Etika Penelitian Klp 4

24
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian dan ilmu pengetahuan berkait erat karena kemajuan ilmu pengetahuan ditentukan oleh penelitian. Di Indonesia, penelitian memang belum terlalu maju dan memasyarakat, buktinya profesi peneliti pun kadangkala merupakan pilihan terakhir. Ini berimplikasi banyak peneliti kebetulan yang tentu saja dilihat dari banyaknya lembaga peneliti yang hidup bila ada proyek yang harus diselesaikan dan sebaliknya sepi karena peneliti akan beralih ke aktifitas seperti mengejar proyek lain lagi. Yang menjadi permasalahan bila profesi peneliti itu dianggap profesi yang tidak ubahnya pekerja di kantor. Tentu saja ini pikiran yang salah sebab peneliti berperan agar ilmu yang dihasilkan merupakan ilmu bisa dijadikan pedoman oleh umat manusia, dia harus memproduksi kebenaran yang secara sadar akan digunakan oleh umat manusia. Tentu saja penelitian itu harus merupakan proses yang mengedepankan kejujuran baik dalam proses dan pelaporannya. Kejujuran terkait erat dengan konsistensi memegang kebenaran tanpa ada keinginan untuk menutupi apa pun. Disini pihak yang ingin mengetahui hasil penelitian dipastikan akan mendapat kebenaran sesuai kenyataan Namun 1

description

Etika penelitian

Transcript of Etika Penelitian Klp 4

Page 1: Etika Penelitian Klp 4

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Penelitian dan ilmu pengetahuan berkait erat karena kemajuan ilmu pengetahuan

ditentukan oleh penelitian. Di Indonesia, penelitian memang belum terlalu maju dan

memasyarakat, buktinya profesi peneliti pun kadangkala merupakan pilihan terakhir. Ini

berimplikasi banyak peneliti kebetulan yang tentu saja dilihat dari banyaknya lembaga

peneliti yang hidup bila ada proyek yang harus diselesaikan dan sebaliknya sepi karena

peneliti akan beralih ke aktifitas seperti mengejar proyek lain lagi. Yang menjadi

permasalahan bila profesi peneliti itu dianggap profesi yang tidak ubahnya pekerja di

kantor.

Tentu saja ini pikiran yang salah sebab peneliti berperan agar ilmu yang

dihasilkan merupakan ilmu bisa dijadikan pedoman oleh umat manusia, dia harus

memproduksi kebenaran yang secara sadar akan digunakan oleh umat manusia. Tentu

saja penelitian itu harus merupakan proses yang mengedepankan kejujuran baik dalam

proses dan pelaporannya. Kejujuran terkait erat dengan konsistensi memegang kebenaran

tanpa ada keinginan untuk menutupi apa pun. Disini pihak yang ingin mengetahui hasil

penelitian dipastikan akan mendapat kebenaran sesuai kenyataan Namun ternyata itu

tidak bisa selalu dijamin walau pun pada akhirnya akan diketahui dan bisa disebut

melanggar etika.

Etika dalam ranah penelitian lebih menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang

diterapkan dalam kegiatan penelitian. Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan

penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan

prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian

tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek penelitian,

namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat

dan martabat kemanusiaan (Jacob, 2004)

1

Page 2: Etika Penelitian Klp 4

I.2 Tujuan

Dengan dilakukannya penulisan mengenai “Etika Penelitian” diharapkan dapat

memahami mengenai pentingnya etika dalam melakukan penelitian. Sehingga apa yang

dihasilkan dapat digunakan dan dijadikan pedoman bagi umat manusia yang lainnya.

Oleh karena itu dalam melakukan penelitian harus mengedepankan kejujuran dan

kebenaran yang sesuai dengan kenyataan.

2

Page 3: Etika Penelitian Klp 4

BAB II

TINJAUAN TEORI

II.1 KONSEP ETIKA PENELITIAN

II.1.1 Pengertian Etika

Menurut Nazif (2003) etika ialah panduan berbuat bagi orang lain di lingkungan

organisasi, atau profesi atau cabang ilmu pengetahuan itu,

1. Semacam rambu-rambu-dalam hal ini menjadilah etika sebagai bagian awal

pengaturan.

