Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

40
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ekstraksi adalah pemurnian suatu senyawa. Ekstraksi cairan-cairan merupakan suatu teknik dalam suatu larutan(biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarutkedua (biasanya organik), yang pada dasarnya tidak salingbercampur dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zatterlarut (solut) ke dalam pelarut kedua itu. Pemisahan itu dapatdilakukan dengan mengocok-ngocok larutan dalam sebuah corong pemisah selama beberapa menit. Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi merupakan metode pemisahan yang baik dan popular. Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak

Transcript of Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

Page 1: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Ekstraksi adalah pemurnian suatu senyawa. Ekstraksi cairan-cairan

merupakan suatu teknik dalam suatu larutan(biasanya dalam air) dibuat

bersentuhan dengan suatu pelarutkedua (biasanya organik), yang pada

dasarnya tidak salingbercampur dan menimbulkan perpindahan satu atau

lebih zatterlarut (solut) ke dalam pelarut kedua itu. Pemisahan itu

dapatdilakukan dengan mengocok-ngocok larutan dalam sebuah corong

pemisah selama beberapa menit.

Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi merupakan

metode pemisahan yang baik dan popular. Alasan utamanya adalah

bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun

mikro. Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih

kecuali corong pemisah. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat

terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling

bercampur seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform.

Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer dalam jumlah yang

berbeda dalam kedua fase terlarut. Teknik ini dapat digunakan untuk

kegunaan preparative, pemurnian, memperkaya pemisahan serta analisis

pada semua skala kerja. Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia

analisis kemudian berkembang menjadi metode yang baik, sederhana,

Page 2: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

cepat dan dapat digunakan untuk ion-ion logam yang bertindak sebagai

pengotor dan ion-ion logam dalam jumlah makrogram.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara-cara ekstraksi dan identifikasi

komponen kimia yang terkandung dalam sampel korteks kemiri (Aleurites

moluccana L) dengan metode tertentu.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Mengekstraksi komponen kimia yang terdapat dalam sampel

korteks kemiri (Aleurites moluccana L) dengan menggunakan metode

refluks.

I.3 Prinsip Percobaan

Penarikan zat aktif dari dalam sampel korteks kemiri (Aleurites

moluccana L) dengan perbedaan konsentrasi dengan larutan

penyari metanol.

Page 3: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Seperti yang kita ketahui bahwa tujuan ekstraksi adalah untuk

menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini

didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam

pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka,

kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.

Komponen kimia yang terdapat pada tanaman, hewan dan

beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa-senyawa yang

mudah larut dalam pelarut organic. Pelarut organic yang paling umum

digunakan untuk mengekstraksikan komponen kimia dari sel tanaman

adalah methanol, etanol, kloroform, heksan, eter, aseton, benzene dan etil

asetat.

Walaupun FI menyebut bahwa ekstrak merupakan bentuk sediaan

kental, namun berdasarkan konsistensinya, ekstrak dapat dibagi menjadi

3 bentuk, yaitu :

1. Cair : Ekstrak cair, tingtur, maserat minyak (Extracta Fluida

(Liquida)

2. Semi solid : Ekstrak kental (Extracta spissa)

3. Kering : Ekstrak kering (Extracta sicca)

Proses ekstraksi dipengaruhi oleh derajat kehalusan serbuk dan

perbedaan konsentrasi yang terdapat mulai dari pusat butir serbuk

Page 4: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

simplisia sampai ke permukaannya, maupun pada perbedaan konsentrasi

yang terdapat pada lapisan batas. Untuk menyari komponen kimia

diperlukan metode ekstraksi yang disesuaikan dengan sifat-sifat dari

komponen kimia dan tekstur dari bahan alam, sehingga dikenal beberapa

metode ektraksi.

Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman

adalah pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam

rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut

organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan

proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara

konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel (1).

cairan penyari

keluar dari sel

tanaman

Pada dasarnya ekstraksi dapat dibedakan atas dua metode yaitu

ekstraksi secara panas dan ekstraksi secara dingin. Ekstraksi secara

panas meliputi soxhletasi, refluks, destilasi uap air, infundasi sedangkan

secara dingin meliputi perkolasi, dan maserasi.

