

kehidupan berdemokrasi, keadilan, pemerataan, dan pemeliharaan hubungan yang

serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah. Untuk dapat melaksanakan

tujuan tersebut di atas pemerintah daerah dapat melakukan sesuatu kegiatan

pengelolaan keuangan daerah dan pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Sehingga terjadi kesinambungan kebutuhan keuangan khususnya di Pemerintah

Kabupaten Bantul. Dengan demikian, sehingga terjadi kesinambungan kebutuhan

keuangan khususnya di Pemerintah Kabupaten Bantul sebelum adanya insentif

pembayaran Retribusi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) masing-masing desa atau

kelurahan, yang biasanya dilaksanakan pada pertengahan tahun sehingga terjadi

efektifitas organisasi pemerintah yang optimal. Dengan demikian, dana APBD

yang digunakan tersebut harus benar-benar dapat dimanfaatkan untuk

pembangunan sarana fisik maupun peningkatan kualitas terhadap masyarakat.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 14: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

3

Pasal 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2019 menjelaskan retribusi

Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu khususnya disediakan dan atau

diberikan pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Masih

kecilnya kontribusi Pendapatan Asli Daerah sebagai barometer tingkat

kemandirian daerah dalam menjalankan amanat otonomi daerah, sesuai dengan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004, mengharuskan

Pemerintah Daerah secara terus-menerus berupaya meningkatkan pendapatan Asli

Daerah sebagai sumber utama pendapatan daerah, secara wajar dapat

dipertanggung jawabkan dengan memperhatikan kondisi masyarakat dengan

menjadi subyek Pendapatan Asli Daerah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) berdasarkan Undang-undang Nomor 3

Tahun 2004 tentang pertimbangan keuangan pasal 1 angka 18 bahwa “pendapatan

asli daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah

yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan” merupakan sumber penerimaan daerah yangberasal dari beberapa

hasil penerimaan daerah dan salah satunya diperoleh dari penerimaan retribusi

daerah. Hasil retribusi daerah perlu diusahakan agar menjadi pemasukan yang

potensial terhadap PAD. Dari penerimaan sektor retribusi daerah diharapkan dapat

mendukung sumber pembiayaan daerah dalam menyelenggarakan pembangunan

daerah, sehingga akan meningkatkan dan memeratakan perekonomian serta

kesejahteraan masyarakat didaerahnya. Upaya peningkatan PAD dapat dilakukan

salah satunya dengan meningkatkan efisiensi sumber daya dan sarana yang

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 15: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

4

terbatas serta meningkatkan efektifitas pemungutan yaitu dengan mengoptimalkan

potensi yang ada, serta terus diupayakan menggali sumber-sumber pendapatan

baru yang potensinya memungkinkan, sehingga dapat dipungut pajak atau

retribusinya sesuai dengan ketentuan yang ada. Kontribusi daerah yang

merupakan pembayaran atas jasa atau pemberian ijin khusus yang disediakan

dan/atau diberikan oleh Pemda kepada pribadi/badan,diharapkan dapat

mendukung sumber pembiayaan daerah dalam menyelenggarakan pembangunan

daerah, sehingga akan meningkatkan dan memeratakan perekonomian serta

kesejahteraan masyarakat di daerahnya.Menurut Warsito (2001:128) Pendapatan

Asli Daerah “Pendapatan asli daerah (PAD) adalah pendapatan yang bersumber

dan dipungut sendiri oleh pemerintah daerah. Sumber PAD sendri terdiri dari:

Pajak daerah, kontribusi daerah. Beberapa faktor yang menyebabkan sektor

retribusi daerah lebih potensial sebagai sumber keuangan daerah daripada sumber-

sumber yang lainnya, antara lain yang di sediakan oleh pemerintah atau badan

(pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009) antara lain:

a. Kontribusi daerah dipungut atas balas jasa sehingga pembayarannya dapat

dilakukan berulang kali. Siapa yang menikmati jasa yang disediakan oleh

pemerintah daerah dapat dikenakan kontribusi. Faktor perbedaan antara

pungutan retribusi dan kontribusi pasar.

b. Pelaksanaan pemungutan kontribusi dapat dilakukan di luar waktu yang

telahditentukan oleh petugas perundang-undangan selama pemerintah

daerah dapat menyediakan jasa dengan persetujuan pemerintah pusat.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 16: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

5

c. Sektor retribusi terkait erat oleh tingkat aktivitas sosial ekonomi masyarakat

disuatu daerah. Artinya, semakin maju dan berkembang tingkat sosial

ekonomi masyarakat, maka semakin besar potensi retribusi yang bisa

dipungut.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 105

Tahun 2000 tentang pengelolaan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah,

pengertian pendapatan daerah adalah semua penerimaan kas daerah dalam periode

tahun anggaran tertentu yang menjadi hak daerah. Sedangkan pengertian

Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-

sumber di wilayahnya sendri dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebagai berikut.

a. Hasil Pajak Daerah mempunyai pengertian negara yang diserahkan kepada

daerah untuk dipungut berdasarkan peraturan undang-undang yang

digunakan guna membiyayai pengeluaran daerah.

b. Hasil Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas

pemakaian jasa atau karna mendapatkan jasa pekerjaan, usaha atau milik

daerah untuk kepentingan umum, atau karena jasa yang diberikan hal

langsung atau tidak langsung.

c. Hasil Perusahaan Milik Daerah, hasil pengolahan daerah yang dipisahkan

mempunyai pengertian suatu badan usaha yang dibentuk daerah untuk

mengembangkan perekonomian daerah dan untuk menambah penghasilah

daerah.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 17: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

6

d. Pendapatan Asli Daerah lain-lain adalah merupakan sumber pendapatan

daerah yang tergolong pada sumber pendapatan murni daerah ataupun

pendapatanyang berasal dari pemberian pemerintah sehingga dapat

dikatakan pendapatan lain-lain.

Retribusi merupakan sumber pendapatan daerah yang dipunggut

berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Soeparmoko(2002:85)

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan diberikan pemerintah daerah

untuk kepentingan pribadi atau badan.

Kabupaten Bantul sebagain salah satu daerah otonomi yang berada di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terus mengali potensi-potensi keuangan

daerah agar dapat meningkatan penerimaan bagi Pendapatan Asli Daerah. Sumber

penerimaan daerah Kabupaten Bantul yang lebih memungkinkan untuk

dikembangkan saat ini adalah penerimaan retribusi kontribusi pasar. Retribusi

merupakan harga dari suatu pelayanan dari dari langsung pemerintah daerah yang

digunakan untuk menyediakan tempat pasar yang strategis. Pemerintah daerah

memungut retribusi tersebut kepada setiap pengunaan sarana dan prasarana pasar,

sedangkan dari pihak masyarakat langsung dapat merasakan jasa timbal balik

(kontra prestasi) yang diberikan pemerintah daerah. Namun, berdasarkan

informasi kepala DISPENDA Kabupaten Bantul bahwa pendapatan retribusi di

Kabupaten Bantul masih sangat perlu diadakan pembenahan. Efektivitas dan

pendisiplinan staf pemungut retribusi untuk memperoleh hasil yang ditargetkan

pemerintah kabupaten dapat terealisasikan dengan baik.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 18: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

7

Kabupaten Bantul memiliki pendapatan daerah yang cukup tinggi, hal ini

disebabkan karena Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang cukup

lumayan besar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Retribusi merupakan salah satu PAD bagi pemerintah daerah berdasarkan

Undang-Undang No.34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah danKontribusi Daerah.

Salah satu cara untuk meningkatkan PAD adalah dengan meningkatkan

pendapatan dari kontribusi yang dalam hal ini adalah samua retribusi yang dapat

dipungut dari pasar, yaitu retribusi pasar. Unsur-unsur yang termasuk dalam

kelompok PAD dalam hal ini adalah Undang-undang Nomor 33 Tahun2014.

Pendapatan Asli Daerah bersumber dari pajak daerah, retribusi/kontribusi

daerah,hasil pengelolaan kekeyaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain

pendapatan daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah bertujuan memberikan

kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi

daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi

dinyatatakan bahwa PAD terdiri dari:

1. Hasil Pajak Daerah

2. Hasil Kontribusi Daerah

3. Hasil Pengeloaan Kekayaan Daerah lainya

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah, maka pasar tidak hanya sebagai unit pelayanan kepada

masyarakat, tetapipasar sudah merupakan unit usaha bagi pemerintah daerah

sehingga diharapkandapat menghasilkan laba retribusi. Apabila hal itu dapat

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 19: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

8

terpenuhi, maka sumber pendapatan dapat digunakan oleh Pemda Bantul untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan pada akhirnya dapat untuk

meningkatkan kemakmuran masyarakat Bantul.Dari berbagai macam kontribusi

yang dipungut oleh Pemda Bantul, yang potensial adalah kontribusi pasar, karena

mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penerimaan daerah

dibandingkan dengan retribusi yang lain. Hal ini dikarenakan Kota Bantul banyak

sekali pasar tradisional dan dari kesemua pasar tersebut ditarik retribusi pasar.

Dengan meningkatnya kehidupan perekonomian Kota Bantul,maka memberikan

pengaruh pada tingkat konsumsi masyarakat Bantul Perkembangan kehidupan

perekonomian yang akanmempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat harus

didukung adanya fasilitas bagi masyarakat untuk mengadakan kegiatan ekonomi.

Pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan

transaksi jual beli barang atau jasa. Menurut ilmu ekonomi , pasar berkaitan

dengan kegiatannya bukan tempatnya. Ciri khas sebuah pasar adalah adanya

kegiatan transaksi atau jual beli. Dengan adanya pasar, maka akan tercipta siklus

perputaran uang bagipeningkatan kehidupan perekonomian masyarakat.

Peningkatan perekonomian tersebut secara tidak langsung berdampak bagi Pemda

Bantul untuk senantiasa mengembangkan pasar-pasar yang dikelola oleh

pemerintah yang juga digunakan sebagai potensi penerimaan daerah. Oleh karena

itu, semakin baik pengelolaan terhadap pasar-pasar yang dikelola, maka akan

berdampak pada pengembangan penerimaan retribusi pasar. Usaha pengembangan

penerimaan retribusi pasar pada tiap tahunnya mengalami kendala dan hambatan.

Kendala dan hambatan tersebut di antaranya menyangkut perilaku wajib retribusi,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 20: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

9

para wajib retribusi pasar seringkali melakukan penunggakan pembayaran

kontribusi dengan berbagai alasan. Dari penunggakan inilah kemudian

penerimaan yang didapatkan tidak bisa optimal. Permasalahan dari faktor

eksternal tersebut tidak berdiri sendiri, karena masih ada permasalahan faktor

lingkungan internal Dinas Pengelolaan Pasar sendiri yang kurang

menguntungkan, yaitu pengenaan sanksi berdasarkan Perda nomor 8 tahun 1999

tentang Retribusi Pasar yang hanya sebesar 2% dari total retribusi yang harus

dibayarkan oleh wajib retribusi dikesampingkan oleh wajib retribusi itu sendiri.

Permasalahan itulah yang kemudian mengakibatkan penunggakan pembayaran

retribusi pasar yang akan berimbas pada menurunnya total penerimaan retribusi

pasar tiap tahunnya. Oleh karena itu, maka Dinas Pengelolaan Pasar harus benar-

benar fokus pada strategi-strategi yang akan diambil dan dilaksanakan. Dari latar

belakang tersebut, maka penulis mengambil judul “Evaluasi Kontribusi Retribusi

Pasar Bantul Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Bantul.”

1.2 Perumusan Masalah

Untuk mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, maka Pemda

yang dalam hal ini adalah Bantul harus mampu menggali semua sumber PADnya.

