repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI...

154
EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE JULI 2007-JUNI 2008 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Fanny NIM : 058114150 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

Transcript of repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI...

Page 1: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS

PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK

DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN

YOGYAKARTA PERIODE JULI 2007-JUNI 2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Fanny

NIM : 058114150

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

ii

EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS

PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK

DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN

YOGYAKARTA PERIODE JULI 2007-JUNI 2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Fanny

NIM : 058114150

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 3: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

Persetujuan Slrripsi

EVALUASI DRUG TM,RAPY PROBLEMSPAIIA PENGOBATAN PASIEN IIIARE AKTIT ANAI(

DI INSTALASI RAWAT INAP RITMAH SAKIT PAI{TI RINil KALASANYOGYAICARTA PARIODE JULI 2OOTJUNI 2IX}t

Oleh:

Fanny

NIM ; 058114150

Skipsi ini telah dimtujui oleh :

Pembimbingl'

^t /,#) tI

dr, Fenty; I\[.Kesq Sp.PK

Pembinbing tr,

tanggal i eg}u1' ayg

M, WisnuDonowati; M,Si,; Apt tanggal : &gAuli aoog

ltl

Page 4: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

Pe,ngesdran Skipsi Berjudul

EVALUASI DRI'G TI{SRAPY PROBLEhilS

PADA PENGOBATAI\I PASIEN DIARE AKUT ANAK

DI INSTALASI RAWAT INAP RIIMAH SAKIT PAI{TI RII\{I KALASAI{

YOGYAKARTA PARIODE JULI IMTJUI{I 2OO8

Oleh:Fanny

NIM: 058114150Dtpeftahiiiil&iii di hiidaiidn P.initie Penguji SkripSi

Fakultas FarrnasiUniversitas Sanata Dharmapada anggal: 24 lttli 2009

Pembimbingl:

dr. Fenty, M.Kes., SpPK

Pembimbing If I

M. Wisnu Donowati, M.Si., APt.

Penitia Penguji t

l. dr. Fenty, M.Kes., SpPK

?, M, Wisnu Donowati M.Si.; APt.

3. Rita Suhadi, M.si., Apt.

4; Ipang Djunarko; S,Si,, Apt,

#it[tF$-

lv

Page 5: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

v

Halaman Persembahan

“Serahkanlah perbuatanm u kepada Tuhan, m aka terlaksanalah segala rencananya” (Ams 16:3)

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Jesus Christ atas segala berkat dan terang Roh Kudus yang

dicurahkan kepadaku sehingga skripsi ini akhirnya dapat selesai

Alm. Papa tercinta atas kasih sayang yang diberikan kepadaku

semenjak kecil hingga aku besar

Mama, cece-ceceku tersayang, dan segenap keluargaku di Bangka

Teman-temanku

Almamater

Page 6: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

a

GBMB4N TENNYATAAN TERSETUJUAN PUBIJI(ASI I(ANYA lt,ilfiAHTJNTT]K XEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda angur di bawah ini; saya mahasiswa Universias Sansta Dharma :

Nanra : FannyNomorMahasiswa : 058114150

Demi pengmbflnpn ilmu pen$tahtm; saya m€mberilran k€pads Perplsbkam

Universitas San& Dharrrakarya ilmiah sayayang berjudul :EVALUASI DNAG T.EENAPY PROBLEMS PADA PENG'OBATAI\I PASIBN

DcIARE AKUT AI{AI( DI II{STALASII RAWAT INAP RUMAH SAKITPAITTI RIIrII KALASAN YOGYAKARTA PERIODE JTru 2OO7JI]M 2|NE

b€s€rta perangkat 1ailg diperlukm (bila ada). Dengan demftian sa),a m€mberikank€eada Perpustakaan .Universitas Smata Dharma h* una* menyimparlmengalitrkan ke dalm b€ntuk modia lain, mengelolanya dalam beNtuk pngkalan

dm, mendisibusikffi secar:a ffibstas dan mempublikasikmqa di int€rnet atflumedia lain unhrk kepenlingan akademis tanpa perlu merninta izin dari myamaupun m€mhfikan royalti ke@a saya selama tetap meneantumkan nama sa),asebflgaipenulis

Demikian pernyataan ini sa)ra buat deirym sebmrnya.

Dibrffi di YogpkartaPadat nggal : l0 Agustus 2ffi9Yangme,nyatakan

TqryFamy

vl

Page 7: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

vii

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-

Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Evaluasi Drug Therapy

Problems pada Pengobatan Pasien Diare Akut Anak di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta Periode Juli 2007-Juni 2008. Skripsi

ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi pada

program studi Ilmu Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis menyadari

bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan sumbangan

pikiran, waktu, semangat dan tenaga, skripsi ini tidak akan tersusun dengan baik.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang tak terhingga kepada :

1. Direktur Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta yang telah memberikan

ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Panti Rini.

2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi dan dosen penguji

yang telah memberikan saran dan masukan dalam proses penyusunan skripsi

ini.

3. M. Wisnu Donowati, M.Si., Apt. dan selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan saran, mengarahkan dengan sabar dan menyediakan waktu di

selah waktu cuti melahirkan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi.

Page 8: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

viii

4. dr. Fenty, M.Kes., SpPK selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

saran, semangat, dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi, terutama

selalu meyakinkan penulis agar cepat menyelesaikan skripsi.

5. Ipang Djunarko, S.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan

saran dan masukan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

6. Pak Harry selaku Kepala Instalasi Medical Record Rumah Sakit Panti Rini

Kalasan Yogyakarta beserta semua staf atas bantuan yang diberikan selama

penulis melakukan pengambilan data penelitian.

7. Alm. Papa Yohanes Ng Piang Khiam dan Mama Yacinta Ngadi yang telah

merawat, membesarkan dan mendidik penulis, selalu memberikan kasih sayang,

pengorbanan serta doa yang tulus di sepanjang hidup penulis.

8. Kakak-kakak tersayang, Evie Ng, Merry Ng, dan Yuli Ng serta Kak Daniel,

atas kasih sayang, masukan, semangat, perhatian, doa serta dukungan yang

telah diberikan kepada penulis.

9. Sahabat penulis (Flora, Sarah, Marlin, Maya, dan Cory), atas saran, semangat,

perhatian, dan doanya. “Teman yang baik tidak selalu memberi ciuman dan

pelukan tapi terkadang juga tamparan agar penulis sadar dan bangkit dari

kesalahan”. Terima kasih untuk persahabatan ini.

10. Denok, Donald, Erick, Ina, Lia, Lini, Pipit, Presty, Rony, Sephin, Shinta,

Siska, Stella, Suster Detin, Wisely dan teman-teman kelas C serta FKK’05,

atas kebersamaan dan kekompakan selama 4 tahun di farmasi.

11. Teman-teman kost ‘Pondok Carithas’ atas kebersamaan, keceriaan, dan

dukungan yang diberikan kepada penulis.

12. Bapak dan Ibu Karyawan UPT Perpustakaan Paingan.

Page 9: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

ix

13. Universitas Sanata Dharma atas segala fasilitas dan bantuan yang diberikan

selama masa kuliah kepada penulis.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan di atas yang telah rela membantu

dengan doa dan usaha untuk penulis hingga selesainya proses penyusunan

skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam

skripsi ini. Karena itu Penulis sangat mengharapkan masukan dan saran dari

pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi

yang tidak sempurna ini bermanfaat bagi setiap pembaca.

Penulis

Page 10: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

PE${YATAAN IGASLIAN KARYA

Sap menyetakan dengan eenrng$hny. bahiwa skripsi yang salar tulis ini

tidak mcrnuat lorla atru bagian karya orang lain, kecuali yang telah diseh*kan

dalam kr*ipan dm daftarpustaka sehgoimana layaknyaknrJia ilmiah'

YogFkartq 9lvlci 4009

Penulis

w

x

Page 11: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

xi

INTISARI

Di negara berkembang, diare merupakan penyebab utama morbiditas dan

mortalitas pada anak-anak. Di Indonesia, 50-60% anak usia di bawah 5 tahun akan

meninggal karena diare bila tidak mendapatkan pertolongan karena mengalami

dehidrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien

berdasarkan usia, jenis kelamin, tempat tinggal pasien, mengetahui pola

pengobatan, evaluasi drug therapy problems pada pengobatan pasien diare akut

anak serta outcome selama pasien dirawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional dengan rancangan

penelitian deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Bahan penelitian yang

digunakan adalah lembar medical record pasien diare akut anak.

Jumlah medical record yang dianalisis sebanyak 54 kasus. Kasus

terbanyak terjadi pada pasien usia 1 tahun-≤ 5 tahun (88,9%), dengan jenis

kelamin paling banyak terjadi pada laki-laki (64,8%) dan daerah tempat tinggal

pasien yang paling banyak menjalani perawatan adalah kecamatan Kalasan

(38,9%). Dalam penelitian ini digunakan 7 kelas terapi obat dengan 3 kelas terapi

terbanyak adalah obat gizi dan darah (100,0%), obat saluran cerna (100,0%) dan

obat sistem saraf pusat (75,9%). Jenis drug therapy problems yang terjadi yaitu

tidak butuh obat (35,2%), dosis terlalu rendah (13,0%), dan pemakaian obat yang

tidak efektif (38,9%). Semua pasien diare akut anak pulang dengan kondisi klinis

yang membaik (100,0%).

Kata kunci : drug therapy problems, diare akut, anak

Page 12: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

xii

ABSTRACT

Diarrhea diseases is a leading cause of childhood morbidity and mortality

in developing countries. In Indonesia, about 50-60% children below 5 years died

from diarrhea if they don’t get any help because of dehydration. The goals of this

study are to identify the characteristic of the patients such as the age, the gender,

patient’s address, to determine medical pattern, to evaluate drug therapy problems

in the medication of children acute diarrhea, and clinical condition as the patients

is being treated at the hospitalized unit of Panti Rini Hospital Kalasan Yogyakarta

period July 2007-June 2008.

This study is done in a observational way research plan descriptive

evaluative research which have retrospective characteristic. The instrument of this

study is medical record of acute diarrhea in child.

All case which analized is 54 cases. The most frequency case patients 1-≤

5 years old (88,9%), the most gender is male (64,8%),) and the location that

plenty of patients had been treatment was on the Kalasan district (38,9%). This

study used 7 drug class therapy which is three most drug class therapy are

nutrition and blood medicine (100%), gastrointestinal system disorder medicine

(100,0%), and central nervous system medicine (75,9%). The type of drug therapy

problems that happened which is unnecessary drug therapy (35,2%), dosage too

low (13,0%), and ineffective drug (38,9%). All of the cases return home with

good clinical condition (100,0%).

Key words : drug therapy problems, acute diarrhea, children

Page 13: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................... vi

PRAKATA .............................................................................................. vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... x

INTISARI ................................................................................................ xi

ABSTRACT .............................................................................................. xii

DAFTAR ISI ........................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xxii

ABBREVIATIONS .................................................................................... xxiii

BAB I PENGANTAR .......................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

1. Perumusan masalah ............................................................... 3

2. Keaslian penelitian ................................................................ 4

3. Manfaat penelitian ................................................................. 5

B. Tujuan Penelitian....................................................................... 5

Page 14: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

xiv

1. Tujuan umum ........................................................................ 5

2. Tujuan khusus ....................................................................... 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ................................................... 7

A. Drug Therapy Problems ............................................................ 7

B. Diare ......................................................................................... 8

1. Definisi.................................................................................. 9

2. Etiologi.................................................................................. 9

3. Patofisiologi .......................................................................... 10

4. Gejala .................................................................................... 12

5. Malabsorpsi lemak................................................................. 13

6. Pemeriksaan diagnostik ......................................................... 15

C. Penatalaksanaan Terapi Diare Akut ........................................... 15

1. Tujuan terapi ......................................................................... 15

2. Sasaran terapi ........................................................................ 16

3. Algoritma terapi .................................................................... 16

4. Strategi terapi ........................................................................ 17

5. Informasi kelas obat antidiare ............................................... 20

D. Keterangan Empiris ................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 24

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................. 24

B. Definisi Operasional .................................................................. 24

C. Subyek Penelitian ...................................................................... 26

Page 15: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

xv

D. Bahan Penelitian ........................................................................ 27

D. Tata Cara Penelitian .................................................................. 27

1. Tahap perencanaan ................................................................ 27

2. Tahap pengambilan data ........................................................ 27

3. Tahap penyelesaian data ........................................................ 28

E. Tata Cara Analisis Hasil ............................................................ 29

F. Kesulitan Penelitian ................................................................... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. 32

A. Karakteristik Pasien Diare Akut Anak ....................................... 32

1. Berdasarkan usia.................................................................... 32

2. Berdasarkan jenis kelamin ..................................................... 33

3. Berdasarkan tempat tinggal pasien (kecamatan) ..................... 34

B. Pola Pengobatan Pasien Diare Akut Anak .................................. 35

1. Obat yang bekerja pada sistem saluran cerna ......................... 36

2. Obat yang bekerja pada sistem saluran pernapasan ................ 37

3. Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat ............................. 38

4. Obat yang bekerja sebagai analgesik ...................................... 39

5. Obat yang digunakan untuk pengobatan infeksi ..................... 39

6. Obat yang mempengaruhi gizi dan darah ............................... 40

7. Obat sistem hepatobilier ........................................................ 42

C. Kajian Drug Therapy Problems ................................................. 42

1. Tidak butuh obat ................................................................... 43

Page 16: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

xvi

2. Dosis terlalu rendah .............................................................. 44

3. Pemakaian obat yang tidak efektif ........................................ 45

C. Outcome Pasien ......................................................................... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 52

A. Kesimpulan ............................................................................... 52

B. Saran ......................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 54

LAMPIRAN ............................................................................................ 57

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................. 130

Page 17: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel I Kategori Drug Therapy Problems ..................................... 7

Tabel II. Gejala Klinis Infeksi Diare Patogen .................................. 12

Tabel III Penilaian Dehidrasi dan Tingkat Keparahan Diare Akut .... 13

Tabel IV Pengelompokkan Pasien Diare Akut Anak Berdasarkan

Usia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Kalasan Yogyakarta Periode Juli 2007-Juni 2008 .............. 33

Tabel V Pengelompokkan Pasien Diare Akut Anak Berdasarkan

Jenis Kelamin di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008 .............................................. 33

Tabel VI Pengelompokkan Pasien Diare Akut Anak Berdasarkan

Tempat Tinggal (Kecamatan) di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008 .............................................. 34

Tabel VII Distribusi Kelas Terapi Obat Pasien Diare Akut Anak

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Kalasan Yogyakarta Periode Juli 2007-Juni 2008 ............. 35

Tabel VIII Golongan, Kelompok, Zat Aktif dan Jenis Obat yang

Bekerja pada Sistem Saluran Cerna yang Digunakan pada

Terapi Diare Akut Anak di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Page 18: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

xviii

Periode Juli 2007-Juni 2008 .............................................. 36

Tabel IX Golongan, Kelompok, Zat Aktif dan Jenis Obat yang

Bekerja pada Sistem Saluran Pernapasan yang Digunakan

pada Terapi Diare Akut Anak di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008 .............................................. 37

Tabel X Golongan, Kelompok, Zat Aktif dan Jenis Obat yang

Bekerja pada Sistem Saraf Pusat yang Digunakan pada

Terapi Diare Akut Anak di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008 .............................................. 38

Tabel XI Golongan, Kelompok, Zat Aktif dan Jenis Obat Analgesik

yang Digunakan pada Terapi Diare Akut Anak

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan

Yogyakarta Periode Juli 2007-Juni 2008 ........................... 39

Tabel XII Golongan, Kelompok, Zat Aktif dan Jenis Obat Infeksi

yang Digunakan pada Terapi Diare Akut Anak

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan

Yogyakarta Periode Juli 2007-Juni 2008 ........................... 39

Tabel XIII Golongan, Kelompok, Zat Aktif dan Jenis Obat Gizi dan

Darah yang Digunakan pada Terapi Diare Akut Anak

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan

Yogyakarta Periode Juli 2007-Juni 2008 ........................... 41

Page 19: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

xix

Tabel XIV Golongan, Kelompok, Zat Aktif dan Jenis Obat

Sistem Hepatobilier yang Digunakan pada

Terapi Diare Akut Anak di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008 .............................................. 42

Tabel XV Kelompok Pasien Diare Akut Anak dengan

Drug Therapy Problems Tidak Butuh Obat

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan

Yogyakarta Periode Juli 2007-Juni 2008 ........................... 43

Tabel XVI Kelompok Pasien Diare Akut Anak dengan

Drug Therapy Problems Dosis Terlalu Rendah

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan

Yogyakarta Periode Juli 2007-Juni 2008 ........................... 44

Tabel XVII Kelompok Pasien Diare Akut Anak dengan

Drug Therapy Problems Pemakaian Obat yang Tidak Efektif

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan

Yogyakarta Periode Juli 2007-Juni 2008 ........................... 45

Tabel XVIII Contoh Analisis Drug Therapy Problems pada Pasien 3

(Tidak Butuh Obat) di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008 .............................................. 45

Tabel XIX Contoh Analisis Drug Therapy Problems pada Pasien 38

(Dosis Terlalu Rendah) di Instalasi Rawat Inap

Page 20: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

xx

Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008 .............................................. 46

Tabel XX Contoh Analisis Drug Therapy Problems pada Pasien 47

(Pemakaian Obat yang Tidak Efektif)

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan

Yogyakarta Periode Juli 2007-Juni 2008 ........................... 48

Tabel XXI Contoh Analisis Drug Therapy Problems pada Pasien 50

(Pemakaian Obat yang Tidak Efektif, Tidak Butuh Obat)

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan

Yogyakarta Periode Juli 2007-Juni 2008 ........................... 49

Page 21: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Anatomi dan Fisiologi Saluran Cerna pada Diare .............. 8

Gambar 2 Steatorrhea/Droplet-droplet Lemak dalam Feses .............. 14

Gambar 3 Algoritma Terapi Diare Akut ............................................ 16

Gambar 4 Antimikrobia untuk Terapi Diare yang Disebabkan oleh

Agen yang Spesifik ........................................................... 18

Gambar 5 Outcome Pasien Diare Akut Anak di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008 .............................................. 51

Page 22: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis Drug Therapy Problems Pasien Diare Akut Anak

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan

Yogyakarta Periode Juli 2007-Juni 2008 ........................... 57

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan

Yogyakarta ....................................................................... 129

Page 23: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

xxiii

ABBREVIATIONS

1. amp : ampul

2. HGB : hemoglobin

3. HCT : hematokrit

4. LYM% : % limfosit dalam leukosit

5. LYM# : jumlah absolut leukosit dari sel darah

6. MCV : mean corpuscular volume (volume rata-rata eritrosit)

7. MCH : mean corpuscular hemoglobin (kadar hemoglobin rata-

rata)

8. MCHC : mean corpuscular hemoglobin concentration (rata-rata

konsentrasi hemoglobin)

9. MPV : mean platelet volume

10. MXD% : % jumlah basofil, eosinofil dan monosit dalam leukosit

11. MXD# : jumlah absolut basofil, eosinofil dan monosit dari sel

darah

12. NEUT% : % neutrofil dalam leukosit

13. NEUT# : jumlah absolut neutrofil dari sel darah

14. PDW : platelet distribution width

15. P-LCR : large platelet ratio

16. PLT : platelet (trombosit)

17. RBC : red blood cell (eritrosit)

18. RDW : RBC distribution width

19. sach : sachet

Page 24: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

xxiv

20. sdt : sendok the (5 mL)

21. SOAP : subjective, objective, assessment, plan

22. tab : tablet

23. tts : tetes

24. WBC : white blood cell (leukosit)

Page 25: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Di negara berkembang, diare merupakan penyebab utama morbiditas dan

mortalitas pada anak-anak. Pada tahun 2003, diperkirakan 1,87 juta anak-anak di

bawah usia 5 tahun meninggal karena diare. Rata-rata, di negara berkembang,

anak di bawah usia 3 tahun mengalami 3 episode diare setiap tahunnya (Anonim,

2005).

Di Indonesia, walaupun diare sudah dapat dikendalikan dengan adanya

program pemberantasan penyakit diare oleh pemerintah tetapi masih sering

menimbulkan keresahan bagi masyarakat terutama bila terjadi Kejadian Luar

Biasa, diperkirakan 200-400 kejadian diare di antara 1000 penduduk per tahun.

Sebagian besar dari penderita (60-80%) adalah anak usia di bawah 5 tahun dan

±1-2% mengalami dehidrasi. Sebanyak 50-60% penderita ini akan meninggal bila

tidak mendapatkan pertolongan (Sinuhaji, 2007).

Pada tahun 2006, jumlah penderita diare di Indonesia mencapai 26.000

jiwa, sedangkan Oktober 2007 sudah mencapai 23.000 jiwa, sebagian besar

penderita diare tersebut adalah anak-anak (Anonim, 2007). Menurut laporan unit

pencatatan medik Rumah Sakit Panti Rini periode Juli 2007-Juni 2008, kasus

diare akut pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Panti Rini terjadi sebanyak

119 kasus.

Page 26: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

2

Berdasarkan penelitian Soenarto (2007) menemukan bahwa telah terjadi

penggunaan antibiotika yang tidak rasional dalam terapi diare cair akut di rumah

sakit non pendidikan sebesar 100 %, sedangkan di rumah sakit pendidikan hanya

18%. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat mengganggu keseimbangan

mikroflora dalam usus sehingga menyebabkan Antibiotic Associated Diarrhea

(AAD). Berdasarkan penelitian, kejadian AAD pada pasien rawat inap sebesar

31%. Selain itu, kecenderungan pemberian antibiotika pada pasien dan penderita

diare secara sembarangan atau berlebihan, dapat membuat resisten penyakit diare

tersebut (Anonim, 2009 a).

Ketidakrasionalan terapi diare seperti peresepan jumlah obat berlebihan,

polifarmasi, peresepan antibiotika dan obat injeksi tidak sesuai indikasi, peresepan

antibiotika dalam dosis subterapeutik, peresepan antidiare, serta semua

ketidakrasionalan lainnya pun menjadikan beban biaya penanganan yang tinggi

(Anonim, 2009 a). Melihat hal tersebut muncul pertanyaan mengenai kerasionalan

terapinya terkait kemungkinan terjadinya drug therapy problems dan outcome

yang dialami pasien, untuk itu perlu dilakukan evaluasi pengobatan pada pasien.

Adapun pemilihan Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta sebagai

tempat penelitian dikarenakan perannya sebagai rumah sakit tipe pratama, rumah

sakit yang memiliki pelayanan dasar, umum dan gigi serta pelayanan medik

spesialistik 4 dasar sesuai dengan standar minimal rumah sakit kelas pratama,

yaitu Spesialis Penyakit Dalam, Kebidanan dan Kandungan, Bedah dan Penyakit

Anak (Anonim, 2008 a).

Page 27: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

3

1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

a. seperti apa karakteristik pasien diare akut anak berdasarkan usia, jenis

kelamin dan tempat tinggal (kecamatan) di Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008?

b. seperti apa pola pengobatan pasien diare akut anak di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli 2007-Juni

2008?

c. seperti apakah kejadian drug therapy problems yang terjadi pada

pengobatan pasien diare akut anak di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008 yang

meliputi :

1) tidak butuh obat?

2) butuh tambahan obat?

3) pemakaian obat yang tidak efektif?

4) dosis yang diterima pasien terlalu rendah?

5) terjadi adverse drug reaction?

6) dosis yang diterima pasien terlalu tinggi?

d. seperti apa outcome pasien diare akut anak di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli 2007-Juni

2008?

Page 28: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

4

2. Keaslian penelitian

Evaluasi Drug Therapy Problems pada Pengobatan Pasien Diare Akut

Anak di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta Periode

Juli 2007-Juni 2008 belum pernah dilakukan. Penelitian-penelitian tentang diare

akut yang pernah dilakukan adalah Pola Peresepan Obat pada Penderita Diare

Akut Anak di Instalasi Rawat Inap RS DR. Sardjito Yogyakarta (Prasetyanti,

2003), Profil Peresepan Antimikroba pada Penderita Diare Akut di Instalasi

Rawat Inap RS Panti Nugroho Yogyakarta tahun 2000 (Nona, 2003), Penggunaan

Antibiotik untuk Terapi Diare pada Pasien Rawat Inap di RS Bethesda

Yogyakarta Periode Januari-Juli tahun 1999 (Rusmiyati, 2003), Pola Peresepan

Diare Akut pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

Yogyakarta periode Juli-Desember 2002 (Lestari, 2004), Pola Pengobatan

Penyakit Diare Akut Anak di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Periode Juli-Desember Tahun 2004 (Adesispanti, 2006).

Perbedaan dengan penelitian ini adalah dilakukan evaluasi drug therapy

problems pada pengobatan pasien diare akut anak di Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008. Evaluasi drug

therapy problems akan dijabarkan pada Assessment menggunakan metode SOAP

(Subjective, Objective, Assessment, Plan) yang kemudian akan dipecahkan

melalui Plan. Evaluasi drug therapy problems kemudian dirangkum dan

dikelompokkan berdasarkan keenam parameter drug therapy problems yang

terjadi beserta zat aktifnya disertai penilaian dan rekomendasi terhadap terjadinya

drug therapy problems.

Page 29: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

5

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi dan bahan pertimbangan

untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Panti

Rini Kalasan Yogyakarta.

b. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi

mengenai drug therapy problems pada pengobatan diare akut anak di

Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengevaluasi drug therapy problems pada pengobatan pasien

diare akut anak di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan

Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008.

2. Tujuan khusus

a. Mendeskripsikan karakteristik pasien diare akut anak di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli 2007-Juni

2008 berdasarkan usia, jenis kelamin dan tempat tinggal (kecamatan).

b. Mendeskripsikan pola pengobatan pasien diare akut anak di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli

2007-Juni 2008.

Page 30: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

6

c. Mengetahui kajian drug therapy problems yang terjadi pada pengobatan

pasien diare akut anak yang meliputi :

1) tidak butuh obat

2) butuh tambahan obat

3) pemakaian obat yang tidak efektif

4) dosis yang diterima pasien terlalu rendah

5) adverse drug reaction

6) dosis yang diterima pasien terlalu tinggi

d. Mendeskripsikan outcome pasien diare akut anak di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli 2007-Juni

2008.

Page 31: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Drug Therapy Problems

Tabel I. Kategori Drug Therapy Problems (Cipolle, Strand, and

Morley, 2004). Drug therapy problems Penyebab-penyebab drug therapy problems

Tidak butuh obat

(unnecessary drug

therapy)

Tidak adanya indikasi medis yang valid untuk terapi obat yang

digunakan saat itu, banyak produk obat yang digunakan untuk

kondisi tertentu yang hanya memerlukan terapi obat tunggal,

kondisi medis lebih tepat diobati tanpa terapi obat, terapi obat

digunakan untuk mencegah adverse reaction yang berhubungan

dengan pengobatan lain, penyalahgunaan obat, penggunaan

alkohol, atau merokok yang menyebabkan masalah.

Butuh tambahan obat

(need for additional

drug therapy)

Kondisi medis yang memerlukan terapi inisiasi obat, terapi

pencegahan obat diperlukan untuk mengurangi resiko

berkembangnya penyakit baru, kondisi medis yang memerlukan

farmakoterapi tambahan untuk memperoleh sinergisme atau

efek tambahan.

Pemakaian obat yang

tidak efektif

(ineffective drug)

Obat yang digunakan bukan obat yang paling efektif untuk

masalah medis yang dialami, kondisi medis yang sukar

disembuhkan dengan produk obat, bentuk sediaan produk obat

tidak tepat, produk obat tidak efektif terhadap indikasi yang

dialami.

Dosis terlalu rendah

(dosage too low)

Dosis terlalu rendah untuk menghasilkan respon yang

diinginkan, interval dosis yang jarang menghasilkan respon yang

diinginkan, interaksi obat menurunkan jumlah zat aktif yang

tersedia, durasi obat terlalu singkat untuk menghasilkan respon

yang diinginkan.

Adverse drug reaction Produk obat menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan yang

tidak berhubungan dengan dosis, produk obat yang aman

diperlukan karena terkait dengan faktor resiko, interaksi obat

menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan yang tidak

berhubungan dengan dosis, pengaturan dosis yang diberikan

atau diganti dengan sangat cepat, produk obat yang

menyebabkan reaksi alergi, produk obat yang kontraindikasi

terhadap faktor resiko.

Dosis terlalu tinggi

(dosage too high)

Dosis terlalu tinggi, frekuensi pemakaian obat terlalu singkat,

durasi obat terlalu lama, interaksi obat terjadi karena hasil

reaksi toksik produk obat, dosis obat diberikan terlalu cepat.

Kepatuhan pasien

(noncompliance)

Pasien tidak mengerti instruksi pemakaian, pasien memilih

untuk tidak memakai obat, pasien lupa untuk memakai obat,

harga obat yang terlalu mahal bagi pasien, pasien tidak dapat

menelan atau memakai sendiri obat secara tepat, obat tidak

tersedia bagi pasien.

Page 32: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

8

Drug therapy problems merupakan peristiwa yang tidak diinginkan yang

dialami pasien yang memerlukan atau diduga memerlukan terapi obat dan

berkaitan dengan tercapainya tujuan terapi yang diinginkan. Diketahui ada tujuh

kategori drug therapy problems yang menjelaskan sejumlah masalah yang dapat

disebabkan oleh obat dan/atau yang dapat diselesaikan dengan terapi obat dan

menjadi tanggung jawab dari pharmaceutical care. Jenis drug therapy problems

tidak butuh obat dan butuh tambahan obat merupakan drug therapy problems

yang berhubungan dengan indikasi. Pemakaian obat yang tidak efektif dan dosis

terlalu rendah berhubungan dengan masalah keefektifan. Adverse drug reaction

dan dosis terlalu tinggi berhubungan dengan masalah keamanan, sedangkan jenis

drug therapy problems yang terakhir berhubungan dengan masalah kepatuhan

pasien (Cipolle et al., 2004).

B. Diare

Gambar 1. Anatomi dan Fisiologi Saluran Cerna pada Diare

(Anonim, 2009 b; Anonim 2009 c)

Page 33: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

9

1. Definisi

Diare adalah frekuensi buang air besar ≥ 3× per hari disertai perubahan

konsistensi feses (lembek atau cair). Perubahan konsistensi feses karena terjadi

peningkatan volume air dalam feses (Sinuhaji, 2007). Diare dapat akut atau

kronik. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, sedang

diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari (Zein, Sagala dan

Ginting, 2004).

Diare merupakan mekanisme pertahanan tubuh, dengan adanya diare,

cairan yang tercurah ke lumen saluran cerna akan membersihkan saluran cerna

dari bahan-bahan patogen (cleansing effect). Bila bahan patogen ini hilang dari

saluran cerna, diare akan sembuh (self limited). Namun di sisi lain diare

menyebabkan kehilangan cairan (air, elektrolit dan basa) dan bahan makanan dari

tubuh (Sinuhaji, 2007).

2. Etiologi

Beberapa hal yang biasa menyebabkan diare adalah :

a. infeksi bakteri.

Beberapa jenis bakteri dapat termakan melalui makanan atau minuman

yang terkontaminasi dan menyebabkan diare, contohnya Campylobacter,

Salmonella, Shigella, dan Escherichia coli.

b. infeksi virus.

Beberapa virus yang menyebabkan diare yaitu rotavirus dan norovirus.

Page 34: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

10

c. intoleransi makanan.

Contoh : pada orang yang tidak dapat mencerna komponen makanan

seperti laktosa (gula dalam susu).

d. parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman dan

menetap dalam sistem pencernaan. Contoh : Giardia lamblia, Entamoeba

hystolitica dan Cryptosporidium.

e. reaksi obat

Contoh : antibiotik, obat-obat tekanan darah dan antasida yang

mengandung magnesium.

f. penyakit intestinal seperti penyakit inflamasi usus atau penyakit

abdominal.

g. gangguan fungsi usus seperti sindrom iritasi usus (usus tidak dapat

bekerja secara normal) (Anonim, 2004 a).

3. Patofisiologi

Ada empat mekanisme umum gangguan keseimbangan elektrolit yang

menyebabkan diare yang menjadi dasar dan diagnosis terapi, yaitu pertukaran

transpor ion menjadi tidak aktif karena penurunan absorpsi Na atau peningkatan

sekresi Cl, perubahan motilitas usus, peningkatan osmolaritas luminal, dan

peningkatan tekanan hidrostatik di jaringan. Secara klinis, mekanisme ini

dihubungkan dengan empat jenis diare : sekretori, osmotik, eksudatif, dan

perubahan transit usus/motor (Spruil dan Wade, 2005). Umumnya mekanisme

pada diare akut adalah osmotik dan sekretori, sedangkan motor dan eksudatif

merupakan mekanisme umum pada penyakit diare kronik (Walker, 2005).