1. Ekstraksi Dingin

Page 5: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

a. Maserasi

Maserasi dilakukan dengan cara merendam simplisia dalam

cairan penyari, cairan penyari akan menembus dinding sel dan

masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif

akan larut dank arena adanya perbedaan konsentrasi antara

larutan zat aktif di dalam dan di luar sel, maka larutan yang terpekat

akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari yang lain.

Peristiwa tersebut berulang hingga terjadi keseimbangan

konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel (2).

Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara

pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah

diusahakan. Selain itu, kerusakan pada komponen kimia sangat

minimal. Adapun kerugian cara maserasi ini adalah pengerjaannya

lama dan penyariannya kurang sempurna. (1)

Maserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya :

1) Digesti

Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan

pemanasan lemah, yaitu pada suhu 40° - 50° C. Cara maserasi

ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya

tahan terhadap pemanasan.

Dengan pemanasan akan diperoleh keuntungan antara lain :

a) Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat

mengakibatkan berkurangnya lapisan – lapisan batas.

Page 6: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

b) Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat,

sehingga pemanasan tersebut mempunyai pengaruh

yang sama dengan pengadukan.

c) Koefisien distribusi berbanding lurus dengan suhu

absolut dan berbanding terbalik dengan kekentalan,

hingga kenaikan suhu akan berpengaruh pada kecepatan

difusi. Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat bila

suhu dinaikkan.

Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu yang

digunakan, maka perlu dilengkapi dengan pendingin balik,

sehingga cairan penyari yang menguap akan kembali ke

dalam bejana.

2) Maserasi dengan mesin pengaduk

Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus menerus,

waktu proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24

jam.

3) Remaserasi

Cairan penyari dibagi dua. Seluruh serbuk simplisia

dimaserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah dienap

tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan

penyari yang kedua.

4) Maserasi melingkar

Page 7: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar

cairan penyari selalu bergerak dan menyebar. Dengan cara ini

penyari selalu mengalir kembali secara berkesinambungan

melalui serbuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.

Keuntungan cara ini :

a) Aliran cairan penyari mengurangi lapisan batas.

b) Cairan penyari akan didistribusikan secara seragam,

sehingga akan memperkecil kepekatan setempat.

c) Waktu yang diperlukan lebih pendek

5) Maserasi melingkar bertingkat

Pada maserasi melingkar penyarian tidak dapat

dilaksanakan secara sempurna, karena pemindahan massa akan

berhenti bila keseimbangan telah terjadi. Masalah ini dapat diatasi

dengan maserasi melingkar bertingkat (M.M.B.).

Pada proses ini tiap “batch” serbuk simplisia disari beberapa

kali dengan sejumlah cairan penyari. Pada proses ini diperoleh

beberapa kesimpulan yaitu :

1. Serbuk simplisia mengalami proses penyarian beberapa kali,

sesuai dengan jumlah bejana penampung.

2. Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan dari bejana penyari,

dilakukan penyarian dengan cairan penyari baru. Dengan ini

diharapkan agar memberikan hasil penyarian yang maksimal.

Page 8: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

3. Hasil penyarian sebelum diuapkan digunakan dulu untuk

menyari serbuk simplisia yang baru, hingga memberikan sari

dengan kepekatan yang maksimal.

4. Penyarian yang dilakukan berulang-ulang akan mendapatkan

hasil yang lebih baik daripada yang dilakukan sekali dengan

jumlah pelarut yang sama.

b. Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan

mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah

dibasahi. Prinsipnya adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam

bejana silinder yang bagian bawahnya di beri sekat berpori, cairan

penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan

penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang

dilalui sampai mencapai keadaan jenuh, gerakan ke bawah

disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan tekanan

penyari dari cairan diatasnya dikurangi dengan daya kapiler yang

cenderung untuk menahan gerakan ke bawah. (2). Cara perkolasi

lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena :

a) Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian

larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya

lebih rendah sehingga meningkatkan derajat perbedaan

konsentrasi.

Page 9: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

b) Ruangan diantara butir – butir serbuk simplisia membentuk

saluran tempat mengalir cairan penyari. Karena kecilnya

saluran kapiler tersebut, maka kecepatan pelarut cukup

untuk mengurangi lapisan batas, sehingga dapat

meningkatkan perbedaan konsentrasi.

