Etika & Hukum Kedokteran

16
Kode etik kedokteran tersebut merupakan landasan bagi setiap dokter untuk mengambil keputusan etik dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai seorang dokter. Oleh karena itu jika seorang dokter yang melaksanakan tugas profesinya sesuai dengan etik kedokteran biasanya akan terhindar dari berbagai sengketa medik dengan pasien atau keluarganya. Persamaan Etik dan Hukum Kesehatan 1. Sama-sama merupakan alat pengatur tertibnya hidup bermasyarakat 2. Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia 3. Mengandung hak dan kewajiban anggota-anggota masyarakat, agar tidak saling merugikan 4. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi 5. Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota senior Hak Dokter HAK UNTUK BEKERJA “BEBAS”, PROFESIONAL HAK MENOLAK MELAKUKAN PEKERJAAN YG DI LUAR STANDAR PROFESI ATAU MELANGGAR ETIK HAK MEMILIH PASIEN DAN MENGAKHIRI HUB DR-PASIEN, KECUALI GAWAT DARURAT MEDIS HAK ATAS PRIVACY HAK ATAS IMBALAN Kewajiban Dokter - Thdp pasien: Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien - KEWAJIBAN PROFESI : - SUMPAH DOKTER - KODEKI - STANDAR PERILAKU

description

Etika & Hukum Kedokteran

Transcript of Etika & Hukum Kedokteran

Kode etik kedokteran tersebut merupakan landasan bagi setiap dokter untuk mengambil keputusan etik dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai seorang dokter. Oleh karena itu jika seorang dokter yang melaksanakan tugas profesinya sesuai dengan etik kedokteran biasanya akan terhindar dari berbagai sengketa medik dengan pasien atau keluarganya.Persamaan Etik dan Hukum Kesehatan1.Sama-sama merupakan alat pengatur tertibnya hidup bermasyarakat

2.Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia

3.Mengandung hak dan kewajiban anggota-anggota masyarakat, agar tidak saling merugikan

4.Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi

5.Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota senior

Hak Dokter HAK UNTUK BEKERJA BEBAS, PROFESIONAL HAK MENOLAK MELAKUKAN PEKERJAAN YG DI LUAR STANDAR PROFESI ATAU MELANGGAR ETIK HAK MEMILIH PASIEN DAN MENGAKHIRI HUB DR-PASIEN, KECUALI GAWAT DARURAT MEDIS HAK ATAS PRIVACY HAK ATAS IMBALANKewajiban Dokter

Thdp pasien: Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien

KEWAJIBAN PROFESI : SUMPAH DOKTER KODEKI STANDAR PERILAKU STANDAR PROSEDUR STANDAR PELAYANAN MEDIS KEWAJIBAN AKIBAT HUB. DOKTER-PASIEN MEMENUHI HAK PASIEN KEWAJIBAN SOSIALHak Pasien

Memperoleh informasi Memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur Memperoleh second opinion sepengetahuan dokter yang merawat.Kewajiban Pasien

Mematuhi semua instruksi dokter dalam pengobatannya. Memberikan informasi yang jujur dan lengkap tentang penyakit yang diderita Itikad baik Beri informasi yang adekuat Melaksanakan nasehat dokter dalam rangka perawatan / pengobatan Menghormati hak dokter Memberi imbalan & ganti rugi Berterus terang apabila timbul masalahKesimpulan

Dokter dan pasien sama-sama memiliki hak dan kewajiban dengan prinsip saling percaya dan memiliki kesepakatan kerjasama Saling percaya akan tumbuh jika terjalin komunikasi secara terbuka dan jujur antara dokter dan pasien Menolong orang harus sampai tuntasSUMPAH DOKTER

