Evaluasi Karakter Morfologi dan Daya Hasil 11 Galur Cabai ...

12
KUMPULAN. MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009) Evaluasi Karakter Morfologi Dan Daya Hasil 11 Galur Cabai (Capsicum Annuum L.) Introduksi Avrdc Di Kebun Percobaan IPB Tajur F.Y. Wardani, S. Sujiprihati, M. Syukur Departemen Agronomi dan Hortikultura FAkultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor J1. Meranti Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Telp/Pax (0251) 8629353 Kata kunci : evaluasi, karakter morfologi, cabai, introduksi, berbeda nyata Abstrak Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengevaluasi karakter morfologi dan daya hasil 11 galur cabai introduksi dari A VRDC. Percobaan dilakukan di· Kebun Percobaan IPB Tajur, Bogor, pada bulan Februari hingga Agustus 2008. Bahan yang digunakan yaitu 11galur cabai introduksi dari AVRDC dan 2 varietas lokal sebagai pembanding yaitu Tit Super dan Tanjung. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKL T) faktor tunggal. Basil percobaan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara 11 galur cabai introduksi dari A VRDC dengan 2 varietas pembanding. Seluruh galur berbeda nyata dengan kedua varietas pembanding pada seluruh karakter kuantitatif kecuali lebar tajuk dan bobot segar biomassa. PENDAHULUAN Cabai (Capsicum annuum L.) adalah salah satu komoditas hortikultura yang tingkat konsumsinya tinggi di masyarakat. C. annuum merupakan spesies yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia dan yang paling penting secara ekonomi (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999). Salah satu usaha dalam meningkatkan produktivitas suatu komoditi adalah dengan merakit varietas unggul baru. Untuk membentuk suatu varietas unggul baru diperlukan keragaman plasma nutfah sebagai dasar dalam ilmu pemuliaan. Introduksi tanaman dapat dilakukan sebagai salah satu cara untuk mendapatkan keragaman plasma nutfah. Poespodarsono (1988) menyatakan bahwa dengan mengintroduksi tanaman, disamping menambah spesies tanaman di daerah tertentu juga menambah macam plasma nutfah. Sebagai bahan pemuliaan, tanaman atau varietas introduksi dapat menjadi bahan yang baik untuk lebih meningkatkan keunggulan varietas yang sudah ada. Akan tetapi, yang sering menjadi masalah adalah kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru. Oleh karena itu perlu dilakukan uji adaptasi dan evaluasi karakter terhadap tanaman-tanaman yang diintroduksi. Evaluasi ini penting untuk mengetahui sejauh mana keunggulan dan karakteristik varietas unggul baru tersebut. Dengan mengetahui karakter dan sifat- sifat varietas unggul baru tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas cabai di Indonesia. Percobaan ini bertujuan untuk mengevaluasi karakter mofologi dan daya hasil 11 galur cabai (c. annuum) introduksi AVRDC (Asian Vegetable Research Development Center). 220

Transcript of Evaluasi Karakter Morfologi dan Daya Hasil 11 Galur Cabai ...

Page 1: Evaluasi Karakter Morfologi dan Daya Hasil 11 Galur Cabai ...

KUMPULAN. MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)

Evaluasi Karakter Morfologi Dan Daya Hasil 11 Galur Cabai (Capsicum Annuum L.) Introduksi Avrdc Di Kebun Percobaan IPB Tajur

F.Y. Wardani, S. Sujiprihati, M. Syukur Departemen Agronomi dan Hortikultura F Akultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor J1. Meranti Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Telp/Pax (0251) 8629353

Kata kunci : evaluasi, karakter morfologi, cabai, introduksi, berbeda nyata

Abstrak Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengevaluasi karakter

morfologi dan daya hasil 11 galur cabai introduksi dari A VRDC. Percobaan dilakukan di· Kebun Percobaan IPB Tajur, Bogor, pada bulan Februari hingga Agustus 2008. Bahan yang digunakan yaitu 11galur cabai introduksi dari A VRDC dan 2 varietas lokal sebagai pembanding yaitu Tit Super dan Tanjung. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKL T) faktor tunggal. Basil percobaan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara 11 galur cabai introduksi dari A VRDC dengan 2 varietas pembanding. Seluruh galur berbeda nyata dengan kedua varietas pembanding pad a seluruh karakter kuantitatif kecuali lebar tajuk dan bobot segar biomassa.

PENDAHULUAN Cabai (Capsicum annuum L.) adalah salah satu komoditas hortikultura yang

tingkat konsumsinya tinggi di masyarakat. C. annuum merupakan spesies yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia dan yang paling penting secara ekonomi (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).

