endokrin

28
Mekanisme Endokrin: Disregulasi Adipokin Peningkatan massa adiposa pada obesitas dapat menyebabkan perubahan patologis pada hormonadiposit (adipokin) yang mengatur sensitivitas insulin 3 . Adiponektin merupakan adipokin yang memilikisifat insulinomimetik. Kadar adiponektin ditemukan rendah pada obesitas, dan pemberian adiponektinmemperbaiki keadaan resistensi insulin pada model hewan (Diez & Iglesias 2003) 3,4 . Tikus yangkekurangan adiponektin akan mengalami intoleransi premature glukosa yang diinduksi diet danresistensi insulin, dan mengalami peningkatan asam lemak serum (maeda et all., 2003) 3,5 . Sebaliknya,overekspresi transgenik adiponektin pada tikus menyebabkan perbaikan sensitivitas insulin, toleransiglukosa dan penurunan kadar asam lemak serum 3

description

mekanisme endokrin

Transcript of endokrin

Page 1: endokrin

Mekanisme Endokrin:Disregulasi Adipokin

Peningkatan massa adiposa pada obesitas dapat menyebabkan perubahan patologis pada hormonadiposit (adipokin) yang mengatur sensitivitas

insulin3.

Adiponektinmerupakan adipokin yang memilikisifat insulinomimetik. Kadar

adiponektin ditemukan rendah pada obesitas, dan pemberian adiponektinmemperbaiki keadaan resistensi insulin pada model hewan

(Diez & Iglesias 2003)3,4

. Tikus yangkekurangan adiponektin akan mengalami intoleransi premature glukosa yang diinduksi diet danresistensi insulin, dan mengalami peningkatan asam lemak serum (maeda et all., 2003)

3,5. Sebaliknya,overekspresi transgenik adiponektin pada tikus

menyebabkan perbaikan sensitivitas insulin, toleransiglukosa dan penurunan kadar asam lemak serum

3. di hati, adiponektin meningkatkan sensitivitas insulin,

menurunkan influks asam lemak, meningkatkan oksidasi asam lemak dan mengurangi

outputglukosahepatik (Bays, 2002)

3,6. di otot, adiponektin merangsang penggunaan glukosa dan oksidasi

asam lemakmungkin dengan aktivasi sensor bahan bakar seluler,AMP-activated protein kinase (AMPK)

(de la MazaMP, 2006)3,6

Page 2: endokrin

.Resistin

diidentifikasi pada 2001 sebagai protein yang secara spesifik disekresi oleh adiposit yangekspresinya di

down-regulatedoleh Thiazolidinedion, obat antidiabet dengan target reseptor inti PPARy

(peroxisome proHferator activated receptory) (Ehtesham, 2001)

3,7. Beberapa studi menunjukkan bahwapeningkatan ekspresi resistin dan kadarnya dalam serum berkaitan dengan obesitas dan resistensiinsulin

3. Resistin serum ditemukan meningkat pada rodensia dengan obesitas, dan infusi atau ekspresiyang tetap terjaga dari resistin menyebabkan

resistensi insulin3

. Sebaliknya, tikus yang kekuranganresistin memiliki homeostasis glukosa yang baik (Banerjee

et al., 2004)3,8.

Interleukin-6 (lL-6)adalah sitokin yang terkait erat dengan obesitas dan resistensi insulin.

Pemberianperifer IL-6 menginduksi hiperlipidemia, hiperglikemia, dan resistensi insulin pada roden dan manusia.IL-6 merusak sinyaling insulin

sebagian dengan downregulasi dari IRS dan upregulasi SOCS-3 (Kantartzis,2006)

3,9.Adipokin yang terbaru yang muncul sebagai kontributor pada resistensi

insulin yang diinduksi obesitasadalahretinol-binding protein

4 (RBP4).RBP4 diidentifikasi sebagai adipokin yang ekspresinyameningkat pada

jaringan adiposa tikus dengan resistensi insulin dengan inaktivasi spesifik adiposa daritransporter glukosa GLUT4 (Yang

Page 3: endokrin

et al.2005·kRBP4 diekspresikan tinggi di hati sebagaimana di

jaringanadiposa, dan kadarnya dalam sirkulasi berkorelasi dengan obesitas dan resistensi insulin pada roden(Yang

et al.2005). Diduga peningkatan kadar RBP4 serum berkontribusi terhadap

resistensi insulindengan merusakuptake

glukosa yang distimulasi insulin pada otot dan meningkatkan produksiglukosahepatik, walaupun mekanismenya belum sepenuhnya

dimengerti (Yanget at., 2005)

3,10.

Teori portal mengatakan bahwa resistensi insulin pada hati timbul dari drainase lemak viseral langsungke hati via vena portal (Bergman

et al.,2007). Perbedaan molekular lainnya antara lemak viseral danperifer juga berperan dalam resistensi insulin dan berkaitan dengan adipositas viseral

(Bergmanet at.,2007).

