EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang...

26
EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis aries) PASCA PENANAMAN IMPLAN TULANG BIFASIK KALSIUM FOSFAT PADA KERUSAKAN SEGMENTAL TULANG RIZAL EKO KURNIAWAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

Transcript of EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang...

Page 1: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis

aries) PASCA PENANAMAN IMPLAN TULANG BIFASIK

KALSIUM FOSFAT PADA KERUSAKAN SEGMENTAL

TULANG

RIZAL EKO KURNIAWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...
Page 3: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Evaluasi

Elektrokardiogram Domba Lokal (Ovis aries) Pasca Penanaman Implan Tulang

Bifasik Kalsium Fosfat pada Kerusakan Segmental Tulang” adalah benar karya

saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa

pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip

dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2015

Rizal Eko Kurniawan

NIM B04100035

Page 4: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

ABSTRAK

RIZAL EKO KURNIAWAN. Evaluasi Elektrokardiogram Domba Lokal (Ovis

aries) Pasca Penanaman Implan Tulang Bifasik Kalsium Fosfat pada Kerusakan

Segmental Dibimbing oleh RIKI SISWANDI dan GUNANTI.

Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas elektrokardiografi jantung

domba lokal (Ovis aries) setelah penanaman implan tulang Bifasik Kalsium Fosfat

(BKF). Penelitian menggunakan 12 ekor domba lokal jantan berumur 1.5 tahun

dengan berat badan ±23 kg (22.93±2.75 kg) yang dibagi menjadi dua kelompok.

Kelompok pertama menerima perlakuan dengan penanaman implan tulang BKF I

(HAp 60%:β-TKF 40%) dan kelompok kedua menerima perlakuan dengan

implantasi implan tulang BKF II (HAp 70%:β-TKF 30%). Perlakuan dilakukan

secara aseptis pada sepertiga proximal medial os tibia. Perekaman EKG dilakukan

dalam keadaan hewan teranestesi pada hari ke-0, 7, 30, dan 60 setelah operasi.

Amplitudo P, Durasi P, Amplitudo R, interval QRS, interval PR, interval QT dan

nilai aksis tidak berbeda nyata. Segmen ST berbeda nyata pada kedua kelompok

pada hari 30 dan 60. Frekuensi jantung cenderung menurun. Nilai rataan aksis pada

domba +56.07° lebih berada pada posisi kanan. Secara keseluruhan, penanaman

implan tulang BKF tidak berpengaruh terhadap aktivitas jantung.

Kata kunci: Bifasik Kalsium Fosfat, Domba lokal (Ovis aries), Elektrokardiogram,

implan tulang.

Page 5: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

ABSTRACT

RIZAL EKO KURNIAWAN. Electrocardiogram Evaluation of Local Sheep (Ovis

aries) after Bifasic Calcium Phospate Bone Graft implantation on Segmental Bone

Defect. Supervised by RIKI SISWANDI and GUNANTI.

This study was aimed to evaluate the electrocardiographic activity of Local

Sheep (Ovis aries) following biphasic calcium phosphate bone graft implantation.

Twelve rams aged 1.5 years and ±23 kgs (22.93±2.75 kgs) of body weight were

used in present experiment and divided into two groups. The first group received

BCP I implant which contains 60% hydroxyapatite (HA) and 40% betha tricalcium

phospate (β-TCP). The other group received BCP II implant which contains 70%

HA and 30% β-TCP. Bone implantation was made aseptically in one-third proximal

medial of tibial bone. The electrocardiogram examination was done in anesthetized

condition on day 0, 7, 30, and 60. P amplitudo, P duration, R amplitudo, QRS

interval, PR interval, QT interval and electrical axis were not significantly

different. ST Segment were significantly different (P<0.05) in both groups in the 30

to 60 days. Heart rate values tended to be decreased. The MEA values +56.07°

tended to have right axis deviation. Overall, heart activity was not affected by bone

implantation.

.

Keywords: Biphasic Calcium Phosphate, Bone Graft, Electrocardiogram, Local

Sheep (Ovis aries).

Page 6: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis

aries) PASCA PENANAMAN IMPLAN TULANG BIFASIK

KALSIUM FOSFAT PADA KERUSAKAN SEGMENTAL

TULANG

RIZAL EKO KURNIAWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 7: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...
Page 8: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...
Page 9: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala karunia-

Nya sehingga dapat menyusun skripsi. Judul yang dipilih dalam penelitian ini

berjudul “Evaluasi Elektrokardiogram Domba Lokal (Ovis aries) Pasca Penanaman

Implan Tulang Bifasik Kalsium Fosfat Pada Kerusakan Segmental Tulang”.

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung Hibah BOPTN lintas

Departemen Institut Pertanian Bogor Tahun 2013 dengan judul “Penggunaan Bahan

Implan Tulang Kombinasi Betha-Trikalsium Fosfat dan Bifasik Kalsium Fosfat

sebagai materi substitusi pada kerusakan segmental tulang”.

Penulis mengetahui bahwa karya ini belum sempurna, sehingga bimbingan

dan arahan yang membangun sangat diharapkan demi hasil penelitian yang lebih

baik. Penulis ucapkan terima kasih kepada Drh Riki Siswandi, MSi selaku

pembimbing I, Dr Drh Gunanti, MS selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi,

dan Drh Herwin Pisestyani, MSi sebagai pembimbing akademik. Ungkapan terima

kasih juga disampaikan kepada Dr Ki Agus Dahlan, Dr Drh Ariyani Sismin

Satyaningtyas MSc yang selalu memberikan nasihat penulis, Adik (Risfani Fajar

Irawan), BEM FKH IPB Kabinet Strategis, DKM An Nahl, Musyrif Rumah Quran,

rekan rekan Rumah Quran dan keluarga IMPATA yang selalu mendukung dan

mendoakan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Penulis

juga mengucapkan terima kasih kepada Ridzki M Luthfi atas kerjasamannya selama

pembuatan skripsi. Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat

khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca.