Adapun kerugian dari cara perkolasi ini adalah serbuk kina

yang mengadung sejumlah besar zat aktif yang larut, tidak baik bila

diperkolasi dengan alat perkolasi yang sempit, sebab perkolat akan

segera menjadi pekat dan berhenti mengalir.

2. Ekstraksi Panas

a. Refluks

Merupakan penyarian berkesinambungan dimana simplisia

dan cairan penyari dipanaskan bersama-sama, pada temperatur

tertentu cairan penyari akan mendidih sambil mengekstraksi zat

aktif yang ada dalam sel. Karena panas, cairan penyari akan

Page 10: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

menguap dan naik ke kondensor kemudian terkondensasi dan

kembali ke labu tempat simplisia. Demikian seterusnya hingga zat

aktf tersari sempurna yang ditandai dengan penyarian selama 3-4

jam.

Keuntungan dari metode ini adalah :

a) Dapat mencegah kehilangan pelarut oleh penguapan selama

proses pemanasan jika digunakan pelarut yang mudah

menguap atau dilakukan ekstraksi jangka panjang.

b) Dapat digunakan untuk ekstraksi sampel yang tidak mudah

rusak dengan adanya pemanasan.

Adapun kerugian dari metode ini adalah prosesnya sangat

lama dan diperlukan alat – alat yang tahan terhadap pemanasan.

b. Destilasi uap

Dengan adanya uap air yang masuk, maka tekanan

kesetimbangan uap zat kandungan akan diturunkan menjadi sama

dengan tekanan bagian di dalam suatu sistem, sehinggga produk

akan terdestilasi dan terbawa oleh uap air yang mengalir. Destilasi

Page 11: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

uap bukan semata-mata suatu proses penguapan pada titik

didihnya, tetapi suatu proses perpindahan massa ke suatu media

yang bergerak. Uap jenuh akan membasahi permukaan bahan,

melunakkan jaringan dan menembus ke dalam melalui dinding sel,

dan zat aktifakan pindah ke rongga uap air yang aktif dan

selanjutnya akan pindah ke rongga uap yang bergerak melalui

antar fase (2).

Keuntungan dari destilasi uap ini adalah titik didih dicapai

pada temperatur yang lebih rendah daripada jika tiap– tiap cairan

berada dalam keadaan murni. Selain itu, kerusakan zat aktif pada

destilasi langsung dapat diatasi pada destilasi uap ini.

Kerugiannya adalah diperlukannya alat yang lebih kompleks

dan pengetahuan yang lebih banyak sebelum melakukan destilasi

uap ini.

c. Infundasi

Page 12: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari

simplisia dengan air pada suhu 900 selama 15 menit.

Infudasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan

untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dan bahan-

bahan nabati. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang

tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. oleh

sebab itu sari yang diperoleh dengan cara initidak boleh di simpan

lebih dari 24 jam.

Cara ini sangat sederhana dan sering digunakan oleh

perusahaan obat tradisional. Dengan beberapa modifikasi,, cara ini

sering digunakan intuk membuat ekstrak.

Infus dibuat dengan cara :

1. Membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air 2 kali bobot

bahan, untuk bunga 4 kali bobot bahan dan untuk karagen 10

kali bobot bahan.

2. Bahan baku ditambah dengan air dan dipanaskan selama 15

menit pada suhu 900-980 C. Umumnya untuk 100 bagian sari

diperlukan 10 bagian bahan. (2 : 8)

Page 13: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

d. Soxhletasi

Sampel atau bahan yang akan diekstraksi terlebih dahulu

diserbukkan dan ditimbang kemudaian dimasukkan ke dalam

klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa (tinggi

sampel dalam klonsong tidak boleh lebih dari pipa siphon)

selanjutnya labu alas bulat diisi dengan cairan penyari yang sesuai

kemudian ditempatkan di atas waterbath atau heating mantel dan

diklaim dengan kuat kemudian klonsong yang telah diisi sampel

dipasang pada labu alas bulat yang dikuatkan dengan klaim dan

cairan penyari ditambahkan unuk membasahi sampel yang ada

dalam klonsong (diusahakan tidak terjadi sirkulasi). Setelah itu,

kondensor dipasang tegak lurus dan diklaim pada statif dengan

kuat. Aliran air dan pemanas dijalankan hingga terjadi proses

ekstraksi zat aktif sampai sempurna. Ekstrak yang diperoleh

diumpulkan dan diekatkan denagn alat rotavapor (3 : 85)

