Essay
-
Upload
rizka-amalia -
Category
Documents
-
view
8 -
download
0
Transcript of Essay
Nama : Rizka Amalia ( RiRi )
Jurusan : Sastra Indonesia
Asal : dari lahir sampe sekarang masih Semarang
Twitter : @ririzkamalia #numpangpromosi
CURHATKU :’) hahaha
Sebelumnya perkenalkan saya Riri
maba Sastra Indonesia Universitas
Diponegoro Semarang. Alhamdulillah saya
masuk sasindo undip lewat snmptn jalur tulis.
Selain ada kebanggaan tersendiri karena saya
dapat lolos snmptn serta itu adalah kali
pertamanya nama saya terpampang di koran
“2124206390 RIZKA AMALIA 432015”
dengan ukuran font kurang dari sepuluh :’)
wkowkowko dan setidaknya saya dapat
meringankan beban ortu yang tidak
mengeluarkan biaya terlalu banyak karena
saya diterima snmptn ( if you know what I
mean ) .
Terus terang saja ya, sasindo bukan
pilihan pertama saya ketika saya mendaftar
snmptn tapi itu bukan berarti sasindo itu
cadangan buat saya namun pilihan pertama
saya tapi yang saya masukkan ke pilhan dua
#apabedanya-_- . Begini kronologi atau
timeline-nya mengapa saya memilih sasindo
wkwkw.. Check this out..!
Dulu saya mendapatkan kehormatan
mengikuti snmptn jalur undangan dan saya
hanya memilih prodi psikologi undip dan
unnes padahal di snmptn jalur undangan
memberi kesempatan empat prodi dua
universitas. Nah, karena cita-cita saya sejak
SMA kelas X adalah menjadi seorang
psikolog di bidang klinis yang bekerja di RSJ
atau rumah sakit umum ( ya bisa di bilang
dokter jiwa, tapi bukan psikiater ) dan dapat
membuka praktik di rumah. Tapi itu semua
kandas tatkala pada tanggal 26 Mei 2012 pada
pukul 17.00 WIB ( setelah coret-coretan
seragam kelulusan hehe ) saya harus
menerima kenyataan yang rasanya 11:12
sama rasa kopi yaitu saya gak lolos snmptn
jalur undangan T.T . Ya, itu semua mungkin
memang takdir Allah sekaligus sentilan
dariNya karena waktu itu saya ujub yah
semacam sombong namun dari luar tak
nampak, hanya aku dan Allah yang tahu.
Ujubnya itu saya yakin benar kalau pasti
diterima jalur snmptn secara yah sekolah yang
saya tempati adalah SMA Negeri RSBI di
kota Semarang ibukota Jawa Tengah
#sombong-_- dan saya mendaftar ptn yang
ada di Semarang apalagi saya termasuk
peringkat tengah keatas yang mendapatkan
jalur undangan. Ketika saya melihat
pengumumannya di layar leppy sih raut wajah
saya hanya diam dan berulang kali
mengucapkan “gakpapa, masih ada jalur tulis,
semangat..!” tapi didalem hati rasanya
Riri’s Essay | 1
KEMROPOK banget.. Secara Ujian
Nasional usai saya gak belajar sama sekali
dan PD banget ngandelin jalur undangan itu
( ya makanya Allah gak ngasih ). Lalu masih
ada kesempatan dua minggu buat belajar
untuk snmptn tulis. Saya pun berubah menjadi
sadar diri jangan ujub dan sombong, saya
harus lebih tawakal , ikhtiar, serta lebih
mendekatkan diri pada Tuhan. Disini saya
berpikir, snmptn tulis hanya ada dua prodi
satu universitas atau dua universitas
( kelompok IPS ) , dalam snmptn tulis
psikologi unnes saingan memang dikit
( sumber : akumulasi peminat tahun 2011 )
tapi kalau setelah dipikir-pikir nanggung juga,
rumah masih di Semarang tapi jauh banget
sama unnes, mau nglaju apa kuat ini bodi -_- ,
mau ngekos juga nanggung. Ya sudah,
akhirnya saya putuskan untuk mendaftar di
undip semuanya saja yang dekat ( kurang
lebih cuma 20menit dari rumah :v ). Dipilihan
pertama saya memang masih mencoba
peruntungan saya di psikologi undip dan yang
dipilihan dua saya nggak galau sih mau pilih
apa, sebenarnya sejak SMP saya pengen
menimba ilmu di Sastra Indonesia karena
pada dasarnya saya memang suka bahasa ibu
negeriku dan di bidang ini saya dapat bebas
berekspresi.
Banyak orang yang bertanya “kenapa
nggak milih jurusan ekonomi?” , yang pasti
sejak SMP aku nggak suka pelajaran
ekonomi, bukan karena susah tapi mumet
haha :v. Ada lagi yang bertanya “kenapa gak
ikut papa mu di hukum?” (papa saya lulusan
tahun ‘90 Fakultas Hukum UNDIP), lah saya
gak suka apalan yang bener-bener paten,
apalagi lulusan sarjana hukum mblader
haha :v #modus males sama hapalan -_- .
