Etika Dalam Praktik Akuntansi Keuangan

download Etika Dalam Praktik Akuntansi Keuangan

of 12

Transcript of Etika Dalam Praktik Akuntansi Keuangan

ETIKA BISNIS dan PROFESIMUHAMMAD BHAKTI WAHANA ASRIYANI PRATIWI KHARIN LARISSA DODY APRIADI 15.11.115 15.11.122 15.11.124 15.11.1

Akuntan Keuangan dan Tanggungjawabnyay Akuntan keuangan harus mempunyai kompetensi di

bidang akuntansi keuangan, dimana bidang ini dibagi menjadi dua bagian yaitu bidang pengetahuan praktik dan bidang pengetahuan teoretis (perekayasaan). y Bidang pengetahuan praktik membahas pengukuran, penilaian, dan pengakuan objek transaksi keuangan serta pengungkapan/penyajian ke dalam laporan keuangan. y Sedangkan bidang pengetahuan teoretis (perekayasaan) mempelajari penalaran logis dan konsep-konsep yang menjelaskan dan melandasi praktik / struktur akuntansi yang sedang dijalankan atau yang sebaiknya digunakan.

Akuntan Keuangan dan Tanggungjawabnyay Dalam Boynton et.al. (2003) pun dijelaskan bahwa ketiga

jenis audit tersebut menunjukkan karakteristik kunci yang tercakup dalam definisi auditing, yang selanjutnya diuraikan ketiga tipe audit tersebut sebagai berikut : 1. Audit Laporan Keuangan 2. Audit Kepatuhan 3. Audit Operasional

Etika Dalam Akuntansiy Sederhananya menurut Heru Satyanugraha (2003), akuntansi adalah

proses bisnis mencatat kegiatan keuanganpengeluaran dan penerimaan serta laporan keuangannya menginginkannya untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak legal, seperti menurunkan besarnya pendapatan, memalsukan dokumen, memalsukan biaya, menghindari pajak pendapatan, dll. profesi menimbulkan preseden buruk bagi perkembangan jasa itu sendiri. Pelanggaran etika ini terjadi karena masih minimnya moral prilaku dari pelaku, dan termasuk belum adanya standar etika yang bisa diterima secara bersama.

y Akuntan publik sering menghadapi tekanan dari nasabahnya yang

y Banyaknya pelanggaran etika dalam dunia bisnis termasuk jasa

Etika Dalam Akuntansiy Memang disadari sejak bergulirnya reformasi ekonomi tuntutan

masyarakat terhadap akuntabilitas dan transparansi jasa profesi khususnya akuntan, mau tidak mau kita berlapang dada mereposisikan peranan jasa profesi. Satu hal yang mendasar bagi jasa profesi yang saat ini masih diabaikan oleh para pelaku adalah masalah etika atau moral. melakukan earnings management yaitu tindakan untuk meningkatkan atau menurunkan pendapatan perusahaan tanpa adanya kenaikan dan penurunan yang sebenarnya dari operasi perusahaan. Pada umunnya yang sering terjadi adalah bahwa apa yang dilaporkan tidak sesuai dengan kenyataan. Sering tindakantindakan yang diminta dilakukan oleh akuntan tersebut legal, sering juga tidak legal.

y Persoalan moral yang paling banyak dipermasalahkan adalah

PEMBAHASAN KASUS1.

Whistle Blowing Istilah Whistle Blowing dalam bahasa inggris merupakan slang, dan bukan istilah ilmiah. Secara sederhana, Whistle Blowing adalah suatu tindakan untuk memberitahu kepada yang berwenang tentang pelanggaran yang dilakukan oleh orang lain yang mempunyai dampak atau merugikan negara. Dalam prakteknya, Whistle Blowing adalah tuntutan yang diajukan pelapor berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang denda terhadap perbuatan melanggar atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan kewajiban.

Kasus Whistleblowing Indonesiay Indonesian Corruption Watch (ICW) mencatat beberapa kasus pelapor

dugaan korupsi yang kemudian diadukan mencemarkan nama baik. Diantaran :Kasus Pelapor Dugaan Korupsi

y

1.

2.

Arifin Wardiyanto melaporkan dugaan korupsi dalam urusan perizinan wartel di Yogyakarta tahun 1996. Ia diadukan mencemarkan nama baik. Pengadilan Negeri Yogyakarta menghukum dua bulan penjara. Pengadilan Tinggi DIY menyatakan tidak bersalah dan bebas dari hukuman penjara. Mahkamah Agung menghukunya lagi dengan dua bulan penjara. Kasus yang dilaporkannya tidak pernah diproses. Frans Amaneu melaporkan sejumlah kasus korupsi di Kabupaten Flores Timur yang melibatkan Bupati Felix Fernandez tahun 2003. Ia diadukan mencemarkan nama baik oleh sang bupati. Pengadilan Negeri Larantuka menghukum masa percobaan lima bulan. Akibatnya timbul kerusuhan di Larantuka.

Kasus Whistleblowing Indonesiay BPK, Ketaatan dan Integritas Auditornya

Dugaan penyuapan yang dilakukan oleh tokoh Komisi Pemilihan UmumMulyana W. Kusumahkepada auditor Badan Pemeriksa KeuanganKhairiansyah Salmansangat melukai hati masyarakat, jika itu benar. Tak terbayangkan sebelumnya lakau seorang dosen, tokoh masyarakat, ilmuwan, dan aktivis terkenal sekaliber Mulyana benar-benar melakukan penyuapan. Padahal, seharusnya dia menjadi tokoh panutan. Kepercayaan publik semakin terperosok kecurang yang paling dalam. Apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang auditor BPK bila ada upaya penyuapan ?

Kasus Enrony Kasus Enron merupakan contoh kasus kebangkrutan raksasa bisnis

energi yang berdampak sangat besar, tidak saja bagi Amerika Serikat tetapi juga terhadap percaturan bisnis global. Perusahaan Enron yang beromzet US$ 100 milliar tiba-tiba mengalami kebangkrutan dan harusmenanggung kerugian tidak kurang dari US$ 50 milliar. Harga sahamnya turun hingaa tinggal seperduuratusnya. y Auditor Arthur Anderson kantor Huston, dipersalahkan karena ikut membantu proses rekayasa keuangan tingkat tinggi itu. Manipulasi ini telah berlangsung bertahun-tahun, hingga Sherron Watskin, salah satu eksekutif Enron yang tidak tahan lagi terlibat dalam manipulasi itu, mulai melaporkan praktek tidak terpuji itu. Keberanian Watskin yang juga pernah bekerja di Andersen inilah yang membuat semuanya menjadi terbuka

Resolusi Atas Konflik Etikay Dalam penerapan standar perilaku etis, praktisi akuntansi

manajemen dan manajemen keuangan mungkin menghadapi masalah dalam mengindentifikai perilaku yang tidak etis serta dalam memecahkan masalah konflik etika. Ketika menghadapi isu etika yang serius, praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan harus mengikuti kebijakan yang ditetapkan organisasi dalam rangka menyelesaikan konflik tersebut.

Resolusi Atas Konflik Etikay Jika kebijakan tidak menyelesaikan konflik etika yang dihadapi, praktisi

dimaksud harus mempertimbangkan untuk mengambil tindakan-tindakan berikut: A. Membahas masalah dengan atasan langsung kecuali jika atasan tersebut juga terlibat, di mana dalam kasus ini masalah harus di bawah kepda tingkat manajer yang lebih tinggi. B. Klarifikasi isu etika yang relevan dalam diskusi tertutup dengan penasehat yang objektif (seperti layanan konseling IMA) untuk mendapatkan pemahanan yang lebih baik atas tindakan yang dapat diambil. C. Konsultasikan dengan pengacara, hak dan kewajiban hukum yang terkait dengan konflik etika tersebut. D. Jika konflik etika tetap terjadi setelah melakukan tinjauan internal yang mendalam, mungkin tidak terdapat pilihan yang lebih baik daripada mengundurkan diri dari organisasi dan mengirimkan memorandum informatif kepada perwakilan organisasi yang tepat

KESIMPULANy Kasus yang terjadi di dua negara yang berbeda tersebut

diatas memiliki muatan pelanggaran terhadap etika profesi, tapi pada kenyataannya treatment yang dilakukan juga berbeda yang salah satu indikasinya adalah karena adanya ketidakpastian hukum mengenai perlindungan terhadap whistle blower di Indonesia sehingga treatmentnya menjadi tidak jelas.