Etika Manajerial Dan Akuntansi Keuangan
-
Upload
irwansyah-hutasoit -
Category
Documents
-
view
25 -
download
7
description
Transcript of Etika Manajerial Dan Akuntansi Keuangan
![Page 1: Etika Manajerial Dan Akuntansi Keuangan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081205/55cf979b550346d0339285f5/html5/thumbnails/1.jpg)
ETIKA MANAJERIAL DAN AKUNTANSI KEUANGAN
Etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan suatu Bidang keuangan
yang merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis. Bidang ini berpengaruh langsung
terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi.
Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan penyiapan
laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor,pemasok, serta
pemerintah. Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk
suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari hasil
pencatatan tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya
digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai
pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham.
Akuntansi Manajemen atau Akuntansi Manajerial adalah sistem akuntansi yang
berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau
manajemen dalam suatu organisasi dan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk
membuat keputusan bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam
pengelolaan dan melakukan fungsi control.
Definisi akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of Management Accountant, yaitu
Penyatuan bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran informasi yang digunakan
untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi
![Page 2: Etika Manajerial Dan Akuntansi Keuangan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081205/55cf979b550346d0339285f5/html5/thumbnails/2.jpg)
penggunaan sumber daya, pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada
pekerja.
Akuntan manajemen bertugas untuk membantu tugas manajer dalam usaha mereka
untuk meningkatkan kinerja ekonomik perusahaan. Namun tujuan tersebut harus dicapai
melalui cara-cara yang sah dan etis. Sistem akuntansi manajemen dapat dimanfaatkan oleh
manajer untuk mendukung perilaku tidak etis yang mungkin dilakukannya. Oleh karenanya
akuntan manajemen harus berpegang pada suatu kode etik yang akan berperan sebagai kendali
dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya
Kebiasaaan beretika sangat penting dalam menjalankan perekonomian yang telah
memicu berbagai perubahan peraturan dan permintaan perundang-undangan. Dalam
perekonomian yang baru, digital, dan berbasis kepercayaan, kepentingan sangat dijunjung
tinggi. Kejujuran perusahaan yang diwujudkan dalam merek dan reputasi meningkatkan
kepercayaan pelanggan, karyawan dan investor.
Pengalaman menunjukkan bahwa aset semacam ini harus dibangun lama dan penuh
pengorbanan, namun cepat dapat hilang dalam sekejap, dan jika hilang, maka kehilangan
segalanya. Akhirnya, untuk kebaikan semua orang termasuk perusahaan pencetak laba sangat
penting untuk menjalankan bisnis dalam kerangka etika yang membangun dan menjaga
kepercayaan.
Di dalam melaksanakan tugas para akuntan manajemen dapat beroperasi sebagai
manajer keuangan,akuntan atau auditor internal tergantung posisi mereka didalam perusahaan
dan sifat dari perusahaan/organisasi tersebut.
![Page 3: Etika Manajerial Dan Akuntansi Keuangan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081205/55cf979b550346d0339285f5/html5/thumbnails/3.jpg)
Akuntan yang bekerja di sebuah perusahaan mempunyai kewajiban yang sama dengan
para akuntan lainnya tetapi hubungan mereka terhadap perusahaan memberi tanggung-jawab
yang berbeda dari auditor.
Perbedaan auditor dan manajemen internal dinyatakan secara jelas oleh Independence
Standart Boart sebagai berikut :
“Manajemen bertanggung jawab terhadap laporan keuangan dan tanggung-jawab
terhadap pilihan dan keputusan yang melekat dalam mempersiapkan laporan keuangan yang
tidak dapat ddiserahkan ke auditor atau siapapun itu. Auditor harus mengerti tingkatan
keahlian manajemen dan harus puas terhadap tanggung-jawab yang manajemen ambil
terhadap asumsi dan keputusan yang dibuat sepanjang pekerjaan.”
