Essay

5
Nama : Rizka Amalia ( RiRi ) Jurusan : Sastra Indonesia Asal : dari lahir sampe sekarang masih Semarang Twitter : @ririzkamalia #numpangpromosi CURHATKU :’) hahaha Sebelumnya perkenalkan saya Riri maba Sastra Indonesia Universitas Diponegoro Semarang. Alhamdulillah saya masuk sasindo undip lewat snmptn jalur tulis. Selain ada kebanggaan tersendiri karena saya dapat lolos snmptn serta itu adalah kali pertamanya nama saya terpampang di koran “2124206390 RIZKA AMALIA 432015” dengan ukuran font kurang dari sepuluh :’) wkowkowko dan setidaknya saya dapat meringankan beban ortu yang tidak mengeluarkan biaya terlalu banyak karena saya diterima snmptn ( if you know what I mean ) . Terus terang saja ya, sasindo bukan pilihan pertama saya ketika saya mendaftar snmptn tapi itu bukan berarti sasindo itu cadangan buat saya namun pilihan pertama saya tapi yang saya masukkan ke pilhan dua #apabedanya-_- . Begini kronologi atau timeline-nya mengapa saya memilih sasindo wkwkw.. Check this out..! Dulu saya mendapatkan kehormatan mengikuti snmptn jalur undangan dan saya hanya memilih prodi psikologi undip dan unnes padahal di snmptn jalur undangan memberi kesempatan empat prodi dua universitas. Nah, karena cita- cita saya sejak SMA kelas X adalah menjadi seorang psikolog di bidang klinis yang bekerja di RSJ atau rumah sakit umum ( ya bisa di bilang dokter jiwa, tapi bukan psikiater ) Riri’s Essay | 1

Transcript of Essay

Page 1: Essay

Nama : Rizka Amalia ( RiRi )

Jurusan : Sastra Indonesia

Asal : dari lahir sampe sekarang masih Semarang

Twitter : @ririzkamalia #numpangpromosi

CURHATKU :’) hahaha

Sebelumnya perkenalkan saya Riri

maba Sastra Indonesia Universitas

Diponegoro Semarang. Alhamdulillah saya

masuk sasindo undip lewat snmptn jalur tulis.

Selain ada kebanggaan tersendiri karena saya

dapat lolos snmptn serta itu adalah kali

pertamanya nama saya terpampang di koran

“2124206390 RIZKA AMALIA 432015”

dengan ukuran font kurang dari sepuluh :’)

wkowkowko dan setidaknya saya dapat

meringankan beban ortu yang tidak

mengeluarkan biaya terlalu banyak karena

saya diterima snmptn ( if you know what I

mean ) .

Terus terang saja ya, sasindo bukan

pilihan pertama saya ketika saya mendaftar

snmptn tapi itu bukan berarti sasindo itu

cadangan buat saya namun pilihan pertama

saya tapi yang saya masukkan ke pilhan dua

#apabedanya-_- . Begini kronologi atau

timeline-nya mengapa saya memilih sasindo

wkwkw.. Check this out..!

Dulu saya mendapatkan kehormatan

mengikuti snmptn jalur undangan dan saya

hanya memilih prodi psikologi undip dan

unnes padahal di snmptn jalur undangan

memberi kesempatan empat prodi dua

universitas. Nah, karena cita-cita saya sejak

SMA kelas X adalah menjadi seorang

psikolog di bidang klinis yang bekerja di RSJ

atau rumah sakit umum ( ya bisa di bilang

dokter jiwa, tapi bukan psikiater ) dan dapat

membuka praktik di rumah. Tapi itu semua

kandas tatkala pada tanggal 26 Mei 2012 pada

pukul 17.00 WIB ( setelah coret-coretan

seragam kelulusan hehe ) saya harus

menerima kenyataan yang rasanya 11:12

sama rasa kopi yaitu saya gak lolos snmptn

jalur undangan T.T . Ya, itu semua mungkin

memang takdir Allah sekaligus sentilan

dariNya karena waktu itu saya ujub yah

semacam sombong namun dari luar tak

nampak, hanya aku dan Allah yang tahu.