Bogor, Februari 2015

Rizal Eko Kurniawan

Page 10: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

DAFTAR ISI

_Toc407167238DAFTAR ISI

x

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 1

TINJAUAN PUSTAKA 2

Bifasik Kalsium Fosfat 2

Penggunaan Domba sebagai Hewan Model 2

Jantung 3

Elektrokardiografi 3

METODE 4

Tempat dan Waktu 4

Alat 4

Bahan 4

Prosedur Penelitian 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Gelombang P 6

Kompleks QRS 7

Interval PR 8

Interval QT 9

Segmen ST 9

Frekuensi Jantung 10

Rataan Nilai Aksis

100

SIMPULAN 10

SARAN 11

DAFTAR PUSTAKA 11

RIWAYAT HIDUP 14

Page 11: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...
Page 12: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

DAFTAR TABEL

1 Amplitudo gelombang P (mV) 6

2 Durasi gelombang P (s) 7

3 Amplitudo gelombang R (mV) 7

4 Durasi kompleks QRS (s) 8

5

6

Durasi interval PR (s)

Interval QT (s)

8

9

7

8

9

Durasi segmen ST (s)

Frekuensi Jantung (bpm)

Nilai Aksis

10

10

11

DAFTAR GAMBAR

1 Domba lokal (Ovis aries) 3

2

3

Grafik EKG

Pemasangan lokasi elektroda EKG pada domba

4

5

4 Lubang Implantasi dan Operasi 6

Page 13: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setiap tahun kebutuhan subtitusi tulang terus bertambah, karena

meningkatnya kecelakaan yang mengakibatkan patah tulang, penyakit bawaan dan

non bawaan (Ficai et al. 2011). Kebutuhan allograft tulang semakin meningkat

setiap tahunnya seperti trauma, tumor, ataupun patah tulang (Murugan dan

Ramakrishna 2004) sehingga dibutuhkan berbagai bahan sintetis untuk bahan

implan tulang walaupun secara komersil sudah tersedia, namun tidak ada satupun

bahan sintetis produksi dalam negeri. Allograft tulang merupakan salah satu jenis

dan sumber jaringan pada implan tulang yang berasal dari berbagai material

termasuk polimer alam, polimer sintetik, keramik, dan komposit (Laurencin 2009).

Pada penelitian ini implan terbuat dari bahan Bifasik Kalsium Fosfat.

Bifasik Kalsium Fosfat (BKF) merupakan jenis kalsium yang mengandung dua fase

yaitu hidroksiapatit (HA) dan trikalsiumfosfat (TKF). Berbagai studi menyebutkan

bahwa hidroksiapatit ini bersifat osteoinduktif dan menyokong osteointegrasi (Hua

et al. 2005).

Penggunaan bahan implan tulang dapat menyebabkan Bone cement

implantation syndrome (BCIS). Salah satu metode diagnosa yang dapat digunakan

untuk mengetahui adanya BCIS akibat penanaman implan tulang adalah dengan

menggunakan elektrokardiografi (EKG). Pada kasus BCIS penggunaan implan

tulang akan menghasilkan tekanan intramedula yang tinggi pada saat implan tulang

disisipkan dalam tulang akibat emboli yang terjadi pada jantung (PAPSRS 2006),

sehingga EKG digunakan untuk melihat fungsi jantung melalui aktivitas listrik

jantung domba pasca penanaman impan tulang BKF. Interpretasi elektrokardiografi

terhadap hewan model ditujukan untuk melihat pada perubahan grafik yang terjadi

setelah penanaman tulang.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas elektrokardiografi

jantung domba (Ovis aries) setelah penanaman implan tulang BKF pada kerusakan

segmental tulang serta mengetahui pengaruhnya terhadap aktifitas jantung.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan gambaran terhadap biokompatibilitas pasca

penanaman implan Bifasik Kalsium Fosfat. Bifasik Kalsium Fosfat tersebut akan

digunakan sebagai subtitusi tulang pada kerusakan segmental tulang pada manusia.

Page 14: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

2

TINJAUAN PUSTAKA

Bifasik Kalsium Fosfat

Jenis dan sumber jaringan pada implan tulang dapat dibagi menjadi autograft

(tulang berasal dari individu penerima implan tersebut), allograft (tulang berasal

dari individu pendonor dengan spesies yang sama), xenograft (tulang substitusi

berasal dari spesies lain seperti sapi. Bahan material lain yang dapat digunakan

antara lain polimer alam, polimer sintetik, keramik dan komposit (Laurencin 2009). Keramik bioaktif komersial yang digunakan untuk perbaikan tulang terdiri

atas kombinasi kalsium karbonat (CaCO3, dalam bentuk aragonit), kalsium sulfat

(CaSO4.2H2O), kalsium fosfat, dan gelas bioaktif. Keramik kalsium fosfat termasuk

diantaranya beta-trikalsium fosfat [β-TKF, Ca3(PO4)2], hidroksiapatit [HA,

Ca10(PO4)6(OH)2], dan Bifasik Kalsium Fosfat (BKF). Bifasik Kalsium Fosfat

terbuat dari campuran inti HA dan β-TKF. Melalui kombinasi dari tingkat yang

seimbang antara tahap yang lebih stabil (HA) dan yang lebih mudah larut (β-TKF),

adalah mungkin untuk merumuskan BKF dengan laju disolusi terkontrol dan sifat

mekanik yang berbeda (LeGeros dan Daculsi 1997).