Page 35: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

11

Diare sekretori terjadi jika ada salah satu rangsangan substansi yaitu

peningkatan sekresi atau penurunan absorpsi sejumlah besar cairan dan elektrolit.

Substansi yang menyebabkan sekresi secara berlebihan yaitu vasoactive intestinal

peptide (VIP) dari tumor pankreas, lemak makanan yang tidak diabsorbsi dalam

steatorrhea, laksatif, hormon sekretin, toksin bakteri, dan garam empedu yang

berlebih. Sebagian besar agen ini merangsang cyclic adenosine monophosphate

(cAMP) intraseluler yang menyebabkan peningkatan sekresi. Selain itu, mediator

ini juga menghambat absorpsi ion secara bersamaan (Spruil dan Wade, 2005).

Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap

meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga

terjadi diare. Penyebab diare osmotik adalah malabsorbsi karbohidrat akibat

defisiensi laktase atau akibat antasida yang mengandung magnesium (Zein et al.,

2004). Secara klinik, diare osmotik dapat dibedakan dari jenis diare yang lain,

misalnya diare berhenti jika pasien dipuasakan (Spruil dan Wade, 2005).

Diare eksudatif umumnya disebabkan karena inflamasi, seperti

inflammatory bowel disease (IBD) atau infeksi bakteri (yaitu disentri) yang

menyebabkan mukosa usus menjadi radang. IBD dan infeksi bakteri

menyebabkan gangguan absorpsi cairan dan keluarnya lendir, darah dan nanah ke

dalam lumen (Walker, 2005). Diare motor terjadi jika waktu transit usus menjadi

lebih cepat, sehingga mengurangi waktu kontak antara isi lumen dengan daerah

absorpsi pada dinding usus (Walker, 2005).

Page 36: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

12

4. Gejala

Diare dapat disertai dengan mual, muntah, nyeri abdominal, dan sakit

kepala. Selain itu, tergantung dari penyebabnya, penderita juga dapat mengalami

demam atau feses yang berdarah (Anonim, 2004 a).

Tabel II. Gejala Klinis Infeksi Diare Patogen (Anonim, 2004 b) Patogen Tanda dan Gejala

BAKTERI

Enterohemorrhagic E.

coli (E. coli O157:H7)

feses yang berdarah, nyeri abdominal, dan muntah

Campylobacter jejuni feses yang berdarah, nyeri, demam, dan muntah

Salmonella spp. demam, nyeri abdominal, dan muntah

Shigella spp. nyeri abdominal, demam, feses yang berdarah dan berlendir

Vibrio cholerae diare cair, muntah, dapat menimbulkan dehidrasi berat dan

kematian

Yersinia

enterocolytica

muntah, demam dan nyeri abdominal

VIRUS

Norovirus mual, muntah, nyeri abdominal, dan demam

PARASIT

Cryptosporidium diare cair, nyeri abdominal, dan demam

Cyclospora

cayetanensis

diare cair, kehilangan nafsu makan, BB turun, nyeri abdominal,

muntah, mual, dan fatigue

Entamoeba hystolitica feses yang berdarah, pergerakan usus yang sering, dan

nyeri abdominal

Anak-anak dapat terkena diare akut atau diare kronik dan harus dibawa

ke dokter bila menunjukkan gejala-gejala seperti feses mengandung nanah dan

darah atau feses berwarna hitam, suhu badan di atas 38°C, setelah 24 jam tidak

menunjukkan perbaikan, menunjukkan tanda-tanda dehidrasi (Anonim, 2004 a).

Gejala umum dehidrasi antara lain haus, frekuensi buang air kecil

menurun, kulit kering, fatigue, urin berwarna gelap. Gejala dehidrasi pada anak-

anak antara lain lidah dan mulut kering, jika menangis tidak mengeluarkan air

Page 37: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

13

mata, perut, mata dan pipi cekung, demam tinggi, lesu atau mudah marah, kulit

tidak kembali rata jika ditekan dan kemudian dilepaskan (Anonim, 2004 a).

Tabel III. Penilaian Dehidrasi dan Tingkat Keparahan Diare Akut

(Walker, 2005) Diare ringan

(dapat ditangani

sendiri)

Diare sedang (dapat

ditangani sendiri)

Diare berat

(tidak dapat

ditangani sendiri)

Tingkat

dehidrasi

3%-5% 6%-9% ≥ 10%

Tanda dehidrasi Membran mukosa

mulut agak kering,

rasa haus

meningkat,

pengeluaran urin

sedikit berkurang,

BB turun 3%-5%

Mata cekung, ubun-ubun

cekung, turgor kulit

berkurang, membran

mukosa mulut kering,

volume urin dan air mata

berkurang, gelisah, BB

turun 6%-9%

Sama dengan tanda

diare sedang,

ditambah dehidrasi,

BB turun ≥ 10%,

denyut nadi cepat,

sianosis, menggigil,

nafas cepat, lesu,

koma

Banyaknya feses

yang tidak

berbentuk/hari

<3 4-5 6-9

Tanda/gejala

lain

Tanpa demam atau

demam ringan,

tekanan darah

normal, tidak ada

perbedaan ortostatik

pada tekanan darah

Demam >101°F (38°C),

dalam keadaan baring

tekanan darah normal,

tekanan darah ortostatik

ringan/perubahan denyut

dengan atau tanpa

ortostatik ringan

dihubungkan dengan

gejala

Demam >101°F

(38°C), tekanan

darah rendah,

pusing, daerah

sekitar perut sering

sakit

5. Malabsorpsi lemak

Malabsorpsi lemak diartikan sebagai suatu keadaan terdapatnya

gangguan absorpsi lemak dalam usus sehingga lemak keluar secara berlebihan

dalam feses. Keadaan ini dapat disertai dengan atau tanpa diare. Terdapatnya

lemak dalam feses >7g/hari disebut steatorrhea. Secara makroskopis, steatorrhea

dapat ditandai dengan feses yang berlemak, berbau busuk, pucat, dan bulky,

sedangkan secara mikroskopis tampak tetesan lemak yang memenuhi lebih dari

setengah lapangan pandangan (Suharyono, 2008).

Page 38: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

14

Gambar 2. Steatorrhea/Droplet-droplet Lemak dalam Feses

(Anonim, 2003)

Untuk mengetahui adanya malabsorpsi lemak, dapat dilakukan tes

kualitatif dengan pewarnaan Sudan III. Sampel feses diperiksa secara

mikroskopis. Banyaknya tetesan merah-orange menandakan steatorrhea. False

negatif dapat terjadi jika pasien diet rendah lemak. Tes yang akurat adalah dengan

uji kuantitatif yaitu mengukur lemak yang diabsorpsi. Setelah pasien

mengonsumsi lemak (80-100g/hari) selama ± 3 hari, jumlah total lemak dalam

feses dikumpulkan selama 72 jam untuk diukur. Pada individu yang sehat,

ekskresi lemak dalam feses seharusnya <7 g/hari (Klapproth, 2008). Jika lemak

dalam feses >40 g/hari menandakan ketidaksempurnaan lipolisis misalnya karena

insufisiensi pankreas (Anonim, 2009 d).

Terapi malabsorpsi lemak adalah dengan memperbaiki kekurangan

nutrisi, vitamin dan mengidentifikasi serta mengobati penyebab utama

malabsorpsi lemak misalnya pada insufisiensi pankreas (pankreatitis kronik atau

tumor pankreas), penyakit Celiac, penyakit Crohn’s, dan penyakit Whipples

(Anonim, 2009 d).

Page 39: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

15

6. Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik yang akan dilakukan untuk menemukan

penyebab diare adalah :

a. pemeriksaan fisik dan sejarah medis.

Dokter perlu mengetahui kebiasaan makan pasien dan mengenai obat-

obatan yang digunakan.

b. pemeriksaan kultur feses.

Analis laboratorium akan menganalisa sampel feses untuk memeriksa

bakteri, parasit atau tanda-tanda lain dari penyakit.

c. pemeriksaan darah.

d. pemeriksaan saat puasa untuk menentukan penyakit diare tersebut

disebabkan oleh suatu intoleransi terhadap makanan atau alergi makanan.

e. sigmoidoscopy.

Pada pemeriksaan ini, dokter menggunakan suatu peralatan khusus untuk

melihat ke dalam rektum dan bagian bawah kolon.

f. colonoscopy.

Pemeriksaan ini mirip dengan sigmoidoscopy, tetapi yang diperiksa

adalah seluruh bagian colon (Anonim, 2004 a).

C. Penatalaksanaan Terapi Diare Akut

1. Tujuan terapi

Tujuan terapi diare akut adalah untuk memperbaiki atau mencegah

kehilangan cairan dan elektrolit, meringankan gejala, mengidentifikasi dan

Page 40: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

16

mengobati penyebab diare, serta mencegah morbiditas dan mortalitas diare

(Walker, 2005).

2. Sasaran terapi

Sasaran terapi diare akut adalah gejala dan penyebab diare.

3. Algoritma terapi

Gambar 3. Algoritma Terapi Diare Akut (Spruill dan Wade, 2005)

Pengobatan diare yang direkomendasikan oleh WHO :

a. pemberian oralit formula baru dengan osmolaritas yang rendah untuk

mengurangi durasi diare, mengurangi volume feses, dan mengurangi

pemberian terapi cairan intravena (iv).

Sejarah penyakit & Pemeriksaan fisik

Diare kronis

(> 14 hari)

Diare akut

(< 3 hari)

Demam atau gejala sistemik

Tidak ada demam

atau gejala sistemik

Pemeriksaan feses WBC/RBC dan parasit Gunakan terapi

simptomatik,

meliputi :

a. Penggantian

cairan atau

elektrolit

b. Loperamid,

difenoksilad,

atau adsorben

c. Diet

Negatif Positif

Antibiotik yang cocok dan terapi simptomatik

Terapi

simptomatik

Diare

Page 41: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

17

b. pemberian suplemen zinc selama dan setelah episode akut diare untuk

mengurangi lama dan keparahan, serta insidensi terjadinya diare dalam 2-

3 bulan berikutnya (Anonim, 2006).

4. Strategi terapi

a. Terapi non farmakologi.

1) Pengaturan pola makan merupakan prioritas utama dalam pengobatan

diare. Sampai diare berhenti, hindari makanan dengan kadar serat yang

tinggi dan berikan buah-buahan seperti pisang karena mengandung

kalium yang tinggi (Anonim, 2004 a).

2) Cairan dan elektrolit

Rehidrasi dan pemeliharaan cairan dan elektrolit merupakan tujuan

utama sampai diare sembuh. Bisa digunakan rute parenteral maupun

enteral dalam memberikan asupan cairan dan elektrolit, misalnya

dengan oral rehydration solution (ORS) atau oralit (Spruil dan Wade,

2005). Pemberian oralit berguna untuk mencegah terjadinya dehidrasi

pada penderita diare akut yang belum mendapatkan dehidrasi

(preventive). Pemberian oralit juga berguna untuk mengobati dehidrasi

(treatment). Pada penderita yang sudah diobati dehidrasinya,

pemberian oralit terus dilakukan selama diare masih berlangsung untuk

mencegah terjadinya dehidrasi (maintenance) (Sinuhaji, 2007).

b. Terapi farmakologi.

1) Antimikrobia

Page 42: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

18

Gambar 4. Antimikrobia untuk Terapi Diare yang Disebabkan oleh Agen yang Spesifik

Cholera

Pilihan pertama

Doksisiklin

Dewasa :

300 mg dosis tunggal

atau

Tetrasiklin

Dewasa : 500 mg

4× sehari, 3 hari

(Anonim, 2008 b)

Alternatif

Azitromisin

atau

Siprofloksasin

(Anonim, 2008 b)

Shigellosis

Pilihan pertama

Siprofloksasin

Anak-anak :

15 mg/kg 2× sehari,

3 hari

Dewasa : 500 mg

2× sehari, 3 hari

(Anonim, 2008 b)

TMP-SMX

(Anonim, 2004 b)

Alternatif

Pivmecillinam

Anak-anak :

20 mg/kg 4× sehari,

5 hari

Dewasa : 400 mg

4× sehari, 5 hari

Seftriakson

Anak-anak :

50-100 mg/kg

IM dosis tunggal

2-5 hari

(Anonim, 2008 b)

Amoebiasis Giardiasis

trofozoit E. histolytica

Metronidazol

Dewasa :

500-750 mg 3× sehari

selama 5-10 hari

atau

2 g setiap hari, selama

3 hari

atau

50 mg/kg, dosis

tunggal

Anak-anak :

35-50 mg/kg/hari

setiap 8 jam selama

10 hari

cysts of E. histolytica

Paromomisin

Dewasa dan

anak-anak :

25-35 mg/kg hari setiap

8 jam selama 7 hari

(Dhawan, 2008)

Metronidazol

Anak-anak : 5 mg/kg

3× sehari, 5 hari

Dewasa : 250 mg

3× sehari, 5 hari

(Anonim, 2008 b)

Campylobacter

Azitromisin

(Anonim, 2008 b)

Page 43: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

19

Antimikrobia sebaiknya tidak diberikan secara rutin pada anak yang

mengalami diare karena tidak efektif melawan sebagian besar

mikroorganisme penyebab diare, seperti rotavirus atau

Cryptosporidium. Selain itu, untuk memilih antimikrobia yang efektif,

kita harus mengetahui sensitivitas agen penyebab diare. Penggunaan

antimikrobia juga menambah biaya terapi, risiko terjadinya reaksi yang

merugikan, dan meningkatkan resistensi bakteri. Antimikrobia hanya

diberikan untuk anak dengan kasus disentri, kolera dengan dehidrasi

berat, dan giardiasis serta diare dengan infeksi akut (mis. pneumonia,

infeksi saluran kemih) yang memerlukan terapi antimikrobia yang

spesifik (Anonim, 2005).

2) Obat antidiare

Agen farmakologi yang digunakan untuk terapi diare dapat

diklasifikasikan berdasarkan mekanisme aksinya, yaitu mengubah

motilitas usus, mengubah sekresi, adsorpsi toksin atau cairan, dan

mengubah mikroflora usus. Banyak agen memiliki efek toksik sistemik

yang memperparah penyakit diare pada bayi dan anak-anak; sebagian

besar tidak direkomendasikan untuk digunakan pada anak-anak <2-3

tahun. Sedikit data yang tersedia yang mendukung penggunaan agen

antidiare untuk terapi diare akut, terutama pada anak-anak (Anonim,

1996).

Page 44: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

20

3) Zinc

Penggunaan zinc dalam terapi diare akut mempengaruhi fungsi

kekebalan atau struktur atau fungsi usus, dan pemulihan epitel selama

terjadi diare (Anonim, 2006). Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa

suplemen zinc (10-20 mg/hari yang diberikan sampai diare berhenti)

secara signifikan mengurangi keparahan dan durasi terjadinya diare

pada anak di bawah usia 5 tahun. Penelitian lainnya menunjukkan

bahwa penggunaan zinc (10-20 mg/hari selama 10-14 hari) dapat

mengurangi insidensi terjadinya diare dalam 2-3 bulan berikutnya

(Anonim, 2005). Berdasarkan penelitian-penelitian ini, sekarang

direkomendasikan penggunaan zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari

untuk anak yang mengalami diare dan 10 mg/hari untuk bayi di bawah

usia 6 bulan (Anonim, 2006).

5. Informasi kelas obat antidiare

a. Mengubah motilitas usus (antimotilitas).

Yang termasuk obat antimotilitas adalah loperamid hidroklorida,

difenoksilat dengan atropin, tincture opium, paregorik, dan kodein

(Anonim, 2005). Loperamid merupakan turunan piperadin, yang

mengurangi kecepatan transit dan meningkatkan kemampuan usus

menahan cairan. Loperamid juga menghambat calmodulin, protein yang

terlibat dalam transpor usus. Loperamid lebih spesifik terhadap reseptor

µ-opioid usus sehingga mempunyai efek yang sangat kecil terhadap

sistem saraf pusat jika dibandingkan dengan opiat lainnya.

Page 45: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

21

American Academy of Pediatrics (AAP) tidak merekomendasikan

penggunaan loperamid pada anak <6 tahun karena secara klinis

memberikan efek yang tidak berbeda dalam volume feses dan durasi

penyakit, tapi memiliki risiko efek samping seperti paralitik ileus dan

toksisitas megacolon (Walker, 2005).

b. Mengubah sekresi (antisekresi).

Yang termasuk obat antisekresi adalah bismuth subsalisilat (BSS). BSS

bereaksi dengan asam hidroklorida dalam lambung membentuk bismuth

oksiklorida dan asam salisilat. Bismuth oksiklorida tidak larut dan

diabsorbsi sangat sedikit dari saluran gastrointestinal. Asam salisilat

dengan mudah diabsorbsi. Kedua zat ini memiliki efek farmakologi

seperti mengurangi frekuensi feses yang tidak berbentuk, meningkatkan

konsistensi feses, meringankan gejala kram abdomen, dan mengurangi

mual serta muntah pada anak dan orang dewasa. American Academy of

Pediatrics tidak merekomendasikan BSS pada anak. Selain itu, salisilat

dapat menyebabkan efek samping yang tidak tergantung pada dosis,

misalnya sindrom Reye’s (Walker, 2005).

c. Adsorpsi toksin atau cairan (adsorben).

Yang termasuk adsorben adalah kaolin, attapulgite, smectite, arang aktif,

kombinasi kaolin-pektin (Anonim, 2005; Spruil dan Wade, 2005).

Beberapa senyawa antidiare seperti kaolin-pektin, arang aktif, attapulgite

bekerja dengan mengadsorbsi toksin bakteri dan mengikat air untuk

mengurangi banyaknya gerakan usus dan meningkatkan

Page 46: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

22

konsistensi feses. Tidak ada bukti klinis yang menunjukkan bahwa agen

ini mengurangi durasi diare, frekuensi BAB, atau hilangnya cairan

melalui feses (Anonim, 1996).

1) Kaolin

Adsorpsi kaolin tidak selektif. Jika diberikan secara oral, kaolin dapat

mengadsorbsi senyawa dan enzim pencernaan sama baiknya dengan

toksin, bakteri, dan obat di saluran cerna. Penggunaan kaolin tidak

direkomendasikan oleh AAP dan sebaiknya tidak digunakan untuk

anak <12 tahun tanpa rekomendasi dokter (Walker, 2005).

2) Smectite/dioctahedral smectite

Smectite diketahui dapat mengadsorbsi virus, bakteri, toksin bakteri,

dan melindungi mukosa usus. Berdasarkan penelitian randomised

controlled trials (Narkeviciute et al., 2002; Guarino et al., 2001;

Lexomboon et al., 1994; Madkour et al.,1993; Vivatvakin et al.,

1992), penggunaan smectite dan ORS pada anak yang mengalami diare

akut terbukti efektif mengurangi durasi diare hingga 20-50% yaitu

dengan mengurangi frekuensi BAB, meningkatkan konsistensi feses,

mencegah perpanjangan durasi diare dan tidak ditemukan adanya efek

samping (Anonim, 2009 e).

d. Mengubah mikroflora usus (probiotik).

Probiotik merupakan terapi suportif diare akut pada anak-anak terutama

penyakit karena gangguan terhadap perlindungan mikroflora normal.

Flora normal mempunyai “perlawanan koloni”, suatu fenomena yang

Page 47: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

23

kompleks melawan kolonisasi patogen opportunis yang dapat menyerang

usus setelah penggunaan antibiotik spektrum luas, terapi atau operasi

(McFarland, Elmer, McFarland 2006). Mikroflora yang digolongkan

sebagai probiotik adalah yang memproduksi asam laktat terutama dari

golongan Lactobacilli dan Bifidobacteria (Anonim, 2009 f). Probiotik

memiliki beberapa mekanisme, yaitu memproduksi substansi

antimikrobia, memodifikasi toksin dan mengganggu pengikatannya

dengan reseptor, merangsang sistem imun atau kombinasi dari beberapa

mekanisme. Berdasarkan penelitian meta-analisis pada diare pediatri

yang dilakukan Huang et al., 2002; Van Niel et al., 2002 dan Szajewska

and Mrukowicz, 2001 disimpulkan bahwa probiotik dapat mengurangi

durasi diare (McFarland et al., 2006).

D. Keterangan Empiris

Penelitian mengenai Evaluasi Drug Therapy Problems pada Pengobatan

Pasien Diare Akut Anak di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan

Yogyakarta Periode Juli 2007-Juni 2008 dapat mengurangi kejadian drug therapy

problems pada pengobatan diare akut pada pasien anak di Rumah Sakit Panti Rini

Kalasan Yogyakarta.

Page 48: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai Evaluasi Drug Therapy Problems pada Pengobatan

Pasien Diare Akut Anak di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan

Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008 merupakan jenis penelitian observasional

dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Penelitian

observasional adalah penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel)

subyek menurut keadaan apa adanya, tanpa ada manipulasi atau intervensi peneliti

(Pratiknya, 2001). Penelitian merupakan rancangan deskriptif evaluatif karena

data yang diperoleh dari lembar medical record dievaluasi berdasarkan studi

pustaka dan dideskripsikan dengan memaparkan fenomena yang terjadi, yang

kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. Penelitian bersifat

retrospektif karena data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan

melakukan penelusuran dokumen terdahulu, yaitu lembar medical record pasien

di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Juli 2007-Juni 2008.

B. Definisi Operasional

1. Lembar medical record adalah catatan pengobatan dan perawatan pasien yang

memuat data mengenai karakteristik pasien meliputi identitas, diagnosa,

anamnesis, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium, daftar pemberian obat,

rencana pengelolaan dan catatan perkembangan, rencana keperawatan serta

Page 49: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

25

ringkasan pemeriksaan, dan outcome pasien diare akut anak yang dirawat di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli

2007-Juni 2008.

2. Diare akut dalam penelitian ini adalah penyakit diare akut (kurang dari 14

hari) tanpa komplikasi penyakit lain yang diketahui dari lembar medical

record pasien.

3. Pola pengobatan adalah penggolongan obat dalam terapi farmakologis yang

digunakan pasien diare akut anak selama berada di instalasi rawat inap Rumah

Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008 menjadi

beberapa kelas terapi berdasarkan referensi Informatorium Obat Nasional

Indonesia (IONI) 2000. Jika tidak tercantum di IONI, penggolongan obat

berdasarkan referensi Informasi Spesialite Obat Indonesia Vol. 43-2008,

dilanjutkan MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 7 2007/2008.

4. Jenis drug therapy problems yang dapat diamati dalam penelitian ini, yaitu

butuh obat (need for additional drug therapy), tidak butuh obat (unnecessary

drug therapy), pemakaian obat yang tidak efektif (ineffective drug), dosis

terlalu rendah (dosage too low), adverse drug reaction, dosis terlalu tinggi

(dosage too high), sedangkan kepatuhan pasien tidak dapat diamati.

5. Evaluasi dosis berdasarkan sumber referensi Informasi Spesialite Obat

Indonesia Vol. 43-2008, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 7

2007/2008, Handbook of Clinical Drug Data 10th

edition dan Drug Facts and

Comparisons Pocket Version Eleventh Edition.

Page 50: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

26

6. Evaluasi adverse drug reaction berdasarkan sumber referensi Drug

Information Handbook dan Drug Interaction Facts.

7. Outcome adalah kondisi pasien ketika meninggalkan rumah sakit, yaitu

sembuh, membaik, belum sembuh, meninggal <48 jam, meninggal >48 jam.

C. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah pasien anak yang menjalani rawat

inap di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008.

Kriteria inklusi subyek adalah pasien anak berusia 1-11 tahun yang didiagnosa

diare akut, menerima terapi berupa obat antidiare dan dirawat di Rumah Sakit

Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008.

Jumlah subyek pada penelitian ini dapat ditentukan dengan rumus :

� =�

1 + �(��)

Keterangan : n = besar sampel yang diambil

N = besar populasi (119 orang)

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (10 %)

(Notoatmodjo, 2005).

Perhitungan jumlah sampel yang diambil :

� =119

1 + 119(0,1�)= 54,34 ≈ 54

Jumlah sampel yang diambil adalah 65 pasien, yang kemudian dieliminasi

berdasarkan kriteria inklusi menjadi 54 pasien (jumlah sampel minimal).

Untuk memperoleh sampel representatif, pemilihan sampel dalam

penelitian ini dilakukan berdasarkan probability sampling tipe simple random

Page 51: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

27

sampling dengan menggunakan tabel random. Prinsip pengambilan sampel

berdasarkan probability sampling adalah bahwa setiap subyek dalam populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih atau untuk tidak terpilih sebagai

sampel (Sastroasmoro, 1995).

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

medical record pasien anak yang menderita diare akut di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008.

E. Tata Cara Penelitian

Jalannya penelitian meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap

pengambilan data dan tahap penyelesaian data.

1. Tahap perencanaan

Tahap ini dimulai dengan penentuan dan analisis masalah yang akan

dijadikan bahan penelitian kemudian mengurus perijinan untuk melihat lembar

medical record pasien diare akut anak di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan

Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008.

2. Tahap pengambilan data

Pada tahap pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan penelusuran data

di Instalasi Medical Record Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta dengan

cara melihat data komputer di bagian medical record yang memuat jumlah pasien,

nomor medical record, identitas pasien (usia, jenis kelamin dan tempat tinggal),

Page 52: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

28

lama perawatan, serta diagnosa. Dari hasil penelusuran ini diperoleh 395 pasien

yang terdiagnosa diare akut, namun yang memenuhi kriteria inklusi hanya 119

pasien sedangkan data medical record yang dikumpulkan oleh penulis adalah 65

pasien.

Enam puluh lima data medical record pasien tersebut kemudian ditulis ke

dalam lembar pencatatan. Data yang dikumpulkan meliputi data laboratorium,

daftar pemberian obat, rencana pengelolaan dan catatan perkembangan, rencana

keperawatan serta ringkasan pemeriksaan, dan outcome pasien saat meninggalkan

rumah sakit.

3. Tahap penyelesaian data

a. Pengolahan data

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan gambar kemudian

dideskripsikan. Tabel data berisi mengenai karakteristik pasien yang

dikelompokkan berdasarkan usia, jenis kelamin dan tempat tinggal

(kecamatan), pola pengobatan menampilkan distribusi kelas terapi,

golongan obat, kelompok obat, zat aktif, jenis obat dan kajian mengenai

drug therapy problems yang dijabarkan menggunakan metode SOAP,

dan outcome pasien saat meninggalkan rumah sakit.

b. Evaluasi data

Penggolongan kelas terapi pada pola pengobatan berdasarkan pustaka

acuan Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, Informasi Spesialite

Obat Indonesia volume 43-2008, dan MIMS Indonesia Petunjuk

Konsultasi Edisi 7 2007/2008. Pembahasan drug therapy problems dalam

Page 53: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

29

analisis dalam penelitan ini menggunakan pustaka Informasi Spesialite

Obat Indonesia volume 43-2008, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi

edisi 7 2007/2008, Handbook of Clinical Drug Data 10th

edition dan

Drug Facts and Comparisons Pocket Version Eleventh Edition.

F. Tata Cara Analisis Hasil

Data disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel :

1. karakteristik pasien

a. Persentase usia, dikelompokkan menjadi 2 kelompok usia yaitu balita (>1

tahun-≤5 tahun) dan anak (>5 tahun-11 tahun), yang dihitung dengan

cara membagi jumlah pasien pada tiap kelompok usia dengan jumlah

keseluruhan pasien kemudian dikalikan 100%.

b. Persentase jenis kelamin, dikelompokkan menjadi laki-laki dan

perempuan, dihitung dengan cara membagi antara jumlah pasien pada

tiap kelompok jenis kelamin dengan jumlah keseluruhan pasien

kemudian dikalikan 100%.

c. Persentase tempat tinggal (kecamatan), dihitung dengan cara jumlah

pasien pada tiap kecamatan dibagi jumlah keseluruhan pasien kemudian

dikalikan 100%.

2. persentase kelas terapi obat, dihitung dengan cara membagi jumlah pasien

pada tiap kelas terapi dengan jumlah keseluruhan pasien kemudian dikalikan

100%.

Page 54: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

30

3. persentase total jenis zat aktif yang digunakan pada masing-masing kelas

terapi dihitung dengan cara membagi antara jumlah pasien pada tiap jenis zat

aktif dengan total pasien yang menerima obat pada masing-masing kelas terapi

kemudian dikalikan 100%.

4. kajian drug therapy problems dijabarkan dengan metode SOAP. Pada bagian

Subjective dijabarkan mengenai jenis kelamin, usia, berat badan, keluhan

pasien, diagnosa, outcome dan tempat tinggal pasien (kecamatan). Bagian

Objective digambarkan dengan tabel mengenai data laboratorium yang

dilengkapi dengan pemberian terapi selama perawatan sedangkan drug

therapy problems akan dijabarkan pada Assessment yang kemudian akan

dipecahkan melalui Plan.

5. kajian drug therapy problems kemudian dirangkum dan dikelompokkan

berdasarkan keenam parameter drug therapy problems yang terjadi beserta zat

aktifnya disertai penilaian dan rekomendasi terhadap terjadinya drug therapy

problems.

6. persentase outcome pasien, dihitung dengan cara membagi jumlah pasien saat

meninggalkan rumah sakit dalam kondisi sembuh, membaik, belum sembuh,

meninggal <48 jam, meninggal >48 jam dengan jumlah keseluruhan pasien

kemudian dikalikan 100%.

G. Kesulitan Penelitian

Dalam pengambilan data penelitian, penulis menemui beberapa

kesulitan, antara lain sulitnya membaca tulisan dokter atau perawat yang ada di

Page 55: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

31

lembar medical record mengenai nama jenis obat yang diterima pasien. Kesulitan

tersebut dapat diatasi dengan bertanya pada perawat yang sedang bertugas jaga di

Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta.

Penulis juga mengalami kesulitan dalam proses evaluasi data, yaitu

adanya data yang tidak lengkap terkait dengan pemberian obat kepada pasien pada

lembar medical record (beberapa obat tidak dicantumkan dan dicheck list setelah

obat diberikan kepada pasien). Kesulitan tersebut dapat diatasi dengan

membandingkan catatan yang terdapat pada lembar medical record pasien

khususnya pada lembar Daftar Pemberian Obat (DPO) dengan Blanko Pemesanan

Obat dan Alkes (BPOA).

Dalam penelitian ini, kepatuhan pasien tidak dapat diamati karena sifat

penelitian retrospektif. Pengamatan penggunaan terapi antibiotik metronidazol

dan paromomisin sulfat tidak dapat dilakukan karena sebagian besar lama

perawatan pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini yang dijadikan

subyek penelitian kurang dari 10 hari.

Page 56: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai pengobatan pasien diare akut anak di Rumah Sakit

Panti Rini periode Juli 2007-Juni 2008 dilakukan dengan menelusuri medical

record pasien anak rawat inap yang terdiagnosa diare akut. Hasil penelitian

mengenai pengobatan pasien diare akut anak di Rumah Sakit Panti Rini periode

Juli 2007-Juni 2008 dibagi menjadi 3 bagian, yaitu karakteristik pasien diare akut

anak, pola pengobatan pasien diare akut anak, dan evaluasi drug therapy problems

yang selanjutnya akan dirangkum pada akhir pembahasan.

Karakteristik pasien diare akut anak meliputi kelompok usia, jenis

kelamin, dan tempat tinggal (kecamatan). Pola pengobatan pasien diare akut anak

meliputi kelas terapi, golongan dan kelompok obat selama pasien dirawat di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini periode Juli 2007-Juni 2008 dan

evaluasi keenam parameter drug therapy problems akan diuraikan melalui metode

SOAP serta dirangkum dalam bentuk tabel berdasarkan kategori drug therapy

problems yang terjadi pada masing-masing pasien.

A. Karakteristik Pasien Diare Akut Anak

1. Berdasarkan usia

Berdasarkan usia, pasien diare akut anak digolongkan menjadi 2

kelompok, yaitu balita (1 tahun-≤5 tahun) dan anak (>5 tahun-11 tahun).

Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengetahui kelompok usia balita atau anak

Page 57: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

33

yang sering mengalami diare karena dua kelompok ini merupakan kelompok

masyarakat yang dianggap rentan terhadap penyakit diare. Berdasarkan studi

epidemiologi, sebagian besar penderita diare merupakan anak usia di bawah 5

tahun.