Sumber-sumber PAD itu sendiri terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, bagian

laba usaha daerah, dan lain-lain pendapatan. Dengan adanya Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, otonomi yang seluas-luasnya

mengakibatkan pasar bukan hanya sebagaiunit pelayanan saja, tetapi juga

merupakan unit usaha. Rumusan masalah di penelitian ini adalah kontribusi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 21: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

10

retribusi pasar Bantul belum sesuai dengan target yang diharapkan. Oleh karena

itu di harapkan

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Seberapa besar kontribusi retribusi pasar terhadap PAD di Kab Bantul?

2. Bagaimana tingkat pertumbuhan retribusi pasar di Kab Bantul?

3. Apakah pemungutan retribusi pasar di Kab Bantul selama ini sudah efektif?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengukur kontribusi retribusi pasar terhadap PAD di Kab Bantul.

2. Mengetahui bagaimana tingkat pertumbuhan retribusi pasar di Kab Bantul.

3. Mengetahui efektivitas pemungutan retribusi pasar di Bantul selama empat

tahun anggaran sudah efektif.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan bisa diambil dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Pemda Bantul, dapat digunakan sebagai acuan dalam mengevaluasi

agar dapat memenuhi target yang ditetapkan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 22: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

11

2. Bagi penelitian selanjutnya, dapat menambah wawasan tentang kontribusi

pasar dan mengetahui target yang ditetapkan, serta diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran bagi Pemda Bantul untuk mengambil

kebijaksanaan dalam usahanya untukmeningkatkan PAD guna membiayai

pembangunan daerah, khususnya penerimaan yang berasal dari retribusi

pasar, dapat digunakan sebagai acuan atau bahan referensi bagi peneliti

selanjutnya, serta menambah pengetahuan dalam meningkatkan dan

menerapkan ilmu yang telah diperoleh sebelumnya

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 23: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

12

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Otonomi Daerah

Otonomi daerah adalah hak,wewenang dan kewajiban daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendri urusan pemerintah dan kepentingan

masyarakat dan kepentinga masyarakat setempat sesuai dengan peraturan

perundang –undangan. Secara harifah otonomi daerah berasal dari 2 kata yaitu

“otonom” dan “daerah” kata otonom dalam bahasa yunani berasal dari kata

“autos” yang bearti sendiri dan “namos” yang bearti aturan sehingga otonom

dapat diartikan sebagai mengatur sendiri atau memerintah sendiri.

Otonomi daerah adalah hak, wewenang , dan kewajiban daerah untuk

mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan perundang undanganyang

berlaku, Berdasarkan Undang -undang Nomor 32 Tahun 2014 sebagaimana

telah di amademen dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Pemerintahan Daerah,definisi otonomi daerah sebagai berikut.

Pasal 1 butir 6 Undang –undang Republik indonesia No 32 tahun 2004

menyebutkan otonomi daerah adalah wewenangan yang dilimpahkan oleh

pemerintah pusat kepada pemerintah pusat kepada pemerintah daerah( tingkat

II ) ini di iringi dengan diberikan Dana Alokasi Umum (DAU ) dan dana

alokasi khusus ( DAK ) yang lebih besar. “Daerah otonom selanjutnya di

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 24: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

13

sebut daerah dengan kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-

batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan

dan kepentingan masyarakat setempat meniurut prakasa sendiri berdasarkan

aspirasi masyarakat dalam sistem negara Kesatuan Republik Indonesia “

Pelaksanaan otonomi daerah saat ini adalah otonomi daerah yang luas

nyata,bertanggung jawab yang akan memberikan kepercayaan bagi daerah

kabupaten atau daerah kota termasuk Bantul untuk mengelola kewenangan

yang lebih besar dan luas.Di samping itu,pemberian otonomi yang luas juga

akan daerah kabupaten dan daerah kota yang merupakan daerah otonom tidak

lagi dalam hubungan vertikal dengan pemerintah daerah provinsi tetapi tetapi

masing-masing daerah tersebut berdiri dan tidak mempunyai hubungan hariki

satu sama lain. Otonomi daerah sudah diberlakukan di indonesia dengan

melalui Undang-Undang No 2 Tahun 1999 mengenai Pemerintah Daerah

sudah dianggap tidak sesuai dengan adanya perkembangan keadaan dan

tuntutan penyelengaraan otonomi daerah, sehingga sudah digantkan oleh

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Hal ini dapat dijadikan kesempatan

yang baik bagi pemerintah daerah guna membuktikan kemampuanya untuk

melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah masing-masing tempat

menurut parakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.

Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat.

Pengertian asas otonomi yang luas ,nyata dan bertanggung jawab menurut

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 25: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

14

Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004, pasal 1(ayat 6,2005:4) adalah

sebagai berikut :

1. Otonomi yang luas

Adalah keluasan daerah dalam semua dalam bidang pemerintahan

kecuali wewenang dalam bidang politik luar negri, pertahanan keamanan ,

peradilan moneterdan fisikal ,agama serta kewenangan bidang lainya yang

akan di tetapkan dengan dengan peraturan daerah. Di sampig itu

keleluasaan otonomi mencakup pula kewenangan yang utuh dan bulat

dalam penyelengaraan mulai dari perencanan, pelaksanaan, pengawasan

dan pengendalian.

2. Otonomi yang nyata

Adalah keluasaan daerah untuk menyelenggarakan kewenangan

pemerintahan di bidang tertentu yang nyata telah ada dan berpotensi untuk

tumbuh, hidup dan berkembang di daerah. Dengan demikian isi dan jenis

otonomi bagi setiap daerah tidak selalu sama dengan daerah lainya

termasuk daerah Bantul . Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi

setiap daerah tidak selalu sama dengan daerahh lainya.

3. Otonomi yang bertanggung jawab

Adalah berupa perwujudan pertanggungjawaban sesuai

konsekuensi pemberian hak dan kewajiban kepada daerah dalam wujud

tugas dan kewajiban yang di pikul daerah dalam mencapai tujuan dalam

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 26: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

15

pemberian otonomi berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang

semakin baik, pengembangan kehidupan demokratis, keadilan, dan

pemerataan serta pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dengan

daerah serta antar-daerah dalam rangkaian menjaga keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Otonomi daerah yang telah dijalankan pemerintah yang telah di

tetepkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Republik Indonesia

nomor 33 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintah adalah

perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden

beserta para mentri. Contoh pelaksanaan otonomi daerah yang telah

dijalankan pemerintah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

pemerintah Daerah, pasal 2 ayat 3 tentang :

1. Penentuan Upah Minimum Regional. Penentuan upah munimum

sangat ditujukan agar setiap masyarakat merasakan pemerataan

pendapatan semaksimal mungkin.

2. Pajak Daerah. Dari pertanyaan otonomi daerah memberikan

kewenangan bagi wilayah non-pusat maka dilaksanakaan pajak yang

dipungut setiap daerah untuk membangun sarana masing-masing.

3. Pengunaan Kurikulum Pendidikan Setempat. Setiap daerah memiliki

budaya dan norma berbeda-beda. Demi melaksanakan otonomi daerah

maka pemerintah membolehkan setiap daerah menggunakan

kurikulum setempat untuk mempelajari bahasa daerah dan lain-lain.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 27: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

16

4. Pengembangan Daerah. Karena wewenang yang diberikan pada setiap

daerah, maka pemerintah daerah pun harus bertanggung jawab

untukmembangakan daerah masing-masing dan melaporkanya kepada

pemerintah pusat.

2.2 Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan asli daerah (PAD) merupakan semua penerimaan yang di

peroleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayah sendri yang di pungut

berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.Sektor pendapatan daerah memegang peranan yang sangat

penting, karena melalui sektor ini dapat dilihat sejauh mana suatu daerah

dapat membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan daerah.

Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu sumber kompenen sumber

penerimaan keuangan Negara disamping penerimaan lainya berupa dana

perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain penerimaan yang sah juga sisa

anggaran tahun sebelumnya yang dapat ditambahkan sebagai sumber

pendanaan penyelengaraan pemerintah di daerah. Keseluruhan bagian

tersebut setiap tahun tercermin dalam APBD, meskipun PAD tidak

seluruhnya dapat membiyayai APBD.

Menurut UU NN 28 tahun 2009 Pajak Daerah, yang selanjutnya di

sebut Pajak adalalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh

pribadi atau badan yang bersifat memaksa atau wajib membayar berdasarkan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 28: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

17

Undang –undang. Iuran wajib pajak kepada daerah untuk membiyayai

pembangunan daerah.

Pajak daerah di tetapkan dengan undang-undang yang pelaksanaan

nya untuk didaerah di atur lebih lanjut dalam peraturan daerah Pajak daerah

adalah iuran wajib yang dilakukan orang pribadi atau badan kepada daerah

tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk

membiyayai penyelengaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

.Pemerintahan daerah dilarang melakukan pungutan selain pajak yang telah

di tetapkan undang-undang . Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa,

pajak Daerah adalah jenis pajak yang di pungut pemerintah daerah yang

dalam pelaksanaanya sehari-hari dilakukan Dinas Pendapatan Daerah

(Dispenda). Untuk itu hendaknya sektor ini dapat meningkatkan sumber

pendapatan asli daerah dalam menciptakan kelangsungan otonomi daerah

yang luas, nyata dan bertanggung jawab penerimaan yang diperoleh daerah

dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendri yang dipungut berdasarkan

peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(Halim:96) sesuai dengan isi UU No 32 Tahun 2004 tentang pemerintah

daerah adalah sebagai berikut :

1. Pajak Daerah T.K (Propinsi), terdiri dari sebagai berikut:

2. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air

3. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di air

4. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor (bbm atau sejenisnya)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 29: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

18

5. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air

permukaan

6. Pajak Daerah Tk II (Kab/kota ,terdiri dari sebagai berikut:

a. Pajak hotel

b. Pajak restoran

c. Pajak hiburan

d. Pajak reklame(iklan)

e. Pajak penerangan jalan

f. Pajak pengambilan Bahan Galian Golongan C

g. Pajak parkir

2.3 Retribusi Daerah

Pengertian Retribusi Daerah sebagaimana halnya pajak daerah

merupakan salah satu Pendapatan Asli daerah yang di harapkan menjadi

salah satu sumber pembiyayaan penyelengaraan pemerintahan dan

pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraaan

masyarakat. Retribusi daerah juga merupakan pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberiaan izin tertentu yang khusus disediakan

atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.

Hasil pengolahan daerah yang sah selain pajak daerah dan retribusi daerah,

bagian laba perusahaan milik daerah (BUMD) merupakan salah satu sumber

yang cukup potensial untuk dikembangkan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 30: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

19

Perusahaan milik daerah adalah badan usaha yang dimiliki oleh

pemerintah daerah dimana pembentukan, pengabungan, pelepasan

kepemilikan, dan atau pembubaranya ditetapkan dengan pertaturan

perundang-undangan. Hasil pengelolaan daerah yang sah merupakan

pendapatan daerah dari keuntungan/laba bersih perusahaan daerah yang

modalnya sebagian terdiri dari kekayaan daerah yang dipisahkan. Perusahaan

air minum (BPD), hotel, bioskop, percetakan, perusahaan bis kota dan pasar

adalah jenis-jenis BUMD yang memiliki potensi sebagai sumber-sumber

PAD. Pendapatan Asli Daerah yang sah Penerimaan lain-lain yang sah yang

merupakan Pendapatan Asli Daerah antara lain hasil pemjualaan aset tetap

daerah dan jasa giro.