Penggunaan Domba sebagai Hewan Model

ISO 10993-6 1994 menentukan bahwa dalam penelitian ortopedik, salah satu

hewan coba yang dianggap layak untuk percobaan implantasi material sebagai

model bagi manusia adalah domba (Pearce et al. 2007). Penelitian orthopedik dunia

pada periode 1990-2001, dilaporkan sebanyak 9-12% menggunakan domba sebagai

hewan model penelitian fraktur, osteoporosis, dan osteoarthritis (Martini et al.

2001). Penggunaan domba dewasa memiliki keunggulan karena berat badan yang

hampir menyerupai manusia, dan juga memiliki tulang panjang dengan dimensi

yang dapat digunakan untuk aplikasi implan dan prosthesis manusia. Tulang domba

dan manusia memiliki pola serupa dalam pertumbuhan tulang (bone ingrowth)

terhadap poros implan (Pearce et al. 2007), kesamaan densitas (0.43 g/cm3) (Nafei

et al. 2000), dan komposisi mineral tulang domba dan manusia tidak menunjukan

perbedaan yang signifikan (Ravaglioli et al. 1996). Domba yang dipakai pada saat

penelitian adalah domba lokal Indonesia dengan spesies Ovis aries.

Domba yang digunakan sebagai hewan coba dalam penelitian ini adalah

domba lokal. Klasifikasi domba lokal menurut Herren (2000), yaitu :

Kingdom : Animalia

Fillum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Artiodactyla

Famili : Bovidae

Genus : Ovis

Spesies : Ovis aries

Page 15: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

3

Jantung

Jantung sebagai pompa menyalurkan darah keseluruh tubuh dipisahkan dari

organ-organ dalam thoraks lainnya oleh perikardium. Perikardium adalah sebuah

kantung yang secara normal berisi cairan jernih yang melumasi jantung dan

memungkinkannya berkontraksi tanpa banyak mengalami gesekan. Jantung bagian

miokardium ditutupi oleh jaringan fibrosa yaitu epikardium (Ganong 2002).

Jantung terdiri atas dua pompa yang terpisah, yakni jantung kanan yang

memompakan darah ke paru-paru dan jantung kiri memompakan darah ke seluruh

tubuh. Jantung memiliki dua ruang pompa yang dapat berdenyut, terdiri atas atrium

dan ventrikel. Atrium terutama berfungsi sebagai pompa primer yang lemah bagi

ventrikel, yang membantu mengalirkan darah masuk kedalam ventrikel. Ventrikel

selanjutnya menyediakan tenaga utama yang dapat dipakai untuk mendorong darah

ke sirkulasi pulmonal atau sirkulasi perifer. Sistem konduksi jantung dihantarkan

mulai dari nodus sinoatrial (nodus SA) melalui nodus atrioventrikuler (nodus AV),

berkas His hingga ke serabut Purkinje. Impuls jantung dihantarkan oleh nodus SA

yang terletak di perbatasan vena cava superior dengan atrium kanan menuju nodus

AV yang terletak di posterior kanan septum intraatrial. Nodus SA dan nodus AV

dihubungkan oleh tiga serabut. Pada bagian anterior terdapat serabut Bachman, di

tengah terdapat serabut Weckenbach dan pada bagian posterior terdapat serabut

Thorel. Impuls yang mencapai nodus AV dihantarkan menuju ke serabut His dan

terbagi menjadi dua cabang yaitu cabang kanan dan kiri. Impuls dilanjutkan

melalui bundel otot yang berjalan subendokardial melewati septum kemudian

terhubung melalui berkas Purkinje sehingga impuls akan tersebar ke seluruh

ventrikel dan menyebabkan kontraksi jantung (Barret et al. 2010).

Elektrokardiografi

Elektrokardiografi (EKG) adalah hasil aktivitas listrik otot jantung berupa

suatu sinyal (Shirley 2007). Teknik perekaman EKG yang sering digunakan, yaitu

teknik monitoring standar ekstremitas (metode Einthoven) atau bipolar limb leads.

Metode perekaman EKG dilakukan pada 3 tempat pada penelitian ini yakni sadapan

I dengan sudut orientasi 0º dibentuk dengan membuat elektroda positif pada lengan

Gambar 1 Domba sebagai objek penelitian

Page 16: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

4

kiri (LA-left arm) dan elektroda negatif pada lengan kanan (RA-right arm).

Sadapan II dengan sudut orientasi 60º dibentuk dengan membuat elektroda positif

pada kaki kiri (LL-left leg) dan elektroda negatif pada lengan kanan (RA- right

arm). Sadapan III dengan sudut orientasi 120º dibentuk dengan membuat elektroda

positif pada kaki kiri (LL-left leg) dan elektroda negatif pada lengan kiri (LA-left

arm).

METODE

Tempat dan Waktu

Pembuatan implan tulang dilakukan di Laboratorium Biofisika Material,

Departemen Ilmu Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(FMIPA) IPB. Operasi penanaman implan tulang dilakukan di Laboratorium Divisi

Bedah dan Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, bulan

Juli hingga November 2013. Pemeliharaan hewan dilakukan di kandang Unit

Pengelolaan Hewan Laboratorium (UPHL) FKH-IPB.

Alat

Peralatan yang digunakan adalah perlengkapan anestesi per-injeksi, bor

tulang, mesin EKG Portable (Fukuda M-E cardisuny D300®), termometer,

stetoskop, syringe, alat cukur, dan kamera digital yang digunakan untuk

mendokumentasikan, peralatan bedah minor, bor tulang dengan mata bor ukuran 5

mm, wadah plastik untuk pakan dan minum, ember, selang air, dan gunting.

