Essay HTN Organisasi Masyarakat

19
Kelas : HTN C Nama dan NPM : Togi Kristin Natalia 1006688395 Viera Amelia Priyono 1006688445 Rafie Naufan 1006731903 Aby Haryono 1006756370 Organisasi Kemasyarakatan Indonesia sebagai negara demokrasi menjamin hak seluruh warga negaranya untuk menyalurkan aspirasinya dan mengeksplorasi diri mereka masing-masing untuk mencapai suatu kondisi ideal tertentu yang diinginkan. Dalam Pasal 28 dan Pasal 28 A-J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, dijabarkan secara menyeluruh hak-hak yang dapat diperoleh masyarakat untuk menjamin kesejahteraan dan kebebasan mereka, serta mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, perlu dilaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya merupakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Dengan hakekat pembangunan sebagaimana tersebut di atas, maka pembangunan merupakan pengamalan Pancasila. Masalah keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan nasional adalah wajar. Kesadaran serta kesempatan untuk itu sepatutnya ditumbuhkan, mengingat pembangunan adalah untuk manusia dan seluruh masyarakat Indonesia. Dengan pendekatan ini, usaha untuk menumbuhkan kesadaran tersebut sekaligus juga merupakan upaya untuk memantapkan kesadaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Dalam kerangka inilah letak pentingnya peranan Organisasi Kemasyarakatan, sehingga pengaturan serta pembinaannya perlu diarahkan kepada pencapaian dua sasaran pokok, yaitu : 1. Terwujudnya Organisasi Kemasyarakatan yang mampu memberikan pendidikan kepada masyarakat Warganegara Republik Indonesia ke arah : Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 1 of 19

Transcript of Essay HTN Organisasi Masyarakat

Page 1: Essay HTN Organisasi Masyarakat

Kelas : HTN CNama dan NPM : Togi Kristin Natalia 1006688395

Viera Amelia Priyono 1006688445 Rafie Naufan 1006731903 Aby Haryono 1006756370

Organisasi Kemasyarakatan

Indonesia sebagai negara demokrasi menjamin hak seluruh warga negaranya untuk menyalurkan aspirasinya dan mengeksplorasi diri mereka masing-masing untuk mencapai suatu kondisi ideal tertentu yang diinginkan. Dalam Pasal 28 dan Pasal 28 A-J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, dijabarkan secara menyeluruh hak-hak yang dapat diperoleh masyarakat untuk menjamin kesejahteraan dan kebebasan mereka, serta mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, perlu dilaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya merupakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Dengan hakekat pembangunan sebagaimana tersebut di atas, maka pembangunan merupakan pengamalan Pancasila.

Masalah keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan nasional adalah wajar. Kesadaran serta kesempatan untuk itu sepatutnya ditumbuhkan, mengingat pembangunan adalah untuk manusia dan seluruh masyarakat Indonesia. Dengan pendekatan ini, usaha untuk menumbuhkan kesadaran tersebut sekaligus juga merupakan upaya untuk memantapkan kesadaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional.

Dalam kerangka inilah letak pentingnya peranan Organisasi Kemasyarakatan, sehingga pengaturan serta pembinaannya perlu diarahkan kepada pencapaian dua sasaran pokok, yaitu :1. Terwujudnya Organisasi Kemasyarakatan yang mampu memberikan pendidikan kepada

masyarakat Warganegara Republik Indonesia ke arah :a) Makin mantapnya kesadaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;b) Tumbuhnya gairah dan dorongan yang kuat pada manusia dan masyarakat Indonesia

untuk ikut serta secara aktif dalam pembangunan nasional;2. Terwujudnya Organisasi Kemasyarakatan yang mandiri dan mampu berperan secara

berdaya guna sebagai sarana untuk berserikat atau berorganisasi bagi masyarakat Warganegara Republik Indonesia guna menyalurkan aspirasinya dalam pembangunan nasional, yang sekaligus merupakan penjabaran Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945.

A. Pengertian Organisasi Kemasyarakatan

Organisasi Kemasyarakatan, atau biasa disebut juga dengan Organisasi Massa dan disingkat menjadi Ormas, adalah organisasi yang dibentuk berdasarkan persamaan nasib, sifat, tempat, ataupun tujuan dan cita-cita, dan tidak memiliki unsur politis seperti halnya Partai Politik. Contohnya antara lain organisasi keagamaan, perkumpulan masyarakat tertentu, dan sebagainya.

Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 1 of 12

Page 2: Essay HTN Organisasi Masyarakat

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985, yang dimaksud dengan Organisasi Kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Beberapa dasar hukum berdirinya Organisasi Kemasyarakatan ini antara lain Pasal 28C tentang hak memajukan diri dan memperjuangkan haknya secara kolektif untuk masyarakat, bangsa dan negaranya. Pasal 28E (1) tentang kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan bersikap seusai hati nurani, (2) hak berserikat, berkumpul dan berpendapat. Pasal 28F tentang hak berkomunikasi untuk mengembangkan pribadi & lingkungan. Selain itu, Organisasi Msyarakat juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.

Salah satu ciri penting dalam Organisasi Kemasyarakatan adalah kesuka-relaan dalam pembentukan dan keanggotaannya. Anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia bebas untuk membentuk, memilih, dan bergabung dalam Organisasi Kemasyarakatan yang dikehendaki dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Organisasi Kemasyarakatan dapat mempunyai satu atau lebih dari satu sifat kekhususan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini, yaitu kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Organisasi atau perhimpunan yang dibentuk secara sukarela oleh anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia yang keanggotaannya terdiri dari Warganegara Republik Indonesia dan warganegara asing, termasuk dalam pengertian Organisasi Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini, dan oleh karenanya tunduk kepada ketentuan-ketentuan Undang-undang No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.

Organisasi atau perhimpunan yang dibentuk oleh Pemerintah antara lain Praja Muda Karana (Pramuka), Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri), dan lain sebagainya, sedangkan organisasi atau perhimpunan yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia yang bergerak dalam bidang perekonomian seperti Koperasi, Perseroan Terbatas, dan lain sebagainya, tidak termasuk dalam pengertian Organisasi Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 Undang-undang No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.

B. Asas dan Tujuan Organisasi Kemasyarakatan

Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985, Organisasi Kemasyarakatan berdasarkan Pancasila sebagai satu-satunya asas. Asas sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah asas dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi Organisasi Kemasyarakatan harus dipegang teguh oleh setiap Organisasi Kemasyarakatan dalam memperjuangkan tercapainya tujuan dan dalam melaksanakan program masing-masing.

Adapun tujuan Organisasi Kemasyarakatan berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 ialah Organisasi Kemasyarakatan menetapkan tujuan masing-masing sesuai dengan sifat kekhususannya dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maksud dari pasal ini adalah bahwa tiap-tiap Organisasi Kemasyarakatan memiliki kebebasan untuk menetapkan tujuan khususnya masing-masing,

Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 2 of 12

Page 3: Essay HTN Organisasi Masyarakat

entah berdasarkan kepentingan agama atau ras tertentu, untuk mencapai suatu kondisi ideal tertentu, dan sebagainya, selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila dan peraturan perundangan di Indonesia serta nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.

C. Fungsi Organisasi Kemasyarakatan

Organisasi Kemasyarakatan atau Ormas merupakan sebuah organisasi yang di bentuk oleh masyarakat atas dasar kesamaan maksud maupun tujuan, menurut pasal 1 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan organisasi kemasyarakatan merupakan organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Menurut hal itu dapat di simpulkan Ormas berfungsi sebagai wadah bagi masyarakat yang memiliki kesamaan tertentu untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sesuai dengan Pancasila, organisasi masyarakat juga di fungsikan menyukseskan pembangunan nasional baik dari dalam maupun luar organisasi kemasyarakatan seperti pembinaan anggotanya dan turut membantu pembangunan masyarakat sekitar sebagaimana yang di sebutkan dalam UUD 1945.

Fungsi Organisasi Kemasyarakatan, menurut Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 antara lain sebagai berikut: Sebagai wadah penyalur sesuai kepentingan anggotanya; Sebagai wadah pembinaan dan pengembangan anggotanya dalam usaha mewujudkan

tujuan organisasi; Sebagai wadah peran serta dalam usaha menyukseskan pembangunan nasional; Sebagai sarana penyalur aspirasi anggota, dan sebagai sarana komunikasi sosial timbal

balik antar anggota, dan/atau antar organisasi kemasyarakatan, dan antara organisasi kemasyarakatan dengan organisasi kekuatan sosial politik, Badan Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat, dan Pemerintah.

Oleh karena Organisasi Kemasyarakatan dibentuk atas dasar sifat kekhususannya masing-masing, maka sudah semestinya apabila Organisasi Kemasyarakatan berusaha melakukan kegiatan sesuai dengan kepentingan para anggotanya.

