Epass Komponen 2 -...
Transcript of Epass Komponen 2 -...
PROGRESS OUTPUT EPASS KOMPONEN 2
D r. I r. D e d i M . M . R i y a d i
G o r o n t a l o , 2 3 F e b r u a r i 2 0 1 8
TAHAPAN PENGEMBANGAN MEKANISME PENDANAAN KAWASAN KONSERVASI
4. Strategi komunikasi untuk advokasi.
1.
Pembangunan konsensus tentang profil dan pentingnya pendanaan berkelanjutan untuk pengelolaan kawasan konservasi.
2.
Pengembanganinstrumenoperasional.
3.
Penyusunanaspek legal dankelembagaan.
RENCANA PENGEMBANGAN MEKANISME PENDANAAN KAWASAN KONSERVASI
1. ValuasiekonomikawasankonservasiSulawesi
2. Studi potensimekanismependanaankawasankonservasi
20161. Menciptakankondisipemungkin(enabling condition)
2. Strategi komunikasi untuk advokasi
3. Business plan
4. Rencana dan strategi pendanaan kawasan konservasi Sulawesi
20171. Peningkatan skor pendanaan berkelanjutan
2. Setidaknya satu pembiayaan tapak percontohan
3. Desain, negosiasi, formalisasi, dan operasionalisasi
20181. Peningkataninvestasipendanaan
2. Best practice dari business plan
3. Mekanisme nasional
20191. Peningkatan skor pendanaan berkelanjutan
2. Meningkatkan anggaran tahunan untuk sistem kawasan konservasi
3. Setidaknya dikembangkan dua mekanisme pembiayaan berkelanjutan baru untuk pengelolaan kawasan konservasi
2020
LATAR BELAKANG ( 1 / 3 )
• Studi ini berupaya menelaah status pendanaan konservasi danhubungannya dengan kinerja pengelolaan kawasan konservasi.
• Studi ini juga berupaya untuk mereformulasi sistem pendanaansebagai instrumen strategis untuk mendorong perbaikan sistempengelolaan kawasan konservasi.
• Sasaran final dari studi adalah acuan (guideline) untukpenyusunan konsep pendanaan berkelanjutan pengelolaankawasan konservasi Sulawesi.
• Sulawesi memiliki paduan jenis Asia danAustralasia, memiliki kekayaan nyatakeanekaragaman flora dan fauna global, juga kekayaan hidupan pesisisr dan laut (marine). Termasuk kategori kawasan konservasi global yang penting, dengan kekayaan endemik yang sangat tinggi.
• Untuk konservasi telah ditetapkan jaringan 63 kawasan terestris dan 6 kawasan laut di Sulawesi. Seluruhnya mencakup 1,601,109 Ha—mewakili9.2% luas lahan dan 14.2% luas kawasan hutan.
• Habitat alami mengalami kerusakan dandegradasi dalam skala besar, terutama karenalogging dan praktik penggunaan lahan yang tidaktepat.
• Ketidak-efektifan pengelolaan kawasankonservasi acapkali ditunjuk terkait utamanyadengan kurangnya anggaran untuk mengelolahabitat.
LATAR BELAKANG ( 2 / 3 )
• Alokasi dana pengelolaan kawasan konservasi rendah ancaman thd keberadaan dan fungsi kawasankonservasi keanekaragaman hayati
• Biaya kelola kawasan $2.17/Ha/th. $1.48/Ha/th atau68,2 % dari pemerintah (APBN).
• Jauh di bawah kebutuhan…..namun terdapatperkembangan peningkatan yang sesuai dengan‘kemampuan’ pemerintah
• Bgm ‘menutupi’ kekurangan?(1) Peningkatananggaran Pemerintah, (2) keikutsertaan Pemda, (3) keikutsertaan dunia usaha dan masyarakat, (4)intensified and integrated efforts.
• Apa dan bagaimana batasan “kebutuhan” proses bisnis dan business plan
• Pendanaan berbasis ‘potensi’ yang dimiliki (semacampembuktian terbalik?). “Kembangkan hanya jikamungkin berkembang/dikembangkan”
LATAR BELAKANG ( 3 / 3 )
Pendanaan berbasis
potensi, kondisi, dan pengelolaan
Mampu:
• Bertahan
• Dipertahankan
Menunjukkan kapasitas untuk:
• Berfungsi
• Memberikan manfaat
Dikelola dg baik, berfungsi baik, danberkelanjutan
MENELAAH PENGELOLAAN
• Melakukan analisis berbagai situasi riil, kompleks, interdependence daninterrelationship, serba sistem (systems thinking), serta konseptual-paradigmatik.