Bahan

Penelitian menggunakan domba sebagai model hewan. Domba yang dipakai

adalah domba jantan ekor gemuk berjumlah 12 (dua belas ekor) yang dipilih secara

acak dan dibagi kedalam dua kelompok perlakuan. Umur domba berkisar 1.5 tahun

dengan rata-rata bobot badan ±23 kg (22.93±2.75). Bahan lain yang digunakan

Gambar 2 Grafik EKG (Barret et al. 2010)

Page 17: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

5

yaitu air, pakan (konsentrat dan rumput). Perbandingan komposisi hidroksiapatit

(HA) dan β-Trikalsiumfosfat (TKF) yang digunakan pada penelitian ini adalah

60%:40% yang selanjutnya disebut Bifasik Kalsium Fosfat (BKF) I dan 70%:30%

Bifasik Kalsium Fosfat (BKF) II berbentuk pelet silinder dengan diameter 4 mm

dan tinggi 7 mm, Intermectin® 10 mg/ml (Ivermectin, PT.Tekad Mandiri Citra),

Albentack-900® (Albendazole, Biotek Indonesia), Aludonna® 0.25 mg/ml (Atropin

Sulfat, PT. Armoxindo Farma), Xylazil® 20 mg/ml (Xylazine, Troy Laboratories),

Ketamil® 100 mg/ml (Ketamin HCl, Troy Laboratories), Flunixin® 50 mg/ml,

Roxine® 100 mg/ml (Enrofloxacine, Sanbe Farma), Ephinephrine® (Ephinephrine

hydrochlorida, Phapros), povidone iodine 2.5%, alkohol 70%, plester, kapas, kasa,

tampon, benang jahit Catgut Chrom® 3-0 (Catgut, Bbraun), Vicryl® 6-0 (Polygactin,

Ethicon), jarum spoid ukuran 24G dan 27G, spoid ukuran 1 ml, dan spoid ukuran 3

ml serta label.

Prosedur Penelitian

Domba yang dipilih secara acak dibagi kedalam dua kelompok perlakuan.

Pada kelompok pertama domba diimplan dengan implan BKF I. Kelompok kedua

diimplan dengan implan BKF II. Operasi implantasi dilakukan sesuai dengan

prosedur bedah aseptis. Sebelum operasi, domba menerima premedikasi aludonna®

0.25%. Anasthesi dilakukan dengan induksi xylazil® 2% intramuskular (IM) dan

rumatan menggunakan Ketamil® 10% (Plumb 2005).

Perekaman EKG menggunakan tiga sandapan bipolar standar (Lead 1, 2, dan

3) dan tiga sandapan unipolar (Lead aVR, aVL, dan aVF) direkam dengan klip EKG

(crocodile clips) sebagai elektroda EKG dengan prinsip base apex. Elektroda EKG

berjumlah empat buah (merah, kuning, hijau, dan hitam). Tempat untuk meletakkan

elektroda EKG dicukur menggunakan alat cukur dan diberikan gel EKG.

Pencukuran dilakukan pada carnial dorso scapula dextra untuk meletakkan

elektroda EKG yang berwarna merah. Pencukuran pada intercostae sinistra

keempat untuk meletakkan elektroda EKG yang berwarna kuning. Pencukuran

didaerah persendian antara femur dan tibia fibula untuk meletakkan elektroda

elektrokardiograf yang berwarna hitam untuk kaki belakang sebelah kanan dan

warna hijau pada kaki sebelah kiri.

Pemasangan implan dilakukan pada bagian medial dari tulang tibia kanan

menggunakan bor tulang untuk membuat lubang sesuai dengan ukuran pelet implan

tulang. Luka sayatan operasi ditutup dengan penjaitan perosteum otot, subkutan,

dan kulit dengan jahitan sederhana. Operasi dilakukan oleh operator yang sama

untuk mencegah variasi operasi. Domba kemudian menerima suntikan antibiotik

Gambar 3 Pemasangan elektroda EKG pada domba

Page 18: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

6

Roxine® 100 mg/ml (Enrofloxacine, Sanbe Farma) dengan dosis 4 mg/kgBB, dan

analgesia merk Flunixin® 50 mg/ml dengan dosis 2 mg/kgBB sekali sehari selama

lima hari sesudah operasi.

Perekaman EKG dilakukan dalam keadaan terbius, sebelum domba

memperoleh perlakuan penanaman implan tulang (pada keadaan normal) hari ke-0,

7, 30, dan 60 setelah operasi. Perekaman elektrokardiogram (EKG) digunakan

mesin elektrokardiograf (EKG) (Fukuda ME Cardiosunny D300®) yang telah

dikalibrasi 1 mV = 10 mm dengan kecepatan kertas 50 mm/detik. Parameter yang

diamati pada penelitian ini yaitu amplitudo P, durasi P, durasi interval QRS,

amplitudo R, durasi interval QRS, durasi interval PR, durasi interval QT, durasi

segmen ST, frekuensi jantung, dan nilai aksis.

Data yang diperoleh dinyatakan dalam rataan dan simpangan baku. Data

diolah menggunakan Piranti lunak Microsoft Excel 2007 dan IBM Statistical

Product and Service Solutions (SPSS) 21. Data variabel dianalisis secara statistik

dengan menggunakan metode One Way analyse of variant (ANOVA), kemudian

dilanjutkan dengan uji Duncan pada selang kepercayaan 95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gelombang P

Gelombang P terjadi karena adanya potensial listrik yang dicetuskan sewaktu

atrium berdepolarisasi (Guyton dan Hall 2006) sehingga amplitudo P dapat

diinterpretasikan sebagai pembesaran atrium pada jantung (Widjaja 1990).

Tabel 1 Amplitudo P (mV) domba yang diimplan BKF I dan BKF II berdasarkan waktu

Hari Amplitudo P (mV)

BKF I BKF II

0 0.100 ± 0.019ax 0.096 ± 0.023ax

7 0.122 ± 0.017ax 0.116 ± 0.018ax

30 0.085 ± 0.015ax 0.085 ± 0.016ax

60 0.090 ± 0.019ax 0.110 ± 0.023ax

Keterangan: Huruf superscipt (a,b) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya

perbedaan nyata (P<0.05) antar kelompok perlakuan. Huruf superscript (x,y) yang

berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (P<0.05)

dalam kelompok perlakuan.