2. Sebagai yang ideal yang ingin dicapai-dalam hal ini menjadi semacam yang ingin

dituju sebagai suatu kemuliaan atau dambaan.

Etika

1. Konsep dan disiplin apa yang baik dan buruk dan apa yang merupakan tugas dan

kewajiban moral. Prinsip menerima perilaku yang mengatur individu atau kelompok.

2. Disiplin akademik dan studi tentang masalah moral dan etika.

Praktek yang tidak dapat diterima atau menyimpang dari etika: Penipuan, plagiatisme,

pencurian data, lawbreaking, penyimpangan dari kode etik yang telahdisepakati,

kekeliruan, penyalahgunaan dana atau kepercayaan publik, partisipasi dalam praktek-

praktek yang membahayakan.

Menurut Bertens (1994:27). Etika tidak jarang disebut juga “filsafat praktis”.

“Praktis  karena cabang ini langsung berhubungan dengan perilaku manusia, dengan yang

harus atau tidak boleh dilakukan manusia. Prinsip moral yang biasa mendasari kode

berperilaku ialah tak mencederai, pertolongan, mandiri, adil, berguna, setia, jujur dan

hormat sesama.

Etika dibagi menjadi dua, yakni

1. Bagaimana melakukan pelaporan setiap aktifitas penelitian

2. Bagaimana agar hasil penelitian itu dapat digunakan secara bertanggungjawab

3

Page 4: Etika Penelitian Klp 4

II.1.2 Pengertian Penelitian

Pengertian penelitian menurut webster, research adalah hati-hati, sistematis,

studi hak paten dan penyelidikan dalam beberapa bidang pengetahuan, dikerjakan untuk

menemukan atau menetapkan fakta atau prinsip. Sedangkan McGraw Hill mendefinisikan

penelitian sebagai penyelidikan ilmiah yang mengarah pada menemukan dan menerapkan

fakta baru, teknik, dan hukum alam. Sedangkan Daoed Joesoef (1986) meneliti adalah

usaha menemukan kebenaran ilmiah atau membuktikan kekeliruannya

Oei Ban Lian (1985) mengatakan signifikasi penelitian adalah untuk mencari

jalan keluar dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga jika ada yang mengatakan

kita dapat mengimpor dari negara maju bisa dipatahkan dengan mengatakan bahwa

kebutuhan kita berbeda dengan negara tersebut. Selain itu penelitian diperlukan karena

keadaan negeri ini yang sangat beragam sehingga diperlukan penelitian yang mampu

menghasilkan produk penelitian yang memang sesuai kebutuhan.

Penelitian :

1. Penelitian adalah suatu proses penjelajahan/ penemuan. Dalam banyak hal, proses dan

metodologi mencari pengetahuan adalah sebagai hasil yang nyata dari pencarian dan

temuan tersebut.

2. Kemajuan secara bertahap dari penelitian pada dasarnya adalah diterimanya praktek

"etika" penelitian

II.1.3 Prinsip-Prinsip Petunjuk Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek penelitian

adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki

kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-

benar menjunjung tinggi kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia

yang harus dipahami antara lain :

a.  Prinsip manfaat

Dengan prinsip pada aspek manfaat, maka segala bentk penelitian yang

dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.prinsip ini dapat

ditegakkan dengan membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada

manusia, tidak menjadikan manusia untuk di exploitasi.

4

Page 5: Etika Penelitian Klp 4

b.   Prinsip menghormati manusia

Manusia memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia yang harus di

hormati, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan antara mau dan tidak untuk

diikut sertakan menjadi subjek penelitian.

c.   Prinsip keadilan

Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan

menghargai hak atau membrikan pengobatan secara adil, hak menjaga privasi manusia,

dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap manusia.

II.1.4  Masalah etika dalam penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting

dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan

manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus

diperhatikan antara lain sebagai berikut :

a.    Informed consent

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian

dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum

penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,

mengetahui dampaknya.

b.   Anonimiti (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau menantumkan

nama responsen pada lembaran alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

c.   Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan

hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informsi yang

telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporka pada hasil riset.

