Epidemiologi

110
Epid Epidemiologi Definisi Epidemiologi : yaitu : “ Ilmu tentang Frekuensi , Distribusi ( Penyebaran ) dan faktor faktor penentu ( determinan ) masalah kesehatan dalam masyarakat yg bertujuan utk penanggulangan masalah kesehatan . Dr. H. Yasril Rivai 1

description

modul public health

Transcript of Epidemiologi

Page 1: Epidemiologi

Epid

Epidemiologi

Definisi Epidemiologi :

yaitu : “ Ilmu tentang Frekuensi , Distribusi ( Penyebaran ) dan faktor faktor penentu ( determinan ) masalah kesehatan dalam masyarakat yg bertujuan utk penanggulangan masalah kesehatan .

Dr. H. Yasril Rivai

1

Page 2: Epidemiologi

Epid

Sejarah Epidemiologi :

Dengan terjadinya perubahan dan perkembangan dasar

berpikir para ahli kesehatan masyarakat dari masa ke masa sesuai dg kondisi zaman maka terhadap proses terjadinya penyakit telah dikemukakan beberapa teori :

1. Contagion Theory : -. Utk terjadinya penyakit ada kontak antara

manusia. -. Dikembangkan berdasar pengamatan epidemi

dan penyakit lepra di Mesir.

2. Hippocratic Theory : -. Kausa penyakit berasal dari alam : cuaca dan lingkungan .

2

Page 3: Epidemiologi

3. Miasmatic Theory : -. Hampir sama dg hippocratic theory. -. Kausa penyakit berasal dari gas-gas busuk dari

bumi.

4. Epidemic Theory : -. Menghubungkan terjadinya penyakit dg cuaca

dan faktor geografis. Suatu zat organik dari

lingkungan dianggap sbg pembawa penyakit, misalnya air

yang tercemar menyebabkan gastroenteritis .

Epid3

Page 4: Epidemiologi

Epid

5. Teori Kuman ( Germ Theory ) : -. Penyakit disebabkan oleh kuman . -. Tetapi ternyata ada penyakit yg tidak disebabkan kuman

6. Teori multi kausa : -. Suatu penyakit terjadi sebagai hasil interaksi berbagai faktor, misalnya faktor biologis , kimiawi dan sosial.

4

Page 5: Epidemiologi

Epid

TOKOH-TOKOH EPIDEMIOLOGI . 1. Antonio van Leeuwenhoek ( 1632 – 1723 ) Warga negara Belanda yg menemukan Mikroskop , ke- mudian menemukan bakteri dan parasit serta spermatozoa .

2. Robert Koch Peneliti penyakit TBC dan memperkenalkan Tuberculin pada tahun 1890 .

3. Max van Patternkofer Warga negara Jerman ini terkenal karena upaya identifikasi penyebab suatu penyakit .

5

Page 6: Epidemiologi

Epid

4. John Snow, 1854 Sukses mengatasi kolera yg melanda London. Dianggap Father of Epidemiology.

5. Percival Pott Ahli bedah yg melakukan pendekatan epidemiologis dalam menganalisis meningginya kejadian kanker scrotum dikalangan pekerja pembersih cerobong asap. Dia dianggap sebagai Bapak Epidemiologi Modern.

6

Page 7: Epidemiologi

Epid

6. James Lind. 1747 Meneliti hubungan kekurangan vit. C dengan Scurvy ( Scorbut )

7. Dool dan Hill. 1950 R.Dool dan A.B.Hill adalah dua nama yg berkaitan dg hubungan merokok dan kanker paru.

7

Page 8: Epidemiologi

Epid

PERAN EPIDEMIOLOGI DALAM BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT

Dalam bidang kesehatan masyarakat, epidemiologi mempunyai peran yang sangat besar karena hasil studi epidemiologi dapat digunakan untuk:

1. Mengadakan analisis perjalanan penyakit di masyarakat serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat

intervensi alam atau manusia;2. Mendeskripsi pola penyakit pada berbagai kelompok

masyarakat;3. Mendeskripsi hubungan antara dinamika penduduk dengan

penyebaran penyakit.

8

Page 9: Epidemiologi

Epid

Dari faktor-faktor di atas maka hasil studi epidemiologi dapat digunakan untuk:

a. mendiagnosis kebutuhan pelayanan kesehatan pada masyarakat dan mengadakan prediksi

kebutuhan pelayanan kesehatan di masa yang akan datang serta menentukan prioritas masalah kesehatan.

b. bahan pertimbangan dalam pelaksanaan program pelayanan kesehatan seperti pengobatan, pencegahan, dan penanggulangan masalah kesehatan di masy.

9

Page 10: Epidemiologi

Epid

T U J U A N

Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam

mempelajari epidemiologi adalah “ memperoleh data frekuensi, distribusi

dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan

kesehatan masyarakat “

10

Page 11: Epidemiologi

Epid

PROSES TERJADINYA PENYAKIT INFEKSI

Proses terjadinya penyakit disebabkan adanya interaksi antara :

-.“agen” atau faktor penyebab penyakit, -. manusia sebagai “pejamu” atau host, -. faktor lingkungan yang mendukung.

Ketiga faktor tersebut dikenal sebagai Trias Penyebab Penyakit.

11

Page 12: Epidemiologi

Epid

FAKTOR AGEN

“Agen” sebagai faktor penyebab penyakit dapat berupa unsur hidup atau mati yang terdapat dalam jumlah yang berlebih atau kekurangan.

Agen berupa unsur hidup terdiri dari: 1. virus, 2. bakteri, 3. jamur, 4. parasit, 5. protozoa, 6. metazoa.

12

Page 13: Epidemiologi

Epid

Agen berupa unsur mati: 1. fisika: sinar radioaktif; 2. kimia: karbon monoksida, obat-obatan,

pestisida, Hg, Cadmium, Arsen; 3. fisik: benturan atau tekanan.

