Epidemiologi dan pencegahan (blok Infeksi).ppt

153
Epidemiologi dan pencegahan beberapa penyakit Blok Infeksi

description

diktat

Transcript of Epidemiologi dan pencegahan (blok Infeksi).ppt

  • Epidemiologi dan pencegahan beberapa penyakitBlok Infeksi

  • MALARIA (ICD-9 084, ICD-10 B50-B54)Pengenalan:Ada 4 jenis parasit malaria yang menginfeksi manusia.Plasmodium vivaxPlasmodium falciparumP. ovalePlasmodium malariae

    Pola demam mula2 seperti infeksi lain.

  • Pengenalan malaria tropica (falciparum)Gejala: demam, menggigil, keringat, batuk, diare, gangguan pernapasan, sakit kepala, nausea, anorexia

    Anemia berat, ikterik, gagal ginjal (black water fever), gangguan hati, hypoglicemia, acidosis

    Gangguan koagulasi, syok, encefalopati akut, edema paru dan otak, koma, kematian

  • Pengenalan Malaria Tertiana dan QuartanaMalaria tertiana (ICD -9 084.1; ICD -10 B51)

    Malaria Quartana (ICD-9 084.2; ICD-10 B52)

    Lemah, suhu tubuh naik perlahan-lahan, demam menggigil suhu tubuh naik cepat, sakit kepala, mual, keringat banyak. Dapat terjadi setiap 2 atau 3 hari sekali

  • Gejala klinis dan Agent, Sumber &Cara penularan, Gejala klinis dibagi atas 3 macam:Malaria ringan tanpa komplikasiMalaria klinis beratMalaria klinis berat dengan komplikasiSumber penularan adalah penderitaCara penularan : Melalui gigitan nyamuk anopheles yang terinfeksi

  • Bagaimana malaria ditularkanMelalui gigitan nyamuk anopheles yang terinfeksi (ada 60 species, 30 diantaranya penting)Melalui transfusi darahMelalui jarum dan tabung suntik yang terkontaminasiDari ibu kepada bayi, sebelum atau selama persalinan (congenital malaria)

  • Masa tunas &penularan, kekebalanMasa tunas:Plasmodium falciparum 12 hariPlasmodium vivax dan ovale 14 hariPlasmodium malariae 30 hariMasa periode penularan: Selama ada parasit dalam darah Kekebalan dan kerentanan; Menyerang semua orang, golongan umur, semua golongan ekonomi

  • Berapa lama seorang pasien infeksius terhadap pejamu sehat Pada P vivax dan P ovale sesudah mulai gejala klinis

    Pada P falciparum ketika gametocyt matang muncul di darah tepi

    Penderita yang sembuh dengan obat OAM masih infektif selama beberapa minggu sampai gametocyt menghilang secara alamiah

  • Distribusi penyakitMalaria masih menjadi penyebab utama masalah kesehatan masyarakat di beberapa negara tropis dan subtropis

    Transmisinya masih tinggi di Brasil, Pacific Barat, Asia Tenggara (Thailand dan Indonesia) dan di seluruh Sub Sahara Afrika)

    Endemi di Amerika, Asia dan Afrika(tu SubSahara Afrika)

  • Distribusi penyakit menurut spesiesMalaria ovale terutama di Sub Sahara Afrika

    Malaria tropika terutama di negara tropis (Amazon, Thailand dan Kamboja)

    Malaria tertiana Papua New Guinea, Irian jaya, Sumatera, Kepulauan Solomon dan GuyanaDi Amerika Serikat, terdapat malaria sejak peretengahan thn 80 an

  • Situasi malaria di dunia> 2 miljar (40 %) penduduk dunia pada 100 negara beresiko terinfeksi, tu wanita hamil, turis yang tidak di vaksinasi, pengungsi, migran dan pekerja di daerah endemi.Ada 300 -500juta kasus malaria akut / tahun 90 % terdapat di Afrika bagian tropisKira-kira 2,7 juta kematian ok malaria/ thn, tu pada anak-anak.Malaria endemi pada > 90 negara

  • Situasi malaria di IndonesiaSKRT 2001 ada 15 juta kasus Malaria dan 38.000 kematian per tahunProporsi kematian malaria 2 %API di Jawa Bali thn 2006 0,19 pe 1000 pendudukAMI di luar Jawa bali thn 2004 21,2 per 1000 pendudukJumlah kabupaten endemis 424, ada 42,4 % penduduk Indonesia beresiko

  • Kelompok risiko tinggi MalariaWanita hamilWisatawan yang tidak mendapat imunisasi pencegahanPengungsiMigrantPekerja yang pindah ke daerah endemi

  • Pola demam Malaria (Paroksisme) ada 3 stadia)Stadium dingin (15 menit-1 jam) nadi cepat, lemah, bibir dan jari pucat kebiruanStadium demam (2-4 jam) muka merah, kulit kering, panas, sakit kepala, mual, muntah. Temp 41 0 CStadium berkeringat (2 4 jam) Suhu turun dengan cepat, penderita lemah

    Demam pada malaria terjadi karena perkembangan parasit malaria dalam sel darah merah

    Puncak serangan panas berbarengan dengan lepasnya merozoit kedalam peredaran darah. Mula-mula demam tidak beraturan, kemudian sesuai dengan spesies parasitnya

  • Kekambuhan malariaSetelah malaria primer pada infeksi P. vivax dan P ovale, ada siklus ekso-eritrosi tik (EE) sekunder, bisa terjadi relaps Relaps terjadi beberapa bulan (> 24 minggu) disebut long term relapsPl Faciparum tidak ada siklus EE, Kekambuhan terjadi kurang dari 8 minggu, short term relapse atau rekrudesensiPl Malariae, kekambuhan bisa terjadi dlm bebrp thn-puluhan thn sejak serangan IDisebut true relaps (rekurensi)

  • Survailans epidemiologi malariaTujuan:Melakukan SKD malaria di Puskes & unit kes lain untuk mencegah KLB malariaMenghasilkan informasi yan cepat dan akurat Penangulangan KLB malaria diniMendapatkan trend penyakit malariaMendapat gambaran distribusi malaria dari waktu ke waktu

  • Kegiatan survailans Malaria dalam 2 periode waktuSurvailans Periode Peringatan Dini (PPD) Memantau secara teratur perkembangan penyakit malaria untuk mencegah KLB

    Penanggulangan KLB, Dilakukan bila - proporsi kenaikan kasus malaria 2 x/ lebih lebih, - ada peningkatan bermakna malaria klinis/ positif, - Pl Falciparum dominan, - ada kasus bayi +, dan kematian krn/ diduga malaria, - ada keresahan masyarakat karena malariaPasca KLB

  • Kegiatan survailans di tingkat puskesmasMengumpulkan data kasusData kematian/ per desa/ per mingguPengamatan kasus malaria klinis Pengamatan kasus malaria positif/ spesies spesiesKelompok umur penderitaPenyelidikan epidemiologi bila penderita positif malariaPenderita malaria diobati klinis dan radikalPenderita yang masih positif setelah diobati

  • Sumber Data survailans MalariaBuku registrasi PustuBuku registrasi dan pemeriksaan lab puskesmasLaporan Juru Malaria desaPencatatan kader malariaPencatatan penderita yang diobati

  • Data yang dikumpulkan pada survailansData upaya pemberantasan vektor Penyemprotan rumah, Pemolesan kelambu, larvaciding, Biological Control, pembersihan lumut

    Data vektor Pengamatan jentik/ bln, kepadatan nyamuk dewasa

    Data Logistik Stok obat anti malari (Artesunate+Amodiaquin, Kloroquin, primakuin, sulfadoksin+ pirimetamin, kina tablet dan kina injeksi, bahan lab dan peralatan

    Data demografi Juml penduduk/ desa, menurut gol umur, pekerjaan dll

    Data lingkungan : Data curah hujan Stratifikasi daerah persawahan, hutan/ pantai dll

    Pada KLB dikumpukan data Jumlah penduduk, wilayah desa/ puskesmas beresiko, data kematian, data kasus malaria dan trendnya, data vektor

  • Penemuan penderita Merupakan kegiatan rutin/ khusus dalam pencarian penderita menurut gejala klinis/ spesimen darah, tdr dr Active case detectionPassive Case detectionMass fever surveyMalariometric SurveyMass Blood surveySurveilans migrasiKontak survey