Sumpah Dokter Indonesiaadalahsumpahyang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani profesidokterIndonesiasecara resmi. Sumpah Dokter Indonesia didasarkan atasDeklarasi Jenewa(1948) yang isinya menyempurnakanSumpah Hippokrates.Pengambilan Sumpah Dokter :Pengambilan sumpah dokter merupakan saat yang sangat penting artinya bagi seorang dokter, karena pada kesempatan ini ia berikrar bahwa dalam mengamalkan profesinya, ia akan selalu mendasarmnya dengan kesanggupan yang telah diucapkannya sebagai sumpah. Oleh karena itu upacara pengambilan sumpah hendaknya dilaksanakan dalam suasana yang hikmat.Yang wajib mengambil sumpah.-Semua dokter Indonesia. Lulusan pendidikan dalam negeri maupun luar negeri wajib mengambil sumpah dokter.-Mahasiswa asing yang belajar di Perguruan Tinggi Kedokteran Indonesia juga diharuskan mengambil sumpah dokter Indonesia.-Dokter asing tidak harus diambil sumpahnya karena tamu, ia menjadi tanggung jawab instansi yang memperkerjakannya. Dokter asing yang memberi pelayanan langsung kepada masyarakat Indonesia, harus tunduk pada KODEKI.Penjelasan beberapa hal yang berkaitan dengan lafal sumpah dokterBeberapa kata dalam sumpah dokter, yang memerlukan penjelasan antara lain :1. Dalam pengertian "Guru-guru saya", termasuk juga mereka yang pernah menjadi guru / dosennya.2. Dalam ikrar sumpah yang keempat, dikemukakan bahwa dalam menjalankan tugas seorang dokter akan mengutamakan kepentingan masyarakat.Dalam pengertian inl tak berarti bahwa kepentingan individu pasien dikorbankan demi kepentingan masyarakat tetapi harus ada keseimbangan pertimbangan antara keduanya."Pengambilan sumpah wajib dilakukan oleh semua dokter. Dengan sumpah tersebut, dokter harus menjungjung tinggi, menghadapi dan mengamalkan sumpahnya, serta senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan sumpah tertinggi,"DISIPLIN KEDOKTERANBERDASARKAN KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANGPEDOMANDISIPLIN PROFESI KEDOKTERAN

Disiplin kedokteran:adalah aturan-aturan dan/atau ketentuan penerapan keilmuan dalam pelaksanaan pelayanan yang harus diikuti oleh dokter dan dokter gigi.BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN1.Melakukan praktik kedokterandengan tidak kompeten