Tabel IV. Pengelompokkan Pasien Diare Akut Anak Berdasarkan Usia

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008

Usia Jumlah Pasien Persentase (%)

Balita 48 88,9

Anak-anak 6 11,1

Berdasarkan usia, pasien diare akut di Rumah Sakit Panti Rini periode

Juli 2007-Juni 2008 lebih banyak terjadi pada kelompok usia balita yaitu sebesar

88,9% sedangkan pada kelompok usia anak-anak yaitu sebesar 11,1%.

2. Berdasarkan jenis kelamin

Pengelompokkan berdasarkan jenis kelamin ini dimaksudkan untuk

mengetahui perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan pasien diare akut anak

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli

2007-Juni 2008.

Tabel V. Pengelompokkan Pasien Diare Akut Anak Berdasarkan Jenis Kelamin

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008

Jenis Kelamin Jumlah Pasien Persentase (%)

Laki-laki 35 64,8

Perempuan 19 35,2

Berdasarkan jenis kelamin, pasien diare akut di Rumah Sakit Panti Rini

periode Juli 2007-Juni 2008 lebih banyak terjadi pada laki-laki yaitu sebesar

64,8% dibanding perempuan sebesar 35,2%.

Page 58: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

34

3. Berdasarkan tempat tinggal (kecamatan)

Pengelompokkan berdasarkan tempat tinggal ini dibagi dalam beberapa

kecamatan yaitu di propinsi Jawa Tengah (Prambanan I, Gantiwarno, Kemalang,

dan Jogonalan) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Kalasan, Prambanan II, Depok,

Berbah, Pakem, Piyungan, Ngemplak, dan Pajangan).

Tabel VI. Pengelompokkan Pasien Diare Akut Anak

Berdasarkan Tempat Tinggal (Kecamatan)

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008

Kecamatan Jumlah Pasien Persentase (%)

Kalasan 21 38,9

Prambanan II 7 13,0

Berbah 6 11,1

Prambanan I 6 11,1

Depok 5 9,3

Lain-lain

Gantiwarno 2 3,7

Kemalang 1 1,9

Jogonalan 1 1,9

Pakem 1 1,9

Piyungan 2 3,7

Ngemplak 1 1,9

Pajangan 1 1,9

Total 9 16,7

Berdasarkan tempat tinggal, kecamatan Kalasan merupakan daerah

tempat tinggal pasien yang paling banyak menjalani perawatan di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan periode Juli 2007-Juni 2008. Hal ini kiranya

perlu mendapat perhatian khusus dari masyarakat sekitar untuk memperhatikan

kebersihan tempat tinggalnya sehingga diare akut pada anak di kecamatan tersebut

dapat menurun.

Page 59: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

35

B. Pola Pengobatan Pasien Diare Akut Anak

Obat-obat yang digunakan oleh pasien diare akut anak di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008

dibagi menjadi 7 kelas terapi, yang terbagi dalam masing-masing golongan obat,

kelompok obat, jenis obat dan nama obat.

Tabel VII. Distribusi Kelas Terapi Obat Pasien Diare Akut Anak

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008

No. Kelas Terapi Jumlah Pasien Persentase (%)

1. Obat saluran cerna 54 100,0

2. Obat saluran pernapasan 6 11,1

3. Obat sistem saraf pusat 41 75,9

4. Obat analgesik 40 74,1

5. Obat infeksi 35 64,8

6. Obat gizi dan darah 54 100,0

7. Obat sistem hepatobilier 2 3,7

Kelas terapi terbanyak yang digunakan oleh pasien adalah obat gizi dan

darah serta obat saluran cerna, yaitu sebesar 100 %. Obat gizi dan darah

merupakan obat yang banyak digunakan untuk mencegah (preventif dan

maintenance) dan mengobati dehidrasi (treatment) sedangkan obat saluran cerna

digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan, nyeri pada lambung,

memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi BAB. Penggunaan obat

pada sistem saraf pusat menempati urutan terbanyak kedua yaitu dengan

persentase 75,9 % karena banyak digunakan untuk mengatasi keluhan mual dan

muntah yang dialami pasien.

Page 60: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

36

1. Obat yang bekerja pada sistem saluran cerna

Tabel VIII. Golongan, Kelompok, Zat Aktif dan Jenis Obat yang Bekerja

pada Sistem Saluran Cerna yang Digunakan pada Terapi Diare Akut Anak

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008

No Golongan Obat Kelompok Zat Aktif Jenis Obat

Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

1.

Antitukak

(5,4%)

Antasida

(2,7%)

metil polisiloksan aktif, Mg-hidroksida,

Al-oksida

Farmacrol

Forte® 1 0,9

aluminium hidroksida gel kering, Mg-

hidroksida, dimetilpolisiloksan Plantacid® 2 1,8

Antagonis

reseptor-H2 ranitidin Acran® 3 2,7

2. Antispasmodik Anti muskarinik hiosin N-butilbromida Scopamine® 1 0,9

3.

Antidiare

(91,9%)

Oralit

(4,5%)

kalium klorida, natrium klorida, natrium

bikarbonat, glukosa anhidrat Oralit® 4 3,6

NaCl, Na sitrat, KCl, glukosa Pharolit-200® 1 0,9

Adsorben dan

obat pembentuk

massa (41,4%)

kaolin-pektin Neokaolana® 21 18,9

dioctahedral smectite Smecta® 24 21,6

pektin-attapulgit Arcapec® 1 0,9

Probiotik

(40,5%)

serbuk krim nabati, dekstrosa, campuran

bakteri asam laktat (L. Acidophilus,

Bifidobacterium longum, S.

Thermophilus) 1,0 x 107 CFU/g. Susu

mineral konsentrat, Vit. C, Vit. B1, Vit.

B2, Vit. B6, niacin dan zinc oxide.

Lacto-B®

44

39,6

tyndallized lyophilisate Lactobacillus

acidophilus, dekstrosa, vegetable cream

powder, milk calcium, bubuk aroma

strawberry, bubuk perasa strawberry,

niacin, Zn oxide, thiamine, HCl,

riboflavin, piridoksin HCl, sukrosa,

stevioside, asam askorbat

Dialac®

1

0,9

Pengobatan diare

kronis (resin

penukar anion)

kolestiramina anhidrat

Questran®

6

5,4

4.

Obat untuk

gangguan

sekresi

pencernaan

Enzim

pencernaan

pankreatin, vit A, vit B12, folic acid

Elsazym®

2

1,8

Total 111 100,0

Obat saluran cerna yang paling banyak dipakai adalah golongan antidiare

kelompok probiotik Lacto-B®

. Kelompok probiotik terbukti dengan baik

memelihara mikroflora normal usus. Berdasarkan beberapa penelitian, kelompok

probiotik yang terdiri dari bakteri Lactobacillus efektif dan aman digunakan

sebagai terapi dan pencegahan diare infeksi. Golongan terbesar kedua adalah

Page 61: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

37

golongan antidiare kelompok adsorben dan obat pembentuk massa dengan zat

aktif dioctahedral smectite. Guarino, et al. (2001) menyimpulkan smectite terbukti

efektif mengurangi durasi diare.

2. Obat yang bekerja pada sistem saluran pernapasan

Tabel IX. Golongan, Kelompok, Zat Aktif dan Jenis Obat yang Bekerja pada

Sistem Saluran Pernapasan yang Digunakan pada Terapi Diare Akut Anak

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008

No.

Golongan

Obat

Kelompok

Obat Zat Aktif Jenis Obat

Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

1. Mukolitik - ambroksol HCl Interpec®

2 28,6

2.

Mukolitik dan

Ekspektoran

-

efedrin HCl,

gliserilguaiakolat,

asetaminofen,

klorfeniramin maleat

Bronchitin®

1

14,3

3.

Antihistamin

Antihistamin

non sedatif siproheptadin HCl Heptasan®

1 14,3

4. Antiasma -

salbutamol sulfat,

guaifenesin

Fartolin

ekspektoran® 2 28,6

5.

Dekongestan,

antiinfluenza -

asetaminofen,

isotipendil, fenileprin Nipe®

1 14,3

Total 7 100,0

Obat gangguan saluran nafas digunakan pada pasien anak-anak yang

mengalami batuk, pilek, sesak nafas, asma, dan gangguan sistem saluran nafas

lainnya. Jenis obat gangguan saluran nafas yang paling banyak digunakan ialah

golongan mukolitik dan antiasma. Golongan mukolitik sering diresepkan untuk

mempercepat ekspektorasi dengan mengurangi viskositas sputum pada asma

kronik dan bronkitis (Anonim, 2000).

Page 62: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

38

3. Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat

Tabel X. Golongan, Kelompok, Zat Aktif dan Jenis Obat yang

Bekerja pada Sistem Saraf Pusat yang Digunakan pada Terapi Diare Akut

Anak di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008

No.

Golongan

Obat

Kelompok

Obat Zat Aktif Jenis Obat

Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

1.

Psikofarmaka

Ansiolitik

diazepam

Diazepam 1

8,6

Stesolid

1

Valdimex 10

2

Valisanbe 1

2.

Obat untuk

mual dan

vertigo

(84,2%)

Domperidon

dan

Metoklopramid

(82,8%)

domperidon

DOM

10

25,9

Vometa

4

Monell

1

metoklopramida-

HCl

Gavistal 1 56,9

Primperan

32

Antagonis 5-

HT3

ondansetron HCl

dihidrat Invomit

1

1,7

3.

Antiepilepsi

Pengobatan

epilepsi

fenobarbital

Phenobarbital

3 6,9

Sibital 1

Total 58 100,0

Obat sistem saraf pusat yang paling banyak digunakan adalah golongan

obat mual dan vertigo kelompok domperidon dan metoklopramid dengan zat aktif

metoklopramida-HCl yaitu sebesar 56,9 %. Metoklopramida-HCl dapat mengatasi

gejala mual dan muntah yang sebagian besar dialami oleh pasien diare. Golongan

terbesar kedua adalah golongan obat mual dan vertigo kelompok domperidon dan

metoklopramid dengan zat aktif domperidon. Sama seperti metoklopramida,

domperidon juga dapat mengatasi gejala mual dan muntah yang dialami pasien

diare. Selain itu, domperidon tidak mudah melewati sawar darah otak sehingga

tidak menimbulkan reaksi distonia dan sedasi (Anonim, 2000).

Page 63: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

39

4. Obat yang bekerja sebagai analgesik

Tabel XI. Golongan, Kelompok, Zat Aktif dan Jenis Obat Analgesik yang

Digunakan pada Terapi Diare Akut Anak di Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta Periode Juli 2007-Juni 2008

No. Golongan Obat

Kelompok

Obat Zat Aktif Jenis Obat

Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

1.

Analgesik non

opioid

-

parasetamol

Parasetamol 1

71,7

Sanmol

34

Praxion

3

-

metamizole Na

Antrain

3 28,3

Novalgin 12

Total 53 100,0

Golongan obat yang digunakan sebagai analgesik pada terapi pasien

diare akut anak adalah golongan analgesik non opioid dengan zat aktif yang

terbanyak adalah parasetamol. Parasetamol diindikasikan untuk mengatasi gejala

yang sering dialami pasien diare anak seperti nyeri ringan sampai sedang dan

menurunkan demam.

5. Obat yang digunakan untuk pengobatan infeksi

Tabel XII. Golongan, Kelompok, Zat Aktif dan Jenis Obat Infeksi yang

Digunakan pada Terapi Diare Akut Anak di Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta Periode Juli 2007-Juni 2008

No.

Golongan

Obat

Kelompok

Obat Zat Aktif Jenis Obat

Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

1.

Antibakteri/

antimikroba

(48,9%)

Sulfonamid

dan

Trimetoprim

kotrimoksazol

Cotrimoksazol 7

46,8

Sanprima

15

Golongan

lain-lain

paromomisin

sulfat

Gabbryl

1

2,1

2.

Anti

protozoa

-

metronidazol

Metronidazole 4

51,1

Flagyl 2

Farnat 2

Trichodazol

1

Promuba

15

Total 47 100,0

Page 64: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

40

Golongan obat terbesar yang digunakan adalah golongan antiprotozoa

metronidazol. Metronidazol merupakan antimikroba dengan aktivitas yang sangat

baik terhadap bakteri anaerob dan protozoa. Spektrum antiprotozoanya mencakup

Trichomonas vaginalis, vaginosis bakterialis, Entamoeba hystolitica dan Giardia

lamblia. Metronidazol merupakan obat terpilih untuk disentri amuba invasif akut,

karena obat ini sangat efektif terhadap bentuk vegetatif Entamoeba hystolitica

(Anonim, 2000).

Golongan obat terbesar kedua yang digunakan adalah golongan antibiotik

kelompok sulfonamid dan trimetoprim dengan zat aktif kotrimoksazol.

Sulfametoksasol dan trimetoprim digunakan dalam bentuk kombinasi

(kotrimoksazol) karena sifat sinergistiknya (Anonim, 2000). Kotrimoksazol

direkomendasikan sebagai terapi diare yang disebabkan oleh agen infeksi bakteri

misalnya enterotoksigenik E. coli, Listeria monocytogenes, Salmonella spp,

Shigella spp, toksin Vibrio cholerae dan parasit Cyclospora cayetanensis

(Anonim, 2009c).

6. Obat yang mempengaruhi gizi dan darah

Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah golongan cairan

dan elektrolit kelompok pemberian natrium klorida, kalium klorida, kalsium

klorida 2H2O, natrium laktat (Infusan-RL®

) secara intravena merupakan jenis obat

terbanyak yang digunakan. Pemberian larutan elektrolit ini bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan normal akan cairan dan elektrolit atau untuk menggantikan

kekurangan yang cukup besar atau kehilangan yang berkelanjutan, untuk

Page 65: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

41

penderita yang mual dan muntah dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya melalui

mulut (Anonim, 2000).

Tabel XIII. Golongan, Kelompok, Zat Aktif dan Jenis Obat Gizi dan Darah

yang Digunakan pada Terapi Diare Akut Anak di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta Periode Juli 2007-Juni 2008

No.

Golongan

Obat

Kelompok

Obat Zat Aktif Jenis Obat

Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

1.

Cairan dan

elektrolit

(82,8%)

Pemberian

intravena

Na, Cl, glukosa KA-EN 1B

1 1,3

Na, K, Cl, laktat,

glukosa KA-EN 3A

8 10,5

Na, K, Cl, laktat,

glukosa KA-EN 3B

3 3,9

natrium klorida,

kalium klorida,

kalsium klorida 2H2O,

natrium laktat, air

untuk injeksi sampai

500 ml

Infusan-RL

48

63,2

Na, Cl Otsu-NS®

2 2,6

Na-klorida, kalium

klorida, Ca-klorida

2H2O, Na asetat 3H2O,

air untuk injeksi

sampai 500 ml tiap

500 ml infus

Infusan Ring-

As®

1

1,3

2.

Vitamin dan

mineral

(17,1%)

Multivitamin

vit A, vit B1, vit B2, vit

B6, vit B12,vit C, vit D,

nikotinamid, d-

pantotenol, lisin HCl,

asam glutamat

Apialys

1

1,3

Vitamin A

dengan

vitamin D,

kombinasi

colostrum bovine,

DHA, cod liver oil,

lisina-HCl, vit A, vit

D, vit B1, vit B2, vit

B6, vit B12,

nikotinamida,

dekspentenol, Zn-

pikolinat

Biostrum

5

6,6

Vitamin B koenzim-B12 Cobazim

2 2,6

Mineral kalium L-aspartat Aspar-K

4 5,3

Vitamin B

dengan

kombinasi

vit-A, vit-D, vit-C, vit-

B1, vit-B2, vit-B6, vit-

B12, nikotinamida, Ca-

pantotenat, kolina,

inositol, Ca-glukonat,

Ca-hipofosfit, Na-

hipofosfit, lisina-HCl

Elkana

1

1,3

Total 76 100,0

Page 66: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

42

7. Obat sistem hepatobilier

Tabel XIV. Golongan, Kelompok, Zat Aktif dan Jenis Obat Sistem

Hepatobilier yang Digunakan pada Terapi Diare Akut Anak

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008

No.

Golongan

Obat

Kelompok

Obat Zat Aktif Jenis Obat

Jumlah

Pasien Persentase

1.

Hepatik

protektor

-

ekstrak

Schizandrae

fructus, ekstrak

kurkuma

xanthorrhizae

rhizome, ekstrak

Liquiritiae radix,

kolin bitartrat, vit

B6, silymarin

phytosome

Curliv Plus

2

100,0%

Hepatoprotektor adalah obat yang digunakan untuk melindungi fungsi

hati dari kerusakan yang lebih berat akibat adanya inflamasi hati dan kondisi lain.

Hepatoprotektor dapat memberikan perlindungan terhadap virus, kuman atau

toksin. Jenis obat yang digunakan adalah Curliv Plus®

. Curliv Plus®

berfungsi

untuk mengatasi dan memperbaiki gejala penyakit hepar, membantu melindungi

dan memulihkan kerja hepar, meningkatkan daya detoksifikasi sel hepar,

melindungi membran sel hepar dan memulihkan kerusakan sel-sel hepar.

C. Kajian Drug Therapy Problems

Pengobatan suatu penyakit dianggap berhasil bila tercapai efek terapetik

dengan efek samping yang seminimal mungkin. Selain ketepatan diagnosa, faktor

penentu keberhasilan terapi lainnya yaitu pemberian obat. Pemberian obat yang

dimaksud adalah pengobatan secara rasional yang meliputi ketepatan dosis,

ketepatan indikasi dan aturan pemberian.

Page 67: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

43

Dari 54 medical record pasien yang dianalisis, ditemukan tidak terjadi

drug therapy problems pada 17 pasien sedangkan 37 pasien lainnya terjadi drug

therapy problems yang terkait dengan pengobatan diare akut anak. Selanjutnya,

pada masing-masing medical record pasien yang telah dibahas dengan metode

SOAP, akan dirangkum menjadi masing-masing kategori drug therapy problems.

Pada masing-masing kategori akan diuraikan jenis obat yang menyebabkan

terjadinya drug therapy problems, penilaian, dan rekomendasi yang sebaiknya

dilakukan.

1. Tidak butuh obat

Tabel XV. Kelompok Pasien Diare Akut Anak dengan Drug Therapy

Problems Tidak Butuh Obat

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008 Jumlah dan

Nomor

Pasien

Zat Aktif Penilaian Rekomendasi

(1)

3

dioctahedral

smectite

Antidiare dioctahedral smectite tidak perlu diberikan

karena pasien tidak lagi mengalami diare.

Pemberian antidiare

dioctahedral smectite

dihentikan.

(2)

19, 23

infus

metronidazol

Pemberian terapi antiprotozoa sirup metronidazol

tidak diperlukan karena dari hasil feses routine

diketahui penyebab diare adalah Amoeba coli yang

bersifat nonpatogenik (pasien 19, 23).

Terapi antiprotozoa infus

metronidazol tidak diberikan.

(1)

40

kaolin-pektin Pemberian antidiare kaolin-pektin tidak perlu.

Konsistensi feses dan frekuensi BAB pasien normal.

Antidiare kaolin-pektin

sebaiknya tidak diberikan.

(6) 5, 6, 34, 36,

43, 50

kolestiramina

anhidrat

Pemberian obat kolestiramin anhidrat tidak tepat.

Tidak ada hasil laboratorium yang menunjukkan

pasien mengalami malabsorpsi asam empedu.

Pemberian kolestiramin

anhidrat dihentikan.

(7)

3, 13, 21, 27,

42, 50, 53

kotrimoksazol Terapi antibiotik kotrimoksazol yang diberikan tidak

tepat :

a. Nilai WBC dan neutrofil pasien normal serta

tidak ada pemeriksaan feses routine yang

mengindikasikan pasien membutuhkan terapi

antibiotik (pasien 3). b. Diare akut pada pasien disebabkan oleh Amoeba

hystolitica (pasien 13, 42).

c. Nilai WBC pasien normal dan pada hasil

pemeriksaan feses routine pasien tidak

mengindikasikan pasien membutuhkan terapi

antibiotik (pasien 21, 27, 50, 53).

Antibiotik kotrimoksazol

dihentikan.

Page 68: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

44

Jumlah dan

Nomor

Pasien

Zat Aktif Penilaian Rekomendasi

(6)

1, 19, 23, 25,

30, 51

metronidazol Terapi antiprotozoa metronidazol yang diberikan tidak

tepat.

a. Hasil feses routine menunjukkan penyebab diare

adalah Amoeba coli yang bersifat nonpatogenik

(pasien 1,19, 23).

b. Nilai WBC normal dan hasil pemeriksaan feses

routine pasien tidak mengindikasikan pasien

membutuhkan terapi antiprotozoa (pasien 25, 51).

c. Nilai WBC pasien normal dan tidak ada

pemeriksaan feses routine yang menegaskan pasien

membutuhkan terapi antiprotozoa metronidazol

(pasien 30).

Antiprotozoa metronidazol

dihentikan.

2. Dosis terlalu rendah

Tabel XVI. Kelompok Pasien Diare Akut Anak dengan Drug Therapy

Problems Dosis Terlalu Rendah

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008 Jumlah dan

Nomor Pasien

Zat Aktif Penilaian Rekomendasi

(3)

2, 42, 46

metronidazol a. Dosis antiprotozoa metronidazol

yang diberikan 3 × 2 sdt (pasien

2).

b. Dosis antiprotozoa metronidazol

yang diberikan 3 × 1½ sdt (pasien

42).

c. Secara teoritis, metronidazol

dengan fenobarbital berpotensi

menyebabkan terjadinya interaksi

(signifikansi 2, fenobarbital

menginduksi metabolisme

metronidazol sehingga cepat

tereliminasi dan menurunkan

konsentrasi metronidazol dalam

darah, onsetnya dalam beberapa

hari/minggu) (pasien 46).

a. Tingkatkan dosis pemberian antiprotozoa

metronidazol yaitu 3 × 2½ sdt-3 sdt

selama 10 hari dan jika perlu tingkatkan

dosis metronidazol maksimum 2,5 g/hari

karena pasien menerima terapi

metronidazol dan fenobarbital berpotensi

menyebabkan terjadinya interaksi yang

dapat menurunkan konsentrasi

metronidazol dalam darah (pasien 2).

b. Tingkatkan dosis pemberian antiprotozoa

metronidazol yaitu 3 × 2 sdt-2½ sdt

selama 10 hari (pasien 42).

c. Amati pengobatan pasien yang menerima

terapi metronidazol dan fenobarbital

secara bersamaan dan jika perlu

tingkatkan dosis metronidazol maksimum

2,5 g/hari (pasien 46).

(4)

9, 20, 38, 44

kotrimoksazol a. Berdasarkan Drug Information

Handbook, kotrimoksazol dengan

fenobarbital berpotensi

menyebabkan terjadinya interaksi,

efek kotrimoksazol diturunkan

oleh fenobarbital (pasien 9).

b. Dosis antibiotik kotrimoksazol

yang diberikan 2 × ½ sdt (pasien

20).

c. Dosis antibiotik kotrimoksazol

yang diberikan 2 × ¾ sdt (pasien

38).

d. Dosis antibiotik kotrimoksazol

yang diberikan 2 × 1½ sdt (pasien

44).

a. Antibiotik kotrimoksazol tidak diberikan

pada saat yang bersamaan dengan

fenobarbital (pasien 9).

b. Tingkatkan dosis pemberian terapi

antibiotik kotrimoksazol menjadi 2 × ¾

sdt dan diberikan selama 5 hari (pasien

20).

c. Tingkatkan dosis pemberian terapi

antibiotik kotrimoksazol menjadi 2 × 1

sdt dan diberikan selama 5 hari (pasien

38).

d. Tingkatkan dosis pemberian antibiotik

kotrimoksazol menjadi 2 × 2 sdt dan

diberikan selama 5 hari (pasien 44).

Page 69: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

45

3. Pemakaian obat yang tidak efektif

Tabel XVII. Kelompok Pasien Diare Akut Anak dengan Drug Therapy

Problems Pemakaian Obat yang Tidak Efektif

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008 Jumlah dan

Nomor Pasien

Zat Aktif Penilaian Rekomendasi

(20)

1, 2, 6, 11, 14,

15, 16, 19, 20,

24, 26, 28, 32,

33, 34, 37, 41,

47, 50, 53

kaolin-pektin Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat

karena :

a. tidak efektif untuk memperbaiki konsistensi

feses dan mengurangi frekuensi BAB (pasien 1,

19, 20, 24, 26, 28, 32, 33, 47, 50)

b. tidak efektif untuk mengurangi frekuensi BAB

(pasien 2, 6, 11, 14, 16, 34, 37, 41, 53)

c. tidak efektif untuk memperbaiki konsistensi

feses (pasien 15)

Gantikan dengan antidiare

dioctahedral smectite yang

telah terbukti keefektifannya.

(1)

30

pektin-

attapulgit

Pemberian antidiare pektin-attapulgit kurang

tepat karena tidak efektif untuk memperbaiki

konsistensi feses.

Gantikan dengan pemberian

antidiare dioctahedral smectite

yang telah terbukti

keefektifannya.

Analisis drug therapy problems dengan metode SOAP pada tiap pasien

dilakukan dengan menganalisa terapi yang diberikan dan melihat perkembangan

kondisi pasien selama dirawat melalui catatan keperawatan dan data laboratorium

yang dicantumkan dalam lembar medical record. Contoh analisis drug therapy

problems dalam pengobatan diare akut anak akan diuraikan pada tabel XXI s.d.

XXV yang mewakili masing-masing tipe drug therapy problems yang terjadi

dalam penelitian ini sedangkan drug therapy problems pasien yang lain akan

dilampirkan pada lampiran.

Tabel XVIII. Contoh Analisis Drug Therapy Problems pada Pasien 3

(Tidak Butuh Obat)

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008 Pasien 3. No. RM : 141175 (3 Desember 2007-4 Desember 2007)

Subjective An. laki-laki; usia 2 tahun; berat badan 10 kg; dengan keluhan semalam diare, pagi ini sudah tidak diare, tapi sering muntah.

Diagnosa : GE (GEDR). Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 70: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

46

Objective

Darah Lengkap (3 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 10,4 × 103/µL 5-13,5 × 10

3/µL

RBC 5,34 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,3 g/dL 12-14 g/dL

HCT 39,3 % 36-44 %

MCV 73,6 fL ↓ 80-94 fL

MCH 23,0 fL ↓ 27-31fL

MCHC 31,3 pg ↓ 33-37 pg

PLT 412 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 39,6 fL 35-45 fL

PDW 9,0 fL 9-13 fL

MPV 7,8 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 10,0 % ↓ 15-25 %

Darah Lengkap (3 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

LYM% 33,7 % 19-48 %

MXD% 10,9 %↑ 0-8 %

NEUT% 55,4 % 40-74 %

LYM# 3,5 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,1 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 5,8 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Elektrolit (3 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 4,9 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 138 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 105 mmol/L 97-111 mmol/L

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

3 Des 4 Des

RL® √ √

Dioctahedral smectite 3 × ½ sach √ (1×) √ (1×)

Kotrimoksazol 2 × 1 sdt √ (1×) √ (1×)

Lacto-B® 3 × 1 sach √ (1×) √ (1×)

Metoklopramida-HCl 3 × 10 tts √ (1×) √ (1×)

Assessment

1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya

dehidrasi (maintenance).

2. Sebaiknya antidiare dioctahedral smectite tidak perlu diberikan karena pasien tidak lagi mengalami diare. DTP : tidak

butuh obat.

3. Terapi antibiotik kotrimoksazol yang diberikan tidak tepat karena kondisi pasien tidak memerlukan terapi tersebut. Nilai

WBC dan neutrofil pasien normal serta tidak ada pemeriksaan feses routine yang mengindikasikan pasien membutuhkan

terapi antibiotik. DTP : tidak butuh obat.

4. Pemberian antidiare Lacto-B® 3 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

Plan

1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Pemberian antidiare dioctahedral smectite dihentikan.

3. Terapi antibiotik kotrimoksazol dihentikan.

Tabel XIX. Contoh Analisis Drug Therapy Problems pada Pasien 38

(Dosis Terlalu Rendah)

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008 Pasien 38. No. MR : 148914 (18 November 2007-20 November 2007)

Subjective

An. perempuan; usia 1 tahun; berat badan 9,5 kg; dengan keluhan BAB cair 5×, 2 hari anak muntah setiap kali

makan/minum. Diagnosa : GE. Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 71: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

47

Objective

Darah Lengkap (18 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 9,7 × 103/µL 5-13,5 × 10

3/µL

RBC 4,98 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 11,3 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 36,1 % 36-44 %

MCV 72,5 fL ↓ 80-94 fL

MCH 22,7 fL ↓ 27-31fL

MCHC 31,3 pg ↓ 33-37 pg

PLT 272 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 40,9 fL 35-45 fL

PDW 10,3 fL 9-13 fL

MPV 9,0 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 17,4 % 15-25 %

LYM% 63,7 % ↑ 19-48 %

MXD% 11,6 % ↑ 0-8 %

NEUT% 24,7 % ↓ 40-74 %

LYM# 6,2 × 103/µL ↑ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,1 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 2,4 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (18 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna coklat coklat

Mikroskopis

Lekosit + -

Pencernaan

Lemak + -

Elektrolit (18 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,2 mmol/L ↓ 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 137 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 105 mmol/L 97-111 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

18

Nov

16.00 37,4°C

16.15 1×

21.00 36°C

23.00 +

19

Nov

05.00 36,5°C

cair

07.00 36,6°C

08.50 35°C

12.00

cair

14.00 37,3°C

17.00 36,5°C

18.00 +

20

Nov

05.00 36,2°C +

07.00 36,5°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

18 Nov 19 Nov 20 Nov

RL® √ √ √

Bronchitin® 3 × ½ sdt √ (1×) √ (1×)

Domperidon 3 × 0,8 cc √ √ (2×)

Lacto-B® 2 × 1 sach √ (1×) √ √ (1×)

Dioctahedral

smectite 3 × 1/3 sach √ (1×) √ √ (1×)

k/p Parasetamol 3 × 1 sdt √ (1×) √ (2×)

Kotrimoksazol 2 × ¾ sdt √ (2×) √ (1×)

Salbutamol

sulfat,

guaifenesin 3 × 1 sdt √ (2×) √ (2×)

Assessment

1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × 1/3 sach untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi

BAB pasien sudah tepat.

4. Pemberian terapi antibiotik kotrimoksazol sudah tepat karena diduga penyebab diare akut pada pasien disebabkan oleh

bakteri Shigella karena ditemukan adanya leukosit pada feses.

5. Dosis antibiotik kotrimoksazol yang diberikan kurang (trimetoprim : 8 mg/kg/hari tiap 12 jam dan sulfametoksazol : 40

mg/kg/hari tiap 12 jam) yaitu 4,75 ml ≈ 1 sdt. DTP : dosis terlalu rendah.

Page 72: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

48

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Tingkatkan dosis pemberian antibiotik kotrimoksazol menjadi 2 × 1 sdt dan diberikan selama 5 hari untuk pengobatan

Shigellosis (Anonim, 2007 a).

3. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Tabel XX. Contoh Analisis Drug Therapy Problems pada Pasien 47

(Pemakaian Obat Yang Tidak Efektif)

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008 Pasien 47. No. MR : 110646 (21 Maret 2008-22 Maret 2008)

Subjective

An. laki-laki; usia 8 tahun; berat badan 20 kg; dengan keluhan kemarin pagi BAB 5×, muntah 1×, malamnya BAB 10×,

muntah 1×. Diagnosa : GE. Outcome : membaik. Tempat tinggal : Depok, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (21 Mar)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 10,7 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,46 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 14,8 g/dL ↑ 12-14 g/dL

HCT 43,4 % 36-44 %

MCV 79,5 fL ↓ 80-94 fL

MCH 27,1 fL 27-31fL

MCHC 34,1 pg 33-37 pg

PLT 232 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 39,2 fL 35-45 fL

PDW 12,3 fL 9-13 fL

MPV 9,3 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 21,1 % 15-25 %

LYM% 20,8 % 19-48 %

MXD% 8,1 % ↑ 0-8 %

NEUT% 71,1 % 40-74 %

LYM# 2,2 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 7,6 × 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (21 Mar)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi agak cair keras/lembek

Warna coklat coklat

Lendir + -

Darah + -

Mikroskopis

Lekosit ++ -

Eritrosit ++ -

Amoeba hystolitica cyste + -

Elektrolit (21 Mar)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,2 mmol/L ↓ 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 138 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 100 mmol/L 97-111 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

21 Mar

10.40 36,8°C

12.00 1×

14.00 36,8°C

17.00 36,7°C

18.00 1×

22 Mar

05.00

07.00 36,1°C

11.00 36,5°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

21 Mar 22 Mar

RL® √ √

Kaolin-pektin 3 × 1 sdt √ (2×) √ (1×)

Metronidazol 3 × 500 mg √ (1×) √ (2×)

Page 73: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

49

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi BAB.