  • Tujuan penemuan penderitaMenemukan penderita secara diniMemantau fluktuasi malaria: MOPI, MOMI, kasus bayi, kasus indigenous dan persentase Pl falciparum pada daerah dan waktu ttt

    Alat bantu untuk menentukan musim penularanMenilai hasilkegiatan pemberantasan disuatu wilayahPeringatan dini terhadap kemungkinan KLB

  • Diagnosa malariaDiagnosa tersangka malaria: M. klinistanpa periksa lab

    Diagnosa Lab: Positif/ penderita M. Rapid Diagnostic test ditemukan plasmodium vivax atau falciparum saja atau campuran keduanya

    Untuk KLB diagnosa Lab melalui pemeriksaan sediaan darah mikroskopik atau RDT

  • Sistem Kewaspadaan DiniJenis kegiatanPengamatan terus menerus kasus, indegenus dan klinis malaria, kematian, jentik, vektor Pengamatan periodik dari - Vektor longitudinal/ spot - Perilaku masyarakat di daerah endemi/ potential misalnya migrasi/ pola perjaan musimanPengamatan sewaktu angka curah hujanAnalisis terhadap hasil pengamatan kasus, jentik, survei vektor, perilaku

  • Kejadian Luar biasa MalariaAdalah informasi KLB/ suspek. Tindakan:1. Konformasi KLB malaria -SD dan MFS -SD positif malaria pengobatan standar -Penyelidikan epidemiologi menurut orang, tempat, waktu -Pengamatan epidemiologi vektor dan kepadatannya

    2. Penanggulangan KLB untuk mencegah dan atau membatasi penularan malaria dirumah dan tempat-tempat umum yang menjadi sumber a. Pengobatan b. pemberantasan vektor - Distribusi kelambu berinsektisida - Penyemprotan rumah dan Larvasiding - Penyuluhan kesehatan masyarakat - Membuat laporan

  • Penilaian situasi malariaIndeks malariometrik standard

    Spleen rate yi : % anak2 2-9 tahun yang limpanya membesar Manfaatnya: - Mengukur tingkat imunitas penduduk suatu wilayah - Meramalkan KLB - Memperkirakan dampak malaria

    2. Parasit rate yi: % penduduk dengan parasitemia (ada parasit dalam darah)

  • Tingkat endemisitas malariaHipoendemik, indeks limpa anak-anak 2-9 thn 50 %, indeks limpa dws tinggi

    Holoendemik, indeks limpa anak-anak 2-9 thn > 75 %, indeks limpa dws rendah

  • TerminologiMalaria epidemik: Jumlah kasus Sebelumnya endemisitas rendahMalaria endemik: Malaria ditularkan secara alami, insiden terus menerus bisa diukur (thn)Malaria stabil: Prevalensinya relatif stabil selama masa transmisi, antara transmisi, imunitas penduduk tinggiMalaria tidak stabil:Prevalensi fluktuatif selama masa transmisi (thn)

  • Dampak socio-ekonomik dari malariaBiasanya berhubungan dengan kemiskinanHalangan utama terhadap perkembangan ekonomiPada negara dimana endemisitas malaria tinggi, GDP hanya 0.4 tahun / tahun, sedangkan pada negara tanpa malaria GDP + 2.4 %/ thn

  • Elemen dasar dalam strategi pemberantasan malariaMelakukan diagnosa dini dan pengobatan segeraMerencanakan dan melakukan tindakan pencegahan selektif dan terus menerus termasuk pengendalian vektorMelakukan deteksi secara dini untuk mencegah wabahMemperkuat kapasitas lokal untuk sarana dasar dan penelitian ekologi, socio-ekonomi, terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit

  • Cara-cara pemberantasanCara-cara pencegahanDi daerah transmisi tinggi pengobatan harus di dekatkan kerumah, menggunakan obat kombinasi bila resisten. Untuk anak-anak pengobatan dilakukan tanpa menunggu hasil lab, karena mereka adalah carrier

  • I. Pencegahan berbasis masyarakatBerperilaku hidup bersih dan sehat - menghilangkan tempat perindukan nyamuk - membunuh larva (cara kimia/ biologis) - Menggunakan Insectiside-treated mosquito nets (ITNs)Penyemprotan pesticida nyamuk dewasa, pelajari sifat nyamuk sebelumnya (IRS)Pemberantasan vektor secara terpadu

  • 1.3. Pemberantasan vektor terpaduHarus ada akses ke pelayanan kesehatanKerja sama lintas sektoral untuk mengawasi pergerakan dan migrasi pendudukPenyuluhan massal pada penduduk beresiko tinggi tentang cara-cara mencegah penularanDiagnosa dan pengobatan dini penderita malaria akut dan kronisSkrining donor darah

  • II.Tindakan pencegahan peroranganBila pergi ke daerah endemi malaria

    Hindari gigitan nyamukTidak ada obat antimalaria prophylactic yang memberi perlindungan sepenuhnyaOAM tidak selalu harus diberi pada pelancong ke daerah malariaBila pergi ke daerah endemi M. Falciparum bawa OAM untuk keadaan darurat demam

  • 1. Menghindari gigitan nyamukJangan bepergian senja dan malam hariGunakan repelanGunakan kawat kasa anti nyamuk pada pintu dan jendelaGunakan alat semprot nyamuk/ obat nyamuk bakar mengandung pyrethroid malam hari

  • 2. Penyuluhan bila mengunjungi daerah malariaResiko malaria bervariasi antara negara/ daerahIbu hamil dan anak-anak sangat rentan mendapatkan malaria berat/ komplikasiMalaria dapat menyebabkan kematian bila pertolongan terlambatCurigai malaria bila 1 minggu setelah berkunjung ke daerah endemis ada demam dll

  • 3. Penyuluhan ibu hamil dan ortu dari anak-anaka. Malaria pada ibu hamil meningkatkan resiko kematian janin, abortus, stillbirth, bayi baru lahirb. Sedapatnya jangan megunjungi daerah malariac. Proteksi terhadap gigitan nyamuk harus dilakukan dengan cermatd. Pengobatan pencegahan : dengan klorokuin atau meflokuin 5 mg/kgBB/mg setelah bulan ke 3 kehamilan. e. Klorokuin bisa diberi pada anak-anak untuk pencegahan, dosis 5 mg/ kgBB/ mg

  • Tatalaksana pencegahan kasus malariaPenyakit malaria dapat dicegah dengan memberantas sarang nyamuk, mencegah gigitan nyamuk, mengizinkan rmah disemprot dengan insektisida, segera berobat bila sakitMemberantas sarang nyamuk:Mengalirkan air tergenangMembersihkan semak belukarMembersihkan dan merawat tambak Merawat dan memberihkan saluran air disawahMelestarikan hutan bakau sepanjang pantaiMenanam padi serentak diselingi palawijaMelipat baju tergantungMemelihara ikan pemakan jentik

  • Tatalaksana pencegahan kasus malaria (sambungan)Mencegah gigitan nyamuk dengan cara:Memasang kawat kasa pada pintu, jendela dan lubang anginTidur menggunakan kelambuBerada dalam rumah pada malam hariMemakai obat nyamukBila akan bepergian ke daerah endemi malaria: 2 minggu sebelum berangkat minum klorokuin basa 300 mg single dose, seminggu sebelum berangkat minum klorokuin basa 300 mg single dose. Ditempat endemi minum 300 mg klorokuin basa single dose/inggu, setelah kembali, diterukan sampai 4 minggu setelah kembali pulang.