Retribusi daerah menurut Pasal 108 Undang-undang Nomor 28

Tahun 2008 tentang retribusi daerah dapat di golongkan menjadi 3 yaitu :

1. Retribusi jasa umum

Retribusi atau jasa yang disediakan atau diberikan Pemerintah

Daerah untuk tujuan dan kepentigan pemanfaatan umum serta dapat di

nikmati orang pribadi atau badan menurut Dirjen Perimbangan

Keuangan Pusat dan Daerah, Departemen Keuangan RI (2004:60),

penerimaan Pendapatan Asli Daerah Pemerintah

kabupaten/pemerintah kota yang relatif tetap perlu mendapat perhatian

serius bagi daerah. Sebagai contoh jenis-jenis Retribusi Jasa umum

terdiri dari sebagai berikut:

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 31: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

20

b. Retribusi Pelayanan Kebersihan

c. Retribusi Pelayanan Parkir Kendaraan di tepi jalan umum

d. Retribusi Pelayanan Pasar

2. Retribusi Usaha

Retribusi atas jasa usaha yang di sediakan pemerintah Daerah

dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula

di sediakan sektor swasta. Jenis-jenis usaha terdiri sebagai berikut:

a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

b. Retribusi Terminal

c. Retribusi Tempat Penginapan/Persingahan/villa/

d. Retibusi Penjualan Produk Usaha Daerah

e. Retribusi Tempat Khusus Parkir

3. Retribusi Perizinan Tertentu

Retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka

pemberian izin kepada prang pribadi atau badan yang dimaksudkan

untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas

kegiatan pemanfaatan ruang , penggunaan sumber daya alam, barang,

prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan

umum dan menjaga kelestarian lingkunngan . Jenis-jenis Retribusi

Perijinan Tertentu terdiri dari sebagai berikut:

a. Retribusi Izin Pertukaran Pengunaan Tanah

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 32: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

21

b. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

c. Retribusi Izin Gangguan

d. Retribusi Izin Pengambilan Hasil Hutan

Tidak semua jasa yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dapat

dipungut retribusinya, tetapi hanya jenis-jenis tertentu yang menurut

pertimbangan sosial ekonomi layak dijadikan sebagai objek retribusi,

Menurut Matriot P. Siahaan(2005:434-435) bahwa jasa tertentu di

kelompokan menjadi beberapa objek dan subyek.

Adapun Subyek dan Objek Retribusi Daerah antara lain sebagai berikut:

1. Objek Retribusi Jasa umum adalah pelayanan yang di sediakan atau di

berikan Pemerintah Daerah untuk tujuan dan kepentingan dan

kemanfaatan umum serta dapat di nikmati orang pribadi atau badan.

2. Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang di sediakan

Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada

dasarnya dapat disediakan sektor swasta.

3. Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu

Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang

pribadi atau badan yang di,maksudkan untuk pembinaan, pengaturan,

pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang,

penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana dan fasilitas

tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian

lingkungan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 33: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

22

2.4 Retribusi Pasar

Pasar dalam pengertian sehari-hari kita kenal dengan sebagai

tempat jual beli barang-barang kehidupan sehari-hari. Adapula yang

mengatakan sebagai tempat terjadinya transaksi antara pembeli dan

penjual, namun pengertian pasar di sini adalah pengertian pasar secara

umum. Pasar merupkan tempat bertemunya penjual dan pembeli utuk

melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Menurut ilmu ekonomi

pasar berkaitan dengan kegiatanya bukan tempatnya. Ciri khas sebuah

pasar adalah adanya kegiatan transaksi atau jual beli. Para konsumen

datang ke pasar untuk berbelanja dengan membawa uang untuk

membayar harganya. Secara historis, pasar berasal di pasar fisik yang

sering akan berkembang menjadi- atau dari komunitas kecil, kota dan

kota.

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan

pembeli serta ditandai dengan transaksi penjual dan pembeli serta di

tandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung

dan biasanya ada proses tawar menawar, bangunan biasanya terdiri

dari kios- kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh

penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual

kebutuhan sehari-hari seperti bahan- bahan makanan berupa ikan,

buah, sayur- sayuran, telur, daging, kain, pakbarang elektronik, jasa

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 34: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

23

dan lain- lain. Selain itu ada pula yang menjual kue-kue dan barang-

barang lainya. Pasar seperti masih banyak di temukan di indonesia, dan

umumnya terletak di kawasan perumahan atau di tengah kota maupun

di pedesaan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.

Beberapa pasar di kawasan/ daerah tertentu yang ada di wilayah suatu

daerah yang ada dibeberapa kota-kota besar maupun kota terkecil

sekalipun di seluruh indonesia mencoba bertahan menghadapi

serangan pasar modern.

Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional ,

namun jenis pasar ini penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara

langsung melainkan pembeli melihat label harga (barcode), berada

dalam bengunan dan pelayanan di lakukan secara mandiri(swalayan)

atau di layani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain

bahan makanan –makanan seperti buah, sayuran, daging sebagian

besar bahan lainya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan

lama. Contoh dari pasar modern adalah yang biasanya terletank di

daerah petengahan kota ysng itu biasanya bangunan- bangunan pasar

modrn jauh lebih menarik di bandingkan dengan pasar tradisional.

Akan tetapi sebenarnya pasar tradisonal ataupun pasar modern tetap

mempunyai fungsi dan kegunnan yang sama yaitu tempat bertemunya

penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi.

Pasar menurut luas jangkauan menurut William

J.Stanon,(1978) fundamentals of marketing, Edisi ke lima, konakhusa,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 35: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

24

Mc. Graw- Hill Tokyo berpendapat bahwa pengertian pasar adalah

sekumpulan orang yang memiliki keinginan untuk puas, uang yang

digunakan untuk berbelanja, serta memiliki kemauan untuk

membelanjakan uang tersebut. Definisi Pemasaran menurut William J

Stanon adalah suatu sistem keseluruhan kegiatan-kegiatan bisnis yang

ditunjukan untuk merencanakaan, menentukan harga,

mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa memuaskan

kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Pasar Daerah membeli dan menjual produk dalam satu daerah produk

itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar daerah melayani permimtaan

dan penawaran dalam satu daerah. Pasar Nasional adalah pasar yang

membeli dan menjual produk dalam satu negara tempat produk itu

dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar nasional melayani permintaan

dan penjualan dari dalam negri. Pasar Intrernasional adalah pasar yang

membeli dan menjual produk dari beberapa negara. Bisa juga

dikatakan luas jangkauanya di seluruh dunia.

Pasar Menurut Barang Yang Diperjual belikan memiliki

beberapa kategori, yakni menurut fisiknya menurut waktunya, menurut

barang yang diperjualbelikan, menurut luas kegiatanya, menurut

bentuknya, dan menurut sifat pembentukan harganya. Berikut ini

masing-masing penjelasan terhadap masing-masing pasar tersebut

yang dikutip dari M.Fuad, Christine H, Nurlela, Sugiarto, dan Paulus

Y.E.F. 2000. Pengantar Bisnis Jakarta: Gramedia Pustaka utama.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 36: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

25

1. Pasar barang konsumsi adalah pasar yang menjual barang-

barang yang dapat langsung dipakai untuk kebutuhan

rumah tangga. Misalnya pasar yang memerjualbelikan

beras, ikan, sayur-sayuran, buah-buahan, alat-alat rumah

tangga, pakaian, dan lain sebagainya.

2. Barang barang produksi adalah pasar yang

memperjualbelikan sumber daya produksi. Misalnya,

pasar mesin-mesin, pasar tenaga kerja, dan pasar uang.

William J Stanon juga mengatakan, ada juga pasar menurut

waktu penyelengaraan juga terdapat beberapa kategori, Pasar Harian

adalah pasar yang kegiatan jual belinya di lakukan setiap hari. Pasar

harian ini umumnya terdapat di desa dan kota. Pasar Mingguan adalah

pasar yang kegiatan jual belinya hanya satu kali dalam seminggu.

Pasar mingguan ini terdapat di daerah-daerah pedesaan. Pasar

Tahunan adalah pasar yang kegiatan jual beliya dilakukan setiap satu

tahun sekali. Pasar Temporer adalah pasar yang di selengarakan

organisasi/ intansi pada acara tertentu, atau diadakan hanya sewaktu-

waktu (tidak tepat). Pasar persaingan sempurna, dalam persaingan

sempurna terdapat banyak penjual dan pembeli yang sama- sama telah

mengetahuiu keadaan pasar. Barang yang diperjualbelikan dalam pasar

persaingan sempurna homogen (sejenis). Selain itu, baik penjual atau

pembeli tidak bebas menentukan harga, karena harga ditentukan oleh

kekuatan pasar. Pasar persaingan sempurna adalah keadaan dimana

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 37: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

26

penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga. Harga yang

telah terbentuk merupakan hasil mekanisme pasar berdasarkan jumlah

permintaan penawaran. Pasar menurut persaingan tidak

sempurna,dalam pasar persaingan tidak sempurna, para penjual

maupun pembeli mempunyai kebebasan dalam menentukan harga dan

jumlah barang yang akan di perjual belikan. Dalam hal ini bearti

pembeli dan penjual dapat mempengaruhi harga. Jenis dan kualitas

barang yang diperdagangkan pada pasar ini bersifat hetrogen.

Menurut Siamamora (2001:202) pasar persaingan tidak

sempurna dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

1. Pasar monopoli dan monopsoni

Pasar monopolo adalah pasar yang hanya terdapat satu jenis

penjual untuk suatu jenis barang tertentu. Pasar monopsoni adalah

pasar yang dikuasai oleh seorang pembeli untuk suatu jenis barang

dan jasa,dan juga bersifat mendunia. Output yang dihasilkan tidak

mempunyai subsitusi.

2. Pasar persaingan monopolistik

Pasar monopolistik adalah pasar dimana terdapat banyak

penjual dan pembeli. Penjual bisa melakukan monopoli karena

keistimewaan produk masing-masing. Pembeli bebas menentukan

pilihanya dalam belanja. Jadi pasar ini ada unsur persaingan

monopoli.

3. Pasar Oligopoli

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 38: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

27

Pasar yang hanya ada beberapa penjual ilumiahg penjual

tidak terlalu banyak sehingga pengaruh penjual sangat kecil, dan

tidak ada penjual yang berkuasa segala-galanya. Adapun

oligosponi merupakan jenis pasar yang hanya ada beberapa

pembeli.

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Bantul sebagaimana telah di

ubah dengan Perda Kab. Bantul No 13 Tahun 2007; Perda Kab.

Bantul No. 16 Tahun 2009; dan perda Kab. Bantul; dan Perda Kab

Bantul No. 30 Tahun2008.

Pasar memiliki peranan yang strategis, selain menciptakan

lapangan kerja yang luas juaga akan menumbuhkan dunia usaha dan

kewirausahaan baru dalam jumlah yang banyak yang mempunyai

keterkaitan luas dengan sektor produksi dan jasa lainya sehingga pasar

dapat menumbuhkan tata perdagangan yang lebih lancar, efektif dan

efisien serta berkelanjutan dalam suatu mata rantai perdagangan

nasional yang kokoh. Retribusi Pasar Menurut peraturan daerah Kab.

Bantul 2010/NO.16 C, Bupati 2010. Ruang lingkup dan fungsi

pengelolaan pasar dan segala fasilitas yang di sediakan pemerintah

Kab. Bantul sebagai kegiatan jual beli dan komoditi atau barang

dagang. Dan meningkatkan perekonomian di Daerah Kab. Bantul. Los

pasar Adalah bangunan tetap dalam lingkungan pasar berbentuk

bangunnan memanjang tanpa di lengkapi dinding . Sedangkan kios

adalah bangunan di pasar yang beratap dan di pisahan satu dengan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 39: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

28

yang lainya dengan dinding pemisah mulai dari lantai dengan langit-

langit yang di pergunakan untuk usaha berjualan.