DTP : pemakaian obat yang tidak efektif.

3. Terapi antiprotozoa metronidazol yang diberikan sudah tepat mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica. Dosis

antiprotozoa metronidazol yang diberikan juga sudah tepat. Menurut Anderson (2002) dosis maksimum metronidazol oral

adalah 2,5 g/hari.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

3. Berdasarkan Dhawan (2008), terapi untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica adalah dengan pemberian

antiprotozoa metronidazol selama 10 hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian paromomisin sulfat 25-35

mg/kgBB/hari tiap 8 jam selama 7 hari.

Tabel XXI. Contoh Analisis Drug Therapy Problems pada Pasien 50

(Pemakaian Obat Yang Tidak Efektif, Tidak Butuh Obat)

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Periode Juli 2007-Juni 2008 Pasien 50. No. MR : 144635 (18 November 2007-21 November 2007)

Subjective

An. laki-laki; usia 1 tahun; berat badan 11 kg; dengan keluhan muntah > 5×; diare > 5×; demam. Diagnosa : GE.

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ojective

Darah Lengkap (18 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 10,9 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,86 × 106/µL ↑ 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,8 g/dL 12-14 g/dL

HCT 40,7 % 36-44 %

MCV 69,5 fL ↓ 80-94 fL

MCH 21,8 fL ↓ 27-31fL

MCHC 31,4 pg ↓ 33-37 pg

PLT 244 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 34,7 fL ↓ 35-45 fL

PDW 15,1 % ↑ 9-13 fL

MPV 10,8 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 33,0 % ↑ 15-25 %

LYM% 52,6 % ↑ 19-48 %

MXD% 10,3 % ↑ 0-8 %

NEUT% 37,1 % ↓ 40-74 %

Darah Lengkap (18 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

LYM# 5,7 × 103/µL ↑ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,1 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 4,1 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (18 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna kuning coklat

Pencernaan

Lemak + -

Elektrolit (18 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,5 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 136 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 110 mmol/L 97-111 mmol/L

Page 74: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

50

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

18

Nov

21.00 37,4°C

1× cair

banyak 1× banyak

22.40

2× cair

banyak 1× banyak

19

Nov

05.00 37,3°C

2× cair

banyak 1×

07.00 37,2°C 2× 2×

12.00 36,9°C 1×

14.00 37,4°C

18.00 1×

21.00 1×

Tgl Jam Suhu BAB

20 Nov

07.00 36,9°C

11.00 37°C

12.00 4×

14.00 36,3°C

17.00 37°C

18.00 4×

21 Nov

05.00 2×

07.00 37°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

18 Nov 19 Nov 20 Nov 21 Nov

Asering® √ √ √ √

Metoklopramida-HCl 1/5 amp IGD

Kaolin-pektin 3 × ½ sdt √ √ (2×) √ (1×)

Metoklopramida-HCl 3 × 1/3 sdt √ √ (2×) √ (1×)

Kotrimoksazol 2 × ¾ sdt √ √ (1×)

Parasetamol 3 × ¾ sdt √ √ (2×) √ (1×)

Kolestiramina anhidrat 3 × 1/3 sach √ (2×) √ (2×) √ (1×)

Koenzim B12 3000mcg 3 × 1/3 tab √ (2×) √ (2×) √ (1×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena Asering® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi BAB.

DTP : pemakaian obat yang tidak efektif.

3. Terapi antibiotik kotrimoksazol yang diberikan tidak tepat karena nilai WBC pasien normal dan pada hasil pemeriksaan

feses routine pasien tidak mengindikasikan pasien membutuhkan terapi antibiotik. DTP : tidak butuh obat.

4. Pemberian obat kolestiramina anhidrat tidak tepat. DTP : tidak butuh obat.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

3. Pemberian terapi antibiotik kotrimoksazol dihentikan.

4. Pemberian kolestiramina anhidrat dihentikan.

5. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

D. Outcome Pasien

Berdasarkan hasil penelitian, pasien diare akut anak pulang dengan

outcome membaik yaitu sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa terapi yang

diberikan untuk menangani diare khususnya di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan

Yogyakarta telah cukup baik. Di beberapa negara berkembang termasuk

Page 75: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

51

Indonesia, diare sering menjadi penyebab kematian yang sebagian besar terjadi

pada anak-anak.

Gambar 5. Outcome Pasien Diare Akut Anak di Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008

Page 76: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis terhadap data pasien diare akut anak di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. karakteristik pasien diare akut anak berdasarkan usia paling banyak terjadi

pada usia balita (1 tahun-≤ 5 tahun) yaitu sebesar 88,9%, berdasarkan jenis

kelamin paling banyak terjadi pada laki-laki (64,8%), berdasarkan tempat

tinggal, daerah tempat tinggal pasien yang paling banyak menjalani perawatan

adalah kecamatan Kalasan (38,9%).

2. pola pengobatan pasien diare akut anak menggunakan 7 kelas terapi obat,

yaitu obat saluran cerna, obat saluran pernapasan, obat sistem saraf pusat, obat

analgesik, obat infeksi, obat gizi dan darah, dan obat sistem hepatobilier. Tiga

kelas terapi yang paling banyak digunakan adalah obat gizi dan darah

(100,0%), obat saluran cerna (100,0%), dan obat sistem saraf pusat (75,9%).

3. pada pasien diare akut anak di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Kalasan Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008 terjadi drug therapy

problems sebagai berikut :

a. tidak butuh obat sebanyak 19 pasien (35,2%)

b. dosis terlalu rendah sebanyak 7 pasien (13,0 %)

c. pemakaian obat yang tidak efektif sebanyak 21 pasien (38,9%)

Page 77: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

53

4. outcome pasien diare akut anak di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti

Rini Kalasan Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008 adalah membaik

sebanyak 100,0%.

B. Saran

1. Untuk Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta :

a. perlu adanya prosedur penatalaksanaan pasien diare karena ditemukan

banyak terjadi drug therapy problems tidak butuh obat (35,2%) dan

pemakaian obat yang tidak efektif (38,9%)

b. evaluasi kontrol check list pemberian obat kepada pasien

2. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan :

a. penelitian mengenai drug therapy problems pada pasien diare akut anak di

Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta secara prospektif

b. pemberian edukasi berupa penyuluhan dan leaflet mengenai cara

pencegahan dan pengatasan diare kepada masyarakat, khususnya

masyarakat kecamatan Kalasan.

Page 78: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

54

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, P.O., Knoben, J.E., Troutman, W.G., 2002, Handbook of Clinical Drug

Data 10th

edition, 187, McGraw-Hill Companies, United States of

America

Anonim, 1996, Subcommitee on Acute Gastroenteritis and Provisional Committee

on Quality Improvement, Practice Parameter : The Management of Acute

Gastroenteritis in Young Children,

http://pediatrics.aappublications.org/cgi/reprint/97/3/424?maxtoshow=&HI

TS=10&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=the+management+of+acu

te+gastroenteritis+in+young+children&searchid=1&FIRSTINDEX=0&sort

spec=relevance&resourcetype=HWCIT, diakses tanggal 18 Maret 2009

Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, 1-375, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2003, Chronic Pancreatitis,

http://www.medscape.com/viewarticle/442814_7, diakses tanggal 14 Mei 2009

Anonim, 2004 a, Diare, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia,

http://www.pom-obat.go.id/v2.0/articles.php?id=7, diakses tanggal 21

Oktober 2008

Anonim, 2004 b, Diagnosis and Management of Foodborne Illness : A Primer for

Physicians and Other Health Care Professionals,

http:www/cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/r5304a1.htm, diakses

tanggal 27 Maret 2009

Anonim, 2005, The Treatment of diarrhoea : a manual for physicians and other

senior health workers, 4th

rev.,

http://whqlibdoc.who.int/publications/2005/9241593180.pdf, diakses

tanggal 13 Maret 2009

Anonim, 2006, Implementing the New Recommendations on the Clinical

Management of Diarrhoea : Guidelines for Policy Makers and

Programme Managers,

http://whqlibdoc.who.int/publications/2006/9241594217_eng.pdf, diakses

tanggal 18 Maret 2009

Anonim, 2007 a, Drug Facts and Comparisons Pocket Version Eleventh Edition,

1131, Wolters Kluwer Health, United States of America

Anonim, 2007 b, Diare Masih jadi Pembunuh,

http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3

018&Itemid=2, diakses tanggal 22 Oktober 2008

Page 79: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

55

Anonim, 2008 a, Evaluasi Mutu Rumah Sakit Panti Rini,

http://badanmutu.or.id/index.php?id=60, diakses tanggal 30 Agustus 2008

Anonim, 2008 b, World Gastroenterology Organisation practice guideline : Acute

Diarrhea,

http://www.worldgastroenterology.org/assets/downloads/en/pdf/guidelines

/01_acute_diarrhea.pdf, diakses tanggal 27 Maret 2009

Anonim, 2008 c, Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 43-2008, 1-510,

ISFI Penerbitan, Jakarta

Anonim, 2008 d, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 7 2007/2008, 2-379,

CMPMedica Asia Pte LTd, Singapore

Anonim, 2009 a, Diare Penyebab Kematian Anak Kedua,

http://www.suaramerdeka.com/beta1/news/print.php?id_news=8175,

diakses tanggal 18 Maret 2009

Anonim, 2009 b, Penyebab Diare dan Gejala Diare,

http://www.medicastore.com/diare/penyebab_diare.htm, diakses tanggal

18 Maret 2009

Anonim 2009 c, Oralit Formula Baru dan Suplemen Zinc untuk Diare,

http://zulliesikawati.wordpress.com/2008/12/16/oralit-formula-baru-dan-

suplemen-zinc-untuk-diare/, diakses tanggal 18 Maret 2009

Anonim, 2009 d, Malabsorption,

http://www.merck.com/mkgr/mmg/sec13/ch111/ch111a.jsp, diakses

tanggal 22 April 2009

Anonim, 2009 e, Smectite in Acute Diarrhoea,

http://www.bestbets.org/bets/bet.php?id=01050, diakses tanggal 4 Mei

2009

Anonim, 2009 f, Probiotik, Prebiotik dan Sinbiotik, Apa sih maksudnya?,

http://klinik-sehat.com/2008/06/09/probiotik-prebiotik-dan-sinbiotik-apa-

sih-maksudnya/comment-page-1/, diakses tanggal 9 Mei 2009

Cipolle, R.J., Strand, L.M., Morley, P.C., 2004, Pharmaceutical Care Practice :

The Clinician’s Guide, Second Edition, 172-179, McGraw-Hill, New York

Dhawan, V. K., 2008, Amebiasis, http://emedicine.medscape.com/article/996092-

treatment, diakses tanggal 27 Maret 2009

Page 80: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

56

Klapproth, J.M.A., 2008, Malabsorption : Differential Diagnoses & Workup,

http://emedicine.medscape.com/article/180785-diagnosis, diakses tanggal

22 April 2009

Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance L.L., 2006, Drug Information

Handbook : A Comprehensive Resource for all Clinicians and Healthcare

Professionals, 14th

edition, 1495, Lexi-Comp, America

McFarland, L.V., Elmer, G.W., McFarland, M., 2006, Meta-Analysis of

Probiotics for The Prevention and Treatment of Acute Pediatric Diarrhea,

http://www.newcenturyhealthpublishers.com/probiotics_and_prebiotics/ab

out/pdf/63-76.pdf, International Journal of Probiotics and Prebiotics Vol.

1, No. 1, pp. 63-76, diakses tanggal 22 April 2009

Notoadmojo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, edisi 2, 92, PT Rineka

Cipta, Jakarta

Pratiknya, 2001, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan,

10-11, 13, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta

Sastorasmoro, S., Ismael, S., 1995, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, 46-

47, Binarupa Aksara, Jakarta

Sinuhaji, A.B., 2007, Asidosis Metabolik : Salah Satu Penyulit Diare Akut pada

Anak yang Seharusnya dapat Dicegah,

http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/2007/ppgb_2007_atan_baas_sin

uhaji.pdf, diakses tanggal 27 Maret 2009

Spruill, W.J., dan Wade, W.E., 2005, Diarrhea, Constipation, and Irritable Bowel

Syndrome, dalam DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R.,

Wells, B.G., Posey, L.M. (Eds), Pharmacotherapy : A Pathophysiologic

Approach 6th

edition, 677-684, McGraw-Hill, USA

Suharyono, 2008, Diare Akut : Klinik dan Laboratorik, 28-29, 37-39, Rineka

Cipta, Jakarta

Tatro, D.S., 2007, Drug Interaction Facts, 1041, Wolters Kluwer Health, United

States of America

Walker, P.C., 2005, Diarrhea, dalam Anonim, Handbook of Nonprescription

Drugs, 14th

ed., 405-430, American Pharmacist Association, Washington

DC

Zein, U., Sagala, K.H., dan Ginting, J., 2004, Diare Akut Disebabkan Bakteri,

Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera

Utara, http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-umar5.pdf, diakses

tanggal 21 Oktober 2008

Page 81: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

57

Lampiran 1. Analisis Drug Therapy Problems Pasien Diare Akut Anak di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rini Kalasan Yogyakarta Periode Juli 2007-Juni 2008

Pasien 1. No. RM : 150556 (5 Januari 2008-8 Januari 2008)

Subjective An. laki-laki; usia 2 tahun; berat badan 11 kg; dengan keluhan anak diare BAB 3× dan riwayat kejang. Diagnosa : febris

konvulsi dan GE. Outcome : membaik. Tempat tinggal : Prambanan, Jawa Tengah.

Objective

Darah Lengkap (5 Jan)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 9,3 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,69 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,5 g/dL 12-14 g/dL

HCT 38,8% 36-44 %

MCV 82,7fL 80-94 fL

MCH 26,7 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,2 pg ↓ 33-37 pg

PLT 248 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 42,2 fL 35-45 fL

PDW 8,9 fL ↓ 9-13 fL

MPV 7,8 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 10,1 % ↓ 15-25 %

LYM% 18,6 % ↓ 19-48 %

MXD% 11,5 % ↑ 0-8 %

NEUT% 69,9% 40-74 %

LYM# 1,7 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,1 × 103/µL 0-1,2 × 10

3/µL

NEUT# 6,5 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Elektrolit (5 Jan)

Parameter

Hasil

(mmol/L)

Nilai normal

(mmol/L)

Kalium 4,0 3,5-5,1

Natrium 131 136-145

Chlorida 105 97-111

Faeces Routine (6 Jan)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna

coklat

kekuningan coklat

Lendir + -

Mikroskopis

Lekosit ++ -

Eritrosit ++ -

Amoeba coli cyste + -

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

5 Jan 22.30 36°C

6 Jan

05.00 38,1°C 3×

07.00 37,5°C lendir

12.00 2× lendir

14.00 36,1°C

17.00 36,1°C

18.00 2×

Tgl Jam Suhu BAB

7 Jan

05.00 36,3°C

07.00 36,5°C

12.00 36°C 1× lembek

14.00 36°C

17.00 37°C

18.00 1× lembek

8 Jan

05.00 1× lembek

08.00 36°C

Page 82: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

58

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

5 Jan 6 Jan 7 Jan 8 Jan

RL® √ √ √ √

Metamizole Na ¼ amp

IGD

(20.30)

Parasetamol 3 × 1 sdt √ (2×) √ (1×)

Kotrimoksazol 2 × 1 sdt √ (1×) stop

Metronidazol 3 × 1 sdt √ (1×) √ (2×)

Kaolin-pektin 3 × ½ sdt √ (2×) √ (2×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventive).

2. Penghentian pemberian antibiotik kotrimoksazol sudah tepat.

3. Pemberian terapi antiprotozoa metronidazol 3 × 1 sdt tidak diperlukan karena dari hasil feses routine diketahui penyebab

diare adalah Amoeba coli yang bersifat nonpatogenik. DTP : tidak butuh obat.

4. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi BAB.

DTP : pemakaian obat yang tidak efektif.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Terapi antiprotozoa metronidazol dihentikan.

3. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

Pasien 2. No. RM : 153640 (20 April 2008-23 April 2008)

Subjective An. laki-laki; usia 5 tahun; berat badan 25 kg; dengan keluhan panas, kejang sejak kemarin siang, tadi malam diare 3×

(pasien kiriman UGD PPKS Prambanan). Diagnosa : GE (GEDS). Outcome : membaik. Tempat tinggal : Gantiwarno, Jawa

Tengah.

Objective

Darah Lengkap (20 Apr)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 6,0 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,24 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 11,4 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 34,6 % ↓ 36-44 %

MCV 81,6 fL 80-94 fL

MCH 26,9 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,9 pg ↓ 33-37 pg

PLT 238 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 38,1 fL 35-45 fL

PDW 10,5 fL 9-13 fL

MPV 8,7 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 16,4 % 15-25 %

LYM% 34,2 % 19-48 %

MXD% 6,6 % 0-8 %

NEUT% 59,2 % 40-74 %

LYM# 2,1 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,4 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 3,5 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Elektrolit (20 Apr)

Parameter

Hasil

(mmol/L)

Nilai normal

(mmol/L)

Kalium 3,8 3,5-5,1

Natrium 138 136-145

Chlorida 105 97-111

Faeces Routine (20 Apr)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna coklat coklat

Mikroskopis

Lekosit ++ -

Eritrosit + -

Page 83: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

59

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

20

Apr

09.00 37,8°C

11.00 37,7°C

12.00 2×

14.00 38°C

17.00 37,8°C

18.00 2×

21.00 39°C

00.00 39,5°C

Tgl Jam Suhu BAB

21

Apr

05.00 37,1°C 5×

07.00 37,4°C

11.00 37,7°C

12.00 2×

14.00 38°C

17.00 38,8°C

21.00 36°C

00.00 38,8°C

Tgl Jam Suhu BAB

22

Apr

05.00 37,6°C 5×

07.00 37,3°C

11.00 37°C

12.00

14.00 37°C

17.00 38,1°C

21.00 38,5°C

23

Apr

05.30 37,8°C 3×

07.00 37,4°C

11.00 36,8°C

12.00

lembek

12.45 37,3°C

14.00 37°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

20 Apr 21 Apr 22 Apr 23 Apr

RL® √ √ √ √

k/p Metamizole Na

(t>39°C)

¼ amp

(3×250 mg)

07.50,

00.00 00.00

08.00,

21.00

08.00,

16.00

Parasetamol 3 × 1 sdt √ √ √ (2×)

Metronidazol 3 × 2 sdt √ √ stop

Paromomisin sulfat 3 × 200 mg √ (2×) √ (2×)

Kaolin-pektin 3 × 2 sdt √ √ stop

Fenobarbital 3 × 20 mg √ √ √ (2×) √ (2×)

Dioctahedral smectite 3 × 1 sach √ (2×) √ (2×)

Lacto-B® 2 × 1 sach √ (2×) √ (1×)

Assessment

1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya

dehidrasi (maintenance).

2. Pemberian terapi antiprotozoa metronidazol dan paromomisin sulfat sudah tepat karena diduga penyebab diare akut pada

pasien disebabkan oleh Amoeba hystolitica.

3. Dosis antiprotozoa metronidazol yang diberikan kurang. Selain itu, secara teoritis metronidazol dengan fenobarbital

berpotensi menyebabkan terjadinya interaksi (signifikansi 2, fenobarbital menginduksi metabolisme metronidazol

sehingga cepat tereliminasi dan menurunkan konsentrasi metronidazol dalam darah, onsetnya dalam beberapa

hari/minggu). DTP : dosis terlalu rendah.

4. Pemberian antidiare kaolin-pektin (tanggal 20 dan 21 Apr) kurang tepat untuk mengurangi frekuensi BAB.

DTP : pemakaian obat yang tidak efektif.

5. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × 1 sach sudah tepat dan sebaiknya diberikan pada awal terapi untuk

mengurangi frekuensi BAB.

6. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Tingkatkan dosis pemberian antiprotozoa metronidazol yaitu 2½ sdt-3 sdt tiap 8 jam.

3. Berdasarkan Dhawan (2008), terapi untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica adalah dengan pemberian

antiprotozoa metronidazol selama 10 hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian paromomisin sulfat 25-35

mg/kgBB/hari tiap 8 jam selama 7 hari.

4. Amati pengobatan pasien yang menerima terapi metronidazol dan fenobarbital secara bersamaan dan jika perlu

tingkatkan dosis metronidazol maksimum 2,5 g/hari (Anderson, 2002).

5. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan karena tidak ada bukti klinis yang menunjukkan bahwa agen ini dapat

mengurangi durasi diare, frekuensi BAB, atau hilangnya cairan melalui feses.

Page 84: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

60

Pasien 3. No. RM : 141175 (3 Desember 2007-4 Desember 2007)

Subjective

An. laki-laki; usia 2 tahun; berat badan 10 kg; dengan keluhan semalam diare, pagi ini sudah tidak diare, tapi sering muntah.

Diagnosa : GE (GEDR). Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (3 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 10,4 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,34 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,3 g/dL 12-14 g/dL

HCT 39,3 % 36-44 %

MCV 73,6 fL ↓ 80-94 fL

MCH 23,0 fL ↓ 27-31fL

MCHC 31,3 pg ↓ 33-37 pg

PLT 412 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 39,6 fL 35-45 fL

PDW 9,0 fL 9-13 fL

MPV 7,8 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 10,0 % ↓ 15-25 %

LYM% 33,7 % 19-48 %

MXD% 10,9 %↑ 0-8 %

NEUT% 55,4 % 40-74 %

LYM# 3,5 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,1 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 5,8 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Elektrolit (3 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 4,9 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 138 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 105 mmol/L 97-111 mmol/L

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

3 Des 4 Des

RL® √ √

Dioctahedral smectite 3 × ½ sach √ (1×) √ (1×)

Kotrimoksazol 2 × 1 sdt √ (1×) √ (1×)

Lacto-B® 3 × 1 sach √ (1×) √ (1×)

Metoklopramida-HCl 3 × 10 tts √ (1×) √ (1×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya

dehidrasi (maintenance).

2. Sebaiknya antidiare dioctahedral smectite tidak perlu diberikan karena pasien tidak lagi mengalami diare. DTP : tidak

butuh obat. 3. Terapi antibiotik kotrimoksazol yang diberikan tidak tepat karena kondisi pasien tidak memerlukan terapi tersebut. Nilai

WBC dan neutrofil pasien normal serta tidak ada pemeriksaan feses routine yang mengindikasikan pasien membutuhkan

terapi antibiotik. DTP : tidak butuh obat.

4. Pemberian antidiare Lacto-B® 3 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Pemberian antidiare dioctahedral smectite dihentikan.

3. Terapi antibiotik kotrimoksazol dihentikan.

Page 85: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

61

Pasien 4. No. RM 153728 (23 April 2008-26 April 2008)

Subjective An. laki-laki; usia 2 tahun; berat badan 9,9 kg; dengan keluhan mulai kemarin sore muntah-muntah 7×, setelah minum obat dari Puskesmas,

muntah 3×, BAB cair 2×, suhu 39,1°C. Diagnosa : GE (GEDS). Outcome : membaik. Tempat tinggal : Prambanan, Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (23 Apr)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 10,3 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,68 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,3 g/dL 12-14 g/dL

HCT 35,8 % ↓ 36-44 %

MCV 76,5 fL ↓ 81-99 fL

MCH 26,3 fL ↓ 27-31fL

MCHC 34,4 pg 33-37 pg

PLT 404 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 38,3 fL 35-47 fL

PDW 9,9 fL 9-13 fL

MPV 8,5 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 14,2 % ↓ 15-25 %

LYM% 14,5 % ↓ 19-48 %

MXD% 3,9 % 0-8 %

NEUT% 81,6 % ↑ 40-74 %

LYM# 1,5 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,4 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 8,4 × 103/µL↑ 1,5-7 × 103/µL

Parameter

Tanggal periksa

Nilai normal 23 Apr 24 Apr

Kalium 3,3 mmol/L ↓ 4,0 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 137 mmol/L 135 mmol/L ↓ 136-145 mmol/L

Chlorida 104 mmol/L 101 mmol/L 97-111 mmol/L

Faeces Routine (23 April)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna coklat coklat

Lendir + -

Mikroskopis

Lekosit ++ -

Abdomen (24 April)

Udara colon menonjol dengan air fluid level pada colon, tak tampak distensi udara usus halus, tak tampak

udara bebas subdiafragma kanan; tak tampak ileus;

gangguan passage colon

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

23 Apr

12.45 38,7°C

17.00 39,8°C

21.00 39,5°C

00.00 38,8°C

24 Apr

05.00 39,2°C 1× cair

07.00 39°C

11.00 39,9°C 1×

14.00 37,7°C

18.00 37,8°C 3× 2×

19.30 1×

21.00 37,3°C

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

25 Apr

05.00 36°C 1×

07.00 37,4°C

08.00 1×

11.00 37°C

13.30 36°C

17.00 36,8°C

26 Apr

05.00 35°C 1×

07.00 36°C

Page 86: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

62

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

23 Apr 24 Apr 25 Apr 26 Apr

RL® √ √ √ √

k/p Metoklopramida-HCl 0,4 ml 19.30

Metamizole Na (t>39°C) 0,4 ml (100 mg) 17.00

Lacto-B® 2 × 1 sach √ (1×) √ √ √ (1×)

Pharolit-200® 5 sach √

Parasetamol 3 × 1 sdt √ (1×) √ (2×) √ √ (1×)

Kotrimoksazol 2 × 1 sdt √ √ √ (1×)

Kalium L-aspartat 1 × 1/5 tab √ √ √

Pankreatin, vit A, vit B12, folic acid 1 × 1 sach √ √ √

Assessment

1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya dehidrasi

(maintenance).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian Pharolit-200® sebagai pengobatan dehidrasi awal sudah tepat.

4. Pemberian terapi antibiotik kotrimoksazol sudah tepat karena diduga penyebab diare akut pada pasien disebabkan oleh bakteri Shigella

karena ditemukan gejala klinis demam dan adanya lendir pada feses. Selain itu, neutrofil pasien meningkat dan ditemukan adanya leukosit pada hasil feses routine pasien. Dosis yang diberikan juga sudah tepat (trimetoprim : 8 mg/kg/hari tiap 12 jam dan

sulfametoksazol : 40 mg/kg/hari tiap 12 jam) yaitu 4,95 ml ≈1 sdt.

5. Pemberian kalium L-aspartat 1 × 1/5 tab kepada pasien sudah tepat karena hasil laboratorium elektrolit kalium pasien mengalami

penurunan.

6. Pemberian pankreatin, vit A, vit B12, 1 × 1 sach folic acid sudah tepat. Dari hasil pemeriksaan abdomen, pasien mengalami gangguan passagae colon. Suplemen pankreatin digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan (perut kembung, mual, rasa penuh, sering

mengeluarkan gas).

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Berdasarkan Anonim (2007 a), terapi antibiotik kotrimoksazol untuk pengobatan Shigellosis diberikan selama 5 hari.

Pasien 5. No. RM : 148711 (11 Februari 2008-13 Februari 2008)

Subjective An. perempuan; usia 6 tahun; berat badan 21 kg; dengan keluhan muntah, diare 4×. Diagnosa : GE (GEDR).

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (11 Feb)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 14,8 × 103/µL ↑ 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,47 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 14,3 g/dL ↑ 12-14 g/dL

HCT 43,0 % 36-44 %

MCV 78,6 fL ↓ 81-99 fL

MCH 26,1 fL ↓ 27-31fL

MCHC 33,3 pg 33-37 pg

PLT 290 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 37,7 fL 35-47 fL

PDW 10,8 fL 9-13 fL

MPV 8,7 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 16,7 % 15-25 %

LYM% 5,8 % ↓ 19-48 %

MXD% 5,0 % 0-8 %

NEUT% 89,2 % ↑ 40-74 %

LYM# 0,9 × 103/µL ↓ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,7 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 13,2 × 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Elektrolit (11 Feb)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,6 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 143 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 109 mmol/L 97-111 mmol/L

Faeces Routine (12 Feb)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna coklat muda coklat

Mikroskopis

Lekosit + -

Pencernaan

Serat tumbuhan + -

Page 87: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

63

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

11 Feb 36,5°C

12 Feb

03.00 1×

05.00 37,7°C 6× cair

07.00 37,5°C

11.00 38°C

11.40 7×

13.30 36,7°C

17.00 37,2°C

18.00 3×

13 Feb

05.00 37°C 4×

07.00 36,5°C 1× lembek

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

11 Feb 12 Feb 13 Feb

RL® √ √ √

Metoklopramida-HCl 0,7 ml IGD

Kotrimoksazol 2 × 2 sdt √ √ (1×)

Domperidon 3 × 1½ sdt √ (2×) √ (1×)

Dioctahedral smectite 3 × ¾ sach √ (2×) √ (1×)

Lacto-B® 3 × 1 sach √ (2×) √ (1×)

Ambroxol HCl 3 × 1 sdt √ (1×) √ (1×)

Parasetamol 1½ sdt √ (1×)

Parasetamol (Praxion®) 3 × 1 sdt √ (1×) √ (1×)

Kolestiramina anhidrat 3 × ½ sach √ (1×) √ (1×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya

dehidrasi (maintenance).

2. Pemberian terapi antibiotik kotrimoksazol sudah tepat karena diduga penyebab diare akut pada pasien disebabkan oleh

bakteri Shigella. Dugaan ini dipertegas dengan ditemukan adanya leukosit pada feses, nilai WBC dan neutrofil

meningkat. Dosis yang diberikan juga sudah tepat (trimetoprim : 8 mg/kg/hari tiap 12 jam dan sulfametoksazol : 40

mg/kg/hari tiap 12 jam) yaitu 10,5 ml ≈ 2 sdt.

3. Pemberian antidiare dioctahedral smectite dengan dosis 3 × ¾ sach sudah tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan

mengurangi frekuensi BAB pasien.

4. Pemberian antidiare Lacto-B® 3 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

5. Pemberian obat kolestiramina anhidrat tidak tepat. Tidak ada hasil laboratorium yang menunjukkan pasien mengalami

malabsorpsi asam empedu. DTP : tidak butuh obat.

Plan

1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Berdasarkan Anonim (2007 a), terapi antibiotik kotrimoksazol untuk pengobatan Shigellosis diberikan selama 5 hari.

3. Pemberian kolestiramina anhidrat dihentikan.

Page 88: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

64

Pasien 6. No. RM : 149150 (23 Februari 2008-25 Februari 2008)

Subjective An. laki-laki; usia 1 tahun; berat badan 13 kg; dengan keluhan diare dan muntah. Diagnosa : GE (GEDS).

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Prambanan, Jawa Tengah.

Objective

Darah Lengkap (23 Feb)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 5,0 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,44 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 10,6 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 33,6 % ↓ 36-44 %

MCV 61,8 fL ↓ 80-94 fL

MCH 19,5 fL ↓ 27-31fL

MCHC 31,5 pg ↓ 33-37 pg

PLT 326 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 36,1 fL 35-45 fL

PDW 10,3 fL 9-13 fL

MPV 8,3 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 14,8 % ↓ 15-25 %

LYM% 28,4 % 19-48 %

MXD% 21,0 % ↑ 0-8 %

NEUT% 50,6 % 40-74 %

LYM# 1,4 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,1 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 2,5 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (23 Feb)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna kuning coklat

Lendir + -

Pencernaan

Lemak + -

Elektrolit (23 Feb)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 2,4 mmol/L ↓ 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 134 mmol/L ↓ 136-145 mmol/L

Chlorida 102 mmol/L 97-111 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

23 Feb 16.30 36,7°C

24 Feb

05.00 1×

07.00 36°C

11.00 36,2°C

13.00 3×

14.00 36,4°C

17.00 36,5°C

25 Feb

05.00 36,3°C 1× kental

07.00 35,5°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

23 Feb 24 Feb 25 Feb

RL® √

KA-EN 3B® √ √ √

Metoklopramida-

HCl ¼ amp IGD

Kolestiramina

anhidrat 3 × ½ sach √ (1×) √ √ (1×)

Kaolin-pektin 3 × 1 sdt √ (1×) √ √ (1×)

Domperidon 3 × 1 sdt √ (1×) √ (2×) √ (1×)

Kalium L-aspartat 1 × 1/5 tab √ √ (1×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena infus RL® dan KA-EN 3B® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah

terjadinya dehidrasi (maintenance).

2. Pemberian obat kolestiramina anhidrat tidak tepat. Tidak ada hasil laboratorium yang menunjukkan pasien mengalami

malabsorpsi asam empedu. DTP : tidak butuh obat.

3. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk mengurangi frekuensi BAB. DTP : pemakaian obat yang tidak

efektif.

4. Pemberian kalium L-aspartat 1 × 1/5 tab kepada pasien sudah tepat karena hasil laboratorium elektrolit kalium pasien

mengalami penurunan.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Pemberian kolestiramina anhidrat kepada pasien dihentikan.

3. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

4. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Page 89: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

65

Pasien 7. No. RM : 131458 (26 Oktober 2007-29 Oktober 2007)

Subjective An. perempuan; usia 1 tahun; berat badan 10 kg; dengan keluhan muntah, BAB cair dari pagi > 7x, demam.

Diagnosa : GE (GEDS). Outcome : membaik. Tempat tinggal : Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (26 okt)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 9,1 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,40 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 11,0 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 35,3 % ↓ 36-44 %

MCV 80,2 fL ↓ 81-99 fL

MCH 25,0 fL ↓ 27-31fL

MCHC 31,2 pg ↓ 33-37 pg

PLT 199 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 39,8 fL 35-47 fL

PDW 8,2 fL ↓ 9-13 fL

MPV 7,4 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 8,1 % ↓ 15-25 %

LYM% 42,0 % 19-48 %

MXD% 13,8 % ↑ 0-8 %

NEUT% 44,2 % 40-74 %

LYM# 3,8 × 103/µL ↑ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,3 × 103/µL ↑ 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 4,0 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (26 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna coklat coklat

Lendir + -

Mikroskopis

Lekosit + -

Amoeba hystolitica cyste + -

Pencernaan

Lemak + -

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

26 Okt

13.30 37,8°C

14.00 37°C

17.00 38°C

21.00 37,6°C

27 Okt

05.00 5×

07.00 36°C

11.00 36,2°C

12.00 2×

14.00 36°C

17.00 36°C

18.00 1×

Tgl Jam Suhu BAB

28 Okt

05.00 36,5°C 2×

11.00 35,5°C

12.00 2×

14.00 36,9°C

18.00 37°C 2×

29 Okt

05.00 36,7°C 1×

07.00 36°C

11.00 36,7°C

12.00 1×

14.00 36°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

26 Okt 27 Okt 28 Okt 29 Okt

RL® √ √

KA-EN 3A® √ √ √

Metoklopramida-HCl ¼ amp IGD (13.00)

Kotrimoksazol 2 × 1 sdt √ stop

Domperidon 3 × 1 ml malam √ √ pagi, siang

Metronidazol 3 × 1 sdt siang, malam √ pagi, siang

Dioctahedral smectite 3 × ½ sach malam √ √ pagi, siang

Page 90: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

66

Assessment 1. Pemberian cairan intravena infus RL® dan KA-EN 3A® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan

mencegah terjadinya dehidrasi (maintenance).

2. Penghentian pemberian antibiotik kotrimoksazol sudah tepat.

3. Terapi antiprotozoa metronidazol yang diberikan sudah tepat untuk mengatasi diare yang disebabkan oleh Amoeba

hystolitica. Dosis yang diberikan juga sudah tepat (35-50 mg/kgBB/hari tiap 8 jam), yaitu 4,67 ml-6,67ml≈1 sdt.

4. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × ½ sach sudah tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan

mengurangi frekuensi BAB pasien.

Plan

1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Berdasarkan Dhawan (2008), terapi untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica adalah dengan

pemberian antiprotozoa metronidazol selama 10 hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian paromomisin sulfat 25-

35 mg/kgBB/hari tiap 8 jam selama 7 hari.

3. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini.

Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami

steatorrhea.

Pasien 8. No. RM : 146240 (14 Agustus 2007-17 Agustus 2007)

Subjective An. laki-laki; usia 1 tahun; berat badan 8,9 kg; dengan keluhan panas 3 hari, BAB cair 5×, mata dan ubun-ubun cekung,

anak gelisah. Diagnosa : GE (GEDB). Outcome : membaik. Tempat tinggal : Depok, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (14 Agt)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 9,0 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,97 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 11,8 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 38,8 % 36-44 %

MCV 78,1 fL ↓ 80-94 fL

MCH 23,7 fL ↓ 27-31fL

MCHC 30,4 pg ↓ 33-37 pg

PLT 613 × 103/µL ↑ 150-450 × 103/µL

RDW 40,0 fL 35-45 fL

PDW 9,2 fL 9-13 fL

MPV 7,9 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 11,1 % ↓ 15-25 %

LYM% 44,2 % 19-48 %

MXD% 10,4 % ↑ 0-8 %

NEUT% 45,4 % 40-74 %

LYM# 4,0 × 103/µL ↑ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,9 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 4,1 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (14 Agustus)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi

agak

lembek keras/lembek

Warna coklat coklat

Pencernaan

Lemak + -

Page 91: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

67

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

14 Agt

15.00 38,5°C

18.00 38°C cair, lendir

15 Agt

05.00 4×

07.00 36,5°C

10.30 36°C

12.00 2×

17.00 37°C

18.00 2×

Tgl Jam Suhu BAB

16 Agt

05.00 37°C 7×

07.00 36°C

11.00 35,6°C

12.00 1×

14.00 37,4°C

17.00 36°C

17 Agt

05.00 36°C

07.00 36°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

14 Agt 15 Agt 16 Agt 17 Agt

KA-EN 3A® √ √ √ √

k/p Metoklopramida-HCl 3 × ¼ amp IGD, 18.00 08.00

Parasetamol 3 × 1 sdt √ (2×) √ √ (2×)

Biostrum® 2 × 1 sdt √ √ √ (1×)

Lacto-B® 2 × 1 sach √ √ √ (1×)

Assessment

1. Pemberian cairan intravena KA-EN 3A® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya

dehidrasi (maintenance).

2. Pemberian Biostrum®

2 × 1 sdt sudah tepat untuk mempercepat proses penyembuhan diare.

3. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini.

Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami

steatorrhea.

Page 92: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

68

Pasien 9. No. RM : 146240 (15 Agustus 2007-17 Agustus 2007)

Subjective

An. laki-laki; usia 1 tahun; berat badan 11,5 kg; dengan keluhan mencret >10×, muntah, 38,3 °C . Diagnosa : GE (GEDS).

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Berbah, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (15 Agt)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 16,5 × 103/µL ↑ 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,91 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 11,5 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 35,7 % ↓ 36-44 %

MCV 72,7 fL ↓ 80-94 fL

MCH 23,4 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,2 pg ↓ 33-37 pg

PLT 361 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 37,9 fL 35-45 fL

PDW 9,8 fL 9-13 fL

MPV 8,3 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 13,2 % ↓ 15-25 %

LYM% 13,0 % ↓ 19-48 %

MXD% 7,0 % 0-8 %

NEUT% 80,0 % ↑ 40-74 %

LYM# 2,1 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,2 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 13,2 × 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Elektrolit (15 Agustus)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 4,2 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 140 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 113 mmol/L ↑ 97-111 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

05.00 39°C

16 Agt

07.00 36°C

11.00 37,6°C

12.00 2× lembek

14.00 36,5°C

18.00 36,5°C 2× cair

Tgl Jam Suhu

17 Agt

05.00 36,6°C

07.00 36,5°C

11.00 37°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

15 Agt 16 Agt 17 Agt

RL® √ √ √

Metoklopramida-HCl ¼ amp IGD (16.30)

Metamizole Na ¼ amp IGD (16.30)

Lacto-B® 2 × 1 sach √ (1×) √ √ (1×)

Dioctahedral smectite 3 × ½ sach √ (1×) √ √ (2×)

Kotrimoksazol 2 × 1 sdt √ √ (1×)

k/p Parasetamol 1 sdt

√ (2×) √ (1×)

k/p Fenobarbital 7,5 mg √ (1×) √ (1×)

Page 93: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

69

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya dehidrasi

(maintenance).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × ½ sach untuk memperbaiki konsistensi feses pasien dan mengurangi

frekuensi BAB pasien sudah tepat.

4. Terapi antibiotik kotrimoksazol yang diberikan sudah tepat. Kemungkinan kotrimoksazol diberikan karena diduga

penyebab diare akut pada pasien disebabkan oleh bakteri Shigella (nilai WBC dan neutrofil pasien meningkat). Dosis

yang diberikan juga sudah tepat (trimetoprim : 8 mg/kg/hari tiap 12 jam dan sulfametoksazol : 40 mg/kg/hari tiap 12

jam) yaitu 5,75 ml ≈ 1 sdt.

5. Berdasarkan Drug Information Handbook, fenobarbital dapat menurunkan efek kotrimoksazol. DTP : dosis terlalu

rendah.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Berdasarkan Anonim (2007 a), terapi antibiotik kotrimoksazol untuk pengobatan Shigellosis diberikan selama 5 hari.

3. Antibiotik kotrimoksazol tidak diberikan pada saat yang bersamaan dengan fenobarbital.

Pasien 10. No RM : 149165 (26 November 2007-27 November 2007)

Subjective

An. perempuan; usia 1 tahun; berat badan 8 kg; dengan keluhan 2 hari BAB cair 4×/hari, lendir +, badan panas, perut

kembung . Diagnosa : GE. Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (26 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 9,3 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,84 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 11,8 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 37,2 % 36-44 %

MCV 76,9 fL ↓ 81-99 fL

MCH 24,4 fL ↓ 27-31fL

MCHC 31,7 pg ↓ 33-37 pg

PLT 393 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 39,5 fL 35-47 fL

Darah Lengkap (26 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

PDW 8,9 fL ↓ 9-13 fL

MPV 7,8 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 10,9 % ↓ 15-25 %

LYM% 55,9 % ↑ 19-48 %

LYM# 5,2 × 103/µL ↑ 1-3,7 × 103/µL

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

26 Nov

14.00 37,2°C

17.00 38°C

18.00 1×

21.00 37°C

27 Nov

01.00 37,4°C

05.30 36°C

07.00 37,2°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

26 Nov 27 Nov

RL® √ √

Dioctahedral

smectite 3 × 1/3 sach √ (1×) √ (1×)

Lacto-B® 2 × 1 sach √ (1×) √ (1×)

k/p

Domperidon 3 × 0,6 ml √ (1×)

Assessment

1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × 1/3 sach untuk memperbaiki konsistensi feses pasien dan mengurangi

frekuensi BAB pasien sudah tepat.

3. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

Plan Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

Page 94: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

70

Pasien 11. No. RM : 152451 (8 Maret 2008-12 Maret 2008)

Subjective

An. laki-laki; usia 2 tahun; berat badan 11 kg; dengan keluhan kejang, diare 4×, panas. Diagnosa : GE dan konvulsi.

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Depok, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (8 Mar)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 7,8 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,56 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 8,2 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 28,6 % ↓ 36-44 %

MCV 62,7 fL ↓ 80-94 fL

MCH 18,0 fL ↓ 27-31fL

MCHC 28,7 pg ↓ 33-37 pg

PLT 162 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 37,7 fL 35-45 fL

PDW 14,2 fL ↑ 9-13 fL

MPV 9,1 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 22,9 % 15-25 %

LYM% 31,5 % 19-48 %

MXD% 9,6 % ↑ 0-8 %

NEUT% 58,9 % 40-74 %

LYM# 2,5 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,7 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 4,6 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (8 Mar)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna coklat coklat

Lendir + -

Mikroskopis

Lekosit ++ -

Eritrosit + -

Amoeba hystolitica cyste + -

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

8 Mar

04.00 39,4°C

08.00 39,1°C

11.00 38,7°C 5×

14.00 37,8°C

18.00 3×

21.00 38°C

9 Mar

05.00 38,4°C 2×

07.00 38,2°C

11.00 37,4°C

12.00 3×

14.00 37°C

17.00 36,6°C

18.00 2× cair

21.00 37,2°C

00.00 38,4°C

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

10 Mar

05.00 36,6°C 2×

08.00 36,3°C

11.00 37°C 2× +

13.30 38°C

17.00 2×

23.00 39°C

11 Mar

05.00 3×

07.00 36°C

11.00 35,9°C

17.00 36,4°C

18.00 2×

12 Mar

05.00 36°C 1×

07.00 36°C

11.00 37,5°C

12.00 1× 1×

13.00 37°C

Page 95: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

71

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

8 Mar 9 Mar 10 Mar 11 Mar 12 Mar

RL® √

KA-EN 3A® √ √ √ √ √

Diazepam ¼ amp 23.00

Metamizole-Na ¼ amp 23.00

Parasetamol 3 × 1 sdt √ √ (4×) √ √ (2×) √ (1×)

Lacto-B® 2 × ½ sach √ √ √ √ √ (1×)

Diazepam 5 mg IGD (03.30)

Metronidazol 3 × 1 sdt √ (1×) √ √ √ √ (2×)

Kaolin-pektin 3 × 1 sdt √ (2×) √ (2×)

Assessment

1. Pemberian cairan intravena RL® dan KA-EN 3A® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × ½ sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Terapi antiprotozoa metronidazol yang diberikan sudah tepat untuk mengatasi diare yang disebabkan oleh Amoeba

hystolitica. Dosis yang diberikan juga sudah tepat (35-50 mg/kgBB/hari tiap 8 jam), yaitu 5,13 ml-7,33 ml≈1 sdt.

4. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk mengurangi frekuensi BAB. DTP : pemakaian obat yang

tidak efektif.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Berdasarkan Dhawan (2008), terapi untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica adalah dengan

pemberian antiprotozoa metronidazol selama 10 hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian paromomisin sulfat

25-35 mg/kgBB/hari tiap 8 jam selama 7 hari.

3. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

Pasien 12. No. RM : 146256 (16 Agustus 2007-19 Agustus 2007)

Subjective

An. laki-laki; usia 1 tahun; berat badan 9 kg; dengan keluhan 3 hari panas, sejak tadi malam BAB cair 3×, 38,8°C.

Diagnosa : GE. Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (16 Agt)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 5,6 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,20 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 8,6 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 31,5 % ↓ 36-44 %

MCV 60,6 fL ↓ 80-94 fL

MCH 16,5 fL ↓ 27-31fL

MCHC 27,3 pg ↓ 33-37 pg

PLT 329 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 39,4 fL 35-45 fL

LYM% 47,3 % 19-48 %

Darah Lengkap (16 Agt)

MXD% 12,5 % ↑ 0-8 %

NEUT% 40,2 % 40-74 %

LYM# 2,6 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,7 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 2,3 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (16 Agt)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna kuning coklat

Pencernaan

Lemak + -

Page 96: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

72

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

16 Agt

12.00 38,8°C

12.30 1× cair

14.00 39°C

16.00 36,5°C

18.00 36,5°C 10× cair

17 Agt

05.00 37,2°C 2×

07.00 36°C

14.00 36,2°C

18.00 36°C 5×

Tgl Jam Suhu BAB

18 Agt

05.00 1×

07.00 37°C

11.00 36,5°C

12.00 3× cair

14.00 37°C

18.00 36°C

19 Agt

05.00 36°C 1×

07.00 36°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

16 Agt 17 Agt 18 Agt 19 Agt

RL® √ √ √ √

Parasetamol 3 × ¾ sdt IGD (11.30), √ (1×) √ (1×) √ (1×)

Metoklopramida-HCl 3 × 9 tts IGD (11.30), √ (1×) √ (1×)

Lacto-B® 3 × ½ sach √ (2×) √ √ √ (1×)

Dioctahedral smectite 3 × 1/3 sach √ (2×) √ √ (1×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® dan KA-EN 3A® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 3 × ½ sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × 1/3 sach untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi

frekuensi BAB pasien sudah tepat.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya

gangguan malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui

apakah pasien mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk

mengatasi hal ini. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien

mengalami steatorrhea.

Page 97: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

73

Pasien 13. No. MR : 129578 (28 Oktober 2007-31 Oktober 2007)

Subjective

An. laki-laki; usia 4 tahun; berat badan 13 kg; dengan keluhan diare >10×. Diagnosa : GE. Outcome : membaik.

Tempat tinggal : Gantiwarno, Jawa tengah.

Objective

Darah Lengkap (28 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 15,6 × 103/µL ↑ 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,31 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 10,4 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 32,7 % ↓ 36-44 %

MCV 75,9 fL ↓ 80-94 fL

MCH 24,1 fL ↓ 27-31fL

MCHC 31,8 pg ↓ 33-37 pg

PLT 410 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 40,9 fL 35-45 fL

PDW 10,1 fL 9-13 fL

MPV 8,3 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 12,4 % ↓ 15-25 %

LYM% 5,1 % ↓ 19-48 %

MXD% 8,0 % 0-8 %

NEUT% 86,9 % ↑ 40-74 %

LYM# 0,8 × 103/µL ↓ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,2 × 103/µL ↑ 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 13,6 × 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (28 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna putih kehijauan coklat

Lendir + -

Mikroskopis

Lekosit + -

Amoeba hystolitica cyste + -

Mikroskopis

Lemak + -

Elektrolit (28 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,3 mmol/L ↓ 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 137 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 110 mmol/L 97-111 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

28 Okt

14.00 36,6°C

18.00 1×

21.00 38,5°C

29 Okt

02.31 38°C

05.00 39,3°C

07.00 37,9°C

11.00 38°C

14.00 38,7°C

17.00 37,5°C

21.00 38°C

Tgl Jam Suhu BAB

30 Okt

02.00 2×

05.00 37,5°C

07.00 36,4°C 1×

14.00 36,5°C

17.00 35,5°C

31 Okt

05.00 36°C

07.00 36°C

Page 98: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

74

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

28 Okt 29 Okt 30 Okt 31 Okt

NS® √

KA-EN 3B® √ √ √ √

Metamizole Na ½ amp IGD (13.35)

Metoklopramida-HCl ½ amp IGD (13.35)

Kotrimoksazol 2 × 1 sdt √ (1×) √ √ √ (1×)

Lacto-B® 2 × 1 sach √ (1×) √ √ √ (1×)

Dioctahedral smectite 3 × ½ sach √ (1×) √ √ √ (1×)

k/p Parasetamol 3 × 1¼ sdt √ (1×) √ (4×) √

Metronidazol 3 × 1½ sdt √ (1×) √ √ √ (1×)

Ambroxol-HCl 3 × ½ sdt √ (2×) √ √ (1×)

Kalium L-aspartat 1 × ¼ tab √ √

Assessment 1. Pemberian cairan intravena NS® dan KA-EN 3B® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian terapi antibiotik kotrimoksazol yang diberikan tidak tepat karena diare akut pada pasien disebabkan oleh

Amoeba hystolitica. DTP : tidak butuh obat.

3. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

4. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × ½ sach untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi

BAB pasien sudah tepat.

5. Terapi antiprotozoa metronidazol yang diberikan sudah tepat untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba

hystolitica. Dosis yang diberikan juga sudah tepat (35-50 mg/kgBB/hari tiap 8 jam), yaitu 6,07 ml-8,67 ml≈1½ sdt.

6. Pemberian kalium L-aspartat 1 × ¼ tab kepada pasien sudah tepat karena hasil laboratorium elektrolit kalium pasien

mengalami penurunan.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Terapi antibiotik kotrimoksazol dihentikan.

3. Berdasarkan Dhawan (2008), terapi untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica adalah dengan

pemberian antiprotozoa metronidazol selama 10 hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian paromomisin sulfat

25-35 mg/kgBB/hari tiap 8 jam selama 7 hari.

4. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya

gangguan malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui

apakah pasien mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk

mengatasi hal ini. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien

mengalami steatorrhea.

Page 99: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

75

Pasien 14. No. RM : 153451 (13 April 2008-15 April 2008)

Subjective

An. laki-laki; usia 1 tahun; berat badan 11 kg; dengan keluhan tadi malam muntah ±10×, BAB cair 1×, badan hangat (37°C). Diagnosa : GE

dan vomitus. Outcome : membaik. Tempat tinggal : Prambanan, Jawa Tengah.

Objective

Darah Lengkap (13 Apr)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 18,9 × 103/µL ↑ 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,19 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 11,1 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 34,8 % ↓ 36-44 %

MCV 67,1 fL ↓ 80-94 fL

MCH 21,4 fL ↓ 27-31fL

MCHC 31,9 pg ↓ 33-37 pg

PLT 595 × 103/µL ↑ 150-450 × 103/µL

RDW 38,1 fL 35-45 fL

PDW 9,9 fL 9-13 fL

MPV 8,2 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 14,0 % ↓ 15-25 %

LYM% 23,4 % 19-48 %

MXD% 5,8 % 0-8 %

NEUT% 70,8 % 40-74 %

LYM# 4,4 × 103/µL ↑ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,1 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 13,4 × 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (13 Apr)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna kuning coklat

Lendir + -

Mikroskopis

Lekosit + -

Amoeba hystolitica cyste + -

Pencernaan

Lemak + -

Elektrolit (13 Apr)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 4,5 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 139 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 101 mmol/L 97-111 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

13 Apr

10.30 37°C

11.00 37,8°C

14.40 37,3°C 2× 1×

14 Apr

04.00 1× banyak

05.00 38°C 1×

07.00 38°C

11.00 37,5°C

14.00 37,2°C

17.00 37,2°C 7×

15 Apr

07.00 36°C

12.00 1×

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

13 Apr 14 Apr

15

Apr

RL® √ √ √

Metoklopramida-

HCl

2 × 1/5

amp

14.40,

20.00

04.00,

20.00

Lacto-B® 3 × 1 sach √ (1×) √ √ (1×)

k/p Parasetamol 1 sdt √ (1×) √ (2 ×) √ (1×)

Metronidazol 3 × 1 sdt √ (1×) √ √ (2×)

Kaolin-pektin 3 × 1 sdt √ (1×) √ (2×)

Assessment

1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif). 2. Pemberian antidiare Lacto-B® 3 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Terapi antiprotozoa metronidazol yang diberikan sudah tepat untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica. Dosis yang

diberikan juga sudah tepat (35-50 mg/kgBB/hari tiap 8 jam), yaitu 5,13 ml-7,33 ml≈1 sdt-1½ sdt. 4. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk mengurangi frekuensi BAB. DTP : pemakaian obat yang tidak efektif.

Plan

1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO). 2. Berdasarkan Dhawan (2008), terapi untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica adalah dengan pemberian antiprotozoa

metronidazol selama 10 hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian paromomisin sulfat 25-35 mg/kgBB/hari tiap 8 jam selama 7

hari. 3. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

4. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan malabsorpsi.

Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien mengalami steatorrhea

(ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan uji

kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Page 100: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

76

Pasien 15. No. RM : 130431 (9 Juni 2008-11 Juni 2008)

Subjective

An. laki-laki; usia 5 tahun; berat badan 15 kg; dengan keluhan BAB cair >10×. Diagnosa : GE. Outcome : membaik.

Tempat tinggal : Prambanan, Jawa Tengah.

Objective

Darah Lengkap (9 Jun)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 21,8 × 103/µL ↑ 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,34 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 14,0 g/dL 12-14 g/dL

HCT 43,5 % 36-44 %

MCV 81,5 fL 80-94 fL

MCH 26,2 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,2 pg ↓ 33-37 pg

PLT 512 × 103/µL ↑ 150-450 × 103/µL

RDW 45,0 fL 35-45 fL

PDW 8,8 fL ↓ 9-13 fL

MPV 7,5 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 9,0 % ↓ 15-25 %

LYM% 15,8 % ↓ 19-48 %

MXD% 6,6 % 0-8 %

NEUT% 77,6 % ↑ 40-74 %

LYM# 3,4 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,4 × 103/µL ↑ 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 17,0 × 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (9 Jun)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna putih coklat coklat

Lendir + -

Mikroskopis

Lekosit ++ -

Amoeba hystolitica cyste + -

Elektrolit (9 Jun)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 4,2 mmol/L 3,6-5,2 mmol/L

Natrium 137 mmol/L ↓ 140-148 mmol/L

Chlorida 94 mmol/L ↓ 100-108 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

9 Jun

07.00 36,6°C

12.00 36,8°C 1×

17.00 36,8°C

10 Jun

05.30 36,6°C

07.00 37°C

11.00 37°C

14.00 36,5°C

11 Jun

07.00 36°C

13.30 37°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

9 Jun 10 Jun 11 Jun

RL® √ √ √

Metoklopramida-

HCl ¼ amp IGD (06.15)

Kaolin-pektin 3 × 1 sdt √ (1×) √ √

Kotrimoksazol 3 × 1 sdt √ (1×)

Domperidon 3 × ½ sdt √ √ (2×)

Lacto-B® 3 × 1 sach √ (1×) √ √ (2×)

Metronidazol 3 × 1½ sdt √ √

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk memperbaiki konsistensi feses. DTP : pemakaian obat tidak

efektif.

3. Penghentian pemberian antibiotik kotrimoksazol sudah tepat.

4. Pemberian antidiare Lacto-B® 3 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

5. Terapi antiprotozoa metronidazol yang diberikan sudah tepat untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba

hystolitica. Dosis yang diberikan juga sudah tepat (35-50 mg/kgBB/hari tiap 8 jam), yaitu 7 ml-10 ml≈1½ sdt-2 sdt.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

3. Berdasarkan Dhawan (2008), terapi untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica adalah dengan

pemberian antiprotozoa metronidazol selama 10 hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian paromomisin sulfat 25-

35 mg/kgBB/hari tiap 8 jam selama 7 hari.

Page 101: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

77

Pasien 16. No. RM : 145933 (4 Agustus 2007-7 Agustus 2007)

Subjective

An. laki-laki; usia 2 tahun; berat badan 11 kg; dengan keluhan muntah >10×, diare >10×, 36°C. Diagnosa : GE.

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (4 Agt)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 16,0 × 103/µL ↑ 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,63 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,1 g/dL 12-14 g/dL

HCT 36,7 % 36-44 %

MCV 79,3 fL ↓ 80-94 fL

MCH 26,1 fL ↓ 27-31fL

MCHC 33,0 pg 33-37 pg

PLT 417 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 38,3 fL 35-45 fL

PDW 11,5 fL 9-13 fL

MPV 9,0 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 18,7 % 15-25 %

LYM% 19,8 % 19-48 %

MXD% 4,5 % 0-8 %

Darah Lengkap (4 Agt)

NEUT% 75,7 % ↑ 40-74 %

LYM# 3,2 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,7 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 12,1 × 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (5 Agt)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna coklat muda coklat

Lendir + -

Mikroskopis

Lekosit + -

Pencernaan

Lemak + -

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

4 Agt 21.30 36°C

5 Agt

05.30 37°C 4× 4×

07.00 36°C

09.30 5×

11.00 37,5°C

12.00 3×

14.00 37°C

18.00 3×

6 Agt

05.00 37,5°C 3×

07.00 37°C

11.00 37°C

12.00 4× 2×

13.30 36°C

17.00 36,2°C

18.00 1×

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

7 Agt

02.00 1×

05.00 1×

07.00 36°C 1×

10.45 36,9°C

14.00 36°C

Page 102: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

78

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

04 Agt 05 Agt 06 Agt 07 Agt

RL® √ √ √ √

Metoklopramida-HCl ¼ amp 21.30 12.00 11.00

Farmacrol Forte® ½ sdt 21.30

Lacto-B® 1 sach √

Kaolin-pektin 3 × 1 sdt √ (2×) √ √ (2×)

Domperidon 3 × 1 sdt √ (1×) √ √ (2×)

Kotrimoksazol 2 × 1 sdt √ √ √ (1×)

k/p Parasetamol 1 sdt √ √

Plantacid® ½ sdt √ √

Dioctahedral smectite 3 × ½ sach √ (2×) √ (2×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk mengurangi frekuensi BAB. DTP : pemakaian obat yang tidak

efektif.

4. Pemberian terapi antibiotik kotrimoksazol sudah tepat karena diduga penyebab diare akut pada pasien disebabkan oleh

bakteri Shigella karena ditemukannya gejala klinis adanya lendir pada feses. Selain itu, nilai WBC dan neutrofil pasien

meningkat serta ditemukan adanya leukosit pada feses. Dosis yang diberikan juga sudah tepat (trimetoprim : 8

mg/kg/hari tiap 12 jam dan sulfametoksazol : 40 mg/kg/hari tiap 12 jam) yaitu 5,5 ml ≈ 1 sdt.

5. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × ½ sach sudah tepat dan sebaiknya dioctahedral smectite diberikan pada

awal terapi untuk mengurangi frekuensi BAB.

Plan

1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan karena tidak ada bukti klinis yang menunjukkan bahwa agen ini

dapat mengurangi durasi diare, frekuensi BAB, atau hilangnya cairan melalui feses.

3. Berdasarkan Anonim (2007 a), terapi antibiotik kotrimoksazol untuk pengobatan Shigellosis diberikan selama 5 hari.

4. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini.

Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami

steatorrhea.

Page 103: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

79

Pasien 17. No. RM : 127751 (26 Desember 2007-27 Desember 2007)

Subjective

An. perempuan; usia 2 tahun; berat badan 10 kg; dengan keluhan mulai semalam muntah 8×, diare 4× cair. Diagnosa : GE

(GEDS). Outcome : membaik. Tempat tinggal : Berbah, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (26 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 8,3 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,31 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 11,1 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 34,7 % ↓ 36-44 %

MCV 80,5 fL ↓ 80-94 fL

MCH 25,8 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,0 pg ↓ 33-37 pg

PLT 188 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 40,7 fL 35-45 fL

PDW 10,2 fL 9-13 fL

MPV 8,6 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 15,5 % 15-25 %

LYM% 13,2 % ↓ 19-48 %

MXD% 3,9 % 0-8 %

NEUT% 82,9 % ↑ 40-74 %

LYM# 1,1 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,3 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 6,9 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (26 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna coklat coklat

Pencernaan

Lemak + -

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

26 Des 12.30 37,2°C

27 Des

05.00 36,2°C 4×

07.00 36°C

11.00 36,6°C

12.00 1×

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

26 Des 27 Des

RL® √ √

Lacto-B® 3 × 1 sach √ (2×) √ (2×)

Dioctahedral

smectite 3 × ½ sach √ (2×) √ (2×)

Oralit® 5 sach

Assessment 1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya

dehidrasi (maintenance).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 3 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × ½ sach sudah tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan

mengurangi frekuensi BAB.

4. Pemberian Oralit® sebagai pengobatan dehidrasi awal sudah tepat.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini.

Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami

steatorrhea.

Page 104: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

80

Pasien 18. No. RM : 138207 (27 Desember 2007-30 Desember 2007)

Subjective An. laki-laki; usia 1 tahun; berat badan 7,5 kg; dengan keluhan diare cair selama 4 hari, mulai tadi pagi muntah.

Diagnosa : GE. Outcome : membaik. Tempat tinggal : Pakem, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (27 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 13,6 × 103/µL ↑ 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,25 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 11,9 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 37,0 % 36-44 %

MCV 70,5 fL ↓ 80-94 fL

MCH 22,7 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,2 pg ↓ 33-37 pg

PLT 246 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 38,8 fL 35-45 fL

PDW 11,9 fL 9-13 fL

MPV 9,1 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 20,8 % 15-25 %

LYM% 47,4 % 19-48 %

MXD% 7,0 % 0-8 %

NEUT% 45,6 % 40-74 %

LYM# 6,4 × 103/µL ↑ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,0 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 6,2 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (27 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna kuning coklat

Mikroskopis

Lekosit + -

Pencernaan

Lemak + -

Elektrolit (27 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 4,3 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 140 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 110 mmol/L 97-111 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

27 Des

16.30 36,5°C

17.00 37°C

18.00 2×

28 Des

05.00 37,5°C 3×

07.00 36°C

11.00 38°C

12.00 5×

14.00 37°C

17.00 36°C

18.00 6× 1×

21.00 36°C

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

29 Des

05.00 37°C 4×

07.00 36°C

12.00 37,2°C 6×

14.00 36°C

17.00 37,9°C

18.00 3× lembek

30 Des

05.00 5×

07.00 37°C

Page 105: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

81

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

27 Des 28 Des 29 Des 30 Des

RL® √ √ √ √

Metoklopramida-HCl 1 1/5 mg IGD (15.30)

k/p Parasetamol 3 × 1 sdt √ √ √ (2×)

Lacto-B® 2 × 1 sach √ (1×) √ √ √ (1×)

Dioctahedral smectite 3 × ½ sach √ (1×) √ √ √ (2×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × ½ sach sudah tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan

mengurangi frekuensi BAB.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini.

Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami

steatorrhea.

Pasien 19. No. RM : 133711 (24 Januari 2008-26 Januari 2008)

Subjective An. laki-laki; usia 2 tahun; berat badan 10 kg; dengan keluhan BAB cair 6×. Diagnosa : GE. Outcome : membaik.