Organisasi Kemasyarakatan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan anggotanya merupakan tempat penempaan kepemimpinan dan peningkatan keterampilan yang dapat disumbangkan dalam pembangunan disegala bidang dalam usaha mewujudkan tujuan organisasi. Karena dalam pembangunan nasional yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, pembangunan nasional itu memerlukan upaya untuk terus meningkatkan keikutsertaan secara aktif seluruh lapisan masyarakat Indonesia serta upaya untuk memantapkan kesadaran kehidupan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pembangunan adalah usaha bersama bangsa untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Oleh karena itu Organisasi Kemasyarakatan sebagai wadah peranserta anggota masyarakat, merupakan kebutuhan yang tidak dapat dielakkan.

Menurut Koentjaraningrat (1982) bahwa dalam pembangunan nasional manusia merupakan titik sentral, yang berarti bahwa seluruh kegiatan pembangunan nasional harus diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Suatu bangsa selalu menghendaki adanya keseimbangan, keserasian dan keselarasan hubungan antara manusia

Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 3 of 12

Page 4: Essay HTN Organisasi Masyarakat

dengan Tuhannya, antara sesama manusia, antara manusia dengan masyarakat, antara manusia dengan lingkungannya, dengan cita-cita kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Maka karena itu organisasi masyarakat berfungsi dalam pembangunan nasional manusia

D. Hak dan Kewajiban Organisasi Kemasyarakatan

Hak Ormas

Menurut pasal 6 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan berhak:

a) melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi;b) mempertahankan hak hidupnya sesuai dengan tujuan organisasi.

Dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapat tujuan organisasi haruslah kegiatan tersebut sesuai dengan pancasila dan UUD serta telah di tetapkan sebelumnya dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi tersebut, tujuan organisasi menurut

Pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan, menyebutkan: Organisasi Kemasyarakatan menetapkan tujuan masing-masing sesuai dengan sifat kekhususannya dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi organisasi masyarakat memiliki tujuan yang berbeda-beda karena sifat kekhususan dari organisasi masyarakat ini, organisasi masyarakat harus bersifat khusus karena pembentukannya berdasarkan kesamaan-kesamaan agama, profesi, fungsi yang membedakan tiap-tiap organisasi masyarakat.

Disebutkan juga dalam pasal 8 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan: Untuk lebih berperan dalam melaksanakan fungsinya, Organisasi Kemasyarakatan berhimpun dalam satu wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis. Meski memiliki kegiatan dan tujuan yang berbeda-beda namun kegiatan dari organisasi kemasyarakatan tidaklah boleh menyalahi nilai-nilai pancasila. Yang dimaksud dengan "satu wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis" ialah hanya ada satu wadah untuk setiap jenis Ormas, seperti untuk Organisasi Kemasyarakatan pemuda dalam wadah yang sekarang bernama Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), untuk Organisasi Kemasyarakatan tani dalam wadah yang sekarang bernama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), dan lain sebagainya.

Organisasi masyarakat juga berhak untuk mempertahankan hak hidupnya sesuai tujuan organisasi selama tidak menyalahi aturan yang telah di tetapkan undang-undang serta bertentangan dengan pancasila, pemerintah tidak dapat membekukan dan membubarkan organisasi kemasyarakatan begitu saja, selama tidak melanggar aturan-aturan yang di sebutkan dalam pasal 13, 14, 15, 16 dan 17 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan.

Kewajiban Ormas

Menurut Pasal 7 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan,Organisasi Kemasyarakatan berkewajiban:

a) Mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;b) Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila dan Undang-undang Dasar

1945;c) Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 4 of 12

Page 5: Essay HTN Organisasi Masyarakat

Organisasi masyarakat memiliki keharusan untuk memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah tangga, hal ini bertujuan agar organisasi memiliki haluan yang jelas, serta memperjelas bentuk dari suatu organisasi, dalam Anggaran Dasar dan Anggaran rumah tangga menggambarkan mekanisme kerja dari suatu organisasi serta memuat tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan suatu Organisasi masyarakat, Hal-hal yang tercantum dalam setiap AD/ART suatu organisasi tergantung dari perhatian organisasi tersebut kepada suatu hal. Ada suatu hal yang dalam suatu organisasi dimasukkan dalam AD atau ART-nya karena dianggap penting, tetapi diorganisasi lain bisa jadi hal tersebut tidak dimasukkan dalam AD atau ART organisasi tersebut karena dianggap tidak penting.