Di sebut juga bahwa retribusi pasar itu sendiri adalah pungutan

retribusi atas jasa jasa pelayanan fasilitas pasar tradisional yang berupa

peralatan, kios, los yang di kelola Pemerintah Daerah dan khusus di

sediakan untuk pedagang. Retribusi pasar merupakan salah satu

Retribusi Daerah yang termasuk yang termasuk dalam jenis Retribusi

Jasa Umum. Karena itu dalam retribusi pasar, prinsip dan sasaran dan

penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi pasar didasarkan pada

tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagai pengganti

biaya pengelolaan, biaya penyelengaraan, biaya kebersihan dan biaya

administrasi.

1. Objek Retribusi Pasar

Objek Retribusi Pasar adalah pelayanan penyediaan fasilitas pasar

tradisional yang berupa kios, peralatan, losyang dikelola Pemerintah

Daerah dan khusus di sediakan pedagang. Tidak termasuk objek

retribusi pasar adalah pelayanan fasilitas pasar yang di miliki dan atau

di kelola pihak swasta maupun Perusahaan Daerah.

2. Subjek Retribusi Pasar

Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakan memanfaatkan, menikmati, jasa pelayanan penyediaan

fasilitas pasar sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 40: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

29

Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umumyang menjadi

obyek retribusi pelayanan pasar adalah pelayanan fasilitas pasar.

Dipergunakan untuk bantuan modal usaha bagi para pedagang di pasar

dengan badan adalah suatu bentuk usaha yang meliputi Perseroan

Terbatas, komanditer , Badan Usaha Milik Negara, koperasi.

Ketentuan pedagang pasar ini adalah merupakan dana yang

dipergunakan untuk fasilitas tempat pembuangan sampah, mck,

musolla dan tarif retribusi pasar Kabupaten Bantul Tahun 2016 adalah

sebesar 110.33% per tahun(2016). Hal tersebut belum mencakup

semuanya yang membayar retribusi tersebut dikarenakan masih

banyaknya pedagang yang tidak mau membayar retribusi karena

pedagang tersebut tidak selamanya menetap atau berpindah pindah

tempat berjualan ke pasar satu ke pasar lainya.

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Soelarti pada tahun (1997) faktor-faktor

yang mempengaruhi Penerimaan Retribusi Pasar dalam upaya

Peningkatan PAD di Kabupaten Indramayu. Menggunakan analisis

potensi dan evektivas pemungutan retribusi pasar serta menganalisis

besarnya pengaruh jumlah penduduk PRDB perkapita terhadap

penerimaan retribusi pasar. Rata-rata potensi retribusi pasar yang dapat

direalisasikan sebagai pendapatan adalah 80%76 dan 101,29% Elastisitas

penerimaan retribusi pasar terhadap PRDB perkapita adalah 2,804.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 41: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

30

Pada tahun (2000 )Warisin peranan Retribusi Pasar Terhadap PAD

dalam pelaksanaan otonomi di kota Semarang Menggunakan analisis

potensi dan efektivitas pemungutan retribusi pasar serta menganalisis

besarnya pengaruh jumlah penduduk. PRDB perkapita dan perubahan

harga inflasi serta potensi pasar terhadap penerimaan retribusi kontribusi

pasar. Laju pertubuhan penerimaan retribusi sebesar 5,25%. Tingkatan

efeisiensi biaya pemungutan retribusi kontribusi pasar sebesar 86,96%

tingkatan elastisitas jumlah penduduk 3,57 seadangakan PRDB perkapita

0,29 dan terhadap perubahan harga inflasi sebesar 0,81.

Perbedaan penelitian yang dilakukan Akbar pada tahun 2010 yang

terbaru mengenai Analisis Penerimaan Retribusi Pasar di Kota Surakarta

analisis potensi, alalisis efektivitas dan analisis besarnya pegaruh PRDB

perkapita, umlah los dan kios terisi terhadap penerimaan retribusi pasar.

Peneriman retribusi pasatr dinyatakan efektif dan efisien PRDB perkapita

dan jumlah los terisi berpengaruh positif dan signifikan. Jumlah kios terisi

tidak signifika

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 42: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yaitu

berusaha untuk mengetahui bagaimana Kontribusi Pasar Terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kabupaten Bantul. Peneliti mengumpulkan data mendiskripsikan

tentang bagaimana Kontribusi Retribusi Pasar terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kabupaten Bantul.

Agar pembatasaan dapat terfokus, tidak meluas, dan dapat mencapai

tujuan yang ingin dicapai, maka batasan dalam penelitian mengenai retribusi

pasar ini adalah kontribusi pasar dan kontribusi sampah mencakup pengertian

pasar dan sampah, kontribusi pasar dan sampah, obyek dan subyek retribusi

pasar dan sampah, serta struktur dan besarnya tarif retribusi pasar yang

berlaku di Bantul.Masalah target dan realisasi PAD Kota Bantul khususnya

untuk retribusi pasar, dimulai pada tahun anggaran 2003 sampai dengan 2007.

Dalam melakukan studi penelitian yang berhubungan dengan judul

skripsi yang berhubungan dengan Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

melihat proporsi dari retribusi tersebut cukup besar sebagai salah satu sumber

pendapatan daerah.Peneliti yang merupakan alat (instrumen) pengumpulan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 43: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

32

data yang utama,sehigga kehadiran peneliti dalam mengunakan data nantinya

sangat diperlukan, dengan demikian penelitian diharapkan akan memiliki arti

penting karena hasil penelitian akan menjadi masukan berharga bagi Pemda

Bantul dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Karena dengan

terjun ke lapangan maka peneliti dapat melihat secara langsung fenomena

yang terjadi di lapangan tersebut.

Kedudukan peneliti dalam penelitian kuantitatif cukup rumit, ia

sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis,

penafsir data, dan ahkirnya ia menjadi pelapor hasil penelitianya. Kedudukan

Peneliti sebagai instrumen atau alat peneliti ini sangat tepat, karena ia

berperan segalanya dalam proses penelitian. Sedangkan kehadiran peneliti

dalam penelitian ini di ketahui sratusnya sebagai peneliti subjek atau

informan, dengan terlebih dahulu mengajukan surat izin penelitian ke lembaga

yang di jadikan objek penelitian. Adapun peran peneliti ini adalah sebagai

pengamat berperan serta yaitu peneliti tidak sepenuhnya sebagai pemeran

tetapi masih melakukan fungsi pengamatan. Peneliti disini pada waktu

penelitian mengadakan pengamatan langsung, sehinga di ketahui fenomena-

fenomena yang nampak. Secara umum kehadiran peneliti di lapangan di

lakukan dalam 3 tahap yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian pendahuluan yang bertujuan mengenal lapangan penelitian.

2. Pengumpulan data, bagian ini peneliti secara khusus menyimpulkan

data.

3. Evaluasi data yang bertujuan menilai data yang di peroleh dilapangan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 44: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

33

3.2 Lokasi Penelitian

Dalam melaksanakaan penelitian ini agar data yang diperoleh sesuai

dengan masalah yang diangkat maka peneliti memgambil lokasi penelitian di

Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul di kompleks Manding Sabdodadi

Bantul.

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Data Primer

Adalah data yang diperoleh dari objek lapangan dengan cara

mengumpulkan data-data yang berguna dan berhubungan dengan

judul dan permasalahan yang diangkat. Salam hal ini data yang di

peroleh secara langsung dari sumber pertama di lapangan misalnya

data yang di berikan langsung pejabat yang berwenang mengenai

Realisasi Peneriman Pendapatan Daerah Kabupaten Bantul.

Sumber data primer menurut Umi Narimawanti (2008;98)

dalam bukunya “Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif:

Teori dan aplikasi” bahwa data primer adalah data yang berasal dari

sumber asli atau pertama.Data ini tidak tersedia dalam bentuk

terkompilasi ataupun dalam betuk file-file. Data ini harus

dicarimelalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 45: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

34

yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita

jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data.

2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh dari keterangan atau fakta-fakta

yang ada dan secara tidak langsung melalui bahan-bahan dokumen

berupa peraturan perundang-undangan, buku kepustakaan dan

sebagainya. Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan atas pengumpul data (Sugiyono:2008:402). Data

sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan

data primer seperti buku-buku, lineatur dan bacaan yang berkaitan

dengan pelaksanaan pengawasan.

Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari

lapangan yang meliputi keterangan atau data yang diberikan pejabat

yang berwenang. Sumber data primer tersebut meliputi Laporan

Realisasi Penerimaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bantul.

2. Sumber Data Sekunder

Adalah sumber data yang secara langsung mendukung sumber

data penelitian yang serupa dengan penelitian ini.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 46: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

35

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dimaksudkan sebagai cara untuk

memperoleh data dalam penelitian yang mengandung dan berkaitan dengan

masalah yang akan di teliti dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data

menurut Sugiyono (2013:2) merupakan langkah yang paling srtategis dalam

penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Adapun

teknik pengumpulan datanya adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan atau Observasi

Merupakan alat pengumpulan data yang di lakukan cara mengamati dan

mencatat secara sistematis gejala yang diselidiki. Proses pengamatan dan

pencatatan secara sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti.

Observasi ini menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai

dengan tujuan penelitian, yang direncanakan dan dicatat secara sistematis,

serta dapat dikontrol keandalan (reabilitas) dan keahlianya (validitasnya).

2. Wawancara atau Interview

Menurut Cholid Ahmadi (2004:83) Wawancara adalah proses tanya

jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua

orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-

informasi atau keterangan-keterangan. Merupakan teknik pengumpulan

data dengan cara mengadakan wawancara atau tanya jawab secara

langsung dengan responden, yaitu pihak-pihak yang berkaitan dengan

permasalahan objek yang akan ditrliti. Dalam hal ini pegawai Dinas

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 47: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

36

Daerah yang menangani masalah retribusi pasar serta pihak-pihak lain

yang terkait dengan pelaksanaan retribusi pasar di daerah Kabupaten

Bantul.

3. Studi Dokumen

Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan bahan-

bahan yang berupa buku-buku ,dan dokumen atau bahan pustaka lainya

yang ada hubunganya dengan objek yang diteliti yakini yang menyangkut

retribiusi dan pendapatan daerah dengan tujuan untuk memperoleh objek

yang menunjang kelengkapan penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisi data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Analisis

data secara kuantitatif adalah suatu cara penelitian yang menggunakan dan

menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan responden

secara tertulis maupun lisan dan juga perilaku nyata yang di teliti dan di

pelajari (Sugiyono,2012:7). Tahap-tahap analisis yang digunakan dalam

peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas penerimaan retribusi pasar adalah:

pemecahan atas suatu masalah yang timbul dan mengkaji secara

terperinci latar belakang pelaksanaan Retribusi Pasar serta efektivitas

yang berhubungan dengan pencapaian target yang ditetapkan kontribusi

penerimaan retribusi pasar terhadap pendapatan asli daerah.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 48: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

37

2. Analisis potensi pasar adalah memperkirakan daya serap konsumen

terhadap produk/jasa, minat dan daya beli konsumen. Dengan

meganalisis potensi dapat memperkirakan daya serap konsumen terhadap

produk/jasa yang hendak kita tawarkan.Hal ini sangat penting sebagai

ukuran apakah sektor usaha yang akan di masuki masih menjanjikan

keuntungan atau tidak.

3. Analisis pertumbuhan pasar adalah tingkat kenaikan ukuran pasar,

umumnya dinyatakan sebagai presentase pertahun untuk mengetahui

perkembangan dan pertumbuhan pasar secara bekala dari tahun ke tahun

dan mermbandingkanya dengan tahun tahun mendatang.