  • Tatalaksana penderita, kontak dan lingkunganPada daerah non-endemik: laporan ke dinas kesehatan setempat, biasanya kasus yang positif lab. Termasuk dalam Disease Under Surveillance.Pada daerah endemik, dibedakan antara kasus probable (tersangka) dan pasti (confirmed)Pasien dianjurkan tidur menggunakan kelambu untuk mencegah penularan ke orang lainLakukan penyelidikan kontak & sumber infeksi

  • Tatalaksana penderita, kontak dan lingkungan (sambungan)Tatalaksana malaria ringan tanpa komplikasi:Anamnesis:Ada keluhan gejala malariaAda riwayat bepergian ke daerah malariaAda riwayat tinggal di daerah malariaPernah menderita malariaPernah mendapat pengobatan malaria duluPem,eriksaan fisik ditemukan demam > 38 , splenomegali, hepatomegali, anemiaPemeriksaan lab (sediaan darah tebal) untuk mengetahui ada tidaknya parasit malaria aseksual dan kepadatan parasit. Dinyatakan dengan positip 1 s/d 4

  • Pengobatan malaria, jenis pengobatanPengobatan malaria klinis tanpa pemeriksaan laboratorium (pengobatan supressif)

    Pengobatan radikal, malaria positip dengan pemeriksaan laboratorium, terdiri atas:Pengobatan malaria tropika (falciparum)Pengobatan malaria tertiana. Quartana dan ovaleMalaria berat, dengan/ tanpa komplikasi harus dirawat

  • Tatalaksana waktu KLB MalariaPengobatan massal dengan Klorokuin dan Primakuin dosis tunggal selama 3 hariPenyemprotan rumah dengan insektisida, cakupan > 90 %Pengobatan penderita Malaria klinis dengan klorokuin selama 3 hari, 2 minggu sesudah pengobatan masal, diulangi setiap 2 minggu sampai penyemprotan selesaiMeniadakan tempat2 perindukan nyamukPenyuluhan kesehatan masyarakatMeningkatkan kualitas penemuan penderita dengan Sistim Kewaspadaan Dini (SKD)Tindakan internasional:Semua alat transportasi harus bebas nyamukTermasuk dalam Disease under Surveillance by WHO

  • Implikasi bencanaMalaria jadi KLB bila ada bencana alam, peperangan dan kerusuhan sosial

    Perubahan cuaca dan lingkungan menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah dan luas wilayah perindukan di daerah endemi dan peningkatan penderita

    Penting upaya pemberantasan yang intensif

  • Tindakan InternasionalPenyemprotan insektisida (Desinfeksi) pada pesawat udara sebelum berangkat dan dipelabuhan singgah

    Penyemprotan pesawat udara, kapal laut dan alat transportasi lain pada saat kedatangan, sesuai kewenangan dan peraturan daerah

    Pemberian OAM kepada pendatang (pengungsi, pekerja musiman dan migrasi serentak dari daerah bebas malaria) yang berpotensi terkena malaria dengan Primaquine 30-45 mg sebagai obat dasar (0,5-0,75 mg/ kgBB), dosis tunggal

  • Tindakan internasional (lanjutan)Pemberantasan malaria masuk dalam strategi utama program WHO dalam pengembangan Primary Health Care

    Di Indonesia ada upaya Gebrak Malaria (Roll Back Malaria/ RBM), masuk dalam Global Fund for AIDS, TB Malaria

  • Tindakan Internasional (lanjutan)Negara anggota WHO diharap melaporkan:Daerah Malaria yang tidak lagi ada resiko terinfeksi malariaKasus impor ke daerah bebas malariaDaerah dengan strain yang resisten Chloroquine dan OAM lainPelabuhan udara/ laut Internasional bebas MPencatatan dan pelaporan kasus dan kematian malaria, wabah dan cakupan pemberantasan

  • Demam Berdarah DenguePengenalan: Demam mendadak 2-7 hari, lemah/ lesu, gelisah, nyeri ulu hati, perdarahan kulit (ptechiae, ecchymosis, purpura. KK terdapat epistaxis, melena, muntah darah, kesadaran menurun, renjatan dengan tendensi kematian.Agent: Virus Dengue tipe 1-2-3-4, terdapat di berbagai daerah di Indonesia. Dengue tipe 3 merupakan serotipe virus yang dominan, menyebabkan kasus berat.Masa inkubasi: 7 hari

  • Penularan, Akibat infeksi & gejala penyakitPenularan: Melalui gigirtan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terdapat di seluruh Indonesia, 1000 m dibawah permukaan laut.Akibat infeksi:Terbentuk antibodiInfeksi asimptomatis (Silent infection)Demam Dengue 5 hariDengue Shock Syndrome (DSS)

  • Tanda dan gejala penyakitDemam tinggi mendadak 2-7 hari, naik turunTanda perdarahan ok trombositopeniHepatomegaliRenjatanThrombositopeniHemokonsentrasiAnoreksia, mual, muntah, sakit perut, diare, konstipasi, kejang. Sakit perut hebat di daerah epigastrium merupakan indikasi perdarahan gitract

  • DiagnosaDemam tinggi mendadak tanpa sebab jelas pada hari ke 2-7Tanda-tanda perdarahanHepatomegaliThrombositopeni (150.000/ mm3/ kurang)Hemokonsentrasi (Ht meningkat 20 %)Serologi (HI test dan Dengue Blot test)

  • Pelaksanaan surveilans DBD1. Justifikasi Peny DBD merupakan vektor-born disease dan potensial terjadi KLB. Program penanggulangan dilakukan oleh unit program P2B bersama program terkait. Surveilans DBD tu untuk deteksi KLB dan monitoring program penanggulangan. Setiap letusan KLB dilakukan penyelidikan epidemiologi dan pemutusan penularan serta pengambilan dan pemeriksaan spesimen

  • Definisi kasusKlasifikasi kasus DBD, DHF/DSS sbb:Kasus suspek: 1. Demam Dengue 2. DHF: DBD/DHF: Demam tinggi mendadak dalam jangka waktu 2-7 hari, dengan gejala Torniquet +, tanda perdarahan, pembesaran hati3. DSS :DHF disertai tanda2 shock

  • Klasifikasi kasus yang lainKasus tersangka (probable)a. Kasus suspek demam dengue yang berhubungan denganb. DHF: kasus, juml.thrombocyt
  • Pelaporan penyakit dan DDSesuai UU no 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular dan PP Menkes no 560 tahun 1989, penderita wajib dilaporkan dalam 24 jamDiferensial diagnosa:Pada awal penyakit dibedakan dengan infeksi bakteri atau virus (Demam Tifoid, Campak, Influenza)Demam Chikunguya (DC)Sepsis, Meningitis MeningokokusITP, Leukemia dan Anemia stadium lanjut

  • Sumber data surveilans DBD

    Sumber data kasus: RS (Lap RL2a dan 2 b)Puskesmas :- SP2TP/ SIMPUS, - Laporan puskesmas sentinel - Laporan W1 dan W2Hasil pemeriksaan lab (spesimen)Hasil penyelidikan kasus dilapangan oleh petugas sangat penting untuk risiko penularan serta mendapatkan kasusData kegiatan program: Laporan pelaksanaan Fogging dan Angka Jentik berkala, hasil dari Pemeriksaan jentik berkala (PJB) yang dilakukan surveilans kabupaten/ kota

  • Manfaat data surveilans untuk manajemen programMonitoring CFR untuk meningkatkan manajemen kasus di RSMonitor Incidence rate untuk menilai dampak programDapat mendeteksi KLB untuk tindakan penanggulangan segeraInformasi insidens rate menurut umur, geografis untuk mengetahui daerah rawan DBDPenyelidikan epidemiologi KLB untuk tahu faktor penyebab agar KLB tidak terulang lagi

  • Pengamatan penyakit DBD di puskesmasKegiatannya terdiri dari:Pencatatan, pengolahan dan penyajian data untuk pemantauan mingguan dan laporan mingguan wabahLaporan bulanan program P2 DBDPenentuan desa/ kelurahan rawan DBDMengetahui kasus DBD/ desaMenentukan musim penularanMengetahui kecenderungan penyakit

  • Kriteria KLB dan tindakanKriteria KLB:Kasus DBD di desa/ kelurahan meningkat 2 kali atau lebih dalam waktu 1 minggu atau 1 bulan, dibandingkan minggu/ bulan sebelumnya atau bulan yang sama tahun lalu dan kasus tersebar di sebagian RK/ RW di desa/ kelurahan tersebutBila terjadi KLB, maka:Puskesmas melakukan tindakan penanggulangan sesuai petunjuk penanggulangan KLB/ Wabah penyakit DBDDilaporkan ke Dinkes Dati II dengan formulir W1Dilaporkan ke Camat dan Lurah untuk penggerakan PSM