Komplikasi ObesitasObesitas erat kaitannya dengan penyakit hipertensi, diabetes mellitus

tipe II, hiperlipidemia,aterosklerosis, batu ginjal, batu empedu.

Hubungan Hipertensi dan ObesitasSesorang yang mengalami obesitas memiliki luas tubuh yang lebih luas,

sehingga pembuluh darahmenyesuaikan dengan kondisi tersebut. Semakin luasnya tubuh seseorang maka pembuluh darah akanlebih

panjang hal ini menyebabkan tubuh memompa darah menjadi sedikit lebih tinggi dibanding orangnormal pada umumnya, hal ini disebut hipertensi relatif, namun demikian obesitas juga berpengaruhpada

terbentuknya hipertensi essensial.Hipertensi pada orang obesitas terjadi

Page 4: endokrin

karena adanya peningkatan asam lemak bebas, leptin dan insulinyang kerja ketiganya dapat bekerja sama mengaktivasi sistem rennin-

angiotensin dan memacu aktivitassimpatis sehingga menyebabkan vasokonstriksi (menyempitnya pembuluh darah) dan retensi natrium

1.

Hubungan Diabetes Melitus Tipe II dengan ObesitasObesitas seperti yang dijelaskan diatas dapat menyebabkan resistensi insulin, resistensi insulinmerupakan gambaran dari penyakit Diabetes

meiltus tipe II. Resistensi insulin menyebakan insulin yangdikeluarkan pada saat kadar gula darah tubuh meningkat, dan berfungsi sebagai

pembawa glukosa kedalam sel-sel otot, hati dan jaringan lainnya untuk di pakai, kehilangan fungsinya . terjadilahhiperglikemia yang merupakan

tanda dari Diabetes Melitus.Hubungan Hiperlipidemia dengan Obesitas

Obesitas seperti yang dijelaskan diatas dapat menyebabkan resistensi insulin. Pada penderita obesitasterdapat penurunan enzim lipoprotein lipase, suatu enzim pemecah lemak yang sensitive terhadapinsulin. Karena sensitivitas insulin berkurang enzim lipoprotein lipase ini

mengalami penurunan yangmengakibatkan peningkatan Trigliserida serum dan penurunan kolesterol HDL

1.

Hubungan Penyakit Arteri Koroner dengan ObesitasObesitas seperti yang telah dijelaskan diatas dapat menyebabkan resistensi insulin yang akan berakibatpada hiperinsulinemia dan

berujung pada hiperglikemia. Hiperglikemia menyebabkan glikasi LDL, yangmeningkatkan afinitas LDL ke reseptor LDL termodifikasi di

makrofag. Hal ini akan memacu sitotoksisitassel endotel ; produksi sel busa(foam cell) dan proliferasi otot polos

1. Plasminogen activator inhibitor-1(PAI-1) meningkat dan kondisi protombik ini juga merupakan faktor risiko penyakit artei koroner

1.

Page 5: endokrin

Hubungan Gagal Jantung Kongestif dengan ObesitasHipertrofi ventrikel kiri merupakan gambaran yang umum terjadi pada

obesitas1

. Walupun tidak terkaithipertensi, peningkatan curah jantung dan volume sekuncup dengan dengan disfungsi diastolic telahdikaitkan dengan

kematian mendadak pada pasien Obes1

. Perubahan pada jantung kanan juga terlihatpada pasien obes. Perubahan ini dapat terjadi sebagai konsekuensi sleep apnea ( henti

napas saat tidur)dan sindrom hipoventilasi obesitas, dan mengakibatkan hipertrofi ventrikel kanan dan hipertensipulmonal, dan bahkan gagal

jantung, disfungsi ventrikel kanan dapat juga terjadi sebagai lanjutandisfungsi ventrikel kiri, sehingga terdapat kegagalan biventrikel

1

Terapi ObesitasObesitas merupakan masalah bagi yang mengalaminya, jangtung

koroner, hipertensi, hiperlipidemiamerupakan akhir dari semua itu. Penatalaksanaan Obesitas juga merupakan suatu hal cukup sulit.

Perluadanya kesadaran yang tinggi, karena ada kaitan dengan perubahan gaya hidup dan perilaku makan.

Penyeimbangan energiEnergy yang dimakan dan dikeluarkan harus seimbang pada penderita

Obesitas. Diet dan aktivitas fisikmerupakan poin utama dalam penatalaksanaan ini.Pengurangan asupan kalori terbagi menjadi empat

pilihan; (1)formula berkalori sangat rendah(DKSR)mengandung kurang dari 800 kkal/hari, (2) formula berkalor rendah(DKR), mengandung

energy antara800-1200kkal/hari, (c ) formula berkalori sedang dengan kandungan lemak rendah(DRL), mengandung>1200 kkal/hari, dan (4) formula perorangan berdasarkan kebutuhan gizi yang khas untuk setiap

pasienobes12.-

Page 6: endokrin

Diet Kalori Sangat Rendah (DKSR)Ditujukan bagi pasien obes dengan nilai BMI>27dengan faktor komorbid atau pasien dengan BMI>30dengan atau tanpa faktor

komorbid12

. Diet ini diterapkan selama 12-16 minggu, dilanjutkan dengan dietkalori rendah (1000-1200kkal)selama 24 minggu samapai 5 tahun. Berat badan

akan terpangkas hingga13-23 kg selama fase eksklusif12

. Pembatasan kalori sedemikian rendah tidak boleh diresepkan untukmereka yang mempunyai riwayat penyakit empedu, kelainan

jantung, penyakit ginjal dan hati, kanker,DM tipe 1, serta HIV. Suplementasi vitamin dan mineral sangat dibutuhkan dalam diet rendah

kaloriini12

. Kerontokan rambut, risiko pembentukan batu empedu, dan kelainan jantung meungkin terjadi