4. Analisis kontribusi pasar adalah sebagai penambah pendapatan daerah

melalui pajak dan retribusi. Selain itu, bila barang dan jasa yang tersedia

di pasar juga di kirim ke daerah lain, daerah yang menerima barang

kirimantersebut akan mendapatkan tambahan pendapatan melalui pajak

kontribusi dan retribusi pasar.

3.6 Pengecekan Validitas Temuan.

Menurut Nasution (1996: 40) untuk memperoleh data, peneliti

melakukan uji kreadibilitas mengacu pada validitas atau kepercayaan akan

kebenaran data yang diperoleh. Kredibilitas data bertujuan untuk membuktikan

bahwa apa yang diamati peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada di

lapangan.Untuk mendapatkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan,

pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu

menurut Lincon dan Guba (1981:28) teknik keabsahan sebagai berikut:

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 49: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

38

1. Ketentuan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-

unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan, kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

2. Triagulasi

Adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai

perbandingan terhadap data itu. Ada empat macam triagulasi

sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan sumber, metode,

penyidik, dan teori.

Triagulasi data peneliti menggunakan berbagai jenis sumber data dan

bukti dari situasi yang berbeda.Orang, data-data dikumpulkan dari orang-orang

berbeda yang melakukan aktivitas yang sama dan waktu, data-data

dikumpulkan pada waktu yang berbeda. Triagulasi Antar Peneliti melibatkan

beberapa peneliti berbeda dengan proses analis. Triagulasi Metodologi

pemeriksaan konsistensi temuan yang dihasilkan oleh metode pengumpulan

data yang berbeda seperti penggabungan metode kualitatif dengan data

kuantitatif atau melengkapi data wawancara dengan data observasi. Sumber

yang bearti membandingkan diri mengecek kembali drajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal itu dicapai

dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dan hasil wawancara

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 50: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

39

3.7 Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengunakan tiga tahap tahap, hal tersebut

sesuai dengan pendapat Bogdaman Taylor(2012:55) mengemukakan bahwa

suatu penelitian hendaknya dilakukan dalam tahap-tahap tertentu yaitu, tahap

pertama mengetahui sesuatu yang perlu diketahui. Tahap ini dinamakan tahap

eksplorasi fokus. Pada tahap ini pengumpulan data dilaksanakan peneliti.

Tahapan tersebutkan di ikuti peneliti (Sugiyono,2012:329). Ketiga tahapan

dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut:

1. Tahap pra lapangan, meliputi sebagai berikut:

a. Menentukan lapangan dengan pertimbangan bahwa pemerintah

Kabupaten Bantul menjalankan retribusi pasat berdasarkan

undang-undang yang berlaku.

b. Mengurus perizinan baik secara internal (fakultas) maupun

secara eksternal (pihak PEMDA).

2. Tahap lapangan, meliputi sebagai berikut.

a. Mengadakan observasi langsung ke lapangan dengan melibatkan

beberapa informan untuk memperoleh data.

b. Memasuki lapangan dengan mengamati beberapa fenomena

proses dan wawancara dengan pihak yang bersangkutan serta

meminta data-data yang diperlukan dalam penelitian (Laporan

realisasi Tahun 2013-2015)

c. Penyusunan laporan penelitian berdasarkan data yang diperoleh.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 51: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

40

3. Tahap pengecekan data

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah mengadakan

pengecekan data pada subjek informan atau dokumen untuk membuktikan

validitas data yang diperoleh, pada tahap ini juga dilakukan perbaikan data

baik dari segi bahasa maupun sistematikanya sehingga dalam hasil laporan

penelitian memperoleh kepercayaan yang sangat tinggi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 52: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Kabupaten Bantul

Bantul memang tidak bisa dilepaskan dari sejarah Yogyakarta

sebagai kota perjuangan dan sejarah perjuangan Indonesia pada umumnya.

Bantul menyimpan banyak kisah kepahlawanan antara lain pahlawan Pangeran

Mangkubumi di Ambar Ketawang dan upaya pertahanan Sultan Agung di

Pleret, perjuangan pangeran Diponegoro di Selarong. Kisah perjuangan pionner

penerbangan Indonesia yaaitu Adisucipto, pesawat yang ditumpanginya jatuh

di tembak Belanda di Desa Ngoto. Sebuah peristiwa penting yang dicatat

adalah Perang Griliya melawan pasukan Belanda yang dipimpin oleh Jendral

Sudirman (1948) yang banyak bergerak di sekitar Bantul.

Wilayah ini pula yang menjadi basis, “Serangan Oemoem 1Maret”

(1949) yang dicetuskan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Tolok awal

pembentukan wilayah Kabupaten Bantul adalah perjuangan gigih pangeran

Diponegoro melawan penjajah bermarkas di Selarong sejak tahun 1825 hingga

1830 seusai mereadam perjuangan Diponegoro, pemerintah Hindia Belanda

kemudian membentuk komisi khusus menangani daerah Vortenladen yang

antara lain bertugas menangani pemerintah daerah Mataram, Panjang,

Sokowati, dan Gunung kidul. Kontrak kasunan Surakarta dengan Yogyakarta

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 53: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

42

dilakukan baik hal pembagian wilayah maupun pembayaran ongkos perang,

pemimpin pemberontak, dan pembentukan wilayah administratif.

Pemerintah Hindia Belanda dan sultan Yogyakarta pada tanggal 26

dan 31 Maret 1831 mengadakan kontrak kerja sama tentang pembagian

wilayah administratif baru dalam kesultanan disertai penetapan jabatan kepala

wilayahnya. Saat itu Kasultanan Yogyakarta dibagi menjadi tiga kabupaten

yaitu Bantul Karang untuk kawasan selatan, Denggung untuk kawasan utara,

dan Kalasan untuk kawasan timur. Menindaklanjuti pembagian wilayah baru

Kasultanan Yogyakarta, tanggal 20 juli 1831 atau Rabu Kliwon 10 Sapar tahun

Dal 1759 (jawa) secara resmi ditetapkan pembentukan kabupaten Bantul yang

sebelumnya dikenal bernama Bantul Karang tersebut di atas. Seorang Nayaka

Kasultanan Yogyakarta bernama Raden Tumenggung Mangun Negoro

kemudian dipercaya Sri Sultan Hamengkubuwono V untuk memengku jabatan

sebagai bupati Bantul.

Pada masa pendudukan Jepang pemerintah berdasar pada Usamu

Seirei nomor 13 sedangakan ‘stadsgemente ordonatie’ dihapus. Kabupaten

memiliki hak mengelola rumah tangganya sendiri (otonom) kemudian setelah

kemerdekaan, pemerintah ditangani oleh Komite Nasional Daerah untuk

melaksanakaan UU No 1 Tahun 1945. Akan tetepi Yogyakarta dan Surakarta

undang-undang tersebut tidak diberlakukan hingga dikeluarkanya UU pokok

Pemerintahan Daerah No 22 tahun 1948 dan selanjutnya mengacu UU Nomor

15 tahun 1950 yang berisi tentang pembentukan Pemerintaan Daerah Otonom

diseluruh Indonesia. Tanggal 20 Juli ini lah yang setiap tahunya di peringati

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 54: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

43

sebagai Hari Jadi Kabupaten Bantul, selain itu tanggal 20 Juli tersebut juga

memiliki nilai simbol kepahlawanan dan kekeramatan bagi masyarakat Bantul

mengingat perang Diponegoro dikobarkan tanggal 20 Juli 1828.

4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.2.1 Letak Geografis

Kabupaten Bantul terletak antara 07° 44' 04" - 08° 00' 27" LS dan 110°

12' 34" - 110° 31' 08" BT. Luas wilayah Kabupaten Bantul 508,85 Km2 (15,90

dari luas wilayah Provinsi DIY) dengan topografi sebagai dataran rendah

140% dan lebih dari (60%) daerah perbukitan yang kurang subur, secara garis

besar terdiri dari: Bagian Barat, adalalah,daerah landai yang kurang serta

perbukitan yang membujur dari utara ke selatan seluas 89,86 km2 (17,73%

dari seluruh wilayah). Bagian tengah, adalah daerah peranian yang subur

seluas 210,94 km2 (41,62). Bagian timur, adalah daerah yang landai, miring

dan terjal yang keadaanya masih lebih baik dari daerah bagian barat seluas

206,055 km2 (40,65) bagian selatan adalah sebenarnya merupakan bagian dari

daerah bagian tengah keadaan alamnya yang berpasir dan sedikit berlaguna,

terbentang di pantai selatan dari kecamatan Srandakaan, Sanden dan Kretek.

Kabupaten Bantul dialiri 6 sungai yang mengalir sepanjang tahun dengan

panjang 114km2 yaitu:

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 55: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

44

1. Sungai Oyo : 35,75 km

2. Sungai Opak : 19,00 km

3. Sungai Code : 7,00 km

4. Sungai Winongo : 18,75 km

5. Sungai Bedog : 9,50 km

6. Sungai Progo : 24,00 km

4.2.2 Geologi

Menurut klasifikasi iklim koppen, Bantul memiliki iklim muson

tropis sama seperti kabupaten lain di Indonesia, musim hujan di Bantul di

mulai bulan oktober hingga maret dan musim kemarau bulan april hingga

september. Rata-rata curah hujan di Bantul adalah 90,76 mm, dan bulan paling

tinggi curah hujanya adalah desember, januari dan februari suhu udara relatif

konsisten sepanjang tahun, dengan suhu rata-rata 30 derajat.

4.2.3 Kependudukan

Jumlah penduduk Bantul pada tahun 2009 adalah 1.015.456 jiwa,

dengan kepadatan 2.012,93 jiwa/km2 Kecamatan dengan jumlah penduduk

terbanyak dan terpadat di Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Banguntapan

dengan jumlah dan penduduk 120.123 jiwa dengan kepadatan 4.218

jiwa/km2. Mayoritas mata pencarian penduduk di bidang pertanian (25%),

perdagangan (21%), industri (19%) dan jasa (17%).

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 56: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

45

4.2.4 Perekonomian

Karakteristik penting yang melekat dalam proses pertumbuhan

ekonomi yaitu tingkat perubahan struktural dan pergeseran struktural ini

meliputi pengesahan secara bertahap kegiatan-kegiatan dari bidang pertanian

ke non pertanian. Sektor pertanian, khususnya padi, peternakan dan jasa-jasa

perdagangan, pasar merupakan salah satu sektor yang menjadi pengerak

roda perekonomian dalam pengembangan Daerah Kabupaten Bantul.