Unsur pokok kehidupan: 1. Air 2. udara

13

Page 14: Epidemiologi

Epid

Keadaan fisiologis: kehamilan dan persalinan.

Kebiasaan hidup: merokok, alkohol, narkotika, dll

Perubahan hormonal: diabetes melitus,

hipertiroid, dan lain-lain.

Kelainan genetika: down syndrome.

14

Page 15: Epidemiologi

Epid

FAKTOR PEJAMU

“Pejamu” ialah keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi faktor risiko untuk terjadinya penyakit. Faktor ini disebut faktor intrinsik.

. Faktor pejamu yang merupakan faktor risiko untuk timbulnya penyakit adalah :

1. Genetik. Misalnya, penyakit herediter seperti

hemophilia, sickle cell anemia, dll.

2. Umur. Misalnya, usia lanjut mempunyai risiko untuk

terkena karsinoma, penyakit jantung, dll.

15

Page 16: Epidemiologi

Epid

3. Jenis Kelamin. Misalnya, penyakit kelenjar gondok, kolesistitis, reumatoid artritis, diabetes melitus (cenderung terjadi pada wanita), penyakit jantung dan hipertensi (cenderung menyerang laki-laki).

4. Keadaan fisiologi. Kehamilan dan persalinan memudahkan terjadinya berbagai penyakit, seperti keracunan kehamilan, anemia, dan psikosis pascapartum.

16

Page 17: Epidemiologi

Epid

5. Kekebalan. Orang-orang yang tidak mempunyai

kekebalan terhadap suatu penyakit akan mudah

terserang penyakit tersebut.

6. Penyakit yang diderita sebelumnya. Misalnya,

reumatoid artritis yang mudah kambuh.

7. Sifat-sifat manusia. Higiene perorangan yang jelek

akan mudah terserang penyakit infeksi. Misalnya

Balanitis, Karsinoma penis bagi orang yang tidak

sirkumsisi.

17

Page 18: Epidemiologi

Epid

FAKTOR LINGKUNGAN

“Lingkungan” merupakan faktor ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit. Faktor ini disebut” faktor ekstrinsik”. Faktor lingkungan dapat berupa :

1. lingkungan fisik, 2. lingkungan biologis, 3. lingkungan sosial ekonomi.

18

Page 19: Epidemiologi

Epid

Selain faktor-faktor di atas, sifat-sifat mikroorganisme sebagai agen penyebab penyakit juga merupakan faktor penting dalam proses timbulnya penyakit infeksi.

Sifat-sifat mikroorganisme tersebut antara lain:

1. patogenitas, 2. virulensi, 3. tropisme, 4. serangan terhadap pejamu,

............... Cont...

19

Page 20: Epidemiologi

Epid

5. kecepatan berkembang biak, 6. kemampuan menembus jaringan, 7. kemampuan memproduksi toksin, 8. kemampuan menimbulkan kekebalan.

20

Page 21: Epidemiologi

Epid

PatogenitasYang dimaksud dengan patogenitas adalah

kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit pada pejamu. Dalam rumus dapat dituliskan sebagai berikut.

Jumlah kasus penyakit tertentu Patogenitas = --------------------------------------------- Jumlah orang yg terinfeksi

21

Page 22: Epidemiologi

Epid

VirulensiVirulensi ialah kemampuan mikroorganisme untuk

menimbulkan penyakit yang berat atau fatal. ini berarti jumlah suatu penyakit dengan kasus yang berat dan fatal dibagi dengan jumlah semua kasus penyakit tersebut. Rumusnya seperti berikut.

Jumlah kasus berat dan fatal .Virulensi = ------------------------------------------------- jumlah semua kasus penyakit tertentu.

22

Page 23: Epidemiologi

Epid

TropismeTropisme ialah pemilihan jaringan atau organ

yang diserang. Penyerangan terhadap jaringan atau organ yang vital seperti otak atau jantung akan lebih mudah menimbulkan penyakit yang berat dibandingkan dengan penyerangan terhadap jaringan atau organ saluran napas atau saluran pencernaan atau kulit.

23

Page 24: Epidemiologi

Epid

Pejamu yang DiserangBila suatu mikroorganisme hanya menyerang

manusia, dikatakan bahwa mikroorganisme tersebut mempunyai rentang yang pendek, seperti salmonella typhi dan para typhi, sebaliknya bila mikroorganisme selain menyerang manusia juga menyerang hewan dapat dikatakan bahwa mikroorganisme tersebut mempunyai rentang yang luas.

24

Page 25: Epidemiologi

Epid

Kecepatan Berkembang Biak

Mikroorganisme yang mempunyai kemampuan berkembang biak dengan cepat akan cepat menimbulkan penyakit. Hal ini disebabkan untuk menimbulkan gejala penyakit dibutuhkan jumlah mikroorganisme yang cukup banyak.

25

Page 26: Epidemiologi

Epid

Kemampuan Menembus Jaringan, Memproduksi Toksin, dan Menimbulkan Kekebalan

Kemampuan yang tinggi dari suatu mikroorganisme untuk menembus jaringan akan makin cepat menimbulkan gejala penyakit. Demikian pula dengan mikroorganisme yang memproduksi toksin baik endotoksin maupun eksotoksin akan lebih mudah menimbulkan penyakit.

26

Page 27: Epidemiologi

Epid

RESERVOIR

Reservoir adalah tempat hidup dan berkembang biaknya agen penyebab penyakit.

Yang dapat bertindak sebagai reservoir adalah:

1. manusia, 2. hewan, 3. artropoda, dan lain-lain.

27

Page 28: Epidemiologi

Epid

Siklus penularan penyakit dengan manusia sebagai reservoir dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung.

1. Siklus penularan langsung Siklus penularan langsung ialah penularan dari

seseorang sebagai reservoir pada orang lain yang rentan.

Misalnya, penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri

streptococcus dan staphylococcus, antara lain: a. difteri, b. penyakit kelamin, c. parotitis, d. tifus abdominalis, dan e. amoebiasis.

28

Page 29: Epidemiologi

Epid

2. Siklus penularan tidak langsung Dikatakan siklus penularan tidak langsung bila

manusia yang bertindak sebagai reservoir tidak menularkan

pada manusia lain secara langsung, tetapi penularan

dilakukan melalui artropoda seperti nyamuk kemudian nyamuk

yang menularkan pada manusia yang rentan. Misalnya, a. malaria b. demam berdarah c. Chikungunya d. Filariasis.

29

Page 30: Epidemiologi

Epid

Portal of entry and exit :

Port d’entrée : Exit : -. Kulit -. Saluran nafas -. Saluran nafas -. Saluran cerna -. Saluran cerna -. Saluran kemih -. Saluran kemih

30

Page 31: Epidemiologi

Epid

Kejadian Penyakit dalam masyarakat :

1.Endemis : Keadaan dimana penyakit menetap

ada dalam masyarakat pada suatu tempat atau

populasi tertentu.2.Epidemi : terjadinya penyakit dalam

masyarakat atau daerah tertentu sangat melebihi dari jumlah

yang biasa .

31

Page 32: Epidemiologi

Epid

3.Pandemi : epidemi yang terjadi dalam daerah

yang sangat luas dan mencakup proporsi populasi

yang banyak .4.Kasus : anggota masyarakat yang

menderita penyakit yang telah di diagnosa terhadapnya.

32

Page 33: Epidemiologi

Epid

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANPENYAKIT MENULAR .

A.Eliminasi Reservoir : 1. Mengisolasi penderita . 2. Karantina .

B.Memutus mata rantai penularan : Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan .

33

Page 34: Epidemiologi

Epid

C.Melindungi kelompok yang rentan : Bayi dan anak Balita adalah kelompok yang

rentan terhadap penyakit menular. Kelompok ini perlu perlindungan khusus

( specific protection ) dengan cara pemberian Imunisasi. Pemberian obat-obat profilaksis tertentu juga dapat mencegah penyakit tertentu seperti : malaria , meningitis dan disenteri basiler .

34

Page 35: Epidemiologi

Epid

Pada anak usia muda faktor gizi yang kurang akan menyebabkan kerentanan pada anak tersebut,

karena itu meningkatkan gizi anak adalah usaha yang penting untuk mencegah penyakit .

35

Page 36: Epidemiologi

Ukuran Morbiditas dan Mortalitas

Agar data Morbiditas dan Mortalitas dapat digunakan utk membandingkan maka data absolut diubah menjadi data relatif.

Dalam epidemiologi ukuran yg digunakan dalam menentukan Morbiditas dan mortalitas adalah : Angka, Rasio dan Proporsi .

Epid 36

Page 37: Epidemiologi

Epid

RASIO :Merupakan nilai relatif yg dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yg pembilangnya tdk merupakan bagian dari penyebut. Misal : Sebuah nilai kuantitatif : A dan nilai kuantitatif lain adalah : B maka Rasio kedua nilai tersebut : A/B.

37

Page 38: Epidemiologi

Epid

Contoh: Pada KLB keracunan makanan terdapat 32 orang penderita dimana 12 orang diantaranya adalah anak-anak , maka rasio anak thd dewasa adalah 12 20

= 0,6

38

Page 39: Epidemiologi

Proporsi :Perbandingan dua nilai kuantitatif yg pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Sehingga perbandingan menjadi : A/(A + B ) .

Pada contoh diatas menjadi : 12 ( 12 + 20 )

= 0,375

Epid 39

Page 40: Epidemiologi

Angka :Merupakan Proporsi dalam bentuk khusus, perbandingan antara pembilang dan penyebut dinyatakan dalam batas waktu tertentu.

Angka Insidens ( Incidence rate ) :Insidens merupakan kasus baru suatu penyakit yg terjadi dalam kurun waktu tertentu. Ini merupakan cara terbaik utk menentukan risiko timbulnya penyakit.

Epid40

Page 41: Epidemiologi

Batasan angka insidens yaitu proporsi kelompok individu yg terdapat dalam penduduk suatu wilayah yg semula tidak sakit dan menjadi sakit dalam kurun waktu tertentu

Epid 41

Page 42: Epidemiologi

Jumlah kasus baruJumlah penduduk Yg awalnya tdk sakit

Angka insidens = x K (konstanta)

Angka Prevalens ( Prevalence rate ) :Terdapat 2 ukuran :

Jumlah semua kasus yg dicatat jumlah penduduk

Point prevalence = pd saat ttt

Epid 42

Page 43: Epidemiologi

Jumlah semua kasus yg dicatat jumlah penduduk

Periode preval. = utk 1 periode

Epid43

Page 44: Epidemiologi

INDEKS MORTALITAS DAN MORBIDITAS

ANGKA KEMATIAN KASAR ( Crude Death Rate = CDR )

Jumlah kematian selama 1 tahunJumlah pddk pd pertengahan tahun tsb.

CDR = x 1000

ANGKA KEMATIAN BAYI ( Infant Mortality Rate = IMR )

Jumlah kematian umur < 1 tahun selama 1 tahun Jumlah lahir hidup pd tahun tsbIMR = x 1000

Epid44

Page 45: Epidemiologi

ANGKA KEMATIAN IBU ( Maternal Mortality Rate = MMR )

Jumlah kematian ibu hamil,persalinan, dan nifas selama 1 tahun. Jumlah lahir hidup pd tahun tsb.MMR = x 100.000.

Epid 45

Page 46: Epidemiologi

ANGKA MORBIDITAS

ANGKA MORB = x 1000

Jumlah penderita selama 1 tahun Jumlah pddk pd pertengahan tahun tsb.

CASE FATALITY RATIO ( CFR )

Jumlah kematian krn penyakit tertentuJumlah seluruh penderita penyakit tsb.