Dalam pasal 2 dan pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan, organisasi masyarakat haruslah satu-satunya berasaskan pancasila karena sejalan dengan usaha pemantapan penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam rangka menjamin kelestarian Pancasila, maka Organisasi Kemasyarakatan perlu menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas, Organisasi masyarakat juga harus memiliki tujuan yang sesuai dengan UUD 1945, organisasi masyarakat yang memiliki peran dalam meningkatkan keikutsertaan secara aktif seluruh lapisan masyarakat Indonesia serta upaya untuk memantapkan kesadaran kehidupan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Organisasi masyarakat sesuai dengan pancasila dan UUD 1945 selain membantu pembangunan nasional juga harus menjaga kesatuan dan keutuhan Negara Republik Indonesia.

Berdasarkan Pasal 8 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan untuk lebih berperan dalam melaksanakan fungsinya, Organisasi Kemasyarakatan berhimpun dalam satu wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis. Yang dimaksud dengan "satu wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis" ialah hanya ada satu wadah untuk setiap jenis Ormas, seperti untuk Organisasi Kemasyarakatan pemuda dalam wadah yang sekarang bernama Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), untuk Organisasi Kemasyarakatan tani dalam wadah yang sekarang bernama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), dan lain sebagainya.

E. Syarat Berdirinya suatu Organisasi Kemasyarakatan

Syarat-syarat lahirnya suatu Organisasi Kemasyarakatan antara lain sebagai berikut:1. Dibentuknya para inisiator dari beberapa orang badan pendiri organisasi umunya

berjumlah ganjil.2. Diangkatnya orang-orang / tokoh-tokoh masyarakat yang dipilih untuk duduk sebagai

dewan penasehat dan dewan pembina yang yang pengurusnya berjumlah ganjil.3. Diangkatnya orang-orang yang mempunyai kemampuan berorganisasi untuk duduk dalam

susunan pengurus organisasi.4. Adanya tempat atau kantor pusat atau sekretariat dan perangkat-perangkatorganisasi

umumnya berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan membentuk cabang disetiap provinsi, setiap kabupaten, anak cabang disetiap kecamatan, ranting disetiap kelurahan / desa diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia baik dalam negeri dan perwakilan diluar negeri.

5. Pembuatan Akta Pendirian Organisasi melalui kantor Notaris dan PPAT yang ditunjuk dilengkapi dengan legalitas lainnyao Anggaran dasar dan Anggaran rumah tanggao Keterangan izin domisilio Keterangan terdaftar di kantor pajak / NPWP

Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 5 of 12

Page 6: Essay HTN Organisasi Masyarakat

o Pengesahan Organisasi ke Dirjen Kesbang Departemen Dalam Negerio Pengesahan Hak Paten Nama dan Logo Organisasi ke Direktorat Hak Paten

Departemen Hukum dan HAMo Rekening bank yang ditunjuk

6. Tambahan persyaratan lainnya, yaitu: Dana awal Program kerja jangka pendek, menengah, panjang Program kegiatan antara lain membuat proposal kegiatan yang isinya terdiri dari :

Nilai dan Visi, Misi, Aturan, Profesionalisme, Insentif, Sumber Daya dan Rencana Kerja.

F. Keanggotaan dan Kepengurusan Organisasi Kemasyarakatan

Keanggotaan Organisasi Kemasyarakatan

Keanggotaan dan Kepengurusan Organisasi Kemasyarakatan diatur dalam Bab IV UU No. 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Pasal 9 menyebutkan bahwa Setiap Warganegara Republik Indonesia dapat menjadi anggota Organisasi Kemasyarakatan. Hal ini dimaksudkan bahwa, setiap warga negara Indonesia, apapun latar belakang, suku, agama, profesi dan hal-hal lain yang terdapat padanya, tidak menghalangi dirinya untuk menjadi anggota dari suatu Organisasi Kemasyarakatan. Hal ini juga didasarkan pada hakikat Organisasi Kemasyarakatan yang didirikan berdasarkan persamaan pemikiran, keyakinan, cita-cita, dan tujuan tanpa memangdang status dan latar belakang dari anggotanya, asalkan sesuai dengan masing-masing jiwa Organisasi Kemasyarakatan tersebut.

Keanggotaan organisasi kemasyarakatan adalah bersifat sukarela, yang pelaksanaannya diserahkan kepada organisasi yang bersangkutan, namun demi adanya tertib administrasi diperlukan pendaftaran anggota. Pembagian jenis keanggotaan itu sendiri juga didasarkan kepada kehendak dan persetujuan masing-masing Organisasi Kemasyat\rakatan, yang pada umumnya diletakkan pada anggaran dasar rumah tangganya. Jenis-jenis keanggotaan antara lain Anggota Aktif dan Anggota Tidak Aktif, adapula yang membaginya menjadi Anggota Inti, Anggota Simpatisan dan Anggota Kehormatan.

