Etnisitas, identitas

download Etnisitas, identitas

of 25

description

Etnisitas, identitas

Transcript of Etnisitas, identitas

MEMBANGUN IDENTITAS NASIONAL DAN INTEGRASI BANGSA DI ERA GLOBALISASI

ETNISITAS, IDENTITAS, DAN MULTIKULTURALISME LABORATORIUM ANTROPOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA

LOGOLOGOYOUR SITE HEREIndonesia merupakan satu negara kepulauan multi etnik yang disamping memiliki jumlah penduduk terbesar nomor empat di dunia, juga bercirikan keragaman budaya.

Kemajemukan tersebut, di satu sisi menjadi kekayaan bangsa yang tidak ternilai, pada sisi lain mengandung potensi konflik antar etnis yang sangat besar.

Bila kondisi ini tidak bisa dikelola secara baik, arif dengan azas pluralisme dan kesetaraan niscaya akan dapat menjadi sumber konflik yang sangat besar.

I. LATAR BELAKANG LOGOYOUR SITE HEREPotensi konflik atas kemajemukan itu, sejak lama telah ditegaskan oleh Furnival (1948) bahwa masyarakat plural Asia Tenggara khususnya Indonesia akan terjerumus ke dalam anarki jika gagal menemukan formula federasi pluralis yang memadai.

Asumsi teoritik thd. potensi tersebut, khususnya Indonesia telah menjadi realitas empiris. Konflik berlatar belakang etnis dan agama pada awal reformasi yabg pernah terjadi merata di seluruh wilayah Indonesia, menjadi persoalan krusial terhadap itnegrasi bangsa.

I. LATAR BELAKANGLOGOYOUR SITE HEREKuliah ini dimaksud hendak memberikan gambaran tentang konsep Pluralitas, Identitas etnik\nasional serta pendidikan multikultural di Indonesia. Membahas tentang eksistensi NKRI dalam konteks regional dan global

Membahas tentang dampak otonomi daerah terhadap integrasi bangsa

Membahas tentang upaya membangun identitas dan integrasi bangsa di era global

SASARAN KULIAHLOGOYOUR SITE HERELANDASAN KONSEPSUAL TENTANG PLURALITAS DAN PLURALISME Pluralisme adalah suatu paham/teori yang menetang kekuasaan monolitis,sebaliknya mendukung desentralisasi dan otonomi untuk oraganisasi2 utama yang mewakili individu dlm masy. Juga suatu kekuasaan itu harus dibagi bersama-sama di antara sejumlah partai politik.Pluralisme adalah keberadaan atau toleransi keberagaman etnik atau kelompok2 kultural dalam suatu masyarakat atau negara, serta keragaman kepercayaan atau sikap dalam suatu badan atau lembaga.Jadi batasan yang pertama mengandung pluralisme politik,sedangkan yang kedua mengandung pengertian pluralisme primordial. Namun kedua-duanya sama-sama mengandung makna mengakomodir /memberikan penghargaan/tempat bagi etnik yang berbeda, bagi equality, defference, tolerance, mutualistic dlm kemajemukan.LOGOYOUR SITE HERESesungguhnya hingga kini, masih terdapat silang pendapat mengenai pengertian dan proses-proses yang berkaitan dengan konstruksi identitas, baik etnik maupun bangsa. Namun demikian beberapa ilmuan sosial seperti : Peter, Berger, Giddens, Eriksen sepakat bahwa identitas kultural dengan sengaja dibentuk atau dikonstruksi dan bertalian dengan aspek sejarah serta kepentingan tertentu.

Mengacu pada definisi identitas yang ada, yang dimaksud identitas adalah konsepsi tentang diri, orang, dalam mana individu memandang dan menghayati diri mereka dan orang lain berdasarkan sudut pandang kebudayaan atau sistem nilai yang dipahami dan dianut oleh mayoritas populasi dari kelompok sosial bersangkutan.

II. LANDASAN KONSEPSUAL TENTANG IDENTITAS LOGOYOUR SITE HEREII. LANDASAN KONSEPSUAL TENTANG MULTIKULTURALISMEMultikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan (Watson 2000, Kymlicka,2002). Esensi dari multikulturalisme adalah kesetaraan, menghargai keberadaan komunitas atau minoritas, dan demokrasi.