Salah satu usaha dalam meningkatkan produktivitas suatu komoditi adalah dengan merakit varietas unggul baru. Untuk membentuk suatu varietas unggul baru diperlukan keragaman plasma nutfah sebagai dasar dalam ilmu pemuliaan. Introduksi tanaman dapat dilakukan sebagai salah satu cara untuk mendapatkan keragaman plasma nutfah. Poespodarsono (1988) menyatakan bahwa dengan mengintroduksi tanaman, disamping menambah spesies tanaman di daerah tertentu juga menambah macam plasma nutfah. Sebagai bahan pemuliaan, tanaman atau varietas introduksi dapat menjadi bahan yang baik untuk lebih meningkatkan keunggulan varietas yang sudah ada. Akan tetapi, yang sering menjadi masalah adalah kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru. Oleh karena itu perlu dilakukan uji adaptasi dan evaluasi karakter terhadap tanaman-tanaman yang diintroduksi.

Evaluasi ini penting untuk mengetahui sejauh mana keunggulan dan karakteristik varietas unggul baru tersebut. Dengan mengetahui karakter dan sifat­sifat varietas unggul baru tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas cabai di Indonesia. Percobaan ini bertujuan untuk mengevaluasi karakter mofologi dan daya hasil 11 galur cabai (c. annuum) introduksi A VRDC (Asian Vegetable Research Development Center).

220

Page 2: Evaluasi Karakter Morfologi dan Daya Hasil 11 Galur Cabai ...

KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)

BAHAN DAN METODE Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Agustus 2008 di

Kebun Percobaan IPB Tajur, Bogor, Jawa Barat. Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah 11 galur cabai introduksi dari AVRDC (Tabel 1) serta 2 varietas lokal yaitu Tit Super, dan Tanjung sebagai varietas pembanding. Bahan lain yang digunakan adalah pupuk kandang, pupuk urea, pupuk SP-36, pupuk KCL, pupuk NPK Mutiara, pupuk daun, dan pestisida. Alat yang digunakan adalah tray semai, gembor, ajir, cangkul, meteran, timbangan, jangka sorong, plastik, dan mulsaplastik hitam perak.

Tabel 1. Oalur Cabai Introduksi A VRDC yang Diuji No Kode NamaJPedigree 1 0706-6584-4 JatilabaJ0209-41lJatilabaIPBC495 2 0706-6587-1 JatilabaJ0209-41lJatilabaIPBC495 3 0706-6587-2 JatilabaJ0209-41lJatilabaIPBC495 4 0707-7504-BK JatilabaIVC2461lJatilabaJ0209-4 5 0707-7505-BK JatilabaIVC2461lJatilabaJ0209-4 6 0707-7643-2 JatilabaJ0209-41lJatilabaIPBCl22 7 0707-7644-1 JatilabaJ0209-4IIJatilabaIPBCl22 8 0707-7645-1 JatilabaJ0209-4IIJatilabaIPBCl22 9 0707-7646-1 JatilabaJ0209-4//JatilabaIPBCl22 10 0707-7650-1 JatilabaJ0209-41lJatilabaIPBCl22 11 0707-7651-1 J atilabaJ0209-41 IJ atilabaIPBC 122

Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKL T) faktor tunggal dengan 11 galur cabai dan 2 varietas pembanding sebagai perIakuan dengan tiga ulangan. Apabila setelah dilakukan pengujian dengan sidik ragam menghasilkan nilai F hitung nyata, maka dilakukan uji lanjut Dunnett pada taraf 5 %.

Pelaksanaan percobaan terdiri dari kegiatan persemaian, pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, pengamatan, bingga panen. Bibit ditanam dalam 2 baris tanam (double rows) dengan menanam dua bibit per lubang. Pada umur satu minggu setelah tanam (MSn dilakukan penjarangan dengan memilih tanaman yang pertumbuhannya lebih baik. Urea dan KCL 200-100-1 OOlba diberikan dengan cara ditugal pada waktu satu MST.

Pemeliharaan tanaman cabai meliputi penyiraman, pengajiran, pewiwilan, pemupukan susulan, serta pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pemberian pupuk tambahan NPK Mutiara 15-15-15 dilakukan seminggu sekali mulai dari minggu ke dua. Pengaplikasian dilakukan dengan cara disiramkan di sekeliling tanaman dengan melarutkan 2 g NPK Mutiara dalam 1 liter air. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan bila perIu saja, yaitu bila terHhat gejala terjadinya penyakit atau serangan hama Usaha lain adalah penyiangan gulma yang dilakukan sesuai pertumbuhan gulma.

Pengamatan dibedakan atas pengamatan karakter kualitatif dan kuantitatif mengikuti pedoman dari IPORI (1995). Peubah yang diamati pada karakter kualitatif yaitu , wama batang, bentuk batang, warna daun, bentuk daun, tipe pertumbuhan, posisi bunga, warna mahkota bunga, warna anther, warna kelopak

221

Page 3: Evaluasi Karakter Morfologi dan Daya Hasil 11 Galur Cabai ...

KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)

putik, jumlah mahkota bunga, jumlah anther, wama buah muda, wama buah masak, pennukaan kulit buah, penampang melintang buah, bentuk buah. Peubah yang diamati pada karakter kuantitatifyaitu tinggi tanaman (em), lebar tajuk (em), panjang batang (em), diameter batang (em), panjang daun (em), lebar daun (em), waktu berbunga (hst), waktu panen (HST), panjang buah (em), diameter buah (em), tebal kulit buah (em), bobot per buah (g), bobot buah layak pasar per tanaman (g), bobot buah total per tanaman (g), bobot segar biomassa (g), bobot 1000 biji (g), produktivitas ( tonlha).

BASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Karakter Kualitatif Bentuk Batang, Warna Batang, Tipe Pertumbuhan, Bentuk Daun dan Wama Daun

Berdasarkan pengamatan di lapang, bentuk batang pada seluruh galur yang dievaluasi adalah silindris, begitu pula dengan varietas pembanding. Wama batang pada seluruh galur yang dievaluasi tidak berbeda dengan varietas pembanding, yaitu hijau dengan garis ungu. Wama ungu pada batang cabai disebabkan oleh kandungan antosianin yang bis~ terdapat di sepanjang batang dan di setiap buku batang tanaman cabai (Bosland dan Votava, 2000).

Hasil evaluasi menunjukkan tipe pertumbuhan yang berbeda dari setiap galur. Galur 0707-7504-BK dan 0707-7505-BK memiliki tipe pertumbuhan yang sarna dengan varietas pembanding Tit Super, yaitu tegak. Galur 0707-7643-2, 0707-7645-1, dan 0707-7650-1 memiliki tipe pertumbuhan yang sama dengan varietas pembanding Tanjung, yaitu kompak.

Wama daun pada seluruh galur yang dievaluasi dan kedua varietas pembanding adalah hijau tua. Bentuk daun dari galur yang dievaluasi secara umum adalah lanset, kecuali pada galur 0706-6587-1 dan 0706-6587-2. Kedua galur tersebut memiliki bentuk daun yang sama dengan kedua varietas pembanding, yaitu ovate. Tipe pertumbuhan dan bentuk daun dari galur eabai introduksi A VRDC serta varietas pembanding Tit Super dan Tanjung dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel2. Tipe Pertumbuhan Galur Tipe pertumbuhan Bentukdaun 0706-6584-4 menyamping lanset 0706-6587-1 menyamping Ovate 0706-6587-2 menyamping Ovate 0707-7504-BK tegak Lanset 0707-7505-BK tegak Lanset 0707-7643-2 kompak Lanset 0707-7644-1 menyamping Lanset 0707-7645-1 kompak Lanset 0707-7646-1 menyamping Lanset 0707-7650-1 kompak lanset 0707-7651-1 menyamping Lanset mSUPER tegak Ovate TANJUNG kompak Ovate

Posisi Bunga, Jumlah Mahkota, dan Jumlah Anther

222

Page 4: Evaluasi Karakter Morfologi dan Daya Hasil 11 Galur Cabai ...

KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)

Galur 0706-6584-4, 0707-7504-BK, dan 0707-7505-BK memiliki posisi bunga sarna dengan varietas pembanding. Ketiga galur terse but memilki posisi bunga pendant, sedangkan galur yang lain memiliki posisi bunga intermediate (TabeI4).

Menurut Poulos (1994), jumlah petal cabai pada umumnya berkisar antara 5-7, begitu pula dengan jumlah anthernya. Berdasarkan pengarnatan di lapang, jumlah mahkota dan jumlah anther pada galur yang dievaluasi secara umum berkisar antara 5-6, kecuali galur 0707-7505-BK yang memiliki jumlah mahkota dan jumlah anther sarna dengan varietas pembanding Tit Super dan Tanjung yaitu berkisar antara 5-7.

Tabe14. Posisi Bunga, Jumlah Mahkota, dan Jumlah Anther

Galur 0706-6584-4 0706-6587-1 0706-6587-2 0707-7504-BK 0707-7505-BK 0707-7643-2 0707-7644-1 0707-7645-1 0707-7646-1 0707-7650-1 0707-7651-1 TIT SUPER TANJUNG

Posisi bunga pendant intermediate intermediate pendant pendant intermediate intermediate intermediate pendant pendant intermediate pendant pendant

Jumlah mahkota 5-6 5-6 5-6 5-6 5-7 5-6 5-6 5-6 5-6 5-6 5-7 5-7 5-7

Jumlah anther 5-6 5-6 5-6 5-6 5-7 5-6 5-6 5-6 5-6 5-6 5-6 5-7 5-7

Warna Mahkota, Warna Anther, dan Warn a Kelopak Putik Menurut Bosland dan Votava (2000), warna mahkota bunga bergantung

pada setiap spesies, akan tetapi kebanyakan spesies Capsicum memHiki warna mahkota putih. HasH pengarnatan menunjukkan bahwa warna dari seluruh galur yang diuji dan kedua varietas pembanding berwarna putih.