Tempat tinggal : Piyungan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (24 Jan)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 8,3 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,89 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,0 g/dL 12-14 g/dL

HCT 37,2 % 36-44 %

MCV 76,1 fL ↓ 80-94 fL

MCH 24,5 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,3 pg ↓ 33-37 pg

PLT 334 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 39,4 fL 35-45 fL

PDW 9,4 fL 9-13 fL

MPV 8,9 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 17,9 % 15-25 %

LYM% 35,9 % 19-48 %

MXD% 15,9 % ↑ 0-8 %

NEUT% 48,2 % 40-74 %

LYM# 3,0 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,3 × 103/µL ↑ 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 4,0 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (24 Jan)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna kuning coklat

Lendir + -

Mikroskopis

Lekosit ++ -

Eritrosit + -

Amoeba coli cyste +

Pencernaan

Serat otot + -

Elektrolit (24 Jan)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,4 mmol/L ↓ 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 134 mmol/L ↓ 136-145 mmol/L

Chlorida 104 mmol/L 97-111 mmol/L

Page 106: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

82

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

24 Jan

02.30 1×

05.00 37°C

07.00 36°C

11.00 36,5°C

12.00 2×

14.00 36°C

17.00 37,1°C

18.00 3×

Tgl Jam Suhu BAB

25 Jan

05.00 2×

07.00 37°C

12.00 36°C 1× lembek

14.00 37°C

17.00 37°C

18.00 2×

26 Jan

05.00 36,2°C 3×

07.00 36,8°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

24 Jan 25 Jan 26 Jan

RL® √ √

Infus metronidazol 3 × 125 mg

08.00,

16.00, 00.00

08.00,

16.00, 00.00

Metronidazol 3 × 1 sdt √ (2×)

Lacto-B® 3 × 1 sach √ √ √ (2×)

Kaolin-pektin 4 × 1 sdt √ (3×) √ (3×) √ (2×)

Parasetamol 3 × 1 sdt √ √ √ (2×)

Hiosin N-butilbromida 3 × 1/5 tab √ (2×) √ (2×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian terapi infus metronidazol 3 × 125 mg tidak diperlukan karena dari hasil feses routine diketahui penyebab

diare adalah Amoeba coli yang bersifat nonpatogenik. DTP : tidak butuh obat.

3. Pemberian terapi antiprotozoa sirup metronidazol 3 × 1 sdt tidak diperlukan karena dari hasil feses routine diketahui

penyebab diare adalah Amoeba coli yang bersifat nonpatogenik. DTP : tidak butuh obat.

4. Pemberian antidiare Lacto-B® 3 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

5. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi BAB.

DTP : pemakaian obat tidak efektif.

6. Pemberian antispasmodik hiosin N-butilbromida sudah tepat untuk mengatasi kram abdomen yang menyertai diare,

tetapi tidak boleh digunakan sebagai pengobatan utama karena dapat menimbulkan efek samping yang menyulitkan

pada anak-anak (IONI, 2000).

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Terapi antiprotozoa infus metronidazol tidak diberikan.

3. Terapi antiprotozoa sirup metronidazol dihentikan.

4. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

Page 107: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

83

Pasien 20. No. RM : 149681 (11 Desember 2007-15 Desember 2007)

Subjective An. perempuan; usia 1 tahun; berat badan 7,5 kg; dengan keluhan GE dan vomitus sejak 4 hari yang lalu, sering muntah dan

mencret 3-4 ×/hari (pasien kiriman dari Balai Pengobatan Rumah Bersalin Sayang Keluarga). Diagnosa : GE dan vomitus.

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (11 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 14,1 × 103/µL ↑ 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,64 × 103/µL ↑ 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 11,8 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 39,4 % 36-44 %

MCV 69,9 fL ↓ 80-94 fL

MCH 20,9 fL ↓ 27-31fL

MCHC 29,9 pg ↓ 33-37 pg

PLT 473 × 103/µL ↑ 150-450 × 103/µL

RDW 41,1 fL 35-45 fL

PDW 10,1 fL 9-13 fL

MPV 8,1 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 13,7 % ↓ 15-25 %

LYM% 39,1 % 19-48 %

MXD% 7,9 % 0-8 %

NEUT% 53,0 % 40-74 %

LYM# 5,5 × 103/µL ↑ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,1 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 7,5 × 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Elektrolit (11 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 2,6 mmol/L ↓ 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 134 mmol/L ↓ 136-145 mmol/L

Chlorida 102 mmol/L 97-111 mmol/L

Faeces Routine (12 Des/13 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair/agak cair keras/lembek

Warna kuning/kuning coklat

Pencernaan

Lemak +/+ -

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

11 Des 22.00 37,3°C

12 Des

05.00 37,8°C 1×

07.00 37,5°C

11.00 37,8°C

12.25 3×

14.00 37,5°C

18.00 37°C 2× +

21.00 36,1°C

13 Des

05.00 1×

07.00 37,8°C

11.00 36,5°C

12.00 2×

14.00 37°C

17.00 36,8°C

18.00 1× +

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

14 Des

05.00 2×

07.00 36°C

11.00 36,7°C

12.00 5×

14.00 36,8°C

17.00 36,5°C

15 Des

05.00 2×

07.00 36,5°C

11.00 36,6°C

12.00 2×

Page 108: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

84

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

11 Des 12 Des 13 Des 14 Des 15 Des

RL® √ √ √ √ √

Metoklopramida-HCl 8 tts IGD (21.35)

Oralit® 5 sach

Lacto-B® 2 × 1 sach √ (1×) √ √ √

Kaolin-pektin 2 × 1 sdt √ (1×) √ √

k/p Parasetamol 3 × ½ sdt √ (1×) √ √ √ (1×)

Kotrimoksazol 2 × ½ sdt √ (1×) √

Assessment 1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian Oralit® sebagai pencegahan dehidrasi awal sudah tepat.

3. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

4. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi BAB.

DTP : pemakaian obat yang tidak efektif.

5. Terapi antibiotik kotrimoksazol yang diberikan sudah tepat. Kemungkinan kotrimoksazol diberikan karena diduga

penyebab diare akut pada pasien disebabkan oleh bakteri Shigella (nilai WBC dan neutrofil pasien meningkat).

6. Dosis antibiotik kotrimoksazol yang diberikan kurang (trimetoprim : 8 mg/kg/hari tiap 12 jam dan sulfametoksazol : 40

mg/kg/hari tiap 12 jam) yaitu 3,75 ml = ¾ sdt. DTP : dosis terlalu rendah.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

3. Tingkatkan dosis pemberian antibiotik kotrimoksazol menjadi 2 × ¾ sdt dan diberikan selama 5 hari untuk pengobatan

Shigellosis (Anonim, 2007 a).

4. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Pasien 21. No. RM : 149181 (26 November 2007-29 November 2007)

Subjective

An. laki-laki; usia 1 tahun; berat badan 10,7 kg; dengan keluhan BAB cair ±5×/hari, muntah 3×/hari. Diagnosa : GE

(GEDR). Outcome : membaik. Tempat tinggal : Depok, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (26 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 11,1 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,45 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,2 g/dL 12-14 g/dL

HCT 39,5 % 36-44 %

MCV 72,5 fL ↓ 80-94 fL

MCH 22,4 fL ↓ 27-31fL

MCHC 30,9 pg ↓ 33-37 pg

PLT 450 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 38,4 fL 35-45 fL

PDW 9,5 fL 9-13 fL

MPV 8,1 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 12,4 % ↓ 15-25 %

LYM% 47,0 % 19-48 %

MXD% 10,1 % ↑ 0-8 %

NEUT% 42,9 % 40-74 %

LYM# 5,2 × 103/µL ↑ 1-3,7 × 103/µL

Darah Lengkap (26 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

MXD# 1,1 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 4,8 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Elektrolit (26 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 4,3 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 139 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 109 mmol/L 97-111 mmol/L

Faeces Routine (27 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna kuning coklat

Pencernaan

Lemak + -

Page 109: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

85

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

26 Nov 23.00 38,3°C

27 Nov

05.00 36,5°C 1×

07.00 37°C 3×

11.00 36,2°C

17.14 36°C

18.00 36,2°C 4×

21.00 37°C

00.00 1×

Tgl Jam Suhu BAB

28 Nov

05.00 36,3°C 3×

07.00 36°C

11.00 37°C

12.00 3×

14.00 35,6°C

17.00 35,8°C

18.00 1×

29 Nov

05.00 36,8°C 2×

07.00 36°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

26 Nov 27 Nov 28 Nov 29 Nov

RL® √ √ √ √

Parasetamol 3 × 1 sdt 23.00 √ (2×) √ (2×)

Kotrimoksazol 2 × 1 sdt √ √ √ (1×)

Lacto-B® 2 × 1 sach √ √ √ (1×)

Dioctahedral smectite 3 × 1/3 sach √ (2×) √ √ (2×)

Koenzim B12 3000 mcg 2 × 1

√ √ √ (1×)

Siproheptadin HCl 1/3 tab √ √ √ (1×)

Biostrum® 1 × 1 sdt √ (1×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya

dehidrasi (maintenance).

2. Terapi antibiotik kotrimoksazol yang diberikan tidak tepat karena kondisi pasien tidak memerlukan terapi tersebut. Nilai

WBC pasien normal dan hasil pemeriksaan feses routine tidak mengindikasikan pasien membutuhkan terapi antibiotik.

DTP : tidak butuh obat.

3. Pemberian antidiare Lacto-B® sudah tepat 2 × 1 sach untuk mengurangi durasi diare.

4. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × 1/3 sach untuk mengurangi frekuensi BAB sudah tepat.

5. Pemberian Biostrum® 1 × 1 sdt sudah tepat untuk mempercepat proses penyembuhan diare.

Plan

1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Terapi antibiotik kotrimoksazol dihentikan.

3. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Page 110: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

86

Pasien 22. No. RM : 123185 (6 Mei 2008-8 Mei 2008)

Subjective

An. perempuan; usia 2 tahun; berat badan 13 kg; dengan keluhan sejak kemarin pagi panas, siang harinya BAB cair ±5×,

muntah 3×. Diagnosa : GE (GEDS). Outcome : membaik. Tempat tinggal : Berbah, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (6 Mei)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 6,2 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,68 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,1 g/dL 12-14 g/dL

HCT 36,8 % 36-44 %

MCV 78,6 fL ↓ 81-99 fL

MCH 25,9 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,9 pg ↓ 33-37 pg

PLT 207 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 38,8 fL 35-47 fL

PDW 9,5 fL 9-13 fL

MPV 8,4 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 13,8 % ↓ 15-25 %

LYM% 24,0 % 19-48 %

MXD% 14,7 % ↑ 0-8 %

NEUT% 61,3 % 40-74 %

LYM# 1,5 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,9 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 3,8 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (6 Mei)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna coklat coklat

Lendir + -

Mikroskopis

Lekosit ++ -

Amoeba hystolitica cyste + -

Elektrolit (6 Mei)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,9 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 136 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 101 mmol/L 97-111 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

6 Mei

02.00 37°C

05.00 38,1°C 1×

07.00 38,2°C

11.00 37°C 3×

13.30 37,3°C

17.50 37,5°C

18.00 3×

Tgl Jam Suhu BAB

7 Mei

01.00 37,5°C

07.00 37°C

11.15 36,6°C

12.00

14.00 36°C

18.00 3× lembek

21.00 36,2°C

8 Mei 07.00 36,5°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

6 Mei 7 Mei 8 Mei

RL® √ √ √

Infus metronidazol 3 × 125 mg

08.00, 16.00,

00.00 16.00

Metoklopramida-HCl ¼ amp IGD (01.30)

Metoklopramida-HCl 3 × ½ sdt √ (2×) √ (2×) √ (1×)

Parasetamol 3 × 1 sdt √ (2×) √ (2×) √ (2×)

Metronidazol 3 × 1 sdt √ (2×) √ (1×) √ (1×)

Lacto-B® 3 × 1 sach √ (2×) √ (2×) √ (2×)

Page 111: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

87

Assessment 1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya

dehidrasi (maintenance).

2. Pemberian antiprotozoa metronidazol sudah tepat untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica. Terapi

antiprotozoa metronidazol yang diberikan kepada pasien adalah dalam bentuk sediaan infus dengan dosis 3 × 125 mg (7

Mei). Dosis pemberian metronidazol secara intravena adalah 15 mg/kgBB=195 mg (sebagai pengobatan awalnya), yang

diikuti dengan dosis pemeliharaan 7,5 mg/kgBB=97,5 mg diinfuskan > dari 1 jam tiap 6-8 jam, maksimum 2 g/hari

(Anderson, 2002). Selain itu, pada tanggal 7 Mei, pasien juga mendapat terapi metronidazol dalam bentuk sediaan sirup

dengan dosis 1 sdt = 125 mg. Jika diakumulasikan, dosis antiprotozoa metronidazol yang diberikan adalah 500 mg. Dosis

ini tidak melewati dosis maksimum 4g/hari sehingga terapi antiprotozoa metronidazol yang diberikan rasional.

3. Pemberian antidiare Lacto-B® 3 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Berdasarkan Dhawan (2008), terapi untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica adalah dengan pemberian

antiprotozoa metronidazol selama 10 hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian paromomisin sulfat 25-35

mg/kgBB/hari tiap 8 jam selama 7 hari.

Pasien 23. No. RM : 105260 (25 Maret 2008-27 Maret 2008)

Subjective

An. perempuan; usia 4 tahun; berat badan 16 kg; dengan keluhan perut mules, muntah, tidak mau makan, panas, lemas, 38°C.

Diagnosa : GE (GEDR). Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (25 Mar)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 15,6 × 103/µL ↑ 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,51 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 13,1 g/dL 12-14 g/dL

HCT 39,2 % 36-44 %

MCV 86,9 fL 80-94 fL

MCH 29,0 fL 27-31fL

MCHC 33,4 pg 33-37 pg

PLT 217 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 39,9 fL 35-45 fL

PDW 11,5 fL 9-13 fL

MPV 9,4 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 21,1 % 15-25 %

LYM% 12,0 % ↓ 19-48 %

MXD% 10,9 % ↑ 0-8 %

NEUT% 77,1 % ↑ 40-74 %

LYM# 1,9 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,7 × 103/µL ↑ 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 12,0 × 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (25 Mar)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna kuning coklat

Lendir + -

Mikroskopis

Lekosit ++ -

Eritrosit + -

Amoeba coli cyste + -

Elektrolit (25 Mar)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,5 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 135 mmol/L ↓ 136-145 mmol/L

Chlorida 101 mmol/L 97-111 mmol/L

Page 112: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

88

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Tanda Kardinal BAB

25 Mar

10.00

RR : 53×/menit;

Nadi : 130×/menit

12.00 38,3°C

13.30 36°C

17.15 35,8°C

18.00 5×

Tgl Jam Tanda Kardinal BAB

26 Mar

05.00 1×

07.00 36,3°C

11.15 36,9°C 1×

14.00 36,8°C

17.00 36°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

25 Mar 26 Mar 27 Mar

RL® √ √ √

Infus metronidazol 3 × 175 mg

08.00, 16.00,

00.00

08.00, 16.00,

00.00

Ranitidin 3 × ½ amp √ (2×) √ (2×)

Metoklopramida-HCl 3 × 1 sdt √ (2×) √ (2×) √ (1×)

Metronidazol 3 × 1½ sdt √ (1×)

Dioctahedral smectite 3 × 1 sach √ (2×) √ (2×)

Lacto-B® 2 × 1 sach √ √ √ (1×)

Parasetamol 3 × 1½ sdt √ (2×) √ (2×) √ (1×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya

dehidrasi (maintenance).

2. Pemberian terapi infus metronidazol 3 × 175 mg tidak diperlukan karena dari hasil feses routine diketahui penyebab diare

adalah Amoeba coli yang bersifat nonpatogenik. DTP : tidak butuh obat.

3. Pemberian terapi antiprotozoa metronidazol 3 × 1½ sdt tidak diperlukan karena dari hasil feses routine diketahui

penyebab diare adalah Amoeba coli yang bersifat nonpatogenik. DTP : tidak butuh obat.

4. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × 1 sach untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi

BAB sudah tepat.

5. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Terapi antiprotozoa infus metronidazol tidak diberikan.

3. Terapi antiprotozoa sirup metronidazol dihentikan.

Page 113: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

89

Pasien 24. No. MR : 083303 (19 Januari 2008-22 Januari 2008)

Subjective An. laki-laki; usia 7 tahun; berat badan 18 kg; dengan keluhan BAB cair berdarah dan berlendir, muntah-muntah.

Diagnosa : GE. Outcome : membaik. Tempat tinggal : Berbah, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (19 Jan)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 21,7 × 103/µL ↑ 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,40 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,4 g/dL 12-14 g/dL

HCT 37,8 % 36-44 %

MCV 70,0 fL ↓ 80-94 fL

MCH 23,0 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,8 pg ↓ 33-37 pg

PLT 251 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 35,2 fL 35-45 fL

PDW 13,0 fL 9-13 fL

MPV 9,3 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 22,9 % 15-25 %

LYM% 5,1 % ↓ 19-48 %

MXD% 5,5 % 0-8 %

NEUT% 89,4 % ↑ 40-74 %

LYM# 1,1 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,2 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 19,4 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Elektrolit (19 Jan)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 4,0 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 133 mmol/L ↓ 136-145 mmol/L

Chlorida 103 mmol/L 97-111 mmol/L

Faeces Routine (20 Jan)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna coklat coklat

Lendir ++ -

Mikroskopis

Lekosit + -

Eritrosit + -

Amoeba hystolitica cyste + -

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

19 Jan 22.45 39°C

20 Jan

05.00 38°C cair, lendir, ada darah

07.00 37°C

12.00 7× lendir, darah

14.00 36,5°C

18.00 37°C 8×

21.00 36°C

Tgl Jam Suhu BAB

21 Jan

05.00 36,7°C 7× lendir, darah

07.00 37°C

12.00 ±10×

13.30 36,8°C

21.00 36,8°C

22 Jan

03.30 1×

05.00 35,5°C

07.00 36,4°C

11.00 36°C

14.00 37°C

Page 114: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

90

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

19 Jan 20 Jan 21 Jan 22 Jan

RL® √ √ √ √

Metoklopramida-HCl 3 mg IGD

Infus metronidazol 3 × 150 mg

16.00,

00.00

08.00, 16.00,

00.00 08.00

Parasetamol 3 × 1½ sdt √ (1 ×) √

Metronidazol 3 × 1½ sdt √

Kaolin-pektin 3 × 1 sdt √ √ √ (2×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antiprotozoa metronidazol sudah tepat untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica. Pemberian

terapi antiprotozoa metronidazol yang diberikan kepada pasien dalam bentuk sediaan infus dengan dosis 3 × 150 mg dan

sirup metronidazol 3 × 1½ sdt sudah tepat. Dosis maksimum pemberian metronidazol secara intravena yaitu 2 g/hari

(Anderson, 2002).

3. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi BAB.

DTP : pemakaian obat yang tidak efektif.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Berdasarkan Dhawan (2008), terapi untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica adalah dengan pemberian

antiprotozoa metronidazol selama 10 hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian paromomisin sulfat 25-35

mg/kgBB/hari tiap 8 jam selama 7 hari.

3. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

Pasien 25. No. RM : 104578 (31 Agustus 2007-3 September 2007)

Subjective An. laki-laki; usia 4 tahun; berat badan 22 ½ kg; dengan keluhan sakit perut, mual, muntah, BAB 3× cair. Diagnosa : GE.

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (1 Sep)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 8,9 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,29 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,6 g/dL 12-14 g/dL

HCT 38,6 % 36-44 %

MCV 73,0 fL ↓ 80-94 fL

MCH 23,8 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,6 pg ↓ 33-37 pg

PLT 409 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 35,8 fL 35-45 fL

PDW 9,0 fL 9-13 fL

MPV 7,6 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 9,5 % ↓ 15-25 %

LYM% 18,2 % ↓ 19-48 %

MXD% 9,7 % ↑ 0-8 %

Darah Lengkap (1 Sep)

Parameter Hasil Nilai normal

NEUT% 72,1 % 40-74 %

LYM# 1,6 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,9 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 6,4 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (1 Sep)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna kuning kehijauan coklat

Pencernaan

Lemak + -

Page 115: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

91

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

1 Sep

01.15 37,9°C

05.00 37°C 3×

07.00 36,8°C

12.00 37,3°C

sedikit

dan

sering

14.00 37,4°C

18.00 37,8°C sering

Tgl Jam Suhu BAB

2 Sep

05.00 36,4°C 3×

07.00 35,6°C

10.50 36°C

12.00 4× sedikit

14.00 36,8°C

3 Sep 07.00 36°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

31 Agt 1 Sep 2 Sep 3 Sep

RL® √ √ √ √

Metoklopramida-HCl 1/3 amp IGD (00.15)

Lacto-B® 3 × 1 sach √ √ √ (2×)

Metoklopramida-HCl 3 × ¾ sdt √ (2×) √ (1×) √ (1×)

Metronidazol 3 × 2 sdt √ (2×) √ √ (2×)

Dioctahedral smectite 3 × ½ sach √ (2×) √ √ (2×)

Parasetamol 200 mg 3 × 1 √ (2×) √ (1×) √ (1×)

Fenobarbital 3 × 1

Assessment

1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 3 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Terapi antiprotozoa metronidazol yang diberikan tidak tepat karena kondisi pasien tidak memerlukan terapi tersebut. Nilai

WBC normal dan hasil pemeriksaan feses routine pasien tidak mengindikasikan pasien membutuhkan terapi antiprotozoa.

DTP : tidak butuh obat.

4. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × ½ sach untuk mengurangi frekuensi BAB sudah tepat.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Terapi antiprotozoa metronidazol dihentikan.

3. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Page 116: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

92

Pasien 26. No. MR : 136036 (29 April 2008-2 Mei 2008)

Subjective An. laki-laki; usia 2 tahun; berat badan 11 kg; dengan keluhan diare 8×. Diagnosa : GE (GEDR). Outcome : membaik.

Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (29 Apr)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 7,2 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,81 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,0 g/dL 12-14 g/dL

HCT 36,6 % 36-44 %

MCV 76,1 fL ↓ 80-94 fL

MCH 24,9 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,8 pg ↓ 33-37 pg

PLT 260 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 41,1 fL 35-45 fL

PDW 9,2 fL 9-13 fL

MPV 8,0 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 12,6 % ↓ 15-25 %

LYM% 39,6 % 19-48 %

MXD% 16,8 % ↑ 0-8 %

NEUT% 43,6 % 40-74 %

LYM# 2,9 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,2 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 3,1 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Elektrolit (29 Apr)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,6 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 134 mmol/L ↓ 136-145 mmol/L

Chlorida 103 mmol/L 97-111 mmol/L

Faeces Routine (30 Apr)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna kuning coklat

Radiologi (2 Mei)

Bronchitis hilus tak menonjol, besar cor normal

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

29 Apr

20.30 36,5°C

23.00 1×

30 Apr

07.00 36,4°C

11.00 36,6°C

15.00 36°C

17.00 37,6°C

18.00 1×

21.00 37,4°C

00.00 36,4°C

Tgl Jam Suhu BAB

1 Mei

05.00 37°C 2×

07.00 37,6°C

11.00 36°C

13.30 36,8°C

2 Mei 11.00 36,8°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

29 Apr 30 Apr 01 Mei 02 Mei

RL® √ √ √ √

Lacto-B® 2 × 1 sach √ √

Kaolin-pektin 3 × 1 sdt √ √ (1×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya

dehidrasi (maintenance).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi BAB.

DTP : pemakaian obat yang tidak efektif.

Plan

1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

Page 117: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

93

Pasien 27. No. MR : 149425 (4 Desember 2007-7 Desember 2007)

Subjective An. laki-laki; usia 1 tahun; berat badan 8,6 kg; dengan keluhan muntah-muntah dari kemarin sore, mulai tadi malam BAB 2×

cair, badan hangat. Diagnosa : diare dan vomitus. Outcome : membaik. Tempat tinggal : Ngemplak, Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (4 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 5,0 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,68 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 11,6 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 36,7 % 36-44 %

MCV 78,4 fL ↓ 80-94 fL

MCH 24,8 fL ↓ 27-31fL

MCHC 31,6 pg ↓ 33-37 pg

PLT 248 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 39,1 fL 35-45 fL

PDW 8,9 fL ↓ 9-13 fL

MPV 7,7 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 10,5 % ↓ 15-25 %

LYM% 28,5 % 19-48 %

MXD% 28,6 % 0-8 %

NEUT% 42,9 % 40-74 %

LYM# 1,4 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,4 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 2,2 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (4 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna kuning coklat

Pencernaan

Lemak + -

Elektrolit (4 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 4,0 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 135 mmol/L ↓ 136-145 mmol/L

Chlorida 106 mmol/L 97-111 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

4 Des

15.00 39,7°C

17.00 35,6°C

18.00 4× 1×

21.00 36°C

00.00 38,5°C 3×

5 Des

05.00 38,5°C

07.00 37,4°C +

11.00 36°C

12.00 8×

14.00 35,5°C

18.00 36,5°C 3×

Tgl Jam Suhu BAB

6 Des

05.00 36°C

7× sedikit-

sedikit

07.00 36°C

11.00 36°C

12.00

5× sedikit-

sedikit

14.00 36°C

18.00 36°C 4×

7 Des

05.00 3×

07.00 36°C

Page 118: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

94

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

04 Des 05 Des 06 Des 07 Des

RL® √ √ √

Metamizole Na 1/5 amp IGD (14.40)

Domperidon 3 × 1 sdt √ (1×) √ √ (2×)

Kotrimoksazol 2 × 1 sdt √ (1×) √ √ (1×) √ (1×)

Parasetamol 3 × ¾ sdt √ (1×) √ √ (1×)

Dioctahedral smectite 3 × 1 sach √ (1×) √ √ (2×) √ (1×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Terapi antibiotik kotrimoksazol yang diberikan tidak tepat karena kondisi pasien tidak memerlukan terapi tersebut. Nilai

WBC dan neutrofil normal serta hasil pemeriksaan feses routine pasien tidak mengindikasikan pasien membutuhkan

terapi antibiotik. DTP : tidak butuh obat.

3. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × 1 sach untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi

BAB sudah tepat.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Terapi antibiotik kotrimoksazol dihentikan.

3. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Pasien 28. No. MR : 147117 (1 Juni 2008-2 Juni 2008)

Subjective

An. perempuan; usia 1 tahun; berat badan 10 kg; dengan keluhan BAB cair >10×, muntah 5×. Diagnosa : GE (GEDR).

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (1 Jun)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 13,3 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,99 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,7 g/dL 12-14 g/dL

HCT 37,9 % 36-44 %

MCV 76,0 fL ↓ 80-94 fL

MCH 25,5 fL ↓ 27-31fL

MCHC 35,5 pg 33-37 pg

PLT 394 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 36,5 fL 35-45 fL

PDW 10,9 fL 9-13 fL

MPV 9,1 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 18,2 % 15-25 %

LYM% 52,2 % ↑ 19-48 %

MXD% 9,3 % ↑ 0-8 %

NEUT% 38,5 % ↓ 40-74 %

LYM# 6,9 × 103/µL ↑ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,2 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 5,2 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Elektrolit (1 Jun)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,8 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 142 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 106 mmol/L 97-111 mmol/L

Faeces Routine (2 Jun)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi sedikit lembek keras/lembek

Warna kuning coklat

Lendir + -

Mikroskopis

Lekosit + -

Pencernaan

Serat otot + -

Page 119: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

95

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

1 Jun

19.30 37°C

22.50 +

2 Jun

07.00 36,5°C

11.00 37°C 1× 1×

14.00 36,5°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

1 Jun 2 Jun

RL® √ √

Metoklopramida-

HCl ¼ amp

IGD

(18.40)

Diazepam 5 mg √ (1×)

Dioctahedral

smectite ¼ sach √ (1×)

Kaolin-pektin 3 × ½ sdt √ (2×)

Lacto-B® 3 × 1 sach √ (2×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya

dehidrasi (maintenance).

2. Pemberian antidiare dioctahedral smectite ¼ sach (1 Juni) untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi

BAB pasien sudah tepat.

3. Pemberian antidiare kaolin-pektin (2 Juni) kurang tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi

BAB. DTP : pemakaian obat yang tidak efektif.

4. Pemberian antidiare Lacto-B® 3 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

Plan

1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan, lanjutkan pemberian antidiare dioctahedral smectite.

Pasien 29. No. MR : 149661 (11 Desember 2007-12 Desember 2007)

Subjective An. laki-laki; usia 1 tahun; berat badan 10 kg; dengan keluhan diare. Diagnosa : GE. Outcome : membaik. Tempat tinggal :

Prambanan, Jawa Tengah.

Objective

Darah Lengkap (11 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 15,0 × 103/µL↑ 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,93 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 10,8 g/dL↓ 12-14 g/dL

HCT 33,7 %↓ 36-44 %

MCV 68,4 fL↓ 80-94 fL

MCH 21,9 fL↓ 27-31fL

MCHC 32,0 pg↓ 33-37 pg

PLT 175 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 36,7 fL 35-45 fL

PDW 11,6 fL 9-13 fL

MPV 9,2 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 20,5 % 15-25 %

LYM% 46,9 % 19-48 %

MXD% 15,4 %↑ 0-8 %

NEUT% 37,7 %↓ 40-74 %

LYM# 7,0 × 103/µL↑ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 2,3 × 103/µL↑ 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 5,7 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (11 Des/12 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek/ agak lembek keras/lembek

Warna kuning/coklat hijau coklat

Pencernaan

Lemak +/+ -

Elektrolit (11 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,3 mmol/L ↓ 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 136 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 111 mmol/L 97-111 mmol/L

Page 120: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

96

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

11 Des

12.30 39,4°C

14.00 38,5°C

17.00 36,5°C

18.00 1×

12 Des

05.00 1× lembek

07.00 37°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

11 Des 12 Des

RL® √ √

Lacto-B® 2 × 1 sach √ (1×) √ (1×)

k/p

Parasetamol 3 × 1 sdt √ (1×) √ (1×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena infus RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Pasien 30. No. MR : 100514 (24 Desember 2007-26 Desember 2007)

Subjective

An. laki-laki; usia 5 tahun; berat badan 22 kg; dengan keluhan mulai kemarin sering diare cair, muntah, panas, susah makan.

Diagnosa : GE (GEDS). Outcome : membaik. Tempat tinggal : Berbah, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (24 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 11,3 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,22 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 10,7 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 32,4 % ↓ 36-44 %

MCV 76,8 fL ↓ 80-94 fL

MCH 25,4 fL ↓ 27-31fL

MCHC 33 pg 33-37 pg

PLT 283 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 35,6 fL 35-45 fL

PDW 8,9 fL ↓ 9-13 fL

MPV 8,0 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 11,6 % ↓ 15-25 %

LYM% 32,8 % 19-48 %

MXD% 18,2 % ↑ 0-8 %

NEUT% 49,0 % 40-74 %

LYM# 3,7 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 2,1 × 103/µL ↑ 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 5,5 × 103/µL 1,5-7 × 10

3/µL

Elektrolit (24 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,2 mmol/L ↓ 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 139 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 108 mmol/L 97-111 mmol/L

Page 121: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

97

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu

24 Des

19.00 37°C

23.25 36,9°C

25 Des

05.00 36,6°C

07.00 36,3°C

11.00 36,8°C

14.00 36,5°C

16.30 36°C

21.00 36,3°C

26 Des

05.00 36°C

07.00 36,4°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

24 Des 25 Des 26 Des

RL® √ √

KA-EN 3A® √ √

Metamizole Na ½ amp.

IGD

(18.00)

Lacto-B® 3 × 1 sach √ (1× ) √ √ (1× )

Pektin-attapulgit 3 × 1 tab √ (1× ) √ (2× )

Metronidazol 3 × 1½ sdt √ (1× ) √ √ (1× )

Assessment

1. Pemberian cairan intravena infus RL® dan KA-EN 3A® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah

terjadinya dehidrasi (maintenance).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 3 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian antidiare pektin-attapulgit kurang tepat karena tidak efektif untuk memperbaiki konsistensi feses.

DTP : pemakaian obat yang tidak efektif.

4. Terapi antiprotozoa metronidazol yang diberikan tidak tepat karena kondisi pasien tidak memerlukan terapi tersebut. Nilai

WBC dan neutrofil pasien normal serta tidak ada pemeriksaan feses routine yang mengindikasikan pasien membutuhkan

terapi antiprotozoa. DTP : tidak butuh obat.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antidiare pektin-attapulgit sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

3. Terapi antiprotozoa metronidazol dihentikan.

Pasien 31. No. MR : 087625 (25 September 2007-28 September 2007)

Subjective

An. laki-laki; usia 7 tahun; berat badan 20 kg; dengan keluhan muntah 7×, BAB 3× cair. Diagnosa : GE.