• Pendekatan teknikal, parsial, dan deterministiksaja tidak akan cukup untuk menjelaskanfenomena yang dihadapi secara utuh danakurat, apalagi untuk merancang model konseptual untuk suatu perubahan, termasukperubahan perilaku manusia dan organisasi
• Masalah dalam organisasi pengelola KK seringkali tidak dapat diformulasikan dan hanyamenjadi “issue” yang sulit disentuh (soft).
Pendekatan SSM (Soft System Methodology)
SISTEM PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI
ManajemenKawasan:• Pengukuhan
kawasan• Pengamanan
Kawasan• Evaluasi Fungsi
Manajemen SDA:• Perlindungan• Pengawetan• Pemanfaatan
ManajemenKelembagaan:• SDM, organisasi,
tata hubungankerja, sarana-prasarana, anggaran, dll.
Manajemen Sosial:• Pemberdayaan
dan Peran Serta Masyarakat
• PengelolaanDaerah Penyangga
• KemiteraanKonservasi
Fakta/realita:
• Dianggap penting dan (karena) bermanfaat: clear
• Prioritas untuk dikelola: may (lembaga) or may not (anggaran) be clear
• Dibuktikan dg pengembangan kelembagaan dan alokasisumber daya
-------------
• Sistem pendukung kehidupan
• Cadangan untuk masa depan
• Manfaat nyata masa kini. 3 menonjol:1. Keanekaragaman hayati
2. Jasa lingkungan
3. Wisata alam
• Test case utk tiga lokasi EPASS
PERENCANAAN PENGELOLAAN
3 LOKASI EPASS:
• Kondisi baik
• Ada gangguan, namun terkendali (under control atau controllable)
• Pendayagunaan tinggi di lokasi yg relatif ‘padat’: jasa lingkungan air, wisata, kekayaan keanekaragaman hayati
• Status pengelolaan tinggi (lembaga UPT), pendanaan ‘ajeg’, relatifkompatibel dengan kelembagaan di daerah (eselon, kekuatan), masihkekurangan SDM
• Dokumen rencana sudah ada, belum partisipatif-integratif
• Perlu perencanaan bersama berbasis ‘kepentingan bersama , ‘kesepakatan’ dan ‘kerjasama’
3 POTENSI:
1. Potensi Keanekaragaman Hayati
2. Potensi Jasa Lingkungan
3. Potensi Wisata Alam
3 LOKASI EPASS
TN NANI BOGANI WARATBONE
• Luas 282.008,757 Ha.
• Nilai ekonomi US$ 36 juta (Rp.484,87 miliar) atau US$ 136/ha/tahun.
• Pendukung wisataSulawesi Utara (?)
TN LORE LINDU
• Luas 215.733,70 Ha.
• Nilai ekonomi jasaekosistem US$ 32,32 juta atauUS$158/ha/tahun.
• Jasa lingkungan air, wisata, keanekaragamanhayati.
KPHK TANGKOKO
• Luas 8.545 Ha.
• Nilai ekonomi jasa lingkungan US$ 10 juta (Rp. 133,85 miliar) atau US$ 1.760/ha/tahun
• Manfaat menonjol: jasa lingkungan air dan wisata alam.
PENYUSUNAN SISTEM PENDANAAN BERKELANJUTAN KK SULAWESI
• Pendanaan pengelolaan kawasankonservasi
• Apa yang dimaksud ‘pendanaanberkelanjutan’
• Apakah memang under funded?
