evaluasi (1gell)
-
Upload
lukmanhakim -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of evaluasi (1gell)
EVALUASI
X.1. Evaluasi Fisika
1. Uji Organoleptis
.
- Diambil sedikit dari wadah
- Diamati bentuk dan warna
- Diamati bau dengan indera
pencium
Tujuannya yaitu untuk mengamati apakah gel yang dibuat
sudah sesuai dengan standar yaitu berupa gel yang mempunyai
rasa, bau, bentuk dan warna yang baik (Pakki et al., 2009).
2. Uji Homogenitas
- Dimasukkan ke dalam beker glass
- Diamati secara visual
- Diambil dengan pipet tetes gel
- Dipipetkan pada kaca objek
- Diratakan dengan kaca penutup sehingga
terbentuk lapisan tipis.
Tujuan: untuk mengetahui tingkat tercampurnya sediaan,
menunjukkan suatu kehomogenitasan dari suatu
sediaan semi solid. Pada uji ini diharapkan sediaan gel
yang dihasilkan memiliki partikel yang terdispersi
homogen. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
dari ukuran kehomogenitasan suatu sediaan,
diantaranya yaitu ukuran partikel dari zat terdisperse
dan gravitasi bumi.
Sampel bahan
Hasil
Gel
Hasil
Syarat : Gel yang homogen akan memperlihatkan jumlah atau
distribusi ukuran partikel yang relatif hampir sama
pada berbagai tempat pengambilan sampel (gel
dikocok terlebih dahulu) (Agus, 2012).
3. Uji pH gel
- Dikaliberasi dengan buffer pH 7
- Dinyalakan dan ditunggu hingga
layar pada pH-meter
menunjukkan angka yang stabil.
- Diaduk
- Didiamkan agar mengendap
- Ph-nya diukur
- Direplikasi 3x
(Emilia et al., 2012)
Tujuannya adalah mengukur pH sediaan dengan menggunakan
pH meter. Sediaan gel ideal pada sediaan topikal menurut standar
dipersyaratkan pada pH antara 6-8 (British Pharmacopeia, 1999).
4. Uji viskositas
Tujuan: uji ini bertujuan untuk mengukur viskositas
(penetapan kekentalan) suatu gel.
- Dimasukkan ke dalam
gelas beaker
pH meter
pH meter
Sampel gel
Spindel no 2
Gel 60 gram + 200 ml air
Bagian air
Motor viskometer
Data
- Dipasang pada
Viskometer Brookfield
- Dimasukkan kedalam
sampel sampai tanda
batas
-
- Dinyalakan 30 rpm
- Diplotkan terhadap
tekanan geser (dyne/cm2)
dan kecepatan geser
5. Uji stabilitas sediaan
- Dimasukkan dalam pot plastik.
- Dilakukan pengamatan berupa
perubahan konsistensi, warna,
dan aroma pada saat sediaan
selesai dibuat
(Gozali et al., 2009)
Tujuan : yaitu untuk mengevaluasi stabilitas ukuran partikel
(Aryani, et al., 2011).
Syarat : Gel tidak mengalami perubahan konsistensi, warna,
maupun aroma. Artinya bahwa sediaan yang dibuat stabil secara
fisik (Panjaitan, 2012).
Hasil
Gel
Hasil
6. Uji Resistensi Panas
- Diulang dan ditempatkan dalam
pertukaran kontinyu suhu yang
berbeda-beda (misalnya 20 jam
pada 370C dan 4 jam pada 400C)
dan ditentukan waktunya
(Voigt, R., 1994).
Tujuannya yaitu untuk mempertimbangkan daya simpan suatu
sediaan salap atau gel dalam daerah iklim dengan perubahan suhu
(tropen) nyata dan terus menerus (Voigt, R., 1994).
7. Uji aseptabilitas sediaan
Tujuan: uji ini bertujuan untuk mengetahui
kelayakan pakai obat pada kulit
- Dioleskan
- Dirasakan kelembutan, sensasi
yang di timbulkan dan
kemudahan pencucian
- Diberi penilaian lembut,
agak lembut atau tidak
lembut
Hasil
Gel dalam wadah tertutup
Sampel gel
Hasil
Hasil
Hasil
8. Uji penentuan ukuran droplet
Tujuan: uji ini bertujuan untuk untuk menentukan ukuran droplet
suatu sediaan gel.