5

Page 6: Etika Penelitian Klp 4

II.2 ETIKA PENELITIAN

Proses pelaksanaan penelitian didasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah (metode

ilmiah) dan etika penelitian. Jurnal ini akan lebih fokus kepada etika penelitian karena

banyaknya permasalahan yang muncul dalam bidang keilmuan bersumber dari etika itu

sendiri. Konsep etika sebenarnya merupakan sebuah konsep yang relatif labil,

pemakaiannya kerap dipertukarkan dalam artian yang sama dengan konsep moral. Etika

dinyatakan sebagai kajian umum dan sistematik tentang apa yang seharusnya menjadi

prinsip benar dan salah dari perilaku manusia, sedangkan moral adalah standar benar dan

salah yang praktis, spesifik, disepakati bersama, dan dialihkan secara kultural. Oleh

karena itu, penulis akan mengupas lebih lanjut mengenai etika penelitian untuk

memahami apa, bagaimana, dan sejauh apa etika itu memengaruhi penelitian.

Kode etika peneliti adalah acuan moral bagi peneliti dalam melaksanakan proses

penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. David B. Resnik, J.D,

Ph.D dalam “What is Ethics in Research and Why is it Important?” mendefinisikan etika

sebagai metode, prosedur dan perspektif yang digunakan untuk bertindak dan

menganalisa sebuah permasalahan kompleks. Etika penelitian ini juga dapat dikatakan

sebagai suatu sikap dan acuan yang haruslah dijunjung tinggi dalam melakukan suatu

penelitian agar penelitian dapat berjalan dengan lancar. Etika riset mengemuka sebagai

sebuah kajian sejak akhir Perang Dunia II dan berlanjut hingga awal 1990-an. Urgensi

etika riset berawal dari isu-isu dalam penelitian kesehatan dan berlanjut kepada isu-isu di

bidang sosial dan kajian kontemporer lainya. International Review Board (IRB)

kemudian menjadi institusi yang melakukan peninjauan terhadap proposal dari berbagai

riset, menjamin hak seorang peneliti atas hasil risetnya untuk mencegah adanya

pengabaian etika riset dalam penelitian.

Etika penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-santun

yang memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat, norma hukum

mengenai pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma moral yang meliputi

itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian.

Selain itu, di dalam etika penelitian juga terkandung empat prinsip utama, yaitu

menghormati harkat dan martabat manusia, menghormati privasi dan kerahasiaan subjek

6

Page 7: Etika Penelitian Klp 4

penelitian, keadilan dan inklusivitas dan memperhitungkan manfaat dan kerugian yang

ditimbulkan. Hal-hal lain yang harus diperhatikan dalam etika penelitian adalah :

Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah untuk memajukan ilmu

pengetahuan, menemukan teknologi, dan menghasilkan inovasi bagi peningkatan

peradaban dan kesejahteraan manusia

Peneliti melakukan kegiatannya dalam cakupan dan barisan yang diperkenankan oleh

hukum yang berlaku, bertindak dengan mendahulukan kepentingan dan keselamatan

semua pihak yang terkait dengan penelitiannya, berlandaskan tujuan mulia berupa

penegakan hak-hak asasi manusia dengan kebebasan-kebebasan mendasarnya

Peneliti mengelola sumber daya keilmuan dengan penuh rasa tanggung jawab,

terutama dalam pemanfaatannya, dan mensyukuri nikmat anugerah tersedianya

sumber daya keilmuan baginya

Peneliti mengelola jalannya penelitian secara jujur, bernurani, dan berkeadilan

terhadap lingkungan penelitiannya; menghormati obyek penelitian manusia, sumber

daya alam hayati dan non-hayati secara bermoral; berbuat sesuai dengan perkenan

kodrat dan karakter objek penelitiannya, tanpa diskriminasi dan tanpa menimbulkan

rasa merendahkan martabat sesama ciptaan Tuhan

Peneliti membuka diri terhadap tanggapan, kritik, dan saran dari sesama peneliti

terhadap proses dan hasil penelitian, yang diberinya kesempatan dan perlakuan timbal

balik yang setara dan setimpal; saling menghormati melalui diskusi dan pertukaran

pengalaman dan informasi ilmiah yang objektif

II.3 KODE DAN KEBIJAKAN ETIKA PENELITIAN

Kejujuran

Upaya untuk kejujuran dalam semua komunikasi ilmiah. Jujur melaporan data,

hasil, metode dan prosedur, dan status publikasi. Jangan mengarang, memalsukan, atau

menggambarkan data. Jangan menipu rekan, menipu pemberian lembaga, atau menipu

masyarakat.

7

Page 8: Etika Penelitian Klp 4

Obyektifitas

Upayakan untuk menghindari bias dalam rancangan percobaan, analisis data,

interpretasi data, peer review, keputusan personil, hibah menulis, kesaksian ahli, dan

aspek lain penelitian di mana objektivitas yang diharapkan atau diperlukan. Menghindari

atau meminimalkan bias atau penipuan diri sendiri. Mengungkapkan informasi pribadi

atau kepentingan keuangan yang dapat mempengaruhi penelitian.

Integritas

Anda menepati janji dan perjanjian, bertindak dengan ketulusan,

memperjuangkan konsistensi pemikiran dan tindakan.

Kejelian

Hindari kesalahan, kecerobohan dan kelalaian, hati-hati dan kritis memeriksa

karya ilmiah. Menyimpan catatan baik kegiatan penelitian, seperti pengumpulan data,

desain penelitian, dan korespondensi dengan lembaga-lembaga atau jurnal.

Keterbukaan

Berbagi data (data yang telah dianalisa), hasil, ide, peralatan, sumber daya.

Terbuka untuk kritik dan ide-ide baru.

Menghargai Kekayaan Intelektual

Menghargai paten, hak cipta, dan bentuk-bentuk kekayaan intelektual. Jangan

menggunakan data yang tidak diterbitkan, metode, atau hasil tanpa izin. Memberikan

pengakuan dimana dan kapan penelitian atau publlikasi dilakukan. Berikan pengakuan

yang tepat untuk semua kontribusi terhadap penelitian. Jangan menjiplak.

Kerahasiaan

Melindungi rahasia komunikasi, seperti kertas atau hibah dikirimkan untuk

publikasi, catatan pribadi, perdagangan atau rahasia militer, dan catatan pasien.

Publikasi Bertanggung Jawab

Publikasikan dalam rangka untuk memajukan penelitian dan dukungan finansial,

tidak hanya untuk memajukan karir. Hindari publikasi boros dan duplikatif.

Bertanggung jawab Mentoring

Bantuan untuk mendidik, membimbing, dan memberikan saran kepada anggota

peneliti. Meningkatkan kesejahteraan mereka dan memungkinkan mereka untuk

membuat keputusan sendiri.

8

Page 9: Etika Penelitian Klp 4

Menghormati rekan

Hormati rekan dan memperlakukan mereka dengan adil.

Tanggung Jawab Sosial

Upayakan untuk mempromosikan fungsi sosial hasil penelitian yang baik dan

mencegah atau mengurangi bahaya sosial melalui riset, pendidikan publik, dan advokasi.

Non-Diskriminasi

Hindari diskriminasi terhadap rekan atas dasar jenis kelamin, ras, etnis, atau

faktor lain yang tidak berhubungan dengan kompetensi ilmiah dan integritas.

Kompetensi

Mempertahankan dan meningkatkan kompetensi professional dan keahlian

melalui pendidikan dan pembelajaran seumur hidup, mengambil langkah-langkah untuk

mempromosikan kompetensi dalam ilmu pengetahuan secara keseluruhan.

Legalitas

Tahu dan mematuhi hukum yang relevan dan kebijakan kelembagaan dan

pemerintah.

Perlindungan Hewan

Menghormati dan merawat hewan secara tepat apabila menggunakan mereka

dalam penelitian. Jangan melakukan percobaan hewan yang tidak perlu atau rancangan

percobaan dilakukan secara buruk

Manusia Subjek Perlindungan

Ketika melakukan penelitian pada subyek manusia, meminimalkan kerugian dan

risiko dan memaksimalkan manfaat, menghormati martabat manusia, privasi, dan

otonomi, mengambil tindakan khusus dengan populasi rentan, dan berusaha untuk

mendistribusikan manfaat dan beban penelitian yang cukup.