Standar etika terhadap praktisi akuntansi dan manajemen keuangan dimana ini adalah
kode etik untuk akuntan manajemen menyatakan bahwa “ Praktisi dari akuntansi manajemen
dan manajemen keuangan mempunyai sebuah kewajiban terhadap publik, profesi, organisasi
dan diri sendiri dalam memelihara standart tertinggi atas etiika.”
Ikatan Akuntan Manajemen (Institute of Management Accountant – IMA) di Amerika
Serikat telah mengembangkan kode etik yang disebut Standar Kode Etik untuk Praktisi Akuntan
Manajemen dan Manajemen Keuangan (Standards of Ethical Conduct for Practitioners of
Management Accounting and Financial Management).
![Page 4: Etika Manajerial Dan Akuntansi Keuangan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081205/55cf979b550346d0339285f5/html5/thumbnails/4.jpg)
Ada empat standar etika untuk akuntan manajemen yaitu:
1. Kompetensi
Artinya, akuntan harus memelihara pengetahuan dan keahlian yang sepantasnya, mengikuti
hukum, peraturan dan standar teknis, dan membuat laporan yang jelas dan lengkap
berdasarkan informasi yang dapat dipercaya dan relevan.
Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:
Menjaga tingkat kompetensi profesional sesuai dengan pembangunan berkelanjutan,
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Melakukan tugas sesuai dengan hukum, peraturan dan standar teknis yang berlaku.
Mampu menyiapkan laporan yang lengkap, jelas, dengan informasi yang relevan serta
dapat diandalkan.
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
Mengharuskan seorang akuntan manajemen untuk tidak mengungkapkan informasi rahasia
kecuali ada otorisasi dan hukum yang mengharuskan untuk melakukan hal tersebut.
Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:
Mampu menahan diri dari mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam
pekerjaan, kecuali ada izin dari atasan atau atas dasar kewajiban hukum.
Menginformasikan kepada bawahan mengenai kerahasiaan informasi yang diperoleh,
agar dapat menghindari bocornya rahasia perusahaan. Hal ini dilakukan juga untuk
menjaga pemeliharaan kerahasiaan.
Menghindari diri dari mengungkapkan informasi yang diperoleh untuk kepentingan
pribadi maupun kelompok secara ilegal melalui pihak ketiga.
3. Integritas (Integrity)
Mengharuskan untuk menghindari “conflicts of interest”, menghindari kegiatan yang dapat
menimbulkan prasangka terhadap kemampuan mereka dalam menjunjung etika.
![Page 5: Etika Manajerial Dan Akuntansi Keuangan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081205/55cf979b550346d0339285f5/html5/thumbnails/5.jpg)
Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:
Menghindari adanya konflik akrual dan menyarankan semua pihak agar terhindar dari
potensi konflik.
Menahan diri dari agar tidak terlibat dalam kegiatan apapun yang akan mengurangi
kemampuan mereka dalam menjalankan tigas secara etis.
Menolak berbagai hadiah, bantuan, atau bentuk sogokan lain yang dapat
mempengaruhi tindakan mereka.
Menahan diri dari aktivitas negatif yang dapat menghalangi dalam pencapaian tujuan
organisasi.
Mampu mengenali dan mengatasi keterbatasan profesional atau kendala lain yang
dapat menghalagi penilaian tanggung jawab kinerja dari suatu kegiatan.
Mengkomunikasikan informasi yang tidak menguntungkan serta yang menguntungkan
dalam penilaian profesional.
Menahan diri agar tidak terlibat dalam aktivitas apapun yang akan mendiskreditkan
profesi.
4. Objektivitas (Objectifity)
Mengharuskan para akuntan untuk mengkomunikasikan informasi secara wajar dan objektif,
mengungkapan secara penuh (fully disclose) semua informasi relevan yang diharapkan dapat
mempengaruhi pemahaman user terhadap pelaporan, komentar dan rekomendasi yang
ditampilkan.
Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:
Mengkomunikasikan atau menyebarkan informasi yang cukup dan objektif.