Adapun keuntungan dari proses soxhletasi ini adalah

Page 14: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

a) Cairan penyari yang dibutuhkan lebih sedikit dan secara

langsung diperoleh hasil yang lebih pekat.

b) Serbuk simplisia yang disari oleh cairan penyari yang murni,

sehingga dapat menyari zat aktif lebih banyak.

c) Penyarian dapat diteruskan sesuai dengan keperluan, tanpa

menambah volume cairan penyari.

Selain memiliki keuntungan, metode soxhletasi juga

memiliki kerugian, yaitu :

a) Larutan dipanaskan terus-menerus sehingga zat aktif yang

tidak tahan pemanasan kuranmg cocok, ini dapat diperbaiki

dengan menambah peralatan untuk mengurangi tekanan

udara.

b) Cairan penyari didihkan terus menerus , sehingga cairan

penyari yang baik harus murni atau cairan azaotrop.

Adapun jenis ekstraksi yang lain, yaitu:

a) Ekstraksi superkritikal karbondioksida

1.Digunakan untuk ekstraksi serbuk simplisia dan umumnya

digunakan gas karbondioksida.

2.•Dengan variabel tekanan dan temperatur akan diperoleh

spesifikasi kondisi polaritas tertentu yang sesuaui untuk melarutkan

senyawa dengan kandungan tertentu.

b) Ekstraksi ultrasonik

Menggunakan getaran ultrasonik > 20000 Hz

Page 15: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

Prinsipnya meningkatkan permibelitas dinding sel, menimbulakn

gelembung spontan (cavitation) sebagai stres dinamik serta

menimbulkan fraksi interfase

Hasil ektraksi tergantung pada :

– Frekuensi getaran

– Kapasitas alat

– Proses ultrasonik

c) Ekstraksi energi listrik

Energi listrik yang digunakan dalam bentuk medan listrik,

medan magnet, dan electric discharger

•Energi listrik ini dapat mempercepat dan meningkatkan hasil

dengan prinsip menimbulkan gelembung spontan den

menyebarkan gelombang tekanan berkecepatan ultrasonik .

Berdasarkan proses pelaksanaannya ekstraksi, dapat dibedakan dua

macam ekstraksi yaitu :

1.         Ekstraksi berkesinambungan (Continous extractions)

Ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang sama dipakai

berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai

2.          Ekstraksi bertahap (Bath extractions)

Ekstraksi yang dilakukan dengan selalu menggantikan

pelarut pada setiap tahap sampai proses ekstraksi selesai

Faktor- faktor yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut;

1.      Ukuran partikel

Page 16: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

Ukuran partikel mempengaruhi laju ekstraksi dalam beberapa hal.

Semakin kecil ukurannya, semakin besar lusa permukaan antara padat

dan cair; sehingga laju perpindahannya menjadi semakin besar. Dengan

kata lain, jarak untuk berdifusi yang dialami oleh zat terlarut dalam

padatan adalah kecil.

2.      Zat pelarut

Larutan yang akan dipakai sebagai zat pelarut seharusnya

merupakan pelarut pilihan yang terbaik dan viskositasnya harus cukup

rendah agar dapat dapat bersikulasi dengan mudah. Biasanya, zat pelarut

murni akan diapaki pada awalnya, tetapi setelah proses ekstraksi berakhir,

konsentrasi zat terlarut akan naik dan laju ekstraksinya turun, pertama

karena gradien konsentrasi akan berkurang dan kedua zat terlarutnya

menjadi lebih kental.

3.      temperatur

Dalam banyak hal, kelarutan zat terlarut (pada partikel yang

diekstraksi) di dalam pelarut akan naik bersamaan dengan kenaikan

temperatur untuk memberikan laju ekstraksi yang lebih tinggi.

4.      Pengadukan fluida

Pengadukan pada zat pelarut adalah penting karena akan

menaikkan proses difusi, sehingga menaikkan perpindahan material dari

permukaan partikel ke zat pelarut.

