esterifikasi
-
Upload
vindhy-mulya -
Category
Documents
-
view
50 -
download
1
description
Transcript of esterifikasi
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara
suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk
suatu ester disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+. Asam
belerang sering digunakan sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. Pada skala
industri, etil asetat di produksi dari reaksi esterifikasi antara asam asetat (CH3COOH) dan
etanol (C2H5OH) dengan bantuan katalis berupa asam sulfat (H2SO4).
. Alkil lkanoat/ Ester adalah sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH,
dan pada sebuah ester hidrogen pada gugus ini digantikan dengan sebuahgugus hidrokarbon
dari berbagai jenis. Gugus ini bisa berupa gugus alkil sepertimetil atau etil, atau gugus yang
mengandung sebuah cincin benzen seperti fenil.
Ester dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol danasam
karboksilat. Reaksi hidrolisis tersebut merupakan kebalikan daripengesteran. Disini senyawa
karbon mengikat gugus fungsi –COOR adalah alkilalkanoat . Ester diturunkan dari alkohol
dan asam karboksilat. Untuk ester turunan dari asam karboksilat paling sederhana, nama-
nama tradisional digunakan, sepertiformate, asetat,dan propionate.
Ester yang paling lazim adalah etil asetat, CH3CO2CH2CH3, suatu pelarut cat dan cat
kuku maupun pelarut untuk perekat. Etil asetat dan ester lain dengan sepuluh karbon atau
kurang merupakan suatu cairan yang mudah menguap dengan bau enak yang mirip dengan
buah-buahan dan sering dijumpai dalam buah-buahan dan bunga-bungaan. Banyak ester, baik
yang dari alam maupun dibuat oleh manusia, yang digunakan sebagai bahan penyedap (flavoring
agent). Bau dan citarasa dari buah-buahan tertentu dapat disebabkan oleh beberapa ester.
Misalnya etil asetat, n-butil asetat, dan n-pentil asetat semuanya merupakan citarasa dari
pisang-pisang.Ester yang terdapat dari alam yang terbuat dari asam karbiksilat berantai-
panjang dan alkohol berantai-panjang disebut lilin (janganlah dikacaukan lilin dengan
bermacam hidrokarbon,seperti lilin parafin). Kebanyakan bahan yangdisebut lilin biasanya
adalah campuran dua ester atau lebih dan zat-zat lain. Campuran semacam itu merupakan zat padat
yang mudah meleleh, dan jangka leleh yang lebar (40-90 C). bila dicampur dengan
pelarut organik tertentu,dapatlah mudah dioleskan sebagai larutan pelindung. Misalnya,
carnauba wax digunakan secara meluas sebagai pemoles mobil dan lantai
Ester dari asam karboksilat rendah berat molekulyang tidak berwarna,cairan mudah
menguap dengan bau yang menyenangkan, sedikit larut dalam air. Banyak yang bertanggung
jawab atas aroma dan rasa bunga dan buah-buahan misalnya, asetat isopentyl hadir
dalampisang, metil salisilat dalam wintergreen, dan etil butirat dalam nanas. Ini dan lainnya
ester volatile dengan bau khas digunakan dalam rasa sintetis, parfum, dan kosmetik. Ester
volatile tertentu digunakan sebagai pelarut untuk lacquers, cat, danpernis; untuk tujuan ini,
jumlah besar dan butil asetat etil asetat diproduksi secara komersial. Wax disekresi oleh
hewan dan tumbuhan ester terbentuk dari rantai panjang asam karboksilat dan alkohol rantai
panjang.
Minyak lemak dan ester dari rantai panjang asam karboksilat dan gliserol. Ester cair
volatilitas rendah pelunakan berfungsi sebagai agen untuk resindan plastik. Ester juga
mencakup banyak industri polimer penting. Polimetil metakrilat adalah pengganti kaca dijual
di bawah nama Lucite dan kaca, polietilen tereftalat digunakan sebagai film (Mylar) dan
sebagai serat tekstil dijual sebagai Terylene, Fortrel, dan Dacron. (Suparno, 2006 )
Adapun minyak dan lemak hewani dan nabati merupakan ester yang besar dan rumit.