Multikulturalisme adalah ide yang menekankan pentingnya saling menghormati antara berbagai kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan berbeda: penghormatan yang memungkinkan setiap kelompok termasuk kelompok minoritas, untuk mengekspresikan kebudayaan mereka tanpa mengalami prasangka buruk dan permusuhan. LOGOYOUR SITE HEREJENIS MULTIKULTURALISME1. Isolasionis, yakni yang mengacu kepada masyarakat yang berbagai kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi minimal satu sama lain.2. Akomodatif, yakni masyarakakt plural yang memiliki kultural dominan, yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultural kaum minoritas. Penganut multikulturalisme ini merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural, dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan mereka; sebaliknya kaum minoritas tidak menantang kultur dominan. Multikulturalisme akomodatif dapat ditemukan di Inggris, Prancis, Eropa lainnya.3. Otonomis,yakni masyarakat plural yang kelompok-kelompok kultural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan kultur dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima dan berusaha mencipta-kan suatu masyarakat, yang semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar. Jenis kelompok ini ada pada masyarakat Muslim imigran di Eropa.

LOGOYOUR SITE HEREJenis multikulturalisme 4. Multikulturalisme kritikal, yakni masyarakat plural yangkelompok-kelompok kultural tidak terlalu perhatian dengan kehidupan kultural otonom; tetapi lebih menuntut penciptaan kultural kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif distingtif mereka. Kelompok budaya dominan tentu saja cenderung menolak tuntutan ini, dan bahkan berusaha secara paksa menerapkan budaya dominan. Karena itu kelompok-kelompok minoritas menentang kelompok kultur dominan, baik secara intelektual maupun politis, dengan tujuan menciptakan iklim yang kondusif bagi penciptaan secara bersama-sama sebuah kultur kolektif baru yang egaliter secara genuine. Contoh kelompok ini adalah masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat, Inggris, dan lainnya.5. Multikulturalisme kosmopolitan, kelompok masyarakat berusaha menghapuskan batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi terikat dan commited thd budaya tertentu. Sebaliknya secara bebas terlibat dalam pengalaman interkultural sekaligus mengembangkan kehidupan kultur masing-masing. Para pendukung mutikulturalisme jenis ini sebagian besar adalah intelektual diasporic dan kelompok-kelompok liberal yang memiliki kecenderungan postmodernis.

LOGOYOUR SITE HEREGLOBALISASIDon Kalb, menegaskan globalisasi merupakan realitas goegrafik, tempat dan orang di dunia yang semakin intensif dan mudah berhubungan satu dengan yang lain, berkonsekuensi terhadap meningkatnya arus barang, modal, ide dan orang, seperti tampak dalam difenisi:In principle globalization does not claim more than a geografhic fact: people and places in the word are becoming more extensively and densely connected to each other as a cosequence of increasing transnational flows of capital/goods, information/ ideas, and people (Lewellen,2002).Dampak Globalisasi:Dominasi, hegemoni barat atas timurHomogenisasiIdentitas (bangsa, nasional, etnik, agama)fundamentalismeNasionalisme , integrasi dan disintegrasi bangsaLOGOYOUR SITE HEREETNIK, IDENTITAS ETNIK DAN ETNISITASKetiga istilah itu sinonim merujuk pada makna konsep-diri kultural atau rasial. Kajian tentang ketiga hal tersebut kerap juga berkaitan dengan persoalan assimilasi, akulturasi , dan adaptasi suatu kelompok etnik atau negeri asing.Etnik pada awalnya merujuk pada pengelompokan diri untuk membedakan dengan yang lain (the other)

