ESSAY Binsat Terorisme

21
TERBATAS UPAYA DANSAT - 81 KOPASSUS DALAM MENGATASI PERMASALAHAN PEMBINAAN SATUAN DI SATUAN – 81 KOPASSUS DIHADAPKAN PADA KESIAPAN OPERASI PENANGGULANGAN TEROR Perkembangan situasi keamanan Dunia dan Fenomena global pasca serangan bom terhadap gedung World Trade Centre (WTC) Amerika Serikat tanggal 11 September 2001 dan serangkaian kegiatan aksi teror di berbagai negara di dunia menjadikan terorisme sebagai isu global utama mengalahkan isu demokrasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup. Dengan keadaan tersebut menjadikan terorisme sebagai ancaman utama dalam kehidupan masyarakat dunia, sehingga hal tersebut mendorong masyarakat internasional untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, karena aksi terorisme dapat terjadi kapan saja dan di mana saja tanpa mengenal waktu, tempat dan sasarannya. Disamping itu terorisme memiliki dukungan finansial yang bersifat lokal maupun global, dengan tujuan yang semakin luas dari sekedar menebar ketakutan dan tindakan kriminal sampai dengan tujuan politik. Modus operandi aksi teror cukup kompleks, berubah-ubah dan menggunakan teknologi dari yang sederhana sampai teknologi yang canggih serta memiliki jaringan operasional lintas negara, sehingga terorisme telah menjadi salah satu ancaman nyata bagi stabilitas dunia yang sulit dicegah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan posisi geografis yang strategis dan terbuka telah menjadi soft target bagi aksi terorisme, karena masih lemahnya penegakkan hukum terhadap tindak terorisme. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya aksi terorisme yang terjadi, seperti peristiwa Bom Bali I dan II, bom di hotel JW Marriot Jakarta, bom di depan kedutaan Australia dan

Transcript of ESSAY Binsat Terorisme

Page 1: ESSAY Binsat Terorisme

TERBATAS

UPAYA DANSAT - 81 KOPASSUS DALAM MENGATASI PERMASALAHAN

PEMBINAAN SATUAN DI SATUAN – 81 KOPASSUS DIHADAPKAN

PADA KESIAPAN OPERASI PENANGGULANGAN TEROR

Perkembangan situasi keamanan Dunia dan Fenomena global pasca serangan

bom terhadap gedung World Trade Centre (WTC) Amerika Serikat tanggal 11 September

2001 dan serangkaian kegiatan aksi teror di berbagai negara di dunia menjadikan

terorisme sebagai isu global utama mengalahkan isu demokrasi, hak asasi manusia dan

lingkungan hidup. Dengan keadaan tersebut menjadikan terorisme sebagai ancaman

utama dalam kehidupan masyarakat dunia, sehingga hal tersebut mendorong masyarakat

internasional untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme dalam

segala bentuk dan manifestasinya, karena aksi terorisme dapat terjadi kapan saja dan di

mana saja tanpa mengenal waktu, tempat dan sasarannya. Disamping itu terorisme

memiliki dukungan finansial yang bersifat lokal maupun global, dengan tujuan yang

semakin luas dari sekedar menebar ketakutan dan tindakan kriminal sampai dengan

tujuan politik. Modus operandi aksi teror cukup kompleks, berubah-ubah dan

menggunakan teknologi dari yang sederhana sampai teknologi yang canggih serta

memiliki jaringan operasional lintas negara, sehingga terorisme telah menjadi salah satu

ancaman nyata bagi stabilitas dunia yang sulit dicegah.

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan posisi geografis yang strategis dan

terbuka telah menjadi soft target bagi aksi terorisme, karena masih lemahnya

penegakkan hukum terhadap tindak terorisme. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya aksi

terorisme yang terjadi, seperti peristiwa Bom Bali I dan II, bom di hotel JW Marriot Jakarta,

bom di depan kedutaan Australia dan serangkaian aksi penyerangan terhadap pos-pos