  • Kegiatan puskesmas saat KLBPuskesmas ybs melaksanakan:

    Penyelidikan epidemiologi (PE) yaitu: Pencarian penderita/ tersangka DBD lain Pemeriksaan jentik di rumah penderita dan sekitarnya. Tindakan lebih lanjut adalah:Penggerakan masyarakat untuk PSN , di koordinir oleh Lurah/ tim penanggulangan setempat Penyemprotan insektisida

  • Penyelidikan epidemiologiYaitu kegiatan tindak lanjut penemuan kasus DBD berupa kunjungan rumah kasus DBD dan rumah sekitarnya dalam radius 100 m atau 20 rumah serta disekolah jika kasus DBD adalah anak sekolah. Waktu pelaksanaan maksimal 3 x 24 jam setelah menerima laporan kasus, oleh petugas puskesmas terlatih.Penerapan: Pencarian kasus tersangka dan pemeriksaan jentikTujuan: Mengetahui kemungkinan penularan lebih lanjut

  • Pemeriksaan jentik berkalaDilakukan setiap 3 bulan sekali pada 100 rumah/ Kelurahan secara samplingCara memeriksa jentik: Periksa bak mandi/ WC, tempayan, drum dan tempat penampungan air lainJika tidak tampak jentik, tunggu kira-kira 0.5-1 menit, jika ada jentik, ia akan muncul ke permukaan air untuk bernafasDitempat gelap gunakan senter/ batereiPeriksa juga vas bunga, tempat minum burung, kaleng-kaleng/ plastik, ban bekas dllAngka bebas jentik > 95 %

  • Data kasus DBD perlu untukMemantau situasi penyakit DBD, supaya KLB dapat di deteksi secara diniMenentukan wilayah yang rawan DBDMenentukan musim penularanMengetahui perkembangan situasi penyakit, sehingga program pemberantasan penyakit DBD dapat di jalankan secara efektif dan efisien

  • Stratifikasi Desa/ kelurahan Rawan DBDDesa/ kelurahan rawan I (endemis): Bila dalam 3 tahun terakhir setiap tahun terjangkit DBDDesa/ kelurahan rawan II (sporadis): 3 tahun terakhir tidak setiap tahun terjangkit DBDDesa/ kelurahan rawan III (potensial): 3 tahun terakhir tidak pernah terjangkit DBD, penduduknya padat, transportasi dengan wilayah lain ramai, persentasi rumah dengan jentik + > 5 %Desa/ kelurahan bebas DBD: Tidak pernah terjangkit DBD, ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan laut, persentasi rumah dengan jentik + kurang dari 5 %

  • Cara memberantas nyamuk penular DBDNyamuk dewasa: Menggunakan insektisida (fogging) misalnya organophosphat, pyretroid sintetis, Carbamat sebanyak 2 siklus dengan interval 1 mingguPSN, membasmi jentik dengan cara:Kimia (abatisasi) menggunakan Temephos 1 ppm/ 10 gr (1 sendok teh rata) dalam 100 l air, efek residu tahan 3 bulanBiologi menggunakan ikan pemakan jentik (ikan kepala timah. Ikan guppi) atau menggunakan insect growth regulator (Bacillus thuringiensis) Cara fisik (3 M)

  • Survai jentikSurvei jentik untuk mengetahui kepadatan jentik Aedes aegypti, terdiri dariHouse index (HI) yaitu presentasi rumah dengan jentik positif dari rumah yang diperiksa, menggambarkan penyebaran nyamukContainer index (CI) yaitu persentasi kontainer yang ditemukan jentik dari yang diperiksaBreteau index (BI) yaitu jumlah kontainer dengan jentik dalam 100 rumah yang diperiksa

  • Fokus perhatian pada tiap penyakitGambaran klinik, diagnosa, laboratoriumPenyebaranReservoir (sumber)Penyebab (agent)Cara penularanMasa tunas dan masa menularKerentanan dan kekebalan

  • Fokus perhatian pada tiap penyakitPemberantasanPencegahan (individu dan masyarakat)Tatalaksana penderita, kontak dan lingkunganTatalaksana waktu KLBTindakan Internasional

  • Tindakan terhadap penyakit menular menurut UUUU Karantina 1962 untuk penyakit karantinaUU Wabah 1962 untuk penyakit wabahInternational Health Regulation 1969/ 1998UU no 4 tahun 1984 tentang wabahUU no 23 tahun 1992 tentang kesehatanPP pemerintah nomor 40 tahun 1991 tentang penanggulangan wabahKeputusan Menkes no 424 mengenai SARS

  • UU Karantina bab 1 pasal 1 penggolongan penyakit menularPenyakit karantina ialah penyakit wabah yang berhubungan dengan lalu lintas kapal, yang perjalanannya dapat dicegah dengan tindakan karantina yaitu:Penyakit Pes (Plaque)Penyakit Kolera (Kholera)Penyakit Demam Kuning (Yellow Fever)Penyakit cacar (Variola/ Smallpox)

  • UU Wabah no 6 bab 2 pasal 2 mengenai penyakit wabahTyphus abdominalisParatyphusDisentri Basiler (Shigellosis)Hepatitis InfectiosaDiphtheriaMeningitis Cerebrospinalis EpidemicaPoliomyelitis Anterior Acuta

  • Termasuk dalam penyakit wabah adalahPenyakit lain yang ditetapkan Menkes yaitu penyakit yang banyak menimbulkan masalah kesehatan masyarakat di suatu daerah (angka kesakitan dan kematiannya tinggi)

  • International Health RegulationDisease under Surveillance ialah penyakit menular yang tidak memerlukan isolasi penderita, tetapi harus di awasi, terdiri atas:

    Typhus exanthematicus infectiosaRelapsing fever (Demam balik-balik)Penyakit lumpuh kanak-kanakMalaria dan influenza

  • Tindakan penanggulangan wabah menurut UU Wabah bab 1 psl 5-6Pemeriksaan penderita/ tersangkaPengobatan penderita/ tersangkaIsolasi penderita/ tersangkaImunisasiHapus hama, hapus serangga, hapus tikus (untuk bangunan dan alat pengangkut)Pemusnahan benda/ bangunanPengaturan pengangkutan, perawatan, pemakaman jenazahPenerangan, pendidikan masyarakat tentang wabah

  • UU Pokok Kesehatan (UU no 9 tahun 1960)Tujuan: 1. Sebagai dasar hukum dalam usaha di bidang kesehatan2. Sebagai penuntun pelaksanaan usaha kesehatan rakyat

    Isi UU Pokok Kesehatan:Ketentuan-ketentuan umumTugas yang perlu dilakukan pemerintahAlat pemerintah untuk penyelenggaraan usaha kes.Pengaturan usaha swasta di bidang kesehatan

  • Ketentuan-ketentuan umum (bab 1 pasal 1)Pasal 1 a: Hak tiap warga negara: - untuk memperoleh derajat kesehatan - Diikut sertakan dalam usaha kesehatan pemerintah

    Pasal 2 b; Definisi tentang kesehatan: Sehat badan, rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari cacat dan kelemahan

    Pasal 3c: Perlunya meningkatkan lingk. hidup Perlu meningkatkan pengertian dan kesadaran rakyat tentang pemeliharaan kesehatan

  • UU tentang wabah (UU no 6 tahun 1962)Memuat tentang tujuan UU wabah, ketentuan umum, penyakit yang termasuk wabah, penetapan dan pencabutan daerah wabah

    Penetapan dan pencabutan daerah wabah dilakukan oleh Menkes, namun dapat dilakukan oleh Gubernur KDH tk I, bila diberi wewenang, kecuali untuk penyakit-penyakit karantina

  • Usaha-usaha terhadap wabahPasal 5: Untuk mencegah menjalarnya wabah: Adanya wajib lapor dalam tempo 24 jam, untuk mereka yang mengetahui, awam maupun tenaga kesehatan, Pemeriksaan dan tindakan seperlunya oleh pemerintah setempat, segera setelah menerima laporan

    Pasal 8: Tindakan pemberantasan wabah; Dilaksanakan oleh KDH tingkat I (Gubernur dan aparatnya). Dalam keadaan darurat oleh Bupati dan bawahan setelah konsultasi dengan tenaga kesehatan setempat

  • Tindakan2 penyokong tindakan pencegahan (pasal 6)Penderita: pemeriksaan lab, isolasi, pengobatan perawatanMengadakan imunisasiMengadakan tindakan desinfeksi terhadap benda-benda tersangka, bla perlu mengadakan tindakan menghapus serangga dan tikus, benda-benda dan ruangan. Pemusnahan benda-benda perantaraMengadakan peraturan pengangkutan penderita/ jenazahMengadakan penerangan dan pendidikan kesehatan pada masyarakat

  • UU Wabah no 6 tahun 1962 pasal 3 mengenai definisi wabahWabah ialah penyakit menular yang menjalar dengan cepat di suatu daerah, sehingga dalam waktu singkat jumlah penderita menjadi banyak, yang harus dibatasi dengan isolasi penderita dari orang lain di sekitarnya

  • Laporan penderita penyakit menular/ Wabah (UUWabah psl 34)Harus dilaporkan dalam 24 jam pertama kepada kepala pemerintahan setempat, selanjutnya kasus lama dilaporkan stiap minggu (Ketetapan Menkes)

    Yang wajib melapor adalah: Petugas kesehatan yang mempunyai pengetahuan tentang penyakit wabah Pimpinan sekelompok orang

  • Instansi kesehatan yang berwenang di suatu daerahKantor Kesehatan pelabuhan (untuk daerah Pelabuhan)Kantor Wilayah Kesehatan/ Dinas KesehatanPropinsi untuk daerah di luar pelabuhan) Kemudian instansi yang berwenang tersebut melaporkannya kepada Departemen Kesehatan Pusat/ Menkes yang berwenang dalam menetapkan/ mencabut keadaan terjangkit/ wabah

  • Laporan internasional wabahKantor Kesehatan pelabuhan (untuk daerah Pelabuhan)Kantor Wilayah Kesehatan/ Dinas Kesehatan Propinsi untuk daerah di luar pelabuhan) Kemudian instansi yang berwenang tersebut melaporkannya kepada Departemen Kesehatan Pusat/ Menkes yang berwenang dalam menetapkan/ mencabut keadaan terjangkit/ wabah

  • Usaha KarantinaIalah usaha pencegahan, pemberantasan dan pengawasan penyakit karantina melalui lalu lintas kapal. Tindakan penanggulangan disini mencakup juga tindakan karantina terhadap kapal beserta isinya dan daerah pelabuhan.

    UU Karantina 1962 memuat ketentuan yang berkaitan dengan penyakit karantina (UU no 1 tahun 1962 mengenai karantina laut dan UU nomor 2 tahun 1962 mengenai karantina udara)

  • Ketentuan-ketentuan mengenai penyakit karantinaPenyakit Karantina dan masa tunasnya:Pes (Plaque) 6 hariKholera (Eltor) 5 hariDemam kuning (Yellow fever) 14 hariCacar (Smallpox) 14 hariTifus bercak wabahi 14 hariDemam balik-balik 8 hari

    Tugas dan wewenang dokter pelabuhan/ Kantor Kesehatan Pelabuhan (Pasal 26)Kewajiban Nakoda kapal dan orang lain untuk melaporkan dan membantu pelaksanaan usaha karantina

  • Pedoman surveilans epidemiologi penyakit SARSIdentifikasi dini kasus SARS, kontak dan kasus tambahanMenetapkan banyaknya masalahIdentifikasi daerah dan populasi berisiko tinggiMencegah transmisi di masyarakat - Melaksanakan prosedur pengamanan unit pelayanan - Penetapan prosedur pengamanan keluarga dan masyarakatPenyebaran informasi epidemiologi SARS

  • Sasaran dan langkah-langkah surveilans penyakit SARSSasaran adalah semua masyarakat yang mempunyai risiko terjangkit SARS, meliputi:Orang yang baru kembali dari daerah terjangkitKeluarga penderitaTenaga kesehatanLangkah-langkah:Identifikasi dini kasus SARSPersiapan sebelum ke lapanganKegiatan lapangan

  • Identifikasi Dini kasus SARS dilakukan melalui:Surveilans Pelabuhan udara, darat dan lautSurveilans masyarakatSurveilans Rumah sakit dan puskesmasSurveilans rumah sakit khusus merawat kasus SARSSurveilans lain-lainIdentifikasi kontak, kasus tambahan dan sumber penularanPelacakan kasus SARS

  • Pelacakan Kasus SARSTujuan:Identifikasi kebenaran diagnosis SARSIdentifikasi kasus tambahanMenetapkan besarnya masalahMenetapkan upaya penanggulangan

    Persiapan sebelum lapangan:Investigasi, bila perlu berkoordinasi dengan tim Propinsi, Kabupaten/ Kota dan PuskesmasPersiapan administrasi dan logistikPersiapan langkah-langkah investigasi

  • Pemeriksaan SARS di Bandara, Pelabuhan dan Lintas batasTujuan:Melaksanakan Surveilans peny SARS di sana Identifikasi kasus tersangka dari negara terjangkitMelakukan rujukan kasus tersangka SARSMencegah penyebaran penyakit SARS melalui Bandara, Pelabuhan dan Pos Lintas Batas DaratSasaran:Penumpang dan awak pesawat, kapal laut dan angkutan darat yang datang dari daerah terjangkitOperator pesawat, kapal laut & ferry lintas Negara Otoritas bandara, pelabuhan & pos lintas batas darat

  • Langkah-langkah pemeriksaan SARS di pesawat dan bandaraMekanisme pemeriksaan SARS di ke tempat tsb dilakukan melalui kerjasama dengan sektor terkait.Pemeriksaan SARS dalam penerbangan: melalui kerja sama dengan perusahaan penerbangan, langkah-langkah:Semua penumpang dan awak pesawat dari wilayah terjangkit SARS diberi Health Alert Notice, oleh crew, diisi selama penerbangan.Penumpang diberi informasi SARS melalui media komunikasi di pesawat

  • Langkah pemeriksaan Sars di pesawat dan bandaraJika dalam penerbangan ada penumpang/ crew demam tinggi di + batuk,/napas pendek/ sulit bernafas harus dilakukan hal berikut: - memisahkan penumpang/ crew yang sakit - penderita diminta menggunakan masker pelindung, yang merawat menggunakan sarung tangan dan masker - menyiapkan toilet khusus untuk yang sakit - Memberi tanda khusus (K) pada Health Alert Notice penumpang/ crew yang kontak dengan penderita tsb - Kapten pesawat melakukan kontak radio ke bandara tujuan menyampaikan ada suspect agar petugas KKP segera menyiapkan ruang periksa penumpang/ crew sakit tsb

  • Pemeriksaan SARS pada saat pesawat parkir di BandaraTim kesehatan KKP menggunakan masker naik ke pesawat setelah pesawat parkir di garbarata, lalu bersama crew melakukan tindakan2 berikut:Penumpang tidak diperkenankan turun dari pesawatPemberitahuan adanya pemeriksaan kesehatan berkaitan dengan kewaspadaan terhadap SARSMenganjurkan penumpang dan crew untuk segera berobat jika dalam 10 hari berikutnya jatuh sakit serta menginformasikan RS rujukan SARSPemeriksaan secara cepat semua penumpang

  • Pemeriksaan SARS pada saat pesawat parkir di BandaraBila ditemukan kasus Suspect, dipasangkan masker, kemudian diperiksa lebih lanjut di poliklinik terminal dan segera di rujuk ke RS rujukan serta melaporkan identitas dan alamat lengkap suspek dan kontak ke Dirjen PPM dan PL & Dinkes setempatPenumpang dan crew di arahkan ke counter kesehatan untuk pengecekan

  • Pemeriksaan SARS di Counter KesehatanPetugas KKP mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan dan kebenaran pengisian Health Alert Notice penumpang/ crew lainnya, menggunting/ memisahkan HAN tsb dari HAN penumpang dan crew yang diduga suspect dan kontaknya dan HAN penumpang lain. Satu sisi HAN dimasukkan dalam paspor dan sisi lain dipegang petugas KKPLalu penumpang dan crew menuju counter imigrasiKKP melaporkan identitas & alamat penumpang bukan transit ke Dinkes setempat & informasi penumpang transit dalam negeri ke KKP berikutnya