II.3 SYARAT UMUM KARYA ILMIAH

1. “Salience” merefleksikan relevansi karya ilmiah yang mampu merespon kebutuhan

masyakarat.

2. “Credibility” mecerminkan kemampuan penulis untuk memenuhi persayaratan teknis

dan standar keilmuan, sehingga dapat diterima oleh pengguna ilmu dengan jaminan

informasi yang diberikan akurat, valid dan memiliki kualitas yang tinggi.

9

Page 10: Etika Penelitian Klp 4

3. “Legitimacy” menggambarkan suatu karya ilmiah harus bebas dari bias, dimana

dikembangkan secara transparan dan mengedepankan kepentingan masyarakat luas

dalam pemikirannya.

II.4 PELANGGARAN ETIKA

Pelanggaran etika memang bisa dikelompokkan karena hal itu disesuaikan

dengan masalah yang dilanggar. Plagiarisme merupakan pelanggaran yang paling sering

bisa dideteksi karena melakukan pengutipan yang hampir sama dengan aslinya.

Pelanggaran dalam mengutip (plagiat) biasanya dibagi menjadi  (Wiradi, 1996: 41-45) :

1. Verbatim Plagiarism. Dibedakan lagi menjadi dua:

a. Penjiplakan mutlak

Yaitu suatu kutipan yang mengandung kata demi kata demikian juga susunan

kalimatnya persis sama dengan seperti apa yang tertulis di teks sumber. Berarti

mirip kutipan langsung namun tanpa tanda petik dan tanpa sumber.

b. Mirip seperti penjiplakan mutlak

Satu dua kata asli diganti atau dihilangkan atau ada satu dua kata sendiri yang

dimasukan.

2. Patchwork Plagiat

Jiplakan dengan cara sekedar memindah-mindahkan kata-kata aslinya ke sana ke mari,

sehingga mirip parafrase.

3. Plagiat “kata kunci” atau “frase-kunci”

Mirip dengan patchwork namun kata kunci saja dan/atau frase-kunci.

4. Plagiat struktur gagasan/jalan pikiran

Merupakan jiplakan panjang, terdiri dari banyak rangkaian kalimat, bahkan banyak

alinea. Yang dijiplak struktur atau pola gagasan atau pola argumentasi orang lain.

Ada dua kelompok pelanggaran etika,

1. Disengaja berarti si pelaku tahu apa yang dilakukan merupakan pelanggaran dan

sepantasnya mendapat sanksi

2. Tidak disengaja, (menurut Stephan Covey), pelanggaran bawah sadar terutama

untuk materi yang pernah dibaca namun tidak sadar atau memang tidak mengetahui

batasan etika sendiri.

10

Page 11: Etika Penelitian Klp 4

Untuk mengatasi kemungkinan melanggar etika, peneliti seharusnya dengan

penuh kesadaran mengupayakan untuk selalu mengikuti perkembangan bidang

keahliannya dan selalu menjaga komunikasi dengan sesama peneliti sebagai mitra yang

akan menjadi partner dalam kegiatan penelitiannya. Tepatnya saling mengingatkan dan

mengumpan apa yang dibutuhkan

11

Page 12: Etika Penelitian Klp 4

BAB III

KASUS PELANGGARAN ETIKA PENELITIAN

KASUS I

Zulfan Heri-dosen di Universitas Riau-dituduh telah melakukan plagiat tesis

milik Sri Nilawati untuk menyusun proposal penelitian yang diusulkan kepada Badan

Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda). Akibat persoalan ini proyek

penelitian yang berjudul “Peranan Media Massa dalam Pembangunan Budaya Melayu

Menuju Visi 2020”bernilai Rp 281 juta terancam ditunda.. Penjiplakan itu dilaporkan

oleh Direktur Pusat Penelitian dan Pengembangan Msyarakat Riau (P3MR) Abdul

Rahman. Menarik sekali, upaya masing-masing pihak, Zulfan melaporkan Abdul Rahman

ke Kepolisian Kota Besar Pekan Baru atas tuduhan pencemaran nama baik dan

penyebaran kabar bohong di media massa.