Mengungkapkan semua informasi relevan yang diharapkan dapat memberikan
pemahaman akan laporan atau rekomendasi yang disampaikann
Saul W.Gellerman memberikan 4 alasan mengapa para manajer kadang kala membenarkan
tindakan yang tidak etis yaitu:
![Page 6: Etika Manajerial Dan Akuntansi Keuangan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081205/55cf979b550346d0339285f5/html5/thumbnails/6.jpg)
1. suatu kepercayaan bahwa tindakan tersebut masih berada di dalam batasan yang sah
2. suatu kepercayaan dimana tindakan tersebut berada di dalam kepentingan terbaik dari
perusahaan
3. suatu kepercayaan bahwa tindakan tersebut aman untuk dilakukan karena tindakan
tersebut kemungkinan tidak dapat ditemukan ataupun dipublikasikan
4. suatu kepercayaan dimana tindakan tersebut dilakukan untuk menolong perusahaan
maka perusahaan akan memaafkan mereka bahkan melindungi mereka yang melakukan
tindakan tersebut
Whistle Blowing
Whistle blowing merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa
orang karyawan untuk membocorkan kecurangan baik yang dilakukan oleh perusahaan atau
atasannya kepada pihak lain. Pihak yang dilaporkan ini bisa saja atasan yang lebih tinggi
ataupun masyarakat luas.
Rahasia perusahaan adalah sesuatu yang konfidensial dan memang harus dirahasiakan,
dan pada umumnya tidak menyangkut efek yang merugikan bagi pihak lain, entah itu
masyarakat atau perusahaan lain.
Whistle blowing menyangkut kecurangan tertentu yang merugikan perusahaan sendiri
maupun pihak lain, apabila dibongkar atau disebarluaskan akan merugikan perusahaan, paling
minimal merusak nama baik perusahaan tersebut.
Whistle Blowing terbagi dalam dua macam, yaitu:
1. Whistle blowing internal
![Page 7: Etika Manajerial Dan Akuntansi Keuangan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081205/55cf979b550346d0339285f5/html5/thumbnails/7.jpg)
Hal ini terjadi ketika seorang atau beberapa orang karyawan mengetahui kecurangan
yang dilakukan oleh karyawan lain atau kepala bagiannya kemudian melaporkan kecurangan itu
kepada pimpinan perusahaan yang lebih tinggi.
Contohnya : Kecurangan yang dilakukan karyawan lain dalam memanipulasi laporan
keuangan perusahaan demi kepentingan pribadi. Motivasi utama dari whistle blowing ini adalah
: demi mencegah kerugian bagi perusahaan tersebut, karena hal tersebut sangat sensitif maka
untuk mengamankan posisinya, karyawan pelapor perlu melakukan beberapa langkah
pencegahan, antara lain:
a. Mencari cara yang paling cocok dalam penyampaian tanpa harus menyinggung
perasaan sesama karyawan atau atasan yang ditegur.
b. Anda perlu mencari dan mengumpulkan data sebanyak mungkin sebagai pegangan
konkret untuk menguatkan posisinya, kalau perlu disertai dengan saksi-saksi kuat.
2. Whistle blowing eksternal
Whistle Blowing ini menyangkut kasus dimana seorang pekerja mengetahui kecurangan
yang dilakukan perusahaannnya lalu membocorkannya kepada masyarakat karena dia tahu
bahwa kecurangan itu akan merugikan masyarakat.
Contohnya: Adanya pembuangan limbah yang dilakukan perusahaan atau pabrik ke
pemukiman masyarakat, sehingga membahayakan kesehatan warga. Motivasi utamanya adalah
mencegah kerugian bagi masyarakat atau konsumen.
Creative Accounting
Creative Accounting adalah semua proses dimana beberapa pihak menggunakan
kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll)
dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999).
