esai beswan

download esai beswan

of 6

Transcript of esai beswan

ESAI BESWAN DJARUMSaya adalah seorang mahasiswa Teknik Lingkungan ITS yang sangat ingin mendapatkan beasiswa Djarum pada semester lima saya ini. Nama saya Handriyanti Diah Puspitarini. Ada beberapa alasan mengapa saya ingin mendapat beasiswa ini. Yang pertama adalah saya ingin mendapat pelatihan soft skills dari pihak Djarum yang sebagaimana kalangan mahasiswa tahu bahwa Djarum merupakan salah satu perusahaan rokok yang memberikan pengeluaran CSR-nya untuk meningkatkan mutu mahasiswa Indonesia bukan hanya dengan memberikan materi berupa uang secara mentah tetapi juga memberikan pelatihan soft skills kepada mahasiswa penerimanya. Itulah yang membuat beasiswa Djarum ini berbeda dengan beasiswa lain yang hanya menransfer uang ke rekening si penerima beasiswa tetapi tidak mengembangkan bagaimana inputnya dapat menjadi output yang lebih baik. Selama ini mahasiswa Indonesia hanya memperoleh soft skills paling banyak di bidang karya tulis seperti pembuatan PKM dan bila bergabung di dalam himpunan. Dua hal tersebut sangat berbeda jauh. Karya tulis yang bergerak dalam bidang kekreatifan mahasiswa dan himpunan yang bergerak dalam bidang kepemimpinan. Jika saya dapat memperoleh beasiswa Djarum ini, saya akan langsung mendapat paket keduanya secara lengkap dalam pelatihan soft skills dari pihak Djarum. Seperti halnya sebuah instalasi pengolahan air, saya merupakan input berupa mahasiswa yang ingin diolah dalam proses pelatihan soft skills beasiswa Djarum seperti karya tulis, esai, pelatihan kepemimpinan berupa outbond. Seluruh proses tersebut hanya bertujuan satu yaitu untuk memperoleh output yang unggul dibandingkan mahasiswa yang tidak menerima beasiswa Djarum. Keunggulan tersebut terlihat pada bagaimana kreatif dan sifat sosialisasi beswan Djarum. Seluruh kesempatan yang akan diberikan Djarum kepada saya, jika saya menjadi beswan, tidak akan saya sia-siakan. Karena bagaimanapun soft skills seperti inilah yang sangat dibutuhkan dalam dunia setelah saya lulus dengan gelar ST (Sarjana Teknik) dibelakang nama saya yaitu dunia pekerjaan. Alasan kedua, saya mengenal beberapa beswan Djarum yang telah menceritakan pengalamannya setahun bersama Djarum. Orang tersebut adalah dua orang kakak senior saya yaitu Johan Tectona (2006) dan Alfan (2007). Saya termasuk dekat dengan mereka berdua. Dengan Johan, dia pernah menjadi asisten lab saya saat saya masih semester satu dalam mata