  • Penerbangan lanjutan ke luar negeriKapten/ Pilot pesawat memberi penjelasan seperlunya kepada penumpang transit luar negeri bahwa di dalam pesawat yang ditumpanginya terdapat kasus tersangka SARS, dan menganjurkan segera berobat pada negara tujuan jika dalam jangka waktu 10 hari berikutnya jatih sakit (timbul gejala SARS)Memberi tahu kepada Bandar Udara tujuan berikutnya bahwa pesawat tersebut membawa penumpang yang pernah kontak dengan kasus tersangka SARS

  • Disinfeksi pesawatSetelah pesawat membawa kasus SARS, semua pintu harus terbuka dan interior pesawat di aliri udara yang berasal dari ACCatat semua nama petugas yang melakukan tindakan suci hamaSemua petugas harus menggunakan sarung tangan, pelindung muka dan baju disposibelDaerah 2 baris didepan dan belakang tempat duduk kasus Suspect harus di suci hamakanPelaksanaan desinfeksi agar mengikuti pedoman desinfeksi pesawat yang diterbitkan WHO

  • AnthraksPengenalan: Penyakit meular akut yang disebabkan oleh bakteri, dapat menyerang hewan atau manusia. Ada 2 tipe yaitu Antraks tipe kulit dan antraks tipe saluran pencernaanAntraks tipe kulit ditandai dengan ulcus ditutupi kerak hitam dan cekung ditengahnya.Antraks tipe saluran pencernaan ditandai sakit perut mendadak setelah makan daging, muntah, demam tinggi, sesak napas, syok lalu meninggal dunia

    Agent penyebab: bacillus anthracis. Dapat membentuk spora

  • Sumber penularan, cara penularan dan inkubasiSumber penularan: Darah yang keluar dari lubang kumlah hewan mati karena Antraks atau bahan yangberasal dari hewan yang tercemar spora Antraks misalnya daging, jerohan, kulit, tulang dsb. Lingkungan (tanah, tanaman sayur dan air yang tercemar spora AntraksCara penularan: Kontak dengan bibit penyakit yang ada ditanah/ rumput dimana hewan yang sakit Antraks berada, maupun bahan-bahan (kulit, daging, tulang darah) yang berasal dari hewan yang sakit Antraks. Dapat juga karena memakan daging hewan yang skit AntraksMasa inkubasi: 7 hari, rata-rata 2-5 hari

  • Kekebalan dan kerentanan, penyebaranKekebalan dan kerentanan: Hewan sapi, kerbau, domba dan kuda dan juga manusia sangat peka terhadap Anthraks. Babi dapat menderita Anthraks kronis yang biasanya diketahui sesudah disembeli.Penyebaran:Daerah penyebaran Antraks di Indonesia selama 10 tahun ialah DKI, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah. Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, NTB, NTT, Timor Leste dan Irian Jaya

  • Tatalaksana pencegahan, KLB dan penderitaTatalaksana pencegahan: Dilarang menyembelih hewan yang sakit Antraks dan jangan memakan daging yang berasal dari hewan yang sakit.Vaksinasi hewan yang peka terhadap Antraks, agar secara rutin di vaksinasiDilarang memproduksi barang kerajinan dari hewan yang sakit Antraks (kerajinan kulit, tanduk, tulang atau bulu)Tatalaksana penderita: Antibiotika dosis tinggi, simptomatis dan suportifTatalaksana saat KLB: Obati penderita, penyuluhan tentang bahaya dan pencegahan Antraks. Vaksinasi hewan, hewan yang mati langsung dikubur tanpa disembelih

  • Patek (Frambusia/ Jaws)Pengenalan: Luka pada permukaan kulit lengan bawah, tungkai, pantat, telapak kaki atau tangan berupa papiloma. Papiloma ini dapat menyerupai buah arbei, basah, tidak bernanah, menjadi borok yang sembuh sendiri dalam beberapa bulan tanpa parut. Kemudian terjadi hiper keratosis. Pada tahap lanjut terjadi kerusakan tulang sendi, tulang hidung dan tenggorokan

  • Agent, sumber dan cara penularan, masa tunas dan masa penularanAgent: Treponema pertenue, suatu spirochaetaSumber penularan: Penderita PatekCara penularan: Kontak langsung dengan eksudat lesi awal lulit. Iklim sangat berpengaruh terhadap morfologi kelainanMasa tunas: 2 minggu sampai 3 bulanMasa periode penularan: Selama pasien masih mempunyai lesi kulit awal yang basah. Pasien stadium lanjut tidak menular lagi.

  • Kekebalan dan kerentanan, penyebaran dan pencegahanKekebalan dan kerentanan; Semua orang dapat ditulari, tidak ada kekebalanPenyebaran: Terdapat di negara sedang berkembang, tropis, lembab termasuk IndonesiaTatalaksana pencegahan:Peningkatan kesehatan umumPenyuluhan tentang PatekKebersihan pribadi, mandi pakai sabunMeningkatkan taraf ekonomi penduduk

  • Tatalaksana pasien, kontak dan lingkunganTatalaksana pasien, kontak dan lingkungan:Penicillin procain. Dosis dewasa 1.200.000 IU PAM, dosis anak < 14 tahun 600.000 IU PAM.Kontak dengan pasien diberi PP 600.000 IU, anak diberi 300.000 IU PAMTatalaksana saat KLB:Pengobatan massal secara aktif di wilayah dengan prevalensi tinggi. Survei periodik setiap 1-3 tahun.Penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di pedesaanTindakan internasional : Cegah reinfeksi. Telah ada bantuan WHO untuk pemberantasan penyakit secara internasional

  • Penyakit anjing gila (Rabies)Pengenalan: Penyakit menular akut yang menyerang SSP, ditandai dengan demam, kejang, sakit kepala hebat, sulit menelan, hipe r salivasi, takut terhadap sinar, angin dan udara. Selanjutnya penderita lumpuh (Paralysis ascendens) dan koma sebelum meninggalAgent penyebab: Virus rabiesSumber penularan: Anjing, kucing, keraCara penularan: melalui gigitan hewan yang sakit RabiesMasa tunas: 2 minggu- 2 tahun, tergantung pada jenis luka gigitan, lokasi gigitan dan jumlah virus yang masuk. Jika gigitannya parah dan lokasi gigitan dekat dengan saraf pusat, maka masa tunasnya semakin singkat

  • Masa penularan, Penyebaran, Kekebalan dan kerentananMasa penularan: Pada anjing dan kucing 3 5 hari sebelum timbulnya penyakit sudah dapat menularkan RabiesPenyebaran: Terdapat diseluruh dunia. Di Indonesia terdapat di 21 propinsi. Enam propinsi yang bebas Rabies adalah Bali, NTB, Maluku, Irian Jaya, Timor Timur dan Kalimantan Barat.Kekebalan dan kerentanan: Semua orang dapat ditulari, termasuk semua Mamalia berdarah panas. Kekebalan alamiah pada manusia belum diketahui

  • Tatalaksana peristiwa RabiesPencegahan: Vaksinasi anjing, kucing dan kera peliharaan. Anjing liar dibunuh.Penyuluhan kepada pemilik binatang peliharaan tersebut dan masyarakat yang beresiko tinggi tertular Rabies.Pemilik yang bepergian membawa hewan peliharaan tersebut harus menunjukkan surat keterangan vaksinasi

  • Tatalaksana pasien, kontak, lingkunganTatalaksana pasien, kontak dan lingkunganOrang yang digigit hewan penderita Rabies harus mencuci luka dengan sabun pada air yang menglir, lalu diberi antiseptik (alcohol 70 % atau betadine).Penderita di suntik vaksin anti rabies atau kombinasi vaksin dan serum anti RabiesPenderita dirujuk ke RS untuk dirawat di ruang isolasi

  • Tatalaksana pada waktu KLB dan tindakan internasionalTatalaksana waktu KLB:Ring vaksinasi hewan penular rabiesDilarang membawa anjing, kucing dan kera keluar masuk wilayah wabahMeningkatkan penyuluhan pada masyarakatTindakan internasional:Bepergian keluar negeri membawa anjing atau kucing harus membawa surat keterangan telah di vaksinasi yang masih berlakuTindakan karantina bila perlu

  • Kolera Asiatica dan Eltor (Muntaber)Pengenalan: Penyakit infeksi akut pada usus, disebabkan Vibrio (Cholera/ Eltor), gejala 2:Tiba-tibaBerak frequent, tak ada tenesmus, muntah 2Tinja cair, amis, seperti cucian berasDehidrasi dan acidosis, tanda2 renjatan, tidak ada panas atau mulas

  • Epidemiologi KoleraPenyakit ini tersebar di Bangladesh, Pakistan, India, Indonesia dan Iran.Telah terjadi 6 x pandemi didunia antara tahun 1817-1923, pandemi ke 7 berasal dari Indonesia (Makasar, Donggala, 1961-1963) dan mencapai Afrika tahun 1970, sekarang telah menyebar hampir ke 100 negara.Epidemi Kholera terjadi juga di kamp pengungsi (Ethiopia, Sudan, Malawi, sejak tahun 1984-85 dan di daerah miskin, padat, kumuh seperti di Peru, Zambia dan Tanzania.