Warna anther bervariasi mulai dari putih kehijauan sarnpai ungu. Empat galur menunjukkan kesarnaan warna anther dengan varietas Tanjung, yaitu ungu. Keempat galur tersebut adalah 0706-6584-4, 0707-7504-BK, 0707-7505-BK, dan 0707-7646-1.

Menurut IPGRI (1995) warna kelopak putik pada cabai bervariasi, yaitu putih, kuning, hijau, bim, ungu muda, dan ungu. berdasarkan pengarnatan di lapang, warna kelopak putik pada seluruh galur dan varietas pembanding adalah kuning. Warna mahkota, warna anther, dan warna kelopak putik galur cabai introduksi A VRDC serta varietas pembanding Tit Super dan Tanjung dapat dilihat pada Tabel 5.

Warna Buah Muda, Warna Buah Masak, dan Bentuk Buah

223

Page 5: Evaluasi Karakter Morfologi dan Daya Hasil 11 Galur Cabai ...

KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)

Hasil pengarnatan menunjukkan warna buah muda pada seluruh galur yang dievaluasi adalah hijau tua berbeda dengan kedua varietas pembanding yang memiliki warna buah muda hijau. Warna hijau pada buah muda eabai disebabkan oleh keberadaan pigmen klorofil (Bosland dan Votava, 2000).

Warna buah masak pada seluruh galur menunjukkan persamaan dengan kedua varietas pembanding, yaitu merah. Menurut Bosland dan Votava (2000), warna merah pada buah eabai disebabkan karena adanya pigmen karotenoid, capsanthin, dan capsorubin, yang hanya ditemukan pada buah eabai. Nilai karotenoid bergantung pada kultivar, tingkat kematangan, serta kondisi pertumbuhan.

Bentuk buah eabai bervariasi, yaitu elongate, almost round atau bulat, triangular, campanulate, dan blocky (IPGRI, 1995). HasH pengarnatan menunjukkan bentuk buah yang sarna pada semua galur dan kedua varietas pembanding yaitu elongate.

Permukaan Kulit Buah, dan Penampang Melintang Buah Hasil pengamatan menunjukkan perbedaan permukaan kulit buah antara

seluruh galur yang diuji dengan Tanjung, akan tetapi hampir seluruh galur memiliki permukaan kulit yang sarna dengan Tit Super keeuali 0707-7504-BK dan 0707-7505-BK.

Penarnpang melintang yang sarna antara galur yang dievaluasi dengan varietas pembanding terlihat pada galur 0706-6587-1 dan 0706-6587-1 yang sarna dengan Tanjung yaitu intermediate, sedangkan galur yang lain menunjukkan kesamaan dengan Tit Super yang memiliki penampang melintang sedikit berombak (TabeI5).

Tabel 5. Warna Anther, Permukaan Kulit Buah, dan Penampang Melintang Buah

Galur

0706-6584-4 0706-6587-1 0706-6587-2 0707-7504-BK 0707-7505-BK 0707-7643-2 0707-7644-1 0707-7645-1 0707-7646-1 0707-7650-1 0707-7651-1 TIT SUPER TANJUNG

Warna anther

ungu biru pueat birupueat ungu ungu ungumuda ungumuda ungumuda ungu birupueat birupueat putih kehijauan ungu

Evaluasi Karakter Kuantitatif Tinggi Tanaman dan Lebar Tajuk

Permukaan kulit Penampang buah melintang Hein sedikit berombak licin liein keriting keriting liein Hein Hein Hein liein liein Hcin semi keriting

intermediate intermediate sedikit berombak sedikit berombak sedikit berombak sedikit berombak sedikit berombak sedikit berombak sedikit berombak sedikit berombak sedikit berombak intermediate

Tinggi tanarnan galur yang dievaluasi berkisar antara 31.24 em (0707-7651-1) hingga 72.91 em (0707-7504-BK). Galur yang diuji memiliki tinggi tanaman yang berbeda nyata lebih rendah dari Tit Super keeuali galur 0707-7504-BK dan

224

Page 6: Evaluasi Karakter Morfologi dan Daya Hasil 11 Galur Cabai ...

KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)

0707-7505-BK. Seluruh galur yang dievaluasi memiliki tinggi tanaman yang tidak berbeda dengan Tanjung.

