EMBRIOLOGI PERKEMBANGAN

11

Click here to load reader

description

1EMBRIOLOGI PERKEMBANGANAdnan. 2010 (Biologi FMIPA UNM) A. PENGERTIAN Embriologi hewan. menetas. perkembangan adalah ilmu biasa yang disebut perkembangan tentang Embriologi Sedangkan mempelajariperkembangan organisme mulai dari zygote hingga lahir atau embriologi perkembangan mempelajari perkembangan organisme mulai dari zygote hingga lahir, dan perkembangan organisme pasca lahir atau pasca tetas. Perkembangan merupakan suatu proses yang berkenaan dengan terjadinya perubahan-perubahan progr

Transcript of EMBRIOLOGI PERKEMBANGAN

Page 1: EMBRIOLOGI PERKEMBANGAN

1

EMBRIOLOGI PERKEMBANGAN

Adnan. 2010

(Biologi FMIPA UNM)

A. PENGERTIAN

Embriologi perkembangan biasa disebut perkembangan

hewan. Embriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang

perkembangan organisme mulai dari zygote hingga lahir atau

menetas. Sedangkan embriologi perkembangan mempelajari

perkembangan organisme mulai dari zygote hingga lahir, dan

perkembangan organisme pasca lahir atau pasca tetas.

Perkembangan merupakan suatu proses yang berkenaan

dengan terjadinya perubahan-perubahan progresif yang berlangsung

di dalam sel, jaringan, organ, atau organisme selama rentang

hidupnya. Dengan kata lain perkembangan merupakan proses

transformasi dari suatu keadaan, susunan, atau fungsi ke keadaan,

susunan atau fungsi yang lain yang berlangsung secara progresif dan

relatif permanen., misalnya perkembangan telur katak menjadi

katak dewasa, perkecambahan biji, regenerasi anggota tubuh yang

diamputasi pada salamander atau perkembangan larva menjadi

kupu-kupu (Spratt, 1976).

Menurut Majumdar (1985), ada empat alas an mengapa

perkembangan hewan penting untuk dipelajari. Keempat alas an

tersebut adalah:

• Dapat membantu memahami fungsi berbagai organ yang

berbeda pada suatu organisme.

Page 2: EMBRIOLOGI PERKEMBANGAN

2

• Dapat membantu mempelajari proses terjadinya organisme

dan mencari jawaban secara filosofis bagaimana

terbentuknya organisme secara berta-hap.

• Banyak jenis penyakit hanya dapat dimengerti sepenuhnya

jika kita memi-liki pengetahuan mengenai perkembangan

organ dan oraganisme.

• Dapat membantu memahami keterkaitan secara evolusi

berbagai kelom-pok-kelompok hewan yang berbeda.

Pada perkembang biakan secara seksual; semua organisme

multiselluler berkembang dari suatu sel sederhana yang disebut

zygot. Zygot selanjutnya mengalami serangkaian pembelahan secara

mitosis menghasilkan sejumlah sel yang disebut blastomer.

Blastoner-blastomer selanjutnya berkembang menjadi blastula,

blastula berkembang menjadi gastrula dan pada akhirnya mengalami

sejumlah proses untuk membentuk struktur-struktur organ dengan

fungsi yang spesifik. Peristiwa ini disebut organogenesis. Beberapa

organ saling berinteraksi membentuk sistem organ, dan sistem organ

secara bersama-sama membentuk satu individu baru. Individu baru

yang terbentuk kemudian dilahirkan atau ditetaskan. Namun

demikian perkembangan individu baru yang telah dilahirkan atau

ditetaskan tidak berhenti sampai disitu. Sejumlah sel-sel yang

menyusun tubuh individu setiap saat mati, misalnya sel-sel kulit dan

sel-sel darah. Sel-sel yang mati perlu diganti agar keseimbangan

fungsi tubuh tetap berlangsung. Pada hewan tertentu, terkadang

bagian tubuhnya mengalami kerusakan atau hilang. Oleh sebab itu

bagian yang rusak atau hilang tersebut perlu dibentuk kembali

melalui suatu proses yang dinamakan regenerasi. Peristiwa ini dapat

Page 3: EMBRIOLOGI PERKEMBANGAN

3

dijumpai misalnya pada lengan bintang laut atau pada ekor cecak.

Selain itu, sejumlah organisme pada saat ditetaskan memiliki bentuk

dan fungsi yang masih berbeda dengan individu dewasanya.

Organisme-organisme yang demikian masih memerlukan suatu

proses perkembangan yang spesifik agar bentuk dan fungsi individu

yang baru tersebut menyerupai individu dewasanya. Proses tersebut

dinamakan metamorfosis. Fenomena seperti ini dapat dijumpai pada

katak atau berbagai jenis serangga. Dengan demikian biologi

perkembangan mencakup dua aspek, yaitu aspek yang mempelajari

perkembangan sebelum lahir atau menetas (periode pranatal) dan

aspek yang mempelajari perkembangan setelah menetas atau lahir

(periode post natal).

Secara umum perkembangan memiliki dua fungsi yaitu (i)

menghasilkan dan mengorganisir semua tipe sel di dalam tubuh.

Bagaimana sebuah sel tunggal yang berasal dari telur yang dibuahi

dapat membentuk berbagai tipe sel seperti sel otot, sel kulit, sel

saraf, limfosit, sel darah dan semua tipe sel lain. Peristiwa dimana

satu sel menghasilkan berbagai tipe sel dinamakan differensiasi,

sedangkan proses yang mengatur differensiasi sel menjadi jaringan

dan organ disebut morfogenesis (ii) Reproduksi (Gilbert, 1985)

B. RUANG LINGKUP EMBRIOLOGI PERKEMBANGAN HEWAN.

Perkembangan hewan mempelajari proses terjadinya organisme

baru mulai fertilisasi hingga lahir atau menetas, dan perkembangan

setelah lahir atau menetas. Pada hewan yang berkembangbiak

secara seksual, sebelum fertilisasi berlangsung, terlebih dahulu

Page 4: EMBRIOLOGI PERKEMBANGAN

4

harus dibentuk gamet (sperma dan telur) melalui gametogenesis

(spermatogenesis pada jantan dan oogenesis pada betina).

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma yang

berlangsung di dalam gonad jantan atau testis, tepat-nya pada

dinding tubulus seminiferus. Spermatogenesis dimulai dengan

aktifnya sel-sel spermatogonia bermitosis yang dilanjutkan dengan

terjadinya pembelahan reduksi (miosis) hingga menghasilkan sper-

matid. Spermatid kemudian mengalami differensiasi hingga dihasil-

kan sperma-tozoa melalui proses spermioge-nesis. Spermatogenesis

berlangsung dibawah pengendalian hormon. Diantara tubulus

seminiferus terdapat jaringan interstisial yang mengandung sel-sel

leydig. Sel-sel leydig menghasilkan hormon testosteron dibawah

kendali hormon gonadotrophin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa,

yaitu luteinizing hormone (LH). Hormon gonadotrophin yang lain

yang berperan di dalam spermatogenesis adalah follicle stimulating

hormone (FSH) yang merangsang sel-sel sertoli untuk menghasilkan

androgen binding protein (ABP). ABP dapat mengikat testosteron

yang sangat penting dalam spermatogenesis dan pematangan

sperma.

Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur, berlangsung di

dalam gonad betina (ovarium). Oogenesis juga dikendalikan oleh

berbagai jenis hormon antara lain FSH. FSH merangsang perkem-

bangan folikel-folikel telur. Sel-sel folikel menghasilkan hormon

esterogen yang penting untuk pendewasaan telur. Sel telur yang

telah matang pada suatu saat akan bertemu dengan sel sperma. Inti

kedua gamet akan berfusi membentuk satu inti diploid dan

mengha-silkan zigot.

Page 5: EMBRIOLOGI PERKEMBANGAN

5

Zigot selanjutnya membelah secara mitosis dan mengubah

kondisinya dari keadaan uniselluler menjadi multiselluler dan

menghasilkan blastula. Blastula adalah suatu stadium perkem-

bangan dimana embrio memiliki suatu rongga yang disebut blas-

tocoel. Blastocoel berperan untuk memberi ruang gerak bagi sel-sel

blastomer dan mencegah terjadinya interaksi selluler yang lebih dini,

khususnya antara sel-sel endoderem dan sel-sel mesoderem. Pada

stadium selanjutnya, blastula berkembang menjadi gastrula.

Gastrulasi melibatkan bermacam-macam gerakan morfogenetik

seperti invaginasi, evaginasi, delaminasi, konvergensi, involusi dan

sebagainya. Selama gastrulasi berlangsung, terjadi reorganisasi

jaringan embrio dan menghasil-kan tiga la pisan lembaga, yaitu

ektoderem di luar, mesoderem di tengah dan endoderem di dalam.

Organisme dimana pada stadium gastrulanya menghasilkan tiga

lapisan lebaga disebut bersifat triploblastik, sedangkan yang hanya

menghasil-kan dua lapisan lembaga (ektoderem dan endoderem)

disebut bersifat diploblastik. Seiring dengan berlangsungnya

gastrulasi, pembentukan organ (organogenesis) mulai berlangsung.