  • Sejarah KoleraInsiden Kolera tergantung musim, wabah biasanya terjadi melalui sumber yang sama (Common Source)John Snow pertama menyatakan penularan melalui air (1854), Robert Koch menemukan Vibrio Kholera (1884), Gotalich (1908) menemukan Vibrio Kolera dari jemaah haji pada stasiun karantina Kolera Eltor di Mesir sedangkan de Moor pertama kali menemukan Kolera Eltor di Sulawesi Selatan

  • Etiologi dan cara penularanEtiologi: Ada 2 tipe:Vibrio cholerae Kolera AsiatikaVibrio eltor Kolera EltorAda 3 serotipe; Ogawa, Inaba dan Hikojima. Vibrio cholera Eltor lebih tahan hidup di alam bebas, Vibrio mati pada pemanasan dan suasana asamCara penularan:Melalui air yang terkontamnasiMelalui makanan/ minuman yang terkontaminasiKontak langsung dan vektor lalat

  • Reservoir, masa inkubasi dan masa penularanReservoir : ManusiaMasa inkubasi : 1-5 hari, bisa 8 jam. UU Karantina menetapkan 5 hariMasa penularan: Penderita dengan gejala klasik sampai 14 hari masih mengeluarkan Vibrio pada tinjaTanpa AB, penularan berlangsung 3 bulanCholera Dolores, sampai 10 tahunCarrier ada 3 jenis, Carrier masa tunas, masa penyembuhan dan carrier sehat

  • Morbiditas dan mortalitasSpektrum klinis dimulai dari tanpa gejala, ringan, berat dengan dehidrasi dan shock.Mempunyai fenomena gunung esSporadik, sering terjadi wabah, dimana penderita dewasa lebih banyak, Ada variasi musiman. Insiden saat wabah 50/ 100 penduduk. Penderita dehidrasi tidak diobati, angka kematian 60-70 % Menyerang sosio ekonomi rendah. Tidak ada penderita yang diserang 2 kali, dengan gejala klasik. Keadaan endemik, penderita anak lebih banyak.

  • Penyebaran, penularan dan geografiDikenal 2 macam epidemiCommon source epidemic, berasal dari sumber yang sama, cepat muncul dan mencapai puncak , kemudian cepat menghilang.Epidemi terus menerus (propagated). Penularan berasal dari orang ke orang, kasus sedikit tetapi berlangsung lamaBanyak terdapat di daerah pantai dan sungai2 besar karena penduduknya padat, sanitasi lingkungan buruk

  • Tatalaksana penderitaPemberian oralitInfus Ringer Lactat pada dehidrasi beratPemberian makanan, teruskan ASI pada bayiPemberian AB (DOC: Tetra cycline)Di RSCM dikenal ROSE system terdiri dari:Rehirasi dengan RL intra venaOralit solutio ad libitumSimultan, infus dan oralitEducation, teruskan oralit sampai diare berhenti

  • Sistim kewaspadaan diniSalah 1 kegiatan survailans untuk mewaspadai gejala akan timbul KLBTujuan SKD antara lainMenumbuhkan sikap tanggap terhadap perubahan angka kesakitan dan kematianIdem tindakan penanggulangan cepat &tepatMemperoleh informasi secara cepat, tpat dan akurat

    Tahap pelaksanaan:Pengamatan SKD KLB diarePengamatan kesehatan lingkunganPengamatan perilakuAnalisis KLB diare sebelumnya

  • Pengamatan SKD KLB mencakupLingkungan pengamatan (penderita, kesling, perilaku masyarakat, analisis KLB sebelumnya, perubahan kondisi matraSumber informasi:Pencatatan dan pelaporan rutinMasyarakat dan mass mediaInstansi dan lembaga terkaitHasil survai/ studi kasusIndikator: Distribusi kasus di wilayah kerja puskes

  • Pengamatan kesehatan lingkungan dan pengamatan perilakuTingkat risiko penggunaan jamban, air bersih dan tempat pengelolaan makanan (TPM)Cakupan laik penyehatan TPMPengamatan perilaku:Cuci tangan dengan sabun, sebelum makan dan sesudah buang air besarBuang air besar di jambanMerebus air untuk minumMembuang sampah pada tempatnya

  • Analisis KLB diare dan hasil cakupannyaFrekuensi berdasarkan wilayah, waktu (bln) terjadinya, lama KLB berlangsungKelompok umur, pekerjaanTindakan penanggulangan dan faktor risikoCakupan pengamatan indikator > 80 % al:Cakupan pengguna jamban, air bersih, pengelola sampah, cuci tanganCakupan laik penyehatan TPM

  • Survailans KLB tersangka KoleraUntuk daerah endmik; kriterianya :Kenaikan luar biasa penderita GE (usia > 5 tahun) yang disertai shock dan dehidrasiUntuk daerah bebas, dilihat laporan kematianBila dijumpai satu atau lebih kematian karena penyakit diare dengan gejala klinis Kolera dalam 1 kecamatanLaboratorium: adanya penderita diare/ kematian yang positip Vibrio choleraSumber data: Laporan rutin, laporan puskesmas sentinel P4D, laporan wabah/ KLB, survai khusus

  • Tim Gerak Cepat tingkat puskesmasAnggota TGC minimal 2 orang, 1 perawat dan 1 tenaga survailans P2MTugas anggota TGC adalah :Mencatat jumlah kunjungan penderita diare dipuskes, pustu dan posyanduMencatat dan meneliti jumlah kematian diareMencari penderita diare yang tidak ke puskesPengambilan usap duburPengambilan sediaan lingkungan

  • Disentri basiler (Sigelosis)Pengenalan: Penyakit infeksi akut, ditandai dengan diare sering, tenesmus, konsistensi tinja disertai darah, lendir dan nanah, demam dan colic.Sejarah: Dikenal sejak abad ke 4 SM, Hippocrates memperkenalkan Trias dysentri. Dikenal juga saat perang (Persia, PD I dan II, perang Korea) Untuk sipil banyak di sanatorium dan penjara. Istilah Dysentri amuba dan basiler dikenal akhir abad ke 19)

  • Etiologi dan cara penularanEtiologi;Shigella dysenteriae tipe I (Shiga) ditemukan tahun 1986, sering timbul saat wabahShigella flexneri, ditemukan tahun 1898, di Philipina, endemi di beberapa populasiShigella sonnei di temukan di Denmark (1915) dan Shigella boydii, terdapat di negara maju. Bakteri ini tidak tahan panas, zat kimia, tidak tahan lama hidup diluarCara penularan: Kontak langsung,vektor lalatmakanan dan minuman, air

  • Masa tunas, masa penularan, kerentanan, kekebalan, reservoirMasa tunas: 1-7 hari (paling sering 2 hari)Masa penularan: Akut sampai beberapa minggu, Carrier sampai 1-2 tahunKerentanan dan kekebalan: Semua orang, terutama anak. Bisa kambuhReservoir : Manusia, kera

  • Gambaran klinis, komplikasi dan diagnosa, sumber penularanGambaran klinis:Subklinis atau ringan (1 gejala)Berat (Bloody diarrhea, demam dan colic)Komplikasi;Anorexia, kehilangan BB, malnutrisi, Dehidrasi berat, kejang, kerusakan ginjal hiponatremi, hipoproteinemia, anemiadiare persistentDiagnosa: 1. Anamnesa (bloody diarrhea) 2. Mikroskopis dan kultur tinja Sumber penularan: penderita subklinis, baru sembuh dan carier

  • Gambaran epidemiologi, faktor predisposisiGambaran epidemiologi: Terdapat di seluruh dunia, terutama daerah subtropis, dua per tiga pasien berusia < 3 thn. Dipengaruhi oleh musim dan curah hujan.

