Data Bantul

download Data Bantul

of 17

Transcript of Data Bantul

Data Pokok Pembangunan Data Umum LETAK GEOGRAFIS Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Apabila dilihat dari bentang alamnya, wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan. Kondisi bentang alam tersebut relatif membujur dari utara ke selatan. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 0744'04" 0800'27" Lintang Selatan dan 11012'34" - 11031'08" Bujur Timur. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul, di sebelah utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia.

TINGGI TEMPAT Berdasarkan elevasi lahan daratan dari permukaan air laut ketinggian tempat atau elevasi dapat ditentukan, di mana permukaan air laut dianggap mempunyai elevasi 0 meter. Ketinggian tempat Kabupaten Bantul dibagi menjadi empat kelas dan hubungan kelas ketinggian dengan luas sebarannya secara spasial ditunjukkan pada Peta Ketinggian Tempat. Kelas ketinggian tempat yang memiliki Kabupaten Bantul penyebaran paling luas adalah elevasi antara 25 100 meter (27.709 Ha atau 54,67%) yang terletak pada bagian utara, bagian tengah, dan bagian tenggara Kabupaten Bantul. Wilayah yang mempunyai elevasi rendah (elevasi 500 m -

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Kecamatan Srandakan Sanden Kretek Pundong Bambanglipuro Pandak Pajangan Bantul Jetis

Luas (Ha) 1.834 2.327 2.550 2.376 2.282 2.429 3.319 2.199 2.560 5.634 2.629 2.128 3.312 2.676 3.238 3.411 5.781 50.685

10. Imogiri 11. Dlingo 12. Pleret 13. Piyungan 14. Banguntapan 15. Sewon 16. Kasihan 17. Sedayu Jumlah

Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul Tabel 5. Hubungan Kelas Ketinggian dengan luas penyebaran No 1. 2. 3. 4. Kelas Ketinggian (dpl) m 0-7 7 - 25 25 - 100 100 - 500 Luas (Ha) 3.228 8.948 27.709 10.800 (%) 6.37 17.65 54.67 21.31

5.

> 500 Jumlah

50.685

100,00

Sumber : Kantor Pertanahan Kab. Bantul

PEMBAGIAN ADMINISTRATIF Kabupaten Bantul secara administratif terdiri dari 17 kecamatan, 75 desa dan 933 pedukuhan (tabel 1). Desa-desa di Kabupaten Bantul dibagi lagi berdasarkan statusnya menjadi desa pedesaan (rural area) dan desa perkotaan (urban area). Kecamatan Dlingo mempunyai wilayah paling luas, yaitu 55,87 Km2. Sedangkan jumlah desa dan pedukuhan yang terbanyak terdapat di Kecamatan Imogiri dengan delapan desa dan 72 pedukuhan (tabel 1). Berdasarkan RDTRK dan Perda mengenai batas wilayah kota, maka status desa dapat dipisahkan sebagai desa perdesaan dan perkotaan. Secara umum jumlah desa yang termasuk dalam wilayah perkotaan sebanyak 41 desa, sedangkan desa yang termasuk dalam kawasan perdesaan sebanyak 34 desa.

Tabel 1. Jumlah Desa, Dusun dan Luas kecamatan di Kabupaten Bantul No Kecamatan Jumlah Desa 2 4 5 3 3 4 3 5 4 8 6 8 Jumlah Dusun 43 62 52 49 45 49 55 50 64 72 58 57 Luas (Km2) 18,32 23,16 26,77 24,30 22,70 24,30 33,25 21,95 21,47 54,49 55,87 28,48

1. Srandakan 2. Sanden 3. Kretek 4. Pundong 5. Bambanglipuro 6. Pandak 7. Pajangan 8. Bantul 9. Jetis 10. Imogiri 11. Dlingo 12. Banguntapan

