Endo Me Strios Is
description
Transcript of Endo Me Strios Is
ENDOMESTRIOSIS
BATASAN
Jaringan menyerupai endometrium baik kelenjar maupun stroma yang berada di luar
kavum uteri. Lokasinya dapat berada disekutar pelvic, ligamentum latum, ligametum
sakrouterina, tuba falopii, uterus, ovarium, usus, kandung kencing, dinding vagina dll. Penyakit
ini bersifat jinak tetapi dapat mengadakan invasi ke jaringan sekitar. Bentuk bervariasi, bias
berupa lesi tipikal, plaque atau nodul berwarna hitam, coklat gelap, kebiruan dll, atau berupa
kista endometrioma.
PENYEBAB DAN PATOFISIOLOGI:
Banyak teori yang menerangkan faktor penyebab endometriosis, antara lain : retrograde
menstruasi (Sampson). Transformasi celomic epithelium, penyebaran limfatik dll. Namun
ternyata masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Pada penelitian-penelitian terakhir
telah ditemukan beebrapa hal yang mungkin dapat menjawab pertanyaan tersebut, meskipun
belum tuntas benar dan masih ada beberapa hal yang belum sepakat. Terdapat beberapa
pendekatan untuk menjelaskan patofisiologi endometriosis, yaitu :
1. Genetik : diduga banyak lokus gen yang saling terkait dan bersama faktor lingkungan
barulah fenotip endometriosis ini muncul. Galactose-1-phosphate uridyl transferase
(GALT) dan Glutathion S-Transferase M 1 (GSTM) 1) adalah gen yang diduga kuat
berperan
2. Faktor lingkungan : dioxin merupakan bahan polusi yang sebagian masuk dari
makanan. Dioxin diduga mempengaruhi kerja organ reproduksi, reseptor beberapa
hormone reproduksi dan dapat menekan kegiatan sistim imun dan fungsi limfosit-T
3. Biologi kanker : sel endometrium mampu mengadakan proliferasi, tumbuh dan
megnadakan invasi
4. Imunobiologi : baik humoral maupun seluler
GEJALA KLINIS
1. Nyeri
2. Infertilitas
3. Tumor . pendesakan
Keluhan nyari berhubungan dengan haid. Dapat juga berupa nyeri pelvic sanggama, berkemih,
defekasi, berak darah yang siklik, dll. Tergantung dari lokasi endometriosis tapi tidak pada
stadiumnya.
CARA PEMERIKSAAN/DIAGNOSIS
1. Anamnesis : setiap nyeri yang berhubungan dengan siklus haid
2. Pemeriksaan fisik / ginekologi : colok dubur didapatkan nodul-nodul di daerah kavurn
douglasi dan sakrouterina yang nyeri
3. USG : bias didapatkan kista endometrioma
4. Laproskopi diagnostic : merupakan pemeriksaan utama dan pasti
Hampir semua lesi endometriosis termasuk lesi yang minimal dapat terlihat. Selain itu
akan terliaht warna dan stadium endometriosis. Pewarnaan dapat mendekan endometriosis
aktif atau non aktif. Lesi aktif berwarna merah, coklat, kehitaman atau hemoragik sedangkan
lesi non aktif berwarna putih, kuning, abu-abu, Bila memungkinkan dapat dilakukan bipsi untuk
pemeriksaan histology yang berguna untuk melihat jumlah kandungan komonen kelenjer atau
stroma. Lesi aktif banyak mengandung komponen kelenjar sedang lesi nin dometriosis aktif dan
yang banyak mengandung komponen kelenjar yang mempunyai respons baik terhadap terapi
hormonal.
Saat laparoskopi ditentukan klasifikasi/stadium endometriosis yang penting untuk menetapkan
cara pengobatan yang tepat dan untuk evaluasi hasil pengobatan. Di RSU Dr. Soetomo Surabaya
digunakan cara klasifikasi “revised America Fertility Society”.(Klasifikasi rAFS terlampir)
DIAGNOSIS BANDING
1. Adenomiosis
2. Radang pelvis dengan tumor adneksa
PENATALAKSANAAN
Penanganan endometriosis lebih bersifat simtomatis dan sangat tergantung pada keluhan
penderita; nyeri, tumor atau infertilitas.
Penanganan endometriosis meliputi :
1. Medikamentosa
2. Operasi
3. Kombinasi
Endiometriosis minimal-ringan, aktif
Eliminasi lesi dengan eksisi atau koagulasi kauter bipolar. Lesi yang terletak di daerah vital
atau tidak dapat dilakukan koagulasi secara maksimal sebaiknya dilanjutkan dengan
pengoabtan hormonal. Pengobatan lanjutan dengan hormone masih merupakan perdebatan,
setelah dilakukan eliminasi semua lesi. Beberapa ahli memberikan tetapi hormonal dengan :
Medroxy Prooooooooooooooogesterone Acetate (MPA) 10mg/hari tiap 8 jam 9terutama untuk
nyeri ) atau Danazol 200 mg/hari tiap 8 jam selama 3-6 bulan . pada wanita yang ingin punya
anak dapat dilanjutkan dengan penanganan infertilitas.
Endometriosis minimal-ringan, non aktif
Kauterisasi lesi dan bila setelah tindakan masih megeluh nyeri sebaiknya diberikan
analgetika/antiprostagladin
Endometriosis sedang-berat, aktif
Pada wanita yang ingin punya anak, saat laparokopi dilakukan koagulasi atau bila
didaptkan kista dilakukan aspirasi kista. Selanjutya dilakukan pengobatan hormonal selama 3
bulan. Tujuannya untuk mengurangi proses vaskularisasi pada ovarium, sehingaa kista tidak
mudah pecah. Mudah mengupasnya, jumlah perdarahannya sedikit dan kerusakan pada
jaringan ovarium menjadi minimal. Jenis sediaan hormonal yang dipilih adalah GnRH agonist
atau Danazo, kemudian dilakukan tindakan laparoskopi operatif dan selanjutnya dilanutkan lagi
dengan pengobatan hormonal 3 bulan. Setelah itu dilanjutkan penanganan infertilitas selama
12 bulan.
Pada wanita yang tidak ingin punya anak dapat langsung dilakukan tindakan operatif dan
dilanutkan dengan pengobatan hormonal
Endometriosis sedang-berat, non-aktif
Segera dilakukan tindakan operatitf, kauterisasi atau kistektomi
Dari data didapatkan bahwa sebagian besar kehamilan terjadi pada 12-24 bulan pertama pasca
pengobatan hormonal terakhir. Ini perlu diperhatikan karena angka kekambuhan cukup tinggi
20% per tahun, eperlu pertimbangan untuk dilakukan fertilisasi infitro