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kemalang, Jawa Tengah.

Objective

Darah Lengkap (25 Sep)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 15,9 × 103/µL ↑ 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,19 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 13,9 g/dL 12-14 g/dL

HCT 41,9 % 36-44 %

MCV 80,7 fL 80-94 fL

MCH 26,8 fL ↓ 27-31fL

MCHC 33,2 pg 33-37 pg

PLT 335 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 39,1 fL 35-45 fL

PDW 10,2 fL 9-13 fL

MPV 8,5 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 14,8 % ↓ 15-25 %

LYM% 4,9 % ↓ 19-48 %

MXD% 3,6 % 0-8 %

Darah Lengkap (25 Sep)

Parameter Hasil Nilai normal

NEUT% 91,5 % ↑ 40-74 %

LYM# 0,8 × 103/µL ↓ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,6 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 14,5 × 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (26 Sep)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna putih kekuningan coklat

Mikroskopis

Lekosit + -

Page 122: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

98

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

25 Sep

14.00 36,8°C

18.00 37,5°C 2×

21.00 37,5°C 1×

26 Sep

05.00 38,4°C

07.00 36,5°C

10.15 39,9°C

13.00 38,3°C

13.30 38,5°C

17.30 38,5°C

18.00 1×

21.00 37,2°C

00.00 38°C

Tgl Jam Suhu BAB

27 Sep

05.00 37,1°C 2×

07.00 36°C

11.00 36,5°C

12.00 1× cair

14.00 37,1°C

17.00 37°C

28 Sep 05.00 36°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

25 Sep 26 Sep 27 Sep 28 Sep

KA-EN 3A® √ √ √ √

Metoklopramida-HCl 1/3 amp. IGD (13.15)

k/p Parasetamol 3 × 1½ sdt √ (2×) √ (4×) √ √ (1×)

Lacto-B® 3 × 1 sach √ (1×) √ √ √ (2×)

Kotrimoksazol 2 × 2 sdt √ (1×) √ (2×) √ (2×) √ (1×)

Domperidon 3 × 1½ sdt √ (2×) √ √ (1×)

Salbutamol sulfat, guaifenesin 3 × 1 sdt √ (2×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena KA-EN 3A® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 3 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Terapi antibiotik kotrimoksazol yang diberikan sudah tepat karena diduga penyebab diare akut pada pasien disebabkan

oleh bakteri Shigella karena ditemukan nilai WBC dan neutrofil pasien meningkat serta leukosit pada pemeriksaan feses

routine pasien. Dosis yang diberikan juga sudah tepat (trimetoprim : 8 mg/kg/hari tiap 12 jam dan sulfametoksazol : 40

mg/kg/hari tiap 12 jam) yaitu 10 ml ≈ 2 sdt.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari.

2. Berdasarkan Anonim (2007 a), terapi antibiotik kotrimoksazol untuk pengobatan Shigellosis diberikan selama 5 hari.

Page 123: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

99

Pasien 32. No. MR : 138581 (9 Maret 2008-12 Maret 2008)

Subjective An. laki-laki; usia 1 tahun; berat badan 9,5 kg; dengan keluhan diare, muntah. Diagnosa : GE (GEDS). Outcome : membaik.

Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (9 Mar)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 8,6 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,8 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,5 g/dL 12-14 g/dL

HCT 36,8 % 36-44 %

MCV 76,7 fL ↓ 80-94 fL

MCH 26,0 fL ↓ 27-31fL

MCHC 34,0 pg 33-37 pg

PLT 236 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 35,6 fL 35-45 fL

PDW 10,1 fL 9-13 fL

MPV 8,8 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 17,4 % 15-25 %

LYM% 13,5 % ↓ 19-48 %

MXD% 16,6 % ↑ 0-8 %

NEUT% 69,9 % 40-74 %

LYM# 1,2 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,4 × 103/µL ↑ 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 6,0 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (9 Mar)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi sedikit lembek keras/lembek

Warna coklat coklat

Pencernaan

Lemak + -

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

9 Mar

19.15 39°C

21.00 38,6°C 1× 1×

00.00 38,2°C

10 Mar

05.30 38°C 1×

08.00 38,5°C

11.00 37,8°C 3×

13.30 38°C

17.00 37,6°C 4×

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

11 Mar

01.00 38°C

06.00 6×

07.00 36°C

11.00 37,7°C

13.30 36,5°C

17.00 38°C

18.00 2×

21.00 38,6°C

12 Mar

05.00 38°C 1×

07.00 38°C

11.00 37°C

12.00 1×

13.40 37°C

Page 124: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

100

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

9 Mar 10 Mar 11 Mar 12 Mar

RL® √ √ √ √

Metoklopramida-

HCl 1/5 amp IGD

Metamizole Na 1/5 amp IGD

Lacto-B® 2 × 1 sach √ √ √ (1×)

Kaolin-pektin 3 × 1½ sdt √ √ √ (2×)

k/p Parasetamol 1 sdt √ (3×) √ (3×) √ (2×)

Assessment

1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya dehidrasi

(maintenance).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi BAB.

DTP : pemakaian obat yang tidak efektif.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

3. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Pasien 33. No. MR : 147816 (14 Oktober 2007-15 Oktober 2007)

Subjective

An. perempuan; usia 4 tahun; berat badan 14 kg; dengan keluhan mulai tadi malam diare cair ±5×, muntah, badan hangat.

Diagnosa : GE (GEDR). Outcome : membaik. Tempat tinggal : Pajangan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (14 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 11,3 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,52 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,0 g/dL 12-14 g/dL

HCT 37,3 % 36-44 %

MCV 82,5 fL 80-94 fL

MCH 26,5 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,2 pg ↓ 33-37 pg

PLT 294 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 42,1 fL 35-45 fL

PDW 11,4 fL 9-13 fL

MPV 9,2 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 19,5 % 15-25 %

LYM% 30,2 % 19-48 %

MXD% 8,8 % ↑ 0-8 %

NEUT% 61,0 % 40-74 %

LYM# 3,4 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,0 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 6,9 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (14 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair sekali keras/lembek

Warna kuning coklat

Pencernaan

Lemak + -

Elektrolit (14 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,5 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 140 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 112 mmol/L ↑ 97-111 mmol/L

Page 125: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

101

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

14 Okt

16.10 37,7°C

18.00 >10× 1×

21.00 37,6°C

15 Okt

05.00 37,2°C

07.00 36,1°C

12.00 37°C 1×

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

14 Okt 15 Okt

RL® √

KA-EN 1B® √

Metoklopramida

-HCl 4 mg √ (1×) √ (2×)

k/p Parasetamol 3 × 1¼ sdt √ (1×) √ (2×)

Lacto-B® 3 × 1 sach √ (1×) √ (2×)

Kaolin-pektin 3 × 1 sdt √ (1×) √ (2×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL

® dan KA-EN 1B

® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah

terjadinya dehidrasi (maintenance).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 3 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi BAB.

DTP : pemakaian obat yang tidak efektif.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

3. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Pasien 34. No. MR : 149562 (8 Desember 2007-10 Desember 2007)

Subjective An. perempuan; usia 1 tahun; berat badan 10,2 kg; dengan keluhan panas, diare, muntah mulai kemarin malam, pagi ini

BAB 3× cair. Diagnosa : GE (GEDR). Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (8 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 9,7 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,87 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,3 g/dL 12-14 g/dL

HCT 37,5 % 36-44 %

MCV 77,0 fL ↓ 80-94 fL

MCH 25,3 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,8 pg ↓ 33-37 pg

PLT 271 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 35,7 fL 35-45 fL

PDW 7,7 fL ↓ 9-13 fL

MPV 7,0 fL ↓ 7,2-11,1 fL

P-LCR 7,0 % ↓ 15-25 %

LYM% 19,8 % 19-48 %

MXD% 7,4 % 0-8 %

NEUT% 72,8 % 40-74 %

LYM# 1,9 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,7 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 7,1 × 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (8 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna coklat kekuningan coklat

Lendir + -

Mikroskopis

Lekosit + -

Pencernaan

Lemak + -

Page 126: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

102

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

8 Des

10.00 38,6°C +

12.00 37,3°C

14.00 36,5°C

17.00 37°C

21.00 37,4°C

00.00 6×

Tgl Jam Suhu BAB

9 Des

07.00 37°C +

12.00 6×

14.00 36°C

17.00 36°C

18.00 2×

10 Des

05.00 5×

07.00 36°C

11.00 36°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

08 Des 09 Des 10 Des

RL® √ √ √

Metoklopramida-HCl 3 × 3 mg

IGD

(09.50)

Parasetamol 3 × 1 sdt √ √ √ (1×)

Lacto-B® 2 × 1 sach √ √ √ (1×)

Kaolin-pektin 3 × 1 sdt √ (2×) √ √ (2×)

Kotrimoksazol 2 × 1 sdt √ (2×) √ (1×)

Kolestiramina anhidrat 3 × ¼ sach √ (1×) √ (2×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya dehidrasi

(maintenance).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk mengurangi frekuensi BAB. DTP : pemakaian obat yang tidak

efektif.

4. Pemberian terapi antibiotik kotrimoksazol sudah tepat karena diduga penyebab diare akut pada pasien disebabkan oleh

bakteri Shigella karena ditemukan gejala klinis demam dan adanya lendir pada feses. Selain itu, neutrofil pasien

meningkat dan ditemukan adanya leukosit pada pemeriksaan feses pasien. Dosis yang diberikan juga sudah tepat

(trimetoprim : 8 mg/kg/hari tiap 12 jam dan sulfametoksazol : 40 mg/kg/hari tiap 12 jam) yaitu 5,10 ml ≈ 1 sdt.

5. Pemberian obat kolestiramina anhidrat tidak tepat. Tidak ada hasil laboratorium yang menunjukkan pasien mengalami

malabsorpsi asam empedu. DTP : tidak butuh obat.

Plan

1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

3. Berdasarkan Anonim (2007 a), terapi antibiotik kotrimoksazol untuk pengobatan Shigellosis diberikan selama 5 hari.

4. Pemberian antidiare kolestiramina anhidrat dihentikan.

5. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Page 127: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

103

Pasien 35. No. MR : 117444 (25 Oktober 2007-26 Oktober 2007)

Subjective

An. laki-laki; usia 3 tahun; berat badan 12 kg; dengan keluhan BAB cair 2×, muntah 4 ×. Diagnosa : GE (GEDS).

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (26 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 16,7 × 103/µL ↑ 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,28 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 9,9 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 31,2 % ↓ 36-44 %

MCV 72,9 fL ↓ 80-94 fL

MCH 23,1 fL ↓ 27-31fL

MCHC 31,7 pg ↓ 33-37 pg

PLT 503 × 103/µL ↑ 150-450 × 103/µL

RDW 38,3 fL 35-45 fL

PDW 9,0 fL 9-13 fL

MPV 8,0 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 11,6 % ↓ 15-25 %

LYM% 11,1 % ↓ 19-48 %

MXD% 7,5 % 0-8 %

NEUT% 81,4 % ↑ 40-74 %

LYM# 1,9 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,3 × 103/µL ↑ 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 13,5× 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (26 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna putih coklat coklat

Lendir + -

Mikroskopis

Lekosit + -

Eritrosit +

Amoeba hystolitica cyste +

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu

25 Okt

03.00 36,2°C

05.00 37,5°C

07.00 38,3°C

11.00 37°C

18.00 36,9°C

26 Okt

05.00 36,9°C

07.00 37°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

25 Okt 26 Okt

RL® √ √

Metoklopramida-

HCl ¼ amp

IGD

(02.30)

Kotrimoksazol 2 × 1 sdt √ (1×)

Domperidon 3 × 4 mg √ (1×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya dehidrasi

(maintenance).

2. Penghentian pemberian antibiotik kotrimoksazol sudah tepat.

3. Dari hasil feses routine diketahui penyebab diare adalah Amoeba hystolitica, terapi antiprotozoa metronidazol diberikan

sebagai obat pulang.

Plan Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

Page 128: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

104

Pasien 36. No. MR : 146151 (13 Agustus 2007-15 Agustus 2007)

Subjective

An. perempuan; usia 2 tahun; berat badan 10,3 kg; dengan keluhan BAB cair 3×, muntah, lemas. Diagnosa : GE (GEDS) dan

vomitus. Outcome : membaik. Tempat tinggal : Berbah, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (13 Agt)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 9,1 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,62 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,2 g/dL 12-14 g/dL

HCT 38,6 % 36-44 %

MCV 83,5 fL 81-99 fL

MCH 26,4 fL ↓ 27-31fL

MCHC 31,6 pg ↓ 33-37 pg

PLT 495 × 103/µL ↑ 150-450 × 103/µL

RDW 40,8 fL 35-47 fL

Darah Lengkap (13 Agt)

Parameter Hasil Nilai normal

PDW 8,7 fL ↓ 9-13 fL

MPV 7,5 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 8,0 % ↓ 15-25 %

LYM% 5,5 % ↓ 19-48 %

MXD% 5,6 % 0-8 %

NEUT% 88,9 % ↑ 40-74 %

LYM# 0,5 × 103/µL ↓ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,5 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 8,1 × 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

13 Agt

11.00 37,2°C

14.00 37,3°C

17.00 38°C

00.00 37°C

14 Agt

05.00 37,8°C

07.00 36,5°C

11.00 37,4°C

14.00 36,7°C

18.00 37°C 1× 1×

21.00 37,2°C

15 Agt 07.00 36,7°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

13 Agt 14 Agt 15 Agt

KA-EN 3A® √ √ √

Metoklopramida

-HCl 3 × 3 mg IGD

Lacto-B® 2 × 1 sach √ √ √ (1×)

Kotrimoksazol 2 × 1 sdt √ √ √ (1×)

Kolestiramina

anhidrat 3 × ¼ sach √ (2×) √

Assessment 1. Pemberian cairan intravena KA-EN 3A® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya

dehidrasi (maintenance).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Terapi antibiotik kotrimoksazol yang diberikan sudah tepat. Kemungkinan kotrimoksazol diberikan karena diduga

penyebab diare akut pada pasien disebabkan oleh bakteri Shigella (neutrofil pasien meningkat). Dosis yang diberikan juga

sudah tepat (trimetoprim : 8 mg/kg/hari tiap 12 jam dan sulfametoksazole : 40 mg/kg/hari tiap 12 jam) yaitu 5,15 ml ≈ 1

sdt.

4. Pemberian obat kolestiramina anhidrat tidak tepat. Tidak ada hasil laboratorium yang menunjukkan pasien mengalami

malabsorpsi asam empedu. DTP : tidak butuh obat.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Berdasarkan Anonim (2007 a), terapi antibiotik kotrimoksazol untuk pengobatan Shigellosis diberikan selama 5 hari.

3. Pemberian obat kolestiramina anhidrat dihentikan.

Page 129: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

105

Pasien 37. No. MR : 146886 (9 September 2007-11 September 2007)

Subjective An. laki-laki; usia 1 tahun; berat badan 10 kg; dengan keluhan panas, muntah, diare 4 hari. Diagnosa : GE (GEDS).

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (9 Sep)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 21,4 × 103/µL ↑ 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,28 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 11,2 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 37,3 % 36-44 %

MCV 70,6 fL ↓ 81-99 fL

MCH 21,2 fL ↓ 27-31fL

MCHC 30,0 pg ↓ 33-37 pg

PLT 528 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 39,7 fL 35-47 fL

PDW 10,4 fL 9-13 fL

MPV 8,4 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 14,0 % ↓ 15-25 %

LYM% 28,2 % 19-48 %

MXD% 8,8 % ↑ 0-8 %

NEUT% 63,0 % 40-74 %

LYM# 6,0 × 103/µL ↑ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,9 × 103/µL ↑ 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 13,5× 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (9 Sep)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna kuning kehijauan coklat

Pencernaan

Lemak + -

Elektrolit (9 Sep)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,6 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 138 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 112 mmol/L ↑ 97-111 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

9 Sep

08.30 36,5°C

12.00 37,5°C 2×

13.30 36°C

17.00 36°C

18.00 2×

Tgl Jam Suhu BAB

10 Sep

05.00 36,5°C

1× lembek

07.00 36,5°C 1× lembek

12.00 36,2°C 1× lembek

14.00 37°C

17.00 36°C

18.00 1×

11 Sep

07.00 36°C

11.00 36,3°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

9 Sep 10 Sep 11 Sep

RL® √ √

KA-EN 3A® √ √ √

Lacto-B® 3 × 1 sach √ (2×) √ √ (2×)

Parasetamol 3 × ¾ sdt √ (2×) √ (1×)

Kaolin-pektin 3 × ½ sdt √ (2×) √ √ (1×)

Biostrum® 2 × 1 sdt √ √ √ (1×)

Page 130: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

106

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® dan KA-EN 3A® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah

terjadinya dehidrasi (maintenance).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 3 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk mengurangi frekuensi BAB. DTP : pemakaian obat yang tidak

efektif.

4. Pemberian Biostrum® 2 × 1 sdt sudah tepat untuk mempercepat proses penyembuhan diare.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

3. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Pasien 38. No. MR : 148914 (18 November 2007-20 November 2007)

Subjective

An. perempuan; usia 1 tahun; berat badan 9,5 kg; dengan keluhan BAB cair 5×, 2 hari anak muntah setiap kali

makan/minum. Diagnosa : GE. Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (18 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 9,7 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,98 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 11,3 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 36,1 % 36-44 %

MCV 72,5 fL ↓ 80-94 fL

MCH 22,7 fL ↓ 27-31fL

MCHC 31,3 pg ↓ 33-37 pg

PLT 272 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 40,9 fL 35-45 fL

PDW 10,3 fL 9-13 fL

MPV 9,0 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 17,4 % 15-25 %

LYM% 63,7 % ↑ 19-48 %

MXD% 11,6 % ↑ 0-8 %

NEUT% 24,7 % ↓ 40-74 %

LYM# 6,2 × 103/µL ↑ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,1 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 2,4 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (18 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna coklat coklat

Mikroskopis

Lekosit + -

Pencernaan

Lemak + -

Elektrolit (18 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,2 mmol/L ↓ 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 137 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 105 mmol/L 97-111 mmol/L

Page 131: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

107

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

18

Nov

16.00 37,4°C

16.15 1×

21.00 36°C

23.00 +

19

Nov

05.00 36,5°C 2× cair

07.00 36,6°C

08.50 35°C

12.00 1× cair

14.00 37,3°C

17.00 36,5°C

18.00 +

20

Nov

05.00 36,2°C +

07.00 36,5°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

18 Nov 19 Nov 20 Nov

RL® √ √ √

Bronchitin® 3 × ½ sdt √ (1×) √ (1×)

Domperidon 3 × 0,8 cc √ √ (2×)

Lacto-B® 2 × 1 sach √ (1×) √ √ (1×)

Dioctahedral

smectite 3 × 1/3 sach √ (1×) √ √ (1×)

k/p

Parasetamol 3 × 1 sdt √ (1×) √ (2×)

Kotrimoksazol 2 × ¾ sdt √ (2×) √ (1×)

Salbutamol

sulfat,

guaifenesin 3 × 1 sdt √ (2×) √ (2×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × 1/3 sach untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi

BAB pasien sudah tepat.

4. Pemberian terapi antibiotik kotrimoksazol sudah tepat karena diduga penyebab diare akut pada pasien disebabkan oleh

bakteri Shigella karena ditemukan adanya leukosit pada feses.

5. Dosis antibiotik kotrimoksazol yang diberikan kurang (trimetoprim : 8 mg/kg/hari tiap 12 jam dan sulfametoksazol : 40

mg/kg/hari tiap 12 jam) yaitu 4,75 ml ≈ 1 sdt. DTP : dosis terlalu rendah.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Tingkatkan dosis pemberian antibiotik kotrimoksazol menjadi 2 × 1 sdt dan diberikan selama 5 hari untuk pengobatan

Shigellosis (Anonim, 2007 a).

3. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Page 132: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

108

Pasien 39. No. MR : 134619 (15 Oktober 2007-17 Oktober 2007)

Subjective An. perempuan; usia 1 tahun; berat badan 8 kg; dengan keluhan BAB cair, muntah. Diagnosa : GE. Outcome : membaik.

Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (15 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 7,4 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,02 × 106/µL ↓ 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 10,2 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 31,9 % ↓ 36-44 %

MCV 79,4 fL ↓ 80-94 fL

MCH 25,4 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,0 pg ↓ 33-37 pg

PLT 332 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 39,1 fL 35-45 fL

PDW 8,3 fL ↓ 9-13 fL

MPV 7,3 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 8,1 % ↓ 15-25 %

LYM% 26,3 % 19-48 %

MXD% 12,0 % ↑ 0-8 %

NEUT% 61,7 % 40-74 %

LYM# 1,9 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,9 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 4,6 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (15 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi sedikit lembek keras/lembek

Warna kuning coklat

Pencernaan

Lemak ++ -

Elektrolit (15 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,3 mmol/L ↓ 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 135 mmol/L ↓ 136-145 mmol/L

Chlorida 108 mmol/L 97-111 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

15

Okt

12.00 >7×

14.00 37°C

17.00 37,5°C 8× cair

16

Okt

05.00 37,5°C >10× 1×

07.00 36,5°C 1×

09.00 3×

11.00 37°C

12.00 2×

14.00 37°C

18.00 4×

17

Okt

05.00 6×

07.00 37,3°C

11.00 36,6°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

15 Okt 16 Okt 17 Okt

RL® √ √ √

Lacto-B® 2 × 1 sach √ √ √ (1×)

Dioctahedral

smectite

3 × 1/3

sach √ (2×) √ √ (2×)

k/p

Parasetamol 3 × 0,8 cc √ (2×) √ √ (2×)

Oralit® 5 sach

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × 1/3 sach untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi

BAB pasien sudah tepat.

4. Pemberian Oralit® sebagai pencegahan dehidrasi awal sudah tepat.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Page 133: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

109

Pasien 40. No. MR : 153566 (16 April 2008-18 April 2008)

Subjective

An. laki-laki; usia 2 tahun; berat badan 10 kg; dengan keluhan diare ± 1 minggu, tidak mau makan, muntah. Diagnosa : GE

dan abdominal pain. Outcome : membaik. Tempat tinggal : Prambanan, Jawa Tengah.

Objective

Darah Lengkap (16 Apr)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 7,2 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,10 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 11,4 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 35,4 % ↓ 36-44 %

MCV 69,4 fL ↓ 80-94 fL

MCH 22,4 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,2 pg ↓ 33-37 pg

PLT 459 × 103/µL ↑ 150-450 × 103/µL

RDW 36,6 fL 35-45 fL

PDW 8,6 fL ↓ 9-13 fL

MPV 7,6 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 9,0 % ↓ 15-25 %

LYM% 34,4 % 19-48 %

MXD% 10,2 % ↑ 0-8 %

NEUT% 55,4 % 40-74 %

LYM# 2,5 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,7 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 4,0 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Elektrolit (16 Apr)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 2,6 mmol/L ↓ 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 134 mmol/L ↓ 136-145 mmol/L

Chlorida 100 mmol/L 97-111 mmol/L

Faeces Routine (17 Apr)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna kuning coklat

Pencernaan

Lemak + -

Urinalisa (17 Apr)

Parameter Hasil Harga normal

BJ 1,015 1,015-1,025

pH 6 4,8-7,4

Keton + -

Urobilinogen normal -

Sedimen urine (17 Apr)

Parameter Hasil Harga normal

Sel epitel + -

Leukosit 2-3 0-6

Eritrosit 2-4 0-1

Kristal (17 Apr)

Parameter Hasil Harga normal

Oksalat ++ -

Bakteri + -

Catatan Keperawatan Penatalaksanaan

Tgl Jam Suhu BAB

16 Apr

17.00 36,9°C

21.00 37°C

00.00 39,4°C

17 Apr

05.00 36,8°C

07.00 36,6°C

13.00 36°C 1×

14.00 36,5°C

17.00 36°C

18 Apr 07.00 37,5°C

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

16 Apr 17 Apr 18 Apr

RL® √

KA-EN 3B®

√ √

Metamizole Na 0,4 ml IGD

Kaolin-pektin 3 × 1 sdt √ (1×) √ √ (1×)

k/p Domperidon 0,8 ml √ (1×) √ (1×)

Parasetamol 3 × 1 sdt √ (1×) √ √ (1×)

Kalium L-aspartat 1 × 1/5 tab √ √ √

Lacto-B® 2 × 1 sach √ (2×) √ (1×)

Page 134: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

110

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® dan KA-EN 3B® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare kaolin-pektin tidak diperlukan. Konsistensi feses dan frekuensi BAB pasien normal. DTP : tidak

butuh obat.

3. Pemberian kalium L-aspartat 1 × 1/5 tab kepada pasien sudah tepat karena hasil laboratorium elektrolit kalium pasien

mengalami penurunan.

4. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan.

3. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Pasien 41. No. RM : 146004 (7 Agustus 2007-9 Agustus 2007)

Subjective

An. perempuan; usia 2 tahun; berat badan 10,8 kg; dengan keluhan kembung, BAB ± 15×. Diagnosa : GE.

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (7 Agt)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 7,1 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,76 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,2 g/dL 12-14 g/dL

HCT 37,1 % 36-44 %

MCV 77,9 fL ↓ 80-94 fL

MCH 25,6 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,9 pg ↓ 33-37 pg

PLT 294 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 37,7 fL 35-45 fL

PDW 7,9 fL ↓ 9-13 fL

MPV 6,8 fL ↓ 7,2-11,1 fL

P-LCR 5,3 % ↓ 15-25 %

LYM% 47,9 % 19-48 %

MXD% 9,2 % ↑ 0-8 %

NEUT% 42,9 % 40-74 %

LYM# 3,4 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,7 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 3,0 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (7 Agt)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna coklat coklat

Lendir + -

Mikroskopis

Lekosit + -

Eritrosit + -

Amoeba hystolitica cyste + -

Pencernaan

Amylum + -

Page 135: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

111

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

7 Agt

16.00 36,9°C

18.20 2×

8 Agt

05.00 37,1°C 3×

07.00 37°C

11.00 36,5°C

12.00 3×

13.30 37°C

18.00 1×

9 Agt

05.00 36,5°C 2×

07.00 36°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

07 Agt 08 Agt 09 Agt

RL® √ √ √

Lacto-B® 2 × 1 sach √ (1×) √ √ (1×)

Kaolin-pektin 3 × 1 sdt √ (1×) √ √ (1×)

Metronidazol 3 × 1 sdt √ (2×) √ (1×)

Biostrum® 2 × ½ sdt √ (1×) √ (1×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk mengurangi frekuensi BAB. DTP : pemakaian obat yang tidak

efektif.

4. Terapi antiprotozoa metronidazol yang diberikan sudah tepat untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica.

osis yang diberikan juga sudah tepat (35-50 mg/kgBB/hari tiap 8 jam), yaitu 5,04 ml-7,2 ml≈1 sdt-1½ sdt.

5. Pemberian Biostrum® 2 × ½ sdt sudah tepat untuk mempercepat proses penyembuhan diare.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

3. Berdasarkan Dhawan (2008), terapi untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica adalah dengan pemberian

antiprotozoa metronidazol selama 10 hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian paromomisin sulfat 25-35

mg/kgBB/hari tiap 8 jam selama 7 hari.

Pasien 42. No. MR : 089773 (16 November 2007-19 November 2007)

Subjective An. perempuan; usia 6 tahun; berat badan 20 kg; dengan keluhan badan panas, diare, muntah. Diagnosa : GE.

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (16 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 7,7 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,98 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 13,2 g/dL 12-14 g/dL

HCT 39,8 % 36-44 %

MCV 79,9 fL ↓ 80-94 fL

MCH 26,5 fL ↓ 27-31fL

MCHC 33,2 pg 33-37 pg

PLT 411 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 37,1 fL 35-45 fL

PDW 9,3 fL 9-13 fL

MPV 8,3 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 12,2 % ↓ 15-25 %

LYM% 15,3 % ↓ 19-48 %

LYM# 1,2 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

Faeces Routine (16 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna kuning coklat coklat

Mikroskopis

Lekosit + -

Amoeba hystolitica cyste + -

Pencernaan

Lemak + -

Page 136: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

112

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

16 Nov

08.30 36,2°C

11.00 1×

14.00 35,7°C

17 Nov

05.00 36,8°C

07.00 37°C

11.00 36°C

13.30 37°C

17.00 36°C

18.00 2×

Tgl Jam Suhu BAB

18 Nov

05.00 1×

07.00 37,5°C

11.00 36,3°C

14.00 36,3°C

17.30 36,8°C

18.00 +

19 Nov 07.00 35,9°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

16 Nov 17 Nov 18 Nov 19 Nov

RL®

Infus metronidazol 3 × 200 mg 22.00

08.00,16.00,

00.00 08.00

Metoklopramida-HCl ½ amp IGD

Metamizole Na ½ amp IGD

Parasetamol 3 × 1 sdt √ (2×) √ √ (1×)

Metronidazol 3 × 1½ sdt √ (1×)

Kotrimoksazol 3 × 1 sdt √ (2×) √ (1×) √ (2×) √ (1×)

Lacto-B® 2 × 1 sach √ √ √ √ (1×)

Dioctahedral smectite 3 × 1 sach √ (2×) √ (2×) √ (1×)

k/p Domperidon 3 × ½ c √ (1×) √ √ (2×) √ (1×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antiprotozoa metronidazol sudah tepat untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica. Pemberian

terapi antiprotozoa metronidazol yang diberikan kepada pasien dalam bentuk sediaan infus dengan dosis 3 × 200 mg sudah

tepat. Dosis maksimum pemberian metronidazol secara intravena yaitu 2 g/hari (Anderson, 2002).

3. Selain itu, pemberian terapi antiprotozoa metronidazol 3 ×1½ sdt pada tanggal 16 Nov juga kurang tepat karena dosis

antiprotozoa metronidazol yang diberikan kurang. DTP : dosis terlalu rendah.

4. Terapi antiprotozoa kotrimoksazol yang diberikan tidak tepat karena diare akut pada pasien disebabkan oleh Amoeba

hystolitica. DTP : tidak butuh obat.

5. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

6. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi frekuensi BAB pasien.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Dosis pemberian antiprotozoa metronidazol seharusnya ditingkatkan menjadi 2 sdt-2½ sdt.

3. Berdasarkan Dhawan (2008), terapi untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica adalah dengan pemberian

antiprotozoa metronidazol selama 10 hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian paromomisin sulfat 25-35

mg/kgBB/hari tiap 8 jam selama 7 hari.

4. Pemberian terapi antibiotik kotrimoksazol dihentikan.

5. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Page 137: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

113

Pasien 43. No. MR : 137764 (19 Desember 2007-22 Desember 2007)

Subjective

An. laki-laki; usia 1 tahun; berat badan 9 kg; dengan keluhan panas, muntah, BAB 4×. Diagnosa : GE (GEDS).

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Jogonalan, Jawa Tengah.

Objective

Darah Lengkap (19 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 3,5 × 103/µL ↓ 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,40 × 106/µL ↓ 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 10,9 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 33,8 % ↓ 36-44 %

MCV 76,8 fL ↓ 80-94 fL

MCH 24,8 fL ↓ 27-31 fL

MCHC 32,2 pg ↓ 33-37 pg

PLT 149 × 103/µL ↓ 150-450 × 103/µL

RDW 35,3 fL 35-45 fL

PDW 10,8 fL 9-13 fL

MPV 8,3 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 14,1 % ↓ 15-25 %

LYM% 21,8 % 19-48 %

MXD% 6,7 % 0-8 %

NEUT% 71,5 % 40-74 %

LYM # 0,8 × 103/µL ↓ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,2 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 2,5 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (19 Des)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna kuning coklat

Pencernaan

Lemak + -

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

19 Des

14.30 40°C

16.00 38,2°C

18.00 3×

21.00 37,3°C

20 Des

05.00 37,5°C 5× 3×

07.00 38,1°C

11.00 36,7°C

12.00

4× sedikit-

sedikit

14.00 39°C

17.00 39,2°C 3×

21.00 39°C

Tgl Jam Suhu BAB

21 Des

05.00 36°C 1×

11.00 36°C

12.00 5× cair

14.00 37,8°C 1×

18.00 36,8°C

21.00 38,7°C

22 Des

05.00 2×

07.00 37,8°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

19 Des 20 Des 21 Des 22 Des

RL® √ √ √

Metamizole Na ¼ amp

IGD

(14.00)

Parasetamol 3 × 1 sdt √ (1×) √ (2×) √ (4×) √ (1×)

Lacto-B® 2 × 1 sach √ (1×) √ √

Dioctahedral smectite 3 × ½ sach √ (1×) √ (2×) √ √ (1×)

Kolestiramina anhidrat 3 × ½ sach √ (2×) √

Curliv plus® 2 × ½ sdt √ (2×) √ (2×)

Page 138: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

114

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya dehidrasi

(maintenance).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × ½ sach sudah tepat untuk mengurangi frekuensi BAB pasien.

