En Gagal Nafas Akut
-
Upload
rovz-j-okie -
Category
Documents
-
view
86 -
download
0
Transcript of En Gagal Nafas Akut
GAGAL NAFAS AKUT
Ns. Mohammad Ali Hamid
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2015
DEFINISI GAGAL NAFAS AKUT
Diartikan sebagai kegagalan sistim pernafasan untuk mengatasi dua keadaan :
• Ketidakmampuan memasukkan oksigen kedalam sistim peredaran darah arteri dan
• Ketidakmampuan mengangkut karbondi- oksida dari sistim peredaran darah vena.
DEFINISI GAGAL NAFAS AKUT
Jika dilihat dari hasil pemeriksaan analisa gas darah arteri ketidaknormalannya adalah :
• Pada Pa O2 ( Hipoksemia / < 60 mm Hg )
• Pada Pa CO2 ( Hipercapnea / > 50 mmHg )
• Pada Pa O2 dan PaCO2
PATOFISIOLOGI GNAGNA timbul karena ketidak normalan komponen - komponen efektor dari sistim respirasi yaitu : sistim syaraf pusat dan perifer, otot - otot respirasi, dinding dada, saluran nafas dan alveoli.
Komponen efektor
AlveoliAirwaysPeripheral nerves CNS
VEVAPaCO2 PaO2
Chemo reseptor
Respiratorymuscle, chest wall
• Defek pada 4 komponen pertama yang merupakan respirator pump dapat menyebabkan hipoksemi dan hipercapne
• Gangguan alveoli lebih menyebabkan hipoksemia.
• Hipoksemia tanpa hipercapnea menunjukkan adanya ketidak seimbangan ventilasi / perfusi, adanya shunt atau gangguan diffusi paru.
Etiologi• Kelaianan CNS :
Overdosis narkotik / sedasi Meningoencephalitis, tumor, GG metabolik, uremia, hepatic failure.
• Kelainan sistim syaraf tepi / dinding dada GBS, Myastenia gravis,
Poliomyelitis, trauma medula spinalis, tetanus, fatique otot respirasi, fail chest, distensi abdomen.
• Kelainan jalan nafasObstruksi jalan nafas atas. ( Tumor, Corpus alenum, Epiglotitis akut fibrosis trachea )Obstruksi jalan nafas bawah ( COPD, Asthma, Cystic fibrosis )
• Kelainan AlveoliEdema Paru kardiogenik /
nonkardiogenik, Pneumonia yang luas,Aspirasi cairan lambung, Near drowning.
.
Manifestasi / Gejala Klinik
• Hypoksia :– Disorientasi, Bingung, Gelisah, Apatis,
Kesadaran menurun.– Takipnoe / Frekuensi Nafas Meningkat.– Dyspnoe / Pernafasan Pendek dan Dangkal.– Takhicardia, Vasokonstriksi, TD meningkat.– Cyanosis ( Gejala Lambat ).
Manifestasi / Gejala Klinik
• Hyperkarbia / Hyperkapnea– Pusing ( akibat vasodilatasi cerebral )– Aritmia– Kesadaran menurun s/d coma ( CO2 Narkosa
).– Keringat dingin,– Kulit / konjungtiva / sklera merah.
Gejala klinis dan Pemeriksaan• Dispnoe -Apnoe• Batuk, berdahak.• Sianosis• Perubahan Pola nafas
– Dispnoe, Hiperpnoe, takhipnoe, Bradipnoe, retraksi intercostae, otot bantu pernafasan, paradoksal
• Pemeriksaan respirasi– Laju nafas, Isi semenit, kapasitas vital, dll.
• Analisa gas darah– Ph, PaCO2, Pa O2 ,
• Kardiovaskuler– TD, Nadi, JVP, EKG
Prinsip Pengobatan GNA1. Jaga keadaan saluran pernafasan.2. Perbaiki keadaan oksigenasi yang
jelek, arahnya meningkatkan tekanan oksigen sampai batas yang dibutuhkan.( 60 mmHg )
3. Perbaiki keadaan asidosis, dengan mengembalikan Ph sampai batas normal.
4. Pantau isi sekuncup karena oksigenasi tergantung dari kerja jantung.
5. Obati penyakit yang mendasarinya.6. Hindari komplikasi akibat tindakan.
PERAN PERAWAT DALAM HAL PEMERIKSAAN FISIK SYSTIM
PERNAFASAN• Mengetahui riwayat penyakit pasien.• Dapat melakukan pemeriksaan fisik• Dapat melakukan interprestasi data atau
perubahan fisiologis pasien.• Melakukan terapi keperawatan secara
benar• Melakukan evaluasi atas hasil tindakan.
EDEMA PARUDefinisi :
Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah cairan ekstra vaskuler pada jaringan paru, baik dijaringan interstitial maupun di alveoli.
MENGAPA TERJADI EDEMA PARU ?
NORMAL
IVFISF
5 - 10 mmHgP-hs
ALBUMIN4-5 GM/DL
P - Onc
24 mmHg
IVFISF
5 - 10 mmHg
P-hs
ALBUMIN4-5 GM/DL
P - Onc24 mmHg
ISF
naik
turun
NORMAL
InterstitialEDEMA
Mengapa terjadi edema paru ?
• Tekanan hidrostatik di kapiler paru naik–Backward failure jantung kiri
• Hipertensi kronis• Infarkmiokard luas• Bradikardia berat, atrial fibrilasi• Kerrusakan katup mitral dan atau aourta
Tekanan hidrostatik di kapiler paru naik
IVFISF
P-hs
ALBUMIN4-5 GM/DL
P - Onc
ISF
naik
turun
InterstitialEDEMA
Mengapa terjadi edema paru ?