Page 19: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

7

Dilatasi atrium kanan mengakibatkan besarnya impuls nodus Sinoatrial (SA)

yang dikeluarkan dan menjalar ke nodus Atrioventrikular (AV) (Guyton dan Hall

2006). Berdasarkan hasil penelitian, amplitudo P tidak terdapat perbedaan nyata

diantara kedua kelompok (Tabel 1). Amplitudo P pada penelitian ini berada pada

kisaran nilai normal 0.130 ± 0.02 mV. Gelombang P pada domba dalam beberapa

kasus tidak bisa diukur. Keberadaan gelombang P ada namun tidak jelas (Ahmed

dan Sanyal 2008) dan perbedaan nilai diduga sebagai variasi normal.

Pengukuran durasi P dilakukan untuk mengetahui waktu depolarisasi atrium.

Durasi P pada EKG tidak menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05) pada kelompok

I dan kelompok II (Tabel 2). Pada penelitian ini nilai durasi P masih berada pada

kisaran normal. Menurut Ahmed dan Sanyal (2008), rata-rata durasi P pada domba

adalah 0.040±0.004 detik. Pada durasi P menunjukkan tidak adanya gangguan pada

aktivitas atrium akibat penanaman bahan implan (Widjaja 1990). Berdasarkan

kertas rekaman EKG pada sadapan II juga tidak ditemukan adanya kelainan bentuk

durasi P, sehingga perbedaan nilai diduga sebagai variasi normal.

Kompleks QRS

Kompleks QRS menunjukkan aktivitas depolarisasi otot ventrikel jantung.

Kompleks QRS terdiri atas gelombang Q, gelombang R, dan gelombang S (Thaller

2007). Amplitudo R merupakan defleksi positif pertama dari komplek QRS.

Pengukuran amplitudo menggambarkan fase depolarisasi ventrikel. Menurut

Widjaja (1990), nilai amplitudo R dapat menandakan adanya hipertrofi ventrikel

dan gambaran amplitudo R menunjukkan tanda–tanda Bundle-Branch Block

(BBB). Berdasarkan hasil penelitian, tidak terdapat perbedaan nyata. Menurut

Haryati (2010) nilai amplitudo kompleks R pada penelitian ini berkisar dengan nilai

standar domba normal yaitu 0.802±0.438 mV. Hal ini menandakan adanya tidak

adanya kelainan (Guyton dan Hall 2006).

Tabel 2 Durasi P (detik) domba yang diimplan BKF I dan BKF II berdasarkan waktu

Hari Durasi P (detik)

BKF I BKF II

0 0.035 ± 0.005ax 0.040 ± 0.005ax

7 0.037 ± 0.006ax 0.039 ± 0.006ax

30 0.041 ± 0.005ax 0.036 ± 0.001ax

60 0.037 ± 0.002ax 0.041 ± 0.002ax

Keterangan: Huruf superscipt (a,b) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya

perbedaan nyata (P<0.05) antar kelompok perlakuan. Huruf superscript (x,y) yang

berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (P<0.05)

dalam kelompok perlakuan.

Tabel 3 Amplitudo R (mV) domba yang diimplan BKF I dan BKF II berdasarkan waktu

Hari Amplitudo R (mV)

BKF I BKF II

0 0.536 ± 0.200ax 0.583 ± 0.166ax

7 0.648 ± 0.195ax 0.533 ± 0.210ax

30 0.600 ± 0.248ax 0.325 ± 0.126ax

60 0.583 ± 0.164ax 0.372 ± 0.075ax

Keterangan: Huruf superscipt (a,b) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya

perbedaan nyata (P<0.05) antar kelompok perlakuan. Huruf superscript (x,y) yang

berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (P<0.05)

dalam kelompok perlakuan

Page 20: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

8

Tabel 4 Durasi Interval QRS (detik) domba yang diimplan BKF I dan BKF II

berdasarkan waktu

Hari Durasi QRS (detik)

BKF I BKF II

0 0.040 ± 0.007ax 0.038 ± 0.005ax

7 0.034 ± 0.004ax 0.036 ± 0.003ax

30 0.034 ± 0.005ax 0.037 ± 0.004ax

60 0.038 ± 0.001ax 0.041 ± 0.003ax

Keterangan: Huruf superscipt (a,b,c) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya

perbedaan nyata (P<0.05) antar kelompok perlakuan. Huruf superscript (x,y) yang

berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (P<0.05)

dalam kelompok perlakuan.

Pada kasus BCIS penggunaan implan tulang menurut PAPSRS (2006) akan

meningkatkan tekanan arteri pulmonal dan resistensi pembuluh darah pulmonal

akibat adanya emboli yang mengakibatkan dinding ventrikel kanan berdilatasi.

Pada penelitian ini nilai kenaikan amplitudo R tidak menunjukkan adanya kelainan

sehingga perbedaan nilai diduga hanya sebagai variasi normal.

Durasi Interval QRS diukur mulai dari awal gelombang Q hingga akhir

gelombang S. Interval QRS menggambarkan waktu yang dibutuhkan impuls listrik

untuk menyebar ke seluruh miokardium ventrikel (Goodner dan Roth 1995).

Pengukuran interval QRS mampu menunjukkan adanya hipertrofi jantung.

Hipertrofi ventrikel akan meningkatkan durasi interval QRS karena penambahan

massa otot jantung (Sari 2005). Menurut Fakour et al. (2013) nilai standar interval

QRS domba 0.063 detik, pada penelitian ini semua nilai interval QRS berada pada

kisaran normal. Perbedaan nilai durasi dipengaruhi oleh variasi ras (breed) hewan

(Mohan et al. 2005) serta umur (Montes et al. 1994).