4. Pemberian obat kolestiramina anhidrat tidak tepat. Tidak ada hasil laboratorium yang menunjukkan pasien mengalami

malabsorpsi asam empedu. DTP : tidak butuh obat.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Pemberian kolestiramina anhidrat dihentikan.

3. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Pasien 44. No. RM : 111135 (18 Juli 2007-21 Juli 2007)

Subjective An. perempuan; usia 8 tahun; berat badan 20 kg; dengan keluhan diare 5×. Diagnosa : GE. Outcome : membaik.

Tempat tinggal : Depok, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (18 Jul)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 9,1 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,77 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,6 g/dL 12-14 g/dL

HCT 38,3 % 36-44 %

MCV 80,3 fL ↓ 81-99 fL

MCH 26,4 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,9 pg ↓ 33-37 pg

PLT 342 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 38,6 fL 35-47 fL

PDW 10,0 fL 9-13 fL

MPV 8,4 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 14,7 % ↓ 15-25 %

LYM% 14,5 % ↓ 19-48 %

MXD% 5,3 % 0-8 %

NEUT% 80,2 % ↑ 40-74 %

LYM# 1,3 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,5 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 7,3 × 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (18 Jul)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna coklat coklat

Lendir + -

Mikroskopis

Lekosit + -

Pencernaan

Lemak + -

Elektrolit (18 Jul)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,9 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 130 mmol/L ↓ 136-145 mmol/L

Chlorida 99 mmol/L 97-111 mmol/L

Urine (19 Jul)

Parameter Hasil Nilai normal

Protein - -

Glukosa - -

Sedimen

Sel epitel + +

Lekosit 2-4 0-6

Eritrosit 1-2 0-1

Gliter cell - -

Silinder - -

Kristal - -

Bakteri + -

Radiologi (21 Jul)

USG abdomen

Ren kanan dalam batas normal

Fellea normal

Hepar dalam batas normal

Pankreas normal

Limphonodi paraorta tidak membesar

Ren kiri dalam batas normal

Lien normal

Urinaria normal

Tak tampak apendixitis

Page 139: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

115

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

18 Jul

08.00 37,2°C

11.00 1× lembek

12.00 2×

18.00 7×

19 Jul

05.00

07.00 36°C

12.00 3×

14.00 36,5°C

Tgl Jam Suhu BAB

20 Jul

07.00 36°C

11.00 36,5°C

17.00 36,4°C

18.00 1×

21 Jul

05.00 36°C

07.00 35,5°C

14.00 37°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

18 Jul 19 Jul 20 Jul 21 Jul

KA-EN 3A® √ √ √ √

NS® √ √ √ √

Ranitidin 2 × 1/3 amp

08.00,

20.00

08.00,

20.00

08.00,

20.00

08.00,

20.00

Plantacid® 3 × ¾ sdt √ √ √ (2×)

Lacto-B® 3 × 1 sach √ √ √ (2×)

Metoklopramida-HCl 3 × ¾ sdt √ √ (1×)

Parasetamol 3 × 1¾ sdt √ √ (1×)

Kotrimoksazol 2 × 1½ sdt √ (2×) √ (2×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena KA-EN 3A® dan NS® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 3 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian terapi antibiotik kotrimoksazol sudah tepat karena diduga penyebab diare akut pada pasien disebabkan oleh

bakteri Shigella karena ditemukan gejala klinis adanya lendir pada feses. Selain itu, nilai neutrofil pasien meningkat dan

ditemukan adanya leukosit pada feses.

4. Dosis antibiotik kotrimoksazol yang diberikan kurang (trimetoprim : 8 mg/kg/hari tiap 12 jam dan sulfametoksazol : 40

mg/kg/hari tiap 12 jam) yaitu 10 ml ≈ 2 sdt. DTP : dosis terlalu rendah.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Tingkatkan dosis pemberian antibiotik kotrimoksazol menjadi 2 × 2 sdt dan diberikan selama 5 hari untuk pengobatan

Shigellosis (Anonim, 2007 a).

3. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Page 140: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

116

Pasien 45. No. RM : 144695 (3 Juli 2007-5 Juli 2007)

Subjective

An. perempuan; usia 2 tahun; berat badan 9,5 kg, dengan keluhan BAB 3× cair. Diagnosa : GE. Outcome : membaik.

Tempat tinggal : Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (3 Jul)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 7,4 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,29 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 10,8 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 33,4 % ↓ 36-44 %

MCV 77,9 fL ↓ 80-94 fL

MCH 25,2 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,3 pg ↓ 33-37 pg

PLT 232 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 38,2 fL 35-45 fL

PDW 11,0 fL 9-13 fL

MPV 9,0 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 18,0 % 15-25 %

LYM% 50,3 % ↑ 19-48 %

MXD% 12,2 % ↑ 0-8 %

NEUT% 37,5 % ↓ 40-74 %

LYM# 3,7 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,9 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 2,8 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (4 Jul)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna kuning coklat

Pencernaan

Lemak + -

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

3 Jul

17.30 36,9°C 1×

20.30 3×

4 Jul

05.00 36,5°C 2× cair

07.00 36,2°C

11.00 36,5°C

12.00 1× lembek

14.00 36,5°C

17.00 36,5°C

18.00 2×

5 Jul 07.00 35,9°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

3 Jul 4 Jul 5 Jul

RL® √ √ √

Lacto-B® 2 × 1 sach √ (1×) √ √ (1×)

Dioctahedral

smectite 3 × 1/3 sach √ (2×) √ (2×)

Curliv plus® 2 × ½ sdt √ √ (1×)

Assessment

1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

3. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × 1/3 sach sudah tepat untuk mengurangi frekuensi BAB pasien.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Page 141: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

117

Pasien 46. No. MR : 148382 (30 Oktober 2007-4 November 2007)

Subjective

An. perempuan; usia 1 tahun; berat badan 9,5 kg; dengan keluhan BAB cair 1×, muntah, kejang 2×, tidak mau makan.

Diagnosa : GE dan febris konvulsi. Outcome : membaik. Tempat tinggal : Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (30 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 11,7 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,62 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 11,8 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 36,7 % 36-44 %

MCV 79,4 fL ↓ 80-94 fL

MCH 25,5 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,2 pg ↓ 33-37 pg

PLT 275 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 39,2 fL 35-45 fL

PDW 10,1 fL 9-13 fL

MPV 8,9 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 16,8 % 15-25 %

LYM% 14,3 % ↓ 19-48 %

MXD% 10,5 % ↑ 0-8 %

NEUT% 75,2 % ↑ 40-74 %

LYM# 1,7 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,2 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 8,8 × 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (30 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna coklat coklat

Lendir + -

Mikroskopis

Lekosit ++ -

Eritrosit + -

Amoeba hystolitica cyste + -

Elektrolit (30 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,7 mmol/L 3,6-5,5 mmol/L

Natrium 137 mmol/L 135-145 mmol/L

Chlorida 95 mmol/L 95-108 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

30 Okt

05.45 39°C

07.40 39,2°C

07.45 1× lendir

10.30 39,4°C

14.00 37,7°C

17.00 38,4°C

21.00 39,4°C

23.30 40,3°C

31 Okt

05.00 38,8°C 5×

07.00 37,5°C

11.00 38,6°C

14.00 37°C

17.00 39°C

18.00 15×

21.00 37,8°C

00.00 38,6°C

Tgl Jam Suhu BAB

1 Nov

05.00 37,8°C 8×

11.00 36,3°C

12.00 3× cair

13.30 36,2°C

17.00 37,2°C

18.00 2×

2 Nov

05.00 36,3°C 4×

12.00 2×

14.00 37,6°C

17.00 36,4°C

18.00

21.00 36,8°C

00.00 37,7°C

3 Nov

05.00 37,6°C 3×

11.00 36°C

12.00 2×

17.00 37,6°C +

18.00 2×

21.00 37°C

4 Nov 05.00 37°C 3×

Page 142: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

118

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

30 Okt 31 Okt 1 Nov 2 Nov 3 Nov 4 Nov

RL® √ √ √ √ √ √

Metamizole Na ¼ amp

IGD

(05.00)

Infus metronidazol 3 × 75 mg

08.00,

16.00,

00.00

08.00,

16.00,

00.00

08.00,

16.00,

00.00

08.00,

16.00,

00.00

08.00,

16.00

Fenobarbital 2 × 40 mg 17.00

08.00,

20.00

Diazepam 2½ mg

11.00,

00.00

k/p Diazepam 3 × 1 mg √ (2×) √ (1×) √ (2×)

Metronidazol 3 × 1 sdt √ (1×)

Dioctahedral

smectite 3 × 1/3 sach √ (2×) √ √ √ (1×)

Lacto-B® 2 × 1 sach √ √ √ √ √ √ (1×)

Elkana® 2 × ½ sdt √ (1×) √ √ (1×)

k/p Parasetamol 1 sdt √ √

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antiprotozoa metronidazol sudah tepat untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica. Pemberian

terapi antiprotozoa metronidazol yang diberikan kepada pasien dalam bentuk sediaan infus dengan dosis 3 × 75 mg dan

sirup metronidazol 3 × 1 sdt sudah tepat. Dosis maksimum pemberian metronidazol secara intravena yaitu 2 g/hari

(Anderson, 2002).

3. Secara teoritis metronidazol dengan fenobarbital berpotensi menyebabkan terjadinya interaksi (signifikansi 2, fenobarbital

menginduksi metabolisme metronidazol sehingga cepat tereliminasi dan menurunkan konsentrasi metronidazol dalam

darah, onsetnya dalam beberapa hari/minggu). DTP : dosis terlalu rendah.

4. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × 1/3 sach sudah tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi

frekuensi BAB pasien.

5. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Berdasarkan Dhawan (2008), terapi untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica adalah dengan pemberian

antiprotozoa metronidazol selama 10 hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian paromomisin sulfat 25-35

mg/kgBB/hari tiap 8 jam selama 7 hari.

3. Amati pengobatan pasien yang menerima terapi metronidazol dan fenobarbital secara bersamaan dan jika perlu tingkatkan

dosis metronidazol maksimum 2,5 g/hari (Anderson, 2002).

Page 143: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

119

Pasien 47. No. MR : 110646 (21 Maret 2008-22 Maret 2008)

Subjective

An. laki-laki; usia 8 tahun; berat badan 20 kg; dengan keluhan kemarin pagi BAB 5×, muntah 1×, malamnya BAB 10×,

muntah 1×. Diagnosa : GE. Outcome : membaik. Tempat tinggal : Depok, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (21 Mar)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 10,7 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,46 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 14,8 g/dL ↑ 12-14 g/dL

HCT 43,4 % 36-44 %

MCV 79,5 fL ↓ 80-94 fL

MCH 27,1 fL 27-31fL

MCHC 34,1 pg 33-37 pg

PLT 232 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 39,2 fL 35-45 fL

PDW 12,3 fL 9-13 fL

MPV 9,3 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 21,1 % 15-25 %

LYM% 20,8 % 19-48 %

MXD% 8,1 % ↑ 0-8 %

NEUT% 71,1 % 40-74 %

LYM# 2,2 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 7,6 × 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (21 Mar)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi agak cair keras/lembek

Warna coklat coklat

Lendir + -

Darah + -

Mikroskopis

Lekosit ++ -

Eritrosit ++ -

Amoeba hystolitica cyste + -

Elektrolit (21 Mar)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,2 mmol/L ↓ 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 138 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 100 mmol/L 97-111 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

21 Mar

10.40 36,8°C

12.00 1×

14.00 36,8°C

17.00 36,7°C

18.00 1×

22 Mar

05.00 2×

07.00 36,1°C

11.00 36,5°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

21 Mar 22 Mar

RL® √ √

Kaolin-pektin 3 × 1 sdt √ (2×) √ (1×)

Metronidazol 3 × 500 mg √ (1×) √ (2×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi BAB.

DTP : pemakaian obat yang tidak efektif.

3. Terapi antiprotozoa metronidazol yang diberikan sudah tepat mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica. Dosis

antiprotozoa metronidazol yang diberikan juga sudah tepat. Menurut Anderson (2002) dosis maksimum metronidazol oral

adalah 2,5 g/hari.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

3. Berdasarkan Dhawan (2008), terapi untuk mengatasi diare yang disebabkan Amoeba hystolitica adalah dengan pemberian

antiprotozoa metronidazol selama 10 hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian paromomisin sulfat 25-35

mg/kgBB/hari tiap 8 jam selama 7 hari.

Page 144: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

120

Pasien 48. No. RM : 131120 (3 Agustus 2007-4 Agustus 2007)

Subjective An. laki-laki; usia 2 tahun; berat badan 12,5 kg; dengan keluhan batuk, pilek, muntah, diare berlendir. Diagnosa : GE dan

ISPA. Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (3 Agt)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 13,5 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,67 × 106/µL ↑ 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,6 g/dL 12-14 g/dL

HCT 39,3 % 36-44 %

MCV 69,3 fL ↓ 80-94 fL

MCH 22,2 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,1 pg ↓ 33-37 pg

PLT 404 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 36,2 fL 35-45 fL

PDW 9,6 fL 9-13 fL

MPV 8,3 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 14,8 % ↓ 15-25 %

LYM% 9,5 % ↓ 19-48 %

MXD% 15,1 % ↑ 0-8 %

NEUT% 75,4 % ↑ 40-74 %

LYM# 1,3 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 2,0 × 103/µL ↑ 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 10,2 × 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Elektrolit (3 Agt)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 4,3 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 139 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 108 mmol/L 97-111 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

3 Agt

20.00 37°C

21.00 37°C

00.00 38,5°C

4 Agt

05.00 37,8°C 1×

07.00 35,5°C

11.00 36,5°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

03 Agt 04 Agt

RL® √ √

Oralit® 2 sach

Metoklopramida

-HCl ¼ amp IGD

Metamizole Na ¼ amp 00.00

Kotrimoksazol 2 × 1 sdt √ (1×)

Domperidon 3 × 1 sdt √ (1×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian Oralit® sebagai pencegahan dehidrasi awal sudah tepat.

3. Terapi antibiotik kotrimoksazol 2 × 1 sdt yang diberikan sudah tepat karena diduga penyebab diare akut pada pasien

disebabkan oleh bakteri Shigella karena ditemukan gejala klinis pada feses terdapat lendir. Selain itu, nilai neutrofil pasien

meningkat.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Berdasarkan Anonim (2007 a), terapi antibiotik kotrimoksazol untuk pengobatan Shigellosis diberikan selama 5 hari.

Page 145: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

121

Pasien 49. No. MR : 125546 (3 September 2007-5 September 2007)

Subjective

An. laki-laki; usia 2 tahun; berat badan 11 kg; dengan keluhan panas 3 hari, mencret 5×; muntah 4×. Diagnosa : GE (GEDR).

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (3 Sep)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 8,9 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,75 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,5 g/dL 12-14 g/dL

HCT 38,1 % 36-44 %

MCV 80,2 fL 80-94 fL

MCH 26,3 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,8 pg ↓ 33-37 pg

PLT 338 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 42,8 fL 35-45 fL

PDW 8,3 fL ↓ 9-13 fL

MPV 7,5 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 8,6 % ↓ 15-25 %

LYM% 35,1 % 19-48 %

MXD% 7,5 % 0-8 %

NEUT% 57,4 % 40-74 %

LYM# 3,1 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 0,7 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 5,1 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Elektrolit (3 Sep)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,9 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 136 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 107 mmol/L 97-111 mmol/L

Faeces Routine (4 Sep)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna kuning coklat coklat

Pencernaan

Lemak + -

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

3 Sep 17.00 37,3°C

4 Sep

05.00 36,8°C

07.00 37,3°C

11.30 37°C 1×

14.00 36,5°C

18.00 36°C 2×

5 Sep 07.00 36,8°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

3 Sep 4 Sep 5 Sep

RL® √ √ √

Lacto-B® 3 × 1 sach √ (1×) √ (2×) √ (1×)

Parasetamol 3 × 1 sdt √ (1×) √ √ (1×)

Metoklopramida

-HCl 3 × 1/3 sdt √ (1×) √

Apialys® 1 × ½ sdt √ (1×) √ (1×)

Assessment

1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya dehidrasi

(maintenance).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 3× 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Page 146: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

122

Pasien 50. No. MR : 144635 (18 November 2007-21 November 2007)

Subjective

An. laki-laki; usia 1 tahun; berat badan 11 kg; dengan keluhan muntah > 5×; diare > 5×; demam. Diagnosa : GE.

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (18 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 10,9 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,86 × 106/µL ↑ 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,8 g/dL 12-14 g/dL

HCT 40,7 % 36-44 %

MCV 69,5 fL ↓ 80-94 fL

MCH 21,8 fL ↓ 27-31fL

MCHC 31,4 pg ↓ 33-37 pg

PLT 244 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 34,7 fL ↓ 35-45 fL

PDW 15,1 % ↑ 9-13 fL

MPV 10,8 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 33,0 % ↑ 15-25 %

LYM% 52,6 % ↑ 19-48 %

MXD% 10,3 % ↑ 0-8 %

NEUT% 37,1 % ↓ 40-74 %

LYM# 5,7 × 103/µL ↑ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,1 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 4,1 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (18 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna kuning coklat

Pencernaan

Lemak + -

Elektrolit (18 Nov)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,5 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 136 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 110 mmol/L 97-111 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

18

Nov

21.00 37,4°C

1× cair

banyak 1× banyak

22.40

2× cair

banyak 1× banyak

19

Nov

05.00 37,3°C

2× cair

banyak 1×

07.00 37,2°C 2× 2×

12.00 36,9°C 1×

14.00 37,4°C

18.00 1×

21.00 1×

Tgl Jam Suhu BAB

20 Nov

07.00 36,9°C

11.00 37°C

12.00 4×

14.00 36,3°C

17.00 37°C

18.00 4×

21 Nov

05.00 2×

07.00 37°C

Page 147: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

123

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

18 Nov 19 Nov 20 Nov 21 Nov

Asering® √ √ √ √

Metoklopramida-HCl 1/5 amp IGD

Kaolin-pektin 3 × ½ sdt √ √ (2×) √ (1×)

Metoklopramida-HCl 3 × 1/3 sdt √ √ (2×) √ (1×)

Kotrimoksazol 2 × ¾ sdt √ √ (1×)

Parasetamol 3 × ¾ sdt √ √ (2×) √ (1×)

Kolestiramina anhidrat 3 × 1/3 sach √ (2×) √ (2×) √ (1×)

Koenzim B12 3000mcg 3 × 1/3 tab √ (2×) √ (2×) √ (1×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena Asering® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi BAB.

DTP : pemakaian obat yang tidak efektif.

3. Terapi antibiotik kotrimoksazol yang diberikan tidak tepat karena nilai WBC pasien normal dan pada hasil pemeriksaan

feses routine pasien tidak mengindikasikan pasien membutuhkan terapi antibiotik. DTP : tidak butuh obat.

4. Pemberian obat kolestiramina anhidrat tidak tepat. DTP : tidak butuh obat.

Plan

1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

3. Pemberian terapi antibiotik kotrimoksazol dihentikan.

4. Pemberian kolestiramina anhidrat dihentikan.

5. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Pasien 51. No. MR : 136320 (16 Oktober 2007-19 Oktober 2007)

Subjective

An. laki-laki; usia 2 tahun, berat badan 15 kg, dengan keluhan muntah, BAB cair 3×. Diagnosa : GE. Outcome : membaik.

Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (16 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 7,7 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,96 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 12,4 g/dL 12-14 g/dL

HCT 38,4 % 36-44 %

MCV 77,4 fL ↓ 80-94 fL

MCH 25,0 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,3 pg ↓ 33-37 pg

PLT 236 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 39,4 fL 35-45 fL

PDW 9,5 fL 9-13 fL

MPV 7,6 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 10,8 % ↓ 15-25 %

LYM% 17,0 % 19-48 %

MXD% 23,9 % 0-8 %

NEUT% 59,1 % 40-74 %

LYM# 1,3 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,8 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 4,6 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (16 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna coklat muda coklat

Pencernaan

Lemak + -

Elektrolit (16 Okt)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,8 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 136 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 103 mmol/L 97-111 mmol/L

Page 148: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

124

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

16 Okt

10.30 39,8°C 2×

13.00 1×

14.00 39°C

18.00 40,9°C 5×

17 Okt

05.00 37,3°C

07.00 37°C

11.00 36°C

12.00 2×

14.15 36,8°C

18.00 35,5°C 5× 3×

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

18 Okt

05.00 37,8°C 3× 3×

07.00 37,1°C 1×

11.00 36,5°C

12.00 3× 4×

14.00 37,5°C

17.00 36,2°C

18.00 1×

19 Okt

05.00 37°C 1× 1×

07.00 36°C

11.00 36,6°C 1× 2×

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

16 Okt 17 Okt 18 Okt 19 Okt

RL® √ √ √ √

Metoklopramida-HCl 1/3 amp

15.30,

00.00 06.00

Ondansetron HCl dihidrat 3 × 1/3 amp

08.00,

00.00

08.00,

12.00

Metronidazol 3 × 1½ sdt √ √ (2×)

Lacto-B® 3 × 1 sach √ √ (2×) √ √ (2×)

Dioctahedral smectite 3 × ½ sach √ √ (2×)

Metoklopramida-HCl 3 × 15 tts √ √ (2×)

k/p Parasetamol 3 × 1½ sdt √ (2×) √ (2×) √ (2×) √ (1×)

Biostrum® 2 × 1 sdt √ (1×) √ (2×) √ (1×)

Assessment

1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Terapi antiprotozoa metronidazol yang diberikan tidak tepat karena kondisi pasien tidak memerlukan terapi tersebut. Nilai

WBC pasien normal dan hasil pemeriksaan feses routine pasien tidak mengindikasikan pasien membutuhkan terapi

antiprotozoa. DTP : tidak butuh obat.

3. Pemberian antidiare Lacto-B®

3 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

4. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × ½ sach sudah tepat untuk memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi

frekuensi BAB.

5. Pemberian Biostrum® 2 × 1 sdt sudah tepat untuk mempercepat proses penyembuhan diare.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antiprotozoa metronidazol sebaiknya tidak diberikan.

3. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Page 149: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

125

Pasien 52. No. MR : 151036 (20 Januari 2008-23 Januari 2008)

Subjective An. laki-laki; usia 5 tahun; berat badan 14 kg; dengan keluhan BAB 2×cair 3 hari, muntah. Diagnosa : GE dan febris.

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (21 Jan)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 8,0 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 5,10 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 13,3 g/dL 12-14 g/dL

HCT 39,1 % 36-44 %

MCV 76,7 fL ↓ 80-94 fL

MCH 26,1 fL ↓ 27-31fL

MCHC 34,0 pg 33-37 pg

PLT 365 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 37,8 fL 35-45 fL

PDW 11,2 fL 9-13 fL

MPV 9,3 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 19,8 % 15-25 %

LYM% 39,8 % 19-48 %

MXD% 12,0 % ↑ 0-8 %

NEUT% 48,2 % 40-74 %

LYM# 3,2 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,0 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 3,8 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (21 Jan)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi cair keras/lembek

Warna kuning coklat

Pencernaan

Lemak + -

Elektrolit (21 Jan)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 3,8 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 139 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 105 mmol/L 97-111 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

21 Jan

01.30 36,5°C

05.00 36°C

07.00 37°C

12.00 36°C

13.30 36°C

17.00 37°C

18.00 2× cair

21.00 37°C

Tgl Jam Suhu BAB

22 Jan

05.00 35,6°C 2× cair

07.00 36,4°C 1× cair

11.00 36,6°C

14.00 36,4°C

17.00 36,5°C

23 Jan

05.00 36°C 1×

07.00 36,4°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

20 Jan 21 Jan 22 Jan 23 Jan

RL® √ √ √ √

Metoklopramida-HCl ¼ amp IGD (00.00)

Metamizole Na ¼ amp IGD (00.00)

Ranitidin 2 × 1/3 amp 14.00, 20.00 08.00

Domperidon 3 × 1 sdt √ (2×) √ √ (2×)

Dioctahedral smectite 3 × ¾ sach √ (2×) √ (2×)

Lacto-B® 2 × 1 sach √ √ (1×)

Page 150: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

126

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare dioctahedral smectite 3 × ¾ sach sudah tepat untuk memperbaiki konsistensi feses.

3. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Pasien 53. No. MR : 153137 (25 April 2008-27 April 2008)

Subjective An. laki-laki; usia 1 tahun; berat badan 9,9 kg; dengan keluhan muntah, diare ±5×. Diagnosa : GE. Outcome : membaik.

Tempat tinggal : Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (25 Apr)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 11,6 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,95 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 13,6 g/dL 12-14 g/dL

HCT 40,6 % 36-44 %

MCV 82,0 fL 80-94 fL

MCH 27,5 fL 27-31fL

MCHC 33,5 pg 33-37 pg

PLT 340 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 42,2 fL 35-45 fL

PDW 11,1 fL 9-13 fL

MPV 9,1 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 17,7 % 15-25 %

LYM% 43,7 % 19-48 %

MXD% 15,0 % ↑ 0-8 %

NEUT% 41,3 % 40-74 %

LYM# 5,1 × 103/µL ↑ 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,7 × 103/µL ↑ 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 4,8 × 103/µL 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (25 Apr)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek keras/lembek

Warna hijau coklat

Pencernaan

Lemak + -

Elektrolit (25 Apr)

Parameter Hasil Nilai normal

Kalium 4,6 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L

Natrium 138 mmol/L 136-145 mmol/L

Chlorida 105 mmol/L 97-111 mmol/L

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

25

Apr

05.30 36,1°C

07.00 37,2°C

12.00 3×

13.30 36,5°C

17.00 36,5°C

18.00 3×

00.00 3×

Tgl Jam Suhu BAB Muntah

26

Apr

05.30 5×

08.00 36,5°C

11.00 5×

14.00 36°C

17.00 36°C

27

Apr 08.00 37,4°C

Page 151: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

127

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

25 Apr 26 Apr 27 Apr

RL® √ √ √

Kaolin-pektin 3 × 1 sdt √ (2×) √

Kotrimoksazol 2 × ¾ sdt √ √ √ (1×)

Nipe® 3 × 3 ml √ (2×) √ √ (1×)

Dialac® 2 × 1 sach √ √

Domperidon 3 × 0,6 ml √ (2×) √

Pankreatin, vit A, vit B12, folic acid 1 × 1 √

Assessment

1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi (preventif).

2. Pemberian antidiare kaolin-pektin kurang tepat untuk mengurangi frekuensi BAB. DTP : pemakaian obat yang tidak

efektif.

3. Terapi antibiotik kotrimoksazol yang diberikan tidak tepat karena kondisi pasien tidak memerlukan terapi tersebut. Nilai

WBC pasien normal dan hasil pemeriksaan feses routine pasien tidak mengindikasikan pasien membutuhkan terapi

antibiotik. DTP : tidak butuh obat.

4. Pemberian antidiare Dialac® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

5. Pemberian pankreatin, vit A, vit B12, folic acid 1 × 1 sudah tepat untuk membantu pencernaan lemak dan mengatasi

gangguan pencernaan (perut kembung, mual, rasa penuh, sering mengeluarkan gas).

Plan 1. Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

2. Antidiare kaolin-pektin sebaiknya tidak diberikan dan digantikan dengan antidiare dioctahedral smectite.

3. Pemberian terapi antibiotik kotrimoksazol dihentikan.

4. Dari hasil laboratorium, diketahui terdapat lemak pada pemeriksaan feses routine yang menunjukkan adanya gangguan

malabsorpsi. Namun, tidak dilakukan uji kuantitatif dan kualitatif pada sampel feses untuk mengetahui apakah pasien

mengalami steatorrhea (ekskresi lemak dalam feses >7g/hari) sehingga dibutuhkan terapi untuk mengatasi hal ini. Oleh

karena itu, sebaiknya dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif untuk menegaskan apakah pasien mengalami steatorrhea.

Pasien 54. No. MR : 146399 (20 Juni 2008-22 Juni 2008)

Subjective

An. perempuan; usia 2 tahun; berat badan 8 kg; dengan keluhan BAB cair 1×, muntah 1×, 36,8°C. Diagnosa : GE (GEDR).

Outcome : membaik. Tempat tinggal : Piyungan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objective

Darah Lengkap (20 Jun)

Parameter Hasil Nilai normal

WBC 9,3 × 103/µL 5-13,5 × 103/µL

RBC 4,44 × 106/µL 4,1-5,5 × 106/µL

HGB 11,5 g/dL ↓ 12-14 g/dL

HCT 35,5 % ↓ 36-44 %

MCV 80,0 fL ↓ 80-94 fL

MCH 25,9 fL ↓ 27-31fL

MCHC 32,4 pg ↓ 33-37 pg

PLT 369 × 103/µL 150-450 × 103/µL

RDW 40,8 fL 35-45 fL

PDW 8,7 fL ↓ 9-13 fL

MPV 7,7 fL 7,2-11,1 fL

P-LCR 9,5 % ↓ 15-25 %

LYM% 12,2 % ↓ 19-48 %

Darah Lengkap (20 Jun)

Parameter Hasil Nilai normal

MXD% 11,8 % ↑ 0-8 %

NEUT% 76,0 % ↑ 40-74 %

LYM# 1,1 × 103/µL 1-3,7 × 103/µL

MXD# 1,1 × 103/µL 0-1,2 × 103/µL

NEUT# 7,1 × 103/µL ↑ 1,5-7 × 103/µL

Faeces Routine (20 Jun/21 Jun)

Parameter Hasil Nilai normal

Makroskopis

Konsistensi lembek/lembek keras/lembek

Warna coklat muda/coklat coklat

Lendir -/+ -

Page 152: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

128

Catatan Keperawatan

Tgl Jam Suhu BAB

20 Jun

17.20 37°C

20.15 38,4°C

21.00 37,4°C

23.35 38°C

21 Jun

05.00 36,6°C 2×

07.00 37,5°C

11.00 36,5°C

12.00 2×

14.00 37°C

17.00 37,8°C

22 Jun

05.00

07.00 36,3°C

Penatalaksanaan

Nama Obat Dosis

Waktu Pemberian

20 Jun 21 Jun 22 Jun

RL® √ √ √

Parasetamol 3 × ¾ sdt √ (1×) √ √ (2×)

Lacto-B® 3 × 1 sach √ (1×) √ √ (2×)

Metoklopramida-

HCl 3 × 9 tts √ (1×) √ (1×)

Assessment 1. Pemberian cairan intravena RL® sudah tepat untuk mengobati dehidrasi (treatment) dan mencegah terjadinya dehidrasi

(maintenance).

2. Pemberian antidiare Lacto-B® 2 × 1 sach sudah tepat untuk mengurangi durasi diare.

Plan Pemberian suplemen zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari (rekomendasi WHO).

Page 153: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

129

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Yogyakarta

Page 154: repository.usd.ac.id · EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN YOGYAKARTA PERIODE …

130

BIOGRAFI PENULIS

Fanny merupakan anak keempat dari pasangan Alm.

Yohanes Ng Piang Khiam dan Yasinta Ngadi (Ng Jat

Nio), lahir di Pangkalpinang pada tanggal 23 Mei 1987.

Pendidikan awal dimulai di Taman Kanak-Kanak Santa

Theresia I Pangkalpinang pada tahun 1992. Dilanjutkan

ke jenjang pendidikan di Sekolah Dasar Santa Theresia I

pada tahun 1993-1999.

Selanjutnya ke jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Santa Theresia

Pangkalpinang pada tahun 1999-2002. Kemudian naik ke jenjang pendidikan Sekolah

Menengah Umum Santo Yosef pada tahun 2002-2005. Selanjutnya pada tahun 2005

melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta dan menyelesaikan masa studi pada tahun 2009. Penulis pernah

menjadi Asisten Praktikum Farmakologi Dasar (2008). Selain itu, penulis juga pernah

terlibat sebagai Panitia Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) tahun 2006

dalam Seminar “Glutation sebagai Pencegah dan Penyembuh Penyakit” serta

Pengabdian Kepada Masyarakat “Penyuluhan Perangi Junk Food dengan Pola Makan

dan Gaya Hidup Sehat” (2007).