• Tekanan Onkotik di kapiler paru turun–Hipo-albuminemia yang berat
• Malnutrisi• Gagal faal hati / Cirrhosis• Nephrotic syndroma• Luka bakar• Fistula usus• Peritonitis dan sepsis
Tekanan Onkotik di kapiler paru turun
IVFISF
P-hs
ALBUMIN1-2 GM/DL
P - Onc
ISF
turun
InterstitialEDEMA
IVF
ISF
Albumin berada dalam keseimbangan
antara ISF & IVF
• 30 - 40 % di IVF ( Pengendali tekanan Onkotik• Lebih banyak di ISF 60 - 70 %• Albumin IVF merembes keluar ISF dengan rate 5 % perjam• Pada Sepsis kebocoran kapiler 13 X
( Boldt J Anesth Analog 2000: 887-95 )
Pori bocor besar Pori bocor kecil Pori Normal
Albumin
Kebocoran kecil 5 % terjadi semasa normal
Kebocoran besar terjadi pada sipsis dan sakit parah
Pada waktu pasien datang tahukah kita apa penyebabnya
• Pasien datang tampak sesak sekali, batuk• batuknya dengan pink frothy sputum• Kedua paru penuh ronchi• Cyanosis, sudah diberi oksigen tidak
menolong• Pasien Cardiac Arrest
PaO2
90-100
PAO2 110
FiO2 20% FiO2 100%
Pa O2 500
Edema insterstitialBeri oksigen kadar tinggi
PaO2Pa O2
pAO2 pAO2
Edema
Jarak difusi bertambah
Perlunya nafas buatan
PaO2
Pa O2
pAO2
pAO2
Edema
Jarak difusi bertambah
pAO2
paO2
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan umum• Inspeksi• palpasi• perkusi• Auskultasi
INSPEKSI• DINDING THORAK
– Simetris atau tidak– Adakah retraksi intercostae– Bentuk tulang sternum ( pigeon, Barell )– Scoliosis, Kyphosis
• Pola Nafas– Penggunaan otot nafas tambahan– Frewensi, amplitudo, irama
– Thoraco - Abdominal– Nafas cuping hidung( Flare ), Tracheal Tug
• Keadaan Umum :– Gelisah– Berkeringat banyak, keringat dingin.– Clumbbing finger– Bagaimana rongga mulut / hidung– Adakah cyanosis
PALPASI• Dinding thorak : adakah pulsasi, nyeri,
Tumor, Cekungan.• Pengembangan dinding thorak kiri dan
kanan• Posisi Trachea adakah deviasi.• Adakah krepitasi - emfisema subkutis.• Vokal fremitus meningkat ( pneumonia,
penumpukan sekret, atelektasis ). Menurun padaPneumothorak, Pleural Eff, emphyema.
PERKUSI• Sonor ( suara normal diseluruh lapang paru)• Redup. Adanya konsolidasi
paru( pemadatan ) tumor, atelektasis, cairan.• Hypersonor. Suara lebih keras dibandingkan
dengan sonor ( adanya udara dalam paru ) : pneumothorak, Emphysema
• Tympani. Suara akibat adanya udara dalam kantong / ruang tertutup.
AUSKULTASI• Bandingkan suara kiri dan kanan mulai dari
atas• Pasien harus bernafas melalui mulut, anjurkan
untuk nafas dalam.• Gunakan bagian diafragma stetoscope.• Stetoscope harus pas dengan lubang telinga• Stetoscope diletakkan rapat dinding thorak.
artefac dapat berasal dari gesekan dengan kulit / rambut, gesekan dengan tangan pemeriksa, baju pasien tidak dibuka
SUARA NAFAS• Vesikuler : suara normal terutama saat
inspirasi• Bronchial : suara normal tergantung
lokasi ( trachea suara ekspirasi lebih panjang ) abnormal bila ada di selain trachea.
• Bronchovesikuler : Normal di lokasi bronchus utama dekat sternum. Abnormal selain dibronchus utama adanya konsolidasi.
SUARA NAFAS TAMBAHAN
• Rales : akibat membukanya alveoli yang kolaps atau saluran nafas yang kecil. R.kasar Bronchitis / pneumonia. R. halus adnya atelektasis / jalan nafas kecil.
• Ronchi : aliran udara melalui cairan / sekret.• Wheezing adanya udara yang melalui saluran
sempit biasanya saat ekspirasi asmatis, edema laring, benda asing, tumor
Masalah Keperawatan
• Jalan nafas tidak efektif• Pola nafas tidak efektif• Gangguan Pertukaran gas• Cemas• Resiko gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit ( kurang )• Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan
Masalah Keperawatan
• Jalan nafas tidak efektif• Pola nafas tidak efektif• Gangguan Pertukaran gas• Cemas• Resiko gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit ( kurang )• Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan
• Dx. Kep : Jalan nafas Tidak Efektif• Tujuan : Jalan nafas patent / efektif• KR std : RR 12-20 x / mnt, Retraksi
intercostae - / -, Nadi 70 – 80, TD. 120 – 130/ 80-85. Rh -/-,
Wh -/-, • Rencana :
– Atur Posisi tidur setengah duduk– Kaji bunyi nafas– Ukur Vital Sign tiap …. Sekali– Ajarkan batuk efektif …..x/ hr
– Monitor intake dan output– Berikan Neb tiap …… x/hr– Lakukan suction jika perlu.– Lakukan fisioterapi nafas– Kolaborasi pemberian oksigen, mukolitik – Kolaborasi untuk tindakan tracheostomy /
pasang ETT– Observasi respon penderita terhadap
tindakan dan efek samping tindakan
TERIMA KASIH