kuliah Kimia Lingkungan sedangkan dengan Alfan, saya pernah mengerjakan PKM-GT bersama dengan dia. Dari kedekatan itulah mereka banyak bercerita bagaimana enaknya menjadi penerima beswan Djarum. Yang paling membuat saya kaget adalah cerita Johan tentang lomba blog dari Djarum. Saya pikir pelatihan soft skills dari Djarum hanya sebatas karya tulis atau outbond, namun ternyata Djarum juga menginginkan bahwa anak beswannya tidak gaptek (gagap teknologi) dengan salah satu caranya yaitu mengadakan lomba blog. Saya sudah memiliki blog yang berisi tentang diary saya, tetapi baru kali ini saya mengetahui ada perusahaan pemberi beasiswa yang mengadakan lomba seperti itu dengan hadiah yang tidak tanggung-tanggung. Justru itulah yang membuat saya membuka mata bahwa seharusnya bukan hanya uang saja yang diincar jika mencari beasiswa. Nilai lebih itulah yang membuat saya ingin menjadi seorang beswan. Satu orang lagi yang saya kenal sebagai seorang beswan yaitu paman saya sendiri. Namanya Nurcholis. Saya kurang tahu beliau menjadi beswan pada tahun berapa. Saya hanya diceritakan olehnya bahwa beberapa tahun yang lalu saat belum sama sekali program CSR diwajibkan oleh pemerintah, Djarum sudah berani menyisihkan uangnya untuk membantu mahasiswa yang kurang mampu serta diberi pelatihan. Pada jaman paman saya dulu, pelatihan hanya berupa karya tulis dan sedikit outbond. Namun soft skills yang beliau dapat dari pelatihan karya tulis itulah yang mengantarkan beliau bekerja di perusahaan IT di Batam dengan bayaran dolar hingga sekarang. Bahkan beliau sering dikirim ke Jerman dan Singapur untuk mengetahui bagaimana perkembangan IT di sana dan diterapkan serta disesuaikan di Indonesia. Saat beliau melamar pekerjaan di perusahaan tersebut, beliau hanya berbekal sebuah esai yang berisi CV secara implisit. Karena telah memperoleh soft skills dari Djarum, beliau dapat menulis esai tersebut dengan lancer tanpa melupakan untuk menulis hal-hal lebih yang patut diperhitungkan untuk diterima di perusahaan tersebut. Dari pengalaman paman saya itulah saya menjadi lebih ingin menjadi seorang beswan, karena ternyata soft skills yang diperoleh di pelatihan beswan sangat berguna di masa depan bahkan mungkin menentukan kemana saya akan melangkah ke jalan selanjutnya untuk mencapai tujuan saya. Apakah saya akan menempuh jalan berkelokkelok dan berbatu atau jalan lurus dengan sedikit kerikil. Alasan yang ketiga adalah saat saya melihat iklan beswan Djarum di televisi dengan semboyannya yaitu Come Join Us, saya sangat tertarik melihat isinya. Di iklan tersebut terlihat banyak mahasiswa dengan angkatan yang sama saling berbincang-bincang dan melakukan hal yang justru membuat saya kagum yaitu outbond. Saya pikir outbond yang mereka lakukan

hanyalah outbond biasa seperti yang saya lakukan saat saya sedang pelatihan LKMM (Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa) yang hanya menekankan leadership dan teamwork. Namun, outbond yang saya lihat di iklan tersebut adalah permainan airsoft gun di lapangan terbuka. Saya belum pernah melakukan permainan tersebut, namun saya yakin bahwa permainan tersebut juga mengajarkan salah satu hal penting dalam hal aplikasi outbond yang mungkin bahkan banyak pemandu LKMM lupa akan pentingnya hal ini. Hal tersebut adalah self defensing. Self defensing sangat penting aplikasinya di kehidupan nyata, contohnya saat saya nantinya berada di dunia kerja, saya tahu bahwa saya sangat butuh sifat teamwork dengan rekan kerja saya dan sifat leadership agar saya dapat memimpin minimal diri saya sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan. Sifat self defensing ini juga sangat berpengaruh pada kuat tidaknya mental seorang pekerja dalam menghadapi dunia pekerjaan yang pasti menjadi dunia baru dan membutuhkan sifat adaptasi yang tinggi dan cepat. Jika saya menjadi seorang beswan djarum, saya ingin meningkatkan ketiga sifat ini dengan seimbang. Sifat teamwork untuk jiwa eksternal saya dan sifat leadership-self defensing untuk internal saya. Jujur saja, dalam pelatihan LKMM saya yang sudah mencapai tingkat TD (Tingkat Dasar), setelah tingkat pra TD, saya masih belum dapat mengembangkan jiwa leadership saya dengan baik, namun untuk jiwa teamwork saya akui bahwa saya sudah mencapai nilai lebih bagus daripada sebelum saya mengikuti LKMM tersebut. Tetapi untuk sifat self-defensing sendiri inilah yang saya masih sangat kurang memenuhi standar, saya masih suka kurang percaya diri dengan kemampuan saya sendiri dalam adu argumen. Bila saya disuruh mengungkapkan argumen apa saja yang ada dalam pikiran saya, saya dapat secara spontan mengatur kata-kata yang sistematis dan mampu memberi contoh yang lebih mudah dimengerti oleh orang yang mendengarkan argumen saya, tetapi jika ada seseorang yang menentang argumen saya, saya kurang bisa mempertahankan pendapat saya. Hal inilah yang sering menjatuhkan saya saat presentasi di depan kelas, jika ada orang yang bertanya tentang apa yang saya jelaskan di depan kelas, saya masih bisa menjelaskan lagi dengan simpulan dan contoh yang lebih singkat. Namun, jika ada yang menyanggah argumen saya, sebenarnya di otak saya sudah tersusun kata-kata yang sangat mudah dikeluarkan tetapi mulut saya tidak bisa mengeluarkan kata-kata tersebut. Dengan pelatihan dari beswan djarum ini, saya berharap dapat memperoleh kekuatan untuk lebih membuka mulut saya. Alasan yang terakhir adalah baru saja saya melihat CD dari salah satu juri karya tulis Djarum yang berjudul Simfoni Citra Bangsa. Saya sangat tertarik dengan isinya. Di dalamnya

