Etika Penelitian Klp 4
-
Upload
syaza-nadhifa -
Category
Documents
-
view
37 -
download
4
description
Transcript of Etika Penelitian Klp 4
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Penelitian dan ilmu pengetahuan berkait erat karena kemajuan ilmu pengetahuan
ditentukan oleh penelitian. Di Indonesia, penelitian memang belum terlalu maju dan
memasyarakat, buktinya profesi peneliti pun kadangkala merupakan pilihan terakhir. Ini
berimplikasi banyak peneliti kebetulan yang tentu saja dilihat dari banyaknya lembaga
peneliti yang hidup bila ada proyek yang harus diselesaikan dan sebaliknya sepi karena
peneliti akan beralih ke aktifitas seperti mengejar proyek lain lagi. Yang menjadi
permasalahan bila profesi peneliti itu dianggap profesi yang tidak ubahnya pekerja di
kantor.
Tentu saja ini pikiran yang salah sebab peneliti berperan agar ilmu yang
dihasilkan merupakan ilmu bisa dijadikan pedoman oleh umat manusia, dia harus
memproduksi kebenaran yang secara sadar akan digunakan oleh umat manusia. Tentu
saja penelitian itu harus merupakan proses yang mengedepankan kejujuran baik dalam
proses dan pelaporannya. Kejujuran terkait erat dengan konsistensi memegang kebenaran
tanpa ada keinginan untuk menutupi apa pun. Disini pihak yang ingin mengetahui hasil
penelitian dipastikan akan mendapat kebenaran sesuai kenyataan Namun ternyata itu
tidak bisa selalu dijamin walau pun pada akhirnya akan diketahui dan bisa disebut
melanggar etika.
Etika dalam ranah penelitian lebih menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang
diterapkan dalam kegiatan penelitian. Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan
penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan
prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian
tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek penelitian,
namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan (Jacob, 2004)
1
I.2 Tujuan
Dengan dilakukannya penulisan mengenai “Etika Penelitian” diharapkan dapat
memahami mengenai pentingnya etika dalam melakukan penelitian. Sehingga apa yang
dihasilkan dapat digunakan dan dijadikan pedoman bagi umat manusia yang lainnya.
Oleh karena itu dalam melakukan penelitian harus mengedepankan kejujuran dan
kebenaran yang sesuai dengan kenyataan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
II.1 KONSEP ETIKA PENELITIAN
II.1.1 Pengertian Etika
Menurut Nazif (2003) etika ialah panduan berbuat bagi orang lain di lingkungan
organisasi, atau profesi atau cabang ilmu pengetahuan itu,
1. Semacam rambu-rambu-dalam hal ini menjadilah etika sebagai bagian awal
pengaturan.
2. Sebagai yang ideal yang ingin dicapai-dalam hal ini menjadi semacam yang ingin
dituju sebagai suatu kemuliaan atau dambaan.
Etika
1. Konsep dan disiplin apa yang baik dan buruk dan apa yang merupakan tugas dan
kewajiban moral. Prinsip menerima perilaku yang mengatur individu atau kelompok.
2. Disiplin akademik dan studi tentang masalah moral dan etika.
Praktek yang tidak dapat diterima atau menyimpang dari etika: Penipuan, plagiatisme,
pencurian data, lawbreaking, penyimpangan dari kode etik yang telahdisepakati,
kekeliruan, penyalahgunaan dana atau kepercayaan publik, partisipasi dalam praktek-
praktek yang membahayakan.
Menurut Bertens (1994:27). Etika tidak jarang disebut juga “filsafat praktis”.
“Praktis karena cabang ini langsung berhubungan dengan perilaku manusia, dengan yang
harus atau tidak boleh dilakukan manusia. Prinsip moral yang biasa mendasari kode
berperilaku ialah tak mencederai, pertolongan, mandiri, adil, berguna, setia, jujur dan
hormat sesama.