LOGOYOUR SITE HEREMenurut Khun identitas adalah inti diri (core self), yakni posisi umum seseorang dalam masyarakat. Menurut Erikson bahwa istilah identitas meliputi apa yang disebut diri oleh berbagai ahli. Dan diri dalam konteks etnik inilah yang disebut identitas etniskPendekatan etnik:1, Objektif/struktural2. subyektif (fenomenologis)LOGOYOUR SITE HEREPerspektif obyektif melihat sebuah kelompok etnik sebagai kelompok yg bisa dibedakan dari klp-klp lainnya berdasarkan ciri-ciri keb. Seperti bahasa,agama, dan asal usul.Perspektif subyektif merumuskan etnisitas sebagai suatu proses dalam mana orang-orang mengalami atau merasakan diri mereka sebagai bagian dari suatu kelompok etnik dan diidentifikasi demikian oleh orang-orang lain, dan memusatkan pada keterikatan dan rasa memiliki kelompok bersangkutan.Jadi perspektif pertama melihat etnisitas sebagai hal yang statik. Sebaliknya yang kedua melihat sebagai hal yang dinamik.LOGOYOUR SITE HEREKONSEP ETNISITAS DAN KELOMPOK ETNIK SUATU KELOMPOK SOSIAL YANG DI DALAM BUDAYA DAN SISTEM SOSIAL YANG LEBIH LUAS DIKLAIM ATAU DISETUJUI SEBAGAI STATUS KHUSUS DALAM KAITAN DENGAN SUATU CIRI ETNIK/KESUKUBANGSAAN YANG KOMPLEKS DIMANA CIRI ETNIK ITU DIPERLIHATKAN ATAU DIPERCAYA UNTUK DIPERLIHATKAN.SUATU KELOMPOK YANG MENGIDENTIFIKASI DIRI BERDASARKAN ATAS REALITAS SOSIAL SEPERTI: AGAMA, ADAT ISTIADAT, BAHASA, DAN SUKU BANGSA YANG SECARA BERSAMA-SAMA DAPAT MEMBENTUK ETNISITAS ATAU DIBERI LABEL ETNISITAS. BERBAGAI KONFLIK ANTAR SUKU BANGSA BIASANYA DIDASARKAN ATAS TUNTUTAN MENGENAI PENGAKUAN PRESTISE, KEHORMATAN, JATI DIRI, KEKUASAAN POLITIK, HAK-HAK PENDUDUK, SERTA AKSES EKONOMI.LOGOYOUR SITE HEREETNISITAS DALAM KONTEKS STRUKTURAL DAN KULTURALSEBAGAI KONSEP STRUKTURAL MERUJUK PADA ATRIBUT ABSTRAK DARI PARA AKTOR, MISALNYA MENGENAI PENJELASAN TENTANG TINGKAH LAKU MEREKA, KEMUDIAN MENEMPATKANNYA SEBAGAI ANGGOTA SUATU SUKU BANGSA TERTENTU KEMUDIAN MEMBERIKAN PENILAIAN TERHADAP STATUS DAN PERAN AKTOR TERSEBUT.SEBAGAI KONSEP KULTURAL MERUJUK PADA SUATU GEJALA KEBUDAYAAN BERKENAAN DENGAN BAGAIMANA PARA AKTOR TERSEBUT MENYUSUN PENGALAMANNYA SENDIRI. DALAM HAL INI, KONTEKS ETNISITAS DIPAKAI UNTUK LEBIH MEMAHAMI SUATU EKSPRESI BERSAMA SUATU SUKU BANGSA TERHADAP SUKU BANGSA LAIN YANG MEMILIKI SIKAP DASAR YANG BERBEDA (ERIKSON,1993).LOGOYOUR SITE HEREPENGERTIAN ETNISITASMENURUT ISACC, (1993) ETNISITAS MENGACU PADA MASALAH PERASAAN BERSAMA ATAU SENASIB-SEPENANGGUNGAN KELOMPOK ETNIK. TUMBUHNYA PERASAAN DEMIKIAN MERUPAKAN SEBUAH PRODUK DARI SEJARAH DAN ASAL USUL YANG DIWARISINYA. KESELURUHAN ASPEK ETNISITAS ITU, TIDAK HANYA HAL-HAL YANG BERSIFAT BIOLOGIS, TETAPI JUGA NON FISIK SPT: KEPERCAYAAN, PENGETAHUAN BUDAYA, AGAMA, BAHASA DAN ADAT ISITIADAT YANG DIWARISINYA.DENGAN MENGACU PADA KEBUDAYAANNYA, ATAU MELALUI PENAFSIRANNYA, KLP ETNIK INI MENGEMBANGKAN STERIOTIPE DAN PRASA-NGKA MENGENAI SUKU BANGSA LAIN YANG ADA DALAM KEHIDUPAN MEREKA. MELAUI STERIO-TIPE DAN PRASANGKA INI, BATAS-BATAS SOSIAL DAN BUDAYA KLPK SUKU BANGSA LAIN MENJADI TAMPAK JELAS.LOGOYOUR SITE HEREKelompok EtnikNarrol (1996) kelompok etnik Dipahami sebagai suatu populasi orang/penduduk yang mengandung ciri-ciri: 1. secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan.2. mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa kebersamaan dalam suatu benuk budaya3. membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri, dan4. menentukan ciri kelompoknya sendiri yang diterima oleh kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain.Menurut Frederick Bart suatu kelompok etnik yang memiliki ciri dan kebersamaan scara intern dan perbedaaan secara ektern dengan kelompok lain, tidak saja karena memiliki nilai budaya , tetapi juga bahasa yang khas yang menjadi ciri/identitas kelompok.LOGOYOUR SITE HERERELEVANSI KULIAIH INI BAGI NKRIMencermati dinamika bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia setidaknya ada tiga arus kecenderungan fenomena, yang berkembang :Pertama wacana mengenai masalah disinterasi bangsa akibat tekanan globalisasi dan transformasi sosial yang cepat (ditandai dengan dominasi dan hegemoni budaya barat atas timur), kemudian muncul respons dalam bentuk perlawanan (etnik, bangsa, nasional) untuk mempertahankan identitasKedua, wacana tentang pentingnya pemerintahan sipil sebagai pemerintahan ideal masa depan, dan Ketiga, semakin lemahnya peran dan fungsi otonom negara yang digantikan oleh lembaga non-pemerintah spt. (PBB, Word Bank, IMF,ADB dll).

