Endo Me Strios Is

5
ENDOMESTRIOSIS BATASAN Jaringan menyerupai endometrium baik kelenjar maupun stroma yang berada di luar kavum uteri. Lokasinya dapat berada disekutar pelvic, ligamentum latum, ligametum sakrouterina, tuba falopii, uterus, ovarium, usus, kandung kencing, dinding vagina dll. Penyakit ini bersifat jinak tetapi dapat mengadakan invasi ke jaringan sekitar. Bentuk bervariasi, bias berupa lesi tipikal, plaque atau nodul berwarna hitam, coklat gelap, kebiruan dll, atau berupa kista endometrioma. PENYEBAB DAN PATOFISIOLOGI: Banyak teori yang menerangkan faktor penyebab endometriosis, antara lain : retrograde menstruasi (Sampson). Transformasi celomic epithelium, penyebaran limfatik dll. Namun ternyata masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Pada penelitian-penelitian terakhir telah ditemukan beebrapa hal yang mungkin dapat menjawab pertanyaan tersebut, meskipun belum tuntas benar dan masih ada beberapa hal yang belum sepakat. Terdapat beberapa pendekatan untuk menjelaskan patofisiologi endometriosis, yaitu : 1. Genetik : diduga banyak lokus gen yang saling terkait dan bersama faktor lingkungan barulah fenotip endometriosis ini muncul. Galactose-1-phosphate uridyl transferase (GALT) dan Glutathion S-Transferase M 1 (GSTM) 1) adalah gen yang diduga kuat berperan

description

obsgyn

Transcript of Endo Me Strios Is

Page 1: Endo Me Strios Is

ENDOMESTRIOSIS

BATASAN

Jaringan menyerupai endometrium baik kelenjar maupun stroma yang berada di luar

kavum uteri. Lokasinya dapat berada disekutar pelvic, ligamentum latum, ligametum

sakrouterina, tuba falopii, uterus, ovarium, usus, kandung kencing, dinding vagina dll. Penyakit

ini bersifat jinak tetapi dapat mengadakan invasi ke jaringan sekitar. Bentuk bervariasi, bias

berupa lesi tipikal, plaque atau nodul berwarna hitam, coklat gelap, kebiruan dll, atau berupa

kista endometrioma.

PENYEBAB DAN PATOFISIOLOGI:

Banyak teori yang menerangkan faktor penyebab endometriosis, antara lain : retrograde

menstruasi (Sampson). Transformasi celomic epithelium, penyebaran limfatik dll. Namun

ternyata masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Pada penelitian-penelitian terakhir

telah ditemukan beebrapa hal yang mungkin dapat menjawab pertanyaan tersebut, meskipun

belum tuntas benar dan masih ada beberapa hal yang belum sepakat. Terdapat beberapa

pendekatan untuk menjelaskan patofisiologi endometriosis, yaitu :

1. Genetik : diduga banyak lokus gen yang saling terkait dan bersama faktor lingkungan

barulah fenotip endometriosis ini muncul. Galactose-1-phosphate uridyl transferase

(GALT) dan Glutathion S-Transferase M 1 (GSTM) 1) adalah gen yang diduga kuat

berperan

2. Faktor lingkungan : dioxin merupakan bahan polusi yang sebagian masuk dari

makanan. Dioxin diduga mempengaruhi kerja organ reproduksi, reseptor beberapa

hormone reproduksi dan dapat menekan kegiatan sistim imun dan fungsi limfosit-T

3. Biologi kanker : sel endometrium mampu mengadakan proliferasi, tumbuh dan

megnadakan invasi

4. Imunobiologi : baik humoral maupun seluler

GEJALA KLINIS

Page 2: Endo Me Strios Is

1. Nyeri

2. Infertilitas

3. Tumor . pendesakan

Keluhan nyari berhubungan dengan haid. Dapat juga berupa nyeri pelvic sanggama, berkemih,

defekasi, berak darah yang siklik, dll. Tergantung dari lokasi endometriosis tapi tidak pada

stadiumnya.