Etika dibagi menjadi dua, yakni
1. Bagaimana melakukan pelaporan setiap aktifitas penelitian
2. Bagaimana agar hasil penelitian itu dapat digunakan secara bertanggungjawab
3
II.1.2 Pengertian Penelitian
Pengertian penelitian menurut webster, research adalah hati-hati, sistematis,
studi hak paten dan penyelidikan dalam beberapa bidang pengetahuan, dikerjakan untuk
menemukan atau menetapkan fakta atau prinsip. Sedangkan McGraw Hill mendefinisikan
penelitian sebagai penyelidikan ilmiah yang mengarah pada menemukan dan menerapkan
fakta baru, teknik, dan hukum alam. Sedangkan Daoed Joesoef (1986) meneliti adalah
usaha menemukan kebenaran ilmiah atau membuktikan kekeliruannya
Oei Ban Lian (1985) mengatakan signifikasi penelitian adalah untuk mencari
jalan keluar dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga jika ada yang mengatakan
kita dapat mengimpor dari negara maju bisa dipatahkan dengan mengatakan bahwa
kebutuhan kita berbeda dengan negara tersebut. Selain itu penelitian diperlukan karena
keadaan negeri ini yang sangat beragam sehingga diperlukan penelitian yang mampu
menghasilkan produk penelitian yang memang sesuai kebutuhan.
Penelitian :
1. Penelitian adalah suatu proses penjelajahan/ penemuan. Dalam banyak hal, proses dan
metodologi mencari pengetahuan adalah sebagai hasil yang nyata dari pencarian dan
temuan tersebut.
2. Kemajuan secara bertahap dari penelitian pada dasarnya adalah diterimanya praktek
"etika" penelitian
II.1.3 Prinsip-Prinsip Petunjuk Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek penelitian
adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki
kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-
benar menjunjung tinggi kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia
yang harus dipahami antara lain :
a. Prinsip manfaat
Dengan prinsip pada aspek manfaat, maka segala bentk penelitian yang
dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.prinsip ini dapat
ditegakkan dengan membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada
manusia, tidak menjadikan manusia untuk di exploitasi.
4
b. Prinsip menghormati manusia
Manusia memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia yang harus di
hormati, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan antara mau dan tidak untuk
diikut sertakan menjadi subjek penelitian.
c. Prinsip keadilan
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan
menghargai hak atau membrikan pengobatan secara adil, hak menjaga privasi manusia,
dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap manusia.
II.1.4 Masalah etika dalam penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting
dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan
manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus
diperhatikan antara lain sebagai berikut :
a. Informed consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian
dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum
penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
mengetahui dampaknya.
b. Anonimiti (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau menantumkan
nama responsen pada lembaran alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
c. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informsi yang
telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporka pada hasil riset.
5
II.2 ETIKA PENELITIAN
Proses pelaksanaan penelitian didasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah (metode
ilmiah) dan etika penelitian. Jurnal ini akan lebih fokus kepada etika penelitian karena
banyaknya permasalahan yang muncul dalam bidang keilmuan bersumber dari etika itu
sendiri. Konsep etika sebenarnya merupakan sebuah konsep yang relatif labil,
pemakaiannya kerap dipertukarkan dalam artian yang sama dengan konsep moral. Etika
dinyatakan sebagai kajian umum dan sistematik tentang apa yang seharusnya menjadi
prinsip benar dan salah dari perilaku manusia, sedangkan moral adalah standar benar dan
salah yang praktis, spesifik, disepakati bersama, dan dialihkan secara kultural. Oleh
karena itu, penulis akan mengupas lebih lanjut mengenai etika penelitian untuk
memahami apa, bagaimana, dan sejauh apa etika itu memengaruhi penelitian.