Polisi yang terjadi di sejumlah kota di Indonesia. Sebagai respon Bom Bali I, pemerintah

telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) RI Nomor

1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme yang selanjutnya

ditetapkan menjadi Undang-Undang (UU) RI Nomor 15 tahun 2003. Paska Bom Bali I

aksi teror terus terjadi sampai dengan saat ini. Pada kenyataannya dengan

diundangkannya UU RI Nomor 15 tahun 2003 belum dapat mengakomodir tindak

pencegahan terhadap aksi teror, sehingga penanggulangan aksi teror di Indonesia belum

optimal, bahkan Indonesia telah dianggap sebagai salah satu “sarang” teroris yang

aktivitasnya menyatu dengan kelompok garis keras dari suatu agama tertentu. Kondisi ini

mempersulit upaya penanggulangan, karena timbul resistensi dan perlawanan dari

Page 2: ESSAY Binsat Terorisme

2

kelompok tersebut. Instansi yang bertanggung jawab dalam penanggulangan terorisme

adalah Kepolisian RI seperti yang diamanatkan dalam UU RI No. 2 Tahun 2002 tentang

Polri yang dalam pelaksanaannya dilapangan masih menghadapi beberapa keterbatasan

dan kendala. Disisi lain TNI memiliki tugas pokok dan kemampuan yang memadai untuk

menanggulangi terorisme baik intelijen, aparat kewilayahan dan satuan khusus anti teror

yang terlatih yaitu Satuan-81 Kopassus TNI AD, Detasemen Jalamangkara (Denjaka) TNI

AL dan Detasemen Bravo (Denbravo) TNI AU, namun kemampuan ini belum dapat

diimplementasikan sebagaimana mestinya, karena belum ada Peraturan Pemerintah

yang mengaturnya. Seiring dengan perkembangan ancaman terorisme tersebut maka

upaya penanggulangannya harus dilakukan dengan memberdayakan dan mensinergikan

komponen bangsa yang memiliki kemampuan dan kewenangan serta terus meningkatkan

kerjasama dengan beberapa pihak terkait. Upaya pencegahan sebelum aksi terorisme

terjadi harus menjadi prioritas, sehingga penanggulangan bukan hanya merupakan tugas

POLRI tetapi juga menjadi bagian dari tugas pokok TNI sesuai amanat Undang-undang

nomor 34 tahun 2004 pasal 7 ayat 2, dengan melibatkan aparat intelijen, kewilayahan dan

satuan khusus anti teror TNI serta melakukan regulasi/deregulasi terhadap peraturan

perundang-undangan yang mengatur penanggulangan terorisme. Dengan demikian

segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dapat terlindungi dari ancaman aksi

terorisme dan stabilitas nasional dapat terjaga ( Kondisi nyata ).

Aksi terorisme mempengaruhi sendi kehidupan bangsa, kewibawaan pemerintah

yang berimplikasi pada eksistensi suatu bangsa di mata dunia. Oleh karenanya masalah

terorisme harus dipandang secara komprehensif dan ditanggulangi dengan mengerahkan

seluruh komponen bangsa termasuk TNI. Beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran

penulisan tentang aktualisasi peran TNI pada penanggulangan terorisme, antara lain

karena maraknya aksi terorisme, terorisme merupakan kejahatan luar biasa dan bersifat

transnasional, melihat kecenderungan aksi terorisme ke depan dan membandingkan

peran militer negara lain dalam pemberantasan aksi terorisme.

Terorisme Merupakan Kejahatan Luar Biasa dan Bersifat Transnasional. Aksi

terorisme merupakan tindakan kejahatan luar biasa oleh karenanya tidak dapat

ditanggulangi hanya oleh penegak hukum saja namun harus melibatkan seluruh

komponen bangsa lainnya. Oleh sebab itu, terorisme juga merupakan kejahatan

transnasional (transnational crime) yang memiliki jaringan tidak terbatas dalam satu

negara tetapi merupakan jaringan lintas negara. Beberapa peristiwa aksi terorisme yang

Page 3: ESSAY Binsat Terorisme

3

terjadi di dalam dan di luar negeri telah banyak memakan korban jiwa serta kerugian harta

benda, oleh karena itu apa bila penenganan terorisme tidak dilaksanakan secara serius

maka akan memberikan ancaman serius bagi kedaulatan negara.

Kecenderungan Aksi Terorisme Ke depan. Kecenderungan aksi terorisme kedepan

seperti yang diperkirakan oleh Badan Intelijen Amerika (CIA) adalah sebagai berikut:

1. Ancaman asimetris dari teroris baik oleh state atau non-state actor akan

menghindari pertempuran langsung dengan militer tapi menggunakan strategi,

taktik dan senjata serta memanfaatkan kelemahan-kelemahan yang ada antara lain

perundang-undangan dan kondisi sosial masyarakat.

2. Konflik internal suatu negara yang dipicu oleh sentimen suku, agama, ras

dan antar golongan maupun masalah ideologi, politik dan ekonomi cenderung

meningkat.