13. Pleret 14. Piyungan 15. Sewon 16. Kasihan 17. Sedayu Jumlah

5 3 4 4 4 75

47 60 63 53 54 933

22,97 32,54 27,16 32,38 34,36 504,47

Sumber : Bagian Tata Pemerintahan Setkab. Bantul Jarak kota-kota kecamatan terhadap desa terjauh, ibukota kabupaten, dan ibukota propinsi adalah Kecamatan Dlingo, sedangkan jarak Kecamatan terdekat dengan ibukota kabupaten adalah Kecamatan Bantul dan jarak Kecamatan terdekat dengan ibukota propinsi adalah Kecamatan Sewon dan Kasihan. Tabel 2. Tinggi, Suhu dan Pusat Kota Kecamatan dengan daerah/kota lain Tinggi No Kecamatan Pusat Pemerintahan 1. Srandakan 2. Sanden 3. Kretek 4. Pundong 5. Bambanglipuro 6. Pandak 7. Pajangan 8. Bantul 9. Jetis 10. Imogiri 11. Dlingo 12. Banguntapan 13. Pleret 14. Piyungan 8 10 15 20 23 27 100 45 45 25 320 100 60 80 Suhu Maks 37 35 32 30 32 20 32 32 30 36 32 37 34 32 Min 22 25 28 24 23 32 23 23 25 23 24 24 22 23 Jarak Pusat Pemer Wil Kec dengan. Desa/Kelurahan Terjauh 4 4 4 12 4 3 6 4 4 6 14 4 3 5.5 Ibu kota Kabupaten 13 15 15 10 10 5 9 0.4 6 8 23 15 7 25 Ibu kota Provinsi 23 24 28 18 19 16.5 22 12 15 17 33 10 13 14

15. Sewon 16. Kasihan 17. Sedayu Jumlah

59 70 87.5 68.73

30 34 32.5 32.20

25 22 24.5 24.26

3 5 4 5.2

8 9 20 11.6

7 7 12 17.09

Sumber : Bagian Tata Pemerintahan Setkab. Bantul Tabel 3. Status Desa (Pedesaan / Perkotaan) di Kabupaten Bantul Tahun 2008 Status Desa / Kelurahan Pedesaan Poncosari Perkotaan Trimurti Gadingsari SriGading Gadingharjo Murtigading 3. Kretek Tirtohargo Parangtritis Tirtosari Tirtomulyo 4. Pundong Seloharjo Panjang rejo 5. Bambanglipuro Sumbermulyo Sidomulyo Mulyodadi 6. Pandak Caturharjo Triharjo Gilangharjo 7. Bantul Sabdodadi Palbapang Ringin harjo Bantul Trirenggo 8. Imogiri Selopamioro Sriharjo Karangtengah Kebonagung Karangtalun Imogiri Wijirejo Srihardono Donotirto

No 1. 2.

Kecamatan Srandakan Sanden

Wukirsari Girirejo 9. Dlingo Mangunan Muntuk Temuwuh Jatimulyo Terong 10. Jetis Patalan Canden 11. Pleret Bawuran Wonolelo Sgoroyoso 12. Piyungan Sitimulyo Srimulyo Srimartani 13. Banguntapan Tamanan Jagalan Singosaren Wirokerten Jambidan Potorono 14. Sewon Pendowoharjo Timbulharjo 15. Kasihan Tamantirto Ngestiharjo Bangunjiwo 16. Pajangan Guwosari Triwidadi Sendangsari 17. Sedayu Argodadi Argomulyo Sumber : Bagian Tata Pemerintahan Setda Kab. Bantul Argosari Argorejo Bangunharjo Panggungharjo Tirtonirmolo Baturetno Banguntapan Trimulyo Sumberagung Wonokromo Pleret Dlingo