• Efektivitas dan efisiensi
BATASAN
• Apresiasi dan kontribusi:• Menghargai
• Berkorban: ditunjukkan dg WTP
• Produktif: eksistensi, kinerja
Pendanaan berkelanjutan di kawasan konservasi adalah“kemampuan untuk mengamankan sumber-sumberpendanaan yang stabil dalam jangka panjang, dialokasikansesuai waktu dalam bentuk yang tepat untuk membiayaiseluruh kebutuhan kawasan konservasi sehingga dapatdikelola secara efektif dan efisien sesuai tujuan konservasi.” (Emerton et al., 2006)
……bukan soal angka nominal tetapi lebih tentang skema ygbercirikan (1) kesadaran dan semangat, (2) partisipasi, (3) apresiasi dan kontribusi, (4) produktivitas
• Kesadaran dan semangat pengelola: ‘change’ management
• Partisipasi:• pasif: paham, ikut, patuh
• aktif: peranserta, kritik, saran
Gap National
ScalePeningkatanPendanaan
S TAT U S P E N DA N A A N DA N E F E K T I V I TA S P E N G E LO L A A N K AWA S A N KO N S E RVA S I
PENINGKATAN ANGGARAN TNLL DAN TNBNW 2007 -2018
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KK SKALA NASIONAL DENGAN MET T
EFFEKTIVITAS PENGELOLAAN KK LOKASI EPASS DENGAN MET T
PENINGKATAN ANGGARAN VS PENINGKATAN EFEKTIVITAS
METT tidak berorientasi hasil: Hasil penilaian efektivitas meningkat, pada saat yang
sama nilai- nilai penting konservasi di tiga kawasantersebut sedang terus mengalami penurunan.
Jika strategi untuk mencapai tujuan belum dirumuskan denganbaik, maka penambahan anggaran akan memicu masalah padaefisiensi dan efektivitas. Beban peningkatan kinerja terusdituntut seiring dengan terus meningkatnya anggaran tersebut. Kondisi demikian memancing tindakan “akrobat” untukmendongkrak nilai kinerja, tetapi terkesan kurang nyata atausemu. Nilai-nilai penting konservasi yang menjadi sasaranutama kegiatan pengelolaan terus menurun dalam kondisiangka-angka kinerja yang terus meningkat.
KERANGKA STRATEGI
Pemasaran berdasarkan ‘kondisi memprihatinkan’ atau‘kondisi prima’, atau ‘upaya perbaikan’
1. Mengaitkan pendanaan dengan potensi, kondisi, danpengelolaan kawasan
2. Menelaah pengelolaan dalam selang ‘at least’ (hanyamempertahankan), ‘apa adanya’, dan ‘at most’ (mengelola sehingga memungkinkan pendayagunaanpotensi secara maksimal)
3. Mengelola pendanaan dengan sistem seadanya ataumengupayakan pengembangan program sesuai denganpengelolaan ‘at most’
4. Mengaitkan kemungkinan dukungan pendanaan denganperbaikan pengelolaan untuk mencapai pendayagunaanoptimal (berorientasi kinerja).
PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN S ISTEM PENDANAAN BERKELANJUTAN
1. Pengembangan pendanaan berkelanjutan dilakukandengan bertumpu pada penggalian dan pendayagunaanpotensi yang dimiliki kawasan.
2. Optimasi pengelolaan kawasanmelaksanakanperencanaan program dan anggaran terintegrasi JP, JM, Tahunan
3. Diversifikasi pendapatan dari barang dan jasa yang dimiliki kawasan
4. Pengembangan lembaga kolaborasi yang secara efektifmampu menghimpun kontribusi para pihak.
5. Penerapan Public Private Partnership (PPP) sepertiskema bisnis di TN Komodo; dan Badan Layanan Umum(BLU), seperti yang diusulkan oleh KLHK.
6. Trust fund untuk peningkatan pengelolaan: individual, regional atau nasional secara bersama-sama.
SKEMA PENDANAAN
• Optimasi
• Diversifikasi: (1) Optimalisasi Perijinan; (2) Pengembangan Kerjasama; (3) PPP danBLU; (4) Operasionalisasi KPHK.