12.Namun, dengan berkurangnya berat badan, banyak terjadi perbaikan

fungsi tubuh: tekanan darah,lemak darah, dan profil lipoprotein bergeser kea rah normal

12-

Diet Kalori rendah (DKR)Diet ini (1000-1200kkal) dianjurkan pada pasien obes dengan nilai BMI>27 tanpa faktor komorbid ataupasien dengan BMI>25 dengan

faktor komorbid12.-

Diet rendah LemakJumla kalori yang dipakai berkisar antara 1200-2300 kkal. Konstribusi

lemak antara 20-30%Pengobatan

Obat inhibitor ambilan serotonin dan norepineprin yaitu sibutramin dan orsilat, yang menghambatlipase pancreas sehingga mengurangi absorpsi

Page 7: endokrin

lemak di gastrointestinal, keduanya menunjukkanefektivitas dan telah mendapat izin penggunaan di Iggris

1.

-SibutraminSibutramin Hidroklorida adalah golongan obat keras. merupakan senyawa kimia yang bekerja dengancara menghambat ambilan

(reuptake) norepinefrin, serotonin, dan dopamin13.

--DosisDosis awal Sibutramin adalah 10 mg perhari pada pagi hari, dapat

ditelan dengan atau tanpa makanan.Pada pasien dengan respon yang tidak memadai (penurunan berat badan kurang dari 2 kg setelah

4minggu pemberian obat), dosis dapat ditingkatkan menjadi 15mg perhari, dengan catatan dosis 10 mgdapat ditoleransi dengan baik. Pemberian obat harus dihentikan jika dengan pemberian dosis 15

mgrespon pasien tetap tidak memadai (penurunan berat badan kurang dari 2 kg setelah 4 minggupemberian obat). Pemberian obat harus

dihentikan jika pasien sudah memberikan respon yang tidak

memadai, yaitu jika penurunan berat badan tetap kurang dari 5 % dari berat badan awal ataupenurunan berat badan selama 3 bulan kurang dari 5% dibanding berat badan awal. Pengobatan jugaharus dihentikan pada

pasien yang berat badan nya naik kembali 3 kg setelah sempat turun. Obat dapatdiberikan paling lama selama 1 tahun

13.--

Efek Sampingpeningkatan denyut jantung, palpitasi (jantung berdebar), peningkatan

tekanan darah, sakit kepala,kegelisahan, kehilangan nafsu makan, konstipasi, mulut kering, gangguan pada alat perasa,

vasodilatasi,insomnia, pusing, paraaesthesia, berkeringat dan lain-lain

Page 8: endokrin

P

Page 9: endokrin

e n  y a kit Di a bete s Me ll itu s   d i s eb a bk an   ol eh k ar e na   gagaln  y a h ormon i ns u

Page 10: endokrin

l i n . Akib a t keku rangan i ns u l in maka glukosatidakdapatdiubahmenjadigl

Page 11: endokrin

ikogen sehinggakadar gula darahmeningkatdanterjadihi p e rgl ike m i. Gi

Page 12: endokrin

njal ti da k dapa t m e na h an hi p e rgl ike m i i n i , k ar e na   am b ang b a t as u n

Page 13: endokrin

tuk g u la   dara hadalah180 mg % s ehi ngga   apa bi la te rjad i hi p e rgl ike m i ma k a   g i njal ti

Page 14: endokrin

da k bi sa   m e n  y ar i ng   dan   m e nga b sor bsise jumlahglukosa dalam dara

Page 15: endokrin

h. Sehubungan dengan sifatgulayang men yerap air maka semu

Page 16: endokrin

akelebihan dikeluarkanbersamaurine yang disebutglukosuria. Bersamaan

Page 17: endokrin

keadaan glukosuria maka se jumlahair hi lang   dalam u r i n e y ang  

Page 18: endokrin

d i s ebut pol iu r i a . Pol iu r i a   m e nga kib a tk an   d ehi dras i i n t ra   s e ll

Page 19: endokrin

u l e r, h al i n i a kan m e rangsang   p u sa t h a u s   s ehi ngga   pas ie n   a k

Page 20: endokrin

an   m e rasa k an h a u s te r u s   m e n e r u s   s ehi ngga   pas ie n   a k an

Page 21: endokrin

  m i n um terusyang disebutpolidipsi