KEMIRINGAN LAHAN Klasifikasi kemiringan lahan di Kabupaten Bantul dibagi menjadi enam kelas dan hubungan kelas kemiringan/lereng dengan luas sebarannya. Wilayah Kabupaten Bantul pada umumnya berupa daerah dataran (kemiringan kurang dari 2%) dengan penyebaran di wilayah selatan, tengah, dan utara dari Kabupaten Bantul dengan luas sebesar 31,421 Ha (61,96%). Untuk wilayah timur dan barat umumnya berupa daerah yang mempunyai kemiringan 2,1 40,0% dengan luas sebesar 15.148 Ha (30%). Sebagian kecil wilayah timur dan barat seluas 4.011 Ha (8%) mempunyai kemiringan lereng di atas 40,1%. Apabila dilihat per wilayah kecamatan terlihat bahwa wilayah kecamatan yang paling luas memiliki lahan miring terletak di Kecamatan Dlingo dan Imogiri, sedangkan wilayah kecamatan yang didominasi oleh lahan datar terletak di Kecamatan Sewon dan Banguntapan. .

Tabel. Luas Wilayah Berdasarkan Kemiringan Tanah Kabupaten Bantul Tahun 209 Luas Kemiringan tanah / lereng (Ha) 0 - 2% 1.680 2.100 1.756 1.395 2.210 2.123 865 2.184 2.305 1.768 72 2.629 704 2.187 2.668 2 - 8% 154 227 288 171 72 306 661 0 81 585 1.993 0 431 702 0 8 - 15% 0 0 0 0 0 0 990 0 0 279 268 0 365 0 0 5 - 25% 0 0 27 90 0 0 162 15 144 900 572 0 55 0 8 15 - 40% 0 0 11 108 0 0 394 0 0 954 1.433 0 547 423 0 > 40% 0 0 468 612 0 0 247 0 30 1.295 1.296 0 26 0 0

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Kecamatan Srandakan Sanden Kretek Pundong Bambanglipuro Pandak Pajangan Bantul Jetis

Jumlah 1.834 2.327 2.550 2.376 2.282 2.429 3.319 2.199 2.560 5.781 5.634 2.629 2.128 3.312 2.626

10. Imogiri 11. Dlingo 12. Banguntapan 13. Pleret 14. Piyungan 15. Sewon

16. Kasihan 17. Sedayu Jumlah

2.312 2.513 31.421

0 227 5.898

598 300 2.800

182 138 2.293

161 233 4.264

35 0 4.009

3.238 3.411 50.685

Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul

ENIS TANAH Kabupaten Bantul mempunyai tujuh jenis tanah yaitu tanah Rendzina, Alluvial, Grumosol, Latosol, Mediteran, Regosol, dan Litosol. Jenis tanah Regosol merupakan jenis tanah yang dominan di wilayah Kabupaten Bantul. Jenis tanah ini tersebar pada Kecamatan Kasihan, Sewon, Banguntapan, Jetis, Bantul, dan Bambanglipuro. Tanah Regosol adalah tanah yang berasal dari material gunung berapi, bertekstur (mempunyai butiran) kasar bercampur dengan pasir, dengan solum tebal dan memiliki tingkat kesuburan rendah. Tanah Litosol berasal dari batuan induk batugamping, batupasir, dan breksi/konglomerat, tersebar di Kecamatan Pajangan, Kasihan, dan Pandak. Tanah Mediteran berasal dari batugamping karang, batugamping berlapis, dan batupasir, tersebar di Kecamatan Dlingo dan sedikit di Sedayu. Tanah Latosol berasal dari batuan induk breksi, tersebar di Kecamatan Dlingo, Imogiri, Pundong, Kretek, Piyungan, dan Pleret. Tanah Grumosol berasal dari batuan induk batugamping berlapis, napal, dan tuff, terdapat di Kecamatan Sedayu, Pajangan, Kasihan, Pandak, Sanden, Bambanglipuro, dan Srandakan. (tabel 7). . Tabel Jenis Tanah Tahun 2009 Luas Ha 725 1324 3035 5964 1380 24792 8251 Jumlah 45471 % 1.59 2.91 6.67 13.12 3.03 54.52 18.74 100.00

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Redzina Alluvial Grumosol Latosol Mediteran Regosol Litosol

Jenis Tanah

Sumber : BPN

POLA CURAH HUJAN Data curah hujan disajikan sebagai perbandingan adalah data pada tahun 2008 dan 2009. Untuk mengetahui pola curah hujan pada suatu wilayah tertentu diperlukan parameter data minimal berupa banyaknya hari hujan dan intensitas curah hujan yang secara spasial tertuang dalam Peta Intensitas Curah Hujan Tahunan. Akan tetapi untuk keperluan analisis pola curah hujan akan lebih tepat apabila menggunakan data yang diambil dalam kurun waktu sedikitnya lima tahun yang berurutan.

