evaluasi keperawatan

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Evaluasi adalah fase akhir dalam proses keperawatan. Dengan cara evaluasi, perawat dapat memberikan pendapat pada kuantitas dan kualitas asuhan yang diberikan. Makalah ini akan memberikan gambaran evaluasi pada proses keperawatan. Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah fase yang berkaitan dengan dimensi mutu keperawatan. Ini menjawab pertanyaan seperti :Apa hasil klien dapat dicapai? Jika tidak, mengapa tidak? Bagaimana cara proses dieksekusi? Kejadian apa di dalam lingkungan yang memberi pengaruh positif atau negative terhadap hasil dan proses? Jawaban dari pertanyaan ini bergantung pada pertimbangan profesional yang didasarkan pada keterampilan persepsi, analisis, dan keterampilan mengingat pengetahuan. Sebagian besar referensi untuk fase ini melibatkan evaluasi proses dan hasil. Hanya sedikit tekanan yang diberikan pada peran karakteristik dan kejadian di lingkungan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil. Hasil, karakteristik kesehatan, perilaku, dan keadaan yang disebut sebagai tujuan-tujuan yang mengikuti proses diagnostik, 1

Transcript of evaluasi keperawatan

Page 1: evaluasi keperawatan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Evaluasi adalah fase akhir dalam proses keperawatan. Dengan cara

evaluasi, perawat dapat memberikan pendapat pada kuantitas dan kualitas

asuhan yang diberikan. Makalah ini akan memberikan gambaran evaluasi pada

proses keperawatan. Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah fase yang

berkaitan dengan dimensi mutu keperawatan. Ini menjawab pertanyaan

seperti :Apa hasil klien dapat dicapai? Jika tidak, mengapa tidak? Bagaimana

cara proses dieksekusi? Kejadian apa di dalam lingkungan yang memberi

pengaruh positif atau negative terhadap hasil dan proses? Jawaban dari

pertanyaan ini bergantung pada pertimbangan profesional yang didasarkan pada

keterampilan persepsi, analisis, dan keterampilan mengingat pengetahuan.

Sebagian besar referensi untuk fase ini melibatkan evaluasi proses dan

hasil. Hanya sedikit tekanan yang diberikan pada peran karakteristik dan

kejadian di lingkungan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil. Hasil,

karakteristik kesehatan, perilaku, dan keadaan yang disebut sebagai tujuan-

tujuan yang mengikuti proses diagnostik, merupakan focus dari usaha evaluasi

perawat terhadap keefektifan perawatan. Tujuan tersebut dianggap sebagai hasil

intervensi, walaupun hubungan sebab-akibatnya sulit untuk dipastikan karena

ketidaktepatan hasil prediksi.

1

Page 2: evaluasi keperawatan

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari evaluasi keperawatan?

2. Apa tujuan dari evaluasi keperawatan?

3. Apa saja komponen-komponen pada evaluasi keperawatan?

4. Apa saja contoh dalam evaluasi keperawatan?

5. Bagaimana format dalam evaluasi keperawatan?

6. Bagaimana aplikasi atau penerapan pada evaluasi keperawatan?

1.3 TUJUAN

1. Agar dapat menetapkan evaluasi

2. Agar dapat menjelaskan tujuan umum dalam evaluasi keperawatan

3. Agar dapat mendeskripsikan evaluasi proses dan evaluasi hasil

4. Agar dapat mendeskripsikan susunan evaluasi yang terdiri dari 2

komponen

5. Agar dapat menjelaskan pentingnya evaluasi setelah 4 tahap sebelumnya

1.4 MANFAAT

1. Mengetahui teori evaluasi

2. Mengetahui tujuan umum dalam evaluasi keperawatan

3. Mengetahui evaluasi proses dan evaluasi hasil

4. Mengetahui susunan evaluasi yang terdiri dari 2 komponen

5. Mengetahui pentingnya evaluasi setelah 4 tahap sebelumnya

2

Page 3: evaluasi keperawatan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sistematis dalam mengumpulkan,

mengorganisasi, menganalisis, dan membandingkan status kesehatan klien dengan

criteria hasil yang diinginkan, serta menilai derajat pencapaian hasil klien. (Janet W.

Kenney)

2.2 Tujuan Evaluasi (Nikmatur Rohmah N Saiful Walid)

1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan

2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan

3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan

2.3 Proses Evaluasi

1. Mengukur pencapaian tujuan

a. Tujuan dari aspek kognitif. Mengukur perubahan kognitif dapat dilakukan

dengan dua cara:

Interview/Tanya jawab

1. Menanyakan kembali segala sesuatu yang telah dijelaskan oleh

perawat. Pengukuran pengetahuan ini penting untuk menjamin

bahwa pa yang telah disampaikan benar-benar telah dipahami

dengan baik dan benar. Oleh karena itu, perawat harus selalu

menanyakan kembali segala sesuatu yang telah dijelaskan

sehingga pemahaman dan kesalahpahaman bias diidentifikasi

secara langsung.

2. Komprehensif

3

Page 4: evaluasi keperawatan

Komprehensif adalah pertanyaan yang diajukan berdasarkan

pemahaman klien terhadap perubahan-perubahan yang terjadi

pada tubuhnya.