• Pembentukan Trust Fund
DAMPAK SKEMA PENDANAAN
Peruntukan (P):• fasilitas/perlengkapan (P1)
• pembiayaan kegiatan/program (P2)
• dukungan kegiatan/program (P3)
Lingkup (L):• lokal (L1)
• kawasan (L2)
• Daerah:
• provinsi (L31)
• kabupaten (L32)
• kecamatan (L33)
• regional/sub nasional (L4)
• nasional (L5)
Bentuk dukungan (D) : • barang/alat in-kind (D1)
• data/informasi/perangkat lunak/dukunganteknis lain (D2)dana (D3)
• ide/pemikiran/konsep/promosi (D4)
Sumber dana (S):• pemerintah pusat (S1)
• pemerintah daerah (S2)
• ijin/tiket/iuran/perolehan dana PNBP dll. (S3)
• CSR (S4)
• Dana hibah donor/masyarakat/perusahaan(S5)
• Dana masyarakat (S6)
RAGAM SKEMA PENDANAAN BERKELANJUTAN DAN DAMPAKNYA
• Optimasi: efisiensi berdampak D, S, P, L.
• Diversifikasi• Optimalisasi skema perijinan: D3; S3; L2
• Pengembangan kerjasama• Dewan Pengelolaan: D4, seluruh S; seluruh P; seluruh L.
• Kerjasama penguatan fungsi: D1, D2, D3, D4; S3, S4, S5, S6; P1, P2, P3; L1, L2, L3, L4, L5
• PPP dan BLU: D; S; P1, P2, P3; L2, L31; L4
• Operasionalisasi KPHK: efisiensi berdampak D, S, P, L2
• Pembentukan trust fund: seluruh D, S, P, L.
OPTIMASI PENGELOLAAN
• “Change” management
• Penerapan proses bisnis efisiensi dan efektivitas kegiatan
• Pengembangan business plan
TANTANGAN OPTIMASI (1/2)
PERUBAHAN PARADIGMA
• Filosofi dan praktik pengelolaan
• Pengelola kawasan sebagai koordinator dan pemersatu pengelolaan
• Pengelolaan dengan pendekatan berkelanjutan (secara populer: tidak denganpendekatan proyek dan parsial)
• Perlu peningkatan dalam perencanaan terpadu dan partisipatif
• Mission oriented vs process-(source of) budget oriented
TANTANGAN OPTIMASI (2/2)
PENINGKATAN PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN
• Perbaikan kerjasama internal K/L: antar unit Es.1 utk penataan hutan, kawasan dll.
• Keterkaitan kewenangan pengelolaan dengan pembangunan wilayah/daerah di mana lokasi kawasan konservasi berada:• Wilayah milik daerah
• Isi milik sektor
• Pola saling isi dan milik bersama: mutual benefits
• Pengembangan Manajemen Kawasan
PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN SISTEM PENDANAAN BERKELANJUTAN
1. Pengembangan pendanaan berkelanjutan dilakukan dengan bertumpu padapenggalian dan pendayagunaan potensi yang dimiliki kawasan.
2. Optimasi pengelolaan kawasanmelaksanakan perencanaan program dananggaran terintegrasi JP, JM, Tahunan
3. Diversifikasi pendapatan dari barang dan jasa yang dimiliki kawasan
4. Pengembangan lembaga kolaborasi yang secara efektif mampu menghimpunkontribusi para pihak.
5. Penerapan Public Private Partnership (PPP) seperti skema bisnis di TN Komodo; danBadan Layanan Umum (BLU), seperti yang diusulkan oleh KLHK.
6. Trust fund untuk peningkatan pengelolaan: individual, regional atau nasional secarabersama-sama.
DIVERSIFIKASI (SUMBER) PENERIMAAN
• Jasa Lingkungan Air
• Jasa Lingkungan Wisata Alam
• Efektifkan Ijin Usaha
• Pusat Riset dan Pendidikan
• Berbagai pola untuk Sarpras• BOT
• BTO
Contoh: Fasilitas jembatan kanopi dan bangunan di Bodogol G. Gede-Pangrango; restorasi ekosistem Cinta Raja G. Leuser; pembangunan MCK; dll.