Penjelasan:Dalam menjalankan asuhan klinis kepada pasien, tenaga medik harusbekerja dalam batas-batas kompetensinya, baik dalam penegakkan diagnosis maupun dalam penatalaksanaan pasien;2.Tidak merujuk pasien kepada tenaga medik lain yang memiliki kompetensi sesuai.Penjelasan:a.Dalam menangani penyakit atau kondisi pasien diluar kompetensinya (karena keterbatasan pengetahuan, ketrampilan ataupun peralatan yang tersedia), maka dokter atau dokter gigi wajib menawarkan kepada pasien untuk dirujuk atau dikonsultasikan kepada dokter atau dokter gigi lain atau sarana pelayanan kesehatan lain yang lebih sesuai.b.Upaya perujukan tidakdilakukan pada keadaan-keadaan antara lain :1)Sifat sakit pasien tidak memungkinkan untuk dirujuk2)Keberadaan tenaga medik lain dan atau sarana kesehatan yang lebih tepatsulit dijangkau3) Atas kehendak pasien3.Mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga kesehatan tertentu yang tidak memiliki kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.Penjelasan:a.Dokter atau dokter gigi dapat mendelegasikantindakan atau prosedur kedokteran tertentu kepada tenaga kesehatan tertentu yang sesuai dengan ruang lingkup ketrampilan mereka.b.Dokter harus yakin bahwa tenaga kesehatan yang menerima pendelegasian memilikikompetensi untuk itu.c.Dokter tetap bertanggung jawab atas penatalaksanaan pasientersebut.4.Menyediakandokter atau dokter gigi pengganti yang tidak memiliki kompetensi dan kewenangan yang sesuai atau tidak memberitahukan penggantian tersebut;Penjelasan:a.Bila dokter berhalangan menjalankan praktik kedokteran, maka dapat menyediakan dokter atau dokter gigi pengganti yang memiliki kompetensi sama dan memiliki SIPb.Dalam kondisi keterbatasan tenaga dokter/dokter gigi dalam bidang tertentu sehingga tidak memungkinkan tersedianya dokter/dokter gigi pengganti yang memiliki kompetensi yang sama, maka dapat disediakan dokter/dokter gigi pengganti lainnyac.SIP dokter atau dokter gigi pengganti tidak harus SIP di tempat yang harus digantikan.d.Ketidakhadiran dokter bersangkutan dan kehadiran dokter atau dokter gigi pengganti pada saat dokter berhalangan praktik, harus diinformasikan kepada pasien.5.Menjalankan praktik kedokteran dalam kondisi tingkat kesehatan fisik ataupun mental sedemikian rupa sehingga tidak kompeten dan dapat membahayakan pasien;Penjelasan:a.Dalam melaksanakan praktik, tenaga medik yang mengalami gangguan kesehatan fisik atau mental tertentu dapat dinyatakan tidak kompeten(unfit to practice) karena dapat membahayakan pasien.b.Dokter bersangkutan baru dapat dibenarkan untuk kembali melakukan praktik kedokteran/kedokteran gigi bilamana kesehatan fisik maupun mentalnya telah pulih untuk praktik (fit to practice).c.Pernyatakanlaik atau tidak laik untuk melaksanakan praktik kedokteran dilakukan oleh komite kesehatan yang dibentuk KKI. (diskusi dan usulan utk KKI)6.Dalam penatalaksanaan pasien, melakukan yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan yang seharusnya dilakukan, sesuai dengan tanggung jawab profesionalnya, tanpa alasan pembenar atau pemaaf yang sah, sehingga dapat membahayakan pasien.Penjelasan:Dokter atau dokter gigi wajib melakukan penatalaksanaan pasien dengan teliti, tepat, hati-hati, etis dan penuh kepeduliandalam hal-hal sebagai berikut:a.Anamnesis, pemeriksaan fisik dan mental, bilamana perlu pemeriksaan penunjang diagnostikb.Penilaian riwayat penyakit, gejala dan tanda-tanda pada kondisi pasienc.Tindakan dan pengobatan secara profesionald.Tindakan yang tepat dan cepat terhadap keadaan yang memerlukan intervensi kedokterane.Kesiapan untuk berkonsultasi pada sejawat yang sesuai, bilamana diperlukan7.Melakukan pemeriksaan atau pengobatan berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasienPenjelasan:a.Dokter atau dokter gigi melakukan pemeriksaanatau pemberian terapi, ditujukan hanya untuk kebutuhan medik pasien.b.Pemeriksaan atau pemberian terapi yang berlebihan, dapat membebani pasien dari segi biaya maupun kenyamanan dan bahkan dapat menimbulkan bahaya bagi pasien.8.Tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis dan memadai(adequateinformation)kepada pasien atau keluarganya dalam melakukan praktik kedokteranPenjelasan:a.Pasien mempunyai hak atas informasi tentang kesehatannya(the right to information), dan oleh karenanya, dokter wajib memberikan informasi dengan bahasa yang dipahami oleh pasien atau penterjemahnya, kecuali bila informasi tersebut dapat membahayakan kesehatan pasien.b.Informasi yang berkaitan dengan tindakan medik yang akan dilakukan meliputi: diagnosis medik, tata cara tindakan medik, tujuan tindakan medik, alternatif tindakan medik lain, risiko tindakan medik, komplikasi yang mungkin terjadi serta prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.c.Pasien juga berhak memperoleh informasi tentang biaya pelayanan kesehatan yang akan dijalaninya.d.Keluarga pasien berhak memperoleh informasi tentang sebab-sebab terjadinya kematian pasien, kecuali atas kehendak pasien9.Melakukan tindakan medik tanpa memperoleh persetujuan dari pasien atau keluarga dekat atau wali atau pengampunya.Penjelasan:a.Setelah menerima informasi yang cukup dari dokter dan memahami maknanya(well informed)sehinggapasien dapat mengambil keputusan bagi dirinya sendiri(the right to self determination)untuk menyetujui(consent)atau menolak(refuse)tindakan medik yang akan dilakukan dokter kepadanya.b.Setiap tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien, mensyaratkan persetujuan (otorisasi) dari pasien yang bersangkutan. Dalam kondisi dimana pasien tidak dapat memberikan persetujuan secara pribadi (dibawah umur atau keadaan fisik/mental tidak memungkinkan), maka persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat (suami/istri, bapak/ibu, anak atau saudara kandung) atau wali atau pengampunya(proxy).c.Persetujuan tindakan medik(informed consent)dapat dinyatakan secara tertulis atau lisan, termasuk dengan menggunakan bahasa tubuh.Setiap tindakan medik yang mempunyai risiko tinggi mensyaratkan persetujuan tertulis.d.Dalam kondisi dimana pasien tidak memberikan persetujuan dan tidak memiliki pendamping, maka dengan tujuan untuk penyelamatan atau mencegah kecacatan pasien yang berada dalam keadaan darurat, tindakan medik dapat dilakukan tanpa persetujuan pasien.e.Dalam hal tindakan medik yang menyangkut kesehatan reproduksi persetujuan harus dari pihak suami/istrif.Dalam hal tindakan medik yang menyangkut kepentingan publik (antara lain imunisasi massal, wabah dan lain-lain) tidak diperlukan persetujuan medik10.Dengan sengaja, tidak membuat atau menyimpan rekam medik sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan atau etika profesi.Penjelasan:a.Dalam melaksanakan praktik kedokteran, tenaga medik wajib membuat rekam medik secara benar dan lengkap serta menyimpan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.b.Dalam hal dokter berpraktik di sarana pelayanan kesehatan, maka penyimpanan rekam medik merupakan tanggung jawab sarana pelayanan kesehatan yang bersangkutan11.Melakukan perbuatan yang bertujuan untuk menghentikan kehamilan yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan etika profesiPenjelasan:a.Penghentian (terminasi) kehamilan hanya dapat dilakukan atasindikasi medik yang mengharuskan tindakan tersebut.b.Penentuan tindakan penghentian kehamilan pada pasien tertentu yang mengorbankan nyawa janinnya, dilakukan oleh setidaknya dua orang dokter12.Melakukan perbuatan yang dapat mengakhiri kehidupan pasien atas permintaan sendiri dan atau keluarganya, sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan etika profesi.Penjelasan:a.Setiap dokter tidak dibenarkan melakukan perbuatan yang bertujuan mengakhiri kehidupan manusia, karena selain bertentangan dengan sumpah kedokteran dan atau etika kedokteran dan atau tujuan profesi kedokteran, juga bertentangan dengan