Tabel POLA CURAH HUJAN TAHUN 2008 DAN 2009 2008 HH 31 29 31 21 7 1 0 0 0 19 27 27 193 16,08 mm 64,93 365,59 350,54 163,54 20,25 4,41 0 0 0 162,97 372,15 276,33 1780,71 148,39 HH 17,50 12,60 10,17 10,38 0 1,67 2,00 0 0 0 8,00 10,43 72,74 6,06 2009 mm 188,00 194,80 109,50 129,25 0 45,67 0 0 0 0 192,20 225,71 1089,13 90,76

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-rata

Sumber : Dipertahut Kabupaten Bantul 2010 GEOLOGI

Jenis batuan yang terdapat di Kabupaten Bantul secara umum terdiri dari tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan endapan. Berdasarkan sifat sifat batuannya dapat diperinci menjadi tujuh formasi yaitu Formasi Yogyakarta (46%), Formasi Sentolo (18%), Formasi Sambipitu (3%), Formasi Semilir Nglanggran (24%), Formasi Wonosari (8%), dan gumuk pasir (1%). Formasi adalah suatu susunan batuan yang mempunyai keseragaman ciri-ciri geologis yang nyata, baik terdiri dari satu macam jenis batuan, maupun perulangan dari dua jenis batuan atau lebih yang terletak di permukaan bumi atau di bawah permukaan. Geologi menunjukkan kelompok kelompok batuan yang berguna sebagai indikator terdapatnya suatu bahan tambang. Untuk mengetahui jumlah cadangan bahan galian dan prospek pengembangannya memerlukan penanganan lebih lanjut dari dinas/instansi terkait. KEMAMPUAN TANAH Kondisi fisik tanah yang digunakan untuk menyusun kemampuan tanah pada dasarnya mengacu pada kondisi lahan pada umumnya. Kondisi lahan yang digunakan untuk mengukur kemampuan tanah adalah kemiringan lereng, kedalaman efektif tanah, kelas drainase, tekstur tanah, dan kelas erosi tanah. Berdasarkan kriteria tersebut maka lahan yang baik adalah apabila lahan mempunyai lereng datar, kedalaman efektif tanah dalam, drainase baik, tekstur tanah sedang, dan tidak ada erosi. PENGGUNAAN LAHAN Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan sebaran pemanfaatan lahan yang ada di Kabupaten Bantul. Penggunaan lahan diklasifikasikan menjadi Kampung/Permukiman, Sarana Sosekbud, Pertanian, Perhubungan, Perindustrian, Pariwisata, Pertambangan, Hutan, dan Air Permukaan. Selain itu pada tahun 2009 juga telah terjadi alih fungsi lahan, dari tanah pertanian menjadi permukiman atau menjadi tempat usaha, hal tersebut berdasarkan analisis ijin pengeringan selama tahun 2008. Dengan adanya alih fungsi lahan dari pertanian menjadi non pertanian harus medapat perhatian yang khusus, karena dimungkinkan akan adanya penyusutan dalam hal hasil pertanian.

