Essay Perubahan BEM FK UNS Setahun Kedepan
-
Upload
abdullah-al-hazmy -
Category
Documents
-
view
65 -
download
7
Transcript of Essay Perubahan BEM FK UNS Setahun Kedepan
Essay “Perubahan untuk BEM FK UNS Setahun Kedepan”
Beranjak dari Zona Nyaman
BEM. Ada banyak pikiran berlalu lalang ketika 1 kata ini terlontar. Bagi sebagian besar orang,
1 kata itu akan identik dengan aktivis, proker, sibuk, sering rapat sampai larut, atau juga mungkin ada
pemahaman sebagian orang tua kita yang mengidentikkan BEM dengan kegiatan demo layaknya yang
sering melintas di televisi.
Lalu, sebenarnya, apakah BEM itu? Seperti apakah gambaran kehidupan para pelaku di
dalamnya? Benarkah apa yang menjadi pemikiran sebagian besar orang tentang organisasi mahasiswa
yang satu ini?
Sedikit refleksi dan flasback sebelum beranjak ke topik perubahan. Tanpa terasa, 2 tahun
hampir berlalu. Tahun pertama berlalu. Tahun kedua sedang dalam proses perjalanan. Sangat
bersyukur saat aku yang bukan siapa – siapa bisa menjadi bagian dari keluarga besar ini. Meski
mungkin sampai saat ini aku pun masih bukan siapa – siapa, tapi sungguh, BEM FK UNS telah
mengajarkanku banyak hal. Tak hanya tentang organisasi, tapi juga tentang hidup. Dan apa yang aku
peroleh ini dapat dikatakan adalah pembuktian teori yang mengatakan bahwa organisasi adalah
miniatur kehidupan. Ya, dan BEM FK UNS telah memiliki poin ini. Tapi kembali lagi, bahwa tak ada
yang sempurna di dunia ini. Segalanya terus berproses. Dan sudah sewajarnya, kita mahasiswa yang
selalu digembar – gemborkan sebagai kaum intelektual, akan mengalami proses berpikir. Akan segala
hal yang telah kita lalui. Akan segala program kerja yang telah kita jalankan. Sudahkah kita
memberikan kontribusi terbaik? Sudahkah kontribusi itu dirasakan kebermanfaatannya? Ataukah yang
selama ini kita lakukan hanya sampai pada tujuan menggugurkan proker yang ada di RAB?
Tak dapat dipungkiri, BEM FK UNS yang jika saya boleh jujur dan tidak bermaksud gombal,
selama hampir 2 tahun ini telah berhasil menempati salah satu ruang di hati saya, merupakan
organisasi mahasiswa yang tak dapat dipandang sebelah mata. Tak hanya di lingkungan fakultas,
bahkan di wilayah 3 pun, BEM FK UNS merupakan salah satu yang dianggap terkuat di antara
institusi – institusi lain. Istilah jawanya mungkin mapan lan mathon. Eksistensi kita benar – benar
luar biasa diakui. Dan dengan keberjalanan waktu yang hampir 2 tahun ini, juga hasil diskusi ataupun
hanya obrolan ringan dengan teman – teman serta adik – adik seperjuangan di BEM, saya mencoba
merangkum beberapa hal tentang BEM. Bismillah. Segala diskusi, obrolan, dan rangkuman semata –
semata hanya untuk BEM yang lebih baik di masa yang akan datang.
Beranjak dari zona nyaman. Program-program yang kita kerjakan selama ini saya yakin benar,
bukanlah program yang main – main. Dan saya juga sungguh yakin, kita sebagai pelaku di dalamnya
Alifa Rizka A. / Kemensos Harmonis
telah mengerjakan proker – proker kita sebaik mungkin. Terbukti dari terselenggaranya serentetan
proker yang sudah tertera di RAB. Lalu, dimanakah kurangnya? Dimanakah part yang bisa dibilang
zona nyaman itu? Di kementrian yang hampir 2 tahun telah mengajarkan saya begitu banyak hal
berharga, saya merasakan zona nyaman itu. Di akhir tahun pertama, saya sempat bertanya – tanya
dalam hati yang juga sudah sempat saya utarakan. Seluruh kegiatan pengabdian yang selama itu
berjalan lancar dan tanpa suatu kendala yang berarti, sudahkah dirasakan kebermanfaatannya oleh
masyarakat? Beranjak ke tahun kedua. Still with the same question yang seolah secara perlahan
memperoleh jawaban. Perolehan jawaban dari sharing institusi - institusi lain yang dilanjut
pembahasannya melalui diskusi dengan beberapa teman dan adik – adik. Dan itu yang membuat saya
terkadang berpikir, apakah selama ini yang kita lakukan hanyalah melanjutkan warisan pendahulu.
