Essay UGM Jadi Bener

7
Tirai Abu-Abu Papua : Potensi Separatisme Sebagai Tantangan Terhadap Pemuda Papua Permasalahan disintegrasi di nasional telah terjadi semenjak masa kepemimpinan Habibie. Dapat dikatakan bahwa ancaman disintegrasi nasional menjadi sebuah tantangan besar bagi permasalahan dalam negeri pemerintah Indonesia pasca Orde Baru atau pada era reformasi, namun sejatinya pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono integrasi nasional mulai stabil. Daerah-daerah di Indonesia pada saat itu yang berusaha untuk melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Timor Timur, Aceh, Maluku, dan Papua Barat. Lepasnya Timor-Timur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi salah satu faktor munculnya gerakan separatisme dari daerah lainnya, yaitu Aceh. Suharto’s downfall and East Timor’s independence were two factors which drove the Acehnese to make greater demands for autonomy, although at the present there are only a few international supporters of Aceh’s independence (Wardhani,2004:6) Melihat hal ini dapat dikatakan bahwa pada masa reformasi lebih tepatnya sejak masa kepemimpinan Presiden Habibie hingga Presiden Megawati ancaman disintegrasi yang dihadapi Indonesia cukup besar. Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat ini Papua yang telah melaksanakan referendum pada masa kepemimpinan Soekarno masih terlihat abu-abu atas

Transcript of Essay UGM Jadi Bener

Page 1: Essay UGM Jadi Bener

Tirai Abu-Abu Papua : Potensi Separatisme Sebagai Tantangan Terhadap Pemuda

Papua

Permasalahan disintegrasi di nasional telah terjadi semenjak masa kepemimpinan

Habibie. Dapat dikatakan bahwa ancaman disintegrasi nasional menjadi sebuah tantangan

besar bagi permasalahan dalam negeri pemerintah Indonesia pasca Orde Baru atau pada

era reformasi, namun sejatinya pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono integrasi nasional mulai stabil. Daerah-daerah di Indonesia pada saat itu yang

berusaha untuk melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Timor

Timur, Aceh, Maluku, dan Papua Barat. Lepasnya Timor-Timur dari Negara Kesatuan

Republik Indonesia menjadi salah satu faktor munculnya gerakan separatisme dari daerah

lainnya, yaitu Aceh. “Suharto’s downfall and East Timor’s independence were two

factors which drove the Acehnese to make greater demands for autonomy, although at the

present there are only a few international supporters of Aceh’s independence”

(Wardhani,2004:6) Melihat hal ini dapat dikatakan bahwa pada masa reformasi lebih

tepatnya sejak masa kepemimpinan Presiden Habibie hingga Presiden Megawati

ancaman disintegrasi yang dihadapi Indonesia cukup besar.

Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat ini Papua

yang telah melaksanakan referendum pada masa kepemimpinan Soekarno masih terlihat

abu-abu atas gerakan separatis dari dalam daerah ini. Terbaginya aspirasi masyarakat

kedalam kelompok kelompok yang belum terorganisir dengan baik,kemudian melahirkan

diversitas aspirasi yang sangat tidak tegas. Pada dasarnya tahun 2001, MPR telah

mengeluarkan No 21 tahun 2001 tentang pemberian Otonomi Khusus kepada Papua

untuk meredam adanya potensi separatisme di Papua sebagai jalan tengah atas tuntutan

kemerdekaan bagi Papua Barat. Akan tetapi dalam pelaksanaannya terdapat banyak

kendala dan faktor- faktor penghambat dalam penerapan UU Otonomi Khusus di Papua.

Sehingga berdasarkan catatan evaluasi 12 tahun pelaksanaannya, Otonomi Khusus Papua

dapat dikatakan gagal karena saat ini pun Papua masih belum merasakan arti demokrasi

yang sesungguhnya dan masih merasakan adanya ketimpangan fasilitas sosial yang

Page 2: Essay UGM Jadi Bener

diberikan oleh pemerintah pusat. Dimana masyarakat Papua merasa bahwa konsentrasi

pemerintah pusat lebih pada ekploitasi hasil alam Papua sedangkan Papua belum

merasakan adanya demokratisasi di Papua yang sesungguhnya.

Atas sikap keabu abuan rakyat papua terhadap isu separatisme di

daaerahnya,peran pemuda papua merupakan asa yang paling mutakhir untuk memastikan

kedamaian di tanah kelahirannya.pemuda papua merupakan avant garda terhadap setiap

perubahan yang terjadi di bangsanya terkhusus di daerahnya.dan untuk permasalahan

separatisme,besar harapan masyarakat terhadap kerja nyata pemuda papua dalam

menyelesaikan permasalahan ini. Sikap tegas,kritis dan pemikiran yang visioner serta

progresif dari cendikiawan muda papua adalah urgensi yang teramat penting dan tidak

dapat ditunda tunda lagi.