Perbedaan antara sebuah lemak (seperti mentega) dengan sebuah minyak (seperti miyak
bunga matahari) hanya pada titik leleh campuran ester yang dikandungnya. Jika titik leleh
dibawah suhu kamar, maka ester akan berwujud cair – yakni minyak. Jika titik leleh diatas
suhu kamar, ester akan berwujud padatan – yakni lemak.
B. Sifat Fisika dan Kimia Ester
Ester pada umumnya bersifat polar. Sifat kimia ini menyebabkan ester yang jumlah
atom karbonnya sedikit mudah larut dalam air. Kelarutan ester berkurang dengan
bertambahnya atom karbon. Ester merupakan senyawa polar yang mempunyai dipol-dipol
yang saling berinteraksi di mana interaksi ini menimbulkan gaya antar molekul. Adanya gaya antar
molekul menyebabkan ester memilki titik didih yang lebih tinggi dari senyawa hidrokarbon lain
yang memiliki bentuk molekul dan massa atom relatifnya mirip. Namun dibandingkan
dengansenyawa alkohol dan asam karboksilat yang bentuk molekul dan molekulrelatifnya mirip titik
didih ester lebih rendah. Hal ini disebabkan ester tidak memiliki gugus OH- sehingga
interaksi antar molekul ester tidak membentuk ikatan hidrogen.Senyawa – senyawa ester
antara lain mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Pada umumnya mempunyai bau yang harum, menyerupai bau buah-buahan.
2. Senyawa ester pada umumnya sedikit larut dalam air dan bersifat polar.
3. Ester lebih mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alcohol pembentuknya.
4. Ester merupakan senyawa karbon yang netral.
5. Ester dapat mengalami reaksi hidrolisis.
Contoh : R– COOR1 + H2O ------> R– COOH + R1 – OH
(Ester) (Air) (As.Alkanoat) (Alkohol)
6. Ester dapat direduksi dengan H2 menggunakan katalisator Ni dan dihasilkan dua buah
senyawa alkohol.
Contoh : R –COOR1 + 2H2 → R– CH2 – OH + R1 – OH
Ester Alkohol Alkohol
7. Ester khususnya minyak atau lemak bereaksi dengan basa membentuk garam(sabun) dan
gliserol. Reaksi ini dikenal dengan reaksi safonifikasi penyabunan.
C. Sifat-Sifat Fisik Ester Sederhana
1. Titik didih
Ester-ester yang kecil memiliki titik didih yang mirip dengan titik didih aldehid dan
keton yang sama jumlah atom karbonnya. Seperti halnya aldehid dan keton, ester adalah
molekul polar sehingga memiliki interaksi dipol-dipol serta gaya dispersi van der Waals.
Akan tetapi, ester tidak membentuk ikatan hidrogen, sehingga titik didihnya tidak
menyerupai titik didih asam yang memiliki atom karbon sama.
a. Ester dengan titik didih rendah (low boiling ester)
Ester ini didistilasi dalam labu distilasi, maka akan keluar sebagai distilat yang cukup
tinggi kemurniannya. Alkohol dan sisa asam tetap tinggal dalam labu distilasi.
Contoh : metal asetat, etil asetat, metal format.
b. Ester dengan titik didih sedang (medium boiling ester)
Ester di distilasi dalam sebuah labu distilasi maka ester akan keluar bersama alkohol,
air serta sisa asam, dimana campuran tersebut komposisinya mempunyai titik didih yang
hampir sama dan fraksi mol campuran dalam fase uap dan cair yang sama. Contoh : tert butil
asetat, etil propionat.
c. Ester dengan titik didih tinggi (high boiling ester)
Ester ini dipisahkan dengan penguapan dan penambahan benzene sehingga sisa asam,
alkohol, dan air menguap, sedang ester tetap tinggal dalam distilator. Contoh : etil pelargonat,
n-Oktil asetat. (Fessenden, 1982)
Ester merupakan senyawa yang penting dalam industri dan secara biologis. Lemak
adalah ester yang mempunyai rantai panjang asam karboksilat dengan trihidroksi
alkohol(gliserol). Bau yang enak dan buah-buahan adalah campuran yang kompleks dari ester
volatil.