berisi tentang seluruh kegiatan para beswan selama di Semarang. Sesuatu yang membuat saya semakin ternganga adalah ternyata dalam kegiatan akhir angkatan beswan djarum ini mereka diajarkan sesuatu yang sangat tidak akademik sekali bahkan mungkin harus mengajarkan dari awal soft skills baru ini. Soft skills ini adalah berbagai kegiatan seperti dalam kegiatan ekstrakurikuler yaitu menari, menyanyi, dan memainkan alat musik perkusi. Saya sangat suka menyanyi, namun saya belum pernah menuangkan hal tersebut dalam acara apapun apalagi menari dan bermain alat musik sangat tidak mungkin saya lakukan. Tetapi dalam acara beswan djarum ini, seluruh potensi terpendam yang dimiliki para beswan langsung terkuak dengan mudah yang tentu saja dengan bimbingan para pengajar. Sebagai seorang anggota himpunan, saya merasa himpunan saya ini kurang adanya soft skills yang didapat dari kegiatan bersenang-senang seperti yang ditekankan dalam pelatihan beswan Djarum yaitu bersenang-senang demi masa depan yang cerah. Selama ini, anggota himpunan hanya bersenang-senang melalui kegiatan mendaki gunung dan pergi ke tempat wisata, namun para anggota ini belum pernah mengadakan seminar atau talkshow khusus anggota himpunan sendiri yang isinya me-refresh otak dengan tertawa ataupun mengadakan outbond khusus anggota himpunan yang extraordinary tidak seperti dalam LKMM karena sebenarnya banyak anggota himpunan yang justru hanya mengikuti LKMM di jenjang LKKM pra TD, itupun karena diwajibkan oleh pihak institut. Oleh karena itu, jika saya menjadi seorang beswan, saya ingin mengaplikasikan seluruh pelatihan yang saya dapatkan ke anggota himpunan saya dalam bentuk kegiatan outbond dan seminar yang bertujuan untuk meningkatkan soft skills seluruh anggota himpunan dan mempererat hubungan antaranggota. Selain untuk anggota himpunan jurusan saya, saya juga ingin mengajarkan soft skillss ini pada adik saya. Sebenarnya adik saya ini bukanlah orang yang malas, namun dia seperti kurang semangat jika melakukan sesuatu. Dia termasuk orang yang Plegmatis yang selalu membutuhkan bimbingan dalam aktivitasnya. Selama ini, ibu saya selalu memotivasi dirinya dengan cara membandingkan prestasi saya dengan kondisi dia sekarang. Contohnya, sekarang dia hanya dapat memperoleh kursi di SMA Negeri 20 Surabaya sedangkan dulu saya dapat memperoleh bangku SMA Negeri 5 Surabaya. Dari situlah ibu saya dapat memacu keinginannya untuk selalu dapat seperti saya, meskipun saya sendiri berpikir bahwa diri saya ini masih terlalu kurang untuk dijadikan pembanding. Yang saya salutkan dari diri adik saya adalah sebenarnya dia anak yang