    Faktor predisposisi:Sosio ekonomi jelek, sanitasi lingkungan jelekKepadatan penduduk tinggi, kurang gizi

  • PencegahanPencegahan:Penderita diobatiHigiene peroranganPeningkatan kebersihan lingkungan Pembuangan ekskreta yang baikPembasmian lalatPeningkatan daya tahan tubuhPenyuluhan kesehatan

  • Pasien, kontak, lingkungan, tindakan saat wabah internasionalPasien, kontak, lingkungan:Lapor dalam 24 jam, isolasi penderita dan desinfeksi tinja dan muntahanTerapi penderita (simptomatik dan antibiotik)

    Saat wabah:Obati semua kasus diare, berantas lalatPemeriksaan makanan dan minumanCari carrierInternasional: Lapor WHO

  • LEPTOSPIROSIS (ICD-9 100; ICD-10 A 27)IDENTIFIKASITermasuk penyakit zoonosis. Dengan ciri-ciriz;Demam mendadak, sakit kepala, myalgia berat merah pada conjunctiva.

    Gejala lain: demambiphasic, meningitis, ruam, anemia hemolytic, perdarahan kulit dan selaput lendir, gatal, gangguan mental dan depresi, myocarditis, radang paru-paru, dengan tanpa hemopthisis Lama gejaka klinis kira-kira 3 minggu

  • Diferential diagnosisMeningitisEncephalitisInfluenza

    Fase penyakit: (kk tanpa gejala) Tahap leptospiremia/ febrisFase pemulihan/ kekebalan (beberapa bulan bila tidak diobati)

  • Angka kematianBiasa ckup rendahMeningkat dengan bertambahnya usiaSampai 20 % bila terjadi ikterus dan kerusakan ginjal tanpa hemodialisisPenyebab kematian:Kerusakan hepatorenal, kelainan pembuluh darah disertai perdarahan, sindroma gagal pernafasan pada dewasa, aritmia jantung miokarditis

  • DiagnosaRx serologis: titer AB aglutinasi micIsolasi leptospira dari darah (7 hari pertama), dari LCS (hr 4-7), dari urine setelah hari 10.

    Inokulasi pada marmot dan tikus hamsterELISA: deteksi lept. Dari spesimen

  • Penyebab penyakitLeptospira interrogans.Lebih dari 200 serovarians telah diketahui, terbagi dalam 23 serogroup

    Di Inggris, New Zealand dan Australia, infeksi L. interrogans serovarian hardjo paling sering terjadi pada manusia yang kontak dekat dengan peternakan yang terinfeksi

  • Distribusi PenyakitTersebar luas di seluruh dunia, kota -desa, negara maju - berkembang.

    Merupakan - Occupational hazard

    - Recreational hazard

  • Resiko KLBPada orang-orang yang terpajan dengan sungai, kanal, danau yang airnya tercemar dengan urine binatang peliharaan dan binatang liar yang terinfeksi

    Tu menyerang laki-laki terkait dengan pekerjaan, namun jumlah penderita pada anak-anak di daerha perkotaan

  • Kejadian KLBKLB yang cukup besar terjadi di Nikaragua pada tahun 1995.

    Februari 1997-1998, terjadi KLB di India, Singapura, Thailand dan Kazaktan

  • RESERVOIRHewan peliharaan dan binatang liar

    Tikus besar (ichterohemmorrhagiae)Babi (pomona)Lembu (hardjo)Anjing (canicola)Raccoon (autumnalis)

  • Hospes alternative (Carrier)Binatang pengerat liar, rusa, tupai, rubah, raccoon, mamalia laut

    Infeksi yang terjadi asimptomatik. Leptospira ada di dalam tubulus renalis binatang tersebut seumur hidup

  • Cara penularanKontak dengan kulit terluka, Kontak selaput lendir dengan air, tanah basah atau tanamanBerenangKecelakaan kerjaKontak langsung dengan urine/ jaringan tubuh terinfeksi (misalnya makanan). Kk terhirup droplet cairan yang terkontaminasi

  • Masa inkubasi, masa penularan, kerentanan dan kekebalanMasa inkubasi: 10 hari (4-19 hari)

    Masa penularan: Selama ada leptospira dalam urine manusia dan hewan, 11 bulan setelah terjadi infeksi akut

    Semua orang rentan, kebal terhdp 1 serovarian tidak melindungi dr yg lain

  • Cara-cara pemberantasan: Upaya pencegahanPenyuluhan ttg cara-cara pencegahanLindungi pekerja dengan sepatu boot, sarung tangan, apron,Kenali tanah yang berpotensi terkontaminasi, keringkan airnyaBerantas hewan pengerat dari pemukiman dan tempat rekreasiPisahkan hewan peliharaan yang terinfeksi

  • Upaya pencegahan (lanjutan)Beri imunisasi kepada hewan ternak dan binatang pelihraanBeri imunisasi pada pekerja yang terpajan dengan leptospira (dilakukan di Jepang, Italia, Spanyol, Perancis, IsraelDoxyxykeline 200 mg/ 1 x per minggu untuk anggota militer

  • Pengawasan penderita, kontak dan lingkunganLaporan kepada instansi kesehatan setempatIsolasi: Tingkatkan kewaspadaan terhadap darah dan cairan tubuhDesinfeksi serentak: terhadap benda yang tercemar dengan urineInvestigasi orang-orang yang kontak dan sumber infeksiAB untuk penderita

  • Penanggulangan wabahCari sumber infeksi misalnya kolam renang yang terkontaminasi dan sumber lainSelidiki sumber penyakit dan lingkungan pekerjaanImplikasi bencana: Potensial untuk penularan dan KLB pada saat banjirTindakan internasional: Manfaatkan pusat kerjasama WHO

  • Fakta tentang malaria di dunia10 % penduduk dunia menderita malaria/ thnJumlah kasus fatal malaria > 1 juta/ thn, terutama pada anak berusia 4 tahun, setiap 30 detik 1 anak mati karena malaria5 % anak di Afrika meninggal karena malaria, kira-kira 3000 anak per hari23 % anak di Afrika menderita malaria saat lahir

  • Wilayah endemi MalariaAmerikaBanyak tempat di AsiaAfrica (85-90 % di Sub Sahara Africa)

    Biasa terdapat di rural,tetapi di Africa terdapat di rural and urban areaPada daerah yang kering, di prediksi melalui peta curah hujan

  • Epidemi malaria pada wilayah tidak stabil terjadi bila:Sekelompok orang non imun masuk ke wilayah penularan tinggi

    Perubahan lingkungan

    Masuknya parasit (penderita) malaria penularan pada penduduk setempat dengan vektor yang sudah ada di daerah tsb

  • Bagaimana caranya agar malaria dapat dikendalikan?Goal (Tujuan) Malaria control adalah:

    Mencegah kematianMenurunkan morbiditas, hilangnya faktor socio ekonomik melalui:Perbaikan progresif dan memperkuat potensi lokal dan nasional

  • 1.4.Pengobatan pencegahan untuk ibu hamil dan survailansDi Afrika dimana transmisi malaria sedang tinggi, ibu hamil disarankan mendapat OAM dosis kuratif sulfadoxine-pyrimetamine

    Pada daerah epidemi malaria dilaporkan secara mingguan, termasuk laporan cuaca, lingkungan dan migrasi penduduk. Definisi kasus adalah kasus probable dan confirmedPengambilan darah donor dengan skrining ketat

  • Pengobatan siaga malariaDiagnosa dini dan pengobatan dini penting tu untuk Malaria falciparumBila jauh dari fasilitas kesehatan bekali obat OAM pada pengunjung daerah malaria.Beri penyuluhan tentang: - gejala malaria - dosis dan cara pemakaian obat, efek samping - pengobatan sendiri hanya sementara, harus ke dokter selanjutnya