- Diletakkan pada objek glass
- Diperiksa adanya tetesan –
tetesan fase dalam ukuran dan
penyebarannya.
9. Uji daya sebar
- Diletakkan di atas kaca
- Dibagian atasnya di beri kaca
yang sama dan di tingkatkan
bebanya
- Di beri rentang waktu 1 – 2
menit
- Diukur diameter penyebaran
pada setiap penambahan beban,
saat sediaan berhenti menyebar
( dengan waktu tertentu secara
teratur ).
Sampel gel
Hasil
Sampel gel
X.2. Evaluasi Kimia
1. Penetapan Kadar
Ditimbang saksama 100 mg, Dilarutkan dalam air secukupnya
hingga 100,0 ml. Dilarutkan 2,0 ml dengan gel dapar
tembaga (II) sulfat pH 5,2 P secukupnya hingga 100,0 ml.
Di pipet 10,0 ml ke dalam tabung kimia bersumbat
Dipanaskan di atas tangas air pada suhu 75o selama 30 menit
Didinginkan, jika perlu ditambahkan air secukupnya hingga 10,0 ml.
Dibuat dengan cara yang sama seperti gel uji,
Ditimbang saksama Diukur serapan-1 cm gel uji dan gel
pembanding pada gelombang maksimum lebih kurang 320 nm terhadap blangko gel dapat tembaga (II) sulfat pH 5,2 P
Dihitung kadar dalam mg, C16-
H19N3O4S dengan rumus C ( As)( Au )
(Depkes RI, 1979; 90)
Gel
Gel pembanding
120 mg ampisilina trihidrat PK
Hasil
2. Identifikasi
Diteteskan di atas kertas saring Dikeringkan pada suhu 105o C
Dilapiskan di atasnya Dipanaskan pada suhu 105oC selama
5 menit Dibiarkan hingga dingin ( muncul
warna lembayung muda)
(Depkes RI, 1979; 90)
X.1.3. Evaluasi Biologi
1. Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi
a. Metode Lempeng Silinder
Berdasarkan difusi antibiotik dari silinder yang dipasang tegak
lurus pada lapisan agar padat dalam cawan petri atau lempeng,
sehingga mikroba yang ditambahkan pertumbuhannya
dihambat pada zona di sekeliling silinder berisi gel antibiotik/
zona bening.
b. Metode Turbudimetri
Berdasarkan atas hambatan pertumbuhan biakan mikroba
dalam gel serba sama antibiotik, dalam media cair yang dapat
menumbuhkan mikroba dengan cepat bila tidak terdapat
antibiotik.
(Depkes RI, 1995)
2. Prosedur Uji Efektifitas Pengawet
a. Pemilihan mikroba uji
0,1 ml gel ninhidrina P 0,1% b/v
0,1 ml gel uji 0,1% b/v
Hasil
Candida albicaus (ATCC no.10231), Aspergillus niger (ATCC
no.16404), Escherichin coli (ATCC no.8739), Pseudomonas
aeruginosa (ATCC no.9027), dan Staphylococcus aureus
(ATCC no.6538). Selain mikroba yang disebut di atas,dapat
digunakan mikroba lain sebagai tambahan terutama jika di
anggap mikroba bersangkutan dapat merupakan kontaminan
selama penggunaan sediaan tersebut.
b. Pemilihan media yang digunakan
Pilih media agar yang sesuai untuk pertumbuhan yang subur
mikroba uji, seperti Soybean-Casein DigestAgar Medium yang
tertera pada uji Batas Mikroba.
c. Pembuatan inokula
Inkubasi biakan bakteri pada suhu 30° hingga 35° selama 18
jam sampai 24 jam, biakan Candida albicans pada suhu 20°
hingga 25° selama 48 jam, dan biakan Aspergillus niger pada
suhu 20° hingga 25° selama 1 minggu.
d. Panen mikroba
Candida dan bakteri
Gel NaCl steril 0,9%a
Cuci permukaan pertumbuhan
Hasil cucian dimasukkan ke
dalam wadah yang sesuai
Encerkan dengan NaCl
steril 0,9% sampai angka
mikroba ~100 juta/mL
Aspergillus niger
Gel NaCl steril 0,9% yang
mengandung polisorbat 80 P
0,05%
Hasil cucian dimasukkan ke
dalam wadah yang sesuai
Encerkan dengan NaCl
steril 0,9% sampai angka
mikroba ~100 juta/mL
Alternatif panen mikroba
e. Menetapkan CFU/mL dari setiap suspense
f. Jika suspensi tidak segera digunakan, suspensi dipantau secara
berkala dengan metode lempeng angka mikroba aerob total untuk
menetapkan penurunan viabilitas.