CFR =

Epid46

X 1000

Page 47: Epidemiologi

Epid

PENGAMATAN EPIDEMIOLOGIS ( SURVEILANS )

Surveilans penyakit menular ialah kegiatan yg teratur mengumpulkan , mengolah, dan menganalisa data tentang insidens penyakit menular untuk -. mengidentifikasi kelompok penduduk dg risiko tinggi. -. memahami cara penyebaran . -. mengurangi atau memberantas penyebarannya.

47

Page 48: Epidemiologi

Epid

Surveilans dapat dilakukan dg 2 cara : 1. Aktif 2. Pasif .

Surveilans aktif : pengumpulan data dilakukan secara langsung utk mempelajari penyakit tertentu dlm waktu relatif singkat.

Surveilans pasif : pengumpulan data yg diperoleh dari laporan bulanan unit pelayanan kesehatan.

48

Page 49: Epidemiologi

Epid

Pengamatan aktif dilakukan bila :1. Ditemukan penyakit baru .2. Penelitian ttg cara penyebaran yg baru penyakit

tertentu.3. Risiko tinggi terjadinya penyakit musiman.4. Penyakit tertentu yg timbul didaerah baru atau akan

menimbulkan pengaruh pd kelompok tertentu atau penyakit dg insidens rendah mendadak terjadi peningkatan.

49

Page 50: Epidemiologi

Epid

Surveilans dilakukan pd : 1. Peny. Yg dpt menimbulkan wabah. 2. Peny. Kronis. 3. Peny. Endemis. 4. Peny. Baru yg dapat menimbulkan

masalah epidemiologis. 5. Peny. Yg bisa menimbulkan

epidemi ulang.

50

Page 51: Epidemiologi

Epid

Sasaran Surveilans

1. Individu.2. Populasi lokal / kelompok individu.3. Populasi nasional. 4. Populasi internasional.

51

Page 52: Epidemiologi

Epid

INDIVIDU :Dilakukan pada individu yg terinfeksi dan mempunyai potensi utk menularkan penyakit. Yaitu : *. Penderita. *. Karier . *. Orang dg risiko tinggi.Surveilans disini dimaksudkan utk : -. Contact person. -. Terjadinya infeksi lebih lanjut. -. Keberhasilan pengobatan . -. Pengamatan lanjutan.

52

Page 53: Epidemiologi

POPULASI LOKAL :Yaitu kelompok penduduk yg terbatas pd orang-orang dg risiko terkena suatu penyakit ( population at risk ).Pengamatan dilakukan pada : 1. contact person . 2. pejamu yg rentan : bayi, anak yg belum diimunisasi 3. orang dg penyakit yg mudah relaps. Spt TBC. 4. kelompok individu yg kontak dg penderita spt petugas kesehatan.

Populasi nasional dilakukan thd semua penduduk setelah dilakukan program pemberantasan, mis. Penyakit polio . Epid

53

Page 54: Epidemiologi

Epid

T U J U A N SURVEILANS :

1.Mengetahui distribusi geografis peny. Endemis dan

peny. Yg dapat menimbulkan epidemi .

2. Mengetahui periodisitas suatu penyakit.

3. Mengetahui situasi peny. Tertentu .4. Mengetahui gambaran epidemiologis

penyakit tertentu.5. Melakukan pengendalian penyakit.

T U J U A N SURVEILANS :

1.Mengetahui distribusi geografis peny. Endemis dan

peny. Yg dapat menimbulkan epidemi .

2. Mengetahui periodisitas suatu penyakit.

3. Mengetahui situasi peny. Tertentu .4. Mengetahui gambaran epidemiologis

penyakit tertentu.5. Melakukan pengendalian penyakit.

54

Page 55: Epidemiologi

Epid

HOSPITAL SURVEILLANCE :

Infeksi Nosokomial :Rumah sakit merupakan tempat yg paling mudah menularkan penyakit. Oleh karena itu pengamatan epidemiologis harus dilakukan intensif oleh petugas khusus.Penularan penyakit di RS dapat terjadi melalui : 1. Penderita ke penderita. 2. Petugas kesehatan ke penderita . 3. Alat-alat yg digunakan. 4. Sumber air yg tercemar .

55

Page 56: Epidemiologi

Epid

Penderita yg dirawat di RS merupakan Host / pejamu yg rentan. Hal ini disebabkan :

1. Penyakitnya atau kondisinya yg lemah.2. Pengaruh obat spt antibiotik,kemoterapi, radiasi,

operasi.3. Infus, kateter, jarum suntik dll.

Penderita yg dirawat di RS merupakan Host / pejamu yg rentan. Hal ini disebabkan :

1. Penyakitnya atau kondisinya yg lemah.2. Pengaruh obat spt antibiotik,kemoterapi, radiasi,

operasi.3. Infus, kateter, jarum suntik dll.

56

Page 57: Epidemiologi

Epid

KONSEP SEHAT

1. konsep “sehat” dipandang dari sudut fisik secara individu .2. konsep “sehat” dipandang dari sudut ekologi.

Konsep “sehat” secara fisik dan bersifat individu ialah “seseorang dikatakan sehat bila semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batas-batas normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin”. Kesulitan yang dihadapi konsep ini adalah penentuan “normal” masih belum dapat dibakukan.

57

Page 58: Epidemiologi

Epid

Konsep “sehat” berdasarkan ekologi ialah “sehat berarti proses penyesuaian antara individu dengan lingkungannya. Proses penyesuaian ini berjalan terus menerus dan berubah-ubah sesuai dengan perubahan lingkungan yang mengubah keseimbangan ekologi dan untuk mempertahankan kesehatannya orang dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan”

58

Page 59: Epidemiologi

Epid

Konsep sehat yang banyak dianut oleh berbagai negara adalah konsep “sehat” yang tercantum dalam pembukaan konstitusi WHO (1948) yang berbunyi sebagai berikut.

“Health is stage of complete physical, mental and social wellbeing and not merely the absence of disease or infirmity”

“ suatu keadaan sehat yang komplit meliputi

fisik, mental, sosial dan bukan hanya ketiadaan

dari penyakit ataupun kelemahan/kecacatan”. 59

Page 60: Epidemiologi

Epid

Konsep “sehat” tersebut sangat ideal hingga dalam kenyataan sulit dicapai maka timbullah beberapa kritik terhadap konsep tersebut.

1.Sehat bukanlah suatu keadaan yang statis, tetapi merupakan suatu proses yang dinamis dan berubah-ubah setiap saat.2.Batasan “sejahtera” sangat sulit ditentukan.3.Indikator yang digunakan untuk mengukur sangat banyak dengan validitas yang berbeda-beda.

60

Page 61: Epidemiologi

Epid

Penilaian thd Kesehatan individu didasarkan pada : *. Pemeriksaan Fisik. *. Pemeriksaan Laboratorium . *. Pemeriksaan Lain-lain.

Penilaian thd kesehatan Masyarakat didasarkan : *. Angka kematian . *. Angka Kelahiran . *. Usia Harapan Hidup, Dsb. Yang kemudian dijadikan Indikator derajat kesehatan masyarakat. 61

Page 62: Epidemiologi

Epid

JENIS EPIDEMIOLOGI :

1. Epidemiologi Deskriptif . -. Apabila hanya mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan saja, tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-faktor penyebab yg mem- pengaruhi frekuensi, penyebaran dan atau munculnya masalah kesehatan tsb.

Hasil Epidemiologi Deskriptif hanya menjawab pertanyaan : Who , Where , When , tetapi tidak menjawab pertanyaan Why timbulnya masalah .

62

Page 63: Epidemiologi

Epid

2. Epidemiologi Analitik .

-. Bila telah mencakup pencarian jawaban thd penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran serta munculnya suatu masalah kesehatan. Disini diupayakan adanya jawaban terhadap faktor-faktor penyebab yg dimaksud ( WHY ) utk kemudian dianalisa hubungannya dg akibat yg ditimbulkan.

63

Page 64: Epidemiologi

Epid

PERJALANAN PENYAKIT ALAMIAH

Setiap orang yang menderita penyakit tertentu mempunyai riwayat perjalanan penyakitnya, terutama penyakit kronis yang berlangsung bertahun-tahun.

Riwayat perjalanan penyakit alamiah merupakan proses perkembangan suatu penyakit tanpa adanya intervensi yang dilakukan oleh manusia dengan sengaja dan terencana.

64

Page 65: Epidemiologi

Epid

Level dan Clark menggambarkan riwayat perjalanan penyakit sebagai berikut.

Prapatogenesis Patogenesis

Infeksi Sakit 1. Sembuh 2. Kronis 3. Cacat 4. mati.

65

Page 66: Epidemiologi

Epid

Tahap Klinis

Tahap klinis merupakan kondisi ketika telah terjadi perubahan fungsi organ yang terkena dan menimbulkan gejala . Untuk menemukan penderita pada tahap ini relatif tidak sulit, terutama pada penyakit-penyakit yang menimbulkan gejala.

Kesulitan utama untuk mendiagnosis penyakit pada tahap ini adalah karena tidak semua penyakit menimbulkan gejala yang jelas, bahkan setiap penyakit tidak selalu menimbulkan gejala.

66

Page 67: Epidemiologi

Epid

Manifestasi klinis pada tahap ini sangat bervariasi, mulai dan yang sangat ringan dan tidak spesifik sampai yang sangat berat atau meninggal dunia. Variasi ini disebut Spektrum Penyakit.

Spektrum penyakit dapat digambarkan sebagai berikut.

InfeksiTidakTampak

ringan sedang berat berat sekali mati

Subklinis klinis

67

Page 68: Epidemiologi

Epid

Screening test disebut juga Uji Saring atau Uji Tapis.Untuk mendeteksi tanda dan gejala penyakit secara

dini dan menemukan penyakit sebelum menimbulkan gejala dapat dilakukan dg cara :

1. Deteksi tanda dan gejala dini . dibutuhkan pengetahuan ttg tanda dan gejala tsb

yg dilakukan oleh tenaga kesehatan dan masyarakat.

Dengan demikian timbulnya kasus baru dapat segera diketahui dan diberikan pengobatan.

SCREENING TEST UNTUK DETEKSI PENYAKIT

68

Page 69: Epidemiologi

Epid

2. Penemuan kasus sebelum menimbulkan gejala. Dapat dilakukan dg mengadakan Uji tapis

terhadap penduduk yg tampaknya sehat, tetapi mungkin menderita penyakit.

69

Page 70: Epidemiologi

Epid

Uji tapis ialah cara utk mengidentifikasi penyakit yg belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yg dapat dengan cepat memisahkan antara orang yg mungkin menderita penyakit dg orang yg tidak menderita .

Orang dg hasil uji tapis yg positif harus dilanjutkan dg pemeriksaan lanjutan apakah ybs memang sakit atau tidak, utk kemudian diteruskan dg pengobatan intensif agar tidak membahayakan, khususnya utk penyakit menular.

BATASAN UJI TAPIS :

70

Page 71: Epidemiologi

Epid

Sifat pemeriksaan uji tapis :

1.Cepat dapat memilah sasaran.

2.Tidak mahal.

3.Mudah dilakukan oleh petugas kesehatan.

4.Tidak membahayakan petugas atau penderita .

71

Page 72: Epidemiologi

Epid

Tujuan Uji Tapis :

1. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dg gejala tidak khas thd orang yg tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit

( population at risk )

2. Dengan ditemukan penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas hingga mudah disembuhkan dan tidak menjadi sumber penularan .