Pemilihan juga diperlukan tahap-tahap lainnya. pada ektraksi

padat-cair misalnya, dapat dilakukan pra-pengolahan (pengecilan) bahan

Page 17: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

ekstraksi atau pengolahan lanjut dari rafinat (dengan tujuan mendapatkan

kembali sisa-sisa pelarut).

Rotary evaporator atau rotary vacum evaporator merupakan alat

yang menggunakan prinsip destilasi umum. Prinsip utama alat ini terletak

pada penurunan tekanan sehinnga pelarut dapat menguap pada suhu

dibawah titik didihnya. Rotavapor mampu menguapkan pelarut dibawah

titik didihnya sehingga zat yang terkandung didalam pelarut tidak rusak

oleh suhu tinggi.

Dengan adanya pemutaran labu maka penguapan pun menjadi

lebih cepat terjadi. Pompa vakum digunakan untuk menguapkan larutan

agar naik ke kondensor yang selanjutnya akan diubah kembali ke dalam

bentuk cairan.

Gambar rotavapor dan bagian-bagiannya

Page 18: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

Keterangan:

1.    Hot plate : berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath dengan

temperatur yang diinginkan (tergantung titik didih dari pelarut)

2.    Waterbath : sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk

labu alas yang berisi “sampel”

3.    Ujung rotor “sampel” : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat

sampel bergantung.

4.    Lubang kondensor : berfungsi pintu masuk bagi air kedalam

kondensor yang airnya disedot oleh pompa vakum.

5.    Kondensor : serfungsi sebagai pendingin yang mempercepat proses

perubahan fasa, dari fasa gas ke fasa cair.

6.    Lubang kondensor : berfungsi pintu keluar bagi air dari dalam

kondensor.

7.    Labu alas bulat penampung : berfungsi sebagai wadah bagi

penampung pelarut.

8.    Ujung rotor “penampung” : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat

penampung bergantung.

Adapun hal-hal yang diperhatikan dalam menjalankan rotavapor:

1. Selang air serta tekanan in out tidak boleh tertukar.

2. Perhatikan petunjuk masing-masing alat, karena kemampuan

alat pompa vakum berbeda-beda.

3. Urutan pemasangan dan pengoperasian juga pelepasan serta

pengnonaktifan harus tertib.

Page 19: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

4. Suhu pada waterbath harus disesuaikan dengan pelarut yang

digunakan (3).

Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat,

cair atau gas, yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut paling umum

digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang juga

umum digunakan adalah bahan kimia organik (mengandung karbon) yang

juga disebut pelarut organik.

Syarat-syarat pelarut adalah sebagai berikut:

a. Kapasitas besar

b. Selektif

c. Volabilitas cukup rendah (kemudahan menguap/titik didihnya cukup

rendah)

Cara memperoleh penguapannya adalah dengan cara penguapan diatas

penangas air dengan wadah lebar pada temperature 60oC, destilasi, dan

penyulingan vakum.

d. Harus dapat diregenerasi

e. Relative tidak mahal

f. Non toksik, non korosif, tidak memberikan kontaminasi serius dalam

keadaan uap

g. Viskositas cukup rendah

Prinsip kelarutan adalah like dissolve like, yaitu (1) pelarut polar

akan melarutkan senyawa polar, demikian juga sebaliknya pelarut

nonpolar akan melarutkan senyawa nonpolar, (2) pelarut organik akan

Page 20: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

melarutkan senyawa organik. Ekstraksi senyawa aktif dari suatu jaringan

tanaman dengan berbagai jenis pelarut pada tingkat kepolaran yang

berbeda bertujuan untuk memperoleh hasil yang optimum, baik jumlah

ekstrak maupun senyawa aktif yang terkandung dalam contoh uji.

Prosedur klasik untuk memperoleh kandungan senyawa organik

dari jaringan tumbuhan kering adalah dengan proses ekstraksi

berkesinambungan atau bertingkat dengan menggunakan beberapa

pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya (3). Ekstraksi

berkesinambungan dilakukan secara berturut-turut dimulai dengan pelarut

nonpolar (misalnya n-heksan atau kloroform) dilanjutkan dengan pelarut

semipolar (etil asetat atau dietil eter) kemudian dilanjutkan dengan pelarut

polar (metanol atau etanol). Pada proses ekstraksi akan diperoleh ekstrak

awal (crude extract) yang mengandung berturut-turut senyawa nonpolar,

semipolar, dan polar (4). Hasil ekstrak yang diperoleh tergantung pada

beberapa faktor, yaitu kondisi alamiah senyawa tersebut, metode

ekstraksi yang digunakan, ukuran partikel contoh uji, kondisi dan waktu

penyimpanan, lama waktu ekstraksi, dan perbandingan jumlah pelarut

terhadap jumlah contoh uji (5).