Kode etika peneliti adalah acuan moral bagi peneliti dalam melaksanakan proses
penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. David B. Resnik, J.D,
Ph.D dalam “What is Ethics in Research and Why is it Important?” mendefinisikan etika
sebagai metode, prosedur dan perspektif yang digunakan untuk bertindak dan
menganalisa sebuah permasalahan kompleks. Etika penelitian ini juga dapat dikatakan
sebagai suatu sikap dan acuan yang haruslah dijunjung tinggi dalam melakukan suatu
penelitian agar penelitian dapat berjalan dengan lancar. Etika riset mengemuka sebagai
sebuah kajian sejak akhir Perang Dunia II dan berlanjut hingga awal 1990-an. Urgensi
etika riset berawal dari isu-isu dalam penelitian kesehatan dan berlanjut kepada isu-isu di
bidang sosial dan kajian kontemporer lainya. International Review Board (IRB)
kemudian menjadi institusi yang melakukan peninjauan terhadap proposal dari berbagai
riset, menjamin hak seorang peneliti atas hasil risetnya untuk mencegah adanya
pengabaian etika riset dalam penelitian.
Etika penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-santun
yang memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat, norma hukum
mengenai pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma moral yang meliputi
itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian.
Selain itu, di dalam etika penelitian juga terkandung empat prinsip utama, yaitu
menghormati harkat dan martabat manusia, menghormati privasi dan kerahasiaan subjek
6
penelitian, keadilan dan inklusivitas dan memperhitungkan manfaat dan kerugian yang
ditimbulkan. Hal-hal lain yang harus diperhatikan dalam etika penelitian adalah :
Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah untuk memajukan ilmu
pengetahuan, menemukan teknologi, dan menghasilkan inovasi bagi peningkatan
peradaban dan kesejahteraan manusia
Peneliti melakukan kegiatannya dalam cakupan dan barisan yang diperkenankan oleh
hukum yang berlaku, bertindak dengan mendahulukan kepentingan dan keselamatan
semua pihak yang terkait dengan penelitiannya, berlandaskan tujuan mulia berupa
penegakan hak-hak asasi manusia dengan kebebasan-kebebasan mendasarnya
Peneliti mengelola sumber daya keilmuan dengan penuh rasa tanggung jawab,
terutama dalam pemanfaatannya, dan mensyukuri nikmat anugerah tersedianya
sumber daya keilmuan baginya
Peneliti mengelola jalannya penelitian secara jujur, bernurani, dan berkeadilan
terhadap lingkungan penelitiannya; menghormati obyek penelitian manusia, sumber
daya alam hayati dan non-hayati secara bermoral; berbuat sesuai dengan perkenan
kodrat dan karakter objek penelitiannya, tanpa diskriminasi dan tanpa menimbulkan
rasa merendahkan martabat sesama ciptaan Tuhan
Peneliti membuka diri terhadap tanggapan, kritik, dan saran dari sesama peneliti
terhadap proses dan hasil penelitian, yang diberinya kesempatan dan perlakuan timbal
balik yang setara dan setimpal; saling menghormati melalui diskusi dan pertukaran
pengalaman dan informasi ilmiah yang objektif
II.3 KODE DAN KEBIJAKAN ETIKA PENELITIAN
Kejujuran
Upaya untuk kejujuran dalam semua komunikasi ilmiah. Jujur melaporan data,
hasil, metode dan prosedur, dan status publikasi. Jangan mengarang, memalsukan, atau
menggambarkan data. Jangan menipu rekan, menipu pemberian lembaga, atau menipu
masyarakat.
7
Obyektifitas
Upayakan untuk menghindari bias dalam rancangan percobaan, analisis data,
interpretasi data, peer review, keputusan personil, hibah menulis, kesaksian ahli, dan
aspek lain penelitian di mana objektivitas yang diharapkan atau diperlukan. Menghindari
atau meminimalkan bias atau penipuan diri sendiri. Mengungkapkan informasi pribadi
atau kepentingan keuangan yang dapat mempengaruhi penelitian.