Hasil penelitian Soetiarso et al. (2006) menunjukkan peningkatan hasil buah yang berhubungan erat dengan meningkatnya tinggi tanaman dan jumlah eabang. Seluruh galur yang dievaluasi memiliki lebar tajuk yang tidak berbeda terhadap kedua varietas pembanding (Tabel 6).

Tabel 6. Rata-Rata Tinggi Tanaman dan Lebar Tajuk Galur Yang Dievaluasi Dibandingkan Dengan Tit Super Dan Tanjung

Galur Tinggi Tanaman (em) Lebar Tajuk (em) 0706-6584-4 43.38 a 68.13 0706-6587-1 34.97 a 68.08 0706-6587-2 33.95 a 66.42 0707-7504-BK 72.91 88.17 0707-7505-BK 70.70 81.35 0707-7643-2 52.9 a 79.64 0707-7644-1 48.8 a 71. 75 0707-7645-1 43.41 a 76.51 0707-7646-1 42.40 a 71.53 0707-7650-1 44.52 a 72.80 0707-7651-1 31.24 a 68.30 Tit Super 92.28 80.70 Tanjung 57.11 81.24

Keterangan : a = Berbeda nyata dengan Tit Siper pada uji Dunnet taraf 5%

Panjang Batang, dan Diameter Batang Galur yang diuji memiliki panjang batang yang berbeda nyata dengan Tit

Super dan Tanjung, keeuali galur 0706-6584-4, 0707-7504-BK, 0707-7505-BK, dan 0707-7644-1. Semua galur memiliki panjang batang yang"lebih rendah dari kedua varietas pembanding.

Galur yang 0706-6587-1, 0706-6587-2, 0707-7644-1, dan 0707-7651-1 memiliki diameter batang berbeda nyata dengan Tit Super, keempat galur tersebut memiliki diameter batang yang lebih keeil . Galur 0706-6587-1, 0706-6587-2, 0707-7644-1, 0707-7646-1 dan 0707-7651-1 memiliki diameter batang lebih keeil dibandingkan Tanjung (Tabel 7). Tabel 7 . Rata-Rata Panjang Batang dan Diameter Batang Galur Panjang batang (em) Diameter batang

(em) 0706-6584-4 0706-6587-1 0706-6587-2 0707-7504-BK 0707-7505-BK 0707-7643-2 0707-7644-1 0707-7645-1 0707-7646-1

17.25 13.40 ab

12.61 ab

20.47 20.41 15.46 ab

17.78 16.11 ab

15.90 ab

225

1.08 0.99 ab

1.00 ab

1.25 1.13 1.10 0.95 ab

1.05 1.03 b

Page 7: Evaluasi Karakter Morfologi dan Daya Hasil 11 Galur Cabai ...

KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)

0707-7650-1 15.73 a6 1.09 0707-7651-1 14.91 ab 0.87 ab

Tit Super 19.73 1.20 Tanjung 19.77 1.21

Keterangan : a - Berbeda nyata dengan Tit Siper pada uji Dunnet taraf 5% b = Berbeda nyata dengan Tanjung pada uji Dunnet taraf 5%

Panjang Daun dan Lebar Daun Galur 0706-6584-4,0706-6587-1, dan 0706-6587-2 memiliki panjang daun

yang berbeda nyata dengan kedua varietas pembanding, ketiganya memiliki panjang daun yang lebih rendah dari pembanding.

Seluruh galur yang diuji memiliki lebar daun yang lebih rendah daripada kedua varietas pembanding. Galur yang dievaluasi memiliki lebar daun yang berbeda nyata dengan Tit Super kecuali 0707-7643-2, 0707-7645-1, dan 0707-7650-1. Seluruh galur yang dievaluasi memiliki lebar daun yang berbeda nyata dengan Tanjung kecuali 0707-7645-1 dan 0707-7650-1 (Tabe18). Tabel 8. Rata-Rata Panjang Daun dan Lebar Daun Galur Pan.iang Daun (em) Lebar Daun (em) 0706-6584-4 5.6186 2.44 a6

0706-6587-1 5.59 ab 2.71 ab

0706-6587-2 5.98 ab 2.92 ab

0707-7504-BK 7.26 2.87 ab

0707-7505-BK 7.44 2.98 ab

0707-7643-2 8.15 3.07 b

0707-7644-1 8.11 2.93 sb

0707-7645-1 8.63 3.15 0707-7646-1 7.66 2.86 sb

0707-7650-1 8.51 3.26 0707-7651-1 8.07 2.95 ab

Tit Super 8.25 3.57 Tanjung 8.49 3.70

Keterangan : a = Berbeda nyata dengan Tit Siper pada uji Dunnet taraf 5% b = Berbeda nyata dengan Tanjung pada uji Dunnet taraf 5%

Waldu Berbunga dan Waktu Panen Galur 0706-6587-1 memiliki waktu berbunga yang lebih cepat dari Tit

Super. Galur 0707-7504-BK, 0707-7505-BK, dan 0707-7643-2 memiliki wak.tu berbunga yang lebih lama dibandingkan dengan Tanjung.

