etika afridal

23
WELCOME TO MY BLOG : Indahnya berbagi :) Kamis, 08 Maret 2012 MAKALAH PENYAKIT DIARE BAB I PENDAHULUAN Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak faktor penyebab munculnya penyakit diare tersebut. Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang masyarakat karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk yang mencemari lingkungan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang dibawa oleh kotoran yang ada di lingkungan bebas tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu melalui perantara. Penyakit diare merupakan suatu penyakit yang telah dikenal sejak jaman Hippocrates. Sampai saat ini, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama masyarakat Indonesia Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dan dapat menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB).

description

sssc

Transcript of etika afridal

Page 1: etika afridal

WELCOME TO MY BLOG : Indahnya berbagi :)

Kamis, 08 Maret 2012

MAKALAH PENYAKIT DIARE

BAB IPENDAHULUAN

Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis

lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan

masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat

untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak faktor penyebab munculnya penyakit diare

tersebut.

Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan pada

umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang masyarakat karena kurang

bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk yang mencemari lingkungan

tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang dibawa oleh kotoran yang ada di lingkungan

bebas tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu melalui perantara. Penyakit

diare merupakan suatu penyakit yang telah dikenal sejak jaman Hippocrates. Sampai saat ini,

diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama masyarakat Indonesia

Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dan dapat

menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama kematian pada diare adalah

dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan garam elektrolit pada tinja diare (Depkes RI,

1998).  Keadaan dehidrasi kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal.

Tentang penatalaksanaan dan pencegahan diare, peran orang tua yang paling penting.

Tingkat pengetahuan orang tua tentang diare pada balita sangat berpengaruh terhadap

penatalaksanan dan pencegahan terhadap diare itu sendiri. Pengetahuan orang tua dengan

kejadian diare pada balita dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti media masa, penyuluhan

yang dilakukan tim kesehatan, lingkungan maupun dari berbagai sumber lainnya. Selama ini

persepsi yang sering muncul di masyarakat tentang diare adalah karena proses pembuangan zat-

zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh dan tidak memerlukan penanganan karena akan

Page 2: etika afridal

sembuh dengan sendirinya. Atau mungkin juga muncul persepsi jika balita tidak kunjung

sembuh dari diare, maka orientasi ibu selalu menginginkan anaknya segera dapat buang air

secara normal saran tanpa memperhitungkan akibat buruk dari obat diare yang tidak sesuai

penggunaannya.

Page 3: etika afridal

Begitu pula dengan penyebaran penyakit diare di Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang

yang sering terjadi dikarenakan faktor perilaku manusia itu sendiri yang kurang memahami akan

pentingnya hidup bersih dan sehat, juga dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar

lingkungan fisik maupun rendahnya sikap dan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

sehingga sangat dibutuhkan adanya suatu penelitian guna mengevaluasi tingkat pengetahuan,

sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan diare dirumah.

 Oleh karena itu dengan mempelajari perilaku dari masyarakat ini diharapkan dapat

menjadi pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari akan pentingnya hidup bersih dan sehat dan

segera melakukan tindakan pengobatan bagi masyarakat yang telah terinfeksi diare.

Page 4: etika afridal

BAB II

PERMASALAHAN

A.     Diare di Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang

A.1 Latar Belakang

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 18-21 September 2007 di

Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang yaitu dengan survey dan wawancara didapatkan hasil dari

15 keluarga diketahui bahwa 9 diantaranya masih kurang dalam pengetahuan tentang akibat dan

cara penanganan penyakit diare, 7 orang kurang dalam sikap yaitu mereka membiarkan anak

bermain di sungai dan tidak membiasakan anaknya untuk cuci tangan sebelum makan, juga 5

orang mempunyai perilaku yang kurang baik dalam pencegahan penyakit diare yaitu mencuci

tangan tidak menggunakan sabun, tetapi hanya dilakukan sewaktu tangan tampak kotor. Dalam

hal sanitasi  misalnya, berdasarkan hasil survey didapatkan masih banyaknya masyarakat yang

membiarkan anaknya bermain di sungai, BAB disungai, mereka masih memanfaatkan “toilet

terbuka” yang biasanya terletak di kebun, pinggir sungai, atau empang, dan membuang sampah

di belakang rumah ataupun di lahan kosong belakang rumah. Dan data tentang kejadian diare di

Kelurahan Ngumpul yang ada di Polindes yaitu sebanyak 137 kasus diare. Perilaku semacam itu

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor ekonomi karena untuk membuat septic tank

diperlukan biaya. Tidak tersedianya septic tank umum dan layanan yang baik untuk

penyedotannya. Buang air besar di area terbuka (sungai atau empang) telah menjadi kepraktisan

dan dilakukan banyak orang di sekitarnya.