Mikroba ditumbuhkan pada
media cair yang sesuai
Panen sel dengan sentrifugasi
Pelet dicuci dan
disuspensikan kembali
dengan gel NaCl 0,9% steril
hingga mencapai angka
mikroba dan spora yang
dikehendaki
1 mL (~30-300 koloni)
Pipet ke dalam 2 cawan
petri steril
Tambahkan 15-20 mL
media SCDA bersuhu ~45◦
C, campurkan
g. Uji efektivitas
Jika wadah sediaan dapat ditembus secara aseptik menggunakan
jarum suntik melalui sumbat karet, lakukan pengujian pada 5
wadah asli sediaan.
Jika wadah sediaan tidak dapat ditembus secara aseptik,
pindahkan 20 mL sampel ke dalam masing-masing 5 tabung
bakteriologik bertutup, berukuran sesuai dan steril.
Inkubasi 48-72 jam, amati
pertumbuhan koloni
5 wadah asli sediaan5 tabung bakteriologik
tertutup
Inokulasi dengan salah satu
mikroba uji (0,1 mL/20 mL
sediaan)
Jumlah mikroba 105-106/mL
Tetapkan jumlah mikroba
viabel dalam setiap suspensi
inokula. Hitung angka
awal/mL sediaan dengan
metode lempeng
Wadah/tabung
Inkubasi pada suhu 20-25◦C
Wadah/tabung yang telah
diinkubasi
h. Penafsiran hasil
Suatu gel dikatakan efektif, jika:
1. Jumlah bakteri viabel pada hari ke 14 berkurang hingga tidak
lebih dari 0.1 % dari jumlah awal.
2. Jumlah kapang dan khamir viabel selama 14 hari pertama adalah
tetap atau kurang dari jumlah awal.
3. Jumlah tiap mikroba uji selama hari tersisa dari 28 hari
pengujian adalah tetap atau kurang dari bilangan yang disebut
pada a dan b
(Depkes RI, 1995).
Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi ke-5, 378-384, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Nisa, F.F., dkk. 2012. Formulasi Gel Pelembut Tumit Dari Kombinasi Ekstrak Pegagan (Centella Asiatica L) Dan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera L). Jurnal Farmasi. Hal 1-6.
Amati pada hari 7, 14, 21,
dan 28
Catat tiap perubahan dan
tetapkan jumlah mikroba
Hitung perubahan jumlah
tiap mikroba dalam %
selama pengujian
Panjaitan, E. N., Saragih, A., Purba, D. 2012. Formulasi Gel Dari Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe). Journal of Pharmaceutics and Pharmacology. 1 (1):9-20.
DAFTAR PUSTAKA
Al Sharefi, M. 2011. British Nasional Formulasi 61. BMJ Group and Pharmaceutical Press. London.
Blank, W. 2013. Analisis Kuantitatif Golongan Antibiotik (Ampicillin) Dengan Metode Iodometri. Jurnal KFL Gol. Antibiotik. Hal 1-8.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Emilia, Taurina, W., Fahrurroji, A., 2012. The Formulation And Evaluation Physical Stability Of Ibuprofen Suspension Using Natrosol Hbr As The Suspending Agent. Jurnal Untan. Hal 1-11.
Lestari, F & Helda A. 2012. Uji Stabilitas Fisik Dan Kimia Sediaan Sirup Racikan Yang Mengandung Erdostein. ISSN:2089-3582 Vol 3 No 1 Tahun 2012.
Pakki, E., dkk. 2009. Formulasi dan Evaluasi Kestabilan Fisik Krim Antioksidan Ekstrak Biji Kakao (Theobroma cacao L.). Majalah Farmasi dan farmakologi. 13 (2) ; 1-7.
Rowe, R. C., P. J. Shestex dan S. C. Owen. 2009. Handbook Of Pharmaceutical Exipients. Pharmaceutical Press American Pharmacist Association. New York.
Syamsuni, A. 2006. Ilmu Resep. EGC. Jakarta
Tjay, T.H & K. Rahardja. 2007. Obat-obat Penting. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Wade A, Welle Pj. 1982. Handbook of Pharmaceutical Excipents, 6th edition. The Pharmaceutical press. London.