aturan hukum pidana.b.Pada kondisi sakit mencapai keadaan terminal, dimana upaya kedokteran kepada pasien merupakan kesia-siaan(futile)menurutstate of the art(SOTA) ilmu kedokteran, maka dengan persetujuan pasien dan atau keluarga dekatnya, dokter dapat menghentikan pengobatan, akan tetapitetap memberikan perawatan (ordinary care). Dalam keadaan tersebut, dokter dianjurkan untuk berkonsultasi dengan sejawatnya atau komite etik rumah sakit bersangkutan.13.Menjalankan praktik kedokteran dengan menerapkan pengetahuan atau ketrampilan atau teknologi yang belum diterima atau diluar tatacara praktik kedokteran yang layakPenjelasan:a.Dalam rangka menjaga keselamatan pasien, setiap dokter dan dokter gigi wajib menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan tata cara praktik kedokteran yang telah diterima oleh profesi kedokteran.b.Setiap pengetahuan, ketrampilan dan tata cara baru harus melalui penelitian / uji klinik tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku14.Melakukan penelitian dalam praktik kedokteran dengan manusia sebagai subjek penelitiantanpa persetujuan etik (ethical clearance)Penjelasan :Dalam praktik kedokteran dimungkinkan untuk menggunakan pasien atau klien sebagai subjek penelitian asal mendapat ethical clearance dari komisi etik penelitian15.Tidak melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, padahal tidak membahayakan dirinya, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya;Penjelasan:a.Menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan adalah kewajiban yang mendasar bagi setiap manusia, khususnya bagi dokter atau dokter gigi di sarana pelayanan kesehatan.b.Kewajiban tersebut dapat diabaikan apabila membahayakan dirinya atau apabila telah ada individu lain yang mau dan mampu melakukannya atau karena ada ketentuan lain yang telah diatur oleh sarana pelayanan kesehatan tertentu.16.Menolak atau menghentikan tindakan pengobatan terhadap pasien tanpa alasan yang layak dan sah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan atau etika profesi;Penjelasan:a.Tugas profesional medik adalah melakukan pelayanan kesehatan terhadap pasien secara tuntas.b.Beberapa alasan yang dibenarkan bagi dokter untuk menolak atau mengakhiri pelayanan kepada pasiennya (memutuskan hubungan dokter pasien) :1) Pasien melakukan intimidasi terhadap dokter/dokter gigi2) Pasien melakukan kekerasan terhadap dokter/dokter gigi3) Pasien berperilaku merusak hubungan saling percaya tanpa alasan.Dalam hal diatas dokter wajib memberitahukan secara lisan atau tertulis kepada pasiennya dan menjamin kelangsungan pengobatan pasien dengan cara merujuk dan menyertakan keterangan medisnya.c.Dokter tidak boleh melakukan penolakan atau memutuskan hubungan dokter pasien terapeutik semata-mata karena keluhan pasien(complaint),alasanfinansial, suku, ras, jender, politik, agama dan kepercayaan.17.Membuka rahasia kedokteran sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan atau etika profesi;Penjelasan:a.Dokter atau dokter gigi wajib menjaga rahasiapasiennya. Biladipandang perlu untuk menyampaikaninformasi tanpa persetujuan pasien atau keluarga, maka dokter tersebut harus mempunyai alasan pembenaran.b.Alasan pembenaran yang dimaksud adalah:1) Permintaan Majelis Pemeriksa MKDKI;2) Permintaan Majelis Hakim Sidang Pengadilan; dan3) Sesuai dengan peraturan perundang-undangan18.Membuat keterangan medis yang tidak didasarkan kepada hasil pemeriksaan yang diketahuinya secara benar dan patut;Penjelasan:a.Profesional medik harus jujur dan dapat dipercaya dalam memberikan keterangan medik baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.b.Tenaga medik tidak dibenarkan membuat atau memberikan keterangan palsuc.Dalam hal membuat keterangan medik berbentuk tulisan (hardcopy), dokter wajib membaca secara teliti setiap dokumen yang akan ditanda tangani, agar tidak terjadi kesalahan penjelasan yang dapat menyesatkan.19.Turut serta di dalam perbuatan yang termasuk ke dalam tindakan penyiksaan (torture) atau eksekusi hukuman matiPenjelasan:Prinsip tugas mulia seorang profesional medik adalah memelihara kesehatan fisik, mental dan sosial penerima jasa pelayanan kesehatan. Oleh karenanya, seorang profesional medik tidak dibenarkan turut serta dalam pelaksanaan tindakan yang bertentangan dengan tugas tersebut termasuk tindakan penyiksaan atau pelaksanaan hukuman mati.20.Meresepkan atau memberikanobat golongannarkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan etika profesiPenjelasan:Dokter dibenarkan memberikanobat golongannarkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya sepanjang sesuai dengan indikasi medis dan peraturan perundang-undangan.21. Melakukan pelecehan seksual atau tindakan intimidasi atau tindakan kekerasan terhadap pasien;Penjelasan:Seorang profesional medik tidak boleh menggunakanhubungan personal (seperti hubungan seks atau emosional)yang merusak hubungan dokter pasien.22.Menggunakan gelar akademik atau sebutan profesi yang bukan haknya;Penjelaskan:Dalam melaksanakan hubungan dokter-pasien, seorang dokter/dokter gigi hanya dibenarkan menggunakan gelar akademik atau sebutan profesi sesuai dengan kemampuan, kewenangan danketentuan perundang-undangan. Penggunaan gelar dan sebutan lain yang tidak sesuai, dinilai dapat menyesatkan masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan.23.Menerima imbalan sebagai hasil dari rujukan atau permintaan pemeriksaan atau pemberian resep obat/ alat kesehatan;Penjelasan:Dalam melakukan rujukan (pasien, laboratorium, teknologi) kepada dokter lain/ sarana penunjang lain, atau pembuatan resep/ pemberian obat, seorang dokter/dokter gigi hanya dibenarkan bekerja untuk kepentingan pasien . Oleh karenanya, dokter tidak dibenarkan meminta ataumenerima imbalan jasa diluar ketentuan etika profesi yangdapat mempengaruhi indepedensi dokter(kick-backataufee-splitting);24.Mengiklankan kemampuan/pelayanan atau kelebihan kemampuan/ pelayanan yang dimiliki, baik lisan ataupun tulisan, yang bertentangan dengan etika profesi;Penjelasan:Masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan medik, membutuhkan informasi tentang kemampuan/pelayanan seorang dokter/dokter gigi untuk kepentingan pengobatan dan rujukan. Oleh karenanya, profesional medik hanya dibenarkan memberikan informasi yang memenuhi ketentuan umum yakni: sah, patut, jujur, akurat dan dapat dipercaya.25. Ketergantungan pada narkotika, psikotropika,alkohol serta zat adiktif lainnyaPenjelasan:Penggunaan narkotika, psikotropika,alkohol serta zat adiktif lainnya(NAPZA) dapat menurunkan kemampuan seorang dokter/dokter gigi sehingga berpotensimembahayakan pengguna pelayanan medik.26.Berpraktik dengan menggunakan STR atau SIP dan/atau sertifikat kompetensi yang tidak sahPenjelasan:Seorang dokter/dokter gigi yang diduga memiliki STR dan atauSIP dengan menggunakan persyaratan yang tidak sah dapat diajukan ke MKDKI. Apabila terbukti pelanggaran tersebut maka STR akan dicabut oleh Konsil Kedokteran Indonesia27.Ketidak jujuran dalam bertransaksidengan pasien dalam memberikan pelayanan medikPenjelasan:Dokter/dokter gigi harus jujur meminta imbalan jasa sesuai dengan tindakan yang dilakukan28.Dikenai hukuman pidana yang telah berkekuatan tetap atas perbuatan pidana yangberkaitan dengan keluhuran/martabat profesi kedokteran atau disiplin profesi atau etika profesiPenjelasan:MKDKI dapat memperoleh informasi dari instansi resmi maupun dari media massa. Berdasarkan hal tersebut KKI secara aktif meminta amar keputusan.BAB IVSANKSI DISIPLINSanksi disiplin yang dapat dikenakan oleh MKDKI berdasarkan Undang- undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pada Pasal 69 ayat (3) adalah :1.Pemberian peringatan tertulis2.Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin Praktik; dan/atau1.Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi.INFORMED CONSENT