Bau dari isopentenil asetat adalah mirip dengan aroma buah pisang ataupun buah pir.
Butil butanoat seperti aroma nanas, sedangkan propil 2-metilpropanoat memberi aroma rum
(minuman). Sedangkan berton-ton senyawa polimer p-dimetil terephtalat disintesis setiap
tahunnya untuk membuat produk dengan nama Dacron, yang merupakan polimer dari ester.
Dalam kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian
satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus organik (biasa
dilambangkan dengan R’). Asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki
gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat terdisosiasi menjadi ion H+.
Ester dapat dibuat dari reaksi antara lain klorida asam dengan suatu alkohol dalam media
basa seperti piridin, dari reaksi asam anhidrida dengan suatu alkohol, dan juga reaksi antara
asam karboksilat dengan alkohol menggunakan katalis karboksilat dan alkohol direfluks
secara bersama-sama dengan adanya asam sebagai katalis.
Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan, sehingga tidak mungkin mendapatkan
ester secara kuantitatif dalam setiap mol reaktannya. Kesetimbangan dapat diarahkan ke
produk dengan mengambil produk airnya, atau dengan membuat lebih kuantitas salah satu
reaktan, biasanya reaktan yang harganya relatif murah.
Ada dua metode yang digunakan dalam esterifikasi yaitu proses batch dan proses
kontinyu. Proses esterifikasi berlangsung dibawah tekanan pada suhu 200-250°C. Pada reaksi
kesetimbangan, air dipindahkan secara kontinyu untuk menghasilkan ester. Henkel telah
mengembangkan esterifikasi countercurrent kontinyu menggunakan kolom reaksi dodel plate.
Teknologi ini didasarkan pada prinsip reaksi esterifikasi dengan absorpsi simultan
superheated metanol vapor dan desorpsi metanolwater mixture.
Reaksi ini menggunakan tekanan sekitar 1000 Kpa dan suhu 240 °C. Keuntungan dari
proses ini adalah kelebihan metanol dapat dijaga secara nyata pada rasio yang rendah yaitu
1,5 : 1 molar metanol : asam lemak dibandingkan proses batch dimana rasionya 3-4 : 1 molar.
Metil ester yang melalui proses distilasi tidak memerlukan proses pemurnian. Kelebihan
metanol di rectified dan digunakan kembali. Esterifikasi proses kontinyu lebih baik daripada
proses batch. Dengan hasil yang sama, proses kontinyu membutuhkan waktu yang lebih
singkat dengan kelebihan metanol yang lebih rendah.
Proses esterifikasi merupakan proses yang cenderung digunakan dalam produksi ester
dari asam lemak spesifik Laju reaksi esterifikasi sangat dipengaruhi oleh struktur molekul
reaktan dan radikal yang terbentuk dalam senyawa antara. Data tentang laju reaksi serta
mekanismenya disusun berdasarkan karakter kinetiknya, sedangkan data tentang
perkembangan reaksi dinyatakan sebagai konstanta kesetimbangan. Secara umum laju reaksi
esterifikasi mempunyai sifat sebagai berikut :
1. Alkohol primer bereaksi paling cepat, disusul alkohol sekunder, dan paling lambat alkohol
tersier.
2. Ikatan rangkap memperlambat reaksi.
3. Asam aromatik (benzoat dan p-toluat) bereaksi lambat, tetapi mempunyai batas konversi
yang tinggi.
4. Makin panjang rantai alkohol, cenderung mempercepat reaksi atau tidak terlalu
berpengaruh terhadap laju reaksi.