PENGEMBANGAN KERJASAMA ( 1 / 2 )
Keuntungan:
1. Sesuai dengan semangat ‘partisipatif’
2. Tidak ‘rigid’ seperti ijin usaha dan BLU
3. Bisa digunakan untuk ragam yang lebar
Kelemahan:
1. Sangat tergantung kepada pengelola
2. Tidak jelas ada ‘kesetaraan’ sesuai semangat kemitraan
Investasi Pengusahaan Jasa Ekosistem
1. Inventarisasi dan monitoring potensi jasa ekosistem
2. Penelitian dan Pengembangan manfaat, skema pemanfaatan, model bisnis jasa
ekosistem
3. Pemberdayaan masyarakat
4. Peningkatan kapasitas staf dan kelembagaan
5. Pemulihan ekosistem
Philanthropy Donasi/sumbabangan
Crowd Funding
Sumber lainnya
APBN swasta
Kerjasama Program Konservasi
APBN
Pendapatan Negara: Iuran, Pungutan,
Penerimaan
Dana Konservasi dan CSR
PENGEMBANGAN KERJASAMA (2/2)
Ragam bentuk kerjasama
• Dewan Pengelola: Gede pahala, Mitra Kutai, DP Bunaken, dll.
• Kerjasama Penguatan Fungsi: CSR
• Pengelolaan Bersama Kolaboratif: ide Komodo
• Operasionalisasi KPH Konservasi
• Pengembangan ‘cikal bakal’ (atau varian) Badan Layanan Umum (BLU)
PENGEMBANGAN TRUST FUND
Menggerakkan kontribusi dalam skala yang lebih besar, walaupun bisa juga secaraspesifik untuk tingkat lokal atau regional.
Kelebihan:
• Ragam penggunaan lebih lebar
• Partisipasi bisa tidak terbatas
APA YANG BISA DICAPAI DENGAN PENGEMBANGAN KAPASITAS INTERNAL
• Analisis Biaya dan Penerimaan dalam Pengelolaan KK (dilengkapi dengan kesenjangan biaya danpenerimaan serta subsidi)
• Pengendalian Biaya dan Peningkatan Efisiensi Pengelolaan
------------------
• Peningkatan/ Optimasi Penerimaan (peningkatan penerimaan dari sumber2 yang berlaku saat ini)
• Diversifikasi Kegiatan dan Penerimaan (penciptaan peluang penerimaan dan aktivitas pengelolaanyang harus dilakukan)
• Inovasi dan Terobosan (termasuk investasi untuk membangun dan meningkatkan penerimaan)
• Kekuatan untuk ‘memasarkan’ kawasan konservasi untuk memperoleh dukungan dari luar
Dewan Pengelolaan
Badan Pengurus
Program Dukungan
BTN/KPHK
Seksi/Sub Bag TU
Program Pengelolaan
Kegiatan Kegiatan
KOO
RD
INA
SI
ALTERNATIF PENGELOLAAN PENDANAAN KREATIF 1
ALTERNATIF PENGELOLAAN PENDANAAN KREATIF 2
Kawasan Konservasi
LSM A
Alternatif 1:
LSM B
LSM C
SWASTA A
SWASTA B
SWASTA C
•Pemerintah•LSM•Donors•Swasta•Masyaraka
t
BOC
Program dan InvestasiDonasi / sumbangan
Crowd funding
Philantrophy
•Pemerintah•LSM•Donors•Swasta•Masyaraka
t
Sumber lainnya
Alternatif 2:
Pengelola BOC
ALTERNATIF PENGELOLAAN PENDANAAN KREATIF 3
Kawasan Konservasi
Balai Taman Nasional
Program dan InvestasiDonasi / sumbangan
Crowd funding
Philantrophy
Sumber lainnya
Alternatif 2:
National Trust Fund
NATIONAL TRUST FUND PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI
Balai Taman Nasional
Balai Taman Nasional
Balai Taman Nasional
KPHK
KPHK
APBN
USD/RP
PERFORMANCE
“It is not about the money, it is about the governance.”
TINDAK LANJUT:2018 DAN SELANJUTNYA…
• Pematangan konsep: diskusi dengan pengelola dan para pihak/mitra
• Sosialisasi, promosi, komunikasi• Adakah kesepakatan dan kesiapan untuk “menjual” Sulawesi?
• Model operasional: ‘lokasi’ dan ‘sistem Sulawesi’
• Promosi (provokasi?). Tema: Wallacea…layak jual? Program promosiyang tepat.
TINDAK LANJUT
• Pematangan konsep: diskusi dengan pengelola dan para pihak/mitra
• Sosialisasi, promosi, komunikasi
• Model operasional ‘lokasi’ dan ‘sistem Sulawesi’
• Promosi (provokasi?). Tema: Wallacea…layak jual? Program promosiyang tepat.
Terima Kasih