4.3 Dinas Pendapatan Daerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran negara Tahun 2007 Nomor 89;

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741) dan Peraturan Menetri Dalam

Negri Nomor 57 Tahun 2007 tentang petunjuk teknis penataan organisasi

perangkat daerah maka Pemerintah Kabupaten Bantul menetapkan Peraturan

Daerah Nomor 03 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Peraturan Daerah Nomor 13 tahun 2004 tentang Pembentukan dan susunan

Organisasi Dinas Pendapatan Daerah dan perangkat sebagai berikut

4.3.1 Susunan Oerganisasi Dinas Pendapatan Kabupaten Bantul

1. Kepala Dinas

2. Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Perencanaan dan Pengawasan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 57: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

46

Seksi Perencanaan

Seksi Pengawasan

4. Bidang Retribusi

Seksi Pendapatan dan Penetapan

Seksi Penagihan dan Pembukuan

5. Bidang Pajak dan PBB

Seksi Pendapatan dan Penetapan

Seksi Penagihan dan Pembukuan

6. Bidang Pendapatan Lain-lain

Seksi Pendapatan Lain-lain

Seksi Bagi Hasil dan Pembukuan

7. UPT Dinas

8. Kelompok Jabatan Fungsional

4.3.2 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bantul

1. Visi

Terpercaya dan handal dalam tata kelola keuangan dan kekayaan

daerah, terbaik se Indonesia

2. Misi

a. Meningkatkan kualitas sumber daya pengelola pendapatan daerah

b. Penetapan sistem pengelolaan administrasi pendapatan daerah yang

berbasis teknologi informasi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 58: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

47

c. Peningkatan kuanitas secara kualitas sarana dan prasarana sebagai

penunjang pengelolaan pendapatan daerah

d. Mengoptimalkan intersifikasi penerimaan daerah dengan menata

menginvestasi seluruh potensi sumber pendapatan daerah

e. Menumbuhkan kesadaran partisipasi masyarakat terhadap

peningkatan pendapatan daerah

4.4.3 Tugas Pokok, Fungsi, uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Bantul

Menurut Pemerintah Kabupaten Bantul,tentang tugas pokok,

fungsi, uraian tugas dan tata kerja Dinas Pendapatan Kabupaten

Bantul adalah sebagai berikut:

4.4.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Dinas

1. Tugas pokok Kepala Dinas Pendapatan Daerah

a. Kepala dinas pendapatan Daerah Kabupaten Bantul

dalam menyusun dan menetapkan rencana strategis

dan rencana anggaran satuan satuan kerja dinas,

b. membina dan mengkondisikan sekertaris dan

bidang-bidang dalam lingkup Dinas,

c. mengkordinasikan dengan instansi terkait

mengarahkan dan membuat petunjuk pelaksanaa

petujuk teknis bidang Pendapatan Daerah,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 59: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

48

d. menyelengarakan pembinaan daerah, serta

pembinaan pengelolaanretribusi dan pajak,

e. melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap

pelaksanaan tugas serta membuat laporan secara

berkala.

2. Fungsi Kepala Dinas Pendapatan Daerah

a. Penyelengaraan dan pembinaan kesekertariatan

b. Penyelengaraan perencanaan dan pengawasan

pengelolaan pendapatan daerah

c. Penyelengaraan dan pembinaan pengelolaan

retribusi

d. Penyelengaran dan pembinaan pengelolaan pajak

4.4.3.2 Tugas Pokok dan Fungsi Sekertaris

1. Tugas Pokok Sekertaris

a. mengkaji dan merumuskan recana strategi dan

rencana strategi dan anggaran satuan kerja

sekretariat,

b. menhimpun dan mengomplikasi rencana strategi dan

rencana satuan anggaran satuan kerja setiap bidang

dalam lingup Dinas Pendapatan Daerah,

c. mengkordinasikan dengan Kepala Dinas dan para

Kepala Bidang lingkup Dinas Daerah,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 60: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

49

d. menyelengarakaan penatausahan dan

ketatalaksanaan urusan perencanaan umum,

keuangan dan kepegawaian,

e. melakuakan pengawasan dan evaluasi terhadap

pelaksanaan tugas Sekretaris dan membuat laporan

sercara berkala.

2. Fungsi sekertaris

a. dan penatausahaan urusan Perencanaan Umum

b. Penyelengaraan dan penatausahaan urusan keuangan

c. Penyelengaraan Penyelengaraan dan penatausahaan

urusan umum dan kepegawaian

4.4.3.3 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sub Bagian Perencanaan

1. Tugas Pokok Kepala Sub Bagian Perencanaan

a. menyiapkan rancangan rencana strategis dan rencana

anggaran satuan kerja Sub bagian perencanaan

b. mengkondisikan dengan sekertaris Dinas dan Kepala

Sub bagian keuangan serta Sub bagian umum dan

kepegawaian untuk membina dan mengkondisikan

pengkajian,

c. pengumpulan dan penyiapan bahan untuk petunjuk

teknis perencanaan dinas,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 61: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

50

d. melaksanakaan pelayanan adminsistrasi dan

ketelaksanaan bidang perencanaan Dinas

Pendapatan Daerah

e. melakukan pengawasan evaluasi terhadap

pelaksanaan tugas-tugas pada Sub bagian

perencanaan, serta membuat laporan secara berkala.

2. Tugas Fungsi Kepala Sub Bagian Keuangan

a. menyiapkan rancangan strategis dan rencana kerja

anggaran Sub bagian keuangan,

b. membantu sekertaris Dinas dalam menghimpun

rencana strategis dan rencana kerja anggaran serta

dokumen kerja anggaran (RKA-Dinas) masing-

masing bidang dalam lingkup dinas pendapatan

daerah

c. mengkondisikan dengan sekertaris dan kepala Sub

bagian perencanaan, kepala Sub bagian umum dan

kepegawaian

d. menjalin dan mengkoordinir pelaksanaan tugas di

lingkup Sub bagian keuangan dan program

e. melaksanakan urusan penatausahaan administrasi

keuangan serta merumuskan dokumen pelaksanaan

anggaran (DPA)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 62: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

51

f. melakukan pengwasan dan evaluasi terhadap

pelaksanaan tugas-tugas di Sub bagian serta

membuat laporan secara berkala.

4.4.3.4 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian

1. Tugas Poko Kepala Sub Bagian Umum Dan

Kepegawaian

a. menyiapkan rencana strategis dan rencana kerja

anggaran Sub bagian umum dan kepegawaian

b. membantu sekertaris menghimpun rencana

strategis dan rencana kerja anggaran satuan kerja

masing-masing bidang dalam lingkup dinas

pendapatan daerah,

c. memgkondidisikan dengan sekertaris dan kepala

Sub bagian perencanaan dan kepala Sub bagian

keuangan,

d. menjalin dan mengkordinidir pelaksanaan tugas di

lingkup sub bagian umum dan kepegawaian,

e. melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan,

perpustakaan, dokumentasi, perlengkapan dan

urusan rumah tamgga dinas,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 63: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

52

f. menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan

pegawai, kepangkatan, hak dan kewajiban pegawai

dan penatausahaan kepegawaian lingkup dinas,

g. melakukan pengwasasan dan evaluasi terhadap

pelaksanaan tugas-tugas di bagian sub serta

membuat laporan secera berakala.

2. Tugas Fungsi Kepala Bidang Pengawasan

a. mengkaji dan merumuskan rancangan rencana

strategis dan rancangan rencana anggaran satuan

kerja bidang,

b. mengkondisikan dengan kepala dinas, sekertaris

dan kepala bidang di lingkup dinas,

c. membina dan mengkondisikan para kepala sub

bidang di lingkup bidang

d. merumuskan dan mengkordionasikan pedoman

penylengaraan tugas bidang,

e. menyelegarakaan pengendalian dan pengawasan

serta penertiban dan pengamanan pengelolaan

pendapatan daerah,

f. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

tugas bidang serta membuat laporan secara berkala

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 64: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

53

4.4.3.5 Tugas Fungsi Kepala Bidang

a. Pengawasan, Penyelengaraan pengendalian dan

pengawasan pengelolaan pendapatan daerah

b. Penyelengaraan pembinaan penertiban dan

pengeloalan kepala daerah

4.4.3.6 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Pengendalian dan

Pemeliharaan

1. Tugas Pokok Kepala Seksi Pengadaan dan

Pemeliharaan

a. menyiapkan rancangan rencana strategis dan

rencana anggaran satuan kerja seksi

b. Pengendaliaan dan Pemeliharaan mempunyai

fungsi,

c. mengkoordinasikan dengan kepala bidang

pengawasan dan kepala seksi penertiban dan

keamanan mempunyai fungsi,

d. membina dan mengkondisikan tugas dilingkup

seksi,

e. melaksanakaan pengendalian dan pemeliharaan

bidang pengelolaan pendapatan daerah,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 65: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

54

f. melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan

tugas seksi serta membuat laporan secara berkala

4.4.3.7 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Penertiban dan

Keamanan

1. Tugas Pokok Kepala Seksi Penertiban dan

Keamanan

a. menyiapkan rancangan rencana strategis dan

rencana anggaran satuan kerja seksi penertiban

2. Tugas Fungsi Kepala Seksi enertiban dan

Keamanan

a. mengkondisikan dengan kepala bidang tugas

dilingkup seksinya,

b. melaksanakaan penertiban dan keamanan

c. pengelolaan pendapatan daerah

d. melaksanakan pengawasan dan evaluasi

terhadap pelaksanaan tugas seksi serta membuat

laporan secara berkala.

4.4.3.8 Tugas Pokok Dan Fungsi Kepala Bagian Retribusi

1. Tugas Pokok Kepala Bagian Retribusi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 66: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

55

a. Mengkaji dan merumuskan rancangan rencana

strategis dan rencana anggaran satuan kerja

bidang,

b. Memgkondisikan tugas-tugas bidang dengan

kepala dinas, kepala bagian dan para kepala

bidang lingkup dinas

c. Membina dan mengkondisikan dengan kepala

seksi di lingkup bidang

d. Membuat pedoman penyelengaraan tugas

bidang menyelengarakan perumusan kebijakan

teknik pelaksanaan pembinaan

e. Mengeloaaan pendataan dan penetapan serta

penagihan dan pembukuan bidang retribusi

f. Melakukan pengwasan dan evalusi pelaksanaan

tugas bidang serta membuat laporan secara

berkala.

2. Tugas fungsi Kepala Bagian Retribusi

a. Penyelengaraan dan pembinaan pengelolaan

pendataan dan penetapan

b. Penyelengaraan dan pembinaan pengelolaan

penegihan pembukuan.

4.4.3.9 Tugas Pokok dam Fungsi Kepala Seksi Pendataan dan

Penetapan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 67: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

56

1. Tugas pokok Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan

a. menyiapkan rancangan rencana strategis dan

rencana anggaran satuan kerja

b. Berkoordinasi dengan kepala bidang retribusi

dan kepala seksi penagihan dan pembukuan,

c. membina dan mengkondisikan di lingkup seksi

d. melaksanakan pendataan potensi retribusi dan

penetapan objek retribusi

e. melakukan pengawasan dan evaluasi

pelaksanaan tugas seksi dan membuat laporan

secara berkala.

2. Tugas Fungsi Kepala Seksi Penagihan dan

Pembukuan

a. Menyiapkan rancangan rencana strategis dan

rancangan rencana anggaran satuan kerja seksi

b. Mengkondidikan dengan kepala bidang retribusi

dan kepala seksi pendataan dan penetapan,

c. Membina dan mengkondidikan tugas di lingkup

seksi melaksanakaan

d. Mengkodisikan penagihan dan pembukuan

retribusi, melakukan pengawasan dan evaluasi

terhadap pelaksanaan tugas seksi

e. Membuat laporan secata berkala.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 68: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

57

4.4.3.10 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Bidang Pajak dan PBB

1. Tugas pokok Kepala Bidang Pajak dan PBB

a. Mengkaji dan merumuskan rencana strategis

dan rancangan recana anggaran satuan kerja

bidang mengkondidisikan dengan kepala dinas,

sekertaris dinas dan kepala bidang lingkup dinas

b. Membina dan mengkondisikan dengan kepala

seksi di lingkup bidang

c. Membuat pedoman penyelengaraan tugas

bidang menyelengarakan pembinaan pendataan

dan penetapan serta penagihan dan pembukuan

pajak bumi dan bangunan

d. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi

pelaksanaan tugas bidang serta membuat

laporan secara berkala.