Kepengurusan Organisasi Kemasyarakatan

Pasal 10 UU No. 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan menyebutkan bahwa tempat kedudukan Pengurus atau Pengurus Pusat Organisasi Kemasyarakatan ditetapkan dalam anggaran dasarnya. Hal ini berarti bahwa Undang-Undang tidak mengatur secara pasti dan jelas bagaimana susunan kepengurusan suatu Organisasi Kemasyarakatan, karena pada hakikatnya Organisasi Kemasyarakatan dibentuk atas prakarsa mandiri para pendirinya maka segala kepengurusan yang didalamnya harus sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan aspirasi para anggotanya, yang dituangkan dalam anggaran dasar rumah tangga.

G. Keuangan Organisasi Kemasyarakatan

Oleh karena organisasi masyarakat ini menjadi satu komunitas besar tentunya sama dengan sistem kerja dimana terdapat standarisasi dan struktur mengenai keungan dalam

Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 6 of 12

Page 7: Essay HTN Organisasi Masyarakat

kelompok. Sesuai dengan UU No. 8 tahun 1985 yang dijadikan sebagai landasannya, dimana dalam undang-undang tersebut dipaparkan penjelasan dari keuangan dalam organisasi masyarakat itu sendiri (bab V Pasal 11 tentang Keuangan), dituliskan bahwa keuangan Organisasi Kemasyarakatan itu sendiri berasal dari iuran anggota, sumbangan yang tidak mengikat, serta berasal dari usaha lain yang sah.

Mengenai iuran anggota sendiri tentu sebelumnya ada kesepakatan awal mengenai jumlah yang harus dibayarkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan, baik dalam sebulan maupun dalam jangka waktu setahun, dimana kesepakatan ini merupakan kesepakat dalam organisasi masyarakat itu sendiri, sistem keuangan antar organisasi masyarakat yang satu dan yang lain tentunya tidak sama. Semua memiliki cara dan strategi sendiri dalam usaha mengembangkan organisasi nya demi kelangsungan dan kesejahteraan anggota organisasi masyarakat tersebut.

Selain dari pada 3 ketetapan urusan keuangan organisasi, dapat pula mendapat bantuan keuangan dari luar negeri, dimana bantuan keuangan kepada organisasi kemasyarakatan yang diperoleh dari luar negeri ini harus dengan persetujuan Pemerintah Pusat. Namun pada hakekatnya cara ini hanya dilakukan bagi organisasi masyarakat yang melakukan pembangunan dalam urusan kenegaraan dan pemerintah pusat itu sendiri. selain itu mengenai sumbangan yang tidak mengikat maksudnya adalah dimana sumbangan sukarela dari setiap anggota. Mengenai sumbangan sukarela ini tidak dipaksakan dan tidak menjadi sebuah ketetapan. Sumbangan ini dikatakan tidak mengikat dalam arti tidak dipaksakan dan tidak dibebankan kepada anggota. Hanya sebagai sumbangan sukarela baik dalam bentuk dan jumlahnya.

H. Pembinaan Organisasi Kemasyarakatan

Pembinaan Organisasi kemasyarakatan diatur dalam Pasal 12 UU No. 8 tahun 1985 tetang Organisasi Kemasyarakatan, yang menyatakan bahwa:

1. Pemerintah melakukan pembinaan terhadap Organisasi Kemasyarakatan2. Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (1) diatur dengan

Peraturan PemerintahOrganisasi kemasyarakatan memegang peran penting dalam pembangunan nasional

seperti dalam ketentuan umum UU No. 8 tahun 1985 yaitu dalam rangka penataan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dalam proses pembentukan organisasi kemasyarakatan, segala yang bersangkutan dengan organisasi masyarakat tersebut dilaporkan kepada pemerintah dan mendapat persetujuan dan kesepakat untuk jalannya kegiatan organisasi masyarakat tersebut. Yang dimaksud dengan persetujuan Pemerintah Pusat adalah persetujuan yang diberikan oleh Menteri Dalam Negeri, atau Menteri/Pimpinan Lembaga Non Departemen lainnya setelah mendengar pertimbangan Menteri Dalam Negeri.Selain itu, dalam menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan organisasi, diperlukan keseimbangan antara hak dan kewajibannya yang dapat dipertanggungjawabkan, baik terhadap anggotanya, maupun terhadap masyarakat, bangsa dan negara.