Contoh: ciri apa Anda rasakan?

3. Aplikasi Fakta

Aplikasi fakta adalah pertanyaan yang ditujukan untuk

mengidentifikasi pemahaman klien pada tingkat aplikasi.

Contoh : apa yang akan Anda lakukan bila dirasakan perasaan

sesak ketika Anda berjalan?

Tulis

Teknik yang kedua untuk mengukur pencapaian tujuan kognitif

adalah dengan mengajukan pertanyaan tertulis. Teknik ini

jarang digunakan untuk pendidikan kesehatan individual,

umumnya digunakan untuk mengevaluasi tindakan pendidikan

kesehatan yang diberikan secara berkelompok dengan topic

yang sama sehingga dapat menghemat waktu.

b. Tujuan dari aspek Efektif

Observasi

Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung

terhadap perubahan emosional klien

Feed Back

Feed back dari staf kesehatan yang lain, yaitu umpan balik,

masukan, dan pengamatan dari staf yang lain dapat juga dipakai

sebagai salah satu informasi tentang aspek efektif klien.

c. Psikomotor

yaitu pengukuran perubahan aspek psikomotor dapat dilakukan melalui

observasi secara langsung terhadap perubahan perilaku klien.

d. Perubahan fungsi tubuh

4

Page 5: evaluasi keperawatan

merupakan komponen yang paling sering menjadi criteria evaluasi. Dari

pengamatan di rumah sakit pada umumnya dari daftar diagnosis

keperawatan yang ada kebanyakan bersifat fisik, sehingga criteria hasil

yang ingin dicapai mengacu pada aspek perubahan fungsi tubuh.

Mengingat begitu banyaknya aspek perubahan fungsi tubuh, maka untuk

mengukur perubahannya dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu,

observasi, interview, dan pemeriksaan fisik.

2. Penentuan keputusan

Klien telah mencapai hasil yang telah ditentukan dalam tujuan. Kondisi ini

dicapai apabila semua data yang ditentukan dalam criteria hasil sudah

terpenuhi

Klien masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan. Kondisi ini

dicapai apabila sebagian saja dari criteria hasil yang ditentukan terpenuhi

Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan. Kondisi ini

ditentukan apabila hanya sebagian kecil atau tidak ada sama sekali dari

criteria hasil yang dapat dipenuhi. Dapat juga terjadi kondisi klien semakin

buruk sehingga timbul masalah yang buruk.

2.4 Macam evaluasi

a. Evaluasi Proses (formatif)

Evaluasi yang dilakukan setiap selesai tindakan.

Berorientasi pada etiologi.

Dilakukan secara terus-menerus sampai tujuan yang telah ditentukan

tercapai

b. Evaluasi hasil (sumatif)

Evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan secara

paripurna

Berorientasi pada masalah keperawatan.

Menjelaskan keberhasilan atau ketidakberhasilan

Rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan klien sesuai dengan

kerangka waktu yang ditetapkan

5

Page 6: evaluasi keperawatan

Dari kedua macam evaluasi diatas, menurut kami lebih efektif

menggunakan evaluasi formatif karena dapat terus mengetahui

perkembangan kondisi klien hingga tercapai tujuan yang diinginkan.

2.5 Komponen Evaluasi (Soapier )

Untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau perkembangan klien

digunakan komponen SOAPIER. Yang dimaksud SOAPIER adalah:

S : Data Subyektif

Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah

dilakukan tindakan keperawatan.

O : Data Obyektif

Data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara

langsung kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah dilakukan

tindakan keperawatan.

A : Analisis

Interpretasi dari data subyektif dan data obyektif. Merupakan

suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi, atau

juga dapat dituliskan masalah atau diagnosis baru yang terjadi akibat

perubahan status kesehatan klien yang telah teridentifikasi datanya

dalam data subyektif dan obyektif.

P : Planning

Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan,

dimodifikasi, atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan

yang telah ditentukan sebelumnya.

I : Implementasi

Adalah tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan

instruksi yang telah teridentifikasi dalam komponen P (perencanaan).

6

Page 7: evaluasi keperawatan

E : Evaluasi

Adalah respon klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.

R : Reassesment

Adalah pengkajian ulang yang dilakukan terhadap perencanaan

setelah diketahui hasil evaluasi, apakah dari rencana tindakan perlu

dilanjutkan,dimodifikasi, atau dihentikan

Contoh format SOAPIER

Masalah

Kep/KOLABORATIF

TGL/JAM CATATAN PERKEMBANGAN PARAF

Hipertemi 8-8-2007

10.00

WIB

S : “Pak, setelah 2 hari ternyata anak saya

tambah panas, saya merasa perawatan disini

tidak ada hasilnya, lebih baik anak saya , saya

bawa pulang.

O : - Suhu 400C, suhu tertinggi dalam kurva

suhu.

- Nadi 108 X/menit, regular

- Kulit hangat dan kering

- RR 20 X/menit

- Delirium

- Ibu meminta anak pulang atas permintaan

- Ibu menolak tindakan compress pada

anaknya.