2. Tugas Fungsi Kepala Bidang Pajak dan PBB

a. Penyelengaraan dan pembinaan pengelolaan

pendataan dan penetapan

b. Penyelengaraan dan pembinaan pemgelolaan

penagihan dan pembukuana

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 69: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

58

4.4.3.11 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Pendataan dan

Penetapan

1. Tugas pokok Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan

a. Menyiapkan rancangan rencana strategis dan

rancangan rencana anggaran satuan kerja seksi

b. Mengkondidiksn dengan kepala bidang pajak dan

PBB serta kepala seksi penegihan dan

pembukuan

c. Membina dan mengkondisikan tugas di lingkup

seksi,

d. Melaksanakan pendataan, pendaftaran,

perhitungan dan penetapan pajak daerah

e. Melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan

tugas seksi serta membuat laporan secara berkala.

2. Tugas fungsi Kepala Seksi Pendataan dan

Penetapan

a. Menyiapkan rancangan strategis dan rancangan

anggaran satuan kerja,

b. Mengkondisikan dengan kepala bidang pajak dan

PBB serta kepala seksi pendapatan dan penetapan

c. Membina dan mengkondidsikan tugas di lingkup

seksi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 70: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

59

d. Melaksanakan penagihan dan melayani keberatan

atas materi penetpan pajak daerah dan PBB

e. Membuat hasil laporan hasil penagihan pajak dan

PBB

f. Melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan

tugas seksi adalah membuat laporan secara

berkala.

4.4 Hasil Analisis Data dan Pembahasan

4.4.1 Mekanisme Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pasar Bantul

1. Prosedur Pemungutan Retribusi Pasar Bantul

Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi, Dinas

Pendapatan Daerah Kabupaten Bantul (DISPENDA) menenpatkan

beberapa petugas pemungut retribusi. Beberapa petugas pemungut

retribusi tersebut di kepalai oleh seorang lurah pasar ,lurah pasar

tersebut diangkat oleh Kepala Dinas Pendapatan (DISPENDA)

Kabupaten Bantul. Lurah pasar bertugas untuk mengatur dan

mengkordinir setiap retribusi yang dipungut oleh petugas retribusi.

Lurah pasar mempunyai wewewang penuh terhadap pasar yang

dikelolanya, pengawasan penerikan retribusi yang dipungut oleh

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 71: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

60

petugas retribusi yang dipungut oleh petugas retribusi tidak

sewenang-wenang dalam memungut retribusi kepada pedagang.

Penetapan tarif retribusi pasar didasarkan pada kebijakan daerah

dengan memperlihatan biaya penyediaan jasa, kemampuan

masyarakat dan aspek keadilan. Selain beberapa hal tersebut di atas,

maka penetapan tarif retribusi juga didasarkan pada kebijakan

pemerintah dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bantul.

2. Pengurusan, Pengelolaan dan Pembinaan Pasar Bantul

Pemerintah Daerah melalui lurah pasaryang di tugaskan di

setiap pasar untuk mengurus pengelolaan pasar sebelum uang yang

akan di setorkan ke DISPENDA Bantul, sedangkan pasar desa yang

diurus dan dikelola oleh Pemerintah Desa yang bersangkutan dan

dibina oleh Pemerintah Daeah, pelaksanaan pasar pemerintah

ditunjuk oleh Kepala Dispenda dan salah satu diantaranya ditetapkan

sebagai lurah pasar.Kepala Pemerintah disamping mengurus dan

mengelola pasar pemerintah juga mengelola pasar desa di

wilayahnya dalam hal ini tertib administrasinya, kepala pasar

bertanggung jawab kepada kepala DISPENDA.

Pembinaan tidak hanya dilakukan oleh Lurah pasar bantul, tetapi

juga sering dilakukan oleh seksi keamanan dan seksi keamanan dan

seksi ketertiban. Pembinaan yang dilakukan adalah tentang tata

ruang pasar supaya suasana pasar tidak terkesan berantakan sehingga

memudahkan dalam pemungutan retribusi. Pembinaan ini dilakukan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 72: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

61

karena pedagang sering seenaknya dalam mengelar dagangannya dan

menimbulkan kesan semrawut.

3. Alur dan Tata Cara Pemungutan Retribusi Pasar Bantul

Retribusi dipungut olehpetugas KPP dengan menggunakan

system official assessment, yaitu pemungutan berdasarkan Peraturan

Daerah Kabupaten Bantul Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Retribusi

Pelayaan Pasar dengan system pemungutan secara langsung

menggunakan benda berharga atau karcis. Bagi pedagang yang tidak

bisa membayar retribusi tepat pada waktunya, maka akan dikenakan

sanksi administrasi sebesar 2% perbulan dari keseluruhan jumlah

retribusi yang harus dibayar dan ditagih dengan surat Tangihan

Retribusi Daerah (STRD).

Dalam pemungutanya pedagang harus mematuhi peraturan-peraturan

Bupati sebagai berikut:

1. Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan

2. Retribusi dipunggut menggunakan STRD atau dokumen

lain

3. Bentuk dan SKRD ditetapkan oleh Bupati

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 73: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

62

SISTEM LAPORAN RETRIBUSI PASAR DI KAB BANTUL

Gambar 4.1 Sumber : Kantor Pengelolahan Pasar Kabupaten Bantul

Penjelasan singkat dari system laporan Retribusi Pasar, adalah sebagai berikut:

Melalui pihak Dinas Pendapatan Kabupaten Bantul ditunjukan beberapa petugas

khusus untuk memungut retribusi dipasar yaitu Staf pasar (pemungut retribusi),

mereka bertugas menarik retribusi. Kemudian uang hasil penarikan diserahkan

dan dilaporkan langsung kepada Lurah pasar, dan selanjutnya disetorkan ke

petugas dana bergulir sebelum di setorkan ke PEMDA/KPP. Setelah perhitungan

dan pencatatan tersebut selesai kemudian dana tersebut masuk langsung ke

PEMDA/KPP dan langsung ditandatangani oleh Dinas Pendapatan Daerah

(DIPENDA). Setelah itu proses pemungutan retribusi pasar sampai pada tahap

ahkir yaitu penyeteoran kepada Bank Pembangunan Daearah selaku pemegang

kas daerah.

Sistem Laporan Retribusi Pasar Bantul adalah sebagai berikut:

a. Pemungutan Retribusi

PEMDA / KPP

Lurah Petugas Dana Bergilir

Pemohon (Pedagang)

Staf Pasar (Pemungut Retribusi)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 74: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

63

Mempunyai tugas memungut retribusi kepada

pedagang dipasar, baik ada yang didalam area pasar ataupun

yang berada dirayon pasar, selanjutanya melaporkan hasil

pungutan pasar tersebut kepada lurah pasar yang bertindak

sebagai kordinator dilapangan disertai dengan surat tanda

buktu setoran.

b. Kordinator atau Lurah pasar

Mempunyai tugas mengumpulkan,menerima dan

menyimpan setoran dari para pemungut retribusi,lalu

menyetorkanya ke Dinas Pendapatan PEMDA/KPP

c. Petugas Dana Bergulir

Mempunyai tugas membuat laporan neraca keuangan

setiap bulan dan melaporkan kepada Bupati Bantul dan

Kepala kantor Pengelolaan pasar Kab Bantul dan

melaporkan bila terjadi krkurangan-kekurangan, baik yang

berhubungan dengan dana maupun kebutuhan administrasi

keuangan lainya, seperti blanko formulir dan buku-buku

kepada Lurah Pasar.

d. BPKB (Bendahara Khusus Penerima)

Memerima semua hasil pungutan retribusi yang

dikupulakn oleh Pembantu Bendaharawan khusus penerima

yang berkedudukan di Dinas Pendapatan Daearah

(DIPENDA) Kabupaten Bantul.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 75: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

64

e. BPD (Bank Pembangunan Daerah)

Adalah tempat dimana uang hasil setoran retribusi

pasar tersebut diterima sebagai bagian dari Pendapatan Asli

Daeah (PAD). BPD juga berlaku sebagai pemegang kas

daerah.

4.4.2 Tata Cara Penyetoran

Bupati selaku Kepala Daerah telah menetapkan tanggal jatuh tempo

penyetoran retribusi terutang paling lama 30 hari setelah saat terutang.

Penyetoran dapat dilakukan langsung ke BPD selaku pemegang kas daerah

ataupun melalui kantor Pengelolaan Pasar selaku intansi yang ditunjuk.

Penyetoran dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dengan

menggunakan SKRD (Surat Ketetepan Retribusi Daerah) dan SKRD

tambahan atau dokumen lain yang dipersamakan. Pembayaran harus

disetorkan ke kas daerah selambat-lambatnya 1x24 jam atau dalam waktu

yang ditentukan oleh bupati.

Apabila penyetoran retribusi dilakukan setelah jatuh tempo maka wajib

retribusi atau dikenakan STRD (Surat Tagihan Retribusi Daerah).

Penyetoran dapat dilakukan dengan izin tertulis dari Bupati atau Pejabat

yang ditunjuk, dengan disertai alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.

4.4.3 Tata Cara Penagihan

Penagihan dapat dilakukan pada wajib retribusi dengan

menggunakan surat teguran atau surat peringatan sebagai awal tindakan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 76: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

65

penagihan yang dikeluarkan tujuh hari sejak awal jatuh tempo. Dalam waktu

yang ditentukanwajib retribusi harus melunasi retribusi yang terutang, surat

tangihan ini di keluarkan oleh Bupati.

4.4.4 Tata Cara Perhitungan dan Pengembalian Retribusi Pasar Bantul

Apabila terjadi kelebihan pembayaran retribusi maka wajib retribusi

dapat mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati selaku kepala

Daerah. Kelebihan pembayaran retribusi tersebut dapat diperhitungkan

secara langsung terlebih dahulu dengan utang retribusi atau sanksi

administrasi berupa bunga. Kemudian baru diperhitungkan dengan

pembayaran retribusi selanjutnya.Dalam pengembalian ini Bupati akan

melibatkan SKRDLB (Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar)

sesuai dengan peraturan daerah Kabupaten Bantul.

4.4.5 Pengukuran Efektivitas Retribusi Pasar Bantul

Pengukuran ini melihat efektivitas realisasi penermaan retribusi

kontribusi pasar selama 3 tahun anggaran terahkir di Pasar Bantul, dalam

pengukuran ini realisasi penerimaan retribusi pasar akan dibandingkan

dengan target penarikan retribusi pasar. Jika angka yang dihasilkan

menunjukan angka yang paling besar (di atas 100 persen), maka hasil

pemungutanya menunjukan kinerja yang semakin efektif. Tabel tersebut

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 77: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

66

dibawah ini memperlihatkan rata-rata efetivitas pemungutan retribusi Pasar

Bantul:

Tabel 4.1 Tabel Efektivitas Pemungutan Retribusi Pasar Bantul

No Tahun Target

Retribusi

(Rp)

Realisasi

Retribusi

(Rp)

Efektivitas

(%)

Pertumbuhan

(%)

1 2013 439,119,700 479,938,600 103 2 2014 420,117,700 479,336,300 87,65 -0.125 3 2015 492,000,883 519,449,700 94,72 8 4 2016 485,125,808 592,091,350 81,93 14 Sumber : Rekapitulasi Penerimaan Retribusi Pasar Se-Kabupaten Bantul, Dinas Pengelolahan Pasar Kabupaten Bantul

Kontribusi Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Bantul

Pendapatan Asli Daerah terdiri hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah,

laba usaha daerah, dll. Dalam rangka untuk mengoptimalkan penerimaan

pendapatan asli daerah dari sektor retribusi, khususnya di daerah kabupaten

bantul menerapkan retribusi pasar masuk ke pendapatan asli daerah.