Informed consent adalah suatu proses yang menunjukkan komunikasi yang efektif antara dokter dengan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan dan apa yang tidak akan dilakukan terhadap pasien. Informed consent dilihat dari aspek hukum bukanlah sebagai perjanjian antara dua pihak, melainkan lebih ke arah persetujuan sepihak atas layanan yang ditawarkan pihak lain.Consent dapat diberikan :a.Dinyatakan (expressed)oDinyatakan secara lisanoDinyatakan secara tertulis. Pernyataan tertulis diperlukan apabila dibutuhkan bukti di kemudian hari, umumnya pada tindakan yang invasif atau yang beresiko mempengaruhi kesehatan penderita secara bermakna. Permenkes tentang persetujuan tindakan medis menyatakan bahwa semua jenis tindakan operatif harus memperoleh persetujuan tertulis.b.Tidak dinyatakan (implied)Pasien tidak menyatakannya, baik secara lisan maupun tertulis, namun melakukan tingkah laku (gerakan) yang menunjukkan jawabannya.Meskipun consent jenis ini tidak memiliki bukti, namun consent jenis inilah yang paling banyak dilakukan dalam praktik sehari-hari.Isi informasi dan penjelasan yangharus diberikan :a.Tentang tujuan dan prospek keberhasilan tindakan medis yangadadilakukan (purhate of medical procedure)b.Tentang tata cara tindakan medis yang akan dilakukan (consenpleatedmedical procedure)c.Tentangrisikod.Tentang risikodan komplikasiyangmungkinterjadi