Zulfan mengatakan tidak usah menjiplak karena ia memiliki database teori yang lengkap

di lembaganya, Indonesian Society for Democracy and Peace (ISDP) baik lokal mapun

media nasional dan pekerjaan tentang media memang sudah lama menjadi fokusnya

(persoalan subject matter bisa dikatakan tidak ada) dan ternyata Abdul Rahman

menjawab bahwa itu bisa diketahui dari proses penyusunannya dan melaporkan

pelanggaran ini karena beliau tidak disebut-sebut dalam penelitiannya (Kompas, 16

Januari 2004). Berarti Abdul Rahman pun tidak steril dari pelanggaran etika ini.

KASUS II

Kasus plagiat juga menimpa Dr M Nur MS- dosen bergelar doktor di Universitas

Andalas, Padang, Sumatera Barat (Kompas, 14 Januari 2004, garis bawah dari penulis).

Laporan penelitian yang berjudul “Sejarah lokal Sumatera Barat: Perjuangan rakyat dan

TNI di Cupak Kabupaten Solok 1945-1950” menjiplak skripsi Boby Hendry berjudul

“Negara Cupak Masa Revolusi (1945-1949)”. Tim investigasi dari jurusan sejarah

menemukan kesamaan pada tema, metode, data dan fakta, kalimat dan paragraf, catatan

kaki, penggunaan sumber tertulis dan lisan, kutipan-kutipan langsung dan tidak langsung,

lampiran-lampiran dan daftar pustaka. Tim investegasi sendiri terdiri dari Dr. phil Gusti

Asnan, Dr. Herwandi Mhum, Drs. Wannofri Samry Mhum, Drs M Fatchurrahman dan

12

Page 13: Etika Penelitian Klp 4

Dra Midawati, Mhum dan merekomendasikan untuk menahan kenaikan pangkat dan

kenaikan gaji berkala untuk dua jenjang kepangkatan (8 tahun) dan tidak mengizinkan

untuk diangkat menjadi guru besar, mencabut keanggotaan di Senat fakultas Sastra

Universitas Andalas, dan tidak mengizinkan menduduki jabatan struktrual.Apa yang

dikatakan oleh Dr M Nur MS, hampir sama dengan  Zulfan Heri, dianggap mencuat

karena ada intrik dari bawahannya dan mengatakan pelanggaran etika sudah sering terjadi

di perguruan tinggi.namun dia mengatakan laporan penelitian tersebut tidak untuk

dipublikasi, hanya keperluan intern.               

 PEMBAHASAN

Penanganan pelanggaran etika khususnya kasus Amir Santoso, Zulfan Heri dan

Dr M Nur MS sering dikesankan sebagai ajang balas dendam terhadap musuhnya. Hal ini

menunjukan dua hal, pertama, tidak ada kemauan untuk saling memeriksa diri kembali

secara komprehensif, kedua, belum tegaknya hukum etika karena lebih cenderung

diselesaikan dengan cara-cara yang tidak tegas.

Upaya menghindari pelanggaran etika

Mensosialisasikan bahwa penelitian merupakan proses yang tidak steril dengan

kesalahan dan tidak dituntut persyaratan yang bersifat teknis yang merupakan produk

pembelajaran. Untuk pertama, kata Medawar, penelitian tidak berkaitan dengan prestasi

akademik karena yang lebih penting adalah bagaimana menghadapi kegagalan dan

mencari jalan keluar setiap persoalan (Medawar,1992:9). Jadi penelitian memang tidak

harus sarjana yang berarti telah mencapai prestasi akademik tertentu Sedangkan, kedua,

persoalan penguasaan teknik, berkembangnya pemikiran tersebut memang karena

penelitian itu sulit dan mengharuskan penguasaan bidang ilmu (subject matter) dan

metode seperti kata Sudarwan Danim memang benar (2000:48). Tapi dalam dunia

penelitian sendiri tidak mengharamkan kesalahan (Kompas, 5 Juli 2001)

Peneliti boleh salah tapi harus jujur. Salah harus diterima dengan sabar dan

tekun untuk memperbaiki kesalahan tersebut karena kesalahan ditemukan agar kebenaran

yang memang dicari ditemukan dan digunakan sebagai acuan. Ini lebih efektif karena

membuang hal-hal salah sehingga dapat menemukan kebenaran. Kalau etika sudah

dilanggar kebenaran akan bercampur dengan kesalahan.