Di bawah ini data kontribusi retribusi Pasar Bantul dalam meningkatkan

pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul selama 4 tahun terakhir dari tahun

2013 sampai 2016.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 78: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

67

Tabel 4.2 Kontribusi Retribusi Pasar Bantul Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bantul Tahun 2013-2016

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bantul Untuk memberikan hasil analis yang jelas tentang besarnya

Kontribusinya penerimaan retribusi pasar terhadap pendapatan asli daerah dengan

rumus sebagai berikut :

RPth

KPR = X 100% PADth

Ket :

KPR : Kontribusi Retribusi Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah

RPth : Retribusi Pasar Dalam Satu Tahun

PADth : Pendapatan Asli daerah Pertahun

No Tahun Realisasi Retribusi

(Rp)

PAD Kabupaten Bantul (Rp)

Kontribusi Retribusi

(%)

Target Kontribusi terhadap

PAD (%)

Ket

1 2013 479,936,600 1,520,302,688,914 0.0316 0.0292 Melebihi Target PAD

2 2014 479,336,300 1,813,778,280,460 0.0264 0.0243 Melebihi Target PAD

3 2015 519,499,700 1,951,342,075,321 0.0266 0.0257 Melebihi Target PAD

4 2016 485,125,808 2,000,355,936,187 0.0243 0.0232 Melebihi Target PAD

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 79: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

68

Rp 479,936,600

Tahun 2013 = X 100% Rp 1,520,302,688,914

= 0.0316%

Rp 479,336,300

2. Tahun 2014 = X 100%

Rp 1,813,778,280,460

= 0.0264%

Rp 519,499,700

3. Tahun 2015 = X 100%

Rp 1,951,342,075,321

= 0.0266%

Rp 529,091,350

3. Tahun 2016 = X 100%

Rp 2,000,355,936,187

= 0.0243%

Pada Tabel 4.1 tentang data efektivitas pemungutan retribusi pasar

bantul yang di lakukan selama beberapa tahun ini ( 2013-2016 ) hanya di

tahun 2013 yang mampu melampui target retribusi di pasar Bantul dengan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 80: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

69

persentasi melampaui 103% dari target yang telah di tentukan oleh

pemerintah Kabupaten Bantul, di tahun 2014 pendapatan dari retribusi pasar

Bantul walaupun dengan target yang lebih rendah dari tahun 2013, untuk

pendapatan retribusi justru mengalami penurunan sekitar Rp 73.002.000,00

juta dari pendapatan yang di terima di tahun 2013 atau dengan kata lain

hanya mampu memenuhi target 87,65% dengan perbandingan kurang dari

1,25% dari jumlah target sebesar Rp 479.336.300,00 di tahun 2014, di tahun

2015 jumlah penerimaan pendapatan dari retribusi Pasar Bantul mengalami

peningkatan sebesar 17 % dari pendapatan di tahun 2014, tetapi jika di lihat

dari efektivitasdalammencapai target pendapatan yang sudah di tetapkan

oleh Pemerintah Kabupaten Bantul tidak bisa melampaui efektivitas

pendapatan retribusi di tahun 2013 yang dimana pada tahun 2015 target

pendapatan retribusi Pasar Bantul meningkat sebesar 8% menjadi Rp

519.449.700,00 dengan pertumbuhan 14% dan di tahun 2016 pendapatan

retribusi di Pasar Bantul mengalami penurunan sebesar Rp 6.875.075,00

atau sekitar 1% dari pendapatan di tahun 2015 dan di tahun 2016 tingkat

efektivitas retribusi di pasar bantul juga mengalami penurunan menjadi

81,93% dari target yang di tetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul

Sebesar Rp 592.091.350,00 dan hanya mendapatkan retribusi selama 2016

sejumlah Rp 485.125.808,00. Daritabel4.1 dan penjabaran diatas kita

menyimpulkan bahwa tingkat efektivitasdengan jumlah target dari tahun ke

tahun yang berbeda dengan jumlah retribusi di Pasar Bantul yang terkumpul

selama 4 tahun dari tahun 2013 – 2016 mengalami grafik yang tidak stabil

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 81: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

70

dari tahun ke tahun dengan angka yang paling rendah di tahun 2016

mencapai 81,93% dengan tingkat pertumbuhan hanya sebesar 14% dan yang

tertinggi di tahun 2013 sebesar 103%.

Pada Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa hasil retribusi di Pasar

Bantul ke Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bantul hanya menyumbang

tidak sampai dengan 1% tiap tahunnya, karena pendapatan retribusi di Pasar

Bantul Tidak stabil dan mengalami naik turun maka kontribusi retribusi

Pasar Bantul Terhadap Pendapatan Asli daerah juga tidak tetap

presentasinya, pada tahun 2013 retribusi Pasar Bantul hanya menyumbang

sekitar 0,316% dari jumlah seluruh pendapatan asli daerah di Kabupaten

Bantul dan di tahun 2014 kontribusi retribusi Pasar Bantul ke pendapatan

asli daerah Kabupaten Bantul mengalami penurunan menjadi 0,0264%, di

tahun berikutnya yaitu tahun 2015 retribusi Pasar Bantul hanya

menyumbang 0,0266% dan di tahun 2016 menyumbang sebanyak 0,0243%

dari seluruh Pendapatan Asli daerah di Kabupaten Bantul, dan rata-rata

kontribusi Retribusi Pasar bantul selama 4 Tahun terakhir dari tahun 2013-

2016 sebesar 0,0272% dari seluruh Pendapatan Asli Daerah yang di terima

oleh Kabupaten Bantul STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 82: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

71

BAB V

KESIMPULAN

4.5 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai potensi retribusi pasar

Bantul terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Bantul, dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Kontribusi penerimaan retribusi pasar Bantul terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Bantul selama tahun anggaran 2013 – 2016 adalah rata-rata sebesar

0,0272%, dengan target kontribusi retribusi pasar Bantul terhadap PAD rata-rata

sebesar 0,0256% atau dengan kata lain kontribusi retribusi Pasar Bantul selalu di

atas target dari retribusi Pasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten

Bantul.

2. Berdasarkan Tabel 4.1 di BAB IV rata-rata penerimaan retribusi pasar di

Kabupaten Bantul selama empat tahun anggaran yaitu Rp 472.591.022,75 dari

tahun anggaran 2013-2016.Tahun anggaran 2014 mengalami penurunan dan

mendapatkan nilai di bawah rata-rata selama empat tahun tersebut sebab

dilakukan renovasi dan perbaikan pasar secara menyeluruh di Pasar

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 83: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

72

Bantul.Tingkat Pendapatan tertinggi terjadi pada tahun anggaran 2013 yaitu

sebesar Rp 493,119,700,00

3. Rata-rata efektivitas pemungutan retribusi pasar Bantul adalah sebesar 92%,

hal ini menunjukkan bahwa secara rata-rata pemungutan retribusi pasar kurang

berjalan secara efektif karena dalam empat tahun anggaran, angkanya yang

melampaui angka 100 persen hanya pada tahun 2013, dan di tahun berikutnya

yaitu tahun 2014-2016 tidak mencapai angka 100%.walaupun dengan jumlah

kontribusi ke PAD selalu melebihi jumlah target yang di tetapkan.

4.6 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, diusulkan beberapa saran yang dapat

menjadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Bantul dalam

meningkatkan penerimaan retribusi pasar yang sampelnya diambil dari retribusi Pasar

Bantul dalam menunjang peningkatan pendapatan asli daerah antara lain sebagai

berikut.

1. Untuk meningkatkan penerimaan retribusi pasar sesuai dengan potensi yang ada

dapat dilakukan dengan cara:

a. menjaring para wajib retribusi baru yang belum dikenai pungutan retribusi

sebelumnya dengan meningkatkan kegiatan pemeriksaan dan

pengawasan di lapangan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 84: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

73

b. menerapkan sanksi hukum kepada wajib retribusi khususnya para pemilik kios,

los atau pelataran yang tidak membayar retribusi yang telah ditetapkan.

c. Memberikan penyuluhan secara intensif kepada wajib retribusi tentang hak dan

kewajiban serta manfaat dari retribusi yang dibayarkan baik wajib retribusi

maupun bagi Pemerintah Kabupaten Bantul.

d. Memberikan fasiliats yang lebih memadai dan para pedagang atau pemilik kios

merasakan fasilitas dengan langsung sehingga para pedagang atau pemilik kios

merasakan timbal balik dari uang retribusi itu sendiri.

2. Meningkatkan efisiensi pemungutan yaitu dengan cara mengurangi biaya biaya

yang tidak perlu di mana persentase biaya pemungutan diusahakan lebih rendah atau

lebih kecil dari persentase peningkatan realisasi penerimaan sehingga dari tahun ke

tahun pungutan retribusi pasar menunjukkan adanya peningkatan efisiensi.

4.7 Keterbatasan Penelitian

Hambatan dalam penelitian ini yaitu terbatasnya informasi-informasi dari dinas

pendapatan daerah dan pengelola Pasar Bantul masih kurangnya data yang bisa

diberikan untuk menjadi acuan peneliti. Dan petugas parkir yang tidak memiliki

karcis parkir, sehingga akan mengalami kesulitan menghitung penerimaan parkir di

beberapa tempat yang sudah di tentukan, Hal tersebut menyebabkan sulit untuk

menjelaskan lebih rinci mengenai pendapatan pasar itu sendiri serta kontribusi

retribusi pasar terhadap pendapatan asli daerah

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 85: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

74

Daftar Pustaka

Soelarti, 1997, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Retribusi Pasar Dalam Upaya Peningkatan PAD di Kabupaten Indramayu, Skripsi tidak di terbitkan, Garut: Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Garut

Soeparmoko, 2002, Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan Pemerintah Daerah, Yogyakarta: Andi Ofset

Tayor dan Bogdem, 1994, Introduction to Qualitative Research Methods: The Search Of Meaning, New York: John Wiley and Sans

Halim, Abdul, 2004, Akutansi Keuangan Daerah, Jakarta: Salemba Persada

Warsito, 2001, Hukum Pajak, Jakarta : PT Rajawali Grafindo Persada

Wariot, P, SE, 2005, Pajak daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta: PT Grafindo Pustaka Utama

Bilson, Siamamora, 2001, Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan Profitable Esis Pertama, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD), Bandung : Bandung Alfabeta

Nasution, 1006, Metode Penelitian Kuantitatif Naturalisti, Jakarta : Grafika

Nabuko, Cholid dan Achmadi, Abu, 2004, Metode Penelitian, Jakarta : Gramedia

Soemitro, Rochmat, 1990, Perundang-undangan Pajak Di Indonesia, Jakarta : PT Eresco

Wasirin, Imam, 2000, Peranan Retribusi Pasar Terhadap PAD Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kota Semarang, Skripsi Tidak di Terbitkan, Semarang : Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang

Kurniawan, Akbar dan Hadriyan, Putra, 2010, Analisis Penerimaan Retribusi Pasar di Kota Surakarta, Skripsi Tidak Diterbitkan, Surakarta, Program Study Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret

Patmawati, Dewi, 1996, Efektivitas Pemungutan Retribusi Pasar Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, Skripsi Tidak Diterbitkan, Malang, Universitas Muhammadiyah Malang

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 86: EVALUASI KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR BANTUL …eprint.stieww.ac.id/177/1/131214187 Melisa Yuniawati unggah.pdfpasar Bantul terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bantul rata-rata

75

Hariwati, Umi, 2008, Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung, Unikom

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Pertimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Daerah Otonomi

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolahan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

Bantul.go.id, Kilas Sejarah Kabupaten Bantul, 14 Agustus Juni 2017 (www.bantulkab.go.id/profil/sejarah.html)

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2010 Nomor 16, Tentang Retribusi Pasar

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at