Namun pada kenyataannya,realita di lapangan adalah jauh dari apa yang

diharapkan.harapan terhadap pemuda papua sebagai pelopor perubahan dan patriot

pembaharuan adalah harapan yang terlalu neko neko bila dilihat dari apa yang telah

dilkerjakan oleh pemuda pemuda sampai 12 tahun otonomi khusus diimplementasikan di

daerahnya. Jangankan sebagai agen perubahan,bahkan pemuda papua pada umumnya

banyak yang belum berhasil lepas dari permasalahan permasalahan inti dari

kepemudaan.narkoba,penyakit menular HIV dan AIDS serta tindak kriminal yang masih

tinggi menjadi kendala lain atas upaya pemberdayaan pemuda papua sebagai agent

perubahan. Realitas menunjukan potensi pemuda sebagai generasi pembaharuan kini

semakin tergerus dikikis budaya apatis, pragmatis, dan hedonis.penulis berpendapat

realitas demikian disebabkan oleh pemuda yang kurang peka terhadap realitas sosial

yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai kontiniutas dampak

faktor globalisasi  tanpa diiringi filterisasi.kemerdekaan yang telah raih 68 tahun lalu

telah menjadikan generasi muda Indonesia,dalam hal ini generasi muda papua, menjadi

generasi penikmat buah kemerdekaan.apabila generasi muda papua saat ini tidak mampu

mengisi amanah kemerdekaan ini dengan menyemai bibit bibitm perdamaian dan

melanjutkan pembangunan maka jangan heran jika beberapa tahun kedepan akan tumbuh

Page 3: Essay UGM Jadi Bener

generasi generasi yang tidak memiliki keterikatan emosional dengan bangsanya sebagai

akibat tidak merasakan langsung lelahnya perjuangan dalam mencapai kemerdekaan. hal

ini bagaikan countdown yang harus diwaspadai dan diberikan solusi terbaik,karena jika

tidak ditangani maka generasi muda kini ada diambang pintu keruntuhan.

Di dalam perjalanan bangsa ini,banyak karya besar dari orang orang muda yang

dapat dijadikan inspirasi dan pemacu semangat dalam usaha memperbaiki aspek aspek

kebangsaan.pemuda Indonesia harusnya tak lupa dengan pristiwa monumental nan heroik

yang melibatkan para pemuda sebagai pemeran utamanya. Boedi Oetomo (20 Mei 1908)

yang kemudian diperingati sebagai Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda (28 Oktober

1928), Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945), transisi politik 1966, serta yang

paling fenomenal, Gerakan Reformasi 1998 yang membidani lahirnya era reformasi.

Begitu banyak momentum yang dapat mengilhami perjalanan generasi muda papua

dalam usaha mempertegas sikap dan menyemaikan bibit perdamaian di tanah papua.

Namun tentu saja upaya perbaikan dan pembaharuan ini akan sulit tercipta jika pemuda

papua hanya menyibukkan diri melakukan hal hal yang tidak produktif.alih alih bertindak

sebagai konsepotr pembangunan,mereka justru menjadi momok dalam

permbangunan.kebiasaan kebiasaan seperti minum minuman keras,berjudi hingga

pagi,bercengkrama dengan lawan jenis dengan sesukanya adalah tindakan nonproduktif

yang harus di hilangkan dari budaya orang muda di papua.mereka sudah harus mulai

memikirkan bagaimana nasib saudara saudara mereka bilatidak ada suara bulat dan tegas

terhadap gerakan separatis yang mengahantui kehidupan masyarakat papua.

strategisnya peran pemuda sebagai generasi pembangun bangsa telah

mencetuskan sebuah adagium siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan

suatu bangsa . hal serupa benar terjadi di papua. Potensi besar pemuda papua merupakan

senjata paling mematikan yang dapat berdampak sedemikian rupa pada situasi dan

kondisi di papua.bila kita menelaah,separatisme yang terjadi di papua dan sikap keabu

abuan masyarkat papua,boleh jadi ini merupakan panggilan terhadap potensi besar

pemuda papua untuk menjadi pemuda yang kontributif dan tanggap terhadapa

Page 4: Essay UGM Jadi Bener

permasalahan di papua.sosok pemuda papua yang tegas,kritis,progresif,serta berfikir

visioner adalah hal yang tidak mustahil untuk diwujudkan.dengan momentum hari

sumpah pemuda 28 oktober 2013 kita semua berharap para pemuda papua mampu

tersadar dari dormansi 12 tahun .kontribusi mereka di daerahnya adalah bentuk tanggung

jawab dari kepercayaan yang diberikan kepada mereka sebagi generasi penikmat

kemerdekaan.dengan tugas menyemai biubit bibit perdamain dan melanjutkan

pembangunan di Indonesia serta terkhusus di papua.sehingga keberlanjutan dari otonomi

khusus di tanah papua dapat diiringi dengan ketegasan dari masyarakat papua terhadap

isu isu separatisme yang dapat berdampak lanjut terhadap integrasi nasional bangsa

Indonesia.

Page 5: Essay UGM Jadi Bener

Referensi :

Chauvel, Richard dan Bhakti,Ikrar Nusa. 2004. The Papua Conflict: Jakarta’s

Perceptions and Policies. Washington: East-West Center

Wardhani, Baiq, 2004, “External Support for Liberation Movements in Aceh and Papua”,

dalam Biennial Conference of the Asian Studies Association of Australia,

Canberra 29 June-2 July.

Weller, Marc dan Stefan Wolff. 2005. Autonomy, Self-governance & Conflict Resolution

London: Routledge.