Lantas kita merasa cukup karena semua proker telah sukses terselenggara. Kita memang sungguh
harus bersyukur dengan berbagai proker yang dapat terselenggara dengan sukses setiap tahunnya.
Tidak semua institusi bisa melakukan pencapaian pelaksanaan proker seperti kita. Masih banyak dari
teman – teman di institusi lain yang terkendala dalam hal dana, gagasan atau bahkan perizinan
dekanat. Sekali lagi, ini dalam hal pencapaian pelaksanaan proker bukan pencapaian tujuan proker.
Saya teringat dengan salah satu materi di upgrading tahun pertama tentang Team Building yang
disampaikan oleh mba Firda. Beliau mengatakan bahwa setiap apa yang kita lakukan sudah
seharusnya memiliki visi yang jelas. Pun dengan BEM ini. Pertanyaan yang sempat terlontar dari mba
Firda kala itu, apakah dengan terlaksananya semua proker, bersih tanpa tersisa dapat menjadi tolak
ukur tercapainya tujuan? pertanyaan serupa yang juga saya alami sejak akhir tahun pertama. Lalu
dimanakah letak perbedaan kita dengan Event Organizer? Lets move and open our mind. Terkadang
dengan banyak mendengarkan cerita teman – teman institusi lain kita mau tak mau akan
mengcompare dan mengevaluasi diri. Sudah sejauh mana kita berlari. Sudah sejauh mana kita
berusaha untuk memberikan kebermanfaatan yang nyata. Masihkah tetap tak akan beranjak dari zona
nyaman dengan berbagai alasan yang coba dirangkai secara logis. Mari bersama kita mendengarkan,
mempelajari dan mengaplikasikan. Mau beranjak dari zona nyaman akan membuat kita berusaha
lebih. Tak mudah memang melepasakan diri dari bayang – bayang masa lalu. Tapi ketika mengingat
bahwa setiap diri ini mengemban amanah yang harus disampaikan, tak akan ada lagi alasan. Sama –
sama melakukan, sama – sama berusaha, sudah seharusnya kita melakukan yang terbaik. Totalitas.
Beranjak dari zona nyaman agar tidak hanya keberadaan kita saja yang dirasakan. Karena
kami tidak hanya ada, tapi kami juga membawa kebermanfaatan
Perubahan untuk BEM setahun kedepan. Dalam hal ini, saya akan menguraikan secara umum
untuk kementrian yang selama ini saya telah banyak belajar darinya: Pengmas atau Kemensos.
Berikut adalah rangkuman hasil diskusi saya dengan seorang adik sekementrian, Basofi Ashari
Mappakaya. Diskusi ini dilatarbelakangi oleh sharing bidang pada kunjungan institusi saat DM
wilayah beberapa waktu lalu. Sebagian besar diskusi kami membahas tentang proker desa binaan,
Alifa Rizka A. / Kemensos Harmonis
karena memang proker inilah proker besar pengmas yang secara umum bertujuan untuk membawa
masyarakat ke arah perubahan yang lebih baik, utamanya dalam hal kesehatan. Desa binaan kita dapat
dikatakan sudah sangat terstruktur. Dilaksanakan 7x dalam 1 periode kepengurusan dengan tema
setiap bulan yang sudah ditentukan di awal kepengurusan. Sejauh yang sudah kami laksanakan di
kabinet harmonis, yakni desbin bulan pertama sampai bulan keempat (HGN, Penyuluhan
Kegawatdaruratan Rumah Tangga, Baca Tulis Lansia dan Pengobatan Gratis), yang kami rasakan
sebagai bentuk evaluasi:
1. Komunikasi dengan pihak desa yang tak selancar dulu (bisa jadi poin ini disebabkan oleh
faktor kepala desa yang sudah ganti atau memang faktor internal kami)
2. Belum jelasnya kurikulum desbin dan tujuan pelaksanaan desbin secara keseluruhan. Atau
bisa dibilang belum jelasnya standar pencapaian yang seharusnya kami capai di periode ini
3. Program-program yang bisa dibilang tematik ini memunculkan pertanyaan apakah program
kami selama ini telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat
4. Kami semakin sadar belakangan, bahkan kami tak tahu, apakah masyarakat desa mengenal
kami sebagai pelaksana program yang membina desa mereka. Kami tak tahu, apakah
keberadaan kami telah membawa perubahan ke arah kesehatan yang lebih baik sebagai
bentuk kebermanfaatan
5. Dan dalam hal follow up, program – program kami yang notabene adalah penyuluhan,
dapat dikatakan belum terfollow up, sehingga bisa dibilang masih hit and run
6. Desa binaan tahun ini sudah lebih berhasil mengajak seluruh teman – teman pengurus BEM
untuk turut berpartisipasi, tapi belum untuk teman – teman mahasiswa non bem.
Dari beberapa evaluasi yang telah diuraikan, untuk kedepannya, kami akan lebih fokus pada 1
dari 3 isu yang ada. Hal ini sesuai dengan konsep Community Developmet Project yang telah berhasil
dijalankan oleh UGM dan mulai diikuti oleh beberapa institusi yang telah memenangkan
Socinnovation wilayah 3 seperti UNSOED dan UNDIP. Dengan fokus pada 1 isu, kita akan lebih
mudah menetukan standar yang harus kita capai dalam hal perubahan masyarakat desa ke arah yang
lebih baik. Jadi ada output yang jelas yang dapat dievaluasi di tahun berikutnya. Sudah saatnya kita
menginisiasi comdev. Dan untuk menjawab apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat desa
binaan, selain seperti yang UGM lakukan sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadikan Rumah
Bebas Asapa Rokok sebagai Comdev Project nya dengan cara menginap selama beberapa hari, untuk
membaur dengan masyarakat desa binaan mereka dan mengetahui permasalahan yang paling butuh
untuk segera ditangani, kita juga bisa menggunakan Community Helath Analysis (CHA). CHA
merupakan serangkaian proses untuk menilai adanya permasalahan kesehatan di masyarakat,
menganalisi penyebab, menyusun dan melaksanakan solusi untuk permasalahan tersebut dan
mengevaluasi apakah solusi tersebut mampu mencapai tujuan. Dan yang paling penting adalah
Alifa Rizka A. / Kemensos Harmonis
pendekatan ke masyarakat. Selain menginap seperti yang dilakukan oleh teman – teman BEM FK
UGM, dapat diadakan juga suatu acara besar (misal pengobatan, pasar murah, pertandingan olahraga,
zona anak, lomba masak, sarasehan) yang menyentuh semua lini masyarakat di desa binaan kita
sebagai ajang perkenalan dan pendekatan antara BEM dan masyarakat desa. Dan dengan acara ini,
kita dapat mengajak seluruh mahasiswa, baik pengurus BEM ataupun teman – teman mahasiswa
lainnya untuk turut dalam kegiatan pengabdian dan pengembangan masyarakat (untuk yang
mahasiswa non pengurus BEM mungkin kita bisa melakukan oprect untuk kepanitiaan khusus
comdev). Agak rempong memang, tapi jika kembali mengingat seberapa jauh seharusnya kita
membawa kebermanfaatan, insyaAllah dengan niat yang kuat, segalanya akan dimudahkan. Kurang
lebih nya seperti itu rencana setahun ke depan untuk Kemensos.
Sedangkan untuk BEM secara keseluruhan, setahun kedepan, bisa lebih memperkuat ke
internalnya dulu. Menjaga dan mengembangkan SDM – SDM luar biasa yang telah kita miliki.
Meskipun BEM memiliki beberapa kementrian, tapi BEM tetaplah satu. Semua bergerak sesuai
bidang masing – masing dengan tetap selaras, sejajar dan beriringan untuk mecapai visi BEM
(/alifa)
Alifa Rizka A. / Kemensos Harmonis