Integritas
Anda menepati janji dan perjanjian, bertindak dengan ketulusan,
memperjuangkan konsistensi pemikiran dan tindakan.
Kejelian
Hindari kesalahan, kecerobohan dan kelalaian, hati-hati dan kritis memeriksa
karya ilmiah. Menyimpan catatan baik kegiatan penelitian, seperti pengumpulan data,
desain penelitian, dan korespondensi dengan lembaga-lembaga atau jurnal.
Keterbukaan
Berbagi data (data yang telah dianalisa), hasil, ide, peralatan, sumber daya.
Terbuka untuk kritik dan ide-ide baru.
Menghargai Kekayaan Intelektual
Menghargai paten, hak cipta, dan bentuk-bentuk kekayaan intelektual. Jangan
menggunakan data yang tidak diterbitkan, metode, atau hasil tanpa izin. Memberikan
pengakuan dimana dan kapan penelitian atau publlikasi dilakukan. Berikan pengakuan
yang tepat untuk semua kontribusi terhadap penelitian. Jangan menjiplak.
Kerahasiaan
Melindungi rahasia komunikasi, seperti kertas atau hibah dikirimkan untuk
publikasi, catatan pribadi, perdagangan atau rahasia militer, dan catatan pasien.
Publikasi Bertanggung Jawab
Publikasikan dalam rangka untuk memajukan penelitian dan dukungan finansial,
tidak hanya untuk memajukan karir. Hindari publikasi boros dan duplikatif.
Bertanggung jawab Mentoring
Bantuan untuk mendidik, membimbing, dan memberikan saran kepada anggota
peneliti. Meningkatkan kesejahteraan mereka dan memungkinkan mereka untuk
membuat keputusan sendiri.
8
Menghormati rekan
Hormati rekan dan memperlakukan mereka dengan adil.
Tanggung Jawab Sosial
Upayakan untuk mempromosikan fungsi sosial hasil penelitian yang baik dan
mencegah atau mengurangi bahaya sosial melalui riset, pendidikan publik, dan advokasi.
Non-Diskriminasi
Hindari diskriminasi terhadap rekan atas dasar jenis kelamin, ras, etnis, atau
faktor lain yang tidak berhubungan dengan kompetensi ilmiah dan integritas.
Kompetensi
Mempertahankan dan meningkatkan kompetensi professional dan keahlian
melalui pendidikan dan pembelajaran seumur hidup, mengambil langkah-langkah untuk
mempromosikan kompetensi dalam ilmu pengetahuan secara keseluruhan.
Legalitas
Tahu dan mematuhi hukum yang relevan dan kebijakan kelembagaan dan
pemerintah.
Perlindungan Hewan
Menghormati dan merawat hewan secara tepat apabila menggunakan mereka
dalam penelitian. Jangan melakukan percobaan hewan yang tidak perlu atau rancangan
percobaan dilakukan secara buruk
Manusia Subjek Perlindungan
Ketika melakukan penelitian pada subyek manusia, meminimalkan kerugian dan
risiko dan memaksimalkan manfaat, menghormati martabat manusia, privasi, dan
otonomi, mengambil tindakan khusus dengan populasi rentan, dan berusaha untuk
mendistribusikan manfaat dan beban penelitian yang cukup.
II.3 SYARAT UMUM KARYA ILMIAH
1. “Salience” merefleksikan relevansi karya ilmiah yang mampu merespon kebutuhan
masyakarat.
2. “Credibility” mecerminkan kemampuan penulis untuk memenuhi persayaratan teknis
dan standar keilmuan, sehingga dapat diterima oleh pengguna ilmu dengan jaminan
informasi yang diberikan akurat, valid dan memiliki kualitas yang tinggi.
9
3. “Legitimacy” menggambarkan suatu karya ilmiah harus bebas dari bias, dimana
dikembangkan secara transparan dan mengedepankan kepentingan masyarakat luas
dalam pemikirannya.