Sistem pemroses yang dirancang untuk menyelesaikan reaksi esterifikasi dikehendaki untuk
sedapat mungkin mencapai 100%. Oleh karena itu reaksi esterifikasi merupakan
kesetimbangan, maka konversi sempurna tidak mungkin tercapai, dan sesuai informasi yang
ada konversi yang dapat dicapai hanya sampai 98%. Nilai konversi yang tinggi dapat dicapai
dengan ekses reaktan yang besar. Proses esterifikasi secara umum harus diketahui untuk
A. Etil Asetat
Etil asetat merupakan salah satu jenis pelarut yang memiliki rumus molekul
CH3COOC2H5. Produk turunan dari asam asetat ini memiliki banyak kegunaan serta pasar
yang cukup luas seperti pengaroma buah dan pemberi rasa seperti untuk es krim, kue, kopi,
teh atau juga untuk parfum,digunakan pada industri tinta cetak, cat dan tiner, lem, PVC film,
polimer cair dalam industri kertas, serta banyak industri penyerap lainnya seperti industri
farmasi, dan sebagainya.
Etil asetat disintesis melalui reaksi esterifikasi fischer dari asam asetat dan ethanol,
biasanya disertai katalis asam seperti asam sulfat.
Katalis
Reaksinya :
Etanol + Asam Asetat Etil Asetat + Air
C2H5OH + CH3COOH CH3COOC2H5 + H2O
Reaksi di atas merupakan reaksi reversibel dan menghasilkan suatu kesetimbangan
kimia. Etil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam atau basa menghasilkan asam asetat
dan ethanol kembali. Katalis asam sulfat dapat menghambat hidrolisis karena berlangsungnya
reaksi kebalikan hidrolisis yaitu esterifikasi fischer.
Etil asetat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.Tidak beracun dan tidak terhigrokopis.
2.Merupakan pelarut polar menengah yang volatil (mudah menguap).
3.Dapat melarutkan air hingga 3%, dan larut dalam air hingga kelarutan 8% padasuhu kamar.
4. Merupakan penerima ikatan hidrogen yang lemah dan bukan suatu donor ikatan hidrogen
karena tidak adanya proton yang bersifat asam (yaitu hidrogen yang terikat pada
atom elektronegatif seperti flor, oksigen, dan nitrogen.
5.Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Namun demikian, senyawa ini tidak
stabil dalam air yang mengandung basa atau asam.
B. Pembuatan Etil Asetat
Pembuatan etil asetat dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
1.Esterifikasi fischer: merefluks asam dengan alkohol yang berlebihan dalam suasana asam.
2. Mereaksikan garam perak karboksilat dengan alkil halide.
Reaksi asam dengan sintesis Williamson dari ester berlangsung melalui pertukaran atom
unsur dua molekul yang meliputi pelepasan OAg dan reaksi itu pada wujudnya tidak
dihalangi oleh adanya gugus alkil yang bercabang.Kelemahan cara ini adalah panjangnya
prosedur dan mahalnya biaya.
3.Mereaksikan alkohol dengan anhidrida asam alkanoat.
4. Mereaksikan halogen asam alkanoat dengan alkohol. (aliprat, 2011 )
DAFTAR PUSTAKA
Keenaan,C.W, D,C Kleinfelter dan J.H Wood, 1980, General College Chemestry, New York,
Harper and Row Publisher, inc
Alipart, 2011, Pembuatan etil asetat.http://alipart.blogspot.com/2011/03/pembuatan-etil-
asetat.html . diakses 29 Maret 2013.
Anonim, 2009, sifat senyawa organic.
http://www.chem-is -try.org/materi kimia / sifat senyawa organik/alkohol/reaksi pengesteran.
diakses 29 Maret 2013.
Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden, 1982, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Hart , Harold (alih bahasa oleh Dr. Suminar Acmadi Ph.D), 1983, “Kimia Organik, Suatu
kuliah singkat”, edisi keenam, Erlangga, Jakarta.
Suparno, 2006, Ester dari asam lemak, Penerbit USU, Medan.