Interval PR

Pengukuran interval PR dimulai dari permulaan gelombang P sampai

permulaan kompleks QRS. Interval PR menggambarkan waktu antara onset impuls

listrik dari nodus sinoatrium (nodus SA) melalui nodus atrioventrikular (nodus

AV), turun ke berkas His, cabang berkas, dan berkas Purkinje. Interval PR berfungsi

mengukur waktu dari permulaan depolarisasi atrium sampai mulai depolarisasi

ventrikel (Morris et al. 2003). Pada penelitian ini tidak terjadi perbedaan nyata pada

kedua kelompok (Tabel 5). Interval PR merupakan penjumlahan waktu depolarisasi

atrium dan waktu perambatan dari simpul AV (Widjaja 1990). Pemanjangan

interval PR pada rekaman EKG merupakan akibat dari perlambatan konduksi dari

atrium, nodus AV atau sistem His-Purkinje. Interval PR dapat mengalami

percepatan yang terjadi karena adanya aritmia yang berhubungan dengan gangguan

impuls jantung. Pada penelitian ini tidak terjadi percepatan interval PR.

Page 21: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

9

Interval QT

Interval QT merupakan jarak antara permulaan gelombang Q sampai akhir

gelombang T yang menggambarkan periode dari awal depolarisasi ventrikel sampai

repolarisasi ventrikel (Widjaja 1990). Kelainan pada interval QT dapat berupa

pemanjangan dan pemendekan interval QT. Menurut Mozkovitz et al. (2013),

pemanjangan interval QT seringkali disebabkan oleh kongenital, induksi obat-

obatan (seperti procainamid, quinidin dan phenothiazin), antihistamin (terfenadin

dan astemizol), peningkatan aktivitas sistem syaraf simpatis dan abnormalitas

elektrolit seperti hipokalsemia, hipokalemia dan hipomagnesemia. Hipokalemia

seringkali terjadi pada penderita dengan hipomagnesemia.

Pada penelitian ini tidak ditemukan perbedaan nyata pada kedua kelompok

(Tabel 6). Pemendekan dan pemanjangan daerah interval QT juga tidak ditemukan.

Pemanjangan QT dapat terjadi akibat ketidakseimbangan elektrolit seperti

hipokalsemia dan hiperfosfatemia akibat distribusi asam basa darah yang berubah

(Thrall et al. 2004)

Segmen ST

Segmen ST menunjukkan ukuran waktu antara akhir depolarisasi ventrikel

sampai pada mulainya repolarisasi ventrikel. Pada penelitian ini ditemukan

perbedaan nyata (P<0.05) nilai durasi segmen ST pada kedua kelompok pada hari

ke 30 dan hari ke 60 pada kelompok BKF I (Tabel 7). Nilai durasi segmen ST pada

Tabel 6 Durasi interval QT (detik) domba yang diimplan BKF I dan BKF II berdasarkan

waktu

Hari Durasi QT (detik)

BKF I BKF II

0 0.359 ± 0.034ax 0.328 ± 0.043ax

7 0.348 ± 0.036ax 0.349 ± 0.032ax

30 0.382 ± 0.019ax 0.347 ± 0.048ax

60 0.326 ± 0.012ax 0.342 ± 0.044ax

Keterangan: Huruf superscipt (a,b) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya

perbedaan nyata (P<0.05) antar kelompok perlakuan. Huruf superscript (x,y) yang

berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (P<0.05)

dalam kelompok perlakuan

Tabel 5 Durasi interval PR (detik) domba yang diimplan BKF I dan BKF II berdasarkan

waktu

Hari Durasi PR (detik)

BKF I BKF II

0 0.127 ± 0.009ax 0.123 ± 0.020ax

7 0.119 ± 0.014ax 0.117 ± 0.009ax

30 0.144 ± 0.035ax 0.132 ± 0.006ax

60 0.119 ± 0.023ax 0.127 ± 0.020ax

Keterangan: Huruf superscipt (a,b) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya

perbedaan nyata (P<0.05) antar kelompok perlakuan. Huruf superscript (x,y) yang

berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (P<0.05)

dalam kelompok perlakuan

Page 22: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

10

penelitian berkisar pada nilai normal (Haryati 2010). Pada penelitian ini tidak

ditemukan elevasi atau depresi segmen ST.

Frekuensi Jantung

Frekuensi jantung dapat diukur melalui interval RR antar satuan waktu (detik)

dan dapat diketahui sebagai ventricular rate. Menurut Ahmed dan Sanyal (2008)

frekuensi jantung domba bervariasi 75 sampai 115 denyut per menit dengan rata

rata 85±2.8 denyut per menit. Peningkatan frekuensi jantung di hari ke-0 (Tabel 8)

diakibatkan kondisi stress pada saat pertama kali menerima perlakuan.

Rataan Nilai Aksis

Rataan nilai aksis atau Mean Electrical Axis (MEA) merupakan rataan

vektor gaya listrik yang menentukan letak kemiringan jantung di dalam rongga dada

(Levick 1995). Perubahan yang dapat terjadi pada MEA adalah right axis deviation,

left axis deviaton dan indeterminate axis. Nilai aksis jantung pada domba lebih

mengambil posisi kanan (Right Axis Deviation) dengan MEA +56.07º. Perbedaan

MEA disebabkan perbedaan posisi kemiringan jantung pada rongga dada yang

terkait dengan pertumbuhan (Suprayogi et al. 2008). Penyebab penyimpangan axis

juga dapat disebabkan oleh kelainan kongenital, posisi jantung dalam rongga dada,

hipertrofi otot jantung, perubahan konduksi dan ketidakseimbangan elektrik (Kuhn

dan Rose 2008). Pembesaran atrium maupun ventrikel jantung juga dapat

menyebabkan pergeseran nilai MEA (Thaler 2007). Hasil evaluasi MEA pada

Tabel 8 Rata – rata frekuensi jantung (bpm) domba yang diimplan BKF I dan BKF II

berdasarkan waktu

Hari Frekuensi Jantung (bpm)

BKF I BKF II

0 87.67 ± 9.72bx 82.56 ± 11.67bx

7 68.56 ± 13.14ax 74.44 ± 14.76ax

30 64.33 ± 13.50ax 60.33 ± 9.23ax

60 64.33 ± 22.27ax 72.33 ± 13.86ax

Keterangan: Huruf superscipt (a,b) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya

perbedaan nyata (P<0.05) antar kelompok perlakuan. Huruf superscript (x,y) yang

berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (P<0.05)

dalam kelompok perlakuan.