72

Page 73: Epidemiologi

Epid

SASARAN :

*. Penyakit kronis : 1. infeksi bakteri ( lepra ,TBC, dll ) 2. infeksi virus ( hepatitis ) 3. penyakit non infeksi : hipertensi, diabetes melitus, peny.jantung karsinoma serviks, prostat dll 4. AIDS.

Uji tapis dpt dilakukan : -. Massal. -. Selektif / spesifik .

73

Page 74: Epidemiologi

Epid

Uji tapis selektif / spesifik :Dilakukan terhadap orang-orang yg mepunyai risiko atau yg kemudian dapat meningkatkan risiko terkena penyakit tertentu seperti : *. Penyakit jantung koroner . *. Karsinoma serviks. *. Karsinoma prostat . *. HIV / AIDS .

74

Page 75: Epidemiologi

Epid

Pada dasarnya semua jenis penelitian dilakukan krn adanya masalah. Dalam epidemiologi tidak semua masalah dilakukan penelitian .

Masalah yg akan diteliti harus diidentifikasi krn masalah epidemiologi sangat banyak.

PENELITIAN EPIDEMIOLOGIS

75

Page 76: Epidemiologi

Epid

Utk menentukan suatu masalah penelitian ada 3 ketentuan :

1. Terdapat kesenjangan antara apa yg seharusnya dg kenyataan yg ada .

2. Adanya pertanyaan kenapa kesenjangan tsb terjadi.

3. Minimal terdapat dua alternatif jawaban utk menjawab pertanyaan penelitian.

76

Page 77: Epidemiologi

Epid

Pembagian berdasarkan tujuan :

1. Penelitian Eksploratif --> mengadakan penelusuran mendalam utk menggali berbagai faktor yg berkaitan dg timbulnya penyakit.

Hasil penelitian ini berupa hipotesis yg digunakan utk penelitian lanjutan .

2. Penelitian deskriptif --> menguraikan ciri-ciri subjek studi dalam populasi utk mencari prevalensi suatu penyakit.

Hasil penelitian ini berupa hipotesis spesifik yg perlu diuji dg penelitian analitis.

MACAM-MACAM PENELITIAN

77

Page 78: Epidemiologi

Epid

3. Penelitian analitis --> bertujuan menguji hipotesis spesifik utk menentukan adanya hubungan sebab akibat.

4. Penelitian eksperimental --> menentukan adanya hubungan sebab akibat timbulnya suatu penyakit atau mencari efektifitas dan efisiensi obat .

78

Page 79: Epidemiologi

Epid

Berdasarkan pendekatan :

1. Cross Sectional --> pengamatan dilakukan dalam satu saat

/ periode dg ciri setiap subjek studi hanya diamati satu kali

2. Longitudinal --> dilakukan dg mengikuti proses perjalanan

penyakit alamiah.

Kalau perjalanan penyakit kedepan --> Penelitian Prospektif

( kohort ).

Kalau perjalanan peny.kebelakang --> Penelitian Retrospektif atau kasus kontrol .

79

Page 80: Epidemiologi

Epid

BERDASARKAN KETERLIBATAN PENELITI :

1.Penelitian Observasional --> bila peneliti tdk terlibat secara

aktif dalam melakukan intervensi

dan hanya secara pasif

mengadakan pengamatan thd

perjalanan penyakit

2.Penelitian Intervensional --> bila peneliti terlibat secara aktif

dan terencana serta mengendalikan

intervensi.

Penelitian ini dapat dilakukan dg cara

Field trial atau clinical trial .

80

Page 81: Epidemiologi

Epid

Adalah penelitian yg bersifat longitudinal dg mengikuti proses perjalanan peny. kedepan berdasar urutan waktu.Penelitian ini dimaksudkan utk menemukan insidens penyakit pd kelompok yg mempunyai faktor risiko maupun yg tidak, kemudian insidens pada kedua kelompok tsb dibandingkan apakah terdapat hubungan sebab akibat antara faktor risiko dan penyakit pada kelompok yg mempunyai dan kelompok yg tidak mempunyai.

Penelitian prospektif ( penelitian kohort )

81

Page 82: Epidemiologi

Epid

Kelompok yang diteliti tersebut dinamakan KOHORT .

Penelitian Kohort ini mengikuti paradigma Sebab Akibat .

82

Page 83: Epidemiologi

Epid

Kelompok yg punya faktor risiko

Kelompok tdk punya faktor risiko

Positif

negatif

Positif

negatif

bandingkan

Keadaan awal Insidens penyakitprospektif

83

Page 84: Epidemiologi

Epid

Faktor Risiko :Yaitu faktor-faktor yg mempengaruhi perkembangan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu. Ada 2 macam : 1. Faktor risiko intrinsik : a. Jenis kelamin dan usia . b. Faktor anatomi atau konstitusi tertentu. c. faktor nutrisi .

84

Page 85: Epidemiologi

Epid

2. Faktor risiko ekstrinsik : -. Berupa keadaan fisik, kimiawi, biologik, psikologik maupun sosial budaya dan perilaku.

Faktor risiko berbeda dg Agen ( penyebab penyakit ).Agen penyakit adalah mikro organisme atau kondisi lingkungan yg bereaksi secara langsung pada Host .

85

Page 86: Epidemiologi

Epid

Contoh faktor Risiko :

-. Merokok. -. Minum Alkohol.

-. Diet / makanan. -. Gaya hidup.

-. Obesitas. -. Asbes.

-. Radiasi. -. Sexual behaviour.

-. Obat-obatan . -. Bahan kimia, dll

86

Page 87: Epidemiologi

Epid

Berlawanan dg faktor risiko ada yang disebut faktor Protektif yaitu faktor yang melindungi terhadap timbulnya penyakit .

Contoh :

Ca Lambung : Risiko : -. Smoke foods, salt canned foods, nitrate or nitrite preserved foods. Protektif : -. Milk, green and yellow vegetables, Vit. C containing foods.Ca Esophagus : Risiko : -. Alkohol, Minuman sangat panas . Protektif : -. Fresh fruit and vegetables.