Menurut saya, buat apa sekolah pusing-
pusing, susah-susah mikir sampe rambut
rontok semua, jidad jadi kemplink kalau
endingnya juga jadi warga sipil biasa yang tak
istimewa -_- . Ya, akhirnya saya mantab
memilih psikologi dan sasindo undip setelah
saya konsultasikan sama Allah lewat shalat
istikharah #ceileh .
Setelah snmptn, saya selalu shalat
hajat setelah shalat dhuha agar permintaan
saya diterima snmptn dikabulkan sama Allah.
Perasaan saya selalu mengakatan “Sastra
Indonesia”. Dan benar saja, alhasil saya
diterima, Alhamdulillah . Terlintas sedikit
pikiran liar saya untuk mencoba UM
Psikologi UNDIP, namun saya berpikir lagi
“halah, ngabisin duit ah, kasihan papa yang
cari uang. Apalagi aku belum tentu sukses
disitu. Ini yang di beri Allah. Takdirku
memang menjadi seorang sastrawan. Ini dunia
ku, dunia bebas berekspresi dan menjadi
orang yang berwawasan karena pandai dalam
berbahasa yaitu bahasa ibu negeriku sendiri.”
Saya bangga sekali menjadi
mahasiswa Sastra Indonesia. Bayangkan saja,
di Indonesia, jurusan ini termasuk jurusan
langka yang hanya dimiliki Perguruan Tinggi
Negeri saja yang swasta nggak punya dan
nggak semua PTN punya jurusan ini juga.
Riri’s Essay | 2
Apalagi sasindo hanya membuka program
Strata 1 tidak ada program diploma, benar-
benar langka kan?? Berarti saya termasuk
mahasiswa limmited edition. Lalu saya
menguri-uri bahasa negeriku sendiri yang
secara implisit bahasa Indonesia itu susah.
Kok bisa susah?? Susahlah, lihat saja nilai
UN Bahasa Indonesia apa ada yg mendapat
nilai sempurna? Jangan bilang pake kunci -
_- , coba kita lihat ilmu pasti atau ilmu
hapalan, banyak yang mendapat nilai
sempurna tanpa kunci.
Saya InsyaAllah akan mengikuti
UKM teater. Saya sih dulu semasa SMA
nggak ikut ekstra teater, cuma sekarang
pengen banget ikut untuk mengasah ke-
koyanan ku haha :v. Intinya saya akan
mengikuti apa saja yang pas dengan dunia
saya ( tapi belum fix juga hehe ) .
Setelah lulus S1 sasindo, InsyaAllah
saya akan langsung melanjutkan S2. Papa
menyarankan untuk lanjut di Susatra atau
Linguistik UNDIP, namun itu semua masih
rencana .
Untuk saya jadi apa nantinya, itu sih
kehendak Allah akan menakdirkan saya jadi
apa haha :v namun bukan berarti saya tidak
mempunyai harapan dan cita-cita yang lebih
dari satu. Harapan saya menimba ilmu disini
adalah saya penerus bangsa yang mendalami
Bahasa dan Sastra Indonesia agar orang-orang
asing dapat menghargai serta menghormati
bangsa ini karena “BANGSA YANG BESAR
ADALAH BANGSA YANG
MENGHARGAI BUDAYA BANGSANYA
SENDIRI” dan agar mereka lebih ingin tahu
tentang Indonesia serta mempelajari budaya
dan bahasa kita.
Untuk cita-cita , saya mempunyai cita-
cita lebih dari satu. Saya ingin menjadi
novelis atau pengarang, pujangga, pakar
bahasa Indonesia, pengusaha, dan masih
banyak lagi ( kalau saya jabarin nanti gak
selesai-selesai :v ). Namun saya mempunyai
satu cita-cita yang paling tinggi adalah
menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, saya memang tak
sepandai yang lain, namun saya punya
semangat . Karena saya dulu pelajar
( sekarang mahasiswa ), saya miris melihat
dan merasakan sistem pendidikan yang
menurut saya itu terlalu lebay dan terlalu
banyak mata pelajarannya yang memberatkan
siswa tak seperti yang diluar negeri, dan lain-
lain yang menurut saya tak pas ( mau tahu
maksud saya? Wawancarai saya :p ).
Yah, maaf jikalau essai saya itu lebay
yang penting tulisannya gak 4L4Y , judulnya
saja Curhatku , ya isinya tentang curhatanku
haha :v . Usai sudah essai yang saya buat,
sebenarnya masih banyak hal yang ingin saya
tuang tapi apa daya jari ini lelah untuk
bercerita wkwkwk, selain itu lumayan buat
ngirit ongkos ngeprint :v, serta saya kasihan
sama yang baca. Saya mohon maaf jika
terdapat salah kata. Dhadha bubay.... :D
Riri’s Essay | 3