Tabel 7 Durasi Segmen ST (detik) domba yang diimplan BKF I dan BKF II berdasarkan

waktu

Hari Durasi Segmen ST (detik)

BKF I BKF II

0 0.310 ± 0.016ax 0.322 ± 0.015ax

7 0.304 ± 0.036ax 0.314 ± 0.040ax

30 0.232 ± 0.103bx 0.202 ± 0.088bx

60 0.196 ± 0.049bx 0.271 ± 0.025ax

Keterangan: Huruf superscipt (a,b,c,d) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya

perbedaan nyata (P<0.05) antar kelompok perlakuan. Huruf superscript (x,y) yang

berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (P<0.05)

dalam kelompok perlakuan.

Page 23: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

11

kondisi pra dan pasca-operasi maupun antar kelompok perlakuan menunjukkan

hasil yang berbeda tidak nyata (Tabel 9).

SIMPULAN

Penanaman implan tulang BKF tidak berpengaruh terhadap aktivitas jantung

pada 60 hari pengamatan.Peningkatan frekuensi jantung tidak berkaitan erat dengan

penanaman implan tulang, melainkan proses penanganan hewan.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian dalam waktu yang lebih dari 60 hari terhadap

penggunaan implan tulang. Perlu dilakukan penelitian penggunaan implan tulang

pada hewan model lain yang memiliki kekerabatan yang dekat dengan manusia

untuk melihat pengaruh terhadap atrium maupun ventrikel. Perlu dilakukan

penelitian lanjutan dengan area kerusakan dan penanaman implan tulang yang lebih

luas.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed JA, Sanyal S. 2008. Electrocardiographic studies in garol sheep and black

bengal goats. Res J Cardiol. (1):1–8.

Barret K, Heddwen B, Scott B, Susan B. 2010. Ganong’s Review of Medical

Physiology. Ed ke-23. New York (US): McGraw-Hill Companies

Brady WJ, Korin BH, Robin N, Amita S, Steven HM, Jeffrey DF, Robert CR. 2013.

The ECG in Prehospital Emergency Care. Sussex (UK): Blackwell

Publishing.

Cunningham JG. 2002. Textbook of Veterinary Physiology. Ed ke-3. Philadelphia:

(US): WB Saunder Company.

Fakour Sh, Mokhber DMR, Nadalian MG, Rezakhani A, Lotfollah ZS. 2013.

Electrocardiographic parameters of Markhoz goat using base apex lead and

six standard limb leads. Ir. J. Vet. Res. 14:241-244.

Ficai A, Andronescu E, Voicu G, Ficai D. 2011. Advances in Collagen

Hidroxyapatite Composite Materials. Ed ke-1. Bucharest (ROM): Politehnica

Tabel 9 Rataan Nilai Aksis (-◦) domba yang diimplan BKF I dan BKF II berdasarkan

waktu

Hari Nilai aksis (-◦)

BKF I BKF II

0 50.39 ± 6.86ax 53.09 ± 5.10ax

7 66.83 ± 42.69ax 63.94 ± 28.98ax

30 42.50 ± 2.50ax 51.00 ± 3.00ax

60 54.17 ± 10.54ax 52.50 ± 13.86ax

Keterangan: Huruf superscipt (a,b,c,d) yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya

perbedaan nyata (P<0.05) antar kelompok perlakuan. Huruf superscript (x,y) yang

berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (P<0.05)

dalam kelompok perlakuan.

Page 24: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

12

University of Bucharest. Faculty of Applied Chemistry and Materials

Science.

Ganong WF. 2002. Fisiologi Kedokteran Ed ke-20. Jakarta (ID): Kedokteran EGC.

Goodner B, Roth LS. 1995. Panduan Tindakan Keperawatan Klinik Praktis.

Cetakan 1. Penerjemah: Yasmin Asih, Jakarta (ID): EGC. Terjemahan dari

The Nurse Survival Guide. Guyton DC, Hall EJ. 2006. Textbook of Medical Physiology. Philadelphia (US):

Elsevier Saunders.

Haryati, RAD. 2010. Profil Elektrokardiogram Pada Domba Lokal (Ovis Aries) Setelah

Penanaman Implan Semen Tulang Hidroksiapatit-Kitosan Dan Hidroksiapatit-

Trikalsium Fosfat Pada Tulang Tibia.[Skripsi]. Bogor. (ID). Institut Pertanian

Bogor

Hua Y, Ning C, Xiaoying L, Buzhong Z, Wei C, Xiaoling S. 2005. Natural

hydroxyapatite/chitosan composite for bone substitute materials. Med Biol Soc.

5:4888-91.

Herren R. 2000. The Science of Animal Agriculture Ed ke-2. Virginia Polyinstitute and

State University. Virginia (US): Delmar Publishers.

Kuhn L, Rose L. 2008. ECG Interpretation part 1: understanding mean electrical

axis. J Emerg Nurs. 34(6): 530-534. Laurencin CT. 2009. Bone Graft Substitutes. West Conshohocken (US): American

Society for Testing and Materials.