3. Kemungkinan teroris menggunakan senjata yang lebih canggih termasuk

penggunaan Weapon of Mass Destruction (WMD) atau senjata pemusnah massal

baik yang diproduksi sendiri maupun didapat dari pihak lain.

4. Kemungkinan penggunaan WMD untuk melawan kekuatan Amerika Serikat

berupa fasilitas dan kepentingannya di luar Amerika semakin besar.

5. Ancaman senjata kimia dan biologi kepada Amerika Serikat akan semakin

meluas. Senjata tersebut lebih mudah dibuat, disembunyikan, dan digunakan

dibandingkan dengan senjata nuklir.

6. Ancaman Militer dengan menggunakan kekuatan senjata yang terorganisasi

mempunyai kemampuan yang membahayakan bagi kedaulatan negara, keutuhan

wilayah dan keselamatan segenap warga negara dalam bentuk spionase, sabotase

dan aksis-aksi kekerasan lainnya.

Dalam rangka penanggulangan aksi terorisme harus melibatkan dan mensinergikan

seluruh potensi nasional sehingga diperoleh hasil kinerja yang optimal. Kenyataannya

saat ini penanggulangan aksi terorisme masih mengedepankan institusi Polri sebagai

leading sector tanpa melibatkan institusi lain diantaranya TNI, sehingga upaya

penanggulangan terorisme belum sesuai yang diharapkan akibatnya stabilitas nasional

masih terus terancam. Penanggulangan terorisme yang dilaksanakan oleh Polri saat ini,

Page 4: ESSAY Binsat Terorisme

4

menggunakan metode induktif dimana langkah penanganan aksi terorisme baru dapat

dilaksanakan setelah aksi terjadi dengan melaksanakan olah Tempat Kejadian Perkara

(TKP), metode ini hanya merupakan sebagian kecil (5%) dari upaya penanggulangan aksi

terorisme. Sedangkan metode deduktif/jaringan (95%) berkaitan dengan pencegahan

(deteksi dini dan cegah dini) yang melibatkan kegiatan intelijen hanya sebatas koordinasi

di Desk Antiteror Kantor Menkopolhukam. Desk Antiteror belum merupakan suatu badan

yang dapat mengkoordinir dan mengerahkan kekuatan satuan-satuan anti teror. Di sisi lain

pertukaran informasi intelijen (information sharing) yang bersifat sensitif dan sangat

berguna bagi salah satu pihak ke pihak lain tidak terlaksana dengan baik bahkan

mengundang kompetisi sektoral dan beda kepentingan baik di internal Polri maupun

antar instansi terkait termasuk TNI. Berpijak dari permasalahan diatas maka dapat

dirumuskan ” Bagaimana Konsep Pemecahan Permasalahan Tentang Pembinaan

Satuan 81 Kopassus ” ( PERUMUSAN MASALAH )Penulisan ini dibatasi pada

pembahasan dalam bidang organisasi, bidang personil ,materil , pinak dan pangkalan

guna memberikan masukan kepada pimpinan atas dan sebagai bahan masukan dalam

menentukan kebijakan lebih lanjut secara efektif dan efesien serta berdaya guna. ( NILAI

GUNA )

Berdasar pada organisasi dan tugas Satuan 81 Kopassus Tahun 2004 adanya

fungsi administrasi dengan melakukan pemeliharaan kekuatan, pemeliharaan moril dan

kesejahteraan penegakan hukum disiplin dan tata tertib serta melakukam pemeliharaan

dan perawatan yang berkaitan dengan materil , fasilitas dan peralatan yang dapat

dipertanggungjawabkan. ( KERANGKA ANALISIS YAITU TEORI ) Dari latar belakang

diatas maka di lakukan Upaya dalam mewujudkan penyelesaian permasalahan dalam

pembinaan satuan dengan mempertimbangkan faktor yang berpengaruh terutama

keterbatasan anggaran dan kebijakan dari komando atas dalam pemenuhan kebutuhan

prajurit. Upaya yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : ( MENJAWAB

PERMASALAHAN )

1. Dalam bidang Organisasi. Pada pelaksanaan pembinaan ini, maka Dansat

dibantu oleh pasiops melaksanakan pembinaan organisasi terhadap Satuan jajaran agar

mempunyai daya guna yang maksimal untuk dapat mendukung pelaksanaan tugas pokok.

Pembinaan ini diimplementasikan dengan mengeluarkan kebijaksanaan dan pengawasan

terhadap:

Pertama. Berkaitan dengan unsur Organisasi tindakan yang dilakukan adalah:

a. Memelihara kekuatan personel Satuan sesuai dengan TOP/DSPP serta

Page 5: ESSAY Binsat Terorisme

5

menginventarisir pejabat di Satuan yang telah mempunyai kualifikasi sesuai dengan

jabatannya antara lain :, Suspastaf, Susdanki dan Sus/tar lain untuk bintara,

Terutama mengajukan Bintara untuk pindah ke satuan lain dalam hal in adalah ke

Kowil . sehingga diharapkan terjadi keseimbangan antara aspek kuantitas dan

kualitas komposisi personel .

b. Menginventarisir seluruh materiel Satuan (Senjata, Ran, Alkom dan

Alutsista lainnya) sesuai TOP/DSPP serta membuat “Data Base” untuk seluruh

materil Satuan agar memudahkan pelaksanaan pengendalian dan dapat menjamin

kesiapan operasional materiel Satuan.

Kedua. Berkaitan dengan unsur teritorial, Guna memperoleh simpati masyarakat

sekitarnya maka perlu diberikan pengalaman/kemampuan pembinaan teritorial

terbatas terhadap para prajurit melalui kegiatan antara lain sebagai berikut :

a. Merencanakan dan melaksanakan program pembekalan/penataran dan

pelatihan implementasi Binter terbatas bagi seluruh prajurit .

b. Membuat daftar nama tokoh-tokoh masyarakat sesuai dengan wilayah yang

menjadi sasaran pembinaan disekitar wilayah ke Satuan masing-masing.

c. Merencanakan dan melaksanakan program anjangsana dan silaturahmi

dengan warga sekitar.

d. Membuat dan melaksanakan program olah raga bersama secara bergantian

tempat untuk bisa lebih mengenal aturan dan kebiasaan di tempat masing-masing

agar masyarakat khususnya tidak merasa takut tetapi akan merasa segan dan

mengakui serta membutuhkan keberadaan kesatuan diantara wilayah mereka.

e. Memelopori Siskamling dan menyiapkan tiap-tiap kompi satu orang Bintara

sebagai penghubung dengan desa yang menjadi sasaran pembinaan.

f. Membuat program pengenalan lingkungan masyarakat sekitar bagi

setiap anggota baru untuk menghindarkan salah paham antara masyarakat dan

anggota karena tidak saling mengenal.

g. Melaksanakan kegiatan keagamaan dan peringatan hari-hari besar nasional

bersama secara bergantian dengan masyarakat.

h. Mewajibkan setiap prajurit di Satuan tempur/Banpur untuk menjalin kekerabatan

dengan masyarakat sekitar dalam wujud “Saudara angkat”.

Page 6: ESSAY Binsat Terorisme

6

Ketiga Berkaitan dengan Kesiapan Operasi.

a. Melaksanakan latihan uji protap Satuan kepada seluruh anggota secara

periodik serta senantiasa melaksanakan pemutakhiran protap Satuan agar bersifat

aplikatif dan senantiasa disesuaikan dengan setiap perkembangan situasi.

b. Menyusun , melengkapi dan merevisi Protap sesuai standar dan

Mensosialisasikan setiap protap kepada seluruh anggota dan protap-protap tertentu

kepada keluarga prajurit agar dapat dikuasai serta memudahkan dalam

implementasinya.

c. Mengatur penyusunan organisasi Satuan dalam bentuk Satuan tugas guna

mengantisipasi penggunaan Satuan diluar fungsi (SST, SSD dan SSY). Sebagai

contoh penyusunan Satgas untuk kepentingan (Pengamanan VIP/VVIP, Membantu

otoritas sipil, Membantu mengatasi konflik horizontal dan konflik-konflik komunal

lainnya,Membantu mengatasi bencana alam dan tugas-tugas kemanusiaan lainnya)

2. Pembinaan Personel. Pada pelaksanaan pembinaan ini, maka dansat dibantu

oleh Pasipers sebagai pembantu Dansat harus dapat melaksanakan seleksi penempatan

jabatan terhadap personil yang akan dipromosikan. Upaya ini akan ditindak lanjuti oleh

para Dansat bawahan dengan mengimplementasikan .

Pertama yang berkaitan dengan pembinaan karir .

a. Melaksanakan seleksi penempatan jabatan dengan jalan menyelenggarakan

pemantauan sesuai dengan kemampuan.

b. Membuat rencana kebutuhan pendidikan tahunan bagi seluruh prajurit di

Satuan dengan berorientasi kepada dukungan terhadap pelaksanaan tugas pokok

Satuan.

c. Memberlakukan Dewan Kebijaksanaan dan Kepangkatan Tinggi (penentuan

jabatan, pendidikan dan pangkat) pada setiap tataran kewenangan di Satuan

dengan melibatkan unsur pimpinan mulai dari tingkat komandan unit / Tim /

Detasemen.

d. Memprioritaskan dan memfasilitasi pengembangan karier bagi para prajurit

yang berprestasi baik dalam hal kesempatan pendidikan maupun jabatan dengan

jalan memberikan rekomendasi kepada komando atas.

e. Menyelenggarakan penataran jangka panjang dan berkesinambungan bagi

anggota Satuan yang akan menempuh seleksi pendidikan pembentukan (Secaba

dan Secapa reguler).

Page 7: ESSAY Binsat Terorisme

7

f. Membuat rencana pembinaan karier (jabatan dan pendidikan) jangka panjang

bagi setiap perwira yang baru masuk Satuan.

g. Mengikutsertakan seluruh Komandan Satuan pada sidang penentuan hasil

seleksi pendidikan tingkat panitia daerah (Panda) khususnya untuk pendidikan

Secaba dan Secapa Reguler.

Kedua yang berkaitan dengan Perawatan personil.

a. Mengoptimalkan penyelenggaraan perawatan personel dengan mengedepankan

proporsionalitas dan memenuhi rasa keadilan. Kegiatan ini antara lain

dilaksanakan dengan cara sebagai berikut : (Menginventarisasi penyelenggaraan

perawatan personel utamanya yang menyangkut permasalahan perlengkapan

perorangan, Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi kesejahteraan

batiniah prajurit dengan menyelenggarakan pembinaan mental, rekreasi dan

hiburan serta mengoptimalkan perawatan kesehatan mengupayakan danya

pemeriksaan secara berkala tiap 3 ( tiga ) bulan sekali bagi prajurit dan

keluarganya).

b. Menginventarisir personel dan keluarganya sesuai dengan tanggal kelahirannya

sehingga dapat dijadikan sebagai wahana untuk membina hubungan emosional

dengan seluruh prajurit dan keluarganya.

Ketiga yang berkaitan dengan hukum dan tatatertib

a. Membuat simulasi tentang materi HAM dan Hukum Humaniter serta

pengenalan setiap produk-produk hukum/perundang-undangan, sehingga anggota

yakin apa yang dilakukan di daerah opersi tidak melanggar.

b. Menginventarisir serta mengadakan pengecekan secara mendadak terhadap

tempat-tempat yang rawan terjadi pelanggaran disekitar Satuan.

c. Koordinasi dengan Instansi militer lain maupun Kepolisian untuk

mengadakan kegiatan bersama untuk memupuk rasa kebersamaan dalam rangka

mencegah terjadinya perkelahian.

d. Mengimplementasikan “Pekan Disiplin Satuan” secara simultan untuk tiap-

tiap kompi, dimana setiap pelanggaran disiplin yang terjadi pada saat itu disamping

akan menerima hukuman yang lebih berat dari pada ancaman hukuman yang telah

ditentukan, juga terhadap unsur komandan langsung (Danunit , Dantim) akan

menerima hukuman sebagai akibat dari pelanggaran yang di lakukan oleh

anggotanya meskipun secara perorangan.

Page 8: ESSAY Binsat Terorisme

8

e. Menyelenggarakan lomba dalam bidang kesadaran hukum, disiplin dan tata

tertib pada saat hari ulang tahun Satuan dimana acuannya adalah angka

pelanggaran terkecil baik secara kualitas maupun kuantitas selama satu tahun

program kerja Satuan.

Keempat yang berkaitan dengan unsur kesejahteraan dan moril.

a. Mendistribusikan hak anggota tepat pada waktunya.

b. Memberikan hak cuti berupa cuti tahunan kepada anggota yang dalam

pelaksanannya diatur secara bergiliran.

c. Menyediakan sarana rekreasi atau hiburan sesuai kemampuan Satuan.

d. Membuat dan memelihara sarana olah raga di Satuan sesuai kemampuan

Satuan.

e. Membuat papan pengumuman prestasi serta papan pengumuman pelanggaran

anggota di tempat-tampat yang mudah dibaca oleh seluruh prajurit dan

keluarganya.

Kelima yang berkaitan dengan Tradisi satuan.

a. Membuat buku sejarah Satuan dengan cara “Refining” yaitu menggali

keterangan-keterangan dari pelaku/saksi-saksi sejarah dan bukti-bukti sejarah

tentang keterlibatan Satuan dalam peristiwa-peristiwa heroik di masa lalu.

b. Membuat protap serta menyelenggarakan acara tradisi korps kepada setiap

personel baru untuk menumbuhkan rasa kebanggaan korps dan semangat jiwa

korsa Satuan.

Keenam yang berkaitan dengan kepersitan .

a. Melaksanakan kegiatan pelatihan kepemimpinan bagi pengurus dan ketua-

ketua cabang / ranting Persit secara periodik.

b. Membuat “kotak pengaduan” langsung khusus permasalahan persit dan

keluarga prajurit kepada ketua persit maupun pembinaan.

c. Menyelenggarakan lomba pembinaan persit antar cabang / ranting pada

setiap kegiatan ulang tahun Satuan.

d. Merencanakan pembinaan olah raga prestasi untuk anggota Persit.

e. Merencanakan kegiatan agama/pengajian bagi anggota Persit.

f. Memfasilitasi Persit Satuan untuk memiliki ketrampilan (Memasak, menjahit, dan

ketrampilan-ketrampilan lainnya) yang dapat digunakan untuk meningkatkan

Page 9: ESSAY Binsat Terorisme

9

kesejahteraan keluarga. Dengan demikian diharapkan dapat dikembangkan

menjadi “Home industry”.

Ketujuh yang berkaitan perkoperasian .

a. Mengikut sertakan pengurus koperasi pada pelatihan manajemen

usaha/bussiness sehingga dapat mengelola koperasi secara profesional.

b. Mengembangkan koperasi agar memiliki unit-unit usaha yang tidak hanya

mengandalkan income dari dalam lingkungan prajurit.

c. Meningkatkan pelayanan koperasi dengan cara memperpendek jalur

distribusi barang dan jasa sehingga harga-harga barang di koperasi menjadi

lebih murah dari toko-toko sekelilingnya.

d. Mengembangkan koperasi agar tidak hanya menjadi retailer tetapi juga

sekaligus sebagai distributor untuk barang/jasa tertentu.

3. Pembinaan Materill. Para Komandan kompi dan didalam melaksanakan

Pembinaan Matriil memberikan penekanan kepada seluruh anggota, guna menjaga

keutuhan dan kesiapan materill dengan melakukan pemeliharaan sesuai dengan prosedur

.

Pertama yang berkaitan dengan Materiil/Harcegah.

a. Melaksanakan apel gelar materiel lengkap minimal 1 kali setiap bulan.

b. Merumuskan kerja sama segitiga antara Satuan, bengkel daerah/lapangan

dengan BLK atau SMK Teknik/Perguruan Tinggi untuk rekayasa teknik/perbaikan

alat peralatan Satuan yang juga dipakai oleh masyarakat pada umumnya

(kendaraan, peralatan listrik, dan lain -lain).

c. Senjata harus disusun teratur, rapi dan bersih.

d. Membuat data tentang kondisi materiel dan senjata pada setiap gudang.

e. Memelihara kuantitas dan kualitas munisi BP.

f. Melengkapi setiap kendaraan dengan buku service ( kerusakan,

penggunaan BBM dan SAE).

g. Menjaga dan memelihara Alsintor dan Aloptik sehingga terawat rapi, bersih

dan siap operasional.

h. Alkapsat dan Alut sista harus disimpan dalam gudang sesuai kelompok dan

jenisnya dalam keadaan bersih serta siap pakai.

Page 10: ESSAY Binsat Terorisme

10

Kedua yang berkaitan dengan pergudangan.

a. Melengkapi Gudang munisi dan senjata dengan standar minimal alat

pengamanan (Terali besi, Prosedur Penguncian dan CCTV serta alat ukur suhu,

dll).

b. Senjata dan munisi disusun sesuai jenisnya serta memiliki prosedur

pengeluaran dan pemasukan yang baik dan benar.

c. Dalam gudang munisi dan senjata terdapat data rekapitulasi materiel.

d. Gudang senjata dan munisi harus bersih dan rapi.

e. Dansat dan Pa staf harus melaksanakan pemeriksaan gudang senjata dan

munisi secara periodik.

f. Gudang Alut sista dan aloptik harus memenuhi standar sehingga dapat

meningkatkan kesiapan operasional materiel serta memperpanjang usia pakai.