87

Page 88: Epidemiologi

Epid

Jenis penelitian kohort :

Penelitian satu kohort :Pada dasarnya bersifat deskriptif, karena pada awal penelitian tidak dibedakan antara kelompok yg terpapar faktor risiko dengan yg tidak terpapar faktor risiko.

Penelitian dua kohort :Sejak awal penelitian sudah dipisahkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok yang terpapar faktor risiko dan kelompok yg tidak terpapar faktor risiko .

88

Page 89: Epidemiologi

Epid

Keuntungan penelitian kohort :

1. Dapat digunakan utk mengetahui perkembangan normal ( ontogenik ) yg terjadi dengan berjalannya waktu .

2. Dapat mempelajari timbulnya penyakit secara alamiah akibat faktor penyebab yg dilakukan oleh orang secara sengaja, mis. merokok .

3. Dapat digunakan utk mempelajari perjalanan klinis suatu penyakit .

4. Dapat digunakan utk mempelajari hubungan sebab akibat.

89

Page 90: Epidemiologi

Epid

5. Dapat digunakan utk mempelajari insidens penyakit .

6. Tidak mempunyai hambatan masalah etika.

7. Dapat dilakukan perhitungan statistik utk menguji hipotesis.

8. Dapat diketahui lebih dari satu outcome thd satu pemaparan, mis. Hubungan rokok dg karsinoma paru ternyata juga ada hubungan dg penyakit jantung dll.

90

Page 91: Epidemiologi

Epid

Kerugian :

1. Penelitian ini membutuhkan sampel yg besar dan waktu yg lama sehingga sulit utk mempertahankan subjek studi agar tetap dapat mengikuti proses.

2. Membutuhkan biaya yg besar.3. Sulit dilakukan pada penyakit yg jarang

terjadi .4. Tidak efisien utk penelitian penyakit dg

fase laten yg lama.

91

Page 92: Epidemiologi

Epid

Penelitian retrospektif disebut juga penelitian kasus kontrol , kadang-kadang dipergunakan istilah Trohok yaitu kohort yg dibaca dari belakang sesuai dg proses perjalanan penyakit yg diikuti.Denganperkataan lain mengikuti perjalanan penyakit dari akibat ke sebab .

PENELITIAN RETROSPEKTIF ( KASUS KONTROL )

92

Page 93: Epidemiologi

Epid

Macam penelitian Retrospektif :a.Merupakan penelitian analitis .b.Dapat juga berupa penelitian eksploratif,

kalau : -. Data yg berhubungan dg sifat-sifat

penting kelompok tidak diketahui . -. Perjalanan penyakit alamiah tidak diketahui jelas. -. Tidak dapat dibuat hipotesis

spesifik .

Penelitian dapat dilakukan pada : 1. Rumah sakit ( hospital based ). 2. Di masyarakat ( community based ).

93

Page 94: Epidemiologi

Epid

Ciri-ciri penelitian Retrospektif :

1. Merupakan penelitian yg bersifat observational .

2. Diawali dg kelompok penderita dan bukan penderita .

3. Terdapat kelompok kontrol.

4. Kelompok kontrol harus memiliki risiko terpapar oleh faktor risiko yg sama dg kelompok kasus.

5. Membandingkan besarnya paparan oleh faktor risiko antara kedua kelompok.

6. Tidak mengukur insidens.

94

Page 95: Epidemiologi

Epid

KEUNTUNGAN :

1. Sangat sesuai utk penelitian penyakit yg jarang terjadi, mis.

-. Hubungan kelainan kongenital dan kelainan genetika.

-. Hubungan rokok dg kanker paru-paru.

-. Terdapatnya adenokarsinoma vagina pd gadis remaja.

2. Pelaksanaannya relatif lebih cepat dari penelitian prospektif.

3. Sampel yg dibutuhkan lebih kecil.

4. Biaya penelitian relatif lebih kecil.

5. Tidak dipengaruhi faktor etika, spt pada eksperimental.

6. Data yg ada dapat dimanfaatkan terutama bila penelitian di RS.

95

Page 96: Epidemiologi

Epid

KERUGIAN :

1. Kesalahan kasus yg disebabkan salah diagnosa.

2. Informasi pemaparan diperoleh dg mengingat kembali masa lalu yg cukup lama shg ada potensi timbulnya bias.

3. Validasi thd data yg diperoleh tidak dapat dilakukan.

4. Tidak dapat dilakukan utk penelitian evaluasi pengobatan.

96

Page 97: Epidemiologi

Epid

PENELITIAN EKSPERIMENTAL .

-. Merupakan metode yg paling kuat utk mengungkap

hubungan sebab akibat.

-. Hambatan utama pd manusia adalah faktor etika,

disamping itu ada faktor hukum, sosial budaya dll,

tetapi penelitian eksperimen telah banyak dilakukan

t.u. utk menemukan obat dalam terapi.97

Page 98: Epidemiologi

Epid

UJI KLINIS ( CLINICAL TRIAL ).

Umumnya dimaksudkan mencari efektifitas dan efisiensi obat utk menyembuhkan penyakit. Jadi dimaksudkan utk mengubah perjalanan penyakit dg tujuan pengobatan dan pencegahan ( kuratif dan prefentif ).

98

Page 99: Epidemiologi

Epid

KONSEP DASAR :Uji klinis ditujukan utk mencari obat yg efisien atau menentukan efektifitas obat jenis baru yang telah dicoba pada hewan.Penelitian ini dilakukan dg membandingkan kelompok penderita yg diberi obat tertentu dengan kelompok yg diberi obat lain atau plasebo.

99

Page 100: Epidemiologi

Epid

CIRI-CIRI :1.Uji klinis merupakan studi kasus .2.Dilakukan dg metoda

eksperimental.3.Menguji hipotesis spesifik.4.Intervensi dilakukan secara aktif

dan terencana oleh peneliti.5.Menggunakan kelompok kontrol.6.Alokasi kelompok dipilih secara

random .