Ujubnya itu saya yakin benar kalau pasti

diterima jalur snmptn secara yah sekolah yang

saya tempati adalah SMA Negeri RSBI di

kota Semarang ibukota Jawa Tengah

#sombong-_- dan saya mendaftar ptn yang

ada di Semarang apalagi saya termasuk

peringkat tengah keatas yang mendapatkan

jalur undangan. Ketika saya melihat

pengumumannya di layar leppy sih raut wajah

saya hanya diam dan berulang kali

mengucapkan “gakpapa, masih ada jalur tulis,

semangat..!” tapi didalem hati rasanya

Riri’s Essay | 1

Page 2: Essay

KEMROPOK banget.. Secara Ujian

Nasional usai saya gak belajar sama sekali

dan PD banget ngandelin jalur undangan itu

( ya makanya Allah gak ngasih ). Lalu masih

ada kesempatan dua minggu buat belajar

untuk snmptn tulis. Saya pun berubah menjadi

sadar diri jangan ujub dan sombong, saya

harus lebih tawakal , ikhtiar, serta lebih

mendekatkan diri pada Tuhan. Disini saya

berpikir, snmptn tulis hanya ada dua prodi

satu universitas atau dua universitas

( kelompok IPS ) , dalam snmptn tulis

psikologi unnes saingan memang dikit

( sumber : akumulasi peminat tahun 2011 )

tapi kalau setelah dipikir-pikir nanggung juga,

rumah masih di Semarang tapi jauh banget

sama unnes, mau nglaju apa kuat ini bodi -_- ,

mau ngekos juga nanggung. Ya sudah,

akhirnya saya putuskan untuk mendaftar di

undip semuanya saja yang dekat ( kurang

lebih cuma 20menit dari rumah :v ). Dipilihan

pertama saya memang masih mencoba

peruntungan saya di psikologi undip dan yang

dipilihan dua saya nggak galau sih mau pilih

apa, sebenarnya sejak SMP saya pengen

menimba ilmu di Sastra Indonesia karena

pada dasarnya saya memang suka bahasa ibu

negeriku dan di bidang ini saya dapat bebas

berekspresi.

Banyak orang yang bertanya “kenapa

nggak milih jurusan ekonomi?” , yang pasti

sejak SMP aku nggak suka pelajaran

ekonomi, bukan karena susah tapi mumet

haha :v. Ada lagi yang bertanya “kenapa gak

ikut papa mu di hukum?” (papa saya lulusan

tahun ‘90 Fakultas Hukum UNDIP), lah saya

gak suka apalan yang bener-bener paten,

apalagi lulusan sarjana hukum mblader

haha :v #modus males sama hapalan -_- .

Menurut saya, buat apa sekolah pusing-

pusing, susah-susah mikir sampe rambut

rontok semua, jidad jadi kemplink kalau

endingnya juga jadi warga sipil biasa yang tak

istimewa -_- . Ya, akhirnya saya mantab

memilih psikologi dan sasindo undip setelah

saya konsultasikan sama Allah lewat shalat

istikharah #ceileh .

Setelah snmptn, saya selalu shalat

hajat setelah shalat dhuha agar permintaan

saya diterima snmptn dikabulkan sama Allah.

Perasaan saya selalu mengakatan “Sastra

Indonesia”. Dan benar saja, alhasil saya

diterima, Alhamdulillah . Terlintas sedikit

pikiran liar saya untuk mencoba UM

Psikologi UNDIP, namun saya berpikir lagi

“halah, ngabisin duit ah, kasihan papa yang

cari uang. Apalagi aku belum tentu sukses

disitu. Ini yang di beri Allah. Takdirku

memang menjadi seorang sastrawan. Ini dunia

ku, dunia bebas berekspresi dan menjadi

orang yang berwawasan karena pandai dalam

berbahasa yaitu bahasa ibu negeriku sendiri.”