Ketiga yang berkaitan dengan prasarana latihan Praslat.

a. Memelihara kesiapan pakai prasarana latihan seperti lapangan tembak

senapan dan pistol, lapangan HR, prasarana kesemaptaan jasmani, tower serba

guna dan sarana lempar kapak dan sangkur serta prasarana latihan lainnya .

b. Bekerjasama dengan pemerintah daerah atau membuat perjanjian

kerjasama guna memudahkan pemanfaatan wilayah / daerah ataupun potensi

wilayah untuk mendukung keperluan latihan atau kegiatan di Satuan.

4. Pembinaan Piranti Lunak. Guna mewujudkan keamanan dan ketertiban

aktivitas Satuan, maka didalam pembinaan Piranti Lunak para Komandan Satuan

bawahan menggunakan metoda Sosialisasi dan Persuasi dengan kegiatan sebagai

berikut:

Pertama secara Kuantitas.

a. Melengkapi setiap Satuan minimal memiliki 18 protap sesuai STR Kasad

Nomor : STR/188/2001 tanggal 16 Maret 2001.

b. Melengkapi Doktrin, peraturan dan buku petunjuk yang diperlukan untuk

mendukung pelaksanaan operasional Satuan.

Kedua secara kuantitas.

a. Protap yang ada di Satuan direvisi setiap ada perubahan minimal setiap

tahun.

Page 11: ESSAY Binsat Terorisme

11

b. Memelihara Buku-buku referensi dengan baik sehingga memudahkan

penggunaannya.

c. Menyarankan kepada komando atas (LKT) untuk memvalidasi peranti lunak

yang sudah tidak valid dengan situasi dan kondisi sekarang.

5. Pembinaan Pangkalan. Para Dansatwah harus mampu membina ketertiban

Pangkalan Satuannya dengan mengedepankan metoda Optimalisasi dan rehabilitasi,

dengan melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

Pertama berkaitan dengan ketertiban pangkalan.

a. Mengusahakan sertifikasi lahan-lahan / aset Satuan untuk menghindari

terjadinya penyalahgunaan kepemilikannya oleh pihak-pihak tertentu.

b. Mengatur perumahan anggota Satuan agar tertata, tertib dan rapi sehingga

dapat menjamin kemurnian pangkalan.

c. Koordinasi dengan Dinas Perkebunan/Kehutanan atau dinas pertamanan

dan kebersihan pemerintah Kabupaten Atau Kota untuk program “Asrama Hijau”

untuk menciptakan Paru-paru bagi lingkungan.

d. Menganjurkan anggota untuk membuat taman atau menanam tanaman

hias/tanaman lain yang bermanfaat dihalaman rumah dengan tertib dan bersih.

e. Mengadakan lomba kebersihan baik perorangan maupun lingkungan guna

meningkatkan pemeliharaan terhadap bangunan dan fasilitas lainnya.

Kedua yang berkaitan dengan Urusan dalam.

a. Melaksanakan Jaga Satri / planton harus dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan.

b. Petugas piket dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya harus

sesuai ketentuan.

c. Di rumah jaga harus dilengkapi buku laporan kejadian, serah terima,

tamu, protap dsb.

d. Melaksanakan apel serah terima Pa Piket/jaga Satri harus dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan.

e. Mencatat setiap tamu harus dalam buku tamu dan diberikan tanda tamu.

f. Tugas jaga kamar/serambi tetap dilaksanakan.

g. Penentuan petugas piket batalyon dijabat oleh Pa staf/Danki agar dapat

mengambil tindakan yang tepat terutama pada saat diluar jam dinas.

Page 12: ESSAY Binsat Terorisme

12

Ketiga yang berkaitan dengan pengamanan ,Pengamanan merupakan kegiatan

yang paling dominan di kesatuan militer dengan melakukan kegiatan antara lain:

a. Pengamanan Markas dengan memberi pagar keliling.

b. Pengamanan Gudang senjata dan munisi dengan membuat pintu dan kunci

rangkap sesuai ketentuan.

c. Dan/Wadan/Pa staf secara periodik memeriksa gudang senjata dan munisi

sesuai jadwal.

d. Petugas provost melaksanakan tugas jaga.

e. Membuat Protap Pam markas/gudang senjata dan munisi.

f. Membuat jurnal pengamatan terhadap penonjolan-penonjolan negatif yang

terjadi di lingkungan prajurit.

g. Meningkatkan kemampuan dan mendidik seluruh prajurit selaku insan

intelijen dengan cara :(Memberikan penugasan-penugasan kepada penyelenggara

fungsi intelijen di Satuan untuk senantiasa membuat jurnal atau laporan situasi

tentang perkembangan situasi wilayah pembinaan teritorial terbatas.Membiasakan

prajurit untuk selalu mengikuti perkembangan situasi baik yang terjadi di

lingkungannya maupun dalam skala nasional.)