II.4 PELANGGARAN ETIKA
Pelanggaran etika memang bisa dikelompokkan karena hal itu disesuaikan
dengan masalah yang dilanggar. Plagiarisme merupakan pelanggaran yang paling sering
bisa dideteksi karena melakukan pengutipan yang hampir sama dengan aslinya.
Pelanggaran dalam mengutip (plagiat) biasanya dibagi menjadi (Wiradi, 1996: 41-45) :
1. Verbatim Plagiarism. Dibedakan lagi menjadi dua:
a. Penjiplakan mutlak
Yaitu suatu kutipan yang mengandung kata demi kata demikian juga susunan
kalimatnya persis sama dengan seperti apa yang tertulis di teks sumber. Berarti
mirip kutipan langsung namun tanpa tanda petik dan tanpa sumber.
b. Mirip seperti penjiplakan mutlak
Satu dua kata asli diganti atau dihilangkan atau ada satu dua kata sendiri yang
dimasukan.
2. Patchwork Plagiat
Jiplakan dengan cara sekedar memindah-mindahkan kata-kata aslinya ke sana ke mari,
sehingga mirip parafrase.
3. Plagiat “kata kunci” atau “frase-kunci”
Mirip dengan patchwork namun kata kunci saja dan/atau frase-kunci.
4. Plagiat struktur gagasan/jalan pikiran
Merupakan jiplakan panjang, terdiri dari banyak rangkaian kalimat, bahkan banyak
alinea. Yang dijiplak struktur atau pola gagasan atau pola argumentasi orang lain.
Ada dua kelompok pelanggaran etika,
1. Disengaja berarti si pelaku tahu apa yang dilakukan merupakan pelanggaran dan
sepantasnya mendapat sanksi
2. Tidak disengaja, (menurut Stephan Covey), pelanggaran bawah sadar terutama
untuk materi yang pernah dibaca namun tidak sadar atau memang tidak mengetahui
batasan etika sendiri.
10
Untuk mengatasi kemungkinan melanggar etika, peneliti seharusnya dengan
penuh kesadaran mengupayakan untuk selalu mengikuti perkembangan bidang
keahliannya dan selalu menjaga komunikasi dengan sesama peneliti sebagai mitra yang
akan menjadi partner dalam kegiatan penelitiannya. Tepatnya saling mengingatkan dan
mengumpan apa yang dibutuhkan
11
BAB III
KASUS PELANGGARAN ETIKA PENELITIAN
KASUS I
Zulfan Heri-dosen di Universitas Riau-dituduh telah melakukan plagiat tesis
milik Sri Nilawati untuk menyusun proposal penelitian yang diusulkan kepada Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda). Akibat persoalan ini proyek
penelitian yang berjudul “Peranan Media Massa dalam Pembangunan Budaya Melayu
Menuju Visi 2020”bernilai Rp 281 juta terancam ditunda.. Penjiplakan itu dilaporkan
oleh Direktur Pusat Penelitian dan Pengembangan Msyarakat Riau (P3MR) Abdul
Rahman. Menarik sekali, upaya masing-masing pihak, Zulfan melaporkan Abdul Rahman
ke Kepolisian Kota Besar Pekan Baru atas tuduhan pencemaran nama baik dan
penyebaran kabar bohong di media massa.
Zulfan mengatakan tidak usah menjiplak karena ia memiliki database teori yang lengkap
di lembaganya, Indonesian Society for Democracy and Peace (ISDP) baik lokal mapun
media nasional dan pekerjaan tentang media memang sudah lama menjadi fokusnya
(persoalan subject matter bisa dikatakan tidak ada) dan ternyata Abdul Rahman
menjawab bahwa itu bisa diketahui dari proses penyusunannya dan melaporkan
pelanggaran ini karena beliau tidak disebut-sebut dalam penelitiannya (Kompas, 16
Januari 2004). Berarti Abdul Rahman pun tidak steril dari pelanggaran etika ini.