Organogenesis ditandai dengan terjadinya interaksi selluler

antara lapisan kordamesoderem dengan lapisan ektoderem di

atasnya. Hasil interaksi tersebut menyebabkan terbentuknya tabung

saraf dan notokorda. Tabung saraf merupakan cikal bakal dari otak

dan jaringan-jaringan saraf lainnya, sedangkan notokorda

merupakan sumbu utama dari embrio. Tabung saraf terdiri atas dua

bagian utama yaitu bagian anterior dan bagian posterior. Bagian

anterior tabung saraf akan berdifferensiasi menjadi otak, dan bagian

belakang akan berdifferensiasi menjadi sum-sum tulang belakang.

Page 6: EMBRIOLOGI PERKEMBANGAN

6

Seiring dengan proses di atas, maka pada bagian lain dari embrio

juga mengalami differensiasi. Endoderem, mesoderem dan ekto-

derem akan berkembang menghasilakan berbagai tipe sel, jaringan

dan organ, dan pada akhirnya menghasilkan satu organisme baru

(Gilbert, 1985).

C. TEORI-TEORI PERKEMBANGAN.

Dalam waktu yang sangat panjang, beberapa ahli mencoba

mengemukakan pandangannya mengenai proses perkembangan dan

melahirkan berbagai teori. Beberapa diantara teori-teori tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Teori Preformasi

Teori preformasi mengemukakan bahwa makhluk hidup telah

dibentuk secara lengkap dalam bentuk miniatur di dalam sel

gamet (sperma atau telur). Penganut teori preformasi pecah

menjadi dua aliran yaitu aliran spermatis atau spermis dan

aliran ovulist atau ovist. Aliran spermis beranggapan bahwa

miniatur tersebut berada di dalam sperma, sedangkan telur

hanya berperan sebagai medium nutritif saja agar miniatur

dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Hart-

soekert (1964) menyebut makhluk miniatur tersebut dengan

nama Homunculus. Aliran ovulist beranggapan bahwa

makhluk miniatur yang dimaksud terdapat di dalam sel telur,

jadi peran sperma hanya sebagai perangsang saja agar makh-

luk kecil tersebut dapat tumbuh menjadi besar.

Page 7: EMBRIOLOGI PERKEMBANGAN

7

2. Teori Epigenetik

Teori epigenetik dikemukakan oleh C.F Wolff pada tahun 1759.

Ia menge-mukakan bahwa di dalam gamet tidak ada makhluk

dalam bentuk miniatur. Menurut teori ini makhluk hidup ber-

kembang secara bertahap dari struktur yang sederhana

menjadi struktur yang lebih kompleks.

3. Hukum Von Baers

Hukum Von Baers dikemukakan oleh Karl Ernst Von Baers

pada tahun 1828. Menurut teori ini jika suatu organisme

berkembang dari suatu sel telur, maka ciri-ciri yang lebih

umum berkembang lebih awal, dan ciri-ciri spesifik berkem-

bang belakangan. Misalnya pada perkembangan ayam, karak-

ter yang pertama muncul adalah ciri-ciri umum dari chordata,

sedangkan ciri-ciri khusus dari aves berkembang kemudian

seperti bulu dan paruh. Paru ayam baru tampak dengan jelas

pada umur inkubasi 15 hari.

4. Teori Rekapitulasi

Berawal dari teori evolusi yang mengemukakan bahwa hewan

dan tumbuhan berkembang secara bertahap jutaan tahun yang

lalu dari organisme uniselluler ke multiselluler. Beranjak dari

ide teori evolusi, Frizt Muller (1864) mengemukakan bahwa

dalam proses perkembangan organisme (misalnya ayam),

karakter-karakter leluhurnya tampak lebih dahulu disbanding-

kan dengan karakter-karakter yang baru (misalnya karakter

Page 8: EMBRIOLOGI PERKEMBANGAN

8

ikan tampak lebih dahulu dari pada karakter amphibia dan

reptilia). Jadi secara phylogenetik, karakter ikan tampak lebih

dahulu dari pada karakter amphibia, reptilia, dan burung.

Dalam perkembangan ayam, karakter ikan seperti celah insang

tampak lebih dahulu dibandingkan dengan karakter burung.

Setelah mempela-jari teori Muller, Ernst Haeckel (1886)

memberi nama teori tersebut dengan nama Hukum biogenetik

atau teori rekapitulasi, dan menyimpulkan bahwa ontogeni

merupakan rekapitulasi yang disederhanakan dari phylogeni.