6. Pembinaan latihan.

a. Menyusun program kerja bidang latihan yang didesuaikan dengan

kemungkinan tugas yang dihadapi terutama latihan perorangan . dan mendesaian

latihkan suatu bentuk latihan-latihan khusus untuk membekali prajurit yang telah

disesuaikan dengan proyeksi penugasan Satuan yang kemungkinan akan dihadapi.

b. Membentuk tim pelatih sesuai tingkat pengetahuan dan ketrampilan taktik

dan teknis serta melaksanakan latihan dalam satuan guna memelihara kemampuan

terutama latihan perorangan dan kesemaptaan serta ketangkasan .

c. Untuk mengatasi kesulitan tentang daerah latihan ditempuh dengan cara

menginventarisir keberadaan sarna prasarana latihan.

d. Merumuskan kriteria standar keberhasilan bagi setiap jenis-jenis latihan baik

yang bersifat teknis, taktis sampai dengan yang bersifat geladi/uji

e. Melengkapi setiap prajurit dengan buku saku yang berisi tentang uraian atau

petunjuk dan jabaran tugas sesuai dengan jabatannya masing-masing, sehingga

para prajurit mengetahui betul apa yang harus diperbuat dengan jabatan yang

diembannya pada saat ini.

Page 13: ESSAY Binsat Terorisme

13

f. Melaksanakan pengawasan dan penilaian terhadap setiap penyelenggaraan

latihan oleh Satuan jajarannya.

g. Melaksanakan penelitian kebutuhan di lapangan terhadap Latihan Program

yang telah dikeluarkan oleh komando atas dihadapkan kepada tipologi tuntutan dan

tantangan tugas Satuan-Satuan dalam kerangka penyelenggaraan tugas-tugas

satuan.

h. Membuat petunjuk/contoh penyelenggaraan Geladi Gultor TNI (Posko I & II)

yang bersifat audio visual dan dikemas dalam “Compact Disc” (CD).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pembinaan satuan yang dilaksanakan

oleh Satuan 81 Kopassus belum tercapai secara maksimal hal ini dipengaruhi oleh

kondisi lingkungan, terbatasnya anggaran dan kebijakan satuan atas serta

kepedulian seluruh prajurit disatuan sehingga kondisi yang ada belum maksiaml,

dari permasalahan yang ada baik bidang organisasi, Personil, materil, pangkalan

dan piranti lunak serta bidang latihan namun dengan konsep pembinanan melalui

metoda pemeliharaan, pengadaan, sosialisasi dan pengawasan dan pengendalian

serta koordinasi, pendekatan kepada unsur terkait dalam mengatasi permasalahan

satuan yang dilakukan oleh Komandan Bawahan, Staf serta Seluruh anggota

diharapakan pembinaan di Satuan 81 Kopassus dapat mencapai sasaran dengan

baik. adapun saran yang dapat di sampaikan kepada komando atas yang berkaitan

dengan upaya Dansat 81 Kopassus melalui Binsat dalam menghadapi tugas

operasi penanggulangan teror adalah: Pertama. Agar komando atas membuat

fasilitas Latihan yang mendukung peningkatan kemampuan prajurit Satuan 81

Kopassus sehingga kesiapan operasional prajurit dapat terbina dan terpelihara

dihadapkan dengan perkembangan situasi maraknya aksi teror di wilayah

Indonesia seperti Fasilitas latihan Kereta api, kapal Laut dan Wind Tunnel

( Kemampuan Free Fall ) Kedua. Mengajukan surat penerbitan Skep keterangan

cacat akibat latihan kepada komando atas, dalam rangka proses memperoleh

tunjangan cacat dari Mabes TNI.

Page 14: ESSAY Binsat Terorisme

14

Demikian essay ini dibuat, semoga dapat dijadikan pedoman dan bahan pertimbangan

bagi perwira TNI khususnya di lingkungan Kopassus dalam rangka meningkatkan

kesiapan operasional satuan Batalyon Aksus Satuan-81 Kopassus dimasa mendatang.

Jakarta, Februari 2013

Penulis

R.Sidharta Wisnu Graha S.E

Kolonel Inf NRP 1910034660170