13

Page 14: Etika Penelitian Klp 4

Selain itu perlu adanya komisi etika independen agar pelanggaran etika ini

diselesaikan dengan cara yang profesional bersih dari intrik pribadi yang jauh dari esensi

penelitian yang mengedepankan hormat sesama dan jujur. Dan kerja dari komisi ini perlu

disosialisasikan secara luas, jadi tak hanya kalangan peneliti saja namun sampai calon

peneliti (terutama mahasiswa) dan masyarakat luas. Sebab persoalan pelangggaran etika

sebenarnya merupakan fenomena yang lama menyeruak. 

14

Page 15: Etika Penelitian Klp 4

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan

Pelanggaran etika disebabkan adanya kurang kesadaran akan kerja keras dan

kurang menghargai hasil karya orang lain. Juga tidak adanya upaya secara sistematis

untuk mengajarkan etika penelitian secara sistematis sejak usia dini.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh peneliti sendiri untuk mencegah

plagiarisme selain memperluas wawasan dengan menggunakan akses informasi yang ada,

dan ini memang membutuhkan biaya sehingga pemerintah harus memiliki komitmen 

terhadap para peneliti agar bekerja dengan maksimal. Dan dalam penelitian perlu

dipertimbangkan tahapan penelitian dengan waktu yang diperlukan.           

Etika harus selalu ditekankan dalam bimbingan penelitian terutama dalam tingkat awal

untuk mahasiswa dalam menyusun skripsi lebih diperluas lagi dengan menekankan kasus

pelanggaran etika penelitian dan perlunya para pakar untuk lebih meluangkan waktu

untuk menjadi role model tentang bidangnya selain menjaga etika dan integritasnya.

Etika riset dilandaskan dalam prosedur yang terdiri dari penghormatan terhadap

harkat dan martabat manusia, penghormatan terhadap privasi dan kerahasiaan subyek

penelitian, keadilan dan inklusivitas, serta memperhitungkan manfaat dan kerugian yang

ditimbulkan penelitian. Ketika peneliti melakukan pelanggaran terhadap etika ini, sanksi

yang dikenakan disesuaikan dengan bentuk pelanggaran. Namun pelanggaran yang

terjadi biasanya berupa plagiarisme ataupun penipuan saintifik oleh akademisi yang

berakibat pada pencopotan gelar, penarikan artikel ilmiah, dan bahkan pencabutan hak-

hak akademisi lainnya.

 

IV.2 Saran

Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca terutama perawat dan

mahasiswa keperawatan menjadi tahu tentang kaidah-kaidah dan etika dalam melakukan

penelitian, sehingga dapat memahami dan mengaplikasikan etika penelitian, terutama

penelitian dalam bidang keperawatan.

15

Page 16: Etika Penelitian Klp 4

DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. Jakarta: Bumi Aksara, 2000

Sidharta, B Arief. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu?. Pustaka Sutra, Bandung 2008.

Tebba, Sudirman. Filsafat dan Etika Komunikasi. Pustaka IrVan, Banten 2008.

K. Bertens. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994

Wiradi, Gunawan. Etika Penulisan Karya Ilmiah:Beberapa Butir Prinsip Dasar.

Bandung:Yayasan Akatiga, 1996

Robinson, Dave & Chris Garratt. Mengenal Etika: For Beginners. Bandung: Mizan, 1998

Medawar. Nasehat untuk Ilmuwan Muda.Terj. Andi Hakim Nasoetion. Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia,1992 Oei Ban Liang, Orientasi Ilmiah, makalah dalam pelatihan metode

penelitian teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.  Kursus Metode Penelitian

Teknologi Bandung 09-18 Desember 1985 Jilid Pertama: Kumpulan Makalah. Jakarta:

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 1986.Joesoef, Daoed. Membudayakan ilmu

pengetahuan. Dalam Analisa, 1986-10. Jakarta: CSIS, 1986 

“Dosen Unri Bantah telah melakukan Plagiat”. Kompas, 16 Januari 2004

“Dosen bergelar doktor jiplak skripsi mahasiswa”, Kompas, 14 Januari 2004

Makalah

16