CARA PEMERIKSAAN/DIAGNOSIS

1. Anamnesis : setiap nyeri yang berhubungan dengan siklus haid

2. Pemeriksaan fisik / ginekologi : colok dubur didapatkan nodul-nodul di daerah kavurn

douglasi dan sakrouterina yang nyeri

3. USG : bias didapatkan kista endometrioma

4. Laproskopi diagnostic : merupakan pemeriksaan utama dan pasti

Hampir semua lesi endometriosis termasuk lesi yang minimal dapat terlihat. Selain itu

akan terliaht warna dan stadium endometriosis. Pewarnaan dapat mendekan endometriosis

aktif atau non aktif. Lesi aktif berwarna merah, coklat, kehitaman atau hemoragik sedangkan

lesi non aktif berwarna putih, kuning, abu-abu, Bila memungkinkan dapat dilakukan bipsi untuk

pemeriksaan histology yang berguna untuk melihat jumlah kandungan komonen kelenjer atau

stroma. Lesi aktif banyak mengandung komponen kelenjar sedang lesi nin dometriosis aktif dan

yang banyak mengandung komponen kelenjar yang mempunyai respons baik terhadap terapi

hormonal.

Saat laparoskopi ditentukan klasifikasi/stadium endometriosis yang penting untuk menetapkan

cara pengobatan yang tepat dan untuk evaluasi hasil pengobatan. Di RSU Dr. Soetomo Surabaya

digunakan cara klasifikasi “revised America Fertility Society”.(Klasifikasi rAFS terlampir)

DIAGNOSIS BANDING

1. Adenomiosis

2. Radang pelvis dengan tumor adneksa

Page 3: Endo Me Strios Is

PENATALAKSANAAN

Penanganan endometriosis lebih bersifat simtomatis dan sangat tergantung pada keluhan

penderita; nyeri, tumor atau infertilitas.

Penanganan endometriosis meliputi :

1. Medikamentosa

2. Operasi

3. Kombinasi

Endiometriosis minimal-ringan, aktif

Eliminasi lesi dengan eksisi atau koagulasi kauter bipolar. Lesi yang terletak di daerah vital

atau tidak dapat dilakukan koagulasi secara maksimal sebaiknya dilanjutkan dengan

pengoabtan hormonal. Pengobatan lanjutan dengan hormone masih merupakan perdebatan,

setelah dilakukan eliminasi semua lesi. Beberapa ahli memberikan tetapi hormonal dengan :

Medroxy Prooooooooooooooogesterone Acetate (MPA) 10mg/hari tiap 8 jam 9terutama untuk

nyeri ) atau Danazol 200 mg/hari tiap 8 jam selama 3-6 bulan . pada wanita yang ingin punya

anak dapat dilanjutkan dengan penanganan infertilitas.

Endometriosis minimal-ringan, non aktif

Kauterisasi lesi dan bila setelah tindakan masih megeluh nyeri sebaiknya diberikan

analgetika/antiprostagladin

Endometriosis sedang-berat, aktif

Pada wanita yang ingin punya anak, saat laparokopi dilakukan koagulasi atau bila

didaptkan kista dilakukan aspirasi kista. Selanjutya dilakukan pengobatan hormonal selama 3

bulan. Tujuannya untuk mengurangi proses vaskularisasi pada ovarium, sehingaa kista tidak

mudah pecah. Mudah mengupasnya, jumlah perdarahannya sedikit dan kerusakan pada

jaringan ovarium menjadi minimal. Jenis sediaan hormonal yang dipilih adalah GnRH agonist

atau Danazo, kemudian dilakukan tindakan laparoskopi operatif dan selanjutnya dilanutkan lagi

Page 4: Endo Me Strios Is

dengan pengobatan hormonal 3 bulan. Setelah itu dilanjutkan penanganan infertilitas selama

12 bulan.

Pada wanita yang tidak ingin punya anak dapat langsung dilakukan tindakan operatif dan

dilanutkan dengan pengobatan hormonal

Endometriosis sedang-berat, non-aktif

Segera dilakukan tindakan operatitf, kauterisasi atau kistektomi

Dari data didapatkan bahwa sebagian besar kehamilan terjadi pada 12-24 bulan pertama pasca

pengobatan hormonal terakhir. Ini perlu diperhatikan karena angka kekambuhan cukup tinggi

20% per tahun, eperlu pertimbangan untuk dilakukan fertilisasi infitro