Pihak-pihak yang terlibat di dalam proses creative accounting, seperti manajer, akuntan
![Page 8: Etika Manajerial Dan Akuntansi Keuangan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081205/55cf979b550346d0339285f5/html5/thumbnails/8.jpg)
(sepengetahuan saya jarang sekali ditemukan kasus yang melibatkan akuntan dalam proses
creative accounting karena profesi ini terikat dengan aturan-aturan profesi), pemerintah,
asosiasi industri, dll.
Creative accounting melibatkan begitu banyak manipulasi, penipuan, penyajian laporan
keuangan yang tidak benar, seperti permainan pembukuan (memilih penggunaan metode
alokasi, mempercepat atan menunda pengakuan atas suatu transasksi dalam suatu periode ke
periode yang lain). Watt dan Zimmerman (1986), menjelaskan bahwa manajer dalam bereaksi
terhadap pelaporan keuangan digolongkan menjadi 3 buah hipotesis :
1. Bonus Plan Hyphotesis
Perilaku dari seorang manajer sering kali dipengaruhi dengan pola bonus atas laba yang
dihasilkan. Tindakan yang memacu para manajer untuk mealkaukan creative accounting,
seringkali dipengaruhi oleh pembagian besaran bonus yang tergantung dengan laba yang akan
dihasilkan. Pemilik perusahaan umumnya menetapkan batas bawah, sebagai batas terendah
untuk mendapatkan bonus. Dengan teknik seperti ini, para manajer akan berusaha menaikkan
laba menuju batas minimal ini. Jika sang pemilik juga menetapkan bats atas atas laba yang
dihasilkan, maka manajer akan berusaha mengurangi laba sampai batas atas dan mentransfer
data tersebut pada periode yang akan dating. Perilaku ini dilakukan karena jika laba melewati
batas atas tersebut, manajer tidak akan mendapatkan bonus lagi.
2. Debt Convenant Hyphotesis
Merupakan sebuah praktek akuntansi mengenai bagaimana manajer menyikasi
perjanjian hutang. Sikap yang diambil oleh manjer atas adanya pelanggaran atas perjanjian
hutang yang jatuh tempo, akan berupaya menghindarinya degan memilih kebijakan-kebijakan
akuntansi yang menguntungkan dirinya.
3. Political Cost Hyphotesis
![Page 9: Etika Manajerial Dan Akuntansi Keuangan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081205/55cf979b550346d0339285f5/html5/thumbnails/9.jpg)
Sebuah tindakan yang bertujuan untuk menampilkan laba perusahan lebih rendah lewat
proses akuntansi. Tindakkan ini dipengaruhi oleh jika laba meningkat, maka para karyawan akan
melihat kenaikan aba tersebut sebagai acuan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui
kenaikan gaji. Pemerintah pun melihat pola kenaikan ini sebagai objek pajak yang akan ditagih.
Fraud (Kecurangan)
Fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan
secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam
bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan yang disengaja. Hal ini termasuk
berbohong, menipu, menggelapkan dan mencuri. Yang dimaksud dengan penggelapan disini
adalah merubah asset/kekayaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya secara tidak wajar
untuk kepentingan dirinya.
Karakteristik kecurangan Dilihat dari pelaku fraud auditing maka secara garis besar
kecurangan bisa dikelompokkan menjadi dua jenis :
1. Oleh pihak perusahaan, yaitu :
A. Manajemen untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena
kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting,
untuk menghidari hal tersebut ada baiknya karyawan mengikuti auditing workshop dan fraud
workshop).
B. Pegawai untuk keuntungan individu, yaitu salah saji yang berupa penyalahgunaan
aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets).
2. Oleh pihak di luar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha, dan pihak asing yang dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan
Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena dorongan dan ekspektasi
terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap
![Page 10: Etika Manajerial Dan Akuntansi Keuangan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081205/55cf979b550346d0339285f5/html5/thumbnails/10.jpg)
pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah irregularities (ketidakberesan). Bentuk
kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud),
misalnya berupa : Manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan terhadap catatan akuntansi atau
dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan.