Etika bisnis (2nd week)

12
TEORI-TEORI ETIKA Pertemuan ke-2

description

 

Transcript of Etika bisnis (2nd week)

  • 1. UtilitarismeTeori ini berpendapat bahwa semua halyang dikerjakan atau diperbuat denganmenghasilkan manfaat bagi orang-orangdisekitar merupakan tindakan yang baik.Teori ini menekankan bahwa suatuperbuatan dinilai melalui dampak yangdihasilkan, dari sana akan dapat dilihatapakah perbuatan tersebut mengandungnilai baik atau buruk.

2. Menurut Jeremy Bentham (1748-1832),Utilitarisme sering digambarkan sebagaibentuk pengambilan keputusan yangberdasarkan etika dimana pertimbanganyang dilakukan dalam pengambilankeputusan adalah dengan melihat apakahdampaknya memberikan hasil lebih baikdaripada alternatif lainnya.Sehingga dalam teori ini, setiap keputusanyang diambil harus dianalisis secaracermat oleh pengambil keputusan, dimanaalternatif yang paling memberikan dampaklebih besar bagi pemegang kepentingantertentu maka alternatif tersebut perludiambil. 3. Ada 2 tipe dalam teori utilitarisme1. Act Utilitarianism (Utilitarisme Perbuatan)Fokus dari bahasan utilitarisme perbuatan adalah penekanan terhadap dampak keputusan yang diambil secara pribadi atas perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya dalam jangka pendek.2. Rule Utilitarianism (Utilitarisme Aturan)Fokus dari utilitarisme aturan menekankan kepada dampak yang diperoleh terhadap kepatuhan akan aturan-aturan yang ada dalam jangka waktu panjang akan memberikan hasil yang lebih baik. 4. Contoh:Ada aturan yang berkata bahwa: Tidak bolehberbohong pada pelanggan.Dalam tipe yang pertama dijelaskan bahwa, jikamempertimbangkan aspek biaya dan keuntunganuntuk jangka pendek maka seorang pengambilkeputusan akan berusaha untuk melakukan tindakantidak etis agar tujuannya tercapai.Dalam tipe yang kedua, penekanan lebih dilaksanakanpada pertimbangan jangka panjang dimana pengambilkeputusan lebih memikirkan dampak yang mungkinmuncul kedepannya apabila tindakan tidak etisdilakukan terhadap pelanggannya. 5. DeontologiTeori ini lebih menekankan kepadapelaksanaan kewajiban. Suatu perbuatan tidakbisa dinilai baik atau buruk berdasartujuannya semata. Tujuan yang baik belumtentu didapat dari perbuatan baik.Umat beragama cenderung menganut teori ini,semua perbuatan yang telah diatur oleh TuhanYME mengenai baik atau buruknya merupakansebuah keputusan final yang tidak dapatditawar-tawar. 6. Teori HakTeori ini muncul sebagai bagian darideontologi, penekanan pada kewajiban yangharus dilakukan (deontologi) membuatkemunculan persepsi terhadap hak terhadappelaku kewajiban.Hak dan kewajiban merupakan sebuahpemahaman yang berjalan beriringan.Hak mendasarkan diri atas martabat manusia,bahwa semua manusia memiliki hak yangsama. 7. Teori KeutamaanTeori ini mengesampingkan akibat dariperbuatan atau bagaimana dampak terhadaporang lain.Fokus dari teori ini yaitu melihat bagaimanasikap, akhlak dan juga perbuatan yangdilakukan oleh seseorang.Teori ini mendefinisikan etika sebagai prilakuyang baik dari seseorang. Kepribadian menjadiperhatian utama. Sifat jujur, adil (sikapkewajaran), dipercaya, dan ulet menjadi ciri-ciri teori keutamaan. 8. 4 Prinsip dalam teori keutamaan.1. Kejujuran Setiap pebisnis diharuskan untuk bersikap jujur dan terbuka terhadap kebenaran. Dalam contoh kasus, jika seorang mitra bertanya mengenai informasi yang diperlukan untuk proses kelancaran kerjasama bisnis maka partner bisnisnya wajib memberitahukan informasi tersebut. Akan tetapi disini bukan berarti semua informasi harus disampaikan, beberapa informasi krusial yang menurut perusahaan atau mitra bisnis tidak perlu disampaikan maka ada baiknya informasi tersebut tetap dijaga kerahasiaannya. 9. 2. Fairness (keadilan, sikap wajar) Erat hubungannya dengan kesediaan untuk memberikan kewajaran kepada semua orang, dan sikap wajar tersebut ditujukan kepada setiap orang yang terlibat dalam sebuah transaksi atau perjanjian bisnis. Contoh kasus dalam insider trading. Kasus ini memunculkan ketidak adilan bagi banyak orang. Ketika satu pihak memperoleh informasi terutama mengenai saham atau nilai perusahaan dari orang dalam dan memanfaatkan informasi tersebut untuk mengambil keuntungan pribadi maka prinsip keadilan sudah dilanggar dalam hal ini. 10. 3. Trust (kepercayaan) Kepercayaan merupakan faktor utama dalam terjadinya hubungan kerjasama bisnis. Tanpa adanya kepercayaan, menurut salah satu studi oleh Fukuyama, bisnis tidak akan dapat berkembang. Meningkatnya kepercayaan akan semakin memberikan arah terhadap bisnis secara global. Dalam prinsip keutamaan, kepercayaan yang terjadi merupakan sebuah hubungan timbal balik antara pihak yang terkait dengan perjanjian kerjasama bisnis. Akan tetapi kepercayaan perlu diberikan patokan-patokan atau aturan-aturan tertentu agar tidak disalah gunakan. Misal dalam perjanjian pengiriman barang dari supplier perlu diberikan batasan waktu, agar tidak terjadi keterlambatan dalam pengiriman. 11. 4. Keuletan Dalam keputusan bisnis selalu mengangdung sebuah resiko, baik kecil maupun besar. Seorang pebisnis harus cermat dalam menganalisa setiap keputusan yang diambil, karena hal tersebut akan berdampak terhadap kelangsungan dari bisnis yang dijalankannya. Seorang pebisnis juga diharapkan tetap tangguh dalam menghadapi berbagai dinamika dalam dunia bisnis. Kegagalan harus disikapi dengan kesabaran dan sikap pantang menyerah. Karena dalam dunia bisnis, kesuksesan tidak dapat diraih dengan sekejap mata.