KASUS II
Kasus plagiat juga menimpa Dr M Nur MS- dosen bergelar doktor di Universitas
Andalas, Padang, Sumatera Barat (Kompas, 14 Januari 2004, garis bawah dari penulis).
Laporan penelitian yang berjudul “Sejarah lokal Sumatera Barat: Perjuangan rakyat dan
TNI di Cupak Kabupaten Solok 1945-1950” menjiplak skripsi Boby Hendry berjudul
“Negara Cupak Masa Revolusi (1945-1949)”. Tim investigasi dari jurusan sejarah
menemukan kesamaan pada tema, metode, data dan fakta, kalimat dan paragraf, catatan
kaki, penggunaan sumber tertulis dan lisan, kutipan-kutipan langsung dan tidak langsung,
lampiran-lampiran dan daftar pustaka. Tim investegasi sendiri terdiri dari Dr. phil Gusti
Asnan, Dr. Herwandi Mhum, Drs. Wannofri Samry Mhum, Drs M Fatchurrahman dan
12
Dra Midawati, Mhum dan merekomendasikan untuk menahan kenaikan pangkat dan
kenaikan gaji berkala untuk dua jenjang kepangkatan (8 tahun) dan tidak mengizinkan
untuk diangkat menjadi guru besar, mencabut keanggotaan di Senat fakultas Sastra
Universitas Andalas, dan tidak mengizinkan menduduki jabatan struktrual.Apa yang
dikatakan oleh Dr M Nur MS, hampir sama dengan Zulfan Heri, dianggap mencuat
karena ada intrik dari bawahannya dan mengatakan pelanggaran etika sudah sering terjadi
di perguruan tinggi.namun dia mengatakan laporan penelitian tersebut tidak untuk
dipublikasi, hanya keperluan intern.
PEMBAHASAN
Penanganan pelanggaran etika khususnya kasus Amir Santoso, Zulfan Heri dan
Dr M Nur MS sering dikesankan sebagai ajang balas dendam terhadap musuhnya. Hal ini
menunjukan dua hal, pertama, tidak ada kemauan untuk saling memeriksa diri kembali
secara komprehensif, kedua, belum tegaknya hukum etika karena lebih cenderung
diselesaikan dengan cara-cara yang tidak tegas.
Upaya menghindari pelanggaran etika
Mensosialisasikan bahwa penelitian merupakan proses yang tidak steril dengan
kesalahan dan tidak dituntut persyaratan yang bersifat teknis yang merupakan produk
pembelajaran. Untuk pertama, kata Medawar, penelitian tidak berkaitan dengan prestasi
akademik karena yang lebih penting adalah bagaimana menghadapi kegagalan dan
mencari jalan keluar setiap persoalan (Medawar,1992:9). Jadi penelitian memang tidak
harus sarjana yang berarti telah mencapai prestasi akademik tertentu Sedangkan, kedua,
persoalan penguasaan teknik, berkembangnya pemikiran tersebut memang karena
penelitian itu sulit dan mengharuskan penguasaan bidang ilmu (subject matter) dan
metode seperti kata Sudarwan Danim memang benar (2000:48). Tapi dalam dunia
penelitian sendiri tidak mengharamkan kesalahan (Kompas, 5 Juli 2001)
Peneliti boleh salah tapi harus jujur. Salah harus diterima dengan sabar dan
tekun untuk memperbaiki kesalahan tersebut karena kesalahan ditemukan agar kebenaran
yang memang dicari ditemukan dan digunakan sebagai acuan. Ini lebih efektif karena
membuang hal-hal salah sehingga dapat menemukan kebenaran. Kalau etika sudah
dilanggar kebenaran akan bercampur dengan kesalahan.