Saya bangga sekali menjadi

mahasiswa Sastra Indonesia. Bayangkan saja,

di Indonesia, jurusan ini termasuk jurusan

langka yang hanya dimiliki Perguruan Tinggi

Negeri saja yang swasta nggak punya dan

nggak semua PTN punya jurusan ini juga.

Riri’s Essay | 2

Page 3: Essay

Apalagi sasindo hanya membuka program

Strata 1 tidak ada program diploma, benar-

benar langka kan?? Berarti saya termasuk

mahasiswa limmited edition. Lalu saya

menguri-uri bahasa negeriku sendiri yang

secara implisit bahasa Indonesia itu susah.

Kok bisa susah?? Susahlah, lihat saja nilai

UN Bahasa Indonesia apa ada yg mendapat

nilai sempurna? Jangan bilang pake kunci -

_- , coba kita lihat ilmu pasti atau ilmu

hapalan, banyak yang mendapat nilai

sempurna tanpa kunci.

Saya InsyaAllah akan mengikuti

UKM teater. Saya sih dulu semasa SMA

nggak ikut ekstra teater, cuma sekarang

pengen banget ikut untuk mengasah ke-

koyanan ku haha :v. Intinya saya akan

mengikuti apa saja yang pas dengan dunia

saya ( tapi belum fix juga hehe ) .

Setelah lulus S1 sasindo, InsyaAllah

saya akan langsung melanjutkan S2. Papa

menyarankan untuk lanjut di Susatra atau

Linguistik UNDIP, namun itu semua masih

rencana .

Untuk saya jadi apa nantinya, itu sih

kehendak Allah akan menakdirkan saya jadi

apa haha :v namun bukan berarti saya tidak

mempunyai harapan dan cita-cita yang lebih

dari satu. Harapan saya menimba ilmu disini

adalah saya penerus bangsa yang mendalami

Bahasa dan Sastra Indonesia agar orang-orang

asing dapat menghargai serta menghormati

bangsa ini karena “BANGSA YANG BESAR

ADALAH BANGSA YANG

MENGHARGAI BUDAYA BANGSANYA

SENDIRI” dan agar mereka lebih ingin tahu

tentang Indonesia serta mempelajari budaya

dan bahasa kita.

Untuk cita-cita , saya mempunyai cita-

cita lebih dari satu. Saya ingin menjadi

novelis atau pengarang, pujangga, pakar

bahasa Indonesia, pengusaha, dan masih

banyak lagi ( kalau saya jabarin nanti gak

selesai-selesai :v ). Namun saya mempunyai

satu cita-cita yang paling tinggi adalah

menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, saya memang tak

sepandai yang lain, namun saya punya

semangat . Karena saya dulu pelajar

( sekarang mahasiswa ), saya miris melihat

dan merasakan sistem pendidikan yang

menurut saya itu terlalu lebay dan terlalu

banyak mata pelajarannya yang memberatkan

siswa tak seperti yang diluar negeri, dan lain-

lain yang menurut saya tak pas ( mau tahu

maksud saya? Wawancarai saya :p ).

Yah, maaf jikalau essai saya itu lebay

yang penting tulisannya gak 4L4Y , judulnya

saja Curhatku , ya isinya tentang curhatanku

haha :v . Usai sudah essai yang saya buat,

sebenarnya masih banyak hal yang ingin saya

tuang tapi apa daya jari ini lelah untuk

bercerita wkwkwk, selain itu lumayan buat

ngirit ongkos ngeprint :v, serta saya kasihan

sama yang baca. Saya mohon maaf jika

terdapat salah kata. Dhadha bubay.... :D

Riri’s Essay | 3