Tabel Penggunaan Lahan Kab. Bantul Tahun Jenis Penggunaan Lahan (Ha) Kampung Sawah Kebun Tegalan Hutan Tanah

No

Kecamatan

Lain-l

Campur 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Srandakan Sanden Kretek Pundong Bambanglipuro Pandak Pajangan Bantul Jetis 75,21 51,45 37,87 82,35 174,49 88,76 109,94 165,21 404,57 238,34 121,52 392,70 229,28 331,89 458,84 537,17 270,44 3770,13 484,57 837,43 955,61 876,02 1.165,42 986,19 282,19 1.222,12 1.386,10 924,17 261,00 1.351,57 723,37 1.331,60 1.432,28 881,02 984,26 16.085,64 694,00 896,00 470,00 733,50 819,00 1.063,00 2.295,00 689,00 513,00 1.186,00 1.460,00 656,00 356,00 717,00 645,97 1.568,00 1.841,61 16.603,08 53,00 123,00 209,55 456,00 44,00 434,31 2,00 105,00 2.128,00 1.705,46 7,68 634,99 551,58 2,00 109,18 72,20 6.637,94 187,00 1.198,00 1.385,00

Tandus 129,00 119,00 302,00 23,00 573,00

398,2

300,1

574,9

228,1

123,0

247,0

196,8

120,6

151,3

10. Imogiri 11. Dlingo 12. Banguntapan 13. Pleret 14. Piyungan 15. Sewon 16. Kasihan 17. Sedayu Jumlah

1.094

888,0

221,0

184,3

379,9

136,8

142,6

242,4

5.630

Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul Tabel Klasifikasi Lahan Luas (Ha) 2008 13,885 2,06 19,832 5,383 3,767 1,098 4,559

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Klasifikasi Sawah Irigasi Sawah Tadah hujan Pekarangan Tegal/Kebun Hutan Rakyat Hutan Negara Lain-lain

Luas (Ha) 2007 13,878 2,067 19,832 5,383 3,767 1,098 4,559

8. 9.

Rawa-rawa Tambak Jumlah

8 93 50,685

8 93 50,685

Sumber : Dipertahut Kabupaten Bantul DAERAH ALIRAN SUNGAI Kabupaten Bantul terdapat tiga daerah aliran sungai ( DAS ) yaitu DAS Progo, DAS Opak, dan DAS Oya. DAS Oya mempunyai satu sub-DAS yaitu sub-DAS Oya. Untuk DAS Opak mempunyai 12 sub-DAS yaitu sub-DAS Opak, Gawe, Buntung, Tepus, Kuning, Mruwe, Kedung Semerengan, Code, Gajah Wong, Winongo, Bulus, Belik, dan Plilan. DAS Progo mempunyai satu sub-DAS yaitu sub-DAS Bedog. Secara keseluruhan DAS di wilayah Kabupaten Bantul menempati lahan seluas 45.387,00 Ha. Sungai sungai tersebut merupakan sungai yang berair sepanjang tahun (permanen), meskipun untuk sungai yang kecil pada musim kemarau debit airnya relatif sedikit. Salah satu fungsi dari masing masing DAS adalah untuk mengairi areal pertanian. Untuk DAS Opak luas lahan yang diairi adalah 3.380,30 Ha dan untuk DAS Progo luas lahan yang diairi adalah 4.595,29 Ha. Di samping itu air sungai juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.

Tabel Daerah Aliran Sungai Kabupaten Bantul Luas Lahan yang diairi (Ha) 15 3,380,30 178,00 108,18 68,14 642,51 278,25 277,96 287,00 910,58 178,00 119,70 74,10 653,90 382,60 865,40 246,80 2110,50

No

Nama Sub-DAS

Nama Sub-DAS Oya Kali Opak Kali Gawe Kali Buntung Kali Kuning Kali Mruwe Kali Kedung Semerengan Kali Code Kali Gajah Wong Kali Winongo