A : Hipertemi berlanjut, timbul masalah baru,

ketidakefektifan koping keluarga

P : Tujuan : koping keluarga efektif setelah

diberikan penjelasan yang memadai tentang

perjalanan penyakit anaknya :

7

Page 8: evaluasi keperawatan

10.15

10.30

10.45

11.00

11.10

11.15

11.20

- Kriteria Hasil :

Suhu tubuh turun 10C dalam 1 jam

Keluarga dapat menjelaskan kembali

proses perjalanan penyakit dan

perawatan yang dibutuhkan.

Keluarga dapat menerima dan

menyadari keadaan yang terjadi pada

anaknya.

Keluarga dapat berkerjasama dengan

petugas

Keluarga menandatangani infored

consent tindakan keperawatan

intensif.

- Rencana tindakan 1 dihentikan

- Jelaskan pada keluarga tentang proses

penyakit dan perawatanya.

- Jelaskan kebutuhan perawatan yang lebih

intensif.

- Rencana tindakan 2 dan 3 dilanjutkan.

- Tenangkan ibu atau keluarga, beri

kesempatan untuk ungkapkan perasaan,

dengarkan penuh perhatian.

- Lakukan kolaborasi pemberian:

Antipiretik injeksi

Transfusi plasma

- Lakukan observasi keadaan umum,

tingkat kesadaran, suhu, nadi, RR dan

akral tiap 30 menit.

I:

- Menenangkan ibu, mendengarkan semua

keluhan ibu.

8

Page 9: evaluasi keperawatan

- Menjelaskan pada keluarga tentang

proses penyakit dan perawatanya serta

kebutuhan perawatan yang lebih intensif.

- Meminta persetujuan pemindahan di unit

perawatan intensif.

- Memindahkan klien ke UPI.

- Memasang monitor tekanan darah, nadi,

suhu, RR.

- Mengobservasi keadaan umum, tingkat

kesadaran dan akral.

- Melakukan kolaborasi pemberian:

xylomidon 1 cc IM

E :

- Keluarga dapat menjelaskan kembali

proses perjalanan penyakit dan perawatan

yang dibutuhkan.

- Keluarga dapat menerima dan menyadari

keadaan yang terjadi pada anaknya.

- Keluarga dapat bekerjasama dengan

petugas.

- Keluarga menandatangani informed

consent tindakan keperawatan intensif

- Keadaan umum : sakit berat,.

- Kesadaran : komposmentis

- Suhu 38,50 C

- Nadi 88X/menit

- RR 16x/menit

- Tekanan darah 105/90 mmHg

- Akral hangat

9

Page 10: evaluasi keperawatan

R : tujuan tercapai sebagian, rencana tindakan

ikuti protap perawatan intensif.

Kekurangan dari form ini adalah:

1. Membutuhkan waktu yang lama

2. Arsip mudah hilang, rusak

Kelebihan dari form ini adalah:

1. Lebih mudah dimengerti

2. Lebih akurat

2.6 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam dokumentasi proses keperawatan

adalah ( Potter dan Perry, 1999)

1. Jangan lakukan penghapusan dengan tipeX, penghapusan, dicoret-coret dan

lain-lain apabila terdapat kesalahan penelitian, cukup dicoret dengan garis lurus

atas kata/ kalimat yang salah, kemudian tulis “ salah “ dan ditanda tangani,

setelah itu ditulis perbaikan tersebut.

2. Jangan mengosongkan formulir catatan apabila catatan tidak penuh, tetapi buat

garis horizontal/ vertical sepanjang bagian yang kosong.

3. Catat semua data dengan permanent, jangan gunakan pensil, tetapi gunakan

pulpen hitam atau biru untuk biasa dan bullpen merah untuk data obat-obatan.

4. Selalu memulai pencatatan dengan tanggal, jam, dan diakhiri dengan tanda

tangan dan nama jelas serta jabatan perawat.

10

Page 11: evaluasi keperawatan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan

keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil

yang dibuat pada tahap perencanaan.

Tujuan evaluasi :

1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.

2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan

keperawatan yang telah diberikan.

3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.

4. Mendapatkan umpan balik.

5.Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan

pelayanan keperawatan.

Proses Evaluasi

1. Mengukur pencapaian tujuan

2. Penentuan keputusan

Macam Evaluasi

1. Evaluasi Proses

2. Evaluasi Hasil

3.2 Saran

Evaluasi diperlukan untuk mengetahui keadaan klien atau hasil dari

perawatan yang sudah diberikan. Bila masalah belum teratasi atau sebagian

teratasi maka dapat ditingkatkan perencanaan atau dimodifikasi rencana

perawatan klien.

11

Page 12: evaluasi keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Reilly,Dorothy E.,&Obermann,Marilyn H. (2002).

PengajaranKlinisdalamPendidikanKeperawatan.Jakarta:EGC

Basford,Lynn&Slevin,Oliver (2006). Teori&PraktikKeperawatan.Jakarta:EGC

Nikmatur Rohmah & Saiful Walid.(2009).nic noc. Jogjakarta:Ar-Ruz Media

12