Ontogeni adalah sejarah perkembangan makhluk hidup mulai

saat fertilisasi, lahir dan mati., sedangkan phylogeni adalah

sejarah perkembangan makhluk hidup secara evolusi.

5. Teori Plasma Germinal (Teori Determinan)

Teori ini dikemukakan oleh Weismann (1834-1914). Ia

mengemukakan bahwa di dalam proses perkembangan, terjadi

segregasi plasma germinal ke dalam keturunannya secara

berkesinambungan. Di dalam sel terdapat germ plasma dan

somatoplasma. Di dalam germ plasma terdapat determinan-

determinan yang disegregasi secara berkesinambungan dari

generasi ke generasi berikutnya. Pada setiap generasi germ

plasma dan somatoplasma kembali dibentuk. Jadi Germ

plasma bersifat abadi atau immortel germ plasm.

D. CARA MEMPELAJARI PERKEMBANGAN HEWAN.

Untuk mempelajari proses perkembangan suatu organisme,

berbagai cara dapat dilakukan melalui pengamatan pada berbagai

tingkat organisasi, baik molekuler, selluler, biokimiawi, anatomi-

Page 9: EMBRIOLOGI PERKEMBANGAN

9

morfologi, maupun pada tingkat fisiologi dan genetik. Dalam lingkup

yang terbatas, perkembangan hewan dapat dipelajari dengan

berbagai cara yaitu:

1. Deskriptif, yaitu cara mempelajari perkembangan dengan

membuat gambaran atau deskripsi dari berbagai struktur

hewan.

2. Komparatif, yaitu dengan cara membandingkan proses

perkembangan antara suatu sel, jaringan, organ atau sistem

organ, baik dalam satu individu maupun pada individu yang

berbeda.

3. Biokimiawi, yaitu dengan cara mempelajari proses-proses

biokimiawi yang terjadi selama berlangsungnya proses

perkembangan.

4. Eksperimen, yaitu dengan cara melakukan suatu ekspe-

rimen atau percobaan. Eksperimen tersebut dapat berupa

transplantasi, eksplantasi, kloning, kultur organ atau peru-

nutan dengan radioaktif. Eksplantasi merupakan pengelu-

aran sampel sederhana dari suatu jaringan embrio dan

menumbuhkannya dalam suatu lingkungan artifisial, mi-

salnya pada kelompok burung, kelompok dari sel-sel germa

dari suatu individu dapat dieksplantasikan ke individu lain.

Eksplantasi dapat memberikan suatu informasi mengenai

bagaimana suatu jaringan dapat beradaptasi dan ber- dif-

ferensiasi pada lingkungan yang baru. Transplantasi

bertujuan untuk mengetahui perkembangan suatu jaringan

di luar pengaruh jaringan normalnya. Selain jaringan, inti

dari suatu sel juga dapat ditransplantasi-kan ke sel yang

Page 10: EMBRIOLOGI PERKEMBANGAN

10

lain, misalnya transplantasi inti epitel usus ke dalam sel

telur pada Xenopus. Inti epitel usus dikeluarkan, kemudian

dimasukkan ke dalam sel telur Xenopus yang telah

dikeluarkan intinya atau intinya telah diinaktifkan dengan

radiasi ultraviolet. Telur selanjutnya dikultur dan berkem-

bangan menjadi blastla hinggga berudu.

Transplantasi dapat dilakukan dari suatu bagian embrio ke

bagian lain pada embrio yang sama atau embrio lain pada species

yang sama atau pada genus yang sama. Transplantasi dapat dibeda-

kan menjadi beberapa tipe yaitu:

1. Autoplastik atau autografting, yaitu transplantasi jaringan

embrio ke tempat lain pada embrio yang sama.

2. Homoplastik atau homografting, yaitu transplantasi jaringan

dari suatu embrio ke embrio lain pada species yang sama.

3. Heteroplastik atau heterografting, yaitu transplantasi

jaringan dari suatu embrio dari suatu species ke embrio

yang lain pada species yang berbeda.

4. Xenoplastik atau xenografting, yaitu transplantasi jaringan

dari suatu embrio dari suatu species ke embrio yang lain

pada genus yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Carlson, R.M. 1988. Pattens Foundation of Embryology. Mc. Graw Hill Books. New York.

Gilbert, S.F. 1985. Development Biology. Sinauer Ass. Publ. Sunderland. Massacussetts.

Huettner, A. F. 1949. Fundamental of Comparative Embryology of the vertebrates. The Mc. Milla Co. New York.

Page 11: EMBRIOLOGI PERKEMBANGAN

11

Majumdar, N.M. 1985. Texbook of vertebrates Embryology. Mc. Graw Hill Publ. Co. New Delhi.