Cabai merah membutuhkan waktu 60-90 hari untuk dapat dipanen (Nonnecke, 1989). Galur 0706-6584-4 memiliki waktu panen yang lebih cepat daripada kedua varietas pembanding, galur tersebut berbeda nyata terhadap Tit Super. Galur 0707-7505-BK memiliki waktu panen lebih lama daripada kedua pembanding (Tabel 9).

Tabel 9. Rata-Rata Waktu Berbunga dan Waktu Panen Galur Waktu Berbunga (HST) 0706-6584-4 31.00 0706-6587-1 30.33 s

0706-6587-2 31.67 0707-7504-BK 40.67 b

226

Waktu Panen (HST) 74.67 s

77.33 78.33 86.33 b

Page 8: Evaluasi Karakter Morfologi dan Daya Hasil 11 Galur Cabai ...

KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)

0707-7505-BK 41.33 b 89.00 ab

0707-7643-2 38.33 b 83.67 0707-7644-1 35.00 80.67 0707-7645-1 37.67 81.33 0707-7646-1 34.33 79.33 0707-7650-1 37.00 82.00 0707-7651-1 34.33 81.33 Tit Super 36.33 81.33 Tanjung 32.33 79.67

Keterangan : a = Berbeda nyata dengan Tit Siper pada uji Dunnet taraf 5% b = Berbeda nyata dengan Tanjung pada uji Dunnet taraf 5%

Panjang Buah, Diameter Buah, dan Tebal Kulit Buah Panjang buah galur yang dievaluasi berkisar antara 10.35-12.40 em. Galur

0706-6587-1 memiliki panjang buah yang lebih keeil dari Tit Super. Seluruh galur yang diuji memiliki panjang buah yang lebih keeil dibanding Tanjung.

Diameter buah dari galur yang dievaluasi bervariasi antara 1.05-1.99 em. Seluruh galur yang dievaluasi memiliki diameter buah lebih keeil dari kedua varietas pembanding.

Tebal kulit buah galur yang dievaluasi berkisar antara 0.11-0.26 em. Seluruh galur memiliki tebal kulit buah yang lebih rendah dibanding Tit Super serta berbeda nyata pada uji Dunnet keeuali galur 0706-6587-1 dan 0707-7650-1. Galur 0707-7504-BK dan 0707-7505-BK memiliki tebal kulit buah lebih keeil dibandingkan Tanjung, sedangkan galur 0707-7650-1 memiliki tebal kulit buah lebih besar (Tabel 10).

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia No. 01-4480-1998 untuk tanaman eabai, galur yang memenuhi kriteria mutu I panjang eabai merah segar (12-14 em) yaitu 0707-7644-1, 0707-7645-1, 0707-7646-1, 0707-7650-1, dan 0707-7651-1. Galur 0706-6584-4, 0706-6587-1, 0706-6587-2, dan 0707-7643-2 memenuhi kriteria mutu II eabai merah segar (9-11 em). Galur 0707-7504-BK dan 0707-7505-BK memeI1uhi kriteria mutu II eabai merah keriting (10-12 em).

Galur yang memenuhi kriteria mutu I diameter eabai merah segar (1.5-1.7 em) adalah 0707-7650-1. Galur 0706-6584-4, 0707-7643-2, 0707-7644-1, 0707-7645-1, 0707-7646-1, dan 0707-7651-1 memenuhi kriteria mutu II eabai merah segar (1.3-1.5 em). Galur 0707-7504-BK dan 0707-7505-BK memenuhi kriteria mutu II eabai merah keriting (1.0-1.3 em).

Tabel 10. Rata-Rata Panjang Buah, Diameter Buah, dan Tebal Kulit Buah Galur

0706-6584-4 0706-6587-1 0706-6587-2 0707-7504-BK 0707-7505-BK 0707-7643-2 0707-7644-1

Panjang Buah (em) 10.41 b

10.35 ab

10.43 b

11.04 b

10.71 b

11.28 b

11.80 b

Diameter Buah (em) 1.43 ab

1.90 ab

1.99 ab

1.05 ab

1.07 ab

1.40 ab

1.36 ab

227

Tebal Kulit Buah (em) 0.21 a

0.24 0.23 8

0.11 ab

0.12 ab

0.23 8

0.23 a

Page 9: Evaluasi Karakter Morfologi dan Daya Hasil 11 Galur Cabai ...

KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)

0707-7645-1 12.40 b 1.45 iib 0.21 a

0707-7646-1 11.59 b 1.49 ab 0.24 8

0707-7650-1 11.74 b 1.59 8b 0.26 b

0707-7651-1 11.54 b 1.32 ab 0.20 a

Tit Super 11.74 2.39 0.29 Tanjung 14.12 2.27 0.21

Keterangan : a = Berbeda nyata dengan Tit Siper pada uji Dunnet taraf 5% b = Berbeda nyata dengan Tanjung pada uji Dunnet taraf 5%

Hobot per Huah dan Hobot Huah Layak Pasar per Tanaman Seluruh galur yang dievaluasi memiliki bobot per buah yang lebih rendah

dibandingkan Tit Super dan Tanjung. Bobot buah layak pasar adalah bobot total buah yang dapat dipasarkan sesuai kriteria pasar, yaitu buah yang bebas dari hama penyakit dan buah yang memiliki penampilan fisik baik. Hampir seluruh galur yang diuji tidak berbeda pada peubah ini dengan kedua pembanding kecuali 0707-7504-BK dan 0707-7505-BK yang berbeda nyata lebih rendah dari Tit Super serta 0707-7645-1 yang berbeda nyata lebih rendah terhadap Tanjung (Tabelll).

Tabel 11. Rata-Rata Bobot per Buah dan Bobot Buah Layak Pasar per Tanaman Dibandingkan dengan Tit Super dan Tanjung

Galur Bobot /Buah (g) . Bobot Buah Layak Pasarffanaman (g)

0706-6584-4 6.62 ab 442.51 0706-6587-1 10.83 ab 442.89 0706-6587-2 11.93 ab 448.95 0707-7504-BK 4.48 00 224.86 b

0707-7505-BK 4.54 ab 206.14 b

0707-7643-2 8.79 00 422.73 0707-7644-1 8.92 ab 367.36 0707-7645-1 10.04 00 523.69 a

0707-7646-1 9.57 ab 386.15 0707-7650-1 10.78 ab 456.60 0707-7651-1 8.15 ab 379.30 Tit Super 19.42 311.50 Tanjung 17.13 545.51

Keterangan : a = Berbeda nyata dengan Tit Siper pada uji Dunnet taraf 5% b = Berbeda nyata dengan Tanjung pada uji Dunnet taraf 5%

Bobot Segar Biomassa dan Hobot 1000 Biji Seluruh galur yang dievaluasi memiliki bobot segar biomassa yang tidak

berbeda terhadap kedua varietas pembanding. Bobot 1000 biji dari galur yang dievaluasi berkisar antara 3.86-5.30 g. Belletti dan Quagliotti (1989) menyatakan bahwa bobot 1000 biji cabai berkisar antara 5-8 g.

Pada peubah ini galur 0707-7504-BK berbeda nyata lebih rendah dibandingkan Tit Super. Hampir semua galur memiliki bobot 1000 biji lebih rendah dibandingkan Tanjung kecuali galur 0706-6587-2 dan 0707-7646-1. Perbandingan rata-rata bobot segar biomassa dan bobot 1000 biji yang dievaluasi dengan pembanding disajikan pada Tabell2.

228

Page 10: Evaluasi Karakter Morfologi dan Daya Hasil 11 Galur Cabai ...

KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)

Tabell2. Rata-Rata Bobot Segar Biomassa dan Bobot 1000 Biji Dibandingkan Tit Super dan Tanjung

Galur Hobot Segar Hiomassa (g) Hobot 1000 Hiji (g) 0706-6584-4 202.00 4.60 b

0706-6587-1 141.00 4.97 b

0706-6587-2 128.00 5.23 0707-7504-BK 267.67 3.86 ab

0707-7505-BK 204.67 3.93 b

0707-7643-2 237.00 5.03 b

0707-7644-1 136.67 4.83 b

0707-7645-1 154.00 4.23 b

0707-7646-1 171.33 5.30 0707-7650-1 169.67 5.10 b

0707-7651-1 143.33 4.70 b

Tit Super 235.67 4.86 Tanjung 203.33 6.10

Keterangan : a = Berbeda nyata dengan Tit Siper pada uji Dunnet taraf 5% b = Berbeda nyata dengan Tanjung pada uji Dunnet taraf 5%

Bobot Buah Total per Tanaman dan Produktivitas HasH analisis data menunjukkan perbandingan yang tidak berbeda pada

seluruh galur yang diuji dibandingkan Tit Super dan Tanjung kecuali pada galur 0707-7504-BK dan 0707-7505-BK. Kedua galur tersebut memiliki bobot total per tanaman yang lebih kecil dibanding Tit Super dan Tanjung. Hal ini diduga karena kedua galur tersebut memiliki bobot per buah yang jauh lebih rendah dari kedua pembanding. Galur 0707-7651-1 memiliki bobot total per tanaman lebih rendah dibanding Tanjung.