Luas (Ha) 57,00

1. Oya 2. Opak

Kali Bulus Kali Belik Kali Plilan 3. Progo Kali Bedog

185,30 133,82 97,58 1454,40

96,30 117,40 97,34 1528,44

Jumlah

14 Sub Das

4819,83

6617,58

Sumber : Dinas SDA Kabupaten Bantul 2010

STATUS LAHAN Status lahan adalah informasi yang menggambarkan kepemilikan lahan yang ada di Kabupaten Bantul. Status lahan diklasifikasikan menjadi: Hak Negara, Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Milik Adat, Hak Pakai Tanah, Tanah Kasultanan dan Tanah Desa.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH Dalam pelaksanakan pembangunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sangat diperlukan di Kabupaten Bantul. Hal tersebut merupakan salah satu upaya perencanaan program pembangunan yang memperhatikan suatu tatanan wilayah yang terpadu dan teratur. Secara garis besar arah pengembangan dan pembangunan daerah mengacu pada RTRW Kabupaten Bantul yang terbagi menjadi enam Satuan Wilayah Pengembangan (SWP). Sedangkan peta Satuan Wilayah Pengembangan adalah sebagai berikut: 1. SWP I: Kecamatan Sedayu, Pajangan, dan sebagian Kec. Kasihan (Desa Bangunjiwo) - Bagian Utara : sebagai kawasan pertanian, agrobisnis, perdagangan, jasa serta pendidikan. - Bagian Selatan : sebagai kawasan industri, non polutan, perdagangan jasa dan pemukiman. 2. SWP II: Kecamatan Kasihan, Banguntapan dan sebagian Kec. Pleret (Desa Pleret) - Kawasan aglomerasi - Menjadi bagian pengembangan Kota Yogyakarta : pemukiman, pendidikan, perdagangan dan jasa. 3. SWP III: Kecamatan Piyungan dan sebagian Kec. Pleret (Desa Bawuran, Wonolelo dan Segoroyoso) - Bagian Utara : sebagai kawasan industri, perdagangan, jasa, pertanian dan pemukiman. - Bagian Selatan : sebagai kawasan pertanian dan wisata budaya.

4. SWP IV: Kecamatan Srandakan, Sanden, dan Kretek - Bagian Utara : sebagai kawasan pertanian, lahan basah, agrobisnis dan pemukiman. - Bagian Selatan : sebagai kawasan alam, budaya dan perikanan 5. SWP V: Kecamatan Bantul dan Sewon - Bagian Utara : sebagai pusat pemerintahan, perumahan , perdagangan dan jasa. - Bagian Selatan : Sebagai Kawasan Pertanian 6. SWP VI: Kecamatan Imogiri dan Dlingo Pembangunan diarahkan untuk kawasan pertanian. 7. SWP VII : Kecamatan Imogiri dan Dlingo - Bagian Barat : sebagai kawasan agribisnis dan cagar budaya. - Bagian Timur : sebagai kawasan cagar budaya. Untuk mendukung program kecamatan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, maka tiga kecamatan telah dijadikan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, yaitu Kecamatan Piyungan, Pundong, dan Srandakan. Selain penataan wilayah seperti tersebut di atas, pembangunan di Kabupaten Bantul juga mengacu pada Perda No. 01 tahun 1994 tentang Rencana Umum Tata Ruang Daerah Kabupaten Bantul yang menunjukkan pemanfaatan ruang wilayah. Pembagian pemanfaatan ruang di Kabupaten Bantul secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Budidaya Pertanian, terdiri dari: a. Kawasan Lahan Basah Non Irigasi; b. Kawasan Lahan Basah Irigasi; c. Kawasan Pertanian Lahan Kering. 2. Budidaya Non Pertanian, terdiri dari: a. Kawasan Industri; b. Kawasan Perumahan Baru; c. Kawasan Perkotaan; d. Kawasan Pariwisata. Pemanfaatan ruang di Kabupaten Bantul secara spasial menggambarkan suatu lokasi yang akan dikembangkan dengan didukung baik oleh potensi maupun kesesuaian lahannya dan tergambar dalam Peta Pemanfaatan Ruang.

KAWASAN LINDUNG

Kabupaten Bantul juga memiliki kawasan lindung, adapun kawasan lindung itu sendiri adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan, serta nilai budaya dan sejarah bangsa untuk kepentingan berlangsungnya pembangunan yang berkelanjutan. Sampai dengan tahun 2009 pelaksanaan kegiatan pengelolaan kawasan lindung baru dalam tahap pemantapan data dasar dan perencanaan pengelolaan kawasan lindung. Maksud dan tujuan pemantapan data dasar dan perencanaan kawasan lindung adalah agar diperoleh data lokasi yang tepat dan akurat guna penyusunan perencanaan pengelolaan kawasan lindung .

