Etiologi Dan Patofisiologi Ranula

5
Etiologi dan Patofisiologi Ranula Ranula telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Banyak teori yang diajukan untuk mengetahui asalnya. Hippocrates dan Celcius mengatakan bahwa kista berasal dari proses inflamasi yang sederhana. Pare mensugestikan berasal dari glandula pituitary yang menurun dari otak ke lidah. Ada juga yang mensugestikan bahwa kista tersebut berasal dari degenerasi myxomatous glandula saliva. Teori yang terakhir mengatakan bahwa kista terjadi karena Obstruksi ductus saliva dengan pembentukan kista atau ekstravasasi (kebocoran) saliva pada jaringan yang disebabkan karena trauma. Obstruksi ductus tersebut dapat disebabkan karena calculus atau infeksi (Aswin Rahardja). Pada tahun 1973 Roediger dan rekannya dapat membuktikan bahwa terjadinya ranula oleh adanya penyumbatan ductus glandula saliva sehingga terjadi penekanan sepanjang dinding saluran. Bila ada daerah yang lemah akan pecah dan terjadi lagunar (bulatan-bulatan kecil), yang merupakan retensi saliva yang lambat laun menjadi kista ekstravasasi (kebocoran) pada ductus glandula sublingualis atau submandibularis, yang kadang-kadang dapat ramifikasi (percabangan) secara difus ke leher (Mervyn shear). Menurut Robert P. Langlais & Craig S. Miller, Ranula terbentuk sebagai akibat terhalangnya ductus saliva yang normal melalui ductus ekskretorius

description

Etiologi Dan Patofisiologi Ranula

Transcript of Etiologi Dan Patofisiologi Ranula

Etiologi dan Patofisiologi RanulaRanulatelah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Banyak teori yang diajukan untuk mengetahui asalnya. Hippocrates dan Celcius mengatakan bahwa kista berasal dari proses inflamasi yang sederhana. Pare mensugestikan berasal dari glandula pituitary yang menurun dari otak ke lidah. Ada juga yang mensugestikan bahwa kista tersebut berasal dari degenerasi myxomatous glandula saliva. Teori yang terakhir mengatakan bahwa kista terjadi karena Obstruksi ductus saliva dengan pembentukan kista atau ekstravasasi (kebocoran) saliva pada jaringan yang disebabkan karena trauma. Obstruksi ductus tersebut dapat disebabkan karena calculus atau infeksi (Aswin Rahardja).

Pada tahun 1973 Roediger dan rekannya dapat membuktikan bahwa terjadinyaranulaoleh adanya penyumbatan ductus glandula saliva sehingga terjadi penekanan sepanjang dinding saluran. Bila ada daerah yang lemah akan pecah dan terjadi lagunar(bulatan-bulatan kecil), yang merupakan retensi saliva yang lambat laun menjadi kista ekstravasasi (kebocoran) pada ductus glandula sublingualis atau submandibularis, yang kadang-kadang dapat ramifikasi (percabangan) secara difus ke leher (Mervyn shear). Menurut Robert P. Langlais & Craig S. Miller,Ranulaterbentuksebagai akibat terhalangnya ductus saliva yang normal melalui ductus ekskretorius mayoryang membesar atau terputus dari glandula sublingualis (ductus Bartholin) atau glandula submandibularis(ductus Wharton), sehingga melalui rupture ini saliva keluar menempati jarigan disekitarductus tersebut. Walau terjadinya ranula yang ditulis dalam literature hingga saat ini masih simpang siur, namun diperkirakan karena :

1. Adanya penyumbatan sebagian atau total sehingga terjadi retensi saliva sublingualis atau

submandibularis

2. Karena suatu trauma

3. Adanya peradangan atau myxomatous degenerasi ductus glandula sublingualis (drg. Iskandar Atmadja).

Gambaran Klinis RanulaTanda dan Gambaran Klinis ranula adalah sebagai berikut :

Adanya benjolan simple pada dasar mulut, mendorong lidah ke atas.

Umumnya unilateral, jarang bilateral

.

Benjolan berdinding tipis transparan, berwarna biru kemerah-merahan.

Benjolan tumbuh lambat, gambaran seperti perut katak.

Pembengkakan selain intra oral dapat juga extra oral.

Tidak ada rasa sakit kecuali meradang atau infeksi.

Bila benjolan membesar dapat mengganggu bicara, makan maupun menelan.

Benjolan oleh karena suatu sebab dapat pecah sendiri, cairan keluar, mengempes kemudian timbul atau kambuh kembali.

Pada simple ranula benjolan terletak superficial sedangkan plunging ranula benjolan terletak lebih dalam, bisa menyebar ke dasar otot mylohyoid, daerah submandibular , ke leher bahkan ke mediastinum(drg. Iskandar Atmadja).

Diagnosis RanulaLangkah-langkah yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis ranula:

1.Melakukan anamnesa lengkap dan cermat

Secara visual Bimanual palpasi intra dan extra oral

Punksi dan aspirasi

2.Melakukan pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan radiologis dengan kontras media, tanpa kontras media tidak berguna

Pemeriksaan mikroskopis , pemeriksaan biopsi (drg. Iskandar Atmadja)

Simple Ranula gambaran kliniknya relatif lebih khas sehingga diagnosa mudah ditegakkan. Tampak sebagai suatu tonjolan berdinding tipis, licin, kebiruan dan transparan. Pada palpasi terasa lunak dan fluktuasi . Kista ini terletak dibawah lidah, pada bagian depan mulut (Aswin Rahardja).

Plunging ranula lebih sulit menegakkan diagnosanya, karena gambarannya mirip dengan banyak strukturkistikatau pembengkakan glandula yang lain pada leher. Tidak ada tes diagnostik khusus untuk membedakan lesi-lesi tersebut. Maka diagnosa plunging ranula hanya tergantung pada adanya hubungan anatomi kista dengan glandula saliva dan gambaran histopatologis dinding kista sesudah eksisi (Quick & Lowell, 1977).

Gambaran histopatologis simple ranula yaitu dinding kista dilapisi epitel, sedangkan plunging ranula dinding kista tanpa dilapisi epitel (Aswin

Rahardja).