Polaritas sering diartikan sebagai adanya pemisahan kutub

bermuatan positif dan negatif dari suatu molekul sebagai akibat

terbentuknya konfigurasi tertentu dari atom-atom penyusunnya. Dengan

demikian, molekul tersebut dapat tertarik oleh molekul yang lain yang juga

mempunyai polaritas yang kurang lebih sama. Besarnya polaritas dari

Page 21: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

suatu pelarut proporsional dengan besarnya konstanta dielektriknya (6).

Menurut Stahl (1985), konstanta dielektrik (ε) merupakan salah satu

ukuran kepolaran pelarut yang mengukur kemampuan pelarut untuk

menyaring daya tarik elektrostatik antara isi yang berbeda.

Kelarutan suatu mulekul dapat dijelaskan dengan dasar polaritas

dari molekul. Misalnya air ( polar ) dan benzene ( nonpolar), pelarut-

pelarut ini tidak bercampur. Secara umum, like dissolve like ; bahan

dengan polaritas yang ssama akan larut kedalam bagian lainnya. Pelarut

polar seperti air, mempunyai muatan parsial yang akan berinteraksi

dengan dengan muatan parsial dari suatu senyawa polar, misalnya

natrium klorida. Begitupula dengan senyawa nonpolar yang tidak memiliki

muatan, pelarut polar tidakdapat berinteraksi dengan senyawa tersebut.

Alkana adalan senyawa nonpolar, dan tidak larut kedalam pelarut polar

misalnya petroleum eter (7). ................................................................

Pelarut dengan nilai konstanta dielektrik yang tinggi ( ԑr > 10 ),

seperti air dan ammonia, dikenal sebagai pelarut polar dan pelarut

ionisasi, digunakan untuk pembentukan dan pemisahan ion-ion dalam

larutannya, dan jika nilai ԑr sekitar 2, seperti dietil eter, tetraklorometan,

dan heksan, adalah pelarut non polar dan pelarut non ionisasi.

Macam-Macam Pelarut

Solvent Rumus kimiaTitik

didih

Konstanta

Dielektrik

Massa

jenis

Pelarut Non-Polar

Page 22: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

HeksanaCH3-CH2-CH2-CH2-

CH2-CH3

69 °C 2.00.655

g/ml

Benzena C6H6 80 °C 2.30.879

g/ml

Toluena C6H5-CH3 111 °C 2.40.867

g/ml

Dietil eterCH3CH2-O-CH2-

CH3

35 °C 4.30.713

g/ml

Kloroform CHCl3 61 °C 4.81.498

g/ml

Etil asetatCH3-C(=O)-O-CH2-

CH3

77 °C 6.00.894

g/ml

Pelarut Polar Aprotic

1,4-Dioksana/-CH2-CH2-O-CH2-

CH2-O-\101 °C 2.3

1.033

g/ml

Tetrahidrofuran(THF)/-CH2-CH2-O-CH2-

CH2-\66 °C 7.5

0.886

g/ml

Diklorometana(DCM) CH2Cl2 40 °C 9.11.326

g/ml

Asetona CH3-C(=O)-CH3 56 °C 210.786

g/ml

Asetonitril (MeCN) CH3-C≡N 82 °C 37 0.786

Page 23: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

g/ml

Dimetilformamida(DMF) H-C(=O)N(CH3)2 153 °C 380.944

g/ml

Dimetil

sulfoksida(DMSO)CH3-S(=O)-CH3 189 °C 47

1.092

g/ml

Pelarut Polar Protic

Asam asetat CH3-C(=O)OH 118 °C 6.21.049

g/ml

n-ButanolCH3-CH2-CH2-CH2-

OH118 °C 18

0.810

g/ml

Isopropanol (IPA) CH3-CH(-OH)-CH3 82 °C 180.785

g/ml

n-Propanol CH3-CH2-CH2-OH 97 °C 200.803

g/ml

Etanol CH3-CH2-OH 79 °C 300.789

g/ml

Metanol CH3-OH 65 °C 330.791

g/ml

Asam format H-C(=O)OH 100 °C 581.21

g/ml

Air H-O-H 100 °C 801.000

g/ml

f

Page 24: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ekstraksi adalah mantle

heat, labu alas bulat, refluks, toples.