100

Page 101: Epidemiologi

Epid

Keuntungan :1.Dapat digunakan utk mencari efisiensi

dan efektifitas obat atau prosedur pengobatan .

2.Penelitian dg eksperimen digunakan sbg penelitian lanjutan setelah keberhasilan pada percobaan hewan.

3.Dengan uji klinis peneliti dapat mengendalikan intervensi yg diberikan.

101

Page 102: Epidemiologi

Epid

Kelemahan :

1.Tidak semua masalah dapat dilakukan uji klinis , karena ada hambatan faktor etika .

2.Sering ditemukan kesulitan dalam menentukan waktu yg tepat utk melakukan uji klinis .

Bila suatu obat telah dipasarkan secara luas maka uji klinis tidak dapat dilakukan , sebaliknya bila obat masih dalam penelitian pada percobaan hewan maka uji klinis tidak etis utk dilakukan.

102

Page 103: Epidemiologi

Epid

Langkah Penelitian :

1.Tentukan latar belakang masalah .2.Tentukan kuesioner dan rumuskan

tujuan penelitian dg jelas.3.Rumuskan hipotesis penelitian tentang

variabel independen dan variabel dependen .

4.Tentukan pemeriksaan hasil yg dikehendaki.

5.Tentukan populasi studi dan kriteria subjek.

6.Tentukan cara dan perkiraan besarnya sampel yg digunakan.

7.Apakah diperlukan penyamaran atau tidak, kalau perlu apakah samar tunggal, ganda atau tripel.

103

Page 104: Epidemiologi

Epid

Pilihan antara penelitian Prospektif dan Retrospektif

Penelitian kohort Kasus kontrol

1. Apabila yg diketahui adalah penyebab dan yg ingin diketahui adalah akibat.

2. Apabila akibat yg ingin diketahui banyak ditemukan .

3. Apabila jarak waktu antara adanya penyebab dan timbulnya akibat

relatif singkat.

4. Apabila ingin lebih mengetahui hubungan sebab akibat.

5. Apabila angka Drop Out diperkirakan rendah .

1. Apabila yg diketahui adalah akibat dan yg ingin diketahui adalah penyebab.

2. Apabila akibat yg telah diketahui sedikit ditemukan .

3. Apabila jarak waktu antara adanya penyebab dan timbulnya akibat terlalu lama.

4. Apabila ingin mengetahui hubungan awal sebab akibat.

5. Apabila angka Drop Out diperkirakan tinggi .

104

Page 105: Epidemiologi

Epid

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, sosial ekonomi yang pada gilirannya dapat memacu semakin meningkatnya PTM. Di Indonesia, keadaan perubahan pola dari penyakit menular ke penyakit tidak menular lebih dikenal dalam sebutan transisi epidemiologi.

Pembahasan epidemiologi PTM tidak dapat melepaskan diri dari konsep epidemiologi sendiri dalam menangani masalah penyakit. Akan dibicarakan konsep PTM sebagai penyakit dari segi epidemiologi, frekuensi sebagai masalah dalam masyarakat, pengetahuan tentang faktor penyebab/faktor risikonya dan upaya pencegahan serta perencanaan terkait.

105

Page 106: Epidemiologi

Epid

Penyakit Tidak Menular

1. Beberapa PengertianIstilah PTM kurang lebih mempunyai kesamaan

dengan sebutan:a. Penyakit kronik.b. Penyakit non-infeksi.c New communicable disease.d. Penyakit degeneratif.Kesamaan penyebutan ini tidaklah sepenuhnya

memberi kesamaan penuh antara satu dengan lainnya. Penyakit kronik dapat dipakai untuk PTM karena kelangsungan PTM biasanya bersifat kronik

106

Page 107: Epidemiologi

Epid

2. Karakteristik Penyakit Tidak Menular

Berbeda dengan penyakit menular, PTM mempunyai beberapa karakteristik tersendiri seperti:

a. Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan

tertentu.

b. Masa inkubasi yang panjang.

c. Perlangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronik).

d. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis.

e. Mempunyai variasi yang luas.

f. Memerlukan biaya yang tinggi dalam upaya pencegahan

maupun penanggulangannya.

g. Faktor penyebabnya bermacam-macam (multikausal), bahkan tidak jelas.

107

Page 108: Epidemiologi

Epid

Perbandingan PTM dengan penyakit menular, dapat dilihat sebagai berikut:

Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular1. Banyak ditemui di negara 1. Ditemui di negara industri berkembang2. Rantai penularan yg jelas. 2. Tidak ada rantai penularan 3. Perlangsungan akut 3. Perlangsungan kronik 4. Etiologi mikroorganisme jelas. 4. Etiologi tidak jelas5. Bersifat single-kausa 5. Biasanya multiple-kausa6. Diagnosis mudah 6. Diagnosis sulit7. Agak mudah mencari penye 7. Sulit mencari penyebabnya babnya8. Biaya relatif murah 8. Biaya mahal9. Jelas muncul di permukaan 9. Ada iceberg phenomenlO.Morbiditas dan mortalitas lO.Morbiditas dan mortalitas cenderung menurun cenderung meningkat.

108

Page 109: Epidemiologi

Epid

Beberapa kesulitan dapat dihadapi dalam menentukan hubungan antara keterpaparan dengan terjadinya penyakit,

Situasi-situasi di mana pengamatan perorangan dianggap kurang cukup untuk menetapkan hubungan antara paparan dengan penyakit dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut :

l. Masa laten yang panjang antara exposure dengan penyakit.

2. Frekuensi paparan faktor risiko yang tidak teratur.

3. Insiden penyakit yang rendah.4. Risiko paparan yang kecil.5. Penyebab penyakit yang multikompleks.

109

Page 110: Epidemiologi

Epid

Tengkiu

110