LeGeros RZ, Daculsi G. 1997. In vivo transformation of biphasic calcium phosphate

ceramics: ultrastructural and physic - chemical characterizations. Di dalam:

Yamamuro T, Wilson-Hench J, editor. Handbook of Bioactive Ceramics. Boca

Raton, USA. Fla (US): CRC Pr. 11:17-28.

Levick JR. 1995. An Introducion to Cardiovascular Physiology. Ed ke-2. Oxford (UK).

Butterworth-Heinemann Ltd Linacra House Jordan Hill.

Martini L, Fini M, Giavaresi G, Giardino R. 2001. Sheep model in orthopedic research:

A literature review. J. Comp. Med. 5:292-299.

Mohan NH, Niyogi D, Singh HN. 2005. Analysis of normal electrocardiograms of

Jamunapari goats. J. Vet. Sci. 6:295-298.

Montes AM, Bernal LJ, Bayon A, Palacio MJF, Sotillo J, Ayala I, Trenti F. 1994. A

study of ECG in goats. Proc. 18th World Buiatrics Congress. Italy.1201-1024

Morris F, June E, William JB, John C. 2003. ABC of Clinical ECG. London (UK): BMJ

books

Mozkovitz JB, Bryan DH, Joseph PM, Amal M, William JD. 2013.

Electrocardiographic implications of the prolonged QT interval. Am J Emerg

Med. 31: 866-871.

Murugan R, Ramakrishna S. 2004. Bioresorbable composite bone paste using

polysaccharide based nano hydroxiapatite. J Biomaterial. 25:3829-3835.

Nafei A, Danielsen CC, Linde F, Hvid I. 2000. Properties of growing trabecular bovine

bone. part I: mechanical and physical properties. J Bone Joint Surg Br. 82: 910-

920.

[PAPSRS] Pennsylvania Patient Safety Reporting System. 2006. Bone cement

implantation syndrom. Patient Safety Advisory 3 (4).

Pearce A, Richards RG, Milz S, Schneider E, Pearce SG. 2007. Animal models for

implant biomaterial research in bone: a review. J. Europ. Cells. and Mater. 13:1-

10

Plumb DC. 2005. Plumb’s Veterinary Drug Handbook. Ed ke-5. Wisconsin (US):

Pharma Vet.

Page 25: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

13

Ravaglioli A, Krajewski A, Celotti GC, Piancastelli A, Bacchini B, Montanari L, Zama

G, Piombi L. 1996. Mineral evolution of bone. Biomaterials (17): 617-622.

Sari SI. 2005. Nilai diagnostik beberapa kriteria hipertrofi ventrikel kiri secara

elektrokardiografik pada penderita hipertensi dibanding dengan ekokardiografi.

[Tesis]. Semarang (ID): Unversitas Diponegoro.

Shirley AJ. 2007. ECG Success: Exercises In ECG Interpretation. Philadelphia (US):

FA David Company.

Suprayogi A, Sumitro, Megawati I, Rika S, Huda SD. 2008. Perbandingan nilai

kardiorespirasi dan suhu tubuh dugong dewasa dan bayi. Jurnal Veteriner 8

(4):175

Thaller MS. 2007. The Only EKG Book You’ll Ever Need. Ed ke-5 Philadelphia (US):

Lippincott Williams & Willkinsy.

Thrall MA, Baker DC, Campbell TW, De Nicola D, Fettman MJ, Lassen ED, Rebar A,

Weiser G. 2004. Veterinary Hematology and Clinical Chemistry. Philadelphia

(US): Lippincot Williams dan Wilkins.

Widjaja S. 1990. Segi praktik EKG. Jakarta. (ID): Binarupa Aksara

Page 26: EVALUASI ELEKTROKARDIOGRAM DOMBA LOKAL (Ovis … · Semoga penulis dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Bogor, Februari 2015 ...

14

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Malang pada tanggal 6 Agustus 1992 anak pertama dari

2 bersaudara, dari (alm) bapak Sudarsono dan (almh) Ibu Sofiah. Penulis tinggal di

Magetan, Jawa Timur sampai saat ini.

Pendidikan formal penulis dimulai dari SD Negeri Kalirejo 5 Lawang dan

lulus pada tahun 2004, dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Lawang Malang lalu pindah

ke SMP Negeri 1 Magetan dan lulus tahun 2007. Tahun 2010, Penulis lulus dari

SMA Negeri 1 Magetan dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk IPB

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Fakultas

Kedokteran Hewan sebagai bidang studinya.

Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif dalam organisasi sebagai Ketua

Dewan Keluarga Musholla (DKM) ANNAHL FKH IPB periode 2013-2014, Ketua

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan IPB Kabinet Strategis

(BEM FKH IPB) periode 2012-2013, Anggota Himpunan Profesi Ruminansia FKH

IPB 2011-2012, Staff Kajian Strategis Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan

Indonesia Pengurus Cabang IPB (IMAKAHI PC IPB) periode 2011-2012, Forum

for Scientific Studies (FORCES) periode 2011-2012, Organisasi Mahasiswa

Daerah Magetan (OMDA IMPATA), Forum Indonesia Muda angkatan 14 dan

DPM TPB periode 2010 - 2011. Selain aktif organisasi, penulis juga berhasil

mendapatkan prestasi dalam bidang kompetisi ilmiah antara lain peneliti terbaik

kedua Youth Research Competition Universitas Negeri Padang pada tahun 2012 dan

mendapatkan peringkat pertama pada tahun 2013 pada ajang yang sama. Selain itu,

penulis juga aktif dalam berbagai kompetisi penulisan karya tulis ilmiah di tingkat

Nasional dan Universitas. Penulis juga memperoleh beasiswa BIDIK MISI,

Program Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS), serta

Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA).