Etika Final Test
-
Upload
diczatta-said -
Category
Documents
-
view
24 -
download
0
Transcript of Etika Final Test
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia usaha, adanya kegiatan transaksi antar perusahaan atau orang yang memiliki
hubungan afiliasi, hubungan keluarga dan hubungan kepemilikan adalah lazim terjadi. Untuk
dunia akuntansi hal ini sering diistilahkan sebagai transaksi antara pihak yang memiliki
hubungan istimewa. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7, laporan keuangan
harus mengungkapan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Pada dasarnya transaksi antar pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah suatu
kesepakatan atau pengaturan bisnis yang dilakukan oleh pihak-pihak yang saling tidak bebas satu
dengan lainnya untuk tujuan tertentu. Unsur kesepakatan dalam menentukan harga transaksi
adalah hal yang paling menjadi perhatian, karena kesepakatan dalam penentuan harga dapat
membawa dampak keuntungan maupun kerugian bagi pihak-pihak terkait (stake holder).
Kasus yang sedang hangat tentang transaksi pihak-pihak dalam hubungan istimewa yang
menjadi perhatian yang sangat serius baik dari dalam kalangan dunia bisnis maupun dari pihak
pemerintah adalah kasus yang dialamai oleh anak Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Rievan Avrian.
Dalam hal ini kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Riefan Avrian sebagai tersangka kasus
pengadaan videotron. Kepala Kejati DKI Jakarta Adhi Togarisman “hasil penyidikan perkara
sebelumnya dengan tersangka Direktur PT. Imaji Media Hendra Saputra kami menyimpulkan
RA terlibat”. Hendra merupakan bekas sopir dan sekaligus office boy Riefan yang dicatut
menjadi Direktur PT. Imaji dan pemenang proyek pengadaan videotron tahun 2012 senilai Rp.
23,5 miliar di gedung Smesco, milik Kementrian Koperasi.
Riefan Avrian ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan surat penyidikan yang
ditandatangani pada Jum’at 16 Mei 2014 dengan kasus dugaan korupsi videotron yang bermula
dari temuan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada februari-mei 2013 yang menyebutkan
pengadaan videotron tak sesuai spesifikasi. BPK juga menyatakan terjadi kelebihan pembayaran
Rp. 2,695 miliar. Sedangankan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan memperkirakan
kerugian negara dalam proyek itu Rp. 4,78 meliar.
Sedangkan untuk peran Riefan itu sendiri Adhi Toegarisman menerangkan yang dimuat oleh
Tribunnews.com tertanggal 19 Juni 2014, diketahui Riefan adalah Direktur Utama PT. Rifuel,
yang perusahaannya kalah dalam lelang pengadaan videotron senilai Rp. 23,501 miliar di
Kementrian Koperasi dan UKM pada 2012. Riefan dalam hal ini justru mendirikan dan
menyertakan PT. Imaji Media agar dapat memenangakan lelang proyek tersebut.
Untuk memuluskan rencanya, sang anak menteri tersebut menjadikan seorang office boy
(OB) tamatan kelas III SD, Hendra Saputra dan staf administrasi bernama Ahmad Kamaludin
dari perusahaanya sebagai Direktur Utama dan Komisaris PT. Imaji Media.
Dari proses lelang dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Hasnawi Bachtiar dan anggota
panitia lelang, Kasiyadi, akhirnya PT. Imaji Media terpilih sebagai pemenang. Dalam kasus ini
meski PT. Imaji Media yang memenangkan lelang proyek videotron, justru Riefan Avrian selaku
Direktur Utama PT. Rifuel yang mengerjakan keseluruhan proyek tersebut, kata Adhi
Toegarisman.
Bahkan untuk sisa pembayaran proyek tersebut sebesar Rp. 18,7 miliar Riefan yang
menerima, dengan alasan mendapatkan surat kuasa dari Hendra. Akhir pengerjaan proyek senilai
Rp. 23.501 miliar tersebut tidak sesuai kontrak dan sebagaiman hitungan BPKP negara telah
mengalami kerugian sebesar Rp. 4,78 miliar.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Standar Akuntansi Keuangan No. 7 menjelaskan keterkaitan Hubungan Pihak
Istimewa terhadap kasus Riefan Avrian?
2. Bagaimana tahap-tahapan untuk pengambilan sebuah keputusan etis dari kasus Riefan
Avrian?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Bagaimana Standar Akuntansi Keuangan No. 7 mengatur Hubungan Pihak Istimewa
terhadap kasus Riefan Avrian?
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap
mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan
pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan
keuangan dan operasional.
Transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah suatu pengalihan
sumber daya atau kewajiban antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, tanpa
menghiraukan apakah suatu harga diperhitungkan.
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, antara lain:
1) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan atau dikendalikan
oleh, atau berada dibawah pengemdalian bersama, dengan perusahaan pelapor, yang
termasuk dalam kategori ini yaitu : holding company¸anak perusahaan (subsidiaries) serta
perusahaan dan anak perusahaan (fellow subsidiaries).
2) Perusahaan asosiasi
3) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu
kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan dan
anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut, dimana yang dimaksud dengan anggota
keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi
perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor.
4) Manajemen kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang
meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota
keluarga dekat orang-orang tersebut.
5) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara
langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam bagian 3) dan
4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut.
Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dengan komisaris, direksi
atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang
mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.
Sedangkan pihak-pihak yang tidak dianggap sebagai pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, antara lain:
1) Dua entitas hanya karena mereka memiliki direktur atau anggota manajemen kunci yang
sama, atau karena anggota dari manejemen kunci dari satu entitas mempunyai pengaruh
signifikan terhadap entitas lain.
2) Dua venturer hanya karena mereka mengendalikan bersama atas ventura bersama.
3) Penyandang dana, serikat dagang, entitas pelayanan publik, departemen dan instansi
pemerintah yang tidak mengendalikan, mengendalikan bersama atau memiliki pengaruh
signifikan terhadap entitas pelapor.
4) Pelanggan, pemasok, pemegang hak waralaba (franchise), distributor, atau
perwakilan/agen umum dengan siapa entitas mengadakan transaksi usaha dengan volume
signifikan, semata-mata karena ketergantungan ekonomis yang diakibatkan oleh keadaan.
Dalam kasus Riefan Avrian, dari penjelasan SAK No. 7, PT. Rifuel yang Direktur Utamanya
adalah Riefan Avrian sedangakan untuk PT. Imaji Media Direktur Utamanya adalah Hendra
Saputra, walaupun entitas berbeda akan tetapi ini dapat disimpulkan adanya hubungan istimewa,
yang menjelaskan hubungan istimewa dapat juga terjadi karena penguasaan melalui tentang
keuangan dan operasional atau penggunaan sumber daya manajemen walaupun tidak terdapat
hubungan kepemilikan dan hubungan istimewa itu dianggap ada apabila satu atau lebih
perusahaan berada di bawah penguasaan yang sama.
Sedangkan untuk Riefan Avrian yang merupakan anak dari Menteri Koperasi dan UKM,
pada pasal SAK No. 7 juga menjelaskan adanya hubungan istimewa anggota keluarga dekat.
Dalam hal ini berdasarkan prinsip akuntansi keterkaitan hubungan istimewa harus diungkapkan.
Jika seorang pejabat membuat keputusan tata usaha negara dalam sebuah tender pengadaan
barang publik untuk anak sendiri atau keponakan sendiri. Praktik-praktik konflik kepentingan
seperti ini dapat memengaruhi kinerja dan keputusan yang dibuat oleh seorang pejabat publik.
Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang
dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal sebagaimana
dilakukan dengan pihak di luar hubungan istimewa diungkapkan dalam Laporan Keuangan.
Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan pengungkapan pihak yang
memiliki hubungna istimewa. Pernyataan standar akuntansi keuangan tertentu mengatur
perlakuan akuntansi jika terdapat pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, namun prinsip
akuntansi yang telah ditetapkan biasanya tidak mensyaratkan transaksi dengan pihak-pihak yang
memiliki hubungan istimewa diperlakukan dengan dasar yang berbeda dari yang seharusnya.
2. Bagaimana tahap-tahapan untuk pengambilan sebuah keputusan etis dari kasus Riefan
Avrian?
2.1 Tentukan Fakta – apa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana ?
Apa :
Pada kasus ini, fakta yang ditemukan dan yang akan diangkat adalah kasus dugaan
korupsi videotron yang dilakukan oleh perusahaan PT. Imaji Media, yang bermula dari
temuan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada februari-mei 2013 yang menyebutkan
pengadaan videotron tak sesuai spesifikasi. Selain itu BPK juga menyatakan terjadi kelebihan
pembayaran Rp. 2,695 miliar. Sedangankan menurut Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan memperkirakan kerugian negara dalam proyek itu sebesar Rp. 4,78 meliar.
Mengapa hal ini bisa terjadi karena adanya kerjasama pada saat proses lelang antara
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan PT. Imaji Media yang pada dasarnya di miliki
oleh Riefan Avrian selaku pimpinan dari Hendra Saputra yang dicatut namanya sebagai
Direktur Utama PT. Imaji Media.
Riefan Avrian sendiri adalah Direktur Utama PT. Rifuel, dimana tempat Hendra Saputra
bekerja sebagai Office Boy dan Riefan Avrian merupakan anak dari Menteri Koperasi dan
UKM yang menyelenggarkan tender pengadaan videotron tersebut. Dari hasil lelang yang
dimenangkan oleh PT. Imaji Media, seluruh pekerjaan pengadaannya dikerjakan oleh PT.
Rifuel dan pembayaran dari pekerjaan tersebut diterima oleh Riefan Avrian dengan
menggunakan surat kuasa dari Hendra Saputra.
Siapa, dimana dan kapan :
Kasus dugaan korupsi videotron ini terjadi di Kementerian Koperasi dan UKM yang
terjadi pada rentang waktu pengadaan 2012 hingga tahun 2013 yang ditemukan oleh BPK
dan BPKP. Dalam hal telah ditetapkan empat tersangka kasus korupsi videotron berdasarkan
surat penetapan tersangka, antara lain pihak-pihak yang terlibat adalah Direktur Utama PT.
Imaji Media Hendra Saputra, Pejabat Pembuat Komitmen dan anggotanya Hasnawi Bachtiar
dan Kasiyadi serta yang terakhir adalah Direktur Utama PT. Rifuel yakni Riefan Avrian yang
juga anak Menteri Koperasi dan UKM selaku pimpinan dari Hendra Saputra dan pihak yang
mengerjakan seluruh pengadaan pekerjaan videotron hingga yang menerima hasil pekerjaan
tersebut.
Dari keempat tersangka tersebut, pada awalnya hanya tiga tersangka yang ditahan.
Sedangkan untuk Riefan Avrian tidak ditahan karena hanya sebatas pemeriksaan keterangan.
Selanjutnya seiring proses penyidikan Riefan Avrian ditahan karena dikhawatirkan akan
menghilangkan barang bukti dan Kejati juga telah mengeluarkan surat pencekalan sehingga
Riefan Avrian tidak dapat bepergian keluar negeri. Pada tahun 2014 ini kasus masih berlanjut
pada proses pengadilan, salah satu tersangka telah meninggal dunia di tahanan yakni
Hasnawi Bachtiar karena sakit dan Riefan Avrian telah ditahan oleh Kejaksaan Tinggi DKI
Jakarta.
Bagaimana :
Kasus ini bermula dari proyek pengadaa videotron senilar Rp. 23,501 miliar yang
dimenangkan oleh perusahaan PT. Imaji Media pada tahun 2012. Pada tahun 2013 setelah
BPK melakukan audit pemeriksaan, dari temuan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
pada februari-mei 2013 yang menyebutkan pengadaan videotron tak sesuai spesifikasi. BPK
juga menyatakan terjadi kelebihan pembayaran Rp. 2,695 miliar. Selain itu juga dari hasil
BPKP ditaksir kerugian negara sebesar Rp. 4,78 miliar dari proyek tersebut.
Yang membuat kasus ini semakin jadi perbincangan adalah terungkapnya fakta
persidangan keterlibatan anak Menteri Koperasi dan UKM yaitu Riefan Avrian. Seperti
pengakuan dipersidangan PT. Imaji Media didirikan Riefan dengan mengatasnamakan
Hendra Saputra yang adalah bawahannya Riefan sebagai office boy merangkap sopir saat
bekerja di PT. Rifuel.
Penyimpangan proyek videotron terjadi karena pelaksanaan pekerjaan yang tidak
dilakukan oleh PT. Imaji Media sebagai perusahaan pemenang lelang. Dalam perkara ini,
Pengadilan Tipikor sudah menyidangkan Hendra Saputra sebagai terdakwa Hendra didakwa
melakukan tindak pidana korupsi bersama-sama pejabat pembuat komitmen dan anggota
Hasnawai Bachtiar dan Kasiyadi dan juga Riefan Avrian.
Dalam dakwaan Hendra yang dipaparkan Riefan bersiasat untuk mendapatkan proyek
pembuatan videotron di Kemenkop dan UKM tahun 2012. Riefan mengajak Hendra Saputra
yang hanya lulusan SD, untuk membangun PT. Imaji Media dan dijadikan Direktur
perusahaan tersebut untuk kepentingan mendapatkan proyek dengan nilasi sebesar Rp. 23,5
miliar. Namun selanjutnya pekerjaan diserahkan Hendra ke PT. Rifuel, perusahaan Riefan
dan dengan memberikan surat kuasa kepada Riefan untuk mengambil uang hasil pembayaran
proyek.
“Pada intinya pekerjaan itu tidak dilaksanakan sebagaiman mestinya dan pada intinya
juga Riefan Avrian berdasarkan surat kuasa yang dibuat oleh HS menarik uang yang
berkaitan dengan proyek. “
2.2 Menetapkan Isu Etis
Isu etis yang terjadi pada kasus ini adalah adanya tindak pidana korupsi yang dilakukan
bersama-sama mulai dari proses lelang hingga pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan
yang diperjanjikan dikontrak dengan kebutuhan instansi, ketidak sesuaian spesifikasi teknis
barang dan jasa serta ketidakwajaran harga barang dan jasa yang disepakati dalam kontrak yang
bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi pihak-pihak yang terkait. Dalam Audit BPK telah
menyebutkan bahwa pengadaan videotron itu tidak sesuai dengan kontrak sehingga
mengakibatkan kerugaian negara sebesar 4,78 miliar dari proyek tersebut.
Isu etis selanjutnya adalah bagaimana peranan seorang Riefan Avrian yang merupakan anak
Menteri Koperasi dan UKM, yang bersiasat untuk mendapatkan proyek ini dengan melakukan
korupsi dan konspirasi dengan bekerjasama untuk memperoleh keuntungan dan menjadikan
seorang office boy menjadi Direktur Utama PT. Imaji Media yang didirikannya. Serta bagaimana
statusnya sebagai anak Menteri Koperasi dan UKM yang mungkin dapat mempengaruhi
pelaksanaan dan keputusan pelelangan proyek videotron yang dilakukan oleh Kementerian
Koperasi dan UKM. (konflik kepentingan)
Isu-isu yang disebutkan ini terjadi dikarenakan adanya tindakan yang melanggar dari segi
prinsip etika bisnis dan adanya keterkaitan hubungan istimewa tersebut yang dapat
mengakibatkan adanya konflik kepentingan serta tidak dilaksanakan prinsip etika dalam kegiatan
pengadaan barang dan jasa tersebut. Dan semua hal ini telah dibuktikan dari fakta-fakta
persidangan dimana adanya kerjasama untuk menetapkan PT. Imaji Media sebagai pemenang
lelang yang merupakan perusahaan milik Riefan Avrian yang telah diakui dalam persidangan.
2.3 Mengidentifikasi prinsip-prinsip utama, aturan, dan nilai-nilai
Dalam film Wall Street, karakter utama Gordon Gekko berpendapat bahwa bisnis didasarkan
pada ketamaakan. Bahwa ketamakan karena tidak ada kata yang lebih tepat adalah baik.
Ketamakan adalah benar, ketamakan dalam segala bentuknya adalah kepentingan pribadi.
Kepentingan pribadilah bukan keserakahan yang menggerakkan perekonomian. Dalam teori
social dan ekonomi, kepentingan pribadi dapat bermanfaat dan layak, keegoisan, keserakahan
dan ketamakan. Dalam kasus demi kasus, ketamakan yang tidak seimbang telah menciptakan
kerentanan da telah terbukti menjadi strategi yang sangat beresiko bagi individu dan perusahaan
yang mengejarnya yang biasanya berakhir dengan bencana.
Etika, Bisnis dan Hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, selama perusahaan
tersebut tidak melanggar hukum, mereka bersikap etis artinya hukum dan etika adalah satu dan
sama ketika menyangkut persoalan bisnis. Prinsip-prinsip dalam etika bisnis itu sendiri yang
utama adalah kejujuran, keadilan, saling menguntungkan, dan integritas moral. Apa yang terjadi
pada kasus videotron ini adalah perbuatan yang melanggar hukum dan perbuatan yang cacat dari
segi etika bisnis dengan memanfaatkan hubungan istimewa serta tindakan untuk memenangkan
salah satu pihak dari proses lelang pengadaan barang.
Pada saat melaksanakan pelelangan pekerjaan pada instansi pemerintah, setiap panitia lelang
harus tunduk pada ketentuan yang berlaku, yaitu Keppres nomor 80 tahun 2003 serta
perubahannya ataupun aturan yang baru, yaitu Perpres nomor 54 tahun 2010. Dalam mengambil
sebuah keputusan, mereka harus berpegang pada prinsip-prinsip dasar dan juga harus mengikuti
etika pengadaan seperti yg sudah ditentukan oleh aturan-aturan tersebut.
Prisip - prinsip dasarnya adalah sebagai berikut :
1. efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya
yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan
dapat dipertanggungjawabkan.
2. efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan
dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang
ditetapkan.
3. terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia barang/jasa
yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara penyedia
barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan
prosedur yang jelas dan transparan.
4. transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa,
termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan
calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat
serta bagi masyarakat luas pada umumnya.
5. adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia
barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan
cara dan atau alasan apapun.
6. akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi
kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan
prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa.
Etika pengadaannya sebagai berikut :
1. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggungjawab untuk mencapai sasaran
kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa.
2. bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga kerahasiaan
dokumen pengadaan barang dan jasa yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah
terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang/jasa.
3. tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah dan
menghindari terjadinya persaingan tidak sehat.
4. menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan
kesepakatan para pihak.
5. menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait,
langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barang/jasa (conflict of interest).
6. menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam
pengadaan barang/jasa.
7. menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan negara.
8. tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima
hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga
berkaitan dengan pengadaan barang/jasa.
Pada kasus yang terjadi ini dari proses pengadaan barang dan jasa telah terjadi konflik
kepentingan. Aturan yang mengatur tentang konflik kepentingan berdasarkan UU No 7 Tahun
2006, Indonesia telah meratifikasi United Nation Convention Anti-Corruption (UNCAC) yang
salah satu pasalnya adalah penanganan konflik kepentingan ssebagai langkah pemberantasan
korupsi.
Konsep dan definisi konflik kepentingan menurut OECD (2003) adalah “a conflict between
the public duty and private interests of a public official, in which the public official’s private-
capacity interests could improperly influence the performance of their official duties and
responsibilities”.
Pada umumnya Prinsip-prinsip dasar konflik kepentingan, yaitu
1. Mengutamakan kepentingan publik
2. Menciptkan keterbukaan penangangan dan pengawasan konflik kepentingan
3. Mendorong tanggungjawab pribadi dan sikap keteladanaan
4. Menciptakan dan membina budaya organisasi yang tidak toleran terhadap konflik
kepentingan
Dalam praktinya di Indonesia, konflik kepentingan sebenarnya merupakan situasi yang dapat
mengarahkan atau mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan wewenang sebagai unsur
terjadinya tindak pidana korupsi. Jika dilihat dari penyebabnya, paling tidak ada lima sumber
utama terjadinya konflik kepentingan di Indonesia, yaitu rangkap jabatan, hubungan afiliasi,
penerimaan gratifikasi, kepemilikan aset dan penggunaan diskresi yang melebihi batas.