Mengenai pembinaan organisasi masyarakat dilakukan agar tersusunnya struktur organisasi masyarakat sehingga dapat tercapai tujuan dan kesejahteraan bersama. Keanggotaan organisasi kemasyarakatan adalah bersifat sukarela, yang pelaksanaannya diserahkan kepada organisasi yang bersangkutan, namun demi adanya tertib administrasi diperlukan pendaftaran anggota. Dalam halnya, Pemerintah melakukan pembinaan terhadap organisasi kemasyarakatan agar dapat tumbuh dan berkembang secara sehat dan mandiri,

Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 7 of 12

Page 8: Essay HTN Organisasi Masyarakat

sehingga dapat memberikan pengaruh positif dalam mendinamisasikan dan meningkatkan swadaya serta mendorong kreativitas masyarakat yang merupakan sumber daya manusia yang sangat potensial. Bimbingan dilakukan dengan cara memberikan saran, anjuran, petunjuk, pengarahan, nasihat, pendidikan dan latihan atau penyuluhan agar organisasi kemasyarakatan dapat tumbuh secara sehat dan mandiri serta dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.

Selain dari pada melakukan pembinaan, dilakukan juga pengayoman sebagai bentuk penghargaan dan pengakuan hak-hak para anggota sebagai anggota organisasi masyarakat yang telah disetujui oleh pemerintah tersebut. Pengayoman dilakukan dengan cara memberikan perlindungan hak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pemberian dorongan dilakukan dongan cara menggairahkan, menggerakkan kreativitas dan aktivitas yang positif, memberikan penghargaan dan kesempatan untuk mengembangkan diri agar dapat melaksanakan fungsinya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, dalam hal kekuatan organisasi masyarakat itu sendiri, maka organisasi kemasyarakatan diupayakan berhimpun dalam wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis. Seperti yang di tuliskan dalam Ketentuan UU NO 8 tahun 1985 bab VI mengenai Pembinaan, dituliskan bahwa Pemerintah melakukan pembinaan terhadap Organisasi Kemasyarakatan dan sebagaimana Pelaksanaan pembinaan tersebut diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 18 tahun 1986 tentang pelaksanaan Undang-undang nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan dijelaskan mengenai pembinaan itu sendiri. dituliskan bahwa Pembinaan teknis organisasi kemasyarakatan dilakukan oleh Menteri dan/atau Pimpinan Lembaga non Departemen yang membidangi sifat kekhususan organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan dan Pelaksanaan pembinaan teknis organisasi kemasyarakatan di daerah dilakukan oleh instansi teknis di bawah koordinasi Gubernur, Bupati/Walikotamadya.

I. Pembekuan dan Pembubaran Organisasi Kemasyarakatan

Berdasarkan Pasal 13 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan, Pemerintah dapat membekukan Pengurus atau Pengurus Pusat Organisasi Kemasyarakatan apabila Organisasi Kemasyarakatan:

a. melakukan kegiatan yang mengganggu keamanan dan ketertiban umum;b. menerima bantuan dari pihak asing tanpa persetujuan Pemerintah;c. memberi bantuan kepada pihak asing yang merugikan kepentingan Bangsa dan

Negara.Selanjutnya ditegaskan pada Pasal 14 bahwa Apabila Organisasi Kemasyarakatan

yang Pengurusnya dibekukan masih tetap melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, maka Pemerintah dapat membubarkan organisasi yang bersangkutan. Selain itu, pada Pasal 15 disebutkan bahwa Pemerintah juga dapat membubarkan Organisasi Kemasyarakatan yang tidak memenuhi ketentuan-ketentuan Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 7, dan/atau Pasal 18.

Lembaga yang berwenang untuk membekukan Pengurus atau Pengurus Pusat dan membubarkan Organisasi Kemasyarakatan adalah Pemerintah. Yang dimaksud dengan "Pemerintah" dalam pasal-pasal ini adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Tingkat I yaitu Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, dan Pemerintah Daerah Tingkat II yaitu Bupati / Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II.

Wewenang membekukan dan membubarkan tersebut berada pada:

Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 8 of 12

Page 9: Essay HTN Organisasi Masyarakat

a. Pemerintah Pusat bagi Organisasi kemasyarakatan yang ruang lingkup keberadaannya bersifat nasional;

b. Gubernur bagi organisasi Kemasyarakatan yang ruang lingkup keberadaannya terbatas dalam wilayah Propinsi yang bersangkutan;

c. Bupati/Walikotamadya bagi Organisasi Kemasyarakatan yang ruang lingkup keberadaannya terbatas dalam wilayah Kabupaten/Kotamadya yang bersangkutan.Pembekuan dan pembubaran dapat dilakukan setelah mendengar keterangan dari

Pengurus atau Pengurus Pusat Organisasi Kemasyarakatan yang bersangkutan dan setelah memperoleh pertimbangan dalam segi hukum dari Mahkamah Agung untuk tingkat nasional, sedangkan untuk tingkat Propinsi dan tingkat Kabupaten/Kotamadya setelah memperoleh pertimbangan dari instansi yang berwenang sehingga dapat dipertanggungjawabkan dari semua segi, bersifat mendidik, dalam rangka pembinaan yang positif, dan dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembubaran merupakan upaya terakhir.