LOGOYOUR SITE HERESejarah telah menunjukkan bahwa sejak awal kemerdekaan, motto Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda, tetapi tetap satu jua, telah diangkat sebagai landasan ideologi politik dan simbol kolektif untuk membangun bangsa Indonesia yang bersatu dan utuh dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.Nilai Bhinneka Tunggal Ika adalah menghormati perbedaan (pluralisme) dan mewujudkan kebersamaan (mutualitas) sebagai sepasang kekuatan (twin force) untuk membentuk persatuan dan kesatuan.Namun, adanya kebijakan pemerintah Orde Baru yang monokul-uralistik, dan sentralistik, atas nama stabilitas pembangunan bangsa , masalah dan isu-isu sensitif SARA dibungkam. Hal ini telah menimbulkan dampak negatif bagi harmosasi hubungan sosial masyarakat, dan telah melemahkan dan menghancurkan potensi-potensi kearifan budaya lokal (local cultural geniuses) sebagai kekuatan penyangga dan antisipatif terhadap ancaman keutuhan dan identitas sebagai bangsa.III. REVITALISASI BHINNEKA TUNGGAL IKA DALAM MENGHADAPI ANCAMAN DISINTEGRASILOGOYOUR SITE HERESejauh ini, meskipun Indonesia merupakan salah satu masyarakat multikultur, namun kenyataannya pendidikan multikultural baru berkembang terbatas pada bidang-bidang ilmu, di luar bidang ilmu pendidikan, seperti antropologi, sosiologi dan cultural studies.

Namun demikian, kesadaran dan kebijakan multikultura-lisme serta pendidikan multikultural yang diterapkan oleh negara-negara tertentu juga telah memunculkan kekhawatiran dan mengundang krititk dengan isu-isu kontroversial karena berpotensi menimbulkan disintegrasi dalam negara negeri. Tetapi, bagi Indonesia, pengembangan multikulturalisme menjadi keniscayaan

IV. PEMBANGUNAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIALOGOYOUR SITE HEREDalam tiga dasa warsa belakangan ini, masalah identitas bangsa ,etnik, maupun agama di negara-negara yang multi etnik, kultural, dan agama muncul marak kepermukaan sejalan dengan kuatnya arus globalisasi yang melanda dunia. Indonesia sebagai salah satu negara yang multi etnik, agama, dan kultural juga mengalami masalah identitas nasional kultural dan disintegrasi bangsa akibat adanya gerakan-gerakan kelompok etnik dan agama mengarti-kulasikan identitas kelompok mereka sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan, dominasi, dan hegemoni negara maupun kelompok budaya dominan terhadap kelompok etnik minoritas.

V. PENUTUPLOGOYOUR SITE HEREDi pihak lain, pengembangan sekolah unggulan yang menekankan pada penguasaan ITEC dengan kurikulum yang standar, baku, dan kompetitif telah menimbulkan ekslusivisme dan konflik kepentingan kelompok, baik etnik, agama, dan kelas sosial tertentu, sehinga tanpa disadari telah membatasi komunikasi lintas budaya sebagai modal dasar pembentukan multikulturalisme di Indonesia.

V. PENUTUPLOGOYOUR SITE HEREMelihat realitas tersebut, semua komponen bangsa harus terus berupaya merevitalisasi, dan mereposisi nilai Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka membangun manusia Indonesia seutuhnya, dalam semangat pluralisme, kebersamaan, kesetaraan, dan berkeadilan menuju persatuan dan kesatuan bangsa yang kokoh.

Semua komponen bangsa perlu mereaktualisasi dan mereproduksi nilai Bhineka Tunggal Ika kepada generasi muda sebagai landasan ideologi dan politik dalam berbangsa dan bernegara dan sekaligus sebagai simbol identitas kolektif dan menjadi memori sejarah perjuangan bangsa.

V PENUTUPLOGOYOUR SITE HEREMembangun dan mengembangkan sistem pendidikan nasional dengan paradigma kritis, dan multikulturalisme. Dalam artian tidak hanya berorientasi pada penguasaan ITEC dan kemajuan ekonomi, tetapi juga dalam kerangka membangun manusia Indonesia seutuhnya yang bernurani dalam semangat pluralisme, kebersamaan, kesetaraan, dan berkeadilan. Melalui aktualisasi semangat tersebut, diharapkan kesadaran kolektif dan sikap-sikap keikaan dalam kebinekaan yang mutualistis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat diwujudkan.

VI. ANTISIPASI MASA DEPAN BANGSA LOGOYOUR SITE HERETERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYAPENUTUPLOGOYOUR SITE HERE