A.2  Definisi Operasional

1.      Pengetahuan keluarga tentang diare adalah pengetahuan salah satu anggota keluarga yang

mempunyai anak usia sekolah di Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang yang meliputi : definisi,

tanda dan gejala, akibat diare, cara penularan, prinsip pengobatan, cara pencegahan diare.

Page 5: etika afridal

2.      Sikap keluarga dalam pencegahan diare adalah respon atau reaksi salah satu anggota keluarga

dalam mencegah diare pada anak usia sekolah di Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang yang

meliputi : datang ke tempat penyuluhan, memotong kuku setiap kuku panjang, kebiasaan untuk

cuci tangan dengan sabun, menyiapkan makanan yang higienis, BAB di toilet, menjaga

kebersihan baik perorangan ataupun untuk lingkungan dengan cara kerja bakti, membuang

sampah pada tempatnya. Untuk mengkategorikan Sikap, menggunakan skala ordinal berdasarkan

kategori baik, cukup, kurang.

3.      Perilaku keluarga dalam pencegahan diare adalah kegiatan atau aktivitas salah satu anggota

keluarga dalam mencegah diare pada anak usia sekolah di Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang

yang meliputi : yaitu menjaga kebersihan lingkungan, melakukan cuci tangan, menjaga

kebersihan perorangan, menjaga sanitasi air agar tetap bersih, menjaga kehigienisan makanan,

dan sebagainya. Untuk mengkategorikan perilaku, menggunakan skala ordinal berdasarkan

kategori baik, cukup, kurang.

Page 6: etika afridal

BAB III

PEMBAHASAN

A.     Pengertian diare

 Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air

besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi

cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut,

disentri, dan diare persisten. Sedangkan menurut menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit

dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair

dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari .

Diare akut diberi batasan sebagai meningkatnya kekerapan, bertambah cairan, atau bertambah

banyaknya tinja yang dikeluarkan, akan tetapi hal itu sangat relatif terhadap kebiasaan yang ada pada

penderita dan berlangsung tidak lebih dari satu minggu. Apabila diare berlangsung antara satu sampai dua

minggu maka dikatakan diare yang berkepanjangan (Soegijanto, 2002).

B.     Penyebab diare

Diare terjadi akibat adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga

menimbulkan reflex mempercepat peristaltic usus, rangsangan ini dapat ditimbulkan oleh :

a.       Infeksi oleh bakteri pathogen, misalnya bakteri E.Colie

b.      Infeksi oleh kuman thypus (kadang-kadang) dan kolera

c.       Infeksi oleh virus, misalnya influenza perut dan ‘travellers diarre’

d.      Akibat dari penyakit cacing (cacing gelang, cacing pita)

e.       Keracunan makanan dan minuman

f.       Gangguan gizi

g.       Pengaruh enzyme tertentu

h.      Pengaruh saraf (terkejut, takut, dan lain sebagainya)

Page 7: etika afridal

Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare pada balita, yaitu ( Depkes RI, 2007):

1.      Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama pada kehidupan. Pada balita yang tidak diberi

ASI resiko menderita diare lebih besar daripada balita yang diberi ASI penuh, dan kemungkinan

menderita dehidrasi berat lebih besar.

2.      Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh kuman karena botol susah

dibersihkan. Penggunaan botol yang tidak bersih atau sudah dipakai selama berjam-jam dibiarkan

dilingkungan yang panas, sering menyebabkan infeksi usus yang parah karena botol dapat tercemar oleh

kuman-kuman/bakteri penyebab diare. Sehingga balita yang menggunakan botol tersebut beresiko

terinfeksi diare.

3.      Menyimpan makanan masak pada suhu kamar, bila makanan disimpan beberapa jam pada suhu kamar,

makanan akan tercermar dan kuman akan berkembang biak.

4.      Menggunakan air minum yang tercemar.

5.      Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan

dan menyuapi anak.

6.      Tidak membuang tinja dengan benar, seringnya beranggapan bahwa tinja tidak berbahaya, padahal

sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Selain itu tinja binatang juga dapat

menyebabkan infeksi pada manusia.

Faktor perilaku penyebab diare di daerah Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang :

a.       masih kurang dalam pengetahuan tentang akibat dan cara penanganan penyakit diare,

b.      membiarkan anak bermain di sungai,

c.       tidak membiasakan anaknya untuk cuci tangan sebelum makan, 

d.      mencuci tangan tidak menggunakan sabun, tetapi hanya dilakukan sewaktu tangan tampak kotor,

e.       masih banyaknya masyarakat yang membiarkan anaknya bermain di sungai, BAB disungai,

mereka masih memanfaatkan “toilet terbuka” yang biasanya terletak di kebun, pinggir sungai,

atau empang, dan

f.       membuang sampah di belakang rumah ataupun di lahan kosong belakang rumah.