Menurut Poulos (1994). cabai berpotensi menghasilkan panen mencapai 18 ton per hektar. Rata-rata produktivitas galur yang dievaluasi bervariasi antara 5.97-14.93 ton/ha. Galur 0707-7504-BK dan 0707-7505-BK memiliki produktivitas yang lebih rendah dibandingkan Tit Super. Galur 0707-7504-BK, 0707-7505-BK, 0707-7644-1, dan 0707-7651-1 memiliki nilai produktivitas yang berbeda nyata lebih rendah daripada Tanjung. Perbandingan rata-rata bobot buah total per tanaman dan produktivitas antara galur yang dievaluasi dengan pembanding tersaji pada Tabel13.

Tabel 13. Rata-Rata Bobot Buah Total per Tanaman dan Produktivitas Dibandingkan Tit Super dan Tanjung

Galur 0706-6584-4 0706-6587-1 0706-6587-2 0707-7504-BK 0707-7505-BK 0707-7643-2 0707-7644-1 0707-7645-1 0707-7646-1 0707-7650-1

Bobot Buah Totavranaman (g) 481.49 502.23 514.66 264.80 ab

232.96 ab

484.11 428.79 583.14 487.43 536.46

229

Produktivitas (g)

12.33 12.86 13.17 6.78 ab

5.97 ab

12.39 10.98 b

14.93 12.48 13.73

Page 11: Evaluasi Karakter Morfologi dan Daya Hasil 11 Galur Cabai ...

KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)

0707-7651-1 420.26 b 10.76 b

Tit Super 538.44 13.79 Tanjung 616.66 16.84

Keterangan : a = Berbeda nyata dengan Tit Siper pada uji Dunnet taraf 5% b = Berbeda nyata dengan Tanjung pada uji Dunnet taraf 5%

KESIMPULAN HasH evaluasi terhadap galur introduksi A VRDC dan dua varietas

pembanding yaitu Tit Super dan Tanjung menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada karakter kualitatif maupun kuantitatif. Pada karakter kualitatif, galur-galur yang diuji menunjukkan perbedaan dalam tipe pertumbuhan, bentuk daun, posisi bunga, warna anther, warna buah muda, permukaan kulit buah, dan penampang melintang buah dengan kedua varietas pembanding. Pada karakter kuantitatif, seluruh galur memiliki perbedaan yang nyata dengan kedua pembanding pada seluruh peubah yang diamati kecuali lebar tajuk dan bobot segar biomassa.

Galur 0706-6584-4 memiliki keunggulan pada peubah waktu panen, sedangkan galur 0706-6587-1 memiliki keunggulan pada peubah waktu berbunga. Galur 0706-6587-2 memiliki keunggulan pada peubah dimaeter buah, sedangkan galur 0707-7645-1 memiliki keunggulan pada peubah panjang buah dan hobot buah layak pasar.

DAFTAR PUSTAKA

Belletti, P., and L. Quagliotti .. 1989. Problems of Seed Production and Stomge of Pepper. Tomato and Pepper Production in The Tropics: Proceedings of The International Symposium on Integrated Management Practices. Asian Vegetable Research and Development Center. Taiwan. p 28-41.

Badan Meteorologi dan Geofisika. 2008. Data Klimatologi Bulan April-Agustus 2008. Stasiun Klimatologi Bogor. Bogor.

Badan Standardisasi Nasional. 1998. SNI Cabai Merah Segar. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. 9 hal.

Bosland, P. W. and E. J. Votava. 1999. Pepper. Vegetable and Spice Capsicums. Department of Agronomy and Horticulture, New Mexico State University. Cabi Publishing. New York. 204 p.

IPGRI. 1995. Descriptors for Capsicum (Capsicum spp.) dalam: www.bioversityinternational.orglPublications/Pdf/1245.pdf (25 Maret 2008).

Nonnecke,I.B.L. 1989. Vegetable Production. Van Nostrand Reinhold. New York. 657 hal.

Poespodarsono, S. 1988. Dasar-dasar IImu Pemuliaan Tanaman. PAU IPB. Jakarta. 169 hal.

Poulos, J.M. 1994. Capsicum L. p 136-140. In: J. S. Siemonsma and K. Pileuk (Eds). Vegetable Plant Resources of South Asia 8th ed. Pudoc-DLO,

Wageningen, Netherland. . Rubatzky, V., and M. Yamaguchi. 1999. Sayumn Dunia: Prinsip, Produksi, dan

Gizi. Ed ke-2. Penerbit ITB. Bandung. 320 hal.

230

Page 12: Evaluasi Karakter Morfologi dan Daya Hasil 11 Galur Cabai ...

KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)

Soetiarso, T. A., et al. 2006. Pertumbuhan, hasil, dan kelayakan finansial penggunaan mulsa dan pupuk buatan pada usahatani cabai merah di. luar musim. J. Hort. 16(1):63-76

231