13
Selain itu perlu adanya komisi etika independen agar pelanggaran etika ini
diselesaikan dengan cara yang profesional bersih dari intrik pribadi yang jauh dari esensi
penelitian yang mengedepankan hormat sesama dan jujur. Dan kerja dari komisi ini perlu
disosialisasikan secara luas, jadi tak hanya kalangan peneliti saja namun sampai calon
peneliti (terutama mahasiswa) dan masyarakat luas. Sebab persoalan pelangggaran etika
sebenarnya merupakan fenomena yang lama menyeruak.
14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
Pelanggaran etika disebabkan adanya kurang kesadaran akan kerja keras dan
kurang menghargai hasil karya orang lain. Juga tidak adanya upaya secara sistematis
untuk mengajarkan etika penelitian secara sistematis sejak usia dini.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh peneliti sendiri untuk mencegah
plagiarisme selain memperluas wawasan dengan menggunakan akses informasi yang ada,
dan ini memang membutuhkan biaya sehingga pemerintah harus memiliki komitmen
terhadap para peneliti agar bekerja dengan maksimal. Dan dalam penelitian perlu
dipertimbangkan tahapan penelitian dengan waktu yang diperlukan.
Etika harus selalu ditekankan dalam bimbingan penelitian terutama dalam tingkat awal
untuk mahasiswa dalam menyusun skripsi lebih diperluas lagi dengan menekankan kasus
pelanggaran etika penelitian dan perlunya para pakar untuk lebih meluangkan waktu
untuk menjadi role model tentang bidangnya selain menjaga etika dan integritasnya.
Etika riset dilandaskan dalam prosedur yang terdiri dari penghormatan terhadap
harkat dan martabat manusia, penghormatan terhadap privasi dan kerahasiaan subyek
penelitian, keadilan dan inklusivitas, serta memperhitungkan manfaat dan kerugian yang
ditimbulkan penelitian. Ketika peneliti melakukan pelanggaran terhadap etika ini, sanksi
yang dikenakan disesuaikan dengan bentuk pelanggaran. Namun pelanggaran yang
terjadi biasanya berupa plagiarisme ataupun penipuan saintifik oleh akademisi yang
berakibat pada pencopotan gelar, penarikan artikel ilmiah, dan bahkan pencabutan hak-
hak akademisi lainnya.
IV.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca terutama perawat dan
mahasiswa keperawatan menjadi tahu tentang kaidah-kaidah dan etika dalam melakukan
penelitian, sehingga dapat memahami dan mengaplikasikan etika penelitian, terutama
penelitian dalam bidang keperawatan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. Jakarta: Bumi Aksara, 2000
Sidharta, B Arief. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu?. Pustaka Sutra, Bandung 2008.
Tebba, Sudirman. Filsafat dan Etika Komunikasi. Pustaka IrVan, Banten 2008.
K. Bertens. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994
Wiradi, Gunawan. Etika Penulisan Karya Ilmiah:Beberapa Butir Prinsip Dasar.
Bandung:Yayasan Akatiga, 1996
Robinson, Dave & Chris Garratt. Mengenal Etika: For Beginners. Bandung: Mizan, 1998
Medawar. Nasehat untuk Ilmuwan Muda.Terj. Andi Hakim Nasoetion. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia,1992 Oei Ban Liang, Orientasi Ilmiah, makalah dalam pelatihan metode
penelitian teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Kursus Metode Penelitian
Teknologi Bandung 09-18 Desember 1985 Jilid Pertama: Kumpulan Makalah. Jakarta:
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 1986.Joesoef, Daoed. Membudayakan ilmu
pengetahuan. Dalam Analisa, 1986-10. Jakarta: CSIS, 1986
“Dosen Unri Bantah telah melakukan Plagiat”. Kompas, 16 Januari 2004
“Dosen bergelar doktor jiplak skripsi mahasiswa”, Kompas, 14 Januari 2004
Makalah
16