Berdasarkan Pasal 16 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan, Pemerintah membubarkan Organisasi Kemasyarakatan yang menganut, mengembangkan, dan menyebarkan paham atau ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme serta ideologi, paham, atau ajaran lain yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam segala bentuk dan perwujudannya. Yang dimaksud dengan "ideologi, paham, atau ajaran lain yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam segala bentuk dan perwujudannya" ialah segala ideologi, paham, atau ajaran yang bertentangan dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, dasar negara, dan ideologi nasional, serta Undang-Undang Dasar 1945.

Berikut ini adalah mekanisme Pembekuan dan Pembubaran Ormas berdasarkan PP Nomor 18 Tahun 1986.

Sebelum melakukan pembekuan ormas, Pemerintah terlebih dahulu menegur secara tertulis sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dengan jarak waktu 10 (sepuluh) hari kepada Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat ormas bersangkutan.

Apabila teguran tidak diindahkan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah diterima surat teguran, Pemerintah memanggil Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat sesuai dengan ruang lingkup keberadaannya untuk didengar keterangannya.

Apabila panggilan tidak dipenuhi atau setelah didengar keterangannya ternyata ormas yang bersangkutan masih tetap melakukan tindakan yang melanggar maka Pemerintah membekukan Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan.

Sebelum melakukan tindakan pembekuan, bagi ormas yang mempunyai ruang lingkup Nasional, Pemerintah Pusat meminta pertimbangan dan saran dalam segi hukum dari Mahkamah Agung.

Bagi ormas yang mempunyai ruang lingkup Propinsi atau Kabupaten/Kotamadya, Gubernur atau Bupati/Walikotamadya, Pemerintah meminta pertimbangan dari instansi yang berwenang di daerah.

Tindakan pembekuan dapat juga dilakukan oleh Gubernur atau Bupati/Walikotamadya terhadap pengurus Daerah dari organisasi kemasyarakatan yang mempunyai ruang lingkup Nasional yang berada di wilayahnya apabila melakukan tindakan yang melanggar.

Gubernur harus meminta pertimbangan dan petunjuk Menteri Dalam Negeri. Menteri Dalam Negeri, sebelum memberi pertimbangan dan petunjuk, terlebih dahulu mendengar keterangan dari Pengurus Pusat ormas yang bersangkutan.

Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 9 of 12

Page 10: Essay HTN Organisasi Masyarakat

Pemerintah dapat mempertimbangkan untuk mencabut kembali pembekuan Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat apabila ormas yang bersangkutan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan memenuhi ketentuan sebagai berikut: a.secara nyata tidak lagi melakukan kegiatan yang mengakibatkan pembekuannya; b.mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan melakukan pelanggaran lagi; c.mengganti Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat yang melakukan kesalahan tersebut.

Apabila Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat yang dibekukan masih tetap melakukan kegiatan yang mengakibatkan pembekuan, ormas bersangkutan dapat dibubarkan oleh Pemerintah.

Pemerintah sebelum melakukan tindakan pembubaran, terlebih dahulu memberikan peringatan tertulis kepada organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan.

Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah menerima peringatan tertulis, ormas tersebut masih melanggar, Pemerintah dapat membubarkan ormas bersangkutan.

Sebelum melakukan tindakan pembubaran, bagi ormas yang mempunyai ruang lingkup Nasional, Pemerintah Pusat meminta pertimbangan dan saran dalam segi hukum dari Mahkamah Agung.

Bagi ormas yang mempunyai ruang lingkup Propinsi atau Kabupaten/Kotamadya, Gubemur atau Bupati/Walikotamadya, Pemerintah Pusat meminta pertimbangan dan saran dari instansi yang berwenang di daerah serta petunjuk dari Menteri Dalam Negeri dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pembubaran yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Gubernur, Bupati/Walikotamadya diberitahukan kepada Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan dan diumumkan kepada masyarakat.

Pemerintah membubarkan ormas yang menganut, mengembangkan dan menyebarkan paham atau ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme serta ideologi paham atau ajaran lain yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam segala bentuk dan perwujudannya, sesuai dengan ruang lingkup keberadaan organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan.