III.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ekstraksi adalah

aluminium foil, metanol, korteks kemiri.

III. 2. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang simplisia sebanyak 500 gram

3. Dimasukkan simplisia ke dalam labu alas bulat.

4. Diambil methanol sebanyak 900 ml menggunakan gelas beker

5. Dimasukkan methanol sedikit demi sedikit hingga membasahi

seluruh simplisia korteks kemiri (Aleurites moluccana L)

6. Dinyalakan alat refluks.

7. Keluarkan simplisia dari labu alas bulat, saring dan diuapkan.

Page 25: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV. 1. Tabel Pengamatan

Nama Sampel Pelarut metanol Berat sampel

Korteks kemiri

(Aleurites moluccana ).

900 ml 500 gram

%Rendamen =Bobot ekstrakBobot simplisia

x 100 %

%Rendamen =2 gram500 gram

x 100 %

%Rendamen = 0,4 %

IV.2 Gambar Pengamatan

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Nama tanaman : Korteks kemiri (Aleurites moluccana).

Page 26: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam mengetahui kandungan kimia dari Korteks kemiri (Aleurites

moluccana). perlu dilakukan beberapa langkah. Dari pengumpulan,

penyiapan, dan ekstraksi sampel dengan bobot basah (bobot awal) 2 kg

setelah kering menjadi 500 gram, disebabkan hilangnya atau turunnya

kadar air dari sampel. Pada saat akan diekstraksi, sampel kering yang

telah di rajang atau dipotong kecil-kecil dimasukkan dalam labu alas bulat.

Setelah itu, sampel ditambahi dengan methanol (cairan penyari).

Prinsip metode refluks adalah penyarian komponen zat aktif secara

berkesinambungan dimana sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat

bersama-sama dengan cairan penyari dipanaskan dan akan menguap ke

kondensor, terjadi proses kondensasi yang akan turun kembali menuju

labu alas bulat dan akan menyari kembali sampel yang berada pada labu

alas bulat, demikian seterusnya sampai penyarian sempurna.

Dari bobot sampel kering sebesar 500 gram diperoleh ekstrak

sebesar 2 gram, sehingga % rendamen ekstrak adalah 0,4 %.

Page 27: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

BAB VI

PENUTUP

VI. 1. Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa Dari

bobot sampel kering sebesar 500 gram diperoleh ekstrak sebesar 2 gram,

sehingga % rendamen ekstrak adalah 0,4 %.

VI. 2. Saran

Untuk asisten tetap sabar dalam membimbing dan menjelaskan

kepada praktikan. Karena banyak yang di dapatkan dengan bimbingan

yang baik pula.

Page 28: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy

DAFTAR PUSTAKA

1. Tobo, Fachruddin, 2001, Buku Pegangan Laboratorium Fitokimia I,

Laboratorium Fitokimia Jurusan Farmasi Unhas, Makassar.

2. Ditjen POM, (1986), Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

3. Pangestu, Ayu & Setyo Wuri Handayani. 2011. Rotary Evaporator dan

Ultraviolet Lamp. Bogor: Institut Pertanian Bogor Program

Keahlian Analisis Kimia.

4. Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern

Menganalisis Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB.

5. Hostettmann, K., Marston, A., dan Hostettmann, M.,

1997,PreparativeChromatography Techniques: Application in

natural Product Isolation,Springer, Jerman.

6. Adnan M. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisa Bahan Makanan.

Yogyakarta: Penerbit Andi

7. Chemistry for Phrmacy Students : General, Organic and Natural

Product Chemistry. 2007. Satyajit D. Sarker & Lutfun Nahar.

John Willey & Sons Ltd. England.

2. Instant Notes : Analytical Chemistry. 2002. D. Kealey & P.

J. Haines. BIOS Scientific Publishers Limited. UK.

Page 29: Ekstraksi Sampel Korteks Kemiri - Copy