e.Tentang alternatif tindakan medis lain yang tersedia dan risiko risikonya(alternative medical procedure and risk)f.Tentang prognosis penyakit, bila tindakan dilakukang.DiagnosisFormatisianinformedconsentpersetujuanataupenolakanoDiketahui dan ditandatangani oleh kedua orang saksi, perawat bertindaksebagai salah satu saksioMaterai tidak diperlukanoFormulir asli harus dismpan dalam berkas rekam medis pasienoFormulir harus ditandatangan 24 jamsebelum tindakan medis dilakukanoDokter harus ikut membubuhkan tanda tangan sebagaibukti telahdiberikan informasioBagi pasien/keluarga buta huruf membubuhkan cap jempol ibu jari tangankanannyaTUJUANINFORMEDCONSENT1.Perlindunganpasienuntuksegalatindakan medik.Perlakuanmediktidakdiketahui/disadari pasien/keluarga, yang seharusnya tidak dilakukan ataupunyangmerugikan/membahayakandiripasien.2.Perlindungan tenaga kesehatanterhadap terjadinya akibat yang tidak terdugaserta dianggap meragukan pihak lain. Tak selamanya tindakan dokter berhasil,tak terduga malah merugikan pasien meskipun dengan sangat hati-hati, sesuaidenganSOP.PeristiwatersebutbisariskoftreatmentataupunerrorjudgementETIKA PENELITIAN

. Etika penelitian yaitu seperangkat ketentuan etis yang berfungsi sebagai acuan moral bagi kalangan ilmuwan dalam berperilaku pada rangkaian proses penyelenggaraan penelitian ilmiah guna diperolehnya informasi, data dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan tekmologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.