Page 8: etika afridal

C.     Penularan Diare

Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,

seperti :

1)      Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga

atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.

2)      Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan tangan,

mainan, ataupun yang lain kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan udara

sampai beberapa hari.

3)      Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar.

4)      Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.

5)      Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja

anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.

D.     Gejala dan Akibat diare

Departemen Kesehatan RI (2000), mengklasifikasikan jenis diare menjadi empat kelompok yaitu :

1)      Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari (umumnya kurang dari tujuh hari),

2)      Disentri; yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya,

3)      Diare persisten; yaitu diare yang berlangsung lebih dari empat belas hari secara terus menerus,

4)      Diare dengan masalah lain; anak yang menderita diare (diare akut dan persisten) mungkin juga disertai

penyakit lain seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.

Diare akut dapat mengakibatkan:

(1)   kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik

dan hipokalemia,

(2)   Gangguan sirkulasi darah, dapat berupa renjatan hipovolemik sebagai akibat diare dengan atau tanpa

disertai muntah,

(3)   Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan berlebihan karena diare dan muntah.

D.1  Gejala Diare

a.       bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah. Suhu tubuhnya meninggi

b.      tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah

Page 9: etika afridal

c.       warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu

d.      anusnya lecet

e.       gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang

f.       muntah sebelum atau sesudah diare

g.       hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)

h.      dehidrasi (kekurangan cairan)

D.2 Akibat Diare

a) Dehidrasi

Dehidrasi akan menyebabkan gangguan keseimbangan metabolisme tubuh. Gangguan ini

dapat mengakibatkan kematian pada bayi. Kematian ini lebih disebabkan bayi atau anak

kehabisan cairan tubuh. Hal ini disebabkan karena asupan cairan itu tidak seimbang dengan

pengeluaran melalui muntah dan berak, meskipun berlangsung sedikit demi sedikit. Banyak

orang menganggap bahwa pengeluaran cairan seperti ini adalah hal biasa dalam diare. Namun,

akibatnya sungguh berbahaya. Presentase kehilangan cairan tidak harus banyak baru

menyebabkan kematian. Kehilangan cairan tubuh sebanyak 10% saja sudah membayakan jiwa.

Dehidrasi dibagi menjadi tiga macam, yaitu dehidrasi ringan, dehidrasi sedang dan

dehidrasi berat. Disebut dehidrasi rigan jika cairan tubuh yang hilang 5%. Jika cairan yang hilang

sudah lebih 10% disebut dehidrasi berat. Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang, denyut

nadi dan jantung bertambah cepat tetapi melemah, tekanan darah merendah, penderita lemah,

kesadaran menurun dan penderita sangat pucat.

b) Gangguan pertumbuhan

Gangguan ini terjadi karena asupan makanan terhenti sementara pengeluran zat gizi terus

berjalan. Jika tidak ditangani dengan benar, diare akan menjadi kronis. Pada kondisi ini obat-

obatan yang diberikan tidak serta merta dapat menyembuhkan diare. Ketidaktahuan orangtua,

cara penanganan dokter yang tidak tepat, kurang gizi pada anak, dan perubahan makanan

mendadak dapat menjadi faktor pencetus diare.

Pada orang dewasa, diare jarang menimbulkan kematian. Pada bayi atau anak-anak, dalam

waktu singkat, diare akan menyebabkan kematian. Jika diare dapat disembuhkan tetapi sering

terjadi lagi, akan menyebabkan berat badan anak terus merosot. Akibatnya, anak akan

kekurangan gizi yang menghambat pertumbuhan fisik dan jaringan otaknya.

E.     pencegahan diare

Page 10: etika afridal

Dalam pencegahan diare, beberapa upaya yang mudah dilakukan yaitu :

a.       Penyiapan makanan yang higienis seperti menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang

kita makan, tutuplah makanan rapat rapat agar terhindar dari lalat dan kebersihan perabotan

makan ataupun alat bermain si kecil.

b.      Penyediaan air minum yang bersih yaitu dengan cara merebus air minum hingga mendidih

c.       Sanitas air yang bersih

d.      Kebersihan perorangan

e.       Cucilah dengan sabun sebelum dan makan, mengolah makanan juga setelah buang air besar.

Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan/ serangga, maka menjaga kebersihan

dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota keluarga. Cucilah tangan

sebelum makan dengan sabun atau menyediakan makanan untuk sikecil.

f.       Biasakan buang air besar pada tempatnya (WC, toilet, jamban)

g.       Tempat buang sampah yang memadai yaitu memisahkan sampah kering dengan yang basah

h.      Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan

i.        Lingkungan hidup yang sehat yaitu dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar

Sikap keluarga dalam pencegahan diare, antara lain yaitu :

-          menyediakan makanan yang higienis

-          mencuci tangan dengan sabun

-           menutup makanan

-          memasak air sampai mendidih

-          dll

Page 11: etika afridal

F.      Pengobatan diare

Obat-obat yang diberikan untuk mengobati diare ini dapat berupa :

a.       Kemoterapi

b.      Obstipansia

c.       Spasmolitik

d.      Probiotik

Sebelum diberikan obat yang tepat mak pertolongan pertama pengobatan diare ialah

mengatasi pengeluaran cairan atau elektrolit yang berlebihan (dehidrasi) terutama pada pasien

bayi dan usia lanjut, karena dehidrasi dapat mengakibatkan kematian. Gejala dehidrasi :

-          Haus

-          Mulut dan bibir kering

-          Kulit menjadi keriput (kehilangan turgor)

-          Berkurangnya air kemih

-          Berat badan menurun dan

-          gelisah

pertolongan yang pertama dilakukan adalah pemberian oralit yaitu campuran dari :

-          NaCl                3,5 gram

-          KCl                  1,5 gram

-          NaHCO3              2,5 gram

-          Glukosa           20 gram

Atau dengan memberikan larutan infuse secara intra vena antara lain :

         Larutan NaCl 0,9 % (normal saline)

         Larutan Na. laktat majemuk (ringer laktat)

Setelah itu dapat diberikan obat-obatan lain yang dipilih berdasarkan jenis penyebab diare

melalui pemeriksaan yang teliti.

1)      Kemoterapi

Untuk terapi kausal yang memusnahkan bakteri penyebab penyakit digunakan obat golongan

sulfonamide tau antibiotic

2)      Obstipansia

Untuk terapi simptomatis dengan tujuan untuk menghentikan diare, yaitu dengan cara :

         Menekan peristaltic usus (loperamid)

Page 12: etika afridal

         Menciutkan selaput usus atau adstringen (tannin)

         Pemberian adsorben untuk menyerap racun ayng dihasilkan bakteri atau racun penyebab diare

yang lain (carbo adsorben, kaolin)

         Pemberian mucilage untuk melindungi selaput lender usus yang luka

3)      Spasmolitik

Zat yang dapat melemaskan kejang-kejang otot perut (nyeri perut) pada diare (atropin sulfat)

4)      Probiotik untuk meningkatkan daya tahan tubuh

Lactobacillus dan bifidobacteria (disebut Lactid Acid Bacteria / LAB) merupakan probiotik

yang dapat menghasilkan antibiotic alami yang dapat mencegah / menghambat pertumbuhan

bakteri pathogen. LAB dpat menghasilkan asam laktat yang mneybabkan pH usus menjadi asam,

suasana asam akan menghambat pertumbuhan bakteri pathogen. LAB ini dapat membantu

memperkuat dan memperbaiki pencernaan bayi, mencegah diare.

Page 13: etika afridal

BAB IVPENUTUP

A.     Kesimpulan Diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari

tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara

klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten. Sedangkan

menurut menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan

bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air

besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari .

Faktor perilaku penyebab diare di daerah Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang :

a.       masih kurang dalam pengetahuan tentang akibat dan cara penanganan penyakit diare,

b.      membiarkan anak bermain di sungai,

c.       tidak membiasakan anaknya untuk cuci tangan sebelum makan, 

d.      mencuci tangan tidak menggunakan sabun, tetapi hanya dilakukan sewaktu tangan tampak kotor,

e.       masih banyaknya masyarakat yang membiarkan anaknya bermain di sungai, BAB disungai,

mereka masih memanfaatkan “toilet terbuka” yang biasanya terletak di kebun, pinggir sungai,

atau empang, dan

f.       membuang sampah di belakang rumah ataupun di lahan kosong belakang rumah.

Page 14: etika afridal

Diposkan oleh Helwatin Najwa di 06.16 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Welcome to my blog..... Thank's to visit...! Jangan lupa? tingg

Myspace Photo Calendar

Custom Myspace Clock

Page 15: etika afridal

Pengikut

Arsip Blog

►   2013 (1)

▼   2012 (2) o ▼   Maret (2)

kimia LARUTAN MAKALAH PENYAKIT DIARE

►   2011 (1)

About Me :)

Helwatin Najwa Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia

Lihat profil lengkapku Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.