2.4 Tentukan Alternatif
Pengadaan barang/jasa pemerintah di Indonesia dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Menggunakan penyedia barang/jasa yaitu pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak penyedia
barang/jasa setelah melalui proses pemilihan penyedia barang/jasa dengan metode pemilihan
yang ditentukan.
2. Swakelola yaitu pekerjaan yang dilaksanakan sendiri oleh pengguna barang/jasa, atau
dikuasakan kepada instansi pemerintah bukan penanggung jawab anggaran/kelompok
masyarakat/lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa, terdapat empat metode:
1. Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang / jasa yang dilakukan secara
terbuka dengan pengumuman secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional
dan atau satu surat kabar provinsi
2. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan penyedia barang / jasa yang dilakukan secara
terbatas (karena jumlah penyedia barang / jasa yang diyakini mampu terbatas dan untuk
pekerjaan yang kompleks) dengan pengumuman secara luas sekurang-kurangnya di satu surat
kabar nasional dan/ atau satu surat kabar provinsi dengan mencantumkan penyedia
barang/jasa yang telah diyakini mampu, guna member kesempatan kepada penyedia barang
dan jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi
3. Pemilihan langsung merupakan metode pemilihan yang membandingkan sebanyak-
banyaknya penawaran dan sekurang-kurangnya tiga penawaran dari penyedia barang / jasa
yang telah lulus prakualifikasi. Metode ini biasanya digunakan untuk pekerjaan yang bernilai
diantara Rp. 50 juta sampai Rp. 100 juta.
4. Penunjukan Langsung, metode ini langsung menunjuk satu penyedia barang / jasa denga cara
melakukan negosiasi teknis maupun harga. Biasanya digunakan dalam keadaan tertentu dan
keadaan khusus termasuk apabila pengadaan dibawah Rp. 50 juta.
2.5 Bandingkan nilai-nilai dan alternatif, serta melihat apakah muncul keputusan yang jelas.
Berdasarkan alternative yang dikemukan dapat dihasilkan keputusan yang jelas terhadap
penyebab terjadinya tindak pidana korupsi dan dapat dihindari dengan melakukan penyedia
barang dan jasa dilakukan dengan pelelangan terbatas. Pelelangan terbatas tanpa mengurangi
transparansi dan akutabilitasnya lebih relevan dilaksanakan oleh Kementerian Koperasi dan
UKM apabila pekerjaan videotron ini pekerjaan yang kompleks dan hanya penyedia barang yang
memenuhi kualifikasi yang mampu dapat melaksanakan pekerjaan ini. Dalam pelelangan
terbatas ini hanya beberapa penyedia barang dan jasa yang berpengalaman dibidangnya sehingga
apa yang akan dikerjakan penyedia tersebut professional dan dapat memenuhi kualitas dan
spesifikasi yang termuat dalam kontrak.
Apabila dilakukan dengan pelelangan umum, semua perusahaan dapat mengikuti pelelangan
walaupun belum memiliki pengalaman dibidangnya karena tergiur dengan nilainya yang besar
untuk mengikuti pelelangan sehingga yang terjadi adalah perusahaan tersebut tidak dapat
menjaga kualias dan spesifikasi yang termuat dalam kontrak. Contohnya adalah perusahaan PT.
Imaji Media terlepas dari konspirasi dan pendidikan direktunya adalah perusahaan baru yang
belum berpengalaman tetapi bisa menangkan proses tender videotron ini tapi pada akhirnya
karena ini perusahaan yang belum pengalaman sehingga pengadaan videotron tidak memiliki
spesifikasi yang sesuai dengan kontrak.
Dari sisi persaingan usaha sebagaimana telah diatur UU No. 5 tahun 1999, penunjukan
langsung menutup peluang terjadinya kompetisi berkualitas. Oleh karena itu, para pelakunya
dapat dikategorikan melanggar persaingan usaha yang sehat.
Penunjukan langsung juga dapat dianggap melanggar Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa di Instansi Pemerintah. Terutama jika syarat-syarat penunjukan
langsungnya tidak terpenuhi. Disamping itu, pelanggaran terhadap Keppres tersebut akan
semakin nyata jika dalam praktik penunjukan langsung, negara dirugikan karena
penggelembungan harga. Apalagi jika ditemukan unsur penyuapan dan fraud, yakni pemberian
uang pelicin oleh peserta lelang kepada panitia lelang. Meskipun demikian, penunjukan langsung
tetap bisa dilakukan asal semua syarat wajib yang tertera dalam Keppres tersebut memenuhi
prinsip-prinsip.
Selain dari proses pengadaan yang harus transparan dan akuntabel serta memenuhi prinsip-
prinsip lainnya juga diperlukan panitia lelang yang memiliki integritas, kredibel, mandiri dan
objektif dalam menilai proses pelelangan. Pengeloalaan pengadaan yang dikendalikan oleh
badan pelaksana yang sifatnya ad hoc dan memiliki posisi tawar rendah adalah pihak yang rentan
atas tekanan internal dan eksternal.
Sehingga dapat disimpulkan setelah mencermati proses pengadaan barang/jasa (lelang) yang
dilaksanakan, apakah ada penyimpangan terhadap keppres 80 tahun 2003 dan semua
perubahannya atau tidak adalah dengan mencermati pihak-pihak yang terkait dengan pelelangan.
Pihak-pihak yang terkait dengan pelelangan antara lain, Panitia Pengadaan, Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dan Peserta Pengadaan (lelang) harus menjaga etika dan kode etiknya sehingga
tidak terjadi pelanggaran etika bisnis dan konflik kepentingan.
2.6 Menilai konsekuensi
Konsekuensi yang akan diperoleh dari pengadaan barang dan jasa melalui pelelangan
terbatas adalah tidak tercipta rasa adil dan ada diskriminatif terhadap penyedia barang dan jasa
karena hanya penyedia barang dan jasa yang professional dibidang pekerjaan tersebut yang dapat
mengikuti proses pelelangan terbatas ini. Akan tetapi hal ini lebih baik daripada pelelangan
umum yang mungkin perusahaan yang ikut ini adalah perusahaan yang belum berpengalaman
dibidang pekerjaan tersebut dan pelelangan terbatas ini adalah etis dan legal karena ini berkaitan
kualitas dan komplektivitas pekerjaan tersebut sehingga pekerjaan ini memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan dalam kontrak.
2.7 Membuat keputusan
Korupsi dan konspirasi yang dilakukan oleh Rievan Avrian, Hendra Saputran dan Pejabat
pembuat komitmen dengan memenangkan perusahaan PT. Imaji Media, telah menambah
mencoreng citra Kementerian bahwa tidak terlepas dari konflik kepetingan terutama
Kementerian Koperasi dan UKM dalam pelaksanaan proses tendernya. Untuk itulah keputusan
etis yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan pengawasan yang lebih dan menerapakan
prinsip-prinsip etika dalam pengadaan, menghindari konflik kepentingan dan juga panitia lelang
harus memiliki integritas kredibel, mandiri dan obejektivitas dalam menilai proses lelang dan
tidak terpengaruh terhadap kepentingan internal dan eksternal.
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, Leonard J. dan Paul Dunn. 2011. Etika Bisnis dan Profesi untuk Direktur, Eksekutif,
dan Akuntan (Edisi 2 Buku 1). Jakarta: Salemba Empat.
Brooks, Leonard J. dan Paul Dunn. 2011. Etika Bisnis dan Profesi untuk Direktur, Eksekutif,
dan Akuntan (Edisi 5 Buku 1). Jakarta: Salemba Empat.
KPK. 2009. Konflik Kepentingan : Panduan Penanganan Konflik Kepentingan bagi
Penyelenggara. Jakarta : KPK
Sartono. 2006. Analisis Faktor-Fakto yang Mempengaruhi Penyimpangan Pada Pengadaan
Barang dan Jasa di Lingkungan Instansi Pemerintah. Universitas Indonesia.
http://www.tribunnews.com/nasional/2014/06/19/ini-peran-anak-syarief-hasan-dalam-kasus-
korupsi-videotron
http://www.politikindonesia.com/index.php?k=hukum&i=57816-Kasus-Videotron:-Kejati-DKI-
Tahan-Riefan-Avrian
http://jateng.tribunnews.com/2014/05/18/anak-syarif-hasan-akan-dilaporkan-terkait-dugaan-
keterangan-palsu