etiopato MH

download etiopato MH

of 2

Transcript of etiopato MH

ETIOLOGI Kuman penyebab adalah mycobacterium leprae yang ditemukan oleh G.A HANSEN pada tahun 1874 di Norwegia, yang sampai sekarang belum juga dapat dibiakan dalam media artifisial M.leprae berbentuk kuman dengan ukuran 3-8 m x 0,5 m, tahan asam dan alkohol serta positif Gram.1 PATOGENESIS KUSTA Sebenarnya M. Leprae mempunyai patogenesis dan daya invasi yang rendah, sebab penderita yang mengandung kuman lebih banyak belum tentu memberikan gejala yang lebih berat, bahkan dapat sebaliknya. Ketidak seimbangan antara derajat infeksi dengan derajat peyakit, tidak lain disebabkan oleh respons imun berbeda, yang menggugah timbulnya reaksi granuloma setempat atau menyeluruh yang dapat sembuh sendiri atau progresip. Oleh karena itu penyakit kusta dapat juga disebut penyakit imunologik. 1 bila kuman M. Leprae masuk kedalam tubuh seseorang, dapat timbul gejala klinis sesuai dengan kerentanan orang tersebut. Bentuk tipe klinis bergantung pada sistem imunitas selular (SIS) penderita. Bila SIS baik akan tampak gambaram klinis kearah tuberkuloid, sebaliknya SIS rendah memberikan gambaran lepromatosa. Agar proses selanjutnya lebih jelas lihat bagan patogenesis ini (gambar) 1

Kontak Non-infeksi Infeksi

95% Sembuh 70%

Subklinis

Indeterminate (I) 30%

Determinate

I

TT

Ti

BT

BB

BL

Li

LL

Gambar Patogenesis Kusta

PATOGENESIS REAKSI KUSTA Reaksi kusta adalah suatu episode akut dalam perjalan kronis penyakit kusta yang dianggap sebagai suatu kelaziman atau bagian dari komplikasi penyakit kusta. Ada dua tipe reaksi dari kusta yaitu reaksi kusta tipe I dan reaksi kusta tipe II. Reaksi kusta tipe I sering disebut reaksi lepra non nodular merupakan reaksi hipersensitifitas tipe IV ( Delayed Type Hipersensitivity Reaction ). Reaksi tipe I sering kita jumpai pada BT dan BL. M. Leprae akan berinteraksi dengan limfosit T dan akan mengakibatkan perubahan sistem imunitas selluler yang cepat. Hasil dari reaksi ini ada dua yaitu upgrading reaction / reversal reaction , dimana terjadi pergeseran ke arah tuberkoloid ( peningkatan sistem imunitas selluler) dan biasanya terjadi pada respon terhadap terapi, dan downgrading, dimana terjadi pergeseran ke arah lepromatous ( penurunan sistem imunitas selluler) dan biasanya terjadi pada awal terapi.2 Reaksi kusta tipe II adalah hipersensitivitas humoral tepatnya hipersensitivitas tipe III. Reaksi tipe dua sering juga disebut eritema nodosum lepromatous. Reaksi ini sering terjadi pada pasien LL. M. Leprae akan berinteraksi dengan antibodi membentuk kompleks imun dan mengendap pada pembuluh darah. Komplemen akan berikatan pada komples imun dan merangsang netrofil untuk menghasilkan enzim lisosom. Enzim lisosom akan melisis sel.2

1. Kosasih. Kusta. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, Ed. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6 cetakan kedua 2011. Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 2011: 745;82-3.2. Fitzpatrick, Thomas B dkk.Leprosy. Color Atlas and Synopsis of clinical Singapore : Mc Graw Hill.1997; 666-9. Dermatology.