Pembubaran dilakukan dengan memperhatikan saran dan pertimbangan instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Setelah dibubarkan, organisasi kemasyarakatan tersebut dinyatakan sebagai organisasi terlarang. Keputusan pembubaran dan pernyataan sebagai organisasi terlarang disampaikan secara tertulis kepada ormas yang dibubarkan tersebut dan diumumkan kepada masyarakat.Sebenarnya keberadaan Peraturan ini sudah sangatlah usang karena sudah tidak sesuai

lagi dengan semangat Reformasi yang terus bergulir di Negeri ini. Tapi, kewibawaan UU ini juga masih berlaku sebagai payung hukum untuk menindak Ormas-ormas yang telah terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan ini sebelum ada UU yang mencabutnya.

J. Organisasi Kemasyarakatan di Indonesia

Organisasi Kemasyarakatan di Indonesia amat beragam dan banyak jumlahnya. Banyaknya ragam dan jumlah Organisasi Kemasyarakatan di Indonesia ini mencerminkan kepribadian masyarakat Indonesia yang menjungjung tinggi demokrasi dan kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pikiran. Masyarakat Indonesia juga dapat dikatakan kritis, mempunyai jiwa pemberontak dan keinginan bersatu padu yang cukup kuat.

Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 10 of 12

Page 11: Essay HTN Organisasi Masyarakat

Pendiri Organisasi Kemasyarakatan di Indonesia berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, usia, status sosial, pekerjaan, kepercayaan, dan sebagainya. Misalnya saja Organisasi Kemasyarakatan yang didirikan oleh masyarakat muda, atau kelas pelajar dan mahasiswa. Organisasi-organisasi ini pada umumnya bercirikan adanya aspirasi dan semangat jiwa muda yang ingin membuat perubahan di Indonesia agar menjadi lebih baik dalam hal-hal tertentu. Contohnya saja ada ClubSpeak, yaitu organisasi yang bergerak di bidang pencegahan korupsi. Organisasi ini didirikan oleh para pelajar dan mahasiswa yang ingin menerbarkan benih-benih kejujuran dan anti korupsi sejak dini, sehingga program kerja mereka adalah memberikan penyuluhan yang menarik bagi pelajar dan mahasiswa seusia mereka agar menjadi generasi penerus tanpa korupsi. Selain itu juga ada Indonesian Future Leader, Indonesian Youth Conference, dan sebagainya yang bertujuan untuk membentuk pribadi generasi muda yang berani, bersih, berwawasan luas dan mampu mengaspirasikan pendapat mereka demi kemajuan dan kemakmuran bangsa di masa depan.

Organisasi Kemasyarakatan lainnya, yang dibentuk oleh generasi pasca mahasiswa, lebih beragam lagi jenis dan jumlahnya. Ada yang didirikan atas persamaan kepercayaan dan keyakinan seperti Front Pembela Islam, ada yang berdasarkan suku seperti Forum Kabinet Betawi dan sejenisnya, ada pula yang bersifat mengawasi pemerintahan seperti Indonesian Corruption Watch dan Indonesian Police Watch. Organisasi ini bertujuan untuk membentuk pemerintahan Indonesia yang lebih bersih dan baik lagi, dengan cara melakukan pengawasan terhadap pemerintah dan menginformasikannya kepada masyarakat.

Organisasi lainnya juga ada yang bersifat mengajak masyarakat untuk hidup lebih baik lagi, seperti Bike to Work yang mengajak masyarakat untuk menggunakan sepeda menuju kantor sehingga mengurangi polusi. Adapula Jakarta Green Club, Greeneratoid dan sebagainya yang mengajak masyarakat untuk lebih peduli kepada lingkungan dan mencegah efek global warming lebih lanjut serta menghijaukan bumi untuk masa depan yang lebih baik.

Selain yang telah disebutkan diatas, masih banyak lagi contoh-contoh Organisasi Kemasyarakatan yang ada di Indonesia, yang didirikan dengan tujuan dan latar belakang yang beragam. Kesemuaan itu pada intinya bertujuan untuk bersama mencapai cita-cita, mempertahankan suatu kebudayaan, serta membentuk masyarakat dan masa depan Indonesia yang baik.

Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 11 of 12

Page 12: Essay HTN Organisasi Masyarakat

Daftar Pustaka UU No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan Penjelasan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1986 tentang

Pelaksanaan UU No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemaysarakatan http://www.jimly.com http://www.Nasionalinilah.com/ Asshidiqie, Jimly. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. 2006. Jakarta: Sekretariat

Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusional RI.

Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 12 of 12