cerdas, tidak seperti saya yang merupakan tipe rajin, namun justru itulah yang membuatnya kurang mengeksplorasi dirinya karena dia merasa sudah cukup atas apa yang dia dapatkan sekarang. Dengan soft skills yang saya dapatkan dari beswan djarum ini saya berharap adik saya dapat terpacu semangatnya untuk mendapatkan beasiswa yang bukan hanya dalam hal materi namun juga pelatihan soft skills meskipun nantinya bukan djarum yang dia peroleh. Saya juga ingin dapat menularkan ilmu yang saya dapatkan di beswan ini pada adik saya meskipun hanya berupa semangat untuk menuangkan pikirannya dalam hal karya tulis atau esai. Hal yang membuat saya heran dengan sistem seleksi yang dilakukan oleh pihak Djarum ini adalah terlihat sekali kurang adanya koordinasi antara pihak pusat dan pihak regional. Dalam website, tidak terdapat syarat seperti penyerahan esai dan foto 4R, namun ternyata dalam persyaratan regional yang tercantum dari panitia seminar Get Out of The Box terdapat dua persyaratan tersebut. Sebenarnya saya dan beberapa teman saya sudah terlanjur mengumpulkan berkas-berkas ke kantor Djarum Surabaya di Jl. Kedungdoro, setelah itu baru dua persyaratan itu muncul. Persyaratan itu membuat saya dan teman-teman saya kelabakan sehingga kami langsung menghubungi Bapak Legowo dari pihak Djarum, tetapi Bapak Legowo sendiri menyuruh kami langsung mengumpulkan saja seperti yang tertera dalam website utama tanpa embel-embel setiap regional berbeda persyaratan sesuai otonomi panitianya. Kedua hal tersebut cukup membuat kami langsung berpikir spontan bahwa tidak adanya koordinasi antara pihak pusat dan dari panitia regional. Beberapa hari kemudian, teman saya ada yang menghubungi Bapak Legowo lagi, dan ternyata yang beliau katakan berbeda dengan sebelumnya. Beliau berkata bahwa nanti para pendaftar yang persyaratannya kurang akan dihubungi baik via sms maupun email untuk melengkapi persyaratan tersebut. Namun, hingga mendekati batas pengumpulan pun kami belum mendapat konfirmasi ini. Karena saya dan teman-teman saya sangat menginginkan menjadi salah satu beswan Djarum ini, akhirnya kami memutuskan untuk mengirimkan kembali berkas-berkas tersebut dengan kelengkapan persyaratan dari pihak regional. Jika saya menjadi seorang beswan, saya akan membuat blog khusus untuk penjaringan calon beswan regional surabaya dengan link yang langsung tersedia di blog beswan Djarum pusat. Blog tersebut isinya mengenai persyaratanpersyaratan out of the box khusus pendaftar regional Surabaya sehingga tidak terjadi miss informasi seperti yang saya dan teman-teman saya alami sekarang.

Saya juga sedikit berpikir, mengapa esai merupakan salah satu persyaratan dari beswan reginal Surabaya karena menurut saya kurang efektif. Jika saya menjadi beswan djarum, saya ingin persyaratan esai dikurangi, awalnya 2000 kata menjadi 500 kata, namun harus ditulis tangan. Dari tulisan tangan ini, pihak panitia regional Surabaya mengundang salah seorang ahli pictograph untuk membaca sekilas bagaimana kepribadian si anak ini dan jika dia lolos dari tahap seleksi berkas ini akan ada tahap seleksi kesua yaitu tahap wawancara yang kepribadiannya akan terbaca saat tahap berbicara face to face ini. Dengan begitu, seorang beswan yang diterima bukan hanya orang yang lolos tahap berkas di mana panitia sendiri belum tahu bagaimana dasar kepribadian si anak ini apakah layak memperoleh beasiswa super dari Djarum ini karena menurut saya bukan hanya orang yang membutuhkan beasiswa ini saja yang diterima, namun juga orang yang mau mengaplikasikan soft skillss-nya pada dirinya sendiri dan orang lain.