Tabel Penyebaran dan Lokasi Kawasan Lindung Tahun 2009 Luas Kawasan Lindung (Ha) No Kecamatan / Desa Kec. Sedayu 1. Ds. Argorejo 2. Ds. Argodadi 3. Ds. Argomulyo 4. Ds. Argosari Jumlah II. Kec. Pajangan 1. Ds. Triwidadi 2. Ds. Sendangsari 3. Ds. Guwosari Jumlah III. Kec. Kasihan 1. Ds. Bangunjiwo 2. Ds. Ngestiharjo 3. Ds. Tamantirto Jumlah IV. Kec. Imogiri 1. Ds. Selopamioro 2. Ds. Imogiri 3. Ds. Wukirsari 0,0203 0,0151 2,004 27,775 11 13,0243 0,0151 27,775 0,0111 0,0016 0,0012 0,0139 0,2068 0,2068 5 5 0,2179 0,0016 5,0012 5,2207 0,0116 0,5043 0,0034 0,5193 0,0044 0,0003 0,0024 0,0071 1,5 1,5 3 1,516 2,0046 0,0058 3,5264 0,0019 0,0036 0,0024 0,0009 0,0088 0,0015 0,0015 5 5 10 5,0034 5,0036 0,0024 0,0009 10,0103 Sempadan Pantai I. Sempadan Sungai Kawasan Mata Air Cagar Alam & Budaya Rawan erosi Tnh longsor Total Luas (Ha)

4. Ds. Sriharjo Jumlah V. Kec. Kretek 1. Ds. Parangtritis 2. Ds. Tirtoharjo 3. Ds. Donotirto Jumlah VI. Kec. Pundong 1.Ds. Seloharjo 2. Ds. Panjangrejo 3. Ds. Srihardono Jumlah VII. Kec. Srandakan 1. Ds. Trimurti 2. Ds. Poncosari Jumlah VIII. Kec. Dlingo 1. Ds. Muntuk 2. Ds. Mangunan 3. Ds. Dlingo 4. Ds. Temuwuh 5. Ds. Terong 6. Ds. Jatimulyo Jumlah IX. Kec. Piyungan 1. Ds. Srimulyo 2. Ds. Srimartani 3. Ds. Sitimulyo Jumlah X. Kec. Pandak 1. Ds. Caturharjo 2. Ds. Triharjo 3. Ds. Wijirejo Jumlah 310 310 160 120 40

0,0354

27,775

11

0 40,8144

0,0015 0,0015

0,35655 0,00405 0,3606

0,016 0,0012 0,0172

0,019 0,019

15 15

15,035 0,0012 15,0362

0,0016 0,0016

310,0016 310,0016

0,0007 0,0007 0,0023 0,003 0,002 0,002 0,0107

1,0753 1,0753 10 110 120

1,076 10,0007 0,0023 0,003 110,002 0,002 121,086

0,0005 0,006 0,0011

0,009 0,009

5 5

5,0095 0,0006 126,0981

0,0026 0,0007 0,0033

0,01 0,01

-

0,0026 0,007 0,01 0,0133

XI.

Kec. Sanden 1. Ds. Srigading 2. Ds. Gadingsari 3. Ds. Gadingharjo Jumlah 150 120 270 0,8875 0,15 0,001 1,0385 150,8875 120,15 0,001 271,0385

XII. Kec. Pleret 1. Ds. Wonolelo, Bawuran, Segroyoso 2. Ds. Pleret Jumlah XIII Kec. Jetis 1. Ds. Trimulyo 2. Ds. Patalan Jumlah XIV Kec. Bantul XV Kec. Sewon XVI Kec. Banguntapan XVII Kec. Bambanglipuro 0,041 0,0416 0,041 0,0416 0,0006 0,0006

Jumlah

740

1,6513

Sumber: Dinas Pertanian & Kehutanan